20
Jurnal Agriuma: 2 (1) April 2020, ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online)
JURNAL AGRIUMA
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agriuma
Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai) Rice Farmers Household Food Security Analysis
(Case Study: Melati II Village, Perbaungan District, Serdang Bedagai Regency)
Johan Andiras Tarigan, Khairul Saleh, Faoeza Hafiz
1Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area, Indonesia
Diterima: April 2020 Disetujui: April 2020 Dipublish: April 2020
*Coresponding Email: [email protected]
Abstrak Ketahanan pangan merupakan suatu wujud dimana masyarakat mempunyai pangan yang cukup ditingkat wilayah dan juga masing-masing rumah tangga, serta mampu mengakses pangan dengan cukup untuk semua anggota keluarga sehingga mereka dapat hidup sehat dan bekerja secara produktif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar rumah tangga tani padi tahan pangan dan melihat faktor apa yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani padi. Sampel diambil dengan metode purposive, menentukan sampel yang diambil adalah unit rumah tangga petani padi dengan sebanyak 30 sampel. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda. Variabel yang diteliti yaitu harga minyak goreng, harga telur, harga tempe, harga ayam, harga tahu, harga gula pasir, harga mie instan, pendapatan usaha tani padi, pendapatan non usaha tani padi, dan jumlah anggota keluarga.
Kata Kunci: modal usaha; pendapatan petani padi; pengeluaran rumah tangga tani padi
Abstract
Food security is a condition where the community has adequate food at the regional level and also each household, and is
able to access food sufficiently for all family members, so they can live healthy and work proactively. This study aims to
look at how much food-resistant rice farming households and see what factors affect the level of food security of rice
farming households. Samples were taken by purposive method, which determines the sample taken is a household unit of
rice farmers with as many as 30 samples. The method used is multiple linear regression. The variables studied were
cooking oil prices, egg prices, tempe prices, chicken prices, tofu prices, granulated sugar prices, instant noodle prices, rice
farming income, non-rice farming income, and the number of family members.
Keywords: rice farmer income, venture capital, rice farmer household expenses
Jurnal Agriuma:, 2 (1) April 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (20-30)
21
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan ketahanan pangan baik d
itingkat nasional, regional maupun rumah tangga. Secara hirarki ketahanan pangan dapat terjadi
pada tingkat global, regional, nasional, lokal atau daerah, rumah tangga dan individu
(Simatupang, 1999). Tingkat ketahanan pangan yang lebih tinggi merupakan syarat yang
diperlukan bagi tingkat ketahanan pangan yang lebih rendah, tetapi bukan syarat yang
mencukupi. Hal tersebut disebabkan karena tercapainya ketahanan pangan di tingkat wilayah
tidak menjamin tercapainya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Berdasarkan hasil Musrenbangnas pada tahun 2015 salah satu target pada bidang
Pangan dan Pertanian adalah perkuatan ketahanan pangan dimana peningkatan produksi padi
mencapai 73.4 juta ton, kedelai 0,9 juta ton, jagung 20 juta ton, gula 2,9 juta ton, daging sapi
476,8 ribu ton, dan unggas 1,1 juta ton serta skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai 82,9.
Salah satu arah kebijakan perkuatan ketahanan pangan yaitu perbaikan kualitas konsumsi
pangan dan gizi masyarakat dengan peningkatan produksi padi dan sumber pangan protein.
Dari Bappenas tahun 2014 didapatkan data bahwa di Pulau Sumatera provinsi penghasil padi
terbesar adalah Sumatera Utara diikuti oleh Sumatera Selatan dan Lampung. Sumatera Utara
dalam Musrenbangnas ditargetkan peningkatan sasaran produksi padi pada tahun 2015 sebesar
3.837.486 ton dari 3.727.249 ton pada tahun 2013 untuk jagung, Sumatera Utara yang
menempati urutan kedua setelah Lampung di Pulau Sumatera pada tahun 2015 ditargetkan
produksi sebesar 1.277.341 ton dan untuk kedelai sebesar 3.656 ton.
Menurut Badan Pusat Statistik 2015, Kecamatan Perbaungan mempunyai potensi yang
sangat besar di bidang pertanian dengan luas lahan 12.158 Ha menjadi andalan bagi Kabupaten
Serdang Bedagai dimana Tanah Sawah 5.535 Ha dan Tanah Kering 6.623 Ha yang menjadi
andalan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lumbung beras.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, Kecamatan Perbaungan memiliki
luas lahan areal sawah yang diusahakan untuk tanaman padi terbesar yakni Melati II sebesar
847 Ha, Lubuk Bayas sebesar 373 Ha, Pematang Sijonam sebesar 268 Ha, Lubuk Rotan sebesar
276 Ha, Sei Naga Lawan sebesar 252 Ha, Cinta Air sebesar 250 Ha, Kota Galuh sebesar 235 Ha,
Suka Jadi sebesar 202 Ha, Kesatuan sebesar 188 Ha, Tualang sebesar 180 Ha, Suka Beras sebesar
150Ha, Tanah Merah sebesar 150 Ha, Lubuk Dendang sebesar 120 Ha, Sei Sijenggi sebesar 100
Ha, Jambur Pulau sebesar 100 Ha, Melati I sebesar 5 Ha.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan kajian untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi ketahanan pangan petani sehingga tercapai ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga tani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengeluaran pangsa pangan
serta faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga tani padi
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer
berasal dari wawancara dan kuesioner atau angket yang diisi oleh 30 responden atau rumah
tangga petani yang didapatkan berdasarkan metode purposive sampling. Sedangkan data
sekunder bersumber dari dari Badan Pusat Statistik (BPS), artikel, serta dokumen-dokumen
terkait lainnya.
Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui besar pengeluaran pangsa pangan
adalah metode analisis statistik Uji t dan Uji F.
Analisis Pangsa Pengeluaran Pangan
Johan Andiras Tarigan, Khairul Saleh, Faoeza Hafiz, Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)
22
Untuk menganalisis pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani padi dilakukan
dengan rumus berikut:
PPP = X 100%
Dimana:
PPP = Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah tangga Petani Padi (%)
PPG = Pengeluaran Pangan Petani Padi (Rp/thn)
PRT = Pendapatan Total Rumah tangga Petani Padi (Rp/thn)
(Purwanti, P, 2008)
Menurut Suhardjo (1996) dan Azwar (2004) pangsa pengeluaran pangan merupakan
salah satu indikator ketahanan pangan, semakin besar pangsa pengeluaran untuk pangan berarti
ketahanan pangan semakin berkurang. semakin tinggi kesejahteraan masyarakat suatu negara
pangsa pengeluaran pangan penduduknya semakin kecil, demikian sebaliknya (Deaton dan
Muellbauer, 1980).
Analisis yang Mempengaruhi Tingkat Ketahanan Pangan
Model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
ketahanan pangan rumah tangga tani yaitu menggunakan fungsi ketahanan pangan, dimana
variabel ketahanan pangan diukur menggunakan indeks Pangsa Pengeluaran Pangan semakin
kecil Pangsa Pengeluaran Pangan, maka ketahanan pangan semakin baik dan angka indeks akan
semakin besar. Adapun bentuk persamaannya yaitu:
𝑦𝑝 = 𝑐0 + 𝑐1𝑥1+𝑐2𝑥2+𝑐3𝑥3+𝑐4𝑥4+𝑐5𝑥5+𝑐6𝑥6+𝑐7𝑥7+𝑐8𝑥8+𝑐9𝑥9+𝐶10+𝜖……………
Dimana:
Yp = indeks pangsa pengeluaran pangan
X1 = harga minyak goreng (Rp/Kg)
X2 = harga telur (Rp/Butir)
X3 = harga tempe (Rp/Papan)
X4 = harga ayam (Rp/Kg)
X5 = harga tahu (Rp/Papan)
X6 = harga gula pasir (Rp/Kg)
X7 = harga mie instant (Rp/Bungkus)
X8 = pendapatan usaha tani padi (Per musim/Tahun)
X9 = pendapatan non usaha tani padi (Hari/Minggu/Bulan)
X10 = jumlah anggota keluarga (Orang)
c0 = intercept
C1,…C10 = koefisien regresi
Ε = error Pengujian Serentak (Uji F)
Jurnal Agriuma:, 2 (1) April 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (20-30)
23
3%
≤60% Pengeluaran Pangan
97% ≥60% Pengeluaran Pangan
Pengujian parameter secara serentak yaitu untuk menguji seluruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang dapat dilakukan dengan menggunakan
uji F, dengan kriteria uji:
H0 ditolak apabila : F hitung > F tabel ,
H1 diterima apabila : F hitung < F tabel
Dengan hipotesis yang digunakan:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 =b5 = b6 = b7 = b8 =b9 = b10 = 0; artinya faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga tani padi bukan merupakan penjelas yang signifikan bagi ketahanan pangan rumah tangga.
H1 : b1 = b2 = b3 = b4 =b5 = b6 = b7 = b8 =b9 = b10 = 0; artinya faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga tani padi merupakan penjelas yang signifikan bagi ketahanan pangan rumah tangga.
Pengujian Parsial (Uji-t)
Uji-t dilakukan dengan menguji pengaruh setiap variabel dependen terhadap variabel independen, dengan kriteria uji sebagai berikut:
H0 ditolak apabila : t hitung > t tabel , α 10%
H1 diterima apabila : t hitung < t tabel, α 10%
Dengan hipotesis yang digunakan:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 =b5 = b6 = b7 = b8 =b9 = b10 = 0; artinya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani padi berpengaruh tidak nyata bagi ketahanan pangan rumah tangga tani padi.
H1 : b1 = b2 = b3 = b4 =b5 = b6 = b7 = b8 =b9 = b10 ≠ 0; artinya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani padi berpengaruh nyata bagi ketahanan pangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pangsa Pengeluaran Pangan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pangsa pengeluaran pangan di Desa Melati II,
Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.
Gambar 1. Persentasi Pangsa Pengeluaran Pangan
Johan Andiras Tarigan, Khairul Saleh, Faoeza Hafiz, Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)
24
Dari gambar diatas diketahui bahwa Rumah Tangga Tani Padi di desa Melati II, Kecamatan
Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berkut:
1. 97% merupakan petani tahan pangan, apabila pengeluaran pangan petani ≤ 60%.
2. 3% merupakan petani rentan pangan, apabila pengeluran pangan petani ≥ 60%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai mayoritas tahan pangan.
Hasil Analisis Linear Berganda Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda dari analisis ketahanan pangan rumah
tangga tani padi di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda
Model
B t hit Sig
(Constant) 40,129 1,995 0,061
Harga minyak goreng (Kg) -1,846 -1,297 0,21
Harga telur (Butir) 0,043 0,869 0,396
Harga tempe (Papan) 0,088 1,694 0,107
Harga ayam (Kg) -1,519 -1,487 0,154
Harga tahu (Bungkus) 0,002 0,089 0,93
Harga gula pasir (Kg) 0,104 0,065 0,949
Harga mie instan (Bungkus) -0,013 -0,551 0,588
Pendapatan usaha tani padi (Per musim/bulan) -0,45 -3,41 0,003
Pendapatan non usaha tani padi (Bulan) -0,254 -1,173 0,255
Jumlah anggota keluarga (Orang) 0,085 0,427 0,674
R Square .514
F hit 2.010 .091
Ket: Signifikan pada α=10%
Berdasarkan regresi linear berganda maka didapatkan persamaan sebagai berikut:
Y = 40,129 – 1,846 X1 + 0,043 X2 + 0,088 X3 – 1,519 X4 + 0,002 X5 + 0,104 X6 – 0,013 X7 – 0,45 X8 –
0,254 X9 + 0,085 X10
Keterangan:
Y = Pangsa Pengeluaran Petani Padi Sawah Permusim (Rp)
X1 = Harga Minyak Goreng (Rp/kg)
X2 = Harga Telur (Rp/papan)
X3 = Harga Tempe (Rp/butir)
X4 = Harga Ayam (Rp/kg)
X5 = Harga Tahu (Rp/bungkus)
X6 = Harga Gula Pasir (Rp/kg)
X7 = Harga Mie Instan (Rp/bungkus)
X8 = Pendapatan Usaha Tani Padi (Rp/musim)
X9 = Pendapatan Non Usaha Tani Padi (Rp/bulan) X10
= Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
Jurnal Agriuma:, 2 (1) April 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (20-30)
25
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa:
1. Konstanta (a) = 40,129 menunjukan nilai konstanta, jika nilai Minyak Goreng (X1), Telur (X2),
Tempe (X3), Ayam (X4), Tahu (X5), Gula Pasir (X6), Mie Unstan (X7), Pendapatan Usaha Tani Padi
(X8), Pendapatan Non Usaha Tani Padi (X9), dan Jumlah Anggota Keluarga (X10) = 0, maka hasil
pengeluaran tani padi (Y) akan sebesar Rp 40,129.
2. Koefisien regresi variabel Harga Minyak Goreng (X1) sebesar -1,846 artinya jika harga minyak
goreng turun sebesar Rp 1, maka sisa hasil pengeluaran tani padi akan mengalami penurunan
sebesar Rp 1,846 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
3. Koefisien regresi variabel Harga Telur (X2) sebesar 0,043 artinya jika harga telur mengalami
kenaikan sebesar 1 tingkat, maka hasil pengeluaran tani padi mengalami peningkatan sebesar
Rp 0,043 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
4. Koefisien regresi variabel Harga Tempe (X3) sebesar 0,088 artinya jika harga tempe mengalami
kenaikan sebesar Rp 1, maka hasil pengeluaran tani padi mengalami peningkatan sebesar Rp
0,088 dengan asumsi independen lainnya bernilai tetap.
5. Koefisien regresi variabel Harga Ayam (X4) sebesar -1.519 artinya jika harga ayam mengalami
penurunan sebesar Rp 1, maka hasil pengeluaran tani padi mengalami penurunan sebesar Rp
1,519 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
6. Koefisien regresi variabel Harga Tahu (X5) sebesar 0,002 artinya jika harga tahu mengalami
kenaikan sebesar Rp 1, maka hasil pengeluaran tani padi mengalami kenaikan sebesar Rp 0,002
dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
7. Koefisien regresi variabel Harga Gula Pasir (X6) sebesar 0,104 artinya jika harga gula pasir
mengalami kenaikan sebesar Rp 1, maka hasil asumsi pengeluaran tani padi mengalami
kenaikan sebesar Rp 0,104 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
8. Koefisien regresi variabel Harga Mie Instan (X7) sebesar -0,013 artinya jika harga mie instan
mengalamin penurunan sebesar Rp 1, maka hasil asumsi pengeluaran tani padi mengalami
penurunan sebesar Rp 0,013 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
9. Koefisien regresi variabel Pendapatan Usaha Tani Padi (X8) sebesar -0,45 artinya jika
pendapatan usaha tani padi mengalami penurunan sebesar Rp 1, maka hasil pengeluaran tani
padi mengalami penurunan sebesar Rp 0,45 dengan asumsi variabel independen lainnya
bernilai tetap.
10.Koefisien regresi variabel Pendapatan Non Usaha Tani (X9) sebesar -0,254 artinya jika
pendapatan non usaha tani mengalami penurunan sebesar Rp 1, maka hasil pengeluaran tani
padi mengalami penurunan sebesar Rp 0,254 dengan asumsi variabel independen lainnya
bernilai tetap.
11.Koefisien regresi Jumlah Anggota Keluarga (X10) sebesar 0,085 artinya jika jumlah anggota
keluarga mengalami kenaikan sebesar 1 orang, maka hasil asumsi pengeluaran tani padi
mengalami kenaikan sebesar Rp 0,085 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai
tetap.
(R2)
Setelah dilakukan analisis terhadap koefisien determinasi untuk regresi linear berganda R2
maka diperoleh nilai sebesar 0,514 atau 51.4% yang berarti bahwa variabel harga minyak goreng,
harga telur, harga tempe, harga ayam, harga tahu, harga gula pasir, harga mie instan, pendapatan
usaha tani padi, pendapatan non usaha tani padi, dan jumlah anggota keluarga dapat menjelaskan
variabel indeks ketahanan pangan. Sedangkan sisanya 48,6 % variabel yang lain tidak dijelaskan di
dalam model seperti: biaya anak sekolah, pajak bangunan, pajak kendaraan, asuransi kesehatan dan
Johan Andiras Tarigan, Khairul Saleh, Faoeza Hafiz, Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)
26
lain sebagainnya.
F. Hitung
Setelah dilakukan analisis terhadap koefisien determinasi untuk regresi linear berganda F.
hitung maka diperoleh nilai 2.010 dengan tingkat signifikan sebesar 0,091 dapat diartikan F. hitung
signifikan. Hal ini dijelaskan dengan landasan α 10%. Dengan tingkat kepercayaan 90% atau
tingkat signifikannya adalah α = 10% atau 0,1, hal ini berarti pada tingkat kepercayaan 90% dan
searah.
Dikatakan bahwa variabel harga minyak goreng, harga telur, harga tempe, harga ayam,
harga tahu, harga gula pasir, harga mie instan, pendapatan usaha tani padi, pendapatan non usaha
tani padi, dan jumlah anggota keluarga secara serempak mempengaruhi indeks pangsa
pengeluaran pangan.
t. Hitung
Berdasarkan hasil pada Tabel 1 dapat dibuat persamaan regresi linear berganda untuk
melihat analisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani padi di desa Melati II Kecamatan
Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah uji t digunakan untuk menguji signifikansi
konstanta dan setiap variabel independen.
Dengan melihat data pada tabel tersebut maka diperoleh model linear berganda dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = 40.129 – 1.846X1 + 0,43X2 + 0,88X3 – 1.519X4 + 0,02X5 + 1,04X6 -0,13X7 - 4,50X8 -
2,54X9 +0,85X10
Uji ini membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan asumsi terima H0 jika t-hitung < t-
tabel atau tolak jika t-hitung > t-tabel. Jika tingkat signifikansi < 0,1 maka H0 ditolak dan tingkat
signifikansi > 0,1 maka H0 diterima.
Pembahasan
Pangsa Pengeluaran Pangan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi
di Desa Melati II, KecamatanPerbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dapat diketahui bahwa di
Desa tersebut mayoritas tahan pangan dengan jumlah rumah tangga tani padi yang tahan pangan
97%. Hal ini dapat terjadi dikarenakan sebagian besar hasil panen dikonsumsi sendiri sedangkan
sisanya dijual.
Secara rinci besar kecilnya petani mengkonsumsi hasil panen padinya dapat mempengaruhi
tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani tersebut. Hal ini disebabkan karena kebutuhan
pokok negara kita pada umumnya adalah beras yang harus dipenuhi setiap harinya untuk
kebutuhan hidup.
Harga Minyak Goreng (X1)
Koefisien harga minyak goreng (X1) untuk variabel harga minyak goreng sebesar 1,846.
Hasil uji t diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,21. Secara parsial harga minyak goreng tidak
berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan rumah tangga petan padi. Hal ini disebabkan
karena tingkat signifikan harga telur sebesar 0,21> 0,1 maka H0 diterima H1 ditolak. Secara rinci
minyak goreng tidak mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani padi,
dikarenakan apabila harga minyak goreng naik ataupun turun sewaktu-waktu, petani tetap
Jurnal Agriuma:, 2 (1) April 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (20-30)
27
membeli minyak goreng sebagai bahan pokok yang digunakan untuk mengelola berbagai masakan
setiap harinya.
Harga Telur (X2)
Koefisien harga telur (X2) untuk variabel harga telur diperoleh sebesar 0,043. Hasil uji t
diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,396. Secara parsial harga telur tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani padi. Hal ini disebabkan karena tingkat signifikan
harga telur sebesar 0,396 > 0,1 maka H0 diterima H1 ditolak. Dikarenakan keluarga petani tidak
setiap saat konsumsi telur dan peningkatan atau penurunan harga telur tidak berpengaruh besar.
Oleh karena itu harga telur tidak dapat mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga tani padi.
Harga Tempe (X3)
Koefisien harga tempe (X3) untuk variabel harga telur sebesar 0,088. Hasil uji t diperoleh
tingkat signifikan sebesar 0,107. Secara parsial harga tempe tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketahanan pangan rumah tanggai. Hal ini disebabkan karena tingkat signifikan harga tempe
sebesar 0,107 > 0,1 maka H0 diterima H1 ditolak. Dikarenakan petani tidak setiap saat
mengkonsumsi tempe dikarenakan tempe merupakan bahan pelengkap untuk konsumsi dan bukan
bahan utama. Sehinnga secara rinci harga tempe tidak dapat mempengaruhi tingkat ketahanan
pangan.
Harga Ayam (X4)
Koefisien harga ayam (X4) untuk variabel harga ayam sebesar 1,519. Hasil uji t diperoleh
tingkat signifikan sebesar 0,154. Secara parsial harga ayam tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani padi. Dikarenakan petani tidak setiap saat mengkonsumsi
ayam sebagai lauk makanan sehari – hari dan disamping itu juga keluarga petani memiliki ternak
ayam dirumahnya, sehingga apabila ingin mengkonsumsi ayam, petani hanya tinggal mengambil
dari kandang.
Harga Tahu (X5)
Koefisien harga tahu (X5) untuk variabel harga tahu sebesar 0,002. Hasil uji t diperoleh
tingkat signifikan sebesar 0,93. Secara parsial harga tahu tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketahanan pangan rumah tangga petani padi. Hal ini disebabkan karena tingkat signifikan harga
tahu sebesar 0,93> 0,1 maka H0 diterima H1 ditolak. Dikarenakan konsumsi tahu sama pentingnya
seperti mengkonsumsi tempe. Tahu atau tempe bukan merupakn makanan utama tetapi
pendamping makanan utama, sehingga tidak mempengaruhi secara signifikan.
Harga Gula Pasir (X6)
Koefisien harga gula pasir (X6) untuk variabel harga gula pasir sebesar 0,104.Hasil uji t
diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,949.Secara parsial harga gula pasir tidak berpengaruh
signifikan terhadap ketahanan rumah tangga petani padi. Hal ini disebabkan karena tingkat
signifikan harga gula pasir sebesar 0,949 > 0,1 maka H0 diterima H1 ditolak. Dikarenakan apabila
harga gula pasir naik ataupun turun, petani tetap akan membeli untuk kebutuhan yang diperlukan
seperti membuat berbagai masakan, membuat minuman (teh, kopi) sangat dibutuhkan gula sebagai
bahan pelengkap dan lain sebagainya. Sehingga secara rinci harga gula tidak mempengaruhi
ketahanan pangan rumah tangga tani padi.
Harga Mie Instan (X7)
Koefisien harga mie instan (X7) untuk variabel harga mie instan sebesar 0,013. Hasil uji t
diperoleh tingkat signifikan 0,588. Secara parsial harga mie instan tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani padi. Hal ini disebabkan karena tingkat signifikan
Johan Andiras Tarigan, Khairul Saleh, Faoeza Hafiz, Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)
28
harga mie instan sebesar 0,588 > 0,1 maka H0 diterima H1 ditolak. Dikarenakan apabila harga mie
instan naik ataupun turun, petani tetap akan membeli untuk kebutuhan hidup yang diperlukan
sewaktu-waktu sebagai ganti bahan makanan ketika petani tidak dapat membeli bahan masakan
yang lain untuk dikonsumsi. Sehingga secara rinci harga mie instan tidak mempengaruhi
ketahanan pangan rumah tangga tani padi.
Pendapatan Usaha Tani Padi (X8)
Koefisien pendapatan usaha tani padi (X8) untuk variabel pendapatan usaha tani padi
sebesar 0,45 dimana berarti bahwa ketika pendapatan meningkat sebesar Rp 1 maka indeks
pangsa ketahanan pangan meningkat atau menurun sebesar 0,45. Dikarenakan 97% petani
berdasarkan hasil panen petani yang merupakan beras sebagian besar dikonsumsi sendiri sebagai
bahan pokok utama yang diperlukan setiap harinya dan sisanya dijual untuk memenuhi kebutuhan
hidup lainnya walaupun sewaktu-waktu harga beras naik, petani sudah mempunyai stok beras
kedepan untuk dikonsumsi tanpa membeli beras lagi. Disamping itu ketika pendapatan petani
seseorang naik maka akan mengurangi tingkat konsumsi dan akan mengalihkan pengeluarannya
untuk konsumsi rumah tangga lainnya.
Pendapatan Non Usaha Tani Padi (X9)
Koefisien pendapatan non usaha tani padi (X9) untuk variabel pendapatan non usaha tani
padi sebesar 0,254. Hasil uji t diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,255. Secara parsial
pendapatan non usaha tani padi tidak berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan rumah
tangga tani padi. Hal ini disebabkan karena tingkat signifikan pendapatan non usaha tani padi
sebesar 0,255 > 0,1 maka H0 diterima H1 ditolak. Pendapatan non usaha tani padi tidak
mempengaruhi indeks pangsa pengeluaran pangan tani padi, karena ketahanan pangan rumah
tangga tani padi hanya berpengaruh pada hasil panen petani. Disamping itu pendapatan non usaha
tani atau kerja sampingan hanya untuk mengisi kekosongan pada saat tidak menanam padi pada
bulan tertentu atau pada bulan januari sampai april petani tidak melakukan penanaman padi.
Jumlah Anggota Keluarga (X10)
Koefisien jumlah anggota keluarga (X10) untuk variabel jumlah anggota keluarga sebesar
0,085. Hasil uji t diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,674. Secara parsial jumlah anggota keluarga
tidak berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan rumah tangga tani padi. Hal ini
disebabkan karena tingkat signifikan jumlah anggota keluarga sebesar 0,674 > 0,1 maka H0
diterima H1 ditolak. Dikarenakan jumlah anggota keluarga petani tidak terlalu banyak, dimana
jumlah anggota keluarga petani yang memiliki jumlah anggota keluarga diatas 3 orang hanya 7
orang sedangkan jumlah anggota keluarga dibawah 3 orang ada sebesar 9 orang.
SIMPULAN
Ketahanan pangan rumah tangga tani padi di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 97% merupakan mayoritas tahan pangan dan 3% merupakan
tidak tahan pangan dan yang mempengaruhi ketahanan pangan yakni variabel pendapatan usaha
tani padi dan sisanya tidak mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga tani padi.
DAFTAR PUSTAKA
Chrisholm, Anthony H dan Rodney Tyers. (1982). Food Security: Theory, Policy, and Perspectives from Asia and the Pasifoc Rim.Totonto: D.C. Heath and Company.
Jurnal Agriuma:, 2 (1) April 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) (20-30)
29
Dajan, A. (1973). Pengantar Metode Statistik Deskriptif. Jakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).
Deaton, A. and J. Muellbauer. (1980). Economics and Consumer Behavior. London: Cambridge University Press.
Hanafie, R. (2010). Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hartono. (2008). Statistik untuk Penelitian – Edisi Revisi. Kerja Sama Pustaka Pelajar Yogyakarta dan Zahara Publishing Riau.
Ilham, N dan Sinaga, B.M. (2005). Penggunaan Pangsa Pengeluaran Pangan Sebagai Indikator Komposit Ketahanan Pangan. Bogor: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Irawan, B. (2005). Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya dan Faktor Determinan. Jakarta: Forum Penelitian Agro Ekonomi. Badan Litbang Deptan.
Irawan, N.C. (2010). Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Rumah Tangga Tani di Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulonprogo. Yogyakarta: Tesis Ekonomi Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
Kuncoro, M. (2003). Jakarta: Metode Penelitian Sosial Ekonomi.
Larsito, S. (2005). Analisis Keuntungan Usahatani Tembakau Rakyat dan Efisiensi Ekonomi Relatif Menurut Skala Luas Lahan Garapan (Studi Kasus diKecamatan Gemuh Kabupaten Kendal). Semarang: Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Lizsa R. S.SE. (2015). Statitik Tanaman Padi dan Palawija. Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai: Badan Pusat Statistik.
Novia, R.F. (2012). Analisis Produksi, Pendapatan dan Ketahanan pangan Rumah Tangga Tani Padi di Kabupaten Banyumas. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Papoulis, A. (1992). Probabilitas, Variabel Random, dan Proses Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purwita. (2004). Pemanfatan Pangan (food utilization).
Purwanti, P. (2008). Simulasi Kebijakan Pengembangan Ekonomi dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil di Jawa Timur. Disertasi. Malang: Program Pascasarjana. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.
Purwantini, TB dan Mega Ariani. (2008). Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah tangga Petani Padi. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian.
Rosalina. (2005). Analisis Statistik Menggunakan Aplikasi Excel. Bandung: CV. Alfabeta.
Sianipar, E.J, Slamet Hartono dan Ronal TP hutapea. (2012). Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani di Kabupaten Manokwari. Jurnal SEPA: Vol. 8 (2) Februari 2012: 51 – 182
Simatupang, P. (2007). Analisis Kritis Terhadap Paradigma dan Kerangka Dasar Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional. Bogor: Forum Penelitian Agro Ekonomi Volume 25 (1) hal 1-18. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Simbolon, F. J, (2011). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Medan Tuntungan. Medan: Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Singarimbun, M. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Johan Andiras Tarigan, Khairul Saleh, Faoeza Hafiz, Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)
30
Soekartawi, et al. (1984). Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sumodiningrat, G. (1996). Pengantar Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE.
Suprapto, E. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani Padi Organik di Kabupaten Sragen. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Zakiah H.SST. (2015). Statistik Lahan Sawah. Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang
Bedagai : Badan Pusat Statistik
Top Related