8/11/2019 Family Folder Vais
1/21
1
Makalah Kunjungan Rumah
Hipertensi
Pembimbing : drg. J. Haris Hendrata
Disusun oleh :
Vaisnvi Muthoovaloo
10-2011-430
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2010
8/11/2019 Family Folder Vais
2/21
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang
mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang
ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan
penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.Penyakit hipertensi
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang.Berbagai penelitian telah menghubungkan
antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian)
hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis
yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8 28,6 % penduduk yang berusia diatas 20
tahun adalah penderita hipertensi. Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini
antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan
dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga,
merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Ditinjau perbandingan antara perempuan dan laki-laki, ternyata perempuan lebih banyak
menderita hipertensi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0%
untuk pria dan 11,6% untuk perempuan. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4%
perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan
13,7% perempuan.Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya
kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada pada kembar monozigot (satu sel telur)
daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik
hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama
8/11/2019 Family Folder Vais
3/21
3
lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50
tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya.
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan
hipertensi.Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi.Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma
(cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi
(pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem
pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada
faktor lain yang berpengaruh.
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang
dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan
dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan
tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat
binatang tersebut menjadi hipertensi.
Obesitas atau kegemukan di mana berat badan mencapai indeks massa tubuh > 27 (berat
badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m) juga merupakan salah satu faktor resiko terhadap
timbulnya hipertensi.
Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi.Curah jantung dan sirkulasi
volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang
tidak obesitas.Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf
simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi. Melalui
olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan
kurangnya olah raga maka resiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan
garam bertambah maka resiko timbulnya hipertensi juga akan bertambah.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada
pembuluh darah turut berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- faktor tersebut antara lain
merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium yang mengatur jumlah cairan
8/11/2019 Family Folder Vais
4/21
4
tubuh), faktorrenin- angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi tekanan
darah).
Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari
seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan terhadap
timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itulah maka pencegahan
penyakit hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat
menjadi sangat penting.
1.2Tujuan
Tujuan umum: Pendidikan kesehatan tergantung dari sasaran yang akan dilakukan
pendidikan/promosi kesehatan apakah sasaran primer, sekunder atau tertier dan juga tingkat
pencegahan mana yang akan dilakukan, apakah primer, sekunder atau tertier. Sebagai contoh
tujuan umum untuk pencegahan primer adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pencegahan hipertensi
Tujuan khusus: Memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal-hal yang dikemukakan
dalam tujuan umum. Tujuan khusus haruslah dikembangkan untuk kelompok sasaran atau
segmen sasaran tertentu. Tujuan khusus harus menjawab pertanyaan siapa, apa dan seberapa
jauh harapan suatu kondisi ingin dicapai, kapan dan dimana. Contohnya :
- Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit pasien, mulai
dari factor penyebab hipertensi, faktor risiko terjadinya hipertensi, gejala klinik penyakit
hipertensi, pencegahan serta prinsip pengelolahan penyakit.
- Melakukan pemeriksaan fisik dan mendata riwayat penyakit pasien, serta dapat
mendiagnosa pasien dengan data yang didapat.
- Memberi nasihat kepada pasien tentang pola hidup sehat dan apa yang harus di lakukan
pasein dan keluarga terhadap penyakit yang pasein alami.
1.3Sasaran
Pasien yang berobat di Puskesmas Jelambar Baru
8/11/2019 Family Folder Vais
5/21
5
BAB II
METODE DAN MATERI
2.1 Metode
Metodologi kunjungan puskesmas yang saya lakukan adalah dengan cara meminta
kesediaan pasien yang berobat ke puskesmas suapaya saya diperbolehkan untuk ikut ke rumah
pasien tersebut dan melakukan inspeksi pada keadaan rumah, menilainya, serta sekaligus melihat
dan menilai keadaan kesehatan anggota keluarga lainnya.
Dengan metode seperti ini kita dapat membandingkan bagaimana perbedaan antara
penilaian di puskesmas saja dengan penilaian yang dilakukan secara langsung di rumah pasien.
Metode yang saya ambil ini juga digunakan untuk melihat efektifitas dan efisiensi dari
kunjungan rumah ini.
2.2 Materi
Materi yang saya dapat pada kesempatan kali ini adalah masalah hipertensi. Dengan
melakukan kunjungan rumah, kita dapat melihat bagaimana kesehatan lingkungan tempat tinggal
pasien, bagaimana aktivitas sehari-hari pasien, dan kita juga dapat menilai secara langsung
keadaan anggota keluarga pasien yang tidak dapat dilakukan apabila hanya pasien saja yang
datang ke puskesmas.
8/11/2019 Family Folder Vais
6/21
6
BAB III
KERANGKA TEORI
3.1 Definisi Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan
angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan
darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Nilai
normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas
normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan
darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka
pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau
berolahraga. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan
dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawasi penderita kedalam kasus-
kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian.Tekanan darah tinggi yang terus menerus
menyebabkan jantung seseorangbekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya
kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini
merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of
High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society
of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan
sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang
memakai obat antihipertensi.
WHO mengusulkan nilai berikut untuk semua kelompok (mmHg/7.5=kPa)
Normal Hipertensi ambang
bats
Hipertensi
Tekanan diastolik >90 90-95 >95
Tekanan sistolik 160
8/11/2019 Family Folder Vais
7/21
7
Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa
Kategori Sistolik Diastolik
Normal
8/11/2019 Family Folder Vais
8/21
8
sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskuler.
Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadi peningkatan rata-rata kematian
akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai tahun 1999. Secara keseluruhan kematian
akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.1 Data Riskesdas menyebutkan hipertensi
sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%
dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.
3.2 Anamnesis
- Tanggal dan hasil dari prosedur preventif sebelumnya (seperti imunisasi, tes kadar
cholesterol, kadar glukosa,dan pengukuran tekanan darah.)
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat penyakit sebelumnya dan obat-obatan yang dikonsumsi
- Informasi tentang pekerjaan serta kehidupan dan lingkungan tempat tinggal
- Kebiasaan : alkohol, rokok, olahraga
- Informasi tentang fungsi normal tubuh seperti nafsu makan, tidur, urinasi, penginderaan
3.3 Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Pengukuran Tekanan Darah.
Pada usia lanjut terdapat berbagai keadaan yang sering menjadi masalah dalam
penentuann tekanan darah. Tekanan Darah yang akurat yang dianggap mewakili nilai
sebenarnya, amat dipengaruhi oleh keadaan pembuluh pasien yang sudah mengalami kekakuan
akibat aterosklerosis dan barorefleks yang berkurang. Tekanan darah dapat menurun secara
berlebihan pada posisi berdiri, sesudah makan atau sesudah aktivitas. Selain itu pada pengukurantekanan darah sering terdapat pseudohipertensi akibat manset pengukuran tekanan darah harus
menekan lebih keras arteri brachialis yang kaku, mengeras karena klasifikasi.Keadaan ini harus
dipertimbangkan apabila terdapat hipotensi ortostatik atau respon pengobatan yang kurang. Oleh
karena pada usia lanjut pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan juga pada posisi berdiri.
8/11/2019 Family Folder Vais
9/21
9
Pasien dibiarkan istirahat dalam kamar yang tenang, kurang lebih selama 5-10 menit. Beberapa
jam sebelumnya tidak dibenarkan minum zat perangsang (stimulant) seperti teh, kopi, dan
minuman ringan yang mengandung kafein. Karet lingkar lengan sfigmomanometer memiliki
ukuran lebar 12,5 cm dan harus menutup paling sedikit 2/3 bagian atas lengan, karena karet yang
lebih kecil dengan cakupan yang kecil akan memberikan angka yang lebih tinggi. Semua orang
dewasa harus mengukur tekanan darahnya secara teratur setidaknya setiap 5 tahun sampai umur
80 tahun. Jika hasilnya berada pada nilai batas, pengukuran perlu dilakukan setiap 3-12 bulan.
Pemeriksaan penunjang
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volumecairan(viskositas) dan dapat
mengindikasikan factor resiko seperti :hipokoagulabilitas, anemia.
b.
BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)dapatdiakibatkan oleh pengeluaran
kadar ketokolamin
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danadaDM
e. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
f. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah
satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
g. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
3.4 Etiologi
Pada umumnya sekitar 90% penyebab hipertensi tidak diketahui dan faktor turunan
memegang peranan besar. Hipertensi ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi
primer. Ada juga hipertensi yang penyebabnya diketahui, yang disebut hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang memiliki beberapa kemungkinan
penyebabnya. Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Hipertensi primer terjadi karena kondisi masyarakat yang memiliki
asupan garam cukup tinggi, lebih dari 6.8 gr/ hari, serta karena faktor genetic.
Hipertensi sekunder merupakan hiprtensi yang disebabkan karena gangguan pembuluh darah
atau organ tubuh tertentu seperti ginjal, kelenjar adrenal, dan aorta. Penyebab hipertensi
8/11/2019 Family Folder Vais
10/21
8/11/2019 Family Folder Vais
11/21
11
3.6 Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis.
Dari sel jugalaris ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka
akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan
adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada
peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan
kerusakan pada organ organ seperti jantung.
3.7 Pencegahan
Pencegahan Primer
- Pola makan seimbang: pembatasan asupan kolesterol dan lemak jenuh, mengurangi
asupan sodium, meningkatkan asupan kalium dan kalsium
- Pengurangan atau eliminasi asupan alkohol
8/11/2019 Family Folder Vais
12/21
12
- Berhenti merokok
- Olahraga teratur
- Pengurangan berat badan
- Mengatasi stress dengan baik
- Pengendalian terhadap faktor resiko yang memberi kontribusi terhadap steroskelorosis
Pencegahan Sekunder
- Deteksi dini
- Pengobatan
- Manajemen diet, pengaturan menu pada penderita hipertensi:
Diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75 7,5 gr/hari),
diet menengah (1,253,75 gr/hari) dan berat (< 1,25 gr/hari)
Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Diet tinggi serat
Diet rendah energy (bagi yang kegemukan)
3.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non farmakologis
Penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap penatalaksanaan
farmakologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup.
Tujuan dari penatalaksanaan diet :
Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal.
Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral
Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol
dalam darah.
Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM.
8/11/2019 Family Folder Vais
13/21
13
Prinsip diet penatalaksanaan hipertensi :
Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita
Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet
Konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hr atau dapat menggunakan garam lain
diluar natrium.
Penatalaksanaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu: mempunyai efektivitas yang tinggi, mempunyai toksitas dan
efek samping yang ringan atau minimal, memungkinkan penggunaan obat secara oral, tidak
menimbulakn intoleransi, harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien,
memungkinkan penggunaan jangka panjang, golongan obat obatan yang diberikan pada klien
dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversirennin angitensin.
1. Diuretic{Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)} Merupakan golongan obat
hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus
dilakukan.
2. Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.Merupakan obat yang dipakai
dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui prose memperlambat kerja jantung dan
memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
3. Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}.
Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
3.9 Komplikasi
Efek pada organ :
1. Otak : pemerkaran pembuluh darah, pendarahan, kematian sel otak (stroke)
2. Ginjal : malam banyak kencing, cepat lelah, gagal jantung
8/11/2019 Family Folder Vais
14/21
14
BAB IV
HASIL
4.1 Data riwayat keluarga
I. Identitas Pasien:
a. Nama : Bp. Tomo
b. Umur : 63 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan : Pensiun (mengasuh cucu)
e.
Pendidikan : SD
f. Alamat : Jl. Setia Jaya 7, Jelambar Baru RT 06 RW 08
II.
Riwayat Biologis Keluarga:
a. Keadaan kesehatan sekarang : sedang
b. Kebersihan perorangan : kurang
c. Penyakit yang sering diderita : hipertensi
d. Penyakit keturunan : hipertensi
e. Penyakit kronis/menular : Diabetes
f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada
g. Pola makan : sedang
h. Pola istirahat : baik
i. Jumlah anggota keluarga : 5 orang
III. Psikologis Keluarga:
a.
Kebiasaan buruk : suka makan makanan gorengan
b.
Pengambilan keputusan : Bapa
c. Ketergantungan obat : tidak ada
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : PUSKESMAS
e. Pola rekreasi : kurang
8/11/2019 Family Folder Vais
15/21
15
IV. Keadaan Rumah/Lingkungan:
a. Jenis bangunan : permanen
b. Lantai rumah : keramik
c. Luas rumah : 5x6 m2
d. Penerangan : kurang
e. Kebersihan : sedang
f. Ventilasi : kurang
g. Dapur : ada
h. Jamban keluarga : ada
i. Sumber air minum : Ledeng
j. Sumber pencemaran air : ada
k.
Pemanfaatan pekarangan : tidak
l. Sistem pembuangan air limbah : ada
m. Tempat pembungan sampah : ada
n. Sanitasi lingkungan : kurang
V. Spiritual Keluarga:
a. Ketaatan beribadah : cukup
b. Keyakinan tentang kesehatan : kurang
VI. Keadaan Sosial Keluarga:
a. Tingkat pendidikan : sedang
b. Hubungan antar anggota kel. : baik
c. Hubungan dengan orang lain : baik
d. Kegiatan organisasi sosial : kurang
e. Keadaan ekonomi : kurang
VII. Kultural Keluarga:
a. Adat yang berpengaruh : tidak ada
b. Lainlain : tidak ada
8/11/2019 Family Folder Vais
16/21
16
VIII. Daftar Anggota Keluarga:
IX. Keluhan utama : sakit kepala
X.
Keluhan tambahan : Sakit kaki, pusing, lemas, kaki sering kesemutan
XI. Riwayat penyakit sekarang: hipertensi
XII. Riwayat penyakit dahulu : Operasi batu ginjal
XIII. Pemeriksaan fisik :
a. Tanda vital : TD 150/90 mmHg, nadi 78 x/menit, RR 17x/menit, suhu 37C
b. Berat Badan : 52 KG
c. Tinggi Badan : 153cm
XIV. Diagnosis penyakit : Hipertensi derajat 1
XV. Diagnosis keluarga : sehat
XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit :
a. Promotif :Promosi kesehatan, memberi motivasi dan dukungan untuk hidup sehat
b. Preventif :
- Memeriksa tekanan darah secara teratur
n
o
Nama Hub
dgn
KK
Umu
r
Pendidik
an
Pekerja
an
Aga
ma
Keadaa
n
Kesehatan
Keada
an
Gizi
Imunis
asi
KB Keterang
an
1 Tomo Kepala
keluar
ga
- - - - - - - - -
2 Masil
ah
Istri 62 SD - Islam Sudah
meningg
al
- - - Stroke
3 Surya
di
Anak 44 SMA Tukang
bajai
Islam Baik Baik - -
4 Irma Anak 41 SMA p.swasta Islam Baik Baik - IU
D
5 Yanto Anak 35 SMA p.swasta
Islam Baik Baik - -
6 Ilham Anak 33 SMA Tukang
ojek
Islam Baik Baik - -
8/11/2019 Family Folder Vais
17/21
17
- Menjaga berat badan dalam rentang normal
- Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan berserat,
rendah lemak dan mengurangi garam
-
Berolahraga secara teratur
-
Mengurangi stress dan emosi
- Mengurangi makanan berlemak
- Mengurangi konsumsi garam dan gula
- Jangan merokok atau konsumsi alkohol
c. Kuratif :segera mendapatkan pengobatan komperhensif dan kausal awal keluhan,
minum obat dengan teratur/sesuai dengan jadwal dan jumlah yang ditentukan
d.
Rehabilitatif :mengubah pola makan adagar tidak bertambah parah serta upaya
perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bisadiobati, misalnya apabila sudah
terjadi komplikasi (stroke)
XVII. Prognosis :
a. Penyakit :Baik jika belum terjadi stroke
b. Keluarga :Baik jika mengetahui pentingnya kesehatan dan menghindari factor
pencetusnya.
c. Masyarakat :Baik
XVIII.Resume :
Pasien Bapa Tomo datang control hipertensi ke Puskesmas Jelambar Baru. Pasien
memderita penyakit hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Ia juga mengeluh suka pusing,
sakit kaki dan kesemutan, dan lemas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah
150/90mmHg,frekuensi nafas 17x/menit, denyut nadi 78x/menit, suhu 37oC. PAsien juga
dilakukan tes gula darah.
Bapa Tomo tinggal bersama 2 orang anak dan 3 cucu di rumah sebesar 5x6 m2.
Tempat tinggal mereka kurang baik dengan sanitasi yang sedang, dimana semua rungan
mendapat penerangan yang kurang baik. Keadaan sosial lingkungan tempat tinggal cukup
baik karena adanya hubungan baik antar warga.
8/11/2019 Family Folder Vais
18/21
18
4.2 Pembahasan
Bapa Tomo adalah seorang yang sudah lama pensiun yang sudah berumur 63 tahun.Bapa
Tomo bertempat tinggal di Jl. Setia Jaya 7, Jelambar Baru RT 06 RW 08 dengan bangunan
permanen, lantai rumah semen, luas tanah 5x6m2. Penerangan termasuk kurang karena ada 1
sumber penerangan, kebersihan sedang, karena semua berantakan, ventilasi kurang. Ada ruang
nonton TV, 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 toilet. Bapa Tomo mempunyai 4 orang
anak, 3 laki-laki dan satu perempuan dan 6 orang cucu. Saat ini Bapa Tomo tinggal dengan 2
orang anak, dan 3 cucu. Pendidikan Bapa Tomo hanya sampai SD, pendidikan yang rendah
mungkin menyebabkan pengetahuan akan kesehatan kurang, terutama penyakit yang sedang
dideritanya.
Keluhan utama yang Bapa Tomo adalah sakit kepala dan telah didiagnosa menderita
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Selain sakit kepala, Bapa Tomo juga mengeluh kadang
kadang kakinya sakit dan kesemutan dan sering lemas dan pusing. Tekanan darah Bapa Tomo
sekarang adalah (150/90 mmHg). Riwayat penyakit dahulu pernah operasi batu ginjal.
Didapatkan tidak ada dalam keluarga Bapa Tomo yang menderita hipertensi. Pada umumnya
penyebab hipertensi tidak dapat diketahui, tetapi faktor keturunan dan pola perilaku memegang
peranan yang besar. Kemungkinan besar penyebab hipertensi Bapa Tomopola makan bapa. bapa
Tomo yang menyukai makanan asin tetapi sekarang makanannya sudah lebih terjaga. Pola
istirahat cukup baik, yaitu dari jam 9 malam 4 subuh. Selama ini Bapa Tomo menggunakan
obat amliodipin, piroxicam dan yang diresepkan dari PUSKESMAS untuk mengurangkan sakit
pada sendi ,menurunkan tekanan darahnya dan menurunkan gula darah. Dari tes gula darah
puasa didapatkan nilainya masih dalam batas normal. Isterinya Bapa Tomo sudah meninggal
setahun yang lalu kerana strok.Tanda vital Bapa Tomo adalah Tekanan darah 150/90mmHg,
denyut nadi 78x/menit, frekuensi nafas 17x/menit, suhu 370C. Saat ini Bapa Tomo
mengkonsumsi obat amlodipin, pirosikam, dan supplemetasi multivitamin.
8/11/2019 Family Folder Vais
19/21
8/11/2019 Family Folder Vais
20/21
8/11/2019 Family Folder Vais
21/21
21
Lampiran
LUAR RUMAH DAPUR RUANG TAMU
CEILING KAMAR TIDUR TEMPAT CUCIAN
BAWAH TANGGA SAYA BERSAMA PASIEN
Top Related