chanyan2.files.wordpress.com€¦  · Web viewBahasa diambil dari DhammaCitta Press. (D.22.)(2-9)...

38
THIS FILE IS FOR PERSONAL USE ONLY (UNOFFICIAL) \ Chan Yan *** Bahasa diambil dari DhammaCitta Press. (D.22.)(2-9) Mah a satipa tt h a nasutta m Error: Reference source not found (D.22.-1)Uddeso ..................................... 1 (D.22.-2)K a y a nupassan a a n a p a napabba m ................ 3 (D.22.-3)K a y a nupassan a iriy a pathapabba m Error: Reference source not found (D.22.-4)K a y a nupassan a sampaj a napabba m .............. 5 (D.22.-5)K a y a nupassan a pa t ik u lamanasik a rapabba m ..... 6 (D.22.-6)K a y a nupassan a dh a tumanasik a rapabba m ........ 7 (D.22.-7)K a y a nupassan a navasivathikapabba m .......... 8 (D.22.-8)Vedan a nupassan a ........................... 12 (D.22.-9)Citt a nupassan a ............................ 13 (D.22.-10)Dhamm a nupassan a n i vara n apabba m ........... 15 (D.22.-11)Dhamm a nupassan a khandhapabba m ............ 17 (D.22.-12)Dhamm a nupassan a a yatanapabba m ............ 18 (D.22.-13)Dhamm a nupassan a bojjha v gapabba m .......... 20 (D.22.-14)Dhamm a nupassan a saccapabba m .............. 22 (D.22.-15)Dukkhasaccaniddeso ....................... 22 (D.22.-16)Samudayasaccaniddeso ..................... 25 (D.22.-17)Nirodhasaccaniddeso ...................... 30 (D.22.-18)Maggasaccaniddeso ........................ 33 9. mahāsatipaṭṭhānasuttaṃ 22. Mahàsatipaññhàna Sutta. Khotbah Panjang Tentang Landasan-Landasan Perhatian [BJT Page 436] [PTS Page 290] Evaṃ me sutaṃ [290] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.612 === 612. Ini secara umum dianggap sebagai Sutta paling penting dari keseluruhan Pali Canon. Muncul persis sama dalam MN 10 dengan judul Satipaññhàna Sutta, dengan menghilangkan paragraf 18-21. Naskah ini (atau yang dari MN 10) telah berkali-kali diterjemahkan secara terpisah, antara lain oleh Soma Thera dengan judul The Way of Mindfulness (2nd ed. Colombo 1949, 3rd ed. BPS, 1967). Buku penting The Heart of Buddhist Meditation oleh Nyàõaponika Mahàthera (Colombo 1954), London 1973 dan setelahnya) intinya adalah berasal dari Sutta ini dan mengandung terjemahan, bukan saja dari Sutta ini tetapi juga dari naskah-naskah yang berhubungan dari Pali Canon dan dari sumber-sumber Mahàyàna (khususnya Siksàsamuccaya oleh Sàntideva). Penjelasan penulis dalam pendahuluan juga harus diperhatikan bahwa: ‘Di antara aliran-aliran Mahàyàna di timur jauh, terutama adalah Ch’an dari China dan Zen dari Jepang yang paling mendekati pada inti dari Satipaññhàna. Meskipun demikian, perbedaan dalam metode, tujuan, dan konsep filosofis dasar, hubungan dengan Satipaññhàna adalah dekat dan kuat, dan sangat disesalkan bahwa hubungan ini tidak ditekankan atau bahkan diperhatikan.’ Bagaimanapun juga, harus disebutkan bahwa sejak kata-kata itu dituliskan, kenyataan mulai muncul bahwa Zen memiliki banyak kesamaan dengan Theravada secara umum, dan metode Satipaññhàna khususnya – agak mengejutkan beberapa pihak yang sangat menekankan ‘keunikan’ Zen. === ekaṃ samayaṃ bhagavā kurūsu viharati kammāsadammaṃ nāma kurūnaṃ nigamo. Suatu ketika, Sang Bhagavà sedang menetap di antara para Kuru. Di sana terdapat sebuah kota-pasar yang disebut Kammàsadhamma. 613 === 613. Atau Kammàsadhamma. Untuk penjelasan atas konstruksi ini, baca DN 15, n.319. === Tatra kho bhagavā bhikkhū āmantesi 'bhikkhavo'ti. Dan di sana Sang Bhagavà berkata kepada para bhikkhu: ‘Para bhikkhu!’ 'Bhadante'ti te bhikkhu bhagavato paccassosuṃ bhagavā etadavoca: ‘Bhagavà,’ mereka menjawab, dan Sang Bhagavà berkata: (D.22.-1)Uddeso

Transcript of chanyan2.files.wordpress.com€¦  · Web viewBahasa diambil dari DhammaCitta Press. (D.22.)(2-9)...

THIS FILE IS FOR PERSONAL USE ONLY (UNOFFICIAL) \ Chan Yan ***Bahasa diambil dari DhammaCitta Press.

(D.22.)(2-9) Mah a satipa tt h a nasutta m .................. Error: Reference source not found (D.22.-1)Uddeso .................................................................................................. 1 (D.22.-2)K a y a nupassan a a n a p a napabba m ...................................................... 2 (D.22.-3)K a y a nupassan a iriy a pathapabba m Error: Reference source not found (D.22.-4)K a y a nupassan a sampaj a napabba m .................................................... 5 (D.22.-5)K a y a nupassan a pa t ik u lamanasik a rapabba m .................................... 5 (D.22.-6)K a y a nupassan a dh a tumanasik a rapabba m ......................................... 6 (D.22.-7)K a y a nupassan a navasivathikapabba m ............................................... 7 (D.22.-8)Vedan a nupassan a .............................................................................. 10 (D.22.-9)Citt a nupassan a ................................................................................... 11 (D.22.-10)Dhamm a nupassan a n i vara n apabba m ............................................. 13 (D.22.-11)Dhamm a nupassan a khandhapabba m .............................................. 14 (D.22.-12)Dhamm a nupassan a a yatanapabba m ............................................... 16 (D.22.-13)Dhamm a nupassan a bojjha v gapabba m ........................................... 17 (D.22.-14)Dhamm a nupassan a saccapabba m ................................................... 19 (D.22.-15)Dukkhasaccaniddeso ......................................................................... 19 (D.22.-16)Samudayasaccaniddeso ..................................................................... 22 (D.22.-17)Nirodhasaccaniddeso ........................................................................ 25 (D.22.-18)Maggasaccaniddeso .......................................................................... 29

9. mahāsatipaṭṭhānasuttaṃ22. Mahàsatipaññhàna Sutta. Khotbah Panjang Tentang Landasan-Landasan Perhatian

[BJT Page 436] [PTS Page 290] Evaṃ me sutaṃ [290] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.612

===612. Ini secara umum dianggap sebagai Sutta paling penting dari keseluruhan Pali Canon. Muncul persis sama dalam MN 10 dengan judul Satipaññhàna Sutta, dengan menghilangkan paragraf 18-21. Naskah ini (atau yang dari MN 10) telah berkali-kali diterjemahkan secara terpisah, antara lain oleh Soma Thera dengan judul The Way of Mindfulness (2nd ed. Colombo 1949, 3rd ed. BPS, 1967). Buku penting The Heart of Buddhist Meditation oleh Nyàõaponika Mahàthera (Colombo 1954), London 1973 dan setelahnya) intinya adalah berasal dari Sutta ini dan mengandung terjemahan, bukan saja dari Sutta ini tetapi juga dari naskah-naskah yang berhubungan dari Pali Canon dan dari sumber-sumber Mahàyàna (khususnya Siksàsamuccaya oleh Sàntideva). Penjelasan penulis dalam pendahuluan juga harus diperhatikan bahwa: ‘Di antara aliran-aliran Mahàyàna di timur jauh, terutama adalah Ch’an dari China dan Zen dari Jepang yang paling mendekati pada inti dari Satipaññhàna. Meskipun demikian, perbedaan dalam metode, tujuan, dan konsep filosofis dasar, hubungan dengan Satipaññhàna adalah dekat dan kuat, dan sangat disesalkan bahwa hubungan ini tidak ditekankan atau bahkan diperhatikan.’ Bagaimanapun juga, harus disebutkan bahwa sejak kata-kata itu dituliskan, kenyataan mulai muncul bahwa Zen memiliki banyak kesamaan dengan Theravada secara umum, dan metode Satipaññhàna khususnya – agak mengejutkan beberapa pihak yang sangat menekankan ‘keunikan’ Zen.

===ekaṃ samayaṃ bhagavā kurūsu viharati kammāsadammaṃ nāma kurūnaṃ nigamo. Suatu ketika, Sang Bhagavà sedang menetap di antara para Kuru. Di sana terdapat sebuah kota-pasar yang disebut Kammàsadhamma.613

===613. Atau Kammàsadhamma. Untuk penjelasan atas konstruksi ini, baca DN 15, n.319.===

Tatra kho bhagavā bhikkhū āmantesi 'bhikkhavo'ti. Dan di sana Sang Bhagavà berkata kepada para bhikkhu: ‘Para bhikkhu!’'Bhadante'ti te bhikkhu bhagavato paccassosuṃ bhagavā etadavoca: ‘Bhagavà,’ mereka menjawab, dan Sang Bhagavà berkata:

(D.22.-1)Uddeso2. Ekāyano ayaṃ bhikkhave maggo ‘Ada, para bhikkhu, satu jalan614 ini

===614. Ekàyano maggo: kadang-kadang diterjemahkan ‘jalan tunggal’ atau ‘jalan satu-satunya’ dengan, sedikit makna konotatif terunggul. DA sebenarnya mengusulkan beberapa kemungkinan, dengan demikian menunjukkan bahwa para komentator masa lalu tidak sepenuhnya yakin atas makna yang tepat. Ekàyana dapat diterjemahkan secara harfiah, ‘satu kepergian’, yang membingungkan. ¥àõamoli mengartikan ‘jalan yang menuju hanya ke satu arah’. Bagaimanapun juga, jangan dibingungkan oleh istilah yang ditemukan dalam Buddhisme Sanskrit ekayàna ‘satu kendaraan’ atau ‘karir’.

===

sattānaṃ visuddhiyā sokapariddavānaṃ samatikkamāya dukkhadomanassānaṃ untuk memurnikan makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan kesusahan, untuk melenyapkan kesakitan dan kesedihan,615

===615. Domanassa: dalam konteks ini, biasanya diterjemahkan ‘kesedihan’, tetapi cf. DN 21, n.609.

===atthaṅgamāya ñāyassa adhigamāya nibbānassa sacchikiriyāya, untuk memperoleh jalan benar,616 untuk mencapai Nibbàna: -

===616. ¥àya: ‘mengarahkan, menuntun’ (kadang-kadang = ‘logika’). Di sini = ‘jalan benar’.

===yadidaṃ cattāro satipaṭṭhānā. yaitu, empat landasan perhatian.’617

===617. Satipaññhànà: Ini mungkin merupakan kata gabungan dari sati +upaññhàna (secara harfiah, ‘meletakkan di dekat’), seperti dalam versi Sanskrit (Smrty-upasthàna Såtra). ‘Landasan’, meskipun digunakan oleh Nyànaponika dan lain-lainnya, sesungguhnya adalah terjemahan pengganti. Bagaimanapun juga, apapun asal-usul katanya, makna yang tersirat cukup jelas dari instruksi-instruksi yang terdapat di dalamnya.

Sati (Skt. Smrti) aslinya berarti ‘ingatan’ (dan masih demikian, namun jarang, dalam Pali). Arti ‘perhatian’ oleh RD adalah gagasan cemerlang yang hampir digunakan secara universal (walaupun kadang-kadang dijumpai ‘ingatan’ atau ‘renungan’). Penggunaan ‘Pengendalian-diri’ oleh A.K. Warder dalam bukunya Indian Buddhism sangat disesalkan. Mungkin harus disebutkan bahwa dalam Buddhisme Sanskrit, kata smrti jelas berbeda dengan smrti dalam Hindu ‘tradisi oral’.

===Katame cattāro: ‘Apakah empat itu?idha bhikkhave bhikkhu Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu618

===618. Bhikkhu: Namun di sini, menurut DA, berlaku bagi siapa pun yang melakukan praktik ini.===

kāye kāyānupassī viharati berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani619,

===619. Kàye kàyànupassã viharati: secara harfiah, ‘merenungkan jasmani dalam jasmani’, dan dengan pengulangan yang serupa untuk tiga ‘landasan’ lainnya. ‘Mengapakah kata “jasmani” digunakan dua kali dalam “merenungkan jasmani dalam jasmani”? Untuk menentukan objeknya dan mengisolasinya.’ (DA). ¥àõamoli mengatakan: ‘Ini berarti agar tidak bingung, pada saat meditasi, antara jasmani dengan perasaan, pikiran, dan sebagainya. Jasmani direnungkan hanya sebagai jasmani, perasaan sebagai perasaan, dan sebagainya.’

===ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ. tekun, dengan kesadaran jernih dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan keinginan dan belenggu dunia;620

===

620. Saya telah berusaha untuk menghindari terjemahan biasa ‘iri hati dan kesedihan’ untuk memberikan makna sebenarnya. Topik ini dikembangkan sepenuhnya dalam paragraf 19.

===

Vedanāsu vedanānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, ia berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan621 …;

===621. Vedanà adalah perasaan (jasmani atau batin) dalam makna dasarnya ‘sensasi’, menyenangkan, menyakitkan, atau netral. Patut disesalkan bahwa Warder telah memilih ‘emosi’ untuk kata ini, yang bukan maknanya yang benar.===

Citte cittānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, ia berdiam merenungkan pikiran sebagai pikiran;622

===622. Citta: ‘pikiran’ atau, secara metafora, ‘hati’. Baca paragraf 12.===

Dhammesu dhammānupassī viharati ia berdiam merenungkan objek-pikiran sebagai objek-pikiran,623===623. Dhamma (jamak): satu dari makna standar dari istilah ini (baca BDic).

===ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ. tekun, dengan kesadaran jernih dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan keinginan dan belenggu dunia.’

Uddeso niṭṭhito.

(D.22.-2)Kayanupassana anapanapabbam[291] (PERENUNGAN JASMANI)

(1. Perhatian pada pernafasan)

[BJT Page 438]3. [PTS Page 291] kathañca bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati? 2. ‘Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani?Idha bhikkhave bhikkhu araññagato vā rukkhamūlagato vā suññāgāragato Di sini, seorang bhikkhu, setelah pergi ke hutan, atau ke bawah pohon, atau ke tempat sunyi,624

===624. Atau ‘ruang kosong’.===

vā nisīdati pallaṅkaṃ ābhujitvā ujuṃ kāyaṃ paṇidhāya parimukhaṃ satiṃ upaṭṭhapetvā. duduk bersila, menegakkan tubuhnya, setelah menegakkan perhatian di depannya.625

===625. Yaitu, pada nafas di depannya, sesuai DA. Nyàõaponika mengatakan: ‘menjaga … perhatiannya waspada’. Para pembaca Some saying of the Buddha oleh F.L. Woodward harus memerhatikan bahwa tidak ada dasar untuk catatan kaki ‘Berkonsentrasi antara kedua alis’.

===So sato'va assasati, sato'va passasati. Dengan penuh perhatian, ia menarik nafas, dengan penuh perhatian, ia mengembuskan nafas.626

===626. Ini mungkin adalah makna dari assasati, passasati, walaupun mungkin istilah ini seharusnya dibalik. Catatan kaki ¥àõamoli: ‘Latihan yang dijelaskan adalah dalam pengamatan batin, bukan dalam pengembangan jasmani atau pengendalian nafas seperti dalam Hatha-yoga’ mungkin perlu untuk mengingatkan.===

Dīghaṃ vā assasanto dighaṃ assasāmīti pajānāti, Menarik nafas panjang, ia mengetahui bahwa ia menarik nafas panjang,627

===627. Secara harfiah, ‘Ia mengetahui: “Aku menarik nafas panjang”’, dan seterusnya. Pali selalu menggunakan kalimat langsung dalam kasus-kasus demikian.===

dīghaṃ vā passasanto dīghaṃ passasāmīti pajānāti. dan mengembuskan nafas panjang, ia mengetahui bahwa ia mengembuskan nafas panjang.Rassaṃ vā assasanto rassaṃ assasāmīti pajānāti, Menarik nafas pendek, ia mengetahui bahwa ia menarik nafas pendek,rassaṃ vā passasanto rassaṃ passasāmīti pajānāti. dan mengembuskan nafas pendek, ia mengetahui bahwa ia mengembuskan nafas pendek.Sabbakāyapaṭisaṃvedī assasissāmīti sikkhati, Ia melatih dirinya, berpikir: “Aku akan menarik nafas, menyadari seluruh jasmani.”628

===628. Ini seharusnya berarti ‘Seluruh tubuh nafas’. “Mengenali, melihat dengan jelas, awal, tengah, dan akhir dari seluruh tubuh nafas dalam ….”’ (DA, terjemahan Soma Thera).===

sabbakāyapaṭisaṃvedī passasissāmīti sikkhati. Ia melatih dirinya, berpikir: “Aku akan mengembuskan nafas, menyadari seluruh jasmani.”Passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ assasissāmīti sikkhati, Ia melatih dirinya, berpikir: “Aku akan menarik nafas, menenangkan seluruh proses jasmani.”629

===629. Kàya-sankhàra. Proses penenangan ini akan mengarah menuju pengembangan jhàna, tetapi ini bukanlah tujuan utama di sini.

===passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ passasissāmīti sikkhati. Ia melatih dirinya, berpikir: “Aku akan mengembuskan nafas, menenangkan seluruh proses jasmani.”

4. Seyyathāpi bhikkhave dakkho bhamakāro vā bhamakārantevāsī vā Bagaikan seorang akrobatik terampil atau pembantunya,dīghaṃ vā añchanto dīghaṃ añchāmīti pajānāti, dalam melakukan putaran panjang, tahu bahwa ia melakukan putaran panjang,rassaṃ vā añchanto rassaṃ aññāmīti pajānāti, atau dalam melakukan putaran pendek, tahu bahwa ia melakukan putaran pendek,evameva kho bhikkhave bhikkhu demikian pula seorang bhikkhu,dīghaṃ vā assasanto dīghaṃ assasāmīti pajānāti, dalam menarik nafas panjang, tahu bahwa ia menarik nafas panjang, …dīghaṃ vā passasanto dīghaṃ passasāmīti pajānāti. Rassaṃ vā assasanto rassaṃ assasāmīti pajānāti, rassaṃ vā passasanto rassaṃ passasāmīti pajānāti. Sabbakāyapaṭisaṃvedī assasissāmīti sikkhati, sabbakāyapaṭisaṃvedī passasissāmīti sikkhati. Passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ assasissāmīti sikkhati,

passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ passasissāmīti sikkhati. dan demikianlah ia melatih dirinya, berpikir: “Aku akan mengembuskan nafas, menenangkan seluruh jasmani.”’

[BJT Page 440] [PTS Page 292] iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, [292]‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal,630

===630. Secara internal berarti ‘jasmani diri sendiri’ dan secara eksternal berarti ‘jasmani orang lain’.===

bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, merenungkan jasmani sebagai jasmani secara eksternal,ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal dan eksternal.Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, Ia berdiam merenungkan munculnya fenomena631 di dalam jasmani.

===631. Samudaya-dhammà. Samudaya adalah, mungkin penting, kata yang digunakan untuk ‘asal-mula’ penderitaan dalam Kebenaran Mulia Ke dua. Kesadaran atas bagaimana fenomena (jasmani, dan sebagainya) dimaksudkan. ¥àõamoli mengartikan ‘merenungkan jasmani dalam faktor-faktor yang memunculkannya’.===

vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. Ia berdiam merenungkan lenyapnya fenomena632 di dalam jasmani.

===632. Vaya-dhammà: ¥àõamoli mengartikan ‘merenungkan jasmani dalam faktor-faktor yang melenyapkannya’.===

Samudaya vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. Ia berdiam merenungkan muncul dan lenyapnya fenomena di dalam jasmani.Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti, yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Atau, penuh perhatian bahwa “ada jasmani” muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan kesadaran.633

===

633. Hanya mempertahankan pikiran dalam pikiran tanpa berspekulasi, pikiran-mengembara, dan sebagainya.

===

Anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.

Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’

Ānāpānapabbaṃ niṭṭhitaṃ.

(D.22.-3)Kayanupassana iriyapathapabbam(2. Empat postur)

5. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu gacchanto vā gacchāmīti pajānāti, 3. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, ketika sedang berjalan, mengetahui bahwa ia sedang berjalan,ṭhito vā ṭhitomhīti pajānāti, ketika sedang berdiri, mengetahui bahwa ia sedang berdiri,nisinno vā nisinnomhīti pajānāti, ketika sedang duduk, mengetahui bahwa ia sedang duduk,sayāno vā sayānomhī ti pajānāti. ketika sedang berbaring, mengetahui bahwa ia sedang berbaring.Yathā yathā vā panasasa kāyo paṇihito hoti, tathā tathā naṃ pajānāti. Dalam cara bagaimanapun jasmaninya diposisikan, ia mengetahui sebagaimana adanya.’

[BJT Page 442] Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal,bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, secara eksternal,ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. dan secara internal maupun eksternal ….Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati.

Atthi kāyoti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissati. Mattāya anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.

Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’

Iriyāpathapabbaṃ niṭṭhitaṃ.

(D.22.-4)Kayanupassana sampajanapabbam(3. Kesadaran jernih)

6. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu abhikkante paṭikkante sampajānakārī hoti. 4. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, ketika berjalan maju atau mundur, sadar jernih atas apa yang sedang ia lakukan,634

===634.Sampajàna-kàrã hoti: ‘berbuat dengan berkesadaran jernih’ (Horner). Terjemahan RD ‘pengendalian-diri’ untuk sampaja¤¤a (dikutip, bahkan lebih aneh lagi, untuk sati oleh Warder) tidak berlaku di sini.

===Ālokite vilokite sampajānakārī hoti. dalam melihat ke depan atau ke belakang, ia sadar jernih atas apa yang sedang ia lakukan,Samiñjite pasārite sampajānakārī hoti. dalam menunduk dan menegakkan badan, ia sadar jernih atas apa yang sedang ia lakukan,Saṅghāṭipattacīvaradhāraṇe sampajānakārī hoti. dalam membawa jubah dalam dan luarnya dan mangkuknya, ia sadar atas apa yang sedang ia lakukan,Asite pīte khāyite sāyite sampajānakārī hoti. dalam makan, minum, mengunyah, dan menelan, ia sadar jernih atas apa yang sedang ia lakukan,Uccārapassāvakamme sampajānakārī hoti. dalam buang air besar atau buang air kecil, ia sadar jernih atas apa yang sedang ia lakukan,Gate ṭhite nisinne sutte jāgarite bhāsite tuṇhībhāve sampajānakārī hoti. dalam berjalan, berdiri, duduk, tertidur, dan bangun dari tidur, dalam berbicara atau berdiam diri, ia sadar jernih atas apa yang sedang ia lakukan.’

[BJT Page 444] [PTS Page 293] iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, [293] ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal,bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, secara eksternal,ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, dan secara internal maupun eksternal ….samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. 'Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’

Sampajaññapabbaṃ niṭṭhitaṃ.

(D.22.-5)Kayanupassana patikulamanasikarapabbam(4. Perenungan menjijikkan: Bagian-bagian tubuh)7. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu imameva kāyaṃ uddhaṃ pādatalā adho kesamatthakā tacapariyantaṃ pūraṃ nānappakārassa asucino paccavekkhati. 5. ‘Kemudian, seorang bhikkhu memeriksa635 jasmani ini dari telapak kaki ke atas dan dari kulit kepala ke bawah, terbungkus oleh kulit dan dipenuhi kotoran:

===635. Paccavekkhati. bentuk kata kerja yang sama digunakan dalam paccavekkhaõa-¤àõa ‘pengetahuan pemeriksaan'.

==="Atthi imasmiṃ kāye “Di dalam jasmani ini terdapatkesā lomā nakhā dantā taco rambut-kepala, bulu-badan, kuku, gigi, kulit,636

===636. Lima pertama ini digunakan sebagai meditasi standar bagi para samaõera.

===maṃsaṃ nahāru aṭṭhi aṭṭhimiñjā vakkaṃ daging, urat, tulang, sumsum, ginjal,hadahaṃ yakanaṃ kilomakaṃ pihakaṃ papphāsaṃ jantung, hati, sekat rongga dada, limpa, paru-paru,antaṃ antaguṇaṃ udariyaṃ karīsaṃ pittaṃ selaput pengikat organ dalam, usus besar, perut, tinja, empedu,semhaṃ pubbo lohitaṃ sedo mede dahak, nanah, darah, keringat, lemak,assu vasā kheḷo siṅghāṇikā lasikā muttanti". air mata, minyak, ludah, ingus, cairan sendi, air seni.”637

===637. Dengan tambahan ‘otak’ , 32 bagian tubuh ini termasuk dalam subyek meditasi: cf. VM 8.42ff.===

[BJT Page 446] Seyyathāpi bhikkhave ubhato mukhā puṭoḷī {Pūtolī (ma cha saṃ. )} pūrā nānāvihitassa dhaññassa, Bagaikan ada sebuah karung, yang terbuka di kedua ujungnya, penuh dengan berbagai jenis biji-bijianseyyathīdaṃ sālīnaṃ vihīnaṃ muggānaṃ māsānaṃ tilānaṃ taṇḍulānaṃ. seperti beras-gunung, padi, kacang hijau,638 kacang merah, wijen, beras merah,

===638. Phaseolus Mungo.===

Tamenaṃ cakkhumā puriso muñcitvā paccavekkheyya: dan seorang yang berpenglihatan baik membuka karung itu dan memeriksanya, dapat mengatakan:"ime sālī, ime vīhī, ime muggā, ime māsā, ime tīlā, ime taṇḍulā'ti ”Ini adalah beras-gunung, padi, kacang hijau, kacang merah, wijen, beras merah,”evameva kho bhikkhave bhikkhu imameva kāyaṃ uddhaṃ pādatalā adho kesamatthatā tacapariyantaṃ pūraṃ nānappakārassa asucino paccavekkhati: demikian pula seorang bhikkhu memeriksa jasmani ini:atthi imasmiṃ kāye kesā lomā nakhā dantā taco maṃsaṃ [PTS Page 294] nahāru aṭṭhi aṭṭhimiñjaṃ vakkaṃ hadayaṃ yakanaṃ kilomakaṃ pihakaṃ papphāsaṃ antaṃ antaguṇaṃ udariyaṃ karīsaṃ, pittaṃ semhaṃ pubbo lohitaṃ sedo medo assu vasā kheḷo siṅghānikā lasikā muttanti. “Di dalam jasmani ini terdapat rambut kepala … [294] air seni.”’

Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal,bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, secara eksternal,ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. dan secara internal maupun eksternal ….Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’

Paṭikkūlamanasikārapabbaṃ niṭṭhitaṃ. (D.22.-6)Kayanupassana dhatumanasikarapabbam(5. Empat Unsur)8. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu imameva kāyaṃ yathāṭhitaṃ yathāpaṇihitaṃ dhātuso paccavekkhati: 6. ‘Kemudian, seorang bhikkhu memeriksa jasmani ini, bagaimanapun posisinya, dalam hal unsur-unsur:atthi imasmiṃ kāye paṭhavīdhātu āpo dhātu tejodhātu vāyodhātū ti. “Terdapat dalam jasmani ini, unsur tanah, unsur-air, unsur-api, unsur-angin.”639

===639. Cf. n.70.===

[BJT Page 448]

Seyyathāpi bhikkhave dakkho goghātako vā goghātakantevāsī vā gāviṃ vadhitvā cātummahāpathe khīlaso vibhajitvā nisinno assa, Bagaikan seorang tukang daging yang terampil atau pembantunya, setelah menyembelih seekor sapi,640 duduk di persimpangan jalan dengan daging yang telah dibagi dalam beberapa bagian,

===640. Gambaran yang tidak menyenangkan, dilebih-lebihkan untuk para pembaca barat yang mempertimbangkan aspek higienis! Ini menunjukkan bahwa tidak ada sapi suci pada masa Sang Buddha.

===evameva kho bhikkhave bhikkhu imameva kāyaṃ yathāṭhitaṃ yathāpaṇihitaṃ dhātuso paccavekkhati: demikianlah seorang bhikkhu memeriksa jasmani ini … dalam hal unsur-unsur:atthi imasmiṃ kāye paṭhavīdhātu āpodhātu tejodhātu vāyodhātū ti. “Terdapat dalam jasmani ini, unsur tanah, unsur-air, unsur-api, unsur-angin.”’

Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ [PTS Page 295] viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal …. [295]Atthi kāyo ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.Emampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’

Dhātumanasikārapabbaṃ niṭṭhitaṃ. (D.22.-7)Kayanupassana navasivathikapabbam(6. Sembilan perenungan tanah pekuburan)

9. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu seyyathāpi passeyya sarīraṃ sivathīkāya chaḍḍitaṃ 7. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, seolah-olah ia melihat mayat yang dibuang di tanah pekuburan,641

===641. ‘Pekuburan’, disukai oleh beberapa penerjemah, memberikan kesan yang sama sekali salah: ini adalah tempat pembuangan mayat yang telah membusuk – tempat yang baik untuk meditasi jenis ini.===

ekāhamataṃ vā dvīhamataṃ vā tīhamataṃ vā uddhumātakaṃ vinīlakaṃ vipubbakajātaṃ, so imameva kāyaṃ upasaṃharati: satu, dua, atau tiga hari setelah meninggal dunia, membengkak, berubah warna, membandingkan jasmani ini dengan mayat itu, berpikir:

ayampi kho kāyo evaṃdhammo evaṃbhāvī etaṃ anatīto'ti. “Jasmani ini memiliki sifat yang sama. Jasmani ini akan menjadi seperti mayat itu, jasmani ini tidak terbebas dari takdir itu.”’

[BJT Page 450] Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal,bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, secara eksternal,ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. dan secara internal maupun eksternal.Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. Samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. Atthi kāyo'ti vā pasanna sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassi viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’

(Paṭhamaṃ sīvathikaṃ)

10. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu 8. ‘Kemudian, seorang bhikkhu,

seyyathāpi passeyya sarīraṃ sivathikāya chaḍḍītaṃ kākemi vā khajjamānaṃ kulalehi vā khajjamānaṃ gijjhehi vā khajjamānaṃ sunakhehi vā khajjamānaṃ sigālehi vā khajjamānaṃ vividhehi vā pāṇakajātehi khajjamānaṃ, seolah-olah ia melihat mayat di tanah pekuburan, dibuang, dimakan oleh burung gagak, elang atau nasar, oleh anjing atau serigala, atau berbagai binatang lainnya, membandingkan jasmani ini dengan mayat itu,so imameva kāyaṃ upasaṃharati: ayampi kho kāyo evaṃdhammo evaṃbhāvī etaṃ anatīto ti. berpikir: “Jasmani ini memiliki sifat yang sama. Jasmani ini akan menjadi seperti mayat itu, jasmani ini tidak terbebas dari takdir itu.”’ [296][PTS Page 296] iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. Atthi kāyo ti vā pasassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇa mattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati. Na ca kiñci loke upādiyati.

Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati.

(Dutiyaṃ sīvathīkaṃ)

[BJT Page 452] 11. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu 9. ‘Kemudian, seorang bhikkhu,seyyathāpi passeyya sarīraṃ sīvatikāya chaḍḍitaṃ aṭṭhikaṅkhalikaṃ samaṃsalohitaṃ nahārusambaddhaṃ so imameva kāyaṃ upasaṃharati 'ayampi kho kāyo evaṃdhammo evambhāvī etaṃ anatīto'ti. seolah-olah ia melihat mayat di tanah pekuburan, dibuang, kerangka tulang-belulang dengan daging dan darah, dirangkai oleh urat, …Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati.

'Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya anissito ca viharati. Na ca kiṃci loke upādiyati.

Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati.

(Tatiyaṃ sīvathīkaṃ)

12. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu seyyathāpi passeyya sarīraṃ sīvathīkāya chaḍḍītaṃ aṭṭhisaṅkhalikaṃ nimmaṃsaṃ lohitamakkhitaṃ nahārusambaddhaṃ so imameva kāyaṃ upasaṃharati 'ayampi kho kāyo evaṃdhammo evambhāvī etaṃ anatīto'ti. kerangka tulang-belulang tanpa daging berlumuran darah, dirangkai oleh urat, …

[BJT Page 454] Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati.

'Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati.

Evampi bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati.

(Catutthaṃ sīvathīkaṃ)

13. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu seyyathāpi passeyya sarīraṃ sīvathikāya chaḍḍitaṃ aṭṭhisaṅkhalikaṃ apagatamaṃsalohitaṃ nahārusambaddhaṃ. So imameva kāyaṃ upasaṃharati 'ayampi kho kāyo evaṃdhammo evambhāvī etaṃ anatīto'ti. kerangka tulang-belulang yang tanpa daging dan darah, dirangkai oleh urat, …Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. 'Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti, yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati, na ca kiṃci loke upādiyati.

Evampi kho bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati.

(Pañcamaṃ sīvathīkaṃ)

[BJT Page 456] 14. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu seyyathāpi passeyya sarīraṃ sīvathīkāya chaḍḍitaṃ aṭṭhikāni apagatasambandhāni disāvidisāsu vikkhittāni aññena hatthaṭṭhikaṃ aññena pādaṭṭhikaṃ aññena gopaphaṭṭhikaṃ aññena jaṅghaṭṭhikaṃ aññena ūraṭṭhikaṃ aññena piṭṭhiṭṭhikaṃ aññena kaṭaṭṭhikaṃ aññena khandhaṭṭhikaṃ aññena gīvaṭṭhikaṃ [PTS Page 297] aññena dantaṭṭhikaṃ aññena sīsakaṭāhaṃ. tulang-belulang yang tersambung secara acak, berserakan di segala penjuru, tulang lengan di sini, tulang-kaki di sana, tulang-kering di sini, tulang-paha di sana, tulang-panggul di sini, [297] tulang-punggung di sini, tulang-tengkorak di sana,So imameva kāyaṃ upasaṃharati 'ayampi kho kāyo evaṃdhamemā evambhāvī etaṃ anatīto'ti. membandingkan jasmani ini dengan mayat itu .…’

Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. Ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati.

Atthi kāyo ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Evampi bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati.

(Chaṭṭhaṃ sīvathīkaṃ)

15. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu seyyathāpi passeyya sarīraṃ sīvathīkāya chaḍḍitaṃ aṭṭhikāni setāni saṅkhavaṇṇupanibhāni, so imameva kāyaṃ upasaṃharati 'ayampi kho kāyo evaṃdhammo evambhāvī etaṃ anatīto'ti. 10. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, seolah-olah ia melihat mayat di tanah pekuburan, dibuang, tulangnya memutih, terlihat seperti kulit-kerang …,Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati ajjhattabahiddhā vā kāye [PTS Page 298] kāyānupassī viharati, samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati.

[BJT Page 458] 'Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Evampi bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati.

(Sattamaṃ sīvathīkaṃ)

16. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu seyyathāpi passeyya sarīraṃ sīvathīkāya chaḍḍitaṃ aṭṭhikāni puñjīkatāni terovassikāni. So imameva kāyaṃ upasaṃharati 'ayampi kho kāyo evaṃdhammo emambhāvī etaṃ anatīto'ti. tulang-belulangnya menumpuk, setelah setahun …,

Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati.

'Atthi kāyo'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti, yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Evampi bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati.

(Aṭṭhamaṃ sīvathīkaṃ)

[BJT Page 460] 17. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu seyyathāpi passeyya sarīraṃ sīvathīkāya chaḍḍitaṃ aṭṭhikāni pūtīni cuṇṇakajātāni, so imameva kāyaṃ upasaṃharati 'ayampi kho kāyo evaṃdhammo evambhāvī etaṃ anatīto'ti. tulang-belulangnya hancur menjadi bubuk, membandingkan jasmani ini dengan mayat itu, berpikir: “Jasmani ini memiliki sifat yang sama. Jasmani ini akan menjadi seperti mayat itu, jasmani ini tidak terbebas dari takdir itu.”’

Iti ajjhattaṃ vā kāye kāyānupassī viharati, ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal,bahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati, merenungkan jasmani sebagai jasmani secara eksternal,ajjhattabahiddhā vā kāye kāyānupassī viharati. berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal dan eksternal.Samudayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, Ia berdiam merenungkan munculnya fenomena dalam jasmani,vayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati, merenungkan lenyapnya fenomena dalam jasmani,samudayavayadhammānupassī vā kāyasmiṃ viharati. ia berdiam merenungkan muncul dan lenyapnya fenomena dalam jasmani.'Atthi kāyo ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Atau, penuh perhatian bahwa “ada jasmani” muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan kesadaran.Anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.Evampi bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’

(Navamaṃ sīvathīkaṃ) Cuddasa kāyānupassanā niṭṭhitā.

Vedanānupassanā(D.22.-8)Vedananupassana(PERENUNGAN PERASAAN)

18. Kathañca bhikkhave bhikkhu vedanāsu vedanānupassī viharati? 11. ‘Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan?642

===642. Cf. n.633, juga, untuk pengulangan, n.631.===

Idha bhikkhave bhikkhu sukhaṃ vedanaṃ vediyamāno sukhaṃ vedanaṃ vediyāmī ti pajānāti, Di sini, seorang bhikkhu yang sedang merasakan perasaan menyenangkan mengetahui bahwa ia sedang merasakan perasaan menyenangkan;643

===643. Sukhaÿ vedanaÿ: ini dapat berupa jasmani atau batin.===

dukkhaṃ vā vedanaṃ vediyamāno dukkhaṃ vedanaṃ vediyāmī ti pajānāti. merasakan perasaan menyakitkan, ia mengetahui bahwa ia sedang merasakan perasaan menyakitkan;644

===644. Dukkhaÿ vedanaÿ: ini juga dapat berupa jasmani atau batin.===

Adukkhamasukhaṃ vā vedanaṃ vediyamāno adukkhamasukhaṃ vedanaṃ vediyāmī ti pajānāti. merasakan perasaan yang-bukan-menyenangkan juga-bukan-menyakitkan, ia mengetahui bahwa ia sedang merasakan perasaan yang-bukan-menyenangkan-juga-bukan-menyakitkan;645

===645. Adukkhamasukhaÿ vedanaÿ: ini hanya batin. Dalam semua kasus, seseorang hanya menyadari bahwa perasaan hadir.

===[BJT Page 462] Sāmisaṃ vā sukhaṃ vedanaṃ vediyamāno sāmisaṃ sukhaṃ vedanaṃ vediyāmī ti pajānāti. merasakan perasaan indria yang menyenangkan, ia mengetahui bahwa ia sedang merasakan perasaan indria yang menyenangkan;646

===646. Sàmisaÿ sukham vedanaÿ. Sàmisa = sa-àmisa: secara harfiah, ‘dengan daging’, mendekati makna ‘jasmaniah’.===

Nirāmisaṃ vā sukhaṃ vedanaṃ vediyamāno nirāmisaṃ sukhaṃ vedanaṃ vediyāmīti pajānāti. merasakan perasaan non-indria yang menyenangkan, ia mengetahui bahwa ia merasakan perasaan non-indria yang menyenangkan;647

===647. Niràmisaÿ sukhaÿ vedanaÿ: ‘bukan jasmaniah’ atau ‘spiritual’ (sebuah kata yang ingin dihindari oleh umat Buddha karena memungkinkan untuk terjadi kesalahpahaman). Dalam MN 137, sàmisa dan niràmisa merujuk pada kehidupan ‘rumah tangga’ dan pada meninggalkan keduniawian.===

Sāmisaṃ vā dukkhaṃ vedanaṃ vediyamāno sāmisaṃ dukkhaṃ vedanaṃ vediyāmī ti pajānāti. merasakan perasaan indria yang menyakitkan …;Nirāmisaṃ vā dukkhaṃ vedanaṃ vediyamāno nirāmisaṃ dukkhaṃ vedanaṃ vediyāmīti pajānāti. merasakan perasaan non-indria yang menyakitkan …;Sāmisaṃ vā adukkhamasukhaṃ vedanaṃ vediyamāno sāmisaṃ adukkhamasukhaṃ vedanaṃ vediyāmīti pajānāti. merasakan perasaan indria yang bukan menyakitkan juga bukan menyenangkan …;Nirāmisaṃ vā adukkhamasukhaṃ vedanaṃ vediyamāno nirāmisaṃ adukkhamasukhaṃ vedanaṃ vediyāmīti pajānāti. merasakan perasaan non-indria yang bukan menyakitkan juga bukan menyenangkan, ia mengetahui bahwa ia sedang merasakan perasaan non-indria yang bukan menyakitkan juga bukan menyenangkan.’

Iti ajjhattaṃ vā vedanāsu vedanānupassī viharati, ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan secara internal.bahiddhā vā vedanāsu vedanānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā vedanāsu vedanānupassī viharati.Ia merenungkan perasaan sebagai perasaan secara eksternal648 ….

===648. Ia menduga, atau mengetahui melalui telepati, perasaan makhluk lain, dan kemudian merenungkan perasaannya sendiri dan makhluk lain bergantian.===

Samudayadhammānupassī vā vedanāsu viharati, Ia berdiam merenungkan munculnya fenomena dalam perasaan,vayadhammānupassī [PTS Page 299] vā vedanāsu viharati, lenyapnya fenomena,samudayavayadhammānupassī vā vedanāsu viharati. serta muncul dan lenyapnya fenomena dalam perasaan.Atthi vedanā ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya paṭissatimattāya. [299] Atau, penuh perhatian bahwa “ada perasaan” muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan kesadaran.

Anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu vedanāsu vedanānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan.’

Vedanānupassanā niṭṭhitā.

[BJT Page 464] Cittānupassanā(PERENUNGAN PIKIRAN)(D.22.-9)Cittanupassana19. Kathañca pana bhikkhave bhikkhu citte cittānupassī viharati: 12. ‘Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan pikiran sebagai pikiran?649

===649. Citta: juga diterjemahkan ‘pikiran’ atau ‘kesadaran’. Dari kalimat-kalimat selanjutnya, jelas bahwa yang dimaksudkan adalah berbagai kondisi pikiran. Sedangkan perasaan, seseorang hanya sekadar menyadari apakah kondisi-kondisi batin tertentu hadir atau tidak.===

Idha bhikkhave bhikkhu Di sini, seorang bhikkhusarāgaṃ vā cittaṃ sarāgaṃ cittanti pajānāti, mengetahui pikiran penuh nafsu sebagai penuh nafsu,

vītarāgaṃ vā cittaṃ vītarāgaṃ cittanti pajānāti, pikiran yang bebas dari nafsu sebagai bebas dari nafsu;sadosaṃ vā cittaṃ sadosaṃ cittanti pajānāti, pikiran membenci sebagai membenci,vītadosaṃ vā cittaṃ vītadosaṃ cittanti pajānāti, pikiran yang bebas dari kebencian sebagai bebas dari kebencian;samohaṃ vā cittaṃ samohaṃ cittanti pajānāti, pikiran yang menipu sebagai menipu,vītamohaṃ vā cittaṃ vītamohaṃ cittanti pajānāti, pikiran yang tidak menipu sebagai tidak menipu;saṅkhittaṃ cittaṃ saṅkhitta cittanti pajānāti, pikiran mengerut sebagai mengerut,650

===650. Sankhittaÿ cittaÿ: (dari kata kerja sakhipati: cf. sankhittena ‘secara singkat’): pikiran yang ’mengerut’ atau ‘menyusut’ karena ketumpulan-dan-kelambanan (paragraf 13) atau yang serupa.===

vikkhittaṃ vā cittaṃ vikkhittaṃ cittanti pajānāti, pikiran kacau sebagai pikiran kacau,651

===651. Vikhittaÿ cittaÿ: pikiran yang kacau karena kekhawatiran-dan-kegelisahan (paragraf 13).===

mahaggataṃ vā cittaṃ mahaggataṃ cittanti pajānāti, pikiran terkembang sebagai terkembang,652

===652. Mahaggataÿ: ‘tumbuh besar’ melalui jhàna yang rendah atau yang lebih tinggi.===

amahaggataṃ vā cittaṃ amahaggataṃ cittanti pajānāti, pikiran yang tidak terkembang sebagai tidak terkembang;653

===653. ‘Tidak tumbuh besar’, tidak terkembang oleh jhàna-jhàna.===

sauttaraṃ vā cittaṃ sauttaraṃ cittanti pajānāti, pikiran yang terlampaui sebagai terlampaui,654

===654. Sa-uttaraÿ: ‘(kondisi-kondisi pikiran lain) melampauinya’, sinonim dengan pikiran ‘yang tidak terkembang’.===

anuttaraṃ vā cittaṃ anuttaraṃ cittanti pajānāti, pikiran tidak terlampaui sebagai tidak terlampaui;655

===655. An-uttaraÿ: ‘tidak ada pikiran lain yang melampauinya’, sepertinya merujuk pada kesadaran luhur, tetapi oleh DA dirujuk pada kondisi-kondisi duniawi, oleh karena itu bersinonim dengan pikiran ‘yang terkembang’. Dalam pandangan pengulangan pada dua kasus terakhir, seorang mungkin bertanya-tanya apakah penjelasan komentarial itu benar atau tidak.===

samāhitaṃ vā cittaṃ samāhitaṃ cittanti pajānāti, pikiran terkonsentrasi sebagai terkonsentrasi,656

===656. Samàhitaÿ: belum mencapai samàdhi, yaitu pencerapan jhàna.===

asamāhitaṃ vā cittaṃ asamāhitaṃ cittanti pajānāti, pikiran tidak terkonsentrasi sebagai tidak terkonsentrasi;657

===657. Belum mencapai pencerapan yang dimaksud.===

vimuttaṃ vā cittaṃ vimuttaṃ cittanti pajānāti, pikiran terbebas sebagai terbebas,658

===658. Vimuttaÿ. Ini disebutkan oleh DA untuk menjelaskan pikiran yang untuk sementara ‘bebas’ baik melalui pandangan terang maupun melalui jhàna, yang menekan kekotoran-kekotoran. Bukan, tentu saja, pembebasan permanen. ‘Tidak ada kebebasan melalui pemotongan, ketenangan-akhir (pañi-passadhi) dan jalan membebaskan diri akhir (nissaraõa): dengan kata lain, kita membahas alam duniawi bagi mereka yang masih pemula dalam meditasi’.

===avimuttaṃ vā cittaṃ avimuttaṃ cittanti pajānāti. pikiran tidak terbebas sebagai tidak terbebas.’

Iti ajjhattaṃ vā citte cittānupassī viharati, bahiddhā vā citte cittānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā citte cittānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati samudayavayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati. ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan pikiran sebagai pikiran secara internal. Ia merenungkan pikiran sebagai pikiran secara eksternal659 …. Ia berdiam merenungkan munculnya fenomena dalam pikiran ….

===659. Seperti dalam n.660.===

[BJT Page 466] Atthi cittanti vā panassa sati paccupaṭṭhitā [PTS Page 300] hoti, yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Atau, penuh perhatian bahwa “ada pikiran” muncul dalam dirinya [300] hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan kesadaran.Anissito ca viharati. Na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam terlepas, tidak menggenggam pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu citte cittānupassī viharati. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan pikiran sebagai pikiran.’

Cittānupassanā niṭṭhitā. (D.22.-10)Dhammanupassana nivaranapabbamDhammānupassanā(PERENUNGAN OBJEK-OBJEK PIKIRAN)

20. Kahiñca pana bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati: 13. ‘Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran?’660

===660. Dhammà (cf. n.635). Pertanyaan ini kadang-kadang ditanya sehubungan dengan hubungan dari empat landasan perhatian dengan skema lima gugus (khandha). Inti yang dijelaskan oleh DA di sini adalah: perenungan jasmani sehubungan dengan gugus-gugus jasmani atau bentuk (råpakkhandha); perenungan perasaan sehubungan dengan gugus perasaan (vedanàkkhandha); perenungan pikiran sehubungan dengan gugus kesadaran (vi¤¤àõa-kkhandha); dan perenungan objek-objek pikiran sehubungan dengan gugus persepsi dan bentukan-bentukan batin (sa¤¤à-, sankhàra-kkhandha).===

(1. Lima Rintangan)Idha bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassi viharati pañcasu nīvaraṇesu. ‘Di sini, seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran sehubungan dengan lima rintangan.Kathañca pana bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati pañcasu nīvaraṇesu: Bagaimanakah ia melakukannya?Idha bhikkhave bhikkhu Di sini, para bhikkhu,santaṃ vā ajjhattaṃ kāmacchandaṃ jika keinginan-indria661 hadir dalam dirinya,

===661. Kàma-cchanda. Istilah yang berbeda dari pernyataan pertama dalam paragraf 12, yang merujuk pada pikiran yang bernafsu (saràgaÿ cittaÿ), tetapi ada sedikit perbedaan dalam makna. Keduanya merujuk pada keinginan-indria secara umum, termasuk namun tidak terbatas pada keinginan-seksual. Menurut DA, ini muncul dari refleksi keliru atas objek-objek yang menyenangkan bagi indria. Dalam paragraf 12, latihan hanya untuk memerhatikankan adanya kondisi pikiran demikian, jika ada. Di sini ia pergi lebih jauh lagi, dan menyelidiki bagaimana kondisi demikian muncul, dan bagaimana ia dapat melepaskannya, dan sebagainya.===

'atthi me ajjhattaṃ kāmacchando'ti pajānāti seorang bhikkhu mengetahui bahwa keinginan-indria hadir.asantaṃ vā ajjhattaṃ kāmacchandaṃ Jika keinginan-indria tidak ada dalam dirinya,'natthi me ajjhattaṃ kāmacchando'ti pajānāti. seorang bhikkhu mengetahui bahwa keinginan-indria tidak ada.Yathā ca anuppannassa kāmacchandassa uppādo hoti tañca pajānāti, Dan ia mengetahui bagaimana keinginan-indria yang belum muncul itu muncul,yathā ca uppannassa kāmacchandassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti. dan ia mengetahui bagaimana menyingkirkan keinginan-indria yang telah muncul,Yathā ca pahīnassa kāmacchandassa anuppādo hoti tañca pajānāti. dan ia mengetahui bagaimana ketidak-munculan di masa depan dari keinginan-indria yang telah disingkirkan.662

===662. DA memberikan enam metode untuk melepaskan diri dari kenikmatan-indria: (1) ‘Perenungan benar’ atas objek yang tidak menyenangkan (asubha); (2) Mengembangkan jhàna, yang dengannya rintangan ditekan; (3) Menjaga indria-indria; (4) Makan secukupnya; (5) Dukungan ‘teman-teman baik’ (kalyàõa-mittatà); (6) Percakapan yang membantu (sappàyakathà).===

Santaṃ vā ajjhattaṃ byāpādaṃ 'atthi me ajjhattaṃ byāpādo'ti pajānāti, ‘Jika kebencian663 hadir dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui bahwa kebencian hadir ….

===663. Vyàpàda.===

asantaṃ vā ajjhattaṃ byāpādaṃ 'natthi me ajjhattaṃ byāpādo'ti pajānāti. Yathā ca anuppannassa byāpādassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa byāpādassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti, yathā ca pahīnassa byāpādassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. Dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan di masa depan dari kebencian.’

[BJT Page 468] Santaṃ vā ajjhattaṃ thīnamiddhaṃ atthi me ajjhattaṃ thīnamiddhanti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ thīnamiddhaṃ 'natthi me ajjhattaṃ thīnamiddhanti' pajānāti, yathā ca anuppannassa thīnamiddhassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa thīnamiddhassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti. Yathā ca pahīnassa thīnamiddhassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. ‘Jika ketumpulan dan kelambanan664 hadir dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui bahwa ketumpulan dan kelambanan hadir …. Dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan di masa depan dari ketumpulan dan kelambanan.’

===

664. Thãna-midha. Penangkal utama dari masalah ini adalah ‘persepsi cahaya’.

===

Santaṃ vā ajjhattaṃ uddhaccakukkuccaṃ 'atthi me [PTS Page 301] ajjhattaṃ uddhaccakukkuccanti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ uddhaccakukkuccaṃ 'natthi me ajjhattaṃ uddhaccakukkuccanti' pajānāti. Yathā ca anuppannassa uddhaccakukkuccassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa uddhaccakukkuccassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti, yathā ca pahīnassa uddhaccakukkuccassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. ‘Jika kekhawatiran dan kegelisahan665 hadir dalam dirinya, seorang [301] bhikkhu mengetahui bahwa kekhawatiran dan kegelisahan hadir …. Dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan di masa depan dari kekhawatiran dan kegelisahan.’

===

665. Uddhacca-kukkucca.

===

Santaṃ vā ajjhattaṃ vivikicchaṃ 'atthi me ajjhattaṃ vicikicchā'ti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ vicikicchaṃ 'natthi me ajjhattaṃ vicikicchā'ti pajānāti. Yathā ca anuppannāya vicikicchāya uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannāya vicikicchāya pahānaṃ hoti tañca pajānāti. Yathā ca pahīnāya vicikicchāya āyatiṃ anuppādo hoti, tañca pajānāti. ‘Jika keragu-raguan666 hadir dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui bahwa keragu-raguan hadir. Jika keragu-raguan tidak ada dalam dirinya, ia mengetahui bahwa keragu-raguan tidak ada. Dan ia mengetahui bagaimana keragu-raguan yang belum muncul itu muncul, dan ia mengetahui bagaimana menyingkirkan keragu-raguan yang telah muncul, dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan di masa depan dari keragu-raguan yang telah disingkirkan.’

===

666. Vicikicchà. Ini termasuk keragu-raguan terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha, dan juga ketidakmampuan dalam membedakan apa yang baik dan apa yang tidak baik, dan sebagainya (cf. DN 1.2.24), yaitu, skeptis dan kebimbangan.

===

Iti ajjhattaṃ vā dhammesu dhammānupassī viharati, bahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati, samudayadhammānupassī vā dhammesu viharati, vayadhammānupassī vā dhammesu viharati, samudayavayadhammānupassī vā dhammesu viharati, atthi dhammāti vā pasanna sati paccupaṭṭhitā hoti. ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran secara internal .... Ia berdiam merenungkan munculnya fenomena dalam objek-objek pikiran667 …. Atau, penuh perhatian bahwa “ada objek-objek pikiran” muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan kesadaran.

===667. Faktor-faktor yang mendukung munculnya rintangan-rintangan dan pelenyapannya. Mengenai rintangan-rintangan ini, baca The Five Mental Hindrances, oleh Nyàõaponika Thera, Wheel Publ., BPS 1961.===

Yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam terlepas, tidak menggenggam pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati pañcasu nīvaraṇesu. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran sehubungan dengan lima rintangan.’(Nīvaraṇapabbaṃ niṭṭhitā)

(D.22.-11)Dhammanupassana khandhapabbam(2. Lima gugus)[BJT Page 470]

21. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati pañcasu upādānakkhandhesu. 14. ‘Kemudian, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sehubungan dengan lima gugus kemelekatan.668

===668. Pa¤c’upàdàna-kkhandhà: ‘5 aspek yang disimpulkan oleh Sang Buddha dari seluruh fenomena keberadaan jasmani dan batin, dan yang oleh si dungu dianggap sebagai Ego, atau diri, yaitu: (1) Kelompok jasmani (råpa-kkhandha) [di sini disebut ‘bentuk’], (2) Perasaan (vedanà), (3) Persepsi (sa¤¤à), (4)  Bentukan-batin (sankhàra), (5) Kesadaran (vi¤¤àõa-kkhandha)’ (BDic).

===Kathañca pana bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati pañcasu upādānakkhandhesu: Bagaimanakah ia melakukannya?idha bhikkhave bhikkhu Di sini, seorang bhikkhu berpikir:'iti rūpaṃ, “Demikianlah bentuk,669

===669. Råpa: Secara singkat didefinisikan dalam SN 22.56 sebagai ‘Empat Unsur Utama dan jasmani bergantung pada empat ini’.===

iti rūpassa samudayo, demikianlah munculnya bentuk,iti rūpassa atthaṅgamo, demikianlah lenyapnya bentuk;iti vedanā. demikianlah perasaan,Iti vedanāya samudayo, demikianlah munculnya perasaan,iti vedanāya atthaṅgamo, demikianlah lenyapnya perasaan;iti saññā, iti saññāya samudayo, iti saññāya atthaṅgamo, demikianlah persepsi,670 demikianlah munculnya persepsi, demikianlah lenyapnya persepsi;

===670. Sa¤¤à. Didefinisikan dalam SN 22.79 sebagai ‘membedakan sesuatu dari tanda-tandanya’===

iti saṅkhārā, [PTS Page 302] iti saṅkhārānaṃ samudayo, iti saṅkhārānaṃ atthaṅgamo, demikianlah bentukan-bentukan batin,671 [302] demikianlah munculnya bentukan-bentukan batin, demikianlah lenyapnya bentukan-bentukan batin;

===671. Sankhàra-kkhandha. Istilah sankhàra memiliki berbagai makna dan banyak terjemahan. Di sini, yang dimaksud adalah kelompok bentukan-bentukan batin. Secara konvensional berjumlah lima puluh, mencakup berbagai faktor, termasuk apa yang kita sebut emosi (yaitu reaksi kamma, baik atau buruk). Yang paling penting adalah kehendak (cetanà), landasan bagi kamma.===

iti viññāṇaṃ, iti viññāṇassa atthaṅgamoti. demikianlah kesadaran,672 demikianlah munculnya kesadaran, demikianlah lenyapnya kesadaraan.’

===

672. Vi¤¤àõa: yang dikelompokkan menurut masing-masing dari enam indria, pikiran sebagai yang ke enam.

===

Iti ajjhattaṃ vā dhammesu dhammānupassī viharati, bahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati. Samudaya dhammānupassī vā dhammesu viharati, vayadhammānupassī vā dhammesu viharati, samudayavayadhammānupassī vā dhammesu viharati. ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran secara internal ....

'Atthi dhammā'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti. Yāvadeva ñāṇamattāya patissati mattāya. Anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam terlepas, tidak menggenggam pada apa pun di dunia ini.

Evampi kho bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati pañcasu upādānakkhandhesu. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran sehubungan dengan lima gugus kemelekatan.’

Khandhapabbaṃ niṭṭhitaṃ

(D.22.-12)Dhammanupassana ayatanapabbam(3. Enam Landasan Indria Internal dan Eksternal)

22. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati chasu ajjhattikabāhiresu āyatanesu. 15. ‘Kemudian, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sehubungan dengan enam landasan-indria internal dan eksternal.673

===673. Untuk penjelasan lengkap, baca BDic pada bagian àyatana. Terdiri dari, seperti terlihat pada kalimat-kalimat selanjutnya, landasan-indria (yaitu, mata, pikiran) dan objeknya (objek-objek penglihatan, objek-objek pikiran).===

Kathañca pana bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati chasu ajjhattikabāhiresu āyatanesu. Bagaimanakah ia melakukannya?

[BJT Page 472] Idha bhikkhave bhikkhu Di sini, seorang bhikkhucakkhuñca pajānāti, rūpe ca pajānāti,mengetahui mata, mengetahui objek-objek penglihatan,674

===674. Råpe (bentuk jamak dari råpa dalam pengertian khusus di sini): ‘bentuk-bentuk terlihat, objek-objek penglihatan’.

===yañca tadubhayaṃ paṭicca uppajjati saññojanaṃ tañca pajānāti. dan ia mengetahui belenggu apa pun yang muncul bergantung pada kedua hal ini.675

===675. Sepuluh belenggu dijelaskan, yang sedikit berbeda dari apa yang dijelaskan sehubungan dengan pencapaian tingkat Memasuki-Arus, dan lain-lain, seperti yang terdapat dalam Abhidhamma. Yaitu: indriawi, Kemarahan (pañigha), keangkuhan (màna), pandangan (salah) (diññhi), keragu-raguan (vicikicchà), keinginan akan penjelmaan (bhavaràga), kemelekatan pada upacara dan ritual (sãlabbata-paràmàsa), kecemburuan (issa), kekikiran (macchariya), dan kebodohan.===

Yathā ca anuppannassa saññojanassa uppādo hoti tañca pajānāti. Dan ia mengetahui bagaimana belenggu yang belum muncul itu muncul,Yathā ca uppannassasaññojanassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti. dan ia mengetahui bagaimana melepaskan belenggu yang telah muncul,Yathā ca pahīnassa saññojanassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan belenggu yang telah dilepaskan itu akan muncul di masa depan.

Sotañca pajānāti, sadde va pajānāti, yañca tadubhayaṃ paṭicca uppajjati saññojanaṃ tañca pajānāti. Yathā ca anuppannassa saññojanassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca pahīnassa saññojanassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. Ia mengetahui telinga dan suara-suara ….

Ghānañca pajānāti, gandhe ca pajānāti, yañca tadubhayaṃ paṭicca uppajjati saññojanaṃ tañca pajānāti. Yathā ca anuppannassa saññojanassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa saññojanassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti. Yathā ca pahīnassa saññojanassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. Ia mengetahui hidung dan bau-bauan ….

Jivhañca pajānāti, rase ca pajānāti, yañca tadubhayaṃ paṭicca uppajjati saññojanaṃ tañca pajānāti. Yathā ca anuppannassa saññojanassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa saññojanassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti. Yathā ca pahīnassa saññojanassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti.

Kāyañca pajānāti, phoṭṭhabbo ca pajānāti, yañca tadubhayaṃ paṭicca uppajjati saññojanaṃ tañca pajānāti. Yathā ca anuppannassa saññojanassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa saññojanassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti. Yathā ca pahīnassa saññojanassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. Ia mengetahui badan676 dan objek-objek sentuhan ….

===676. Di sini, ‘badan’ adalah kàya dalam pengertian khusus ‘organ-badan’, yaitu dalam landasan kontak sentuhan. Baca BDic untuk penjelasan lebih lanjut.===

Manañca pajānāti, dhamme ca pajānāti, yañca tadubhayaṃ [PTS Page 303] paṭicca uppajjati saññojanaṃ tañca pajānāti. Yathā ca anuppannassa saññojanassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa saññojanassa pahānaṃ hoti tañca pajānāti. Yathā ca pahīnassa saññojanassa āyatiṃ anuppādo hoti tañca pajānāti. Ia mengetahui pikiran dan mengetahui objek-objek pikiran, dan ia mengetahui [303] belenggu apa pun yang muncul bergantung pada kedua hal ini. Dan ia mengetahui bagaimana belenggu yang belum muncul itu muncul, dan ia mengetahui bagaimana melepaskan belenggu yang telah muncul, dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan belenggu yang telah dilepaskan itu akan muncul di masa depan.’

[BJT Page 474] Iti ajjhattaṃ vā dhammesu dhammānupassī viharati, bahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati. Ajjhattabahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā dhammesu viharati, vayadhammānupassī vā dhammesu viharati, samudayavayadhammānupassī vā dhammesu viharati. ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran secara internal .... Atthi dhammāti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti, yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya. Anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam terlepas, tidak menggenggam pada apa pun di dunia ini. Evampi kho bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassi viharati chasu ajjhattikabāhiresu āyatanesu. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran sehubungan dengan enam landasan indria internal dan eksternal.’

Āyatanapabbaṃ niṭṭhitaṃ.

(D.22.-13)Dhammanupassana bojjhavgapabbam(4. Tujuh Faktor Penerangan Sempurna)

22. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati sattasu bojjhaṅgesu. 16. ‘Kemudian, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sehubungan dengan tujuh faktor penerangan sempurna.677

===677. Dijelaskan secara terperinci dalam, misalnya MN 118.===

Kathañca pana bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati sattasu bojjhaṅgesu:Bagaimanakah ia melakukannya?Idha bhikkhave bhikkhu santaṃ vā ajjhattaṃ sati sambojjhaṅgaṃ atthi me ajjhattaṃ satisambojjhaṅgo'ti pajānāti. Di sini, para bhikkhu, jika faktor penerangan sempurna perhatian hadir dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui kehadirannya.Asantaṃ vā ajjhattaṃ satisambojjhaṅgaṃ natthi me ajjhattaṃ satisambojjhaṅgoti pajānāti. Jika faktor penerangan sempurna perhatian tidak hadir dalam dirinya, ia mengetahui ketidakhadirannya.Yathā ca anuppannassa satisambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, Dan ia mengetahui bagaimana faktor penerangan sempurna perhatian yang belum muncul itu muncul,yathā ca uppannassa satisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūri hoti tañca pajānāti. dan ia mengetahui bagaimana kesempurnaan dari pengembangan faktor penerangan sempurna perhatian itu muncul.Santaṃ vā ajjhattaṃ dhammavicayasambojjhaṅgaṃ atthi me ajjhattaṃ dhammavicaya sambojjhaṅgoti pajānāti. Jika faktor penerangan sempurna penyelidikan kondisi-kondisi678 hadir dalam dirinya ….===678. Dhamma-vicaya: kadang-kadang diartikan ‘penyelidikan Dhamma’, tetapi makna yang lebih tepat adalah ‘penyelidikan atas fenomena jasmani dan batin’.

===Asantaṃ vā ajjhattaṃ dhammavicayasambojjhaṅgaṃ natthi me ajjhattaṃ dhammavicayasambojjhaṅgoti pajānāti. Yathā ca anuppannassa dhammavicayasambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa dhammavicayasambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.

[BJT Page 476] Santaṃ vā ajjhattaṃ viriyasambojjhaṅgaṃ atthi me ajjhattaṃ viriyasambojjhaṅgoti pajānāti. Jika faktor penerangan sempurna usaha679 hadir dalam dirinya ….

===679. Viriya: Ini berhubungan dengan Usaha Benar dalam Jalan Mulia berfaktor Delapan.===

Asantaṃ vā ajjhattaṃ viriyasambojjhaṅgaṃ natthi me ajjhattaṃ viriyasambojjhaṅgoti pajānāti. Yathāca anuppannassa viriyasambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa viriyasambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.

Santaṃ vā ajjhattā pītisambojjhaṅgaṃ atthi me ajjhattaṃ pītisambojjhaṅgo'ti pajānāti. Jika faktor penerangan sempurna kegembiraan680 hadir dalam dirinya ….

===680. Pãti: istilah yang diterjemahkan dalam berbagai variasi. Baca n.81.

===Asantaṃ vā ajjhattaṃ pītisambojjhaṅgaṃ 'natthi me ajjhattaṃ pītisambojjhaṅgo'ti pajānāti. Yathā ca anuppannassa pītisambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa pītisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.

[PTS Page 304] santaṃ vā ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgaṃ 'atthi me ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgo'ti pajānāti. [304] Jika faktor penerangan sempurna ketenangan681 hadir dalam dirinya ….

===681. Passaddhi.===

Asantaṃ vā ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgaṃ 'natthi me ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgo'ti pajānāti. Yathā ca anuppannassa passaddhisambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa passaddhisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.

Santaṃ vā ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgaṃ 'atthi me ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgo'ti pajānāti. Jika faktor penerangan sempurna konsentrasi hadir dalam dirinya ….Asantaṃ vā ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgaṃ 'natthi me ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgo'ti pajānāti. Yathā ca anuppannassa samādhisambojjhagassa uppādo hoti tañca pajānāti. Yathā ca uppannassa samādhisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.

Santaṃ vā ajjhattaṃ upekkhāsambojjhaṅgaṃ atthi me ajjhattaṃ upekkhāsambojjhaṅgoti pajānāti. jika faktor penerangan sempurna keseimbangan hadir dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui kehadirannya.Asantaṃ vā ajjhattaṃ upekkhāsambojjhaṅgaṃ 'natthi me ajjhattaṃ upekkhā sambojjhaṅgo'ti pajānāti. Jika faktor penerangan sempurna keseimbangan tidak hadir dalam dirinya, ia mengetahui ketidakhadirannya.Yathā ca anuppannassa upekkhā sambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti. Dan ia mengetahui bagaimana faktor penerangan sempurna keseimbangan yang belum muncul itu muncul,Yathā ca uppannassa upekkhāsambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti. dan ia mengetahui bagaimana kesempurnaan dari pengembangan faktor penerangan sempurna keseimbangan itu muncul.’

Iti ajjhattaṃ vā dhammesu dhammānupassī viharati, bahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati.

[BJT Page 478] Samudayadhammānupassī vā dhammesu viharati, vayadhammānupassī vā dhammesu viharati, samudayavayadhammānupassī vā dhammesu viharati. ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran secara internal ....'Atthi dhammā'ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti, yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Dan ia berdiam terlepas, tidak menggenggam pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati sattasu sambojjhaṅgesu. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran sehubungan dengan tujuh faktor penerangan sempurna.’

(Bojjhaṅgapabbaṃ niṭṭhitaṃ) Paṭhamakabhāṇavāraṃ niṭṭhitaṃ

(D.22.-14)Dhammanupassana saccapabbam(5. Empat Kebenaran Mulia)24. Puna ca paraṃ bhikkhave bhikkhu 17. ‘Kemudian, para bhikkhu, seorang bhikkhudhammesu dhammānupassī viharati catūsu ariyasaccesu. berdiam merenungkan objek-objek pikiran sehubungan dengan Empat Kebenaran Mulia.Kathañca pana bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati catūsu ariyasaccesu: Bagaimanakah ia melakukannya?Idha bhikkhave bhikkhu idaṃ dukkhanti yathā bhūtaṃ pajānāti, Di sini, seorang bhikkhu mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah penderitaan”;ayaṃ dukkhasamudayo ti yathābhūtaṃ pajānāti, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah asal-mula penderitaan”;ayaṃ dukkhanirodho ti yathābhūtaṃ pajānāti, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah lenyapnya penderitaan”;ayaṃ dukkhanirodhagāminī paṭipadā ti yathābhūtaṃ pajānāti. ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.”’

(D.22.-15)Dukkhasaccaniddeso25. [PTS Page 305] katamañca bhikkhave dukkhaṃ ariyasaccaṃ: 18. 682’Dan apakah, para bhikkhu, Kebenaran Mulia Penderitaan?

===682. Paragraf 18-21 tidak selaras dengan versi MN 10.===

jāti pi dukkhā, Kelahiran adalah penderitaan,jarāpi dukkhā, usia-tua adalah penderitaan,maraṇampi dukkhaṃ, kematian adalah penderitaan,sokaparidevadukkhadomanassupāyāsāpi dukkhā, dukacita adalah penderitaan, ratapan adalah penderitaan, kesakitan adalah penderitaan, kesedihan dan kesusahan adalah penderitaan.appiyehi sampayogo dukkho, Berkumpul dengan yang tidak dicintai adalah penderitaan,piyehi vippayogo dukkho, berpisah dari yang dicintai adalah penderitaan,yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ, tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan.saṅkhittena pañcupādānakkhandhā pi dukkhā. Singkatnya, lima gugus kemelekatan683 adalah penderitaan.

===

683. Cf. n.680.

===

[BJT Page 480] Katamā ca bhikkhave jāti: ‘Dan apakah, para bhikkhu, kelahiran?yā tesaṃ tesaṃ sattānaṃ tamhi tamhi sattanikāye jāti sañjāti okkanti abhinibbanti khandhānaṃ pātubhāvo āyatanānaṃ paṭilābho, ayaṃ vuccati bhikkhave jāti. Makhluk apa pun juga, kelompok makhluk apa pun juga, ada kelahiran, akan datang, kedatangan, kemunculan gugus-gugus, mendapatkan enam landasan.684 Itu, para bhikkhu, adalah yang disebut kelahiran.’

===

684. Ayatanànaÿ pañilàbho. Menurut formula sebab akibat yang bergantungan, enam landasan indria ini bergantung pada batin-dan-jasmani.

===

Katamā ca bhikkhave jarā: yā tesaṃ tesaṃ sattānaṃ tamhi tamhi sattanikāye jarā jīraṇatā khaṇḍiccaṃ pāliccaṃ valittacatā āyuno saṃhāni indriyānaṃ paripāko, ayaṃ vuccati bhikkhave jarā. ‘Dan apakah usia-tua? Makhluk apa pun juga, kelompok makhluk apa pun juga, mengalami usia-tua, jompo, gigi tanggal, rambut memutih, kulit keriput, mengerut seiring usia, indria-indria melemah, itu, para bhikkhu, disebut usia-tua.’

Katamañca bhikkhave maraṇaṃ: yaṃ tesaṃ tesaṃ sattānaṃ tamhā tamhā sattanikāyā cuti cavanatā bhedo antaradhānaṃ maccumaraṇaṃ kālakiriyā khandhānaṃ bhedo kaḷebarassa nikkhepo jīvitindriyassupacchedo, idaṃ vuccati bhikkhave maraṇaṃ. ‘Dan apakah kematian? Makhluk apa pun juga, kelompok makhluk apa pun juga, ada, mengalami kematian, musnah, terputus, lenyap, meninggal dunia, sekarat, berakhir, terputusnya gugus-gugus, lepasnya jasmani, itu, para bhikkhu, disebut kematian.’

Katamo ca bhikkhave soko: yo kho bhikkhave aññataraññatarena byasanena samannāgatassa aññataraññatarena [PTS Page 306] dukkhadhammena phuṭṭhassa soko socanā socitattaṃ anto soko anto parisoko, ayaṃ vuccati bhikkhave soko. ‘Dan apakah dukacita? Ketika, karena kemalangan apa pun juga, [306] seseorang terpengaruh oleh sesuatu yang bersifat menyakitkan, berduka, berkabung, bersusah hati, kesedihan di dalam, kesengsaraan di dalam, itu, para bhikkhu, disebut dukacita.’

Katamo ca bhikkhave paridevo: yo kho bhikkhave aññataraññatarena byasanena samannāgatassa aññataraññatarena dukkhadhammena phuṭṭhassa ādevo paridevo ādevanā paridevanā ādevitattaṃ paridevitattaṃ, ayaṃ vuccati bhikkhave paridevo. ‘Dan apakah ratapan? Ketika, karena kemalangan apa pun juga, seseorang terpengaruh oleh sesuatu yang bersifat menyakitkan dan menjadi menangis, mengeluh, meraung karena sedih, meratap, itu, para bhikkhu, disebut ratapan.’

Katamañca bhikkhave dukkhaṃ: yaṃ kho bhikkhave kāyikaṃ dukkhaṃ kāyikaṃ asātaṃ kāyasamphassajaṃ dukkhaṃ asātaṃ vedayitaṃ, idaṃ vuccati bhikkhave dukkhaṃ. ‘Dan apakah kesakitan? Perasaan sakit apa pun pada jasmani, perasaan tidak menyenangkan pada jasmani, perasaan sakit atau tidak menyenangkan yang muncul dari kontak jasmani, itu, para bhikkhu, disebut kesakitan.’

[BJT Page 482] Katamañca bhikkhave domanassaṃ: yaṃ kho bhikkhave cetasikaṃ dukkhaṃ cetasikaṃ asātaṃ manosamphassajaṃ dukkhaṃ asātaṃ vedayitaṃ, idaṃ vuccati bhikkhave domanassaṃ. ‘Dan apakah kesedihan?685 Perasaan sakit apa pun pada batin, perasaan tidak menyenangkan pada batin, perasaan sakit atau tidak menyenangkan yang muncul dari kontak batin, itu, para bhikkhu, disebut kesedihan.’

===

685. Domanassa.

===

Katamo ca bhikkhave upāyāso: yo kho bhikkhave aññataraññatarena byasanena samannāgatassa aññataraññatarena dukkhadhammena phuṭṭhassa āyāso upāyāso āyāsitattaṃ upāyāsitattaṃ, ayaṃ vuccati bhikkhave upāyāso. ‘Dan apakah kesusahan? Ketika, karena kemalangan apa pun juga, seseorang terpengaruh oleh sesuatu yang bersifat menyakitkan, bersusah hati, kesusahan besar, didera oleh kesusahan, oleh kesusahan besar, itu, para bhikkhu, disebut kesusahan.686’

===

686. Upàyàsa: biasanya diterjemahkan ’keputusasaan’, yang tidak selaras dengan yang didefinisikan di sini atau dalam PED. ‘Keputusasaan’ berarti kehilangan harapan, yang tidak disebutkan di sini.

===

Katamo ca bhikkhave appiyehi sampayogo dukkho: idha yassa te honti aniṭṭhā akantā amanāpā rūpā saddā gandhā rasā phoṭṭhabbā dhammā, ye vā panassa te honti anatthakāmā ahitakāmā aphāsukakāmā ayogakkhemakāmā, yā tehi saddhiṃ saṅgati samāgamo samodhānaṃ missībhāvo, ayaṃ vuccati bhikkhave appiyehi sampayogo dukkho. ‘Dan apakah, para bhikkhu, berkumpul dengan yang tidak dicintai? Di sini, siapa pun yang tidak diinginkan, tidak disukai, objek-penglihatan, bau-bauan, rasa-kecapan, objek-sentuhan atau objek-pikiran yang tidak menyenangkan, atau siapa pun yang bertemu dengan orang yang mengharapkan kemalangannya, orang yang mengharapkan kecelakaannya, ketidaknyamanannya, ketidakamanannya, yang dengan mereka ia berkumpul, bergaul, berhubungan, bergabung, itu, para bhikkhu, disebut berkumpul dengan yang tidak dicintai.’

Katamo ca bhikkhave piyehi vippayogo dukkho: idha yassa te honti iṭṭhā kantā manāpā rūpā saddā gandhā rasā phoṭṭhabbā dhammā, ye vā panassa te honti atthakāmā hitakāmā phāsukakāmā yogakkhemakāmā mātā vā pitā vā bhātā vā bhagini vā jeṭṭhā vā kaniṭṭhā vā mittā vā amaccā vā ñāti sālohitā vā, yā tehi saddhiṃ asaṅgati asamāgamo asamodhānaṃ amissībhāvo, ayaṃ vuccati bhikkhave piyehi vippayogo dukkho. ‘Dan apakah, para bhikkhu, berpisah dengan yang dicintai? Di sini, siapa pun yang diinginkan, disukai, objek-penglihatan, bau-bauan, rasa-kecapan, objek-sentuhan atau objek-pikiran yang menyenangkan, atau siapa pun yang bertemu dengan orang yang mengharapkan kesejahteraannya, orang yang mengharapkan kebaikannya, kenyamanannya, keamanannya, ibu atau ayah atau

saudara laki-laki atau perempuan atau sanak saudara atau sahabat atau kerabat-sedarah, dan kemudian direnggut dari kebersamaan, pergaulan, hubungan, gabungan demikian, itu, para bhikkhu, disebut berpisah dari yang dicintai.’

[PTS Page 307] katamañca bhikkhave yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ: jātidhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: [307] ‘Dan apakah tidak mendapatkan apa yang diinginkan? Dalam diri makhluk-makhluk yang mengalami kelahiran, para bhikkhu, keinginan ini muncul:aho vata mayaṃ na jāti dhammā assāma, na ca vata no jāti āgaccheyyā ti. Na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. “Oh, seandainya kita tidak mengalami kelahiran, seandainya kita tidak dilahirkan!” Tetapi hal ini tidak mungkin dicapai hanya dengan menginginkan. Ini adalah tidak mendapatkan apa yang diinginkan.Jarā dhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na jarādhammā assāma, na ca vata no jarā āgaccheyyā ti, na kho panetaṃ icchāya pantabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. Dalam diri makhluk-makhluk yang mengalami usia-tua,

[BJT Page 484] Byādhidhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na byādhidhammā assāma. Na ca vata no byādhi āgaccheyyāti, na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. penyakit,687

===687. Vyàdhi: Dihilangkan dalam sebagian besar MSS mengenai definisi di awal paragraf ini, walaupun penyakit adalah jelas merupakan penyebab penderitaan, dan muncul dalam konteks lain, penghilangan ini mungkin tidak disengaja, mungkin mencerminkan kesalahan dalam tradisi pembaca Dãgha (para bhàõaka), seperti tidak diragukan bertanggung jawab dalam penghilangan enam landasan indria dalam DN 15. Baca n.323 di sana.

===Maraṇadhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na maraṇadhammā assāma, na ca vata no maraṇaṃ āgaccheyyāti, na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ.

Sokadhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na sokadhammā assāma, na ca vata no soko āgaccheyyāti, na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. dukacita,Paridevadhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na paridevadhammā assāma, na ca vata no paridevo āgaccheyyāti, na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. ratapan,Dukkhadhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na dukkha dhammā assāma, na ca vata no dukkhaṃ āgaccheyyāti. Na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. kesakitan,Domanassadhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na domanassadhammā assāma. Na ca vata no domanassaṃ āgaccheyyāti. Na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. kesedihan,Upāyāsadhammānaṃ bhikkhave sattānaṃ evaṃ icchā uppajjati: aho vata mayaṃ na upāyāsadhammā asasāma, na ca vata no upāyāso āgaccheyyāti. Na kho panetaṃ icchāya pattabbaṃ. Idampi yampicchaṃ na labhati tampi dukkhaṃ. dan kesusahan muncul keinginan ini: “Oh, seandainya kita tidak mengalami usia-tua, …, kesusahan, seandainya kita tidak bertemu dengan hal-hal ini!” Tetapi hal-hal ini tidak mungkin dicapai hanya dengan menginginkan. Ini adalah tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

[BJT Page 486] Katame ca bhikkhave saṅkhittena pañcupādānakkhandhā dukkhā: ‘Dan bagaimanakah, para bhikkhu, singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan?seyyathīdaṃ rūpūpādānakkhandho vedanūpādānakkhandho saññūpādānakkhandho saṅkhārūpādānakkhandho viññānūpādānakkhandho. Yaitu sebagai berikut: gugus kemelekatan bentuk, gugus kemelekatan perasaan, gugus kemelekatan persepsi, gugus kemelekatan bentukan-bentukan batin, gugus kemelekatan kesadaran.688

===688. Cf. n.680.

===Ime vuccanti bhikkhave saṅkhittena pañcupādānakkhandhāpi dukkhā, idaṃ vuccati bhikkhave dukkhaṃ ariyasaccaṃ. Ini adalah, singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan. Dan itu, para bhikkhu, disebut Kebenaran Mulia Penderitaan.’

(D.22.-16)Samudayasaccaniddeso26. [PTS Page 308] katamañca bhikkhave dukkhasamudayo ariyasaccaṃ: [308]19. ‘Dan apakah, para bhikkhu, Kebenaran Mulia Asal-mula Penderitaan?yāyaṃ taṇhā ponobhavikā nandirāgasahagatā tatra tatrābhinandinī, Yaitu, keinginan689 yang memunculkan kelahiran,690 yang bergabung dengan kesenangan dan nafsu, mencari kenikmatan baru di sana-sini:

===689. Taõhà.

690. Ponobhavikà: secara harfiah, ‘menyebabkan lagi – menjelma’.

===seyyathīdaṃ: kāmataṇhā bhavataṇhā vibhavataṇhā. dengan kata lain keinginan-indria, keinginan akan penjelmaan, dan keinginan akan pemusnahan.691’

===

691. Vibhava-taõhà: Vibhava berarti (1) ‘kekuatan, keberhasilan, kekayaan’, dan beberapa penerjemah secara keliru mengartikan di sini; (2) ‘tidak menjelma’, yaitu pemadaman. Tidak diragukan, ini adalah maknanya di sini. Namun vibhava yang dimaksudkan di sini bukanlah ‘pelenyapan’ yang lebih tinggi Nibbàna, tetapi ‘pemadaman’ jasmani pada saat kematian (cf. ‘keinginan untuk mati’ Freud).

===

Sā kho panesā bhikkhave taṇhā kattha uppajjamānā uppajjati: ‘Dan di manakah keinginan ini muncul kattha nivisamānā nivisati: dan mengukuhkan dirinya?yaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, Di mana pun di dunia ini terdapat hal-hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.’

ettha nivisamānā nivisati kiñca loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ: ‘Dan apakah di dunia ini, hal-hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati?cakkhuṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Mata di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati,Sotaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. telinga …,Ghānaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. hidung …,Jivhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. lidah …,Kāyo loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. badan …,Mano loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.Rūpā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Pemandangan-pemandangan,Saddā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. suara-suara,Gandhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. bau-bauan,Rasā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek sentuhan,Dhammā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇahā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

Cakkhuviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajji, ettha nivisamānā nivisati. Kesadaran-mata,Sotaviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthasā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kesadaran-telinga,Ghānaviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kesadaran-hidung,Jivhāviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kesadaran-lidah,Kāyaviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kesadaran-badan,Manoviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. – kesadaran-pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

Cakkhusamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Kontak-mata,692

===692. Cakkhu-samphassa: melakukan kontak mata dengan objek (-penglihatan).===

Sotasamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-telinga,Ghānasamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-hidung,[PTS Page 309] jivhāsamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-lidah,Kāyasamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-badan,Manosamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

[BJT Page 488] - Cakkhusamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Perasaan yang muncul dari kontak-mata,Sotasamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-telinga,Ghānasamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-hidung,Jivhāsamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, ettesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-lidah,Kāyasamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. kontak-badan,Manosamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati.

kontak-pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

Rūpasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Persepsi penglihatan,Saddasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. suara-suara,Gandhasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. bau-bauan,Rasasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthasā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek sentuhan,Dhammasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

Rūpasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Kehendak sehubungan dengan penglihatan,Saddasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. suara-suara,Gandhasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. bau-bauan,Rasasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek sentuhan,Dhammasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

Rūpataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Keinginan akan pemandangan-pemandangan,Saddataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. suara-suara,Gandhataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. bau-bauan,Rasataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati. Ettha nivisamānā nivisati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek sentuhan,Dhammataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

Rūpavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Awal-pikiran693 yang tertuju pada pemandangan-pemandangan,

===693. Vitakka: cf. n.611.===

Saddavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. suara-suara,Gandhavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. bau-bauan,Rasavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek sentuhan,Dhammavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.

Rūpavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. Kelangsungan-pikiran694 yang tertuju pada pemandangan-pemandangan,

===694. Vicàra: cf. n.611.

===Saddavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. suara-suara,Gandhavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. bau-bauan,Rasavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek sentuhan,Dhammavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā [PTS Page 310] taṇhā uppajjamānā uppajjati, ettha nivisamānā nivisati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sana keinginan ini muncul dan mengukuhkan dirinya.’

Idaṃ vuccati bhikkhave dukkhasamudayo ariyasaccaṃ.

(D.22.-17)Nirodhasaccaniddeso[BJT Page 490] 27. Katamañca bhikkhave dukkhanirodho ariyasaccaṃ? 20. ‘Dan apakah, para bhikkhu, Kebenaran Mulia Lenyapnya Penderitaan?Yo tassā yeva taṇhāya asesavirāganirodho cāgo paṭinissaggo mutti anāyo, sā kho panesā bhikkhave taṇhā kattha pahīyamānā pahīyati. Yaitu peluruhan total dan padamnya keinginan ini, melepaskan dan meninggalkan, kebebasan darinya, terlepas darinya.695 Dan bagaimanakah keinginan ini ditinggalkan,

===695. Yang menarik, ini diserahkan kepada komentar untuk menunjukkan bahwa makna positif dari ini adalah Nibbàna.===

Kattha nirujjhamānā nirujjhati: bagamanakah lenyapnya ini muncul?’yaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. ‘Di mana pun di dunia ini terdapat hal-hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, di sana lenyapnya ini muncul.

Kiñca loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ? Dan apakah di dunia ini, hal-hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati?’Cakkhu loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. ‘Mata di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati,Sotaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. telinga …,Ghānaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. hidung …,Jivhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. lidah …,Kāyo loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. badan …,Mano loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sanalah keinginan ditinggalkan, di sanalah lenyapnya muncul.Rūpā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Kesadaran-mata,Saddā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kesadaran-telinga,Gandhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kesadaran-hidung,Rasā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kesadaran-lidah,Phoṭṭhabbā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kesadaran-badan,Dhammā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kesadaran-pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sanalah keinginan ditinggalkan, di sanalah lenyapnya muncul.

Cakkhuviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Pemandangan-pemandangan,Sotaviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. suara-suara,Ghānaviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. bau-bauan,Jivhāviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. rasa-kecapan,Kāyaviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek sentuhan,Manoviññāṇaṃ loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahiyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sanalah keinginan ditinggalkan, di sanalah lenyapnya muncul.

Cakkhusamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Kontak-mata,Sotasamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kontak-telinga,Ghānasamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kontak-hidung,Jivhāsamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kontak-lidah,Kāyasamphasso loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kontak-badan,Manosamphasso [PTS Page 311] loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kontak-pikiran …; [311]

Cakkhusamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati. Ettha nirujjhamānā nirujjhati. Sotasamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Ghānasamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Jivhāsamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahiyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Kāyasamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati. Ettha nirujjhamānā nirujjhati. Manosamphassajā vedanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati. Ettha nirujjhamānā nirujjhati.

[BJT Page 492] Rūpasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Persepsi penglihatan,Saddasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. suara-suara,Gandhasaññāloke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. bau-bauan,Rasasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbasaññā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek sentuhan,Dhammasaññāloke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek pikiran …;

Rūpasañcetanā loke piyarūpaṃ sārūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahiyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. kehendak sehubungan dengan penglihatan,Saddasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. suara-suara,Gandhasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati.

bau-bauan,Rasasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahiyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek sentuhan,Dhammasañcetanā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek pikiran …;

Rūpataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Keinginan akan pemandangan-pemandangan,Saddataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. suara-suara,Gandhataṇhāloke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. bau-bauan,Rasataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbataṇhā loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek sentuhan,Dhammataṇhāloke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek pikiran …;

Rūpavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahiyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Awal-pikiran yang tertuju pada pemandangan-pemandangan,Saddavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. suara-suara,Gandhavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. bau-bauan,Rasavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahiyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek sentuhan,Dhammavitakko loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek pikiran …;Rūpavicāro loke piyarūpaṃ sārūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahiyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. Kelangsungan-pikiran yang tertuju pada pemandangan-pemandangan,Saddavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. suara-suara,Gandhavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. bau-bauan,Rasavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahiyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. rasa-kecapan,Phoṭṭhabbavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati.

objek-objek sentuhan,Dhammavicāro loke piyarūpaṃ sātarūpaṃ, etthesā taṇhā pahīyamānā pahīyati, ettha nirujjhamānā nirujjhati. objek-objek pikiran di dunia ini adalah hal yang menyenangkan dan dapat dinikmati, dan di sanalah keinginan ditinggalkan, di sanalah lenyapnya muncul.Idaṃ vuccati bhikkhave dukkhanirodho ariyasaccaṃ. Dan itu, para bhikkhu, disebut Lenyapnya Penderitaan.’

(D.22.-18)Maggasaccaniddeso28. Katamañca bhikkhave dukkhanirodhagāminī paṭipadā ariyasaccaṃ: 21. ‘Dan apakah, para bhikkhu, Kebenaran Mulia Jalan Praktik Menuju Lenyapnya Penderitaan?ayameva ariyo aṭṭhaṅgiko maggo, seyyathīdaṃ: Yaitu, Jalan Mulia berfaktor Delapan, yaitu:sammādiṭṭhi sammāsaṅkappo sammāvācā sammākammanto sammāājīvo sammāvāyāmo sammāsati sammāsamādhi. Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, Konsentrasi Benar.’

Katamā ca bhikkhave sammādiṭṭhi? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Pandangan Benar?696

===696. Sammà-diññhi. Ini, atau ‘Melihat dengan Benar’ adalah terjemahan harfiah (‘Penglihatan Benar’ adalah terjemahan yang tidak bijaksana, karena dapat menyebabkan kesalahpahaman!). Diññhi di sini adalah berbentuk tunggal, dan berarti ‘melihat segala sesuatu sebagaimana adanya’, sedangkan ‘pandangan-pandangan’ dalam bentuk jamak adalah selalu keliru. Harus diperhatikan bahwa jika tidak diawali sammà, maka diññhi berarti ‘opini spekulatif’, dan sejenisnya, yang tidak berdasarkan pada ‘melihat segala sesuatu sebagaimana adanya’. Lawan dari sammà-diññhi adalah micchà-diññhi, suatu istilah yang umumnya ditujukan pada pandangan-pandangan merusak. Sammà-diññhi dan seterusnya kadang-kadang diterjemahkan sebagai ‘pandangan sempurna’, dan seterusnya, tetapi ini hanya merujuk pada jalan adiduniawi seperti dijelaskan dalam MN 117.===

[PTS Page 312] yaṃ kho bhikkhave dukkhe ñāṇaṃ dukkhasamudaye ñāṇaṃ dukkhanirodhe ñāṇaṃ dukkhanirodhagāminiyā paṭipadāya ñāṇaṃ, [312] yaitu, para bhikkhu, pengetahuan tentang penderitaan, pengetahuan tentang asal-mula penderitaan, pengetahuan tentang lenyapnya penderitaan, dan pengetahuan tentang praktik menuju lenyapnya penderitaan.ayaṃ vuccati bhikkhave sammādiṭṭhi. Ini disebut Pandangan Benar.’

Katamo ca bhikkhave sammāsaṅkappo? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Pikiran Benar?697

===697. Samma-sankappa: berbagai variasi terjemahan ‘cita-cita benar, motif benar’, dan lain-lain.===

Nekkhammasaṅkappo abyāpādasaṅkappo avihiṃsāsaṅkappo. Ayaṃ vuccati bhikkhave sammāsaṅkappo. Pikiran meninggalkan keduniawian, pikiran ketidakbencian, pikiran ketidakkejaman. Ini, para bhikkhu, disebut Pikiran Benar.’

[BJT Page 494] Katamā ca bhikkhave sammāvācā? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Ucapan Benar?Musāvādā veramaṇī, pisunāya vācāya veramaṇī, pharusāya vācāya veramaṇī. Samphappalāpā veramaṇī. Menghindari berbohong, menghindari fitnah, menghindari ucapan kasar, menghindari kata-kata yang tidak berguna.Ayaṃ vuccati bhikkhave sammāvācā. Ini disebut Ucapan Benar.’

Katamo ca bhikkhave sammākammanto? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Perbuatan Benar?Pāṇātipātā veramaṇī, adinnādānā veramaṇī, kāmesumicchācārā veramaṇī. Ayaṃ vuccati bhikkhave sammākammanto. Menghindari pembunuhan, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari melakukan hubungan seksual yang salah. Ini disebut Perbuatan Benar.’

Katamo ca bhikkhave sammāājīvo? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Penghidupan Benar?

Idha bhikkhave ariyasāvako micchāājīvaṃ pahāya sammāājīvena jīvikaṃ kappeti. Ayaṃ vuccati bhikkhave sammāājīvo. Di sini, para bhikkhu, seorang Siswa Ariya, setelah meninggalkan penghidupan salah, mempertahankan hidupnya dengan Penghidupan Benar.’

Katamo ca bhikkhave sammāvāyāmo? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Usaha Benar?Idha bhikkhave bhikkhu anuppannānaṃ pāpakānaṃ akusalānaṃ dhammānaṃ anuppādāya chandaṃ janeti vāyamati viriyaṃ ārabhati cittaṃ paggaṇhāti padahati. Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu membangkitkan kehendak, mengerahkan daya upaya, menggerakkan usaha, mengerahkan pikirannya dan berusaha untuk mencegah munculnya kondisi batin buruk yang belum muncul.

Uppannānaṃ pāpakānaṃ akusalānaṃ dhammānaṃ pahānāya chandaṃ janeti vāyamati viriyaṃ ārabhati, cittaṃ paggaṇhāti, padahati. Ia membangkitkan kehendak … dan berusaha untuk mengatasi kondisi batin buruk yang telah muncul.

Anuppannānaṃ kusalānaṃ dhammānaṃ uppādāya chandaṃ janeti vāyamati viriyaṃ ārabhati cittaṃ paggaṇhāti padahati. Ia membangkitkan kehendak … dan berusaha untuk memunculkan kondisi batin baik yang belum muncul.

Uppannānaṃ kusalānaṃ dhammānaṃ ṭhitiyā asammosāya bhiyyobhāvāya [PTS Page 313] vepullāya bhāvanāya pāripūriyā chandaṃ janeti, vāyamati viriyaṃ ārabhati cittaṃ paggaṇhāti padahati. Ia membangkitkan kehendak, mengerahkan daya upaya, menggerakkan usaha, mengerahkan pikirannya dan berusaha untuk mempertahankan kondisi batin baik yang telah muncul, tidak membiarkannya memudar, menumbuhkan lebih besar, hingga sempurna dalam pengembangan.Ayaṃ vuccati bhikkhave sammāvāyāmo. Ini disebut Usaha Benar.’Katamā ca bhikkhave sammāsati? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Perhatian Benar?Idha bhikkhave bhikkhu kāye kāyānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, vedanāsu vedanānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, citte cittānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, dhammesu dhammānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ. Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani, tekun, sadar jernih dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan segala keserakahan dan cengkeraman terhadap dunia; ia berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan …; ia berdiam merenungkan pikiran sebagai pikiran …; ia berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran, tekun, sadar jernih dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan segala keserakahan dan cengkeraman terhadap dunia.Ayaṃ vuccati bhikkhave sammāsati. Ini disebut Perhatian Benar.’

[BJT Page 496] Katamo ca bhikkhave sammāsamādhi? ‘Dan apakah, para bhikkhu, Konsentrasi Benar?Idha bhikkhave bhikkhu vivicceva kāmehi vivicca akusalehi dhammehi savitakkaṃ savicāraṃ vivekajaṃ pītisukhaṃ paṭhamaṃ jhānaṃ upasampajja viharati, vitakkavicārānaṃ vūpasamā ajjhattaṃ sampasādanaṃ cetaso ekodibhāvaṃ avitakkaṃ avicāraṃ samādhijaṃ pītisukhaṃ dutiyaṃ jhānaṃ upasampajja viharati. Pītiyā ca virāgā upekkhako ca viharati. Sato ca sampajāno sukhañca kāyena paṭisaṃvedeti, yantaṃ ariyā ācikkanti upekkhako satimā sukhavihārīti, taṃ tatiyaṃ jhānaṃ upasampajja viharati, sukhassa ca pahānā dukkhassa ca pahānā pubbeva somanassadomanassānaṃ atthaṅgamā adukkhamasukhaṃ upekkhāsatipārisuddhiṃ catutthaṃ jhānaṃ upasampajja viharati. Di sini, seorang bhikkhu, terlepas dari keinginan-indria, terlepas dari kondisi batin yang buruk, memasuki dan berdiam dalam jhàna pertama, yang disertai dengan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran yang muncul dari pelepasan, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Dan dengan melenyapkan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, dengan mencapai ketenangan di dalam dan keterpusatan pikiran, ia memasuki dan berdiam dalam jhàna ke dua, yang tanpa awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, yang muncul dari konsentrasi, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Dan dengan meluruhnya kegirangan, tetap tidak terganggu, penuh perhatian dan sadar jernih, ia mengalami dalam dirinya apa yang dikatakan oleh Para Mulia: “Bahagialah ia yang berdiam dalam keseimbangan dan perhatian,” ia memasuki jhàna ke tiga. Dan, setelah meninggalkan kenikmatan dan kesakitan, dan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan sebelumnya, ia memasuki dan berdiam dalam jhàna ke empat, yang melampaui kenikmatan dan kesakitan, dan dimurnikan oleh keseimbangan dan perhatian.

Ayaṃ vuccati bhikkhave sammāsamādhi. Ini disebut Konsentrasi Benar.Idaṃ vuccati bhikkhave dukkhanirodhagāminīpaṭipadā ariyasaccaṃ. Dan itu, para bhikkhu, disebut jalan praktik menuju lenyapnya penderitaan.’

29. Iti ajjhattaṃ vā dhammesu dhammānupassī viharati, [PTS Page 314] bahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati, ajjhatta bahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā dhammesu viharati, vayadhammānupassī vā dhammesu viharati, samudayavayadhammānupassī vā dhammesu viharati. ‘Demikianlah ia berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran secara internal, [314] merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran secara eksternal, berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran secara internal dan eksternal. Ia berdiam merenungkan munculnya fenomena dalam objek-objek pikiran, merenungkan lenyapnya fenomena dalam objek-objek pikiran, ia berdiam merenungkan muncul dan lenyapnya fenomena dalam objek-objek pikiran. Atau, penuh perhatian bahwa “ada objek-objek pikiran” muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan kesadaran.

Atthi dhammā'tī vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya patissatimattāya, anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati, Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apa pun di dunia ini.Evampi kho bhikkhave bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati catūsu ariyasaccesu. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran sehubungan dengan Empat Kebenaran Mulia.’Saccapabbam nitthitamDhammanupassana nitthita(KESIMPULAN)[BJT Page 498] 30. Yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya sattavassāni, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. 22. ‘Siapa pun, para bhikkhu, yang mempraktikkan Empat Landasan Perhatian ini selama tujuh tahun dapat mengharapkan satu dari dua hasil ini: mencapai kesucian Arahat dalam kehidupan ini atau, jika masih ada beberapa kekotoran tersisa, mencapai kondisi Yang-Tidak-Kembali.Tiṭṭhantu bhikkhave satta vassāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya cha vassāni, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. Jangankan tujuh tahun – siapa pun yang mempraktikkannya selama enam tahun …,Tiṭṭhantu bhikkhave cha vassāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya pañca vassāni, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. lima tahun …,Tiṭṭhantu bhikkhave pañca vassāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya cattāri vassāni, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. empat tahun …,Tiṭṭhantu bhikkhave cattāri vassāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya tīṇi vassāni, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. tiga tahun …,Tiṭṭhantu bhikkhave tīṇī vassāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya dve vassāni, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. dua tahun …,Tiṭṭhantu bhikkhave dve vassāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya ekaṃ vassaṃ, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. satu tahun dapat mengharapkan satu dari dua hasil …;

[BJT Page 500] 31. Tiṭṭhatu bhikkhave ekaṃ vassaṃ. Yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya satta māsāni, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. jangankan satu tahun - siapa pun yang mempraktikkannya selama tujuh bulan …,Tiṭṭhantu bhikkhave satta māsāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya cha māsāni. Tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. enam bulan …,

Tiṭṭhantu bhikkhave cha māsāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya pañca māsāni. Tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. lima bulan …,Tiṭṭhantu bhikkhave pañca māsāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya cattāri māsāni. Tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. empat bulan …,Tiṭṭhantu bhikkhave cattāri māsāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya tīṇi māsāni. Tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. tiga bulan …,Tiṭṭhantu bhikkhave tīṇi māsāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya dve māsāni. Tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. dua bulan …,Tiṭṭhantu bhikkhave dve māsāni, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya ekaṃ māsaṃ, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. [315] satu bulan …,

[BJT Page 502] Tiṭṭhatu bhikkhave [PTS Page 315] māso, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya aḍḍhamāsaṃ, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā. setengah bulan dapat mengharapkan satu dari dua hasil …;Tiṭṭhatu bhikkhave aḍḍhamāso, yo hi koci bhikkhave ime cattāro satipaṭṭhāne evaṃ bhāveyya sattāhaṃ, tassa dvinnaṃ phalānaṃ aññataraṃ phalaṃ pāṭikaṅkhaṃ, diṭṭheva dhamme aññā, sati vā upādisese anāgāmitā'ti. jangankan setengah bulan - siapa pun yang mempraktikkan Empat Landasan Perhatian ini selama tujuh hari dapat mengharapkan satu dari dua hasil ini: mencapai kesucian Arahat dalam kehidupan ini atau, jika masih ada beberapa kekotoran tersisa, mencapai kondisi Yang-Tidak-Kembali.’

32. Ekāyano ayaṃ bhikkhave maggo sattānaṃ visuddhiyā sokapariddavānaṃ samatikkamāya dukkhadomanassānaṃ atthaṅgamāya ñāyassa adhigamāya nibbānassa sacchikiriyāya yadidaṃ cattāro satipaṭṭhānā'ti iti yantaṃ vuttaṃ idametaṃ paṭicca vuttanti. ‘Dikatakan: “Ada, para bhikkhu, satu jalan ini untuk memurnikan makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan kesusahan, untuk melenyapkan kesakitan dan kesedihan, untuk memperoleh jalan yang benar untuk mencapai Nibbàna: - yaitu, empat landasan perhatian” dan untuk alasan inilah, hal tersebut dikatakan.’Idamavoca bhagavā. Attamanā te bhikkhu bhagavato bhāsitaṃ abhinandunti. Demikianlah khotbah Sang Bhagavà, dan para bhikkhu senang dan gembira mendengar kata-kata Beliau.

Mahāsatipaṭṭhānasuttaṃ niṭṭhitaṃ navamaṃ.