Water Seal Drainage

28
Water Seal Drainage

description

wsdwsdwsd

Transcript of Water Seal Drainage

PowerPoint Presentation

Water Seal Drainage

Definisi

WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura dengan menggunakan pipa penghubung untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut

TujuanMengalirkan/drainase udara atau cairan dari rongga pleura untukmempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.Mengembangkan kembali paru yang kolapsMemasukkan obat ke dalam rongga pleura.Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada.

Indikasi Pemasangan WSDPneumotoraksHemotoraks HemopneumotoraksEfusi pleura EmpiemaProfilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujukFlail Chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

Kontra Indikasi Pemasangan WSDHematotoraks masif yang belum mendapat penggantian cairan/darahGangguan pembekuan darah yang tidak terkontrolPerlekatan pleura yang luas.

Tempat Pemasangan WSD1. Bagian Apeks paruYaitu pada anterolateral intercosta 1-2 garis midclavicula yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura2.Bagian Basal Yaitu pada posterolateral intercosta 5-6 atau ke 8-9 garis mid-axilari yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura.

Jenis-jenis WSD

1.WSD dengan sistem satu botolTerdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol. Cairan atau udara masuk melalui saluran pengumpul, yang berakhir di dalam air steril (penyegel). Udara keluar dari air menuju ventilasi udara; cairan tetap di dalam botol. Sistem satu botol bergantung pada gravitasi dan tekanan ekspirasi positif untuk drainase

Jenis ini mempunyai 2 fungsi, sebagai penampung dan botol penampung. Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru

2. WSD dengan sistem 2 botol Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal. Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal. Dapat dihubungkan dengan suction control. Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2

Prinsip kerja sama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD.Biasanya digunakan untuk mengatasi hemotoraks, hemopneumotoraks, efusi pleura. Keuntungannya adalah water seal tetap pada satu level. Sistem ini menggunakan gravitasi dan tekanan ekspirasi positif untuk drainase

3. WSD dengan sistem 3 botolPada WSD 3 botol terdapat sebuah botol pengumpul (1), sebuah botol water seal (2), dan sebuah botol kontrol pengisapan (3). Fungsi botol 1 dan 2 sama dengan sistem dua botol kecuali bahwa botol 2 disambungkan ke botol 3. Botol 3 mempunyai sebuah selang kontrol manometer dibawah permukaan air steril. Kedalaman selang dibawah permukaan air ini menentukan besarnya pengisapan pada rongga pleura

Botol kontrol pengisapan mempunyai saluan lain yang digunakan untuk pengisapan. Sistem ini menggunakan tekanan ekspirasi positif, gravitas, dan pengisapan untuk drainaseBotol ke-3 mempunyai 3 selang : Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua; Tube pendek lain dihubungkan dengan suction; Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer

Komplikasi Pemasangan WSDLaserasi, mencederai organ (hepar, lien)PerdarahanEmpisema SubkutisTube terlepasInfeksiTube tersumbat

Persiapan Pemasangan WSDPersiapan alat dan bahan meliputi :1)Trokar atau kateter toraks dengan nomor yang disesuaikan dengan bahan yang akan dialirkan, untuk udara nomor 18-20 dan untuk pus nomor 22-24.2)Kasa steril3)Plester4)Alkohol 70% dan bethadin 10%

5) Spuit 5 cc sebanyak 2 buah6)Lidocain solusio injeksi untuk anestesi local sebanyak 5 ampul7)Botol WSD8)Satu buah meja dengan satu set bedah minor9)Duk steril

Prosedur TindakanPosisi pasien dengan sisi yang sakit menghadap ke arah dokter dengan disandarkan pada kemiringan 30o-60o, tangan sisi paru yang sakit diangkat ke atas kepalaLakukan tindakan antiseptic menggunakan bethadin 10% dilanjutkan dengan menggunakan alkohol 70% dengan gerakan berputar ke arah luar, pasang duk steril dengan lubang tempat di mana akan dilakukan insersi kateter

Lakukan anestesi lokal. Anestesi dilakukan pada daerah yang akan di pasang WSD atau pada intercostalis 4-5 anterior dari mid axillary lineLangsung lakukan punksi percobaan menggunakan spuit anestesi tersebutLakukan sayatan pada kulit memanjang sejajar intercostalis lebih kurang 1 cm lalu buka secara tumpul sampai ke pleuraDisiapkan jahitan matras mengelilingi kateter

Satu tangan mendorong trokar dan tangan lainnya memfiksir trokar untuk membatasi masuknya alat ke dalam rongga pleura. Setelah trokar masuk ke dalam rongga pleura, stilet dicabut dan lubang trokar di tutup dengan ibu jari. Kateter yang sudah diklem pada ujung distalnya di insersi secara cepat melelui trokar ke dalam rongga pleura.Kateter diarahkan ke anteroapikal pada pneumotoraks dan posterobasal pada cairan pleura/empiema.Trokar dilepas pada dinding dada. Kateter bagian distal dilepas dan trokar dikeluarkan.Setelah trokar ditarik, hubungkan kateter dengan selang dan masukkan ujung selang ke dalam botol WSD yang telah diberi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9% dan pastikan ujung selang terendam sepanjang dua cm.Perhatikan adanya undulasi pada selang penghubung dan terdapat cairan, darah dan pus yang dialirkan atau gelembung udara pada botol WSD.Fiksasi kateter dengan jahitan tabbac sac, lalu tutup dengan kasa steril yang telah di beri bethadin dan fiksasi ke dinding dada dengan plester.

Pencabutan WSD1.Kriteria pencabutan: Sekret serous, tidak hemorageDewasa : jumlah kurang dari 100cc/24jamAnak anak : jumlah kurang 25-50cc/24jamParu mengembang dengan tanda :Auskultasi suara napas vesikuler kiri dan kananPerkusi bunyi sonor kiri dan kananFibrasi simetris kiri dan kananFoto toraks paru yang sakit sudah mengembang

2.Kondisi : Pada traumaHemato/pneumothoraks yang sudah memenuhi kedua kriteria, langsung dicabut dengan cara air-tight (kedap udara).Pada thorakotomiInfeksi : klem dahulu 24 jam untuk mencegah resufflasi, bila baik cabutPost operatif : bila memenuhi kedua kriteria, langsung di cabut (air-tight)Post pneumonektomi : hari ketiga bila mediastinum stabil (tak perlu air-tight).

Perawatan slang dan botol WSD/ Bullow drainage.1.Penetapan slang.Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.2.Pergantian posisi badan.Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.

3.Mendorong berkembangnya paru. 4.Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.5.Latihan napas dalam.Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang diklem.6.Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.7.Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.

7. Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara bersamaan keadaan pernapasan.8. Observasi setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dan setiap 1 - 2 jam selama 24 jam setelah operasi.9. Observasi banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna muka, keadaan pernapasan, denyut nadi, tekanan darah.

10. Perlu sering dicek, apakah tekanan negativ tetap sesuai petunjuk jika suction kurang baik, coba merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau 1/2 duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di cari penyebabnya misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak, atau lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru. 11. Perawatan slang dan botol WSD/ Bullow drainage. 12. Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang keluar kalau ada dicatat.

13. Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya gelembung udara yang keluar dari bullow drainage.14. Penggantian botol harus tertutup untuk mencegah udara masuk yaitu mengklem slang pada dua tempat dengan kocher.15. Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botol dan slang harus tetap steril.16. Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-sendiri, dengan memakai sarung tangan.17. Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatif dalam rongga dada, misal : slang terlepas, botol terjatuh karena kesalahan.