timunasu

9

Click here to load reader

Transcript of timunasu

Page 1: timunasu

Jasrullah. tter buah 1.

the gene soybean. 3.

mination between :an. Crop

)f feather racters in i-464.

J. Agrivigor 8(1): 15-23, September-Desember 2008; ISSN 1412-2286

HASIL DAN KUALITAS HASIL MENTIMUN DENGAN APLIKASI PUPUK N-COATED DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Yield a n d yield quality of cucumber with application of N-coated and organic soluble fertilizers

Jajang Sauman Hamdani

Jumsan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang Km 21 Karnpus Jatinangor 40600

Telp/Fax:(022) 7796320

ABSTRACT

The experiment was aimed to study the interaction between N - Coated fertilizer dosages and organic soluble concentrations on yield and quality of cucumber cultivar Bella. The experiment conducted from April until Juni 2008 located on, Majalaya, Bandung, in the rice field at an altitude of about 680 m above the sea level, soil type Inceptisols, and D3 rainfall type according to Oldeman climate classification. The experiment arranged in Randomized Block Design with factorial pattern, consisting two factors and three replications. The first factor was N - Coated fertilizer dosages consisting four levels (nl = 200 kg Urea ha-' (92 kg N), n2 = 400 kg N - Coated ha-1 (92 kg N), n3 = 300 kg N - Coated ha-1 (69 kg N), n4 = 200 kg N - Coated ha-1 (46 kg N)) and the second factor was the concentrations of Organic soluble consisting three levels (01 = 0 mL L-1,02 = 2 mL L-1,03 = 4 mL L-1). The results of the experiment showed that there were no interaction effect between N - Coated fertilizer dosages and soluble organic concentrations on yield and quality of cucumber cultivar BeUa. The application of 200 - 400 kg ha-1 N - Coated (equal with 46 - 92 kg N) did not give the significant results to 200 kg ha-1 urea (92 kg N) in all variables tested. The 2 mL L-1 concentrations of soluble organic application gave the significant effects on female flower developing fruits, number of fruit per plant, yield per plot, yield per hektare, and fmit qualities A. The 2 mL L-1 concentrations of organic extract application gave the highest yield per plot about 11,18 kg plot' or equal to 22,3 t. ha-1

Key Word : Cucumber, N-coated, and Soluble organic fertilizer

PENDAHULUAN kan sebagai bahan obat dan sebagai bahan - - kosmetika untuk kecantikan. Salah satu

Mentimun (Cucumis sativus L.) me- jenis mentimun yang banyak ditanarn dan

rupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomis adalah kul-

sangat diienal dan banyak dikonsumsi tivar Bella. Karakteristik kultivar ini buah-

masyarakat, baik dalam bentuk segar se- nya berukuran kecil, bebas rasa pahit,

bagai lalaban maupun dalam bentuk olah- tekstur buah renyah sehingga banyak di-

an seperti asinan, acar dan salad. Keguna- senangi dan digunakan sebagai sayuran

an lain dari mentimun dapat dimanfaat- lalaban segar. Dengan demikian kualitas

Page 2: timunasu

Hasil dan kualitas hasil mentimun dengan aplikasi N-coated dan pupuk organik cair

buah menjadi sangat penting apalagi untuk memenuhi permintam pasar swalayan

Sehubungan dengan ha1 itu, maka diperlukan teknik budidaya yang dapat menunjang dalam peningkatkan kuanti- tas dan kualitas mentimun kultivar Bella. Selain memerlukan tanah yang subur dan gembur tanaman mentimun juga memer- lukan pasokan nutrisi dalam jumlah yang cukup besar. Salah satu teknik budidaya yang dapat meningkatkan pasokan nutrisi bagi tanaman adalah dengan cara pem- berian pupuk, baik pupuk organik mau- pun anorganik.

N (Nitrogen) merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan dalam jumlah yang paling banyak, sebab nitro- gen merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan (Mengel and Kirkby, 2001). Tanpa suplai nitrogen yang cukup, pertumbuhan tanaman akan terhambat. Pupuk urea (CO(NH2)z merupakan salah satu jenis pupuk yang biasa digunakan untuk menyuplai kebutuhan nitrogen bagi tanaman. Urea mengandung 46 % nitro- gen. Karakterislik urea antara lain adalah sangat higroskopis, mudah larut dalam air dan bereaksi cepat serta mudah menguap dalam bentuk amonia. Konsekuensinya, efisiensi pupuk urea termasuk sangat rendah yaitu 29-45% (Novizan, 2002), se- dangkan menurut Simarmata (2001) dapat mencapai 90%.

Upaya untuk meningkatkan efisiensi

1 urea adalah melalui teknologi pelapisan

(coated) yang .. . bertujuan ..... . . , untuk . : . . .,, me&- , .

ran& sifat higroskopis, reaktivitg dan memperkecil bidang kontaknya. Bahan pelapis yang prospektif dan murah adalah .. . -. .. ~ ., ... .... . mherai zeolit yang depositnya banyak di Indonesia. Zeolit merupakan mineral alumino silikat yang bermuatan negatif

, .

dengan kapasitas tukar kation (KTK) ber- kisar 100-140 me 100 gram-'. Zeolit selain mampu mengikat amonium dari urea, juga berperan sebagai pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk urea yang dilapisi dengan zeolit mengandung 20-237, unsur N dengan perbandingan antara urea dan zeolit sebesar 1 : 1. Pela- pisan urea dengan zeolit tersebut diha- rapkan mampu memberikan peningkatan efisiensi N (Simarmata et al., 2006 )

Minato (1968) dikutif Saeful Bahrein (2002) melaporkan bahwa pemberian zeolit Clinoptilolite yang dikombinasikan dengan pupuk an organik pada lahan sawah dapat meningkatkan ketersediaan N(N6)sebesar 63% dibandingkan dengan kontrol (tanpa zeolit).Sedangkan hasil pe- nelitian Abdulrachman dan Pahim ( 2000) menunjukkan bahwa pupuk control release nitrogen (CRN) lebih efisien 65% diban- dingkan dengan urea prill sebagai kontrol.

Selain penggunaan N -Coated pem- berian pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk anorganik dapat mening- katkan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk, baik pada lahan sawah maupun lahan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi positif pada penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik secara terpadu (Farida dan Hamdani, 2001; Hamdani dan Simarmata, 2003; Simar- mata, 2005). Selanjutnya Musnamar 62005) mengatakan, bahwa penggunaan pupuk organik tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia.

Pupuk organik cair merupakan hasil fermentasi dari berbagai b&an organik yang mengandung berbagai macam asam amino, fitohormon, dan

vitar katk mik~ et a pasa dala

Part Pen( ban! pros

(PUI sun1 lain lanf mer

dap ban fit01 lam Abl dar

janr me Me Sin me

or? say

un int be1

PU an Be an

jal sa

dl

pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle
Page 3: timunasu

anik cair

KTK) ber- olit selain lari urea, ah tanah baiki sifat tpuk urea ~gandung andingan : 1. Fela-

but diha- ~ g k a t a n

1 11 Bahrein emberian binasikan da lahan ersediaan n dengan hasil pe- m ( 2000) rol release % diban- i kontrol. ted pem- tpadukan mening-

m dan 3ik pada ng. Hasil terdapat n pupuk k secara u, 2001;

Simar- lar (2005) n pupuk m residu nan bagi

:rupakan i bahan berbagai on, dan

vitamin yang berperan dalam mening- katkan dan merangsang pertumbuhan mikroba maupun rhizosfir tanah. Pascual et al. (2000) menyatakan bahwa adanya pasokan substrat organik dan nutrisi dalam pupuk organik cair akan memacu partumbuhan danperkembangan mikroba pengurai (dekomposer) yang secara alami banyak terdapat di dalam tanah sehingga proses penguraian berbagai bahan organik (pupuk kandang, kompos dll) berlang- sung lebih cepat (Simarmata, 2005). Se- lain itu aplikasi pupuk organik cair yang langsung disiramkan pada tanah dapat meresap lebih cepat di rhizosfir sehingga dapat memacu partumbuhan dan perkem- bangan mikroba dalam tanah penghasil fitohormon, penamabat N, mikroba pe- larut fosfat, dan lainnya (Divers, 2002; Abbott and Murphy, 2004; Simarmata dan Joy, 2006), keadaan ini akan menun- jang ketersediaan nutrisi pada tanaman mentimun yang umumya relatif singkat. Menurut Hamdani dan Simarmata (2003); Simarmata et al. (2005); Hamdani (2007) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair dapat meningkatkan hasil sayuran seperti, jahe, tomat dan buncis.

Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk diteliti lebih lanjut sejauh mana intesaksi antara penggunaan pupuk urea berlapis (N-Coated) dan penambahan pupuk organik cair terhadap pertumbuh- an dan hasil tanaman mentimun kultivar Bella yang ditanam di lahan sawah datar- an Medium Majalaya.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan di Ma- jalaya, Kabupaten Bandung, pada lahan sawah dengan ketinggian tempat 680 m dpl, jenis tanah Inceptisols, tipe curah

Jajang Sauman Hamdani

hujan DQ berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman (1975). Fercobaan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan JUN 2008.

Bahan yang digunakan pada Per- cobaan adalah benih mentimun kultivar Bella, Pupuk N-Coated (23% N, 0.07% Mg, 0.32% Fe, 0.29% Potassium, 1.75 pprn Cu, 6.75% Zn, 0,02%Mn, 70-80% KTK (me 100 @), urea (46% N), SF-36 (36% Pz.05) dan KC1 (60% KzO), Pupuk Cair Organik Amazinng Bio Growth (6.63% C-org, 6.68% N, 7.47% Pz05,8.93% KzO, 1% CaO, 0.8% MgO, 1% S, 2 pprn B, 0.04 pprn Fe, 00.06 pprn Zn, 0.04% Mn, 0,04% Mn, 205 pprn Auksin, 26 pprn Sitokinin, 300 pprn Giberelin, 258 pprn Asam Amino, 2 x 10 7 cfu mL-1 Bakteri Felarut Fosfat, 2 x 10 7 cfu mL-1 Azotobacter, 2 x 10 7 cfu mL-1 Azo- spitillurn), Pestisida: Curacron 500 EC , Antracol70 WP dan Dithane M-45.

Penelitian menggunakan Rancang- an Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk N - Coated (N), terdiri dari empat taraf, yaitu: nl= 200 kg Urea ha-'(92 kg N). nz =400 kg N - Coated ha-1 (92 kg N), I% = 300 kg N - Coated ha-1 (69 kg N) m 4 0 0 kg N - Coated ha-'(46 kg N). Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk organik cair (0), terdiri dari tiga taraf, yaitu : 01 =O m L L-I (tanpa pupuk organik cair), 0 2 =2 mL L-1, dan 03 =

4 m L L-1 Lahan yang ditanami mentimun

merupakan lahan sawah yang awalnya ditanam padi. Pertama-tama lahan diber- sihkan dari gulrna dan sisa tanaman padi kemudian dicangkul dengan kedalaman bidang olah 30-35 cm, lalu dikeringkan. Tanah yang telah kering selanjutnya di- buat bedengan sebagai petak percobaan. Setiap pefak percobaan krukrrran 3 x 1 m dengan tinggi bedengan kurang lebii 40

pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle
Page 4: timunasu

Hasil dan kualitas hasil mentimun dengan aplikasi N-coated dan pupuk organik cair

cm. Petakan dibuat sebanyak 36 buah yang terdiri dari 12 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Jarak tanam dalam barisan adalah 50 cm dan jarak tanam antar barisan 40 cm. Setiap lubang tanam di- tumbuhkan satu tanaman mentimun. Pupuk dasar yang digunakan adalah pu- puk bokasi kotoran domba dengan dosis 10 ton hektarl atau sebanyak 333,3 g lubangl tanam diberikan dengan cara di- benamkan. Pemberian pupuk SP-36 dan KC1 dengan dosis masing-masing 200 kg hektar' diberikan sekaligus 14 hari setelah tanam, sebanyak 6,6 g lubang' tanam yang diletakkan di samping kiii dan kanan lubang tanam be rjarak 3 cm. Apli- kasi pupuk urea dan pupuk N-Coated di- laksanakan dua kali dengan dosis masing- masing setengah untuk setiap apliiasi se- suai dengan perlakuan yaitu pada 14 dan 21 hari setelah tanam bersamaan dengan pembumbunan tanaman.

Pupuk organik cair mulai diberikan pada umur 17 hari setelah tanam se-

banyak lima kali aplikasi, dengan interval pemberian 3 hari sekali dengan kon- sentrasi sesuai perlakuan. Cara pemberian pupuk organik cair adalah dengan me- nyiramkannya ke tanah di sekeliling ta- naman mentimun dengan volume siram sebesar 200 mL larutan per tanaman. Pe- meliharaan meliputi penyiraman, peng- guludan, penyiangan, perambatan, pe- nyulaman, dan pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penya- kit tanaman dilakukan dengan cara me- kanis maupun kimiawi dengan cara di- semprot dengan Curacron 500 EC dan Decis 2.5 EC, Furadan 3G untuk mengen- dalikan hama dan Dithane M-45 untuk pencegahan penyakit Pemanenan dilaku- kan dengan interval 2- 3 hari sekali. Res- pons yang diamati meliputi komponen hasil, terdiri dari prosentase bunga betina jadi buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, hasil per petak, hasil per hektar, prosentase kualitas hasil A, B dan BS serta kadar gula (Tabel 1).

Tabel 1. Kriteria penilaian kualitas hasil tanaman mentimun Kriteria Kualitas Hasil Penilaian A B BS

Panjang buah 10 - 14 cm 10 - 14 cm 14 cm dan

Diameter 3,O - 4,5 cm 3,O - 5,O cm Bentuk Lurus, bulat Lums atau

sedikit melengkung, bula

Warna Hijau Merata Hijau atau hijau agak kuning/ putih

Tingkat Tidak ada cacat Tidak ada cacat kerusakan Permukaan Mulus dan rata Mulus dan rata

< 10 cm < 3,O cm dan > 5,O cm Melengkung, diameter tidak rata,

~t abnormal Hijau kekuningan/ putih

Terdapat cacat mekanis/ biologis Tidak merata

Sumber : Survey Pasar (2006) dan Bimandiri Lembang, Bandung (2006).

pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle
Page 5: timunasu

;anik cair

tn interval gan kon- ,emberim ngan me- eliling ta- me siram aman. Pe-

w peng- atan, pe- lama dan an penya- cara me-

I cara di- 1 EC dan : mengen- .45 untuk m dilaku- !kali. Res- :omponen lga betina tanaman, Jer petak, litas hasil (Tabel 1).

:m eter

HASIL DAN PEMBAHAN Komponen Hasil dan Hasil

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pupuk N- Coated dan pupuk organik cair terhadap komponen hasil dan hasil tanaman men- timun kultivar Bella. Hasil uji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan bahwa dosis pupuk N-Coated 200 sampai 400 kg ha-1 (setara dengan 46 - 92 kg N) memberikan hasil yang tidak berbeda dengan pemu- pukan urea prill200 kg ha-1 (92 kg N) ter- hadap seluruh komponen hasil yaitu per- sentasi bunga jadi buah, jumlah buah ta- naman-l, bobot buah tanaman-1, bobot buah petak-1 dan hasil hektarl. Keadaan ini dimungkiian karena pemberian N- Coated dengan bahan urea yang dicam- pur dengan zeolit dapat meningkatkan efisiensi pemupukan melalui pengurang- an kehilangan N03-N karena pencucian dan perkolasi, meningkatkan ketersedia- an amonium terutama pada tanah yang relatif kurang subur melalui penekanan proses nitrifikasi dan volatilisasi NH4, me- ningkatkan penyerapan N oleh tanaman dan mengurangi keracunan tanaman karena ammonia dan nitrat yang ber- lebihan (Polat et al., 2004). Dalam hal ini,

ammonium yang dipertukarkan oleh zeolit dilepaskan secara lambat sehingga berperan sebagai slow release fertilizer, se- dangkan mineral zeolitnya sendiri ber- peran sebagai penyangga (reservoir) am- monium yang berasal dari penguraian urea yang pada akhirnya akan mene-kan toksisitas ammonium dan nitrat melalui

:anis/ penekanan aktivitas bakteri dalam proses nitrifikasi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Simarmata et al. (2005) bahwa penggunaan 300 kg urea berlapis mem-

Jajang Sauman Hamdani

berikan hasil padi yang tidak berbeda dengan penggunaan 300 kg urea prill dengan dernikian efisiensi pupuk N-ber- lapis zeolit paling tidak setara dengan satu kg pupuk urea. Sedangkan menurut Abdulrachman dan Pahim (2000) pupuk Control Release Nitrogen (CRN) yang di- aplikasikan pada tanaman padi, hasilnya CRN Iebih efisien sekitar 65 % dibanding- kan dengan urea prill sebagai kontrol

Pengaruh mandiri pemberian pu- puk organik cair memberikan pengaruh yang berbeda pada semua komponen hasil dan hasil tanaman metimun. Kon- sentrasi pupuk organik cair 2 mL L-1 dan 4 mL L-1 menunjukkan persentase bunga jadi buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, hasil per petak, dan hasil per hektar yang lebih tinggi dan berbeda bila dibandingkan dengan perla- kuan tanpa pupuk organik cair.

Pada tanaman yang dimanfaatkan buahnya, pembagian asimilat pada fase pertumbuhan vegetatif maupun repro- duktif sangat penting. Pembagian selama fase vegetatif akan menentukan luas daun terakhir, perkembangan akar dan perca- bangan. Sementara pembagian selama fase reproduktif penting untuk tanaman budidaya penghasil bunga, buah, dan biji karena pertumbuhan buah menuntut banyak nutrisi mineral yang menye- babkan te rjadinya mobilisasi dan transpor dari bagian vegetatif ke tempat perkem- bangan buah dan biji. Asimilat dapat di- distribusikan dari hasil foto-sintesis daun dan remobilisasi dari hasil asimilasi cadangan (Gardner et al., 1985)

Peningkatan jumlah buah per ta- naman, hasil per petak dan hasil per hektar ini disebabkan karena pupuk organik mampu menydiakan nutrisi dalam bentuk sederhana yang sesuai

pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle
Page 6: timunasu

Hasil dan kualitas hasil mentimun dengan aplikasi N-coated dan pupuk organik cair

dengan kebutuhan tanaman. Pupuk cair organik yang diaplikasikan dengan cara disiramkan memungkinkan senyawa organik (asam-asam amino) dan nutrisi (hara makro maupun mikro) yang terkan- dung di dalamnya mudah menyebar dalam tanah dan dapat langsung mening- katkan dekomposisi pupuk organik padat, meningkatkan pertumbuhan dan perkem- bangan mikroba tanah seperti penambat N, penghasil hormon tumbuh dan pelarut fosfat (Simarmata, 2005). Selain itu, se- nyawa hormon tumbuh yang terdapat dalam pupuk organik tersebut merang- sang pertumbuhan dan regenerasi per- akaran tanaman. Selanjutnya (Reeves, 1997; Hoflich et al., 2000; Abbott and Murphy, 2004; dan Simarmata, 2005) menyatakan bahwa berbagai asam-asam organik, vitamin, dan lain-lainnya yang dieksresikan akar tanaman davat me- ningkatkann aktivitas mikroflora dan fauna yang menguntungkan di rhizosfir

tanaman sehingga terdapat suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan tanaman dengan mik- roba tersebut

Perlakuan tanpa pupuk organik cair berdasarkan uji lanjut memberikan jumlah buah terendah, hasil per petak terendah, dan hasil per hektar terendah. Rendah- nya buah yang dihasilkan dimungkinkan karena kurangnya fotosintat yang dapat digunakan untuk pembentukan buah karena kurangnya suplai nutrisi.

Kualitas Buah Hasil analisis menunjukkan bahwa

tidak terdapat interaksi antara pupuk N - Coated dan pupuk organik cair terhadap kualitas buah mentium kultivar Bella. Hasil uji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri dosis pupuk N -

Tabel 2. Pengaruh Dosis Fupuk N - Coated dan Konsentrasi Pupuk organik cair Terhadap PersentaseBuah Kualitas A, B, dan BS serta Kadar Gula.

Kualitas

Perlakuan A B BS Kadar Gula

(%I (%) (%I (Brix) Dosis Fupuk N - Coated

nl 71,26 a 14,29 a 14,48 a 3.00 a

Konsentrasi Pupuk organik cair

01 45..08 a 40.,50 a 15,43 a 3.04 a

Keterangan : Nilai rata - rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda ny ata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5.

rul ku

gu

ba 401 me bu tar jul cal da

or, Pa P'- Ya tal

n3 ta 20 se di th 01

Yi sa

g1 fa m ti1 dl lT

Y b rl U

P u h

pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle
Page 7: timunasu

anik cair

t suatu g saling gan mik-

ganik cair rn jumlah terendah, Rendah-

ngkinkan ng dapat an buah

m bahwa upuk N - terhadap .ar Bella. Uji Jarak i% dapat unjukkan upuk N -

rerhadap

a a a

ama tidak

Jajang Sauman Hamdani

Coated tidak menunjukkan penga- ruh yang nyata terhadap persentase buah kualitas A, kualitas B, dan BS serta kadar gula buah mentimun. Keadaan ini sama seperti pada komponen hasil dan hasil bahwa dosis pupuk N-Coated 200 sampai 400 kg ha-1 (setara dengan 46 - 92 kg N) mem-berikan hasil yang tidak berbeda buah kualitas A dibandingkan dengan tanpa pupuk organik cair. Hal ini menun- jukkan bahwa pemberian pupuk organik cair berperan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman. Fengaruh pupuk organik baik dalam bentuk cair maupun padat selain mampu meningkat-kan po- pulasi organ-isme tanah mengun-tungkan yang berperan dalam menjaga kesehatan tanah, juga dapat menekan ber-bagai pe- nyakit dan meningkatkan kese-hatan tanaman (Weltzein, 1990; Hoflich et al., 2000; Simarmata, 2005). Tanaman yang sehat akan menghasilkan buah yang sehat dan kualitas yang baik. Menurut Wor- thington (2001) buah-buahan dan sayuran organik menunjukkan kandungan nutrisi yang lebih 'ting@ dibandingkan dengan sayuran non organ&, dalam ha1 kadar gula, vitamin C, besi, magnesium dan fosfor. Hasil analisis Kadar gula tanaman mentimun kultivar Bella, menunjukkan tidak ada perbedaan. Keadaan ini dimungkinkan karena faktor genetik lebih menentukan. Menurut Nonnecke (1989); Yamaguchi (1983) bahwa proses pem- bungaan tanaman mentimun dipenga- ruhi baik oleh faktor lingkungan, ter- utama fotoperiode dan temperatur, mau- pun oleh faktor genetik atau internal, ter- utama hormon pengatur tumbuh dan hasil fotosintesis.

dengan pemupukan urea prill 200 kg ha-1 (92 kg N). Artinya bahwa N-Coated dengan kandungan 46 sampai 92 kg N dapat mensubtitusi pengguna-an pupuk urea prill 200 kg ha" (92 kg N).

Secara mandiri pemberian pupuk organik cair sebanyak 2 dan 4 mL L-1 berpengaruh dapat mkningkatkan bo-bot

KESIMPULAN

Fenggunaan pupuk N-Coated dengan dosis 200 sampai 400 kg ha-1 (setara dengan 46-92 kg N) didapatkan h a d dan kualitas hasil yang tidak berbeda dengan penggunaan pupuk urea dengan dosis 200 kg ha-1 (92 kg N) pada berbagai respon yang diamati. Femberian pupuk organik cair 2 mL L-1 meningkatkan persentase bunga betina menjadi buah, j u d a h buah per tanaman-l, bobot buah tanaman-I, hasil petak-1 h a d hektarl, dan kualitas A buah mentimun. Femberian ekstrak organik 2 mL L-1 memberikan h a d 11,18 kg petak-1 atau setara dengan 22,3 ton ha.-1

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada PT. Pacific Mineralindo Utama, yang telah memfasilitasi penelitian, ke- lompok tani Barokah Langensari Maja- laya, serta Deden Syarifudin dan Basyir Suhendar yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian hi.

pdiipdl
Rectangle
Page 8: timunasu

Hasil dan kualitas hasil mentimun dengan aplikasi N-coated dan pupuk organik cair

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrachman, S., dan Pahim. 2000. Urea super granule dan kontrol release nitrogen pupuk efisien untuk ta- naman padi. p. 737-747. Pros. Kongres Nasional VII HIT1 Peman- faatan Sumberdaya Tanah Sesuai dengan Potensinya Menuju Keseim- bangan Lingkungan Hidup dalam Rangka Meningkatkan Kesejah- teraan Rakyat

Abbot, L.K., and D.V. Murphy. 2004. Overview of soil biology tests. Soil biology in agriculture. p. 70. - 78. Proc. of a workshop on current research into soil biology in agri- culture tam worth sustainable fa- rming training centre 11-12 Au- gust 2004. NSW. Department of Primary Industries.

Divers, S. 2002. Compost teas for plant disease control. Available on line at http/:www. a&a.ncat. org. Diakses tanggal 10 Juli 2003.

Farida dan J. S. Hamdani. 2001. Per- tumbuhan dan hasil bunga gladiol pada dosis pupuk organik bokashi dan dosis pupuk nitrogen yang berbeda. J. Bionatura: Biologi Terap- an 3( 2): 68-76.

Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of crop Plants. The Iowa State University Press.

Hamdani, J. S., dan T. Simarmata. 2003. Pertumbuhan dan hasil jahe (Zingiber officlnale Rosc.) cultivar gajah yang dipanen muda pada berbagai jenis dan dosis pupuk organik d m anorganik. J. Kulti- vasi 2(2): 26-32.

Hamdani, J. S. 2007. Pertumbuhan dan hasil buncis dengan pemberian

pupuk organic padat olahan dan pupuk organic cair di lahan sawah dataran medium Majalaya. hal. 243- 248. Pros. Simposium dan Sem. Per- himpunan Agronomi Indonesia (Peragi). Bandung. G. Hoflich., M. Tauschke, G. Kuhn and J. Rogasik. 2000. Influence of agricultural crops and fertilization on microbial activity and microorganism in the rhizosphere. J. Agron. and Crop Sci. 184: 49-54

Mengel K and EA Kirkby. 2001. Principles of plant nutrition; Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, The Nether- lands.

Nonnecke, L. I. 1989. Vegetable pro- duction. Van Norstrand. Reinhold. Canada. p.505-526

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Pascual J.A., C. Garcia, T. Hernandez, J. L. Moreno, and M. Ros. 2000. Soil microbial activity as a bio- marker of degradation and re- mediation process. Soil Biol. and Biochem. 32: 1877-1883

Polat, E., K. Mehmet, D. Halil, and A. N. Onus. 2004. Use of natural zeolite (Clinoptilolite) In Agriculture. J. of Fruit and Ornamental Plant Res. 12: 183-189. Available at http://www. insad.pl/wydaw/wydaw2004spec/ full2004-22spec. pdf. Diakses 22 Juni 2006.

Reeves, D.W. 1997. The role of soil organic matter in maintaining soil quality in continuous cropping systems. Soil Till. Res. 43 : 131-167

Saeapul, B. 2002. Pemanfaatan mineral zeolit dalam peningkatan produk- tivitas tanah dan efisiensi pemupuk-

an 22-:

Simarma ma

Per (EL Ult

log me ha:

pdiipdl
Rectangle
Page 9: timunasu

ganik cair

lahan dan han sawah 3. hal. 243- L Sem. Per-

Indonesia [oflich., M. J. Rogasik.

@cultural microbial

sm in the and Crop

. Principles r Academic he Nether-

:table pro- Reinhold.

mkan yang I Pustaka.

'Iemandez, Ros. 2000. as a bio- I and re- Biol. and

and A. N. lral zeolite lture. J. of n t Res. 12:

tp://-. 2004spec/ kses 22 Juni

soil organic 1 quality in stems. Soil

3n mineral m produk- i pemupuk-

Jajang Sauman Hamdani

an anorganik. J. Agrikultura 13(1): 22-29.

Simarmata, T. 2001. Pengaruh pupuk majemuk lengkap tablet terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis pinenensis Jacq.) pada tanah Ultisols. J. Agrikultura 12(1): 47-51.

. 2005. Aplikasi pupuk bio- logis dan pupuk organik untuk meningkatkan kesehatan tanah dan hasil tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) pada Inceptisols di Jatinangor. J. Agroland 12(3): 261-266.

., K. S. Ririn, dan J. S. Hamdani. 2005. Aplikasi ekstrak organik untuk meningkatkan efisiensi pupuk kandang ayam pada Inceptisol dengan indikator hasil tanaman tomat. J. Agrikultura 16(2): 137-142.

., dan 8. Joy. 2006. Revitalisasi kesehatan ekosistem lahan pertanian dengan memanfaatkan pupuk organik dan bio(bioferti1izers) untuk meningkatkan dan mempertahan- kan produktivitas tanah secara ber- kelanjutan. Makalah Seminar di Universitas Mulawarman, Sama- rinda, 17-18 Februari 2006

., J. S. Hamdani, Rianto, dan L. Dani. 2006. Uji efektivitas pupuk N gajah putih (Zeolite coated urea) dalam mensubsitusi pupuk urea dan meningkatkan hasil tanaman padi. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Pertanian W A D .

Weltzein, H.C. 1990. The use of composted materials for leaf disease suppress- ion in field crops. pp. 115-120 In : Crop Protection in Organic and Low-Input Agriculture. BCPC Mo- nographs No. 45. British Crop Pro- tection Council, Farham, Surrey, England.

Worthington, V. 2001. Nutritional quality of organic versus conventional fruits, vegetables and grains. The J. of Alternative and Complementary Medicine 7(2): 161-173.http://www. foodisyourbestmedici.com.Diakses 28 Februari 2006.

Yamaguchi, M. 1983. World vegetable principles, producttion and nutritive value. Avi Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut. P.313-321

pdiipdl
Rectangle
pdiipdl
Rectangle