TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI kelompok...

93

description

TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI

Transcript of TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI kelompok...

Page 1: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 2: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 3: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 4: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 5: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 6: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 7: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 8: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 9: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 10: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 11: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 12: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 13: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 14: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 15: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 16: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 17: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 18: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 19: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 20: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 21: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 22: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 23: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 24: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 25: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 26: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 27: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 28: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 29: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 30: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 31: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 32: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 33: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 34: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 35: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 36: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 37: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 38: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 39: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 40: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 41: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 42: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 43: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 44: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 45: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 46: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 47: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 48: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 49: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 50: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING

PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI

DISUSUN OLEH :

Page 51: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

KELOMPOK 6

YULIANI NINGSIH (10.62201.430)

NURUL FARIDAH (10.62201.456)

TAFRIHAH (10.62201.457)

ABU HASAN (11.62201.470)

SAYURI (11.62201.473)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MADURA

2014

Page 52: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kedelai merupakan bahan baku utama pengolahan pangan seperti tahu, tempe, kecap

dan lain-lain. Konsumsi bahan pangan yang berasal dari kacang-kacangan khususnya

kedalai di Indonesia merupakan tantangan serius untuk mempertahankan kelangsungan 

pengembangan produksi agar mencapai swasembada komoditas tersebut (Rukmana et al,

1996).

Tempe merupakan sumber protein tinggi yang harga per satuan unit lebih murah

apabila dibandingkan dengan sumber protein asal hewani seperti daging, susu dan telur.

Harganya juga relatif murah, proses pembuatannya sederhana dan mudah, kandungan

gizinya pun cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara lain menurunkan

kolesterol, antidiare dan antioksidan. Nila gizi protein tempe meningkat setelah proses

peragian, karena terjadinya pembebasan asam amino yang terkandung dalam kedelai

diperoleh dari ragi (Cahyadi, 2007).

Industri pembuatan tempe di kota Pamekasan merupakan salah satu usaha yang cukup

baik di di kota Pamekasan karena hampir sebagian besar penduduk kota Pamekasan

mengonsumsi makanan ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya warung makanan olahan

dari tempe. Sehingga industri tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan para konsumen

juga dapat member keuntungan bagi pemilik industri. Namun banyak industri pembuatan

tempe di Kota Pamekasan yang proses manajamennya belum terstruktur dengan baik

hingga dapat mempengaruhi untung dan rugi.

Proses manajamen merupakan daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang

berhubungan secara integral, yang dilaksanakan didalam manajamen secara umum yaitu

proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pengarahan dan proses pengawasan

dalam rangka mencapai suatu tujuan secara ekonomis. Jika proses manajamen dilakukan

dengan baik maka sebuah industri dapat terstruktur dengan baik dan begitu sebaliknya

1.2   Rumusan Masalah

       Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu pokok

permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi

manajamen pada industri Tempe Purba Super Pak Heri Jl. Purba II/8 Pamekasan No.Hp

081 944 129 941.

Page 53: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

1.3   Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajamen

pada industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944

129 941.

Kegunaan dari praktek umum yaitu sebagai bahan informasi dalam pengolahan atau

proses manajemen kedelai dari usaha untuk menciptakan  tempe yang baik di industri

Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941.

Page 54: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Manajemen

Manajemen dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.

Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa

istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu, manajemen sebagai suatu proses,

manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen, manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu

pengetahuan (Science) menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai

suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli (Anonim, 2012). 

Tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan

tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen

adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu

melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan

yang sama (Ramadhan, 2012).

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang

melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu

pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang

diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,

pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen

(Anonim, 2010).

 Menurut Mary  Parker  Follet  manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu

pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan

bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang

lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara

melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

2.2  Fungsi Manajemen

Beberapa fungsi-fungsi menejemen yang dikemukakan para pakar, fungsi -fungsi

manajemen menurut beberapa para pakar adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan

mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Pendapat lain bahwa

Page 55: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai

peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya (Hoesin, 2011).

2.3  Faktor Manajemen

2.3.1  Tenaga Kerja

Faktor utama manajamen sumber daya manusia adalah memberikan kontribusi

suksesnya organisasi. Manajemen sumber daya manusia haruslah  terdiri dari aktifitas-

aktifitas yang terkait. Aktifitas manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan dan

analisis sumber daya manusia, kesetaraan kesempatan kerja bekerja, perekrutan

pengembangan sumber daya manusia, kompensasi dan keuntungan, kesehatan,

keselamatan dan keamanan, hubungan tenaga kerja dan buruh (Jackson (1995), dalam

Dominic (1997)).

Mengisi sebuah lowongan kerja terlebih dahulu kita hatus memperhatikan yaitu

organisasi haruslah terlebih dahulu mencari orang-orang yang tidak hanya memenuhi

syarat untuk posisi tersebut, namun juga menginginkan pekerjaan. Sebuah organisasi

memerlukan sejumlah tenaga kerja dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang terarah

pada pencapaian tujuannya. Tenaga kerja tersebut berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan

yang menjadi tugas pokok organisasi.

Setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta klasifikasi pekerjaan, maka

langkah berikutnya adalah melaksanakan rekrutman. Rekrutmen merupakan proses

mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu

organisasi atau perusahaan. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan

sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi atau perusahaan akan

mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon

pekerjaan yang dianggap memenuhi standar kualifikasi atau perusahaan. Proses rekrutmen

berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.

2.3.2         Modal

Faktor manajemen modal yang kedua adalah, Cost Averaging  tidak bertujuan untuk

satu kali kemenangan, melainkan ke arah akumulasi posisi, yang umum digunakan dalam

trading jangka menengah dan panjang. Metode manajemen modal tersebut sangat sering

diaplikasikan ke pasar Forex, saham, dan reksa dana, tetapi tidak begitu terkenal untuk

futures karena ada tanggal kadaluarsa (break).

Page 56: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

2.3.3  Metode

 Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang

ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara

kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi

metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2.3.4  Mesin

Mesin disini merupakan alat yang digunakan dalam proses produksi, mengolah

bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Dengan menggunakan tekhnologi ini

dapat memperlancar kegiatan produksi.

2.3.5  Bahan Baku

Pengertian dari bahan baku menurut Mulyadi, bahan baku adalah bahan yang

membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku menunjang dalam proses

produksi,tanpa adanya bahan baku tidak akan berjalan kegiatan produksi.

2.3.6  Pasar

Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan

transaksi jual beli dan jasa. Hasil produksi yang dihasilkan akan di distribusi ke pasar

(Dominic, 1997).

2.4  Proses Manajemen

Proses manajemen pada dasarnya merupakan suatu tahapan kegiatan yang dilakukan

suatu perusahaan dengan beberapa tahap yaitu, merencanakan (planning) adalah suatu

proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Manajer

memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan serta tindakan mereka

berdasarkan metode, rencana, atau logika dan bukan berdasarkan perasaan.

Mengorganisasikan (organizing) adalah suatu proses mempekerjakan dua orang atau

lebih untuk bekerja sama dalam struktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa

sasaran. Proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di

antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi.

Memimpin (actuating) adalah suatu proses dimana dapat mengarahkan dan

mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau

Page 57: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

seluruh organisasi. Mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk

melaksanakan tugas yang penting.

Mengendalikan (controlling) adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas

sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Manajer harus yakin bahwa

tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan organisasi ke

arah sasaran yang telah dirumuskan (Marina, 2011).

2.5  Rencana Manajemen

Perencanaan dalam manajemen adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,

membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja

organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen

karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan

pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah

rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.

Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu

organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama

anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.

Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman

tentang apa yang harus dilakukan.

Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan perencanaan.

Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun

karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus

mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin

akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

Page 58: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

III.  METODE PENELITIAN

3.1   Waktu dan Tempat

Penelitian  ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 Mei 2014. Penelitian

bertempat pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp

081 944 129 941.

3.2  Jenis dan Sumber Data

       Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data Primer. Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan wawancara langsung

kepada pemilik industri.

3.3  Analisis Data

       Data yang terkumpul selanjutnya dianalisa secara Deskriptif yaitu dengan cara

menggambarkan apa saja bahan baku, bahan pembantu, alat-alat,   yang   digunakan   dan   

bagaimana   proses    manajemen  yang digunakan pada Industri Tempe Purba Super Pak

Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941. yang secara sistematis. Data

diperoleh dengan mengetahui segala kegiatan di dalam Industri mulai dari proses

pengelolaan sampai proses pengemasan.

3.4   Penentuan Responden

      Penentuan responden dilakukan secara purposive, dimana pihak produsen yang dipilih

yaitu pimpinan perusahaan dan seorang karyawan pada Industri Tempe Purba Super Pak

Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941.

3.5   Konsep Operasional

Konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden adalah orang yang dimintai jawaban/tanggapan atas pertanyaan yang 

diajukan atau sumber informasi dari sampel yang diambil dalam praktek ataupun

penelitian.

2. Bahan baku utama yaitu kedelai yang digunakan dalam proses produksi (kg).

3. Produksi adalah proses pembuatan tempe dari bahan kedelai.

4. Produk adalah bahan atau jenis barang yang sudah siap untuk dipasarkan di konsumsi

oleh konsumen.

Page 59: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

5. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau

pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

maksud-maksud yang nyata.

6. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan.

7. Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu supaya

menjadi lebih sempurna dan mempunyai nilai.

8. Perencanaan (Planning) adalah suatu proses menetapkan sasaran dan tindakan yang

perlu untuk mencapai sasaran.

9. Pengorganisasian (Organizing)  adalah suatu proses mempekerjakan dua orang atau

lebih untuk bekerja sama dalam struktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa

sasaran.

10. Pengarahan (Actuating)  adalah suatu proses dimana dapat mengarahkan dan

mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau

seluruh organisasi.

11. Pengawasan (Controlling) adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas

sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.

Page 60: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Sekilas Tentang Industri Tempe Purba Super Pak Heri

Melihat peluang bisnis tempe, maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan

beberapa perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan evaluasi. Industri Tempe Purba Super

Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941 merupakan salah satu usaha

pembuatan tempe yang mengolah hasil pertanian berupa kedelai yang diolah menjadi

tempe dengan skala industri yang masih rumahan (home industri) dan bergerak dibidang

swasta. Usaha yang didirikan pada tahun 1997 oleh bapak Heri bersama istrinya ibu Heri

yang salah satu tujuannya yaitu mengolah sumber daya alam agar memiliki nilai tambah

dan menghasilkan laba yang lebih tinggi dan dapat membuka lapangan pekerjaan buat

orang lain.

Awalnya industri ini hanya berbekal modal Rp. 800.000 yaitu 20 kg kedelai dan

belum mempunyai karyawan serta pasar yang luas seperti sekarang dengan tekad yang

kuat pak Heri terus berjuang dengan menjalankan usaha ini dengan sepenuh hati dan

sedikit demi sedikit mendapatkan keuntungan sehingga baoak Heri akhirnya mempunyai

karyawan sejumlah 4 Orang pada tahun 2001 sampai sekarang

Tempe Purba Super Pak Heri mewujudkan usahanya yang khusus pada bidang

produksi atau proses pengolahan yaitu dengan sedemikian rupa agar dapat memasarkan

produk atau hasilnya secara luas yaitu tidak hanya dalam kecamatan pamekasan saja,

melainkan ke daerah-daerahdi luar kecamatan pamekasan, seperti kecamatan larangan,

pademawu, tlanakan, palengaan. Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dapat

mengolah 2.5 kwintal dalam satu kali proses produksi dengan harga jual tempe satu

bungkus  adalah Rp. 3.500.-

Dalam usaha pembuatan tempe, industri Tempe Purba Super Pak Heri memiliki

proses yang cukup memadai di antaranya  luas tanah dan bangunan yang ditempati 10 x 15

m. Ruangan tempat pembuatan tempe serta gudang penyimpanan alat dan bahan baku.

Industri Tempe Purba Super Pak Heri memiliki tenaga kerja berjumlah sekitar 4 orang dan

masing-masing telah memiliki pekerjaan tetap demi kelancaran proses manajemen.

4.2  Pengadaan Bahan Baku

Untuk membuat tempe membutuhkan beberapa bahan, di mana bahan yang

dibutuhkan untuk membuat tempe terdiri dari bahan utama dan bahan pembantu. Bahan

Page 61: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

utama dibeli dari took di Jl. Stadion dengan kedelai impor. Bahan baku yang digunakan

merupakan kedelai, sedangkan bahan pembantu adalah ragi.

Bahan baku kedelai biasanya disortir terlebih dahulu sebelum digunakan, karena tidak

ingin mengecewakan pelanggan, bagi industri Tempe Purba Super Pak Heri  kepuasaan

dan kenikmatan konsumen adalah hal yang sangat penting serta mengutamakan mutu dan

rasa dalam mendukung proses manajemen Tempe Purba Super Pak Heri, karena jika tidak

demikian usaha tersebut bisa gulung tikar.

Persediaan bahan baku memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin

proses produksi suatu perusahaan dapat belangsung secara berkesinambungan. Bahan

mentah dan bahan pembantu sangat penting dalam proses manajemen, karena tanpa itu

kegiatan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik atau bahkan akan terhenti.

Usaha untuk menyediakan bahan baku yang cukup untuk proses manajemen tentu saja

harus ditempuh dengan melaksanakan pembelian bahan baku itu  selama  proses  produksi

berjalan.  Aktifitas  pembelian  meliputi   spesifikasi

produksi mengenai kualitas, pelayanan dan jadwal penyerahan terpercaya.

Tersedianya bahan baku yang cukup merupakan faktor esensial bagi kelangsungan

perusahaan.

Ketiadaan sedikit bahan baku akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Sebaliknya perusahaan tidak menginginkan ketersediaan bahan baku yang terlalu besar. 

Industri Purba Super Pak Heri memperoleh bahan baku untuk industrinya yang berupa

kedelai yang di beli dari toko yang ada di Jl. Stadion seharga Rp. 8.500,-/kg. Frekuensi

pembelian kedelai tidak menentu sesuai kemampuan bahan baku oleh perusahaan.

Industri Tempe Purba Super Pak Heri membeli kebutuhan bahan baku dengan jumlah

yang sesuai untuk memenuhi seluruh kebutuhan manajemen selama periode tertentu.

Pembelian dilakukan dalam jumlah yang tidak terlalu besar, Karena persediaan bahan yang

berlebihan akan memerlukan ruang penyimpanan khusus serta untuk mengurangi resiko

bahan akan rusak karena terlalu lama tersimpan sehingga dapat mempengaruhi kualitas

tempe yang akan dihasilkan.

         Jumlah pembeliaan kedelai yang dilakukan oleh industri Tempe Purba Super Pak

Heri selama tiga bulan terakhir ini dapat terlihat pada tabel berikut.

Page 62: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

Tabel 1: Data Bahan baku Pembelian Kedelai Pada Idustri Tempe Purba Super Pak

Heri Selama Tiga Bulan Terakhir, 2014

              Bulan Jumlah

Pembeliaan (Kg)

Harga Beli (kg) Nilai (Rp)

Januari 7500 8.000 56.000.000

Februari 7500 8.200 61.500.000

Maret 7500 8.500 63.750.000

Jumlah 22.500 24.700 181.250.000

Sumber: Industri Tempe Purba Super Pak Heri Jalan Purba II/8 Pamekasan No.Hp 081 944 129 941.

Dari tabel diatas diketahui bahwa harga bahan baku mengalami fluktuasi, Hal ini

disebabkan biaya untuk bahan baku tidak menentu dalam setiap periode. Untuk menjamin

kualitas produk yang dihasilkan, Industri Tempe Purba Super Pak Heri sangat selektif

dalam pemilihan bahan baku.

4.3   Bahan Pembantu

        Kedelai yang sudah di rendam dan di rebus kemudian di di campur dengan ragi agar

mudah untuk dicetak dan di fermentasikan. Dalam pembuatan tempe tidak memerlukan

bahan pembantu yang cukup banyak, hanya memberikan ragi dengan takaran tertentu.

Setiap 10 kg kedelai menggunaka ragi atau inokulum sebanyak 1 sendok makan. Jika

pemberian ragi kurang bahkan melebihi dari takarannya maka akan mempengaruhi rasa

dari tempe tersebut.

4.4   Peralatan

Beberapa peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.   Panci cuci adalah panci yang digunakan untuk proses pencucian kedelai.

2.   Baskom adalah alat yang digunakan untuk menampung kedelai.

3.   Kompor pompa adalah alat untuk memansakan mesin pemasak kedelai.

4.   Mesin pemasak kedelai adalah mesin yang digunakan untuk proses memasak kedelai.

5.   Kantung pastik adalah alat yang digunakan untuk membungkus tempe.

6.   Lemari/rak tempe adalah alat yang digunakan untk proses fermentasi.

7. Jarum untuk melubangi plastik

Page 63: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

Dalam pembuatan tempe, industri tempe Purba Super Pak Heri mempunyai beberapa

tahapan alat yang digunakan dalam proses manajamen yaitu tempat pengumpulan kedelai,

tempat pencucian kedelai, pemasakan kedelai, pemberian ragi, pengemasan dan

fermentasi.  

Berikut ini merupakan gambar proses pembuatan tempe:

1. Bak perendaman kedelai, untuk merendam kedelai hasil rebusan pertama selama satu

hari satu malam. Setelah itu, kedelai direbus untuk yang kedua kali.

2. Ragi tempe yang digunakan untuk peragian kedelai setelah perebusan yang kedua kali

Page 64: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

3. Kedelai yang telah diberi ragi, siap untuk dibungkus

Proses pembungkusan kedelai pasca diberi ragi.

4. Tempe ditata pada rak penyimpanan untuk proses fermentasi Tempe dalam rak di

ruangan peragian.

5. Tempe yang sudah di fermentasi atau telah mengalami peragian siap untuk dipasarkan

Gambar 1. Layout proses manajemen produksi pada industri Tempe Purba Super Pak Heri

Page 65: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

Keterangan :

1. Tempat pencucian kedelai.

2. Pemberian ragi.

3. Proses pembungkusan

4. Tempat fermentasi.

5. Pengemasan.

4.5   Proses Pembuatan Tempe

Proses pembuatan tempe purba super pak heri ada beberapa tahapa yaitu proses

pemasakkan dimana sebelum dimasak kedelai dibersihkan dahulu dari kotoran besar.

Selanjutnya kedelai dimasukkan kedalam panci masak dan ditambahkan air bersih hingga

melebihi tinggi kedelai. Kemudian kedelai dipanaskan atau dimasak dengan api yang

cukup besaran stabil.  Proses pemasakkan berlangsung kurang lebih tiga jam sampai

kedelai lunak.

Proses selanjutnya adalah perendaman  kedelai. Setelah kedelai matang, air bekas

memasak kedelai tesebut dibuang dan diganti dengan air yang baru dan dingin yang

selanjutnya kedelai didiamkan atu direndam selama 12 jam. Proses perendaman ini

bertujuan untuk menurunkan PH sehingga kedelai menjadi asam. Kmudian tahapan

selanjutnya proses pencucian dilakukan dengan panci cuci. Dalam pencucian kedelai

disamping disiram kedelai juga diaduk sampai bersih. Selain itu kedelai juga dihancurkan

sehingga kulit kedelai lepas dan pecah. Namun tidak semua kacang kedelai harus lepas dan

pecah. Setelah bersih air dibuang sampai habis kemudian kedelai ditiriskan selama ±1

sampai 2 jam.

Selanjutnya adalah tahapan yang sangat pnting dalam pembuatan tempe yakni proses

peragian. Proses peragian dimulai dengan cara menambahkan air kedalam kedelai hingga

melebihi tinggi kedelai. Kemudian ragi dimasukkan kedalam kedelai yang direndam air.

Dengan adanya air tersebut ternyata sangat membantu dalam peragian karena ragi akan

terlarut dalam air dan menempel pada kedelai secara merata. Dengan begitu ragi yang

digunakan lebih efisien dan pengadukkannya lebih ringan. Setelah proses peragian selesai

selanjutnya adalah proses pencetakkan yaitu proses pembungkusan tempe. Bahan

pembungkus yang digunakan disini adalah plastik. Sebelum digunakan pertama kali plastik

dilubangi dengan menggunakan alat khusus. Jarak antar lubangkurang lebih 2 cm.  Hal ini

bertujuan untuk  sirkulasi oksigen. Kemudian kedelai yang sudah dicampur dengan ragi

Page 66: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

dimasukkan dalam plastik. Tahapan yang terakhir adalah proses pemeraman dikenal juga

dengan proses fermentas yaitu proses pertumbuhan jamur Rizopus oligoporus. Pada proses

pemeraman ini terjadi reaksi kimia dan reaksi fisik. Protein kedelai oleh jamur diuraikan

menjadi asam-asam amino sehingga mudah dicerna. Kadar air kedelai pada saat fermentasi

mengalami penurunan dan tempe siap untuk dipasarkan. Proses produksi merupakan suatu

langkah yang diperlukan untuk menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan

menggunakan sumber-sumber tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana yang ada.

Proses pengolahan kedelai menjadi tempe sangat penting artinya karena pengolahan

tersebut dapat menentukan baik buruknya kualitas produk yang akan dihasilkan. Industri 

tempe Purba Super Pak Heri sangat memperhatikan proses produksinya, Hal ini untuk

menjaga mutu dan kualitas dari produk yang akan dipasarkan sehingga dapat menarik

konsumen. Tempe Purba Super Pak Heri memproduksi tempe sekitar 1000 bungkus/hari

dengan menggunakan bahan baku sebanyak 250 kg dan tenaga kerja sebanyak 4 orang.

Proses produksi tempe dimulai dari proses perebusan kedelai sampai mendidih.

Setelah direbus, kedelai direndam bak air selama kurang lebih satu  hari satu malam.

Proses perendaman ini  bertujuan untuk memisahkan kedelai dengan kulitnya. Setelah satu

hari satu malam perendaman, kedelai akan terpisah menjadi dua keping. Selanjutnya

kedelai tersebut direbus kembali untuk menyempurnakan proses pematangan kedelai.

Tahap selanjutnya adalah peragian. Kedelai yang telah direbus kemudian ditiriskan

dan diberi ragi tempe secukupnya. Proses peragian sangat tergantung kepada kondisi

cuaca, sehingga takaran ragi yang ditambahkan pada kedelai mengikuti kondisi cuaca.

Disinilah letak kesulitan pembuatan tempe. Apabila salah dalam memprediksi cuaca, akan

memperlambat proses produksi tempe.

Kedelai yang telah diberi ragi, kemudian dibungkus dengan plastik berbagai ukuran

yang sebelumnya telah dilubangi kecil-kecil. Lubang tersebut berguna untuk mempercepat

proses pertumbuhan ragi tempe. Tempe yang sudah dibungkus ditata pada rak-rak di dalam

suatu ruangan khusus yang memiliki sirkulasi udara dan cahaya matahari yang cukup.

Apabila cuaca stabil, kedelai akan menjadi tempe dua hari setelah proses peragian.

4.6  Faktor Manajamen

4.6.1  Perencanan (planning)

Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil

yang diinginkan. Pada industri tempe Purba Super Pak Heri proses perencanaan yang

Page 67: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

dilakukan adalah mulai dari pembelian bahan baku sampai dengan pemasaran. Pemilihan

bahan baku sangat menentukan produk yang dihasilkan, sehingga pimpinan industri

Tempe Purba Super Pak Heri lebih memilih untuk pembeli kedelai pada toko yang ada di

Jl. Stadion. Kegiatan tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati oleh seorang pemimpin

perusahaan agar produk yang dihasilkan memuaskan dan bisa memberi keuntungan pada

industri tersebut.   

4.6.2  Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian atau Organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan

bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-bagian

satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.

Pengorganisasian bertujuan membagi satu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang

lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan

menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-

bagi tersebut.

Adapun struktur organisasi Industri Tempe Purba Super Pak Heri sebagai berikut:

Gambar 3. Struktur Organisasi Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri, 2012.

Berdasarkan gambar struktur organisasi tersebut terlihat bahwa terdapat pembagian

kerja di dalam industri tempe Purba Super Pak Heri yaitu:

Pimpinan bertanggung jawab langsung terhadap jalannya operasioanal perusahaan

secara keseleruhan. Terlihat bahwa pimpinan juga berperan langsung dalam kegiatan

produksi yakni pada bagian pemasaran, sehingga pimpinan tidak hanya bertugas

mengawasi akan tetapi turut menjadi pekerja dalam kegiatan produksi tempe.

PIMPINANBAPAK HERI

Bagian produksi :

1. Ach. Sukri 2. Moh. Ahtisan 3. Moh. Holis4. Moh. Noval

KEUANGANIBU HERI

PEMASARANBAPAK HERI

Page 68: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

Bagian produksi menangani pembuatan tempe secara keseluruhan dari awal hingga

akhir proses produksi sampai pada proses pengamasan.

Bagian pemasaran bertugas memperkenalkan produk tempe, merekrut pelanggan

baru, serta mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasar dan keadaan para

pesaing.

Bagian keuangan bertugas dan bertanggung jawab penuh atas pembukuan keuangan

perusahaan serta mengawasi dan mencatat setiap pengeluaran dan penerimaan

perusahaan dalam bentuk laporan harian, bulanan, dan tahunan.

4.6.3  Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan atau penerapan merupakan implementasi dari perencanaan dan

pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu

organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing

untuk dapat mewujudkan tujuan.  Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang

agar mau bekerja dengan penuh secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah

kepemimpinan (leadership).

Pada industri  tempe Purba Super Pak Heri,  struktur organisasinya hanya ada

pemimpin dan  4 karyawan-karyawan. Pada industri ini pimpinan hanya mengawasi dan

mengarahkan para karyawannya dalam pembuatan produksi tempe tersebut.

4.6.4  Pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan

mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan. Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan

penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat

diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan

semula. Dalam melaksanakan kegiatan controlling, atasan mengadakan pemeriksaan,

mencocokkan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang dicapai.

          Pada industri tempe Purba Super Pak Heri pimpinan sering kali ikut serta baik dalam

proses produksi sampai dengan pemasaran. Pimpinan melakukan hal ini agar keuntungan

industri dan kepuasan konsumen bisa terpenuhi.

Page 69: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

TOTAL QUALITY MANAJEMENT PADA INDUSTRI TEMPE

PURBA SUPER PAK HERI

Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri metode manajemen kualitas total tidak diterapkan dengan sedemikian rupa hanya ada bagian-bagian yang diterapkan dan ada bagian-bagian yang tidak diterapkan. Dalam manajemen kualitas total yang merupakan prisnsip dari TQM ada tiga yaitu

1. Berfokus Kepada Kepuasan Pelanggan Industri Tempe Purba Super Pak Heri mempunyai pelanggan yang cukup luas untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya pak Heri rela untuk mengantar langsung pesanan para pelanggannya tapi ada juga yang langsung mengambil ke tempat produksi tempe. Pengantaran tempe dilakukan pada setiap hari setelah proses produksi selesai dilakukan oleh bapak Heri langsung atau anaknya. Industri Tempe Purba Super Pak Heri yang mengutamakan mutu dan rasa berusaha keras untuk tidak mengecewakan pelanggannya dengan rasa tempe yang khas dan dijamin kualitas produk tempenya.

2. Berusaha keras untuk melakukan perbaikan secara terus menerus Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dalam beberapa tahun memproduksi tempe selalu melakukan perbaikan secara terus menerus setiap tahunnya dengan pematangan rasa yang diinginkan oleh pelanggan serta kualitas yang dijamin serta harga yang terjangkau. Industri Tempe Purba Super Pak Heri selalu mementingkan kualitas sehingga jika ada kenaikan bahan baku Industri Tempe Purba Super Pak Heri tidak menaikkan harga produk tempe tapi mengurangi dari pengisian produk atau memperkecil produk tempe ini dilakukan untuk menjaga pelanggan agar pelanggan tidak beralih kepada produk lain, dan melakukan sosialisasi kepada pelanggannya sehingga pelanggan mengerti pengurangan pada produk yang diproduksinya.

3. Melibatkan seluruh kekuatan kerja Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri dalam kekuatan kerja yang dilakukan sangat optimal karena bapak Heri sebagai pimpinan juga langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui jalannya produksi dan bapak Heri yang lamgsung mengantarkan tempe pada para pelanggannya setelah proses produksi, dan bapak Heri juga yang melakukan pembelian bahan baku sehingga bahan bakunya mempunyai kualitas yang sangat terjamin. Antara karyawan dan pemilik mempunyai komunikasi yang sangat baik, disini karyawan cukup nyaman dalam bekerja. Bisa mengendalikan dan memanajemen waktu untuk bekerja dan waktu untuk bersantai sehingga dalam pekerjaannya tidak ada klecanggungan dengan keluarga Bapak heri.

Page 70: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

Pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri biaya-biaya pencegahan yang terjadi yaitu biaya pemeliharaan peralatan sebesar Rp. 500.000 biaya tersebut disediakan untuk memperbaiki mesin yang membutuhkan perawatan atau penggantian agar tidak memengaruhi produksi yang dilakukan setiap harinya sehingga produksi tidak terganggu sehingga produksi mencapai puncak yang diinginkan. Pemeliharaan seringkali di acuhkan oleh rumah produksi lain tapi pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri sadar bahwa perawatan pada mesin produksi sangat diperlukan sehingga Industri Tempe Purba Super Pak Heri mengalokasikan sebagian dan yang diperoleh dari laba untuk pemeliharaan peralatan atau mesin produksi.

Biaya penilaian pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri yaitu dilakukan pada biaya pengujian dan inspeksi sebesar Rp. 50.000 yaitu pada awal produksi Industri Tempe Purba Super Pak Heri membuat tempe untuk diuji sebelum dipasarkan apakah produk yang dibuat telah sesuai dengan selera konsumen atau masih kurang perbaikan. Biaya penilaian ini pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya dilakukan pada saat awal didirikannya Industri Tempe Purba Super Pak Heri.

Biaya kegagalan internal pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hampir tidak pernah merasakan kegagalan yang disebabkan oleh pihak internal karena Industri Tempe Purba Super Pak Heri bisa mengatasi agar produk yang di produksinya tidak terjadi kegagalan contohnya seperti jika cuaca yang tidak mendukung atau terjadi hujan yang berlebihan maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri mengurangi produksinya dari produksi normal atau tidak memberikan waktu untuk fermentasi karena cuaca yang lembab, sehingga jika waktu fermentasi tidak dikurang dari waktu normal maka akan merusak pada produk yang dihasilkan.

Biaya kegagalan eksternal pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri juga hampir tidak pernah terjadi karena Industri Tempe Purba Super Pak Heri sangat menjaga kepuasan pelanggan tapi jika terjadi kegagalan eksternal pada produknya maka Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan perbaikan dan menjual produk yang kurang sempurna itu dengan harga yang lebih murah dari harga normal agar tidak mengecewakan pelanggan Industri Tempe Purba Super Pak Heri tidak lupa untuk meminta maaf atas kesalahan dan melakukan perbaikan sehingga konsumen merasa dihargai sebagai pelanggan yang telah lama berlangganan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri. Tetapi hampir tidak pernah Industri Tempe Purba Super Pak Heri melakukan kegagalan eksternal berupa mengembalian produk yang cacat dari pelanggan.

Page 71: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

Industri Tempe Purba Super Pak Heri dengan menggunakan Life Cycle Costing

LIFE CYCLE COSTINGJANUARI

Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000Hpp Bahan baku : Kedelai 8.000 X 250 X 30 60.000.000 Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000Jumlah BB 62.250.000Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000Biaya overhead pabrik :B. Listrik 100.000B. Air 50.000B. Telepon 50.000B. Kemasan plastik 30.000Jumlah BOP 230.000Jumlah HPP 66 .480.000Laba Kotor 38 .520.000Dikurangi :Biaya hulu :Riset & Pengembangan 4.875.000Jumlah biaya hulu 4.875.000Biaya hilir : Pemasaran 1.000.000Transport / pengiriman 2.125.000Jumlah biaya hilir 3.125.000Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000EBT 30. 520.000Pajak 28 % 8 .545.600EAT 21.974.400

Keterangan : 8000 adalah harga kedelai dalam 1Kg 250 kg adalah produksi dalam 1 Hari 30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan 1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksiRiset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000

Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp. 1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan 250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh.

Page 72: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

LIFE CYCLE COSTINGFEBRUARI

Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000Hpp Bahan baku : Kedelai 8.200 X 250 X 30 61.500.000 Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000Jumlah BB 63.750.000Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000Biaya overhead pabrik :B. Listrik 100.000B. Air 50.000B. Telepon 50.000B. Kemasan plastik 30.000Jumlah BOP 230.000Jumlah HPP 67 .980.000Laba Kotor 37 .020.000Dikurangi :Biaya hulu :Riset & Pengembangan 4.875.000.Jumlah biaya hulu 4.875.000Biaya hilir : Pemasaran 1.000.000Transport / pengiriman 2.125.000Jumlah biaya hilir 3.125.000Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000EBT 29. 020.000Pajak 28 % 8 .125.600EAT 20.894.400

Keterangan : 8200 adalah harga kedelai dalam 1Kg 250 kg adalah produksi dalam 1 Hari 30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan 1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksiRiset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000

Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp. 1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan 250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh.

Page 73: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

LIFE CYCLE COSTING

MARET

Penjualan 30.000 X 3500 105 .000.000Hpp Bahan baku : Kedelai 8.500 X 250 X 30 63.750.000 Ragi 1.5 Kg (5 bgkus) X 15.000 X 30 2.250.000Jumlah BB 66.000.000Tenaga kerja 4 orang X 1.000.000 4.000.000Biaya overhead pabrik :B. Listrik 100.000B. Air 50.000B. Telepon 50.000B. Kemasan plastik 30.000Jumlah BOP 230.000Jumlah HPP 70 .230.000Laba Kotor 34 .770.000Dikurangi :Biaya hulu :Riset & Pengembangan 4.875.000Jumlah biaya hulu 4.875.000Biaya hilir : Pemasaran 1.000.000Transport / pengiriman 2.125.000Jumlah biaya hilir 3.125.000Jumlah B. hilir & hulu 8 .000.000EBT 26. 770.000Pajak 28 % 7 .495.600EAT 19.274.400

Keterangan : 8500 adalah harga kedelai dalam 1Kg 250 kg adalah produksi dalam 1 Hari 30 adalah jumlah hari dalam 1 bulan 1.5 kg (5 bungkus dan per bungkus isi 0.25 kg) digunakan dalam satu kali produksiRiset pengembangan 650 X 250 X 30 = 4.875.000

Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan biaya bahan baku dilakukan tiap hari oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri maka dari itu untuk dijadikan satu bulan dikalikan dengan angka 30 hari, pada biaya hilir yaitu biaya pemasaran Rp. 1.000.000 dan biaya Transport / pengiriman Rp. 2.125.000 yaitu adalah biaya per bulan yang tidak di hitung oleh Industri Tempe Purba Super Pak Heri sedangkan pada Industri Tempe Purba Super Pak Heri hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Pada akun riset pengembangan di peroleh jumlah Rp. 4.875.000 yaitu mengurangi hasil laba sebesar 650 dalam 1 kg karena dalam satu hari memproduksi 250 kg maka dikalikan 250 Kg dan dikalikan 30 hari untuk dijadikan dalam 1 bulan penuh.

Page 74: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6
Page 75: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1   Kesimpulan

        Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam tahap perencanaan (planning) industri Tempe Purba Super Pak Heri lebih

memilih untuk berlangganan toko yang ada di Jl. Stadion yang menjual kedelai Impor

2. Struktur organisasi pada industri Tempe Purba Super Pak Heri terdiri dari pimpinan,

bagian produksi, bagian pemasaran  dan bagian keuangan.

3. Pada tahap pelaksanaan (actuating), pimpinan hanya mengarahkan dan mengawasi

para karyawan dalam pembuatan tempe tersebut.

4. Pada industri tempe Purba Super Pak Heri pimpinan sering kali ikut serta dalam proses

produksi sampai dengan pemasaran agar keuntungan industri dan kepuasan konsumen

bisa terpenuhi.

5.2   Saran

Untuk meningkatkan pendapatan pada industri Tempe Purba Super Pak Heri

diperlukan adanya perbaikan dalam hal sistem manajemen. Mulai dari perencanaan,

organisasi, pelaksanaan dan pengawasan harus baik agar tidak mengalami kendala.

Page 76: TOTAL QUALITY MANAJEMENT AND LIFE CYCLE COSTING   PADA INDUSTRI TEMPE PURBA SUPER PAK HERI  kelompok 6