TOOLS FOR TALKING WHEN STAKES ARE HIGH - dunamis.co.id · Kontinum antara Sikap Diam (Silence) dan...

14
TOOLS FOR TALKING WHEN STAKES ARE HIGH

Transcript of TOOLS FOR TALKING WHEN STAKES ARE HIGH - dunamis.co.id · Kontinum antara Sikap Diam (Silence) dan...

TOOLS FOR TALKING WHEN

STAKES ARE HIGH

Apa yang membedakan “an Ordinary ” dan

“a Great” Manager?

Perbedaan “Ordinary” dan “Great” Manager Seorang “ordinary” Manager

cenderung untuk menunda-nunda (procrastinate), pura-pura tidak tahu (side step), atau menutupi masalah utamanya (sugarcoat the real issues). Di saat semakin genting, lazimnya mereka angkat bicara namun sering merusak hubungan yang sudah ada.

Seorang “great” Manager, dari awal akan senantiasa angkat bicara dan tepat sasaran, yang didasarkan dengan sikap yang menyatukan anggota tim (unifying), tenang (calming) dan saling menghargai (respectful)

85% dari Inisiatif bisnis, proyek-proyek dan program-program

penting GAGAL hanya karena seorang Manager tidak mampu angkat bicara.

90 % dari Manager melakukan tugas rutinnya, tetapi

HANYA 17% yang mengalami bahwa pendapatnya DIDENGAR dan DIPAHAMI.

Apa yang terjadi bila seorang “Great “ Manager mengalami Crucial Conversations?

Dalam Crucial Conversations

Apa yang dimaksud dengan Momen yang Krusial (Crucial Moments)?

POOL of SHARED

MEANING

SILENCE

SAFETY

VIOLENCE

SAFETY

Kontinum antara Sikap Diam (Silence) dan Sikap Keras (Violence) Ketika menghadapi suatu percakapan yang krusial, seringkali kita merasa harus memilih antara bersikap diam (silence) atau bersikap keras (violence). Kita berasumsi harus memilih antara mengemukakan pendapat dengan jujur ATAU menghormati lawan bicara. Kita tidak melihat ada pilihan untuk berdialog Jika sikap diam tidak membawa hasil, kita menjadi frustrasi. Bila kita sangat frustrasi, akhirnya kita berubah menjadi bersikap keras.

Bagaimana kita menangani

“Crucial Conversations”?

Ada 3 (tiga) pilihan yang bisa kita tempuh: • Meninggalkan pembicaraan; • Menghadapi dan menanganinya dengan tidak baik; • Menghadapi dan menanganinya dengan baik.

Bila “Crucial Conversations” TIDAK ditangani dengan BAIK

•  95% karyawan ‘enggan’ berbicara dengan rekan kerjanya atau kepada atasannya tentang hal yang mereka anggap tidak tepat

•  Perusahaan kehilangan $1,500/hari atau kerja yang produktif, karena konflik yang terjadi

•  Mengalami kegagalan kerjasama, produktivitas yang menurun dan anggaran yang terlampaui

•  Terjadi infeksi mematikan bagi si pasien, karena para dokter tidak mau mendengarkan peringatan suster di RS untuk mengikuti prosedur sebelum operasi (cuci tangan, pake sarung tangan, masker). Masalahnya, para suster memilih berdiam diri saja.

Contoh-contoh Crucial Conversations Profesional: -Memberi feedback ke atasan tentang perilakunya -Memberi masukan kepada atasan yang melanggar kebijakan yang diciptakan -Bicara dengan anggota tim yang tidak memenuhi komitmen bersama -Bicara dengan rekan kerja yang menahan informasi penting untuk kebaikan -Bicara dengan teman kerja tentang kebersihan dirinya Pribadi: -Menyelesaikan urusan perceraian -Menghadapi remaja yang berontak -Mendiskusikan masalah hubungan intim dengan pasangan -Minta mertua untuk tidak ikut campur dengan urusan rumah tangga

MASALAH Kita semua mengalami kebuntuan atau tidak mendapatkan apa yang kita inginkan di berbagai macam area, dimulai dari hubungan pribadi yang gagal sampai ke tim yang tidak sehat, masalah biaya, kualitas, atau keselamatan di tempat kerja.

SOLUSI Belajar untuk mengidentifikasi percakapan yang krusial (sangat penting) yang merupakan kunci kesuksesan dari sebuah organisasi, tim dan hubungan antar individu.

Bila kita dapat menyelesaikan percakapan krusial dengan efektif, kita dapat mencapai apa yang kita inginkan dan memperbaiki hubungan yang ada.

Manfaat menyelesaikan “Crucial Conversations”

l"KUMPULANMAKNA"BERSAMA"

MULAI"DARI"DIRI"SENDIRI"

SEB

ELU

M

Lepaskan Diri dari Kebuntuan Mulai dengan Hati Kuasai Cerita Saya

MAKNA SAYA"

Nyatakan Langkah dengan STATE

MAKNA MEREKA" Eksplorasi"Langkah"Orang"Lain""

SAAT

MULAI"BERTINDAK"

SETE

LAH

Siapa yang melakukan Apa, Kapan, dan Menindak-lanjuti

Kesimpulan

Pada saat percakapan yang mengandung risiko tinggi (high stake), ada perbedaan opini (opposing opinions) dan emosi yang kuat (strong emotion), maka percakapan yang biasa dapat berubah menjadi krusial. Semakin krusial percakapan itu, lazimnya kita menjadi semakin enggan menanganinya. Mengapa enggan? Karena kita cenderung menghindari Crucial Conversations karena tidak bersedia menghadapi risiko yang tinggi Akibatnya: aspek kehidupan kita akan terkena imbasnya, misalnya karir, hubungan kemasyarakatan, hubungan pribadi hingga ke kesehatan Namun, bila kita menantang diri kita untuk mengatasi Crucial Conversations dengan baik, maka kita dapat membuat hidup menjadi lebih bermakna.

Informasi Lebih Lanjut

Agustina Hadju [email protected]

www.dunamis.co.id