Tutorial Blok 1 Critical Thinking

22
-TUTORIAL 1 BLOK 1- CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS) TUTOR : Dra. Sri Utami Sugeng, M.Kes KELOMPOK 22 Arvin Manuel – 1210012 Ivani – 1210019 Felicia Kusuma – 1210058 Haryo Bayu Putranto – 1210077

description

Tutor 1 Modul 1

Transcript of Tutorial Blok 1 Critical Thinking

Page 1: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

-TUTORIAL 1 BLOK 1-

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)

TUTOR : Dra. Sri Utami Sugeng, M.Kes

KELOMPOK 22Arvin Manuel – 1210012

Ivani – 1210019Felicia Kusuma – 1210058

Haryo Bayu Putranto – 1210077Maria Kristina Sherilyn Kendis – 1210109

I Gusti A Intan Maharani – 1210152Rheza Ferdiansyah – 1210156Tetanoe Bernada – 1210197Steven Juanda – 1210226

Kezia Natalia Daniast Susilo - 1210238

Page 2: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

I. ISTILAH-ISTILAHMakanan Pendamping: Adakalanya ASI yang diharapkan di nikmati oleh bayi sampai usia 6 bulan tidak terpenuhi. Kadangkala ASI hanya bisa dinikmati oleh bayi hingga usia 3 bulan atau bahkan kurang. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala, diantaranya ibunya sibuk bekerja atau kurang baiknya produksi ASI yang dihasilkan baik secara kualitas maupun kwantitas. Oleh karena itu, banyak bayi yang berusia kurang dari 6 bulan diberikan makanan selain ASI. Sebagai penggantinya para ibu memberi bayi mereka dengan susu formula. Memang tidak ada pilihan lain kecuali melakukan hal tersebut, namun pertanyaannya, apakah susu formula tersebut dapat memenuhi semua kebutuhan bayi sebaik ASI? untuk menutupi hal tersebut, maka diperlukan makanan pendamping. Namun, hal ini juga tergantung sensitivitas dan daya tahan sistem pencernaan dari bayi itu sendiri. Karena, banyak kasus bayi belum dapat "menerima" makanan pendamping tersebut di bawah usia 6 bulan.

Berikut kami berikan beberapa menu makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan mengenai makanan pendamping pertama bagi bayi selain ASI, khususnya pada usia 4-6 bulan, jikalau memang ASI tidak bisa dinikmati lagi oleh bayiMakanan Yang dianjurkanBubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan atau kaldu daging atau sayuran, susu formula (ASI) atau airBuah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang, apple, melon dan alpukat.Sayur-sayuran dan kacang-kacangan yang direbus kemudian di haluskan menggunakan blender. Pada saat diblender sebaiknya ditambah dengan kaldu atau air matang agar lebih halus. Sayuran dan kacang tersebut adalah kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning, kacang hijau.Daging piliha yang tidak berlemak, kemudian di blenderIkan yang diblender. Ikan yang digunakan yang tidak berduri seperti fillet salmon, fillet ikan kakap dan gindara.Makan Yang Tidak DianjurkanMakanan yang mengandung protein gluten yaitu tepung terigu, barley, biji gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Semua jenis makanan tersebut dapat membuat perut bayi kembung, mual dan diare pada bayi. Hal ini disebabkan oleh reaksi gluten intolerance. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa terhadapa makanan bayiMakanan terlalu berlemakBuah-buahan yang terlalu asam seperti jeruk dan sirsakMakanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam.Buah-buahan yang mengandung gas, durian, cempedak. Sayuran mengandung gas, kol, kembang kol, lobak. Kedua makanan tersebut dapat membuat perut bayi kembung.Kacang tanah, dapat menyebabkan alergi atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi sulit bernafas.kadangkala telur dapat memacu alergi. Berikan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika bayi alergi segera hentikanSusu sapi dan olahannya yang dapat membuat bayi alergi atau lactose intolerance(Makanan Pendamping Pertama Bayi.)ASI memang memberikan keuntungan yang tidak dapat digantikan dengan makanan pengganti apapun, namun kebanyakan bayi yang diberi susu formula tumbuh cukup sehat setidak-tidaknya di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Setelah usia 6 bulan, bayi

Page 3: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

memang perlu mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI). Karena, semakin bertambah usia, kebutuhan gizi anak pun semakin meningkat. Kebutuhan gizi ini tidak cukup dari ASI saja, tetapi juga harus diperoleh dari makanan padat pertama, berupa buah dan bubur susu, yang tentunya diperlukan untuk bayi dalam proses pengenalan makanan pendampingASI.

Makanan pendamping ASI atau bisa disebut MP-ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI, dimana jenis dan karakter dari makanan tersebut disesuaikan dengan umur bayi. Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi / anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Demikian sebagian dari beberapa pengertian makanan pendamping ASI. Makanan pendamping ASI ini adalah merupakan sebuah proses transisi dari asupan kepada bayi yang semula hanya susu (Air Susu Ibu/ASI) menuju ke makanan yang semi padat.

Dalam hal pemenuhan makanan pengganti ASI ini juga dibutuhkan ketrampilan khususnya adalah ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral ini berkembang dari refleks menghisap menjadi reflek menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang dan seterusnya kedalam saluran pencernaan.

Seiring dengan bertambahnya umur bayi maka akan bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi telah memasuki umur 6 bulan ke atas, beberapa dari elemen dan zat gizi serta nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Untuk itulah maka pada umur 6 bulan ini bayi kita kenalkan dengan makanan pendamping ASI. Makanan pengganti ASI ini akan lebih mencukupi kebutuhan gizi dan juga nutrisi sang bayi.Pengenalan serta juga metoda pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik itu dilihat dari segi bentuk maupun jumlahnya. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan pencernaan bayi / anak yang bersangkutan. Pemberian makanan pengganti ASI yang cukup dalam hal kualitas dan juga kuantitasnya sangat penting dalam mendukung proses pertumbuhan fisik dan juga perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode-periode tersebut.Untuk itu ada beberapa tips pemberian makanan pengganti ASI ini yaitu : Berilah ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan. Untuk selanjutnya setelah umur 6 bulan maka selanjutnya tambahkan MP ASI (Makanan Pengganti ASI), sementara pemberian ASI tetap harus dilanjutkan dilanjutkan.Lanjutkan pemberian ASI sampai dengam anak usia 2 tahun atau lebih.Terapkan perilaku hidup bersih dah higienis serta penanganan makanan yang baik dan tepat kepada sang anak.Mulai pemberian makanan pengganti ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit kemudian secara bertahap dinaikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering diberikan. Misal pada bayi berusia 6-8 bulan dapat mulai diberikan nasi tim dan akan lebih baik bila disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak mempersulit atau memperberat pencernaan.

Page 4: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

Secara bertahap, kepadatan dan variasinya ditambah sesuai kebutuhan dan kemampuan bayi terutama dalam hal mengunyah makanan.Frekuensi dalam hal pemberian makanan pengganti ASI ini semakin sering berjalan beriringan dengan bertambahnya usia bayi.Berikan variasi makanan yang tentunya kaya akan nutrisi untuk lebih memastikan bahwa seluruh kebutuhan nutrisi terpenuhi.Gunakan makanan pengganti ASI yang diperkaya dengan vitamin dan mineral, atau berikan vitamin dan mineral bila perlu. (Irawan, Ferry. Makanan Pendamping ASI. 2012).ASI: Susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang blum dapat mencerna makanan padat, hormone-hormon yang bekerja saat ibu mulai dan saat masa menyusui adalah Prolaktin dan Oksitosin. Stamina: Kemampuan seseorang/individu untuk tetap aktif dalam melakukan berbagai aktifitas, seperti olah raga, bekerja, dan lainnya dalam jangka waktu yang cukup lama. Juga stamina merupakan kemampuan sesorang untuk bertahan, pemulihan setelah rasa sakit, dan kelelahan; Daya tahan. Termasuk juga ketabahan, ketahanan mental, keuletan.Diare akut dan Diare Kronis: Penyakit Diare adalah salah satu penyakit gangguan pencernaan, penyakit ini biasa disebut juga dengan penyakit mencret. Orang yang mengalami mencret/diare biasanya frekuensi buang air besarnya akan meningkat hingga lebih dari tiga kali sehari dan tinjanya cenderung seperti cairan, dimana tinja dari p[enderita diare tersebut mengandung kira-kira 200 gram air berlebih. Kondisi tersebut biasanya berlangusng selama dua hari atau lebih. Perbendaannya antara diare akut dan diare kronis adalah dimana diare akut akan terjadi selama sampai dengan 7 hari kemudian berlanjut sampai ke delapan- empat belas hari. Sedangkan penderita diare kronis akan mengalaminya selama lebih dari dua minggu. Di Indonesia penyakit diare akut ebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit diare kronis. Dan kini sudah banyak menyerang balita sehingga menyebabkan penyakit diare akut ini sebagai pembunuh nomer 2 terhadap balita setelah ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).Febris: Demam. Suhu tubuh yang melebihi batas normal, dimana batas normal suhu tubuh manusia adalah 36,2’C-37,7’C. (Ramali, dr. Med Ahmad. Kamus Kedokteran. Djambatan. 1999). Mencret: buang-buang air kerap dan encer. Clinical Reasoning: Proses penentuan berdasarkan alasan klinis.Kultus Feses: Pembudidayaan daripada hasil/pembuangan zat-zat sisa manusia untuk diteliti lebih lanjut.Salmonella enteritidis: Genus bakteri dari suku (tribus) Salmonellae, family Enterobacteriae. Merupakan bakteri atau mikroorganisme gram negative. Salmonella enteritidis adalah salah satu agen penyakit asal pangan yang sering dilaporkan di Negara maju maupun Negara berkembang. Salmonella mempunyai sifat/kemampuan dapat menembus kulit telur. Hal ini pentng untuk diketahui karena selain pada kulit telur, Salmonella juga dapat mengkontaminasi bagia dalam dari telur (albumin dan kuning telur). Yang berbentuk batang. (Ramali, dr. Med Ahmad. Kamus Kedokteran. Djambatan).Diagnonsis: Penentuan jenis penyakit yang diderita pasien yang dapat ditentukan setelah melalui tahap-tahap mulai dari inspeksi, anamnesis dan lainnya.

II. ANALISIS PERMASALAHANAn. N, laki-laki berusia 6 bulan, merupakan anak pertama mulai akan diberikan

makanan pendamping ASI. Ibunya memberikan telur mentah yang dicampur dengan susu dan madu. Katanya, “Telur mentah dapat meningkatkan stamina anak saya sehingga tidak mudah sakit. Ayahnya selalu melakukan kebiasaan yang sama dan jarang sakit sampai hari ini.” An. N merupakan bayi yang sehat dengan berat badan 6.5 kg.

Keesokan harinya, An. N mengalami diare akut disertai febris. Setelah 6 kali

Page 5: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

mencret, An. N dibawa berobat ke dokter.

III. MASALAH YANG TERKAIT1. Reasoning dan Clinical Reasoning

Reasoning merupakan kegiatan berpikir untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Kesimpulan merupakan hasil suatu pemahaman yang didapatkan melalui persepsi seseorang terhadap suatu fenomena dan proses berpikir. Dalam proses berpikir tersebut seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor subyektif yaitu pertimbangan-pertmbangan yang menguntungkan dirinya, serta faktor obyektif yaitu nilai-nalai yang berlaku secara umum. Hal ini menyebabkan pemahaman manusia terhadap fenomena yang sama dapat menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Kesimpulan yang berbeda dapat memberi dampak pada keputusan jenis tindakan yang berbeda (Jenicek M., 2006).

Ada 2 metode yang digunakan agar suatu kesimpulan dapat diterima dengan akal sehat yaitu logika deduktif dan induktif. Kedua metode tersebut sering digunakan pada proses reasoning pada penelitian ilmiah untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat dan relatif terbebas dari bias. Logika deduktif merupakan kesimpulan yang mengacu pada pendapat yang sifatnya umum ke khusus. Proses ini dimulai dari adanya hipotesis sebelumnya dan menganalisis atau membuktikan kesesuaian fenomena dengan hipotesis tersebut. Logika induktif adalah kesimpulan yang mengacu pada pendapat yang sifatnya khusus ke umum. Kesimpulan dibuat dari proses menggali data atau informasi yang akan dianalisis menjadi hipotesis (Higgs J, Jones M. 1995; Jenicek M., 2006). Kedua metode ini

Strategi reasoning yang umumnya digunakan untuk penelitian-penelitian ilmiah tersebut pada awalnya dianggap sama untuk semua proses dalam membuat kesimpulan termasuk pada clinical reasoning. Strategi clinical reasoning menggunakan logika induktif dan deduktif untuk membuat kesimpulan dikenal sebagai metode hipotetico-deductive (metode analitik). Strategi reasoning dimana data atau informasi yang diperoleh dari pasien digeneralisasikan menjadi hipotesis sebagai diagnosis banding. Hipotesis atau diagnosis banding yang dihasilkan digunakan sebagai dasar untuk menentukan data yang masih diperlukan untuk membedakan berbagai kemungkinan penyakit dalam hipotesisnya. Data yang dikumpulkan akan diintepretasikan untuk menetapkan diagnosis pasti (Norman G., 2005).

Perbedaan proses clinical reasoning pada expert dan novice menunjukkan bahwa seorang expert tidak menggunakan metode reasoning yang umum yaitu logika induktif-deduktif. Seorang expert cenderung menggunakan jalan pintas (heuristic) sebagai srategi clinical reasoning seperti pattern recognition atau gejala-tanda klinis yang patognomonis. Strategi tersebut beresiko terjadinya bias kognitif, meskipun hasil diagnosis yang dilakukan expert menunjukkan keakuratan dan kecepatan yang lebih baik dibandingkan novice.  Hal ini membuktikan bahwa clinical reasoning yang dilakukan oleh expert tidak tergantung pada proses reasoning yang dilakukan  melainkan pada pemahaman terhadap materi pengetahuan (content specificity) dan cara yang digunakan untuk mengorganisasikan pengetahuan (Norman G., 2005).Seorang expert mengorganisasikan pengetahuan melalui tiga fase yaitu:

a) Fase pertama adalah akumulasi pengetahuan dasar tentang penyakit seperti patofisiologi dan patogenesis.

b) Fase kedua adalah proses penggabungan pengetahuan dasar dengan kasus nyata melalui pengalaman menangani pasien yang disebut dengan illness script.

c) Fase ketiga adalah proses menggunakan script yang sesuai untuk menangani kasus baru. Pengetahuan dasar hanya digunakan ketika seorang dokter memerlukannya, misalnya ketika menghadapi kasus yang sulit. Pengalaman klinik

Page 6: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

akan menambah script-script yang dapat digunakan secara instan untuk menyelesaikan kasus yang sama.

Meskipun proses tersebut sesuai dengan kurikulum tradisional tetapi tidak adanya integrasi dari ketiga fase tersebut menyebabkan seorang expert mengetahui basic science tetapi sulit untuk menjelaskan mekanismenya. Hal ini dapat terjadi oleh karena pengetahuan dasar yang tidak diintegrasikan dalam jangka waktu yang lama mengalami enkapsulasi (Schmidt H G, Boshuizen H., 1993; Norman G., 2005).Teori script menyatakan bahwa hipotesis yang dihasilkan pada proses clinical reasoning merupakan proses aktivasi script, sedangkan testing hipotesis merupakan pemrosesan dari script. Clinical reasoning merupakan proses untuk menemukan, menentukan, dan melihat kembali kebenaran dari script yang sudah dimiliki. Proses tersebut merupakan gabungan antara metode analitik-non analitik yang dapat menghasilkan diagnosis lebih baik dibandingkan dengan metode analitik saja. (Schmidt H G, Boshuizen H., 1993; Eva K.W., 2004).

Hubungan reasoning, clinical reasoning dan berpikir kritisPada banyak kondisi klinik, seorang dokter dituntut untuk membuat keputusan secara cepat dan akurat. Strategi reasoning menggunakan metode yang umum dilakukan dalam penelitian ilmiah seperti hipothetico-deductif memerlukan waktu yang lama. Dalam praktek seorang dokter cenderung menggunakan strategi non-analitik dalam clinical reasoning. Strategi non analitik yang digunakan oleh dokter dalam clinical reasoning memungkinkan terjadinya bias kognitif. Cara mengurangi terjadinya bias kognitif adalah dengan mengevaluasi kesimpulan untuk memberikan argumentasi berdasarkan bukti-bukti yang sesuai. Proses tersebut merupakan kemampuan berpikir kritis.Strategi clinical reasoning juga memerlukan pemahaman terhadap materi pengetahuan kedokteran, cara pengorganisasian pengetahuan, serta pengalaman menggunakan pengetahuan. Proses membangun informasi merupakan proses aktif menggunakan informasi dan mengevaluasi hasil kesimpulan yang dibuat terhadap permasalahan yang dihadapi. Proses tersebut memerlukan berbagai macam ketrampilan seperti:

1. Ketrampilan interpretasi untuk memahami argumentasi dan pendapat orang lain 2. Ketrampilan untuk mengevaluasi secara kritis argumentasi dan pendapat 3. Ketrampilan untuk mengembangkan dan mempertahankan argumentasi yang

dibuat dengan landasan yang kuat.Jadi clinical reasoning merupakan kemampuan utama yag harus dimiliki seorang dokter yang memerlukan kemampuan berpikir kritis baik dalam proses mengkonstruksi pengetahuan maupun maupun proses pengambilan keputusan terhadap pasien. Dalam pendidikan kedokteran berpikir kritis menjadi alat untuk memperoleh pemahaman materi pengetahuan serta kompetensi yang dikembangkan agar lulusannya dapat bekerja dengan baik.KesimpulanClinical reasoning merupakan salah satu kompetensi utama pendidikan dokter. Selama proses pendidikan, strategi hipothetico-deductif sudah lama digunakan agar mahasiswa mengetahui alur berpikir dalam proses pengmbilan keputusan klinik. Pada praktek strategi tersebut jarang dilakukan kecuali pada kasus-kasus sulit atau jarang ditemui. Penelitian tentang pentingnya pemahaman materi pengetahuan dan cara pengorganisasian pengetahuan memerlukan kemampuan berpikir kritis untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai landasan ketika seseorang menjalani profesinya.Proses akumulasi pengetahuan menjadi illness script seharusnya dilakukan sejak mahasiswa mengkonstruksi pengetahuan kedokteran. Pendidikan kedokteran perlu menyadari bahwa pemahaman pengetahuan yang sebatas menghapalkan fakta, memberikan ketrampilan

Page 7: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

memecahkan masalah menggunakan sudut pandang yang terbatas sudah saatnya ditinjau ulang. Strategi pengajaran seharusnya menggunakan metode yang memberi kesempatas siswa memahami secara utuh tentang materi pengetahuan menggunakan pendekatan berpikir kritis.Dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis selama belajar di fakultas kedokteran berarti pendidikan kedokteran telah berperan dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan terhadap pasien, serta memberikan jaminan kepada lulusannya agar terhindar dari kesalahan akibat adanya penyimpangan dalam proses berpikir.

2. Berpikir kritis (Critical Thinking) Pengertiaan UmumKemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan independen.

Ciri Umum Pemikir Kritis: Memakai bukti ilmiah dengan baik & berimbang Dapat memecahkan masalah sendiri Dapat belajar mandiri & tidak mudah putus asa Memakai pendapat berdasarkan derajat keprecayaan Membedakan sesuatu berdasarkan derajat kelogisan & inferen

Manfaat Berpikir Kritis:1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen 2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas 3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif 4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang

kuat 5. Membiasakan berpikiran terbuka 6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya

Keterampilan Inti Berpikir Kritis: Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential

diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran

prosedur, mengemukakan argumen Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri

Tujuan Berpikir Kritis Berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan potensi anda dalam melihat

masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan

sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk memahami

Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu

Page 8: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri. Berpikir kritis merupakan meta-thinking skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai dan keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks membuat hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pencernaan Pada Bayi Bayi yang baru saja lahir akan memulai proses memasukan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan yang masuk dalam tubuh. Hal ini menandakan bahwa sistem pencernaan pada bayi mulai bekerja.Sistem pencernaan dewasa dan sistem pencernaan pada bayi memiliki beberapa perbedaan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai organ-organ pencernaan pada bayi yang berbeda dari sistem pencernaan pada orang dewasa:

a) MulutDi dalam mulut terdapat lidah. Lidah pada bayi lebih besar jika dibandingkan dengan lidah orang dewasa. Hal ini terjadi karena adanya bantalan lemak pada sisi-sisi lidah yang berfungsi untuk membantu dalam menghisap.Biasanya dalam mulut terdapat saliva yang mengandung enzim ptialin. Namun pada pencernaan pada bayi, enzim ini belum sempurna terbentuk atau tidak ada.Dalam saliva bayi terdapat enzim yang tidak terdapat pada orang dewasa yaitu fat-splitting enzyme.

b) EsofagusPerbedaan antara organ esofagus pada orang dewasa dan bayi adalah panjangnya. Pada bayi, panjang esofagusnya adalah 11 cm. Sedangkan pada dewasa panjangnya adalah 9,5 inci.

c) LambungKapasitas lambung ketika usia bayi adalah 6mL/kg BB atau sama dengan 50-60 cc.Lambung menghasilkan beberapa enzim untuk proses pencernaan, yaitu:1. HCl, fungsinya adalah untuk membunuh materi-materi yang asing dan

berbahayayang ikut masuk bersama makanan ketika sedang makan.2. Pepsin, fungsinya untuk pencernaan protein. Protein akan berubah menjadi

polipeptida3. Renin, fungsinya untuk memecahkan casein (protein susu)

d) Usus halusPencernaan yang terjadi di usus halus baik pada orang dewasa maupun pada bayi dibantu oleh enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Namun ada beberapa perbedaan pada enzim yang bekerja dalam proses pencernaan di usus halus pada bayi:1. Amilase

Pada pencernaan bayi amilase belum muncul secara sempurna. Amilase akan muncul dengan sempurna pada saat perkembangan mollar telah sempurna juga. Akibat dari amilase yang tidak muncul dengan sempurna, maka bayi belum dapat mencerna makanan-makanan yang mengandung karbohidrat kompleks

2. Lipase.fungsi lipase adalah untuk mencerna lemak. Lemak akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Pada masa bayi, enzim ini mengalami defisiensim, sehingga tentu saja pencernaan lemak menjadi tidak maksimal. Dalam keadaan ini maka

Page 9: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

lemak yang hanya dapat dicerna oleh pencernaan bayi adalah lemak yang berasal dari ASI

3. LaktaseLaktase dihasilkan di jonjot-jonjot usus. Fungsi dari laktase ini adalah untuk mengubah laktosa menjadi bentuk gula yang lebih sederhana yaitu galaktosa dan sukrosa.

Apabila terjadi gangguan pencernaan, maka akan terjadi iritasi pada bagian usus. Jika usus mengalami iritasi maka jonjot-jonjot usus akan berkurang juga yang artinya laktase juga akan berkurang karena laktase terdapat pada jonjot usus.Berkurangnya laktase menyebabkan 2 hal yang merugikan. Yang pertama adalah dengan berkurangnya laktase maka proses pemecahan laktosa akan terganggu, maka galaktosa tidak dapat dihasilkan dengan baik. Padahal galaktosa ada substansi pembentuk selubung myelin pada saraf, sehingga pembentukan selubung myelin akan terganggu. Yang kedua adalah dengan berkurannya laktase pada usus maka kemampuan tubuh untuk menangkal penyakit yang berasal dari susu akan menurun.Jika dalam hal ini orang berpikiran untuk menggantikan laktosa dalam tubuh dengan gula yang lain seperti madu, syrup, atau maltosa maka itu adalah keputusan yanng salah. Mengganti laktosa dengan jenis gula yang lain akan menyebabkan terjadinyahambatan dalam pembentukan selubung myelin di saraf jaringan dan otak.Pada kasus diare, bayi tidak boleh menerima laktosa terus menerus. Apabila diberikan terus menerus maka mencret akan terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena laktosa dalam usus tidak dapat di cerna oleh laktase dalam usus karena jonjot-jonjot mengalami iritasi. Laktosa yang tidak tercerna adalah makanan dari bakteri. Laktosa akan di makan oleh bakteri yang masuk dalam sistem pencernaan, namun tidak semua dari jumlah laktosa yang di makan oleh bakteri. Sisa laktosa yang tidak di makan akan menjadi asam organik dan mengakibatkan bertambahnya kerusakan usus. Tentu saja kerusakan usus berimbas pada terjadinya gangguan pencernaan, penyerapan makanan, dan juga mengakibatkan diare berlanjut.

Pada kasus pemberian telur mentah pada bayi, bayi mengalami diare akut. Hal ini disebabkan karena kandungan putih telur dalam telur menghasilkan efek alergen pada bayi. Telur juga mengandung ovomucoid, yaitu protein yang terdapat pada telur yang memiki aktivitas antitripsin. Padahal tripsin adalah enzim yang mengubah protein menjadi polipeptida. Ovomucoid ini hanya dapat rusak apabila dipanaskan atau dengan kata lain telur tersebut harus di masak.

Bayi pada umur 6 bulan juga belum dapat menerima makanan dengan kandungan protein kompleks seperti yang terdapat pada telur. Demikian juga dengan jenis gula seperti madu. Pencernaan bayi juga belum kuat untuk mencerna makanan yang telah dicampur. Dan dalam kasus dalam skenario makanan pada bayi dicampur yaitu telu-susu-madu. Hal ini akan menimbulkan reaksi iritasi pada si bayi yang dalam hal ini adalah diare.

4. Telur Seperti kita ketahui bersama telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang murah meriah serta kaya akan protein, lemak, mineral, dan vitamin larut lemak yang baik. Namun dengan adanya mitos bahwa telur mentah lebih berkhasiat dari telur matang, maka banyak yang masih bertanya-tanya, sebaiknya dikonsumsi : mentah, setengah matang, ataukah matang?

Page 10: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

Berdasarkan penelitian tentang kandungan nilai gizi dari perlakuan konsumsi telur baik mentah, setengah matang, dan matang, sebetulnya tak jauh beda. Hanya, karena telur mentah “sedikit daya dapat dicernanya”, bahan makanan ini dapat awet “nangkring” di perut dalam keadaan utuh. Akibatnya, seseorang yang mengonsumsi telur mentah bisa merasa kenyang lebih lama daripada yang makan telur matang. Keawetan membuat kenyang inilah yang menyebabkan telur mentah dikira lebih bergizi.Mengonsumsi telur mentah bukan berarti tak akan menimbulkan masalah. Adanya bakteri yang hidup dalam telur dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan pengonsumsinya. Salmonela adalah suatu bakteri yang dapat menimbulkan keracunan (Salmonella food poisoning), dapat menyebabkan tifus dan disentri, dengan gejala-gejala seperti mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kedinginan, demam, dan diare. Bakteri ini dapat menyusup ke dalam telur sewaktu telur masih dalam “kandungan”, namun yang paling sering setelah dikeluarkan, terutama apabila kebersihan kandang dan lingkungan kurang diperhatikan. Telur mentah atau telur setengah matang, yang biasanya terkandung dalam home-made mayonnaise, fla, beberapa dessert seperti chocolate mousse, tiramisu atau ice cream. Kandungan telor mentah pada makanan-makanan tersebut bisa menyebabkan ibu keracunan salmonella hingga sakit parah. Untuk menghindari terjadinya keracunan salmonela, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengharuskan melakukan pemanasan (pasteurisasi) minimal selama 3,5 menit pada suhu 56,7 derajat Celsius atau 6,2 menit pada suhu 55,5 derajat Celsius untuk putih telur, dan 6,2 menit pada suhu 60 derajat Celsius untuk telur utuh. Akan tetapi, problem yang bisa ditimbulkan telur, khususnya yang mentah, bukan hanya karena salmonela, beberapa zat yang dikandungnya dapat pula mencetuskannya. Zat-zat tersebut adalah:Avidin : Tahun 1930, Parsons dan para asistennya menemukan beberapa gejala kehilangan rambut terutama sekitar mata, penurunan berat badan yang cepat, kelumpuhan pada kaki belakang, hingga kematian, pada tikus-tikus yang diberi pakan mengandung putih telur (albumin) mentah. Penelitian lebih lanjut mendapati, situasi tersebut disebabkan suatu glikoprotein yang diberi nama avidin, artinya “albumin yang lapar”, yang bagi embrio ayam berfungsi sebagai pembunuh bakteri perusak (toxic) dari luar, selain pelindung unsur-unsur gizi lain di dalam telur. Avidin mampu mengikat biotin, sehingga tak dapat diserap melalui pencernaan. Dari percobaan pada manusia, melibatkan empat sukarelawan yang diberi ransum mengandung sekitar 3.000 kalori, yang 928 kalorinya berasal dari albumin mentah, serta rendah kandungan biotinnya, dengan jangka waktu pemberian 10 minggu, didapati, pada minggu ketiga dan keempat mereka mengalami masalah di bagian kulitnya. Di samping itu ditemukan adanya penurunan kadar hemoglobin dan biotin dalam urine hingga sepersepuluh dari normal, serta kenaikan kadar kolesterol.Agar situasi ini dapat dihindari, selain perlu penambahan asupan biotin, keaktifan avidin juga mesti dilumpuhkan, dengan cara memanaskan telur pada suhu 18 derajat Celsius selama 5 menit (pada suhu yang lebih tinggi, waktu pemanasan bisa lebih singkat), kecuali untuk telur yang telah mengalami fermentasi, seperti telur “1.000 tahun” dari Cina, yang memerlukan waktu pemanasan 18 kali lebih lama. Ovomucoid : Penelitian terhadap 3.789 pasien Poli Anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, pada 1995, oleh Elberink dkk. menunjukkan, sebanyak 77,8% anak menderita alergi gara-gara telur, dengan gejala klinis yang timbul berupa manifestasi kulit (urtikaria, gatal, merah, bengkak, papula, vesikula) dan manifestasi saluran pernapasan (batuk, wheezing). Menurut Zakiudin Munasir, dari Subbagian Alergi Imunologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, situasi tersebut umumnya muncul karena ovotransferrin, ovalbumin, dan, yang paling sering, ovomucoid. Ovomucoid merupakan protein pada telur yang memiliki aktivitas antitripsin. Protein tersebut meliputi sekitar 12% bahan kering albumin, mengandung 22% karbohidrat, serta kaya akan gugus -SH (2% dari ovomucoid adalah sulfur). Supaya ovomucoid tidak sampai bertingkah macam-macam, paling tidak ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, tidak memberi bayi dan anak, terutama yang memiliki

Page 11: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

“bakat” alergi (intrinsic allergic potency) putih telur, apalagi dalam keadaan mentah. Kedua, senantiasa mengonsumsi telur yang telah matang. Dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit, sekitar 90% aktivitas ovomucoid dapat dihancurkan. Sedangkan pada pemanasan dengan suhu 90 derajat Celsius selama 15 menit, seluruh kekuatannya bakal hilang.Melamin : Pada 25 Oktober 2008, setelah dilakukan uji coba di laboratorium, Pusat Keselamatan Makanan (CFS) Hongkong menemukan adanya telur yang mengandung melamin sebanyak 4,7 parts per million (ppm). Melamin merupakan bahan yang biasa digunakan di antaranya untuk memproduksi plastik, pupuk, dan cat. Diduga, bahan tersebut masuk telur lewat pakan yang diberikan kepada ayam. Beberapa pakar kesehatan mengatakan, dengan kadar yang sangat kecil, melamin sebetulnya tidak menimbulkan potensi bahaya. Namun, dengan kadar sebanyak itu, unsur ini disebut-sebut mampu menimbulkan batu ginjal hingga gagal ginjal.

Pasalnya, hingga saat ini belum ditemukan cara untuk menetralisasi melamin dalam telur, maka langkah yang paling tepat guna menghindarinya adalah dengan tidak mengonsumsi telur yang mengandung melamin, baik yang sudah matang, setengah matang, apalagi mentah.

5. Salmonella Enteritidis Pengertian UmumMerupakan bakteri bergram negatif, tidak berspora, panjang rata-rata 2 - 5 µm dengan lebar 0.8 – 1.5 µm, bentuk bacillus dan memiliki banyak flagella. Salmonella merupakan bakteri yang sensitif panas dimana tidak tahan pada suhu lebih dari 70°C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH rendah dan umumnya sensitif pada konsentrasi garam tinggi.(PAN America Health Organization 2001)

S. enteritidis merupakan organisme yang berkoloni pada ovarium ayam. Kontaminasi Salmonella enteritidis pada telur diketahui dengan dua mekanisme yaitu melalui cara vertical dan horizontal. Kontaminasi vertikal dikenal juga sebagai kontaminasi transovarial (transovarial contaminated). Teori penularan vertikal menyebutkan bahwa Salmonella enteritidis pada telur ayam, berasal dari induk ayam yang terinfeksi. Salmonella yang ada di ovarium induk ayam akan mencapai bagian dalam telur sebelum pembentukan cangkang telur terjadi.Kontaminasi horizontal terjadi jika terdapat kotoran ayam di luar cangkang telur, Salmonella dalam feces dapat mencemari telur melalui retakan di cangkang telur tersebut.

Telur merupakan makanan yang paling umum dikaitkan dengan infeksi Salmonella enteritidis. Selain itu, unggas juga merupakan sumber makanan yang sering dikaitkan dengan Salmonella enteritidis. Beberapa sumber makanan lainnya yang kurang sering diidentifikasi meliputi susu mentah, daging sapi, kecambah, dan almond mentah.

Kunci menghindari infeksi Salmonella enteritidis:a) Membuang telur yang sudah pecah atau kotorb) Hindari konsumsi telur mentahc) Dinginkan telur yang belum digunakand) Makan telur segera setelah dimasak. Jangan menyimpan telur matang pada suhu

kamar selama lebih dari 4 jam.

Page 12: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

e) Cuci tangan dan alat masak dengan sabun dan air setelah kontak dengan telur mentah atau ayam mentah.

6. Infeksi Telur Salmonella enteritidis dapat masuk ke dalam telur dengan 3 cara :

a) Ayam yang terinfeksiAyam sudah terinfeksi bakteri Salmonella enteritidis. Sebelum pengapuran cangkang telur, bakteri masuk ke dalam telur.

a) Kotoran sisa pada cangkang telurBakteri tidak masuk sebelum pengapuran, akan tetapi Salmonella enteritidis yang terdapat dalam kotoran ayam menempel pada cangkang saat telur dikeluarkan. Kemudian, bakteri tersebut masuk ke dalam telur melalui pori-pori pada cangkang telur.

b) Saat pemecahan telurBakteri yang menempel pada cangkang telur belum masuk ke dalam telur. Akan tetapi saat akan dikonsumsi bakteri ikut masuk ke dalam telur saat dipecahkan.

7. Perbedaan Imunitas Dewasa dengan Anak-Anak Leukosit merupakan komponen utama dalam sistem imun. Leukosit terbagi atas 2 yaitu fagosit dan limfosit. Fagosit berfungsi untuk menghancurkan bakteri, sedangkan limfosit berfungsi untuk mengenal bakteri yang telah menginfeksi sebelumnya.Pada orang dewasa, limfosit telah mengenal bakteri Salmonella enteritidis. Oleh karena itu, fagosit teraktivasi dan langsung menyerang bakteri. Kesimpulannya, bakteri kalah dan orang dewasa sehat.Pada anak-anak, limfosit belum mengenal bakteri, akibatnya fagosit tidak teraktivasi secara sempurna. Pembagian fagosit berdasarkan aktivitasnya adalah sebagai berikut:1.Fagosit yang melawan

Tubuh mengeluar fagosit endogen untuk berusaha melawan fagosit eksogen yang terdapat dalam bakteri. Kemudian, bagian-bagian yang luka akibat perlawanan tubuh terhadap bakteri mengeluarkan asam arakidonat. Asam arakidonat mengeluarkan siklooksigenase yang memicu pemecahan trombosit dan keluarnya prostaglandin yang berfungsi untuk menutupi iritasi. Di sisi lain, prostaglandin juga merangsang hypothalamus untuk menaikkan suhu tubuh yang akhirnya menyebabkan febris.

2.Fagosit yang tidak melawanBakteri menyerang akibat tidak adanya perlawanan dari tubuh. Disamping itu, bakteri Salmonella enteritidis menjadi lebih ganas akibat bertemu dengan laktosa di dalam susu yang tidak dapat dicerna akibat sedikitnya kandungan laktase (berfungsi mencerna laktosa) dalam tubuh anak-anak.Akibatnya terjadi infeksi dan diare.

8. Diare Banyak penderita penyakit yang sering mengeluh karena diare bahkan ada

diantaranya yang keluhan utamanya adalah mencret-mencret. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu maka diare tersebut digolongkan diare akut sedangkan jika diare berlangsung 2 minggu atau lebih digolongkan diare kronik. Diare dapat dengan atau tanpa lendir dan darah. Gejala yang menyertai terjadinya diare dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal,

Page 13: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

mulas, demam, dan tanda-tanda dehidrasi. Jadi diare sendiri merupakan suatu gejala dari pada suatu penyakit, dan bukan suatu penyakit tersendiri.

Banyak macam klasifikasi dari diare, di antaranya ada yang membaginya menurut gangguan faal dan ada yang membaginya menurut gangguan etiologinya.

MELLINKOFF mengklasifikasi diare berdasarkan gangguan faal, yaitu: 1. Dorongan di dalam usus normal yang terlalu cepat

a. Rangsangan saraf yang abnormal terdapat pada : psychogenic diarrhee atau keracuanan mecholyl.

b. Pengaruh zat kimia terhadap motilitas yang abnormal, misalnya pada: sindroma karsinoid, penyakit Addison’s, thirotoksikosis

c. Iritasi pada intestin misalnya pada: pemakaian oleum recine, kolitis ulserativa, perikolil abses, amebiasis, uremik kolitis dan lain-lain

d. Hilangnya simpanan di kolon misalnya pada: destruksi sphincter ani, ileostomi dan lain-lain.

2. Gangguan pencernaan makanan, karena:a. Hilangnya fungsi reservoir dari lambung misalnya pada postgastrektomi

timbul sindroma dumping.b. Penyakit pankreas.c. Insufisiensi sepanjang intestin.d. Kemungkinan adanya sekresi abnormal dari HCl, misalnya pada

sindroma Zollinger Ellison.3. Absorpsi abnormal pada pencernaan makanan

a. Penyakit hati.b. Penyakit pada intestin.c. Obstruksi mesenterik misalnya karsinomatosis atau pada tbc.

MOSES mengklasifikasi diare berdasarkan gangguan etiologinya ( penyebab asal mula gangguan atau penyakit), yaitu:

1. Infeksi 1) Parasit:

a) Amebiasis b) Balantidiasis c) Helmintiasis

2) Bakterial a) Basiler disentri b) Para cholera El Torc) Salmonellosis d) Tuberculous enterokolitis e) Enteropathogenic Escheria Colif) Staphylococcus enterokolitis

3) Enteroviral. Contohnya: Virus Gastroenteritis

2. Keracunan Makanan Karena toksin bakteri, misalnya: Botulisme Karena enterotoksin staphylococcus Karena toksin yang dikeluarkan oleh makanan sendiri

3. Diare akibat obat-obatana) Post antibiotic diare, dapat terjadi pada penderita yang dirawat di Rumah

Page 14: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

Sakit dan mendapat terapi dengan antibiotika yang lama. Dimana bakteri sudah resistent terhadap antibiotika.

b) Diare dapat timbul secara sekunder karena dosis berlebihan dari quinidin, colchicin, digitalis, reserpin, laksatif dan obat-obatan lain lagi.

4. Diare yang etiologinya tidak pasti, misalnya: Pseudomembranous enterocolitis

5. Diare psychogenic

6. Keadaan lain yang berhubungan dengan diare kronis, misalnya:a) Pada sindrome Zollinger Ellisonb) Karsinoma dari pankreas dengan steatorec) Tropical sprued) dll.

Berdasarkan Skenario: Diare yang dialami anak N termasuk diare akut. Diare yang dialami anak N adalah diare yang disebabkan oleh ENTEROTOKSIN

yang dihasilkan bakteri Salmonella. (enterotoksin=toksin yang secara khusus mempengaruhi sel-sel mukosa usus)

Keracunan salmonella diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai juga dengan panas badan yang tinggi, perasaan mual, muntah, pusing-pusing, dan dehidrasi.

Hal ini lebih berbahaya lagi bagi anak-anak atau orang tua yang daya tahan tubuhnya lemah.

Cara mengatasi diare: Pengobatan sendiri dengan obat anti diare yang dijual bebas. Contoh: oralit. Memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologinya.

9. Febris Pengertian Umum

1. Febris = Demam (Kamus Kedokteran DORLAND Edisi 31)2. Febris merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas batas normal biasa, yang

dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990)

Penyebab FebrisFebris dapat mempunyai diagnosis definitif bermacam-macam yaitu infeksi (baik oleh bakteri maupun virus), penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolic, dll.

1. Febris yang diakibatkan oleh infeksi bakteri : pneumonia, pericarditis, osteomyelitis, septik arthritis, cellulitis, otitis media, pharyngitis, sinusitis, infeksi saluran urin, enteritis, appendicitis

2. Febris yang diakibatkan oleh virus : ISPA, bronkiolitis, exanthema enterovirus, gastroenteritis, dan flu.

3. Febris yang diakibatkan oleh faktor lain: cuaca yang terlalu panas, memakai

pakaian yang terlalu ketat dan dehidrasi.

Mekanisme Febris

Page 15: Tutorial Blok 1 Critical Thinking

Suhu tubuh kita diatur oleh pre optik anterior( pre = sebelum, anterior= depan) di hipotalamus. Hipotalamus merupakan bagian dari diencephalon yang merupakan bagian dari otak depan (prosencephalon). Hipotalamus dapat dikatakan sebagai pengatur suhu (termostat tubuh) karena mengandung termoreseptor.

Mikroorganisme masuk ke dalam tubuh yang umumnya memiliki toksin (pirogen eksogen)

Tubuh mencoba melawan dengan memerintahkan leukosit,makrofag, dan limfosit untuk memakanya (fagositosit)

Tubuh mengeluarkan zat kimia(pirogen endogen) khususnya interleukin 1/IL-1 sebagai anti infeksi

Pirogen endogen yang keluar merangsang sel penyusun hipotalamus untuk mengeluarkan asam arakhidonat (dibantu enzim fosfolipase A2)

Asam arakhidonat memacu pengeluaran prostaglandin (dibantu enzim siklooksigenase)

Pengeluaran prostaglandin mempengaruhi kerja termostat di hipotalamus.

Hipotalamus meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas normal)

Febris

IV. DIAGNOSISAnak N mengalami iritasi saluran pencernaan terutama di ileum sehingga mengakibatkan febris dan diare akut

V. TUJUAN PEMBELAJARAN Berpikir kritis dalam menganalisa dan menyelesaikan masalah Mengetahui perbedaan imunitas dewasa dengan anak-anak Mengetahui pengaruh makanan terhadap sistem pencernaan

VI. PERTANYAAN PEMANDUDalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai orang yang memakan telur mentah, mereka beranggapan bahwa telur mentah lebih berkhasiat dibandingkan telur yang sudah dimasak, apalagi kalau ditambah dengan susu dan madu.

1. Jelaskan istilah-istilah asing yang anda dapatkan dari skenario di atas2. Berdasarkan critical thinking anda, masalah apa yang anda temukan dari

skenario di atas?3. Bahaslah masalah tersebut dalam diskusi kelompok