The Dirty Dozen - airnavindonesia.co.id · berkonsentrasi adalah mundur 3 step SOP untuk mengecek...
Transcript of The Dirty Dozen - airnavindonesia.co.id · berkonsentrasi adalah mundur 3 step SOP untuk mengecek...
The Dirty Dozen Inside of NEWS
Human Factor ................ 1
Lack of Communication 2
Complacency ................. 3
Distraction ..................... 4
Lack of Knowledge ......... 4
Lack of Team work......... 5
Fatigue ........................... 5
Norms ............................ 6
Lack of Awareness ......... 6
Stress ............................. 7
Pressure ......................... 7
Lack of Resource ............ 8
Lack of Assertiveness ..... 8
NEWS Information ......... 9
Human Factor Penyebab kecelakaan pesawat biasanya diakibatkan oleh 3 faktor uta-
ma, yaitu faktor teknis, factor cuaca, dan faktor kesalahan manusia
(human error). Berdasarkan statistik faktor human error ini merupa-
kan faktor penyumbang terbesar dalam kecelakaan bahkan 2/3 dari
rangkaian penyebab kecelakaan pesawat (Wiegman & Shappel, 2000).
Adalah wajar dan alami jika manusia melakukan kesalahan. Sebuah
fakta apabila kita bekerja dengan mesin (hardware), material, dan
orang lain, pada suatu titik pasti akan mengalami human error.
Secara umum human factor dipengaruhi oleh human performance
(Eurocontrol, 2010), yakni :
Faktor fisik : ukuran badan, tinggi, usia, kekuatan, penglihatan,
pendengaran, dll
Faktor fisiologi : kesehatan dan kondisi medis
Faktor psikologi : mental dan emosional
Faktor psikososial : emosi yang diakibatkan karena pengaruh so-
cial seperti kematian, masalah keuangan, masalah keluarga
By : Isabella Floriana, S.Psi., MM.
Edisi 1 - Agustus 2016
Keahlian berkomunikasi dalam profesi
ATC merupakan hal yang sangat penting
untuk menghindari adanya misunder-
standing. Berkomunikasi dengan pilot
maupun dengan sesama rekan ATC ha-
ruslah jelas.
Informasi mengenai pekerjaan ketika
berganti shift seharusnya tidak me-
nyebabkan kebingungan. Pekerjaan
seharusnya tidak dapat dilanjutkan tanpa
komunikasi oral dan tertulis antara ATC
yang memulai pekerjaan dan diteruskan
oleh ATC lain karena berganti shift.
Minimalisir kurangnya komunikasi dengan
hal berikut :
1. Gunakan logbook atau worksheet un-
tuk menulis apa yang sudah
dikerjakan.
2. Pastikan untuk berdiskusi tentang apa
yang sudah selesai dan apa yang be-
lum kita lakukan ketika berganti shift.
3. Manusia mengingat hal pertama dan
akhir dari pembicaraan dan lebih
banyak melupakan di bagian tengah
pembicaraan, maka kita perlu mengu-
langi hal-hal penting di akhir
pembicaraan
4. Jangan pernah berasumsi bahwa
pekerjaan telah selesai sepenuhnya.
“Put safety first and minimize the 12 common causes of mistakes in the aviation workplace”
1. Lack of Communication
Human factor di dunia penerbangan telah
berkembang dan ditemukan berbagai cara untuk
meminimalisir kecelakaan. Dr. James Reason
(Eurocontrol, 2006) telah menemukan model
rangkaian swiss cheese yang menggunakan
analogi human error seperti nyamuk yang hing-
gap di tubuh kita, walaupun telah kita coba pukul
dengan keras, mereka akan tetap datang. Solusi
terbaik untuk menghindari nyamuk adalah
dengan cara menghancurkan sarangnya. Sarang
dalam hal ini adalah akar masalah human error.
Banyaknya accident dan incident pada tahun
1980 – 1990 di Canada, membuat para pakar
mengidentifikasi selusin penyebab human factor
yang menurunkan kemampuan seseorang bekerja
dengan efektif.
12 macam penyebab human factor ini disebut
The Dirty Dozen dan diadopsi oleh dunia
penerbangan untuk dapat meminimalisir human
factor (AMT Handbook). Penting bagi kita untuk
mengenali symptom / gejala, dan lebih penting
lagi untuk dapat menghindari perilaku yang
menyebabkan human error ini.
2
SHEL Model
Human Factor telah digunakan dalam
industry penerbangan untuk
menganalisis dan mengantisipasi
kejadian yang tidak diinginkan dalam
dunia penerbangan.
Konsep Human Factor dapat
dipahami dengan SHEL Model :
S = Software (prosedur, peraturan,
checklist, dll)
H = Hardware (peralatan ketika men-
gontrol)
E = Environtment (kondisi ruang
control, lingkungan kerja, struktur
manajemen, dll)
L = Liveware (ATC, supervisor, plan-
ner, manager, dll)
Sebanyak 70% dari incident maupun
accident pesawat disebabkan oleh
human factor dengan persentase
berikut :
9% dari incident maupun accident
pesawat merupakan kontribusi dari
ATC. Sementara 12% adalah kontri-
busi dari maintenance peralatan, baik
peralatan navigasi penerbangan
maupun peralatan di pesawat.
Mari kita berbenah diri untuk
menurunkan persentase ini.
2. Complacency
Sebagai seorang ATC yang telah berpengalaman berpuluh-puluh
tahun dan menguasai lapangan serta mengerjakan hal yang sama
berkali-kali tanpa menemui kesulitan ataupun masalah, tentunya
akan memunculkan rasa kepercayaan diri.
Sayangnya terkadang tanpa disadari rasa percaya diri ini menjadi
berlebihan dari takaran yang seharusnya, sehingga karena merasa
dirinya ahli, ia menjadi tidak awas ketika bekerja. Salah satu tanda
complacency / kepuasan diri adalah ketika kita bekerja tanpa men-
dokumentasikan pekerjaannya, atau apa yang harusnya dikerjakan
tidak berjalan baik.
Hindari Complacency dengan hal ini :
Selalu beranggapan bahwa terdapat kesalahan ketika bekerja
Lakukan check dan recheck dalam bekerja. Make it double check!
Or triple check!
Dokumentasikan apa yang terjadi
3
Major Factor % accident
Pilot 33%
Crew Member 26%
Design fault 13%
Maintenance 12%
Approach guidance 10%
Captain ignored crew input 10%
ATC errors 9%
10 Distractions that Kill Workplace Productivity
Teknologi tentunya sangat memban-
tu produktivitas dalam bekerja,
namun juga rupanya dapat
menyebabkan hal yang merugikan
ketika bekerja.
Smartphone, internet, social media
merupakan 10 tantangan terbesar
dalam produktivitas kerja.
Sebuah survey menyatakan bahwa
lebih dari setengah karyawan
menggunakan HP ketika bekerja
untuk hal di luar pekerjaan.
Berikut adalah 10 gangguan yang
menyebabkan kita menghentikan
pekerjaan :
1. HP / texting
2. Internet
3. Gossip
4. Social media
5. Email
6. Teman kerja mampir ke meja kita
7. Rapat dadakan
8. Istirahat merokok
9. Teman kerja berisik
10. Ngobrol dengan rekan kerja
Jika kita menemukan lebih dari 5 hal
di atas, segeralah lakukan hal ini :
Schedule breaks : buat waktu
untuk istirahat, dan pastikan
kapan istirahat berakhir.
Work near productive people :
kita akan lebih termotivasi
untuk bekerja jika rekan kerja
juga produktif.
3. Distraction
Sebuah gangguan ketika bekerja
dapat mengacaukan prosedur.
15% terjadinya incident dan acci-
dent berkaitan karena adanya
distraksi ketika bekerja.
Gangguan ini beragam ben-
tuknya, contoh yang sederhana
adalah penggunaan Handphone
yang dapat menyebabkan ter-
ganggunya konsentrasi. Masalah
pribadi seperti kesulitan dalam
ekonomi maupun keluarga juga
mempengaruhi pikiran kita ketika
bekerja. Kita perlu mengenali ka-
pan konsentrasi dalam bekerja
terganggu.
Salah satu cara untuk kembali
berkonsentrasi adalah mundur 3
step SOP untuk mengecek ulang
pekerjaan kita ketika kita mulai
tidak dapat berkonsentrasi.
Hindari Distraction dengan hal
ini :
Ketika kita bekerja, tinggal-
kan hal-hal di luar
kepentingan pekerjaan dan
fokus pada pekerjaan saat itu
Gunakan checklist yang detail
Jangan pernah menggunakan
telepon, tinggalkan telepon di
loker dalam kondisi silent
4
4. Lack of Knowledge
Peraturan tentunya akan bertambah atau berubah mengikuti trend
tentang keselamatan penerbangan. Pengetahuan tentang SOP harus
selalu up to date dan selalu dilakukan sosialisasi dan penyegaran.
Jangan menebak–nebak sesuatu yang tidak kita ketahui, tetapi
lakukan hal ini :
Lakukan pekerjaan sesuai sertifikasi
Jika tidak paham, tanya kepada supervisor
Mintalah training atau refreshing course secara berkala kepada
atasan untuk dapat dijadwalkan
“Coming together is the beginning. Keeping together is progress. Working Together is SUCCESS.”
Kerja sama tim mempengaruhi performansi kita ketika beker-
ja. Bentuk kerja sama tim antara lain adalah berbagi infomasi
antar ATC, melakukan koordinasi ketika berganti shift, dan
ciptakan lingkungan yang menyenangkan ketika bekerja dapat
meningkatkan performa kita.
Cara untuk membangun team work di tempat kerja :
Pastikan tidak ada tembok / penghalang ketika berkomu-
nikasi satu sama lain
Diskusi mengenai pekerjaan
Selalu berkomunikasi dengan rekan demi kepentingan “Safety”
Kelelahan merupakan faktor
yang berkontribusi terhadap
accident. Kelelahan dapat ber-
bentuk kelelahan mental mau-
pun fisik.
Seseorang dikatakan mengala-
mi kelelahan ketika mengalami
penurunan kognitif, mengam-
bil keputusan dalam jangka
waktu lama dan salah, waktu
reaksi yang lamban, tidak
dapat melakukan koordinasi
dengan baik, kecepatan dan
kekuatan yang menurun, serta
tidak dapat menyeimbangkan
diri.
Kelelahan menyebabkan
penurunan kewaspadaan dan
konsentrasi ketika bekerja.
Ketika mengalami kelelahan,
besar kemungikan kemung-
kinan kita akan mengalami
distraksi.
Salah satu penyebab kele-
lahan adalah kurangnya istira-
hat, stress, dan over work.
5
5. Lack of Team Work
6. Fatigue
Berikut adalah saran untuk
mengatasi kelelahan :
Periksa diri dan orang
lain dari mimik wajah
yang menyiratkan kele-
lahan
Hindari tugas yang sulit
ketika circadian rhythm
yaitu pada pukul 1-3 am
Istirahat 8 jam direkomen-
dasikan untuk menghindari
fatique
Olah raga secara teratur
Perhatikan asupan gizi
“I’m controlling, and I want everything orderly. My mind goes a mile a minute, I’m difficult on every single level.”
- Sandra Bullock-
Norms adalah kependekan dari normal, atau cara-cara normal yang biasa dilakukan. Biasanya hal ini
tidak tertulis dalam SOP namun diikuti oleh banyak orang dan ditoleransi oleh atasan. Norms yang ber-
sifat negatif dapat menyebabkan standard keselamatan menurun dan menyebabkan kecelakaan. Norms
biasanya tercetus sebagai sebuah ide untuk mengatasi sebuah masalah dengan cara cepat. Ketika hal
ini terbentuk, maka akan diikuti oleh rekan-rekan kerja lain dan ATC junior akan mengikutinya.
Mengambil shortcut di luar SOP merupakan prosedur yang tidak aman. Pastikan bahwa kita mengikuti
SOP yang berlaku. Waspadai hal-hal yang terlihat normal, karena tidak semuanya benar. Kita harus
percaya bahwa sesuatu yang mudah untuk menyelesaikan pekerjaan mungkin tidak sesuai dengan
standard.
Lack of awareness adalah kega-
galan untuk mengenali
konsekuensi dari sebuah kepu-
tusan. Setelah melakukan
pekerjaan yang sama berulang
kali, sangat mudah bagi ATC
untuk menjadi kurang konsen-
trasi sehingga tidak waspada
terhadap apa yang terjadi da-
lam pekerjaan mereka.
Setiap pekerjaan yang dilakukan
harus diperlakukan seperti
pekerjaan yang baru pernah
kita lakukan, sehingga kewaspa-
daan tetap terjaga
Berikut adalah cara bagaimana
mengatasinya :
Cek dan lihat apakah kita
melakukan kesalahan yang
sama berkali-kali
Selalu minta supervisor untuk
mengecek pekerjaan kita
Bahkan jika kita merasa bah-
wa kita mampu, tetap minta
seseorang untuk mengecek
pekerjaan kita
6
7. Norms
8. Lack of Awareness Kapan Awareness dibutuhkan?
Awareness merupakan hal yang sangat
penting, terutama bagi kita yang bekerja
menghadapi hazard.
Seseorang yang sangat ahli dalam suatu hal
juga dapat mengalami lack of awareness,
terutama jika pekerjaan itu sudah menjadi
rutinitas.
Awareness diperlukan setiap saat ketika kita
bekerja, terutama untuk hal ini :
Ketika memulai pekerjaan / tugas baru
Ketika lingkungan kerja berubah
Ketika SOP berubah
Ketika bekerja dengan rekan baru
Sebelum complacency / kepuasan diri
menjadi bagian dari kita
Stress Rating
Penyebab stress tidak selalu hal yang
buruk, namun hal yang baik juga
dapat menyebabkan stress dalam
hidup.
Di bawah ini adalah LIFE STRESSFUL
EVENT dan skornya. Anda mengalami
stress dalam hidup jika mendapatkan
lebih dari 50 point dalam 12 bulan.
9. Stress
Pekerjaan seringkali membuat
diri kita stress. Sumber stress
antara lain adalah:
Stressor Lingkungan kerja
Temperature ruangan
yang tidak nyaman. Ter-
lalu panas atau dingin
Ruangan sempit dan di-
penuhi banyak orang
ketika bekerja
Pencahayaan ketika
bekerja yang tidak baik
Stressor pribadi
masalah finansial
masalah keluarga
masalah dengan rekan
kerja atau atasan
Stressor fisik
kondisi fisik sakit yang
dipaksa untuk bekerja
asupan gizi yang tidak
baik
kurang istrirahat
jadwal shift yang terus
berubah
Berikut adalah hal yang dapat
dilakukan ketika kita merasa
stress :
berlibur untuk menghindari
burn out dalam bekerja
diskusi dengan rekan dan
atasan untuk mengawasi
pekerjaan kita
mulailah bergaya hidup sehat
dengan makan makanan
bergizi, olah raga, dan istira-
hat yang cukup untuk men-
gurangi level stress
7
10. Pressure
Perusahaan menuntut agar karyawannya dapat bekerja dengan benar
dan cepat tanpa membuat kesalahan, baik dalam keadaan traffic sepi
maupun ramai.
Peak season merupakan tekanan tersendiri bagi ATC karena banyak-
nya flight schedule yang perlu diatur. Ketika mengalami tekanan, kita
perlu bertanya pada diri sendiri apakah kita masih sanggup dan
meminta supervisor untuk melakukan cek agar pekerjaan berjalan
dengan tepat.
Jika dirasa tekanan tidak dapat ditoleransi dan tidak realistis, doku-
mentasikan agar menjadi perhatian manajemen.
Stress Rating Points
Kematian kerabat dekat 50
Perceraian 35
Pindah rumah 31
Pernikahan 25
Pensiun 23
Kehamilan / merawat orang tua 20
Perubahan tugas dalam bekerja 18
Pertengkaran keluarga 17
Promosi 16
Perubahan kondisi kerja 10
Social life / hobby baru 9
Perubahan pola tidur 8
Diet / perubahan pola makan 7
Liburan / hari raya 6
Berurusan dengan birokrasi 5
Be Assertive
Sikap asertif penting dalam ke-
hidupan sehari-hari. Budaya orang
Indonesia adalah budaya malu-malu
dan ‘ga enakan’ dengan orang lain,
hal ini menyebabkan asertif sulit
dilakukan oleh sebagian orang.
Do this :
1. Bicarakan pokok pembahasan
langsung
2. Berikan alasan mengapa kita
melakukan hal tersebut
3. Setiap orang berhak menga-
takan tidak dan menolak, hor-
mati hal ini
4. Tanyakan hal yang tidak jelas,
minta sebanyak mungkin infor-
masi
5. Bicara dengan tenang
Don’t do this :
1. Bertele-tele hingga membuat
orang lain bingung mengenai
inti pembicaraan
2. Merasa sakit hati karena orang
lain menolak permintaan to-
long kita
3. Terus menerus mengatakan
maaf dan merasa bersalah
karena tidak dapat memenuhi
permintaan orang lain
4. Berasumsi tentang suatu hal
yang informasinya kurang
lengkap
5. Bertindak agresi karena merasa
tidak didengarkan dan dipa-
hami
11. Lack of Resources
Kekurangan sumber daya meru-
pakan suatu halangan untuk
dapat bekerja dengan baik. Sum-
ber daya ini dapat berupa Sumber
Daya Manusia (kekurangan staff)
maupun sumber daya material
lainnya misalnya kelistrikan atau
rusaknya peralatan.
Berikut adalah hal-hal yang dapat
dilakukan :
Dokumentasikan kekurangan
sumber daya
Jangan pernah mengganti
peralatan yang rusak dengan
peralatan yang tidak sesuai
persyaratan
8
12. Lack of Assertiveness
Assertiveness merupakan kemampuan untuk dapat mengekspresikan
perasaan, opini, dan apa yang kita butuhkan sescara positif, dengan
etika yang baik dan tidak membingungkan apalagi membuat
percakapan menjadi agresif.
Membicarakan lebih dari satu masalah akan membingungkan orang
yang mendengarnya dan sulit untuk menemukan solusi yang tepat.
Cobalah untuk membicarakan satu permasalahan dan membuat so-
lusinya diteruskan masalah yang lain. Penting juga untuk mencari fak-
ta di balik argument yang dapat memberikan informasi yang kuat.
Kurang dapat asertif dalam berbicara dapat menyebabkan fatal
accident. Hal ini dapat dicegah dengan cara:
Mintalah feedback terhadap yang dibicarakan
Biarkan orang lain bicara mengenai apa yang mereka pikirkan
Terimalah kritik yang membangun dengan lapang hati
What is the similarity between Airnav Personnel and Pilots?
If a Pilot screws up, the Pilot dies.
If we screw up, the Pilot dies.
Tulisan mengenai The Dirty Dozen ini dibuat untuk seluruh personil
operasional, tidak hanya ATC. Dengan kita mengetahui kelemahan-
kelemahan ketika bekerja, kita dapat mengantisipasi sehingga dapat
meningkatkan keselamatan penerbangan.
Dengan adanya NEWS ini, harapan ke depannya kita dapat mengikuti
trend penerbangan, berbenah diri, dan memajukan korporasi.
NEWS Information Daftar Pustaka
Shappell & Wiegmann. February
2000. The Human Factors Analysis
and Classification System – HFACS.
Document US Department of Trans-
portation – Federal Aviation Admin-
istration
A White Paper. September 2010.
Human Performance in Air Traffic
Management Safety. Eurocontrol /
FAA Action Plan 15 Safety
Reason, Hollnagel, & Paries. Oktober
2006. Revisiting the Swiss Cheese
Model of Accident. Eurocontol EEC
Note No 13/06
AMT Handbook Human Factor for
Maintenance
NEWS
Kantor Pusat Airnav Indonesia
Jl. Ir. H. Juanda
Karang Anyar
Tangerang 15121
E-mail:
NEWS adalah bentuk Safety Promotion Airnav Indonesia yang kami
yakini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran personil
operasional mengenai keselamatan kerja dan penerbangan.
Sejalan dengan tema kampanye Airnav Indonesia “The very best for
safety”, mengandung pesan bahwa kita perlu bekerja dengan pintar,
benar, dan cepat, untuk mewujudkan keselamatan penerbangan yang
optimal.
Kami menghadirkan NEWS dan mengajak seluruh personil Airnav Indo-
nesia untuk dapat menyumbangkan masukan dan ide terkait dengan
peningkatan keselamatan penerbangan. Harapan kami, NEWS dapat
memberikan efek positif pada peningkatan awareness sehingga pela-
yanan lalu lintas penerbangan dapat lebih efektif dan lebih baik.
Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi
Perum LPPNPI