8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
1/18
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
2/18
1
Audit Medis
Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA
Ketua Komite Medik
RSUP Fatmawati Jakarta.
Pendahuluan
Tujuan dari Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran adalah memberikan perlindungan terhadap pasien,mempertahankan/meningkatkan mutu pelayanan medis dan memberikan
perlindungan hukum kepada masyarakat dan dokter1 serta dalam
melaksanakan praktiknya wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran,2
wajib menyelenggarakan kendali mutu3-4 dan kendali biaya3 melalui kegiatan
audit medis5 yang dilaksanakan oleh organisasi profesi6, untuk tingkat rumah
sakit oleh kelompok seprofesi (SMF) dan Komite Medik.7
Sedangkan yang dimaksud audit medis adalah upaya evaluasi secara
profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasiendengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi
medis.3,8 Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien9, yang harus dibuat10 dan dilengkapi11 serta
dijaga kerahasiaannya.12,13,14
Disampaikan pada Pelatihan dan Workshop Audit Medik di RSUD A Wahab Sjahranie Samarinda
Kalimantan Timur, 18-19 Juli 2011.1 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 3.2 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 44 Ayat 1 dan penjelasannya.3 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 1 dan penjelasannya.4 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
Bab IV Subsistem Upaya Kesehatan.5 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 2 dan penjelasannya.6 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 3 dan penjelasannya.7 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 496/Menkes/SK/IV/2005
tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit.8 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Pasal 1 Ayat 11.9 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 1 dan penjelasannya.10 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 79 huruf b.11 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 2 dan penjelasannya.12 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 47 Ayat 2.
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
3/18
2
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru diterbitkan dan
diundangkan Audit Medis merupakan salah satu tugas dari Subkomite Mutu
Profesi Komite Medik.15
Pada saat Peraturan Menteri Kesehatan ini mulaiberlaku, maka Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital By Laws) sepanjang mengenai pengaturan staf medis, Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit
Medis dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/VII/2005
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Internal Staf Medis dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku16 (Gambar 1). Tujuan dari Peraturan Menteri
Kesehatan yang baru tersebut untuk mengatur tata kelola klinis (clinical
governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasiendirumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur penyelenggaraan
komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka peningkatan profesionalisme
staf medis.17
Gambar 1 Skema sederhana perubahan Komite Medik1
13 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 48.14 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Pasal 12.15 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Medik di Rumah Sakit.16 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Pasal 20 huruf (a), (b) dan (c)17 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Pasal 2
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
4/18
3
Pelaksanaan Audit Medis
Pelaksanaan audit medis dilaksanakan sebagai implementasi fungsimanajemen klinis dalam rangka penerapan tata kelola klinis yang baik di
rumah sakit. Audit medis tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya
kesalahan seorang staf medis dalam satu kasus. Dalam hal terdapat laporan
kejadian dengan dugaan kelalaian seorang staf medis, mekanisme yang
digunakan adalah mekanisme disiplin profesi, bukannya mekanisme audit
medis. Audit medis dilakukan dengan mengedepankan respek terhadap
semua staf medis (no blaming culture) dengan cara tidak menyebutkan nama
(no naming), tidak mempersalahkan (no blaming), dan tidak mempermalukan(no shaming). Audit medis yang dilakukan oleh rumah sakit adalah kegiatan
evaluasi profesi secara sistemik yang melibatkan mitra bestari (peergroup)
yang terdiri dari kegiatan peer-review, surveillance dan assessment
terhadap pelayanan medis di rumah sakit. Dalam pengertian audit medis
tersebut diatas, rumah sakit, komite medik atau masing-masing kelompok
staf medis dapat menyelenggarakan menyelenggarakan evaluasi kinerja
profesi yang terfokus (focused professional practice evaluation). Secara
umum, pelaksanaan audit medis harus dapat memenuhi 4 (empat) peranpenting, yaitu :
a. sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-
masing staf medis pemberi pelayanan di rumah sakit;
b. sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis (clinical privilege)
sesuai kompetensi yang dimiliki;
c. sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomendasikan pencabutan
atau penangguhan kewenangan klinis (clinical privilege); dan
d. sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomendasikanperubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf medis.
Audit medis dapat pula diselenggarakan dengan melakukan evaluasi
berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), baik secara
perorangan maupun kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain dapat merupakan kegiatan yang berbentuk siklus sebagai upaya
perbaikan yang terus menerus sebagaimana tercantum dibawah ini:
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
5/18
4
Gambar 2. Siklus Pelaksanaan Audit Medis18
Berdasarkan siklus diatas maka langkah-langkah pelaksanaan audit medis
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pemilihan topik yang akan dilakukan audit.
Tahap pertama dari audit medis adalah pemilihan topik yang akan
dilakukan audit. Pemilihan topik tersebut bisa berupa penanggulangan
penyakit tertentu di rumah sakit (misalnya : thypus abdominalis),
penggunaan obat tertentu (misalnya: penggunaan antibiotik), tentang
prosedur atau tindakan tertentu, tentang infeksi nosokomial di rumah
sakit, tentang kematian karena penyakit tertentu, dan lain-lain.
Pemilihan topik ini sangat penting, dalam memilih topik agar
memperhatikan jumlah kasus atau epidemiologi penyakit yang ada di
rumah sakit dan adanya keinginan untuk melakukan perbaikan. Sebagai
contoh di rumah sakit kasus typhus abdominalis cukup banyak dengan
angka kematian cukup tinggi. Hal ini tentunya menjadi masalah dan ingin
18 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Lampiran Bab IV.
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
6/18
5
dilakukan perbaikan. Contoh lainnya : angka seksio sesaria yang cukup
tinggi di rumah sakit yang melebihi dari angka nasional. Untuk
mengetahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan perbaikan maka perlu
dilakukan audit terhadap seksio sesaria tersebut. Pemilihan dan
penetapan topik atau masalah yang ingin dilakukan audit dipilih
berdasarkan kesepakatan komite medik dan kelompok staf medis.
b. Penetapan standar dan kriteria.
Setelah topik dipilih maka perlu ditentukan kriteria atau standar profesi
yang jelas, obyektif danrinci terkait dengan topik tersebut.Misalnya
topik yang dipilih typhusabdominalis maka perlu ditetapkan prosedur
pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan typhus abdominalis. Penetapanstandar dan prosedur ini oleh mitra bestari (peergroup)dan/atau dengan
ikatan profesi setempat. Ada dua level standar dan kriteria yaitu must
do yang merupakan absolut minimum kriteria dan should do yang
merupakan tambahan kriteria yang merupakan hasil penelitian yang
berbasis bukti.
c. Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit.
Dalam mengambil sampel bisa dengan menggunakan metode pengambilan
sampel tetapi bisa juga dengan cara sederhana yaitu menetapkan kasus
typhus abdominalis yang akan diaudit dalam kurun waktu tertentu,misalnya dari bulan Januari sampai Maret. Misalnya selama 3 bulan
tersebut ada 200 kasus maka 200 kasus tersebut yang akan dilakukan
audit.
d. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan.
Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis mempelajari
rekam medis untuk mengetahui apakah kriteria atau standar dan
prosedur yang telah ditetapkan tadi telah dilaksanakan atau telah
dicapai dalam masalah atau kasus-kasus yang dipelajari. Data tentang
kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkandipisahkan dan dikumpulkan untuk di analisis. Misalnya dari 200 kasus
ada 20 kasus yang tidak memenuhi kriteria atau standar maka 20 kasus
tersebut agar dipisahkan dan dikumpulkan.
e. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria.
Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis menyerahkan ke
20 kasus tersebut pada mitra bestari (peer group) untuk dinilai lebih
lanjut. Kasus-kasus tersebut di analisis dan didiskusikan apa
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
7/18
6
kemungkinan penyebabnya dan mengapa terjadi ketidaksesuaian dengan
standar. Hasilnya: bisa jadi terdapat (misalnya) 15 kasus yang
penyimpangannya terhadap standar adalah acceptable karena penyulit
atau komplikasi yang tak diduga sebelumnya (unforeseen). Kelompok ini
disebut deviasi (yang acceptable). Sisanya yang 5 kasus adalah deviasi
yang unacceptable, dan hal ini dikatakan sebagai defisiensi. Untuk
melakukan analisis kasus tersebut apabila diperlukan dapat mengundang
konsultan tamu atau pakar dari luar, yang biasanya dari rumah sakit
pendidikan.
f. Menerapkan perbaikan.
Mitra bestari (peer group) melakukan tindakan korektif terhadap kelima
kasus yang defisiensi tersebut secara kolegial, dan menghindari blaming
culture. Hal ini dilakukan dengan membuat rekomendasi upaya
perbaikannya, cara-cara pencegahan dan penanggulangan, mengadakan
program pendidikan dan latihan, penyusunan dan perbaikan prosedur
yang ada dan lain sebagainya.
g. Rencana reaudit.
Mempelajari lagi topik yang sama di waktu kemudian,misalnya setelah 6
(enam) bulan kemudian. Tujuan reaudit dilaksanakan adalah untukmengetahui apakah sudah ada upaya perbaikan. Hal ini bukan berarti
topik audit adalah sama terus menerus, audit yang dilakukan 6 (enam)
bulan kemudian ini lebih untuk melihat upaya perbaikan. Namun sambil
melihat upaya perbaikan ini, Subkomite Mutu Profesi atau tim pelaksana
audit dan mitra bestari (peer group) dapat memilih topik yang lain.
Beberapa persyaratan sebelum dilakukan audit medis:
1. Tetapkan tujuan (objektif) audit medis yang akan dilakukan.
2. Tetapkan ruang lingkup audit medis yang akan dilakukan, antara lainmeliputi:
a. Topik/Judul kasus yang akan dilakukan audit medis.
b. Periode kasus misalnya 3 bulan yang lalu (retrospektif) atau 3
bulan yang akan datang (prospektif) atau konkuren (cross
sectional)atau sepanjang tahun.
c. Tempat kasus misalkan ruang rawat inap atau rawat jalan atau,
rawat intensif atau kamar operasi atau secara keseluruhan dari
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
8/18
7
mulai dari ruang emergensi/poliklinik sampai pasien
pulang/meninggal (continuous of care) .
3. Tetapkan tingkat audit medis: tingkat pertama SMF (First PartyMedical Audit) atau tingkat kedua Komite Medik (Second Party
Medical Audit)
4. Tetapkan standar pelayanan medis (SPM)/Panduan Praktik Klinis
(PPK)/Clinical Pathways atau standar prosdur operasional (SPO)
yang digunakan.
5. Tetapkan format audit medis/manajemen yang digunakan.
Contoh: (silahkan pilih tingkat audit tersebut dibawah dan alasannya)
1. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun
2011 untuk mengetahui tingkat kepatuhan dokter dengan SPM/SPO di
Instalasi Bedah Sentral.
Tingkat audit tersebut dapat:
a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party
Medical Audit) karena
b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah Sentral
(First Party Managerial Audit) karena .....................................................c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Etik dan Mutu Profesi - Second Party Medical Audit) karena
.
2. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun
2011 untuk mengetahui response timedi Ruang Emergensi.
Tingkat audit tersebut dapat:
a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party
Medical Audit) karena
b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Emergensi
(First Party Managerial Audit) karena .....................................................
c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Etik dan Mutu Profesi - Second Party Medical Audit)
karena
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
9/18
8
3. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun
2011 untuk mengetahui penggunaan antibiotik profilaksis.
Tingkat audit tersebut dapat:
a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party
Medical Audit) karena
b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Farmasi (First
Party Managerial Audit) karena .....................................................
c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Farmasi dan Terapi - Second Party Medical Audit)
karena
d. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub KomitePengendalian Infeksi - Second Party Medical Audit)
karena
e. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Etik dan Mutu - Second Party Medical Audit )
karena
4. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun
2011 untuk mengetahui infeksi luka operasi.
Tingkat audit tersebut dapat:
a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party
Medical Audit) karena
b. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah (First
Party Managerial Audit) karena .....................................................
c. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Etik dan Mutu - Second Party Medical Audit )
karena
d. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Pengendalian Infeksi - Second Party Medical Audit)
karena
5. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun
2011 untuk mengetahui tingkat ketepatan diagnosis dan indikasinya
dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi.
Tingkat audit tersebut dapat:
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
10/18
9
a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party
Medical Audit) karena
b. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Patologi Anatomi (FirstParty Medical Audit) karena
c. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah (First
Party Managerial Audit) karena .....................................................
d. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Patologi (First
Party Managerial Audit) karena .................................................................
e. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Etik dan Mutui - Second Party Medical Audit) karena..
6. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun2011 untuk mengetahui tingkat pembatalan operasi karena:
a. Belum ada izin operasi
b. Belum ada izin anestesi
c. Hasil pemeriksaan penunjang/laboratorium: belum/tidak ada
d. Belum ada jawaban hasil konsultasi dari SMF .............................
e. Ruang rawat Intensif belum ada/penuh
f. Ada kontraindikasi yang tidak terkontrol
g. Kamar operasi penuh karena.............................
h. Operator tidak hadir/terlambat karena ...............................i. Dokter Anestesi tidak hadir/terlambat karena
.......................................
Tingkat audit tersebut dapat:
a. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Bedah (First Party
Medical Audit) karena
b. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Anestesi (First Party
Medical Audit) karena
c. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Penyakit Dalam (First
Party Medical Audit) karena
d. Audit medis tingkat pertama oleh/di SMF Jantung (First Party
Medical Audit) karena
e. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Rawat Inap
(First Party Managerial Audit) karena .....................................................
f. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Bedah (First
Party Managerial Audit) karena .....................................................
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
11/18
10
g. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Laboratorium
Klinik (First Party Managerial Audit) karena .........................................
h. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Radiologi(First Party Managerial Audit) karena .....................................................
i. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Transfusi
Darah (First Party Managerial Audit) karena ........................................
j. Audit manajemen tingkat pertama oleh/di Instalasi Rwat Intensif
(First Party Managerial Audit) karena ........................................
k. Audit medis tingkat kedua oleh/di Komite Medik (cq. Sub Komite
Etik dan Mutui - Second Party Medical Audit) karena..
7. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjangtahun 2011 untuk evaluasi kinerja individu dokter atau tim.
8. Akan dilakukan audit medis seluruh kasus apendiktomi sepanjang tahun
2011 untuk mengetahui utilisasi kamar operasi atau instumen
9. Akan dilakukan audit medis kasus apendiktomi atas Tuan X pada
tanggal .......... karena ada pengaduan
10. dan sebagainya
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
12/18
11
Tabel 1: Jenis, Ruang Lingkup, Penanggung Jawab dan Kriteria/Indikator Mutu dalam Mekanisme Audit
Jenis: Ruang
Lingkup
Penanggung Jawab Kriteria/Indikator Mutu
Struktur ProsesOutcome
Audit
Pertama 1st
Party Audit
SMF Koordinator Etik dan Mutu SMF 1. Jadwal Audit
SMF
2. Format 1st PartyAudit
Pelaksanaan
Audit SMF
Corrective and
Preventive
Action
Audit Kedua
2nd Party
Audit
Lintas SMF Tim Etik dan Mutu Komite Medik 1. Jadwal Audit
Tim Etik dan
Mutu Komite
Medik
2. Format 2nd Party
Audit
Pelaksanaan
Tim Etik
dan Mutu
Komite
Medik
Kebijakan Klinis
(Medical/clinical
Policies)
Audit Ketiga
3rd Party
Audit
RSF Ketua Komite Medik,
Ketua Komite Etik dan Hukum
RSF, Direktur Pelayanan Medik
RSF
1. Jadwal Audit dan
persiapan
akreditasi
2. Format
Akreditasi
3. Format Kasus(Pidana/Perdata)
Pelaksanaan
akreditasi
Terakreditasi
dengan nilai
maksimum
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
13/18
12
Proses Audit Medik
1. Salah satu upaya dalam rangka meningkatkan mutu profesi
berkesinambungan berdasarkan Evidence based Medicine ( EBM )
dan Evidence based Health Care ( EBHC ).
2. Ruang lingkup : profesi medis
3. Bentuk :
a. Tingkat SMF First Party Audit ( Self Assessment )
. minggu / kali
Dipimpin : Koordinator Etik dan Mutu SMF
Sekretaris : Koordinator Pelayanan Medik dan Diklit SMF
Penyaji : dokter yang memegang kasus
Peserta : seluruh staf medis SMF
Hasil : - alternatif pemecahan masalah
- salinan dikirim ke Komite Medik
b. Tingkat Komite Medik Second Party Audit
Sebulan / kali atau bila ada hal yang mendesak
Dipimpin : Ketua Komite Medik
Moderator : Ketua Sub Komite Etik dan Mutu Komite Medik
Sekretaris : Sekretaris Komite Medik dan Sekretaris Sub
Komite Etik dan Mutu
Penyaji : dokter pemegang kasus dan Ketua SMF
bersangkutan.
Peserta : - Seluruh Ketua SMF dan staf medis
- Direksi- Manager Intalasi terkait.
Hasil : penyelesaian kasus
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
14/18
13
Mekanisme :
1. Ketua Komite Medik dan Ketua Sub Komite Etik dan Mutu memilih danmenetapkan kasus berdasarkan data / kasus ( < 2 hari )
2. Ketua Komite Medik menetapkan tanggal pelaksanaan diskusi tingkat
Komite dan membuat surat undangan ( < 2 hari )
3. Ketua Komite Medik menginformasikan secara tertulis kepada Ketua
SMF kasus terkait (< 2 hari ) untuk membahas kasus tersebut pada
tingkat SMF (proses sesuai dengan Sistem SMF masing masing) dan
mempersiapkannya untuk pembahasan tingkat Komite Medik (< 2
minggu sejak surat Ketua Komite Medik diterima )
4. Ketua SMF menyerahkan berkas / formulir kepada Ketua KomiteMedik 4 hari sebelum diskusi tingkat Komite Medik.
5. Tingkat Komite Medik :
Pembukaan oleh Ketua Komite Medik ( 5 menit )
Diskusi : moderator Ketua Tim Etik dan Mutu Komite Medik
Penyajian kasus : 15 menit
Diskusi : ( 20 menit )
Kesimpulan : ( 5 menit )
Penutup : Ketua Komite Medik ( 5 menit ) dan Direktur ( 5 menit )
6. Resume dan laporan tertulis : Sekretaris Komite Medik
Informasi kasus/data dapat dari:1. Jajaran Direktur Pelayanan Medik RSF
2. Komite Etik dan Hukum RSF3. Sub Komite Etik dan Mutu Komite Medik4. Tim Rekam Medis Komite Medik5. Manajer Instalasi6. Ketua SMF
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
15/18
14
Formulir 1
1ST PARTY MEDICAL AUDITSMF : ..
Tanggal : ..
Waktu : Pukul .. sampai pukul ..
Yang hadir : .. orang ( daftar hadir terlampir )
Kasus :
Identitas pasien : ..
No. RM : ...
Kronologis : ..
....
..
..
..
Masalah : ..
..
..
..
Evaluasi
No SesuaiTidak
SesuaiKeterangan
1. Pelaksanaan SPM/SOP/CP kasus
tsb
SPM/PPK/SOP/CP
ada / tidak ada
2. Diagnosis Kerja
3. Rencana tindakan ( penunjang )
4. Diagnosis pasti
5. Terapi
Keterangan: SPM = standar/Pedoman Pelayanan Medis, SPO= standar prosedur operasional, CP= clinical pathways
Kesimpulan :
Saran :
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
16/18
15
Formulir 2
IST PARTY MANAGERIAL AUDIT
Instalasi : ..
Tanggal : ..
Waktu : Pukul .. sampai pukul ..
Yang hadir : .. orang ( daftar hadir terlampir )
Kasus :
Identitas pasien : ..
No. RM : ...
Kronologis : ....
..
..
..
..
Masalah : ..
..
..
..Evaluasi
NO URAIANPETUGAS
PJ / PELAKSANA
WAKTUKET
Tgl Jam
1. Ekspedisi
- Pasien
- Berkas Rekam
Medis
- .
- .
- .2. Penatalaksanaan di
ruang pelayanan :
-
-
Kesimpulan :
Saran :
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
17/18
16
2nd PARTY AUDIT
TANGGAL :
I. IDENTITAS KASUS
- Diagnosis Kasus : .
- Nama : .
- Umur : .
- Jenis kelamin : .
- No. RM : .
II. PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
URAIAN MASALAH SOP/PPK/CP/SPM
PENATALAKSANAAN
URAIAN MASALAH SOP/PPK/CP/SPM
III. KESIMPULAN :..
IV. SARAN SARAN :..
Mengetahui, Jakarta,
Ketua Komite Medik Notulis
( ) ( )
8/6/2019 Dody Firmanda 2011 - Audit Medis RS A Wahab Sjahranie Samarinda 18-19 Juli 2011
18/18
17
Terima Kasih, semoga bermafaat.
Jakarta, 18-19 Juli 2011
Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA
Ketua Komite Medik
RSUP Fatmawati Jakarta.
Top Related