Toga Dan Flavi

TOGAVIRIDAE

Klasifikasi LamaGenus alphavirus Genus Flavivirus

Center for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

TogaviridaeDiklasifikasi Ulang menjadi 2 Familia virus yaitu: Togaviridae -

Alphavirus (sebelumnya Group A arboviruses) Rubivirus (Rubella virus) Flavivirus Pestivirus Kelompok hapatitis C Arterivirirus

-Flaviviridae-

-


FAMILIA: TOGAVIRIDAE SIFAT-SIFAT VIRUS

SIFAT UMUM

TOGA = JAS VIRUS KECIL, SFERIS DAN BERAMPLOP 60-70 NM ENVELOPE MEMPUNYAI LIPID BILAYER YANG DITUTUPI OLEH PEPLOMER GLYCOPROTEIN ENVELOPE MENGELILINGI KAPSID IKOSAHEDRAL YANG BERDIAMETER 35 NM


Epidemiologi

INANG ESENSIAL (KARIER) MUTLAK HARUS ADA BIASANYA TIDAK MENIMBULKAN PENYAKIT HEWAN : SAPI , BURUNG LIAR, REPTIL INANG NON-ESENSIAL TIDAK MUTLAK HARUS ADA MENIMBULKAN PNYAKIT HEWAN DAN MANUSIACenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Penyakit pada hewan Equine Encephalitis (sleeping sickness)Eastern Equine encephalitis (WEE) 2. Western equine encphalitis (WEE) 3. Venozuelan equine encephalitis (VEE) Merupakan penyakit saraf yang parah pda manusia dan kuda1.


PatogenesisNyamuk (membawa virus dalam saliva)

Menggigit manusia/Kuda

Viremia (2-5 hari pascainfeksi) Repliksi virus di daerah visceral Demam, depresi dan anureksiaCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Hewan sembuh

Penyakit Fase II Lokalisasi virus pada CNS (6-8 hr p.i) Gejala Klinis 1. Paralisis : bibir , faring, kelopak mata 2. Inkordinasi 3. KematianCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Epidemiologi

Penularan Karier

: burung liar Vektor: nyamuk (mosquito) virus bereplikasi Inang akhir (penyakit) : Kuda dan Manusia

Distribution Amerika Serikat sebelah Barat dan Kanada EEE Amerika Serikat Bagian timur VEE Biasanya muncul pada akhir musim panas dan musim gugur ketika banyak terdapat Aedes sp WEECenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

DiagnosisKlinis : gejala saraf Lab

Deteksi antigen virus Virus

dapat diisolasi dari darah atau otak dan diinokulasikan ke kultur sel atau mencit baru lahir intracerebral Uji Serologi

HI atau SN dapat dipakai untuk mendeteksi anibodi pada hewan yang hidup. Bisanya diambil serum sepasangCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Histopatologi Dapat

dipakai untuk menguatkan diagnosis


DistribusiDistribusi Vektor Reservoar Kuda

WEEAmerika Utara Nyamuk Burung Ensefalitis mortalitas 2025% Ensefalitis 10%

EEE

VEE

Amerika utara Amerika utara dan selatan dan Selatan Nyamuk (Culex) Burung Ensefalitis mortalitas 90% Ensefalitis 75% Nyamuk Roden hewan besar Infeksi umum, kdng-kdng ensefalitis Gejala mrp influenza mortalitas 1%

Manusia


FLAVIVIRIDAE Cara replikasi berbeda

TOGAVIRIDAE

BUDDING DARI MEMBRAN PLASMAAUTOLISIS SEL TERINFEKSI

FLAVIVIRIDAE


3 GENERA FLAVIVIRIDAEFLAVIVIRUS (ARBOVIRUS) 2. PESTIVIRUS (NON-ARBOVIRUS) 3. KELOMPOK HEPATITIS C (MANUSIA) PENYAKIT PENTING PADA HEWAN 1. Japanese B encephalitis 2. Louping Ill 3. Bovine Viral Diare/ Mucosal Disease 4. Penyakt Border 5. Hog Cholera1.Center for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Hog Cholera

Nama lainPestis suum Classical Swine Fever Peste du Porc Colera Porcina Virusschweinepest Kolera Babi Grubug BabiCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Virus Hog Cholera

Familia Flaviviridae

Genus Pestivirus

Asam inti RNA Virulensi beraneka ragam Relatif stabil pada kondisi lingkungan

Suhu dingin 4oC

(berbulan-bulan) Beku (bertahun-tahun)Center for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Epidemiologi

Sebaran Penyakit

Asia, Amerika Selatan, Amerika Tengah Africa and kepulauan islands Mexico Indonesia Berhasil di berantas di

AS dan Canada Australia New Zealand EropaCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Morbiditas dan MortalitasBeberapa faktor penting Umur hewan dan status kekebalan Mortalitas lebih tinggi pada hewan muda Strain virus Akut Mortalitas dapat mencapai 100% Subakut morbiditas dan mortalitas lebih rendah kronis Hanya sedikit hewan yang tersernag tetapi umumnya fatal Asymptomatis (jarang)Center for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Gejala KlinisHanya menyerang babi Masa inkubasi 2-14 hari Gejala bervariasi

Akut bersifat fatal sampai symptomatis

Viremia Persisten Anak babi terinfeksi secara kongenital

Mengeluarkan virus selama berbulan-bulanCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Gejala Klinis

Akut

Bergerombol di suatu tempat Demam tinggi (105oF) Anorexia Erythema, cyanosis Petechiae Sulit berdiri, lemah ConvulsionsAbortus, stillbirths DeformitasCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Gangguan repruduksi

Lesi Post Mortem Sangat

bervariasi Infeksi Akut Hemorrhage

Foki

Nekrotik pada Tonsil Petechiae Ginjal,

larynx, trachea, usus, limpa dan paru


Lesi post-mortem Infeksi Foki

kronis

nekrotikPhoto courtesy of Dr. R. Panciera, Oklahoma State University

Mukosa

usus (button ulcers) Epiglottis Larynx

Infeksi

CongenitalCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Hiperplasia

Cerebellar, atrophy thymus, deformitas kepala dan kaki

Diagnosis Banding

Porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) Porcine circovirus Salmonellosis Erysipelas Leptospirosis Aujeszkys disease (pseudorabies) African swine fever Sampel tonsil hrs dikirim untuk diagnosis lab.Center for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Diagnosis

Gejala Klinis

Septicemia dan demam tinggi Kebiruan pada kulit atau telinga Diagnosis LaboratoriumDeteksi virus, antigens, nucleic acids

Laboratory Tests

Sample jaringan (tonsils, limpa, gunjal, ileum) Whole blood ELISA or direct immunofluorescence

Serology

ELISA or virus neutralization Comparative neutralization test

Definitive test


DiagnosisUji Laboratorium

Melacak virus, antigen asam nukleat Sampel darah

(tonsil, limpa, ginjal, distal ileum)

ELISA

atau direct immunofluorescenceatau netralisasi virus

Serologi ELISA


Pengobatan

Tidak ada obat Bunuh

Hewan yang positif terserang Hewan yang peranh kontak dengan hewan sakitncontact animals Pelarangan pemasukan hewan ked daerah tertular

Vaksinasi?


Pencegahan dan Pengendalian

Karantina

Kasus dugaan dan didiagnosis positif


pencegahanTidak memberikan produk mengandung babi mentah Minimalkan pengunjung ke peternakan Terapkan tindakksn biosekuriti secara ketat


Vaksinasi

Di darah eendemikProteksi hewan dari penyakit Tidak mengeliminir infeksi

Helpful in outbreak control We all need to do our part

Keep our pigs healthy and free of disease


Bovine Viral Diarrhea (BVD) dan Mucosal Disease (MD) Virus BVD/MD Secara antigenis sama Hewan peka : sapi Mempunyai hubungan antigenik dengan virus Hog cholera dan penyakit Border


Patogenesis BVDInfeksi orofaringReplikasi I pd Epitel faring Viremia

Replikasi pada sal. pencernaanORGAN LIMFOID Erosi mukosa mulut, usus besar, dan usus halus LEUKOPENIA hipersalivasi, Diare dan dehidrasi

BOVINE VIRAL DIARHEACenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

MUCOSAL DISEASEINFEKSI PD SAPI BUNTING AKUT KEGUGURAN

INFEKSI MENETAP PADA FETUS ANAK LAHIR IMUNOTOLERAN SUPERINFEKSI KETIKA UMUR 1-2 TAHUN INFEKSI MENYELURUH PD SALURAN PENCERNAAN Food Security and Public Health Center forIowa State University - 2007

MUCOSAL DISEASE EROSI MUKOSA MULUT DAN MONCONG DERMATITIS DIARE MORTALITAS TINGGI


DIAGNOSIS

GEJALA KLNIS DIAGNOSIS LAB SERUM SEPASANG (UJI NETRALISASI) ISOLASI DAN IDENTIFIKASI VIRUS

VIRUS DLM TINJA

KULTUR SELAGPT

TIDAK ADA CPE

CPE

UJI SEROLOGICenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

TIDAK ADA CPE UJI SEROLOGI UJI INTERFEREN

TIDAK ADA CPE : POSITIF UJI YANG LAIN: PCR IMUNOHISTOKIMIA

ADA CPE : NEGATIF


Penyakit oleh lainnya

West nile Ross river


Japanese B Encephalitis,

Arbovirus B

OverviewDampak ekonomi Epidemiologi Penularan Gejala Klinis Diagnosis dan Pengobatan Penyakit pada Hewan dan Manusia Pencegahan dan PengendalianCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Etiologi

Japanese Encephalitis

Flaviviridae

Flavivirus

Enveloped single stranded RNA Nama latin : flavus

Flavus : kuning

mengacu pada virus yellow fever


Sejarah

1870s: Japan

Summer encephalitis epidemics6,125 kasus pada manusias 3,797 kematian Dari kasus ensefalitis fatal pada manusia

1924: Great epidemic in Japan

1935: isolasi pertama

1938: diisolasi dari nyamukCulex tritaeniorhynchusCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Sejarah

1940-1978

Penyakit menyabar ke China, Korea dan India

1983: Immunisai di Korea Selatan 1983-1987: Vaccine tersedia di Amrika Serikat


Hewan terserang

babi Kematian

yang tinggi pada babi muda sampai 5%

Kuda Kematian

Manusia


Epidemiologi

Distribusi Penyakit

Endemik di daerah beriklim subtropis dan tropis Prevalensinya terus menurun di Jepang Belum peranh dilaporkan di Amerika Serikat Secara serologis : prevalensi tinggi di Indonesia.Center for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Korea

Japan

ChinaIndia

Philipines

Indonesia

Morbiditas/Mortalitas

Babi

Tinggi pada anak babi Jarang membunuh pada babi dewasaMorbiditas: 2% Mortalitas: 5% Mortalitas: 5-35% Menyebabkan ganguan saraf yang seriuos: 33-50%

Kuda

Manusia


Penularan

Vector-borne disease (arboirus) Enzootic cycle

nyamuk Culex

tritaeniorhynchus

Reservoir: burung Amplifying hosts Babi

dan kelelawar Ada dugaan reptil dan amphibia

Inang non-esential (Insidental) Kuda,

manusia, dan yang lainCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007


Japanese B encephalitis pada hewan

KudaGejala Klinis Akhir musim panas sampai musim gugurearly fall Masa Inkubasi: 8 sampai 10 hari Gejala biasanya subklinis

demam, gangguan alat gerak, gigi gemertak

Tidak sadar, koma dan jarang mematikan


Gejala klinis pada babi

Masa inkubasi tidak jelas Infeksi awal kebuntingan lebih mematikan Stillbirth dan mumifikasi fetus. Anak babi : gejala saraf Babi pejantan, infertil, testis membengkak


Patologi

Kuda Tidak khas

Meningoencephalitis nonsupuratif

Babi

Fetus

Mummifikasi dan berwarna gelap Hydrocephalus Cerebellar hypoplasia Spinal hypomyelinogenesis


Differential Diagnosis

Kuda

WEE, EEE, neurotoxins, toxic encephalitisMyxovirus-parainfluenza 1, coronavirus, , porcine parvovirus, PRRS

Babi


Diagnosis

Gejala KlinisKuda: demam dan gejala syaraf Babi: banyak babi yang lahir mati

Laboratorium

Definitif: isolasi virus Darah,

spinal cord, otak dan cairan otak Serum sepasang Neutralisai HI, IF, CF, ELISA Reaksi silang dengan FlavivirusesCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

JE pada manusia

Gejala klinisIncubation period: 6 sampai 8 hari asymptomatic atau gejala ringan


Kasus parah

Acute encephalitis

Sakit kepala, demam tinggi, leher kakuParalysis, gelisah, kejang, coma dan kematian

Encephalitis parah

Meninggalkan kelainan saraf Infeksi janin

KeguguranCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

PatologiPan-encephalitis Infeksi neurons secara meluas di CNS Kadang-kadang foki nekrotik Thalamus terifeksi beratCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

PencegahanVector control Berantas sarang nyamuk Vaksinasi

Kuda dan Babi Manusia


Vaksin

Hidup yang dilemahkanPada Kuda dan Babi Menekan tingkat kejadian

Vaksin inaktif Digunakan

pada manusia Japan, Korea, Taiwan, India, Thailand Digunakan di daerah endemik dan epidemik

Dianjurkan untuk orang berwisataCenter for Food Security and Public Health Iowa State University - 2007

Toga Dan Flavi

Documents

Transcript of Toga Dan Flavi