THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL … · pengaruh model problem based learning...
Transcript of THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL … · pengaruh model problem based learning...
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KETERAMPILAN
PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
SISWA SD NEGERI BONTOJAI KOTA MAKASSAR
THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL AND THE PROCESS SKILLS OF LEARNING OUTCOMES OF SOCIAL
SCIENCE STUDY AT SDN BONTOJAI MAKASSAR CITY
TESIS
Oleh :
IRFANDI IDRIS
Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.01.040.16
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KETERAMPILAN
PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
SISWA SD NEGERI BONTOJAI KOTA MAKASSAR
TESIS
Sebagai salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Magister
Program Studi Magister Pendidikan Dasar
Disusun dan Diajukan oleh
IRFANDI IDRIS
Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.01.040.16
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ABSTRAK
Irfandi Idris, (2019). Pengaruh Model PBL(Problem Based Learning) dan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar IPS SDN Bontojai. Dibimbing oleh Syarifuddin Cn. Sida dan Idawati.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem based learning dan keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa SDN Bontojai Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan desain nonequivalent control group design. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 56 siswa dengan populasi seluruh siswa SD Negeri Bontojai Kota Makassar. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling atau sampel yang disengaja, sampel yang digunakan yaitu kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan IVB sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan bentuk tes dan uraian. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 20.0 for windows dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Manova (Multivariate Analysis of Variance). Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh rata-rata nilai pretest kelas eksperimen 67,50 dan kelas kontrol 46,35. Nilai uji normalitas pretest yang diperoleh kelas eksperimen 0,009 dan kelas kontrol 0,083 untuk uji homogenitas pretest memiliki nilai signifikan 0,125. Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 90,71 dan kelas kontrol 79,61 normalitas posttest kelas eksperimen 0,229 dan kelas kontrol 0,282 sedangkan homogenitas posttest kedua kelas 0,563 dan untuk nilai uji Manova (Multivariate Analysis of Variance) posttest memiliki signifikansi 0,006. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning dan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa terhadap materi pembelajaran.
Kata kunci: PBL, Keterampilan Proses, Hasil Belajar
ABSTRACT
Irfandi Idris, (2019). The Influence Of Problem Based Learning (PBL) Model and Process Skills on the Learning Outcomes Of Social Sciences study at SDN Bontojai Makassar City. Supervised by Syarifuddin Cn.Sida and Idawati.
The research was initiated by the existence of student complaints about learning which has been felt to be very boring, especially on social science study. The teacher
emphasized more on memorization and regular learning by relying on textbooks that caused students were less trained to think based on what they gained in learning. This hugely affected student learning outcomes of the material being taught. This study aimed to determine the influence of problem based on leaning models and process skills of the leaming outcomes of social sciences study under the topic “hero”. This research was a quasi-experimental study using the nonequivalent control group design. The subjects in this study were 56 students with a population of all elementary school students in Makassar City Bontojai. The sampling technique was done by purposive sampling or intentional sampling, the sample used was class IVA as the experimental class and IVB as the control class. Data collection techniques using test descriptions and observation. Quantitative data processing was performed using SPSS 20.0 software for windows by conducting normality tests, homogeneity tests, and Manova on the results of data processing the average pretest value of the experimental class is 67.50 and the control class is 45.35. The pretest normality test value obtained by the experimental class is 0.009 and the control class is 0.083 for the pretest homogeneity test had a significant value is 0.125. The average posttest value of the experimental class is 90.71 and the control class is 79.61 normality of the postest experimental class is 0.229 and the control class is 0.282 while the homogenety of the second posttest class is 0.563 and for the postest Rest value with significance is 0.006. The observation results obtained positif answer of student towards leraning by using problem based learning model an process skill. So it can be concluded that leraning by applying ang problem based learning and process skill of learning outcomes can improve student social studies on learning material. Keywords: PBL, Process Skill, Learning Outcomes
KATA PENGANTAR
Segala pujian hanyalah bagi Allah SWT yang telah memberikan curahan kasih
sayang, rahmat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Pengaruh PBL (Problem Based Learning) dan Keterampilan Proses
terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SDN Bontojai Kota Makassar” ini dengan
cukup baik walaupun dengan keterbatasan pengetahuan, waktu, tenaga dan
sebagainya yang dimiliki penulis.
Salam dan shalawat dan atas junjungan baginda Muhammad SAW besetta
Rasul Allah yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam terang
benderang dengan segala da’wahnya yang sarat dengan petunjuk dan nasehat
agama. Penyusunan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi S2
Pendidikan Dasar di universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan, banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi penulis.
Namun berkat rahmat-Nya dan bantuan dari berbagai pihak, baik yang bersifat
material maupun nonmaterial, sehingga tesis ini dapat terwujud seperti yang ada
ditangan pembaca saat ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat dan teristimewa kepada orang
tua tercinta Ayahanda H. Idris, S.Pd dan Ibundaku tercinta Hj. Rosnaeni Muin yang
telah membimbing dan memberikan dukungan baik moril maupun materi sejak kecil
sampai sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan selesai
serta saudara perempuanku yang terkasih Kakanda Hj. Indriani Idris,S.Kep, Putri
Ramadhani Idris dan Inayah Syafirah Idris yang selalu menemani baik suka maupun
duka.
Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih
disampaikan dengan hormat kepada :
1. Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. Direktur Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Sulfasyah, MA., Ph.D., Ketua Jurusan Program Magister Pendidikan Dasar.
4. Dr. Syarifuddin Cn.Sida, M.Pd sebagai pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dan dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan
serta motivasi kepada penulis.
5. Dr. Idawati, M.Pd sebagai pembimbing yang telah memberikan dukungan
dengan sepenuh hati, saran, motivasi serta dorngan untuk tetap semangat
mengerjakan tesis ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Misnawati, S.Pd Kepala Sekolah SDN Bontojai Kota Makassar yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini serta Ibu
Astriani, S.Pd, yang selalu membimbing pada saat penelitian di kelas dan semua
teman Magister Pendidikan Dasar kelas B Angkatan 2016 yang telah memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis selama perkuliahan terkhususkan kepada
teman baik saya Nur Aisyah, Muh Syafei, Muh Takdir Iriansah, Nurul Hikmah,
Satrianti, Hawise, Andi Nayla Milawati, Irfandi, Rosmala Dewi Hasibuan, Nurmayani
Rasyid, Nurlaela, Asrat Ansyari, Muh. Idham Khaliq, Nuraini, Widya Amrah, Ahmad
Quddam Sunusi, Nurul Fitrahtul Hikmah, Kakanda Rosmiati dan sahabat terbaikku
Dahlia, SE, Suhelmi Supardi SE, Ali Hakam Muslim SH.,MH, Muhammad Ikhsan, Ali
Mubarok Sasole, Syarifah Witraniyah, S.Pdi., M.Pdi serta kepada teman-teman
mahasiswa yang memberikan banyak suka duka selama di kampus.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini, masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya tesis ini.
Makassar, 15 Februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ..................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
ABSTRACT .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR............................................................................. vii DAFTAR
ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ........................... 13
A. Kajian Teoretis ............................................................................ 13
1. Pengertian Model Pembelajaran ........................................... 13
2. Pengertian Model PBL (Problem Based Learning) ............... 17
3. Ciri-ciri Pembelajaran Model (PBL) ...................................... 24
4. Tahap – tahap dalam Problem Based Learning PBL ............. 25
5. Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah ................... 27
6. Langkah-langkah PBL (Problem Based Learning) ................ 28
7. Manfaat Model PBL (Problem Based Learning) ................... 30
8. Keunggulan dan Kelemahan Model PBL ............................ 31
9. Keterampilan Proses ............................................................. 32
10. Hasil Belajar .......................................................................... 37
B. Kajian Penelitian Relevan .......................................................... 43
C. Kerangka Pikir ........................................................................... 49
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 55
A. Desain Penelitian ....................................................................... 55
1. Jenis penelitian .................................................................... 55
2. Desain Penelitian ................................................................. 53
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 59
1. Lokasi Penelitian .................................................................. 59
2. Waktu Penelitian .................................................................. 59
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 60
1. Populasi ............................................................................... 60
2. Sampel ................................................................................. 61
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 63
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ........ 64
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 70
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 70
1. Analisis Hasil Peneltian ........................................................ 70
2. Keterampilan Proses ............................................................ 74
3. Hasil Belajar IPS .................................................................. 77
B. Pembahasan ............................................................................. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 82
A. Kesimpulan .......................................................................... 82
B. Saran ................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 84
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. INSTRUMEN PENELITIAN
2. IZIN PENELITIAN
3. OLAHAN DATA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan PBL ......................................................................................... 22
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi (PBL) ..................................................... 26
Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 45
Tabel 3.1 Desain nonequivalent control group ..................................................................... 53
Tabel 3.2 Perbedaan Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen ....................................... 56
Tabel 3.3 Jumlah Populasi SDN Bontojai Kota Makassar ..................................................... 58
Tabel 3.4 Jumlah Sampel SDN Bontojai Kota Makassar ...................................................... 60
Tabel 3.5 Kriteria Keterampilan Proses ................................................................................ 62
Tabel 3.6 Definisi Operasional ............................................................................................. 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Tabel 3.1 Kerangka Pikir ..........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: RPP ......................................................................................................................
Lampiran 2: Lampiran Validasi RPP ........................................................................................
Lampiran 3: Kisi-kisi instrumen ...............................................................................................
Lampiran 4: Kisi-kisi tes hasil belajar (soal pretest-postest) ....................................................
Lampiran 5: Soal pretest...........................................................................................................
Lampiran 6: Soal postest ..........................................................................................................
Lampiran 7: Lembar validasi tes hasil belajar (soal pretest-postest) .........................................
Lampiran 8: Lembar observasi aktivitas guru ...........................................................................
Lampiran 9: Lembar observasi aktivitas siswa ..........................................................................
Lampiran 10: Lembar validasi observasi terhadap aktivitas guru ..............................................
Lampiran 11: Lembar validasi observasi terhadap aktivitas siswa .............................................
Lampiran 12: Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen .............................................................
Lampiran 13: Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol ....................................................................
Lampiran 14: Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ...............................................................
Lampiran 15: Hasil Uji Hipotesis (Uji-Manova) ......................................................................
Lampiran 16: Dokumentasi Kelas Eksperimen .........................................................................
Lampiran 17: Dokumentasi Kelas Kontrol................................................................................
Lampiran 18: SK Pengangkatan Dosen Pembimbing ................................................................
Lampiran 19: Surat Izin Observasi ...........................................................................................
Lampiran 20: Surat Tanda Bukti Melaksanakan Penelitian .......................................................
Lampiran 21: Riwayat Hidup ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang
saling bertukar informasi. Kedudukan Akal dalam Syari'at Islam. “Syari'at Islam
memberikan nilai dan urgensi yang amat penting dan tinggi terhadap akal manusia.
Itu dapat dilihat berdasarkan:
Allah SWT hanya menyampaikan kalam-Nya kepada orang-orang yang
berakal, karena hanya mereka yang dapat memahami agama dan syari'at-Nya.
Allah SWT berfirman:
Artinya:"Dan kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan
(Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rohmat dari kami
dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran". (QS. Shaad (38): 43).
Allah SWT mencela orang yang tidak menggunakan akalnya. Misalnya celaan
Allah SWT terhadap ahli neraka yang tidak menggunakan akalnya:
Allah SWT berfirman:
Artinya: "Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan
(peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang
menyala-nyala". (QS. 067. Al Mulk [67]: 10)
Allah SWT mencela orang-orang yang tidak mengikuti syari'at dan petunjuk
Nabi-Nya. Allah subhanahu wa'ta'ala berfirman:
Artinya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan
Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah
kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami"."(Apakah mereka akan mengikuti
juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk?". (QS. 002. Al Baqarah [2]: 170).
Allah SWT juga menegaskan untuk memperhatikan Al-Qur’an sebab
didalamnya terdapat banyak manfaat bagi manusia sebagai petunjuk untuk menjadi
kemaslahatan manusia.
Allah SWT berfirman:
Artinya:"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al-
Quran itu bukan dari sisi Allah SWT, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya". (QS. An Nisaa' [04]: 82)
Simpulannya adalah Akal merupakan syarat yang harus ada dalam diri
manusia untuk mendapat taklif (beban kewajiban) dari Allah SWT. Hukum-hukum
syari'at tidak berlaku bagi mereka yang tidak mempunyai akal. Dan diantaranya yang
tidak menerima taklif itu adalah orang gila karena kehilangan akalnya. Sebab itu,
Allah SWT memberikan akal kepada manusia untuk bisa digunakan dalam hal-hal
yang baik dan untuk diri sendiri maupun orang lain.
Adapun Hadist yang menguatkan beberapa pemahaman tentang kesadaran
berakala antara lain:
Rosulullah Muhammad SAW bersabda:
"رفع القلم عن ثلث ومنها : الجنون حتى يفيق"
Artinya: "Pena (catatan pahala dan dosa) diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan,
diantaranya: orang gila sampai dia kembali sadar (berakal)". (HR. Abu Daud: 472
dan Nasa'i: 6/156).
1. Penyebutan begitu banyak proses dan aktivitas kepemikiran dalam Al-Qur'an,
seperti tadabbur, tafakkur, ta'aquul dan lainnya. Seperti kalimat "La'allakum
tafakkarun" (mudah-mudahan kalian berfikir) atau "Afalaa Ta'qiluun" (apakah
kalian tidak berakal), atau "Afalaa Yatadabbarunal Qur'an" (apakah mereka
tidak merenungi isi kandungan Al-Qur'an) dan lainnya.
2. Al-Qur'an banyak menggunakan penalaran rasional. Misalnya ayat-ayat
berikut ini:
Kualitas pendidikan berkaitan dengan proses pembelajaran yang terjadi di
kelas. Proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh dan aktif
(student centered) akan membantu peserta didik dalam membangun dan
mengkonstruk ide-ide matematis secara mandiri. Pembelajaran yang aktif yang
mencakup pada peserta didik aktif bertanya, berdiskusi, mengungkapkan pendapat,
memberikan saran, memecahkan masalah dan lain sebagainya akan lebih
memberikan kompetensi, pengetahuan dan serangkaian kecakapan yang peserta
didik butuhkan dari waktu ke waktu serta meningkatkan kemampuan literasi
matematis peserta didik, memecahkan masalah mulai dari kemampuan
mengidentifikasi, menganalisis, membuat hipotesis, menyimpulkan bahkan peserta
didik mampu mengembangkan masalah yang diberikan. Adapun pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher-centered) menjadikan peserta didik pasif dalam
pembelajaran, peserta didik hanya menerima pengetahuan yang disampaikan oleh
guru dan peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk mengkonstruk
pembelajaran berdasarkan ide-ide peserta didik.
Proses pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang dilakukan di setiap
jenjang pendidikan dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran itu telah tercapai.
Puspasari (2015: 2) menyatakan bahwa pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran
adalah menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dapat
dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau
siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik
yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan
siswi yang mempelajari IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dapat menghayati masa
sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Dalam
kegiatan belajar mengajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) membahas manusia
dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang,
dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang
jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena itu, guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) itu.
Aunurrahman (2011: 140) keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas
dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang efektif di
dalam proses pembelajaran dimana peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang dilaksanakan baik pada
pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek
teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji
gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan
dengan jenjang pendidikan masing-masing. Permendiknas No. 68 Tahun 2013
tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menjelaskan
bahwa mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merupakan muatan wajib yang
harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Istilah IPS merupakan
hasil kesepakatan dari para ahli di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic
Education tahun 1972 di Tawangmangu.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya
penyempurnaan-penyempurnaan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada setiap
aspek pendidikan. Aspek pendidikan yang mengalami perkembangan terus menerus
guna peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah pengembangan dan
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,
pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum cukup dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran
adalah rendahnya keterampilan proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Ketarampilan proses membekali siswa dengan keterampilan memecahkan
masalah. Semiawan (1987:14-16) mengemukakkan empat alasan pentingnya
pendekatan keterampilan proses diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keempat
alasan tersebut. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cepat
sehingga menuntut kompetensi guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
perkembangannya. Kedua, siswa mudah memehami konsep apabila kegiatan
pembelajaran menyajikan contoh konkrit. Ketiga penemuan ilmiah bersifat tentarif
atau dapat berubah berdasarkan fakta dan data baru. Keempat pengembangan
konsep seyogyanya tidap terlepas dari pengembangan sikap dan nilai pada diri
siswa sehingga memiliki kemampuan secara intelektual dan sosial.
Suryabrata dalam Ismail (2012: 176) menjelaskan bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) faktor internal peserta didik, dan (2) faktor
eksternal peserta didik. Faktor internal peserta didik berkaitan dengan sikap, minat,
bakat, emosi, kecerdasan, kemampuan, dan sebagainya. Faktor eksternal peserta
didik berkaitan dengan faktor guru, sarana dan fasilitas belajar, kurikulum, metode,
model pembelajaran yang diterapkan, bentuk evaluasi yang diterapkan, tujuan,
lingkungan keluarga, sekolah, serta masyarakat.
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai merupakan kemampuan dan
keterampilan dasar yang mesti dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasari oleh
asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran diduga akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Riyadi (2012: 313) menyatakan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Model pembelajaran yang diterapkan selama ini didominasi oleh
pembelajaran tradisional. Pembelajaran tradisional dikenal dengan istilah
pembelajaran langsung atau ekspositori. Hal ini sejalan dengan Roy Killen (1998)
dalam Sumantri (2015: 62) yang menamakan langkah ekspositori dengan istilah
pembelajaran langsung (direct instruction). Farhan (2014: 228) menyatakan bahwa
pembelajaran tradisional pada dasarnya mampu mengontrol lingkungan kelas secara
penuh, akan tetapi tidak efektif dalam membangun pemahaman peserta didik,
peserta didik akan pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk mengkonstruk ide-ide
matematis, pembelajaran yang berlangsung tidak menyenangkan bagi peserta didik
dan tidak mampu membangkitkan hasrat atau keinginan peserta didik untuk belajar.
Sappaile (2015: 33) bahwa kelemahan model pembelajaran langsung, siswa kurang
dilibatkan untuk menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri konsep-konsep
matematika. Akibatnya, pembelajaran matematika dirasakan kurang bermakna.
Observasi di lapangan dari hasil wawancara guru yang mengajar peserta didik
sekolah dasar, khususnya SDN Bontojai Kota Makassar pengajaran masih
menggunakan metode lama tidak mengembangkan kemampuan peserta didik
sehingga menunjukkan keterampilan proses dan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) peserta didik rendah. Hal ini dibuktikan dari perolehan skor tes keterampilan
proses hanya 30% dari 28 peserta didik yang mencapai nilai standar, selebihnya
70% memperoleh nilai dibawah 60 (dibawah standar). Begitupun dengan perolehan
skor hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) hanya 30% dari 28 peserta didik
yang mencapai nilai standar, selebihnya 70% memperoleh nilai dibawah 60
(dibawah standar).
Observasi di lapangan dari hasil wawancara guru yang mengajar peserta didik
sekolah dasar, khususnya SDN Bontojai Kota Makassar pengajaran masih
menggunakan metode lama tidak mengembangkan kemampuan peserta didik
sehingga menunjukkan keterampilan proses dan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) peserta didik rendah. Hal ini dibuktikan dari perolehan skor tes keterampilan
proses hanya 30% dari 28 peserta didik yang mencapai nilai standar, selebihnya
70% memperoleh nilai dibawah 60 (dibawah standar). Begitupun dengan perolehan
skor hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) hanya 30% dari 28 peserta didik
yang mencapai nilai standar, selebihnya 70% memperoleh nilai dibawah 60
(dibawah standar).
Kurangnya keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik dengan data
awal yang diperoleh maka peneliti melakukan riset dengan menggunakan Model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan mengkoordinasikan kepada guru
dan pihak sekolah sehingga membantu mengatasi kesulitan guru dalam
melaksanakan PBM (Proses Belajar Mengajar) untuk memperoleh keterampilan
proses pembelajaran dan hasil belajar yang memuasakan. Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) menjadi salah satu model yang dimaksudkan untuk
membuat siswa lebih memahami pelajaran..
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dipilih model
problem based learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan proses dan hasil
belajar IPS peserta didik. Oleh karena itu, peneliti akan merancang dan melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) pada
Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPS Siswa pada SDN Bontojai Kota
Makassar”,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana perbandingan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPS siswa
pada kelas kontrol dan eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar?
2. Apakah terdapat pengaruh PBL (Problem Based Learning) pada Keterampilan
Proses dan Hasil Belajar IPS siswa sesudah perlakukan kelas eksperimen
pada SDN Bontojai Kota Makassar?
3. Apakah terdapat pengaruh PBL (Problem Based Learning) terhadap
Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPS siswa SDN Bontojai Kota
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perbandingan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPS
siswa pada kelas kontrol dan eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar?
2. Untuk mengetahui pengaruh PBL (Problem Based Learning) pada
Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPS siswa sesudah perlakukan kelas
eksperimen pada SDN Bontojai Kota Makassar?
3. Untuk mengetahui pengaruh PBL (Problem Based Learning) terhadap
Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPS siswa SDN Bontojai Kota
Makassar?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoretis maupun
praktis.
1. Teoretis
Manfaat teoritis dari penelitian tersebut adalah
a. Dapat dijadikan acuan pengembangan teori pembelajaran khususnya para
pendidik mengenai bentuk model PBL (Problem Based Leraning).
b. Dapat dijadikan pembanding bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
bentuk model PBL (Problem Based Leraning) yang dilaksanakan di sekolah
khsusnya SD.
2. Praktis
Manfaat praktis dari penelitian tersebut adalah:
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu
pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi
keberhasilan belajar anak.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai
upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia.
c. Bagi guru hasil penelitian bermanfaat sebagai pengembangan variasi
keterampilan siswa dalam meningkatkan pembelajaran.
d. Informasi kepada pihak sekolah dapat menjadi lebih maju karena siswa dan
guru sama-sama mempunyai keinginan yang tinggi dalam proses belajar
mengajar.
e. Sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah, orang tua siswa, dan siswa
mengenai manfaat model Pembelajaran Based Learning (PBL) bagi siswa
untuk mengembangkan kecerdasan emosional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretis
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang direncanakan
untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk
kepada pengajar dikelas dalam mengatur pembelajaran maupun mengatur lainnya.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pembelajaran yang
didasarkan kepada psikologi kognitif dari asumsi bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata
proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara
individu dan lingkungannya. Melalui proses ini siswa akan berkembang secara utuh
dalam peoses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam
pembelajaran. Artinya perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif,
tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik melalui penghayatan secara internal akan
problema yang dihadapi.
Menurut Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga siswa mampu mengenali lingkungan
belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.
Sagala (2010: 61), pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau siswa. Sugihartono (2007:81) Pembelajaran merupakan suatu
upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai
metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
serta dengan hasil optimal.
Sanjaya (2011: 26) pembelajaran diartikan sebagai proses kerjasama antara
guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik
potensi yang bersumber dari dalam diri siswa seperti minat, bakat, dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa
seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar tertentu. Jadi dalam suatu pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada
kegiatan guru atau kegiatan siswa saja tetapi guru dan siswa secara bersama-sama
berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Abidin (2014: 6), pembelajaran
adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar
tertentu di bawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Berdasarkan pendapat ini
terlihat bahwa pembelajaran bukanlah proses yang didominasi oleh guru.
Pembelajaran adalah proses yang menuntut siswa secara aktif kreatif melakukan
sejumlah aktivitas sehingga siswa benar-benar membangun pengetahuannya secara
mandiri dan berkembang pula kreativitasnya.
Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
mempresentasikan sesuatu hal. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan
pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam melakukan suatu tutorial dan untuk
menentukan suatu perangkat yang akan dipakai dalam proses tersebut. Rusmono
(2012: 6) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Artinya setiap aktivitas pembelajaran akan
selalu menggunakan model sebagai peninjau kesuksesan proses belajar mengajar
karena model pembelajaran merupakan suatu perangkat yang telah tersedia untuk
kelangsungan belajar. Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang
digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau kompetensi. Istilah
model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Salah satu contoh model pembelajaran berdasarkan masalah, dimana
kelompok-kelompok siswa bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah yang
telah disepakati bersama dan disepakati guru. Ketika guru menerapkan model
tersebut. tuntutan kepada siswa harus mampu berpiki kritis dan mampu menggali
keterampilan yang ada dalam dirinya untuk memecahkan suatu masalah.
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya. Sebagai salah satu contoh berdasarkan tujuan yaitu pembelajaran
langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa dalam
mempelajari keterampilan dasar seperti memahami kebutuhan dalam kegiatan
ekonomi atau topik-topik bahasan lain yang berkaitan dengan penggunaan alat. Dari
berbagai pengertian pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya
terjadi komunikasi dua arah yang intens dan terarah di dalam lingkungan belajar
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran terjadi dua
arah artinya guru bukan sebagai pentransfer pengetahuan utama tetapi siswa bisa
mendapatkan pengetahuan dari sumber lainnya. Maka dari itu, guru dapat bertindak
sebagai motivator utama untuk peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan
siswa.
Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak
awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu
singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Setiap model
pembelajaran membutuhkan lingkungan yang berbeda. Misalnya pembelajaran
kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedianya meja
dan kursi yang dapat dengan mudah untuk dipindahkan. Pada model diskusi para
siswa membutuhkan duduk bersamaan dan berhadap-hadapan untuk mencurahkan
pendapat dari masing-masing siswa tersebut.
Khabibah mengemukakan bahwa untuk melihat tingkat kelayakan model
pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi
model pembelajaran yang dikembangkan yang dimaksud ahli dan praktisi disini
adalah seorang guru, dimana guru dituntut mampu mengembangkan model
pembelajaran agar suatu proses pembelajaran dengan topik tertentu dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam mengajarkan suatu
pokok bahasan tertentu guru harus mampu memilih model yang sesuai dengan
kebutuhan pengajaran tersebut dan terutama sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran harus perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu agar model tersebut sesuai dengan kebutuhan
siswa. Selain harus mempertimbangkan guru juga harus mampu mengembangkan
potensi dirinya agar model pembelajaran berlangsung secara sempurna dan materi
yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
2. Pengertian PBL (Problem Based Learning)
Pengertian PBL (Problem Based Learning) Pembelajaran Berbasis Masalah)
adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus
untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, keterampilan, materi dan
pengaturan diri. Model pembelajaran ini yang berfokus pada pemecahan masalah
dan menuntut tanggung jawab untuk memecahkan masalah yang ditumpu oleh siswa
serta peran guru mendukung proses siswa pada saat memecahkan masalah.
Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisis dan
integrasi pengetahuan baru. Belajar berbasis masalah adalah suatu bentuk
pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma kontruktivisme yang berorientasi
pada proses belajar siswa. Pembelajaran berbasis masalah berfokus pada penyajian
suatu permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa, kemudian siswa diminta
memecahkannya melalui diskusi. Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya
dapat menggunakan model pembelajaran yang berorientasi agar siswa tidak jenuh
dalam belajar. Salah satunya model Problem Based Learning (PBL) dapat
merangsang kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Sedangkan Dewey
(dalam Sudjana 2010:45) menyatakan
Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengana respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.
Model pembelajaran ini bercirikan penggunaan masalah dalam kehidupan
nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa dan untuk melatih dan
meningkatkan keterampilan berpikir secara kritis dan masalah serta mendapatkan
pengetahuan. PBL (Problem Based Learning) berfokus pada penyajian suatu
permasalahan baik nyata maupun simulasi kepada siswa, kemudian siswa diminta
mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian, teori, konsep, maupun
prinsip yang dipelajari dari berbagai ilmu lainnya. Arends (2012:78),
Pengajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentuk dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.
Shoimin (2014:130) mengemukakan bahwa pengertian dari model PBL ( Problem
Based Learning/ pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik
belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan. PBL (Problem Based Learning) atau pembelajaran berbasis masalah
meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah memusatkan pada keterkaitan antar
disiplin, penyelidikan serta menghasilkan karya berupa peragaan. Pembelajaran
berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberi informasi
sebanyak – banykanya pada siswa namun bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berfikir serta memecahkan masalah.
Model pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi siswa
dituntut aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan yang terakhir
menyimpulkan. Kata kunci dari pembelajaran ini adalah tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah memiliki
karakteristik: (1) belajar dimulai dengan suatu masalah, (2) memastikan bahwa
masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan
pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung
jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara
langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6)
menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk
produk atau kinerja. Berdasarkan uraian diatas, tampak jelas bahwa pembelajaran
berbasis masalah dimulai dengan adanya masalah yang dalam hal ini masalah
tersebut dimunculkan oleh siswa maupun guru, lalu kemudian guru membimbing
siswa untuk menggali pengetahhuan yang dimilikinya dan yang mereka ketahui
tentang pemecahan masalah tersebut. Dengan adanya masalah yang dimunculkan
dalam proses pembelajaran siswa mampu menemukan atau memecahkan masalah
yang bisa diterakan dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih
peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi ataupun
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam
prosses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan berpusat kepada peserta didik
yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar
mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karir,
dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran berbasis
masalah ini dapat dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik,
mereka menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan
masalahnya dibawah petunjuk guru.
PBL (Problem Based Learning)/Pembelajaran berbasis masalah menyarankan
kepada peserta didik untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan
yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada
peserta didik untuk belajar sendiri. Dalam hal ini peserta didik lebih diajak untuk
membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru,
sementara pada pembelajaran tradisional peserta didik lebih diperlakukan sebagai
penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh guru.
PBL (Problem Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran
yang inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah
suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Cara mencapai hasil
pembelajaran secara optimal, pembelajaran berbasis masalah perlu dirancang
dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang sesuai dengan kurikulum yang
dikembangkan dikelas, memunculkan masalah dari peserta didik, peralatan yang
mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan
model ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola dikelasnya,
melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan serta
mengintegrasikan sesuai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan model pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam kemampuan keterampilan berfikir dan keterampilan
pemecahan masalah sehingga menjadi pelajar yang mandiri. Dalam model ini peran
guru menyajikan masalah dan membentuk kelompok kecil serta memfasilitasi siswa
dalam proses berjalannya pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa dapat
mengembangkan cara berfikir yang lebih tinggi sehingga meningkatkan prestasi
belajarnya. Bukan hanya itu pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
dimaksudkan agar peserta dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Sugianto mengemukakan yaitu terdapat 5 tahapan dalam pembelajaran PBL
dengan prilaku (arahan) yang diberikan guru, diantaranya yaitu:
Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan PBL
No Tahapan Arahan dari guru
1 2 3
1.
Memberikan orientasi
tentang permasalahan
kepada siswa
Guru membantu siswa untuk
membentuk kelompok belajar. Guru
membahas tujuan pembelajaran,
menjelaskan bahan yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
2. Mengorganisasikan siswa
untuk meneliti (belajar)
Guru membantu siswa untuk
mendefinisikan dan mengorganisasi
tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3. Ci
ri-ciri
Pembela
jaran
Model
Problem
Based
Learning
(PBL)
A
rends
mengem
ukakan
karakteristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau
masalah bukan mengorganisasikan disekeliling atau disekitar prinsip
keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan
pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang kedua-duanya secara sosial
penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa. Mereka mengajukan situasi
kehidupan nyata autentik untuk menghindari jawaban sederhana dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu serta
menemukan jawaban berdasarkan nalar dan kreativitas peserta didik itu sendiri.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3. Membantu investigasi atau
membimbing penyelidikan
individual atau kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mendapatkan dan mengumpulkan
informasi yang tepat, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan solusi.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa untuk
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai atau tepat, seperti
laporan, rekaman vidio, dan model-
model yang membantu mereka untuk
menyampaikannya kepada orang
lain.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
mengatasi (pemecahan)
Masalah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap
penyelidikan atau investigasi mereka
dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Masalah yang diselidiki telah benar-benar nyata agar dalam pemecahannya
siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Kesesuaian materi ajar
dalam model ini sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan peserta didik dalam
memperoleh hasil akhir dari proses belajar mengajar.
c. Penyelidikan autentik.
Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka
harus menganalisis dan mengidentifikasi masalah, mengembangkan hipotesis,
dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat referensi, dan merumuskan kesimpulan.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili
bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat
berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata yang
akan dijelaskan kemudian direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan
kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan
menyediakan suatu alternatif terhadap laporan atau makalah.
e. Kolaborasi
Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau kelompok kecil.
Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam
tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan
dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
4. Tahap – tahap dalam Problem Based Learning PBL
Trianto (2007:70) Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5
tahap proses, yaitu:
a. Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap
ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan
mengajukan masalah.
b. Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi
peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
c. Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap
ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan,
dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama
temannya.
e. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan
masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
Kelima tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan model Problem Based
Learning ini selengkapnya dapat disimpulkan melalui tabel 2.2 yang dapat dilihat di
bawah ini:
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem Based Learning (PBL)
Tahap Pembelajaran Kegiatan
1 2
Tahap 1
Orientasi peserta didik
pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan,
mengajukan fenomena atau
demonstrasi atau cerita untuk
memunculkan masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
Tahap 2
Mengorganisasi peserta
Didik
Guru membagi siswa ke dalam
kelompok, membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah.
Tahap 3
Mengembangkan dan
menyajikan hasil
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
laporan, dokumentasi, atau model, dan
membantu mereka berbagi tugas
dengan sesame temannya.
Tahap 4
Menganalisis dan
mengevaluasi proses dan
hasil pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses
dan hasil penyelidikan yang mereka
lakukan.
(Diadaptasi dari Mohammmad Nur, 2006)
5. Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang
menekankan pada proses penyelesaian masalah. Dalam implementasi model
pembelajaran berbasis masalah guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan yang dapat dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah ini
dapat diterapkan dalam kelas jika:
a. Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal materi
pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.
b. Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan membuat
kemampuan intelektual siswa bertambah.
c. Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam
belajarnya sehingga pembelajaran semakin inovatif berkat kreativitas peserta
didik dalam memecahkan masalah.
d. Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara teori yang
dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di luar kelas.
e. Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta dan
pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat tugas secara
objektif.
6. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Bound (dalam Rusmono 2012:81) pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah,
belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri.
Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dengan
guru memperkenalkan siswa pada suatu masalah dan diakhiri dengan penyajian
analisis hasil kerja siswa. lima tahapan model pembelajaran berbasis masalah
adalah sebagai berikut:
a. Orientasi siswa pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau
demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini guru membagi siswa ke
dalam kelompok kecil, membantu, mendefinisikan dan mengorganisasikan
pembelajaran.
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pada tahap ini guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini
guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan sehingga peserta
didik mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki.
John Dewey (dalam Dewi 2012: 78) seorang ahli pendidikan berkebangsaan
Amerika menjelaskan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) sebagai berikut: (1) Merumuskan masalah. Guru membimbing
siswa untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses
pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut. (2)
Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari
berbagai sudut pandang. (3) Merumuskan hipotesis. Langkah siswa merumuskan
berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. (4)
Mengumpulkan data. Langkah siswa mencari dan menggambarkan berbagai
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. (5) Pengujian hipotesis.
Langkah siswa dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan
penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan. (6) Merumuskan rekomendasi
pemecahan masalah. Langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat
dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
7. Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berbasis
masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual (belajar berbagi peran
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan
menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri serta menjadikan peserta didik
sebagai manusia seutuhnya.
Sudjana (2016: 34) mengemukakan manfaat khusus yang diperoleh dari
metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu
para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran.
Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya .
8. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Sebagai suatu strategi pembelajaran, PBL memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran.
f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-
buku saja.
Disamping keunggulan, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a. Siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
9. Keterampilan Proses
Gega (1994) (dalam Dimiyati 2007: 18) keterampilan proses digunakan oleh
para ilmuwan (saintis) dalam memecahkan masalah. Apabila kita memandang
bahwa kegiatan pembelajaran termasuk kegiatan ilmiah, maka keterampilan proses
menjadi salah satu jawaban untuk membekali siswa dengan keterampilan ilmiah,
seperti halnya yang dilakukan oleh para saintis. Kajian ilmiah berangkat dari suatu
permasalahan dan berakhir dengan menghasilkan suatu kesimpulan. Untuk itu,
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa adalah keterampilan
mengidentifikasi masalah, menemukan fakta dan mencari data, mengembangkan
konsep dan generalisasi, menganalisis hubungan kausalitas, merumuskan
kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil sebagai produk karya ilmiah.
Pembelajaran keterampilan proses sebenarnya sudah lama dikenal dan
digunakan dalam lingkungan pendidikan sains. Prinsip pelajaran sains di sekolah
adalah untuk membekali siswa memiliki keterampilan mengetahui dan mengerjakan
agar siswa memahami alam sekitar secara mendalam. Sehingga proses
pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang menekankan pada
memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman secara langsung. Pendekatan
keterampilan proses membekali siswa dengan keterampilan memecahkan masalah.
Materi pembelajaran yang disajikan dengan nuansa problematik dapat menarik
perhatian siswa. Artinya, guru harus menyajikan tantangan dan masalah
pembelajaran yang dapat dipecahkan agar pembelajaran bermakna bagi siswa.
Subana (2014: 16) mengemukakan bahwa pendekatan keterampilan proses
adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam proses belajar-mengajar yang
menekankan proses perolehan murid dalam menemukan sesuatu. Makna lain dari
pendekatan ini adalah melihat dan menilai cara seorang murid mendapatkan hasil
belajarnya, dan dapat mengetahui hasil belajar mereka yang sebenarnya.
Semiawan (1987:14-16) mengemukakan empat alasan pentingnya
pendekatan keterampilan proses diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keempat
alasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cepat sehingga menuntut
kompetensi guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan tersebut. Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada
mengajarkan fakta dan konsep (metode ceramah) tidak memberikan kepampuan
untuk menemukan pengetahuan kepada siswa, melainkan hanya memiliki
pengetahuan. Untuk itu, guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang
dapat memberikan keterampilan memperoleh pengetahuan kepada siswa.
b. Siswa mudah memahami konsep apabila kegiatan pembelajaran menyajikan
contoh konkrit, contoh yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi
siswa, serta mempraktekan atau melakukan sesuatu (learning by doing). Dengan
kata lain, apabila siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung maka akan
mudah memahami konsep dan diperoleh hasil belajar yang bermakna serta
berlangsung tetap.
c. Penemuan ilmiah bersifat tentatif. Artinya dapat berubah berdasarkan fakta dan
data baru. Dengan demikian, pembelajaran harus menanamkan kemampuan
berfikir kritis-analitis terhadap permasalahan.
d. Pengembangan konsep seyogyanya tidak terlepas dari pengembangan sikap dan
nilai pada diri siswa, sehingga mereka memiliki kemampuan secara intelektual
dan sosial. Pembelajaran harus mengembangkan kemampuan yang terintegrasi
antara kemampuan intelektual dan kemampuan sosial.
Berdasarkan pemaparan keempat alasan tersebut, maka pembelajaran
keterampilan proses menjadi salah satu alternatif untuk melibatkan aspek jasmani
dan aktivitas mental siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa
mendapatkan pemahaman secara utuh tentang suatu objek.
Semiawan (1987:17-18) bahwa pendekatan keterampilan proses dapat
membekali siswa dengan 13 keterampilan mendasar, yakni:
1. Keterampilan mengobservasi atau mengamati
2. Keterampilan menghitung
3. Keterampilan mengukur
4. Keterampilan mengklasifikasi
5. Keterampilan mencari hubungan ruang/waktu
6. Keterampilan membuat hipotesis
7. Keterampilan merencanakan penelitian/eksperimen
8. Keterampilan mengendalikan variable
9. Keterampilan menginterpretasi atau menafsirkan data
10. Keterampilan menyususn kesimpulan sementara (inferensi)
11. Keterampilan meramalkan (memprediksi)
12. Keterampilan menerapkan (mengaplikasi
13. Keterampilan mengkomunikasikan.
Langkah-langkah pembelajaran keterampilan proses tersebut di atas, apabila
kita diskusikan dengan pendapat Bloom (1956: 38) tentang kemampuan berfikir,
maka pendekatan keterampilan proses dapat membekali siswa dengan kemampuan
berfikir. Kemampuan berfikir atau kemampuan intelektual meliputi tiga aspek yaitu:
kemampuan menganalisis, mensintetis, dan mengevaluasi. Ada beberapa alasan
yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam
kegiatan belajar-mengajar.
a. Alasan pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat
sehinggga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada siswa. Jika guru bersikeras mau mengajarkan semua fakta dan konsep
dari berbagai cabang ilmu maka guru bertindak sebagai satu-satunya sumber
informasi. Karena terdesak waktu untuk mengejar pencapaian kurikulum, maka
guru memilih jalan yang termudah, yakni menginformasikan fakta dan konsep
melalui metode ceramah. Akibatnya, para siswa memiliki banyak pengetahuan
tetapi tidak dilatih untuk menemukan konsep dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
b. Alasan kedua, para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak
mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh-contoh yang kongkret, wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi, dengan mempraktekan sendiri upaya penemuan konsep melalui
perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang
benar-benar nyata. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak keliru.
c. Alasan ketiga, Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak seratus persen,
penemuannya bersifat relative. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah
orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang
dianut. Anak perlu dilatih berfikir kritis, selalu bertanya, dan memungkinkan
jawaban terhadap satu masalah.
d. Alasan keempat, dalam proses belajar-mengajar seyogyanya pengembangan
konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Yang kita tuju adalah menghasilkan insan pemikir sekaligus insan yang
manusiawi yang menyatu dalam satu pribadi yang selaras, serasi, dan seimbang.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima belajar. Belajar dikatakan
berhasil bila terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik, penambahan
pengetahuan, dan juga lebih terampil dari sebelumnya. Soedjarto (2008: 112)
menyatakan bahwa,
Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pengajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Adapun Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar disekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan peserta didik sehingga menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Gagne dalam Suprijono (2012: 5) hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan
menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku.
Bloom dalam Slameto (2010: 10) hasil belajar atau tingkat kemampuan yang dapat
dikuasai oleh peserta didik mencakup tiga aspek yaitu:
1. Kemampuan kognitif (cognitive domain) adalah kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur dengan
pikiran atau nalar.
2. Kemampuan afektif (the affective domain) adalah kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan
terhadap moral.
3. Kemampuan psikomotorik (the psikomotor domain) adalah kawasan yang
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem
syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
Dari ketiga kemampuan ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang harus
dimiliki oleh peserta didik untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam
menempuh pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan pengertian di atas, peneliti
berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku, sifat, maupun
sikap yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar bertujuan
untuk melihat kemajuan peserta didik dalam hal penguasaan materi yang telah
dipelajari. Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yang relatif permanen pada
individu yang ditunjukan oleh adanya kemampuan bereaksi, dimana kemampuan
bereaksi itu akan terbentuk dengan kuat jika ada pengulangan atau penguatan. Hasil
belajar adala pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, dan keterampilan.
Benyamin Bloom (dalam Subadi 2010: 55) mengklasifikasikan kemampuan
hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy
(Taksonomi Bloom). Pada penelitian ini, hanya akan mengungkapkan hasil belajar
pada ranah kognitif saja. Hasil belajar pada aspek kognitif merupakan suatu
kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan
masalah. Hasil belajar pada aspek kognitif dibagi ke dalam enam jenjang, yaitu
ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. yaitu: pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation). Hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh tiga faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah faktor internal, faktor
eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal adalah faktor yang datang
dari dalam diri sendiri, faktor internal ini meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis
yang merupakan kondisi umum jasmani dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas
belajar. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya.
Semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
Snelbeker (dalam Sardiman 2012: 12) Hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam
diri seseorang terlihat melalui kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, belajar
membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam bentuk kecakapan, kebebasan,
sikap, pengertian dan minat. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan
pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional
khusus dari bahan tersebut. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar jika ia
mampu menunjukan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut dapat
ditunjukan diantaranya dari kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya
terhadap suatu objek.
Perubahan dari hasil belajar ini dalam taksonomi Bloom dikelompokan dalam
tiga ranah yaitu:
1. Kognitif atau kemampuan berfikir.
2. Efektif atau sikap.
3. Psikomotorik atau keterampilan.
Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat kemampuan yang satu ke
tingkat kemampuan yang lain. Mengenai perubahan tingkat kemampuan menurut
Bloom meliputi tiga ranah, yaitu:
a. Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),
evaluation (menilai), dan application (menerapkan).
b. Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon), valuting
(menilai), dan organization (organisasi), dan characterization (karakterisasi).
c. Psikomotoric: Change of attitude (perubahan sikap.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka
intinya adalah perubahan dalam diri seseorang. Oleh karena itu, seseorang yang
melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Untuk
mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan
melalui tes prestasi belajar. Djamarah (2011: 67) mengemukakan,
Pengertian hasil belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya hasil belajar tersebut membawa guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar akan mennumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri
seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dalam
bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah berhasil dalam
belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya.
Kesimpulan hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal selama
berlangsungnya belajar baik itu pada mata pelajaran apapun selama proses
pembelajaran berlangsung, terutama mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial),
Dapat dimaknai untuk masa kini dan dapat diantisipasi untuk masa yang akan
datang baik secara regional, nasional, maupun global. Hasil belajar juga akan
maksimal ketika penyampaian pembelajaran terhadap peserta didik oleh guru dapat
tersampaikan dengan baik.
B. Kajian Penelitian Relevan
Dalam mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian ini dirujuk pada skripsi
yang dilakukan oleh:
1. Achmad Saifudin (2011) dalam penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) di MAN 12 Jakarta Barat. Kesimpulan dari peneliti ini
bahwa Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil belajar, serta siswa
aktif dan berpikir kritis dalam proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran kimia.
2. IB. Siwa, IW Muderawan, IN Tika (2016) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Kimia terhadap Keterampilan Proses
Sains ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa” menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang
mengikuti model pembelajaran proyek dengan kelompok siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional dengan nilai FA = 38,5313 pada taraf
signifikansi 0,05 dengan nilai rata-rata diatas KKM yaitu eksperimen
mendapatkan nilai 81,25
3. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Devi Ertanti (2010) yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah melalui Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning) pada Materi Sistem Pencernaan Siswa Kelas XI
IPA3 Semester II di SMA Negeri 2 Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010”
menyimpulkan bahwa penerapan Project Based Learning meningkatkan sikap
ilmiah dan penguasaan konsep siswa kelas XI IPA3 pada materi sistem
pencernaan manusia. Sikap ilmiah seluruhnya mengalami peningkatan dari siklus
I ke siklus II. Sedangkan peningkatan penguasaan konsep biologi dari siklus I ke
siklus II adalah 13,09%.
4. Penelitian oleh Titik Nur Istiqomah, dkk (2013) yang berjudul “Developing Journal
History (JOURY) through Problem Based Learning as Teaching Media for
Teaching Social Sciences in Grade V of elementary school” menyimpulkan
bahwa dengan penerapan Project Based Learning, pada tugas kelompok, setiap
kelompok siswa mendapatkan nilai 100, 100, dan 75. Di sisi lain, 80% siswa
mendapatkan nilai >70 untuk tugas individu.
5. Penelitian yang dirujuk Wiwin Winarsih (2012) dalam penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar
IPS Siswa”. Berdasarkana kesimpulan dari peneliti menyatakan bahwa kegiatan
belajar mengajar tersebut harus melibatkan siswa secara aktif bukan hanya
berpusat pada guru. Dengan demikian proses belajar mengajar dibutuhkan suatu
metode pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (PBL).
6. Penelitian model Problem Based Learning dapat dilihat dari hasil penelitian yang
dilakukan Nurhikmah (2012) yang berjudul “Keefektifan Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal”. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Adiwerna 04.
Peningkatan tersebut diketahui dari adanya perbedaan nilai rata-rata hasil belajar
yang diperoleh antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai rata-rata
hasil belajar siswa kelas kontrol yaitu 69,12 sedangkan nilai siswa di kelas
eksperimen yaitu 76,25. Hal tersebut menunjukkan siswa yang pembelajarannya
menggunakan model Problem Based Learning mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik dibandingkan siswa yang tidak menggunakan model Problem Based
Learning dalam pembelajaran.
7. Penelitian mengenai model Problem Based Learning juga dilakukan oleh Fanny
Vidhayanti Nasution (2012) yang berjudul “Penerapan Model PBL untuk
Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SD Mutiara Harapan
Lawang”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dalam kegiatan belajar pada siklus I ke Siklus II. Hasil nilai aktivitas belajar siswa
yang berada pada kategori kurang dan cukup, pada siklus II hampir semua siswa
berada pada kategori sangat baik dan baik. Selain meningkatkan aktivitas belajar
juga meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata hasil belajar
siswa sebelumnya yaitu 59 pada siklus I menjadi 83 pada siklus II.
8. Berikutnya jurnal dalam negeri mengenai Problem Based Learning oleh
Sudarman (2013) dengan judul “Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”.
Kesimpulan yang didapat PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis
masalah dirancang untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi
berorientasi pada masalah. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan
terutama untuk membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual dan belajar menjadi pembelajaran yang otonom.
Keuntungsn PBL adalah mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas.
Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihannya
sendiri, yang memungkinkan siswa mengeinterpretasikan dunia nyata dan
membangun pemahaman tentang fenomena tersebut. Terstrukturnya model
pembelajaran berbasis masalah ini mengkonstruksi peserta didik membangun
pemahannya tentang pemecahan masalah yang dihadapi sehingga mendorong
untuk mengumpulkan informasi.
Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan
No Nama Peneliti
Judul
Persamaan dan Perbedaan
1 2 3 4
1. Achmad
Saifudin
Upaya
Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa
dengan
Menggunakan
Model
Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem
Based Learning terhadap hasil
belajar. Perbedaan dengan
penelitian ini meneliti mata
Pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL) di
MAN 12 Jakarta
Barat.
pelajaran kimia sedangkan
peneliti akan meneliti terhadap
mata pelajaran ekonomi.
2. Wiwin
Winarsih
Pengaruh Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning terhadap
Hasil Belajar IPS
Siswa
Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem
Based Learning terhadap hasil
belajar. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah penelitian
ini meneliti mata pelajaran IPS
secara keseluruhan sedang
peneliti akan meneliti terhadap
mata pelajaran ekonomi.
3. Nurhikmah Keefektifan
Penerapan Model
Problem Based
Learning (PBL)
terhadap
Peningkatan
Kualitas
Pembelajaran
IPA Siswa Kelas V
Sekolah Dasar
Negeri Adiwerna 04
Kabupaten Tegal.
Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem
Based Learning terhadap hasil
belajar. Perbedaan penelitian
yang dilakukan lebih menekan
kepada seberapa efektif
penerapan model PBL
sedangkan penelitian yang
akan dilakukan lebih melihat
dari hasil belajar siswa.
4. Fanny
Vidhayanti
Nasution
Penerapan Model
PBL untuk
Meningkatkan Hasil
Pembelajaran IPA
Siswa Kelas III SD
Mutiara Harapan
Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem
Based Learning terhadap hasil
belajar. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah penelitian
Lawang. ini meneliti mata pelajaran IPA
secara menyeluruh sedangkan
peneliti akan meneliti terhadap
mata pelajaran ekonomi.
5. Sudarman Jurnal: Suatu Model
Pembelajaran untuk
Mengembangkan
dan Meningkatkan
Kemampuan
Memecahkan
Masalah
Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem
Based Learning. Perbedaan
dengan jurnal ini adalah
penelitian yang akan dilakukan
menggunakan pendekatan
saintifik dalam model
pembelajaran tersebut.
C. Kerangka Pikir
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar
mengajar. Seorang guru ikut berperan serta dalam usaha membentuk sumber daya
manusia yang potensial dibidang pembangunan. Pengertian guru profesional
menurut para ahli adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta
bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik secara individual atau
klasikal, di sekolah atau di luar sekolah. Guru adalah semua orang yang mempunyai
wewenang serta mempunyai tanggung jawab untuk membimbing serta membina
murid. Latar belakang pendidikan bagi guru dari guru lainnya tidak selalu sama
dengan pengalaman pendidikan yang dimasuki dalam jangka waktu tertentu.
Keberhasilan dari proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain faktor dari dalam diri peserta didik, maupun faktor dari luar peserta didik.
Faktor dari luar antara lain metode pembelajaran dan materi pelajaran. Alat bantu
pembelajaran diperlukan agar pembelajaran lebih menarik dan meningkatkan
kemampuan bagi siswa untuk mengetahui konsep-konsep yang abstrak menjadi
jelas. Media dan sumber belajar yang baik diperlukan agar pembelajaran IPS yang
dirasa sulit oleh peserta didik dapat menjadi menyenangkan. Seorang guru harus
pandai memilih metode, model, dan pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat peserta didik untuk memahami IPS.
Latar belakang pendidikan bisa mempengaruhi aktivitas seorang guru dalam
menjalankan kegiatan belajar mengajar. Namun, karena tidak sedikit guru yang
diperlukan di madrasah maka latar belakang pendidikan seringkali tidak begitu
dipedulikan. Jika kompetensi mempunyai arti kecakapan atau kemampuan, hal ini
erat kaitannya dengan pemilihan ilmu, kecakapan atau keterampilan menjadi
seorang guru. Kompetensi adalah suatu tugas yang memiliki dan mempunyai
kecakapan atas pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dituntut karena
jabatan seseorang.
Guru profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta
mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik individual atau klasikal.
Hal ini berarti bahwa guru, harus memiliki minimal dasar kompetensi sebagai bentuk
wewenang dan kemampuan di dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kompetensi guru
adalah suatu keahlian yang wajib dimiliki oleh guru, baik dari kemampuan segi
pengetahuan, kemampuan dari segi keterampilan dan tanggung jawab pada murid-
murid yang di didiknya, sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
pendidik bisa berjalan dengan baik. Hal ini guru perlu untuk mengetahui dan
memahami kompetensi seorang guru.
Kompetensi guru menjadi modal penting di dalam pengelolaan pendidikan dan
pengajaran yang begitu banyak macamnya. Dilihat secara garis besar ada dua segi
yaitu dari segi kompetensi pribadi serta dari kompetensi guru professional. Dengan
macam-macam kompetensi itu maka pengertian guru profesional harus mampu
mengembangkan kepribadian, berinteraksi serta berkomunikasi, mampu
melaksanakan bimbingan serta penyuluhan, melaksanakan administrasi sekolah,
menjalankan penelitian sederhana sebagai keperluan pengajaran, menguasai
landasan kependidikan, memahami bahan pengajaran, menyusun program
pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan mengevaluasi hasil dan proses
belajar mengajar yang telah dijalankan. Kompetensi guru profesional juga harus
memperhatikan berbagai macam model pembelajaran. Model pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya. Sebagai salah satu contoh
berdasarkan tujuan yaitu pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang
baik untuk membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar seperti
memahami kebutuhan dalam kegiatan ekonomi atau topik-topik bahasan lain yang
berkaitan dengan penggunaan alat.
Model pembelajaran membutuhkan lingkungan yang berbeda. Misalnya
pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti
tersedianya meja dan kursi yang dapat dengan mudah untuk dipindahkan. Pada
model diskusi para siswa membutuhkan duduk bersamaan dan berhadap-hadapan
untuk mencurahkan pendapat dari masing-masing siswa tersebut. Model
pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang menjadi kajian adalah model
Problem Based Learning. Problem Based Learning adalah seperangkat model
mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, keterampilan, materi dan pengaturan diri.
Model pembelajaran ini yang berfokus pada pemecahan masalah dan
menuntut tanggung jawab untuk memecahkan masalah yang ditumpu oleh siswa
serta peran guru mendukung proses siswa pada saat memecahkan masalah. Dalam
proses belajar mengajar, guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran
yang berorientasi agar siswa tidak jenuh dalam belajar. Salah satunya model
Problem Based Learning (PBL) dapat merangsang kemampuan siswa dalam berpikir
tingkat tinggi. Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari tujuh tahap utama yang
dimulai dengan guru memperkenalkan siswa pada suatu masalah dan diakhiri
dengan penyajian analisis hasil kerja siswa. Tujuh tahapan model pembelajaran
berbasis masalah adalah sebagai berikut: (1) Orientasi siswa pada masalah (2)
Mengorganisasikan siswa untuk belajar (3) Membagi siswa menjadi kelompok (4)
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (5) Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya (6) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah (7) Kolaborasi. Gambaran tentang kerangka pikir dibawah ini.
Model
Pembelajaran PBL
Problem Based
Learning
Karakteristik
Konteks
Sumber belajar
Presentasi
Penyampaian
materi dengan
metode ceramah
Hasil Belajar IPS
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Pembelajaran
berpusat pada
siswa
Pembelajaran
Keterampilan
Proses
Mengamati
Menafsirkan
Pembelajaraan
Konvesional
Materi secara langsung
Monoton Tidak
melibatkan peserta didik
Guru
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat
kebenarannya. Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu
diuji atau dites kebenarannya dengan data asalnya. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPS pada
siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning).
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses dan hasil
belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif.
Model penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment), dengan
menggunakan dua kelompok subyek penelitian yang hampir sama (homogen).
Alasan penggunaan model eksperimen semu dalam penelitian ini bahwa peneliti
tidak dapat mengendalikan sepenuhnya kedua kelompok yang diteliti karena tidak
semua variabel luar dapat dikontrol, sehingga perubahan yang terjadi tidak
sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini
yaitu variabel bebas PBL (Problem Based Learning), variabel terikat keterampilan
proses dan hasil belajar IPS.
2. Desain penelitian
Bentuk rancangan eksperimen semu dalam penelitian ini adalah non-
equivalent control group. Secara spesifik bentuk rancangan tersebut dijelaskan pada
tabel berikut.
Tabel 3.1 Desain nonequivalent control group
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen 𝑂1 × 𝑂2
Kontrol 𝑂1 𝑂2
(Sumber: Sukardi 2012:26)
Keterangan:
𝑂1 : Menyatakan pengamatan awal (pretest) kelas eksperimen
𝑂1 : Menyatakan pengamatan awal (pretest) kelas kontrol
× : Perlakuan dengan PBL (Problem Based Learning)
𝑂2 : Menyatakan pengamatan akhir (posttest) kelas eksperimen
𝑂2 : Menyatakan pengamatan akhir (posttest) kelas control
Sebelum diberi perlakuan kelompok atau kelas yang telah ditunjuk sebagai
objek penelitian diberi pretest, kemudian diberikan posttest setelah diberi perlakuan.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok. Langkah-langkah untuk mengetahui hasil belajar siswa selama proses
pelajaran disajikan sebagai berikut :
1. Dilakukan tes awal (pretest) pada awal pertemuan. Pretest (Y1) dilakukan
sebelum pembelajaran dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa
sebelum penerapan perlakuan (X).
2. Dilakukan tes akhir (posttest) pada akhir pertemuan. Posttest (Y2) dilakukan
setelah pembelajaran dilaksakan untuk mengukur hasil belajar setelah perlakuan
(X).
3. Membandingkan hasil pretest (Y1) dan hasil posttest (Y2) untuk melihat pengaruh
yang timbul akibat perlakuan (X)
4. Menghitung uji-t
5. Menarik kesimpulan
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah:
a. Membuat izin penelitian ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakan penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
pembanding.
d. Membuat instrument soal pre test berupa soal pilihan ganda.
e. Membuat media pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.
f. Membuat perangkat pembelajaran terdiri dari Power Point dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal post test berupa soal pilihan ganda.
h. Mengevaluasi pembelajaran sesuai materi yang diajarkan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan yaitu menerapkan pembelajaran
menggunakan metode ceramah atau metode konvensional untuk kelas
pembanding atau kelas kontrol dan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning untuk kelas eksperimen.
Tabel 3.2 Perbedaan Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen
NO. Kegiatan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 2 3 4 1. Pendahuluan Guru membacakan
Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi
Dasar (KD), dan
indikator
Guru membacakan
Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi
Dasar (KD), dan
indikator
pembelajaran.
Guru memberikan
motivasi kepada
siswa.
Guru menggali
pengetahuan siswa
dengan mengajukan
pertanyaan.
pembelajaran.
Guru memberikan
motivasi kepada
siswa.
Guru menggali
pengetahuan siswa
dengan mengajukan
pertanyaan.
2.
Kegiatan inti
Guru menjelaskan
materi yang akan
diajarkan.
Guru menggunakan
model tradisional
untuk menjelaskan
materi sebagai
kegiatan
pembelajaran.
Guru meminta siswa
untuk mengerjakan
soal yang diberikan
lalu
mengumpulkannya.
Guru membahas dan
memeriksa hasil
pekerjaan siswa dan
membimbing siswa
menyimpulkan materi
yang telah dibahas.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
Guru menjelaskan
materi yang akan
diajarkan.
Guru menggunakan
model Problem
Based Learning
untuk menjelaskan
materi sebagai
kegiatan
pembelajaran.
Guru meminta siswa
untuk mengerjakan
soal lalu
mengumpulkannya.
Guru membahas dan
memeriksa hasil
pekerjaan siswa dan
membimbing siswa
menyimpulkan
materi yang telah
dibahas.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
1 2 3 4 3. Penutup Guru mengadakan
tes akhir (post-test)
sebanyak 15 soal
dengan pilihan ganda
sebanyak 10 nomor
dan essai 5 nomor
mengenai materi
yang telah dipelajari.
Guru mengadakan
tes akhir (post-test)
sebanyak 15 soal
dengan pilihan
ganda sebanyak 10
nomor dan essai 5
nomor mengenai
materi yang telah
dipelajari.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah SDN Bontojai Kota Makassar.
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Bontojai Kota Makassar yang
mempunyai karakteristik hampir sama (homogen). Subyek diambil dari kelas yang
memiliki kemampuan akademik relatif sama (setara) berdasarkan nilai rata-rata mata
pelajaran IPS. Berdasarkan nilai rata-rata IPS yang didapatkan maka setiap
pertemuan diambil rata-ratanya baik data dari kelas eksperimen maupun kelas
Kontrol. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 2 kelas, yaitu IVA sebagai kelas
eksperimen dan IVB sebagai kelas kontrol.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai dari September sampai
Desember 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Bontojai Kota Makassar.
Penelitian ini dilakukan pada kelas IV yang memiliki kelas paralel sehingga
memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian dan menjadikan kelas IVA
dijadikan kelas eksperimen dan kelas IVB dijadikan sebagai kelas kontrol. Seluruh
siswa diasumsikan memiliki kemampuan dasar yang sama. Dengan kata lain,
seluruh anggota populasi dalam penelitian ini memiliki kemampuan dasar yang sama
yaitu sejumlah 56 siswa. Adapun jumlah data populasi dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 3.3 Jumlah Populasi SDN Bontojai Kota Makassar
No. Kelas Lak- laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5
1. IA 16 16 32
2. IB 16 16 32
3. IIA 14 15 29
4. IIB 16 14 29
5. IIIA 22 10 32
6. IIIB 11 21 32
7. IVA 17 11 28
8. IVB 17 11 28
9. VA 17 10 27
10. VB 17 12 29
11. VIA 15 13 28
12. VIB 11 17 28
Jumlah Total 189 166 355
(Sumber Dapodik SDN Bontojai)
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui yang menjadi populasi penelitian
adalah seluruh kelas SD Negeri Bontojai Kota Makassar Tahun Ajaran 2018/2019
yang terdistribusi dalam 12 kelas (IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB, IVA, IVB, VA, VB, VIA,
VIB) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 357 orang siswa yang terdiri dari 189
orang siswa laki-laki dan 166 orang siswa perempuan.
2. Sampel
Sudjana (2005: 6) sampel adalah sebagian contoh yang diambil dari populasi.
Sugiyono (2015: 118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Dikarenakan populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu maka peneliti mengambil sampel yang diambil dari populasi yang telah
disajikan. Adapun teknik penarikan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Nonprobability sampling memiliki beberapa jenis,
diantaranya purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik yang
digunakan untuk menentukan sampel pada penelitian ini. Teknik ini dilakukan pada
seluruh populasi, tapi terfokus pada target.
Sugiyono (2015: 124) purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Arikunto (2013:183) purposive sampling merupakan
penentuan sampel yang berdasarkan pertimbangan kriteria-kriteria tertentu yang
telah dibuat terhadap suatu objek yang sesuai dengan tujuan penelitian. sampel
dalam penelitian ini, yaitu kelas IV sebagai kelas eksperimen kelas IVA dan kelas
IVB sebagai kelas kontrol. Alasan untuk memilih kelas tersebut karena melihat dari
potensi siswa yang sangat antusias dalam belajar dan kemampuan siswanya secara
menyeluruh hampir sama sehingga pemelihan kelas IV sangat memungkinkan untuk
melakukan penelitian. Adapun data jumlah sampel sebagi berikut:
Tabel 3.4 Jumlah sampel SDN Bontojai Kota Makassar
No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah
Lak- laki Perempuan
1 2 3 4 5
1. IVA 17 11 28
2. IVB 17 11 28
Jumlah Total 34 22 56
(Sumber Dapodik SDN Bontojai)
Berdasarkan tabel di atas, maka sampel pada penelitian ini berjumlah 56
orang siswa yang tersebar kedalam 2 kelas yaitu kelas IVA sebanyak 28 siswa yang
merupakan kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan model Problem
Based Learning (PBL), dan IVB sebanyak 28 siswa yang merupakan kelas kontrol
yang akan diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang konvensional. Selain
itu, sampel pada kelas eksperimen dan kontrol dalam pembelajaran harus dilakukan
secara holistkik sehingga hasil yang didapatkan bisa akurat.
D. Teknik Pengumupulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen yaitu:
a. Observasi
Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung untuk
memantau keterlaksanaan proses pembelajaran yang memuat rangkaian kegiatan
keterampilan proses. observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis (Arikunto, 2015:60). Observasi yang dilakukan disini adalah observasi
langsung, yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan
mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat
kemunculan keterampilan proses sains yang diamati dengan menggunakan panca
indera secara langsung.
b. Keterampilan Proses dan Tes Hasil Belajar IPS
Keterampilan proses dan tes hasil belajar IPS berbentuk pilihan ganda dan
essay merujuk pada teori taksonomi hasil belajar kognitif oleh Bloom yang
dimodifikasi oleh Anderson, et. al (2001) yang terdiri dari enam kategori dan
sembilan belas sub kategori. Kategori meliputi mengigat, mengerti, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi. Tes hasil belajar IPS berisi pertanyaan
yang disusun berdasarkan materi ajar dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Sebelum digunakan, tes hasil belajar diuji validitas konstruk, validitas isi, validitas
eksternal dan reliabilitasnya. Validitas konstruk dilakukan untuk mengukur
kesesuaian antara kaidah penyusunan tes hasil belajar dengan indikator hasil
belajar. Tes diberikan sesudah proses belajar mengajar berlangsung. Dalam
penelitian ini digunakan 2 kali tes yaitu:
1. Pre-Test
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian. Tes awal yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum dimulai
kegiatan belajar mengajar. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
awal siswa pada kelas eksperimen.
2. Post-Test
Test akhir yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah berlangsung proses
pembelajaran. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Validitas isi dilakukan untuk mengetahui tingkat keterwakilan materi ajar
dengan tes hasil belajar yang akan diujikan. Validitas eksternal bertujuan untuk
mengetahui kesamaan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta empiris
dilapangan (Sugiyono, 2016).
Tabel 3.5 Kriteria Keterampilan Proses
Interval Kriteria
75-100 Baik 65-74 Cukup baik
35-64 Kurang Baik
0-34 Kurang
(Sumber: Sukardi 2003:26)
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Tabel 3.6 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator
1 2 3
Model
pembelajaran
Problem Based
Learning
Pengertian Problem
Based Learning
Pembelajaran Berbasis
Masalah)
1. Belajar dimulai dengan
suatu masalah.
2. Memastikan bahwa
masalah tersebut
adalah seperangkat model
mengajar yang
menggunakan masalah
sebagai fokus untuk
mengembangkan
keterampilan pemecahan
masalah, keterampilan,
materi dan pengaturan
diri. Model pembelajaran
ini yang berfokus pada
pemecahan masalah dan
menuntut tanggung jawab
untuk memecahkan
masalah yang ditumpu
oleh siswa serta peran
guru mendukung proses
siswa pada saat
memecahkan masalah.
berhubungan dengan
dunia nyata siswa.
3. Mengorganisasikan
pelajaran seputar
masalah, bukan
seputar disiplin ilmu.
4. Memberikan tanggung
jawab yang besar
kepada siswa dalam
membentuk dan
menjalankan secara
langsung proses
belajar mereka sendiri.
5. Menggunakan
kelompok kecil.
6. Menuntut siswa untuk
mendemonstrasikan
yang telah mereka
pelajari dalam bentuk
produk atau kinerja.
Hasil Belajar Hasil belajar yaitu
kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima
pelajaran dalam rana
kongnitif, afektif dan
psikomotorik
1. Informasi Verbal
2. Keterampilan
intelektual
3. Strategi kognitif
4. Keterampilan motorik
5. Sikap
(Sumber: Sukardi 2012)
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Hasil Belajar Siswa
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
PBL terhadap hasil belajar siswa selama pembelajaran. Karena itu perlu dilakukan uji
hipotesis untuk melihat perbedaan hasil belajar antara sebelum diberikan perlakuan
dan setelah diberikan perlakuan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji T. Uji T
adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan dari dua buah sampel atau variabel yang dibandingkan.
Sebelumnya dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan spss 20 dengan
kriteria pengujian karena jika H0 > 0,05 berarti diterima (normal)
dan jika Ha < 0,05 berarti ditolak (tidak normal). Untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan maka digunakan statistik uji-T, dengan rumus sebagai berikut:
Pengujian hipotesis untuk uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran PBL dengan hasil siswa
sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.
Ha: Terdapat pengaruh model pembelajaran PBL dengan hasil siswa sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan.
Hipotesis pada penelitian ini, diuji dengan uji dua pihak, maka kriteria pengujian yang
berlaku adalah Jika –t ≤thitung≤+ttabel maka H0 diterima dan begitu sebaliknya.
Dengan derajat kebebasan (dk) = (k-1) dan taraf signifikan 5% atau 0,05.
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis
inferensial yaitu Analisis Kovariat (MANOVA) dua jalur dengan signifikansi 5%. Untuk
menggambarkan secara umum data hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik
deskriptif. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan Analisis Kovariat
(MANOVA) dua jalur. Analisis varian dapat dilakukan setelah uji normalitas data
menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas menggunakan
uji t. Pengujian akan dilanjutkan dengan uji BNT apabila uji menggunkan manova
menunjukkan hasil yang signifikan.
Manova digunakan ketika memenuhi persyarat uji normalitas data. Uji
normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti
atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell
shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distibusi normal,
yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Ketika data
berdistribusi normal maka boleh diuji dengan menggunakan manova. Uji hipotesis
dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model PBL pada keterampilan
proses dan hasil belajar IPS siswa SDN Bontojai Kota Makassar.
2. Uji Normalitas Data
Sebelum dilakukan uji statistik inferen- sial data harus memenuhi uji prasyarat
analisis yaitu uji normalitas, dan uji homogenitas. Pengujian normalitas dilakukan
dengan metode Kolmogrov-Sminorv. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
data berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas
secara multivariat menggunakan uji Box’s M dan secara univariat menggunakan
Levene’s Test. Data dikatakan berdistribusi normal dan homogen jika nilai
signifikansinya > 0,05. Pengujian normalitas dan homogenitas menggunakan
bantuan SPSS 22.0. for windows.
Untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sampel penelitian yang terpilih
merepresentasikan populasinya, maka biasanya dilakukan uji normalitas terhadap
data tersebut. Uji normalitas untuk menganalisis data dengan menguji kenormalan
data. Untuk melihat kenormalan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji
Chi-Kuadrat. Langkah-langkah uji normalitasnya adalah sebagai berikut:
H0 : Kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: Kedua kelompok data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
3. Uji Homogenitas
Hasan (2013: 289) mengatakan uji homogenitas data adalah uji persyaratan
analisis tentang kelayakan data untuk dianalisis dengan menggunakan uji statistik
tertentu. Uji ini berkaitan dengan penggunaan uji statistik parametrik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
F. Hasil Penelitian
1. Analisis Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bontojai Kota Makassar. Pelaksanaan
penelitian ini diawali dengan menjumpai kepala sekolah untuk menyerahkan surat
penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Makassar. Penelitian ini dimulai sejak tanggal
6-7 November 2018 dua kali pertemuan selama 5 jam pelajaran, dilanjutkan kembali
penelitian pada tanggal 13-14 Desember 2018 selama 4 jam pelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dimulai dengan pretest. Pretest berfungsi umtuk mengetahui
kemampuan dasar siswa sebelum penerapan model pembelajaran PBL, kemudian
membagikan siswa perkelompok dan menyiapkan siswa dalam proses belajar.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi
keterampilan proses dan tes hasil belajar siswa. Lembar observasi digunakan untuk
mengetahui keterampilan proses siswa pada saat proses pembelajaran. Tes berupa
soal pretest dan posttest sebanyak 15 soal dengan kriteria pilihan ganda 10 nomor
dan 5 essay yang divalidasi terlebih dahulu sebelum diberikan kepada siswa. Saat
penelitian berlangsung, peneliti diamati oleh tiga pengamat yaitu pengamat 1 Astriani
S.Pd (Guru kelas IVA), pengamat 2 Sabriah S.Pd (Guru kelas IVB).
2. Keterampilan Proses siswa dalam Pembelajaran PBL Pada Materi IPS Tema
Pahlawanku
Keterampilan proses siswa dalam penelitian ini diperoleh dari dua metode
pengambilan data, yaitu melalui metode observasi yang dilakukan oleh observer
serta metode portofolio yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada lembar kerja
siswa yang dinilai oleh peneliti. Interval Keterampilan Proses yang menjadi titik ukur
pada penelirian ini sebagai berikut:
Tabel 4.1Kriteria Keterampilan Proses
Interval Kriteria
75-100 Baik 65-74 Cukup baik
35-64 Kurang Baik
0-34 Kurang
(Sumber: Sukardi 2003:26)
Adapun rekapitulasi keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil rekapitulasi keterampilan proses siswa
Nilai
Indikator KPS P1 P2 Rata-rata Kriteria
Mengamati (Observation) 79 81 80 Baik Mengklasifikasikan
(Classification) 80 91 86 Baik
Mengkomunikasian
(Communication) 77 84 81 Baik
Memprediksi
(Prediction) 74 79 77 Baik
Menyimpulkan
(Inference) 73 89 81 Baik
Rata-rata
81 Baik
Tabel 4.2 menyatakan bahwa aspek keterampilan proses siswa yang paling
rendah adalah memprediksi hasil penelitian yaitu 77. Pada saat proses pembelajaran
berlangsung terlihat bahwa siswa lebih aktif terutama saat melakukan eksperimen
dan melakukan pengamatan. Namun, pada aspek menyimpulkan hasil eksperimen,
siswa masih belum terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya. Serta masih
adanya rasa takut dan kurang rasa percaya diri ketika pendapatnya berbeda dengan
kelompok lain. Hal ini yang menyebabkan aspek menyimpulkan memiliki nilai yang
paling rendah daripada aspek lainnya. Aspek keterampilan proses siswa yang paling
tinggi adalah keterampilan mengkalsifikasi dengan perolehan nilai 86. Hal ini
dikarenakan pengamatan berorientasi pada penyajian masalah nyata yang sering
mereka temui dalam kehidupan sehari - hari sebagai topik pembelajaran, sehingga
siswa akan lebih tertarik untuk memperhatikan.
Diagram 4.2 Hasil rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh model PBL
(problem based learning) dapat merangsang peran aktif siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan nilai nilai rata-rata keterampilan proses
siswa diperoleh nilai 81 maka keterampilan proses siswa tersebut dapat
dikategorikan “baik”. Hal ini sesuai dengan penelitian Prima dan Kaniawati (2011)
dengan hasil penelitian “adanya peningkatan keterampilan proses sains yang lebih
tinggi pada kelas eksperimen dengan perbedaan sangat signifikan dibandingkan
dengan peningkatan keterampilan proses pada kelas kontrol”. Sama halnya dengan
penelitian Purba (2015) dengan hasil penelitian “Keterampilan proses siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran PBL (Problem based learning) lebih baik dari
keterampilan proses siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional
sehingga siswa lebih mengerti dan memahami terhadap suatu pemecahan masalah.
3. Hasil Belajar IPS Siswa Dalam Pembelajaran PBL Pada Tema Pahlawanku
Nilai rata-rata hasil tes awal (Pretest) siswa pada kelas eksperimen dan kelas
Kontrol tidak jauh berbeda yaitu rata-rata 46.35 dan 67.50. Berdasarkan Tabel 4.2 di
atas terlihat bahwa nilai hasil evaluasi awal seluruh siswa kelas IV masih di bawah
MengamatiMengklasifik
asiMengkomun
ikasikanMemprediksi
Menyimpulkan
Menyimpulkan 81
Memprediksi 77
Mengkomunikasi 81
mengklasifikasi 86
Mengamati 80
0102030405060708090
100
KKM (≥ 75) yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat ditarik
kesimpulan sementara bahwa penguasaan materi IPS dalam Tema Pahlawanku
kelas IV SDN Bontojai Kota Makassar termasuk dalam kriteria kurang. Pembelajaran
yang dilakukan dikelas eksperimen berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan
dikelas kontrol. Dalam pertemuan kali ini guru memberikan soal posttest yang sama
dengan soal pretest dikelas kontrol guna untuk mengetahui hasil nilai soal tersebut.
Setelah soal dibagikan guru memulai pelajaran dengan metode seperti biasanya
guru menjelaskan dan murid mendengarkan apa yang disampaikan guru, mungkin
cara pembelajaran seperti ini masih tradisional karna murid hanya sebagai
pendengar, tetapi guru melakukan ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar
antara kelas eksperimen yang menggunakan model PBL dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode tradisional. Setelah pembelajaran hampir selesai guru
memberikan soal yang sama dengan sebelum pembelajaran dimulai yang bertujuan
untuk melihat seberapa besar nilai murid yang belajar menggunakan model
tradisional dan akan membandingkan hasilnya dengan kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil dari uji instrumen soal pretest dan soal posttest dapat
diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai tertinggi dikelas eksperimen sebesar 95
dan nilai terendah 75 dan memperoleh rata-rata nilai sebesar 90.71. Sementara hasil
belajar siswa dikelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 86 dan nilai terendah
sebesar 60 dan memperoleh rata-rata nilai sebesar 79.61. Setelah dilakukan uji
instrumen pretest dan posttest dikedua kelas tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian perlakukan pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
terhadap kelas eksperimen terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan kelas
kontrol yang hanya menngunakan metode pembelajaran konvesional. Rata-rata nilai
dari keduanya yaitu kelas kontrol 76.61 dan kelas eksperimen yaitu 90.71.
Berikut ini diagram batang hasil belajar siswa kelas IVA dan IVB SDN Bontojai
Kota Makassar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Diagram 4.2 Grafik Hasil Belajar SDN Bontojai Kota Makassar
Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen yang terdiri dari 56
siswa, disajikan dalama tabel berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa SDN Bontojai Kota Makassar
Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai tertinggi 66 86 86 95
Nilai terendah 26 49 60 75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
PretestPosttest
Pretest Posttest
Kelas Kontrol 46.35 79.61
Kelas Eksperimen 67.5 90.71
Persentase Hasil Belajar
Mean 46.35 79.61 67.5 90.71
Median 50 83 44 73
Modus 47 80 40 73
Standar
Deviasi
9.69 8.55 7.59 7.93
Diagram 4.3 Rekapitulasi Data Distribusi Kelas Eksperimen
Diagram 4.4 Rekapitulasi Data Distribusi Kelas Kontrol
NilaiTertinggi
NilaiTerendah
Mean Median Modus StandarDeviasi
66
26
46.3550 47
9.69
86
49
79.6183 80
8.55
Rekapitulasi Data Distribusi Kelas Eksperimen
Pretest Posttest
Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil
pretest untuk kelas eksperimen yaitu: skor terbesar 63 dan skor terkecil 30, rata-rata
(mean) sebesar 48.21, median sebesar 50 modus sebesar 47 dan standar deviasi
sebesar 9.66. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 100 dan skor terendah
77, rata-rata (mean) 86.93, median sebesar 83, modus sebesar 80 dan standar
deviasi 8.55. Berdasarkan tabel diatas, untuk kelas kontrol diperoleh data hasil
pretest yaitu: skor terbesar 60 dan skor terkecil 30, rata-rata (mean) sebesar 43,86
median sebesar 44, modus sebesar 40 dan standar deviasi sebesar 7.59.
sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 90 dan skor terendah 60, rata-rata
(mean) 74.64, median sebesar 73, modus sebesar 73 dan standar deviasi 7.93.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar
Tests of Normality Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic
df Sig. Statistic
Df Sig.
pretes Kontrol .187 28 .014 .896 28 .009
NilaiTertinggi
NilaiTerendah
Mean Median Modus StandarDeviasi
86
6067.5
4440
7.59
95
75
90.71
73 73
8.55
Rekapitulasi Data Distribusi Kelas Kontrol
Pretest Posttest
t eksperimen
.176 28 .026 .935 28 .083
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar
Tests of Normality
Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statisti
c df Sig. Statisti
c Df Sig.
Pretest Kontrol .163 28 .055 .928 28 .055 eksperimen
.131 28 .200* .942 28 .125
Dari tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan berdistriusi
normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum mendapatkan perlakuan yang
diterapkan pada kelas kontrol dan eksperimen. Tabel Uji normalitas Xhitung < Xtabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi normal.
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar
Data Fhitung Ftabel Keterangan
Pretest 1.42 1.75 Homogen
Posttest 1.81 2.14 Homogen
Berdasarkan tabel homogenitas kelas control dan kelas eksperimen terdapat
Fhitung1.42 < Ftabel 1.75 pada kelas control dan Fhitung1.81 < Ftabel 2.14 pada
kelas eksperimen sehingga data dikatakan homogen berdasarkan Uji homogenitas
pada tabel sehingga bida dilanjutkan pada uji T.
Tabel 4.8 Hasil Uji T
Sample Number of
students
Standard
Deviation Variance Db t-count t-table
Experiment 28 3.833 59.94 78 2.995 2.060
Control 28 1.232 57.74
Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa “Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning
terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPS siswa SDN Bontojai Kota
Makassar”.
G. Pembahasan
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji
hipotesis. Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas
dan uji homogenitas diperoleh bahwa data Post-test terdistribusi normal dan
homogen sehingga uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t
dengan syarat ketentuan derajat kebebasannya adalah dk = (n1 + n2 - 2).
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil perhitungan uji hipotesis data Post-test dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung > ttabel. Dengan demikian H0
ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dari model problem based
learning terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPS siswa SDN Bontojai
Kota Makassar.
Pada penelitian ini, pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning di
SDN Bontojai Kota Makassar merupakan penelitian yang baru sehingga
menciptakan suasana belajar yang berbeda seperti biasanya. Tahap dan langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
berbeda dengan model pembelajaran tradisional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan
partisipasi dan keaktifan berdiskusi siswa sehingga siswa bukan hanya sebagai
pendengar didalam kelas dan membuat pelajaran tidak membosankan karena siswa
dituntut untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran tersebut dan minat siswa
untuk belajar meningkat dari biasanya.
Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning yang digunakan
menunjukan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning sebagai model
eksperimen lebih baik dibandingkan model pembelajaran tradisional yang biasa
digunakan. Sehingga model pembelajaran Problem Based Learning mempunyai
pengaruh terhadap keterampilan proses hasil belajar siswa terutama pada mata
pelajara IPS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada kelas
eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, dimana nilai rata-rata belajar posttest 90,71 lebih
besar dibandingkan nilai hasil belajar pretes sebesar 79,64 sehingga model
pembelajaran Problem Based Learning lebih mempengaruhi hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model konvensional. Dalam penelitian ini terlihat jelas bahwa
model Problem Based Learning mampu memberikan perubahan hasil belajar pada
siswa, sehingga model pembelajaran Problem Based Learning menjadi salah satu
model pembelajaran yang dapat dilakukan guru untuk kegiatan pembelajaran agar
menciptakan suasana belajar yang baru dengan memberikan suatu masalah yang
menarik dan dapat dipecahkan masalah tersebut oleh siswa.
Berdasarkan uji-t yang dilakukan, maka terdapat pengaruh hasil belajar yang
diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Hasil
uji-t dengan taraf signifikan 0.05 menunjukan bahwa model pembelajaran Problem
Based Learning berpengaruh dengan menunjukan angka dengan daerah
penerimaan Ha yaitu sebesar 2,995 > 2,060, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rusmono & M. Yusro (2015)
dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecemasan terhadap Hasil
Belajar Matematika” menunjukkan secara keseluruhan hasil belajar matematika
peserta didik yang mengikuti strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning
(PBL) lebih tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik yang mengikuti
strategi pembelajaran ekspositori.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Vina 2016) dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Sultan Iskandar Muda” menunjukkan bahwa hasil
belajar matematika peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
pendekatan kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika
peserta didik yang dibelajarkan model pembelajaran ekspositori.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fatade, et al. (2013) dengan judul
“Effect of Problem Based Learning on Senior Secondary School Students
Achievements in Further Mathematics” menyimpulkan bahwa there were statistically
significant differences in the mean post-test achievement scores on Teacher-Made
Test (TMT) and mean post-test achievement scores on Researcher-Designed Test
(RDT) between students exposed to the PBL and those exposed to the TM, all in
favour of the PBL group. Ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada
pencapaian rata-rata skor post-test peserta didik yang diberi tes Teacher-Made Test
dan rata-rata skor post-test peserta didik yang diberi tes Researcher-Designed Test
antara peserta didik yang diajar dengan model Problem Based Learning dan peserta
didik yang diajar dengan model tradisional, semua mendukung Problem Based
Learning.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data maka dapat disimpulkan model pembelajaran
Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan
dari nilai rata-rata siswa yang diterapkan model pembelajaran tersebut. Dari hasil
pengujian hipotesis juga menunjukan bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning mempunyai pengaruh dengan diterimanya Ha > Ho yang menunjukan
angka sebesar 2,995 > 2,060, sehingga dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dianggap berhasil dalam meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar IPS
siswa. Untuk itu model pembelajaran Problem Based Learning mampu memberikan
pengaruh terhadap keterampilan proses dan hasil belajar bagi siswa sehingga model
ini dapat digunakan guru dalam kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar) atau
pembelajaran guna menciptakan suasana pembelajaran yang baru.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
dikemukakan diatas, berikut ini beberapa saran yang diajukan peneliti:
1. Bagi Guru
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning menuntut agar siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran, maka dari itu guru harus mampu memanage kelas agar
semua siswa dapat memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
b. Penelitian menggunakan model Problem Based Learning ini merupakan
model pembelajaran yang mengemukakan masalah diawal pembelajaran,
sebagai syarat dimulainya suatu diskusi guru harus memberikan arahan
pertanyaan yang jelas kepada siswa agar siswa memahami apa yang akan
mereka diskusikan.
c. Guru harus mampu mencari video yang menarik sehingga para siswa
memiliki antusias dalam menonton video yang diputar. Selain harus kreatif
dalam mencari video guru juga harus mempersiapkan perlengkapan
seperti laptop, speaker, dan lain-lain sebelum model pembelajaran ini
dimulai.
2. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan harus fokus pada saat pemutaran video yang akan di
diskusikan dalam pelajaran.
b. Siswa diharapkan mampu berkonsentrasi pada saat teman sekelas
menyampaikan hasil diskusi kelompok dan siswa harus aktif dalam diskusi
tersebut agar diskusi dapat berjalan lancar sehingga siswa mampu
menerima suatu pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan menyediakan fasilitas layar proyektor karena
model pembelajaran ini menggunakan video guna menciptakan suatu
suasana belajar yang baru.
4. Bagi Peneliti
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning untuk peneliti lain diharapkan meneliti tentang ketertarikan siswa
dalam belajar atau motivasi dalam belajar dengan menggunakan model
pembelajaran tersebut.
5. Bagi Lembaga
Universitas Muhammadiyah Makassar diharapkan menjadi lembaga
yang menciptakan mahasiswa yang berkualitas dengan menyediakan ruang
kuliah yang nyaman dan memfasilitasi atau membekali pengetahuan yang
sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika aditama.
Ali, Hasan . 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta. CAPS (Center
For Academic Publishing Service)
Arends, R I. (2012). Learning to Teach ninth edition. New York : McGraw-Hill.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ismail, Muh Ilyas. 2012. Pengaruh Bentuk Penilaian Formatif Terhadap Hasil Belajar
IPA Setelah Mengontrol Pengetahuan Awal Siswa. Jurnal Lentera
Pendidikan, 15 (2), 175 – 191.
Isriani, Dewi. (2012). Strategi pembelajaran terpadu (Teori, Konsep & Implementasi).
Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media).
Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung.
Puspasari. 2015. Pengaruh Problem Based Learning (PBL) dan Problem Posing
Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika. Artikel Publikasi Ilmiah Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riyadi., Mardiyana & Rukayah. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar.
Prosiding SNPM (311 – 320). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning untuk
meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sappaile, Baso Intang. 2007. Hubungan Kemampuan Penalaran dalam Matematika
dan Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal
Pendidikn dan Kebudayaan, 13 (69).
Sardirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Semiawan,1987. The Effect of Model PBL Case Study at class VIII MTsN Meureudu,
Jurnal Ilmiah Peuradeun, Vol. 2.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Soedijarto, 2008. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta : Kompas.
Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Studi Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas): Suatu
Model Pembinaan menuju Guru Professional. Surakarta: Badan Penerbit FKIP
UMS.
Subana, Sudrajat. (2014).Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses\Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru
Algensindo.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Presslam Profesi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian (Cetakan Ke-11 ed.). Jakarta: PT. Jakarta
Aksara.
Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Cet I; Jakarta: Rajawali
Pers.
Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik.
Prestasi Pustaka: Jakarta.
RIWAYAT HIDUP
IRFANDI IDRIS, S.Pd lahir di Ujung Pandang (Kota
Makassar Sulawesi Selatan) pada tanggal 03 Maret 1994
dari orangtua, ayah H. Idris, S.Pd dan ibu Hj. Rosnaeni Muin
dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDI Bontosungguh
Kecamatan Galesong utara Kabupaten Takalar Provinsi Sul-
Sel tamat tahun 2005. kemudian melanjutkan di SMPN 31 Kota Makassar tamat
tahun 2008. Setelah tamat dari SMPN 31 Makassar penyusun melanjutkan
sekolahnya di MAN 3 (Madrasah Aliyah Negeri) Makassar dan tamat tahun 2011.
Selanjutnya penyusun melanjutkan kuliah S1 (STRATA 1) di Universitas
Muhammadiyah Makassar pada Jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) di
FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) tamat tahun 2016. Kemudian
melanjutkan pendidikan S2 (STRATA 2) Program Magister Pendidikan Dasar di
Universitas Muhammadiyah Makassar sampai saat ini.
DAFTAR BERKAS
1. RPP
2. LEMBAR VALIADASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Bontojai
Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR (KD)
1. BAHASA INDONESIA
3.7 Mengagali pengetahuan baru yang didapat dari teks nonfiksi
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan
bahasa sendiri
Indikator
3.7.1 Menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan berdasarkan teks.
4.7.1 Menceritakan kembali isi teks berdasarkan jawaban yang ada.
2. IPA
3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera penglihatan
4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat cahaya
Indikator
3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan dalam kehidupan sehari-hari.
4.7.1 Melaporkan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dalam bentuk
tulisan.
3. IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah
setempat.
Indikator
3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan masa Hindu,Buddha dan Islam pada masa
kini dan pengaruhnya bagi mastarakat di wilayah setempat.
4.4.1 membuat laporan peninggalan kerajaan masa Hindu,Buddha dan Islam pada
masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat dalam bentuk
peta pikiran.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pembelajaran satu, siswa diharapkam mampu:
1. Menjawab pertanyaan dengan benar berdasarkan isi teks.
2. Merangkum isi teks nonfiksi.
3. Menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri secara rinci.
4. Menyusun daftar perbuatan yang mencerminkan sikap kepahlawanan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Menuliskan benda-benda atau fenomena terkait sifat-sifat cahaya.
6. Menyusun daftar pertanyaan berdasarkan hasil pengataman tentang sifat-sifat cahaya.
7. Melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya.
8. Membuat laporan percobaan tentang sifat-sifat cahaya.
9. Menyimpulkan hasil percobaan tentang sifat-sifat cahaya.
10. Membuat prediksi terkait percobaan sifat-sifat cahaya yang belum dilakukan.
11. Menulis daftar pertanyaan apa yang ingin diketahui tentang peninggalan kerajaan pada
masa Hindu, Buddha dan Islam.
12. Mendiskusikan pertanyaan untuk memeroleh jawaban.
13. Menunjukkan nilai-nilai perjuangan atau peninggalan bersejarah kerajaan Hindu,
Buddha dan Islam yang memengaruhi masyarakat atau lingkungan setempat.
14. Menyajikan daftar hasil indentifikasi nilai-nilai perjuangan dan peninggalan bersejarah
kerajaan Hindu, Buddha dan Islam yang memengaruhi lingkungan setempat dan
kehidupan masyarakat masa kini
MATERI AJAR
1. Menceritakan kembali isi teks dengan Bahasa sendiri
2. Mengidentifikasi peninggalan sejarah masa Hindu, Budha dan Islam serta
pengaruhnya bagi masyarakat sekitar
3. Menyampaikan laporan percobaan tentang cahaya
MODEL/PENDEKATAN/METODE
1. Model : PBL (Problem Based Learning)
2. Pendekatan : Keterampilan Proses
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Percobaan, Presentasi
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Gambar pahlawan kerajaan
2. Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik
3. Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
4. Buku Siswa Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
5. Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegaiatan Deskripsi kegiatan Waktu
1 2 3
Pendahuluan
1
1. Guru memulai pembelajaran dengan salam dan mengajak
siswa berdo’a bersama.
2. Guru menanyakan kabar siswa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
2
15 menit
3
4. Guru membentuk kelompok belajar.
5. Guru memulai pembelajaran dengan mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Inti
1. Guru memperlihatkan gambar dan meminta siswa mengamati
dan membuat kesimpulan.
2. Guru menyampaikan materi pembelajaran dan membimbing
diskusi kelompok berkeliling dari kelompok satu ke kelompok
yang lain untuk memastikan bahwa setiap siswa berpartisipasi
aktif.
3. Guru melakukan penilaian saat siswa berdiskusi
4. Guru mengajak beberapa siswa untuk mempresentasikan tugas
dan memberi penguatan.
5. Guru melanjutkan pembelajaran dengan menugaskan siswa
membaca teks tentang raja purnawarman.
6. Siswa diminta menjawab pertanyaan, menyampaikan jawaban
dan menanggapi. Guru membimbing diskusi klasikal
7. Siswa mengamati gambar raja-raja di nusantara dan membuat
pertanyaan dan beriskusi
8. Guru memberikan penguatan dan mengajukan pertanyaan
terkait materi selanjutnya.
9. Guru membuat kesepakatan agar percobaan berjalan dengan
lancar.
10. Siswa melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sebelum
melakukan percobaan kemudian menuliskan pertanyaan
terkait pengamatan dan percobaan yang akan dilakukan
11. Siswa melakukan percobaan bersama kelompoknya secara
bergantian menggunakan alat dan bahan yang tersedia.
12. Siswa diminta berdiskusi dengan kelompoknya terkait hasil
percobaan yang dilakukan, menulis laporan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lks
25 menit
1 2 3
terkait percobaan
13. Siswa membuat prediksi terhadap fenomena yang belum
diamati berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan
14. Guru bertanya kepada dua orang siswa yang memiliki prediksi
berbeda terhadap salah satu fenomena yang mereka amati
terkait percobaan yang belum mereka lakukan yang ada pada
lks.
15. Guru melakukan percobaan untuk menjawab prediksi siswa.
16. Guru menugaskan siswa untuk menyampaikan laporan hasil
percobaan di depan kelas.
17. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dan membimbing diskusi kelompok secara klasikal.
18. Guru menjelaskan kembali materi tentang sifat-sifat cahaya
untuk memberikan penguatan.
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru menyampaikan pesan-pesan moral
3. Sebelum pulang, guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan
nilai-nilai perjuangan raja purnawarman di rumah. Dapatkah
mereka menemukan nilai-nilai tersebut di sekitar? Siswa
diminta untuk menyampaikan ke temannya di sekolah.
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan do’a
15 menit
PENILAIAN
1. Diskusi
Saat siswa melakukan diskusi tentang nilai-nilai kepahlawanan raja purnawarman, dinilai dengan
rubrik.
Berilah tanda centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.
Kriteria Sangat baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu
Pendampingan (1)
1 2 3 4 5
Mendengarkan Selalu
Mendengarka
n
Teman yang
Sedang
berbicara.
Mendengarkan
Teman yang
Berbicara tetapi
Sesekali masih
Perlu diingatkan.
Masih perlu
Diingatkan
untuk
Mendengarkan
Teman yang
Sedang
Berbicara.
Sering
Diingatkan untuk
Mendengarkan
Teman yang
Sedang berbicara
Tetapi tidak
Mengindahkan.
Komunikasi
nonverbal
(kontak mata,
bahasa tubuh,
postur, ekspresi
wajah, suara)
Merespon dan
Menerapkan
Komunikasi
nonverbal
dengan
Tepat.
Merespon
dengan
Tepat terhadap
Komunikasi non
verbal yang
Ditunjukkan
Teman.
Sering
merespon
Kurang tepat
Terhadap
Komunikasi non
verbal yang
Ditunjukkan
teman.
Membutuhkan
Bantuan dalam
Memahami bentuk
Komunikasi non
verbal yang
Ditunjukkan teman. Partisipasi
(menyampaikan
Ide, perasaan,
Pikiran)
Isi
pembicaraan
Menginspirasi
Teman. Selalu
Mendukung
dan
memimpin
lainnya saat
diskusi.
Berbicara dan
Menerangkan
Secara rinci,
Merespon sesuai
Dengan topik.
Berbicara dan
Menerangkan
Secara rinci,
tetapi terkadang
Merespon
kurang sesuai
dengan topik.
Jarang berbicara
Selama proses
diksusi
Berlangsung.
2. Bahasa indonesia
Rubrik penilaian tulisan siswa yang bercerita kisah berdasarkan gambar yang dilihat.
Kriteria Sangat baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Perlu pendamping (1)
1 2 3 4 5
Topik cerita Topik cerita
disampaikan
dengan benar
Topik cerita
Disampaikan
Mendekati benar
Topik cerita
Disampaikan
Tetapi kurang
Benar
Topik cerita tidak
Disampaikan
Alur cerita Alur cerita
disampaikan
Dengan lengkap
Dan runtut.
Alur cerita
Disampaikan
Dengan lengkap
Tetapi tidak
Runtut.
Sebagian besar
Alur cerita
Disampaikan
Dengan runtut.
Sebagian kecil
Alur cerita
Disampaikan dan
Tidak runtut.
Ejaan Seluruh tulisan
Menggunakan
Ejaan yang benar
Sebagian
Besar tulisan
Menggunakan
Ejaan yang benar
Sebagian
Kecil tulisan
Menggunakan
Ejaan yang benar
Tulisan tidak
Menggunakan
Ejaan yang
Benar.
Fakta
pendukung
Fakta pendukung
Yang disampaikan
Seluruhnya sesuai
dengan isi cerita
Fakta pendukung
yang disampaikan
Sebagian besar
Sesuai dengan isi
Cerita
Fakta pendukung
yang disampaikan
Sebagian kecil
Sesuai dengan isi
Cerita
Fakta yang
Disampaikan
Tidak sesuai
Cerita
3. IPS
Tugas dinilai dengan cek list
Indikator penilaian Ada Tidak ada
1 2 3
Memuat minimal dua benda peninggalan sejarah
Menyebutkan minimal dua ajaran positif yang diwariskan raja-
raja
Menyebutkan minimal dua nilai-nilai sikap kepahlawanan yang
diwariskan para raja
Menyebutkan pengaruh dari peninggalan raja-raja terhadap
masyarakat setempat
4. IPA
Rubrik penilaian pembelajaran keterampilan proses sains
Kriteria Sangat baik
(4) Baik (3)
Cukup (2)
Perlu pendampingan (1)
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Mengamati Mengumpulkan
informasi dengan
menunjukkan
banyak bukti hasil
pengamatan
dengan jelas dan
Mengumpulka
n informasi
dengan
menunjukkan
banyak bukti
hasil
Mengumpulkan
informasi dengan
menunjukkan bukti
hasil pengamatan
yang terbatas kurang
jelas dan kurang
Mengumpulkan
informasi dengan
menunjukkan
bukti hasil
pengamatan
sangat terbatas,
sesuai. pengamatan
dengan jelas
tetapi kurang
sesuai.
sesuai. yang tidak jelas
dan tidak sesuai.
Mengajukan
pertanyaan
Pertanyaan
mengarah pada
penemuan serta
menunjukkan
pengembangan
konsep materi
dengan jelas.
Pertanyaan
mengarah
pada
penemuan
tetapi kurang
menunjukkan
pengembanga
n konsep
materi dengan
jelas.
Pertanyaan kurang
mengarah pada
penemuan dan
kurang menunjukkan
pengembangan
konsep materi
dengan jelas.
Pertanyaan
kurang mengarah
pada penemuan
tidak
menunjukkan
pengembangan
konsep materi
dengan jelas.
Menafsirkan
pengamatan
Hasil pengamatan
pada percobaan
ditulis dengan
jelas, objektif dan
didukung data
penunjang.
Hasil
pengamatan
pada
percobaan
ditulis dengan
jelas, objektif
tetapi kurang
didukung data
penunjang.
Hasil pengamatan
pada percobaan
ditulis kurang jelas,
kurang objektif dan
kurang didukung
data penunjang.
Hasil pengamatan
pada percobaan
ditulis kurang
jelas, kurang
objektif tidak
didukung data
penunjang.
1 2 3 4 5
Meramalkan/
memprediksi
Prediksi yang
digambarkan
berdasarkan bukti
hasil pengamatan
dan percobaan
dengan tepat.
Prediksi yang
digambarkan
kurang sesuai
dengan bukti
hasil
pengamatan
dan
percobaan
dengan tepat.
Prediksi yang
digambarkan kurang
sesuai dengan bukti
hasil pengamatan
dan kurang
mempertimbangkan
percobaan dengan
tepat.
Prediksi yang
digambarkan
kurang sesuai
dengan tidak
mempertimbagka
n bukti hasil
pengamatan dan
percobaan.
Menggunakan Terampil Kurang Kurang terampil Tidak terampil
alat dan bahan menggunakan alat
dan bahan sesuai
tujuan percobaan
terampil
menggunakan
alat dan
bahan sesuai
tujuan
percobaan
menggunakan alat
dan bahan serta
kurang sesuai tujuan
percobaan
menggunakan alat
dan bahan sesuai
tujuan
Berkomunikasi
secara efektif
Melaporkan hasil
percobaan dengan
jelas, sistematis,
dengan data
penunjang dan
tepat.
Melaporkan
hasil
percobaan
namun kurang
jelas,
sistematis,
dengan data
penunjang
dan tepat
Melaporkan hasil
percobaan namun
kurang jelas, kurang
sistematis, dengan
data penunjang dan
kurang tepat
Melaporkan hasil
percobaan namun
kurang jelas,
kurang sistematis,
dan kurang data
penunjang dan
tidak tepat
RINGKASAN MATERI AJAR
Skor perolehan
Skor = X
100
Skor Ideal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Bontojai
Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Pembelajaran : 5
Alokasi Waktu : 1 Hari
KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR (KD)
1. IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungandaerah
setempat
Indikator
3.4.2 Menjelaskan perjuangan tokoh di zaman hindu Buddha
4.4.2 Menceritakan perjuangan tokoh di zaman Hindu Budha
2. SBdP
3.2 Memahami tanda tempo dan tinggi rendah nada
4.2 Menampilkan tempo lambat, sedang dan cepat melalui lagu
Indikator
3.2.3 Mengidentifikasi tinggi rendah nada dari teks lagu maju tak gentar
4.2.2 Menyanyikan notasi lagu maju tak gentar sesuai dengan tinggi rendah
nada
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pembelajaran satu, siswa diharapkam mampu:
1. Menjelaskan perjuangan tokoh yang sangat berpengaruh di zaman Hindu Budha.
2. Menceritakan perjuangan tokoh yang sangat berpengaruh di zaman Hindu
Budha.
3. Mengidentifikasi tinggi rendah nada dan tempo pada lagu Maju Tak Gentar
dengan benar.
4. Menyanyikan lagu Maju Tak Gentar dengan tinggi rendah nada dan tempo yang
tepat.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Menyanyikan lagu Maju Tak Gentar dengan tinggi rendah nada yang tepat
2. Menggali informasi tentang peninggal Hindu Buddha
METODE PEMBELAJARAN
1. Model : PBL (Problem Based Learning)
2. Pendekatan : Keterampilan Proses
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Percobaan, Presentasi
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik
2. Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
3. Buku Siswa Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
4. Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2017).
5. Notasi dan Lirik Lagu Maju Tak Gentar
6. Kertas HVS
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing. Religius
Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Pahlawanku”.
Nasionalis
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
15 Menit
Inti
Sebagai pembuka kegiatan berikut
pembelajaran, guru bertanya kepada siswa
siapa lagi yang terkenal pada zaman Hindu,
Budha dan Islam? Communication
Guru menyampaikan bahwa Di akhir masa
Kerajaan Hindu-Buddha, muncullah tokoh-
tokoh yang membawa kejayaan Kerajaan
Majapahit. Kerajaan Majapahit dikenal
sebagai salah satu kerajaan terbesar di
Nusantara. (Mengamati)
Untuk menjawab pertanyaan dari guru, siswa
diminta mengamati gambar dan membaca
25 Menit
1 2 3
informasi yang terdapat pada buku siswa
Literasi
Siswa diminta bekerja secara berkelompok
untuk mendiskusikan hubungan antar gambar.
Collaboration
Siswa menuliskan hasil diskusi di buku siswa.
Mandiri
Siswa diminta mempresentasikan hasil
diskusi mereka di depan kelas. Collaboration
Siswa diminta membaca teks tentang
Mahapatih Gajah Mada. Literasi
Siswa diminta menceritakan kembali kisah
tentang Gajah Mada sesuai urutan arah panah.
Secara berkelompok, siswa diminta
mendiskusikan dan menuliskan jawaban atas
pertanyaan- pertanyaan berikut pada selembar
kertas.
1. Apa tujuan Gajah Mada mengucapkan
Sumpah Palapa?
2. Apa yang diperjuangkan Gajah Mada?
3. Apakah perjuangan Gajah Mada
mempunyai pengaruh pada kehidupan
bangsa Indonesia saat ini? Jelaskan dan
berikan contoh!
4. Hal baik apa yang dapat kamu contoh
dari Gajah Mada?
5. Apakah Gajah Mada bisa disebut sebagai
pahlawan pada masa Kerajaan
Majapahit?
Siswa diminta menyampaikan hasil diskusi
mereka kepada kelompok lain. Gotong
1 2 3
Royong
Setelah menyampaikan hasil diskusi, siswa
memperluas pengetahuan mereka dengan
membaca teks tentang perjuangan Gajah
Mada yang terdapat di buku siswa.
Siswa melanjutkan membaca tentang
komplek candi Penataran (Mengeksplorasi)
Siswa menuliskan pendapat mereka
tentang candi Penataran di buku siswa.
(Mengkomunikasikan)
Siswa mendiskusikan pendapat tersebut
secara berpasangan. Gotong Royong
Siswa dipandu membaca notasi lagu Maju
Tak Gentar. Communication
Siswa membaca dan memahami syair yang
terdapat dalam lagu Maju Tak Gentar.
Nasionalis
Setelah mengamati cara guru menyanyikan
notasi dan syair, siswa menyanyikan lagu
Maju Tak Gentar bersama-sama dengan nada
dan tempo yang tepat. Integritas
Setelah bernyanyi siswa menjawab petanyaan
yang terdapat dalam buku
Mandiri
Penutup
Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
rangkuman hasil belajar selama sehari
Integritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
15 Menit
1
ketercapaian materi)
2
3
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-
masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran) Religius
PENILAIAN
1. IPS
Diskusi dinilai dengan rubrik.
Kriteria Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu
Pendampingan
(1)
1 2 3 4 5
Mendengarkan Selalu
mendengarkan
teman yang
sedang
berbicara
Mendengarkan
teman yang
berbicara
namun sesekali
masih perlu
diingatkan.
Masih perlu
diingatkan
untuk
mendengarkan
teman yang
sedang
berbicara.
Sering
diingatkan untuk
mendengarkan
teman yang
sedang berbicara
namun tidak
mengindahkan
Komunikasi
non verbal
Merespon dan
menerapkan
Merespon
dengan tepat
Sering
merespon
Membutuhkan
bantuan dalam
(kontak mata,
bahasa tubuh,
postur, ekspresi
wajah, suara)
komunikasi
non verbal
dengan tepat.
terhadap
komunikasi non
verbal yang
ditunjukkan
teman.
kurang tepat
terhadap
komunikasi
non verbal
yang
ditunjukkan
teman.
memahami
bentuk
komunikasi non
verbal yang
ditunjukkan
teman.
Partisipasi
(menyampaikan
ide, perasaan,
pikiran)
Isi
pembicaraan
menginspirasi
teman. Selalu
mendukung
dan memimpin
lainnya saat
diskusi.
Berbicara dan
menerangkan
secara rinci,
merespon
sesuai dengan
topik.
Berbicara dan
menerangkan
secara
rinci,namun
terkadang
merespon
kurang sesuai
dengan topik.
Jarang berbicara
selama proses
diksusi
berlangsung.
Penilaian (penskoran) dapat dilihat contohnya pada pembelajaran 1
2. SBdP
Menyanyi dinilai dengan penilaian dalam bentuk daftar periksa.
No Kriteria Ya Tidak Catatan
1 2 3 4 5
Saya dapat menyanyikan lagu Maju Tak
Gentar dengan nada yang tepat
Saya dapat menyanyikan lagu Maju Tak
Gentar dengan tempo yang tepat
Saya dapat memahami makna lagu Maju
Tak Gentar
Lampiran Ringkasan Materi
Skor perolehan
Skor = X
100
Skor Ideal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Bontojai
Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 2 : Pahlawanku
Kebangganku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui dengan yang baru diketahui
dari teks nonfiksi
4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri.
Indikator
3.8.1 Menyebutkan informasi dengan menggunakan tabel KW (know –what
do you want to know)
4.7.1 Mempresentasikan informasi berdasarkan tabel KW melalui bahasa
lisan dan tulisan.
IPA
3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan
4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya
Indikator
3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan dalam kehidupan sehari-hari.
4.7.1 Melaporkan hasil percobaan cahaya dan cermin yang memanfaatkan
sifat-sifat cahaya dalam bentuk tulisan.
IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan
daerah setempat.
Indikator
3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan masa Islam pada masa kini dan
pengaruhnya bagi mastarakat di wilayah setempat.
4.4.1 Membuat laporan peninggalan kerajaan masa Islam pada masa kini dan
pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat dalam bentuk peta
pikiran.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pembelajaran satu, siswa diharapkam mampu:
1. Menyebutkan informasi yang sudah diketahui dan yang ingin diketahui
dengan benar.
2. Mempresentasikannya melalui Bahasa lisan dan tulisan.
3. Mengidentifikasi peninggalan kerajaan Islam serta pengaruhnya bagi
wilayah setempat dengan benar.
4. Mengomunikasikan peninggalan kerajaan di masa Islam dan
pengaruhnya di wilayah setempat dengan menggunakan peta pikiran.
5. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan
dengan benar.
6. Menulis laporan tentang sifat cahaya dan hubungannya dengan
penglihatan dengan rinci dan benar.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing. Religius
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Pahlawanku”. Nasionalis
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti Sebelumnya guru menempelkan gambar Sultan
Hasanuddin di papan tulis dan meminta siswa untuk
menyampaikan apa yang sudah mereka ketahui
tentang tokoh tersebut. (Mengamati)
Guru dan siswa kemudian membahasnya sebentar.
(Menanya)
Guru menyampaikan informasi kepada siswa
bahwa mereka akan belajar tentang nilai-nilai
kepahlawanan dari Raja-Raja di masa Islam.
Siswa diminta untuk membaca teks ‘Sultan
Hasanuddin’ dalam hati. Guru ikut membaca.
Literasi
Berdasarkan bacaan tersebut, setiap siswa kemudian
menuliskan apa yang sudah mereka ketahui tentang
Sultan Hasanuddin dan apa yang ingin mereka
ketahui tentangnya. Siswa menuliskannya pada tabel
yang ada di buku pelajaran dan mendiskusikannya
dengan teman kelompok. (Mengumpulkan
informasi)
Guru melanjutkan kegiatan dengan
menginformasikan bahwa siswa akan melakukan
percobaan tentang cahaya dan cermin.
Setiap siswa diminta untuk membaca teks pada buku
150 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
pelajaran. Literasi
Siswa kemudian menuliskan tiga pertanyaan tentang
berkomunikasi menggunakan cermin. Pertanyaan
ditukar dengan teman sebelah dan siswa kemudian
menjawab pertanyaan temannya. Setelah selesai
siswa mengembalikannya dan memeriksa jawaban
teman. Collaboration
Guru membahasnya sebentar tentang topik
berkomunikasi dengan cermin. Berikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Communication
Percobaan dapat dilakukan di luar kelas. Guru
meminta siswa dengan tertib ke luar kelas dan
berkumpul di halaman setelah mereka membaca
prosedur percobaan dan memahaminya.
Collaboration
Siswa diberi kesempatan untuk melakukan
percobaan beberapa kali dan setelah selesai mereka
diminta kembali ke dalam kelas untuk membuat
laporan pada tabel yang sudah disediakan pada buku
pelajaran.
Guru menyampaikan rubrik penilaian kepada siswa.
Communication
Untuk menambah pemahaman siswa tentang raja-
raja di masa Islam serta peninggalan dan
pengaruhnya terhadap masyarakat, guru mengajak
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
siswa untuk mengamati gambar.
Siswa kemudian mengisi tabel berikut dan
mendiskusikan isinya dengan teman sebelahnya.
Siswa boleh melengkapi tabelnya dengan informasi
yang diperoleh dari buku atau guru. Gotong Royong
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
Buku Siswa Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
Percobaan IPA : setiap kelompok membutuhkan 1 cermin datar
Gambar Sultan Hasanuddin
MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengisi tabel KW (Know – apa yang diketahui, W- Apa yang inin
diketahui lebih lanjut) setelah membaca teks
2. Mengidentifikasi peninggalan sejarah masa Hindu, Budha, dan Islam serta
pengaruhnya bagi masyarakat sekitar dengan menggunakan peta pikiran
3. Menyampaikan laporan percobaan tentang cahaya dan cermin
METODE PEMBELAJARAN
1. Model : PBL (Problem Based Learning)
2. Pendekatan : Keterampilan Proses
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Percobaan, Presentasi
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Bahasa Indonesia
Tulisan siswa dinilai dengan menggunakan cek lis.
Indikator penilaian Ada Tidak ada
1 2 3
Menyampaikan informasi dengan sistematis
Menyebutkan minimal 4 fakta tentang
Sultan Hasanuddin
Menyebutkan minimal 2 nilai-nilai sikap
kepahlawanan yang diwariskan Sultan Hasanuddin
Menyebutkan pengaruh dari peninggalan
raja-raja terhadap masyarakat setempat
2. IPS
Tugas dinilai dengan cek lis
Indikator penilaian Ada Tidak ada
1 2 3
Memuat minimal 2 benda peninggalan
sejarah
Menyebutkan minimal 2 ajaran positif
yang diwariskan raja-raja
Menyebutkan minimal 2 nilai-nilai sikap kepahlawanan yang
diwariskan para raja
Menyebutkan pengaruh dari peninggalan
raja-raja terhadap masyarakat setempat
3. IPA
Laporan IPA dinilai dengan rubrik
Berilah tanda centang ( ) pada bagian yang memenuhi kriteria.
Kriteria Sangat Baik (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu
Pendampingan
(1)
1 2 3 4 5
Penerapan
Konsep
Memperlihatkan
pemahaman
konsep dengan
menunjukkan
bukti pendukung
dan
menyampaikan
pemahaman inti
dari konsep yang
sedang dipelajari
Memperlihatka
n
pemahaman
konsep dengan
menunjukkan
bukti
pendukung
namun perlu
bantuan saat
menyampaikan
Memperlihatka
n
pemahaman
konsep dengan
menunjukkan
bukti yang
terbatas dan
penyampaian
pemahaman inti
dari konsep
Perlu
bimbingan saat
menyampaikan
bukti dan
pemahaman inti
dari konsep
yang dipelajari.
dengan benar.
pemahaman inti
dari konsep
yang yang
sedang
dipelajari .
tidak jelas.
Komunikasi Hasil percobaan
disampaikan
dengan jelas serta
objektif
dengan didukung
data penunjang.
Hasil percobaan
disampaikan
dengan jelas
dan didukung
sebagian data
penunjang.
Hasil percobaan
disampaikan
dengan jelas
namun hanya
didukung
sebagian kecil
data penunjang.
Hasil
percobaan
disampaikan
dengan kurang
jelas dan tanpa
data penunjang.
Prosedur dan
strategi
Seluruh data
dicatat, langkah
kegiatan
dilakukan secara
sistematis dan
strategi yang
digunakan
membuat
percobaan
berhasil.
Seluruh data
dicatat, langkah
kegiatan
dilakukan
secara
sistematis dan
namun masih
membutuhkan
bimbingan
dalam
menemukan
strategi agar
percobaan
berhasi.
Sebagian besar
data dicatat,
langkah
kegiatan dan
strategi
dilakukan
secara
sistematis
setelah
mendapat
bantuan guru.
Sebagian kecil
data dicatat,
langkah
kegiatan tidak
sistematis dan
strategi yang
dipilih tidak
tepat.
Kesimpulan Seluruh
kesimpulan
percobaan
disampaikan
dengan memuat
data penunjang
dan tepat.
Kesimpulan
percobaan
disampaikan
dengan memuat
data penunjang
dan tepat.
Kesimpulan
percobaan
disampaikan
dengan memuat
data.
Kesimpulan
percobaan
disampaikan
dengan memuat
data namun
kurang tepat.
Lampiran Ringkasan Materi Ajar
Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin ialah raja
dari Kerajaan Islam Gowa-
Tallo di Makassar, Sulawesi
Selatan. Oleh Belanda, ia
dijuluki ‘Ayam Jantan dari
Timur’ karena kegigihan dan
keberaniannya melawan
Belanda. Ia membela
kepentingan kerajaannya dan kepentingan rakyatnya dengan gigih. Ia berusaha
menegakkan kedaulatan dan memperluas wilayah kerajaan. Ia berhadapan dengan
Aru Palaka, Raja Bone yang dibantu oleh Belanda. Sultan Hasanuddin dikenal arif
dan bijaksana. Beliau merasa sedih karena harus bertempur melawan keluarga
sendiri. Arung Palakka La Tenri Tatta to Erung sudah seperti saudara kandung
Skor perolehan
Skor = X
100
Skor Ideal
sendiri. Sultan Hasanuddin mempertimbangkan bahwa pertumpahan darah di
kalangan orang Makassar dan Bugis harus segera dihentikan. Sultan Hasanuddin
berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di sekitar kerajaannya
untuk melawan Belanda. Karena perjuangan dan jasa-jasanya, nama Sultan
Hasanuddin diabadikan sebagai nama jalan dan universitas di Makassar, Sulawesi
Selatan. Pemerintah bahkan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada
Sultan Hasanuddin. Setelah wafat, Sultan Hasanuddin dimakamkan di kompleks
pemakaman raja-raja Gowa di Sulawesi Selatan. Kompleks pemakaman raja-raja
merupakan peninggalan sejarah yang perlu dijaga kelestariannya. Kompleks
pemakaman ini pun dijadikan objek pembelajaran sejarah bagi bangsa Indonesia.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Bontojai
Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 2 : Pahlawanku
Kebangganku
Pembelajaran : 5
Alokasi Waktu : 1 Hari
KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR (KD)
IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan
daerah setempat
Indikator
3.4.2 Menyebutkan sikap kepahlawanan sebagai peninggalan kerajaan masa
Islam dan pengaruhnya terhadap masa kini bagi mastarakat di wilayah
setempat.
4.4.2 Menyajikan dalam bentuk peta pikiran pahlawanan di masa kerajaan
Islam dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat pada
masa kini
SBdP
3.2 Memahami tanda tempo dan tinggi rendah nada
4.2 Menampilkan tempo lambat, sedang dan cepat melalui lagu
Indikator
3.2.3 Mengidentifikasi tinggi rendah nada dari teks lagu maju tak gentar
4.2.2 Menyanyikan notasi lagu maju tak gentar sesuai dengan dengan tinggi
rendah nada
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu
menyajikan informasi tentang sikap kepahlawanan dari Ki Hajar
Dewantara dan pengaruhnya terhadap masyarakat di wilayah setempat
dalam bentuk peta pikiran.
2. Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu
menyajikan informasi dalam bentuk peta pikiran tentang sikap
kepahlawanan dari Ki Hajar Dewantara dan pengaruhnya terhadap masa
kini bagi masyarakat di wilayah setempat.
3. Setelah berlatih dan mengamati contoh dari guru, siswa mampu
mengidentifikasi tinggi rendah nada dari teks lagu maju tak gentar.
4. Setelah berlatih dan mengamati contoh dari guru, siswa mampu
menyanyikan lagu Maju Tak Getar dengan tinggi rendah dan tempo
yang sesuai.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing. Religius
Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Pahlawanku”.
Nasionalis
10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti Sebelum siswa membaca teks tentang Ki
Hajar Dewantara, guru menanyakan
pertanyaan berikut kepada siswa. Literasi
- Apa yang kalian ketahui tantang Ki
Hajar Dewantara?
Siswa diminta mendiskusikan jawabannya
dalam kelompok. (engumpulkan informasi)
Siswa mengamati gambar dan membaca teks
yang terdapat dalam buku siswa.
Siswa diminta membuat pertanyaan
berdasarkan teks. Mandiri
Setelah berlatih menyanyikan notasi dan lirik
lagu Maju Tak Gentar, siswa diminta
menampilkan lagu tersebut di depan kelas
secara berkelompok. Integritas
Sebelum tampil, siswa memperhatikan arahan
dari guru tentang kriteria menyanyikan lagu
dengan baik. (Menanya)
Siswa diminta mengajukan pertanyaan
kepada guru jika ada hal yang belum mereka
150 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
pahami.
Ketika kelompok lain tampil, setiap siswa
diminta membuat catatan tetang penampilan
kelompok lain dalam berbagai aspek,
misalnya tinggi rendah nada, tempo,
kekompakan, serta ekspresi. Critical
Thinking and Problem Solving
Siswa mengamati gambar yang terdapat
dalam buku siswa.
Siswa diminta menuliskan penjelasan tentang
kabel-kabel pada tiang listrik tersebut
sehubungan dengan pelajaran garis dan sinar
yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa.
(Mengkomunikasikan)
Siswa mengamati gambar yang terdapat
dalam buku siswa. Communication
Siswa diminta menuliskan penjelasan tentang
kabel-kabel pada tiang listrik tersebut
sehubungan dengan pelajaran garis dan sinar
yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa.
Creativity and Innovation
Siswa mendiskusikan penjelasan mereka
secara berpasangan dengan temannya.
Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat
dalam buku siswa. Mandiri
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
Integritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius
15 menit
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
Buku Siswa Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
Notasi dan Lirik Lagu Maju Tak Gentar
Kertas HVS
MATERI PEMBELAJARAN
Menyajikan dalam bentuk peta pikiran informasi tentang pahlawan
Menyanyikan lagu Maju Tak Gentar
METODE PEMBELAJARAN
1. Model : PBL (Problem Based Learning)
2. Pendekatan : Keterampilan Proses
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Percobaan, Presentasi
1. IPS
Indikator penilaian Ada Tidak ada
1 2 3
1. Memuat sedikitnya 2 Jasa Ki Hajar Dewantara
terhadap Indonesia
2. Memuat alasan mengapa Ki Hajar Dewantara
dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional
3. Memuat sedikitnya 2 sikap yang bisa diteladani dari
Ki Hajar Dewantara
4. Memuat alasan kemungkinan yang terjadi jika tidak
ada Bapak Ki Hajar Dewantara
5. SBdP
Menyanyi dinilai dengan penilaian dalam bentuk daftar periksa.
No Kriteria Ya Tidak Catatan
1 2 3 4 5
1 Saya dapat menyanyikan lagu Maju Tak
Gentar dengan nada yang tepat
2 Saya dapat menyanyikan lagu Maju Tak
Gentar dengan tempo dan dinamik yang tepat
3 Saya dapat memahami makna lagu Maju
Tak Gentar
RINGKASAN MATERI
Skor perolehan
Skor = X
100
Skor Ideal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Bontojai
Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 3 : Pahlawanku Kebangganku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
KOMPETENSI INTI (K1)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR (KD)
1. Bahasa Indonesia
3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui dengan yang baru diketahui
dari teks nonfiksi
4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri.
Indikator
3.8.1 Menuliskan pada tabel informasi tentang sikap kepahlawanan dari
pahlawan nasional yang sudah diketahui dan yang ingin diketahui.
(C1)
4.8.1 Mempresentasikan informasi yang sudah dan ingin diketahui lebih
lanjut melalui bahasa lisan dan tulisan. (C3)
2. IPS
3.4 Mengindentifikasi kerajaan Hindu dan/atau Buddha dan/atau Islam di
lingkungan daerah setempat, serta pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat masa kini.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu dan/atau Buddha
dan/atau Islam di lingkungan daerah setempat, serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat masa kini.
Indikator
3.4.1 Menuliskan contoh sikap kepahlawanan yang dimiliki Pattimuran dan
raja-raja pada masa islam. (C1)
3.4.2 Menuliskan contoh sikap kepahlawanan yang dimiliki oleh
masyarakat sekitar. (C2)
4.4.1 Mengomunikasikan sikap kepahlawanan yang dimiliki Pattimura dan
yang dimiliki oleh raja-raja pada masa kerajaan islam serta
pengaruhnya pada sikap masyarakat di sekitar dengan rinci. (C2)
3. IPA
3.7 Menerapkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan.
4.7 Menyajikan laporaan hasil percobaan tentang sifat-sifat cahaya.
Indikator
3.7.1 Membuat daftar pertanyaan tentang cermin cembung, cekung dan
datar. (C1)
3.7.2 Membandingkan sifat bayangan antara cermin cembung, cekung dan
datar. (C2)
3.7.3 Melakukan percobaan untuk mengamati sifat bayangan pada cermin
cembung, cekung dan datar. (C3)
4.7.1 Menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel.(C5)
4.7.2 Membuat laporan hasil percobaan. (C5)
4.7.3 Menyimpulkan hasil percobaan. (C6)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi, siswa diharapkan mampu:
1. Menuliskan pada tabel informasi tentang sikap kepahlawanan dari pahlawan
nasional yang sudah diketahui dan yang ingin diketahui.
2. Mempresentasikan informasi yang sudah dan ingin diketahui lebih lanjut
melalui bahasa lisan dan tulisan.
3. Menuliskan contoh sikap kepahlawanan yang dimiliki Pattimuran dan raja-
raja pada masa islam.
4. Menuliskan contoh sikap kepahlawanan yang dimiliki oleh masyarakat
sekitar.
5. Mengomunikasikan sikap kepahlawanan yang dimiliki Pattimura dan yang
dimiliki oleh raja-raja pada masa kerajaan islam serta pengaruhnya pada
sikap masyarakat di sekitar dengan rinci.
6. Membuat daftar pertanyaan tentang cermin cembung, cekung dan datar.
7. Membandingkan sifat bayangan antara cermin cembung, cekung dan datar.
8. Melakukan percobaan untuk mengamati sifat bayangan pada cermin
cembung, cekung dan datar.
9. Menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel.
10. Menyimpulkan hasil percobaan.
MATERI AJAR
1. Kerajaan Islam: Nilai-nilai kepahlawanan
2. Menyampaikan Informasi: Nilai kepahlawanan
3. Cermin Cembung, cermin cekung dan cermin datar: Sifat-sifat cahaya
METODE PEMBELAJARAN
1. Model : PBL (Problem Based Learning)
2. Pendekatan : Keterampilan Proses
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Percobaan, Presentasi
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Gambar pahlawan dan nilai-nilai kepahlawanan
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegaiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
Pendahuluan 1. Guru memulai pembelajaran dengan salam dan
mengajak siswa berdo’a bersama.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru membentuk kelompok belajar.
15
menit
Inti 1. Guru memulai pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan “apa saja contoh sikap kepahlawanan yang
sudah mereka pelajari dari para raja pada masa Hindu,
Buddha dan Islam.
2. Guru memperlihatkan gambar dan meminta siswa untuk
225
menit
Kegaiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
menyampaikan pendapatnya mengenai gambar tersebut.
3. Guru menugaskan siswa mengamati peta para pahlawan
nasional dan membaca teks tentang pattimura.
4. Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi dan
menuliskan hasil diskusi pada tabel dan kolom informasi
5. Guru membimbing diskusi dan berjalan berkeliling dari
kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan
bahwa setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif.
6. Guru melakukan penilaian terhadap satu kelompok saat
mereka berdiskusi menggunakan rubrik.
7. Siswa diminta membuat tulisan yang memuat semua
informasi yang mereka telah bahas dan diskusikan.
8. Guru meminta siswa untuk maju kedepan untuk
menyampaikan tulisannya. Siswa lain diberi kesempatan
untuk bertanya.
9. Guru membahas isi teks “Mobil Bung Tomo” dan
mengaitkan materi selanjutnya.
10. Siswa melakukan pengamatan dan menuliskan hasil
pengamatannya.
11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang ingin mereka
ketahui dari cermin cembung, cermin cekung dan cermin
datar!
12. Guru menginformasikan bahwa siswa akan melakukan
percobaan tentang cahaya dengan berbagai jenis cermin.
13. Siswa diminta membuat prediksi terkait fenomena yang
disampaikan oleh guru
14. Guru menyampaikan rubrik penilaian
Kegaiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
15. Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan
bahan yang diberikan.
16. Guru berkeliling untuk memastikan setiap kelompok
melakukan percobaan dan membantu siswa jika ada yang
kurang dipahami dari petunjuk yang diberikan.
17. Guru menugaskan siswa untuk menyampaikan laporan
hasil percobaan di depan kelas.
18. Guru bertanya kepada dua orang siswa yang memiliki
prediksi berbeda dan melakukan percobaan untuk
membuktikan hasil prediksi siswa.
19. Guru membimbing diskusi klasikal dan memberikan
penguatan.
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya kembali terkait keseluruhan pembelajaran
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan do’a
15
menit
PENILAIAN
1. Diskusi
Berilah tanda centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.
Kriteria Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu
Pendampingan
(1)
1 2 3 4 5
Mendengarkan Selalu
mendengarkan
teman yang
sedang
berbicara.
Mendengarkan
teman yang
berbicara tetapi
sesekali masih
perlu
diingatkan.
Masih perlu
diingatkan untuk
mendengarkan
teman yang
sedang
berbicara.
Sering
diingatkan untuk
mendengarkan
teman yang
sedang berbicara
tetapi tidak
mengindahkan.
Komunikasi
nonverbal
(kontak mata,
bahasa tubuh,
postur,
ekspresi
wajah, suara)
Merespon dan
menerapkan
komunikasi
nonverbal
dengan tepat.
Merespon
dengan
tepat terhadap
komunikasi non
verbal yang
ditunjukkan
teman.
Sering merespon
kurang tepat
terhadap
komunikasi non
verbal yang
ditunjukkan
teman.
Membutuhkan
bantuan dalam
memahami
bentuk
komunikasi non
verbal yang
ditunjukkan
teman.
Partisipasi
(menyampaika
n
ide, perasaan,
pikiran)
Isi
pembicaraan
menginspirasi
teman. Selalu
mendukung
dan memimpin
lainnya saat
diskusi.
Berbicara dan
menerangkan
secara rinci,
merespon sesuai
dengan topik.
Berbicara dan
menerangkan
secara rinci,
tetapi terkadang
merespon
kurang
sesuai dengan
topik.
Jarang berbicara
selama proses
diksusi
berlangsung.
2. Bahasa Indonesia
Tulisan siswa dinilai dengan menggunakan cek lis.
Indikator penilaian Ada Tidak ada
1 2 3
Menyamaikan informasi secara sistematis.
Menyebutkan minimal empat fakta tentang sikap
kepahlawanan.
Menghububgkan fakta yang sudah diketahui dengan fakta
baru.
Menyebutkan kesimpulan.
3. IPS
Tugas dinilai dengan cek lis
Indikator penilaian Ada Tidak ada
1 2 3
Memuat minimal dua sikap kepahlawanan yang dimiliki
oleh Pattimura dan raja-raja dimasa islam
Menyebutkan minimal dua hal yang diperjuangkan Kapitan
Pattimura.
Menyebutkan minimal dua nilai-nilai sikap
kepahlawanan yang terlihat pada masyarakat sekitar.
Menyebutkan pengaruh dari sikap kepahlawanan raja-raja
pada masa Islam dan Hindu
1. IPA
Rubrik penilaian pembelajaran keterampilan proses sains
Kriteria Sangat baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu
pendampingan
(1)
1 2 3 4 5
Mengamati Mengumpulkan
informasi
dengan
menunjukkan
banyak bukti
hasil
pengamatan
dengan jelas
dan sesuai.
Mengumpulkan
informasi
dengan
menunjukkan
banyak bukti
hasil
pengamatan
dengan jelas
tetapi kurang
sesuai.
Mengumpulkan
informasi dengan
menunjukkan bukti
hasil pengamatan
yang terbatas
kurang jelas dan
kurang sesuai.
Mengumpulkan
informasi dengan
menunjukkan
bukti hasil
pengamatan
sangat terbatas,
yang tidak jelas
dan tidak sesuai.
Mengajukan
pertanyaan
Pertanyaan
mengarah pada
penemuan serta
menunjukkan
Pertanyaan
mengarah pada
penemuan
tetapi kurang
Pertanyaan kurang
mengarah pada
penemuan dan
kurang
Pertanyaan kurang
mengarah pada
penemuan tidak
menunjukkan
pengembangan
konsep materi
dengan jelas.
menunjukkan
pengembangan
konsep materi
dengan jelas.
menunjukkan
pengembangan
konsep materi
dengan jelas.
pengembangan
konsep materi
dengan jelas.
1 2 3 4 5
Menafsirkan
pengamatan
Hasil
pengamatan
pada percobaan
ditulis dengan
jelas, objektif
dan didukung
data penunjang.
Hasil
pengamatan
pada percobaan
ditulis dengan
jelas, objektif
tetapi kurang
didukung data
penunjang.
Hasil pengamatan
pada percobaan
ditulis kurang jelas,
kurang objektif dan
kurang didukung
data penunjang.
Hasil pengamatan
pada percobaan
ditulis kurang
jelas, kurang
objektif tidak
didukung data
penunjang.
Meramalkan/
memprediksi
Prediksi yang
digambarkan
berdasarkan
bukti hasil
pengamatan
dan percobaan
dengan tepat.
Prediksi yang
digambarkan
kurang sesuai
dengan bukti
hasil
pengamatan
dan percobaan
dengan tepat.
Prediksi yang
digambarkan
kurang sesuai
dengan bukti hasil
pengamatan dan
kurang
mempertimbangkan
percobaan dengan
tepat.
Prediksi yang
digambarkan
kurang sesuai
dengan tidak
mempertimbagkan
bukti hasil
pengamatan dan
percobaan.
Menggunakan
alat dan bahan
Terampil
menggunakan
alat dan bahan
sesuai tujuan
percobaan
Kurang
terampil
menggunakan
alat dan bahan
sesuai tujuan
percobaan
Kurang terampil
menggunakan alat
dan bahan serta
kurang sesuai
tujuan percobaan
Tidak terampil
menggunakan alat
dan bahan sesuai
tujuan
Berkomunikasi
secara efektif
Melaporkan
hasil percobaan
dengan jelas,
sistematis,
dengan data
penunjang dan
tepat.
Melaporkan
hasil percobaan
namun kurang
jelas,
sistematis,
dengan data
penunjang dan
tepat
Melaporkan hasil
percobaan namun
kurang jelas,
kurang sistematis,
dengan data
penunjang dan
kurang tepat
Melaporkan hasil
percobaan namun
kurang jelas,
kurang sistematis,
dan kurang data
penunjang dan
tidak tepat
Lampiran Ringakas Materi Ajar
Kapitan Pattimura
Kapitan Pattimura adalah pahlawan dari Maluku. Beliau lahir pada tanggal
8 Juni 1783 dan meninggal pada tanggal 16 Desember 1817. Pattimura bangkit
memimpin rakyat Maluku melawan kekejaman Belanda. Pihak Belanda
menguasai perdagangan rempah-rempah di seluruh Kepulauan Maluku. Rakyat
diharuskan menjual hasil pertaniannya dengan sangat murah dan bahkan harus
menyerahkan beberapa bahan pangan kepada Belanda. Pada tahun 1817,
perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Pattimura berhasil merebut
Benteng Duurstede di Saparua. Perlawanan Pattimura meluas ke Ambon, Seram,
dan tempat-tempat lainnya. Setelah berulang kali kalah melawan pasukan
Skor perolehan
Skor = X 100
Skor ideal
Pattimura, Belanda akhirnya meminta bantuan pasukan dari Jakarta. Keadaan
menjadi berbalik, Belanda makin kuat dan rakyat Maluku terdesak.
Akhirnya, Pattimura tertangkap Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817,
Pattimura menjalani hukuman mati ditiang gantungan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Bontojai
Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 3 : Sikap Kepahlawanan
Pembelajaran : 5
Alokasi Waktu : 1 Hari
KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR (KD)
IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan
daerah setempat
Indikator
3.4.2 Menyebutkan sikap kepahlawanan sebagai peninggalan kerajaan masa
Islam dan pengaruhnya terhadap masa kini bagi masyarakat di
wilayah setempat.
4.4.2 Menyajikan dalam bentuk peta pikiran pahlawanan di masa kerajaan
Islam dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat pada
masa kini
SBdP
3.2 Memahami tanda tempo dan tinggi rendah nada
4.2 Menampilkan tempo lambat, sedang dan cepat melalui lagu
Indikator
3.2.3 Mengidentifikasi tinggi rendah nada dari teks lagu maju tak gentar
4.2.2 Menyanyikan notasi lagu maju tak gentar sesuai dengan tinggi rendah
nada
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu menyajikan
informasi tentang sikap kepahlawanan Sultan Iskandar Muda dan
pengaruhnya terhadap masa kini bagi mastarakat di wilayah setempat
dalam bentuk peta pikiran.
2. Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu menyajikan
informasi dalam bentuk peta pikiran tentang sikap kepahlawanan dari
Sultan Iskandar Muda dan pengaruhnya terhadap masa kini bagi
mastarakat di wilayah setempat.
3. Setelah berlatih dan mengamati contoh dari guru, siswa mampu
mengidentifikasi tinggi rendah nada dari teks lagu Hari Merdeka.
4. Setelah berlatih dan mengamati contoh dari guru, siswa mampu
menyanyikan lagu Hari Merdeka dengan tinggi rendah dan tempo yang
sesuai.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing. Religius
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Pahlawanku”. Nasionalis
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
10 menit
Inti Siswa diminta mengamati gambar dan membaca teks
tentang Sultan Iskandar Muda yang terdapat di buku
siswa. Literasi
Siswa diminta melihat kembali pertanyaan yang telah
mereka buat di awal pembelaajran. (Menanya)
Siswa diminta saling menukarkan pertanyaan yang
mereka buat dan setiap siswa menjawab pertanyaan
yang dibuat temannya. (Mengkomunikasikan)
Siswa diminta mencari informasi lebih lanjut dari
berbagai sumber Critical Thinking and Problem
Solving
150
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
Siswa menuliskan informasi yang mereka peroleh
dalam bentuk peta pikiran
Setelah siswa berlatih menyanyikan notasi dan lirik
lagu Hari Merdeka pada pertemuan sebelumnya ,
sekarang secara berkelompok, siswa akan
menampilkan lagu tersebut di depan kelas.
(Mengeksplorasi)
Siswa diminta membuat catatan ketika kelompok lain
tampil. Mandiri
Siswa dapat membuat catatan tetang penampilan
kelompok lain tentang berbagai aspek, di antaranya
tinggi rendah nada, tempo, kekompakan, serta
ekspresi. Gotong Royong
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1 2 3
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran) Religius
15 menit
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
Buku Siswa Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
MATERI PEMBELAJARAN
Menyanyikan lagu Hari Merdeka
Mendiskusikan nilai-nilai kepahlawanan
METODE PEMBELAJARAN
1. Model : PBL (Problem Based Learning)
2. Pendekatan : Keterampilan Proses
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Percobaan, Presentasi
1. IPS
Peta pikiran dinilai dengan daftar periksa.
Indikator penilaian Ada Tidak ada
1 2 3
Memuat sedikitnya 2 perjuangan yang
dilakukan Sultan Iskandar Muda terhadap
Indonesia
Memuat sedikitnya 2 sikap yang bisa
diteladani dari Sultan Iskandar Muda
Memuat alasan mengapa Sultan Iskandar
Muda disebut Pahlawan Nasional
2. SBdP
Menyanyi dinilai dengan penilaian dalam bentuk daftar periksa.
No Kriteria Ya Tidak Catatan
1 Saya dapat menyanyikan lagu Hari
Merdeka dengan nada yang tepat
2 Saya dapat menyanyikan lagu Hari
Merdeka dengan tempo yang tepat
3 Saya dapat memahami makna lagu Hari
Merdeka
Lampiran Ringkas Materi
Skor perolehan
Skor = X 100
Skor ideal
Lembar Validasi RPP Keterampilan Proses
Petunjuk:
1. Mohon berilah tanda centang (√) pada indikator SB=sangat baik, B=baik,
K=kurang dan SK=sangat kurang, berdasarkan penilaian Bapak/Ibu terkait
RPP Keterampilan Proses Sains
2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan RPP Keterampilan
Proses Sains.
No.
Aspek yang dinilai
Kriteria
Penilaian
Saran S
B B K SK
1 KI dan KD Kesesuaian KD dengan KI.3 dan KI.4 √
2 Perumusan
indikator dan
tujuan
pembelajaran
a. Indikator sesuai dengan KD √
b. Tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator
√
c. Indikator dikembangkan sesuai KD,
materi ajar dan karakteristik siswa SD.
√
d. Rumusan indikator menggunakan kata
kerja operasional
√
3 Isi yang
disajikan
a. Komponen RPP memuat identitas, KI,
KD, indikator, tujuan pembelajaran,
materi ajar, model dan metode
pembelajaran, media, deskripsi
kegiatan belajar dan penilaian
√
b. Kegiatan pembelajaran mencerminkan
keterampilan proses sains
√
c. Kegiatan pembelajaran mencerminkan
KI.1 sampai KI.4
√
4 Materi Ajar Kesesuaian Karakteristik materi ajar
dengan KD
√
Keseuaian karakteristik materi ajar
dengan indikator
√
Kesesuaian karakteristik materi ajar
dengan tujuan pembelajaran
√
5 Model,
pendekatan
a. Keseuaian dengan KD yang ingin
dicapai
√
b. Kesesuaian dengan karakteristik √
dan metode materi
c. Kesesuaian dengan karakteristik
siswa
√
6 Media
pembelajaran
a. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
√
b. Kesesuaian dengan materi ajar √
c. Kesesuaian dengan karakteristik
siswa
√
7 Bahasa a. Penggunaan bahasa sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia
√
b. Bahasa yang digunakan komunikatif √
8 Alokasi
Waktu
Alokasi waktu yang digunakan
sesuai dengan jenis kegiatan dan
ketuntasan belajar.
√
9 Penilaian Penilaian mencakup semua materi
yang dipelajari
√
Kesimpulan:
1. Layak selanjutnya untuk digunakan dalam proses pembelajaran tanpa
perbaikan
Makassar, 18 November 2018
Validator,
Dr. Ernawati, M.Pd
GAMBAR 1
TANGGAL : 21 NOVEMBER 2018
WAKTU : RABU
PELAKSANAAN PEMBERIAN MATERI TEMA 4 “PAHLAWANKU”
TERHADAP SISWA KELAS IV
GAMBAR 2
TANGGAL : 21 NOVEMBER 2018
WAKTU : RABU
MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG ORIENTASI BERKAITAN
TENTANG MASALAH PADA MATERI “PAHLAWANKU”
GAMBAR 3
TANGGAL : 21 NOVEMBER 2018
WAKTU : RABU
MENGORGANISASI SISWA UNTUK BELAJAR DALAM
MEMECAHKAN MASALAH
GAMBAR 4
TANGGAL : 29 NOVEMBER 2018
WAKTU : KAMIS
MEMPRESENTASIKAN HASIL DISKUSI
GAMBAR 5
TANGGAL : 29 NOVEMBER 2018
WAKTU : KAMIS
MENGORGANISASI DAN MENGEVALUASI HASIL DISKUSI YANG
DILAKUKAN SISWA
GAMBAR 6
TANGGAL : 29 NOVEMBER 2018
WAKTU : KAMIS
MEMPRESENTASIKAN HASIL DISKUSI BERKAITAN TENTANG
PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PAHLAWANKU
GAMBAR 8
TANGGAL : 5 DESEMBER 2018
WAKTU : RABU
PEMBERIAN POSTTEST TERHADAP SISWA KELAS IV
GAMBAR 7
TANGGAL : 29 NOVEMBER 2018
WAKTU : KAMIS
PEMBERIAN PRETTEST UNTUK MENGUJI KEMAMPUAN AWAL
SISWA
GAMBAR 9
TANGGAL : 14 DESEMBER 2018
WAKTU : RABU
SISWA MULAI MENGERJAKAN INSTRUMEN YANG DIBERIKAN
GAMBAR 10
TANGGAL : 5 DESEMBER 2018
WAKTU : RABU
SISWA MENGERJAKAN INSTRUMEN SETELAH MEMPELAJARI
MATERI TENTANG PAHLAWANKU
Data Nilai Pre-Test Hasil belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa SDN Bontojai Kota Makassar
No. Nama Siswa Hasil Pre-Test
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kontrol Eksperimen
1 2 3 4 5
1. AM AS 53 66
2. CA AG 40 80
3. DF AT 33 60
4. EL AN 33 60
5. FF AW 53 73
6. FI AM 33 80
7. IA AD 53 86
8. IS AC 66 53
9. LH HS 46 60
10. MD HD 33 53
11. MJ MR 40 66
12. MU MA 33 53
13. MA MM 53 66
14. MZ MF 26 80
15. NL NV 46 53
16. PS NA 26 46
17. RA SJ 40 46
18. RD SP 26 60
19. SA SM 33 53
20. SR SN 33 53
21. SW RA 53 66
22. UH RR 60 80
23. MI RD 33 53
24. AD ID 26 53
25. ST US 60 40
26. RS VB 46 73
27. IA VS 40 86
28. SH VR 86 66
Jumlah 1298 1890
Rata-rata 46.35 67.50
Sumber: Hasil Penelitian di SDN Bontojai Kota Makassar
Data Nilai Post-Test Hasil belajar kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa SDN Bontojai Kota Makassar
No. Nama Siswa Hasil Posttest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen
1 2 3 4 5
1. AM AS 80 93
2. CA AG 80 95
3. DF AT 75 81
4. EL AN 80 90
5. FF AW 70 82
6. FI AM 80 85
7. IA AD 73 80
8. IS AC 75 85
9. LH HS 73 80
10. MD HD 75 82
11. MJ MR 70 75
12. MU MA 80 85
13. MA MM 70 95
14. MZ MF 73 85
15. NL NV 73 75
16. PS NA 80 85
17. RA SJ 73 87
18. RD SP 60 80
19. SA SM 73 85
20. SR SN 70 86
21. SW RA 75 82
22. UH RR 80 90
23. MI RD 73 80
24. AD ID 66 75
25. ST US 75 80
26. RS VB 73 92
27. IA VS 70 90
28. SH VR 86 95
Jumlah 2229 2540
Rata-rata 79.61 90.71
Sumber: Hasil Penelitian di SDN Bontojai Kota Makassar
Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa SDN Bontojai Kota Makassar
Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai tertinggi 66 86 86 95
Nilai terendah 26 49 60 75
Mean 46.35 79.61 67.5 90.71
Median 50 83 44 73
Modus 47 80 40 73
Standar Deviasi 9.69 8.55 7.59 7.93
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
SDN Bontojai Kota Makassar
Tests of Normality
Faktor
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pretest Kontrol .187 28 .014 .896 28 .009
eksperimen .176 28 .026 .935 28 .083
Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
SDN Bontojai Kota Makassar
Tests of Normality
Faktor
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pretest Kontrol .163 28 .055 .928 28 .055
eksperimen .131 28 .200* .942 28 .125
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar
Data Fhitung Ftabel Keterangan
Pretest 1.42 1.75 Homogen
Posttest 1.81 2.14 Homogen
Tabel Hasil Uji T
Sample Number of
students
Standard
Deviation Variance Db t-count t-table
Experiment 28 3.833 59.94
78 2.995 2.060
Control 28 1.232 57.74