Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

12
ISSN Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Transcript of Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Page 1: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

ISSN 1978-105~

Volume 6 Nomor 3 Nopember 201 1

JURNAL GIZI DAN PANGAN (Journal of Nutrition and Food)

Volume 6 No 3 November 2011

DAFTAR lSI

1 Pengaruh Pemberian Zat Gizi Mikro dan Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan Gizi Pemenuhan Zat Gizi dan Status Besi Remaja Putri Cesi lia Meti Owiriani Rimbawan Hardinsyah Hadi Riyadi dan Orajat Martianto 171

2 Peningkatan Status Besi dan Kebugaran Fisik PekerJa Wanita Usia subur Yaktiworo Indriani Ali Khomsan OadanS Sukandar Hadi Riyadi dan Reni Zuraida 178

3 Kebiasaan Konsumsi Minuman dan Asupan Cairan pada Anak Usia Sekolah di Perkotaan Oodik Briawan Paramitha Raehma dan Kartika Annisa 186

4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Perilaku Gizi Seimbang Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Ba lita di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur Linda Owi Jayanti Yekti Hartati Effendi dan OodonS Sukandor 192

5 Faktormiddotfaktor yang Berpengaruh terhadap Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat di Pedesaan dan Perkotaan Suei Apriani dan Yayuk Farida Boliwati 200

6 Ketah an an Pangan Kelua rga Peserta Program Pemberdayaan Masyarakat di Pedesaan Tin Herowoti Basito GintinS 5 PanS S AsnSori Ojoko Susanto dan Herien Puspitawati 208

7 Isolasi Oligosakarida Madu Lokal dan Ana lisis Aktivitas Prebiotiknya Umul Karimah YoSi Nur AnSSowo Syomsul Foloh dan Suryani 217

II

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 208-216 Journol of Nutrition ond Food 2011 6(3) 208-216

KETAHANAN PANGAN KELUARGA P PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PEDESAAN

Tin HeraNati k Basita Susanto dan Herien

1 Departemen ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 16680

Z Departemen Sains Komunikasi dan Masyarakat Alamat korespondensi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut

Pertanian 16680 Email gmsk_29yahoocom

ABSTRACT

to the food and its the empowerment program at rural area The research

used a survey method toward 300 the Notional of

31

percentage many as 373 percent was insecure category It was

into secure category Base on the program more than a and PUAP are insecurE category Food vulnerable category

PNPM group and Raksa Desa group 61 The percentage (15 into secure category is in PNPM group The which

toward the are the income per size and the asset_

Key words empowerment program rural area

PENDAHULUAN Ibu dan tersebut masih di negara ASEAN

Pada saat ini Indonesia masih dihadapshykan

Indonesia erat kemiskinan Permasalahan kesehatan dan gizl diashy

dan ibu yang masih lami oleh anak-anak usia dinl yang berasal dari

anak balita yang meshytidak rnampu dan tinggal di wilayah

mitiki status kurang dan buruk adalah 428 perdesaan (Cahyadi 2009) Pada tahun 2ll09

dan 944246 orang di antaranya be 6341 persen miskin bershy

risiko buruk Pada tahun sedangkan tahun 2010

anak balita kurang dan buruk menurun tersebut bertambah 6423

413 Juta dan 755397 orang persen Kondisi tersebut bahwa

tergolong risiko gizi buruk kemiskinan masih menjadi potret dominan di

Menurut Dinas Kesehatan (BPS 2010) Kemisklnan

tahun 2009 101 kesulitan damiddot

persen anak balita menclerita buruk dari 3536981 anak balita clan anak yang menderita

380673 2009) dan

tahun seribu kelahiran d()11

tidak307 per seratus

ribu kelahiran BPS kan kernati()n ibu tahun 2007 memiddot Status selain nurun menjadi 228 per seratus ribu kelahiran yang

kematian masih 35 juga merupakan refleksi dari situasi pangan per serbu kelahra~i Z008) maupun situasi ekonomi

adi pe-nurunan ian membutktikan bahwa status

208

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

gizi yang baik sangat ditentukan oleh Jumlah asupan pangan yang bermutu Rendahnya penshydapatan menyebabkan rendahnya daya beli keluarga terhadap kebutuhan pangan seharishyhari sehingga terbatasnya kualitas dan kuanshytitas pangan yang dlkonsumsi (Cahyadi 2009) Adanya keterkaitan yang erat antara status gizi dan situasi pangan maka memunculkan suatu pertanyaan bagaimana kondisi ketahanan pashyngan keluarga terutama keluarga di pedesaan yang menjadi potret kemiskinan

Pemberdayaan masyarakat merupakan program penanggulangan masalah kemiskinan dan menjadi salah satu program prioritas pembangunan Program pemberdayaan masyashyrakat banyak dibentuk sebagai upaya pemeshyrintah mengatasi masalah krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997 Adanya pemberdayaan masyarakat miskin di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kesejahteraan hidup keluarshyga khususnya balita baik itu berupa pangan kesehatan dan pendidikan Dengan terpeshynuhinya kesejahteraan hidup maka kehilangan generasi penerus bangsa (loss generation) dapat dihindari

Tujuan umum penelitian adalah mengshyanalisis ketahanan pangan keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat di perdeshysaan Tujuan khusus (1) mengetahui karaktershyistik keluarga (2) menganalisis ketahanan pashyngan keluarga (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan keluarga

di 3 f1 METODE ashy3ri Desain dan Lokasi ~ ah

Desain penelitian adalah crossectional9

study dan teknik pengumpulan data dilakukan le rshy

dengan metode survei Lokasi penelitian di- ) 10 Kecamatan Dramaga Leuwisadeng dan Pamishy

23 jahan Kabupaten Bogor Pemilihan lokasi dilamiddot l wa kukan secara purposive dengan pertimbangan

~ -I di (1) Kabupaten Bogor masih menempati jumlah

abshy penduduk miskin tertinggi di Jawa Sarat selashy

i ras

- da-ma priode 2006-2009 (2) Tingkat kemiskinan

-ooa di Kabupaten Bogor yang terus meningkat selashy- ~tan

ma periode 2007-2009 dan (3) Kabupatenseshy

l3ogor terdilpat beberapa program pemberclashy~aya

yaan yang dilaksanakan oleh berbagai piha k ~ i d ak

yaitu pemerintilh swasta dan perguruan tingshygi Pemilihiln kecamatan dilakukan seeara pur shyposif dengan kriteria tingkat kemiskinan ycmg eukup tinggi (lebih dari 40 persen) dan terdashy

3ngan pat lebih dari satu program kegiatan pem shy_008) berdayaan Waktu penelitian dililksanakan itatus

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot )

selama delapan bulan terhitung mulai bulan Februari-Oktober 2010

(ara Pemilihan Sam pel

Populasi penelitian adalah seluruh kelushyarga peserta pemberdayaan masyarakat di tiga kecamatan Sampel penelitian adalah keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat dan telah menjadi peserta program minimal satu tahun Teknik pengambilan sampel adalah stratified propotional random sampling Jumshylah sampel yang diambil yaitu 300 keluarga dengan rincian 140 keluarga dari program Program Nasional Pembedayaan Masyarakat (PNPM) 107 ke-luarga dari Program Keluarga Harapan (PKH) 31 keluarga dari Program Raksa Desa dan 22 dari program Pengembangshyan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Jenis dan (ara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder Data primer dikumshypulkan melalui wawancara menggunakan kueshysioner terdiri dari (1) karakteristik keluarga dan (2) ketahanan pangan keluarga Indikator dan skala~ data dari masing-masing peubah dapat dilihat pada Tabel 1 Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan setempat Badan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (BPMD) Kabupaten Bogor dan sekretariat progshyram pemberdayaan di masing-masing kecamatshyan Data sekunder yang diambil dalam peneshylitian tingkat kemiskinan dan jumlah penerima manfaat program pemberdayaan

Pengukuran ketahanan pangan keluarga pada penelitian ini mengacu FAO (1996) dan Purwantini et al (2001) Indikator ketahanan pangan yang digunakan adalah ketersediaan pangan pokok stabilitas ketersediaan pangan kualitas pangan dan tingkat konsumsi energi keluarga

Ketersediaan Pangan Pokok

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushymah tangga mengacu pada pangan yang eukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat meshymenu hi kebutuhan konsumsi rumah tangga Hasil penelitian Varendra (2007) menunjukkan bahwa pembelian pangan pokok bersifat harian sangat rentan dengan perubahiln harga Mengshyaeu pada pendapatan tersebut maka pemshybelian pangan pokok bersifat h2trian tidak menjamin ketersediaannya terutama pada keluarga miskin dibandingkan mingguan dan bulanan Oleh karena itu pengukuran ketershy

209

Jurnal Gizi dan 2011 6(3) 208-216

sediaan pangan pokok keluarga didekati deshyngan kebiasaan membeli pangan an atau

Tabel 1 Indikator dan Skala Data yang Digunakan dalam Penelitian

Peubah Indikator Skala Data -----------------------~---__=___c_--

Karakteristik Pendidikan suami dan Rasio Keluar-ga Istri (thn)

Pekerjaan suami dan ~lominal

istn Umur suami (thn) Rasia Jumlah Anggota Rasia ketuarga (orang) Pendapatan (Rp) Rasia

Ketahanan Ketersediaan Ordinal Pangan kecukupan pang an

StabiUtas keterseciiaan Ordinal pangan Kualitas pangan Ordinal Tmgkat kansumsi energl Rasio

Stabilitas Ketersedioon

Salah satu indikator yang untuk mengukur stabilitas ketersediaan pangan di rumah tangga adalah frekuensi makan rumah tangga dalam sehan (PPK-L1PI Berdasarkan hal tersebut mashyka stabilitas ketersediaan pangan diukur bershydasarkan frekunsi makan (1 kaii 2 kali atau kal1)

Kuolitos

Ukuran kualitas pangan dilihat dari kerashygaman dan kualitas pangan yang dikonsumsi

Pada ini data metode recoil 1x24

Berdasarkan hal tersebut maka kualitas pangan keluarga dibagi menjadi kategori yaitu (1) Kualitas pangan yang tidak baik atau tidak

makanan yang dikonsumsi terdiri dari pangan dan protein hewani atau nabati atau pangan

dan sayur (2) Kualitas pangan balk atau

kurang d ikonsumsi oleh yang terdiri dart pangan hewani (berupa ikan asin) atau nabati

atau dan sayur (3) Kualitas pangan baik atau

makanan yang dikonsumsi oleh yang terdiri dari pangan

protein hewani (ikan segar atau pindang ayam ) nabati atau sayur dan buah iltau

tanpa buah

JournaoNutritionandFood 2011 613) 208-216

Konsumsi Gizi

Pada ini indikator yang konsumsi

berdasarkan asupan perkapita dibandingkan dengan angka kecu-

Pengolahan dan Analisis Data

Data penelitian diolah secara statistik dan statistlk inferensia Data dianashy

lisis secara karakteristik dan ketahanan pangan

timer dishygunakan untuk melihat faktor-faktor yang

terhadap ketahanan pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

~Karakteristlk Keluarga

Secara keseluruhan rata-rata umur istri adalah 3749 tahun dan umur suami 4375 tahun Rata-rata umur istri dan suami masih termasuk usia produktif menurut Hurlock (1 rata-rata usia istri termasuk dewasa muda termasuk dewasa

tidak

Ratamiddotrata anggota keluarga 5 orang menurut BKKBN (1996) tersebut termasuk Hasil menunjukkan fikan antara rata-rata pada PKH dengan ketompok PNPM dan PUAP (pltO05) Rata-rata lama istri 58 tahun dan suami 63 tahun Hal tersebut menunjukkan tingkat istri maupun suami termasuk rendah

yang rata lama pendidikan suami dan istri serta

PKH

210

-- ---

Journal of Nutrition and Food 20776(3) 208-276 Jurnal Gizi dan Pangan 20116(3) 208-216 -~ 276

Tabel2 Ka rakteristik Keluarga berdasa rkan Kelompok Program Pemberdayaan

Peubah PNPM PKH Rak sa Desa PUAP Total _ gushy 1 Umur Istri (thn) 3679plusmn869 3771 plusmn941 378h868 4045plusmn1299 3749plusmn9 62

gizi 2 Umur suami (thn) 42 3 1plusmn853 4559plusmn1127 4313plusmn771 4486plusmn1357 4375plusmn1000 3 Jumlah anggota keluarga (orang) 499plusmn156 581plusmn172 532plusmn1090 500plusmn145 532plusmn168-tergl 4 Pendidikan iSlri (thn) 685plusmn302 439plusmn2 22 6 06plusmn277 600plusmn442 583plusmn306 5 Pendidikan suami (thn) 6 85plusmn323 461 plusmn262 839plusmn302 8 D5plusmn395 6 30d34

-onshy 6 Pendapatan perkapita

~ oe shy Rp 178 835 (miskin) 186 832 65~ 318 41 3 gt Rp 178 835 (tidak miskin) 814 168 93 5~ 682 587 Rata-rataplusmnstc1 (Rp i Kapbulan) 580 588l 1250286plusmn 4762781 plusmn 5127951plusmn 402 3553plusmn

ng 1 4562159 947565 386 265 5476936 4241170

7 Pekerjaan istri Tidak bekerja (IRT) 200 589 387 455 377 Petani O 7~c 19 009~ 45 13

0 -_ 5t ik Pedagang 621 84 387 273 380

_ H shy PNS 00 00 00 00 0 0 Buruh 3 W 2801 12 9 459il 13 3 r -an Karyawan OO~ OO9~ 32 O O~~ 0 3 Sopir OO om OO~ 009 00 Ylilraswasta 107 00 32 136 63 Lainnya 29 28 32 45 30

3 Pekerjaan suami Tidak bekerja 86~ 1219 327 136 97 Petani 2 9~ 28~ 32 18 2~- 40 Pedagang 32 1~~ 1879 484~ 227 283 PNS 11~ om 65 OO~ 13 Duruh 25 OJ 598 16 1 1369 357 Karyawan 86~ O99-C 3 2 lj~ 13 6 ~ 57 Sopir 71 ~ 28 9 7 91 ~ 609 Wiraswasta 10 n O 9~~ 65 91 5 67 Lainnya 36~ 19 32 OOj 27

0

ar middot = -J3

Ketahanan Pangan Keluarga Lebih dari setengah (637) keluarga memiliki kebiasaan membeli pangan pokok harian

lndikator ketahanan pangan yang digushy(Tabel 3) Pola yang sama juga ditemukan di

akan adalah ketersediaan pangan stabilitas semua kelompok pemberdayaan_ Pada kelomshy

-etersediaan pangan kualitas pangan dan pok PKH jumlah keluarga yang membeli pashy

ingkat konsumsi gizi keluarga ngan pokok harian sebanyak 794 persen dan pada kelompok PUAP 910 persen Keadaan

i etersediaan Pansan Pokok tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan keluarga memiliki ketersediaan pangan pokok PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushy harian sehingga dapat dikatakan bahwa ketershy

mah tangga mengacu pada pangan yang cukup sediaan pangan pokok pada sebagian besar j an tersedia dalam jumlah yang dapat meshy keluarga masih kurang terjamin Hasil peneshymenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga litian Varendra (2007) menunjukkan bahwa ada L1PI menggunakan indikator ketersediaan pashy kecenderungan masyarakat di desa yang seshyngan wilayah berdasarkan hitungan hari ya itu bagian besar bekerja di sektor pertanian tidak jika suatu wilayah memiliki ketersediaan pashy menyimpan pangan pokok Mereka cenderung -gan lebih dari 240 hari maka ketersediaan membeli beras bersifat harian sehingga sangat Jangan dikatakan cukup dan jika memiliki rentan terhadap perubahan harga pangan Mashybull - ersediaan pangan antara 1-239 maka dikashy sih banyaknya petani yang tidak menyimpan a-lta n kurang bahan pangan bukan semata-mata hasil panen

yang rendah tetapi karen a keinginan untukKetersediaan pangan pokok keluarga mendapatkan uang tunai segera setelah panen-5 a penelitian ini dilihat dari jangka waktu untuk berbagai keperluan yang mendesak e bel ian pangan pokok bagi kelua rga yang

rd iri dari harian mingguan atau bulanan

Tabel 3 Sebarall Keluarga berdasarkan Iltebiasaan Membeli Pangan Pokok ----- PNPM PKH Raksa Desa PUAP -~T=-o-ta--I--

Kebiasaan Membeli Pangan Pokok n n n n _----n_-~

-I)n (Ke terscdiilan tldak terjamin) 74 529 85 794 12 387 20 91 0 191 637 ~lI a n (Ke tcrsccl iadn kurilng terjarnin) 52 37 I 18 16 8 11 355 45 82 273 11on (Ketersediaan lerjarnln) 11 100 4 38 8 258 1 45 27 90_-_ - Tol-at fjiS i07-io6~o - -3-1 - - 1000 22 --ioob -300- -1000shy1000----- --------- shy

211

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

Walaupun demikian ditemukan juga yang membeli pangan pokok secara mingguan dan paling banyak ditemukan pada kelompok PNPM (371) sedangkan secara bulanan paling banyak ditemukan di kelompok Raksa Desa (258)

Stabilitas Ketersediaan Pansan

Frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga Dalam satu rumah tangga salah satu cara untuk mempershytahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengurangi freshykuensi makan Penelitian yang dilakukan L1PI di beberapa daerah di Jawa Barat juga meshynemukan bahwa mengurangi frekuensi makan merupakan salah satu strategi rumah tangga untuk memperpanjang ketahanan pangan meshyreka Penelitian tersebut juga menemukan bahwa rumah tangga yang memililZi persediaan makanan pokok pada umumnya makan sebashynyak 3 kali per hari Jika mayoritas rumah tangga di satu desa misalnya hanya makan dua kal i per hari kondisi ini semata -mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar persediaan makanan pokok mereka tidak seshygera habis karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari kebanyakan rumah tangga tishydak bisa bertahan untuk tetap memiliki pershysediaan makanan pokok hingga panen berishykutnya (PPK-L1PI 2004)

Mengacu pada penelitian tersebut maka stabilitas ketersediaan pangan pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi makan keluarshyga per hari Secara keseluruhan persentase tertinggi (580) keluarga memiliki kebiasaan makan dalam keluarganya dua kali per hari (Tabel 4) Pola yang sama juga ditemukan di semua kelompok pemberdayaan Kebiasaan makan dua kali per hari lebih banyak ditemu-

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 208-216

kan pada kelompok PKH dan PUAP masingshymasing sebanyak 636 persen Sedangkan kebishyasaan makan tiga kali per hari lebih banyak ditemukan pada kelompok PNPM (464) dan Raksa Desa (419) Kondisi tersebut menunshyjukkan bahwa ketersediaan pangan yang kushyrang stabil lebih banyak ditemukan pad a keshylompok PKH dan Raksa Desa sedangkan keshytersediaan yang stabil lebih banyak ditemukan di kelompok PNPM dan Raksa Desa Hal ini dishysebabkan karena secara ekonomi kelompok PNPM dan Raksa Desa lebih tinggi dibandingkan dengan PKH dan PUAP Menurut Tabor et 01 (2000) determinan dari ketahanan pangan rushymah tangga adalah daya beli atau pendapatan untuk memenuhi biaya hidup Semakin tinggi daya beli atau pendapatan suatu rumah tangga maka ketahanan pangannya semakin baik

Kuaiitas Pansan

Persentase tertinggi (486) keluarga mengonsumsi kualitas pangan yang baik (Tabel 5) Hal ini berarti keragaman dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga relatif baik Walaupun demikian masih ditemukan keluarga yang mengkonsumsi pangan yang kurang baik (254) dan tidak baik (260) yang menyebar di seluruh kelompok pemberdayaan

Jika dilihat berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka kelompok PNPM dan Raksa Desa memiliki kualitas pangan yang dikonsumsi lebih baik dibandingkan PKH dan PUAP Kualishytas konsumsi pangan keluarga yang tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok PKH (336) dan PUAP (318) Menurut Ariani dan Purawantini (2005) walaupun secara kuantitas terpenuhi namun pangan yang dikonsumsi kushyrang beraneka ragam dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan manusia Hal yang sama juga disampaikan oleh Soekirman (2000) bahwa kekurangan terhadap

Tabel 4 Sebaran Keluarga berdasarkan Frekuensi Makan per Hari

Frekuen~i makanhari n

PNPM n

PKH

Raksa Desa n

PUAP n n

Total

1 kali (tidak stabil) 1 07 1 09 0 00 0 00 07 2 kali (kurang stabil) 74 52 9 68 636 18 581 14 636 174 580 3 kali (stabil) 65 464 38 355 13 419 8 364 124 413

Total 140 1000 107 1000 31 1000 22 100 300 1000

Tabel 5 Sebaran Keluarga berdasarkan Kualitas Pangan yang Dikonsumsi

Kualitas pangan n

PNPM n

PKH

Raksa De-sa n n

PUAP n

Total

Tidak hilik (tidak bcragaln) 31 22 1 36 336 4 129 7 318 78 260 Kurang baik (kurang beragam) 22 157 42 393 7 226 227 76 25 4

flaik (beragam) Total

87 140

622 1000

29 -107middot--

271 20 645 100~31--16o-0

10 22

455 1000

146 300

486 100 0

212

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 2: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

JURNAL GIZI DAN PANGAN (Journal of Nutrition and Food)

Volume 6 No 3 November 2011

DAFTAR lSI

1 Pengaruh Pemberian Zat Gizi Mikro dan Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan Gizi Pemenuhan Zat Gizi dan Status Besi Remaja Putri Cesi lia Meti Owiriani Rimbawan Hardinsyah Hadi Riyadi dan Orajat Martianto 171

2 Peningkatan Status Besi dan Kebugaran Fisik PekerJa Wanita Usia subur Yaktiworo Indriani Ali Khomsan OadanS Sukandar Hadi Riyadi dan Reni Zuraida 178

3 Kebiasaan Konsumsi Minuman dan Asupan Cairan pada Anak Usia Sekolah di Perkotaan Oodik Briawan Paramitha Raehma dan Kartika Annisa 186

4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Perilaku Gizi Seimbang Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Ba lita di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur Linda Owi Jayanti Yekti Hartati Effendi dan OodonS Sukandor 192

5 Faktormiddotfaktor yang Berpengaruh terhadap Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat di Pedesaan dan Perkotaan Suei Apriani dan Yayuk Farida Boliwati 200

6 Ketah an an Pangan Kelua rga Peserta Program Pemberdayaan Masyarakat di Pedesaan Tin Herowoti Basito GintinS 5 PanS S AsnSori Ojoko Susanto dan Herien Puspitawati 208

7 Isolasi Oligosakarida Madu Lokal dan Ana lisis Aktivitas Prebiotiknya Umul Karimah YoSi Nur AnSSowo Syomsul Foloh dan Suryani 217

II

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 208-216 Journol of Nutrition ond Food 2011 6(3) 208-216

KETAHANAN PANGAN KELUARGA P PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PEDESAAN

Tin HeraNati k Basita Susanto dan Herien

1 Departemen ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 16680

Z Departemen Sains Komunikasi dan Masyarakat Alamat korespondensi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut

Pertanian 16680 Email gmsk_29yahoocom

ABSTRACT

to the food and its the empowerment program at rural area The research

used a survey method toward 300 the Notional of

31

percentage many as 373 percent was insecure category It was

into secure category Base on the program more than a and PUAP are insecurE category Food vulnerable category

PNPM group and Raksa Desa group 61 The percentage (15 into secure category is in PNPM group The which

toward the are the income per size and the asset_

Key words empowerment program rural area

PENDAHULUAN Ibu dan tersebut masih di negara ASEAN

Pada saat ini Indonesia masih dihadapshykan

Indonesia erat kemiskinan Permasalahan kesehatan dan gizl diashy

dan ibu yang masih lami oleh anak-anak usia dinl yang berasal dari

anak balita yang meshytidak rnampu dan tinggal di wilayah

mitiki status kurang dan buruk adalah 428 perdesaan (Cahyadi 2009) Pada tahun 2ll09

dan 944246 orang di antaranya be 6341 persen miskin bershy

risiko buruk Pada tahun sedangkan tahun 2010

anak balita kurang dan buruk menurun tersebut bertambah 6423

413 Juta dan 755397 orang persen Kondisi tersebut bahwa

tergolong risiko gizi buruk kemiskinan masih menjadi potret dominan di

Menurut Dinas Kesehatan (BPS 2010) Kemisklnan

tahun 2009 101 kesulitan damiddot

persen anak balita menclerita buruk dari 3536981 anak balita clan anak yang menderita

380673 2009) dan

tahun seribu kelahiran d()11

tidak307 per seratus

ribu kelahiran BPS kan kernati()n ibu tahun 2007 memiddot Status selain nurun menjadi 228 per seratus ribu kelahiran yang

kematian masih 35 juga merupakan refleksi dari situasi pangan per serbu kelahra~i Z008) maupun situasi ekonomi

adi pe-nurunan ian membutktikan bahwa status

208

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

gizi yang baik sangat ditentukan oleh Jumlah asupan pangan yang bermutu Rendahnya penshydapatan menyebabkan rendahnya daya beli keluarga terhadap kebutuhan pangan seharishyhari sehingga terbatasnya kualitas dan kuanshytitas pangan yang dlkonsumsi (Cahyadi 2009) Adanya keterkaitan yang erat antara status gizi dan situasi pangan maka memunculkan suatu pertanyaan bagaimana kondisi ketahanan pashyngan keluarga terutama keluarga di pedesaan yang menjadi potret kemiskinan

Pemberdayaan masyarakat merupakan program penanggulangan masalah kemiskinan dan menjadi salah satu program prioritas pembangunan Program pemberdayaan masyashyrakat banyak dibentuk sebagai upaya pemeshyrintah mengatasi masalah krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997 Adanya pemberdayaan masyarakat miskin di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kesejahteraan hidup keluarshyga khususnya balita baik itu berupa pangan kesehatan dan pendidikan Dengan terpeshynuhinya kesejahteraan hidup maka kehilangan generasi penerus bangsa (loss generation) dapat dihindari

Tujuan umum penelitian adalah mengshyanalisis ketahanan pangan keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat di perdeshysaan Tujuan khusus (1) mengetahui karaktershyistik keluarga (2) menganalisis ketahanan pashyngan keluarga (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan keluarga

di 3 f1 METODE ashy3ri Desain dan Lokasi ~ ah

Desain penelitian adalah crossectional9

study dan teknik pengumpulan data dilakukan le rshy

dengan metode survei Lokasi penelitian di- ) 10 Kecamatan Dramaga Leuwisadeng dan Pamishy

23 jahan Kabupaten Bogor Pemilihan lokasi dilamiddot l wa kukan secara purposive dengan pertimbangan

~ -I di (1) Kabupaten Bogor masih menempati jumlah

abshy penduduk miskin tertinggi di Jawa Sarat selashy

i ras

- da-ma priode 2006-2009 (2) Tingkat kemiskinan

-ooa di Kabupaten Bogor yang terus meningkat selashy- ~tan

ma periode 2007-2009 dan (3) Kabupatenseshy

l3ogor terdilpat beberapa program pemberclashy~aya

yaan yang dilaksanakan oleh berbagai piha k ~ i d ak

yaitu pemerintilh swasta dan perguruan tingshygi Pemilihiln kecamatan dilakukan seeara pur shyposif dengan kriteria tingkat kemiskinan ycmg eukup tinggi (lebih dari 40 persen) dan terdashy

3ngan pat lebih dari satu program kegiatan pem shy_008) berdayaan Waktu penelitian dililksanakan itatus

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot )

selama delapan bulan terhitung mulai bulan Februari-Oktober 2010

(ara Pemilihan Sam pel

Populasi penelitian adalah seluruh kelushyarga peserta pemberdayaan masyarakat di tiga kecamatan Sampel penelitian adalah keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat dan telah menjadi peserta program minimal satu tahun Teknik pengambilan sampel adalah stratified propotional random sampling Jumshylah sampel yang diambil yaitu 300 keluarga dengan rincian 140 keluarga dari program Program Nasional Pembedayaan Masyarakat (PNPM) 107 ke-luarga dari Program Keluarga Harapan (PKH) 31 keluarga dari Program Raksa Desa dan 22 dari program Pengembangshyan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Jenis dan (ara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder Data primer dikumshypulkan melalui wawancara menggunakan kueshysioner terdiri dari (1) karakteristik keluarga dan (2) ketahanan pangan keluarga Indikator dan skala~ data dari masing-masing peubah dapat dilihat pada Tabel 1 Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan setempat Badan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (BPMD) Kabupaten Bogor dan sekretariat progshyram pemberdayaan di masing-masing kecamatshyan Data sekunder yang diambil dalam peneshylitian tingkat kemiskinan dan jumlah penerima manfaat program pemberdayaan

Pengukuran ketahanan pangan keluarga pada penelitian ini mengacu FAO (1996) dan Purwantini et al (2001) Indikator ketahanan pangan yang digunakan adalah ketersediaan pangan pokok stabilitas ketersediaan pangan kualitas pangan dan tingkat konsumsi energi keluarga

Ketersediaan Pangan Pokok

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushymah tangga mengacu pada pangan yang eukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat meshymenu hi kebutuhan konsumsi rumah tangga Hasil penelitian Varendra (2007) menunjukkan bahwa pembelian pangan pokok bersifat harian sangat rentan dengan perubahiln harga Mengshyaeu pada pendapatan tersebut maka pemshybelian pangan pokok bersifat h2trian tidak menjamin ketersediaannya terutama pada keluarga miskin dibandingkan mingguan dan bulanan Oleh karena itu pengukuran ketershy

209

Jurnal Gizi dan 2011 6(3) 208-216

sediaan pangan pokok keluarga didekati deshyngan kebiasaan membeli pangan an atau

Tabel 1 Indikator dan Skala Data yang Digunakan dalam Penelitian

Peubah Indikator Skala Data -----------------------~---__=___c_--

Karakteristik Pendidikan suami dan Rasio Keluar-ga Istri (thn)

Pekerjaan suami dan ~lominal

istn Umur suami (thn) Rasia Jumlah Anggota Rasia ketuarga (orang) Pendapatan (Rp) Rasia

Ketahanan Ketersediaan Ordinal Pangan kecukupan pang an

StabiUtas keterseciiaan Ordinal pangan Kualitas pangan Ordinal Tmgkat kansumsi energl Rasio

Stabilitas Ketersedioon

Salah satu indikator yang untuk mengukur stabilitas ketersediaan pangan di rumah tangga adalah frekuensi makan rumah tangga dalam sehan (PPK-L1PI Berdasarkan hal tersebut mashyka stabilitas ketersediaan pangan diukur bershydasarkan frekunsi makan (1 kaii 2 kali atau kal1)

Kuolitos

Ukuran kualitas pangan dilihat dari kerashygaman dan kualitas pangan yang dikonsumsi

Pada ini data metode recoil 1x24

Berdasarkan hal tersebut maka kualitas pangan keluarga dibagi menjadi kategori yaitu (1) Kualitas pangan yang tidak baik atau tidak

makanan yang dikonsumsi terdiri dari pangan dan protein hewani atau nabati atau pangan

dan sayur (2) Kualitas pangan balk atau

kurang d ikonsumsi oleh yang terdiri dart pangan hewani (berupa ikan asin) atau nabati

atau dan sayur (3) Kualitas pangan baik atau

makanan yang dikonsumsi oleh yang terdiri dari pangan

protein hewani (ikan segar atau pindang ayam ) nabati atau sayur dan buah iltau

tanpa buah

JournaoNutritionandFood 2011 613) 208-216

Konsumsi Gizi

Pada ini indikator yang konsumsi

berdasarkan asupan perkapita dibandingkan dengan angka kecu-

Pengolahan dan Analisis Data

Data penelitian diolah secara statistik dan statistlk inferensia Data dianashy

lisis secara karakteristik dan ketahanan pangan

timer dishygunakan untuk melihat faktor-faktor yang

terhadap ketahanan pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

~Karakteristlk Keluarga

Secara keseluruhan rata-rata umur istri adalah 3749 tahun dan umur suami 4375 tahun Rata-rata umur istri dan suami masih termasuk usia produktif menurut Hurlock (1 rata-rata usia istri termasuk dewasa muda termasuk dewasa

tidak

Ratamiddotrata anggota keluarga 5 orang menurut BKKBN (1996) tersebut termasuk Hasil menunjukkan fikan antara rata-rata pada PKH dengan ketompok PNPM dan PUAP (pltO05) Rata-rata lama istri 58 tahun dan suami 63 tahun Hal tersebut menunjukkan tingkat istri maupun suami termasuk rendah

yang rata lama pendidikan suami dan istri serta

PKH

210

-- ---

Journal of Nutrition and Food 20776(3) 208-276 Jurnal Gizi dan Pangan 20116(3) 208-216 -~ 276

Tabel2 Ka rakteristik Keluarga berdasa rkan Kelompok Program Pemberdayaan

Peubah PNPM PKH Rak sa Desa PUAP Total _ gushy 1 Umur Istri (thn) 3679plusmn869 3771 plusmn941 378h868 4045plusmn1299 3749plusmn9 62

gizi 2 Umur suami (thn) 42 3 1plusmn853 4559plusmn1127 4313plusmn771 4486plusmn1357 4375plusmn1000 3 Jumlah anggota keluarga (orang) 499plusmn156 581plusmn172 532plusmn1090 500plusmn145 532plusmn168-tergl 4 Pendidikan iSlri (thn) 685plusmn302 439plusmn2 22 6 06plusmn277 600plusmn442 583plusmn306 5 Pendidikan suami (thn) 6 85plusmn323 461 plusmn262 839plusmn302 8 D5plusmn395 6 30d34

-onshy 6 Pendapatan perkapita

~ oe shy Rp 178 835 (miskin) 186 832 65~ 318 41 3 gt Rp 178 835 (tidak miskin) 814 168 93 5~ 682 587 Rata-rataplusmnstc1 (Rp i Kapbulan) 580 588l 1250286plusmn 4762781 plusmn 5127951plusmn 402 3553plusmn

ng 1 4562159 947565 386 265 5476936 4241170

7 Pekerjaan istri Tidak bekerja (IRT) 200 589 387 455 377 Petani O 7~c 19 009~ 45 13

0 -_ 5t ik Pedagang 621 84 387 273 380

_ H shy PNS 00 00 00 00 0 0 Buruh 3 W 2801 12 9 459il 13 3 r -an Karyawan OO~ OO9~ 32 O O~~ 0 3 Sopir OO om OO~ 009 00 Ylilraswasta 107 00 32 136 63 Lainnya 29 28 32 45 30

3 Pekerjaan suami Tidak bekerja 86~ 1219 327 136 97 Petani 2 9~ 28~ 32 18 2~- 40 Pedagang 32 1~~ 1879 484~ 227 283 PNS 11~ om 65 OO~ 13 Duruh 25 OJ 598 16 1 1369 357 Karyawan 86~ O99-C 3 2 lj~ 13 6 ~ 57 Sopir 71 ~ 28 9 7 91 ~ 609 Wiraswasta 10 n O 9~~ 65 91 5 67 Lainnya 36~ 19 32 OOj 27

0

ar middot = -J3

Ketahanan Pangan Keluarga Lebih dari setengah (637) keluarga memiliki kebiasaan membeli pangan pokok harian

lndikator ketahanan pangan yang digushy(Tabel 3) Pola yang sama juga ditemukan di

akan adalah ketersediaan pangan stabilitas semua kelompok pemberdayaan_ Pada kelomshy

-etersediaan pangan kualitas pangan dan pok PKH jumlah keluarga yang membeli pashy

ingkat konsumsi gizi keluarga ngan pokok harian sebanyak 794 persen dan pada kelompok PUAP 910 persen Keadaan

i etersediaan Pansan Pokok tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan keluarga memiliki ketersediaan pangan pokok PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushy harian sehingga dapat dikatakan bahwa ketershy

mah tangga mengacu pada pangan yang cukup sediaan pangan pokok pada sebagian besar j an tersedia dalam jumlah yang dapat meshy keluarga masih kurang terjamin Hasil peneshymenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga litian Varendra (2007) menunjukkan bahwa ada L1PI menggunakan indikator ketersediaan pashy kecenderungan masyarakat di desa yang seshyngan wilayah berdasarkan hitungan hari ya itu bagian besar bekerja di sektor pertanian tidak jika suatu wilayah memiliki ketersediaan pashy menyimpan pangan pokok Mereka cenderung -gan lebih dari 240 hari maka ketersediaan membeli beras bersifat harian sehingga sangat Jangan dikatakan cukup dan jika memiliki rentan terhadap perubahan harga pangan Mashybull - ersediaan pangan antara 1-239 maka dikashy sih banyaknya petani yang tidak menyimpan a-lta n kurang bahan pangan bukan semata-mata hasil panen

yang rendah tetapi karen a keinginan untukKetersediaan pangan pokok keluarga mendapatkan uang tunai segera setelah panen-5 a penelitian ini dilihat dari jangka waktu untuk berbagai keperluan yang mendesak e bel ian pangan pokok bagi kelua rga yang

rd iri dari harian mingguan atau bulanan

Tabel 3 Sebarall Keluarga berdasarkan Iltebiasaan Membeli Pangan Pokok ----- PNPM PKH Raksa Desa PUAP -~T=-o-ta--I--

Kebiasaan Membeli Pangan Pokok n n n n _----n_-~

-I)n (Ke terscdiilan tldak terjamin) 74 529 85 794 12 387 20 91 0 191 637 ~lI a n (Ke tcrsccl iadn kurilng terjarnin) 52 37 I 18 16 8 11 355 45 82 273 11on (Ketersediaan lerjarnln) 11 100 4 38 8 258 1 45 27 90_-_ - Tol-at fjiS i07-io6~o - -3-1 - - 1000 22 --ioob -300- -1000shy1000----- --------- shy

211

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

Walaupun demikian ditemukan juga yang membeli pangan pokok secara mingguan dan paling banyak ditemukan pada kelompok PNPM (371) sedangkan secara bulanan paling banyak ditemukan di kelompok Raksa Desa (258)

Stabilitas Ketersediaan Pansan

Frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga Dalam satu rumah tangga salah satu cara untuk mempershytahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengurangi freshykuensi makan Penelitian yang dilakukan L1PI di beberapa daerah di Jawa Barat juga meshynemukan bahwa mengurangi frekuensi makan merupakan salah satu strategi rumah tangga untuk memperpanjang ketahanan pangan meshyreka Penelitian tersebut juga menemukan bahwa rumah tangga yang memililZi persediaan makanan pokok pada umumnya makan sebashynyak 3 kali per hari Jika mayoritas rumah tangga di satu desa misalnya hanya makan dua kal i per hari kondisi ini semata -mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar persediaan makanan pokok mereka tidak seshygera habis karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari kebanyakan rumah tangga tishydak bisa bertahan untuk tetap memiliki pershysediaan makanan pokok hingga panen berishykutnya (PPK-L1PI 2004)

Mengacu pada penelitian tersebut maka stabilitas ketersediaan pangan pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi makan keluarshyga per hari Secara keseluruhan persentase tertinggi (580) keluarga memiliki kebiasaan makan dalam keluarganya dua kali per hari (Tabel 4) Pola yang sama juga ditemukan di semua kelompok pemberdayaan Kebiasaan makan dua kali per hari lebih banyak ditemu-

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 208-216

kan pada kelompok PKH dan PUAP masingshymasing sebanyak 636 persen Sedangkan kebishyasaan makan tiga kali per hari lebih banyak ditemukan pada kelompok PNPM (464) dan Raksa Desa (419) Kondisi tersebut menunshyjukkan bahwa ketersediaan pangan yang kushyrang stabil lebih banyak ditemukan pad a keshylompok PKH dan Raksa Desa sedangkan keshytersediaan yang stabil lebih banyak ditemukan di kelompok PNPM dan Raksa Desa Hal ini dishysebabkan karena secara ekonomi kelompok PNPM dan Raksa Desa lebih tinggi dibandingkan dengan PKH dan PUAP Menurut Tabor et 01 (2000) determinan dari ketahanan pangan rushymah tangga adalah daya beli atau pendapatan untuk memenuhi biaya hidup Semakin tinggi daya beli atau pendapatan suatu rumah tangga maka ketahanan pangannya semakin baik

Kuaiitas Pansan

Persentase tertinggi (486) keluarga mengonsumsi kualitas pangan yang baik (Tabel 5) Hal ini berarti keragaman dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga relatif baik Walaupun demikian masih ditemukan keluarga yang mengkonsumsi pangan yang kurang baik (254) dan tidak baik (260) yang menyebar di seluruh kelompok pemberdayaan

Jika dilihat berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka kelompok PNPM dan Raksa Desa memiliki kualitas pangan yang dikonsumsi lebih baik dibandingkan PKH dan PUAP Kualishytas konsumsi pangan keluarga yang tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok PKH (336) dan PUAP (318) Menurut Ariani dan Purawantini (2005) walaupun secara kuantitas terpenuhi namun pangan yang dikonsumsi kushyrang beraneka ragam dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan manusia Hal yang sama juga disampaikan oleh Soekirman (2000) bahwa kekurangan terhadap

Tabel 4 Sebaran Keluarga berdasarkan Frekuensi Makan per Hari

Frekuen~i makanhari n

PNPM n

PKH

Raksa Desa n

PUAP n n

Total

1 kali (tidak stabil) 1 07 1 09 0 00 0 00 07 2 kali (kurang stabil) 74 52 9 68 636 18 581 14 636 174 580 3 kali (stabil) 65 464 38 355 13 419 8 364 124 413

Total 140 1000 107 1000 31 1000 22 100 300 1000

Tabel 5 Sebaran Keluarga berdasarkan Kualitas Pangan yang Dikonsumsi

Kualitas pangan n

PNPM n

PKH

Raksa De-sa n n

PUAP n

Total

Tidak hilik (tidak bcragaln) 31 22 1 36 336 4 129 7 318 78 260 Kurang baik (kurang beragam) 22 157 42 393 7 226 227 76 25 4

flaik (beragam) Total

87 140

622 1000

29 -107middot--

271 20 645 100~31--16o-0

10 22

455 1000

146 300

486 100 0

212

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 3: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 208-216 Journol of Nutrition ond Food 2011 6(3) 208-216

KETAHANAN PANGAN KELUARGA P PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PEDESAAN

Tin HeraNati k Basita Susanto dan Herien

1 Departemen ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 16680

Z Departemen Sains Komunikasi dan Masyarakat Alamat korespondensi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut

Pertanian 16680 Email gmsk_29yahoocom

ABSTRACT

to the food and its the empowerment program at rural area The research

used a survey method toward 300 the Notional of

31

percentage many as 373 percent was insecure category It was

into secure category Base on the program more than a and PUAP are insecurE category Food vulnerable category

PNPM group and Raksa Desa group 61 The percentage (15 into secure category is in PNPM group The which

toward the are the income per size and the asset_

Key words empowerment program rural area

PENDAHULUAN Ibu dan tersebut masih di negara ASEAN

Pada saat ini Indonesia masih dihadapshykan

Indonesia erat kemiskinan Permasalahan kesehatan dan gizl diashy

dan ibu yang masih lami oleh anak-anak usia dinl yang berasal dari

anak balita yang meshytidak rnampu dan tinggal di wilayah

mitiki status kurang dan buruk adalah 428 perdesaan (Cahyadi 2009) Pada tahun 2ll09

dan 944246 orang di antaranya be 6341 persen miskin bershy

risiko buruk Pada tahun sedangkan tahun 2010

anak balita kurang dan buruk menurun tersebut bertambah 6423

413 Juta dan 755397 orang persen Kondisi tersebut bahwa

tergolong risiko gizi buruk kemiskinan masih menjadi potret dominan di

Menurut Dinas Kesehatan (BPS 2010) Kemisklnan

tahun 2009 101 kesulitan damiddot

persen anak balita menclerita buruk dari 3536981 anak balita clan anak yang menderita

380673 2009) dan

tahun seribu kelahiran d()11

tidak307 per seratus

ribu kelahiran BPS kan kernati()n ibu tahun 2007 memiddot Status selain nurun menjadi 228 per seratus ribu kelahiran yang

kematian masih 35 juga merupakan refleksi dari situasi pangan per serbu kelahra~i Z008) maupun situasi ekonomi

adi pe-nurunan ian membutktikan bahwa status

208

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

gizi yang baik sangat ditentukan oleh Jumlah asupan pangan yang bermutu Rendahnya penshydapatan menyebabkan rendahnya daya beli keluarga terhadap kebutuhan pangan seharishyhari sehingga terbatasnya kualitas dan kuanshytitas pangan yang dlkonsumsi (Cahyadi 2009) Adanya keterkaitan yang erat antara status gizi dan situasi pangan maka memunculkan suatu pertanyaan bagaimana kondisi ketahanan pashyngan keluarga terutama keluarga di pedesaan yang menjadi potret kemiskinan

Pemberdayaan masyarakat merupakan program penanggulangan masalah kemiskinan dan menjadi salah satu program prioritas pembangunan Program pemberdayaan masyashyrakat banyak dibentuk sebagai upaya pemeshyrintah mengatasi masalah krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997 Adanya pemberdayaan masyarakat miskin di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kesejahteraan hidup keluarshyga khususnya balita baik itu berupa pangan kesehatan dan pendidikan Dengan terpeshynuhinya kesejahteraan hidup maka kehilangan generasi penerus bangsa (loss generation) dapat dihindari

Tujuan umum penelitian adalah mengshyanalisis ketahanan pangan keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat di perdeshysaan Tujuan khusus (1) mengetahui karaktershyistik keluarga (2) menganalisis ketahanan pashyngan keluarga (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan keluarga

di 3 f1 METODE ashy3ri Desain dan Lokasi ~ ah

Desain penelitian adalah crossectional9

study dan teknik pengumpulan data dilakukan le rshy

dengan metode survei Lokasi penelitian di- ) 10 Kecamatan Dramaga Leuwisadeng dan Pamishy

23 jahan Kabupaten Bogor Pemilihan lokasi dilamiddot l wa kukan secara purposive dengan pertimbangan

~ -I di (1) Kabupaten Bogor masih menempati jumlah

abshy penduduk miskin tertinggi di Jawa Sarat selashy

i ras

- da-ma priode 2006-2009 (2) Tingkat kemiskinan

-ooa di Kabupaten Bogor yang terus meningkat selashy- ~tan

ma periode 2007-2009 dan (3) Kabupatenseshy

l3ogor terdilpat beberapa program pemberclashy~aya

yaan yang dilaksanakan oleh berbagai piha k ~ i d ak

yaitu pemerintilh swasta dan perguruan tingshygi Pemilihiln kecamatan dilakukan seeara pur shyposif dengan kriteria tingkat kemiskinan ycmg eukup tinggi (lebih dari 40 persen) dan terdashy

3ngan pat lebih dari satu program kegiatan pem shy_008) berdayaan Waktu penelitian dililksanakan itatus

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot )

selama delapan bulan terhitung mulai bulan Februari-Oktober 2010

(ara Pemilihan Sam pel

Populasi penelitian adalah seluruh kelushyarga peserta pemberdayaan masyarakat di tiga kecamatan Sampel penelitian adalah keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat dan telah menjadi peserta program minimal satu tahun Teknik pengambilan sampel adalah stratified propotional random sampling Jumshylah sampel yang diambil yaitu 300 keluarga dengan rincian 140 keluarga dari program Program Nasional Pembedayaan Masyarakat (PNPM) 107 ke-luarga dari Program Keluarga Harapan (PKH) 31 keluarga dari Program Raksa Desa dan 22 dari program Pengembangshyan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Jenis dan (ara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder Data primer dikumshypulkan melalui wawancara menggunakan kueshysioner terdiri dari (1) karakteristik keluarga dan (2) ketahanan pangan keluarga Indikator dan skala~ data dari masing-masing peubah dapat dilihat pada Tabel 1 Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan setempat Badan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (BPMD) Kabupaten Bogor dan sekretariat progshyram pemberdayaan di masing-masing kecamatshyan Data sekunder yang diambil dalam peneshylitian tingkat kemiskinan dan jumlah penerima manfaat program pemberdayaan

Pengukuran ketahanan pangan keluarga pada penelitian ini mengacu FAO (1996) dan Purwantini et al (2001) Indikator ketahanan pangan yang digunakan adalah ketersediaan pangan pokok stabilitas ketersediaan pangan kualitas pangan dan tingkat konsumsi energi keluarga

Ketersediaan Pangan Pokok

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushymah tangga mengacu pada pangan yang eukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat meshymenu hi kebutuhan konsumsi rumah tangga Hasil penelitian Varendra (2007) menunjukkan bahwa pembelian pangan pokok bersifat harian sangat rentan dengan perubahiln harga Mengshyaeu pada pendapatan tersebut maka pemshybelian pangan pokok bersifat h2trian tidak menjamin ketersediaannya terutama pada keluarga miskin dibandingkan mingguan dan bulanan Oleh karena itu pengukuran ketershy

209

Jurnal Gizi dan 2011 6(3) 208-216

sediaan pangan pokok keluarga didekati deshyngan kebiasaan membeli pangan an atau

Tabel 1 Indikator dan Skala Data yang Digunakan dalam Penelitian

Peubah Indikator Skala Data -----------------------~---__=___c_--

Karakteristik Pendidikan suami dan Rasio Keluar-ga Istri (thn)

Pekerjaan suami dan ~lominal

istn Umur suami (thn) Rasia Jumlah Anggota Rasia ketuarga (orang) Pendapatan (Rp) Rasia

Ketahanan Ketersediaan Ordinal Pangan kecukupan pang an

StabiUtas keterseciiaan Ordinal pangan Kualitas pangan Ordinal Tmgkat kansumsi energl Rasio

Stabilitas Ketersedioon

Salah satu indikator yang untuk mengukur stabilitas ketersediaan pangan di rumah tangga adalah frekuensi makan rumah tangga dalam sehan (PPK-L1PI Berdasarkan hal tersebut mashyka stabilitas ketersediaan pangan diukur bershydasarkan frekunsi makan (1 kaii 2 kali atau kal1)

Kuolitos

Ukuran kualitas pangan dilihat dari kerashygaman dan kualitas pangan yang dikonsumsi

Pada ini data metode recoil 1x24

Berdasarkan hal tersebut maka kualitas pangan keluarga dibagi menjadi kategori yaitu (1) Kualitas pangan yang tidak baik atau tidak

makanan yang dikonsumsi terdiri dari pangan dan protein hewani atau nabati atau pangan

dan sayur (2) Kualitas pangan balk atau

kurang d ikonsumsi oleh yang terdiri dart pangan hewani (berupa ikan asin) atau nabati

atau dan sayur (3) Kualitas pangan baik atau

makanan yang dikonsumsi oleh yang terdiri dari pangan

protein hewani (ikan segar atau pindang ayam ) nabati atau sayur dan buah iltau

tanpa buah

JournaoNutritionandFood 2011 613) 208-216

Konsumsi Gizi

Pada ini indikator yang konsumsi

berdasarkan asupan perkapita dibandingkan dengan angka kecu-

Pengolahan dan Analisis Data

Data penelitian diolah secara statistik dan statistlk inferensia Data dianashy

lisis secara karakteristik dan ketahanan pangan

timer dishygunakan untuk melihat faktor-faktor yang

terhadap ketahanan pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

~Karakteristlk Keluarga

Secara keseluruhan rata-rata umur istri adalah 3749 tahun dan umur suami 4375 tahun Rata-rata umur istri dan suami masih termasuk usia produktif menurut Hurlock (1 rata-rata usia istri termasuk dewasa muda termasuk dewasa

tidak

Ratamiddotrata anggota keluarga 5 orang menurut BKKBN (1996) tersebut termasuk Hasil menunjukkan fikan antara rata-rata pada PKH dengan ketompok PNPM dan PUAP (pltO05) Rata-rata lama istri 58 tahun dan suami 63 tahun Hal tersebut menunjukkan tingkat istri maupun suami termasuk rendah

yang rata lama pendidikan suami dan istri serta

PKH

210

-- ---

Journal of Nutrition and Food 20776(3) 208-276 Jurnal Gizi dan Pangan 20116(3) 208-216 -~ 276

Tabel2 Ka rakteristik Keluarga berdasa rkan Kelompok Program Pemberdayaan

Peubah PNPM PKH Rak sa Desa PUAP Total _ gushy 1 Umur Istri (thn) 3679plusmn869 3771 plusmn941 378h868 4045plusmn1299 3749plusmn9 62

gizi 2 Umur suami (thn) 42 3 1plusmn853 4559plusmn1127 4313plusmn771 4486plusmn1357 4375plusmn1000 3 Jumlah anggota keluarga (orang) 499plusmn156 581plusmn172 532plusmn1090 500plusmn145 532plusmn168-tergl 4 Pendidikan iSlri (thn) 685plusmn302 439plusmn2 22 6 06plusmn277 600plusmn442 583plusmn306 5 Pendidikan suami (thn) 6 85plusmn323 461 plusmn262 839plusmn302 8 D5plusmn395 6 30d34

-onshy 6 Pendapatan perkapita

~ oe shy Rp 178 835 (miskin) 186 832 65~ 318 41 3 gt Rp 178 835 (tidak miskin) 814 168 93 5~ 682 587 Rata-rataplusmnstc1 (Rp i Kapbulan) 580 588l 1250286plusmn 4762781 plusmn 5127951plusmn 402 3553plusmn

ng 1 4562159 947565 386 265 5476936 4241170

7 Pekerjaan istri Tidak bekerja (IRT) 200 589 387 455 377 Petani O 7~c 19 009~ 45 13

0 -_ 5t ik Pedagang 621 84 387 273 380

_ H shy PNS 00 00 00 00 0 0 Buruh 3 W 2801 12 9 459il 13 3 r -an Karyawan OO~ OO9~ 32 O O~~ 0 3 Sopir OO om OO~ 009 00 Ylilraswasta 107 00 32 136 63 Lainnya 29 28 32 45 30

3 Pekerjaan suami Tidak bekerja 86~ 1219 327 136 97 Petani 2 9~ 28~ 32 18 2~- 40 Pedagang 32 1~~ 1879 484~ 227 283 PNS 11~ om 65 OO~ 13 Duruh 25 OJ 598 16 1 1369 357 Karyawan 86~ O99-C 3 2 lj~ 13 6 ~ 57 Sopir 71 ~ 28 9 7 91 ~ 609 Wiraswasta 10 n O 9~~ 65 91 5 67 Lainnya 36~ 19 32 OOj 27

0

ar middot = -J3

Ketahanan Pangan Keluarga Lebih dari setengah (637) keluarga memiliki kebiasaan membeli pangan pokok harian

lndikator ketahanan pangan yang digushy(Tabel 3) Pola yang sama juga ditemukan di

akan adalah ketersediaan pangan stabilitas semua kelompok pemberdayaan_ Pada kelomshy

-etersediaan pangan kualitas pangan dan pok PKH jumlah keluarga yang membeli pashy

ingkat konsumsi gizi keluarga ngan pokok harian sebanyak 794 persen dan pada kelompok PUAP 910 persen Keadaan

i etersediaan Pansan Pokok tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan keluarga memiliki ketersediaan pangan pokok PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushy harian sehingga dapat dikatakan bahwa ketershy

mah tangga mengacu pada pangan yang cukup sediaan pangan pokok pada sebagian besar j an tersedia dalam jumlah yang dapat meshy keluarga masih kurang terjamin Hasil peneshymenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga litian Varendra (2007) menunjukkan bahwa ada L1PI menggunakan indikator ketersediaan pashy kecenderungan masyarakat di desa yang seshyngan wilayah berdasarkan hitungan hari ya itu bagian besar bekerja di sektor pertanian tidak jika suatu wilayah memiliki ketersediaan pashy menyimpan pangan pokok Mereka cenderung -gan lebih dari 240 hari maka ketersediaan membeli beras bersifat harian sehingga sangat Jangan dikatakan cukup dan jika memiliki rentan terhadap perubahan harga pangan Mashybull - ersediaan pangan antara 1-239 maka dikashy sih banyaknya petani yang tidak menyimpan a-lta n kurang bahan pangan bukan semata-mata hasil panen

yang rendah tetapi karen a keinginan untukKetersediaan pangan pokok keluarga mendapatkan uang tunai segera setelah panen-5 a penelitian ini dilihat dari jangka waktu untuk berbagai keperluan yang mendesak e bel ian pangan pokok bagi kelua rga yang

rd iri dari harian mingguan atau bulanan

Tabel 3 Sebarall Keluarga berdasarkan Iltebiasaan Membeli Pangan Pokok ----- PNPM PKH Raksa Desa PUAP -~T=-o-ta--I--

Kebiasaan Membeli Pangan Pokok n n n n _----n_-~

-I)n (Ke terscdiilan tldak terjamin) 74 529 85 794 12 387 20 91 0 191 637 ~lI a n (Ke tcrsccl iadn kurilng terjarnin) 52 37 I 18 16 8 11 355 45 82 273 11on (Ketersediaan lerjarnln) 11 100 4 38 8 258 1 45 27 90_-_ - Tol-at fjiS i07-io6~o - -3-1 - - 1000 22 --ioob -300- -1000shy1000----- --------- shy

211

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

Walaupun demikian ditemukan juga yang membeli pangan pokok secara mingguan dan paling banyak ditemukan pada kelompok PNPM (371) sedangkan secara bulanan paling banyak ditemukan di kelompok Raksa Desa (258)

Stabilitas Ketersediaan Pansan

Frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga Dalam satu rumah tangga salah satu cara untuk mempershytahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengurangi freshykuensi makan Penelitian yang dilakukan L1PI di beberapa daerah di Jawa Barat juga meshynemukan bahwa mengurangi frekuensi makan merupakan salah satu strategi rumah tangga untuk memperpanjang ketahanan pangan meshyreka Penelitian tersebut juga menemukan bahwa rumah tangga yang memililZi persediaan makanan pokok pada umumnya makan sebashynyak 3 kali per hari Jika mayoritas rumah tangga di satu desa misalnya hanya makan dua kal i per hari kondisi ini semata -mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar persediaan makanan pokok mereka tidak seshygera habis karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari kebanyakan rumah tangga tishydak bisa bertahan untuk tetap memiliki pershysediaan makanan pokok hingga panen berishykutnya (PPK-L1PI 2004)

Mengacu pada penelitian tersebut maka stabilitas ketersediaan pangan pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi makan keluarshyga per hari Secara keseluruhan persentase tertinggi (580) keluarga memiliki kebiasaan makan dalam keluarganya dua kali per hari (Tabel 4) Pola yang sama juga ditemukan di semua kelompok pemberdayaan Kebiasaan makan dua kali per hari lebih banyak ditemu-

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 208-216

kan pada kelompok PKH dan PUAP masingshymasing sebanyak 636 persen Sedangkan kebishyasaan makan tiga kali per hari lebih banyak ditemukan pada kelompok PNPM (464) dan Raksa Desa (419) Kondisi tersebut menunshyjukkan bahwa ketersediaan pangan yang kushyrang stabil lebih banyak ditemukan pad a keshylompok PKH dan Raksa Desa sedangkan keshytersediaan yang stabil lebih banyak ditemukan di kelompok PNPM dan Raksa Desa Hal ini dishysebabkan karena secara ekonomi kelompok PNPM dan Raksa Desa lebih tinggi dibandingkan dengan PKH dan PUAP Menurut Tabor et 01 (2000) determinan dari ketahanan pangan rushymah tangga adalah daya beli atau pendapatan untuk memenuhi biaya hidup Semakin tinggi daya beli atau pendapatan suatu rumah tangga maka ketahanan pangannya semakin baik

Kuaiitas Pansan

Persentase tertinggi (486) keluarga mengonsumsi kualitas pangan yang baik (Tabel 5) Hal ini berarti keragaman dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga relatif baik Walaupun demikian masih ditemukan keluarga yang mengkonsumsi pangan yang kurang baik (254) dan tidak baik (260) yang menyebar di seluruh kelompok pemberdayaan

Jika dilihat berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka kelompok PNPM dan Raksa Desa memiliki kualitas pangan yang dikonsumsi lebih baik dibandingkan PKH dan PUAP Kualishytas konsumsi pangan keluarga yang tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok PKH (336) dan PUAP (318) Menurut Ariani dan Purawantini (2005) walaupun secara kuantitas terpenuhi namun pangan yang dikonsumsi kushyrang beraneka ragam dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan manusia Hal yang sama juga disampaikan oleh Soekirman (2000) bahwa kekurangan terhadap

Tabel 4 Sebaran Keluarga berdasarkan Frekuensi Makan per Hari

Frekuen~i makanhari n

PNPM n

PKH

Raksa Desa n

PUAP n n

Total

1 kali (tidak stabil) 1 07 1 09 0 00 0 00 07 2 kali (kurang stabil) 74 52 9 68 636 18 581 14 636 174 580 3 kali (stabil) 65 464 38 355 13 419 8 364 124 413

Total 140 1000 107 1000 31 1000 22 100 300 1000

Tabel 5 Sebaran Keluarga berdasarkan Kualitas Pangan yang Dikonsumsi

Kualitas pangan n

PNPM n

PKH

Raksa De-sa n n

PUAP n

Total

Tidak hilik (tidak bcragaln) 31 22 1 36 336 4 129 7 318 78 260 Kurang baik (kurang beragam) 22 157 42 393 7 226 227 76 25 4

flaik (beragam) Total

87 140

622 1000

29 -107middot--

271 20 645 100~31--16o-0

10 22

455 1000

146 300

486 100 0

212

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 4: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

gizi yang baik sangat ditentukan oleh Jumlah asupan pangan yang bermutu Rendahnya penshydapatan menyebabkan rendahnya daya beli keluarga terhadap kebutuhan pangan seharishyhari sehingga terbatasnya kualitas dan kuanshytitas pangan yang dlkonsumsi (Cahyadi 2009) Adanya keterkaitan yang erat antara status gizi dan situasi pangan maka memunculkan suatu pertanyaan bagaimana kondisi ketahanan pashyngan keluarga terutama keluarga di pedesaan yang menjadi potret kemiskinan

Pemberdayaan masyarakat merupakan program penanggulangan masalah kemiskinan dan menjadi salah satu program prioritas pembangunan Program pemberdayaan masyashyrakat banyak dibentuk sebagai upaya pemeshyrintah mengatasi masalah krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997 Adanya pemberdayaan masyarakat miskin di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kesejahteraan hidup keluarshyga khususnya balita baik itu berupa pangan kesehatan dan pendidikan Dengan terpeshynuhinya kesejahteraan hidup maka kehilangan generasi penerus bangsa (loss generation) dapat dihindari

Tujuan umum penelitian adalah mengshyanalisis ketahanan pangan keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat di perdeshysaan Tujuan khusus (1) mengetahui karaktershyistik keluarga (2) menganalisis ketahanan pashyngan keluarga (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan keluarga

di 3 f1 METODE ashy3ri Desain dan Lokasi ~ ah

Desain penelitian adalah crossectional9

study dan teknik pengumpulan data dilakukan le rshy

dengan metode survei Lokasi penelitian di- ) 10 Kecamatan Dramaga Leuwisadeng dan Pamishy

23 jahan Kabupaten Bogor Pemilihan lokasi dilamiddot l wa kukan secara purposive dengan pertimbangan

~ -I di (1) Kabupaten Bogor masih menempati jumlah

abshy penduduk miskin tertinggi di Jawa Sarat selashy

i ras

- da-ma priode 2006-2009 (2) Tingkat kemiskinan

-ooa di Kabupaten Bogor yang terus meningkat selashy- ~tan

ma periode 2007-2009 dan (3) Kabupatenseshy

l3ogor terdilpat beberapa program pemberclashy~aya

yaan yang dilaksanakan oleh berbagai piha k ~ i d ak

yaitu pemerintilh swasta dan perguruan tingshygi Pemilihiln kecamatan dilakukan seeara pur shyposif dengan kriteria tingkat kemiskinan ycmg eukup tinggi (lebih dari 40 persen) dan terdashy

3ngan pat lebih dari satu program kegiatan pem shy_008) berdayaan Waktu penelitian dililksanakan itatus

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot )

selama delapan bulan terhitung mulai bulan Februari-Oktober 2010

(ara Pemilihan Sam pel

Populasi penelitian adalah seluruh kelushyarga peserta pemberdayaan masyarakat di tiga kecamatan Sampel penelitian adalah keluarga peserta program pemberdayaan masyarakat dan telah menjadi peserta program minimal satu tahun Teknik pengambilan sampel adalah stratified propotional random sampling Jumshylah sampel yang diambil yaitu 300 keluarga dengan rincian 140 keluarga dari program Program Nasional Pembedayaan Masyarakat (PNPM) 107 ke-luarga dari Program Keluarga Harapan (PKH) 31 keluarga dari Program Raksa Desa dan 22 dari program Pengembangshyan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Jenis dan (ara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder Data primer dikumshypulkan melalui wawancara menggunakan kueshysioner terdiri dari (1) karakteristik keluarga dan (2) ketahanan pangan keluarga Indikator dan skala~ data dari masing-masing peubah dapat dilihat pada Tabel 1 Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan setempat Badan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (BPMD) Kabupaten Bogor dan sekretariat progshyram pemberdayaan di masing-masing kecamatshyan Data sekunder yang diambil dalam peneshylitian tingkat kemiskinan dan jumlah penerima manfaat program pemberdayaan

Pengukuran ketahanan pangan keluarga pada penelitian ini mengacu FAO (1996) dan Purwantini et al (2001) Indikator ketahanan pangan yang digunakan adalah ketersediaan pangan pokok stabilitas ketersediaan pangan kualitas pangan dan tingkat konsumsi energi keluarga

Ketersediaan Pangan Pokok

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushymah tangga mengacu pada pangan yang eukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat meshymenu hi kebutuhan konsumsi rumah tangga Hasil penelitian Varendra (2007) menunjukkan bahwa pembelian pangan pokok bersifat harian sangat rentan dengan perubahiln harga Mengshyaeu pada pendapatan tersebut maka pemshybelian pangan pokok bersifat h2trian tidak menjamin ketersediaannya terutama pada keluarga miskin dibandingkan mingguan dan bulanan Oleh karena itu pengukuran ketershy

209

Jurnal Gizi dan 2011 6(3) 208-216

sediaan pangan pokok keluarga didekati deshyngan kebiasaan membeli pangan an atau

Tabel 1 Indikator dan Skala Data yang Digunakan dalam Penelitian

Peubah Indikator Skala Data -----------------------~---__=___c_--

Karakteristik Pendidikan suami dan Rasio Keluar-ga Istri (thn)

Pekerjaan suami dan ~lominal

istn Umur suami (thn) Rasia Jumlah Anggota Rasia ketuarga (orang) Pendapatan (Rp) Rasia

Ketahanan Ketersediaan Ordinal Pangan kecukupan pang an

StabiUtas keterseciiaan Ordinal pangan Kualitas pangan Ordinal Tmgkat kansumsi energl Rasio

Stabilitas Ketersedioon

Salah satu indikator yang untuk mengukur stabilitas ketersediaan pangan di rumah tangga adalah frekuensi makan rumah tangga dalam sehan (PPK-L1PI Berdasarkan hal tersebut mashyka stabilitas ketersediaan pangan diukur bershydasarkan frekunsi makan (1 kaii 2 kali atau kal1)

Kuolitos

Ukuran kualitas pangan dilihat dari kerashygaman dan kualitas pangan yang dikonsumsi

Pada ini data metode recoil 1x24

Berdasarkan hal tersebut maka kualitas pangan keluarga dibagi menjadi kategori yaitu (1) Kualitas pangan yang tidak baik atau tidak

makanan yang dikonsumsi terdiri dari pangan dan protein hewani atau nabati atau pangan

dan sayur (2) Kualitas pangan balk atau

kurang d ikonsumsi oleh yang terdiri dart pangan hewani (berupa ikan asin) atau nabati

atau dan sayur (3) Kualitas pangan baik atau

makanan yang dikonsumsi oleh yang terdiri dari pangan

protein hewani (ikan segar atau pindang ayam ) nabati atau sayur dan buah iltau

tanpa buah

JournaoNutritionandFood 2011 613) 208-216

Konsumsi Gizi

Pada ini indikator yang konsumsi

berdasarkan asupan perkapita dibandingkan dengan angka kecu-

Pengolahan dan Analisis Data

Data penelitian diolah secara statistik dan statistlk inferensia Data dianashy

lisis secara karakteristik dan ketahanan pangan

timer dishygunakan untuk melihat faktor-faktor yang

terhadap ketahanan pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

~Karakteristlk Keluarga

Secara keseluruhan rata-rata umur istri adalah 3749 tahun dan umur suami 4375 tahun Rata-rata umur istri dan suami masih termasuk usia produktif menurut Hurlock (1 rata-rata usia istri termasuk dewasa muda termasuk dewasa

tidak

Ratamiddotrata anggota keluarga 5 orang menurut BKKBN (1996) tersebut termasuk Hasil menunjukkan fikan antara rata-rata pada PKH dengan ketompok PNPM dan PUAP (pltO05) Rata-rata lama istri 58 tahun dan suami 63 tahun Hal tersebut menunjukkan tingkat istri maupun suami termasuk rendah

yang rata lama pendidikan suami dan istri serta

PKH

210

-- ---

Journal of Nutrition and Food 20776(3) 208-276 Jurnal Gizi dan Pangan 20116(3) 208-216 -~ 276

Tabel2 Ka rakteristik Keluarga berdasa rkan Kelompok Program Pemberdayaan

Peubah PNPM PKH Rak sa Desa PUAP Total _ gushy 1 Umur Istri (thn) 3679plusmn869 3771 plusmn941 378h868 4045plusmn1299 3749plusmn9 62

gizi 2 Umur suami (thn) 42 3 1plusmn853 4559plusmn1127 4313plusmn771 4486plusmn1357 4375plusmn1000 3 Jumlah anggota keluarga (orang) 499plusmn156 581plusmn172 532plusmn1090 500plusmn145 532plusmn168-tergl 4 Pendidikan iSlri (thn) 685plusmn302 439plusmn2 22 6 06plusmn277 600plusmn442 583plusmn306 5 Pendidikan suami (thn) 6 85plusmn323 461 plusmn262 839plusmn302 8 D5plusmn395 6 30d34

-onshy 6 Pendapatan perkapita

~ oe shy Rp 178 835 (miskin) 186 832 65~ 318 41 3 gt Rp 178 835 (tidak miskin) 814 168 93 5~ 682 587 Rata-rataplusmnstc1 (Rp i Kapbulan) 580 588l 1250286plusmn 4762781 plusmn 5127951plusmn 402 3553plusmn

ng 1 4562159 947565 386 265 5476936 4241170

7 Pekerjaan istri Tidak bekerja (IRT) 200 589 387 455 377 Petani O 7~c 19 009~ 45 13

0 -_ 5t ik Pedagang 621 84 387 273 380

_ H shy PNS 00 00 00 00 0 0 Buruh 3 W 2801 12 9 459il 13 3 r -an Karyawan OO~ OO9~ 32 O O~~ 0 3 Sopir OO om OO~ 009 00 Ylilraswasta 107 00 32 136 63 Lainnya 29 28 32 45 30

3 Pekerjaan suami Tidak bekerja 86~ 1219 327 136 97 Petani 2 9~ 28~ 32 18 2~- 40 Pedagang 32 1~~ 1879 484~ 227 283 PNS 11~ om 65 OO~ 13 Duruh 25 OJ 598 16 1 1369 357 Karyawan 86~ O99-C 3 2 lj~ 13 6 ~ 57 Sopir 71 ~ 28 9 7 91 ~ 609 Wiraswasta 10 n O 9~~ 65 91 5 67 Lainnya 36~ 19 32 OOj 27

0

ar middot = -J3

Ketahanan Pangan Keluarga Lebih dari setengah (637) keluarga memiliki kebiasaan membeli pangan pokok harian

lndikator ketahanan pangan yang digushy(Tabel 3) Pola yang sama juga ditemukan di

akan adalah ketersediaan pangan stabilitas semua kelompok pemberdayaan_ Pada kelomshy

-etersediaan pangan kualitas pangan dan pok PKH jumlah keluarga yang membeli pashy

ingkat konsumsi gizi keluarga ngan pokok harian sebanyak 794 persen dan pada kelompok PUAP 910 persen Keadaan

i etersediaan Pansan Pokok tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan keluarga memiliki ketersediaan pangan pokok PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushy harian sehingga dapat dikatakan bahwa ketershy

mah tangga mengacu pada pangan yang cukup sediaan pangan pokok pada sebagian besar j an tersedia dalam jumlah yang dapat meshy keluarga masih kurang terjamin Hasil peneshymenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga litian Varendra (2007) menunjukkan bahwa ada L1PI menggunakan indikator ketersediaan pashy kecenderungan masyarakat di desa yang seshyngan wilayah berdasarkan hitungan hari ya itu bagian besar bekerja di sektor pertanian tidak jika suatu wilayah memiliki ketersediaan pashy menyimpan pangan pokok Mereka cenderung -gan lebih dari 240 hari maka ketersediaan membeli beras bersifat harian sehingga sangat Jangan dikatakan cukup dan jika memiliki rentan terhadap perubahan harga pangan Mashybull - ersediaan pangan antara 1-239 maka dikashy sih banyaknya petani yang tidak menyimpan a-lta n kurang bahan pangan bukan semata-mata hasil panen

yang rendah tetapi karen a keinginan untukKetersediaan pangan pokok keluarga mendapatkan uang tunai segera setelah panen-5 a penelitian ini dilihat dari jangka waktu untuk berbagai keperluan yang mendesak e bel ian pangan pokok bagi kelua rga yang

rd iri dari harian mingguan atau bulanan

Tabel 3 Sebarall Keluarga berdasarkan Iltebiasaan Membeli Pangan Pokok ----- PNPM PKH Raksa Desa PUAP -~T=-o-ta--I--

Kebiasaan Membeli Pangan Pokok n n n n _----n_-~

-I)n (Ke terscdiilan tldak terjamin) 74 529 85 794 12 387 20 91 0 191 637 ~lI a n (Ke tcrsccl iadn kurilng terjarnin) 52 37 I 18 16 8 11 355 45 82 273 11on (Ketersediaan lerjarnln) 11 100 4 38 8 258 1 45 27 90_-_ - Tol-at fjiS i07-io6~o - -3-1 - - 1000 22 --ioob -300- -1000shy1000----- --------- shy

211

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

Walaupun demikian ditemukan juga yang membeli pangan pokok secara mingguan dan paling banyak ditemukan pada kelompok PNPM (371) sedangkan secara bulanan paling banyak ditemukan di kelompok Raksa Desa (258)

Stabilitas Ketersediaan Pansan

Frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga Dalam satu rumah tangga salah satu cara untuk mempershytahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengurangi freshykuensi makan Penelitian yang dilakukan L1PI di beberapa daerah di Jawa Barat juga meshynemukan bahwa mengurangi frekuensi makan merupakan salah satu strategi rumah tangga untuk memperpanjang ketahanan pangan meshyreka Penelitian tersebut juga menemukan bahwa rumah tangga yang memililZi persediaan makanan pokok pada umumnya makan sebashynyak 3 kali per hari Jika mayoritas rumah tangga di satu desa misalnya hanya makan dua kal i per hari kondisi ini semata -mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar persediaan makanan pokok mereka tidak seshygera habis karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari kebanyakan rumah tangga tishydak bisa bertahan untuk tetap memiliki pershysediaan makanan pokok hingga panen berishykutnya (PPK-L1PI 2004)

Mengacu pada penelitian tersebut maka stabilitas ketersediaan pangan pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi makan keluarshyga per hari Secara keseluruhan persentase tertinggi (580) keluarga memiliki kebiasaan makan dalam keluarganya dua kali per hari (Tabel 4) Pola yang sama juga ditemukan di semua kelompok pemberdayaan Kebiasaan makan dua kali per hari lebih banyak ditemu-

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 208-216

kan pada kelompok PKH dan PUAP masingshymasing sebanyak 636 persen Sedangkan kebishyasaan makan tiga kali per hari lebih banyak ditemukan pada kelompok PNPM (464) dan Raksa Desa (419) Kondisi tersebut menunshyjukkan bahwa ketersediaan pangan yang kushyrang stabil lebih banyak ditemukan pad a keshylompok PKH dan Raksa Desa sedangkan keshytersediaan yang stabil lebih banyak ditemukan di kelompok PNPM dan Raksa Desa Hal ini dishysebabkan karena secara ekonomi kelompok PNPM dan Raksa Desa lebih tinggi dibandingkan dengan PKH dan PUAP Menurut Tabor et 01 (2000) determinan dari ketahanan pangan rushymah tangga adalah daya beli atau pendapatan untuk memenuhi biaya hidup Semakin tinggi daya beli atau pendapatan suatu rumah tangga maka ketahanan pangannya semakin baik

Kuaiitas Pansan

Persentase tertinggi (486) keluarga mengonsumsi kualitas pangan yang baik (Tabel 5) Hal ini berarti keragaman dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga relatif baik Walaupun demikian masih ditemukan keluarga yang mengkonsumsi pangan yang kurang baik (254) dan tidak baik (260) yang menyebar di seluruh kelompok pemberdayaan

Jika dilihat berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka kelompok PNPM dan Raksa Desa memiliki kualitas pangan yang dikonsumsi lebih baik dibandingkan PKH dan PUAP Kualishytas konsumsi pangan keluarga yang tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok PKH (336) dan PUAP (318) Menurut Ariani dan Purawantini (2005) walaupun secara kuantitas terpenuhi namun pangan yang dikonsumsi kushyrang beraneka ragam dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan manusia Hal yang sama juga disampaikan oleh Soekirman (2000) bahwa kekurangan terhadap

Tabel 4 Sebaran Keluarga berdasarkan Frekuensi Makan per Hari

Frekuen~i makanhari n

PNPM n

PKH

Raksa Desa n

PUAP n n

Total

1 kali (tidak stabil) 1 07 1 09 0 00 0 00 07 2 kali (kurang stabil) 74 52 9 68 636 18 581 14 636 174 580 3 kali (stabil) 65 464 38 355 13 419 8 364 124 413

Total 140 1000 107 1000 31 1000 22 100 300 1000

Tabel 5 Sebaran Keluarga berdasarkan Kualitas Pangan yang Dikonsumsi

Kualitas pangan n

PNPM n

PKH

Raksa De-sa n n

PUAP n

Total

Tidak hilik (tidak bcragaln) 31 22 1 36 336 4 129 7 318 78 260 Kurang baik (kurang beragam) 22 157 42 393 7 226 227 76 25 4

flaik (beragam) Total

87 140

622 1000

29 -107middot--

271 20 645 100~31--16o-0

10 22

455 1000

146 300

486 100 0

212

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 5: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Jurnal Gizi dan 2011 6(3) 208-216

sediaan pangan pokok keluarga didekati deshyngan kebiasaan membeli pangan an atau

Tabel 1 Indikator dan Skala Data yang Digunakan dalam Penelitian

Peubah Indikator Skala Data -----------------------~---__=___c_--

Karakteristik Pendidikan suami dan Rasio Keluar-ga Istri (thn)

Pekerjaan suami dan ~lominal

istn Umur suami (thn) Rasia Jumlah Anggota Rasia ketuarga (orang) Pendapatan (Rp) Rasia

Ketahanan Ketersediaan Ordinal Pangan kecukupan pang an

StabiUtas keterseciiaan Ordinal pangan Kualitas pangan Ordinal Tmgkat kansumsi energl Rasio

Stabilitas Ketersedioon

Salah satu indikator yang untuk mengukur stabilitas ketersediaan pangan di rumah tangga adalah frekuensi makan rumah tangga dalam sehan (PPK-L1PI Berdasarkan hal tersebut mashyka stabilitas ketersediaan pangan diukur bershydasarkan frekunsi makan (1 kaii 2 kali atau kal1)

Kuolitos

Ukuran kualitas pangan dilihat dari kerashygaman dan kualitas pangan yang dikonsumsi

Pada ini data metode recoil 1x24

Berdasarkan hal tersebut maka kualitas pangan keluarga dibagi menjadi kategori yaitu (1) Kualitas pangan yang tidak baik atau tidak

makanan yang dikonsumsi terdiri dari pangan dan protein hewani atau nabati atau pangan

dan sayur (2) Kualitas pangan balk atau

kurang d ikonsumsi oleh yang terdiri dart pangan hewani (berupa ikan asin) atau nabati

atau dan sayur (3) Kualitas pangan baik atau

makanan yang dikonsumsi oleh yang terdiri dari pangan

protein hewani (ikan segar atau pindang ayam ) nabati atau sayur dan buah iltau

tanpa buah

JournaoNutritionandFood 2011 613) 208-216

Konsumsi Gizi

Pada ini indikator yang konsumsi

berdasarkan asupan perkapita dibandingkan dengan angka kecu-

Pengolahan dan Analisis Data

Data penelitian diolah secara statistik dan statistlk inferensia Data dianashy

lisis secara karakteristik dan ketahanan pangan

timer dishygunakan untuk melihat faktor-faktor yang

terhadap ketahanan pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

~Karakteristlk Keluarga

Secara keseluruhan rata-rata umur istri adalah 3749 tahun dan umur suami 4375 tahun Rata-rata umur istri dan suami masih termasuk usia produktif menurut Hurlock (1 rata-rata usia istri termasuk dewasa muda termasuk dewasa

tidak

Ratamiddotrata anggota keluarga 5 orang menurut BKKBN (1996) tersebut termasuk Hasil menunjukkan fikan antara rata-rata pada PKH dengan ketompok PNPM dan PUAP (pltO05) Rata-rata lama istri 58 tahun dan suami 63 tahun Hal tersebut menunjukkan tingkat istri maupun suami termasuk rendah

yang rata lama pendidikan suami dan istri serta

PKH

210

-- ---

Journal of Nutrition and Food 20776(3) 208-276 Jurnal Gizi dan Pangan 20116(3) 208-216 -~ 276

Tabel2 Ka rakteristik Keluarga berdasa rkan Kelompok Program Pemberdayaan

Peubah PNPM PKH Rak sa Desa PUAP Total _ gushy 1 Umur Istri (thn) 3679plusmn869 3771 plusmn941 378h868 4045plusmn1299 3749plusmn9 62

gizi 2 Umur suami (thn) 42 3 1plusmn853 4559plusmn1127 4313plusmn771 4486plusmn1357 4375plusmn1000 3 Jumlah anggota keluarga (orang) 499plusmn156 581plusmn172 532plusmn1090 500plusmn145 532plusmn168-tergl 4 Pendidikan iSlri (thn) 685plusmn302 439plusmn2 22 6 06plusmn277 600plusmn442 583plusmn306 5 Pendidikan suami (thn) 6 85plusmn323 461 plusmn262 839plusmn302 8 D5plusmn395 6 30d34

-onshy 6 Pendapatan perkapita

~ oe shy Rp 178 835 (miskin) 186 832 65~ 318 41 3 gt Rp 178 835 (tidak miskin) 814 168 93 5~ 682 587 Rata-rataplusmnstc1 (Rp i Kapbulan) 580 588l 1250286plusmn 4762781 plusmn 5127951plusmn 402 3553plusmn

ng 1 4562159 947565 386 265 5476936 4241170

7 Pekerjaan istri Tidak bekerja (IRT) 200 589 387 455 377 Petani O 7~c 19 009~ 45 13

0 -_ 5t ik Pedagang 621 84 387 273 380

_ H shy PNS 00 00 00 00 0 0 Buruh 3 W 2801 12 9 459il 13 3 r -an Karyawan OO~ OO9~ 32 O O~~ 0 3 Sopir OO om OO~ 009 00 Ylilraswasta 107 00 32 136 63 Lainnya 29 28 32 45 30

3 Pekerjaan suami Tidak bekerja 86~ 1219 327 136 97 Petani 2 9~ 28~ 32 18 2~- 40 Pedagang 32 1~~ 1879 484~ 227 283 PNS 11~ om 65 OO~ 13 Duruh 25 OJ 598 16 1 1369 357 Karyawan 86~ O99-C 3 2 lj~ 13 6 ~ 57 Sopir 71 ~ 28 9 7 91 ~ 609 Wiraswasta 10 n O 9~~ 65 91 5 67 Lainnya 36~ 19 32 OOj 27

0

ar middot = -J3

Ketahanan Pangan Keluarga Lebih dari setengah (637) keluarga memiliki kebiasaan membeli pangan pokok harian

lndikator ketahanan pangan yang digushy(Tabel 3) Pola yang sama juga ditemukan di

akan adalah ketersediaan pangan stabilitas semua kelompok pemberdayaan_ Pada kelomshy

-etersediaan pangan kualitas pangan dan pok PKH jumlah keluarga yang membeli pashy

ingkat konsumsi gizi keluarga ngan pokok harian sebanyak 794 persen dan pada kelompok PUAP 910 persen Keadaan

i etersediaan Pansan Pokok tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan keluarga memiliki ketersediaan pangan pokok PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushy harian sehingga dapat dikatakan bahwa ketershy

mah tangga mengacu pada pangan yang cukup sediaan pangan pokok pada sebagian besar j an tersedia dalam jumlah yang dapat meshy keluarga masih kurang terjamin Hasil peneshymenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga litian Varendra (2007) menunjukkan bahwa ada L1PI menggunakan indikator ketersediaan pashy kecenderungan masyarakat di desa yang seshyngan wilayah berdasarkan hitungan hari ya itu bagian besar bekerja di sektor pertanian tidak jika suatu wilayah memiliki ketersediaan pashy menyimpan pangan pokok Mereka cenderung -gan lebih dari 240 hari maka ketersediaan membeli beras bersifat harian sehingga sangat Jangan dikatakan cukup dan jika memiliki rentan terhadap perubahan harga pangan Mashybull - ersediaan pangan antara 1-239 maka dikashy sih banyaknya petani yang tidak menyimpan a-lta n kurang bahan pangan bukan semata-mata hasil panen

yang rendah tetapi karen a keinginan untukKetersediaan pangan pokok keluarga mendapatkan uang tunai segera setelah panen-5 a penelitian ini dilihat dari jangka waktu untuk berbagai keperluan yang mendesak e bel ian pangan pokok bagi kelua rga yang

rd iri dari harian mingguan atau bulanan

Tabel 3 Sebarall Keluarga berdasarkan Iltebiasaan Membeli Pangan Pokok ----- PNPM PKH Raksa Desa PUAP -~T=-o-ta--I--

Kebiasaan Membeli Pangan Pokok n n n n _----n_-~

-I)n (Ke terscdiilan tldak terjamin) 74 529 85 794 12 387 20 91 0 191 637 ~lI a n (Ke tcrsccl iadn kurilng terjarnin) 52 37 I 18 16 8 11 355 45 82 273 11on (Ketersediaan lerjarnln) 11 100 4 38 8 258 1 45 27 90_-_ - Tol-at fjiS i07-io6~o - -3-1 - - 1000 22 --ioob -300- -1000shy1000----- --------- shy

211

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

Walaupun demikian ditemukan juga yang membeli pangan pokok secara mingguan dan paling banyak ditemukan pada kelompok PNPM (371) sedangkan secara bulanan paling banyak ditemukan di kelompok Raksa Desa (258)

Stabilitas Ketersediaan Pansan

Frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga Dalam satu rumah tangga salah satu cara untuk mempershytahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengurangi freshykuensi makan Penelitian yang dilakukan L1PI di beberapa daerah di Jawa Barat juga meshynemukan bahwa mengurangi frekuensi makan merupakan salah satu strategi rumah tangga untuk memperpanjang ketahanan pangan meshyreka Penelitian tersebut juga menemukan bahwa rumah tangga yang memililZi persediaan makanan pokok pada umumnya makan sebashynyak 3 kali per hari Jika mayoritas rumah tangga di satu desa misalnya hanya makan dua kal i per hari kondisi ini semata -mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar persediaan makanan pokok mereka tidak seshygera habis karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari kebanyakan rumah tangga tishydak bisa bertahan untuk tetap memiliki pershysediaan makanan pokok hingga panen berishykutnya (PPK-L1PI 2004)

Mengacu pada penelitian tersebut maka stabilitas ketersediaan pangan pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi makan keluarshyga per hari Secara keseluruhan persentase tertinggi (580) keluarga memiliki kebiasaan makan dalam keluarganya dua kali per hari (Tabel 4) Pola yang sama juga ditemukan di semua kelompok pemberdayaan Kebiasaan makan dua kali per hari lebih banyak ditemu-

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 208-216

kan pada kelompok PKH dan PUAP masingshymasing sebanyak 636 persen Sedangkan kebishyasaan makan tiga kali per hari lebih banyak ditemukan pada kelompok PNPM (464) dan Raksa Desa (419) Kondisi tersebut menunshyjukkan bahwa ketersediaan pangan yang kushyrang stabil lebih banyak ditemukan pad a keshylompok PKH dan Raksa Desa sedangkan keshytersediaan yang stabil lebih banyak ditemukan di kelompok PNPM dan Raksa Desa Hal ini dishysebabkan karena secara ekonomi kelompok PNPM dan Raksa Desa lebih tinggi dibandingkan dengan PKH dan PUAP Menurut Tabor et 01 (2000) determinan dari ketahanan pangan rushymah tangga adalah daya beli atau pendapatan untuk memenuhi biaya hidup Semakin tinggi daya beli atau pendapatan suatu rumah tangga maka ketahanan pangannya semakin baik

Kuaiitas Pansan

Persentase tertinggi (486) keluarga mengonsumsi kualitas pangan yang baik (Tabel 5) Hal ini berarti keragaman dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga relatif baik Walaupun demikian masih ditemukan keluarga yang mengkonsumsi pangan yang kurang baik (254) dan tidak baik (260) yang menyebar di seluruh kelompok pemberdayaan

Jika dilihat berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka kelompok PNPM dan Raksa Desa memiliki kualitas pangan yang dikonsumsi lebih baik dibandingkan PKH dan PUAP Kualishytas konsumsi pangan keluarga yang tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok PKH (336) dan PUAP (318) Menurut Ariani dan Purawantini (2005) walaupun secara kuantitas terpenuhi namun pangan yang dikonsumsi kushyrang beraneka ragam dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan manusia Hal yang sama juga disampaikan oleh Soekirman (2000) bahwa kekurangan terhadap

Tabel 4 Sebaran Keluarga berdasarkan Frekuensi Makan per Hari

Frekuen~i makanhari n

PNPM n

PKH

Raksa Desa n

PUAP n n

Total

1 kali (tidak stabil) 1 07 1 09 0 00 0 00 07 2 kali (kurang stabil) 74 52 9 68 636 18 581 14 636 174 580 3 kali (stabil) 65 464 38 355 13 419 8 364 124 413

Total 140 1000 107 1000 31 1000 22 100 300 1000

Tabel 5 Sebaran Keluarga berdasarkan Kualitas Pangan yang Dikonsumsi

Kualitas pangan n

PNPM n

PKH

Raksa De-sa n n

PUAP n

Total

Tidak hilik (tidak bcragaln) 31 22 1 36 336 4 129 7 318 78 260 Kurang baik (kurang beragam) 22 157 42 393 7 226 227 76 25 4

flaik (beragam) Total

87 140

622 1000

29 -107middot--

271 20 645 100~31--16o-0

10 22

455 1000

146 300

486 100 0

212

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 6: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

-- ---

Journal of Nutrition and Food 20776(3) 208-276 Jurnal Gizi dan Pangan 20116(3) 208-216 -~ 276

Tabel2 Ka rakteristik Keluarga berdasa rkan Kelompok Program Pemberdayaan

Peubah PNPM PKH Rak sa Desa PUAP Total _ gushy 1 Umur Istri (thn) 3679plusmn869 3771 plusmn941 378h868 4045plusmn1299 3749plusmn9 62

gizi 2 Umur suami (thn) 42 3 1plusmn853 4559plusmn1127 4313plusmn771 4486plusmn1357 4375plusmn1000 3 Jumlah anggota keluarga (orang) 499plusmn156 581plusmn172 532plusmn1090 500plusmn145 532plusmn168-tergl 4 Pendidikan iSlri (thn) 685plusmn302 439plusmn2 22 6 06plusmn277 600plusmn442 583plusmn306 5 Pendidikan suami (thn) 6 85plusmn323 461 plusmn262 839plusmn302 8 D5plusmn395 6 30d34

-onshy 6 Pendapatan perkapita

~ oe shy Rp 178 835 (miskin) 186 832 65~ 318 41 3 gt Rp 178 835 (tidak miskin) 814 168 93 5~ 682 587 Rata-rataplusmnstc1 (Rp i Kapbulan) 580 588l 1250286plusmn 4762781 plusmn 5127951plusmn 402 3553plusmn

ng 1 4562159 947565 386 265 5476936 4241170

7 Pekerjaan istri Tidak bekerja (IRT) 200 589 387 455 377 Petani O 7~c 19 009~ 45 13

0 -_ 5t ik Pedagang 621 84 387 273 380

_ H shy PNS 00 00 00 00 0 0 Buruh 3 W 2801 12 9 459il 13 3 r -an Karyawan OO~ OO9~ 32 O O~~ 0 3 Sopir OO om OO~ 009 00 Ylilraswasta 107 00 32 136 63 Lainnya 29 28 32 45 30

3 Pekerjaan suami Tidak bekerja 86~ 1219 327 136 97 Petani 2 9~ 28~ 32 18 2~- 40 Pedagang 32 1~~ 1879 484~ 227 283 PNS 11~ om 65 OO~ 13 Duruh 25 OJ 598 16 1 1369 357 Karyawan 86~ O99-C 3 2 lj~ 13 6 ~ 57 Sopir 71 ~ 28 9 7 91 ~ 609 Wiraswasta 10 n O 9~~ 65 91 5 67 Lainnya 36~ 19 32 OOj 27

0

ar middot = -J3

Ketahanan Pangan Keluarga Lebih dari setengah (637) keluarga memiliki kebiasaan membeli pangan pokok harian

lndikator ketahanan pangan yang digushy(Tabel 3) Pola yang sama juga ditemukan di

akan adalah ketersediaan pangan stabilitas semua kelompok pemberdayaan_ Pada kelomshy

-etersediaan pangan kualitas pangan dan pok PKH jumlah keluarga yang membeli pashy

ingkat konsumsi gizi keluarga ngan pokok harian sebanyak 794 persen dan pada kelompok PUAP 910 persen Keadaan

i etersediaan Pansan Pokok tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

Menurut Pusat Penelitian Kependudukan keluarga memiliki ketersediaan pangan pokok PPK) L1PI (2004) ketersediaan pangan di rushy harian sehingga dapat dikatakan bahwa ketershy

mah tangga mengacu pada pangan yang cukup sediaan pangan pokok pada sebagian besar j an tersedia dalam jumlah yang dapat meshy keluarga masih kurang terjamin Hasil peneshymenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga litian Varendra (2007) menunjukkan bahwa ada L1PI menggunakan indikator ketersediaan pashy kecenderungan masyarakat di desa yang seshyngan wilayah berdasarkan hitungan hari ya itu bagian besar bekerja di sektor pertanian tidak jika suatu wilayah memiliki ketersediaan pashy menyimpan pangan pokok Mereka cenderung -gan lebih dari 240 hari maka ketersediaan membeli beras bersifat harian sehingga sangat Jangan dikatakan cukup dan jika memiliki rentan terhadap perubahan harga pangan Mashybull - ersediaan pangan antara 1-239 maka dikashy sih banyaknya petani yang tidak menyimpan a-lta n kurang bahan pangan bukan semata-mata hasil panen

yang rendah tetapi karen a keinginan untukKetersediaan pangan pokok keluarga mendapatkan uang tunai segera setelah panen-5 a penelitian ini dilihat dari jangka waktu untuk berbagai keperluan yang mendesak e bel ian pangan pokok bagi kelua rga yang

rd iri dari harian mingguan atau bulanan

Tabel 3 Sebarall Keluarga berdasarkan Iltebiasaan Membeli Pangan Pokok ----- PNPM PKH Raksa Desa PUAP -~T=-o-ta--I--

Kebiasaan Membeli Pangan Pokok n n n n _----n_-~

-I)n (Ke terscdiilan tldak terjamin) 74 529 85 794 12 387 20 91 0 191 637 ~lI a n (Ke tcrsccl iadn kurilng terjarnin) 52 37 I 18 16 8 11 355 45 82 273 11on (Ketersediaan lerjarnln) 11 100 4 38 8 258 1 45 27 90_-_ - Tol-at fjiS i07-io6~o - -3-1 - - 1000 22 --ioob -300- -1000shy1000----- --------- shy

211

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

Walaupun demikian ditemukan juga yang membeli pangan pokok secara mingguan dan paling banyak ditemukan pada kelompok PNPM (371) sedangkan secara bulanan paling banyak ditemukan di kelompok Raksa Desa (258)

Stabilitas Ketersediaan Pansan

Frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga Dalam satu rumah tangga salah satu cara untuk mempershytahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengurangi freshykuensi makan Penelitian yang dilakukan L1PI di beberapa daerah di Jawa Barat juga meshynemukan bahwa mengurangi frekuensi makan merupakan salah satu strategi rumah tangga untuk memperpanjang ketahanan pangan meshyreka Penelitian tersebut juga menemukan bahwa rumah tangga yang memililZi persediaan makanan pokok pada umumnya makan sebashynyak 3 kali per hari Jika mayoritas rumah tangga di satu desa misalnya hanya makan dua kal i per hari kondisi ini semata -mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar persediaan makanan pokok mereka tidak seshygera habis karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari kebanyakan rumah tangga tishydak bisa bertahan untuk tetap memiliki pershysediaan makanan pokok hingga panen berishykutnya (PPK-L1PI 2004)

Mengacu pada penelitian tersebut maka stabilitas ketersediaan pangan pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi makan keluarshyga per hari Secara keseluruhan persentase tertinggi (580) keluarga memiliki kebiasaan makan dalam keluarganya dua kali per hari (Tabel 4) Pola yang sama juga ditemukan di semua kelompok pemberdayaan Kebiasaan makan dua kali per hari lebih banyak ditemu-

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 208-216

kan pada kelompok PKH dan PUAP masingshymasing sebanyak 636 persen Sedangkan kebishyasaan makan tiga kali per hari lebih banyak ditemukan pada kelompok PNPM (464) dan Raksa Desa (419) Kondisi tersebut menunshyjukkan bahwa ketersediaan pangan yang kushyrang stabil lebih banyak ditemukan pad a keshylompok PKH dan Raksa Desa sedangkan keshytersediaan yang stabil lebih banyak ditemukan di kelompok PNPM dan Raksa Desa Hal ini dishysebabkan karena secara ekonomi kelompok PNPM dan Raksa Desa lebih tinggi dibandingkan dengan PKH dan PUAP Menurut Tabor et 01 (2000) determinan dari ketahanan pangan rushymah tangga adalah daya beli atau pendapatan untuk memenuhi biaya hidup Semakin tinggi daya beli atau pendapatan suatu rumah tangga maka ketahanan pangannya semakin baik

Kuaiitas Pansan

Persentase tertinggi (486) keluarga mengonsumsi kualitas pangan yang baik (Tabel 5) Hal ini berarti keragaman dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga relatif baik Walaupun demikian masih ditemukan keluarga yang mengkonsumsi pangan yang kurang baik (254) dan tidak baik (260) yang menyebar di seluruh kelompok pemberdayaan

Jika dilihat berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka kelompok PNPM dan Raksa Desa memiliki kualitas pangan yang dikonsumsi lebih baik dibandingkan PKH dan PUAP Kualishytas konsumsi pangan keluarga yang tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok PKH (336) dan PUAP (318) Menurut Ariani dan Purawantini (2005) walaupun secara kuantitas terpenuhi namun pangan yang dikonsumsi kushyrang beraneka ragam dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan manusia Hal yang sama juga disampaikan oleh Soekirman (2000) bahwa kekurangan terhadap

Tabel 4 Sebaran Keluarga berdasarkan Frekuensi Makan per Hari

Frekuen~i makanhari n

PNPM n

PKH

Raksa Desa n

PUAP n n

Total

1 kali (tidak stabil) 1 07 1 09 0 00 0 00 07 2 kali (kurang stabil) 74 52 9 68 636 18 581 14 636 174 580 3 kali (stabil) 65 464 38 355 13 419 8 364 124 413

Total 140 1000 107 1000 31 1000 22 100 300 1000

Tabel 5 Sebaran Keluarga berdasarkan Kualitas Pangan yang Dikonsumsi

Kualitas pangan n

PNPM n

PKH

Raksa De-sa n n

PUAP n

Total

Tidak hilik (tidak bcragaln) 31 22 1 36 336 4 129 7 318 78 260 Kurang baik (kurang beragam) 22 157 42 393 7 226 227 76 25 4

flaik (beragam) Total

87 140

622 1000

29 -107middot--

271 20 645 100~31--16o-0

10 22

455 1000

146 300

486 100 0

212

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 7: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

Walaupun demikian ditemukan juga yang membeli pangan pokok secara mingguan dan paling banyak ditemukan pada kelompok PNPM (371) sedangkan secara bulanan paling banyak ditemukan di kelompok Raksa Desa (258)

Stabilitas Ketersediaan Pansan

Frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga Dalam satu rumah tangga salah satu cara untuk mempershytahankan ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu adalah dengan mengurangi freshykuensi makan Penelitian yang dilakukan L1PI di beberapa daerah di Jawa Barat juga meshynemukan bahwa mengurangi frekuensi makan merupakan salah satu strategi rumah tangga untuk memperpanjang ketahanan pangan meshyreka Penelitian tersebut juga menemukan bahwa rumah tangga yang memililZi persediaan makanan pokok pada umumnya makan sebashynyak 3 kali per hari Jika mayoritas rumah tangga di satu desa misalnya hanya makan dua kal i per hari kondisi ini semata -mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar persediaan makanan pokok mereka tidak seshygera habis karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari kebanyakan rumah tangga tishydak bisa bertahan untuk tetap memiliki pershysediaan makanan pokok hingga panen berishykutnya (PPK-L1PI 2004)

Mengacu pada penelitian tersebut maka stabilitas ketersediaan pangan pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi makan keluarshyga per hari Secara keseluruhan persentase tertinggi (580) keluarga memiliki kebiasaan makan dalam keluarganya dua kali per hari (Tabel 4) Pola yang sama juga ditemukan di semua kelompok pemberdayaan Kebiasaan makan dua kali per hari lebih banyak ditemu-

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 208-216

kan pada kelompok PKH dan PUAP masingshymasing sebanyak 636 persen Sedangkan kebishyasaan makan tiga kali per hari lebih banyak ditemukan pada kelompok PNPM (464) dan Raksa Desa (419) Kondisi tersebut menunshyjukkan bahwa ketersediaan pangan yang kushyrang stabil lebih banyak ditemukan pad a keshylompok PKH dan Raksa Desa sedangkan keshytersediaan yang stabil lebih banyak ditemukan di kelompok PNPM dan Raksa Desa Hal ini dishysebabkan karena secara ekonomi kelompok PNPM dan Raksa Desa lebih tinggi dibandingkan dengan PKH dan PUAP Menurut Tabor et 01 (2000) determinan dari ketahanan pangan rushymah tangga adalah daya beli atau pendapatan untuk memenuhi biaya hidup Semakin tinggi daya beli atau pendapatan suatu rumah tangga maka ketahanan pangannya semakin baik

Kuaiitas Pansan

Persentase tertinggi (486) keluarga mengonsumsi kualitas pangan yang baik (Tabel 5) Hal ini berarti keragaman dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga relatif baik Walaupun demikian masih ditemukan keluarga yang mengkonsumsi pangan yang kurang baik (254) dan tidak baik (260) yang menyebar di seluruh kelompok pemberdayaan

Jika dilihat berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka kelompok PNPM dan Raksa Desa memiliki kualitas pangan yang dikonsumsi lebih baik dibandingkan PKH dan PUAP Kualishytas konsumsi pangan keluarga yang tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok PKH (336) dan PUAP (318) Menurut Ariani dan Purawantini (2005) walaupun secara kuantitas terpenuhi namun pangan yang dikonsumsi kushyrang beraneka ragam dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan manusia Hal yang sama juga disampaikan oleh Soekirman (2000) bahwa kekurangan terhadap

Tabel 4 Sebaran Keluarga berdasarkan Frekuensi Makan per Hari

Frekuen~i makanhari n

PNPM n

PKH

Raksa Desa n

PUAP n n

Total

1 kali (tidak stabil) 1 07 1 09 0 00 0 00 07 2 kali (kurang stabil) 74 52 9 68 636 18 581 14 636 174 580 3 kali (stabil) 65 464 38 355 13 419 8 364 124 413

Total 140 1000 107 1000 31 1000 22 100 300 1000

Tabel 5 Sebaran Keluarga berdasarkan Kualitas Pangan yang Dikonsumsi

Kualitas pangan n

PNPM n

PKH

Raksa De-sa n n

PUAP n

Total

Tidak hilik (tidak bcragaln) 31 22 1 36 336 4 129 7 318 78 260 Kurang baik (kurang beragam) 22 157 42 393 7 226 227 76 25 4

flaik (beragam) Total

87 140

622 1000

29 -107middot--

271 20 645 100~31--16o-0

10 22

455 1000

146 300

486 100 0

212

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 8: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208middot216

satu atau beberapa Jenis pangan akan mengmiddot akibatkan kekurangan zatmiddotzat gizi tertentu sedangkan konsumsi pangan yang berimbang akan menghindari kekurangan atau kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya

Tingkot Konsumsi Energi Keluorgo

Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) J ika rumah tangga mengkonsumsi kumiddot rang dari 70 persen dari angka kecukupan energi dikategorikan sangat rawan pangan Berdasarkan hal tersebut maka kategori tingmiddot kat konsumsi energi dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu baikcukup (~ 100 dari AKE) kurang (70middot99 dari AKE) dan sangat kurang laquo70 dari AKE)

Persentase tertinggi (420) keluarga memiliki tingkat konsumsi energi perkapita anmiddot tara 70middot99 persen dari angka kecukupan energi yang dianjurkan yang berarti tergolong tingmiddot kat konsumsi energi per kapita masih kurang (Tabel 6) Selain itu juga masih ditemukan middotsemiddot banyak 287 persen yang termasuk sangat kumiddot rang dan 293 persen memil ikl tingkat konmiddot sumsi energi yang cukup (Tabel 6)

Hampir di seluruh kelompok pemberdamiddot yaan tingkat konsumsi energi perkapitanya termasuk kurang Hal yang berbeda dengan kelompok Raksa Desa persentase tertinggi keluarga memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang sangat kurang Tingkat konsumsi energi perkapita yang termasuk kategori cukup paling banyak ditemukan pada kelompok PKH yaitu 343 persen dan terendah di kelompok PUAP (91) Hasil penelitian Ariani dan Purawantini (2005) menunjukkan bahwa di pemiddot desaan dengan tingkat pendapatan lebih renmiddot dah dibandingkan perkotaan memiliki tingkat konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan permiddot kotaan Fenomena ini menunjukkan bahwa pada pendapatan yang lebih rendah keluarga 3kan memprioritaskan pada pangan yang harmiddot

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208middot216

ganya murah seperti pangan sumber energi kemudian dengan semakin meningkatnya penmiddot dapatan akan terjadi perubahan konsumsi yamiddot itu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan mahal yaitu sumber protein Mengacu pada hasil penelitian Ariani dan Purawanti (2005) maka lebih banyaknya tingmiddot kat konsumsi energi yang cukup pada kelommiddot pok PKH disebabkan sebagian besar (832) keluarga kelompok PKH tergolong keluarga miskin dan tentunya memprioritaskan pangan yang murah yaitu sumber energi seperti beras

Berdasarkan indikator ketahanan pangan secara keseluruhan maka persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 373 persen kategori kurang pangan (Tabel 7) Kemiddot tahanan pangan keluarga dengan kategori tao han hanya dicapai oleh 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (50 59~ ) dan PUAP (636) memiliki ketamiddot hanan pangan keluarga kategori kurang pamiddot ngan Jumlah tersebut jauh lebih banyak dimiddot bandingkan kelompok PNPM (250) dan Raksa Desa (2900) Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (600) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan dimiddot temukan pad a kelompok PNPM (150)

Hasil penelitian Purwantini et 01 (2001) yang termasuk kelompok rentan pangan adalah kelompok yang secara ekonomi kurang sejahshytera namun dari sisi konsumsi energi mememiddot nuhi kecukupan Kelompok tersebut memiliki kebiasaan makan sumber karbohidrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya Sedangkan kelompok kurang pangan adalah kelompok yang secara ekonomi mampu mengkonsumsi pangan tapi dari sisi konsumsi energi kurang memenuhi kecukupan

Tabel 6 Sebaran Keluarga berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi per Kapita

Kategori Tingkat Konsumsi PNPM PKH Raksa Desa PUAP Total Energi per Kapita n N n n n

70 (sangat kurang) 40 286 22 206 14 452 10 454 86 287 -) middot99 (kurang) 60 428 45 421 11 354 10 455 126 420 00 (cukup) 40 286 40 343 6 194 2 91 88 293

-----=roiill------ middotmiddot 140 1000 107 1000 31 1000 22--1000-300--000

Tabel 7 Sebaran Keluarga berdasarkan Kategori Ketahanan Pangan Keluarga PNPM PKH Raksa Desa PUAP ~- a-- shy--CTo t-l

Kategori n n n n n 3-=- 2-=- 0 -54-S0S-middot- - 9 9--- - 1t1 middot 63 -- 2 35-~5 - c-----Oi7 0 - 6---1---1~---3~7- shy

--=bull Jrang pangan (skor 5middot7) ~n tall pangan (skor 8middot10) 84 600 45 421 19 613 8 364 156 520 -lnil n paman (skor 11 middot13 ) 21 150 8 75 3 97 0 00 32 107

_ ____ Total~__ 140 1000 107 1000 31 1000 22 1000 300 1000

213

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 9: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Jurnal Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208216 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 208-216

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanshyan Pangan Keluarga

Hasil anal isis regresi berganda menunshyjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota kelushyarga dan jumlah aset yang dimiliki (Tabel 8) dengan nilai adjusted R square 0_108 Hal ini berarti 10_8 persen peubah-peubah bebas tershysebut mempengaruhi ketahanan keluarga dan sisanya (892) dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Hasil anal isis menunjukkan bahwa penshydapatan perkapita berpengaruh positif dan sashyngat nyata terhadap ketahanan pangan kelushyarga (0 lt001) Setiap kenaikan satu poin tingshykat pendapatan maka akan menaikkan ketashyhanan pangan 0453 poin (Tabel 8) Hal ini seshysuai dengan pendapat Boius dan Hunt (1999) bahwa resiko tidak memiliki akses terhadap pangan berkaitan dengan pandapatan rumah tangga Rose (1999) menyatakan bahwa pendashypatan rumah tangga merupakan determinan penting terhadap ketidaktahanan pangan rushymah tangga Hal yang sama diungkapkan oleh Braun et al (1992) Lorenza dan Sanjur (1999) bahwa akses terhadap pangan pada tingkat rumah tangga ditentukan oleh tingkat pendashypatan rumah tangga di mana pendapatan rushymah tangga ini merupakan proxy untuk daya beli rumah tangga Menurut Smith (2002) FAO (1996) bahwa ketidak-tahanan pangan banyak terjadi pada negara-negara sedang berkemshybang dan pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yang menyebabkan ketidakmamshypuan penduduk untuk meningkatkan akses tershyhadap pangan Oleh karena itu Suhardjo (1996) menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketamiddot hanan pangan rumah tangga karena pendamiddot

patan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan

Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan nyata terhadap ketahanan pangan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah anggota keluarga maka akan menushyrunkan ketahanan keluarga sebanyak 0120 poin Menurut Suhardjo (1989) pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga yang terlalu besar seringkali mempunyai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingmiddot ga kondisi ini akan memperbesar tingkat stres keluarga Hasil penelitian Purwantini et al (2001) menemukan bahwa rumah tangga rawan pangan dicirikan oleh pendidikan suami dan istri yang rendah dan jumlah anggota keluarga yang tinggi Menurut Rose (1999) ukuran rumah tangga merupakan salah satu faktor yang memiddot nentukan tingkat ketahanan pangan Ukuran rumah tangga yang lebih besar memerlukan konsumsi pangan lebih banyak oleh karena itu diperlukan kebutuhan pangan yang lebih besar

Jumlah aset yang dimiliki keluarga bershypengaruh positif dan nyata terhadap ketashyhanan keluarga (0lt001) Setiap kenaikan satu poin jumlah aset yang dimiliki maka akan menaikkan ketahanan keluarga sebanyak 0294 poin Menurut Bryant (1990) keluarga yang memiliki aset banyak cenderung lebih sejahmiddot tera dibandingkan dengan keluarga yang meshymiliki aset terbatas Rothwel (2011) menyamiddot takan bahwa aset merupakan hal yang pent in karen a aset dapat membantu seseorang mej-shyjadi lebih maju dan sebaliknya keterbatasashyaset yang dimiliki akan berdampak pad a k sulitan ekonomi Berdasarkan pernyatac - shypernyataan tersebut dapat dikatakan ba h Co

keluarga yang memiliki jumlah aset cenderu- tidak mengalami kesulitan ekonomi dan Ie shysejahtera dengan demikian ketahanan pa r) menjadi lebih terjamin

Unstandardized Standardized No Peubah bebas Coefficients Coefficients -

0236 3515 -0 119 -1983 middot0039 0641 0059 1017 0138 2153 0028 0490

bullbull Nyata pada taraf pltOOl

B Beta Constant 6878

1 Pendapatan kapita 0453 2 Jurnlah allggota kelunrga -0120 3 Pencliclikan kepala keluarga middot0020 4 Urnur kepala keluarga 0010 5 Jurnlah aset 0294 6 Dukungan sosial keluarga 0138

Adjusted R Square = 0108 bull Nyata pada taraf pltOOS

214

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 10: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

-~ -

-e

shy

_middot an - - u

~ er middot - ~3 ~3tu

-an 194

) ang

-= jahmiddot -5 memiddot ~ middot nyamiddot

=--lli ng - menmiddot t san =~ - kemiddot t aan L3hwa

~derung

[ - 1 lebih - J ngan

Sig

0 001 0 018

0522 0310 0032 0 625 ------- shy

journal of Nutrition ond Food 20776(3) 208middot216

KESIMPULAN

Ratamiddotrata umur istri dan suami maslh termasuk usia produktif dengan jumlah anggomiddot ta termasuk kategori sedang Tingkat pendimiddot dikan istri maupun suami termasuk rendah (Tashymat SD) Sebanyak 413 persen keluarga termiddot masuk kategori keluarga mlskin Persentase tertinggi (357) suami bekerja sebagai buruh dan istri (380) sebagai pedagang

Persentase tertinggi (520) ketahanan pangan keluarga termasuk kategori rentan dan ditemukan sebanyak 37 3 persen kategori kushyrang pangan Ketahanan pangan keluarga demiddot ngan kategori tahan ditemukan sebanyak 107 persen keluarga Berdasarkan kelompok pemshyberdayaan maka lebih dari setengah keluarga pada kelompok PKH (505) dan PUAP (636) memiliki ketahanan pangan keluarga kategori kurang pangan Rentan pangan lebih banyak di temukan pada kelompok PNPM (60) dan Raksa Desa (613) Persentase tertinggi (15) kelumiddot arga yang memiliki kategori tahan pangan di middot temukan pada kelompok PNPM Faktor yang berpengaru h nyata terhadap ketahanan pangan keluarga adalah pendapatan perkapita jumlah anggota keluarga dan jumlah aset yang dimiliki

Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pelatihan kew irausahaan bagi anggota keluarga untuk meningkatkan produktivitas anggota keluarga dalam meningkatkan pendashypatan Hal ini perlu dilakukan terkait tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap ketashyhanan pangan dan sumberdaya alam setempat yang cukup mendukung karena dominan wilamiddot yah pertanian

Selain itu perlu dilakukan penyuluhan ten tang pengetahuan gizi dan keragaman konmiddot sumsi pangan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan keluarga Serta perlu dilashykukan pelatihan pengolahan pangan berbasis lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi proshyduk lokal dan keanakaragaman pengolahan produk lokal sehingga dapat mendukung pemiddot ningkatan ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Miani M amp Purwantini TB 2005 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Puslitbang Sosial Ekonomi Pertan ian

L16

Jurnai Gizi dan Pangan 2011 6(3) 208-216

Badan Pusat Statistik 2010 Berita Resmi Statistik Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010

BKKBN 1996 Opini Pengembangan Keluarga SeJahtera Jakarta BKKBN

Bouis dan Hunt 1999 Linking Food and Nutrition Security past lesson and future opprtunities Asian Development Review 17 (12)

Braun JV Von Bouis H Kumar S amp PandyashyLorch R 1992 Improving Food Security of The poor concept policy and progshyram International Food Policy Research Institute Washington DC

Bryant WK 1990 The Economic Organization of The Household University Press Cambridge

Dewan Ketahanan Pangan 2006 Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006middot2009 Departemen Pertanian Jakarta

Cahyadi W 2009 Gizi buruk dan kemiskinan wwwpikiranmiddotrakyatcom [18 Okt 2010]

[FAO] 1996 World Food Summit 13-17 November 1996 Food and Agriculture Organization of The United Nations Rome

Hurlock EB 1980 Development Psychology A Life Span Approach McGraw-Hill New York

Lorenza P amp Sanjur D 1999 Abbreviated Measures of Food Sufficiency Validly Estimate the Food Security Level of Poor Household Measuring household food security Community and International Nutrition American Society for Nutrishytional Sceineces

Purwantini TB R Handewi PS amp Marisa Y 2001 Analisis Ketahanan Pangan Remiddot gional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Propinsi Sulawesi Utara) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LIP 2004 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran L1PI Jakarta

215

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 11: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Jurnal Gizl dan 2011 6(3) 208216

Rose and

in The United States

for Nutritional Sceineces

Rothwel D 2011 Asset and Family Stress Centre for Research ChHdren and

McGill School of Social Work

Smith LC 2002 The of Household The Assesment

International Secientific on lveasurement and Assesment of Food and Under Nutrition Rome

Soekirman 2000 Ilmu GiZl dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Pendidikan Nasional Jakarta

Journal of Nutri tion and Food 2011 6(3) 208middot 216

Cara Pendidikan Gizl Laboratorium Pusat Antar

Universltas dan IPB

__ _1996

SF 2008 Selamatkan Ibu dan Anak Indonesia Rakerkesnas

Jakarta

A 2004 Ketahanan di Indonesia Makalah

dan Gizi

Tabor S amp Martianto D 2000 Keterkaitan Antara Krisis Ekonomi

dan Perbaikan Gizl Nasional

Varendra MD 2007 krisis ekonomi ketahanan pangan wwwuQlJ1

[6 Jun 2011]

216

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~

Page 12: Volume 6, Nomor 3, Nopember 201 1

Perhimj)Unan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Merupakan himpunan pakar lintas disiplin yang berminat dalam pengembangan dan aplikasi ilmu Gizi PERGIZI PANGAN Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Bogor oleh para ahli gizi dokter ahli teknologi pangan sosiolog dan ekonom yang peduli pada pengembangan ilmu gizi dan pangan dan aplikasinya secara holistik dalam mengatasi masalah gizi di masyarakat Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan komunikasi dan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan gizi dan pangan serta membantu usaha pemerintah swasta dan masyarakat dalam mengatasi masalah gizi dan pangan guna meningkatkan status gizi dan kualitas sumberdaya manusia Alamat sekretariat PERGIZI

PANGAN Indonesia da Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 telepon (0251) 628304621258 fax (0251) 628304 622276 dan Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jl Rasuna Said Blok X 5 Kav No 4-9 Jakarta 12950 Telepon (021) 5203883 52n152 fax (021) 5210176 email pergizLpanganyahoo com Homepage http wwwgizLnet Homepage Jurnal Gizi dan Pangan wwwjurnalgizipanganbravehostcom

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Merupakan salah satu Departemen di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB yang dibentuk pada tanggal 10 Januari 2005 sebagai pengembangan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumbedaya Keluarga (GMSK) yang didirikan tahun 1981 di Fakultas Pertanian IPB Departemen Gizi Masyarakat memiliki mandat pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya pada individu keluarga dan masyarakat (community nutrition) yang mengaitkan gizi dan pertanian pangan kesehatan kecerdasan dan produktivitas CIalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Departemen ini mengembangkan ilmu gizi dan aplikasinya melalui empat bagian yaitu 1) Bagian Gizi Dasar 2) Bagian Gizi Terapan 3) Bagian Manajemen Pangan dan Kesehatan Lingkungan dan 4) Bagian Kebijakan Pangan dan GizL Alamat Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telepon (0251) 628304 621258 fax (0251) 622276 email gizi -femaipb acid atau gizUpbyahoocom Homepage http wwwipbacid-gizi_fema

Publikasi resmi Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia Food and Nutrition Society of Indonesia

Bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Department of Community Nutrition Faculty of Human Ecology IPB

ISSN 1978-1059

jll~IJ~IIIIIJI~~~