Universitas Brawijaya Tim 1 NAO2014
-
Upload
dewi-kurniawati-s -
Category
Documents
-
view
24 -
download
1
description
Transcript of Universitas Brawijaya Tim 1 NAO2014
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
1
Accounting Information System
1.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
2
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
3
2. Propose of inventory management control
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
4
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
5
3. Evaluation of existing internal control of Indofood current payroll system.
Indofood current payroll system has some weakness of internal control. They are :
After received Complete Time Sheet, payroll check sort it by number. If there is missing
number, payroll check should send notification to department supervisor because
department supervisor has authorization to access employees. So, if there is missing time
sheet, department supervisor can fix it quickly.
After entered remainder of time to the payroll transaction files and cumulative payroll
files, both files and time sheet (evidence) should sent to payroll supervisor to verify
completeness. Because payroll supervisor has previous file to reconcile it and fix any
missing file quickly. Beside that, payroll supervisor has more knowledge and information
regarding of payroll files.
Based on our evaluation of existing internal control of Indofood current payroll system, we
categorize it to preventive control. The function of preventive control is prevent error condition
in business system. Usually, preventive control are used before error condition occured.
Indofood current payroll system has fulfilled the character of preventive control by establish the
segmentation of duties, aouthorization and complete standard operational procedure.
4. yes, there are some missing internal control both in payroll system and inventory management
system. We have additional control that should implemented by Indofood to reduce missing
internal control. Additional internal control start from payroll system.
Additional internal control of payroll system :
Department Supervisor should check accuracy of time sheet from employees before sign
it.
Department of supervisor should do something if there is missing or incorrect time sheet.
The example of further action is tracking and confirmation to employees. If it has no
result, department should notify it to payroll supervision.
Payroll clerk should not sort time sheet by number because it has been done by
department of supervision. Payroll clerk just update payroll master files.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
6
Another payroll clerk should not check again payroll master files. Give this authorization
to payroll supervision because he has previous files and more knowledge.
Payroll supervisor should sent deposit slip for direct deposit to finance department then
let finance department sent it to the bank.
Additional internal control of inventory management system :
Warehouse should count and sort ending inventory then inform it to department.
Department should consider the amount of inventory report which are received from
warehouse before make a budget plan.
Purchasing department should check inventory received with purchase requisition before
sent inventory to warehouse.
Warehouse should check inventory received from purchasing department with inventory
budget before sent inventory to department. So, warehouse sent appropriate inventory to
department.
Each department should make flexible budged to adopt unstable price of inventory.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
7
Modified of Payroll system
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
8
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
9
Modified Inventory Management system
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
10
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
11
sumber :
http://xdharizal.blogspot.com/2011/01/jenis-pengendalian-manajemen.html
Wilkinson, joseph. Accounting Information Systems. 4th edition. John Willey and Sons, Inc
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
12
Akuntansi Perpajakan
Soal 1
a) Penghasilan bruto PT. Nugget Food Indonesia
DER = total utang
total ekuitas saham
1,65 = Total utang
10,000,000,000
Total utang = 16,500,000,000
Total aset = Total utang + total ekuitas
Total aset = Total utang + total ekuitas modal + laba ditahan
Total aset = 16,500,000,000 + 10,000,000,000 + 100,000,000
Total aset = 26,600,000,000
Aset turnover =
Penjualan
Total aset
1,3 = penjualan
26,600,000,000
Penjualan = 34,580,000,000
Gross margin = 25% x penjualan
Gross margin = 8,645,000,000
Total expense = 70% x gross margin
Total expense = 6,051,500,000
b) Penghasilan bruto dari operasi bisnis di Australia & jumlah pajak terutang di Australia :
Asumsi penghasilan bruto dan total biaya tiap kuartal adalah sama dan penghasilan dari
Australia hanya terjadi pada kuartal ketiga.
Penghasilan bruto dari operasi bisnis di Australia :
Penghasilan Interim Kuartal III = 34,580,000,000/4 = 8,645,000,000
Penghasilan bruto di Australia = 8,645,000,000 x 40% = 3,458,000,000
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
13
Jumlah pajak terutang di Australia :
Penghasilan bruto di Australia 3,458,000,000
HPP (75% x penghasilan bruto) (2,593,500,000)
Gross profit 864,500,000
Total biaya (70% x gross profit) (605,150,000)
Penghasilan netto 259,350,000
Tarif pajak di Australia 40%
Pajak terutang di Australia = 103,740,000
Soal 2
a) Objek pajak dalam PPh 21 adalah penghasilan dari karyawan perusahaan karena tidak
ada informasi mengenai karyawan dan penghasilan karyawan maka besarnya pajak
terutang mnurut Pph ps 21 tidak dapat diketahui.
b) Ada fasilitas pengurangan pajak yang diperoleh oleh perusahaan karena peredaran bruto
perusahaan berada di rentang 4,8M - 50M. besarnya pengurangan pajak yang diperoleh
oleh perusahaan sebesar :
Penjualan
34,580,000,000
HPP (75% x penjualan)
25,935,000,000
Laba kotor
8,645,000,000
Total beban
(6,051,500,000)
Koreksi positif :
Zakat (ND)
10,000,000
Sumbangan bencana Sinabung 15,000,000
Sumbangan panti
10,000,000
Beasiswa
500,000,000
Piutang tak tertagih
400,000,000
Total koreksi positif
935,000,000
Laba bersih
3,528,500,000
Laba bersih di Australia
(259,350,000)
Laba bersih di Indonesia
3,269,150,000
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
14
Fasilitas pengurangan pajak :
= 4,8M
x PKP x 50% x 25% Peredaran bruto
= 4,8M
x 3,269,150,000 x 50% x 25% 34,580,000,000
= 56,723,250
c) PPh ps 22 terkait dengan transaksi penyerahan barang. Dalam soal di atas tidak terdapat
informasi lebih jelas terkait objek pajak PPh ps 22 sehingga besarnya pajak terutang
adalah nol / tidak ada / tidak dapat diketahui.
d) Objek pajak, tarif dan besarnya pajak terutang menurut PPh ps 23 :
Objek Pajak Tarif Nilai
transaksi
PPh ps 23
terutang
Bunga obligasi 15% 56,000,000 8,400,000
Sewa truk 2% 70,000,000 1,400,000
Total 9,800,000
e) Kredit pajak PPh 24 tahun 2013 sebesar :
Laba bersih di Indonesia
3,269,150,000
Laba bersih di Australia
259,350,000
Total laba bersih
3,528,500,000
Fasilitas kredit pajak
58,774,320
PPh non fasilitas
867,431,420
PPh terutang
926,205,740.31
Batas maksimum PPh dikreditkan :
Penghasilan di Australia X PPh terutang
Total penghasilan di dalam dan luar negeri
= 68,077,500
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
15
PPh terutang di Australia :
Jadi, batas kredit pajak maksimum adalah Rp 68.077.500
f) Objek pajak, tarif dan besarnya pajak final :
Objek Pajak Tarif Nilai
transaksi
Pajak final
Sewa gedung 10% 12,000,000 1200000
Referensi :
Mardiasmo.2011. Perpajakan Edisi revisi, Yogyakarta: Penerbit Andi
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan :Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-22
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-23
Penghasilan netto 259,350,000
Tarif pajak di Australia 40%
Pajak terutang di Australia = 103,740,000
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
16
Audit dan Atestasi
Lingkungan Bisnis Perusahaan Manufaktur
Auditor, tentunya, harus memiliki pengetahuan yang lebih dalam atau berlebih tentang
suatu perusahaan yang yang menjadi kliennya. Lingkungan bisnis perusahaan manufaktur tentu
memiliki karakteristik yang berbeda dari perusahaan yang lain. Salah satu perusahaan
manufaktur yang ada di Indonesia adalah PT Kedawung Setia Industrial, Tbk yang bergerak
dibidang industri peralatan rumah tangga berlapis enamel. Perusahaan manufaktur ini telah
melakukan IPO (Initial Public Offering) pada tahun 1996. Perusahaan manufaktur ini
bekerjasama dengan beberapa perusahaan seperti PT Delta Mandiri Indonesia dan PT Kitchen
Indonesia Makmur selaku distributor. Perseroan juga melakukan kegiatan ekspor produk ke
berbagai Negara dan berpartisipasi dalam pameran peralatan rumah tangga ditingkat
internasional. Entitas anak dari perusahaan PT Kedawung Setia Industrial Tbk juga telah
merambah pasar dengan tujuan Negara-negara di Asia. Ruang lingkup aktivitas perseroan
meliputi industri barang-barang logam berlapis email, aluminium, dan barang-barang plastik dan
kerajinan tangan terutama alat-alat dapur serta alat-alat rumah tangga yang dioperasikan secara
elektronik. Kemudian, pembangunan yang meliputi usaha rancang bangun dan pengembang real
estate tetapi masih belum dilaksanakan. Selain itu, ruang lingkup aktivitas perseroan mencakup
perdagangan umum seperti impor dan ekspor interinsulair dan lokal.
Informasi tentang akuntansi yang harus diperhatikan oleh seorang auditor adalah masing-
masing pos yang terdapat di perusahaan manufaktur tersebut. Akan tetapi, auditor harus
memperhatikan beberapa titik atau pos seperti cara perusahaan dalam mengakui pendapatannya.
Selain itu, juga harus memperhatikan piutang. Piutang terhadap distributor atas PT Kedawung
Setia Industrial Tbk dapat menjadi salah satu pos yang rawan mengandung kesalahan atau
kecurangan yang dapat berpengaruh pada rasio-rasio dalam laporan keuangan. Utang, merupakan
salah satu pos yang juga harus diperhatikan karena juga dapat mempengaruhi analisis laporan
keuangan. Lalu, terdapat persediaan dan HPP yang harus diperhatikan betul apakah telah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
17
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait. Risiko
salah saji pada risiko bawahan ini lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu
dibandingkan yang lain. Seperti perhitungan rumit lebih mungkin disajikan salah jika
dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana. Selain itu aktiva lancar seperti kas akan lebih
mudah dilakukan kejahatan atau dicuri dibandingkan dengan persediaan pada industri peralatan
rumah tangga. Akun yang terdiri atas jumlah yang berasal dari estimasi akuntansi cenderung
mengandung risiko lebih besar dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi darta berupa
fakta. Faktor ekstern mempengaruhi risiko bawaan seperti perkembangan teknologi yang dapat
menyebabkan produk akan menjadi using sehingga dapat menyebabkan persediaan akan lebih
besar. Selain itu, faktor-faktor yang khusus mencakup saldo akun atau golongan transaksi
tertentu, faktor-faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun tertentu juga
dapat mempengaruhi risiko bawaan. Faktor lain misalnya, kekurangan modal kerja untuk
melanjutkan usaha atau penurunan aktivitas industry yang ditandai dengan banyaknya kegagalan
usaha.
Materialitas merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penerapan standar auditing,
khususnya standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Konsep materialitas mengakui
bahwa beberapa hal, baik secara individual atau keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran
penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak penting. Penentuan apakah laporan keuangan
mengandung kesalahan penyajian yang material adalah tanggung jawab seorang auditor. Jika
auditor memutuskan bahwa terdapat suatu salah saji yang material, maka ia akan
menunjukkannya pada sang klien yang sehingga kesalahan harus dikoreksi. Jika sang klien
menolak untuk mengoreksi kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan, maka suatu
pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar harus dikeluarkan oleh auditor,
tergantung tingkat materialitas dari kesalahan penyajian tersebut. Faktor penentu materialitas
yang paling utama adalah penilaian professional oleh sang auditor sendiri. Penilaian professional
memang suatu cara subjektif dari sang auditor yang sudah memiliki banyak pertimbangan atas
pengalaman-pengalaman selama menjadi seorang auditor. Terdapat lima tahap berurutan yang
saling terkait erat dalam penerapan materialitas adalah menetapkan pertimbangan awal tentang
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
18
tingkat materialitas, mengalokasikan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas kedalam
segmen-segmen, mengestimasi total kesalahan penyajian yang terdapat dalam segmen,
mengestimasi kesalahan penyajian gabungan, serta membandingkan antara estimasi gabungan
dan pertimbangan awal aatau pertimbangan yang telah direvisi tentang tingkat materialitas.
Referensi
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
Akuntansia. 2011. Materialitas dan Risiko.
(http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/materialitas-dan-risiko.html). Diakses
tanggal 29 April 2014.
Laporan Tahunan 2012 PT Kedawung Setia Industrial, Tbk.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
19
Akuntansi Sektor Publik
1. Tahapan penyusunan APBN di Indonesia :
Tahapan siklus penyusunan APBN di Indonesia terdiri dari 5 tahap siklus yaitu Perencanaan dan
Penganggaran APBN, Penetapan APBN, Pelaksanaan APBN, Pelaporan dan Pencatatan APBN
serta Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN.
1. Perencanaan dan penganggaran APBN
Tahapan perencanaan dan penggaran APBN biasanya dilkukan pada tahun sebelum
anggaran tersebut dilaksanakan (APBN t-1). Hal ini berarti, untuk penyusunan APBN
tahun 2011, dilakukan pada tahun 2010. Tahap perencanaan dimulai dari hal-hal berikut :
a. Penyusunan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional
b. Kementerian Negara/Lembaga melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan pada tahun berjalan, menyusun inisiatif baru dan indikasi kebutuhan
anggaran
c. Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan melakukan evaluasi atas
pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan inisiatif
baru berdasarkan prioritas pembangunan serta analisa pemenuhan kelayakan dan
efiiensi indikasi kebutuhan dananya
d. Pagu indikatif dan rancangan awal kerja pemerintah ditetapkan
e. Kementerian Negara/Lembaga menyusun rencana kerja
f. Pertemuan tiga pihak antara Kementerian Negara/Lembaga, Kementeerian
Perencanaan dan Kementerian Keuangan
g. Rancangan awal RKP disempurnakan
h. Rencana Kerja Pemerintah dibahas dalam pembicaraan pendahuluan antara
pemerintah dengan DPR
i. Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan
Tahap penganggaran dimulai dari
a. Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan penetapan pagu indikatif
b. Penetapan pagu indikatif
c. Penetapan pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
20
d. Penyusunan Rencana Kerja dan anggaran K/L
e. Penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan nota keuangan dan rancangan
undang-undang tentang APBN
f. Penyampaian nota keuangan, RAPBN, dan RUU tentang APBN kepada DPR
Tahap 1 dan 2 dalam siklus APBN merupakan bagian hulu dalam permaalahan pengelolaan
anggaran Negara. Rincian kegiatan pada kedua tahapan dijelaskan dalam UU no 17 tahun 2003
tentang keuangan Negara, Undang-Undang nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD. Selain itu, juga Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah, Peraturan Pemerintah nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Jadwal atau timeline siklus penyusunan APBN tahun 2011 :
No Keterangan Waktu
1 Perencanaan dan Penganggaran APBN
Penyusunan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional
Dipersiapkan sejak akhir
November 2008
K/L melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan pada tahun berjalan, menyusun inisiatif
baru dan indikasi kebutuhan anggaran
Desember 2008 - Januari
2010
Kementerian Perencanaan dan Kementerian
Keuangan melakukan evaluasi atas pelaksanaan
program dan kegiatan yang sedang berjalan dan
mengkaji usulan inisiatif baru berdasarkan prioritas
pembangunan serta analisa pemenuhan kelayakan
dan efiiensi indikasi kebutuhan dananya
Februari 2010
Pagu indikatif dan rancangan awal kerja pemerintah
ditetapkan
Maret 2010
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
21
Kementerian Negara/Lembaga menyusun rencana
kerja
April - Mei 2010
Pertemuan tiga pihak antara Kementerian
Negara/Lembaga, Kementeerian Perencanaan dan
Kementerian Keuangan
Mei 2010
Rancangan awal RKP disempurnakan Awal Juni 2010
Rencana Kerja Pemerintah dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dengan
DPR
Juni 2010
Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan Paling lambat akhir Juni
2010
Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan
penetapan pagu indikatif
Dimulai sejak bulan
Desember 2008
Penetapan pagu indikatif Maret 2010
Penetapan pagu anggaran Kementerian
Negara/Lembaga
Maret 2010
Penyusunan Rencana Kerja dan anggaran K/L April - Juni 2010
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
22
Penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan
nota keuangan dan rancangan undang-undang
tentang APBN
Diselesaikan paling lambat
akhir bulan Juli 2010
Penyampaian nota keuangan, RAPBN, dan RUU
tentang APBN kepada DPR
Disampaikan pada bulan
Agustus 2010
2 Penetapan/ Persetujuan APBN Penyelesaian pembahasan
RAPBN dan RUU APBN
diselesaikan paling lambat
pada akhir bulan Oktober
2010 Alokasi anggaran
ditetapkan oleh presiden
paling lambat 30 November
2010 Disahkan oleh Menteri
Keuangan paling lambat 31
Desember 2010
3 Pelaksanaan APBN 1 Januari - 31 Desember
2011
4 Pelaporan dan Pencatatan APBN 1 Januari - 31 Desember
2011
5 Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN 1 Januari - 31 Juli 2012
2. Penetapan atau Persetujuan APBN
Pada tahap ini terdapat pembahasan rancangan APBN dan Rancangan Undang-Undang
APBN serta penetapannya oleh DPR. Kemudian, berdasarkan persetujuan DPR, RUU
APBN ditetapkan menjadi UU APBN. Penetapan UU APBN ini diikuti dengan penetapan
Keppres mengenai rincian APBN sebagai lampiran UU APBN yang dimaksudkan.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
23
Kegiatan dalam tahap ini biasanya dilakukan pada APBN t-1 atau dilakukan pada bulan
Oktober-Desember 2010 untuk penyusunan APBN tahun 2011.
3. Pelaksanaan APBN
Kegiatan pelaksanaan APBN dilaksanakan mulai 1 Januari – 31 Januari pada tahun
berjalan (APBN t) atau dengan kata lain, dalam kasus ini, dilaksanakan pada 1 Januari -
31 Desember 2011. Kegiatan pelaksanaan APBN dilakukan oleh pemerintah atau dalam
hal ini dilakukan oleh Kementerian Negara/Lembaga (K/L).
4. Pelaporan dan Pencatatan APBN
Kegiatan dalam tahap ini dilakukan pada jangka waktu yang sama dengan tahap ketiga.
Dalam kasus ini, tahap pelaporan dan pencatatan APBN dilaksanakan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan APBN yaitu 1 Januari – 31 Desember 2011 (APBN t). LAporan
keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses akuntansi, dan disajikan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan pemerintah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
5. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN
Tahap ini dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan berakhir (APBN+t) yaitu sekitar bulan
Januari hingga Juli tahun berikutnya. Jadi tahap ini, dalam APBN tahun 2011
dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juli 2012.
2. Titik-titik kritis terjadinya tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme dalam siklus
penyusunan APBN :
Titik-titik kritis terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam siklus penyusunan
APBN dapat terjadi disemua titik tergantung dengan faktor-faktor yang
menyebabkannya. Banyak faktor yang mendukung terjadinya KKN dalam siklus
penyusunan APBN. Titik-titik kritis KKN dapat terjadi di bagian perencanaan dan
penganggaran misalnya dalam perencanaan dan penganggaran terdapat beberapa pihak
terutama yang memegang kepentingan dapat melakukan korupsi dengan memanipulasi
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
24
perencanaan dan anggaran pada penetapan awal APBN. Dapat terjadi kolusi antara
Kementerian Perencana Anggaran dengan Kementerian Keuangan serta DPR selaku
pihak yang melakukan penyusunan anggaran. Beberapa pihak tersebut dapat bekerjasama
untuk kepentingannya sendiri. Kemudian pada penyusunan rancangan APBN
dimungkinkan terjadinya KKN melalui pemanipulasian nota keuangan dan anggaran
sesuai dengan kepentingannya sendiri atau yang berkepentingan. Selain itu, dalam
penetapan atau persetujuan APBN masih dapat juga terjadi praktek KKN.
Referensi
Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN Indonesia. Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Penyusunan APBN.
(http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/buku%20dasar%20penyusunan%2
0APBN.pdf). Diakses tanggal 29 April 2014.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
25
COST ACCOUNTING
a) The first-stage allocation of overhead costs to the activity cost pools :
Making
Drapes
Job
Support
Other Total
Production overhead
84,000
28,000
28,000
140,000
Office expense
21,000
77,000
42,000
140,000
Total
105,000
105,000
70,000
280,000
b) The activity rates (i.e., cost per unit of activity) for the Making Drapes and Job Support
activity cost pools :
Making
Drapes
Job
Support
Production overhead 28 200
Office expense 7 550
Total 35 750
c) Analysis report :
Sales
$ 6,000
Cost :
Green Cost (Direct Material &
Labor) $ 2,990
Factory Overhead :
Red Cost (Production Overhead) $ 2,580
Yellow Cost (Office Expense) $ 1,145
Total Cost
$ 6,715
Net Loss
$ (715)
Analysis :
The job causes the company suffered losses for $715, so the company shouldn’t take the job.
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
26
References :
Carter, William K. 2009 Akuntansi Biaya, Edisi 14, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Mowen, Hansen. Akuntansi Manajerial, Edisi 8, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
27
Advanced Accounting
1) Exchage gain / loss
Net assets :
Other assets £ 640,000 1.24 $ 793,600
Equity :
Common stocks £ 300,000 1.25 $ 375,000
Preferred stock £ 100,000 1.25 $ 125,000
Retained earnings - ending $ 296,900
$ 796,900
Exchange loss $ (3,300)
2) Goodwill that needs to be recognize from acquisition
Investment cost (90%) $ 630,000
Impilied FV $ 700,000
Book value net assets :
Common stocks $ 375,000
Retained earnings - beginning $ 262,500
Common stockholders' equity $ 637,500
Goodwill $ 62,500
3) Income from the Don that needs to be recorded
CI (90%) NCI (10%) Total
Net income $ 65,520 $ 7,280 $ 72,800
Dividend preferred $ 12,800 $ 12,800
Exchange loss $ 2,970 $ 330 $ 3,300
Income from Don $ 49,750 $ 6,950 $ 56,700
4) The amount of ending balance of investment to the Don
CI (90%) NCI (10%) Total
Investment - beginning $ 630,000 $ 70,000 $ 700,000
Income from Don $ 49,750 $ 6,950 $ 56,700
Dividend common $ (23,040) $ (2,560) $ (25,600)
Investment - ending $ 656,710 $ 74,390 $ 731,100
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
28
5) Consolidated financial statement using consolidated workingpaper
Journal :
1 Income from Don $ 49,750
Dividends – common
$ 23,040
Investment in Don
$ 26,710
2 NCI Share $ 6,950
Dividends – common
$ 2,560
NCI
$ 4,390
3 Common stocks $ 375,000
Retained earnings $ 262,500
Goodwil $ 62,500
Investment in Don
$ 630,000
NCI
$ 70,000
Mob Don (90%) Adjustments & Eliminations Consolidated Statements Debits Credits
Income statement
Sales $ 260,000 $ 173,600 $ 433,600
Dividends – preferred
$ (12,800) $ (12,800)
Income from Don $ 49,750 $ 49,750 $ -
Expenses including COGS
$ (100,000) $ (100,800) $ (200,800)
Exchange loss $ (3,300) $ (3,300)
NCI Share $ 6,950 $ (6,950)
Controlling share of Net Income
$ 209,750 $ 56,700 $ 209,750
Retained Earnings Statement
Retained earnings -beginning
$ 150,000 $ 262,500 $ 262,500 $ 150,000
Controlling share of Net Income
$ 209,750 $ 56,700 $ 209,750
Dividends – common
$ (25,600) $ 25,600 $ -
Universitas Brawijaya ǁ Tim 1
Dewi Kurniawati Sumargo ǁ Siti Rodiah Hasana ǁ Virasty Fitri Faiqot ǁ 081805033735
29
Retained earnings – ending
$ 359,750 $ 293,600 $ 359,750
Statement of Financial Position
Assets :
Other assets $ 1,280,000 $ 793,600 $ 2,073,600
Cash (from dividend)
$ 23,040 $ 23,040
Investment in Don $ 656,710 $ 26,710 $ -
$ 630,000
Goodwill $ 62,500 $ 62,500
Total assets $ 1,959,750 $ 793,600 $ 2,159,140
Equity and Liability
Common stocks $ 1,600,000 $ 375,000 $ 375,000 $ 1,600,000
Preferred stock - £10, 1,000 share, callable at £105
$ 125,000 $ 125,000
Retained earnings -ending
$ 359,750 $ 293,600 $ 359,750
NCI - 1 Jan $ 70,000 $ 74,390
NCI - 31 Dec $ 4,390
Total equity and liability
$ 1,959,750 $ 793,600 $ 2,159,140
*The amount in Don’s Company -> after translation from poundsterling to US Dollar
Reference :
Beams, Floyd A. Advanced Accounting, 10th edition. New York : Pearson