Vol 27 No 1 (2018): MPI - repositori.unud.ac.id · •Imunoekspresi CK-7 dan CK-20 pada Karsinoma...

23

Transcript of Vol 27 No 1 (2018): MPI - repositori.unud.ac.id · •Imunoekspresi CK-7 dan CK-20 pada Karsinoma...

Vol 27 No 1 (2018): MPI

ISSN 0215-7284

Vol 27 No.1, Januari 2018

Published: 2018-02-14

Articles

• Perbedaan Imunoekspresi Caspase

Germinal Center B-Cell-Like dan Non

Rosita Alfi Syahrin, Maria Francisca Ham, Agnes Stephanie Harahap, Benyamin Makes,

Endang SR Hardjolukito

1-6

• Profil Mutasi H-RAS Ekson 2, 3, 4 pada Karsinoma Urotelial Buli dan Papillar

Urothelial Neoplasm of Low Malignant Potential di RSHS Bandung Periode 2010

Ris Kristiana, Bethy S Hernowo

7-11

• Analisis Ekspresi CD117 dan Ki

Malignant

Fetty Fatimah, Sjahjenny mustokoweni, Alphania Rahniayu

12-17

• Perbedaan Ekspresi BCL-

Petanda Subtipe Germinal Center B

Dayanto Indro Utomo, Maria Francisca Ham, Kusmardi Kusmardi, Endang SR

Hardjolukito

18-23

• Indeks Mitosis dan Indeks Proliferasi Ki

Agresif Dibandingkan Tipe Non Agresif

Putu Ratna Darmayani, AAAN Susraini, Moestik

24-29

• Hubungan Ekspresi Ki-67 dan Tipe Stroma Peritumoral dengan Varian Histopatologik

Karsinoma Sel Basal

Silvi Yelitha, Salmiah Agus, Saty

30-37

• Densitas Tumor Budding Adenokarsinoma Kolorektal Tipe Tidak Spesifik pada Pulasan

Hematoksilin-Eosin Tidak Berbeda dengan Pulasan Pan

I Made Naris Pujawan, Moestikaningsih Moestikaningsih, IGA Sri Mahendra Dewi

38-44

Perbedaan Imunoekspresi Caspase-3 antara Diffuse Large B-Cell Lymphoma Subtipe

Like dan Non-Germinal Center B-Cell-Like

Rosita Alfi Syahrin, Maria Francisca Ham, Agnes Stephanie Harahap, Benyamin Makes,

Endang SR Hardjolukito

RAS Ekson 2, 3, 4 pada Karsinoma Urotelial Buli dan Papillar

Urothelial Neoplasm of Low Malignant Potential di RSHS Bandung Periode 2010

Ris Kristiana, Bethy S Hernowo

Analisis Ekspresi CD117 dan Ki-67 pada Tumor Phyllodes Benign, Borderline dan

Fetty Fatimah, Sjahjenny mustokoweni, Alphania Rahniayu

-2 pada Limfoma Sel B Jenis Sel Besar Difus sebagai Salah Satu

Petanda Subtipe Germinal Center B-Cell Like dan Non-Germinal Center B

Dayanto Indro Utomo, Maria Francisca Ham, Kusmardi Kusmardi, Endang SR

Indeks Mitosis dan Indeks Proliferasi Ki-67 Lebih Tinggi pada Karsinoma Sel Basal Tipe

Agresif Dibandingkan Tipe Non Agresif

Putu Ratna Darmayani, AAAN Susraini, Moestikaningsih Moestikaningsih

67 dan Tipe Stroma Peritumoral dengan Varian Histopatologik

Silvi Yelitha, Salmiah Agus, Satya Wydya Yenny

Densitas Tumor Budding Adenokarsinoma Kolorektal Tipe Tidak Spesifik pada Pulasan

Eosin Tidak Berbeda dengan Pulasan Pan-Sitokeratin

I Made Naris Pujawan, Moestikaningsih Moestikaningsih, IGA Sri Mahendra Dewi

Cell Lymphoma Subtipe

Rosita Alfi Syahrin, Maria Francisca Ham, Agnes Stephanie Harahap, Benyamin Makes,

RAS Ekson 2, 3, 4 pada Karsinoma Urotelial Buli dan Papillary

Urothelial Neoplasm of Low Malignant Potential di RSHS Bandung Periode 2010-2015

hyllodes Benign, Borderline dan

ifus sebagai Salah Satu

Germinal Center B-Cell Like

Dayanto Indro Utomo, Maria Francisca Ham, Kusmardi Kusmardi, Endang SR

67 Lebih Tinggi pada Karsinoma Sel Basal Tipe

aningsih Moestikaningsih

67 dan Tipe Stroma Peritumoral dengan Varian Histopatologik

Densitas Tumor Budding Adenokarsinoma Kolorektal Tipe Tidak Spesifik pada Pulasan

I Made Naris Pujawan, Moestikaningsih Moestikaningsih, IGA Sri Mahendra Dewi

• Imunoekspresi CK-7 dan CK-20 pada Karsinoma Musinosum Ovarium Primer di RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung

Lili Sumarni, Hasrayati Agustina, Afiati Afiati

45-48

• Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Karsinoma Sel

Skuamosa Serviks Uteri

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh putu Iin Indrayani

49-54

Editorial Team

MAJALAH PATOLOGI INDONESIA

Indonesian Journal of Pathology

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Indonesian Association of Pathologists

Prof. dr. Mpu Kanoko, PhD. SpPA(K)

Prof. dr. Sutisna Himawan, SpPA(K), Prof. Dr. dr. Soeripto, SpPA(K),

Prof. dr. Nadjib D. Lubis, SpPA(K), Prof. Dr. dr. Endang Joewarini, SpPA(K),

Prof. dr. Mpu Kanoko, PhD., SpPA(K), Prof. dr. Syarifuddin W

Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, SpPA(K), Dr. dr. Chairil Hamdani, SpPA(K),

dr. Bethy S. Hernowo, PhD., SpPA(K), dr. Nurjati Chairani Siregar, MS., PhD., SpPA(K)

dr. Totok Utoro, D.Med., SpPA(K)

dr. Endang SR. Hardjolukito MS., SpPA(K), drg. Agoeng Tjahajani, MS.,

MAJALAH PATOLOGI INDONESIA

Indonesian Journal of Pathology

Penerbitan Resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Indonesian Association of Pathologists

Penanggung Jawab Ketua Umum PP-IAPI

Pemimpin Umum Prof. dr. Mpu Kanoko, PhD. SpPA(K)

Mitra Bestari Prof. dr. Sutisna Himawan, SpPA(K), Prof. Dr. dr. Soeripto, SpPA(K),

Prof. dr. Nadjib D. Lubis, SpPA(K), Prof. Dr. dr. Endang Joewarini, SpPA(K),

Prof. dr. Mpu Kanoko, PhD., SpPA(K), Prof. dr. Syarifuddin Wahid, PhD., SpPA(K),

Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, SpPA(K), Dr. dr. Chairil Hamdani, SpPA(K),

dr. Bethy S. Hernowo, PhD., SpPA(K), dr. Nurjati Chairani Siregar, MS., PhD., SpPA(K)

Dewan Redaksi

Pemimpin Redaksi dr. Totok Utoro, D.Med., SpPA(K)

Wakil Pemimpin Redaksi dr. Endang SR. Hardjolukito MS., SpPA(K), drg. Agoeng Tjahajani, MS.,

Dr. Drs. Kusmardi, MS.

Prof. dr. Sutisna Himawan, SpPA(K), Prof. Dr. dr. Soeripto, SpPA(K),

Prof. dr. Nadjib D. Lubis, SpPA(K), Prof. Dr. dr. Endang Joewarini, SpPA(K),

ahid, PhD., SpPA(K),

Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, SpPA(K), Dr. dr. Chairil Hamdani, SpPA(K),

dr. Bethy S. Hernowo, PhD., SpPA(K), dr. Nurjati Chairani Siregar, MS., PhD., SpPA(K)

dr. Endang SR. Hardjolukito MS., SpPA(K), drg. Agoeng Tjahajani, MS.,

Redaksi dr. Ening Krisnuhoni, MS., SpPA(K), Dr. Dra. Puspita Eka Wuyung, MS., dr. Lia Damayanti,

MS., SpPA.,

dr. Maria Francisca Ham, PhD., SpPA(K)., dr. Harijadi, SpPA(K)., Dr. dr. Indra Wijaya,

SpPA(K).,

dr. Lisnawati, SpPA(K)., dr. Budiana Tanurahardja, SpPA(K)., dr. Lidya Imelda Laksmi, SpPA.,

dr. Aswiyanti Asri, SpPA., dr. Krisna Murti, M.Biotech., PhD., SpPA., dr. Meilania Saraswati,

SpPA.,

dr. Hermin Aminah Usman, SpPA(K)., Dr. dr. Udadi Sadhana, M.Kes., SpPA., Dr. drh. Gondho

Mastutik, M.Kes., Dr. dr. Ni Putu Sriwidyani, SpPA., Prof. Dr. dr. Johanna M.Kandouw,

SpPA(K).,DFM.

Sekretaris dr. Eka Susanto, SpPA.

Alamat Redaksi dan Tata Usaha Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia

Jl. Salemba Raya No. 6, Jakarta 10430, Telepon & Facsimile (021) 315 2760

E-mail: [email protected] Versi on line: www.majalahpatologiindonesia.com

Terbit Setiap Empat Bulan Januari, Mei, September

Izin Terbit No. 1073/SK Ditjen PPG/STT/1986, tertanggal 4 Desember 1986

ISSN 0215-7284

PENELITIAN

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Majalah Patologi

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh Putu Iin Indrayani

49 Vol. 27 No. 1, Januari 2018

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Karsinoma Sel Skuamosa Serviks Uteri

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh Putu Iin Indrayani Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Denpasar ABSTRAK

Latar belakang Karsinoma sel skuamosa merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada serviks uteri dan merupakan penyebab kematian kedua terbanyak pada wanita setelah karsinoma payudara. Skrining massal berdasarkan populasi terhadap kanker serviks uteri yang belum memasyarakat, menjadi salah satu sebab tingginya angka penderita baru dan angka kematian pada penderita kanker serviks uteri meskipun telah ada pap smear untuk mendeteksi dini. HER-2/neu amemperkirakan penanda untuk prognosis dan pemberian target terapi. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan antara ekspresi HER-2/neu dengan derajat diferensiasi karsinoma sel skuamosa serviks uteri. Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah blok parafin karsinoma sel skuamosa serviks uteri derajat diferensiasi I, II dan III di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar sejak 1 Januari 2013 sampai dengan 30 September 2015. Dilakukan reevaluasi terhadap seluruh sediaan untuk mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria agar tercapai besar sampel minimal 48 yang masing-masing terdiri dari 15 sampel Karsinoma berdiferensiasi baik (well differentiated carcinoma) (I) 16 sampel karsinoma berdiferensiasi sedang (moderate differentiated carcinoma) (II) dan 17 sampel karsinoma berdiferensiasi buruk (poorly differentiated carcinoma) (III). Kemudian dilakukan pulasan imunohistokimia HER-2/neu. Hasil penelitian dianalisis dengan Kendall’s rank correlation untuk melihat hubungan ekspresi HER-2/neu dengan derajat diferensiasi. Hasil Pada karsinoma sel skuamosa derajat diferensiasi I, ditemukan pada ekspresi HER-2/neu positif 28,6% (n=8) sampel. Pada derajat diferensiasi II ditemukan sebanyak 32,1% (n=9), dan ditemukan 39,3% (n=11) pada derajat diferensiasi III. Uji Kendall’s rank correlation menunjukkan hubungan positif lemah (r=0,113) tetapi tidak bermakna secara statistik (p=0,505; p>0,05). Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang lemah antara ekspresi HER-2/neu dengan derajat diferensiasi tetapi secara analisis statistik tidak bermakna.

Kata kunci: derajat diferensiasi, ekspresi HER-2/neu, karsinoma sel skuamosa serviks uteri. ABSTRACT

Background Squamous cell carcinomaof the uterine cervix was the most common carcinoma of the uterine cervix and the second most common cause of death after breast carcinoma in woman. Due to unintensive population based screening on cervical cancer, the morbidity and mortality were increasing. Oncogene HER-2/neu was associated with grade of cells differentiation,so could use prognostic factor and therapeutic target. The aim of this study was to prove the positive correlation between HER-2/neu expression and grade of differentiation in squamous cell carcinoma of the uterine cervix. Methods This study had perfomed using a cross sectional analytical method. The sample of this study were paraffin blocks of squamous cell carcinoma uterine cervix grade I, II and III at Department of Anatomical Pathology Faculty of Medicine University of Udayana/RSUP Sanglah Denpasar from 1

st January 2013 to 30

th September

2015. Histopathological re-diagnoses were conducted to separate the desired inclution and exclution sample and to achieve 48 minimum samples which were consist of 15 samples of well differentiated carcinoma (I), 16 samples of moderate differentiated carcinoma (II), 17 samples of poorly differentiated carcinoma (III). This study was analized by Kendall’s rank correlation to determine the correlation between HER-2/neu expression and grade of differentiation. Results HER-2/neu expression were positive in 28.6% (n=8) grade I, 32.1% (n=9) in grade II, 39.3% (n=11) in grade III. The result of Kendall’s rank correlation test was weak positive (r=0.113), but was not statistically significant (p=0.505; p>0.505). Conclusion The conclusion there was no correlation between HER-2/neu expression and grade of differentiation of squamous cell carcinoma.

Key words: grade of differentiation, HER-2/neu expression, squamous cell carcinoma, uterine cervix.

PENELITIAN

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Majalah Patologi

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh Putu Iin Indrayani

50 Vol. 27 No. 1, Januari 2018

PENDAHULUAN Karsinoma sel skuamosa serviks uteri merupa-kan salah satu masalah kesehatan yang penting pada wanita di dunia. Karsinoma sel skuamosa serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita setelah karsi-noma payudara. Berdasarkan statistik kanker secara global tahun 2015 terdapat 12.900 kasus baru dan 4.100 kasus kematian per 100.000 populasi

1. Di Indonesia, khususnya di Bali, pada

tahu 2009 kanker serviks uteri mencapai 27,5% kasus, menempati peringkat kedua setelah kanker payudara yang encapai 29,2% kasus.

2

karsinoma sel skuamosa Etiologi karsinoma sel skuamosa yaitu human papilloma virus (HPV) dengan dipengaruhi oleh faktor risiko mayor infeksi HPV risiko tinggi dan faktor risiko rendah (pemakaian hormonal yang lama, genetik, IUD yang panjang dan lain-lain).

Karsinoma sel skuamosa serviks uteri merupakan kelompok karsinoma yang terbanyak dari karsinoma serviks uteri. Karsinoma sel skuamosa serviks uteri memperlihatkan proli-ferasi sel-sel epitel skuamosa yang infiltratif di antara stroma yang desmoplastik membentuk pulau-pulau solid atau gencel-gencel dengan derajat diferensiasi yang berbeda.

5,6 Pembagian

derajat diferensiasi pada karsinoma sel skua-mosa serviks uteri didasarkan pada penelitian Monsef,

6 dan American Joint Committee on

Cancer (AJCC)/UICC TNM 7th ed College of American Pathologists (CAP) tahun 2014. Pada penelitian ini derajat diferensiasi dinilai dengan menggunakan Hercep test dan mengacu pada interpretasi ekspresi HER-2/neu menurut The American Society of Clinical Onkologi (ASCO) 2014 dan (CAP) HER-2 Reporting Guideline, didasarkan pada intensitas warna, potensial sel yang terpulas positif, dan pola pulasan pada membran sel.

5

Proto-onkogen merupakan gen yang memproduksi faktor pertumbuhan yang mempu-nyai peranan penting terhadap sel normal. HER-2/neu termasuk famili protein reseptor kinase klas I yang paling banyak diekspresikan pada sel-sel epitel. Overekspresi HER-2/neu pada sel-sel epitel akan mempengaruhi regulasi proses proliferasi sel, proses apoptosis, proses motilitas dan adesi sel. Penatalaksanaan kanker serviks uteri selama ini didasarkan pada faktor klasik yaitu faktor klinis dengan mengacu pada klasifikasi TNM (TNM Classification) dan FIGO

Staging System for Cervical Carcinoma, yaitu: tumor primer (T), kelenjar getah bening (KGB) regional (N), metastasis jauh (M), batas sayatan reseksi, dan invasi limfovaskular, tipe histologi, grading. Saat telah dikembangan terapi tertuju (targeted terapy) untuk karsinoma serviks yang didasarkan pada penanda molekuler dengan pemeriksaan imunohistokimia maupun patologi molekuler seperti p53, c-myc, EGFR, VEGF, Cox2, dan lain-lain.

5

Pada karsinoma sel skuamosa hubu-ngan antara derajat diferensiasi dan ekspresi HER-2/neu masih sangat sedikit diteliti. Bebe-rapa penelitian yang ada memiliki pendapat yang berbeda-beda. Satu penelitian melaporkan bahwa HER-2/neu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat diferensiasi karsinoma serviks uteri, tetapi ekspresi HER-2/neu meningkat pada metastasis ke kelenjar limfa dan parametrium.

6 Kepustakaan lain

berpendapat ekspresi HER-2/neu masih meru-pakan suatu pertentangan, baik sebagai faktor prognostik maupun sebagai target terapi poten-sial.

7

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara ekspresi HER-2/neu dengan derajat diferensiasi karsinoma sel skuamosa serviks uteri. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional potong lintang, dilakukan di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedok-teran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar sejak 30 Januari sampai 30 Mei 2015. Populasi penelitian ini adalah semua sediaan blok parafin dari penderita karsinoma sel skuamosa serviks uteri derajat diferensiasi I, II dan III yang diperiksa secara histopatologi dari bahan biopsi dan operasi di Bali. Sampel penelitian ini adalah sediaan blok parafin dari penderita karsinoma sel skuamosa serviks uteri derajat diferensiasi I, II dan III yang telah diperiksa secara histopatologi dari bahan biopsi dan operasi di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai 30 September 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi sampel adalah sediaan berasal dari bahan biopsi yang mengandung minimal 3 milimeter per 10 lapangan pandang sel tumor dan dari bahan operasi serviks uteri yang

PENELITIAN

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Majalah Patologi

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh Putu Iin Indrayani

51 Vol. 27 No. 1, Januari 2018

mengandung jaringan tumor karsinoma sel skuamosa serviks uteri dan memenuhi kriteria karakteristik derajat diferensiasi I, II dan III, sedangkan kriteria eksklusi sampel adalah sediaan dari blok parafin yang tidak cukup mengandung masa tumor ataupun rusak, blok parafin dari bahan biopsi atau operasi dari pasien yang pernah menjalani pengobatan dengan kemoterapi atau radioterapi, atau terapi hormonal sebelumnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 48 sampel yaitu 15 sampel derajat diferensiasi I, 16 sampel derajat diferensiasi II dan 17 sampel deraja diferensiasi III.

Preparat hasil pulasan hematoksilin dan eosin (H&E) dievaluasi ulang oleh peneliti dan dua ahli patologi sehingga didapat 48 sampel karsinoma sel skuamosa serviks uteri berdasarkan derajat diferensiasi. Kemudian dilakukan pemotongan ulang blok parafin untuk dilakukan pulasan IHK HER-2/neu dengan menggunakan antibodi primer monoklonal HER-2/neu. Diamati secara semikuantitatif dengan mikroskop cahaya binokuler merk Olympus sampai pembesaran 400 kali. Penghitungan dilakukan pada 10 lapang pandang besar tumor. Sel yang mengekspresikan HER-2/neu tampak berwarna coklat pada membran sel. Penilaian ekspresi HER-2/neu ditentukan berdasarkan analisis persentase sel tumor yang positif. Gambaran karakteristik pulasan dinilai sebagai berikut; 0 jika tidak ada pewarnaan atau menunjukkan pewarnaan membran yang tidak lengkap dan samar/nyaris tak terlihat ≤10% dari sel-sel tumor. Positif 1 jika pewarnaan membran tidak lengkap dan samar/nyaris tak terlihat >10% dari sel-sel tumor, positif 2 pewarnaan melingkar yang tidak lengkap dan/atau lemah/sedang pada >10% sel-sel tumor atau bila pewarnaan memenuhi membran secara sempurna pada ≤ 0% sel-sel tumor, dan positif 3 jika pewarnaan lengkap memenuhi membran pada >10% sel-sel tumor, selanjutnya skor 0 dan positif 1 disebut negatif sedangkan skor positif 2 dan positif 3 dinyatakan positif.

6

Data pengamatan mikroskopik disaji-kan dalam bentuk tabel. Pada penelitian ini, dilakukan uji korelasi Kendall berdasarkan uji silang untuk mengetahui hubungan antara derajat diferensiasi dengan ekspresi HER-2/neu dengan menggunakan program komputer SPSS 20,0 for windows. Tingkat kemaknaan (α) ditetapkan pada p<0,05.

HASIL Berdasarkan diagnosis didapatkan sampel karsinoma sel skuamosa serviks uteri well differentiated carcinoma (I) sebanyak 15 kasus (31,3%), moderated differentiated carcinoma (II) sebanyak 16 kasus (33,3%) dan poorly differentiated carcinoma (III) sebanyak 17 kasus (35,4%) seperti pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan derajat diferensiasi SCC.

Derajat diferensiasi SCC Jumlah

n %

Well diff (I) 15 31,3% Moderate diff(II) 16 33,3% Poorly diff (III) 17 35,4%

Distribusi sampel berdasarkan peme-

riksaan IHK HER-2/neu dari 48 sampel dida-patkan hasil sebagai berikut: pada derajat diferensiasi I ditemukan intensitas samar pada 3 kasus (60,0%), intensitas lemah pada 3 kasus (33,3%), intensitas sedang pada 9 kasus (30,0%), dan intensitas kuat tidak ada kasus (0,00%). Pada derajat difensiasi II ditemukan intensitas samar pada 1 kasus (20,0%), inten-sitas lemah pada 5 kasus (55,6%), intensitas sedang pada 10 kasus (33,3%), dan pada intensitas kuat tidak ditemukan kasus (0,00%). Pada derajat diferensiasi III ditemukan intensitas samar pada 1 kasus (20,0%), intensitas lemah pada 1 kasus (11,1%), intensitas sedang pada 11 kasus (36,7%0 dan intensitas kuat pada 4 kasus (100,0%). Pada persentase sel tumor yang terpulas ditemukan pada >0% sel tumor pada derajat diferensiasi I ada 8 kasus (28,6%), derajat diferensiasi II ada 10 kasus (35,7%) dan pada derajat diferensiasi III ada 10 kasus (35,0%). Pada ≤10% sel tumor yang terpulas ditemukan 7 kasus (35,0%) pada derajat diferensiasi I, 6 kasus (30,0%) pada derajat diferensiasi II, dan 7 kasus (35,0%) pada derajat diferensiasi III. Berdasarkan skor yaitu bila tidak tampak ekspresi HER-2/neu (skor 0) sebanyak 2 kasus (33,3%), skor +1 sebanyak 5 kasus (35,7%), skor +2 sebanyak 8 kasus (34,8%),

Skor +3 tidak ditemukan (0,00%). Pada derajat diferensiasi II didapatkan skor 0 sebanyak 3 kasus (50,0%), skor +1 sebanyak 4 kasus (28,6%), skor +2 sebanyak 9 kasus (39,1%), dan skor +3 tidak ditemukan (0,00%). Pada derajat diferensiasi III didapatkan skor 0 sebanyak 1 kasus (16,7%), skor +1 sebanyak 5

PENELITIAN

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Majalah Patologi

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh Putu Iin Indrayani

52 Vol. 27 No. 1, Januari 2018

kasus (35,7%), skor +2 sebanyak 6 kasus (26,1%) dan skor +3 sebanyak 5 kasus (100,0%) seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan IHK HER-2/neu.

HER-2/neu Derajat diferensiasi SCC

Baik (I) Sedang (II) Buruk (III)

Intensitas Samar 3 (60,0%) 1 (20,0%) 1 (20,0%) Lemah 3 (33,3%) 5 (55,6%) 1 (11,1%) Sedang 9 (30,0%) 10 (33,3%) 11 (36,7%) Kuat 0 (0,00%) 0 (00,0%) 4 (100,0%)

% Sel >10% 8 (28,6%) 10 (35,7%) 10 (35%) ≤10% 7 (35,0%) 6 (30,0%) 7 (35,0%)

Skor 0 2 (33,3%) 3 (50,0%) 1 (16,7%) +1 5 (35,7%) 4 (28,6%) 5 (35,7%) +2 8 (34,8%) 9 (39,1%) 6 (26,1%) +3 0 (0,00%) 0 (0,00%) 5 (100%)

Berdasarkan Tabel 3 disimpulkan

bahwa terdapat 8 kasus positif (28,6%) ekspresi HER-2/neu pada derajat diferensiasi I, 9 kasus positif (32,1%) ekspresi HER-2/neu pada derajat diferensiasi II, 11 kasus positif (39,3%) pada derajat diferensiasi III. Dan didapatkan masing-masing 7 kasus negatif (35,0%) pada derajat diferensiasi I dan II, 6 kasus negatif (30,0%) pada derajat diferensiasi III. Berdasarkan Kendall’s Rank Correlation Test menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara ekspresi HER-2/neu dengan derajat diferensiasi pada karsinoma sel skuamosa serviks uteri (r=0,113; p=0,505; p>0,05). Dengan r=0,113 maka terdapat hubungan positif lemah antara derajat diferensiasi dengan ekspresi HER-2/neu secara statistik tetapi tidak bermakna. Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan interpretasi pemeriksaan IHK HER-2/neu.

HER-2/neu

Derajat diferensiasi SCC

Baik (I)

Sedang (II)

Buruk (III)

Interpretasi r = 0,113 p= 0,505 Positif 8 (28,6%) 9 (32,1%) 11 (39,3%)

Negatif 7 (35,0%) 7 (35,0%) 6 (30,0%)

Gambar 1. Ekspresi HER-2/neu skor +1 pada karsinoma berdiferensiasi baik (insert pembesaran kuat).

Gambar 2. Ekspresi HER-2/neu skor+2 pada karsinoma berdiferensiasi sedang (insert pembesaran kuat).

Gambar 3. Ekspresi HER-2/neu skor +3 pada karsinoma berdiferensiasi buruk (insert pembesaran kuat).

PENELITIAN

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Majalah Patologi

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh Putu Iin Indrayani

53 Vol. 27 No. 1, Januari 2018

DISKUSI HER-2/neu merupakan suatu protein yang diekspresikan pada membran sel, yang ber-fungsi sebagai reseptor yang memiliki aktivitas tirosin kinase intrinsik. Reseptor ini termasuk ke dalam kelompok yang sama dengan EGFR dan termasuk dalam famili protein reseptor kinase kelas I yang paling banyak diekspresikan pada sel-sel epitelial.

7 Overekspresi protein ini pada

sel-sel epitelial akan mempengaruhi regulasi proses proliferasi sel, proses apoptosis, proses motilitas dan adesi sel. Aktivasi dari salah satu reseptor ini akan memicu pembentukan homo-dimer atau heterodimer, selanjutnya akan terjadi fosforilasi satu sama lainnya yang diikuti dengan ikatan dengan molekul-molekul yang terlibat dalam proses signal transduksi berikutnya.

8

Pensignalan HER-2/neu akan menginduksi eks-presi vascular endothelial growth factor (VEGF), suatu faktor proangiogenik, yang dimediasi oleh Hypoxia-inducible factor (HIF1). HER-2/neu menghambat apoptosis yang diinduksi oleh tumor necrosis factor (TNF) melalui jalur Akt/NF-kB. Semua perubahan di atas mempengaruhi laju pertumbuhan tumor, dan laju pertumbuhan tumor berhubungan dengan derajat diferensiasi tumor.

9

Derajat diferensiasi karsinoma sel skuamosa serviks uteri dinilai berdasarkan American Joint Committee of Cancer (AJCC)/ UICC TNM 7

th ed College of American Patholo-

gists (CAP) tahun 2014. Yang membagi derajat diferensiasi dibagi menjadi 3 derajat yaitu well differentiated carcinoma (I), moderate differen-tiated carcinoma (II)dan poorly differentiated carcinoma (III).

7,10

Pada umumnya, ekspresi HER-2/neu pada karsinoma sel skuamosa serviks uteri berkisar antara 3,2% sampai 40%.

19 Pada

penelitian ini, ekspresi HER-2/neu yang positif dideteksi pada 58,3% kasus. Sebanyak 28,6% (n=8) ekspresi HER-2/neu positif pada karsi-noma berdiferensiasi baik (derajat I), 32,1% (n=9) pada karsinoma bediferensiasi sedang (derajat II) dan 39,3% (n=11) pada karsinoma berdiferensiasi buruk (derajat III). Walaupun demikian, secara statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara eksresi Her 2/neu dengan derajat diferensiasi karsinoma sel skua-mosa serviks uteri.

Barbu dan kawan-kawan menyatakan reseptor HER-2/neu pada karsinoma sel skua-mosa serviks uteri berhubungan dengan peri-

laku biologi agresif, prognosis yang buruk dan resistensi terapi pada sebagian besar kega-nasan, termasuk pada kanker serviks uteri. Selain faktor prognostik yang buruk pada stadium awal dari kanker serviks uteri, metas-tasis ke kelenjar limfa, ke parametrium, batas operasi, dan diameter tumor yang besar juga mempengaruhi faktor prognostik.

11 Pada pene-

litian ini tidak didapatkan perilaku biologi agresif yang tinggi dan meningkatkan overekspresi HER-2/neu.

Penelitian lain menyebutkan korelasi antara overekspresi HER-2/neu dengan prog-nosis masih kontroversial pada karsinoma serviks uteri.

12,13 Penelitian ini tidak menemukan

hubungan yang bermakna antara HER-2/neu dengan derajat diferensiasi karsinoma sel skuamosa serviks uteri. Sedangkan pada temuan lain overekspresi HER-2/neu dan HER3 menperlihatkan hubungan yang bermakna, yaitu berkaitan dengan prognosis yang buruk berkait-an dengan grading dan staging. sama dengan yang ditemukan pada karsinoma payudara.

10,14

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini memperlihatkan bahwa ekspresi Her2/neu tidak dapat digunakan sebagai salah satu faktor penentu prognosis.

Pada penelitian ini ketidakbermaknaan hubungan antara derajat diferensiasi karsinoma sel skuamosa serviks uteri dengan ekspresi HER-2/neu mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya mutasi lain selain dari gen HER-2/neu (protoonkogen) yang menyebabkan terjadinya karsinoma skuamosa sel serviks uteri. Karsinoma tidak hanya terjadi akibat satu mutasi gen HER-2/neu saja melainkan dapat melalui berbagai mutasi yang melibatkan gen lain atau mutasi yang terjadi secara bersamaan, contoh-nya kerusakan gen pada tumor suppressor gen (P53, RB1, MSH2, MLH1. dll) atau kerusakan pada gen DNA repair (bcl-2) atau adanya mutasi pada lebih dari satu gen

15. Selain itu, jaringan

biopsi maupun operasi yang diterima dari luar RSUP Sanglah sering tanpa fiksasi yang baik seperti hanya menggunakan fiksasi alkohol. Saat jaringan tersebut tiba di RSUP Sanglah barulah diganti dengan formalin 10% dengan bufer. Hal ini kemungkinan menyebabkan proses pewarnaan imunohistokimia kurang optimal. Kemungkinan lain adalah prevalensi distribusi sampel pada masing-masing derajat diferensiasi tidak merata.

18

PENELITIAN

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat Diferensiasi Majalah Patologi

Efrisca M Br Damanik, IGA Sri Mahendra Dewi, Luh Putu Iin Indrayani

54 Vol. 27 No. 1, Januari 2018

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi HER-2/neu dengan derajat diferensiasi karsinoma sel skua-mosa serviks uteri. DAFTAR PUSTAKA 1. Stoler M, Bergeron C, Colgan TJ, Ferenczy

AS, Herrington CS, Kim KR et al. Squamous cell tumours and precursors. In: Kurman RJ, Carcangiu ML, Simon H, Young RH. WHO Classification of Tumours of Female Reproductive Organs. Lyon: IARC; 2014.

2. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Kanker di Indonesia Tahun 2009. Data Histopatologik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009.

3. Ellenson LH, Pirog EC. The Female Genital Tract. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster, JC. Robbin and Cotran Pathologic Basis of Disease Nine Edition. Philadelphia: Saunders Elseiver; 2015.

4. Witkiewicz AK, Wright TC, Ferenczy A, Ronnett BM, Kurman RJ. In: Kurman RJ, Ellenson LH, and Ronnett BM. Carcinoma and Other Tumors of the Cervix. Blaustein’s Pathology of the Female Genital Tract Six Edition. Springer; 2011.

5. Anonim. 2014 a. Protocol for the Examination of Specimens From Patients With Carcinoma of the Uterine Cervix. In AJCC/UICC TNM. 7

th ed. College of

American Pathologists (CAP); 1-12. 6. Joseph T, Rahguveer CV. HER-2/neu

expression in cervical intraepithelial neopla-sia and cervical carcinoma. Int J Biomed Advance Res. 2015; 6: 47-52.

7. Fuchs, Vorsteher N, Buhler H, Evers K, Sehouli J, Schaller G, Kummel S. The prognostic significance of human epidermal growth factor receptor correlations in

squamous cell cervical carcinoma. Anti-cancer Res. 2007; 27: 959-64.

8. Rosai J. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology Ten Edition. London: Mosby Elsevier; 2011.

9. Iqbal N, Iqbal I. Human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) in Cancers; overekspression and therapeutic impli-cations. Mol Biol Int. 2014; 10: 1-9.

10. Saslow D, Solomon D, Lawson H. American Cancer Society, American Society for Colposcopy and Cervical Pathology, and American Society for Clinical Pathology Screening Guidelines for the Prevention and Early Detection of Cervical Cancer. CA Cancer J Clin. 2012; 62: 147-72.

11. Barbu I, Craitoiu S, Simionescu CE, Dragnei AM, Margaritescu CL. CD 105 microvessels density, VEGF, EGFR-1 and c-erbB-2 and their prognostic correlation in different subtypes of cervical adenocarcinoma. Rom J Morphol Embryol, 2013; 54: 519-30.

12. Shen L, Shui Y, Wang X, Sheng L, Yang Z, Xue D, Wei Q. EGFR and HER2 expression in primary cervical cancers and corres-ponding lymph node metastases. Impli-cations for targeted radiotherapy. BMC Cancer, 2008; 8: 1-7.

13. Costa C, Espinet B, Molina MA, Salgado R, Salido M, Baro T, et al. Analysis of gene status in cervical dysplastic lesions and carsinoma cell squamosa using tissue microarrays. Histol Histopathol. 2009; 24: 821-9.

14. Sticker TP, Kumar V. Neoplasia. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC editors Robbin and Cotran Pathologic Basis of Disease Eight Edition. Philadelphia: Sounders Elseiver; 2010.

15. Chen FL, XiaW, Spector NL. Acquired resistance to small molecule ErbB2 tyrosine kinase inhibitors. Clin Cancer Res. 2008; 14: 6730-4.

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan Derajat

Diferensiasi Karsinoma SelSkuamosa Serviks Uteri

by Iga Sri Mahendra Dewi

Submission date: 22-Jun-2018 08:37AM (UTC+0700)Submission ID: 977652164File name: 2018-JANUARI_Vol._27_No._1,_EF_DW_IN.pdf (348.63K)Word count: 3554Character count: 20509

18%SIMILARITY INDEX

18%INTERNET SOURCES

12%PUBLICATIONS

7%STUDENT PAPERS

1 2%

2 2%

3 1%

4 1%

5 1%

6 1%

7 1%

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan DerajatDiferensiasi Karsinoma Sel Skuamosa Serviks UteriORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

www.pps.unud.ac.idInternet Source

ejournal.litbang.depkes.go.idInternet Source

wnw.arhp.orgInternet Source

journals.plos.orgInternet Source

www.rjme.roInternet Source

Christine Bergeron, Magnus von KnebelDoeberitz. "The Role of Cytology in the 21stCentury: The Integration of Cells andMolecules", Acta Cytologica, 2016Publicat ion

www.impactjournals.comInternet Source

Submitted to Charles Sturt University

8 1%

9 1%

10 1%

11 1%

12 1%

13 1%

14 1%

Student Paper

media.neliti.comInternet Source

www.askjpc.orgInternet Source

Submitted to The University of ManchesterStudent Paper

Lee, Heejeong, Kyu Kim, Nam Cho, SungHong, Hoiseon Jeong, Sun Kwon, Kwang Park,Hee An, Tae Kim, Insun Kim, Hye Yoon, KwangSuh, Ki Min, Hyun Choi, Ji Park, Chong Yoo,Youn Lee, Hee Lee, Weon Lee, Chul Park, andYonghee Lee. "MicroRNA expression profilingand Notch1 and Notch2 expression in minimaldeviation adenocarcinoma of uterine cervix",World Journal of Surgical Oncology, 2014.Publicat ion

docserv.uni-duesseldorf.deInternet Source

Engelsen, Ingeborg, Ingunn Stefansson,Rameen Beroukhim, William Sellers, MatthewMeyerson, Lars Akslen, and Helga Salvesen."HER-2/neu expression is associated with hightumor cell proliferation and aggressivephenotype in a population based patient series

15 1%

16 1%

17 <1%

18 <1%

19 <1%

20 <1%

21 <1%

22 <1%

23 <1%

24 <1%

of endometrial carcinomas", InternationalJournal of Oncology, 2008.Publicat ion

www.medf.kg.ac.rsInternet Source

archivesofpathology.orgInternet Source

amedeo.comInternet Source

fkm.unsrat.ac.idInternet Source

fariainaliafauziah.blogspot.comInternet Source

"Hysterectomy", Springer Nature, 2018Publicat ion

tci-thaijo.orgInternet Source

journals.lww.comInternet Source

www.perhati.orgInternet Source

www.reportworld.co.krInternet Source

repository.unisba.ac.id:8080

25 <1%

26 <1%

27 <1%

28 <1%

29 <1%

30 <1%

31 <1%

Exclude quotes On

Exclude bibliography On

Exclude matches < 2 words

Internet Source

fe-akuntansi.unila.ac.idInternet Source

eprints.undip.ac.idInternet Source

rotinsuluhospital.orgInternet Source

www.science.govInternet Source

www.theseus.f iInternet Source

KÖSEOĞLU, Reşit Doğan,MÜSLEHİDDİNOĞLU, Ahmet, ERKORKMAZ,Ünal, CAFERLER, Jülide Saliha, DÜRER,Pervin and ÖZÖN, Yavuz Hakan. "An analysisof HER-2/neu gene status in invasive ductalcarcinomas using immunohistochemistry and f luorescence in situ hybridization", TUBITAK,2011.Publicat ion

FINAL GRADE

/0

Hubungan Antara Ekspresi HER-2/neu dengan DerajatDiferensiasi Karsinoma Sel Skuamosa Serviks UteriGRADEMARK REPORT

GENERAL COMMENTS

Instructor

PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

PAGE 6