Vol. 94 DEC-JAN ’18 - BPR Lestari

80
M oney &I EMPOWERING ENTREPRENEUR Vol. 94 DEC-JAN ’18 EMPOWERING ENTREPRENEUR MONEY&I MAGAZINE ISSN: 2087-5975 Rp. 32.500 WWW.MONEYINSIGHT.ID MONTHLY MAGAZINE Rp. 32.500 WWW.MONEYINSIGHT.ID MONTHLY MAGAZINE EMPOWERING ENTREPRENEUR I NENGAH NATYANTA MELAJU DI BISNIS RETAIL RETAIL ISN’T BROKEN Bukan karena online faktor terpuruknya industri retail, data-data dalam liputan ini menunjukkan hal tersebut 4 STRATEGI KUNCI Meningkatkan volume penjualan bisnis retail ARY WICAHYANA Kantongi puluhan juta perbulan dari komik digital Dimulai dari 1 outlet di kawasan pemukiman, berjuang di tengah gempuran waralaba nasional dan brand asing, ia justru tak terbendung. Ketika industri retail lesu, bisnisnya justru tumbuh 123%. Kini 99 jaringan toko sudah dibangunnya, dan angka ini masih terus bertambah... Dimulai dari 1 outlet di kawasan pemukiman, berjuang di tengah gempuran waralaba nasional dan brand asing, ia justru tak terbendung. Ketika industri retail lesu, bisnisnya justru tumbuh 123%. Kini 99 jaringan toko sudah dibangunnya, dan angka ini masih terus bertambah... Dimulai dari 1 outlet di kawasan pemukiman, berjuang di tengah gempuran waralaba nasional dan brand asing, ia justru tak terbendung. Ketika industri retail lesu, bisnisnya justru tumbuh 123%. Kini 99 jaringan toko sudah dibangunnya, dan angka ini masih terus bertambah...

Transcript of Vol. 94 DEC-JAN ’18 - BPR Lestari

Money&IEMPOWERING ENTREPRENEUR

Vol. 94 DEC-JAN ’18

EMPOWERING ENTREPRENEUR

Money&I MagazIneISSN: 2087-5975

Rp. 32.500WWW.MONEYINSIGHT.ID

MONTHLY MAGAZINE

Rp. 32.500WWW.MONEYINSIGHT.ID

MONTHLY MAGAZINE

EMPOWERING ENTREPRENEUR

I NENGAH NATYANTA

MELAJU DI BISNIS

RETAIL

Retail isn’t BRokenBukan karena online faktor terpuruknya industri retail,

data-data dalam liputan ini menunjukkan hal tersebut

4 stRateGi kUnCi Meningkatkan volume penjualan bisnis retail

aRY WiCaHYanaKantongi puluhan juta

perbulan dari komik digital

Dimulai dari 1 outlet di kawasan pemukiman, berjuang di tengah gempuran waralaba nasional dan

brand asing, ia justru tak terbendung. Ketika industri retail lesu, bisnisnya justru tumbuh 123%.

Kini 99 jaringan toko sudah dibangunnya, dan angka ini masih terus bertambah...

Dimulai dari 1 outlet di kawasan pemukiman, berjuang di tengah gempuran waralaba nasional dan

brand asing, ia justru tak terbendung. Ketika industri retail lesu, bisnisnya justru tumbuh 123%.

Kini 99 jaringan toko sudah dibangunnya, dan angka ini masih terus bertambah...

Dimulai dari 1 outlet di kawasan pemukiman, berjuang di tengah gempuran waralaba nasional dan

brand asing, ia justru tak terbendung. Ketika industri retail lesu, bisnisnya justru tumbuh 123%.

Kini 99 jaringan toko sudah dibangunnya, dan angka ini masih terus bertambah...

2 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

LIMITED EDITION GIFT SET AVAILABLE STARTING 1 DECEMBER 2017

S H O P O N L I N E A T S E N S A T I A . C O M

+62-363-23260 sensatia sensatia_botanicals [email protected]

K A R A N G A S E M U B U D D E N P A S A R S A N U R S E M I N Y A K K U T A C A N G G U N U S A D U A T A N G E R A N G

3Vol. 94 | Dec - Jan 2018

LIMITED EDITION GIFT SET AVAILABLE STARTING 1 DECEMBER 2017

S H O P O N L I N E A T S E N S A T I A . C O M

+62-363-23260 sensatia sensatia_botanicals [email protected]

K A R A N G A S E M U B U D D E N P A S A R S A N U R S E M I N Y A K K U T A C A N G G U N U S A D U A T A N G E R A N G

BATCH 5Dimulai Januari 2018

ACCOUNTING & TAX FOR SMALL BUSINESS#MUdah MEMahaMI Pajak

WAKTU PELATIHAN SETIAP KAMIS-JUMAT JAM 18.00 s/d 22.00 WitaTEMPAT : KAMPUS AKUBANK JL. DEWI MADRI III RENON DENPASAR

MODUL MATERI

COFFEE BREAK

SERTIFIKASI PROFESI / KEAHLIAN*

FASILITAS

Desak (082 144 021 868) / Fina (081 238 796 244) [email protected]

Akuntansi Rp. 1.850.000Brevet A Rp. 1.850.000Brevet B Rp. 1.850.000Semua Paket Rp. 4.500.000

• Pertemuan 1 : Prinsip Akuntansi & Pelaksanaannya• Pertemuan 2 : Transaksi dan persamaan dasar akuntansi• Pertemuan 3 : Akuntansi Perusahaan Jasa • Pertemuan 4 : Akuntansi Perusahaan Dagang + Persediaan• Pertemuan 5 : Akuntansi Perusahaan Manufaktur• Pertemuan6:Asset,PenyusutandanAmortisasi• Pertemuan 7 : Analisa Laporan Keuangan• Pertemuan 8 : Review & Ujian

• Pertemuan 1 : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)• Pertemuan 2&3 : PPh Potong dan Pungut (PPh Pasal 21/26)• Pertemuan 4 : SPT PPh Orang Pribadi 1770 / 1770 S• Pertemuan 5 : PPN & PPn BM + SPT PPN & PPnBM• Pertemuan 6 : Bea Materai & Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP)• Pertemuan 7 : Review & Ujian

BREVET A

• Pertemuan 1 : Pajak Bumi Bangunan & Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai• Pertemuan 2&3 : PPh Potong dan Pungut (PPh Pasal 22/23/4(2)• Pertemuan 4 : Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan)• Pertemuan 5 : SPT PPh Badan 1771• Pertemuan 6 : e-(elektronik) SPT & e-Filing• Pertemuan 7 : Akuntansi Pajak• Pertemuan 8 : Review & Ujian

BREVET B

AKUNTANSI USAHA DAGANG, JASA & HOME INDUSTRY

4 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

FROM THE EDITORArif RahmanIG @arif.journal

Sekarang, tiap kali lihat berita

ada outlet atau usaha retail

yang tengah cuci gudang,

saya langsung berasumsi

bahwa usaha tersebut di ambang

bangkrut. Pemikiran ini memang tidak

tiba-tiba lantas datang di benak, tapi

karena belakangan, sering sekali kita

melihat sejumlah bisnis retail, bahkan

yang sudah punya brand besar, tiba-tiba

cuci gudang sebelum menutup gerai

mereka untuk selamanya.

Padahal beberapa tahun lalu,

perdagangan retail kita jawara, di tahun

2009, Indonesia mendapat undangan

untuk pertama kalinya dalam G20,

kelompok 20 besar negara dengan

GDP [Gross Domestic Bruto] terbesar di

dunia. Di kelompok elite ini, Indonesia

merupakan negara satu-satunya dari

ASEAN yang menjadi anggota.

CuCI GudAnGKlub G20 sendiri adalah representatif

perdagangan domestik bruto (PDB) sebesar

(50 Triliun USD) 80% dari perdagangan

dunia dan dua pertiga penduduk dunia.

G20 dibentuk untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi dunia dengan

memperkokoh fondasi keuangan

internasional, yang juga merupakan forum

untuk membahas berbagai kebijakan

nasional masing-masing anggota,

kerjasama internasional dan peran institusi

keuangan global. Dengan jumlah penduduk

Indonesia yang konon lebih dari 240 juta,

menjadi mesin yang sanggup membawa

Indonesia menembus kelompok elite

di atas. Itu alasannya mengapa GDP

Indonesia banyak yang berasal dari

konsumsi domestik.

Tapi hari ini, situasinya tiba-tiba berbalik,

dari pola konsumsi masyarakat yang

tadinya ’melahap’ apa saja, kini bak puasa

belanja. Berbagai opini dan kajian pun

mengemuka, ada yang mengatakan imbas

dari peralihan pola belanja, yang dulunya

di toko konvensional, kini beramai-ramai

pindah ke online. Adapula yang menilai

karena penurunan daya beli, atau karena

masyarakat sudah kian cerdas dengan

cara mengatur keuangan, sehingga lebih

berhati-hati ketika berbelanja.

Ilust

rasi

: Fre

epik

.com

5Vol. 94 | Dec - Jan 2018

COVERFoto oleh IB Baruna Luhur

Desain oleh Sahal Putra

Money & I Magazine is published monthly by PT. Literatur Negeri, Jalan Dewi Madri III, Bali, Indonesia. Tel: +62 821 4402 1868. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. Literatur Negeri. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: [email protected]. Tel: +62 821 4402 1868.

PUBlIShER

PT literatur Negeri

EDITORIAl BOARD

Alex P. Chandra

EDITOR IN ChIEf &

hEAD Of CONTENS

Arif Rahman

EDITOR

Khoirur Rozy I Jakarta

Rheza Alfian I Jakarta

Cucuk Espe I Jatim

Angga Wijaya I Bali

COMMUNITY

Alifya Putri

COMMUNICATION

OffICER

Kadek Pebriyanti

DESIGN & ART WORKING

Ida Bagus Baruna luhur

Sahal Putra

MONEY&I MAGAZINEAkubank SchoolJl. Dewi Madri III Denpasar - Bali

T. +62 823 3996 [email protected]

for advertising enquiries please send an email to :

Indah Kencana [email protected]. 0823 3996 4020

Desak Putu [email protected]. 0823 4112 7767

DISTRIBUTION SUPPORTAdi [email protected]. 081 337 666 430

for transfers and payments :PT literatur Negeri BCA KCP Teuku Umar Denpasar 7680391216

Confirm / Info about transfer & payment to :

Eka Putri [email protected] M. 0878 6151 1609

@MNImagzMoney&I Magazine@moneyandimagz

Namun apapun itu, menjadi perhatian serius dari

berbagai pihak, mengingat hal ini sangat berpengaruh

terhadap perekonomian Indonesia secara langsung.

lalu apa yang sebenarnya terjadi? Kami pun berburu

informasi, mengupas data-data dan hasil kajian

dari sejumlah pakar dan lembaga riset, menghadiri

seminar-seminar dengan pembicara ahli di bidang

retail, termasuk dengan melakukan wawancara

dengan pemilik usaha di industri ini. hasil liputannya,

kami rangkum dalam Special feature kali ini. Tentu

saja, ini melengkapi berbagai artikel lainnya yang

memang sudah kami siapkan untuk Anda para

pembaca. Semoga bisa menjadi ‘teman bacaan’ untuk

menghabiskan akhir pekan Anda di bulan yang sudah

memasuki masa penghujan ini. Selamat membaca dan

semoga bermanfaat.

Jabat Erat,

Arif Rahman

6 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Also In this edition

04 From the Editor

08 Like On Facebook

12 Notes From A Friend

Nasi Uduk Ibu Iis

16 Coaching Clinic

Mimpi Buruk

38 Insight

Kejatuhan Sevel dan

“Innovation Fallacies”

42 Smart Family

Sistem Kebut Semalam -

SKS

44 Intermezzo

7 Pertanyaan Kunci untuk

Calon Marketer

54 Book Review

74Social :Charcoal For Children 2017/18Program yang

menggabungkan seniman,

komunitas kreatif dan anak-

anak dengan latar belakang

yang beragam, untuk

bersama-sama membuat

karya kolaborasi yang

penuh dengan kreatifitas.

50Travellers Note : Royal Palace - Istana Raja Spanyol

Inggris merupakan satu

yang paling populer

dengan kisah raja ratu di

era moderennya sekarang.

Namun sejatinya, Eropa

juga memiliki Spanyol,

negeri matador dengan

kisah kerajaan yang tak

kalah dramanya.

58Front Of Mind : Valentino Rossi ‘The Doctor’ di Sirkuit

Bukan hanya jago di

lintasan, pembalap yang

satu ini juga jago di trek

bisnis, kiprahnya kini

melambungkan brand VR46.

Apa saja geliat bisnis yang

ditekuni oleh pria Italia yang

satu ini?

Contents

Interview With I Nengah NatyantaDari hanya sebuah gerai di pemukiman, kini menjadi 99 gerai dalam waktu 11 tahun. Inilah

kiprah bisnis dari I Nengah Natyanta dan Ni Ketut Siti Maryati yang membangun jaringan

retail store dengan brand Coco Mart. Pasangan suami istri ini berhasil berbisnis dengan

mengibarkan brand sendiri di tengah gempuran waralaba ritel nasional dan asing. Disini ia

bertutur soal perjuangannya memulai usaha ini.

RETAIL ISN’T BROKEN STORES ARE 3018 RETAIL ISN’T BROKEN STORES ARE

RETAIL ISN’T BROKEN STORES ARE

7Vol. 94 | Dec - Jan 2018

ContributorsAlex P ChAndrA Chairman Lestari Group

Memulai karir sebagai profesional banker di BCA selama 8 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk mendirikan bisnisnya sendiri BPR Lestari, perusahaan yang dibawanya menjadi BPR terbesar di Bali dalam waktu 5 tahun.

YuswohAdYMarketing Consultant

Penulis 40 buku mengenai pema-saran. Pernah bekerja selama 12 tahun di MarkPlus Inc dengan posisi terakhir sebagai Chief Executive. Di bidang keorganisasian Yuswohady pernah menjadi Sekjen Indonesia Marketing Association (IMA).

Ben ABAdiwww.benabadi.com.

Menciptakan seseorang untuk menjadi miliuner & pebisnis. Penulis buku laris yang sudah melatih lebih dari 200 pengusaha dan pemimpin dari ribuan sales. Misinya menciptakan miliader me-lalui training yang inovatif

PriBAdi BudionoCEO BPR Lestari

Ulasannya erat terkait dengan kepemimpinan yang banyak di adopsi dari sejumlah pemikir besar. Memberikan alternatif solusi pada permasalahan yang kerap dihadapi bangsa ini khususnya yang ada di Bali.

suZAnA ChAndrAManaging Director Kampoeng Villa

Smart Family adalah rubrik yang diasuh. Wanita yang pernah menimba pengalaman hidup di Australia ini dengan lugas memaparkan bagaimana kiat cerdik untuk mengelola investasi khususnya di bidang properti.

The Rookie :Putu Gd Ary Wicahyana - Kisah Kolosal Sang Baladeva

Bagi generasi milenial, tulisan diatas kertas bak

tontonan membosankan. Karena itulah butuh

pendekatan khusus untuk generasi ini, dan hal inilah

yang disadari oleh Ary Wicahyana pendiri Tantraz

Comic Bali. Selengkapnya pada rubrik The Rookie.

62

From Contributor

12 Notes From a Friend - Nasi Uduk

Ibu Iis oleh Alex P Chandra

16 Coaching Clinic - Mimpi Buruk

oleh Ben Abadi

38 Insight - Kejatuhan Sevel dan

“Innovation Fallacies” oleh

Yuswohady

42 Smart Family -Sistem Kebut

Semalam - SKS oleh Suzana

Chandra

48 Leadership - Dimakan Ayah Mati.

Tidak Dimakan Ibu Mati oleh

Pribadi Budiono

8 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Alex Purnadi ChandraPublished 06 June 2017

51,770

Alex Purnadi ChandraPublished 07 June 2017

Timeline like follow

Alex P ChandraEntrepreneur

Photo51,715

Disruptive

“Yang saya takutkan adalah ...

kita tidak tahu apa yang kita tidak tahu.”

Blue Bird punya aset yang seharusnya nggak gampang-

gampang dikalahin. Para sopirnya yang terlatih dan culture

pelayanan yang lumayan bagus. Ini membangunnya puluhan

tahun. Di sisi ini, kayaknya teknologi juga nggak gampang-

gampang amat menggantikan ‘manusia dan budaya’.

harusnya kalau Blue Bird mau ngejar di sisi teknologi (ini bisa

lebih cepat dibandingkan waktu puluhan tahun membangun

‘manusia dan budaya’), Blue Bird di Indonesia bisa melawan.

Tentunya beberapa bisnis modelnya bisa di-adjust, seperti

misalnya kemungkinan ‘sharing’, sehingga mobilnya bisa

tersedia banyak, jadi memudahkan pelanggan yang bisa

merating driver dsb.

Belum lagi akumulasi kapital yang sempat dibangun selama

puluhan tahun dan merajai bisnis pertaksian membuat Blue

Bird rasanya sanggup ‘maraton’.

Jadi selama saya ‘tidak tahu’ apa yang saya tidak tahu...,

strategi yang paling baik adalah terus membangun

competitive advantage, dalam hal ini membangun manusia

dan budayanya.

Keep adjusting and see what happen.

Uber merugi tapi usaha ini mengubah lanskap bisnis

pertaksian.

Anak saya bertanya...,“apa yang akan dilakukan jika saya

berbisnis taksi?”

“Join them,” kata saya.

Kalau musuh tidak bisa dikalahkan, bergabung saja.

“Kalau di banking gimana?” tanyanya lagi.

hmm..., saya belum kepikiran tuh bagaimana disrupsi yang

akan terjadi di dunia perbankan (kecuali for sure kebutuhan

teller akan berkurang, kantor-kantor bank yang besar-besar

dan banyak akan secara drastis berkurang digantikan oleh

channel electronic banking).

Dan itulah yang saya takutkan, sesuatu yang tidak kita tahu.

Ilustrasi : simplicity.coop

9Vol. 94 | Dec - Jan 2018

10 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

BIMCSiloam-Money&I Magazine-November2017-NyeriPinggang.indd All Pages 11/15/2017 12:08:37 PM

11Vol. 94 | Dec - Jan 2018

BIMCSiloam-Money&I Magazine-November2017-NyeriPinggang.indd All Pages 11/15/2017 12:08:37 PM

12 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Alex P. Chandra@alex_lestari

Founder of Lestari Group

www.alexpchandra.com

“ Digital era mendemokratisasi marketing. Ibu Iis pun bisa mempromosikan nasi uduknya, tidak kalah dengan Toyota.”

NOTES FROM a FRIENd

Di alun-alun Rangkas Bitung,

khususnya di hari Minggu,

banyak orang berjualan, ada

juga yang berolahraga pagi.

Ada yang sekedar jalan-jalan atau berlari.

Ada juga yang senam kesegaran jasmani.

Begitulah fungsi dari alun-alun di masa

lalu. Sebagai pusat kegiatan dan hiburan

masyarakat. Di banyak daerah, alun-alun

kota masih sama fungsinya bagaikan

seratus tahun yang lalu.

nASI uduK IBu IIS

NOTES FROM a FRIENd

Bagi yang belum tahu, Rangkas Bitung

itu adalah tempat kediaman Multatuli.

Penulis novel ‘Max havelaar’ (1860) yang

memprotes ketidakadilan atas perlakuan

terhadap kelompok pribumi di daerah

koloni hindia Belanda. Novel ini pada

jamannya membangkitkan sentimen anti

kolonialisme di parlemen Belanda. Multatuli

sendiri adalah nama samaran dari Eduard

Douwes Dekker. Dan Rangkas Bitung,

adalah kota kelahiran saya.

13Vol. 94 | Dec - Jan 2018

NOTES FROM a FRIENd

“Salah satu hal yang membuat Ibu Iis makin terkenal adalah sosial media. Waktu saya google, banyak melihat foto-fotonya, dan ini semua adalah

hasil posting dari para pelanggannya.”

Namun tulisan ini bukan untuk bicara

sejarah, tapi fenomena baru yang terjadi di

kota ini, yakni Nasi Uduk Ibu Iis. Uduknya

enak, telor dadarnya mantap, semur

jengkolnya yahud.

Ibu Iis ini dulu berjualan dengan cara

keliling, berjalan kaki menawarkan

dagangannya. Menawarkan ke toko-toko,

dan ibu saya suka membelinya.

Kemudian sekitar 2-3 tahun yang lalu, ibu

Iis membuka lapak di depan rumahnya,

karena usaha suaminya berjualan sandal

bangkrut. Jadi ibu Iis berjibaku sendiri.

Uduknya murah meriah, kami membeli 5

porsi Nasi Uduk lengkap dengan tempe,

perkedel dan telur dadar plus semur jengkol

yang dahsyat, cuma seharga Rp 60 ribu.

Cukup buat makan pagi sekeluarga. Tapi

ngantrinya minta ampun.

Si Ibu juga ramah dan kelihatannya

tidak terlalu perhitungan. Pembeli boleh

mengambil sendiri porsi makanannya, lapor

sendiri. Jadi kalau ambil telur 2, bisa ngaku

satu.., “teu nenaon (tidak apa-apa),” kata si

Ibu sambil tersenyum.

harga yang ekonomis ini membuat

banyak pelanggannya. Dan kelihatannya

Ibu Iis belum mau menaikkan harga.

“Karunya (kasihan)...,” katanya. Biar yang

ekonominya pas-pas-an bisa ikut sarapan.

Dagangnya laris, sehari menghabiskan

beras 2 karung (50 kg). Subuh sudah

berjualan, sekitar jam 9 pagi dagangannya

sudah habis.

Salah satu hal yang membuat Ibu Iis makin

terkenal adalah sosial media. Nasi uduk ibu

Iis Rangkasbitung semakin terkenal, waktu

saya google, banyak melihat poto-potonya,

dan ini semua adalah hasil posting dari

para pelanggannya.

Ini memperkuat pendapat saya, bahwa

digital era men-demokratisasi marketing.

Ibu Iis pun bisa mempromosikan nasi

uduknya melalui sosial media, tidak kalah

dengan Toyota.

14 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

EVENT FORUM FOR YOUNG INDONESIA

PemudA dIGuGAH unTuK BeRAKSIMengantisipasi BeBan sisteM

pangan di Masa depan

Jakarta, 22 Oktober 2017 –

forum for Young Indonesians

(fYI) dengan tema “Our Food,

Our Future” hari ini digelar

di hall Usmar Ismail Kuningan dengan

menghadirkan pakar-pakar terkemuka

seperti Wakil Presiden Republik Indonesia

ke-11 Prof. Dr. Boediono, Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr.

dr. Nila Moeloek, ekonom faisal Basri,

musisi dan aktivis lingkungan Nugie, serta

inovator-inovator muda yang berhasil

memberi ‘warna’ baru dalam praktik sistem

pangan berkelanjutan dari hulu ke hilir.

forum yang digagas oleh Center for

Indonesia’s Strategic Development

Initiatives (CISDI) dan didukung oleh mitra

penyelenggara ID COMM, ditekadkan

sebagai wadah dan katalis dimana pemuda

dapat mengembangkan potensinya untuk

menjadi pelaku pembangunan; menjadi

sumber informasi dan pengetahuan,

membangun lingkungan yang ramah

terhadap inovasi, mendorong terwujudnya

gagasan menjadi aksi, dan memberikan

pendampingan melalui jejaring multi-sektor

– yang tahun ini khususnya berfokus pada

isu pangan.

Ketua fYI dan Direktur Program CISDI

Anindita Sitepu mengatakan bahwa

CISDI secara konsisten memperjuangkan

keterlibatan pemuda dalam berbagai

dimensi pembangunan. Isu ketahanan

pangan dilihat sebagai pintu masuk yang

tepat, karena merupakan salah satu

cerminan pencapaian pembangunan

berkelanjutan. Keterkaitannya yang

erat dengan pemeliharaan lingkungan

hidup, dan kemandirian ekonomi,

menyebabkan sistem pangan berada

dalam posisi strategis. “Pemuda, dengan

bekal ilmu pengetahuan dan teknologi,

adalah penggagas dan inovator unggul

yang berpotensi menciptakan disrupsi

positif, namun mereka tentu perlu

didukung lingkungan yang kondusif, serta

kesempatan dan akses untuk berkarya dan

mengembangkan diri”, ujarnya.

Misi ini didukung kesadaran bahwa

populasi Indonesia didominasi oleh

kelompok usia produktif, dimana

berdasarkan sensus populasi tahun 2010,

Indonesia memiliki 63 juta pemuda yang

jumlahnya setara dengan 26% dari 238

juta total penduduk Indonesia. Tahun 2020

hingga 2035, Indonesia akan menikmati

suatu era langka yang disebut dengan

Bonus Demografi dimana jumlah usia

produktif diproyeksikan berada pada grafik

tertinggi dalam sejarah.

15Vol. 94 | Dec - Jan 2018

EVENT FORUM FOR YOUNG INDONESIA

Karenanya perlu dipastikan pemuda

Indonesia berkualitas tinggi dan aktif

sebagai pelaku pembangunan, bukan

sekedar menjadi obyek.

Terkait dengan potensi sumber daya

manusia ini, Pendiri CISDI dan Staf Khusus

Menteri Kesehatan RI Bidang Peningkatan

Kemitraan dan Sustainable Development

Goals (SDGs), Diah S. Saminarsih,

menambahkan, bahwa Asia Pasifik adalah

kawasan regional dengan populasi terpadat

di dunia. Indonesia adalah negara dengan

jumlah penduduk terbanyak di kawasan

Asia Pasifik dan memiliki tantangan

pembangunan yang sangat kompleks.

“Indonesia membutuhkan reformasi

sistem pangan dan berbagai terobosan

pada lini produksi, proses pengolahan,

diversifikasi, distribusi hingga manajemen

limbah pangan dengan berpegang teguh

pada prinsip keberlanjutan bagi kesehatan

manusia dan kesejahteraan bumi.

Terutama untuk Indonesia, pemudalah

yang diharapkan mampu berperan sebagai

pembawa pesan pembaharu ini.” Sejalan

dengan kerangka pikir SDGs isu pangan

sendiri menyentuh hampir semua dari

17 butir pembangunan SDGs antara lain

kemiskinan, kesehatan dan kesejahteraan,

kesetaraan jender, ketersediaan air bersih

dan sanitasi, energi yang terbarukan,

inovasi dan infrastruktur, pola produksi

dan konsumsi yang bertanggung jawab,

kelestarian bumi, bahkan keanekaragaman

kehidupan di laut. Diah menegaskan bahwa

upaya pemenuhan sektor pangan hari

ini, tidak boleh mengancam kelestarian

dan mengorbankan kepentingan di masa

depan.

“Kami ingin memberikan wawasan

yang lengkap dari berbagai aspek dan

membangkitkan kesadaran yang utuh.

Oleh sebab itu, diskusi sepanjang hari ini

dikemas untuk menyentuh berbagai topik

mulai dari tinjauan makro terhadap isu

pangan, dampaknya terhadap berbagai

aspek kehidupan manusia secara global,

hingga budaya konsumsi di tataran individu.

Kami juga mendorong agar perwakilan

masyarakat sipil, utamanya pemuda, mau

berkiprah sebagai social entrepreneur yang

saat ini semakin dibutuhkan,” jelas Direktur

ID COMM, Sari Soegondo.

Menuju puncak acara hari ini, fYI telah

menyelenggarakan sejumlah program dan

kegiatan antara lain kompetisi fYI Seeds

for Change yang diikuti oleh 144 peserta

(kompetisi konsep inovatif, kreatif dan

solutif di bidang pangan) seputar fokus

pemberdayaan ekonomi berbasis pangan,

promosi pola makan sehat dan pengolahan

limbah pangan. Pada kompetisi bergengsi

ini, fYI memberikan hadiah berupa

program bimbingan atau mentoring dan

dana pendamping awal untuk 2 pemenang

masing-masing senilai Rp. 15 juta.

Selain itu fYI memberangkatkan 4 pemuda

terpilih dari halmahera, Sumbawa, Ambon

dan Papua melalui program fYI fellowship

untuk hadir hari ini. Untuk membangun

momentum fYI juga melakukan kampanye

media dan komunikasi digital secara

strategis, serta seri diskusi di kampus.

fYI didukung oleh humanistisch Instituut

voor Ontwikkelingssamenwerking (hIVOS/

humanist Institute for Cooperation)

Southeast Asia, Aqua Danone, hilo,

Pupuk Kujang, herbilogy, Burgreens dan

Beets and Bouts, serta mitra media; Media

Indonesia, Majalah Tempo, Koran Tempo,

Tempo.co dan Rappler Indonesia.

16 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

COaChING CLINIC

Ben AbadiFounder of Ben Abadi Rapid Profit

mImPI BuRuK

Kalimat-kalimat

negatif ini bisa

dijadikan senjata

oleh para karyawan

untuk mendapatkan

toleransi bila tak

mencapai target.”

Ekonomi dan situasi bisa saja

negatif di jaman ini, dan kita

tidak perlu ikut-ikutan dengan

menambah masalah lagi, selaku

para pengusaha, pemimpin dan para

leader, kita tidak boleh mengkomunikasikan

mimpi-mimpi yang negatif. Karena sudah

tugas para pengusaha dan pemimpin untuk

dapat mengkomunikasikan mimpi-mimpi

yang kreatif dan positif.

Itu sebabnya, dibutuhkan art of selling

untuk para eksekutif agar kian istimewa.

Ketika menghadapi negosiasi besar dengan

klien, supplier, pemasok bahkan investor

baru. Urusan menjelaskan proyek, program,

hingga ide ke investor atau pemegang

saham, merupakan makanan sehari-hari.

Semua itu hanya dilakoni dengan syarat

mutlak, kemampuan menjual mimpi yang

benar.

17Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Created

by freep

ik

COaChING CLINIC

Seorang pemimpin harus bisa menjual

mimpi dan gagasan ke timnya, supaya

seluruh lapisan memahami dan bergerak

mewujudkan rencana. Seorang eksekutif

harus bisa menjual mimpi untuk diri dan

timnya, tentang bisnisnya yang bakal

gemilang, tentang kerja keras dan cerdas.

Itu sebabnya, para eksekutif perusahaan

tidak hanya mengirimkan tim sales-nya

untuk mengikuti step by step cara menjual.

Mereka harus menjadi bagian penting

dalam coaching menjual. Sebagai leader

yang harus menjual pertama kali sebelum

timnya.

Saya pernah bertemu seorang klien, yang

gagal mengajak anaknya meneruskan

usaha. Dari serangkaian dialog dengan

ayah dan anak, saya mendapati

kegagalan itu buah dari sikap bapaknya

yang lupa kewajibannya untuk menjual

mimpi. Dentuman pesan-pesan negatif

menggumpalkan penolakan pada

sang anak. Di tempat lain, sang anak

mendapatkan atmosfer yang berbeda

180 derajat, ketika ikut program fortune

500. Sepanjang waktu, fortune 500

menghujamkan optimisme. Akhirnya

sang anak membeli mimpi indah untuk

menggenggam dunia, sementara dari

ayahnya, ia hanya mendapatkan mimpi

buruk.

Pada kesempatan lain, cerita buruk juga

dijual pada para karyawan. “Kondisi sedang

buruk, kalian harus siap-siap. Jualan makin

susah, saingan makin banyak saja setiap

harinya.”

Kalimat-kalimat negatif ini bisa dijadikan

senjata oleh para karyawan untuk

mendapatkan toleransi bila tak mencapai

target.

“Bapak benar kondisi lagi lesu, kami makin

sulit memenangkan tender, pesaingnya

banyak, mereka semua pakai pelicin. Kalau

mau menang kita harus melakukan hal yang

sama Pak.”

Pada situasi ini, orang cenderung membeli

apa yang kita jual. Bila kita menjual hal-

hal yang buruk, orang kian pesimis. Itu

sebabnya, haram hukumnya seorang

pengusaha dan pemimpin untuk menjual

mimpi buruk.

“Seorang eksekutif harus bisa menjual mimpi untuk diri dan timnya, tentang bisnisnya yang bakal gemilang, tentang kerja keras dan cerdas. Itu sebabnya, para eksekutif perusahaan tidak hanya mengirimkan tim sales-nya untuk mengikuti step by step cara menjual. Mereka harus menjadi bagian penting dalam coaching menjual. Sebagai leader yang harus menjual pertama kali sebelum timnya.

Ilustrasi :Freepik.com

18 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

Lewat website organisasi yang

didirikannya, rumahperubahan.

co.id, Prof. Rhenald Kasali

menyebut masa sekarang sebagai

zaman pertemuan dua generasi yang

paling membingungkan sepanjang sejarah.

Yang berujung pada peta ekonomi yang

berubah arah. Dimana satu persatu usaha

konvensional berguguran.

lewat tulisannya yang berjudul, “hidup

lebih Baik yang Belum Tentu Disambut

Baik”, Guru Besar Universitas Indonesia

ini memaparkan sejumlah fakta menarik di

empat industri, yakni mainan anak-anak,

ReTAIl ISn’T BRoKen. SToReS ARe

retail, perbankan dan industri-industri

tertentu.

Industri mainan anak-anak Indonesia

mengeluh penjualannya drop 30%, karena

masih mengandalkan mainan berbahan

plastik. Jangankan mainan anak-anak

seperti itu, boneka Barbie saja pun kena

imbas. Bahkan Toy ‘R’ Us di Amerika

mengajukan pailit.

Sementara industri mainan konvensional

kesulitan, industri pembuatan game online

di Indonesia justru berkembang pesat.

Diduga omzetnya mencapai USD 10 juta.

Di sektor retail, satu per satu sejumlah

brand besar menutup outlet-nya, di

Indonesia ada Debenhams dan lotus.

Di Amerika, tahun ini sudah 1430 toko milik

Radio Shack yang ditutup, 808 outlet milik

toko sepatu Payless, 238 outlet Kmart, 160

toko Crocs (sepatu), 138 outlet JC Penny,

98 Sears, 68 Macy’s, 70 outlet CVS, 154

toko untuk Walmart, 128 outlet Michael

Kors dan seterusnya.

Di Jepang, Mizuho Bank akan mengurangi

19.000 dari 50.000 karyawannya setelah

keuntungannya banyak dimakan fintech.

Created by freepik

19Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Tapi justru menemukan jalan barunya

yang lebih efektif, sehingga tidak lagi

membutuhkan toko atau bangunan secara

fisik.

Namun ini bukan satu-satunya faktor,

karena riset AC Nielsen menunjukkan

penurunan konsumsi bukan disebabkan

akibat pola belanja online. hasil kajian

mereka menunjukkan, pangsa pasar

perdagangan digital hanya 1%, yang artinya

Ini sejalan dengan bank-bank nasional yang

mulai melakukan hal serupa, minimal tak

lagi membuka cabang baru.

Proses disrupsi ini menjadikan peran

teknologi semakin vital, mampu mematikan

jarak dan membuat semua perantara

(middlemen) kehilangan peran. Akibatnya

margin 20-40% yang selama ini dinikmati

para penyalur (grosir – retailer), kini

berpindah kepada digital marketplace

(±5%), seperti Tokopedia, Bukalapak, OlX

dan tentunya konsumen sendiri.

Tentu saja perubahan bisnis ini bukan

karena konsep retail (menjual produk

kepada konsumen langsung) sudah

kehilangan modeling ampuhnya.

tidak cukup signifikan dengan alasan

bahwa perdagangan retail mengalami

penurunan karena pola belanja konsumen

yang berubah.

Nielsen lebih melihat penurunan daya

beli sebagai penyebabnya, yang tidak

hanya pedagang dan toko retail yang

sedang terpukul saat ini, produsen barang

konsumsi atau kebutuhan konsumen (Fast

Moving Consumer Goods / fMCG) juga

menderita perlambatan pertumbuhan

penjualan selama sembilan bulan pertama

tahun ini. hal ini semakin mempertegas

indikasi melemahnya daya beli masyarakat,

khususnya kelas menengah-bawah,

dibandingkan pengaruh tren penjualan

secara elektronik (e-commerce).

Berdasarkan data lembaga survei Nielsen,

penjualan barang konsumsi selama

periode Januari-September 2017 hanya

tumbuh 2,7%. Angka ini melanjutkan tren

perlambatan penjualan fMCG yang tahun

lalu tumbuh 7,7%, atau di bawah rata-

rata pertumbuhan tahunan penjualannya

sebesar 11% selama lebih 10 tahun ini.

“Di Amerika, tahun ini sudah 1430

toko milik Radio Shack yang ditutup,

808 outlet milik toko sepatu

Payless, 238 outlet Kmart, 160 toko

Crocs (sepatu), 138 outlet JC Penny,

98 Sears, 68 Macy’s, 70 outlet CVS,

154 toko untuk Walmart, 128 outlet

Michael Kors dan seterusnya.

Sumber grafik dan image : Nielsen - Indonesia Macroeconomy & FMCG Update (The Nielsen Company - 2017)

Sumber grafik dan image : Nielsen - Indonesia Macroeconomy & FMCG Update (The Nielsen Company - 2017)

20 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Bahkan pada momen hari Raya Idul

fitri, yang biasanya menjadi masa panen

penjualan barang-barang konsumsi, tahun

ini pertumbuhan penjualannya hanya 5%,

atau jauh di bawah pertumbuhan selama

periode 2014-2016 yang secara berturut-

turut sebesar 20,6%; 16,3%; 13,4%.

fenomena lesunya penjualan barang

konsumsi terlihat merata di seluruh daerah.

SPECIAL FEATURE

Di DKI Jakarta, penjualan fMCG turun

2,3%, di Jawa Timur turun 0,1%, walau

di Jawa Barat dan Jawa Tengah masih

naik tipis masing-masing 6,1% dan 1,7%.

Padahal, empat provinsi di Pulau Jawa

ini menguasai 68% total pasar penjualan

barang konsumsi di seluruh Indonesia.

Pertumbuhan signifikan penjualan barang

konsumsi hanya terjadi di tiga wilayah,

Sumatera Selatan tumbuh 8% karena

merupakan daerah penghasil minyak

kelapa sawit (CPO), Kalimantan tumbuh

14,3% karena merupakan daerah penghasil

batubara, serta Bali dan Nusa Tenggara

tumbuh 7,4% karena sektor pariwisata.

Berdasar informasi dari Newsletter Nielsen

menyimpulkan, perlambatan penjualan

barang konsumsi itu tidak dipengaruhi

Sumber grafik dan image : Nielsen - Indonesia Macroeconomy & FMCG Update (The Nielsen Company - 2017)

Sumber grafik dan image : Nielsen - Indonesia Macroeconomy & FMCG Update (The Nielsen Company - 2017)

21Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

oleh tren belanja secara online. Alasannya,

penjualan fMCG melalui lapak e-commerce

tahun lalu hanya sebesar Rp 1,5 triliun

atau 0,3% dari total nilai penjualan barang

konsumsi. Nilai tersebut tidak sebanding

dengan penurunan penjualan fMCG yang

mencapai Rp 37 triliun, berdasarkan selisih

antara rata-rata pertumbuhan tahunan

penjualan fMCG sebesar 11% atau senilai

Rp 49 triliun sedangkan realisasi selama

Januari-September 2017 hanya tumbuh

2,7% atau senilai Rp 12 triliun.

Nielsen menjelaskan penyebab penurunan

konsumsi barang rumah tangga karena

pelemahan daya beli pada masyarakat

menengah ke bawah. Pelemahan daya

beli disebabkan turunnya take home pay

dan sebaliknya biaya kebutuhan hidup

meningkat.

Penghasilan masyarakat turun karena tak

ada kenaikan gaji atau kenaikan yang tak

signifikan, juga berkurangnya tambahan

pemasukan dari lembur, ketiadaan komisi

atau sumber lainnya. Sementara biaya

hidup dan pengeluaran meningkat seperti

tarif listrik, biaya makanan dan belanja

sekolah.

Masyarakat pun berhemat dengan

mengerem belanja yang membuat

konsumsi mie instan turun 2,7% dan kopi

instan turun 1,5%. Sebaliknya, masyarakat

memilih membawa bekal makanan dan

membuat snack sendiri yang terlihat dari

peningkatan belanja tepung terigu 28,1%,

minyak goreng (13,4%) dan susu cair

(13,8%). Mereka juga memilih produk

dalam kemasan kecil (sachet) untuk

mengontrol penggunaannya.

Riset Nielsen juga mengungkapkan masih

terjadi pertumbuhan konsumsi di kelas

masyarakat atas sekitar 34% untuk biaya

lifestyle seperti biaya makanan di restoran,

namun tetap wait and see.

Created by freepik

Sumber grafik dan image : Nielsen - Indonesia Macroeconomy & FMCG Update (The Nielsen Company - 2017)

22 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia, Ari Kuncoro

menyebut ada pergeseran konsumsi

pada masyarakat kelas menengah atas.

Sebagian besar golongan kelas ekonomi

ini cenderung menunda konsumsi barang

tahan lama untuk sekedar menikmati waktu

luang.

Salah satu indikasi yang dijadikan acuan

oleh Ari adalah keingingan masyarakat

untuk rekreasi atau menikmati waktu

senggang ke luar kota. Kemacetan

yang sering terjadi di sepanjang ruas Tol

Jagorawi arah Puncak, Bogor dan tiket

kereta api yang terjual habis saat akhir

pekan yang panjang menjadi salah satu

parameternya.

“Sekarang bukan zamannya lagi pamer

barang baru seperti handphone atau baju

baru tetapi orang lebih suka pamer foto

liburan yang langsung bisa di-upload di

media sosial mereka,” kata Ari.

Sebenarnya, lanjut Ari, nilai pendapatan

bulanan masyarakat kelas menengah tidak

mengalami peningkatan yang berarti. Tapi,

untuk menunjukkan aktualisasi kelasnya,

masyarakat golongan menengah ini harus

membuat pilihan antara membeli barang

elektronik atau melakukan hal lain. “Dan

mereka memilih jalan-jalan,” kata Ari.

Pengamat faisal Basri juga memaparkan

terjadi penurunan daya beli pada kelompok

40% termiskin. Nilai tukar petani sejak

SPECIAL FEATURE

“Sekarang bukan zamannya lagi pamer barang baru

seperti handphone atau baju baru, tetapi orang lebih suka

pamer foto liburan yang langsung bisa di-upload di

media sosial mereka”

Ari KuncoroDekan Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Indonesia

Sumber grafik dan image : Nielsen - Indonesia Macroeconomy & FMCG Update (The Nielsen Company - 2017)

23Vol. 94 | Dec - Jan 2018

November 2014 hingga Agustus 2017

turun dari 102,87 menjadi 101,60. Khusus

untuk NTP pangan penurunannya lebih

tajam, dari 102,0 menjadi 98,3. faisal

menggaris bawahi, NTP di bawah 100 perlu

diwaspadai.

Sementara itu upah riil buruh tani juga

merosot 2,49% selama kurun waktu

November 2014 hingga Agustus 2017.

Pada kurun waktu yang sama, upah

riil buruh bangunan di perkotaan pun

mengalami penurunan sebesar 2,12%.

Pemerintah menurut faisal sudah

menyadari mengenai pelemahan daya beli

masyarakat kelas menengah ke bawah

dan akan kembali menyalurkan dana desa

pada 2018 sebesar Rp 60 triliun yang akan

dikucurkan ke sekitar 74 ribu desa. Angka

ini terus meningkat dibanding tahun-tahun

sebelumnya, yaitu sebesar Rp 47 triliun

(2016) dan Rp 21 triliun (2015).

faisal juga menyatakan masyarakat kelas

menengah atas melakukan pengalihan

(switching) dari porsi pendapatan untuk

belanja ke tabungan. Pada triwulan II-

2016 porsi pendapatan masyarakat yang

ditabung sebesar 18,6%, pada triwulan

II-2017 naik menjadi 21,1%.

Pengalihan ke tabungan tampak pula dari

akselerasi kenaikan dana pihak ketiga

(DPK) di perbankan sejak Oktober 2016.

Pada September 2016 pertumbuhan

DPK hanya 3,5%. Sebulan kemudian

naik menjadi 6,5%, lalu naik lagi menjadi

8,4% pada November dan 9,6% pada

Desember. Sejak Januari 2017 hingga Juni

SPECIAL FEATURE

2017 pertumbuhan DPK hampir selalu dua

digit. Sebaliknya, kredit yang disalurkan

perbankan melemah dan hanya tumbuh

satu digit selama 19 bulan terakhir.

faisal menyarankan agar pemerintah

menyasar kelas menengah atas dengan

menggenjot sektor pariwisata. Terdapat

potensi 78 Juta WNI yang siap untuk

berwisata.

“Tantangan pemerintah yang utama

bagaimana mengajak warga negara

Indonesia sendiri bisa berkunjung dan

berwisata ke wilayah Indonesia sendiri,”

pungkas faisal.

Created by Snowing - freepik.com

Masyarakat kelas menengah atas melakukan pengalihan (switching) dari porsi pendapatan untuk belanja ke tabungan. “

24 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Perdebatan tentang daya beli menurun versus kebiasaan

konsumen yang bergeser terasa marak beberapa bulan

terakhir. Ada yang menilai bahwa tahun 2017 ini daya

beli konsumen Indonesia menurun. Indikasinya, ritel

offline atau fisik banyak yang tutup, dan sejumlah industri juga

mengalami perlambatan kinerja bisnis. Sebaliknya, sebagian lagi

menilai bahwa daya beli tidak menurun, melainkan kebiasaan

konsumen Indonesia saja yang berubah, yakni dari belanja offline

menuju belanja online, konsumsi belanja online melonjak sangat

signifikan dan belanja iklan online pun naik drastis.

Paparan data yang baru saja dirilis Nielsen mungkin bisa

menjawab perdebatan tersebut. laporan Nielsen tentang tren

fast Moving Consumer Goods (fMCG) di lima sektor--yakni Food

(makanan), Beverages (Minuman), Personal Care (perawatan

tubuh), Pharmaceutical (farmasi), dan Household (rumah tangga)-

-menunjukkan kenaikan berdasarkan harga (value), namun hampir

semuanya mengalami penurunan berdasarkan volume.

Pada Juni 2017, berdasarkan harga atau value, sektor makanan

tumbuh 8%, minuman naik 3,4%, produk perawatan tubuh naik

4,1%, dan produk rumah tangga naik 4,1%. Kecuali farmasi, yang

turun 0,5%.

Nielsen mengungkapkan pertumbuhan kelima sektor itu dilihat dari

sisi volume. hasilnya, sektor makanan turun 2,1%, minuman turun

3,8%, perawatan tubuh turun 4,6%, dan farmasi turun 8%. hanya

produk rumah tangga yang naik tipis, yakni hanya 0,7%. Kelesuan

SPECIAL FEATURE

4 Strategi Kunci saat Volume Konsumsi FmCG menurun

25Vol. 94 | Dec - Jan 2018

industri fMCG menurut Nielsen sebenarnya

sudah dapat dilihat gejalanya pada saat

festive season di bulan Ramadhan. Jika

sejak tahun 2012 hingga 2016, festive

season selalu mampu meningkatkan

konsumsi produk fMCG hingga double

digit, tapi pada festive season 2017 ini,

tumbuh hanya single digit, yakni 5,1%.

Untuk itu, Nielsen menganjurkan bahwa

penting bagi pemasar dan pengelola merek

untuk melancarkan strategi kunci, guna

menghadapi tahun yang penuh tantangan

seperti sekarang.

Adapun empat strategi kunci yang

disarankan Nielsen adalah sebagai berikut:

1# lAKuKAn Promosi YAng BenAr.

Ada sejumlah hal yang harus

dipertimbangkan dalam merancang

promosi. Pertama, pertimbangkanlah apa

tujuan dari promosi brand kita, apakah

untuk program loyalitas, atau untuk

mengakuisisi market kompetitor dengan

mengajak mereka beralih mengkonsumsi

produk kita, atau untuk menciptakan

kegembiraan, atau tujuan lainnya.

Pertimbangan kedua, bagaimana kita

bisa mengukur ROI (Return of Investment)

dari promosi kita. Ketiga, pertimbangkan

bagaimana kesehatan merek jika tanpa

promosi.

2# mAnAjemen Portofolio ProduK.

Untuk mengatasi masalah yang benar

di seluruh kelompok konsumen, yang

dibutuhkan adalah meninjau ulang peran

merek atau varian produk mereka, dan

bagaimana bisa menjangkau kelompok

konsumen yang berbeda. Artinya, haruskah

kita memiliki varian yang terjangkau?

Apakah kita juga memerlukan merek yang

berbeda untuk menjangkau kelompok

konsumen yang berbeda? Perhatikan hal-

hal tersebut.

3# menAwArKAn ProduK dAlAm KemAsAn KeCil, AliAs BACK to sAChet.

Pastikan bahwa produk yang ditawarkan

mencakup item penting dalam berbagai

ukuran. Dengan ruang yang sangat

terbatas di outlet berformat kecil, kita perlu

mengelolanya dengan lebih efektif.

4# Consumer exCitement.

Ciptakan kegembiraan dan juga

pengalaman yang membahagiakan untuk

mengurangi sentimen negatif konsumen.

Jangkau konsumen melalui acara yang

menghadirkan kegembiraan seperti

CfD (Car Free Day), acara maraton dan

sebagainya. Ciptakan juga pengalaman

yang dapat memenangkan costumer

seperti Jakarta fashion Week dan hijab

festival. Jangan lupa, lakukan inovasi

produk.

SPECIAL FEATURE

Ilustrasi :Freepik.com

26 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

Di tengah industri ritel tradisional

yang terdisrupsi oleh ritel

online, ternyata belanja iklan

ritel tradisional di televisi pun

jauh lebih rendah dari ritel online. Catatan

Adstensity tentang iklan TV Commercial

(TVC) di industri ritel pada Januari –

September 2017, mengungkapkan total

belanja iklan dari sektor department store

hanya mencapai Rp 40,41 miliar yang

disumbang dari tiga brand, yakni Matahari,

Metro, dan Ramayana.

Total belanja iklan Matahari mencapai Rp

22,58 miliar. Di posisi kedua dan ketiga

diduduki Ramayana yang mengeluarkan

dana belanja iklan sebesar Rp 15,52 milliar,

sementara Metro mengeluarkan dana

BelAnjA IKlAn RITel onlIne TemBuS RP 1,25 TRIlIun

belanja iklan sebesar Rp 2,31 miliar. Dana

belanja iklan ritel tradisional pada tahun

2017 ini mengalami penurunan hingga

separuhnya karena pada periode Januari

hingga September 2016, belanja iklan TV

ritel tradisional department store mampu

mencapai Rp 80,90 miliar.

Sedangkan ritel online mampu

menghimpun belanja iklan hingga Rp 1,25

triliun di sepanjang periode yang sama,

Januari hingga September 2017 yang

dipasok dari 17 brand.

Dari 17 brand tersebut, Bukalapak.com

merupakan brand yang paling banyak

mengeluarkan dana beriklan di televisi,

mencapai Rp 244,98 miliar. Disusul

Tokopedia dengan dana belanja iklan yang

mencapai Rp 225,70 miliar. Shopee dan

Blibli.com berada di urutan ketiga dan

keempat dengan masing-masing total

belanja iklannya mencapai Rp 177,92

miliar dan Rp 151,34 miliar. Selanjutnya,

OlX berada di tempat kelima dengan dana

belanja iklan sebesar Rp 125,21 miliar.

Di posisi berikutnya, ada Blanja.com Rp

100,42 miliar, JD.ID Rp 96,63 miliar, lazada

Rp 74,46 miliar, Brand Outlet Rp 20,74

miliar, Borobudur herbal.co Rp 16,03 miliar,

Carousell Rp 13,49 miliar, Sale Stock Rp

4,55 miliar, mobil123.com Rp 3,88 miliar,

Musique.com Rp 0,77 miliar, Sportdeca.

co.id Rp 0,16 miliar, dan elevenia Rp 0,02

miliar.

Created by Daviles - freepik.comIlustrasi :Freepik.com

27Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Sulit untuk memungkiri, bahwa

pengalaman berbelanja

langsung mengalami

“degradasi”, sekalipun

belum tajam, namun diyakini pada masa

mendatang akan berubah perlahan.

Menyadari kondisi ini, visioner Jack Ma,

pendiri Alibaba menghadirkan satu konsep

swalayan yang memberikan pengalaman

unik bagi konsumennya, yakni tanpa awak.

Yup, jika ada pesawat tanpa awak, maka ini

adalah swalayan tanpa pegawai.

Sebagaimana diberitakan oleh Kompas.

Com, Alibaba memperkenalkan

supermarket bernama Taocafe, dimana

konsep layanannya bisa disebut unmanned

supermarket atau self-service supermarket.

Supermarket itu tak memiliki kasir asisten

toko atau manajer sama sekali. Konsumen

hanya perlu memindai QR Code pada

aplikasi Taobao, salah satu aplikasi

besutan perusahaan Jack Ma. Selanjutnya,

pengunjung bebas belanja dan makan di

food court yang tersedia.

Nanti setelah selesai, pembayaran

dilakukan belakangan ketika mengakhiri

kunjungan. Itupun, tak ada uang fisik,

melainkan lewat layanan pembayaran

digital Alipay. Sistem secara otomatis

mendeteksi barang-barang apa saja yang

sudah dibeli. Kemudian memotong uang

dari akun Alipay konsumen sesuai nominal

pembelanjaan. Cara seperti ini jelas

memotong antrean yang biasanya terjadi

di supermarket konvensional, terlebih pada

periode tanggal-tanggal tertentu yang

umumnya kian padat.

Menariknya, sistem ini juga mampu

mendeteksi jika ada konsumen yang

menyembunyikan barang belanjaan

di dalam tas, bukan pada plastik yang

disediakan, sistem mengidentifikasinya dan

langsung memotong saldo Alipay secara

langsung. Secara teknis, konsumen akan

berhadapan dengan layar yang dilengkapi

speech-recognition, baik ketika membeli

makanan maupun hendak membayar.

Konsep awal Taocafe dibuka 24 jam dan

berdiri di area 200 meter persegi. Namun

perwakilan Alibaba menyampaikan

bahwa Taocafe diproyeksi akan menjadi

supermarket komersil yang tersebar di

mana-mana.

Jika saja proyek ini berhasil, maka bukan

tidak mungkin Jack Ma akan memperluas

cakupannya, mendirikan banyak gerai

yang mungkin, menjadi ancaman baru bagi

toko-toko konvensional. Bahkan, bisa jadi

SwAlAyAn AlA AlIBABATanpa KasIR Dan Tanpa pEgawaI

akan merevolusi industri perdagangan

retail, karena supermarket ini minim biaya

operasional.

Taocafe diperkirakan hanya mengeluarkan

biaya operasional seperempat dari

supermarket konvensional yang

menggunakan tenaga kerja manusia. Tentu

saja ini menggiurkan, profit pun melejit.

Bagi pemilik toko sendiri, hal yang harus

diperhatikan hanyalah pada produk yang

dijual, agar selalu tersedia.

Bahkan bukan tak mungkin, satu nanti,

pekerjaan mengisi stok produk pun akan

di lakukan oleh robot. Apapun itu, inilah

gambaran dari swalayan masa depan.

SPECIAL FEATURE

Ilustrasi :Freepik.com

Su,mber:images.marketing-interactive.com

28 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

KunCI SuKSeS BISnIS ReTAIl CHAIRul TAnjunG

Consumer adalah the best Public

Relation. Jika consumer happy, tanpa

dimintapun, mereka akan membagi

sekaligus mem-viralkan kepuasan

mereka kepada komunitas mereka”.

ritel Carrefour dan Metro), tour & travel,

fashion, dan property (The Trans hotel).

lebih lanjut Chairul Tanjung

mengungkapkan, ada tiga kunci sukses

yang membuat bisnisnya berhasil dan

menggurita seperti sekarang. Ketiganya

adalah Opportunity (peluang), Trust

(kepercayaan), serta Network atau

Communication (jejaring dan komunikasi).

#1 Opportunity

Chairul Tanjung memaparkan, ia menjadi

orang yang paling beruntung karena lahir di

Indonesia. Mengapa? Sebab, menurutnya,

Indonesia adalah the island of opportunity.

Indonesia memiliki lebih dari 250 juta

penduduk yang lebih dari 50% nya adalah

segmen anak muda atau millennial, yang

notabene adalah usia produktif. “Pasar

yang menjanjikan tentunya bagi para pelaku

bisnis seperti saya,” tegasnya.

Selain itu, menurut Chairul Tanjung lagi,

Indonesia juga didominasi oleh new rich

Demikian diungkapkan Chairul

Tanjung, CEO of CT Corp dan

former Coordinating Minister

of Economics of Indonesia,

pada acara ASEAN Public Relations

Regional Conference (APRC) di Trans hotel

Bali. Menurut Chairul Tanjung yang sudah

membangun bisnis ketika masih kuliah

di Universitas Indonesia, dirinya selalu

berorientasi pada konsumen.

“Beruntung, saya sudah memulai bisnis

sejak muda, meski dengan keterbatasan

modal. Saya jual apa saja yang saya bisa

jual ke teman-teman kampus. Saat itu,

saya sebagai boss, karyawan, sekaligus

office boy. Berawal dari nothing, pada usia

36 tahun saya telah menjadi something,”

ungkap Chairul Tanjung.

Kini, Chairul Tanjung dikenal sebagai

salah satu orang terkaya di Indonesia

yang sukses. Bisnis CT Corp menggurita

di enam kategori industri yang berbasis

consumer, financial (Bank Mega), media

(TransTV, Trans7, dan TransVision),

29Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

pada consumer, konsumen adalah “hati”

dari bisnis CT Corp. “Kami menjalankan

bisnis sebagai consumer company. Bagi

bisnis kami, konsumen itu sangat penting

dan segalanya,” tegasnya.

Dan untuk mengkomunikasikan sekaligus

membangun brand awareness dari CT

Corp, maka sejumlah media konvensional

dan digital yang dimiliki CT Corp

dimanfaatkan. Meski demikian, Chairul

Tanjung yakin, langkah tersebut belumlah

cukup. “Karena itu kami juga membangun

komunitas maupun membangun ekosistem

yang terintegrasi dari seluruh bisnis CT

Corp,” tambahnya.

Chairul Tanjung mencontohkan, jika

seorang konsumen memiliki produk

financial services dari CT Corp, misalnya

kartu kredit, maka dengan kartu kredit itu,

mereka akan memiliki kesempatan untuk

memperoleh berbagai keistimewaan,

seperti diskon khusus untuk produk-

produk yang ada di bawah bendera CT

Corp, termasuk memperoleh diskon

untuk menyewa kamar di The Trans hotel.

Perilaku konsumen saat ini menurut Chairul

Tanjung juga mengalami perubahan,

terutama di segmen anak

muda atau generasi Y atau millennial yang

hidup dalam media digital. Oleh karena

itu, komunikasi bisnis yang dirancang oleh

CT Corp juga harus berubah. “Kami harus

selalu menyikapi perkembangan teknologi

baru. Sebab, perkembangan teknologi baru

mampu mendorong revolusi industri 4.0,”

tambahnya lagi.

Chairul Tanjung juga menyarankan, agar

para pelaku bisnis harus memahami

people by people atau orang demi orang.

“Sangat perlu mempelajari dan memahami

karakteristik mereka, kebutuhan mereka,

dan semua hal secara custom dengan cara

memanfaatkan big data karena kedepannya

kompetisi bisnis akan menjadi sesuatu

yang unpredictable,” pungkas Chairul

Tanjung.

people (orang kaya baru) yang mempunyai

karakter lebih banyak melakukan konsumsi

dibandingkan menabung. “Tak heran, jika

konsumsi domestik kita memiliki kontribusi

sebesar 60% terhadap GDP Indonesia,”

ucapnya.

#2 Trust

Chairul Tanjung sangat yakin trust atau

kepercayaan merupakan elemen yang

sangat penting dalam membangun bisnis.

Begitu juga dalam membangun komunikasi

ke seluruh stakeholders.

Bagi CT Corp yang memiliki kerja

sama atau sinergi dengan perusahaan-

perusahaan berskala global dan

multinasional, maka trust sudah tidak bisa

ditawar lagi. “Oleh karena itu, cara kami

menciptakan trust adalah melalui story

value yang kami miliki,” katanya.

#3 Communication

Sebagai perusahaan yang menitikberatkan

Su,mber : (ptgriyakencanaindah.w

ordpress

30 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

melAju KenCAnG dI BISnIS ReTAIl

InTERVIEw wITH

I nenGAH naTyanTa

Kerja keras dan percaya diri menjadi modal

dasar pasangan I Nengah Natyanta

dan Ni Ketut Siti Maryati membangun

kerajaan bisnisnya, Coco Group, dari

hanya sebuah gerai di pemukiman, kini menjadi 99

gerai dalam waktu 11 tahun. Pasangan suami istri ini

berhasil berbisnis dengan mengibarkan brand sendiri

di tengah gempuran waralaba ritel nasional dan

asing. Bukan itu saja, mereka juga sukses mengelola

dan mengoperasikan sendiri hotel dan resort tanpa

bermitra dengan manajemen hotel lain.

Ayah dan ibu tiga anak kelahiran 9 Januari 1969

dan 9 Juni 1973 ini mempunyai kepercayaan diri

tinggi, bahkan sudah sejak awal memutuskan akan

berbisnis dengan menjadi diri sendiri, menawarkan

kelebihan diri, melakukan self branding dan memilih

tidak bermitra atau menggunakan brand yang sudah

terkenal, walau untuk itu dia harus bekerja lebih keras,

nyaris tidak mengenal waktu dengan menerapkan

standar produk dan pelayanan yang tinggi untuk

meraih target yang ditetapkan. Kepada tim Money&I, ia

bertutur panjang soal perjalanannya.

31Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

BAgAimAnA AwAl mulAnYA mengiBArKAn BrAnd CoCo?

Selama 12 tahun saya bekerja di Grand

hyatt hotel Nusa Dua, Bali, sebagai

tenaga pencuci piring, sebelum akhirnya

meningkat menjadi waiter. Tapi tahun

2004, saya mengambil keputusan besar,

meninggalkan pekerjaan dan memilih

menemani istri berwirausaha mengelola

bisnis yang sudah kami rintis sejak tahun

1998, saat kami masih pacaran, bermodal

15 juta rupiah dengan membuka counter

Polo Ralph lauren di kawasan Bali Galeria

(sekarang Bali Collection) di kawasan

BTDC (sekarang ITDC) Nusa Dua. Ternyata

toko kami berkembang, hingga kami

memutuskan membuka 2 outlet counter lagi

(Polo dan Tommy) di Tanah lot, sekaligus

mengibarkan bendera PT Bali Pawiwahan.

Pawiwahan sendiri artinya perkawinan,

seiring dengan pernikahan kami.

Tahun 2001 kami masuk Bandara Ngurah

Rai dengan membuka toko khusus oleh-

oleh bernama Sunset Bali, yang dilanjutkan

dengan membuka toko produk fashion

untuk surfing bernama Bluesurf di Tanah

lot. Di tahun 2002, kami memutuskan

untuk membuka Coco Bistro, resto yang

menyediakan kelapa muda (coconut)

sebagai minuman utamanya.

Tapi Bom Bali I tahun 2002 telah

memporak-porandakan pariwisata Bali,

termasuk juga bisnis kami. Tapi sekaligus

memberi saya pelajaran berharga untuk

tidak hanya bergantung pada pasar

wisatawan saja dan melupakan local

market.

Pada bulan Maret 2006, bermodal Rp

400 juta hasil pinjaman dari sebuah bank

swasta, kami mulai menggarap pasar

lokal dengan membuka minimarket,

Coco Mart, di areal perumahan dimana

kami tinggal, Taman Griya Nusa Dua.

Dilanjutkan delapan bulan kemudian,

kami membuka Coco Supermarket di area

Bali Collection, kawasan ITDC Nusa Dua.

Coco kami hadirkan sebagai peritel lokal

dengan mengusung konsep modern chain

convenience store, toko serba ada skala

kecil yang modern dan nyaman.

Kami tetap menggarap pasar wisatawan

dengan membuka outlet Coco Mart dan

Coco Oleh-Oleh di kantong-kantong

pariwisata dan bandara, sedangkan pasar

lokal kami garap dengan mengoperasikan

jaringan ritel yang terdiri dari Coco Mart,

Coco Supermarket, Coco Express dan

Coco Gourmet di mal-mal, rumah sakit-

rumah sakit, dan kompleks perumahan.

Sekarang, saya bangga karena orang tahu

Coco Mart, dan mereka tidak perlu tahu

siapa saya.

sAAt ini APA sAjA lini Bisnis CoCo?

Coco Group terdiri atas tiga lini usaha, yaitu

ritel, hospitality dan produksi. Bisnis ritel

terdiri atas minimarket, supermarket dan

grosir daring (online). Bidang hospitality ada

hotel dan resort, sementara bisnis produksi

ada pabrik roti yang memasok semua isi

Coco Mart, hotel, resort dan restoran, serta

rencana terbaru kami, produk air minum

dalam kemasan.

Untuk bisnis ritel, kami mencoba menjaring

semua pasar dengan brand Coco. Coco

Mart, Coco Express, Coco Supermarket,

Coco Gourmet, Coco Gift Shop, Coco

Dewata, Billabong, Blue Surf, Coco Grosir

Di bisnis hospitality kami memiliki dan

mengelola tiga hotel (hotel Natya Kuta,

Natya hotel Tanah lot, Natya hotel Gili

Trawangan) dan satu resort, Natya Resort

Ubud dan tujuh gerai Natys Restaurant.

Sedangkan di bisnis produksi kami memiliki

tiga pabrik Coco Roti yang memasok untuk

semua toko ritel, hotel dan restaurant di

bawah Coco Group

semuA Bisnis diBAwAh sAtu KendAli Pt BAli PAwiwAhAn?

PT Bali Pawiwahan saat ini hanya

mengelola 39 gerai Coco Mart, 4 gerai

Coco Supermarket, dua gerai Coco

Gourmet, dan Coco Grosir. Untuk Coco

Ekspress dan Coco Gift Shop dibawah

kelola CV Bali Buana, sedangkan CV Blue

Surf Indo mengelola enam gerai fashion

store Billabong dan Bluesurf.

“Bom Bali I tahun 2002 telah memporak-porandakan

pariwisata Bali, termasuk juga bisnis kami. Tapi sekaligus memberi saya pelajaran

berharga untuk tidak hanya bergantung pada pasar

wisatawan saja dan melupakan local market.“

32 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

Saya berhasil melakukan self branding,

saya pebisnis, saya bukan investor yang

mendompleng brand orang. Akhirnya kami

makin percaya diri memakai nama Natya

di hotel-hotel kami selanjutnya, dan Natys

untuk restorannya.

Tahun 2015 saya juga harus membayar

seharga Rp 1 Milyar untuk membeli hAKI

merek Coco yang sudah dipatenkan

pengusaha Manado sejak tahun 1996.

Merek Coco sudah cukup kuat melekat di

bisnis utama kami. Jadi angka itu jauh lebih

murah ketimbang saya harus mengganti

nama usaha yang sudah kami rintis lama.

BAgAimAnA PenCAPAiAn Bisnis CoCo grouP?

Kami terus tumbuh, malah sekarang lebih

kencang. Kalau dulu hanya bisa membuka

tiga gerai baru tiap tahunnya, sekarang

kami berani pasang target untuk membuka

15 gerai baru. Saya tidak membatasi

hanya di kantong-kantong pariwisata saja,

tapi juga perumahan, rumah sakit, pusat

perbelanjaan dan mulai memasuki Kuta,

Gianyar, Ubud, Sanur, Denpasar, Tabanan

hingga ke Gili Terawangan dan NTB. Tahun

ini bisnis kami tumbuh 123% dibanding

tahun lalu.

Dua gerai oleh-oleh, Coco Dewata di

bawah kendali CV Sunset Bali Utama.

Untuk tujuh gerai Natys Restaurant dikelola

CV Coco Bali Boga, sedangkan empat

Natya hotel berada dibawah pengelolaan

PT Coco Bali Graha. Tiga pabrik roti berada

dibawah CV Coco Roti.

mengAPA untuK hotel dAn restAurAnt tidAK memAKAi nAmA CoCo jugA?

Awalnya, saya memang mau menamakan

Coco hotel, mengikuti bisnis ritel yang

sudah mulai dikenal, tapi nama itu

ternyata sudah dipatenkan seorang

pengusaha di Bandung. Nama Natya

hotel juga baru muncul saat-saat terakhir

menjelang peresmian, tahun 2013. Saya

memberanikan diri memakai nama sendiri,

Natya, nama yang tidak berarti apa-apa,

nama yang tidak menjual. Memang sulit,

sebelum akhirnya secara perlahan Natya

hotel mulai dikenal.

33Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

AdA Bisnis lAin ?

Selain usaha pribadi dibawah Coco Group,

kami juga mengibarkan Tropical Group,

bersama pasutri sahabat kami, sejak tahun

2003 yang kini mengelola 13 restaurant,

Tropical, Coco dan Aroma yang tersebar

di kawasan Nusa Dua, Sanur, Tanah lot

dan Ubud. Selain resto, ada 4 spa berlabel

Tropic Spa dan Ocean Spa yang kami

kelola bersama dan 3 butik hotel, Black

Penny di Ubud dan Gili Trawangan serta

3 outlet Padi Art Market yang semuanya

berlokasi di Nusa Dua serta sebuah SPBU

di Kabupaten Tabanan, dan sebuah bank

perkreditan rakyat, BPR Tulus.

APA semuA Bisnis BerKemBAng sesuAi hArAPAn ?

Bisnis itu bagian dari hobi. Merupakan

kepuasan tersendiri saat bisa

merealisasikan ide menjadi kenyataan,

apalagi bisa mengembangkan menjadi

besar. Tidak semuanya memang bisa

berjalan mulus sesuai yang direncanakan,

tapi justru di masa-masa sulitlah kekuatan

kita diuji, bagaimana mencari solusi,

bagaimana bisa keluar dari permasalahan,

dan bagaimana membesarkan. Atau disaat

harus mengambil keputusan, apa akan

terus dipertahankan atau dihentikan bila

suatu ide itu tidak sesuai harapan.

mAsih mengurus Bisnis sendiri?

Secara operasional memang tidak

terlibat aktif lagi. Kami berhasil mengajak

profesional di bidangnya untuk bergabung

dan bertanggung jawab penuh pada

masing-masing lini bisnis Coco Group.

Keberadaan para profesional ini malah

membuat saya semakin mempunyai banyak

waktu, bahkan kini hampir 80% waktu

saya habiskan untuk mencari ide-ide baru

pengembangan bisnis.

Dan bisnis itu ada alurnya, kalau semua

dikerjakan sendiri ya susah. Sudah ada

bagian masing-masing, yang penting

bagaimana kita menempatkan orang yang

tepat di tempat yang tepat. Secara umum

saya tahu prosesnya, urusan detailnya saya

percayakan pada tim. Ada GM, manajer,

hRD dan seterusnya.

KAPAn lAju Bisnis CoCo grouP BergerAK CePAt?

laju bisnis Coco Group semakin cepat

saat berhasil mengajak Wayan Sudira

yang pernah menjadi supervisor saya

saat bekerja di Grand hyatt bergabung

dan langsung memegang kendali sebagai

Managing Director Coco Group di tahun

2009. Restrukturisasi dilakukan Sudira

sebagai gebrakan pertama untuk memenuhi

permintaan kami, “budaya target”.

34 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

Masing-masing divisi diwajibkan meeting

internal setiap minggu untuk menilai

pencapaian progress mengejar target yang

telah ditentukan. Gebrakan Sudira sempat

membuat kegaduhan, hingga Siti sempat

mengistirahatkan selama dua minggu

disaat masa kerjanya baru 3 bulan untuk

introspeksi diri, sehingga saat kembali bisa

sedikit memberi toleransi anak buahnya

untuk menyesuaikan diri.

Keputusan mengajak Sudira bergabung

berbuah manis. Setiap tahun jumlah outlet

semakin bertambah. Saat awal bergabung

tahun 2009, Coco baru memiliki 26 outlet

dengan rata-rata penambahan 3 outlet

pertahun, Sudira berhasil menggenjot

menjadi 5 outlet di tahun pertamanya

bergabung, hingga akhirnya bisa memenuhi

target penambahan 15 outlet sejak 2015

lalu dengan tetap berpedoman pada

best product, best place, best price, best

promotion dan best people.

APA PertimBAngAn untuK memBuKA outlet BAru?

Khusus untuk pembukaan outlet ritel

baru, kami punya tim yang mengusulkan

lokasi-lokasi yang dianggap cocok dan

menguntungkan. hanya perlu waktu 2-3

bulan untuk persiapan membuka outlet

dan BEP rata-rata bisa dicapai dalam 2

tahun, malah ada yang hanya perlu waktu

1 tahun, CocoMart pertama dibuka dengan

modal awal Rp 400 juta, saat ini rata-rata

memerlukan Rp 750 juta – 1 M untuk

membuka Coco Express, Coco Mart Rp 1,5

M – 3 M, dan Coco Supermarket antara Rp

4 – 6 M.

35Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

Untuk kenyamanan pelanggan, kami

menetapkan luas minimal setiap toko, Coco

Express minimal 100m2, Coco Mart 100-400 m2 dan Coco Supermarket diatas 400 m2.

APAKAh semuA BerjAlAn lAnCAr?

Tidak semua bisnis ritel berjalan mulus,

kami pernah menutup 2 Coco Express

“Saya sudah harus membayar seharga Rp 1 Milyar untuk membeli HAKI merek Coco yang sudah dipatenkan pengusaha Menado

sejak tahun 1996. Merek Coco sudah cukup kuat melekat di bisnis utama kami. Angka satu miliar itu jauh lebih murah

ketimbang saya harus mengganti nama jaringan ritel yang sudah kami rintis sejak tahun 2006.

karena tidak menguntungkan setelah

beroperasi 1 tahun. Tapi kami patut

berbangga bisa memenangkan tender

di Bandara Ngurah Rai, 2 di terminal

keberangkatan dan 1 di kedatangan

domestik. Coco satu-satunya peritel lokal

yang menang tender di bandara.

36 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SPECIAL FEATURE

BAgAimAnA dAmPAK online terhAdAP Bisnis ritel CoCo ?

Untuk dampak online masih belum terasa

karena justru kami juga sudah ikut online

lewat kerjasama GoMart dari Go-Jek.

Kami juga sudah mempunyai aplikasi

Coco Grosir yang bisa diinstal di App

Store. Kami juga ada beberapa rencana

untuk bekerjasama dengan GoPay, T

Cash, Alipay, sehingga kami tidak ditinggal

customer. Mudah-mudahan ke depannya

bisa terus meningkat.

APA renCAnA AndA KedePAn?

Kami sedang melakukan restrukturisasi

menyeluruh terkait rencana untuk bisa

melantai di Bursa Efek Indonesia melalui

IPO, sehingga ke depannya diharapkan

seluruh masyarakat bisa membeli saham

Coco Group khususnya divisi retail.

Ni Ketut Siti Maryati , berbisnis bersama sejak

muda, hingga akhirnya menikah

Wayan Sudira, Managing Director Coco Group

37Vol. 94 | Dec - Jan 2018

38 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

www.yuswohady.com

“ When you launch your innovation…, it’s the start, not the end.”

INSIGhT

KejATuHAn SeVel dAn “InnoVATIon

FAllACIeS”

Created by Dooder - freepik.com

Sejak 30 Juni 2017, Sevel

resmi tidak lagi beroperasi

karena terus merugi dan

gagal mencapai kesepakatan

pengambil-alihan oleh Charoen Pokphan.

Banyak sudah ulasan mengenai kegagalan

Sevel. Ada yang melihatnya secara taktikal

dari sisi operasional yang terus berdarah-

darah. Ada yang melihat secara strategis

karena model bisnisnya yang keliru dan

tak sustainable. Ada juga pakar yang

menyalahkan regulasi pemerintah sebagai

biang kejatuhan Sevel.

Saya mencoba melihatnya dari sudut yang

lebih “soft” dari sisi disiplin inovasi, yaitu

mindset dan pola pikir yang keliru dalam

melihat sebuah proses inovasi. Saya

menyebutnya “innovation fallacies” atau

pemahaman umum yang keliru mengenai

inovasi, yang hingga kini banyak diyakini

oleh para inovator.

Pemahaman keliru inilah yang

menyebabkan banyak inovasi gagal, layu

sebelum berkembang. Dan salah satu

korbannya adalah Sevel.

Innovation Hero

Setelah jatuh, banyak pengamat (termasuk

pengamat dadakan di medsos) yang

mengkritik, menyalahkan dan menghakimi

39Vol. 94 | Dec - Jan 2018

INSIGhT

“Banyak inovator menganggap bahwa kesuksesan inovasi adalah “sukses besar sekali” pada saat momen-momen peluncuran. Begitu inovator menuai sukses besar di hari-H peluncuran, maka serta-merta ia berpikir inovasi itu akan sukses seterusnya. Kenyataannya tidak begitu.”

Sevel sebagai the loser. Saya sebaliknya

melihat Sevel sebagai “innovation hero”.

Kenapa? Karena capaian inovasi yang

dihasilkannya menurut saya luar biasa. Bisa

disebut breakthrough innovation. Terobosan

inovasi Sevel lahir di tengah industri

ritel Indonesia yang mengalami paceklik

panjang ide-ide bisnis segar sejak duo

Indomaret-Alfamart menghegemoni pasar

ritel di tanah air.

Menurut saya, ada tiga “warisan inovasi”

yang ditinggalkan oleh Sevel untuk dunia

bisnis atau manajemen di Indonesia.

Terobosan inovasi itu adalah:

Pertama, Value Innovation. Sevel

mampu menciptakan inovasi nilai yang

menghasilkan extraordinary value ke

konsumen. Inovasi nilai tercipta ketika

pemain mampu mendongkrak nilai

dan manfaat produk (customer value),

namun secara bersamaan ia juga mampu

menurunkan biaya (customer’s cost). Ini

menghasilkan apa yang disebut “more-for-

less value.”

Kedua, Blue Ocean Market. Sevel hebat

menciptakan pasar baru yang berada di

persimpangan (intersection) antara dua

industri yaitu ritel dan gerai makanan.

Dengan menggabungkan dua industri,

Sevel memiliki posisi unik di pasar yang

menjadikan persaingan tak relevan lagi.

Ketiga, Customer Culture. Sevel juga hebat

menciptakan budaya baru di kalangan

konsumen muda Jakarta, yaitu “budaya

nongkrong”. Ia mampu menggerakkan

cultural movement di kalangan urban yang

sering disebut “Sevel effect” atau “Sevel

lifestyle”.

Tak gampang sebuah brand bisa

membentuk budaya dan gaya hidup di

kalangan konsumennya. hanya pemain-

pemain hebat sekelas Apple, Starbucks,

atau harley Davidson yang mampu

mewujudkannya.

Celakanya, kehebatan terobosan inovasi

Sevel itu sirna karena adanya empat

innovation fallacies berikut ini:

#1. Smash-Hit Fallacy

Banyak inovator menganggap bahwa

kesuksesan inovasi adalah “sukses

besar sekali” pada saat momen-momen

peluncuran. Begitu inovator menuai sukses

besar di hari-h peluncuran, maka serta-

merta ia berpikir inovasi itu akan sukses

seterusnya. Kenyataannya tidak begitu.

Inilah yang menyebabkan banyak inovator

silau dengan “sukses besar sekali”. Apalagi

jika kemudian para pakar, pengamat dan

terutama media ikut-ikutan bersorak-sorai

memuji habis-habisan kesuksesan itu, sang

inovator pun menjadi kian tak kabur. Ia

menjadi lupa bahwa pekerjaan besar justru

dimulai setelah produk atau bisnis meluncur

di pasar.

“When you launch your innovation…, it’s

the start, not the end.”

hal ini dialami oleh Sevel. Begitu konsep

bisnis inovatif Sevel meluncur di tahun 2009

dan menuai sukses luar biasa, ia silau oleh

kesuksesan itu. Ia tak melakukan inovasi-

inovasi lanjutan untuk menyempurnakan

konsep bisnisnya.

Sevel berpikir bahwa model bisnis inovatif

yang diusungnya sudah final, sehingga ia

terburu-buru melakukan scalling-up dengan

cara agresif membuka cabang-cabang

baru. Ia terlalu dini “mendeklarasikan

kemenangan,” padahal jalan menuju

kemenangan masih panjang.

Model bisnis yang diciptakannya

sesungguhnya belum bulat betul. Kenapa?

Karena ia baru bisa menghasilkan

breakthrough value ke konsumen, tapi

belum menghasilkan breakthrough value ke

shareholder berupa sustainable profit.

#2. “Sprinter Game” Fallacy

Inovasi bukanlah “sprinter game” tapi

“marathon game”. Inovasi bukanlah

lomba lari cepat 100 meter, tapi lomba lari

maraton. Maksud saya, setelah “inovasi

besar” terwujud, maka diperlukan “inovasi-

inovasi kecil” dalam kurun waktu yang

panjang.

Menariknya, dalam banyak kasus, disiplin

dalam menghasilkan “inovasi-inovasi

kecil”, inilah yang justru menjadi penentu

kesuksesan. Itu sebabnya fokus, daya

tahan, dan persistensi alias ‘istiqomah’

menjadi sangat penting dalam kesuksesan

inovasi. lihat bagaimana Apple menjadi

innovation champion seperti sekarang

setelah melalui jatuh bangun dan terus-

menerus melakukan inovasi selama 40

tahun lebih.

40 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

INSIGhT

Kegagalan first-mover player seperti

Yahoo! (diungguli pendatang baru Google),

friendster (diungguli facebook), atau

White Castle (diungguli McDonald’s)

membuktikan hal ini. Karena mereka malas

(dan capek) memperbaiki diri begitu sukses

mewujudkan inovasi besar, maka dengan

sigap inovator berikutnya mengambil alih

posisi.

Artinya, setiap inovator harus memiliki apa

yang disebut “beta mentality”, yaitu pola

pikir bahwa inovasi yang meluncur di pasar

adalah “beta version” yang harus diperbaiki

tanpa mengenal henti. Inilah spirit dasar

dari apa yang disebut “lean innovation”.

Prinsip ini pula yang menjadi kunci sukses

Google dalam berinovasi.

Sevel melihat model bisnis yang ia usung

di tahun 2009 sebagai sesuatu yang final.

Ini letak kelirunya. Pada saat meluncur

memang ia mampu menghasilkan

breakthrough value ke konsumen, namun ia

punya masalah akut di sisi yang lain yaitu

revenue model.

Seharusnya inovasi lanjutan dilakukan

untuk menyempurnakan revenue model ini.

Revenue model innovation inilah yang luput

dilakukan oleh Sevel. Artinya, prinsip beta

mentality tak dijalankan Sevel.

#3. Ideation Fallacy

“Innovation is not only about idea, it’s also

about execution.” Seperti saya bilang di

depan, Sevel telah menghasilkan ide bisnis

luar biasa seperti: value innovation, blue

ocean market, dan customer culture. Tapi

ia lupa bahwa inovasi bukanlah perkara ide

semata. Yang jauh lebih penting, inovasi

adalah juga perkara eksekusi. Ide 20%,

sisanya adalah eksekusi.

Inovasi (innovation) berbeda dengan

kreativitas (creativity). Inovasi adalah

komersialisasi dari kreativitas. Kalau

kreativitas, Anda boleh cukup sampai pada

ide yang cool, tapi inovasi Anda harus

sampai pada sukses pasar dan sukses

finansial. Itu sebabnya eksekusi sangat

krusial dalam sebuah inovasi.

Sukses Sevel sebelum ini adalah sukses

kreativitas, belum sepenuhnya sukses

inovasi. Seperti Sevel, banyak inovator

terbuai oleh kehebatan ide terobosan yang

telah ia ciptakan, tapi lupa pada eksekusi.

Untuk mengeksekusi ide bisnis brilian

dibutuhkan kedisiplinan (discipline of

innovation). Di sinilah Sevel lemah.

#4. Concord Fallacy

Pesawat Supersonic Concord digagas

oleh Pemerintah Inggris tahun 1956,

terbang komersial pertama kali tahun

1976, dan menghentikan penerbangan

karena operasinya berdarah-darah tahun

2003. Coba bayangkan, mega proyek yang

tak layak ekonomis (kondisi keuangan

berdarah-darah) ini bisa terus berlanjut

begitu lama hingga hampir setengah abad.

Kenapa? Pertama karena investasi yang

ditanamkan (sunk cost) sudah terlanjur

besar, sehingga berat untuk exit. Kedua,

karena obsesi mengenai terobosan inovasi

sebuah pesawat canggih yang menyamai

kecepatan suara begitu menghipnotis

pemerintah Inggris-Perancis untuk terus

melanjutkan proyek mega rugi ini. Inilah

yang dikenal luas sebagai: “concord

fallacy”.

lalu apa hubungannya dengan Sevel?

Kasusnya mirip. Karena terobsesi oleh

terobosan inovasi luar biasa yang telah

diciptakannya, Sevel terus lari kencang

berkaca mata kuda, walaupun ia tahu

operasinya berdarah-darah.

Terobosan model bisnis inovatif menjadikan

Sevel over confident dan silau terhadap

persoalan riil di depan mata, yaitu operasi

yang merugi. Kalau mengacu ke pepatah

bijak, “gajah di pelupuk mata tak tampak”.

Saya percaya bahwa kegagalan Sevel

bukanlah kesia-siaan. Terobosan Sevel

menginspirasi banyak pelaku bisnis. Inovasi

Sevel menyisakan pelajaran berharga bagi

kita semua.

Karena itu di tengah kejatuhannya, saya

masih tetap menobatkan Sevel sebagai

“innovation hero” dan respek pada

“warisan”, yang ditinggalkannya.

“Terobosan model bisnis inovatif menjadikan Sevel over confident dan silau

terhadap persoalan riil di depan mata, yaitu operasi yang merugi. Kalau mengacu ke pepatah bijak, “gajah di pelupuk mata

tak tampak.”

41Vol. 94 | Dec - Jan 2018

42 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SMaRT FaMILY

Suzana ChandraManaging Director

Kampoeng Villa

“ Kebiasaan kita adalah, overestimate apa yang bisa kita lakukan dalam jangka waktu pendek, dan underestimate yang bisa kita lakukan dalam jangka waktu panjang”.

SISTem KeBuT SemAlAm - SKS

Created by Iconicbestiary - freepik.com

Akhir bulan lalu, ada tamu satu

keluarga yang check in di

Kampoeng Villa, salah satu

bisnis properti yang saya

kelola. Proses check ini berjalan dengan

lancar dan mulus. Villa terlihat rapi dan

asri. Segala “tetek bengek” yang harus

disiapkan sesuai dengan permintaan, sudah

tersedia dan terkoordinasi. Phews!:)

Padahal, hal tersebut tidaklah demikian

dalam 2 hari terakhir. Bahkan sampai

semalam sebelumnya, masih ada teknisi

yang mengganti bohlam yang mati,

melakukan perbaikan hot water system

yang tidak berfungsi, instalasi mesin

cuci, membersihkan oven yang ternyata

kotor, mengantikan pisau roti yang tidak

lengkap, menggantikan gelas minum yang

pecah, bahkan mencari handuk cadangan

yang hilang entah kemana. Saya sampai

“gumun”, istilah orang Jawa-nya, terheran-

heran. Kok bisa sampai sehari sebelumnya,

ini vila belum ready juga?

Padahal sekitar 3 minggu sebelumnya,

pada saat bookingan masuk dan confirm

untuk masa sewa 1 bulan. Maka saya

menginstruksikan kepada tim (supervisor)

untuk cek keseluruhan kondisi dan

kesiapan vila. Dari data yang masuk,

hanya beberapa lampu yang perlu diganti

dan mesin cuci yang rusak. Karena biaya

perbaikan mesin cuci yang lumayan tinggi,

saya memutuskan untuk membeli mesin

cuci baru dan mengintruksikan staf untuk

mencarinya. Sekalian mengganti bola

lampu yang mati.

Sekitar 3 hari yang lalu, secara iseng saya

cek villa yang akan disewakan tersebut.

Disana saya temukan, kondisi taman yang

43Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SMaRT FaMILY

kurang rapi, mesin cuci yang

baru belum dipesan, air panas

tidak keluar, ada satu kursi yang

patah, pisau roti dan gelas tidak

lengkap, linen dan handuk belum

disiapkan. Alamak! Seketika itu

juga saya tanyakan kenapa semua

belum dijalankan, padahal sudah

saya beri instruksi. Alasannya,

tinggal order saja. Selain itu,

oven juga masih kotor, linen

belum lengkap, taman belum

rapi dan lain sebagainya. Sambil

tersenyum, jawabannya, ‘tenang

bu, masih ada satu hari, yang

penting beres. hari gini masih

pakai SKS (Sistem Kebut Semalam).

Saya jadi teringat penggunaan istilah SKS

yang populer bagi mereka yang masih

duduk di bangku sekolah atau kuliah.

Dengan SKS, biasanya anak-anak sekolah

“wayangan’, (tidak tidur bermalam-malam),

demi memadatkan sistem belajar sehingga

semua materi ter-cover dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya, dan paling tidak

pada saat ujian, (biasanya yang multiple

choices) bisa nebak-nebak jawaban dengan

lebih intelligent.

Dan ternyata, sistem ini masih terjadi juga

dimasa kerja. Yang namanya mengejar

deadline, seperti para marketing yang

ngejar target akhir bulan, seperti staf saya

yang menunggu last minute untuk kesiapan

vila, seperti para kontraktor yang semuanya

harus melemburkan para pekerjanya pada

saat menjelang deadline, termasuk saya

ketika hendak menyelesaikan artikel ini ^_^.

Dan hampir dipastikan semua bidang usaha

memiliki masa yang namanya SKS.

Kebiasaan kita adalah, overestimate apa

yang bisa kita lakukan dalam jangka waktu

pendek, dan underestimate yang bisa kita

lakukan dalam jangka waktu panjang”.

Biasanya kalau masih banyak waktu, dan

pekerjaan belum mendekati deadline,

kita santai-santai saja dengan asumsi

akan dikejar pada masa-masa mendekati

deadline.

Karena ini baru asumsi, bisa saja pada saat

kejadian, asumsinya berubah. Dalam kasus

contoh saya diatas, bisa saja plumbing

yang diharapkan dapat terpasang mesin

cuci terkendala sesuatu hari itu, atau mesin

pemanas air yang tidak dapat diperbaiki,

padahal tamu akan check in besok pagi.

Kalau sudah begini, berbagai kekacauan

muncul. Dalam bisnis, kekacauan identik

dengan complain yang ujungnya adalah

kehilangan bisnis. Dan hal ini terjadi karena

time management yang buruk.

Ada 4 kuadran untuk mengatur waktu

secara efektif, yang saya pelajari dari

Stephen Covey. Keempat kuadran

tersebut memetakan penggunaan waktu

yang efisien. Perhatikan kuadran 3, yang

merupakan kuadran yang harus dihindari

(avoid). Mereka yang “tidak efisien” dalam

bekerja, biasanya akan berada

dalam “ilusi’ kuadran ini, yaitu

mengerjakan sesuatu yang tidak

penting (not important), tapi

sepertinya mendesak. Contoh

mudah adalah, berbagai interupsi

pekerjaan karena update social

media mengenai sejumlah hot

issue, grup WA, facebook dan

berbagai interupsi lainnya.

Kemudian kuadran ke 4 adalah

sesuatu yang harus kita batasi

(limit) karena tidak penting

(not important) dan juga tidak

mendesak (not urgent). Dengan

kata lain, ini adalah kolom buang-buang

waktu. Yang kadang diperlukan sebagai

pelepas penat. Tetapi segala sesuatu

yang bersifat “pelepas penat”, seringkali

kebablasan, sehingga harus dibatasi.

Kuadran 1 adalah dimana semuanya

menjadi penting dan mendesak (important

and urgent). Disinilah terjadi yang namanya

SKS, deadline, lembur dan lain sebagainya.

Status pekerjaan bergeser dari kuadran

2 ke kuadran 1, karena banyaknya waktu

yang dibuang di kuadran 3 dan 4. Sehingga

sesuatu yang penting tapi tidak mendesak,

karena tidak difokuskan secara strategis,

dan dengan berjalannya waktu, maka

bergeserlah pekerjaan itu ke kuadran 1,

yang mau tidak mau harus di kelola, karena

sudah tidak ada waktu lagi.

Semoga dengan sharing 4 kuadran ini, kita

dapat meminimalkan pekerjaan yang masuk

dalam kategori 1, dengan lebih banyak

menfokuskan energi di kuadran 2.

44 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

INTERMEZZO

Setiap lulusan berkesempatan menjadi seorang marketer

atau pemasar, hanya saja, ada tahapan yang perlu

dilalui untuk menjadi seorang pemasar yang handal.

Tahap pertama, tentunya harus lolos dari proses

interview atau wawancara agar dapat diterima menjadi tim

pemasar yang kompeten di perusahaan impian.

7 Pertanyaan Kunci Untuk Calon Marketer

Sumber : www.kiplinger.com

Jobstreet.com mengungkapkan bahwa ada tujuh pertanyaan kunci

dalam wawancara yang wajib diperhatikan untuk mereka yang

tertarik bergabung di dunia pemasaran. Berikut ini tujuh pertanyaan

yang perlu dipahami dan dijawab oleh calon karyawan yang ingin

bergabung di bidang pemasaran.

1 # Aspek pemasaran apa yang paling Anda minati?

Pertanyaan di atas menyiratkan bahwa pewawancara ingin

mengetahui aspek apa dari pekerjaan ini yang membuat Anda

termotivasi dan tetap terinspirasi. Untuk itu, cara terbaik untuk

menjawab adalah belajar dari pengalaman. Ceritakan tentang

aspek dari proses pemasaran yang menurut Anda paling

menstimulasi. Contohnya, proses kreatif, berkolaborasi dengan

tim kreatif yang lainnya, jaringan sosial, bagaimana cara produk

yang Anda hasilkan membuat perubahan dalam masyarakat, dan

45Vol. 94 | Dec - Jan 2018

INTERMEZZO

sebagainya. Buatlah personal dan spesifik.

hal ini menunjukkan minat dan ketulusan.

2 # Apa saja kualitas penting agar

sukses dalam bidang pemasaran?

Maksud dari pertanyaan itu adalah

cara halus untuk membaca kepribadian

dan nilai-nilai yang Anda miliki. Maka,

cara terbaik untuk menjawab adalah

dengan menyebutkan beberapa sifat dan

membagikan alasan mengapa Anda pikir

bahwa sifat-sifat tersebut penting. Anda

juga bisa mencontohkan seorang manajer

yang memiliki kualitas-kualitas tersebut

yang Anda ikuti jejaknya.

3 # Jika kami minta Anda mengevaluasi blog kami, apa yang akan Anda

lakukan?

Maksud dari pertanyaan itu adalah,

pemimpin perusahaan ingin mengetahui

seberapa baikkah Anda dalam memahami

pemasaran via internet, dan proses evaluasi

akan keefektifan suatu blog. Cara terbaik

untuk menjawab dengan bertanya. Semakin

banyak akan semakin baik. Anda tidak

bisa menjawab jika Anda tidak mengetahui

fakta yang relevan. Oleh karenanya, jangan

asal menyimpulkan sebelum memahami

seberapa baikkah blog perusahaan tersebut

berjalan. Utamakan pertanyaan Anda pada

tujuan blog, peringkat percakapan rata-

rata, tipe isi yang paling popular dan lain

sebagainya.

Memberi komentar tentang blog

perusahaan di awal wawancara pastinya

merupakan suatu bagian penting dari

persiapan kerja. Ingatlah kualitas isi

dan presentasi dari blog tersebut,

pertimbangkan jawaban dari pewawancara

akan pertanyaan-pertanyaan Anda ketika

memberikan rekomendasi akan hal-hal

yang perlu ditingkatkan.

4 # Terdapat banyak platform yang yang bisa dimanfaatkan oleh pemasar saat ini: video, ebook, postingan blog, infografis, podcast, seminar web, Facebook, Pinterest, Instagram dan lain sebagainya. Haruskah kita lakukan semua?

Maksud dari pertanyaan di atas adalah

mereka ingin menilai kemampuan analisis

dan pemecahan masalah yang Anda miliki,

selain kewaspadaan dan pemahaman

Anda akan tren pemasaran saat ini. Cara

terbaik untuk menjawabnya, semuanya

adalah masalah prioritas. Tidak masuk akal

untuk melakukan semuanya jika format

isi atau platform tidak sesuai dengan

target konsumen perusahaan. Inti dari isi

pemasaran adalah untuk menghasilkan

informasi yang dicari oleh konsumen

dengan cara yang mengikat dan dapat

menciptakan kerjasama dan interaksi

dengan konsumen. Ingat, susunlah jawaban

Anda sesuai dengan bisnis inti perusahaan

dan kepentingan konsumen. Pastikan untuk

tetap relevan.

5 # Apa aspek kunci dari suatu situs yang efektif untuk menciptakan kualitas dan menjaga pengunjung tetap kembali setiap hari?

Maksud dari pertanyaan di atas adalah,

pewawancara ingin melihat seberapa

banyakkah pengetahuan yang Anda miliki

tentang desain web dan teknologi, serta

seberapa tahukah Anda akan pemasaran

“Memberi komentar tentang blog perusahaan di awal

wawancara pastinya merupakan suatu bagian

penting dari persiapan kerja. Ingatlah kualitas isi dan

presentasi dari blog tersebut, pertimbangkan jawaban dari pewawancara akan pertanyaan-pertanyaan Anda ketika memberikan

rekomendasi akan hal-hal yang perlu ditingkatkan.”

46 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

melalui situs internet. Cara terbaik untuk

menjawabnya dengan memikirkan

beberapa situs tertentu yang Anda suka,

(lebih baik perusahaan terkenal). Jika

Anda punya tablet, lebih baik lagi dengan

menampilkan situs tersebut, dan menjawab

pertanyaan wawancara tentang aspek-

aspek kunci dari situs tersebut yang Anda

rasa penting untuk keberadaan perusahaan

secara online. hubungkan evaluasi Anda

dengan target konsumen dan bisnis inti

perusahaan tersebut. Sebab hal itu adalah

parameter dasar untuk menilai keefektifan

suatu situs.

fokus pada pengalaman pengguna situs

tersebut secara keseluruhan - estetika,

layout, penyajian isi dan struktur, hak cipta,

tampilan e-commerce dan gerbang masuk

pembayaran (jika ada) – tiap aspek tersebut

saling berkaitan dalam memberikan

sebuah pengalaman interaktif.

6 # Ceritakan pada kami tentang sebuah proyek pemasaran yang pernah Anda lakukan dengan sukses.

Rincilah tantangan yang Anda hadapi dan apa yang Anda pelajari dari pengalaman tersebut?

Maksud dari pertanyaan di atas adalah

pewawancara ingin tahu cara Anda

menghadapi tantangan dan bagaimana

tanggapan Anda akan tekanan. Jika

mereka menawari Anda pekerjaan, mereka

harus tahu bahwa Anda bisa.

Maka, cara terbaik untuk menjawab

adalah dengan memberikan contoh

spesifik akan pengalaman masa lalu

yang memperlihatkan akal dan

kreativitas Anda.

lebih baik dalam situasi dimana Anda

bekerja dengan deadline dan budget yang

terbatas. Jika mungkin, gabungkan dengan

bagaimana kontribusi Anda membawa

perubahan di dalam tim.

INTERMEZZO

Rincilah kesalahan-kesalahan yang Anda

buat dari proses tersebut, apa yang Anda

lakukan untuk memperbaikinya dan apa

yang Anda pelajari dari pengalaman

tersebut.

7 # Apa yang akan Anda katakan tentang tantangan pekerjaan terbesar dalam bagian pemasaran dan bagaimana cara Anda mengatasinya?

Maksud dari pertanyaan di

atas adalah pewawancara

ingin mengetahui kelemahan

dan pendekatan Anda dalam

pengembangan diri.

Maka, cara terbaik untuk menjawab

adalah jujur dengan jawaban Anda.

Sampaikan pada mereka tentang hal-

hal yang paling Anda perjuangkan dan

apa yang Anda lakukan untuk mengatasi

kekurangan tersebut. Yang penting adalah

menunjukkan inisiatif dan kemauan untuk

berkembang dan maju.

“Sampaikan pada mereka tentang hal-hal yang paling

Anda perjuangkan, dan apa yang Anda lakukan untuk mengatasi

kekurangan tersebut. Yang penting adalah menunjukkan inisiatif dan kemauan untuk

berkembang dan maju.”

Ilust

rasi

: Fre

epik

.com

47Vol. 94 | Dec - Jan 2018

48 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

LEadERShIP

Pengalaman memberikan ujiannya terlebih dahulu, kemudian baru pelajaran. Mendapatkan pengalaman juga bisa merugikan. Akan tetapi, tidak melebihi kerugian dari tidak memperoleh pengalaman.”

dimakan Ayah mati. Tidak dimakan,

Ibu mati

Apa yang membedakan Jokowi

dengan yang lain? Apa yang

membedakan Dahlan Iskan

dengan yang lain? Apa yang

membedakan William Tanuwijaya (CEO

Tokopedia) dengan yang lain? Apa yang

membedakan Nadiem Makarim (CEO

Gojek) dengan yang lain? Apa yang

membedakan Pak Ciputra dengan yang

lain? Apa yang membedakan Alex Purnadi

Chandra (Chairman lestari Group) dengan

yang lain? Agus Martawardoyo dengan

yang lain? Mereka adalah orang-orang

besar dan sukses di bidangnya masing-

masing.

Created by Snowing - freepik.com

Yang membedakan satu dengan yang lain

bukan karena mereka sekolah dimana.

Tidak semua orang yang sekolahnya

elite menjadi sukses, dan yang belajar di

sekolah yang tidak terkenal bukan berarti

tidak bisa berhasil. Sekolah dimanapun

bisa mencapai karir yang tinggi.

Bukan pula karena mereka bintang sekolah.

Justru banyak sekali bintang sekolah (juara

kelas) yang dibangga-banggakan oleh guru

kita dulu, sekarang tidak kelihatan. Yang

mencapai puncak karir justru adalah yang

prestasi sekolahnya biasa-biasa saja. Siswa

bintang (memiliki rata-rata nilai A) banyak

49Vol. 94 | Dec - Jan 2018

LEadERShIP

“...lebih dari 50% eksekutif puncak dari perusahaan

yang terdapat dalam Fortune 500, memiliki nilai

rata-rata C di perguruan tinggi, 65% dari seluruh

senator Amerika berasal dari peringkat menengah ke bawah di sekolah. Lebih dari 50% miliarder tidak pernah

menyelesaikan kuliah. Masa depan kita bukan ditentukan dari mana kita sekolah dan

nilai kita berapa.

yang bekerja pada orang yang sekolahnya

dulu mempunyai nilai rata-rata C di

perguruan tinggi.

Sebuah survey yang dilakukan, lebih dari

50% eksekutif puncak dari perusahaan

yang terdapat dalam fortune 500 itu

memiliki nilai rata-rata C di perguruan

tinggi, 65% dari seluruh senator Amerika

berasal dari peringkat menengah ke bawah

di sekolah. lebih dari 50% miliarder tidak

pernah menyelesaikan kuliah. Jelas sekali,

sekolah bukan segalanya. Namun bukan

berarti menyarankan tidak sekolah. Sekolah

atau belajar adalah suatu keharusannya

Mempunyai nilai A semua adalah bagus

dan hebat. Bagi yang tidak sekolah atau

mempunyai C atau C- (C minus) janganlah

berkecil hati. Masa depan kita bukan

ditentukan dari mana kita sekolah dan nilai

kita berapa. Menjadi dokter adalah impian

banyak orang. Namun, bukan berarti semua

orang harus menjadi dokter.

Yang membedakan mereka dengan

yang lain adalah kemampuan yang

bersangkutan. Bukan kemampuan

akademik mereka, tetapi kemampuan

mereka dalam mengambil keputusan.

Terkadang mengambil keputusan adalah

pekerjaan yang sulit dan berat. Seperti

buah simalakama, dimakan ayah mati, tidak

dimakan ibu mati. Anda harus mengambil

keputusan salah satu di antara dua. Tidak

heran, hanya sedikit orang yang berada di

puncak, karena banyak orang ragu-ragu

dalam mengambil keputusan. Mereka diam

tidak memutuskan. Mereka hidup seperti

air yang mengalir. hanya ikan mati yang

dibawa oleh air yang mengalir. Mengapa

berat dan sulit? Semuanya terkait dengan

tanggung jawab. Semua keputusan

yang diambil, harus ada pertanggung

jawabannya. Ada resiko yang diambil.

Bagaimana agar keputusan yang kita ambil

baik? harus belajar. Belajar mengambil

keputusan. Belajar untuk titik, bukan

koma. Belajar mengakhiri. Tidak banyak

orang yang bisa menitik (memutus)

sesuatu. Pertimbangannya banyak sekali.

Nggak enak sama ini dan itu. Ketika kita

tidak bisa menitik atau memutus, segala

sesuatunya menjadi menggantung. Berat

atau tidak suatu masalah yang kita hadapi,

terletak pada seberapa lama masalah itu

kita pegang. Semakin lama masalah kita

pegang, berarti semakin berat, walaupun

masalahnya ringan.

Kita harus belajar sesering mungkin untuk

memutus. Kadangkala keputusan yang kita

ambil tidak selalu baik, bahkan buruk sekali.

Semakin sering kita belajar memutus, maka

kita banyak memiliki pengalaman dan

referensi. Punya referensi baik dan buruk,

sehingga sebelum memutuskan, kita juga

berpikir akibat dari keputusan yang diambil.

Bagaimana bisa belajar untuk melakukan

itu? Jawabannya adalah pengalaman.

Pengalaman dari merasakan akibat

keputusan yang buruk. Pengalaman

memberikan ujiannya terlebih dahulu,

kemudian baru pelajaran. Mendapatkan

pengalaman juga bisa merugikan. Akan

tetapi, tidak melebihi kerugian dari tidak

memperoleh pengalaman.

Pengalaman tidak mengajarkan apapun.

Tetapi pengalaman yang dievaluasi

mengajarkan segalanya. Anda bahkan

tidak bisa memperoleh pengalaman tanpa

pengorbanan sesuatu. harus membuat

kesalahan terlebih dahulu, baru menyadari

kesalahannya. Ketika kita menyadari

dan mengakui bahwa keputusan yang

telah dilakukan salah, pengalaman

mempermudah kita mengenali kesalahan

saat kita mengulanginya lagi.

Sayang sekali jika sudah berkorban untuk

mendapatkan pengalaman, tetapi tidak ada

pelajaran yang didapatkan. Namun itulah

yang sering terjadi pada sebagian besar

orang. Mengapa? Karena saat sebuah

pengalaman itu negatif atau buruk, orang

akan menghindarinya. Mereka dengan

cepat mengatakan, “Aku takkan melakukan

lagi”. Mari kita belajar untuk memutus dan

memperoleh pengalaman.

50 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Royal PalaceISTANA RAJA SPANYOL

51Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Patung Ratu Isabella

Eropa Barat berdiri dari sejarah sejumlah kerajaanannya yang panjang, dan masih bertahan hingga saat ini. Dimana Inggris merupakan satu yang paling populer dengan kisah raja

ratu di era moderennya sekarang. Namun sejatinya, Eropa juga memiliki Spanyol, negeri matador dengan kisah kerajaan yang tak kalah dramanya.

teks : Kinan & foto : Agus js

Memang istana Buckingham

Inggris kerap jadi berita,

namun di Spanyol pun

terdapat Royal Palace, atau

yang dalam bahasa setempat disebut

Palacio Real, dan berlokasi di jantung

kehidupan Spanyol, yakni Madrid.

Tempat ini memang merupakan kediaman

keluarga kerajaan, sekalipun oleh para

pemegang tahtanya sekarang, tempat ini

tidak sungguh ditinggali. Royal Palace

lebih sering digunakan untuk acara-acara

penting seperti upacara dan resepsi

kenegaraan. Dan tentunya, dibuka pula

untuk umum sebagai salah satu destinasi

wisata.

Di tempat ini, wisatawan akan dimanjakan

dengan desain interior maupun eksterior

ala Eropa yang indah, termasuk tamannya

yang elok.

Di dalam istana, kita akan disuguhi oleh

tangga-tangga besar yang menjulur, ruang

tahta yang megah, koleksi pakaian zirah

yang menyiratkan sejarah perang panjang

di benua biru ini, serta ruang farmasi yang

unik. Saya sebut unik, karena kita bisa

menemukan sejumlah ramuan aneh di

dalam tempat ini. Juga terdapat ruangan

farmasi dengan kabinet panjang tempat

penyimpanan obat, botol-botol obat, dan

resep obat untuk keluarga kerajaan.

Istana ini awalnya kediaman Raja Spanyol

dimulai dari Raja Carlos III hingga Raja

Alfonso XIII. Jauh sebelum Madrid menjadi

ibukota Spanyol, dikawasan ini terdapat

lebih dari 20-an benteng yang bertujuan

untuk melindungi Toledo (salah satu di

kawasan Spanyol), dari serangan musuh.

52 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Pada tahun 1734 terjadi kebakaran

yang menghancurkan benteng beserta

kastilnya. Raja Philip V, ketika itu akhirnya

membangun kembali istana ini, yang

sekarang disebut Palacio Real.

Proses pembangunannya tidak sebentar,

berlangsung sejak tahun 1738 – 1764,

diatas lahan yang diperkirakan luasnya

mencapai 135,000 m2. Secara fisik,

bangunannya tersusun dari bahan batu

kapur dan granit yang tahan api.

Di dalam istana, terdapat 2.000 ruangan

mewah, namun hanya 50 ruangan yang

dapat dikunjungi wisatawan. Agar lebih

banyak yang dapat dilihat, datanglah

pada hari Rabu jam 11.00, karena digelar

upacara pergantian penjaga.

Selain itu, kawasan yang tak boleh Anda

lewatkan ketika berada di kawasan Palacio

Real adalah Debod Temple, kuil dari sisa

peninggalan budaya Mesir kuno yang

terancam rusak dilokasi aslinya di tepian

sungai Nil. Kemudian kuil ini dipindahkan

ke Spanyol pada tahun 1968, pada tahun

1972, kuil ini dibuka untuk umum sebagai

tempat wisata yang tentunya sangat wajib

untuk dikunjungi.

Patung Ratu Isabella, salah satu tokoh penting di masa awal pembentukan Eropa dan juga Spanyol.

Debod Temple, Warisan budaya Mesir untuk Spanyol, lokasinya tak jauh dari Palacio Real

Suasana di dalam Istana, bergaya arsitektur ala Istana Versailles. Berhiaskan marmer Spanyol, pintu dari kayu mahogani, hingga fresco atau lukisan di atap karya seniman-seniman terbaik seperti Giaquinto dan Tiepolo.

53Vol. 94 | Dec - Jan 2018

54 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

BOOK REVIEW

Guru in a Bottle: The Art of Influencing and Selling

oleh Muhamad Fadhol Tamimy

oleh Ardi Kolah

Sangat disayangkan jika kita hanya

berpuas diri menggunakan media

sosial sebagai ajang pamer

dan curhat, atau yang lebih

buruk, sebagai media untuk saling caci

antar pengguna. Padahal, penggunaan

media sosial yang tepat, banyak hal positif

yang bisa kita dapatkan. Tidak hanya

keuntungan dalam hubungan sosial dan

materi, tetapi juga sebagai media untuk

menampilkan image atau istilah kerennya

personal brand.

Personal branding di media sosial

sangat penting, terutama bagi yang ingin

meningkatkan reputasi demi karir dan masa

depan. Melalui media sosial, seseorang

dapat “menjual” dirinya agar masyarakat

dapat lebih mengenal keahliannya.

Secara detil, buku ini membahas tentang

pengertian, fungsi, tujuan, jenis dan tip

menampilkan personal branding di media

sosial. hubungan antara media sosial dan

karakter penggunanya. Bagaimana cara

menampilkan dan mengembangkan

karakter melalui media sosial. fungsi dan

cara cepat membaca karakter di media

sosial serta perkembangan media sosial

di Indonesia. Buku ini dituturkan dengan

bahasa yang santai dilengkapi dengan tip

serta contoh kasus dan sejumlah ilustrasi

menarik. Penulisnya sendiri adalah co-

founder www.psikoma.com, dengan

fanpage facebook Psikologi Indonesia

yang aktif dan diikuti sebanyak 336.983

orang.

Buku ini akan membantu Anda

menggunakan teknik penjualan

tanpa basa-basi, telah dicoba

dan dites untuk mendekati

pelanggan dan klien yang prospektif, tanpa

membuat mereka ingin berlari sejauh satu

mil!

Buku ini memberikan Anda kepercayaan diri

untuk menulis dan menyampaikan materi

dan presentasi penjualan yang efektif,

begitu juga secara positif bernegosiasi dan

menutup sebuah transaksi.

Anda akan belajar bagaimana caranya

menggunakan secara cerdas database

dan alat bantu pemasaran, dan bagaimana

membuat sebuah saluran penjualan yang

realistis.

Buku ini akan membantu Anda untuk

membangun keterampilan yang akan

memberikan hasil investasi terbaik dari

aktivitas penjualan dan pemasaran.

PERSONAL BRAND

SELLING

Sharing-mu, Personal Branding-mu

55Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Memorizing Like An Elephant For Professionals

Persisten: Kisah Nyata di Balik Perjuangan Orang Indonesia Pertama yang Menjalankan Tur Dunia

oleh Yudi Lesmana

oleh Panji Pragiwaksono & Muhammad Husnil

Kehidupan seorang profesional

yang sibuk, tak pernah lepas

dari daya memori, mulai dari

mengingat nama klien, tenggat

waktu, data-data dan banyak hal rutin

serta tak terduga lainnya. Akan tetapi, daya

memori bukan hanya untuk mengingat.

Melatih memori berarti melatih berpikir

analitis dan strategis, karena latihan

yang terus-menerus akan mengaktifkan

hippocampus tempat working memory

Banyak orang yang sudah

menonton pertunjukannya,

bahkan hapal joke-joke-nya.

Dengan penuh semangat

mereka tertawa, bertepuk tangan dan

mungkin ikut mendiskusikan hal-hal yang

dibahas Pandji Pragiwaksono dalam “Juru

Bicara Stand-Up Comedy World Tour,”

yang berlangsung di 24 kota, 5 benua.

Namun tak banyak yang tahu cerita di

balik itu semua. Kisah tentang kerja keras,

kegagalan, kesalahan dan mengamuknya

Pandji ketika sesuatu tidak terjadi sesuai

ekspektasi. Ditulis berdasarkan wawancara

oleh Muhammad husnil dengan Pandji

Pragiwaksono serta kesaksian orang-

orang yang terlibat di dalamnya, buku ini

merupakan satu-satunya dokumentasi

tentang kisah nyata di balik tur dunia

pertama yang dilakukan oleh seniman

Indonesia.

Persisten tak hanya akan menghidupkan

kembali api mimpi Anda, tetapi juga

memberi kesadaran untuk menjaga apinya

agar tidak mudah mati atau menyala terlalu

besar hingga membakar diri.

EDUCATION

MOTIVATION

BOOK REVIEW

diproses. Maka, ketika kita melatih memori,

bukan saja kita mampu menguraikan

berbagai data dengan percaya diri tanpa

melihat catatan, tetapi juga melatih kualitas

berpikir.

Buku ini adalah buku ketiga seri

Memorizing like an Elephant yang ditulis

khusus untuk para profesional. Contoh-

contoh kasus di dalamnya menjawab

masalah daya ingat yang dihadapi para

profesional dengan metode-metode yang

juga melatih fokus, disiplin dan kreativitas

Anda. Tiga hal tersebut tentu akan

membantu kehidupan profesional Anda

untuk meraih jenjang karir yang lebih tinggi.

Karena hal terpenting dari menjalani mimpi

bukanlah modal uang, keleluasaan waktu,

atau hal-hal teknis seperti kemampuan

menulis joke atau mendapatkan sponsor,

namun sesuatu yang ada di dalam diri

setiap manusia. Sesuatu yang hanya bisa

dipanggil oleh benak kita sendiri.

56 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

LIFEST YLE

Awal minuman Port diproduksi

secara eksklusif di lembah

Duoro, Portugal Utama.

Kini, proses pembuatan Port

diperluas ke wilayah lain di dunia, dimana

biasanya wine bercita rasa manis dengan

kombinasi Port-style disajikan dengan

hidangan penutup atau keju. Dalam kurun

waktu 10 tahun terakhir, permintaan akan

Port yang berkualitas di Asia, terutama

di Indonesia meningkat, seiring dengan

diperkenalkannya 10 destinasi wisata

Indonesia. Untuk memenuhi permintaan

pasar itu, Sababay meluncurkan

Mascetti, Port-style wine pertama yang

diproduksi di Indonesia.

label botol Mascetti dipresentasikan

dalam warna biru tua dengan garis emas

yang menampilkan pandangan yang

berbeda dari Port pada umumnya, namun

tetap mempresentasikan keaslian dari daya

Port wine.

“Mascetti adalah gebrakan baru,

merefleksikan komitmen Sababay Winery

untuk terus berinovasi dan menyediakan

permintaan pelanggan kami yang terus

berkembang. Peluncuran dari Mascetti

akan membawa popularitas Port-style wine

di Indonesia”, ujar Yohan handoyo, COO

Sababay Industry.

Menurut Yohan, Sababay Mascetti

adalah Port-style wine yang diciptakan

dari perpaduan anggur jenis Shiraz dan

Alphonse lavallee, anggur hitam yang

dibudayakan di Bali Utara. Shiraz adalah

jenis angggur utama yang digunakan di

Australia untuk membuat Port-style wine.

Dengan mengkombinasikan anggur lokal

Alphonse lavallee dan Shiraz menghasilkan

karakter, manis, beraroma kuat, unik dan

istimewa.

“Mascetti memiliki warna ungu pekat serta

corak permata rubi, rasa dark chocolate

yang istimewa, buah manis dan rempah

eksotik yang menyapa langit-langit mulut.

Mascetti sangat cocok untuk dinikmati di

sore hari yang santai ataupun dipadukan

dengan makanan penutup”, timpal Nicolas,

Delacressonniera winemaker Sababay yang

berasal dari Bordeaux, Prancis.

Direktur Marketing, fidi Sjamsoedin pun

memberikan pandangannya terhadap target

pasar. “Untuk mengatasi pergeseran tren

rasa dan permintaan pasar yang tinggi

terhadap produk lokal yang berstandar

internasional, maka, Sababay dengan

bangga meluncurkan Mascetti Port-

style wine yang disambut baik oleh para

profesional muda, pemimpin, maupun

selebriti Indonesia di tengah mitra serta

distributor Sababay”.

Sababay menurut Yohan menggunakan

angggur dari petani lokal di Buleleng, Bali

Utara. Dengan konsep kerjasama yang

dijalin, Sababay menciptakan perjanjian

jual beli yang menguntungkan bagi kedua

pihak dengan memberikan penyuluhan

bagi para petani secara berkesinambungan

yang berdampak pada hasil panen yang

meningkat dan menghasilkan standar

hidup yang lebih baik. Saat ini Sababay

bekerja sama dengan 180 petani anggur

yang mengolah lahan tani gabungan seluas

kurang lebih delapan puluh hektar.

Sababay memproduksi wine menggunakan

jenis anggur Alphonse lavallee dan Muscat.

Sejak tahun 2010, sebagai bagian dari

proses pengembangan produk, Sababay

berhasil memperkenalkan beberapa

jenis anggur baru di Bali. Pengoperasian

dilakukan di bawah pengawasan

winemaker Prancis dengan fasilitas steel

dengan pengatur suhu otomatis, fermentor

serta sistem pembotolan otomatis dari

Italia.

Gebrakan Sababay Winery :Mascetti Port-style

Wine

Su,m

ber :

met

roba

li.co

m

57Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Microsoft mengumumkan

Windows 10 fall Creators

Update kini telah tersedia

secara global, menghadirkan

berbagai fitur baru untuk lebih dari 500 juta

perangkat Windows 10. fitur baru yang

dihadirkan termasuk peningkatan hasil

Windows Inking; memberikan kesempatan

kepada pengguna untuk terjun ke dalam

dunia Windows Mixed Reality; dan keahlian

kreatif yang juga dapat digunakan pada

perangkat berbasis Windows, iOS, dan

Android.

“Kami sangat senang karena para

pelanggan dapat merasakan beberapa

peningkatan fitur melalui Windows 10 fall

Creators Update yang dapat meningkatkan

kreativitas,” jelas lucky Gani, Office

Business Group head Microsoft Indonesia.

fitur Windows Inking terus menjadi lebih

canggih, dan dengan fall Creators Update,

pengguna dapat menghidupkan sebuah ide

atau menyelesaikan tugas-tugas penting

dengan aplomb sebagai fitur tinta baru

yang dapat digunakan pada dokumen

Word, PowerPoint slides, data PDf, dan

OneNote, menggunakan pena digital.

Smart Ink juga mengaplikasikan kecerdasan

buatan (AI) agar pengguna dapat

menghilangkan kata-kata, melingkarkan

kata-kata untuk memilihnya, menggaris

bawahi dengan presisi, dan mengubah

gambar menjadi suatu bentuk dalam satu

sentuhan.

Selain itu, pengguna dapat menambah

pengetahuan dan menyelesaikan

permasalahan menggunakan Windows Ink

dan OneNote secara bersamaan. Caranya

adalah dengan menulis rumus matematika

lalu OneNote untuk Windows 10 akan

menyelesaikan rumus tersebut secara

instan. Sedangkan Windows Mixed Reality

menurut lucky merupakan penggabungan

dunia nyata dengan dunia digital, dan

merupakan langkah terdepan dalam

evolusi human computing. Microsoft

akan menggabungkan sistem mixed

reality yang dapat membantu pengguna

untuk merasakan pengalaman yang lebih

nyata, bukan hanya pada layar perangkat

mereka.

Tetapi pengalaman tersebut tidak hanya

tersedia untuk headsets yang mendukung

Windows Mixed Reality. Sebagai langkah

awal, Paint 3D memampukan pengguna

untuk memperluas kreativitas mereka

dan membuat data visual lebih baik untuk

presentasi dan laporan mereka. Dengan

Windows 10 fall Creators Update,

Microsoft terus mendorong batasan untuk

3D modelling, dengan menambahkan

kekuatan Mixed Reality Viewer.

Dengan Mixed Reality Viewer, pengguna

dapat melihat berbagai objek 3D – antara

kreasi mereka sendiri dari Paint 3D atau

dari komunitas Remix3D.com – tergabung

dengan lingkungan sekitar melalui kamera

yang tersedia pada perangkat Windows.

Dengan mengambil gambar dan membuat

cerita menarik, semua orang akan

terbawa ke dalam dunia yang interaktif

dan menarik.

“Tujuan kami adalah untuk menginspirasi

kreativitas baru dan memberikan motivasi

kepada pengguna untuk berpikir lebih

luas dengan kemampuan lebih besar,”

pungkas lucky.

WindoWS 10 Fall CreatorS UpdateLebih Kreatif dengan ide inovatif

LIFEST YLESoFtWare

Su,mber:news.microsoft.com

58 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

FRONT OF MIND

Jika dilihat dari fanatisme dunia terhadap olahraga permainan, maka otomotif jelas kalah

jauh dengan sepak bola, bahkan untuk formula 1, di sejumlah negara kian kehilangan

peminatnya. Namun sedikit berbeda dengan MotoGP. Satu dekade terakhir, olahraga adu

cepat ini kian menjadi idola anak-anak muda, salah satu penyebabnya adalah munculnya

nama-nama pembalap yang memiliki fans yang masif, salah satunya adalah Valentino Rossi.

Ayahnya adalah Graziano Rossi, mantan pembalap GP 250 cc dengan nama besar di tahun 70-an.

Graziano kemudian menikah dengan Stefania Palma, pasangan keduanya melahirkan Valentino di

kota Urbino, 38 tahun lalu, tepatnya 16 februari 1979.

‘THe doCToR’ dI SIRKuIT

THe enTRePReneuR dI lInTASAn BISnIS

Valentino Rossi

Sum

ber

: w

ww

.bik

esre

pub

lic.c

om

59Vol. 94 | Dec - Jan 2018

FRONT OF MIND

Inipula alasannya mengapa Rossi junior

demikian mencintai dunia balap. Ketika

anak-anak seusianya berkutat dengan

mainan pada umumnya, Valentino Rossi

sudah bermain motor balap sungguhan

di tengah paddock bersama pembalap-

pembalap profesional.

Di tahun 1996, ketika anak-anak seusianya

baru masuk SMU, Rossi justru balapan di

Grand Prix untuk Aprilia di kelas 125 cc,

dan setahun berikutnya ia memenangkan

Kejuaraan Dunia pertama. Ia pun kemudian

naik kelas di kategori 250cc dengan

pabrikan yang sama dan menjadi juara

dunia pada tahun 1999. Di kelas tertinggi

500cc, Rossi bergabung dengan honda

pada tahun 2001, dan menjadi juara dunia

pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005.

Dan dengan Yamaha, menjadi juara dunia

pada tahun 2008, 2009 dan 2010.

Prestasi ini menjadikannya sebagai

pembalap kejuaraan grandprix motor dunia,

dengan titel juara dunia di empat kelas

yang berbeda, dan tersukses sepanjang

masa, bersama Jimmie Johnson (NASCAR),

Michael Schumacher (f1) dan Sebastien

loeb (WRC), Rossi banyak disebut sebagai

salah satu legenda olahraga otomotif

di awal Abad 21. Namun bukan semata

prestasi yang menjadikan Valentino

Rossi spesial, namun bagaimana ia ikut

membangun brand usahanya yang kini

berkembang pesat.

Awalnya, Rossi kerap ekspresif ketika

menunjukkan kegembiraannya ketika

memenangkan balapan. Aksi-aksinya

menjadi magnet, mulai dari membonceng

fans yang berkostum ayam berkeliling

sirkuit, membonceng fans yang berpakaian

dokter, juga membonceng angka satu

raksasa sebagai simbol juara dunia.

Termasuk melemparkan topi kepada fans-

nya saat berada di podium. Semua ini

membuatnya memiliki banyak penggemar

fanatik.

Menyadari hal inilah, Rossi kemudian

menjajal dunia bisnis dengan brand VR46,

mengacu pada inisial nama dan nomornya

sebagai pembalap. Dalam laman Money.id

disebut, Valentino Rossi mendirikan VR46

Racing Apparel pada 2008. Ini adalah bisnis

penjualan merhandise seperti berbagai

macam kaus, jaket, memorabilia rider,

helm, hingga aksesori sepeda motor yang

kesemuanya bertemakan MotoGP.

Sumber : www.motorcycle-usa.com

60 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

FRONT OF MIND

Disini Rossi juga bekerjasama dengan

sejumlah pembalap lain untuk memasarkan

produk yang sama dengan brand dari

pembalap-pembalap tersebut. Dari bisnis

ini, Valentino Rossi dikabarkan mampu

mengantongi transaksi 81 juta Euro alias

1,3 triliun rupiah transaksi.

Kemudian di tahun 2014 lalu, atlet berjuluk

The Doctor ini mendirikan sekolah balap

berlabel ‘VR46 Riders Academy’. Dari

sejumlah sumber disebutkan, bahwa

sekolah ini hanya dibuka untuk orang

Italia saja. Dan tidak main-main, sekolah

ini dikelola dengan sangat profesional.

Valentino Rossi di bantu oleh berbagai

pihak mulai dari tim motorsport, logistik,

dukungan kontrak, pembinaan hingga

urusan administrasi seluruh perusahaan.

Selain sekolah, Valentino Rossi juga

membentuk tim balap dengan nama SKY

Racing Team VR46. Sekalipun belum

berlaga di ajang bergengsi kelas utama,

namun pembentukan tim ini sudah

menunjukkan hasil yang cukup baik,

dimana beberapa pembalapnya berhasil

meraih hasil memuaskan di sejumlah

kompetisi.

Rossi juga bekerjasama dengan sejumlah

pihak yang mengalirkan pundi-pundi ke

kantongnya. Seperti kontraknya dengan

helm AGV yang digunakannya untuk

berkompetisi di ajang MotoGP. Kacamata

Oakley dimana Valentino Rossi menjadi

brand ambassador sejak tahun 2011.

Selain kacamata, Rossi juga mendapat

perlengkapan fashion dari Diesel, clothing

asal Italia ini menyediakan seluruh

kebutuhan fashion-nya di luar lapangan.

Sementara untuk jam tangan, Rossi

bekerjasama dengan TW Steel.

Menurut CNN, semua aliran uang ini

menghasilkan Rp 4,9 Triliun sejak tahun

2000, dan menjadikan Valentino Rossi

diklaim sebagai atlet asal Italia dengan

penghasilan terbesar sejak tahun

tersebut. Bahkan daya tarik Rossi juga

menguntungkan bagi MotoGP. Pihak

MotoGP diprediksi akan kehilangan sekitar

90 juta Euro dari hak siar, sponsor dan

penjualan tiket jika kelak Rossi pensiun.

“my noRmAl lIFe

IS lIKe BeInG on HolIdAy.”

VAlENTINO ROSSI

Sumber : cp64.racing

Sum

ber

: m

otov

agan

za.c

om

61Vol. 94 | Dec - Jan 2018

ROOKIE

62 68COMMUNITY SOCIAL

74

NOV-Dec 2017

Putu Gede Ary WicahyanaKANTONGI PULUHAN JUTA, LewAT KOmIK DIGITAL

KANTONGI PULUHAN JUTA, LewAT KOmIK DIGITAL

KANTONGI PULUHAN JUTA, LewAT KOmIK DIGITAL

KANTONGI PULUHAN JUTA, LewAT KOmIK DIGITAL

KANTONGI PULUHAN JUTA, LewAT KOmIK DIGITAL

Putu Gede Ary Wicahyana

62 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

THE ROOKIE

Putu Gde Ary Wicahyana

Kisah Kolosal Sang Baladeva

Wawancara

Ada yang berubah dengan kebiasaan membaca para generasi milenial. Mereka

hijrah dari kertas konvensional ke lembar digital. Bagi generasi ini, tulisan diatas

kertas bak tontonan membosankan. Karena itulah butuh pendekatan yang

khusus untuk generasi ini, dan hal inilah yang disadari oleh Ary Wicahyana

pendiri Tantraz Comic Bali. Ia hadir dengan suguhan cerita-cerita nusantara yang dikemas

dalam bentuk komik digital dengan penggambaran karakter kekinian. Bahkan cerita

sejarah yang biasanya bikin pembaca terkantuk-kantuk, berhasil disajikan lebih dramatis,

dan banyak diminati hingga ke mancanegara. lalu siapa Ary Wicahyana, dan bagaimana

perjalanan karirnya dalam berkarya? Kepada kami ia bertutur panjang, berikut petikannya.

untuk tidak hanya membuat sembarang

komik, tapi kerja bareng gotong royong. Di

negara kita kan tidak mengenal superhero,

yang dikenal adalah pejuang. Jadi dalam

membuat komik, kita kerja ramai-ramai.

Jadi apapun cerita yang akan kita bangun,

baik dongeng, cerita bergambar (cergam)

dan cerita-cerita Nusantara lain seperti

epos misalnya, semua dikerjakan gotong

royong.

Apa proyek awalnya?

Kami membuat kisah Baladeva, dimana

dengan latar belakang abad 9-10 di Jawa.

Jadi ini komik fantasi yang berlatar sejarah,

otomotis fantasi ada dan edukasi juga ada,

karena kalau kita lihat anak muda sekarang

kurang tertarik akan sejarah. Jadi mereka

akan mengenal budaya melalui komik yang

ada sisi hiburannya.

Ada proyek lainnya?

Proyek kami yang lain adalah membangun

Komunitas Katur Nusantara, sebuah

komunitas anak muda yang menyukai seni.

Katur Nusantara mempunyai arti Karya

dan Tutur Nusantara, jadi karya itu berupa

dongeng, cerita pendek (cerpen) dan

ilustrasi. Sejak kami dikenal luas terutama

di mancanegara, banyak anak muda yang

ingin bergabung, itulah yang membuat

saya membuat komunitas ini. Anggota

komunitas berasal dari Bali dan luar Bali.

Syaratnya, harus membuat karya sesuai

dengan semboyan pemerintah Indonesia,

Bekerja Bersama.

Proyek lainnya, kami akan membuat

animasi karena banyak tawaran yang

datang. Jadi komik Baladeva akan kami

angkat menjadi animasi, kebetulan ada

stasiun televisi yang tertarik, dan kami akan

ajak bekerja sama.

Kenapa Anda tertarik menggeluti bisnis

ini?

Saya sebenarnya lulusan fakultas

Ekonomi, namun saya tak berpikir film itu

mahal atau murah. Karena hiburan bagi

orang Indonesia dan Bali khususnya yang

sebenarnya suka menghibur, jadi fokusnya

bagaimana mengubah mereka dari citizen

menjadi netizen.

THEROOKIE

Bisa dijelaskan Tantraz Comics Bali

ini apa dan bagaimana latar belakang

berdirinya?

Berdiri sejak lima tahun lalu, sebenarnya

sudah punya ide seperti ini sejak lama,

kami mau mencari sesuatu yang berbeda.

Bali kan punya seni, dari sekian banyak

masyarakat Bali masa kita tak punya satu

orang pun yang memiliki skill yang mampu

membuat ilustrasi dan bisa disukai pasar.

Budaya Bali luar biasa, tapi tidak kita

garap menjadi sebuah komoditas di bidang

hiburan seperti komik.

Dari sana, awalnya saya ingin membuat

novel, cuma kalau orang Indonesia yang

mau membacakan sedikit, dan saya sendiri

bukan siapa-siapa. Akhirnya saya mencari

tim yang bisa menggambarkan apa yang

saya tuliskan. Ini juga selaras dengan ide

63Vol. 94 | Dec - Jan 2018

64 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

THEROOKIE

Inilah alasannya meluncurkan komik

versi digital?

Pengaruh perubahan yang disebut sebagai

“badai besar” oleh seorang ahli ekonomi,

sekarang kami lebih ke digital, kalau

kita mencetak dalam bentuk buku yang

full-painting, harganya pasti mahal, tapi

kalau dicetak dengan kertas yang kurang

berkualitas, gambarnya kurang bagus.

Terpaksa kami beralih ke digital, namun

kami tetap mencetak dalam bentuk buku,

namun hanya dikhususkan untuk para

pengoleksi saja yang kebetulan sebagian

besar berasal dari luar negeri. Jadi mereka

mengirim e-mail ke kami dan menginginkan

buku kami, misalnya buku Baladeva lima

seri sekaligus, maka kami cetak dan

jilidkan. Jadi selama ini itu saja yang kami

lakukan. Makanya buku kami tidak beredar

di toko buku, karena kalau misalkan kita

jual dengan harga Rp. 200 ribu, siapa yang

akan membeli komik seharga itu? Jadi kami

main order saja.

Berapa pemasukan dari penjualan komik

ini?

Income yang kami dapat lumayan besar,

sekitar Rp. 20-30 juta per bulan.

Padahal ini cerita rakyat dari tanah air?

Sebenarnya cerita-cerita yang kita

miliki dari Sabang sampai Merauke

berupa dongeng atau cerita rakyat, yang

merupakan jati diri kita. Itu yang membuat

saya ingin mengangkat cerita Nusantara.

Kalau kita mengangkat cerita superhero

dan kita jual keluar kan lucu, analoginya

masa pabrik burger kita beri oleh-oleh

burger? Orang Barat ke sini kan untuk

melihat tradisi dan budaya kita, kenapa

tidak ini yang kita kemas dan beri ke

mereka. Itu yang yang kami kerjakan,

sekaligus agar kita mengenal kembali

cerita-cerita Nusantara, baik itu sejarah

maupun fantasi.

Contoh cerita rakyat yang kami angkat

adalah Calonarang, The Chronicle of

Calonarang, yang di dalamnya terdapat

tokoh Baladeva. Baladeva secara etimologi

berasal dari kata Bala yang berarti tentara

atau rakyat dan Deva (dewa) yang berarti

sinar. Jadi maknanya bagaimana menjadi

orang-orang yang bersinar. Itu makna

filosofisnya. Yang diceritakan adalah

sisi rakyat melihat tokoh Calonarang

dan Raja Airlangga, bukan dari sudut

pandang Calonarang atau Airlangga.

Berarti orang ketiga yang melihatnya. Jadi

banyak karakter yang saya munculkan

disana ada segi edukasi, agar masyarakat

65Vol. 94 | Dec - Jan 2018

THEROOKIE

“Sebenarnya cerita-cerita yang kita miliki dari Sabang sampai

Merauke berupa dongeng atau cerita rakyat tersebut merupakan jati diri kita. Itu yang membuat saya ingin

mengangkat cerita Nusantara. Kalau kita mengangkat cerita superhero dan kita jual keluar

kan lucu, analoginya masa pabrik burger kita beri oleh-

oleh burger?”melihat bahwa di semua sudut pandang

ada kebenaran, dan saya berusaha tidak

membela salah satu tokoh.

Apakah melakukan proses pemasaran

juga?

Selama ini pemasaran kami lakukan secara

online, via e-mail. Media sosial tidak begitu

banyak kami gunakan karena masyarakat

sudah tahu tentang kami, mungkin mereka

tahu dari internet. Akhir tahun ini kami

ada kontrak dengan Prancis, mereka

ingin menyebarluaskan buku digital kami.

Jika ditanya kenapa orang luar yang lebih

tertarik karya kami, kemungkinan orang kita

jika membeli karya kami akan berpikir, “Oh,

itu karya saudara atau teman saya”, jadi

belum dianggap penting.

Orang Indonesia kini kiblatnya ke Korea,

gaya manga dan sebagainya. Kalau kami

gayanya realis, kalau kami pakai gaya

manga kesannya nanti berbau Jepang,

dan orang nanti akan tahu, “Oh, itu gaya

Jepang”. Target pasar kami orang luar

terutama Eropa, dan dari awal kami

memang targetkan untuk orang luar,

jika kami pakai gaya manga, atau khas

luar negeri, kan negara luar yang makin

terkenal, bukan kita. Kalau gaya realis,

mereka akan berkomentar, “oh, this not

America, this is not Marvell but this is look

like Thailand, oh this is Indonesia”, harapan

saya begitu.

Sudah pernah mencoba saluran toko

buku konvensional?

Sekitar tiga tahun lalu, kami mencoba untuk

mendistribusikan karya kami melalui dua

toko buku besar, Periplus dan Kinokoniya.

Cuma kami lihat itu belum bisa menunjang

biaya operasional kami, dan di luar negeri

kami belum dikenal sepenuhnya, maka

itu, stok di toko buku kami tarik, jadi

kami hanya main pesanan, dan untuk

mengenalkan karya kami di masyarakat

Indonesia, kami beri gratis melalui aplikasi

di Android yang bisa diunduh di Play Store.

Ini bentuk idealisme Anda?

Saya memang dari dulu menyukai

komik, dan ingin memperkenalkan cerita

Nusantara. Daripada bangsa lain seperti

Malaysia yang mengakui lebih dulu cerita

kita, kan lebih baik kita yang lebih dulu

membuatnya.

66 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

THEROOKIE

Soal ilustrasi kita tak kalah, Malaysia tak

punya ukiran khas Nusantara, sedangkan

kita punya, kenapa tidak ini yang kita

manfaatkan sebagai nilai plus sekaligus

mengenalkan pada generasi muda. Jika

industri kreatif seperti komik ini betul-betul

didukung oleh pemerintah, perbankan dan

masyarakat luas, saya rasa orang tak perlu

menjual tanah. Skill-nya kan gampang,

yang punya hobi menggambar tinggal

gambar, itu kita tuangkan ke digital dan

tidak perlu biaya mahal untuk mencetak

dan mendistribusikannya.

Selama ini perhatian pemerintah

bagaimana?

Ya, sebatas berkunjung saja, sorry to say.

Mereka sebatas berkunjung ke tempat

kami. Saya bilang ke mereka, tak usah

kami dibantu dana, namun berikan kami

jalan bagaimana mengenalkan kemampuan

generasi muda berbakat ini ke masyarakat.

Mereka juga belum paham roadmap-nya.

Jika hanya membuat festival, kan itu hanya

beberapa hari saja untuk bisa berjualan.

Padahal banyak cara untuk mengenalkan

karya generasi muda kita. Jika mau

dongeng, bisa dimasukkan ke dalam

muatan lokal yang diajarkan di sekolah,

dan mereka perlu buku-buku dongeng dan

komunitas seni agar bisa dilibatkan dalam

membuat buku tersebut. Ini kan bisa saling

menguntungkan.

Kenapa kita sebagai bangsa kaya tapi tidak

pernah kaya, karena kita menjual produk

orang, dan membeli lagi produk orang.

Garam saja kita masih impor kok, padahal

laut kita luas. Entah dimana salahnya.

Budaya kita sangat dikagumi orang luar,

apalagi Bali yang sudah punya nama.

Kenapa tidak ini yang kita jual dan memberi

ruang bagi para generasi muda khususnya

dari sekolah seni. Orang Bali kan DNA-nya

DNA seni, jika disuruh berbisnis, mereka

biasanya tak bisa, kenapa tidak ini yang

kita manfaatkan?

Bagaimana Anda melihat perkembangan

komik di Indonesia?

Saat ini sangat bagus, mulai banyak

bermunculan komik-komik digital, hanya

bagi saya pribadi, arahnya belum jelas,

karena sebagian besar masih mengangkat

superhero, misalnya Amerika punya

Spiderman, kita disini bikin komik Manusia

laba-laba, kan jadinya common banget,

dan tidak bisa menyentuh pasaran. Di sana

ada Flash, kita disini bikin PlN-Man. lucu

jadinya kan. Jika orang luar melihat itu,

mereka tak akan suka, “Oh ini cerita biasa”.

Sedangkan banyak cerita asal India yang

masuk ke Indonesia disukai masyarakat

kita seperti Mahabharata. Jadi kenapa tidak

membuat cerita khas kita sendiri, seperti

Saur Sepuh kan kini diangkat lagi, berarti

masih diminati, sekarang tinggal bagaimana

mengambil hati masyarakat kita. Jika

sendiri tak bisa, mari kita bekerja bersama-

sama dalam komunitas, seperti Komunitas

Katur Nusantara yang baru berdiri bulan

lalu, dan kini beranggotakan 50 orang, dan

kami sudah mengadakan ke pemerintah

daerah bagaimana menyalurkan hobi

generasi muda di bidang seni ini, mungkin

mencarikan sponsor atau mengajak kami

bekerja sama misalnya membuat buku

dongeng yang bisa disalurkan ke sekolah-

sekolah.

Bagaimana Anda melihat sisi bisnis dari

komik?

Sangat bagus. Siapa sih yang tak suka

hiburan? Namun cara penampilan hiburan

tersebut yang penting. Orang Indonesia

sekarang kurang suka membeli buku dan

lebih suka men-download secara gratis.

Sekarang kita yang berpikir, dengan gratis

ini, kita akan mencari keuntungan lewat

mana, iklan atau sponsorkah. Kita yang

berpikir sekarang. Kalau kita masih ingin

mencetak buku komik dengan harga 200

ribu lebih, bagi mereka lebih enak untuk

nongkrong di café. Itu yang saya pikirkan.

Kita masih bisa bergelut dalam bisnis

komik, yang penting strateginya yang

dipikirkan. Saya ingin membangun bisnis

yang tidak common, dan bisa membantu

banyak orang dengan memberi edukasi.

Karya kami jika dibandingkan dengan

komik lain memang berbeda, itu yang

membuat kami disukai publik.

67Vol. 94 | Dec - Jan 2018

...inspiring you with GREAT & RELIABLE SUCCESS STORY

INFO ADVERTISING : INDAH KENCANA PUTRI (0823 3996 4020)

68 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

COM-MUNITY

MINIKINO FILM WEEK,FESTIVAL FILM PENDEK INTERNASIONAL

TERBESAR DI INDONESIA ADA DI BALI

Minikino percaya bahwa film

pendek, seperti puisi atau

cerita pendek, adalah karya

mandiri dengan kekuatan

literatur tersendiri. Selanjutnya, film pendek

pilihan yang diprogram dengan baik

adalah stimulan yang kuat untuk diskusi,

yang pada gilirannya akan merangsang

pola berpikir kritis. Mengusung gagasan

inilah pada tahun 2002 Minikino mulai

bekerja, menyusun program unik berbagai

film pendek dari seluruh dunia dengan

diskusi yang dimoderasi. langkah yang

terpenting pada gerakan yang dilakukan

Minikino adalah mempertemukan film

pendek kepada penontonnya. hal ini

sekaligus mempromosikan pertukaran

dan komunikasi antara pembuat film dan

penonton. Berbagai bentuk kegiatan telah

dirancang dan dijalankan untuk saling

bersinergi satu sama lain, membangun

sebuah jaringan kerja dalam skala nasional,

regional dan internasional. Dengan

gagasan yang sama, festival film pendek

internasional Minikino film Week mulai

dilaksanakan tahun 2015 dan pada tahun

ini mencapai usianya yang ke-3. Secara

sederhana, tujuan festival ini adalah

membawa film-film pendek pilihan untuk

ditayangkan sehingga dapat menjangkau

Photo Credit : Vifick

69Vol. 94 | Dec - Jan 2018

masyarakat lebih luas lagi, bahkan kepada

kelompok masyarakat yang mungkin belum

mengenal format film pendek.

Perhelatan 3rd Minikino film Week baru

saja usai Oktober lalu. festival berlangsung

selama 8 hari yang dimulai pada hari Sabtu,

7 Oktober 2017 dan berlanjut sampai

Sabtu, 14 Oktober 2017.

festival ini kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan pasca-festival dalam bentuk

Roadshow Screening, membawa film-

film pendek internasional yang mendapat

penghargaan tahun ini untuk berkeliling

dan dipertontonkan di 3 lokasi di wilayah

Jakarta dan Tangerang.

Tahun ini, Minikino film Week

menghadirkan sebanyak 225 judul film

pendek ke layar-layar yang tersebar di

17 lokasi, di pulau Bali. Angka ini adalah

jumlah final setelah menghitung jumlah

film-film pembuka dari kelompok lokal yang

dilibatkan di masing-masing wilayah Pop-

Up Cinema.

film-film pendek dalam festival Minikino

film Week masuk melalui beberapa pintu

pendaftaran:

1. Kurasi jaringan programmer Indonesia

Raja 2017 (Skala Nasional)

2. Kurasi jaringan programmer S-Express

2017 (Skala Regional / South East Asia)

3. Kurasi internal di Minikino, dari

pendaftaran international untuk 3rd

Minikino film Week

4. Kurasi khusus dari rekan kerja festival

lain & rekan organisasi film lain, baik dalam

lingkup lokal, Nasional & Internasional

5. film-film pendek peserta Begadang

filmmaking Competition 2017

Selain acara pemutaran film, acara-

acara pendukung lain juga digelar untuk

memeriahkan suasana festival selama

seminggu. Workshop sinematografi

dari Panasonic menghadirkan Benny

Kadarhariarto. Ia dikenal sebagai tokoh

penting di balik layar dunia perfilman

Indonesia sejak tahun 1987. Kemudian

workshop akting disampaikan oleh aktor

dan sutradara kawakan Paul Agusta. Pada

tahun 2015 Paul Agusta meraih nominasi

pemeran pendukung terbaik ffI 2015 dan

IMAA 2016.

Pada program MfW Talks, festival

mengajak penonton dan pembicara untuk

bertemu dalam suasana diskusi terbuka,

membicarakan berbagai topik yang telah

dipersiapkan. Topik Creative Community

dihadiri oleh pembicara; Dwitra J. Ariana

(Sanggar Siap Selem), Sagung (CushCush

Gallery), Gede Indra Pramana (Taman Baca

Kesiman) dan Arif Rahman (Creator Inc.).

Kemudian topik festival Talk menghadirkan

Inneke Indriyani (Balinale) dan Edo Wulia

(Minikino).

Pada sesi Bali Inside Out hadir sebagai

pembicara adalah Marinta S. (Penulis

Mata Jiwa), Prof. Dr. I Nyoman Darma

Putra (Akademisi), Marlowe Bandem (Arsip

Bali 1928) dan Erwin Arnada (Sutradara).

Dan sesi yang paling unik, yaitu Minikino

Bandstand dipersiapkan juga untuk

penggemar musik, menghadirkan 2

pembuat video klip musik; Andy Praditya

(animator untuk band Pool Moon Elephant)

dan Agus Wiranata (sutradara video klip

musik Bayu Cuaca).

Selama 8 hari, Minikino film Week

menghadirkan total 138 program acara.

Sebanyak 115 program dari jumlah total

tersebut adalah acara pemutaran film.

Acara-acara festival ini diselenggarakan di

17 lokasi yang tersebar di berbagai penjuru

pulau Bali, dari ujung utara di Buleleng,

sampai daerah selatan di Kerobokan, dari

timur wilayah Amed, Karangasem sampai

yang paling Barat adalah kota Jembrana.

Karena kondisi keamanan dan kondisi

masyarakat yang berubah sehubungan

dengan status “awas” Gunung Agung, 3

lokasi POP-UP Cinema dipindahkan dari

rencana awal. Tanggal, jadwal dan konten

program tidak berubah, kecuali terjadi

pembatalan 1 program terakhir “S-Express

2017 Indonesia” pada tanggal 13 Oktober

2017 di lokasi Gedung Pendidikan Pemuda

COM-MUNITY

70 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

& Olahraga, Bangli. hal ini dilakukan atas

pertimbangan kenyamanan penonton anak-

anak.

Workshop juga diadakan di beberapa

lokasi Pop-Up Cinema terpilih, dengan

topik pengenalan produksi film untuk

anak-anak. Workshop ini diselenggarakan

sebagai acara sore hari, untuk mengawali

pemutaran Pop Up Cinema.

Selama festival berlangsung, Minikino film

Week juga membuka akses khusus untuk

menonton film-film pendek di Video library

(Perpustakaan Video), yang terletak di

festival lounge, Gedung Merdeka, BPPD

Denpasar. Dalam ruang tersebut, kita dapat

menonton film-film pendek yang masuk

dalam seleksi awal, namun tidak terpilih

untuk ditayangkan di ruang publik. Video

library membuka kesempatan bagi film-film

pendek ini untuk kemungkinan distribusi

lebih lanjut.

Setelah festival berakhir, Minikino film

Week melakukan agenda pasca-festival

yang telah direncanakan sebelumnya.

Jakarta Roadshow Screening 2017

membawa program khusus, film-film

pendek yang mendapatkan penghargaan

tahun ini untuk ditonton publik Jakarta dan

Tangerang. Program pemutaran diadakan

di 3 venue; Rabu, 25 Oktober 2017, 19.00 –

21.00 WIB di Goethe haus, Goethe Institut,

Jl. Sam Ratulangi 9-15, Jakarta 10350

Kamis, 26 Oktober 2017, 14.00 – 16.00WIB,

Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. Kh.

Ahmad Dahlan, Ciputat, Jakarta Selatan.

Dan Kamis, 26 Oktober 2017, pukul 17.00

– 19.00 WIB, di Universitas Multimedia

Nusantara, Jl. Scientia Boulevard, Gading

Serpong, Tangerang. Seluruh rangkaian

acara festival berakhir di acara roadshow

ini. Terhitung 312 penonton menghadiri

Roadshow Jakarta-Tangerang ini. Serta

COM-MUNITY

lebih dari 4500 penonton di Bali yang

menghadiri acara festival.

harapan Minikino ke depan adalah

membangun kembali budaya sinema di

masyarakat. Dengan menghadirkan kembali

suasana menonton bersama di depan layar

lebar, diharapkan memicu obrolan dan

kemudian sikap kritis masyarakat terhadap

tontonannya. hal ini sangat diperlukan

untuk membangun sebuah ekosistem

untuk berkembangnya kegiatan ekonomi

yang berhubungan dengan distribusi film

pendek dan film secara umum di Indonesia.

Selain itu, festival film juga membuka

kemungkinan yang sangat besar untuk

terbentuknya kolaborasi berbagai disiplin

ilmu dan latar budaya yang berbeda di

masyarakat.

Photo Credit : Vifick

Photo Credit : RianIndra

Photo Credit : WayanMartino

71Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Anemone ReAdInG SCHool10 Tahun “MERaIh IMPIan”

Merayakan 10 tahun

kiprahnya di dunia

pendidikan, khususnya

usia dini, lembaga kursus

Anemone Reading School Indonesia

bekerja sama dengan Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar

menyelenggarakan acara ulang tahun

dengan beragam kegiatan.

Mengusung tema “Semarak 10 Tahun

Anemone Meraih Impian”, lembaga kursus

Anemone Reading School Indonesia

merayakan ulang tahunnya yang ke-10,

bertempat di gedung BCIC (Bali Creative

Industry Centre) Denpasar.

Menurut founder sekaligus Direktur Utama

Anemone Reading School Indonesia, Ni

Putu Arie Utami, ST, acara perayaan ulang

tahun ini ditujukan sebagai ungkapan rasa

syukur atas 10 tahun perjalanan Anemone

di dunia pendidikan khususnya anak

usia dini, serta sebagai ajang untuk lebih

mendekatkan Anemone Reading School

Indonesia kepada masyarakat, sehingga

Anemone semakin menjadi pilihan dan

mendapat kepercayaan dari orang tua yang

ingin memberikan pendidikan membaca

dan menulis bagi putra-putrinya.

Melalui Metode Cara Baca Ajaib dengan

tagline “hanya Satu Jam Anak Bisa

Membaca Kata, Kalimat dan Cerita Tanpa

Mengeja”, Anemone mempersembahkan

karya ini agar bisa mengharumkan nama

Bali dan berharap kedepannya metode dan

lembaga kursus ini bisa berjaya di kancah

nasional, dengan memiliki outlet di seluruh

Indonesia. “Perayaan ulang tahun kali

ini kami ingin mewujudkan core purpose

Anemone Reading School Indonesia, yaitu

membantu sebanyak mungkin anak-anak

untuk bisa membaca dengan cara yang

mudah dan menyenangkan. hal ini sejalan

dengan misi kami yang terus berusaha

mengembangkan produk dan services

terbaik bagi konsumen. Kedepan kami

berharap visi menjadikan Anemone sebagai

kursus baca tulis terbaik dan terbesar di

Indonesia dapat diwujudkan,” terangnya.

Pada perayaan ulang tahunnya yang ke-

10, Anemone mengisi acaranya dengan

beragam kegiatan menarik, mulai dari

lomba mewarnai yang diikuti anak-anak TK

dan lomba menggambar untuk anak-anak

EDU CATION

Photo Credit : Vifick

72 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

EDU CATION

SD seluruh kota Denpasar dan sekitarnya.

Acara juga diisi dengan kegiatan charity

yang melibatkan anak-anak dari Yayasan

Driya Raba dan penyandang disabilitas dari

Yayasan Cahaya Mutiara, serta kegiatan

donor darah bekerjasama dengan kantor

PMI kota Denpasar.

Acara dihadiri oleh founder sekaligus

Direktur Utama Anemone Reading School

Indonesia, Ni Putu Arie Utami ST., Bunda

Paud Kota Denpasar, Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar,

serta seluruh owner dan guru dan staf

Anemone Reading School Indonesia dari

seluruh wilayah Bali.

Acara pertama dibuka dengan perlombaan

yang didedikasikan untuk anak-anak

TK dan SD. Ratusan anak-anak dengan

antusias mengikuti perlombaan mewarnai

dan menggambar yang memperebutkan

hadiah jutaan rupiah, serta bingkisan

dari kerjasama dengan beberapa pihak

sponsor. Perlombaan sendiri ditujukan

untuk mengasah dan mengembangkan

kreatifitas anak, melatih daya kompetisi

dan meningkatkan kemampuan sosialisasi

pada anak sehingga mampu menghasilkan

anak-anak yang cerdas, kreatif dan memiliki

mentalitas yang tinggi.

Pada puncak perayaan ulang tahun, Ni Putu

Arie Utami ST menceritakan perjalanan

Anemone sejak berdiri di tahun 2007, mulai

dibukanya franchise Anemone di tahun

2012 hingga perkembangan Anemone

Reading School hingga tahun 2017. Di

sepuluh tahun kiprahnya, Anemone telah

memiliki 63 outlet yang tersebar diseluruh

Bali yaitu wilayah Denpasar, Badung, Bali

Barat (Tabanan, Negara, Singaraja), Bali

Timur (Gianyar, Karangasem, Klungkung,

dan Bangli), dan 1 outlet di Banyuwangi,

hingga mengukuhkan Anemone sebagai

bimbingan belajar membaca terbesar di

Pulau Bali.

Pemberian sambutan ditutup oleh

Perwakilan dari Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga Kota Denpasar, yang

memberikan ucapan selamat ulang tahun

dan menitipkan pesan agar Anemone tetap

berinovasi untuk ikut serta memajukan

pendidikan khususnya pendidikan untuk

anak usia dini.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan

tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur

atas segala pencapaian yang telah di raih.

Ditemani perwakilan Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar

serta seluruh owner dan guru Anemone

Reading School Indonesia acara seremonial

berlangsung meriah dan penuh suka cita.

Acara juga dimeriahkan dengan pemberian

penghargaan kepada guru, owner

dan outlet Anemone yang berprestasi,

diantaranya seperti program read, learn and

share. Penghargaan untuk guru Anemone

yang kini berhasil menjadi owner dengan

memiliki outlet sendiri, diantaranya outlet

Canggu, Tuakilang Tabanan, Karangasem,

Mengwi dan Sidakarya. Di Anemone setiap

orang berkesempatan untuk maju, bahkan

menjadi partner atau franchise Anemone.

Penghargaan lainnya adalah penghargaan

untuk outlet Anemone yang mengukir

prestasi dengan meraih siswa terbanyak

sepanjang tahun 2016. Wilayah Denpasar

diraih oleh Anemone Katrangan, Bali Barat

diraih oleh Anemone Kediri Tabanan,

Bali Timur diraih oleh Anemone Ubud,

73Vol. 94 | Dec - Jan 2018

Badung diraih oleh Anemone Mengwi dan

Anemone Katrangan Denpasar berhasil

meraih penghargaan sebagai outlet dengan

siswa terbanyak Anemone seluruh Bali.

Acara selanjutnya adalah pemberian donasi

kepada Yayasan Cahaya Mutiara dan

Yayasan Pendidikan Dria Raba, dilanjutkan

dengan penampilan dari para anggota

masing masing yayasan yang menampilkan

tarian dan nyanyian.

Diawali dengan sambutan Ketua Yayasan

Cahaya Mutiara, I Ketut Budiarsa,

berpesan agar kekurangan fisik jangan

dijadikan hambatan untuk tetap berkarya,

mandiri dan berguna untuk sesama,

disampaikan juga agar pihak-pihak terkait

memperhatikan akses dan fasillitas bagi

penyandang disabilitas khususnya di Bali.

Selanjutnya pengunjung disuguhi tarian

yang indah dari anggota Yayasan Cahaya

Mutiara yang menampilkan tarian Sekar

Jagat, penampilan yang membuktikan

bahwa mereka mampu menghasilkan

karya ditengah keterbatasan fisik yang

dimiliki. Begitu pula penampilan dari

anak-anak Yayasan Driya Raba, melalui

nyanyian mereka mengajak seluruh hadirin

mengucap syukur atas setiap keadaan

yang dialami, pantang menyerah dan

memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Pimpinan Yayasan Driya Raba, Ir. Ida Ayu

Pradnyani Manthara, berharap kedepannya

Anemone sebagai lembaga pendidikan

membaca dan menulis, bisa berinovasi

membuat metode khusus untuk para

penyandang Tuna Netra, agar mereka juga

bisa merasakan manfaat yang dahsyat

dari Cara Baca Ajaib yang dimiliki oleh

Anemone.

Menutup sesi hiburan, tampil juga Be-One

Band, band yang digawangi anak-anak

muda kreatif yang menjadikan musik

sebagai pilihan untuk mengembangkan

hobi dan kreatifitas. lagu dari Be-One

Band yang ceria mewakili kegembiraan

anak-anak yang berhasil keluar sebagai

pemenang lomba mewarnai dan lomba

menggambar yang diselenggarakan pagi

harinya.

Acara terakhir, menutup perayaan Semarak

10 tahun Anemone Meraih Impian ini adalah

acara pelepasan balon dengan berbagai

tulisan tentang impian dan harapan dari

seluruh Anemoners akan perjalanan

Anemone ke depannya, mewujudkan visi-

misi serta goal-nya, menjadi kursus baca

tulis terbaik dan terbesar di setiap kota di

seluruh Indonesia.

Dengan berakhirnya pelepasan balon,

maka berakhir pula perayaan 10 tahun

Anemone ini. Kedepannya dengan semakin

berkembangnya Anemone di seluruh

Indonesia, semakin banyak anak-anak yang

bisa terlayani, semakin banyak lapangan

pekerjaan dan peluang usaha yang tercipta,

untuk berkontribusi mencerdaskan anak-

anak bangsa sebagai sebuah persembahan

dari Bali untuk Indonesia Raya.

EDU CATION

74 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SOCIAL

Charcoal for Children adalah

sebuah program di bawah

naungan CushCush Gallery,

yang merupakan bagian dari

sosial inisiatif lagilagi sebagai respon

terhadap lingkungan hidup dan sosial di

sekitar kita. Program ini menggabungkan

seniman, komunitas kreatif dan anak-anak

dengan latar belakang yang beragam,

untuk bersama-sama membuat karya

kolaborasi yang penuh dengan kreatifitas.

Melalui kegiatan ini, komunitas ini ingin

mendorong anak-anak, bagaimana

mengekspresikan ide tanpa harus khawatir

terhadap penilaian orang, dan lebih terfokus

kepada divergent and - convergent thinking,

anak-anak mendapatkan kesempatan lebih

dan kepercayaan diri dalam mengambil

resiko, mengembangkan kecintaan

terhadap eksplorasi pembelajaran dan

mendorong mereka untuk lebih berani

dalam menyampaikan pendapat atau ide,

serta berpikir kritis, sebagai suatu hal yang

berguna bagi generasi di masa depan.

Pada tahun ini, komunitas ini melanjutkan

perjalanan dengan mengadakan Charcoal

for Children 2017/18 : PlayPlay, yang

menggabungkan seni pertunjukan,

topeng, boneka, dongeng dan juga musik

untuk anak-anak. Dengan mengundang

3 seniman atau grup pertunjukan yaitu

Papermoon Puppet (Yogyakarta),

Kawamura Koheisai (Jepang), dan Monez

– Ninus (Bali) untuk mengolah material

sisa yang terdapat di sekitar, serta

menggunakan media charcoal (arang

gambar) untuk menghasilkan produk dan

properti pertunjukan.

Dalam rangkaian program ini, diadakan

pula workshop di CushCush Gallery yang

dibagi menjadi 3 sesi, masing-masing di

bulan September, Oktober, November.

Charcoal For Children 2017/18: PlayPlay Workshop

LagILagI Dan CUsHCUsH gaLLERy

75Vol. 94 | Dec - Jan 2018

SOCIAL

Dalam sesi pertama, diisi oleh Papermoon

Puppet Theater. Papermoon mengajak

anak-anak untuk menggambar makhluk

yang ada di pohon, membuat pohon dan

boneka dengan menggunakan charcoal

dan barang bekas seperti kayu sisa dan

kertas koran. Dimana boneka yang mereka

buat harus merepresentasikan tokoh-tokoh

yang mereka gambar sebelumnya. Diakhir

workshop yang berlangsung selama 4 jam,

Papermoon Puppet memberikan kejutan

untuk anak-anak dengan menghadirkan

“Wawa”, sebuah boneka hasil karya

Papermoon Puppet dan memainkannya di

depan anak-anak peserta workshop.

Pada sesi kedua, diisi oleh Kawamura

Koheisai (Kohei), seorang musisi, pelukis,

serta dalang pertunjukkan wayang

kontemporer yang berasal dari Jepang.

Selama workshop bersama Kohei, CCG

dipenuhi oleh anak-anak yang datang

beserta dengan keluarganya. Kali ini

Kohe membuat konsep workshop dengan

mengikutsertakan keluarga dari anak-anak

yang menjadi partisipan workshop.

Kohe mengajak anak-anak untuk bercerita

dan membuat wayang tentang leluhur

mereka, sehingga bantuan dari keluarga

sangat diperlukan di workshop ini untuk

membantu dalam proses pembuatan

wayang dan membantu anak-anak mereka

untuk lebih mengenal siapa leluhur mereka

terdahulu.

Pada sesi terakhir, diisi oleh Monez, yang

merupakan seniman asal Bali, dikenal

dengan karya-karya ilustrasi dan karakter.

Sedangkan Ninus adalah seorang arsitek

yang juga aktif di dunia performance art

sebagai penari, guru ataupun membuat

kolaborasi dengan seniman maupun

komunitas teater. Di workshop sesi 3

ini, mereka akan berkolaborasi. Ninus

menggunakan gerak tubuh untuk

membentuk satu rangkaian gambar sebagai

bentuk pemanasan untuk memancing

ekspresi serta kreatifitas anak-anak.

Anak-anak dibebaskan bergerak dan

menari sambil memegang charcoal dan

menggoreskannya disepanjang kertas

putih tanpa memperdulikan gambar apa

yang terbentuk dari gerakan tubuh yang

mereka ciptakan. Sedangkan Monez

mengajak anak-anak untuk berimajinasi

kembali dengan menciptakan monster-

monster dalam pikiran mereka, kemudian

menggambar anggota tubuh monster

dan memakai kostum monster yang telah

mereka buat, lalu memerankan karakter

monster unik mereka masing-masing.

Nanti di bulan februari 2018, ketiga

kelompok seniman pertunjukkan

yang terlibat dalam workshop ini akan

mengadakan Charcoal for Children

2017/18 charity performance di CushCush

Gallery. Ketiga seniman ini akan

mementaskan hasil kolaborasi bersama

anak-anak selama workshop. hasil

penjualan tiket dari pertunjukan tersebut

akan dilanjutkan untuk mendanai kegiatan

kreatif CfC program selanjutnya.

Ketiga sesi workshop tersebut menjadi

momentum yang luar biasa bagi para

peserta. Mereka tidak hanya bermain dan

mendapatkan teman baru, tetapi juga

banyak pelajaran yang mungkin tidak

mereka dapatkan di sekolah.

Membiarkan anak-anak bermain adalah

salah satu cara untuk membiarkan mereka

berkreatifitas, belajar dan mencari tahu

tentang hal-hal yang dekat dengan

dirinya tanpa harus memisahkan mereka

dari haknya sebagai seorang anak, yaitu

bermain!

76 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

77Vol. 94 | Dec - Jan 2018

78 Vol. 94 | Dec - Jan 2018

79Vol. 94 | Dec - Jan 2018

80 Vol. 94 | Dec - Jan 2018