Validasi Metode Analisis

11

Click here to load reader

description

Validasi Metode Analisi

Transcript of Validasi Metode Analisis

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 1/11

    Beranda

    Tentang SitusKontributor

    BergabungMitra Kami

    Kontak

    Nama: Password: Login

    Daftar Lupa kata kunci?

    Artikel

    Berita

    Biokimia

    Kimia Analisis

    Kimia Anorganik

    Kimia Fisika

    Kimia Lingkungan

    Kimia Material

    Kimia Pangan

    Teknologi Tepat Guna

    Tips dan Opini

    Info

    Beasiswa

    Karir

    EventIChO

    RedaksiLatihan

    Soal IChOSoal Materi Kimia

    Soal OSNTanya Pakar

    Tokoh KimiaMateri Belajar

    Tabel PeriodikReaksi Organik

    Tuesday, April 30, 2013 6:32

    Cari Artikel Go

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 2/11

    RSS Artikel

    RSS Komentar

    Beri Rating:

    Sebarkan:

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 3/11

    Validasi Metode Analisis

    Kata Kunci: akurasi, batas Deteksi, Batas Kuantitasi, Kecermatan, kekuatan, keseksamaan, Ketangguhan metode,

    Linearitas, Spesifisitas, validasi

    Ditulis oleh Wahyu Riyadi pada 24-03-2009

    Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi

    bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya. Validasi biasanya diperuntukkan untuk metodeanalisa yang baru dibuat dan dikembangkan. Sedangkan untuk metode yang memang telah tersedia dan baku (misal

    dari AOAC, ASTM, dan lainnya), namun metode tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium tertentu,

    biasanya tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi mirip dengan validasi hanya saja

    parameter yang dilakukan tidak selengkap validasi.

    Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:

    1. Accuracy (Kecermatan)

    Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya.

    Accuracy dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Accuracy dapat ditentukan

    melalui dua cara, yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard additionmethod).

    Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam plasebo (semua campuran reagent yangdigunakan minus analit), lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar standar yang

    ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Recovery dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo (eksepien

    obat, cairan biologis) kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar

    analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi. Tetapi bila tidak memungkinkanmembuat sampel plasebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obatan paten, atau karena analitnya berupa

    suatu senyawa endogen misalnya metabolit sekunder pada kultur kalus, maka dapat dipakai metode adisi.

    Dalam metode adisi (penambahan baku), sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa (pureanalit/standar) ditambahkan ke dalam sampel, dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan

    kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan).

    Pada metode penambahan baku, pengukuran blanko tidak diperlukan lagi. Metode ini tidak dapat digunakan jika

    penambahan analit dapat mengganggu pengukuran, misalnya analit yang ditambahkan menyebabkan kekurangan

    pereaksi, mengubah pH atau kapasitas dapar, dll.

    Dalam kedua metode tersebut, recovery dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang

    sebenarnya. Biasanya persyaratan untuk recovery adalah tidak boleh lebih dari 5%.

    2. Precision (keseksamaan)

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 4/11

    Precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil

    individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang

    homogen.

    Presicion diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Precision dapat dinyatakan

    sebagai repeatability (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan).

    Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh

    analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan

    penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikanukuran keseksamaan pada kondisi yang normal.

    Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis dilakukan

    dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda

    pula. Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang sama.

    Reproducibility dapat juga dilakukan dalam laboratorium yang sama dengan menggunakan peralatan, pereaksi, dan

    analis yang berbeda.

    Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2% atau

    kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan

    kondisi laboratorium. Dari penelitian dijumpai bahwa koefisien variasi meningkat dengan menurunnya kadar analit yang

    dianalisis.

    Ditemukan bahwa koefisien variasi meningkat seiring dengan menurunnya konsentrasi analit. Pada kadar 1% atau lebih,

    standar deviasi relatif antara laboratorium adalah sekitar 2,5% ada pada satu per seribu adalah 5%. Pada kadar satu

    per sejuta (ppm) RSDnya adalah 16%, dan pada kadar part per bilion (ppb) adalah 32%. Pada metode yang sangat

    kritis, secara umum diterima bahwa RSD harus lebih dari 2%.

    Percobaan keseksamaan dilakukan terhadap paling sedikit enam replika sampel yang diambil dari campuran sampeldengan matriks yang homogen. Sebaiknya keseksamaan

    ditentukan terhadap sampel sebenarnya yaitu berupa campuran dengan bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo)

    untuk melihat pengaruh matriks pembawa terhadap keseksamaan ini. Demikian juga harus disiapkan sampel untuk

    menganalisis pengaruh pengotor dan hasil degradasi terhadap keseksamaan ini.

    3. Selektivitas (Spesifisitas)

    Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat

    dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat

    dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung

    bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan

    terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan.

    Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai,

    senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-

    bahan tadi.

    Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Jika cemaran dan hasil urai tidak dapatdiidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka selektivitas dapat ditunjukkan dengan cara menganalisis sampel yang

    mengandung cemaran atau hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan dengan metode lain untuk

    pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan fase, dan Differential Scanning Calorimetry. Derajat

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 5/11

    kesesuaian kedua hasil analisis tersebut merupakan ukuran selektivitas. Pada metode analisis yang melibatkan

    kromatografi, selektivitas ditentukan melalui perhitungan daya resolusinya (Rs).

    4. Linearitas dan Rentang

    Linearitas adalah kemampuan metode analisis memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi analit dalam

    sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan

    dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima.

    Linearitas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresi yang dihitung berdasarkan persamaanmatematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi analit. Perlakuan

    matematik dalam pengujian linearitas adalah melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara hasil

    analisis terhadap konsentrasi analit.

    Dalam beberapa kasus, untuk memperoleh hubungan proporsional antara hasil pengukuran dengan konsentrasi analit,

    data yang diperoleh diolah melalui transformasi matematik dulu sebelum dibuat analisis regresinya.

    Dalam praktek, digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara 50 150% kadar analit dalam sampel.

    Di dalam pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0 200%. Jumlah sampel yang

    dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah sampel blanko.

    Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bX.

    Hubungan linier yang r = +1 atau 1 bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis

    terutama instrumen yang digunakan. Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual (Sy). Dengan

    menggunakan kalkulator atau perangkat lunak komputer, semua perhitungan matematik tersebut dapat diukur

    5. Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quatification)

    Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan

    dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter

    pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria

    cermat dan seksama.

    Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis itu menggunakan instrumen atau

    tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi analit dalamsampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon

    blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blangko dan formula di bawah ini dapat digunakan untuk

    perhitungan

    Q = (k x Sb)/Sl

    Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantitasi)

    k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitasi

    Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko

    Sl = arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y

    = a+bx)

    Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai

    pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama

    dengan simpangan baku residual (Sy/x.)

    a. Batas deteksi (LoD)

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 6/11

    Karena k = 3, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:

    LoD = (3 Sy/x)/ Sl

    b. Batas kuantitasi (LoQ)

    Karena k = 10, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:

    LoQ = (10 Sy/x)/Sl

    Cara lain untuk menentukan batas deteksi dan kuantitasi adalah melalui penentuan rasio S/N (signal to noise ratio). Nilai

    simpangan baku blanko ditentukan dengan cara menghitung tinggi derau pada pengukuran blanko sebanyak 20 kali

    pada titik analit memberikan respon. Simpangan baku blanko juga dihitung dari tinggi derau puncak ke puncak, jika

    diambil dari tinggi puncak derau atas dan bawah (Np-p) maka s0 = Np-p/5 sedangkan kalau dari puncak derau bawah

    saja (puncak negatif) maka s0 = Np/2, selanjutnya perhitungan seperti tersebut di atas.

    6. Ketangguhan metode (ruggedness)

    Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai

    kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll. Ketangguhan

    biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji.

    Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi operasi normal antara lab dan antar analis.

    Ketangguhan metode ditentukan dengan menganalisis beningan suatu lot sampel yang homogen dalam lab yang berbeda

    oleh analis yang berbeda menggunakan kondisi operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi

    menggunakan prosedur dan parameter uji yang sama.

    Derajat ketertiruan hasil uji kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel penentuan. Ketertiruan dapat dibandingkanterhadap keseksamaan penentuan di bawah kondisi normal untuk mendapatkan ukuran ketangguhan metode.

    Perhitungannya dilakukan secara statistik menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif yang disusun oleh Youden

    dan Stainer.

    7. Kekuatan (Robustness)

    Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil dan terus menerus dan

    mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi. Sebagai contoh, perubahan yang dibutuhkan untuk

    menunjukkan kekuatan prosedur HPLC dapat mencakup (tapi tidak dibatasi) perubahan komposisi organik fase gerak(1%), pH fase gerak ( 0,2 unit), dan perubahan temperatur kolom ( 2 3 C).

    Perubahan lainnya dapat dilakukan bila sesuai dengan laboratorium. Identifikasi sekurang-kurangnya 3 faktor analisis

    yang dapat mempengaruhi hasil bila diganti atau diubah. Faktor risinal ini dapat diidentifikasi sebagai A, B, dan C.

    Perubahan nilai faktor-faktor ini dapat diidentifikasi dengan a, b, dan c. Lakukan analisis pada kondisi yang telah

    disebutkan pada pemeriksaan ketangguhan.

    Nilai Penetapan faktor eksperimental

    #1 #2 #3 #4

    A atau a A A a a

    B atau b B b B b

    C atau c C c c C

    Untuk menentukan efek perubahan A, banding rata-rata hasil (#1 + #2)/2 dengan (#3 + 4)/2, Untuk efek perubahan B,

    bandingkan (#1 + #3)/2 dengan (#2 +#4)/2 dan seterusnya.

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 7/11

    Kata Pencarian Artikel ini:

    validasi metode, validasi metode analisis, linearitas adalah, METODE VALIDASI, validasi metode analisa, validasi

    metode analisis pdf, validasi metode adalah, accuracy adalah, parameter validasi metode analisis, validasi metode uji

    Cari Artikel Go

    Artikel ini termasuk kategori: Kimia Analisis dan memiliki 13 Komentar sejauh ini .

    Anda dapat mengikuti perkembangan artikel melalui RSS 2.0 feed .

    Anda dapat mengirimkan komentar , atau taut balik dari situs pribadi .

    neil edwin says:

    March 28, 2009 at 11:47 am

    ass.. mav sya mau komen untuk memvalidasi zat kimia itu foodgrade pa tidaknya gmna,,ex: isopropanol sya lum

    tau apakh aman digunakan untuk pelarut pa tidak

    Reply

    Wahyu Riyadi says:

    March 30, 2009 at 3:22 pm

    maksud untuk memvalidasi di sini untuk mengetahui bukan??

    kalau untuk mengetahui apakah suatu bahan foodgrade atau tidak, tanyakan saja ke supliernya langsung.

    Misalnya isopropanol. Coba diliat product numbernya, lalu tanyakan isopropanol dengan product number sekian

    apakah foodgrade atau tidak..

    kalau ada yang bisa menambahkan, silahkan..

    Reply

    NurFa IcHa says:

    October 15, 2009 at 6:12 pm

    sy tertarik dengan artikel andakl bs tolong anda jelaskan lebih mendalam dengan contoh yang lebih konkret ttg

    parameter Kekuatan (Robustness) dlm validasi metode analisis

    Reply

    Eries says:

    October 23, 2009 at 11:22 am

    Pak say mau tanya lab analisis kimia yang ada di Jakarta dimana yah saya mau membuat campuran kimia

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 8/11

    Terima kasih atas jawaban dan bantuannya

    Reply

    arif says:

    November 17, 2009 at 3:41 pm

    mas kok kata2nya persis sama kaya buku Analisis Fisiko Kimia karangan Dr.Harmita, Apt dosen saya..????

    tolong kalo nulis artikel ditulis loh sumbernya, mohon diperhatikan karena penting biar gak melanggar hak cipta

    Reply

    wahyu says:

    February 18, 2011 at 4:07 pm

    mas Arif,

    tulisan ini adalah hasil translate dari sebuah artikel berbahasa inggris, sama sekali bukan copas dari buku

    analisis fisika kimia, Dr Harmita.

    Apabila ada kemiripan kata2, barangkali dosen anda menggunakan sumber yang sama saat menulis

    bukunya.

    Reply

    Iwan Setiawan says:

    December 4, 2009 at 3:59 pm

    Apa bedanya LOD dan LOQ? Minta contohnya dong?

    Reply

    handono says:

    January 14, 2010 at 5:02 am

    YTH Pengasuh / moderator chemistry, saya mohon penjelasan : saya akan melakukan uji coba pembuatan pupuk

    dari bahan pospat dari alam saya akan jadikan kosentrasi yang tinggi sampai kadar 30 % kandungan pospat alam

    10-15%, dan juga akan saya gunakan untuk pembuatan pupuk NPK denagan kadar N12-P12-K12 tentu

    proses ini tdk mempengaruhi kerusakan pada tanah dsb. dan apabila tau tentang buku pembuatan dengan analisa

    chemical yang tepat kami mengucapkan terima kasih

    Reply

    UTAMI DEWI says:

    March 21, 2010 at 8:14 pm

    sang membntu nehg bwt tgs kmpuuusss

    Reply

    dian says:

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 9/11

    December 8, 2010 at 8:44 pm

    Mohon pencerahannya untuk validasi metode analisa kjeldahl pada tanah dan daun serta validasi metode analisa

    unsur mikro dan makro dalam tanah dan daun.

    Many thanks yall:)

    Reply

    tiwi says:

    January 20, 2011 at 6:36 pm

    mas kalau saya mau mengukur serapan dan mencari panjang gel maksimum dari ekstrak yang diberi pelarut

    apakah harus tetap validasi metode?

    Reply

    dewi says:

    March 16, 2011 at 7:44 pm

    saya mw nanya.. analisis validasi itu melipti apa aja ya dan bisa berikan slh satu contoh analisis validasi

    Reply

    esty octiana sari says:

    September 23, 2012 at 6:23 am

    terima kasih artikelnya mudah dipahami. Saya mau tanya ttg cara menentukan LOD, bagaimana kalo sinyal

    blanko=0?

    Reply

    Beri Komentar

    Anda Member Chem-is-try.org? Silahkan login disini

    Nama: Kata Kunci: Kirim

    Belum menjadi member? Beri komentar disini:

    Nama :

    (wajib)

    Email :

    (wajib) (tidak dipublikasi)

    Website:

    Komentar:

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 10/11

    Kirim Reset

    Anda dapat menggunakan tag XHTML berikut:

    Penentuan Larutan dengan Serium (IV)

    Pendahuluan Sistem diagnostik DNA

    Mitra dan Media

    Menjadi Fans Chem-Is-Try.org

    Chem-is-try .org - Situs Kimia Indonesia - on Facebook

    Tentang Artikel Ini:

    Penulis: Wahyu Riyadi

    Find us on Facebook

    Chem-is-try.org - Situs KimiaIndonesia -

    Like

    82,780 people like Chem-is-try.org - Situs Kimia Indonesia -.

    Facebook social plugin

  • 4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

    www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 11/11

    Populer

    Terbaru

    Komentar

    Tag

    Adakah Obat untuk HIV/AIDS Saat Ini? Dengan 662 Komentar Sejak 2005-07-11 00:00:00

    Kimia MIPA vs. Teknik Kimia, Yang Mana? Dengan 260 Komentar Sejak 2006-03-23 00:00:00

    Cerpen Kimia : Catatan Harian Natrium Dengan 188 Komentar Sejak 2009-04-12 18:00:40

    Cerpen Kimia : Arsen Si Pembunuh Bayaran Dengan 177 Komentar Sejak 2009-06-21 10:45:44

    Tahun 2011 dinobatkan sebagai Tahun Internasional Kimia 2011 Dengan 121 Komentar Sejak 2009-03-19

    10:00:00

    Hendra: Seharusya kita sadar bahwa kekayaan mineral logan ...

    olivia: theks...

    olivia: penyulingan beserta metode dan contohnya...

    arie cahyani: materi sangat membantu.....makasih...

    TUKANG CoLoNG: kenapa elektron dan proton ga boleh bersama...? sa...

    Berlangganan

    Anda dapat berlangganan artikel melalui email:

    Ketik Email Anda ... Klik

    Berlangganan melalui fasilitas RSS

    RSS Artikel RSS Komentar

    Featured links

    Belanja Makanan

    Hak Cipta 2008 Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |. All rights reserved .