View metadata, citation and similar papers at core.ac

8
Halaman | 498 DINAMIKA AGRIBISNIS PETANI MANGGA DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT Oleh : 1 Widyarina Ramadhani, dan 2 Elly Rasmikayati Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Tahun 2017 2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran email: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan dinamika yang terjadi pada kegiatan agribisnis komoditas mangga di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survey. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data statistik deskriptif. Hasil penelitian dinamika agribisnis petani mangga ditunjukkan oleh mayoritas petani mangga mengeluarkan modal usahatani berasal dari modal pribadi, tujuan pasar terbanyak masih memasok ke pedagang pengumpul/tengkulak. Kegiatan pemeliharaan tanaman mangga menjadi bagian yang paling memerlukan modal besar. Hampir seluruh petani sudah menerapkan sistem budidaya Out of season namun tidak melakukan pengolahan pasca panen buah mangga dan menyerahkannya kepada tengkulak/bandar. Penentuan harga jual pada umumnya ditentukan oleh pembeli terhadap petani dan sistem pembayarannya adalah tunai. Petani sangat jarang yang tergabung dalam suatu kelembagaan usahatani mangga. Tidak begitu banyak dan signifikan perubahan yang terjadi pada kegiatan agribisnis mangga di Kecamatan Panyingkiran sehingga dinamika agribisnis komoditas mangga dapat dikatakan cenderung statis. Kata kunci: Dinamika Agribisnis, Sistem Agribisnis, Budidaya Mangga. PENDAHULUAN Salah satu komoditas unggulan hortikultura nasional adalah komoditas buah mangga (Mangifera indica L). Selain diminati oleh masyarakat, komoditas ini juga berpontensi untuk meningkatkan kesejahteraan petaninya karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pemasaran mangga oleh petani ke pasar modern dan pasar ekspor merupakan peluang yang besar karena petani sudah dapat menghasilkan mangga dengan kualitas yang baik dan dengan memasarkan hasil produksi mangga ke pasar modern, maka nilai jual pun akan meningkat dibandingkan dengan pasar tradisional sehingga pendapatan petani pun meningkat. Terdapat beberapa daerah di Jawa Barat yang merupakan sentra produksi mangga diantaranya yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Sumedang. Data produksi mangga Jawa Barat ditampilkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 2. Produksi Mangga di Wilayah Sentra Mangga Jawa Barat Produksi Mangga di Wilayah Sentra Mangga Jawa Barat (Ton) Lokasi Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kab. Kuningan 5528 44868 39377 32406 23329 32108 Kab. Cirebon 13077 55981 62053 30945 51661 37443 Kab. Majalengka 16431 43280 48521 10243 57172 64394 Kab. Sumedang 17534 21169 29008 23607 20633 23491 Kab. Indramayu 35826 63057 68506 84788 72436 69737 Sumber : Data Statistik Tanaman Pangan Dan Hortikultura Tahun 2010-2014, Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS 2015. brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by Jurnal Online Universitas Galuh

Transcript of View metadata, citation and similar papers at core.ac

Page 1: View metadata, citation and similar papers at core.ac

Halaman | 498

DINAMIKA AGRIBISNIS PETANI MANGGA DI KECAMATAN PANYINGKIRANKABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

Oleh :1Widyarina Ramadhani, dan 2Elly Rasmikayati

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang45363

1Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Tahun 20172Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

email: [email protected]

AbstrakPenelitian ini dilakukan di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Tujuan

penelitian ini adalah memaparkan dinamika yang terjadi pada kegiatan agribisnis komoditasmangga di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Desain penelitian yang digunakanadalah kuantitatif dengan metode survey. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis datastatistik deskriptif. Hasil penelitian dinamika agribisnis petani mangga ditunjukkan oleh mayoritaspetani mangga mengeluarkan modal usahatani berasal dari modal pribadi, tujuan pasar terbanyakmasih memasok ke pedagang pengumpul/tengkulak. Kegiatan pemeliharaan tanaman manggamenjadi bagian yang paling memerlukan modal besar. Hampir seluruh petani sudah menerapkansistem budidaya Out of season namun tidak melakukan pengolahan pasca panen buah mangga danmenyerahkannya kepada tengkulak/bandar. Penentuan harga jual pada umumnya ditentukan olehpembeli terhadap petani dan sistem pembayarannya adalah tunai. Petani sangat jarang yangtergabung dalam suatu kelembagaan usahatani mangga. Tidak begitu banyak dan signifikanperubahan yang terjadi pada kegiatan agribisnis mangga di Kecamatan Panyingkiran sehinggadinamika agribisnis komoditas mangga dapat dikatakan cenderung statis.

Kata kunci: Dinamika Agribisnis, Sistem Agribisnis, Budidaya Mangga.

PENDAHULUANSalah satu komoditas unggulan

hortikultura nasional adalah komoditas buahmangga (Mangifera indica L). Selain diminatioleh masyarakat, komoditas ini jugaberpontensi untuk meningkatkan kesejahteraanpetaninya karena memiliki nilai ekonomis yangcukup tinggi. Pemasaran mangga oleh petanike pasar modern dan pasar ekspor merupakanpeluang yang besar karena petani sudah dapatmenghasilkan mangga dengan kualitas yangbaik dan dengan memasarkan hasil produksi

mangga ke pasar modern, maka nilai jual punakan meningkat dibandingkan dengan pasartradisional sehingga pendapatan petani punmeningkat.

Terdapat beberapa daerah di JawaBarat yang merupakan sentra produksi manggadiantaranya yaitu Kabupaten Indramayu,Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,Kabupaten Kuningan, dan KabupatenSumedang. Data produksi mangga Jawa Baratditampilkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2. Produksi Mangga di Wilayah Sentra Mangga Jawa Barat

Produksi Mangga di Wilayah Sentra Mangga Jawa Barat (Ton)

LokasiTahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kab. Kuningan 5528 44868 39377 32406 23329 32108

Kab. Cirebon 13077 55981 62053 30945 51661 37443

Kab. Majalengka 16431 43280 48521 10243 57172 64394

Kab. Sumedang 17534 21169 29008 23607 20633 23491

Kab. Indramayu 35826 63057 68506 84788 72436 69737

Sumber : Data Statistik Tanaman Pangan Dan Hortikultura Tahun 2010-2014, PemerintahProvinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS 2015.

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Jurnal Online Universitas Galuh

Page 2: View metadata, citation and similar papers at core.ac

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman | 499

Berdasarkan tabel 1, dari kelima daerahyang menjadi sentra penghasil mangga JawaBarat, satu diantaranya yaitu KabupatenMajalengka yang secara garis besar mengalamipeningkatan produksi sejak tahun 2010 hinggatahun 2015. Berdasarkan data produksi manggadi Kabupaten Majalengka pada periode 2010 –2015 maka diketahui bahwa jumlah produksimangga meningkat rata-rata sebesar 26% setiaptahunnya. Hal ini menunjukkan bahwaKabupaten Majalengka dapat mempertahankankuantitas dan kontinuitas dalam memproduksibuah mangga, ini merupakan hal yang pentingdan dapat menjadi potensi bagi daerah tersebutmengingat pemasaran mangga dapat stabil danbahkan menjadi lebih luas lagi, dengan begitupendapatan dan kesejahteraan petani manggapun akan meningkat.

Kecamatan Panyingkiran merupakankecamatan yang memiliki luas panen terbesardibandingkan dengan kecamatan lainnya diKabupaten Majalengka. Hal ini menunjukkanbahwa Kecamatan Panyingkiran merupakanpenyumbang terbesar hasil produksi mangga diKabupaten Majalengka. KecamatanPanyingkiran juga merupakan kecamatan yangmemiliki kelompok tani mangga yang cukupbanyak yaitu berada pada urutan kedua setelahKecamatan Kertajati.

Tabel 3. Kelompok Tani di KabupatenMajalengka

No.Nama

KecamatanJumlah

Kelompok Tani1 Majalengka 122 Ligung 33 Panyingkiran 144 Kertajati 155 Jatitujuh 1

Total 45Sumber : Dinas Pertanian dan PerikananKabupaten Majalengka, 2014.

Namun menurut Natawidjaja et al.,(2007), hanya sebagian kecil dari petanihortikulutura di Indonesia yang dapat terkaitdengan rantai ke pasar modern yaitu yangmelakukan investasi pada sistem produksinyadan memiliki aset pengetahuan. Kurangnyamodal dan keahlian dalam proses pasca panenmembuat petani sulit mendapatkan nilaitambah dari produk mangganya. Petani masihbanyak yang menggunakan sistem informaldalam pengelolaan mangga. Hal tersebutmenjadikan petani ketergantungan terhadappelayanan informal dari tengkulak atau bandar

yang berperan sebagai perantara antara sektorinformal dengan sektor formal (Natawidjaja,2012). Untuk itu perlu dilihat bagaimanagambaran dari dinamika agribisnis mangga diKecamatan Panyingkiran, KabupatenMajalengka.

TINJAUAN PUSTAKADefinisi dan Varietas Tanaman Mangga

Tanaman pohon mangga berbatang tegak,bercabang banyak, serta bertajuk rindang danjuga hijau sepanjang tahun (Aak, 1991).Tanaman mangga dapat mencapai umur yangcukup lama yaitu 100 tahun. Tanaman manggaterdiri atas akar, batang, daun, dan bunga.Dengan adanya bunga, maka tanaman manggadapat menghasilkan buah dan biji yangkemudian secara generatif dapat tumbuhmenjadi tanaman baru.

Menteri Pertanian telah melepas beberapavarietas mangga diantaranya adalah Arumanis143, Golek 31, dan Manalagi 69. Ketigavarietas mangga tersebut mampu banyakmenghasilkan buah; daging buahnya tebal danrasanya manis, sedangkan Mangga Gadung,Gedong, dan Ourih termasuk varietas yangpopuler di masyarakat, varietas mangga inimemiliki mutu tinggi, daging tebal dan rasanyamanis (Sutono-Balai Penelitian Tanah, 2008).

Dinamika AgribisnisNamun menurut Perdana (2011), dinamika

agribisnis atau agribusiness dynamics adalahsuatu kajian untuk memahami kompleksitasagribisnis (level pelaku usaha, kawasan danmakro). Berdasarkan kekhasan Indonesia,bidang dinamika agribisnis memiliki tujuanuntuk menciptakan model sistem agribisnisnasional yang berkeadilan dan daya saingberkelanjutan.

Agribisnis Tanaman ManggaKonsep agribisnis adalah suatu konsep

yang utuh mulai dari proses produksi,pengolahan hasil, pemasaran, hingga aktivitaslain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian(Soekartawi, 2003). Maka dari itu agribisnistanaman mangga dapat diartikan sebagai segalaproses usahatani mulai dari hulu hingga hilirmengenai komoditas tanaman mangga yangkemudian dalam prosesnya didukung olehsusbsitem pendukung seperti lembaga-lembagakeuangan dan lainnya.

BAHAN DAN METODEObjek Penelitian

Objek penelitian adalah mengenaidinamika agribisnis buah mangga dengan fokus

Page 3: View metadata, citation and similar papers at core.ac

DINAMIKA AGRIBISNIS PETANI MANGGA DI KECAMATAN PANYINGKIRANKABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARATWIDYARINA RAMADHANI, DAN ELLY RASMIKAYATI

Halaman | 500

kepada pemilihan petani terhadap pasar yangada (pasar tradisional dan pasar modern).

Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian survey. Penelitian surveybertujuan untuk mengumpulkan informasitentang orang atau populasi yang berjumlahbesar dengan cara mewawancarai sebagiankecil dari populasi tersebut (Nasution, 2007).

Teknik pengumpulan dataPengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dengan metodewawancara.

HASIL DAN PEMBAHASANKeadaan umum Kecamatan Panyingkirandan Sejarah Kecamatan Panyingkiran

Sejak tahun 1992, telah terjadi pemecahanwilayah Kecamatan Kadipaten yang dibagimenjadi 2 bagian, yaitu menjadi wilayahKecamatan Kadipaten dan wilayah PerwakilanKecamatan Panyingkiran yang meliputi 9 desayang terdiri dari 30 dusun, 58 RW, dan 167RT. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor3 Tahun 1992, status Perwakilan KecamatanPanyingkiran berubah menjadi KecamatanPanyingkiran yang definitif. Diresmikan padatanggal 7 Februari 1992 oleh Gubernur JawaBarat di Kabupaten DT II Tanggerang.

Potensi Pertanian di KecamatanPanyingkiran

Tabel 4. Potensi Tanaman Pertanian diKecamatan Panyingkiran

No. JenisTanaman

LuasLahan(Ha)

1 Padi 1.577

2 Jagung 41

3 Kedelai 32

4 Kacang Tanah 7

5 Mangga 1.8546 Jambu Biji 156

7 Pisang 145

Kecamatan Panyingkiran memilikibeberapa potensi tanaman pertanian,diantaranya adalah padi, jagung, kedelai,kacang tanah, mangga, jambu biji, dan pisang.Di Kecamatan Panyingkiran komoditasmangga memiliki luas lahan yang paling luasdibandingkan dengan komoditas lainnya. Ini

menunjukkan bahwa Kecamatan Panyingkirancocok untuk ditanam komoditas mangga danmasyarakatnya pun banyak yangmengusahatanikan komoditas ini.

Karakteristik RespondenKarakteristik responden petani mangga

lebih banyak yang berjenis kelamin pria daripada wanita, berumur rata-rata 51 tahun,berpendidikan terakhir SD, berpendapatanantara Rp 10.000.000 – Rp 30.000.000 rupiahper tahun, memiliki kebun mangga pribadi,menjadikan usahatani mangga sebagaipekerjaan utamanya, dan berdomisili diKecamatan Panyingkiran KabupatenMajalengka.

Dinamika Agribisnis Tanaman ManggaSubsistem Hulu

Mayoritas responden petani mangga diKecamatan Panyingkiran mengeluarkan Rp10.000.000 – Rp 50.000.000 untuk usahatanimangga mereka dalam satu tahun. Modal yangdikeluarkan ini bukanlah modal usahatanimangga dari awal penanaman namun padamasa pemeliharaan hingga panen. Respondenpetani mangga di Kecamatan Panyingkiranmayoritas mengeluarkan modal untukusahatani mangganya dari modalsendiri/pribadi. Modal pribadi dirasa petanilebih menguntungkan petani mangga nantinyapada saat pemasaran. Keuntungan pun dapatlangsung terasa karena semua hasil dapatlangsung dinikmati tanpa terbataspengembalian pinjaman modal.

Rata-rata tenaga kerja dalam usahatanimangga responden petani mangga diKecamatan Panyingkiran adalah 1 orang yangberasal dari anggota keluarga dan 2 orangtenaga kerja yang bukan berasal dari anggotakeluarga. Tenaga kerja yang digunakan olehmayoritas responden petani mangga dapatberubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Meskibegitu, penambahan atau pengurangan tenagakerja tidak terlalu signifikan dari tahun ketahun semenjak petani mangga memulaiusahatani mangganya hingga saat ini.

Terdapat beberapa sarana produksipertanian dalam usahatani mangga antaralainseperti cangkul, selang, alat penyemprot,gergaji, ember, drum, carangka, container,onclang, dll. Mayoritas responden petanimangga di Kecamatan Panyingkiranmendapatkan sarana produksi pertanian dalamusahatani mangga mereka yaitu darimembelinya secara pribadi.

Page 4: View metadata, citation and similar papers at core.ac

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman | 501

Subsistem Produksi PertanianResponden petani mangga di Kecamatan

Panyingkiran sebagian besar menanamtanaman mangganya pada kebun/lahannyatidak secara homogen tetapi cukup heterogenyaitu dengan menanam pula tanaman lainnyapada kebun/lahan yang sama. Rata-rata petanimenanam tanaman mangga diselingi tanamanlain seperti pisang, kacang-kacangan, petai,pepaya, bahkan padi. Hal ini dikarenakan didaerah Kecamatan Panyingkiran memangkerap ditemui tanaman mangga yang ditanamdi pematang sawah, sehingga tanaman manggatidak hanya ditanam di kebun saja.

Dalam kegiatan pemeliharaan tanamanmangga, pemupukan, pemangkasan dahan,penyiangan, dan pemberian ZPT hanyadilakukan satu kali dalam satu tahun. Adapunpemeliharaan tanaman mangga yang berkalayaitu penyemprotan pestisida, fungisida,insektisida (obat-obatan) dan penyemprotanobat penguat bunga agar tidak mudah rontok.Penyemprotan ini dilakukan oleh mayoritaspetani mangga sebanyak 2 kali/minggu. Hal initidak sesuai dengan standar operasionalbudidaya mangga out of season. MenurutStandar Operasional Prosedur (SOP) ManggaGedong Gincu Off Season KabupatenMajalengka, Cirebon Dan Indramayu (2016),interval penyemprotan jika curah hujan tinggi 5hari sekali setelah keluar bunga sampai denganbuah sebesar bola ping-pong.

Mayoritas responden petani manggamelakukan panen sendiri yaitu bahwa petanitidak menyerahkan kegiatan panen buahmangga ke pihak lain. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa denganmenggunakan teknologi out of season makamayoritas responden petani mangga dapatmelakukan panen mangga sebanyak 2 hingga 3kali dalam satu tahun. Sedangkan produktivitasdari pohon terbesar yang dimiliki oleh petanimangga yaitu mulai dari yang paling sedikitberjumlah 50 Kg/pohon hingga yang terbanyakberjumlah 1500 Kg/pohon. Apabila dirata-ratakan, produktivitas mangga respondenpetani mangga adalah sebesar 470 Kg/pohon.

Subsistem Agribisnis HilirAgribisnis hilir komoditas mangga disini

berarti perlakuan tambahan yang dilakukankepada buah mangga yang sehingga dapatmemberikan nilai tambah kepada buah manggatersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut antaralainadalah pencucian buah mangga, pengemasanbuah mangga, sortasi buah mangga, gradingbuah mangga, dan pemberian label pada buahmangga.

Selain mayoritas responden petani manggatidak melakukan pencucian buah mangga,mereka juga tidak melakukan kegiatan sortasibuah mangga. Bagi mayoritas petani merekamerasa bahwa yang lebih mengerti mengenaispesifikasi untuk penyortiran buah manggaadalah pihak pedagang pengumpul/ tengkulak/bandar sehingga petani merasa tidak perlumembuang waktu dan tenaga untuk melakukanpenyortiran.

Petani mangga juga tidak melakukankegiatan grading. Pada umumnya yangmelakukan grading adalah pedagangpengumpul/ tengkulak/ bandar. Pada umumnyagrading yang ditentukan pedagangpengumpul/ tengkulak/ bandar terhadap petaniterbagi menjadi 2 yaitu Grade AB dan GradePL. Grade AB adalah tingkat kelas untuk buahmangga dari petani yang kualitasnya palingbaik dan Grade PL adalah tingkat kelas untukbuah mangga dari petani yang kualitasnyacukup baik. Untuk mangga yang tidaktermasuk grade disebut mangga cakra. Selainitu mayoritas responden petani mangga jugatidak melakukan kegiatan pengemasan buahmangga sebelum menjualnya dan tidakmelakukan pelabelan pada buah mangga.

Subsistem Pemasaran Komoditas AgribisnisBerdasarkan skema dibawah dapat

diketahui bahwa tujuan pasar mayoritasresponden petani mangga di KecamatanPanyingkiran adalah menjual hasil produkmangganya ke pedagang pengumpul/tengkulak. Kemudian selain itu, petani manggacenderung menjualnya ke bandar/ pedagangbesar/ supplier. Menurut petani, menjual hasilpanen mangga ke pedagang pengumpul/tengkulak sangatlah mudah dan dekat. Resikoyang besar juga menjadi pertimbangan petaniuntuk memasarkan hasil produk mangganya kepasar tradisional/pasar modern secaralangsung. Pembayaran yang tidak kontanmembuat petani merasa dirugikan karenapetani memerlukannya untuk modalpemeliharaan tanaman mangga selanjutnya.

Page 5: View metadata, citation and similar papers at core.ac

DINAMIKA AGRIBISNIS PETANI MANGGA DI KECAMATAN PANYINGKIRANKABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARATWIDYARINA RAMADHANI, DAN ELLY RASMIKAYATI

Halaman | 502

Gambar 1. Skema Tujuan Pasar PetaniMangga

Berdasarkan skema tujuan pasar diatas,mayoritas petani mangga menjual hasil produkmangganya ke pedagang pengumpul/tengkulaknamun juga ternyata sudah terdapat petanimangga yang mampu memasok hasil buahmangganya langsung menuju pasar tradisionaldan bahkan ke pasar modern.

Hal diatas ternyata berbeda dengan hasilpenelitian Supriatna (2005) yang menunjukkanbahwa seluruh saluran pemasaran di KabupatenMajalengka pasti melewati pengumpul, agen,dan pasar induk. Padahal petani mangga diKecamatan Panyingkiran KabupatenMajalengka bisa langsung memasok ke pasartradisional lokal dan bisa juga langsungmemasok ke pasar modern. Selain itu terdapatpula petani mangga yang dapat memasok keeksportir.

Tujuan pasar petani mangga yangmayoritas menjual hasil panen mangganya kepedagang pengumpul/tengkulak dan bandarternyata kerap kali membuat petani tidak

memiliki bargaining position yang tinggi didalam penentuan harga jual buah mangga.Terlebih lagi apabila adanya bantuan sarpotanseperti berupa zat perangsang tumbuh daritengkulak/bandar kepada petani mangga. Haltersebut membuat petani mangga harus terusmemasok hasil panen mangga mereka ketengkulak/bandar tertentu yang memberikanpinjaman tersebut hingga hutangnya terlunasi.Sistem pembayaran saat penjualan dibayarsecara tunai. Ini sesuai dengan yang disukaioleh mayoritas responden petani mangga.Petani cenderung mencari pembeli yang dapatmembayar petani secara tunai. Hal inidikarenakan petani membutuhkan uangtersebut untuk modal pemeliharaan pohonmangga selanjutnya.

Subsistem Lembaga PenunjangMayoritas responden petani mangga di

Kecamatan Panyingkiran KabupatenMajalengka tidak tergabung ke dalamkelompok tani. Hal ini terjadi karena beberapafaktor yang diantaranya adalah tidak adanyakelompok tani yang aktif di desa tempat tinggalresponden petani mangga dan responden petanimangga merasa tidak perlu untuk tergabungdalam kelompok tani karena sangat jarangnyamanfaat yang dirasakan dari kelompok taniyang ada. Selain itu juga mayoritas tidaktergabung dalam suatu lembaga usahatanimangga dengan cakupan yang lebih luas (diluardesa).

Tabel 5. Keikutsertaan Responden PetaniMangga ke dalam Lembaga

No.

Keikutsertaan Petani Mangga dalamLembaga

LembagaTingkat

Desa(Kelompok

Tani)

Frekuensi/

Persentase(%)

LembagaAntar

Wilayah(DiluarDesa)

Frekuensi/

Persentase(%)

1 Tidak 56 Tidak 97

2 Ya 44 Ya 3

Total 100 Total 100

Mayoritas responden petani mangga padapenelitian ini hanya pernah dibantu dalam halkeuangan oleh lembaga keuangan bank. Inimerupakan hal yang menarik karena menurut

PETANI

Supermarket

Bandar/PedagangBesar/SupplierPasar Tradisional

Bandar/PedagangBesar/Supplier

Pasar Tradisional

Supplier/EksporirPasar Tradisional

PedagangPengumpul/Tengkulak

PedagangPengumpul/Tengkulak

Besar/ Suplier

PedagangPengumpul/TengkulakPasar Tradisional

Page 6: View metadata, citation and similar papers at core.ac

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman | 503

beberapa responden bahwa tingkat kepercayaanpihak bank kepada para petani mangga diKecamatan Panyingkiran sangatlah baik.Bahkan pihak bank tidak lagi sungkan untuklangsung turun ke lapangan untuk menawarkanpinjaman kepada para petani.

Mayoritas responden petani mangga yangmeminjam modal ke bank menunjukkan bahwapetani sudah menggunakan sistem formaldalam pengelolaan usahatani mangga. tujuanpenjualan ke tengkulak atau bandar mayoritasbukanlah karena keterikatan danketergantungan, namun lebih kepadakemudahan akses yang dirasakan oleh petaniuntuk memasok dan menjual hasil mangganyake sana. Hal ini menjadi menarik karenaternyata bertolak belakang dengan pernyataandari Natawidjaja (2012) yang mengatakanbahwa petani masih banyak yangmenggunakan sistem informal dalampengelolaan mangga. Sayangnya, bantuan daripemerintah masih sangat jarang terjadi.

Dinamika Agribisnis Petani Mangga dariTahun ke Tahun

Mayoritas responden petani manggadi Kecamatan Panyingkiran semenjak memulaiusahatani mangga tidak langsung memilikijumlah pohon mangga seperti yang dimilikisaat ini. Mayoritas responden membelipohon/kebun mangga secara bertahap dari hasilusahatani mangganya. Biasanya saat hasilpanen sangat baik, maka dapat menambahpetani untuk membeli kebun/pohon manggayaitu dengan frekuensi rata-rata 2-3 tahunsekali menambah membeli kebun/pohonmangga.

Petani yang menggunakan modalsendiri dalam usahatani mangganya memangsemenjak awal berusahatani mangga mayoritastidak mengambil pinjaman dari pihak lain.Teknik budidaya mangga yang dilakukanmayoritas responden petani mangga jugamayoritas saat memulai usahatani sudahmenggunakan teknik off-season. Menurutresponden petani mangga, penggunaan zatperangsang tumbuh pohon mangga sudahdilakukan sejak sekitar tahun 1990 akhirmenjelang tahun 2000. Perbedaan yang terjadisaat ini hanyalah bahwa harga zat perangsangtumbuh pohon mangga semakin mahal danjuga kualitasnya semakin menurun.

Pada kegiatan pemasaran hasil panenmangga, mayoritas petani sejak dulu sudahmemasok ke tujuan pemasaran yang samadengan yang dilakukan pada saat ini. Tidakbanyak yang berubah dari tujuan pemasaranpetani mangga. Adapaun beberapa petani yang

tadinya hanya memasok ke tengkulak/bandarkemudian mencoba menjual hasil mangganyake pasar tradisional nyatanya lebih memilihkembali menjual hasil mangganya ketengkulak/bandar. Biaya pengemasan dantransportasi yang tinggi serta jarak tempuhyang jauh dirasa tidak sebanding dengan hasilyang didapat, karena seringkali sistempembayaran yang tidak tunai terhadap petani.

Adapula perubahan yang sangatdirasakan oleh petani adalah perubahan cuaca.Pohon mangga yang cocok ditanam padakondisi alam yang panas menjadi berproduksisangat rendah karena semenjak sekitar tahun2013-2014 Kecamatan PanyingkiranKabupaten Majalengka sering sekali diguyuroleh hujan lebat. Ini menyebabkan pohonmangga menjadi rentan terkena hama danpenyakit, bunga mangga yang sudah tumbuhjuga dapat dengan mudah rontok. Hal inimembuat petani harus lebih sering melakukanpenyemprotan dan menyebabkan pengeluaranpemeliharaan bertambah besar. Meski begitu,sejak tahun 2016 cuaca di KecamatanPanyingkiran sudah cukup normalkembali/curah hujan sudah semakin rendah.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Dinamika agribisnis petani manggaditunjukkan oleh mayoritas petani manggamengeluarkan modal usahatani sebesar 10-50juta rupiah yang berasal dari modal pribadi,tujuan pasar terbanyak masih memasok kepedagang pengumpul / tengkulak. Kegiatanpemeliharaan tanaman mangga menjadi bagianyang paling memerlukan modal besar dalamusahatani mangga. Hampir seluruh petanisudah menerapkan sistem budidaya Out ofseason namun tidak melakukan pengolahanpasca panen buah mangga danmenyerahkannya kepada tengkulak / bandar.Penentuan harga jual pada umumnyaditentukan oleh pembeli terhadap petani dansistem pembayarannya adalah tunai. Petanisangat jarang yang tergabung dalam suatukelembagaan usahatani mangga.

Saran1. Ada baiknya apabila kelembagaan

usahatani mangga atau kelompok tanimangga dapat menghimpun petaniuntuk memasarkan hasil mangganyadengan sistem yang menguntungkanbagi petani mangga itu sendiri.

Page 7: View metadata, citation and similar papers at core.ac

DINAMIKA AGRIBISNIS PETANI MANGGA DI KECAMATAN PANYINGKIRANKABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARATWIDYARINA RAMADHANI, DAN ELLY RASMIKAYATI

Halaman | 504

2. Agar menjadi perhatian pemerintahdaerah untuk mengaktifkan kembalikelompok tani mangga mangga.Pemberian insentif kepada penguruskelompok tani juga dapatmembangkitkan semangat petanimangga untuk terus aktif dalamkelompok tani mangga sehinggakelompok tani dapat terus bertahandan dapat berfungsi sebagaimanamestinya.

DAFTAR PUSTAKAAak. 1991. Mangga. Yogyakarta: Kanisius.

Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif.Yogyakarta: Garailmu.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.2015. Produksi, Ekspor, dan ImporKomoditas Mangga Indonesia Tahun2010-2015. Diakses melaluihttp://bps.go.id (pada 20 Februari 2017).

Black, J.A ,1987. Dynamics of Accessibility toEmployment and Travel Behaviour: ACase Study of the Journey to Work inSydney, 1961-2011. Proceedings ofInternational Symposium on Transport,Communication and Urban Form, Part2, pp.129. Monash University.

Dinas Pertanian dan Perikanan KabupatenMajalengka. 2015. Realisasi Luastanam, panen, produksi, danproduktivitas komoditi mangga.Majalengka.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan ProvinsiJawa Barat. 2016. Produksi BuahMangga. Jawa Barat.

Hendri, Ma’ruf. 2005. Pemasaran Ritel.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Higgins, E. T. 1996. Knowledge activation:Accessibility, applicability, andsalience. In E. T. Higgins & A. W.Kruglanski (Eds.), Social psychology:Handbook of basic principles (pp. 133–168). New York: Guilford Press.

Istijanto, 2009. Aplikasi Praktis RisetPemasaran. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Melaluihttp://kbbi.web.id. Diakses pada 9Maret 2017.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia.2015. Produksi Mangga di Jawa Barat.Diakses melaluihttp://www.pertanian.go.id. (pada 20Februari 2017).

Kencanaputra, Rhendy. 2014. OutlookKomoditi Mangga. Pusat Data danSistem Informasi Pertanian SekretariatJenderal Kementerian Pertanian.

Malik, Alfian. 2010. Pengantar Bisnis JasaPelaksana Konstruksi. Yogyakarta: CV.Andi Offset.

Nasution, S. 2007. Metode Research:Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Natawidjaja et al. 2007. HorticulturalProducers and SupermarketDevelopment in Indonesia. The WorldBank. Report No. 38543-ID.

Natawidjaja, Ronnie S, 2012. UnderstandingHow Informality Works in Reality: TheCase of Horticulture Sector inIndonesia. Paper presented at MeetingSmall-Scale Farmers in Their Markets:Understanding and Improving theInstitutions and Governance of InformalAgrifood Tradeheld in AmsterdamNovember 29-30, 2012.

Perdana, Tomy. 2011. Dinamika Agribisnis(Dynamic Agribusiness). Melaluihttp://tomyperdana.blogspot.co.id/2011/01/dinamika-agribisnis-agribusiness.html pada 8 Maret 2017.

Pracaya. 2011. Bertanam Mangga. Jakarta:Penebar Swadaya.

Prijana. 2005. Metode Sampling Terapan.Bandung: Humaniora.

Rasyad, Rasdihan. 2003. Metode StatistikDeskriptif untuk Umum. Jakarta:Grasindo.

Sa-id, E dan Prastiwi, Yayuk. 2005. AgribisnisSyariah. Depok: Penebar Swadaya.

Sanna, L. J., & Schwarz, N. 2004. Integratingtemporal biases: The interplay of focalthoughts and accessibility experiences.Psychological Science, 15, 474–481.

Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. 2002.Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasidengan SPSS. Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo.

Page 8: View metadata, citation and similar papers at core.ac

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman | 505

Sensus Pertanian 2013. 2013. Jumlah RumahTangga Usaha Hortikultura Jawa Barat.Diakses melalui http://st2013.bps.go.id(pada 20 Februari 2017).

Soekartawi. 2003. Agibisnis: Teori danAplikasinya. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Spiegel, Murray R. 2000. Statistik. Jakarta:Erlangga.

Standar Operasional Prosedur (SOP) ManggaGedong Gincu Off Season KabupatenMajalengka, Cirebon Dan Indramayu.2016. Pemerintah Provinsi Jawa BaratDinas Pertanian Tanaman Pangan.Bandung.

Statistik Daerah Kecamatan Panyingkiran2015. 2015. Badan Pusat StatistikKabupaten Majalengka. Majalengka.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung:Tarsito.

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar StatistikPendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Sutono. 2008. Budidaya Tanaman Mangga(Mangifera Indica L.). Bogor: BalaiPenelitian Tanah, Badan Penelitian danPengembangan Pertanian.

United States Departement Of Agriculture.Mangoes Classification. Diaksesmelalui https://usdasearch.usda.gov(pada 2 Februari 2017).