Sustainability Report bank bjb 2013
Transcript of Sustainability Report bank bjb 2013
Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
Sharing to ImproveQuality of Life
Laporan Keberlanjutan
Sustainability Report
Kinerja Ekonomi
Economic Performance
Kinerja Sosial
Social Performance
Kinerja Lingkungan
Environmental Performance
Referensi Silang GRI
GRI Cross Reference
Daftar IsiContents
Sharing to Improve Quality of Life
Sharing to Improve Quality of Life
Tentang Laporan Ini
About This Report
Profil Organisasi
Organization Profile
Sekilas bank bjb
bank bjb in Brief
Identitas Perusahaan
Corporate Identity
Visi & Misi
Vision & Mission
Nilai-nilai Perusahaan
Corporate Values
Produk & Layanan bjb
Products & Services
Struktur Organisasi
Organization Structure
Jaringan Layanan
Network Services
Perjalanan Waktu
Milestones
Peristiwa Penting 2013
2013 Significant Events
Prestasi dan Pengakuan atas Kinerja Kami
Achievements and Recognitions
1
4
8
10
13
14
15
16
18
20
22
28
30
88
90
106
118
130
Sambutan Dewan Komisaris
Message from the Board of Commissioners
Sambutan Direktur Utama
Message from the President Director
Pelibatan Pemangku Kepentingan
Stakeholders Engagement
Tata Kelola Berkelanjutan
Sustainable Governance
Mengembangkan Manusia bjb
Developing bjb People
32
38
42
58
76
38
2 88
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
1
Sharing to ImproveQuality of Life
Tekad bank bjb untuk melangkah ke depan dengan peningkatan kualitas
kinerja senantiasa diimbangi dengan komitmen untuk berpartisipasi lebih besar dalam peningkatan kualitas kehidupan di Indonesia melalui upaya-upaya tanggung
jawab sosial perusahaan di bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, serta
pelestarian lingkungan.
bank bjb’s determination to move forward by improving
performance quality is always balanced with commitment
to greater participation in improving the quality of life in
Indonesia through corporate social responsibility efforts in
the areas of education, public health and environmental
conservation.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
2
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
3
bank bjb ingin membuka akses pendidikan seluas-luasnya, khususnya bagi anak-anak yang berasal dari kelompok masyarakat prasejahtera melalui program CSR di bidang pendidikan yang mencakup pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas dan penyediaan alat dan materi penunjang belajar-mengajar, beasiswa serta pengembangan kampung belajar bjb.
bank bjb would like to open the widest possible access to education, especially for children who come from disadvantaged communities through CSR programs in education that include the construction and rehabilitation of classrooms and provision of tools and supporting materials of teaching and learning, scholarships and development of bjb learning village.
bank bjb tergerak untuk berperan serta membantu menyediakan, memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana dan kualitas layanan kesehatan masyarakat melalui pembangunan puskesmas, pembangunan posyandu, pembangunan MCK (Mandi Cuci Kakus), pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah, bantuan alat stereotactic kepada Yayasan Kanker Indonesia serta pengadaan sarana air bersih.
bank bjb is willing to participate and help provide, renovate and improve facilities and quality of public health services through constructions of primary healthcare centers, integrated health service, MCK (bathing washing and toilet facilities), provision of medical equipment at Regional Public Hospital, stereotactic aid for Yayasan Kanker Indonesia as well as clean water facility.
Health02
bank bjb berusaha meminimalisasi dampak lingkungan akibat kegiatan operasional perusahaan melalui kebijakan-kebijakan bisnis yang memperhatikan aspek lingkungan, mendorong para mitra kerja/rekanan dan debitur untuk memperhatikan aspek lingkungan dan mencanangkan Gerakan bjb Lestari Bumi sebagai inisiatif pelestarian alam dan lingkungan bank bjb yang dilaksanakan secara berkelanjutan.
bank bjb strives to minimize environmental impact of the Company’s operations through business policies that take into account environmental aspects, encouraging business partners and debtors to concern about environmental aspects and launching bjb Sustainable Earth Movement as bank bjb’s natural and environmental conservation initiatives that are conducted in a sustainable manner.
Environment03
Education01
Dana CSR untuk Kesehatan 2013 (Rp Miliar)
CSR Fund for Health in 2013 (Rp Billion)
Rp7,23
Dana CSR untuk Pendidikan 2013 (Rp Miliar)
CSR Fund for Education in 2013 (Rp Billion)
Rp12,26
Dana CSR untuk Lingkungan Hidup 2013 (Rp Miliar)
CSR Fund for Environment in 2013 (Rp Billion)
Rp6,79
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
4
Tentang Laporan Ini About This Report
[3.1] Periode Pelaporan/Reporting Period 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013January 1, 2013 – December 31, 2013
[3.2] Tanggal Laporan Terdahulu/Date of Previous Report
1 Januari 2012 – 31 Desember 2012January 1, 2012 – December 31, 2012
[3.3] Siklus Pelaporan/Reporting Cycle Tahunan/Annual
[3.4] Contact Point Bank bjbJl. Naripan No. 12 - 14Bandung 40111 – IndonesiaTel (62-22) 4234868Fax (62-22) [email protected]
[3.12] Tabel Index GRI/GRI Index Table Halaman 128/See page 128
[3.13] Pemeriksaan Laporan/Report Assurance Internal
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
5
Pembaca yang terhormat,
bank bjb telah menerbitkan Laporan Keberlanjutan secara berkala
setiap tahun. Melalui Laporan Keberlanjutan ini, kami ingin
memberikan gambaran yang lebih rinci kepada para pemangku
kepentingan mengenai kinerja kami sepanjang tahun 2013 dalam
perspektif keberlanjutan.
Standar PelaporanLaporan ini disusun dengan mengacu pada Panduan Pelaporan
Keberlanjutan (Sustainability Reporting Guidelines) dari Global
Reporting Initiative (GRI) Versi 3.1. Kami berusaha untuk mengikuti
kaidah pelaporan dalam GRI, yakni Kelengkapan (Completeness),
Keseimbangan (Balance), Kemampuan Diperbandingkan
(Comparability), Akurasi (Accuracy), dan prinsip Inklusif
(Inclusiveness). Penyusunan laporan dilengkapi dengan kode khusus
dengan huruf merah dalam tanda kurung pada paragraf dimaksud,
sebagai penanda dari setiap indikator GRI yang terpenuhi. Referensi
silang antara informasi yang tersaji dengan indikator GRI dapat
dilihat di halaman 130.
Penetapan Isi Laporan [3.5]Dalam laporan ini kami ingin memaparkan kinerja bank bjb di tiga
bidang, yakni ekonomi, lingkungan dan sosial. Pelaporan kinerja
tersebut disajikan dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas,
mencakup inisiatif-inisiatif kami untuk mencapai keseimbangan
prinsip “triple bottom line”, yakni profit (menghasilkan laba untuk
pertumbuhan), people (memberdayakan sumber daya manusia)
dan planet (serasi dengan alam). Ruang lingkup pelaporan dititik-
beratkan pada kegiatan tanggung jawab sosial (corporate social
responsibility – CSR) dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang keduanya merupakan fokus utama kami dalam
mengembangkan inisiatif-inisiatif keberkelanjutan.
Kami menerapkan asas materialitas dalam menetapkan isi laporan,
yakni menyajikan isu-isu material yang relevan dan diperlukan oleh
pemangku kepentingan dalam membuat keputusan. Materialitas
aspek ditetapkan dengan melakukan evaluasi terhadap pemangku
kepentingan serta dampaknya bagi keberlanjutan usaha bank bjb.
Sebagian indikator GRI G3.1 tidak diungkapkan dalam laporan ini
karena dianggap tidak material atau tidak relevan dengan bisnis
perbankan. Di samping itu, terdapat pula indikator GRI yang tidak
dilaporkan karena data belum tersedia pada saat penyusunan
laporan ini. Kami akan berupaya memenuhi indikator tersebut pada
laporan-laporan mendatang.
Dear Valued Readers,
bank bjb bank issues Sustainability Report on an annual basis. With
this Sustainability Report, we would like to provide more detailed
representation to stakeholders on our performance during 2013 in
the perspective of sustainability.
Reporting Standards
This report was prepared with reference to Sustainability Reporting
Guidelines of Global Reporting Initiative (GRI) Version 3.1. We strove
to follow the GRI reporting principles, which are Completeness,
Balance, Comparability, Accuracy and Inclusiveness. The report was
prepared with specific code of red font in parentheses at the end of
the respective paragraph, as a marker of each GRI indicator being
met. Cross-references between presented information and GRI
indicators can be found on page 130.
Determination of Report Contents [3.5]
In this report we would like to describe bank bjb’s performance in
three aspects, namely economic, environmental and social aspects.
Performance reporting is presented in the broader context of
sustainability, including our initiatives to achieve balanced principle of
“triple bottom line”, which are profit (generating profit for growth),
people (empowering human resources) and planet (in harmony with
nature). The scope of the report is emphasized on corporate social
responsibility (CSR) activities and human resources (HR) development
both of which are our main focus in developing the sustainability
initiatives.
We applied materiality principle in determining contents of the report,
by presenting material and relevant issues required by stakeholders
in decision making. Materiality aspect is determined by evaluating
stakeholders and impact on the sustainability of bank bjb’s business.
Some of GRI G3.1 indicators are not disclosed in this report because
they are not material or relevant to banking business. In addition,
there are also GRI indicators that are not reported because the data
was not yet available at the time of preparation of this report. We will
attempt to meet these indicators in the next reports.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
6
Pemilihan topik laporan ini kami prioritaskan pada isu keberlanjutan
yang kami anggap material, yaitu mencakup partisipasi bank bjb
di bidang lingkungan hidup, kontribusi dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat serta peningkatan kualitas pendidikan dan
kesehatan. Di samping itu, kami juga melaporkan isu-isu lainnya
yang bersifat internal yang mempengaruhi penilaian dan keputusan
para pemangku kepentingan, yaitu yang terkait dengan aspek-aspek
etika dan integritas, sumber daya manusia, serta tanggung jawab
terhadap nasabah dan mitra kerja.
Batasan Laporan dan Teknik Pengukuran Data [3.6][3.7][3.8][3.9]Data dan informasi keberlanjutan yang disajikan dalam laporan ini
mencakup kinerja keberlanjutan bank bjb sebagai perusahaan induk
dan tidak termasuk data keberlanjutan dari masing-masing entitas
anak. Sedangkan data dan informasi keuangan telah mencakup
kinerja keuangan entitas anak sebagaimana tercantum dalam
Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk dan Entitas Anak tanggal 31 Desember
2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Suherman & Surja (Anggota dari Ernst & Young Global).
Penyajian data kuantitatif dalam laporan ini sedapat mungkin
menggunakan data perbandingan dua tahun berturut-turut,
sehingga pembaca dapat melakukan analisis komparasi. Untuk
menggambarkan kinerja keuangan dan distribusi nilai ekonomi
bagi para pemangku kepentingan, kami menganalisis data laporan
keuangan yang tersedia menggunakan pedoman pelaporan
keberlanjutan GRI 3.1. Sedangkan untuk data non finansial atau data
keberlanjutan, kami menggunakan teknik dan satuan pengukuran
yang lazim secara internasional. Karena luasnya jaringan kantor bank
bjb, sebagian besar data yang digunakan dibatasi pada data yang
tersedia di Kantor Pusat, seperti data konsumsi listrik, BBM, air dan
sebagainya. Semua data yang dimuat didukung oleh dokumen yang
ada dan dapat diverifikasi oleh pemangku kepentingan yang ingin
melakukannya.
The topics selection for this report was prioritized on sustainability
issues that we consider material, including bank bjb’s participation in
environmental field, contribution to development of the community
and improvement of education and health quality. In addition,
we also report other internal issues that affect assessments and
decisions of stakeholders, which are associated with aspects of ethics
and integrity, human resources and responsibility to customers and
business partners.
Report Limitation and Data Measurement Techniques [3.6]
[3.7] [3.8] [3.9]
Sustainability data and information presented in this report include
sustainability performance of bank bjb as a holding company
and do not include sustainability data managed by the respective
subsidiaries. As for the financial data and information have covered
subsidiary entities as stated in the Consolidated Financial Statements
of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk and
Subsidiaries on December 31, 2013 audited by Public Accounting
Firm Purwantono, Suherman & Surja (Member of Ernst & Young
Global).
Presentation of quantitative data in this report wherever possible uses
the comparison data of two consecutive years, so that readers can
perform comparative analysis. To illustrate financial performance and
economic value distribution to stakeholders, we analyze available
financial statements data using sustainability reporting guidelines
GRI 3.1. As for nonfinancial data or sustainability data, we use data
measurement techniques and international measurement units. Due
to the vast office networks of bank bjb, most of the data used are
limited to available data at Head Office, such as consumption data
of electricity, fuel, water and so on. All presented data are supported
by existing documents and can be verified by stakeholders who wish
to do so.
Tentang Laporan Ini About This Report
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
7
Perubahan Dengan Laporan Tahunan Sebelumnya [2.9][3.10][3.11]Kami berupaya meningkatkan kualitas pelaporan dari tahun ke
tahun sehingga kami melakukan beberapa penyempurnaan terkait
informasi yang disampaikan. Namun demikian, tidak ada hal-hal
yang mengharuskan kami menyatakan ulang (re-statement) atas
informasi yang telah disampaikan di tahun sebelumnya termasuk
asumsi dan teknik dalam mengkompilasi data yang ditampilkan.
Selama periode pelaporan juga tidak terdapat perubahan terhadap
struktur bisnis bank bjb termasuk perubahan atau penambahan
bidang usaha dan status kepemilikan.
Level Aplikasi GRI [3.12][3.13]Pada saat ini kami belum meminta pihak eksternal untuk melakukan
jasa penjaminan (assurance) atas kredibilitas pelaporan ini. Namun
kami menyatakan bahwa berdasarkan penilaian sendiri (self
assessment), laporan ini berada pada Tingkat Aplikasi B dalam
kerangka pelaporan GRI. Seperangkat pengungkapan telah
memenuhi persyaratan dalam tingkat aplikasi tersebut dan indeks
GRI telah disajikan dalam laporan ini secara memadai untuk
memudahkan pembaca mengetahui sejauh mana pedoman GRI
diaplikasikan dalam aktivitas yang dilaporkan.
Untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan kami di masa mendatang,
kami mengundang seluruh pemangku kepentingan; pegawai,
nasabah, pemegang saham dan pihak-pihak terkait lainnya, untuk
menyampaikan segala pertanyaan, umpan balik maupun kritik
melalui contact point yang tertera di atas.
Changes from Previous Annual Report [2.9] [3.10] [3.11]
We strive to improve reporting quality from year to year, so we did
some improvements related to the presented information. However,
there are no things that require us to perform re-statement for
information that has been submitted in previous years, including
assumptions and techniques in compiling the presented data. During
the reporting period there were also no changes to bank bjb’s
business structure including changes or additions to business field
and ownership status.
GRI Application Level [3.12] [3.13]
Currently, we have not requested any external party to provide
assurance service on the reporting credibility. However, we stated
that, based on our self-assessment, this report is at B Application
Level according to GRI reporting framework. A set of disclosures
have met the requirements in the respective application level and GRI
index are adequately presented in this report to facilitate the readers
to understand the extent of GRI guidelines applied in the reported
activities.
To improve our sustainability performance in the future, we invite
all stakeholders; employees, customers, shareholders and other
stakeholders, to convey any questions, feedbacks or critiques
through the contact points listed above.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
8
Profil Organisasi Organization Profile
[2.1] Nama OrganisasiOrganization Name
Nama PanggilanCall Name
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
bank bjb
[2.4] Lokasi Kantor PusatHead OfficeLocation
Menara bank bjbJl. Naripan No. 12 – 14Bandung 40111 – IndonesiaTel: (62-22) 4234868Fax: (62-22) 4206099 e-mail: [email protected], [email protected] Call Center: 14049
[2.5] Jumlah dan Nama Negara OperasiNumber and Name of Country of Operation
1, Indonesia
[2.6] Kepemilikan dan Badan HukumOwnership and Legal Form
Perusahaan Terbatas Terbuka dimiliki oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (38,26%), Pemda Provinsi Banten (5,37%), Pemda Kota-Kabupaten se-Jawa Barat (23,61%), Pemda Kota-Kabupaten se-Banten (7,76%) dan Publik (25%)
Limited Liabilities Company owned by West Java Provincial Government (38,36%), Banten Provincial Government (5,37%), West Java Municipal Government (23,61%), Banten Municipal Government (7,76%) and Public (25%)
[2.7] Ruang Lingkup PasarMarket Coverage
Seluruh wilayah IndonesiaThroughout areas of Indonesia
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
9
[2.8] Skala OrganisasiOrganization Scale
Jumlah PegawaiEmployees
Total Pendapatan Bunga BersihTotal Interest Income
LiabilitasLiablilities
Dana Syirkah TemporerTemporary Syrkah Fund
EkuitasEquity
Total AsetTotal Asset
Kuantitas produk atau jasa yang diberikanQuantity of product or services provided
6,395
Rp 4,782,144 juta | million
Rp 60,896,825 juta | million
Rp 3,343,143 juta | million
6,718,265 juta | million
70,958,233 juta | million
Per 31 Desember 2013 memiliki 5.425.354 nasabah yang terdiri dari 85,13% nasabah ritel, 7,04% nasabah korporasi, 0,40% nasabah pemerintah dan 7,43% nasabah institusional dan menyalurkan pinjaman kepada 781.636 debitur di seluruh daerah operasional bank bjb yang terdiri dari 43,9% debitur kredit konsumer, 40,2% debitur kredit guna bhakti (KGB), 3,7% debitur kredit pensiun dan 12,2% debitur kredit mikro
As of December 31, 2013, bank bjb has 5,425,354 depositing customers, consisting of 85.13% retail customers,7.04% corporate customers, 0.40% government customers and 7.43$ institutional funding and has chanelled loans to 781,636 borrowers in all bank bjb’s operational areas consisting of 43,9% debtors of Consumer Credits, 40,2% debtors of kredit guna bhakti (KGB), 3,7% debtors of pension credit and 12,2% debtors of micro credit
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
10
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. yang
dikenal dengan nama bank bjb, adalah bank umum yang sahamnya
dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi
Banten, pemerintah kota/kabupaten se-Jawa Barat dan Banten, dan
publik.
Awal berdirinya bank bjb bermula dari NV DENIS (De Erste
Nederlansche Indische Shareholding), yang berkedudukan di
Bandung dan bergerak di bidang hipotek. Perusahaan ini merupakan
salah satu perusahaan milik Belanda yang dinasionalisasi berdasarkan
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI) Nomor 33 Tahun
1960 tentang Penentuan Perusahaan di Indonesia Milik Belanda
yang dinasionalisasi.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah tersebut, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat mendirikan “PT Bank Karja Pembangunan
Daerah Djawa Barat” dengan modal dasar dari kas daerah sebesar
Rp2.500.000, berdasarkan Akta Pendirian No.125 tanggal 19
November 1960 juncto. Akta Perubahan No.152 tanggal 21 Maret
1961 dan Akta Perubahan No.84 tanggal 13 Mei 1961, keduanya
dibuat di hadapan Noezar, Notaris di Bandung. serta dikukuhkan
dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor
7/GKDH/BPD/61 tertanggal 20 Mei 1961 tentang Pembentukan
Perusahaan Daerah PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa
Barat.
Dalam rangka penyesuaian dengan ketentuan Undang-Undang
Republik Indonesia No.13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Bank Pembangunan Daerah, bentuk hukum Perseroan diubah
dari Perseroan Terbatas Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa
Barat menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat berdasarkan
“Bank Jabar Banten” resmi berubah PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. known as bank bjb, is a commercial
bank owned by The Provincial Government West Java, Provincial
Government of Banten, all city and regency governments in West
Java and Banten, and the public.
The establishment of bank bjb initiated from NV DENIS (De Erste
Nederlansche Indische shareholding), which was based in Bandung,
engaged in mortgages and one of the Dutchowned companies
nationalized under Government Regulation (PP) of the Republic of
Indonesia (GoI) No. 33 of 1960 about the determination of Dutch
Companies in Indonesia.
As a follow-up of the regulation, the Government of West Java
Province established the “PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa
Barat” capital base of local cash amounting to Rp2,500,000, by Deed
125 dated November 19, 1960 in conjunction by Deed of notary
Noezar Number 152 Date March 21, 1961 and Number 184 dated
May 13, 1961 and confirmed by the Decree (SK), West Java Province
Governor No. 7/GKDH/BPD/61 dated May 20, 1961 concerning
the establishment of regional PT Bank Karja Pembangunan Daerah
Djawa Barat.
To improve the legal status of the West Java Regional Development
Bank, Regional Regulation (Perda) No. 11/PDDPRD West Java
province/72 Date June 27, 1972 was issued concerning the Legal
Status of the Bank’s operations in West Java Regional Development
as a local company (PD) which is engaged in banking. In further
Sekilas bank bjb bank bjb in Brief
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
11
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.11/PD-DPRD/1972 tanggal
27 Juni 1972 tentang Penyempurnaan Kedudukan Hukum Bank
Karja Pembangunan Daerah Djawa-Barat. Nama PD Bank Karja
Pembangunan Daerah Jawa Barat selanjutnya diubah menjadi BPD
Jabar sesuai Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 1/DP-040/PD/1978
Tanggal 27 Juni 1978. Pada tahun 1992 sesuai dengan Surat
Keputusan Bank Indonesia No.25/84/KEP/DIR tanggal 2 November
1992 status BPD Jabar meningkat menjadi bank umum devisa.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1995, BPD Jabar
memiliki sebutan Bank Jabar dengan logo baru.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
No.22 Tahun 1998 tanggal 14 Desember 1998 tentang Perubahan
Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dari
Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT). Bentuk hukum
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat berubah yang semula
Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Perda tersebut
dituangkan lebih lanjut pada Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8
April 1999 juncto Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999
keduanya dibuat di hadapan Popy Kuntari Sutresna, S.H., Notaris di
Bandung yang telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman RI
berdasarkan Surat Keputusan No.C2-7103.HT.01.01.TH.99 tanggal
16 April 1999, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kab/Kodya Bandung di bawah No.871/
BH.10.11/IV/99 tanggal 24 April 1999, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No.39 tanggal 14 Mei
1999, Tambahan No.2811, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari
Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT). [2.6]
Untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa
layanan perbankan yang berlandaskan syariah, sesuai dengan izin
BI Nomor 2/18/ DpG/DPIP Tanggal 12 April 2000 maka sejak tanggal
15 April 2000 Bank Jabar menjadi bank pembangunan daerah
pertama di Indonesia yang menjalankan dual banking system, yaitu
memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan
sistem syariah.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 16
April 2001 menyetujui peningkatan modal dasar Bank Jabar menjadi
Rp1 triliun. Selanjutnya, berdasarkan hasil keputusan RUPS yang
diselenggarakan pada tanggal 14 April 2004 berdasarkan Akta
Nomor 10 Tanggal 14 April 2004, modal dasar Bank Jabar dinaikkan
dari Rp1 triliun menjadi Rp2 triliun. Melihat perkembangan prospek
usaha yang terus membaik, hasil RUPS tanggal 5 April 2006
menetapkan kenaikan modal dasar Bank Jabar dari Rp2 triliun
menjadi Rp4 triliun.
developments, the name of PD Regional Development Bank’s work
changed to BPD Jabar through the West Java Provincial Law No. 1/
DP-040/PD/1978 dated June 27, 1978. Along with the increased
activity and customer needs, in 1992 the status of BPD Jabar was
upgraded to a foreign exchange commercial bank based on the
Decree of Bank Indonesia (BI) Number 25/84/KEP/DIR on November
2, 1992. Furthermore, based on Regulation No. 11 of 1995, this
bank has the name of Bank Jabar with a new logo.
Pursuant to the West Java Provincial Decree No. 22 dated December
14, 1998 about the change of legal status of the Regional
Development Bank of West Java from a regional corporation to be a
limited liability company, the legal status of the Regional Development
Bank of West Java was changed to be a Limited Liability Company.
The regional government decree was later authorised by the Deed of
Establishment No. 4 dated April 8, 1999 juncto Deed of Amendment
No. 8 dated April 15, 1999, which were written before Popy Kuntari
Sutresna, Notary in Bandung as approved by the Ministry of Law
Republic of Indonesia by virtue of the Decree No. C2-7103.HT.01.01.
TH.99 dated April 16, 1999, registered in the Company Registry
Office No. 871/BH.10/11/IV/99 dated April 24, 1999, and announced
on State Gazette No. 39 dated May 14, 1999, supplemental No.
2811, the legal status Bank Jabar was changed from a Regional
Corporation to a Limited Liability Company. [2.6]
To meet public demand for services based on Sharia banking
principles, in accordance with the permission letter of BI No. 2/18/
DpG/DPIP on 12 April 2000, Bank Jabar became on April 15, 2000 the
first regional development bank in Indonesia to run a dual banking
system, which provides banking services with both conventional and
Sharia systems.
The result of the general meeting of shareholders (AGM) April 16,
2001 was to increase authorized capital of Bank Jabar to Rp1 trillion
for more flexibility to execute its business expansion. Furthermore,
based on resolution at the AGM held on April 14, 2004 by Act No.
10 on April 14, 2004, the authorized capital of the Bank Jabar was
increased from Rp1 trillion to Rp2 trillion. Seeing the development
of business prospects continuing to improve, the results of April
5, 2006 AGM set the authorized capital increase of Bank Jabar of
Rp2 trillion to Rp4 trillion.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
12
Pada bulan November 2007, sebagai tindak lanjut SK Gubernur
BI Nomor 9/63/kep.gbi/2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas
Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Menjadi Izin Usaha
Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
dilaksanakan penggantian call name dari “Bank Jabar” menjadi
“Bank Jabar Banten”.
Sehubungan dengan kegiatan usaha perbankan syariah, Bank
Jabar Banten melakukan pemisahan (spin off) unit usaha syariah
menjadi bank syariah dengan nama PT Bank Jabar Banten Syariah.
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas, PT Bank Jabar Banten
Syariah No.4 tanggal 15 Januari 2010, dibuat oleh Fathiah Helmi,
S.H., Notaris di Jakarta, bank bjb memiliki penyertaan sebanyak
1.980.000.000 (satu miliar sembilan ratus delapan puluh juta) saham
yang merupakan 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari seluruh
saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Anak
Perusahaan. Bank Jabar Banten Syariah memperoleh izin usaha dari
Bank Indonesia sesuai dengan Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No.12/35/KEP.GBI/2010 tanggal 30 April 2010 Tentang Pemberian
Izin Usaha PT Bank Jabar Banten Syariah. [3.8]
Seiring dengan perkembangan jaringan kantor yang lebih luas maka
berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Pembangunan Jawa Barat dan Banten Nomor 26 tanggal 21 April
2010 dan sesuai Surat Bank Indonesia No. 12/78/APBU/Bd tanggal 30
Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo, serta Surat Keputusan
Nomor 1337/SK/DI(R-PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010, maka pada
tanggal 8 Agustus 2010 nama “Bank Jabar Banten” resmi berubah
menjadi “bank bjb”. [2.1]
In November 2007, following the issuance of Bank Indonesian
Governor Decree No. 9/63/kep.gbi/2007 on Amendment to Business
License on behalf of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat had
a Business License on behalf of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten, renaming Bank Jabar to “Bank Jabar Banten”.
In relation to the Islamic banking business, the Company spun
off the Sharia business unit into a Sharia bank with the name
PT Bank Jabar Banten Syariah. Based on the Deed of Establishment
of Limited Liability Companies, PT Bank Jabar Banten Syariah No.4
dated January 15, 2010, made by Fathiah Helmi, SH, Notary in
Jakarta, bank bjb has an investment of 1,980,000,000 (one billion
nine hundred eighty million) shares representing 99% (ninety nine
percent) of all shares issued and fully paid shares in the Subsidiary.
Bank Jabar Banten Sharia has obtained a license from Bank Indonesia
in accordance with the Decision of the Governor of Bank Indonesia
No.12/35/KEP.GBI/2010 dated April 30, 2010 about Granting License
to PT Bank Jabar Banten Syariah. [3.8]
In line with the development of a wider service and based on the
results of Extraordinary General Meeting Shareholders of PT Bank
Pembangunan Jawa Barat dan Banten No. 26 dated April 21, 2010, in
accordance with the Letter of Bank Indonesia 12/78/APBU/Bd dated
June 30, 2010 regarding the Logo Amendment Plan and Decree
No. 1337/SK/DI (R-PPN/2010 dated July 5, 2010, the Company’s
name officially changed to “bank bjb” on August 8, 2010. [2.1]
Sekilas bank bjb bank bjb in Brief
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
13
Nama Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Name of Company
Nama Panggilan bank bjb Call Name
Kantor Pusat Menara bank bjb
Jl. Naripan No. 12-14
Bandung 40111
Head Office
Telepon +6222-4234868 Phone
Faksimili +6222-4206099 Facsimile
Didirikan 20 Mei/May 1961 Founded
Pemilik Pemda Provinsi Jawa Barat (38,26%), Pemda Provinsi Banten (5,37%), Pemda Kota-Kabupaten Se-Jawa Barat (23,61%), Pemda Kota-Kabupaten Se-Banten (7,76%) dan Publik (25%)
West Java Provincial Government (38.26%), Banten Provincial Government (5.37%), West Java Municipal Government (23.61%), Banten Municipal Government (7.76%) and Public (25%)
Shareholders
Jumlah Aktiva Rp 70,958 Triliun/Trillion Total Assets
Jumlah Jaringan Kantor 1 Kantor Pusat Head Office
62 Kantor Cabang Branch Offices
304 Kantor Cabang Pembantu Sub Branch Offices
266 Kantor Kas Cash Units
107 Payment Point Payment Points
11 Kas Mobil Keliling Mobile Cash Service
1.139 ATM bank bjb bank bjb ATMs
Office Network
Alamat Website http://www.bankbjb.co.id Website Adress
Alamat E-mail [email protected] or [email protected] E-mail Adress
Call Center 14049 Call Center
Identitas Perusahaan Corporate Identity
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
14
VisionVisi
One of the 10 largest banks with high performance in Indonesia.
Menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia.
MissionMisi
• Mover and Motivator for Accelerating Provincial Economy.• Provincial Cash Depository.• A Source of Provincial Income.
• Penggerak dan Pendorong Laju Perekonomian di Daerah.
• Melaksanakan Penyimpanan Uang Daerah.• Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah.
Visi & Misi Vision & Mission
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
15
G O S P I R I T
Service Excellence
Professionalism
Integrity
Respect
Intelligence
Trust
Corporate Values Perilaku Utama Main Behavior
Service Excellence 1. Ramah, tulus, kekeluargaan
2. Selalu memberikan pelayanan prima
1. Friendly, sincere, familiar
2. Always provide excellent service
Professionalism 3. Cepat, Tepat, Akurat
4. Kompeten dan bertanggung jawab
5. Memahami dan melaksanakan
ketentuan perusahaan
3. Quick, precise, accurate
4. Competent and responsible
5. Understand and follow company
provisions
Integrity 6. Konsisten, disiplin, dan penuh
semangat
7. Menjaga citra Bank melalui perilaku
terpuji dan menjunjung tinggi etika
6. Consistent, disciplined, and
exuberant
7. Keeping the image of the Bank
through ethical behavior and respect
Respect 8. Fokus pada nasabah
9. Peduli pada lingkungan
8. Focus on customer
9. Care for the environment
Intelligence 10. Selalu memberikan solusi yang
terbaik
11. Berkeinginan kuat untuk
mengembangkan diri
12. Menyukai perubahan positif
10. Always give best solution
11. Strong desire to develop themselves
12. Like positive change
Trust 13. Menumbuhkan Transparansi,
Kebersamaan dan Kerja sama yang
sehat
14. Menjaga rahasia bank dan
perusahaan
13. Growing transparency, togetherness,
and good relationships
14. Protect Bank and company
information
Nilai-nilai Perusahaan [4.8] Corporate Values [4.8]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
16
Dalam mencapai visi, misi dan fungsinya, bank bjb melakukan
kegiatan usaha yang meliputi:
Penghimpunan DanaPenghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana-dana
ritel/perorangan disamping mempertahankan nasabah korporasi
maupun instansi dan departemen terkait. Penghimpunan dana
dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:
Giro• bjb Giro Rupiah
• bjb Giro Valas
• Tabungan
• Tabungan bjb Tandamata (Tabungan Anda Masa Datang)
• Tabungan bjb Tandamata Gold
• Tabungan bjb Tandamata Dollar
• Tabungan bjb Tandamata Bisnis
• Tabungan bjb Tandamata berjangka
• Tabungan bjb Tandamata Purnabhakti
• Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah)
• TabunganKu
• Deposito
• bjb Deposito Berjangka
• bjb Deposito Suka-Suka
• bjb Deposito Valas
• bjb Deposito On Call
• bjb Deposito Diskonto
To achieve its vision, mission and functions, bank bjb conducts the
following business activities:
FundingCommitted funding directed towards retail funds/individuals in
addition to maintaining corporate customers as well as agencies and
related departments. Fund raising was done through the following
products:
Current Account • bjb Giro Rupiah
• bjb Giro Valas
• Tabungan
• Tabungan bjb Tandamata (Tabungan Anda Masa Datang)
• Tabungan bjb Tandamata Gold
• Tabungan bjb Tandamata Dollar
• Tabungan bjb Tandamata Bisnis
• Tabungan bjb Tandamata berjangka
• Tabungan bjb Tandamata Purnabhakti
• Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah)
• TabunganKu
• Deposito
• bjb Deposito Berjangka
• bjb Deposito Suka-Suka
• bjb Deposito Valas
• bjb Deposito On Call
• bjb Deposito Diskonto
Produk & Layanan bjb [2.2] Products & Services [2.2]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
17
Fund DistributionsFunds are channelled through the following products:
1. Commercial Loans
a. bjb General Working Loan (KMKU)
b. bjb General Investment Loan (KIU)
c. bjb Construction Loan (KMKK)
d. bjb Main Micro loan
e. bjb Cinta Rakyat Loan
2. bjb Resi Gudang Loan
3. bjb Guna Bhakti Loan
4. bjb Cooperative Employee Loan
5. bjb KPR
6. bjb Loan to Cooperative
7. bjb Food security and energy loans
8. bjb Syndication Loan
9. Financing Company
Other banking services such as:
1. Mutual Funds
2. Bancassurance
3. Trade Finance & Services
4. Treasury Products
5. Remittances and Western Union
6. Collection
7. Online BPDnet
8. bjb Pension (Pension Fund)
9. Inter-Regional Transfer Clearing (Intercity Clearing)
10. Guarantee Bank (Bank Guarantee)
11. Safe Deposit Box Facilities (SDB)
12. Mobile Banking (M-ATM Bersama)
13. bjb Precious Service Priority
14. Weekend Banking Services
15. Mobile Cash Service
Penyaluran DanaPenyaluran dana dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:
1. Kredit Umum
a. bjb Kredit Modal Kerja Umum (KMKU)
b. bjb Kredit Investasi Umum (KIU)
c. bjb Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMKK)
d. bjb Kredit Mikro Utama
e. bjb Kredit Cinta Rakyat
2. bjb Kredit Resi Gudang
3. bjb Kredit Guna Bhakti (KGB)
4. bjb Kredit Koperasi Karyawan
5. bjb KPR
6. bjb Kredit Kepada Koperasi
7. bjb Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
8. bjb Kredit Sindikasi
9. Perusahaan Pembiayaan
Jasa perbankan lainnya seperti:
1. Reksadana
2. Bancassurance
3. Trade Finance & Services
4. Produk Treasury
5. Kiriman Uang dan Western Union
6. Inkaso
7. BPDnet Online
8. bjb DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)
9. Transfer Kliring Antar Wilayah (Intercity Clearing)
10. Jaminan Bank (Bank Garansi)
11. Fasilitas Safe Deposit Box (SDB)
12. Mobile Banking (M-ATM Bersama)
13. Layanan bjb Precious
14. Layanan Weekend Banking
15. Layanan Kas Mobil
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
18
Struktur Organisasi [2.3] Organization Structure [2.3]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
18
DIREKTUR TRESURI & INTERNATIONAL
TREASURY & INTERNATIONAL MANAGING DIRECTOR
ENTIS KUSHENDAR**
DIREKTUR KONSUMER CONSUMER
MANAGING DIRECTOR
ARIE YULIANTO
DIREKTUR UTAMA President Director
Bien Subiantoro
Divisi Kredit KonsumerDivision of
Consumer Loans
Pemimpin DivisiHead Division
Suartini
Divisi Korporasi & Komersial
Division of Corporate & Commercial Banking
Pemimpin DivisiHead Division
Ahmad Irfan
Divisi TresuriDivision of Treasury
Pemimpin DivisiHead Division
Fabianus Sudjatmoko
Unit Card CenterCard Center Unit
Pemimpin UnitHead Division
Moch. Barkah Setyadi
Divisi Penyelamatan & Penyelesaian Kredit
Division of Saving & Credit Settlement
Pemimpin DivisiHead Division
Rubyana Ramdhan
Divisi KPR & MortgageDivision of KPR & Mortgage
Pemimpin DivisiHead Division
Fermiyanti
Divisi MikroDivision of Micro Banking
Pemimpin DivisiHead Division
Beny Riswandi
Divisi InternasionalDivision of International
Pemimpin DivisiHead Division
Hindun Herdiyani (PYMT)
Unit Electronic BankingElectronic Banking Unit
Pemimpin UnitHead Division
Andre Rasyidin Pamuntjak
Divisi Institusional BankingDivision of Institutional Banking
Pemimpin DivisiHead Division
Sri Asri Wulandari
Divisi Dana & Jasa Konsumer
Division of Fund & Consumer Service
Pemimpin DivisiHead Division
Tedi Setiawan
Divisi Credit Risk ReviewerDivision of Credit
Risk Reviewer
Pemimpin DivisiHead Division
Hendi Rochendi
Divisi Manajemen Anak Perusahaan
Division of SubsidiariesCompanies Management
Pemimpin DivisiHead Division
Harta Purnama
DIREKTUR KOMERSIAL COMMERCIAL
MANAGING DIRECTOR
ACU KUSNANDAR**
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
General Meeting of Shareholders (GMS)
* Tidak Efektif menjabat sebagai Komisaris Utama berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 15/10/APBU/
Bd/Rahasia tanggal 6 Februari 2013. ** Tidak Efektif menjabat sebagai Direktur Perseroan berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 15/13/GBI/
DPIP/Rahasia tanggal 3 Juni 2013.*** Menunggu Fit & Proper Test Bank Indonesia
* Since the receipt of Bank Indonesia 15/10/APBU/Bd/Rahasia number on February 6, 2013, are no longer effective as Director Perrseroan.
** Since the receipt of the number 15/13/GBI/DPIP/Rahasia Bank Indonesia on June 3, 2013, are no longer effective as Director Perrseroan.
*** Waiting Fit & Proper Test Bank Indonesia.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
19
KOMITE AUDITAudit Committee
KOMITE REMUNERASI & NOMINASI
Remuneration & Nomination Committee
KOMITE PEMANTAU RISIKORisk Monitoring Committee
Kantor WilayahRegion Office
Kantor CabangBranch Office
DIREKTUR KEPATUHAN & MANAJEMEN RISIKO
COMPLIANCE & RISK MANAGEMENT MANAGING DIRECTOR
ZAENAL ARIPIN
DIREKTUR OPERASI OPERATIONS
MANAGING DIRECTOR
DJAMAL MUSLIM***
Divisi Internal AuditDivision of Internal Audit
Pemimpin DivisiHead Division
Ali Fajar Saleh
Divisi Teknologi Informasi Division of Information
Technology
Pemimpin DivisiHead Division
Johanes Parulian Tamba (PYMT)
Divisi Internal AuditDivision of Internal Audit
Pemimpin DivisiHead Division
Toto Susanto
Divisi Change Management Office Division of Change
Management Office
Pemimpin DivisiHead Division
Cecep Trisna
Divisi Jaringan & Layanan Division of Network
& Services
Pemimpin DivisiHead Division
Wawan Indrawan
Divisi Manajemen Risiko Division of Risk Management
Pemimpin DivisiHead Division
Agus Jajat Masoem
Divisi Operasional Division of Operational
Pemimpin DivisiHead Division
Adang A. Kunandar
Divisi Sumber Daya Manusia
Division of Human Capital
Pemimpin DivisiHead Division
Neneng Hayati
Divisi Pendidikan & Pelatihan
Division of Education & Training
Pemimpin DivisiHead Division
Rahmat
Divisi Hukum Division of Legal
Pemimpin DivisiHead Division
Yusuf Saadudin
Divisi Perencanaan Strategis Division of Strategic Planning
Pemimpin DivisiHead Division
Rudy Dhian Dwimaya
Divisi Umum Division of General
Administration
Pemimpin DivisiHead Division
Dadang Iskandar
Divisi Sekretaris Perusahaan
Division of Corporate Secretary
Pemimpin DivisiHead Division
Sofi Suryasnia
Divisi Pengendalian Keuangan
Division of Financial Control
Pemimpin DivisiHead Division
Agus Riswanto
Unit Administrasi Kredit & Bisnis Legal
Division of Financial Control& Legal Business
Pemimpin DivisiHead Division
Siswachyudi
Agus Ruswendi*Achmad BarabaMuhadiKlemi SubiyantoroRudhyanto MoodutoYayat Sutaryat
DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners
Komite Eksekutif & Risk Capital
Executive & Capital Committee
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
19
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
20
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
20
Jaringan Layanan [2.4][2.5][2.7] Network Services [2.4][2.5][2.7]
bank bjb Branch Office
Kantor Cabang bank bjb
DKI JAKARTA
Kantor Cabang/Branch Office Wilayah/Region
CABANG RAWAMANGUN - CABANG DEVISA Jakarta Timur
CABANG KHUSUS JAKARTA Jakarta Pusat
CABANG KEBAYORAN BARU Jakarta Selatan
CABANG MANGGA DUA Jakarta Pusat
CABANG HASYIM ASHARI
(JAKARTA BARAT)
Jakarta Barat
CABANG RASUNA SAID Jakarta Selatan
CABANG S. PARMAN Jakarta Barat
CABANG DAAN MOGOT Jakarta Barat
CABANG SAHARJO Jakarta Selatan
BALI
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG DENPASAR Denpasar
SUMATERA UTARA
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG MEDAN Medan
RIAU
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG PEKANBARU Pekan Baru
CABANG BATAM Batam
KALIMANTAN SELATAN
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG BANJARMASIN Banjarmasin
SUMATERA SELATAN
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG PALEMBANG Palembang
LAMPUNG
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG BANDAR LAMPUNG Bandar Lampung
JAWA BARAT
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG UTAMA BANDUNG Bandung
CABANG CIMAHI Cimahi
CABANG SOREANG Bandung
CABANG SUMEDANG Sumedang
CABANG TAMANSARI Bandung
CABANG SUCI Bandung
CABANG BOGOR Bogor
CABANG DEPOK Depok
CABANG CIBINONG Bekasi
CABANG CIKARANG Bekasi
CABANG BEKASI Bekasi
CABANG PURWAKARTA Purwakarta
CABANG KARAWANG Karawang
CABANG CIANJUR Cianjur
CABANG SUKABUMI Sukabumi
CABANG GARUT Garut
CABANG SUBANG Subang
JAWA TENGAH
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG SEMARANG Semarang
CABANG TEGAL Tegal
CABANG SURAKARTA Surakarta
BANTEN
Kantor Cabang/Branch Office Wilayah/Region
CABANG TANGERANG Tangerang
CABANG SERANG Serang
CABANG CILEGON - BANK DEVISA Cilegon
CABANG PANDEGLANG Pandeglang
CABANG LABUAN Labuan
CABANG RANGKASBITUNG Rangkasbitung
CABANG BSD Tangerang Selatan
CABANG BALARAJA Tangerang
JAWA BARAT
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG TASIKMALAYA Tasikmalaya
CABANG MAJALENGKA Majalengka
CABANG CIAMIS Ciamis
CABANG CIREBON Cirebon
CABANG INDRAMAYU Indramayu
CABANG KUNINGAN Kuningan
CABANG PALABUHANRATU Pelabuhanratu
CABANG BANJAR Banjar
CABANG PADALARANG Padalarang
CABANG SUKAJADI Bandung
CABANG SUMBER Cirebon
CABANG BUAH BATU - CABANG
DEVISA
Bandung
CABANG MAJALAYA Bandung
CABANG JATINANGOR Sumedang
CABANG SINGAPARNA Tasikmalaya
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
21
Sampai 31 Desember 2013, jaringan layanan bank bjb terdiri dari 62
Kantor Cabang, 304 Kantor Cabang Pembantu, 266 Kantor Kas, 107
Payment Point, 11 mobil kas dan 1.139 ATM.
As of December 31, 2013, bank bjb network of service comprises
62 Branch Offices, 304 Sub-Branch Offices, 266 Cash Offices, 107
Payment Points, 11 Mobile-Cash and 1,139 ATM.
JAWA TIMUR
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG SURABAYA Surabaya
SULAWESI SELATAN
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG MAKASSAR Makassar
KALIMANTAN TIMUR
Kantor Cabang/Branch Office Kota/City
CABANG BALIKPAPAN Balikpapan
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
21
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
22
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
22
Berubah menjadi Perusahaan Daerah
(PD) Bank Kerja Pembangunan Daerah
Jawa Barat
Completion of the legal position and
changed to PD Bank Karja Pembangunan
Daerah Jawa Barat
bank bjb didirikan dengan nama PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa
Barat yang merupakan hasil
nasionalisasi bank “NV Denis” pada
masa pemerintahan Belanda
bank bjb established with the name
of PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa
Barat which was nationalized from NV DENIS, a Dutch
Company
Menerbitkan Obligasi untuk pertama
kalinya
Issued its first bond
Berubah dari PD menjadi Perseroan
Terbatas (PT)
Legal Status of Bank Jabar changed from PD into
a limited liability company (PT)
Memperoleh izin beroperasi sebagai Bank
Devisa
Had a license to become a
foreign exchange commercial bank
Berubah menjadi PD Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat
Changed the name to PD Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat
1972 1991 1999199219781961
Perjalanan Waktu Milestones
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
23
Berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten
Changes in Operating License to become Business License on
behalf of PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat and Banten
• Peningkatan rating dari Pefindo menjadi peringkat idAA-
• Spin Off Unit Usaha Syariah
• IPO• Re-branding
• Increased rating from Pefindo to become idAA-
• Sharia Trade Unit• IPO• Re-branding
• Peringkat 2 Annual Report Award 2011
• Mendapat Peringkat Perusahaan Terpercaya dari Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2011
• Rebranding bjb Precious
• 2th Rank Annual Report Award 2011
• Awarded “Trusted” from Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2011
• Rebranding bjb Precious
Menerbitkan Obligasi VI
Issued VI Bond
Menerbitkan Obligasi VII
Issued VII Bond
Menjadi BPD pertama yang menjalankan
dua sistem perbankan, yaitu konvensional dan
syariah
Bank Jabar becomes the first BPD in Indonesia to run a dual banking system providing both
conventional and Sharia systems
2007 2010 20122000 2009 2011
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
23
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
24
Perjalanan Waktu Milestones
NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) – 1915De Eerste Nederlandsche-Indische Spaarkas en Hyphoteekbank
(DENIS) merupakan salah satu bank tabungan dan hipotik di Hindia
Belanda yang berdiri berdasarkan Akta Pendirian No. 40 tanggal
15 September 1915.
Sejarah Pendirian – 1961Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat diawali oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun
1960 tentang Penentuan Perusahaan di Indonesia Milik Belanda
yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang
berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis
(De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya
bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan
Pemerintah nomor 33 tahun 1960, Pemerintah Propinsi Jawa Barat
berdasarkan Akta Pendirian No.125 tanggal 19 November 1960
juncto Akta Nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan Akta Nomor 84
tanggal 13 Mei 1961 seluruhnya dibuat Notaris Noezar dan sesuai
dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor
7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961 mendirikan Perusahaan
Daerah ”PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa Barat” dengan
modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar
Rp2.500.000,-.
NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) – 1915De Eerste Nederlandsche-Indische Spaarkas en Hyphoteekbank
(DENIS, 1915). DENIS said to be the first based on Act No. 40 dated
September 15, 1915, saving and hypoteek bank is in the East Indies.
Establishment – 1961The establishment of Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat was
triggered by the Indonesian Government Regulation number 33 Year
1960 regarding the nationalisation of Dutch-owned companies in
Indonesia. One of the Dutch-owned companies based in Bandung
that was nationalised was NV Denis (De Erste Nederlansche Indische
Shareholding) which was previously engaged in mortgage banking.
As a follow-up of the Government Regulation number 33 Year 1960,
the Provincial Government of West Java by deed of establishment
No. 125 November 19, 1960 with Noezar Deed number 152 dated
March 21, 1961 and number 84 dated May 13, 1961 and confirmed
by the Decree of the Governor of West Java Province number
7/GKDH/BPD/61 dated May 20, 1961, established the ”PT Bank Karja
Pembangunan Daerah Djawa Barat” with authorized starting capital of
Rp2,500,000 from the regional government treasury.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
25
Perubahan Badan Usaha – 1978 Untuk menyempurnakan kedudukan hukum PT Bank Karja
Pembangunan Daerah Djawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah
Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972
tentang kedudukan hukum Bank Karja Pembangunan Daerah
Djawa Barat sebagai Perusahaan Daerah yang berusaha di bidang
perbankan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa
Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama “PD
Bank Karja Pembangunan Daerah Jawa Barat” diubah menjadi
“Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat”.
Peningkatan Aktivitas – 1992Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal
2 November 1992. Berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 BPD
Jawa Barat mempunyai call name “Bank Jabar“ dengan logo baru.
Perubahan Bentuk Hukum – 1998 Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan
perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan
Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan
Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar
diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Changes of business entities - 1978To improve the legal position of the PT Bank Karja Pembangunan
Daerah Djawa Barat, the Provincial government issued regulation
number 11/PD-DPRD/72 dated June 27, 1972 regarding the legal
status of Bank Karya Pembangunan Daerah Djawa Barat as a local
enterprise in the banking sector. Furthermore, the name “PD Bank
Karja Pembangunan Daerah Jawa Barat” was changed to “Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat” by provincial regulation number
1/DP-040/PD/1978 dated June 27, 1978.
Increasing Activities - 1992In 1992 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat was upgraded to a
Commercial Bank based on the Decree of Bank Indonesia Number
25/84/KEP/DIR dated November 2, 1992, and based on Provincial
Regulation No. 11 Year 1995 the name was changed to “Bank
Jabar” with a new logo.
Change of Legal Status - 1998In order to follow the development of the economy and banking,
and based on Provincial Regulation No. 22 Year 1998 and the
Deed of Establishment No. 4 dated April 8, 1999 following further
amendment No. 8 dated April 15, 1999 dated on April 16, 1999
which was approved by the Minister of Justice of the Republic
of Indonesia, the legal status of Bank Jabar was changed from a
Regional enterprise (PD) to Limited Liability Company (PT).
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
26
Perjalanan Waktu Milestones
Perluasan Bentuk Usaha – Dual Banking System 2000Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan jasa layanan
perbankan yang berlandaskan Syariah, maka sesuai dengan izin Bank
Indonesia No. 2/18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal
15 April 2000 Bank Jabar menjadi bank pembangunan daerah
pertama di Indonesia yang menjalankan dual banking system, yaitu
memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan
dengan sistem syariah.
Perubahan Nama dan Call Name Bank Jabar Banten - 2007Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPS-LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3
Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur
Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November
2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, serta SK
Direksi Nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007,
maka nama Perusahaan berubah menjadi ”PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten” dengan sebutan (call name) “Bank
Jabar Banten”.
Spin OffPemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah menjadi anak perusahaan
yang berdiri sendiri dengan nama “Bank Jabar Banten Syariah”
berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/35/KEP.
GBI/2010 tertanggal 30 April 2010 tentang Pemberian Izin Usaha
PT Bank Jabar Banten Syariah.
Berdasarkan Surat dari Ketua Bapepam dan LK No. S-5901/
BL/2010 Pada tanggal 29 Juni 2010 tentang Pemberitahuan
Efektifnya Pernyataan Pendaftaran Bank Jabar Banten melaksanakan
penawaran umum perdana saham dengan harga penawaran sebesar
Rp600,00 (enam ratus Rupiah) setiap saham yang dicatatkan dalam
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juli 2010.
Expanding Business Entity - Dual Banking System 2000In order to meet public demand for services based on Sharia
principles and in accordance with the consent of Bank Indonesia No.
2/18/DpG/DPIP dated April 12, 2000, Bank Jabar became the first
regional development bank running a dual banking system. Since
April 15, 2000 Bank Jabar has provided banking services within the
conventional and the Sharia systems.
Change of Name and Call Name Bank Jabar Banten - 2007Based on Results of the Extraordinary General Shareholders
Meeting held in Bogor on July 3, 2007 and in accordance with
the Decree of Governor of Bank Indonesia. 9/63/KEP.GBI/2007
dated November 26, 2007 the Bank’s name was changed from
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat to PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat and Banten in the Business License into
Business License on Behalf of PT Bank Regional Development
West Java and Banten, and Decree No. 1065/SK/DIR-PPN Directors
/2007 dated November 29, 2007, the Bank’s name changed to
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, renamed
“Bank Jabar Banten”.
Spin OffBank Jabar Banten sharia banking unit was spun off and became a
independent subsidiary called “Bank Jabar Banten Syariah” based on
the business license from Bank Indonesia and in accordance with the
Governor of Bank Indonesia Decree No.12/35/KEP.GBI/2010 dated
April 30, 2010 regarding business license for PT Bank Jabar Banten
Syariah.
On June 29, 2010, the bank bjb obtained Registration Statement
from the Chairman of Bapepam and LK based on Letter No. S-5901/
BL/2010 to carry out initial public offering (IPO) of shares at a nominal
value of Rp 600, which were listed on the Indonesia Stock Exchange
on July 8, 2010.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
27
Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-
LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Nomor
26 tanggal 21 April 2010, Surat Bank Indonesia No.12/78/APBU/
Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo, serta
Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-PPN/2010 tanggal 5
Juli 2010, maka call name ”Bank Jabar Banten” telah resmi diubah
menjadi ”bank bjb” pada tanggal 2 Agustus 2010.
IPObank bjb merupakan bank pembangunan daerah pertama yang
mencatatkan saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 8 Juli 2010. bank bjb menawarkan saham kepada
publik sejumlah 2.424.072.500 lembar saham Seri B (termasuk
EMSA) dengan harga penawaran Rp600,- per saham dimana dana
yang diperoleh dari IPO sekitar Rp1,4 triliun. Pelepasan saham ke
masyarakat ini setara dengan 25% dari jumlah modal ditempatkan
dan disetor penuh.
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini
dipergunakan oleh bank bjb untuk penguatan modal perusahaan
dalam rangka mendukung ekspansi kredit, terutama sektor UMKM,
perluasan jaringan, dan pengembangan teknologi informasi.
Penawaran Umum Perdana Saham bank bjb memperoleh minat
yang relatif besar dari investor domestik maupun luar negeri. Dalam
Penawaran Umum kepada masyarakat tanggal 1, 2 dan 5 Juli 2010,
permintaan saham bank bjb mengalami oversubscribed sebesar 11,2
kali untuk porsi pooling.
Based on results of the Extraordinary General Meeting of Shareholders
of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat and Banten No. 26
dated April 21, 2010, and in accordance with Bank Indonesia Letter
no.12/78/APBU/Bd dated June 30, 2010 regarding the planned
logo change and the Board of Directors Decree No. 1337/SK/DIR-
PPN/2010 dated July 5, 2010, the Bank has officially changed its
name into “bank bjb” on August 2, 2010.
IPObank bjb is a pioneer among regional development banks as the first
to conduct an IPO, on the Indonesian Stock Exchange (IDX) on July
8, 2010. bank bjb offered to the public of 2,424,072,500 Series B
shares, (including EMSA) at an offering price of Rp600 per share with
total proceeds from the IPO of about Rp1.4 trillion. Shares offered to
the public are equivalent to 25% of the total issued and fully paid
shares.
The funds from the Offering were used by bank bjb to strengthening
the Company’s capital to support loan expansion, especially in the
SME sector, expansion of networks and information technology
development. Future bank bjb plans include to focus growth in the
SME sector with the support of existing consumer sectors. bank bjb’s
Initial Public Offering obtained relatively large interest from both
domestic and foreign investors. In the Initial Public Offering of 1, 2
and 5 July 2010, the demand for bank bjb shares was oversubscribed
by 11.2 times in the pooling portion.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
28
2013 Significant EventsPeristiwa Penting 2013
> 19 Mei - May 19
Penyerahan CSR bank bjb pada HUT ke-52.
bank bjb submitted CSR in its 52nd Anniversary.
> 7 Juni - June 7
bank bjb alokasikan dana CSR untuk kegiatan khitanan massal se-Bandung Raya.
bank bjb allocated funds for CSR activity, namely mass circumcision for greater Bandung.
> 24 September - September 21
Investor Gathering ORI 010.
ORI 010 Investors Gathering.
> 22 Januari - January
bank bjb terus melanjutkan upaya aktif pemasaran di berbagai kota melalui kemitraan strategis.
bank bjb continues to actively conduct its marketing efforts in various cities through strategic partnerships.
> 4 Februari - February 4
bank bjb menggandeng Perbarindo Bali dalam penyaluran kredit Mikro.
bank bjb in collaboration with Perbarindo Bali in micro lending.
> 8 Maret - March 8
bank bjb menyelenggarakan Analyst Meeting 4Q-2012.
bank bjb held 4Q - 2012 Analyst Meeting.
> 21 September - September 21
bank bjb - Road to Jak Jazz’13.
bank bjb - Road to Jak Jazz’13.
> 4 September - September 4
bank bjb memperingati Hari Pelanggan Nasional.
bank bjb commemorated National Customer Day.
> 26-28 Juli - July 26-28
bank bjb Kembali menggelar Bazar Bulan Berkah bersama Waroeng bjb.
bank bjb again held holding “Bazar Bulan Berkah” and “Waroeng bjb”.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
29
> 20 Oktober - October 20
bank bjb – Jakarta International Jazz Festival 2013.
bank bjb – Jakarta International Jazz Festival 2013.
> 26 Oktober - October 26
bank bjb mengadakan penarikan undian Petik Hadiah bank bjb 2013.
bank bjb held drawing of Petik Hadiah bank bjb 2013.
> 13 Desember - December 13
Puncak Acara Undian Petik Hadiah bank bjb 2013.
bank bjb held the peak event of Petik Hadiah bank bjb 2013.
> 21 Desember - December 21
Lomba Foto bank bjb 2013.
bank bjb Photo Contest 2013.
> 22 Desember - December 22
bank bjb Service Excellence Award (BBSEA) 2013.
bank bjb Service Excellence Award (BBSEA) 2013.
> 8 November - November 8
bank bjb melanjutkan kerjasama dengan PT Waskita Karya.
bank bjb continued cooperation with PT Waskita Karya.
> 25 Desember - December 25
bank bjb kembali menyelenggarakan khitanan massal, operasi bibir sumbing, dan operasi katarak.
bank bjb held mass circumcision, cleft lip surgery, and cataract surgery.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
30
Achievements and Recognitions [2.10]
Prestasi dan Pengakuan atas Kinerja Kami [2.10]
Penghargaan “Acquirer Bank With The Highest Transaction Volume For Regional bank Category in 2013” Diberikan oleh PT Rintis Sejahtera Tanggal 29 Oktober 2013.
The “Acquirer Bank With The Highest Transaction Volume For Regional bank Category in 2013” award from PT Rintis Sejahtera on October 29, 2013.
Penghargaan “Pelaporan LHKPN tahun 2013”, diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tanggal 9 Desember 2013.
The “Reporting LHKPN 2013”, awarded by the Corruption Eradication Commission (KPK) on December 9, 2013.
Penghargaan “ Call Center Award 2013 for Service Excellence”, diberikan oleh Contact Center Service Excellence Award.
“Call Center Award 2013 for Service Excellence” given by Contact Center Service Excellence Award.
Penghargaan “ Pelaporan Gratifikasi Terbanyak tahun 2013”, diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tanggal 9 Desember 2013.
“Most Reports on Gratification Award in 2013”, by the Corruption Eradication Commission (KPK) on December 9, 2013.
Penghargaan “ Sangat Bagus Atas Kinerja Perusahaan tahun 2013”, diberikan oleh InfoBank pada tanggal 5 Juli 2013.
“Excellent Company Performance 2013”, awarded by Infobank on July 5, 2013.
1
3
2
4
5 6
Penghargaan “ Indonesia Banking Award, Best Performance Banking 2013”, diberikan oleh Tempo Media Group.
“Indonesian Banking Award, Best Performance Banking 2013”, awarded by Tempo Media Group.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
31
Penghargaan “Regional Strategic Partner 2013”, diberikan oleh Jamsostek.
“Regional Strategic Partners 2013”, awarded by Jamsostek.
Penghargaan “Bandung Service Excellence Award 2013”. Diberikan oleh MarkPlus Inc pada tanggal 29 Oktober 2013.
“Bandung Service Excellence Award 2013”. Awarded by MarkPlus Inc. on October 29, 2013.
7 8
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
32
Dewan Komisaris sangat mendukung setiap aktivitas bank bjb dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama melalui program-program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) yang tepat sasaran, berkualitas dan memberikan dampak berkelanjutan.Board of Commissioners strongly supports every activity of bank bjb in an effort to improve the community’s welfare, particularly through Corporate Social Responsibility (CSR) programs that are appropriate, quality and have sustainable impacts.
Message from the Board of CommissionersSambutan Dewan Komisaris
Para Pemangku Kepentingan yang kami hormati,
Kondisi perekonomian global di tahun 2013 masih berjuang
untuk pulih dari imbas krisis sebelumnya. Dampak perlambatan
pertumbuhan negara-negara tujuan ekspor komoditas unggulan
Indonesia telah menurunkan nilai ekspor dan meningkatkan defisit
neraca berjalan. Kondisi diperburuk oleh isu tapering off di Amerika
Serikat sehingga terjadi aliran keluar modal asing dari Indonesia.
Kedua faktor ini berdampak pada tekanan nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar AS, yang mengakibatkan Bank Indonesia menaikkan
suku bunga acuan hingga ke level 7,5%.
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar
minyak (BBM) telah menyebabkan kenaikan harga bahan bakar yang
menyebabkan meningkatnya biaya transportasi dan logistik sehingga
pada akhirnya meningkatkan inflasi pada 2013 menjadi 8,4% (YoY).
Peran Pengawasan Dewan KomisarisPengawasan Dewan Komisaris terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku melalui rapat internal Dewan Komisaris maupun
rapat gabungan dengan Direksi. Dewan Komisaris mengarahkan,
memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank
pada Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. Pada tahun 2013
Dewan Komisaris mengadakan rapat sebanyak 55 kali dengan topik
yang relevan sehubungan pencapaian rencana kerja atau perihal
penting lainnya.
Dear Valued Stakeholders,
Global economic condition in 2013 was still struggling to recover
from impact of the previous crises. The impact of the growth
slowdown in export destination countries of Indonesia’s main
commodities lowered export values and increased current account
deficit. The condition was deteriorated by the issue of tapering off in
the United States resulting in foreign capital outflow from Indonesia.
Both of these factors affected the pressure on exchange rate of
Rupiah against U.S. Dollar, which triggered Bank Indonesia to raise
its referral interest rate up to 7.5%.
Government policy to reduce fuel subsidies led to the increase in fuel
prices and drove to increase transportation and logistics costs and
ultimately raised inflation rate in 2013 to 8.4% (YoY).
Supervisory Role of Board of CommissionersBoard of Commissioners’ supervision on Board of Directors’ duties
and responsibilities is conducted in accordance with the applicable
regulations through Board of Commissioners internal meetings and
joint meetings with Board of Directors. Board of Commissioners
directs, monitors and evaluates implementation of the Bank’s
strategic policies in Board of Commissioners’ meetings with Board
of Directors. In 2013 Board of Commissioners held 55 meetings with
relevant topics concerning progress of work plans or other crucial
matters.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
33
Klemi SubiyantoroKomisaris Independen
Independent
Commissioner
MuhadiKomisaris
Commissioner
Rudhyanto MoodutoKomisaris Independen
Independent
Commissioner
Achmad BarabaKomisaris Independen
Independent
Commissioner
Yayat SutaryatKomisaris Independen
Independent
Commissioner
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
34
Dewan Komisaris telah memberikan arahan dan masukan untuk
menyempurnakan organisasi, proses bisnis dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia untuk mengantisipasi terjadinya
kenaikan rasio non-performing loan (NPL) akibat penurunan kualitas
kredit khususnya kredit mikro. Namun demikian, Dewan Komisaris
mendukung penuh orientasi penyaluran kredit bank bjb yang fokus
pada pengembangan usaha kecil, mikro dan koperasi (UKMK).
Dewan Komisaris juga telah menyarankan dan menyetujui rencana
bisnis bank tahun 2014 yang bernuansa konsolidatif dan prudent,
diantaranya tidak adanya ekspansi seperti pendirian kantor cabang
baru kecuali relokasi dan/atau peningkatan status kantor cabang.
Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau
Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi telah memantau dan
mengawasi perkembangan bank bjb secara menyeluruh. Setiap
komite telah memberikan banyak masukan bagi peningkatan
kualitas bank bjb sesuai lingkupnya masing-masing. Bidang utama
yang menjadi fokus komite-komite meliputi audit internal dan
eksternal, manajemen risiko, pelaporan keuangan dan transparansi,
pengelolaan sumber daya manusia dan praktik GCG yang sehat.
Kinerja EkonomiDewan Komisaris menilai, Direksi telah menerapkan strategi kebijakan
yang tepat dalam menyikapi perkembangan perekonomian yang
terjadi sehingga bank bjb mencatat pencapaian kinerja yang cukup
baik di tahun 2013. Bank membukukan pendapatan operasional
sebesar Rp 7,83 triliun atau meningkat 16,9% dari Rp 6,69 triliun
di tahun 2012. Beban operasional mencapai Rp 6,21 triliun atau
meningkat 15,9% dari Rp 5,36 triliun di tahun 2012. Hasilnya, laba
setelah pajak tumbuh 16,1% menjadi Rp 1,38 triliun dari Rp 1,19
triliun pada tahun 2012.
Penghimpunan dana masyarakat melalui giro meningkat 12,6%
dari Rp 14,53 triliun menjadi Rp 16,36 triliun, tabungan meningkat
35,4% dari Rp 8,69 triliun menjadi Rp 11,77 triliun, sedangkan
deposito yang merupakan sumber dana mahal turun 23,4% dari
Rp 24,32 triliun menjadi Rp 18,62 triliun. Dari sisi Bank, penurunan
ini disebabkan oleh strategi untuk menyeimbangkan struktur dana
masyarakat dengan biaya dana, agar pendapatan bunga bersih (Net
Interest Margin) dapat ditingkatkan.
Penyaluran dana kredit meningkat signifikan sebesar 28% dari
Rp 35,23 triliun menjadi Rp 45,11 triliun. Khusus untuk segmen
kredit mikro terjadi peningkatan sebesar 17,8% dari Rp 4,5 triliun
menjadi Rp 5,3 triliun. Peningkatan paling besar terjadi pada segmen
KPR yaitu sebesar 127,2% dari Rp 1,7 triliun menjadi Rp 3,9 triliun.
Board of Commissioners provides guidance and feedback to improve
the organization, business processes and enhanced competence
of human resources in anticipation of increasing non-performing
loan (NPL) ratio due to declining loan quality, especially micro loans.
Nevertheless, Board of Commissioners fully supports bank bjb’s
lending orientation that focuses on development of small and micro
enterprises and cooperatives (UKMK).
Board of Commissioners has also advised and approved the Bank’s
consolidative and prudent business plan for 2014, including omission
of expansion such as establishment of new branches except for
relocation and/or upgrade status of branch offices.
Board of Commissioners assisted by Audit Committee, Risk
Monitoring Committee and Remuneration and Nomination
Committee monitors and supervises overall development of bank
bjb. Each committee provides numerous inputs for improving quality
of bank bjb according to its respective scope. The committees’ main
areas of focus include internal and external audits, risk management,
financial reporting and transparency, human resource management
and sound GCG practices.
Economic PerformanceBoard of Commissioners believes, Board of Directors applied the
appropriate strategic policies in addressing current economic trend
so that bank bjb successfully recorded satisfactory performance
achievements in 2013. The Banks recorded operating income of Rp
7.83 trillion, an increase of 16.9% from Rp 6.69 trillion in 2012.
Operating expenses reached Rp 6.21 trillion, increased by 15.9%
from Rp 5.36 trillion in 2012. As a result, income after tax grew by
16.1% to Rp 1.38 trillion from Rp 1.19 trillion in 2012.
Public funds in current accounts increased by 12.6% from Rp 14.53
trillion to Rp 16.36 trillion, savings increased by 35.4% from Rp 8.69
trillion to Rp 11.77 trillion, while time deposits as high cost funds
decreased by 23.4% from Rp 24.32 trillion to Rp 18.62 trillion. From
the Bank’s perspective, the decline was due to strategy to balance
public funds structure of costs of funds, in order to improve Net
Interest Margin.
Disbursement of loans increased significantly by 28% from Rp 35.23
trillion to Rp 45.11 trillion. Particularly, micro loan segment increased
by 17.8% from Rp 4.5 trillion to Rp 5.3 trillion. The highest increase
was in mortgage segment of 127.2% from Rp 1.7 trillion to Rp 3.9
trillion.
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
35
Kinerja SosialSejalan dengan salah satu misi bank bjb, kami ingin menjadi penggerak
dan pendorong laju perekonomian daerah. Diantaranya melalui
keterlibatan kami di dalam berbagai aspek sosial kemasyarakatan.
Dewan Komisaris sangat mendukung setiap aktivitas bank bjb dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama melalui
program-program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility – CSR) yang tepat sasaran, berkualitas dan
memberikan dampak berkelanjutan.
Menurut pandangan Dewan Komisaris, program-program CSR yang
fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan
pemberdayaan masyarakat sudah merupakan langkah yang tepat. Di
bidang pendidikan, kami ingin membuka akses pendidikan seluas-
luasnya, khususnya bagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga
prasejahtera. Dengan begitu, kita dapat mencetak generasi terbaik
yang akan membawa kemajuan bagi negeri ini.
Di bidang kesehatan, kami ingin meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat sebagai salah satu faktor utama bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. bank bjb tergerak untuk berperan serta
membantu menyediakan, memperbaiki dan meningkatkan sarana
prasarana dan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
Program-program pemberdayaan masyarakat dan sosial
kemasyarakatan mencakup peningkatan taraf hidup melalui
pengembangan potensi ekonomi dengan penerapan teknologi
tepat guna berbasis pangan lokal masyarakat, penyediaan sarana,
prasarana dan fasilitas umum yang memadai serta bantuan
rehabilitasi rumah tidak layak huni.
Social PerformanceIn line with one of bank bjb’s missions, we would like to be initiator
and accelerator of economy in the region among others through
our involvement in various social aspects. Board of Commissioners
strongly supports every activity of bank bjb in an effort to improve
the community’s welfare, particularly through Corporate Social
Responsibility (CSR) programs that are appropriate, quality and have
sustainable impacts.
Board of Commissioners believes, CSR programs that focus on
education, health, environment and community empowerment are
the right measures. In education, we would like to open the widest
possible access to education, especially for bright students who
come from underprivileged families. By doing so, we can build the
best generation that will develop the country.
In healthcare, we would like to improve the quality of public health
as one of the main factors for improvement of community’s welfare.
Bank bjb is willing to participate and help provide, renovate and
improve facilities and quality of public health services.
Community empowerment and social community programs include
improved standard of living through economic potential development
with application of appropriate technology based on community’s
local food, provision of adequate infrastructure and public facilities
as well as rehabilitation assistance for uninhabitable houses.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
36
Sambutan Dewan Komisaris Message from the Board of Commissioners
Kinerja LingkunganPemerintah Indonesia sudah berkomitmen untuk menurunkan
emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% pada tahun 2020 sebagai
salah satu upaya untuk mengantisipasi dampak negatif perubahan
iklim. Sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab, bank bjb
mendukung program tersebut melalui Gerakan bjb Lestari Bumi
yang dicanangkan pada tahun 2011 dan terus dilaksanakan secara
berkelanjutan.
Dewan Komisaris mendukung upaya manajemen untuk
meminimalisasi dampak lingkungan akibat kegiatan operasional
perusahaan melalui kebijakan-kebijakan bisnis yang memperhatikan
aspek lingkungan. Melalui himbauan, sosialisasi dan kebijakan
internal, kami mengajak seluruh karyawan untuk melakukan efisiensi
konsumsi daya listrik, bahan bakar minyak (BBM), sumber daya air,
kertas dan sebagainya.
Upaya efisiensi penggunaan kertas yang telah dilakukan melalui
aktivitas kantor tanpa kertas (paperless office), secara bertahap perlu
diimplementasikan dalam kegiatan operasional perbankan. Melalui
berbagai sosialisasi, jumlah nasabah pengguna internet banking dan
mobile banking harus terus ditingkatkan sebagai upaya mengurangi
transaksi konvensional.
Environmental PerformanceThe Indonesian government has committed to reduce greenhouse
gas emissions (GRK) by 26% by 2020 as part of efforts to anticipate
negative impacts of climate change. As a responsible corporate
citizen, bank bjb supports the program through bjb Sustainable
Earth Movement launched in 2011 and continues to be implemented
in a sustainable manner.
Board of Commissioners supports management efforts to minimize
environmental impacts of the Company’s operations through business
policies that take into account environmental aspects. Through
encouragement, socialization and internal policies, we persuade
all employees to conduct consumption efficiency of electricity, fuel
(BBM), water resources, paper and so forth.
Effort for efficient paper use that has been done through paperless
office activities, needs to be implemented gradually in banking
operations. Through various socializations, the number of customers
using internet banking and mobile banking should be increased to
reduce conventional transactions.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
37
PenutupMenutup sambutan kami pada Laporan Keberlanjutan kali ini,
kami berharap laporan ini dapat memberikan gambaran yang
transparan dan akuntabel atas upaya yang telah kami lakukan untuk
memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sosial kepada seluruh
pemangku kepentingan termasuk nasabah, karyawan, pemegang
saham, investor dan masyarakat luas. Kami terus mendorong
manajemen untuk melaksanakan program-program CSR secara
efektif dan berkesinambungan agar tercapai keseimbangan antara
kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan sebagai prasyarat menuju
pertumbuhan bisnis berkelanjutan sesuai dengan harapan seluruh
pemangku kepentingan.
Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada seluruh
pemangku kepentingan atas dukungan dan peran sertanya
membangun sinergi yang memberikan peningkatan nilai bagi semua
pihak. Kami selalu mengharapkan saran yang membangun dari para
pemangku kepentingan untuk kemajuan bank bjb.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Closing RemarksClosing our remarks on this Sustainability Report, we hope this
report can provide a picture of transparent and accountable efforts
we have made to fulfill our obligation and social responsibility to
all stakeholders including customers, employees, shareholders,
investors and the public. We continue to encourage management
to implement effective and sustainable CSR programs in order to
achieve a balance between economic, social and environmental
performances as a prerequisite towards sustainable business growth
in accordance with expectations of all stakeholders.
Board of Commissioners would like to thank all stakeholders for their
supports and participations in building synergy that delivers increased
values for all parties. We always expect constructive suggestions
from stakeholders for development of bank bjb.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
38
Message from the President Director [1.1][1.2]Sambutan Direktur Utama [1.1][1.2]
Para Pemangku Kepentingan yang terhormat,
Laporan Keberlanjutan 2013 bank bjb ini adalah laporan ketiga
yang kami terbitkan terpisah dari Laporan Tahunan bank bjb.
Melalui laporan ini kami ingin mengkomunikasikan kepada seluruh
pemangku kepentingan mengenai apa yang telah kami lakukan
sepanjang tahun 2013 dalam menyelaraskan kinerja aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan agar upaya menjaga keberlanjutan usaha
bank bjb senantiasa sejalan dengan keberlanjutan kontribusi bagi
masyarakat dan lingkungan hidup di sekitar kami.
Misi bank bjb secara jelas menunjukkan bahwa bank bjb tidak
pernah melupakan komunitas di mana kami telah tumbuh dan
berkembang selama ini. Tolok ukur keberhasilan usaha bank bjb
juga dinilai dari perspektif peran dan tanggung jawab kami terhadap
masyarakat dan lingkungan hidup. Sudah selayaknya nilai ekonomi
yang kami peroleh, kami distribusikan kembali untuk memberikan
manfaat bagi upaya mencerdaskan generasi muda, meningkatkan
taraf hidup masyarakat, dan menjaga bumi tetap lestari.
Di tengah situasi ekonomi sepanjang tahun 2013 yang belum
membaik, kinerja bank bjb tetap tumbuh positif. bank bjb mencatat
pendapatan sebesar Rp 8,13 triliun, yang berasal dari pendapatan
bunga dan syariah dan pendapatan operasional lainnya. Meningkat
19,7% dibandingkan pendapatan tahun 2012 sebesar Rp 6,79
triliun. Dari pencapaian tersebut sebesar Rp 4,51 triliun. (55%)
kami dikembalikan kepada penyandang dana baik sebagai dividen
untuk pemegang saham maupun bunga dan bagi hasil syariah
Dear Valued Stakeholders,
Sustainability Report 2013 of bank bjb is the third report that we have
issued separately from bank bjb’s Annual Report. Through this report
we would like to communicate to all stakeholders on what we have
done throughout the year 2013 to harmonize economic, social and
environmental performances so that bank bjb’s sustainability efforts
are always in line with sustainable contribution to the community
and environment around us.
bank bjb’s missions clearly indicate that bank bjb never ignores
the community where we have grown and developd up to now.
Benchmark of bank bjb’s business success is also assessed from the
perspective of our role and responsibility towards the community and
environment. It is appropriate that the economic value we obtained,
we distribute back to benefit efforts to educate young people,
improve people’s lives and keeping preservation of the earth.
In the midst of economic situation during 2013 that has not
recovered, bank bjb’s performance continued to grow positively.
bank bjb recorded income of Rp 8.13 trillion, which was derived
from interest and sharia income and other operating income.
Increased by 19.7% compared to income in 2012 which amounted to
Rp 6.79 trillion. Of this achievement amounting to Rp 4.51 trillion.
(55%) we returned to funding providers either as dividends to
shareholders and interests and sharia profit sharing for deposit
Tolok ukur keberhasilan usaha bank bjb juga dinilai dari perspektif peran dan tanggung jawab kami terhadap masyarakat dan lingkungan hidup. Sudah selayaknya nilai ekonomi yang kami peroleh, kami distribusikan kembali untuk memberikan manfaat bagi upaya mencerdaskan generasi muda, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan menjaga bumi tetap lestari.Benchmark of bank bjb’s business success is also assessed from the perspective of our role and responsibility towards the community and environment. It is appropriate that the economic value we obtained, we distribute back to benefit efforts to educate young people, improve people’s lives and keeping preservation of the earth.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
39
Djamal MuslimDirektur Operasi
Operations Managing
Director
Zaenal AripinDirektur Kepatuhan &
Manajemen Risiko
Compliance & Risk
Management
Managing Director
Bien SubiantoroDirektur Utama
President Director
Arie YuliantoDirektur Konsumer
Consumer Managing
Director
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
40
Sambutan Direktur Utama [1.1][1.2] Message from the President Director [1.1][1.2]
bagi nasabah simpanan. Berikutnya, sebesar Rp 1,6 triliun (14,7%)
dikembalikan sebagai biaya pegawai, sebesar Rp 2,81 triliun sebagai
biaya operasional, Rp 376 miliar (17,9%) sebagai pembayaran pajak
ke negara serta sebesar Rp 74,1 miliar (0,9%) kami alokasikan untuk
masyarakat melalui program tanggung jawab sosial (Corporate
Social Responsibility/CSR).
Kami dengan serius merancang program-program pengembangan
masyarakat yang berfokus pada tiga pilar utama yaitu pendidikan,
kesehatan dan lingkungan. Tentu saja kami juga peduli dan tanggap
terhadap berbagai masalah kemanusiaan dan musibah bencana
alam. Aktivitas CSR bank bjb tidak hanya bersifat filantrofi, tetapi
harus mempunyai dampak berkelanjutan. Dengan demikian,
kehadiran bank bjb dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat
dan negeri ini.
Di bidang pendidikan, kami ingin membuka akses pendidikan seluas-
luasnya, khususnya di daerah-daerah terpencil yang belum memiliki
fasilitas belajar-mengajar dan infrastruktur sekolah yang memadai
serta anak-anak dari kalangan tidak mampu. Selain bantuan fisik,
bank bjb juga memberikan edukasi untuk mengoptimalkan fungsi
koperasi sekolah melalui budaya menabung serta penanaman
semangat kewirausahaan. bank bjb ingin turut serta dalam
membentuk generasi mendatang yang berkualitas. Merupakan
suatu kebanggaan tersendiri bahwa kami dapat berkontribusi pada
pembentukan generasi wirausaha yang mandiri di masa depan.
Di bidang kesehatan, bank bjb tergerak untuk membantu
menyediakan, memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana
dan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013, Bank
bjb merenovasi, melengkapi alat-alat kesehatan dan melakukan
pemeriksaan kesehatan serta pemberian makanan tambahan bagi
balita di 64 Puskesmas dan Posyandu di seluruh Indonesia. Selain itu,
kami juga melakukan kegiatan bakti sosial khitanan massal, operasi
celah bibir dan langit-langit serta operasi katarak yang dilaksanakan
serentak di Bandung, Semarang, Medan, Surabaya dan Makassar
serta pemberian bantuan mobil ambulans, mobil donor darah dan
berbagai perlengkapan rumah sakit.
Di bidang lingkungan yang mencakup pengembangan potensi
masyarakat dan pelestarian lingkungan, fokus kami adalah
mendorong peran serta masyarakat untuk menggali dan
memanfaatkan potensi yang mereka miliki untuk meningkatkan
kualitas hidup. Kami memberikan edukasi dan pendampingan dalam
menerapkan teknologi tepat guna berbasis pangan lokal untuk
memberdayakan potensi setempat menjadi produk olahan bernilai
tambah.
customers. Then, amounting to Rp 1.6 trillion (14.7%) was returned
as employee expenses, Rp 2.81 trillion as operating expenses,
Rp 376 billion (17.9%) as tax payments to the country as well as
Rp 74.1 billion (0.9%) allocated to the community through Corporate
Social Responsibility (CSR).
We seriously design community development programs that focus
on three main pillars: education, health and environment. Certainly
we are also concerned about and responsive to various humanitarian
issues and natural disasters. bank bjb’s CSR activities are not merely
philanthropic, but should have sustainable impact. Hence, the
presence of bjb bank can give positive value to the community and
the country.
In education sector, we would like to open the widest possible access
to education, especially in remote areas that do not have teaching
and learning facilities and adequate school infrastructure as well as
underprivileged children. In addition to physical assistance, bank bjb
also provides education to optimize cooperative function of schools
by encouraging saving culture and entrepreneurial spirit. bank bjb
would like to participate in shaping the next qualified generation. It
is a matter of pride that we can contribute to nurture independent
entrepreneurial generation in the future.
In health sector, bank bjb help provide, renovate and improve
infrastructure and the quality of public health services. In 2013, bank
bjb renovated, provided medical equipment, medical treatment and
supplementary feeding for children under five in 64 primary healthcare
centers and integrated health services throughout Indonesia. In
addition, we also held social activities such as mass circumcision, cleft
lip and cataract surgeries which were performed simultaneously in
Bandung, Semarang, Medan, Surabaya and Makassar and provision
of ambulance, blood donor vehicle and various hospital supplies.
In environmental sector that includes the community’s potential
development and environmental conservation, our focus is to
encourage public participation to explore and utilize their potential
to improve quality of life. We provide education and assistance in
applying appropriate local food-based technology to empower local
potential into processed products with value-added.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
41
Sebagai respon dan bentuk partisipasi dalam menanggulangi
perubahan iklim berskala global yang dilakukan bersama masyarakat
dunia, bank bjb ikut berupaya menjaga lingkungan hidup di sekitar
kita dengan langkah-langkah kecil namun nyata. Langkah kami dalam
mendukung pelestarian lingkungan dimulai dengan pencanangan
gerakan “bjb Lestari Bumi” pada tahun 2011 sebagai gerakan
pelestarian alam dan lingkungan bank bjb secara berkelanjutan.
Dalam berbagai kesempatan, kami mengajak keterlibatan semua
pemangku kepentingan termasuk mitra usaha, nasabah dan
masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kami
percaya, sekecil apapun usaha yang kita lakukan akan sangat berarti
bagi terwujudnya bumi yang layak bagi generasi mendatang.
Kami berusaha meminimalisasi dampak lingkungan akibat kegiatan
operasional perusahaan. Untuk melakukan kegiatan operasional
berwawasan lingkungan, kami membuat kebijakan-kebijakan bisnis
yang memperhatikan aspek lingkungan. Kami juga mendorong
debitur dan mitra kerja/rekanan untuk memperhatikan aspek
lingkungan. Salah satu kriteria dalam penilaian prospek usaha
debitur adalah upaya yang dilakukan debitur dalam mengelola
lingkungan hidup, khususnya debitur berskala besar yang memiliki
dampak penting terhadap lingkungan hidup. Dalam proses evaluasi
calon rekanan, kami mempertimbangkan kepatuhan calon rekanan
atas peraturan perundang-undangan terkait aspek ketenagakerjaan,
sosial dan lingkungan hidup.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada para pemegang
saham dan seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung
kegiatan usaha bank bjb selama ini. Kami sampaikan juga apresiasi
yang tinggi kepada seluruh pegawai yang telah bekerja keras untuk
mencapai kinerja terbaik. Ke depan, kami akan terus meningkatkan
kualitas dan cakupan program-program keberlanjutan agar
manfaatnya semakin dapat dirasakan langsung oleh para pemangku
kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat. Kami berharap, bank
bjb tetap berada di hati dan persepsi masyarakat dan terus tumbuh
sehingga dapat terus berkontribusi bagi kemajuan negeri ini.
Direksi
Board of Directors
As a response and participation in overcoming global climate change
together with the world community, bank bjb strives to preserve the
surrounding environment us with small but real steps. Our efforts
to support environmental conservation were started with “bjb
Sustainable Earth” launching in 2011 as bank bjb’s nature and
environmental conservation movement on an ongoing basis. On
many occasions, we invite involvement of all stakeholders including
business partners, customers and the community, according to
their respective capacities. We believe, no matter how small our
efforts they will be meaningful to realize a decent earth for future
generations.
We strive to minimize the environmental impact of the company’s
operations. To carry out environmentally sound operations, we create
business policies that take into account environmental aspects. We
also encourage debtors and business partners to pay attention to
environmental aspects. One of the criteria in assessing debtors’
business prospects is their efforts to manage the environment, in
particular for large-scale debtors who have significant impact on the
environment. In evaluation process of potential business partners,
we consider their compliance with laws and regulations related to
employment, social and environmental aspects.
Finally, we would like to thank the Shareholders and all stakeholders
who have supported bank bjb’s business over the years. We also
extend our appreciation to all employees who have worked hard to
achieve the best performance. Going forward, we will continue to
enhance quality and coverage of sustainability programs so that the
benefits can be enjoyed directly by all stakeholders and the entire
community. We hope, bank bjb remains in the hearts and perceptions
of the community to always contribute to the development of this
country.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
42
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
Bagi bank bjb, hubungan yang erat dan harmonis dengan para
pemangku kepentingan adalah hal utama yang harus dipelihara
untuk kesinambungan usaha jangka panjang. Oleh karena itu,
bank bjb terus mengembangkan berbagai sarana komunikasi
yang tepat dan berkualitas untuk mengetahui harapan para
pemangku kepentingan, sekaligus untuk menyampaikan program,
kebijakan ataupun produk perbankan yang telah dirancang atau
telah dilaksanakan untuk memenuhi harapan tersebut. Berbagai
mekanisme digunakan untuk meningkatkan intensitas dan kualitas
komunikasi, diantaranya melalui kegiatan Grup Investor Relations,
layanan bjb call 14049, Unit Customer Service Care, survei kepuasan
pelanggan (Customer Satisfaction Survey), pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), program CSR dan forum-forum internal
yang melibatkan pegawai dan manajemen.
Hubungan dengan pemangku kepentingan tidak hanya untuk
kepentingan bisnis semata, tetapi juga memperhatikan tanggung
jawab sosial perusahaan serta kenyamanan dan kepuasan pegawai
dalam bekerja sehingga tercapai keseimbangan dan keharmonisan
antara dimensi bisnis, dimensi sosial dan dimensi lingkungan.
Dimensi bisnis berorientasi pada pencapaian nilai Perseroan dan
kepuasan pelanggan, dimensi sosial menyangkut aspek etika usaha
dan tanggung jawab sosial terhadap komunitas, kesejahteraan
karyawan serta aspek sosial kemasyarakatan lainnya. Sedangkan
dimensi lingkungan diarahkan untuk selalu memperhatikan aspek
kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup. [4.17]
For bank bjb, a close and harmonious relationship with stakeholders
is the main thing that must be maintained for long-term
sustainability. Therefore, bank bjb continues to develop various
appropriate and qualified communication means to understand
stakeholders’ expectations, as well as to deliver programs, policies
or banking products that are designed or implemented to meet
these expectations. Various mechanisms are used to increase
communication intensity and quality, among others through Investor
Relations Group activities, bjb call service 14049, Customer Service
Care Unit, Customer Satisfaction Survey, General Meeting of
Shareholders (GMS), CSR programs and internal forums involving
employees and management.
Relationship with stakeholders is not for business purposes only,
but is also concern about corporate social responsibility as well as
employees’ convenience and satisfaction at work in order to reach
balance and harmony between business, social and environmental
dimensions. Business dimension is oriented to the Company’s
business achievement and customer satisfaction value, social
dimension is related to business ethics aspect and social responsibility
to the community, employees’ welfare and other social aspects.
While environmental dimension is always directed to concern about
the aspect of environmental preservation and balance. [4.17]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
43
Kami telah mengidentifikasi 6 (enam) pemangku kepentingan utama
yang secara langsung terlibat dalam perjalanan usaha bank bjb,
yaitu; 1) Pemegang Saham, 2) Pegawai, 3) Nasabah, 4) Mitra Kerja,
5) Pemerintah, dan 6) Masyarakat.
Kami melakukan upaya-upaya pelibatan yang spesifik sesuai dengan
karakter masing-masing kelompok kepentingan, ketersediaan
waktu, dan kesesuaian dengan harapan dari masing-masing
kelompok kepentingan tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjalin
komunikasi yang efektif dengan masing-masing kelompok
pemangku kepentingan. [3.5]
Daftar Kelompok Pemangku Kepentingan [4.14][4.15][4.16]
KELOMPOK PEMANGKU KEPENTINGAN/
STAKEHOLDERS GROUPS
METODE PELIBATAN/METHODS OF ENGAGEMENT
FREKUENSI PERTEMUAN/FREQUENCY OF ENGAGEMENT
TOPIK UTAMA/KEY TOPICS
Pemegang Saham dan Investor
Stakeholders and Investors
• RUPS Tahunan• Laporan kinerja• tahunan dan Laporan Keuangan• Temu investor• Temu analis (Meeting & Conference Call)
• AGMS• Annual Report and Financial Report• Investor meeting/conference• Analyst meeting, conference call
• Satu tahun sekali• Tahunan dan per kuartal• Satu tahun sekali• Dilakukan sesuai kebutuhan
• Once a year• Annually and quarterly• Annually• As necessary
• Peningkatan nilai investasi melalui peningkatan kinerja Bank
• Perolehan dividen setiap akhir tahun buku• Akuntabilitas dan akurasi laporan keuangan• Transparansi laporan kondisi operasional• Penghargaan atas hak-hak pemegang saham
sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku
• Gaining increase investment value through the increase of Bank performance
• Earning dividends in the end of financial year• Accountability and accuracy of financial reports• Transparent information on operational
conditions • Respecting the shareholders’ rights according to
the prevailing rules and regulations
Pegawai
Employees
• Forum komunikasi manajemen dan pekerja (Lembaga Kerja Sama Bipartit/LKS Bipartit)
• Media komunikasi internal (Majalah “Go Spirit”)• Media penyampaian aspirasi (Forum Internet “bjb
Cafe”)• Serikat Pekerja (Sekar bank bjb)• Media Sosial twitter: @infobankbjb dan facebook:
• Management and employee communication forum (ex. Bipartite Cooperation Body)
• Internal media (“Go Spirit” bulletin)• Aspiration forum (“bjb Cafe” internet forum)• Through bank bjb Union• Social media Twitter and Facebook: @infobankbjb
• Sesuai kebutuhan.• Sesuai kebutuhan• Bulanan
• As necessary• Monthly• As necessary• As necessary
• Perkembangan Bank dan sosialisasi kebijakan baru yang dikomunikasikan lewat e-mail, edaran dan media lainnya
• Kesejahteraan pegawai• Praktik non-diskriminasi• Suasana kerja yang kondusif, aman dan nyaman• Penghargaan atas hak-hak pekerja sesuai aturan
perundang-undangan yang berlaku
• Getting information and socialization regarding Bank development and new policies communicated through e-mails, newsletters and other media
• Employee welfare• Non-discrimination practice• Conducive, safe and comfortable working
atmosphere• Respecting workers’ rights according to the
prevailing rules and regulations
Nasabah
Customers
• Pertemuan dengan nasabah (Gathering)• Survey Kepuasan Nasabah• Call bjb 14049
• Customer gathering• Customer Satisfaction Survey• Call bjb 14049
• Empat kali setahun• Setahun kali setahun
• Quarterly• Once a year
• Keunggulan produk bank bjb• Pelayanan yang melebihi harapan• Penangan keluhan yang memuaskan
• Excellent products of bank bjb• Beyond expectation services• Satisfactory handling complaints
We have identified 6 (six) major stakeholders who are directly
involved in bank bjb’s business journey, namely; 1) Shareholders, 2)
Employees, 3) Customers, 4) Business Partners, 5) the Government
and 6) the Community.
We make efforts in specific engagement according to character
of each group of interests, time availability and conformity with
expectations of each respective group of interests. This aims to
establish effective communication with each stakeholders group.
[3.5]
List of Stakeholder Groups [4.14][4.15][4.16]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
44
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
KELOMPOK PEMANGKU KEPENTINGAN/
STAKEHOLDERS GROUPS
METODE PELIBATAN/METHODS OF ENGAGEMENT
FREKUENSI PERTEMUAN/FREQUENCY OF ENGAGEMENT
TOPIK UTAMA/KEY TOPICS
Mitra Kerja
Partners
• Proses pendaftaran rekanan• Pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan jasa• Penilaian kinerja rekanan
• Vendor registration process• Contract execution of goods and service
procurement• Vendor performance evaluation
• Pelaksanaan evaluasi rekanan• Penandatanganan kontrak kerja
dan evaluasi rutin pelaksanaan pekerjaan
• Penilaian kinerja rekanan
• Vendor evaluation• Contract signing and routine
evaluation on project progress• Supplier performance evaluation
• Proses pengadaan yang adil dan terbuka.• Seleksi dan evaluasi rekanan yang obyektif• Hubungan saling menguntungkan dan saling
menghormati hak dan kewajiban
• Fair and transparent procurement process• Objective vendor selection and evaluation process• Mutual benefit relationship and mutual respect of
the rights and obligations
Pemerintah dan OJK
Government and Financial Service Authority
• Koordinasi dan konsolidasi langsung dengan Instansi pusat dan daerah
• Antisipasi dan kepatuhan terhadap peraturan- peraturan yang menyangkut bisnis perbankan dan ketenagakerjaan
• Koordinasi dan Konsolidasi dengan regulator• Koordinasi dan Konsolidasi dengan assosiasi
seperti Perbanas, dll• Secara aktif memberi masukan terhadap
penyusunan Peraturan Pemerintah baik di Pusat maupun di daerah
• Memberikan pelaporan berkala kepada Instansi teknis/OJK, Pemerintah Pusat dan Daerah
• Coordination and consolidation directly with national and local agencies
• Anticipation and obedience the regulations concerning banking business and labor affair
• Coordination and consolidation with the associations such as Perbanas, etc
• Actively provides input to the government regulation preparation both in national and regional levels
• Report periodically to the regulators/OJK and Central Government
• Dilakukan setiap saat untuk menjaga kesinambungan bisnis bank bjb
• Mengikuti agenda rutin dan undangan sosialisasi yang ditentukan oleh Pemerintah/OJK
• Conducted at any time to maintain business continuity of bank bjb
• Following the regular agenda and invitation determined by the Government/OJK and others
• Terlaksananya kegiatan operasional usaha dengan baik dan optimal
• Terjalinnya hubungan yang harmonis dan konstruktif dengan regulator
• Bank dan seluruh pegawainya tunduk pada peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku
• Memastikan agar kepentingan Bank dapat terakomodir dalam peraturan regulator
• Business operations run smoothly and optimally• Harmonious and constructive relationship with
regulators• The Bank and its employees are subject to the
prevailing laws and regulations• Ensuring the Bank’s interest can be
accommodated in government regulations
Masyarakat
Communities
• Pelaksanaan program CSR• Pelaksanaan kegiatan filantrofi yang bermanfaat
bagi masyarakat• Tanggap bencana
• Implementarion of CSR programs• Implementation of philanthropic activities that
benefit the community• Disaster response
• Dilakukan sesuai kebutuhan
• Conducted according to the needs
• Terjalinnya hubungan yang serasi dan harmonis serta memberi manfaat bagi masyarakat
• Meminimalisasi potensi konflik yang mungkin terjadi dengan komunitas sekitar
• Berkembangnya kegiatan ekonomi dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat
• Establishment of harmonious relationship and giving benefit to the society
• Minimizing impact of the Company’s operations on environment
• Development of economic activities and increase of community welfare
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
45
1. Shareholders Shareholders are stakeholders who have direct interest in the
Bank, through shareholding investment or injected capital.
Accordingly, shareholders are very concerned over operational
and financial performance of the Company which would directly
affect fluctuation of share price. Shareholders would certainly
like to enjoy the yields of their investments in each period, as
capital gain and dividend distribution.
Communication and engagement with shareholders are
performed regularly and consistently. Annual General Meeting
of Shareholders (GMS) is held once a year as a forum to report
on the Company’s overall performance, including corporate
social responsibility performance. Through discussion of the
meeting’s main agenda, shareholders (in GMS) can contribute to
determine the Company’s direction of its strategic development
and policies, including investment decisions and approval for the
amount of distributed dividends. [4.4]
In addition to GMS forum, the Bank also maintains a transparent
and intensive communication with shareholders through website,
quarterly or half-year performance reports, mass media, Annual
Report, investor relations activities and other communication
media.
a. Shareholders Structure
bank bjb’s shareholders structure consists of holders of
Class A shares which are Provincial Government of West
Java, Provincial Government of Banten, Governments of
Municipalities/Regencies in West Java Province, Governments
of Municipalities/Regencies in Banten as much as 75% of
total shares, and holders of Class B shares that were released
to public as much as 25% of total shares. Class A and class
B shares have rights, but as majority shareholders, class A
shareholders still have powerful controlling function in terms
of appointment/termination of Board of Commissioners and
Board of Directors, amendment to Articles of Association,
merger, consolidation and acquisition as well as dissolution
and liquidation of the Company. Class B shares are owned
by public individuals, employees and members of bank bjb
management individuals, cooperatives, foundations, pension
funds, insurance, mutual funds and foreign investors, both
individuals and business entities.
1. Pemegang Saham Pemegang saham adalah pemangku kepentingan yang
memiliki kepentingan langsung dengan Bank, melalui investasi
kepemilikan saham atau modal yang ditanamkannya. Dengan
demikian, para pemegang saham sangat berkepentingan
atas kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang secara
langsung akan berpengaruh pada fluktuasi nilai saham.
Pemegang saham tentu ingin dapat menikmati hasil investasinya
dengan segera dalam setiap periode, berupa kenaikan harga
saham dan pembagian dividen.
Komunikasi dan pelibatan pemegang saham dilakukan dengan
secara rutin dan konsisten. Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) Tahunan diselenggarakan satu kali dalam setahun sebagai
forum untuk melaporkan kinerja perusahaan secara keseluruhan,
termasuk kinerja tanggung jawab sosial perusahaan. Melalui
pembahasan pokok-pokok agenda rapat ini, pemegang saham
(dalam RUPS) dapat ikut menetapkan arah perkembangan dan
kebijakan strategis perusahaan, termasuk keputusan investasi
dan menyetujui besaran dividen yang dibagikan. [4.4]
Selain melalui forum RUPS, Bank juga menjalin komunikasi
transparan dan intensif dengan para pemegang saham melalui
website, laporan kinerja triwulan atau semester, media massa,
penerbitan rutin Laporan Tahunan, kegiatan-kegiatan hubungan
investor dan media komunikasi lainnya.
a. Struktur Pemegang Saham
Struktur pemegang saham bank bjb adalah pemegang
saham seri A yang terdiri dari Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Jawa Barat, Pemerintah Kota/Kabupaten
se-Banten sebanyak 75%, dan pemegang saham seri B
yang merupakan pemegang saham publik sebanyak 25%
dari total saham. Saham seri A dan seri B memiliki hak,
tetapi sebagai pemehang saham mayoritas, pemegang
saham seri A tetap memiliki fungsi kontrol yang kuat
dalam hal pengangkatan/pemberhentian Dewan Komisaris
dan Direksi, perubahan Anggaran Dasar, penggabungan,
peleburan dan pengambilalihan serta pembubaran dan
likuidasi Perusahaan. Saham seri B dimiliki oleh masyarakat
perorangan, pegawai dan anggota manajemen bank bjb
sebagai pribadi, koperasi, yayasan, dana pensiun, asuransi,
reksadana, dan juga pemodal asing baik perorangan
maupun badan usaha.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
46
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
Komposisi kepemilikan saham bank bjb per 31 Desember
2013 adalah sebagai berikut:
PEMEGANG SAHAM/SHAREHOLDERS JUMLAH SAHAM/ TOTAL SHARE %
Pemerintah Provinsi Jawa BaratProvincial Government of West Java
3.709.994.733 38,26
Pemerintah Kota dan Kabupaten se-Jawa BaratCity and Regency Governments – West Java
2.289.395.681 23,61
Pemerintah Provinsi BantenProvincial Government of Banten
520.589.856 5,37
Pemerintah Kota Kabupaten se BantenCity and Regency Governments – Banten
752.238.396 7,76
Total saham yang dimiliki Pemerintah DaerahTotal shares held by Local Governments
7.272.218.666 75,00
UmumPublic
2.424.072.500 25,00
TOTAL 9.696.291.166 100,00
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten sebagai
Pemegang Saham Pengendali bank bjb telah memberikan
komitmen yang tinggi terhadap perkembangan bank
bjb. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten (Giro Kas
Daerah) merupakan nasabah utama yang memberikan
kontribusi besar baik dari sisi dana, kredit maupun
ekuitas. Selain memiliki portofolio dana yang cukup besar
di bank bjb, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten
juga memberikan kontribusi bagi perkembangan kredit
konsumtif. Para pegawai pemerintah di kedua provinsi
tersebut dapat mengambil kredit dengan jaminan gaji yang
telah dikelola oleh bank bjb.
b. Hubungan Investor
Hubungan Investor (IR) adalah bentuk tanggung jawab Bank
untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang
baik antara Bank dengan pemegang saham, masyarakat
dan konstituen lain. Grup Hubungan Investor bank bjb
yang merupakan bagian dari Divisi Corporate Secretary
berfungsi sebagai jembatan antara manajemen bank bjb
dengan investor dan analis dalam memperoleh informasi
tentang bank bjb. Melalui fungsi Hubungan Investor, bank
bjb berupaya menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang
baik terutama dalam hal keterbukaan dan transparansi atas
seluruh aktivitas Bank yang berdampak pada pemahaman
yang lebih baik akan kinerja perusahaan serta dalam hal
pengambilan keputusan berinvestasi.
Grup Hubungan Investor secara aktif melakukan rangkaian
komunikasi dengan komunitas pasar modal dan para
pemegang saham. Grup Hubungan Investor menyampaikan
Shareholders composition of bank bjb on December 31,
2013 is illustrated in the following diagram:
Provincial Governments of West Java and Banten as bank
bjb’s Controlling Shareholders have strong commitment to
bank bjb’s development. Provincial Governments of West
Java and Banten (Local Cash Current Account) are key
customers who made major contributions both in terms
of funding, lending and equities. Besides having quite large
funds portfolio in bank bjb, Provincial Governments of West
Java and Banten also contributed to consumer loans growth.
Government officials in both provinces can obtain loans their
salaries managed by bank bjb as collateral.
b. Investor Relations
Investor Relations (IR) is the Bank’s responsibility to allow
for high-quality two-way communication between the Bank
and shareholders, the community and other constituents.
Bank bjb’s Investor Relations Group as part of Corporate
Secretary Division which functions as a bridge between
bank bjb’s management and investors and analysts in
obtaining information regarding bank bjb. Through
Investor Relations function, bank bjb seeks to apply good
governance principles, particularly in terms of disclosure and
transparency of the Bank’s activities that have impact on
better understanding of the Company’s performance and in
terms of investment decision making.
Investor Relations Group is actively engaged in a series of
communications with the capital market community and
shareholders. Investor Relations Group conveys information,
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
47
informasi, terutama yang bersifat material, secara tepat
waktu dan seimbang melalui berbagai sarana komunikasi
seperti email, situs web dan conference call. Untuk memenuhi
kewajiban keterbukaan informasi kepada Publik, Hubungan
Investor senantiasa melakukan pelaporan baik rutin maupun
insidentil kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa
Efek Indonesia sebagai Otoritas Pasar Modal. Selain itu,
juga dilakukan forum-forum pertemuan dengan analis dan
investor melalui pertemuan publik, temu analis, conference
call, kunjungan analis, kunjungan lapangan, partisipasi
dalam konferensi, non deal roadshow.
Kegiatan Hubungan Investor sepanjang tahun 2013
diantaranya adalah:
KEGIATAN/ EVENT FREKUENSI/FREQUENCY KEGIATAN/ EVENT
Korespondensi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI)
119Correspondence with Financial Service Authority
(OJK) and Indonesia Stock Exchange (IDX)
Temu Analis/Investor pada Konferensi/Corporate Day
76Analyst Meeting/Conference/Corporate Daye
Temu Analis/Investor (one on one) 53 Analyst/Investor Meeting (one on one)
Converence Call 21 Converence Call
Site Visit 11 Site Visit
RUPS 1 GMS
Public Expose 1 Public Expose
Laporan Tahunan 1 Annual Report
Temu Analis 4 Analyst Meeting
Temu Investor pada Non Deal Roadshow 16 Investor Meeting on Non Deal Roadshow
2. Pegawai Sumber daya manusia merupakan aset utama bagi bank bjb.
Seluruh capaian prestasi dan kinerja Bank tercipta dan diraih
melalui dedikasi dan kerja keras seluruh pegawai kami. Pegawai
mempunyai harapan seperti suasana kerja yang kondusif, jenjang
karir dan penilaian kinerja yang jelas, remunerasi yang sesuai
kinerja, dan terjaminnya kesejahteraan. Untuk menyelaraskan
harapan pegawai dan kemampuan perusahaan, kami secara
rutin mengadakan pertemuan antara manajemen dengan
Serikat Karyawan sebagai wakil pegawai. Melalui Forum Bipartit
ini, dibahas seluruh persoalan menyangkut hubungan kerja dan
permasalahan kepegawaian. Intensitas pertemuan disesuaikan
dengan urgensi masalah untuk menjaga efisiensi dan efektivitas
forum.
3. Nasabah Kepercayaan dan kepuasan nasabah merupakan salah satu faktor
penentu keberlanjutan usaha bank bjb. Kepuasan nasabah
menciptakan loyalitas dan hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan. Untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan
nasabah, kami berupaya keras memenuhi harapan nasabah
yang mencakup ragam layanan perbankan yang menjangkau
kebutuhan nasabah yang spesifik, jangkauan jaringan dan
kualitas layanan serta perlindungan nasabah.
especially material information, in a timely and balanced
manner through various means of communication such as
email, website and conference call. To meet the obligations
of disclosure to public, Investor Relations always submits
routine and incidental reports to Financial Services Authority
(OJK) and Indonesia Stock Exchange as Capital Market
Authority. In addition, meeting forums with analysts and
investors are organized in form of public meetings, analyst
meetings, conference call, analyst visits, onsite visits,
participation in conferences, non-deal roadshow.
Investor relations activities during 2013 among others are:
2. Employees Human resources are key assets for bank bjb. The entire
accomplishments and performance of the Bank are created and
achieved through dedication and hard work of all our employees.
Employees have expectations such as conducive working
atmosphere, clear career path and performance assessment,
performance-based remuneration and ensured welfare. To align
employees’ expectations and the Company’s capability, we
regularly hold meetings between management and Employees
Union as representative of employees. Through this Bipartite
Forum, all issues concerning employment relations and staffing
problems are discussed. Meeting intensity is adjusted according
to urgency of the problem to maintain the forum’s efficiency and
effectiveness.
3. Customers Customers’ confidence and satisfaction are determining factors
of bank bjb’s business continuity. Customer satisfaction creates
loyalty and long term mutually beneficial relationship. To
maintain and improve customer satisfaction, we strive to meet
customers’ expectations including various banking services that
address customers’ specific needs, network coverage, service
quality and customer protection.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
48
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
Sesuai dengan UU No.8/1999 mengenai Perlindungan Konsumen
bank bjb berkomitmen melindungi hak-hak nasabah, antara
lain, hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan
jujur atas produk-produk yang ditawarkan, hak supaya keluhan
mereka didengar dan perselisihan diselesaikan, dan hak untuk
mendapatkan pelayanan baik dengan cara yang adil dan tidak
diskriminatif. [PR3]
bank bjb memiliki kebijakan internal sebagai panduan untuk
publikasi dan promosi pemasaran sesuai dengan Kode Etik
Periklanan dan UU Perlindungan Konsumen. Dengan panduan
tersebut, kami memastikan bahwa seluruh kegiatan promosi dan
informasi produk telah sesuai dengan persyaratan. Pada tahun
2013 tidak terdapat tindakan pelanggaran atau ketidakpatuhan
terhadap peraturan baik mengenai penyediaan informasi
produk Bank maupun mengenai aktivitas pemasaran termasuk
periklanan, promosi dan sponsorship. [PR4][PR6][PR7]
A. PUSAT PENGADUAN KONSUMEN Sistem Pengaduan Konsumen merupakan salah satu bentuk
peningkatan perlindungan nasabah dalam rangka menjamin
hak-hak nasabah dalam berhubungan dengan Bank. Pengaduan
nasabah harus diselesaikan dengan baik untuk mencegah
potensi menjadi perselisihan atau sengketa yang pada akhirnya
akan dapat merugikan nasabah dan atau Bank. Saat ini bank
bjb telah memiliki sistem pengaduan konsumen yang terpadu
melalui beberapa saluran pengaduan seperti:
- Pengaduan secara lisan adalah Pengaduan yang diajukan
secara langsung termasuk melalui telepon termasuk melalui
sarana bjb call 14049. Pengaduan secara lisan wajib
diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja secara kumulatif
sejak tanggal penerimaan pengaduan. Jika diperlukan
perpanjangan waktu wajib diselesaikan paling lama 20 (dua
puluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan pengaduan.
- Pengaduan secara tertulis yang diajukan melaui surat
termasuk sarana/media seperti e-mail, faksimili, website atau
sarana elektronik lainnya, serta media massa. Pengaduan
secara tertulis wajib diselesaikan paling lama 20 (dua puluh)
hari kerja sejak tanggal penerimaan pengaduan atau dapat
diperpanjang jangka waktunya sampai dengan paling
lama 20 (dua puluh) hari kerja berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan teknis tertentu.
Apabila ada perpanjangan waktu penyelesaian pengaduan
nasabah, wajib diberitahukan secara tertulis kepada nasabah
atau perwakilan nasabah yang mengajukan pengaduan.
Pemberitahuan secara tertulis mencantumkan alasan
In accordance with Law No.8/1999 concerning Consumer
Protection bank bjb is committed to protec customers’ rights,
among others, the rights to obtain correct, clear and honest
information regarding the offered products, the rights for their
complaints to be heard and resolved disputes and the rights to
get good service in a fair and non-discriminatory manner. [PR3]
Bank bjb has internal policy as a guide for publication and
marketing promotion according to Code of Advertising and
Consumer Protection Law. With these guidelines, we ensure
that all promotional activities and product information are
in compliance with the requirements. In 2013 there were no
violations or non-compliance with regulations concerning
provision of information regarding the Bank’s products and
marketing activities including advertising, promotion and
sponsorship. [PR4][PR6][PR7]
A. CONSUMER COMPLAINT CENTER Consumer Complaint System is one form of customer protection
improvement in order to ensure customers’ rights to connect with
the Bank. Customer complaints should be resolved properly to
prevent potential disputes that will be detrimental to customers
and or the Bank. Currently bank bjb has an integrated consumer
complaints system with various complaint channels such as:
- Verbal complaint is Complaint filed directly including by
phone via bjb call 14049. Verbal complaint should be
settled within at least 2 (two) working days from the date of
complaint receipt cumulatively. If time extension is necessary
should be completed within no later than 20 (twenty)
working days from the date of complaint receipt.
- Written complaint is submitted in writing through letters
including means / media such as e-mail, fax, website or other
electronic means, as well as mass media. Written complaint
should be completed within no later than 20 (twenty)
working days from the date of complaint receipt or the time
period can be extended up to a maximum of 20 (twenty)
working days based on certain technical considerations.
If extended time is required to settle customers’ complaints,
written notice should be given in writing to the customers or
customers’ representative who filed the complaints. The written
notice should state reason for time extension to settle the
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
49
perpanjangan jangka waktu penyelesaian pengaduan. Kantor
Cabang yang menerima pengaduan nasabah berkewajiban
menyampaikan surat pemberitahuan perpanjangan waktu
penyelesaian pengaduan kepada nasabah serta berkoordinasi
dengan Divisi Jaringan dan Pengembangan Layanan karena hal
tersebut akan mempengaruhi pelaporan Bank Umum ke Bank
Indonesia terkait pengaduan nasabah yang dilakukan oleh Divisi
Jaringan dan Pengembangan Layanan setiap triwulan.
Kami memahami pentingnya menjaga dan melindungi privasi
nasabah. Menjaga kerahasiaan data nasabah mutlak dilakukan
demi menjaga reputasi Bank dan kepercayaan nasabah. Kami
melarang siapapun mengungkapkan data nasabah kepada
pihak luar, kecuali diwajibkan oleh hukum. Pada tahun 2013
tidak terdapat pengaduan nasabah yang terkait dengan
pelanggaran keleluasan pribadi (privacy) nasabah dan hilangnya
data nasabah. [PR8]
B. PENGEMBANGAN BUDAYA LAYANAN bank bjb memiliki komitmen yang tinggi untuk memenuhi
tanggung jawab kepada konsumen dan nasabahnya. Oleh
karena itu, Bank menempatkan kepuasan nasabah sebagai
prinsip dasar dalam setiap pelayanannya.
Untuk mendukung upaya peningkatan kepuasan nasabah, Divisi
Jaringan dan Layanan melakukan evaluasi pelayanan melalui:
[PR5]
a. BSEM (Bank Service Excellence Monitoring).
b. External mystery shopping untuk mengukur performa
layanan dan memperoleh gambaran mengenai customer
experience terhadap actual service delivery dari layanan
bank bjb.
c. Self assessment.
d. Monitoring/pendampingan.
e. Customer satisfaction Index.
Pengembangan budaya layanan pada tahun 2013 diarahkan
kepada terciptanya services culture. Hal itu dilakukan melalui
implementasi Pengembangan Budaya Layanan di seluruh
outlet bank bjb, implementasi standarisasi aspek fisik
(Premises) di seluruh outlet bank bjb dan evaluasi implementasi
pengembangan budaya layanan di seluruh outlet bank bjb.
Standar ukuran yang digunakan adalah penilaian Bank Service
Excellent Monitoring (BSEM) versi MRI (Marketing Research
Indonesia). [4.9][PR6]
bank bjb telah menyusun pedoman standar pelayanan, road
map, dan blue print sebagai acuan dalam membangun budaya
layanan bank bjb. Road Map membangun budaya layanan
complaints. Branch Offices that receive customer complaints
should send extension notification to the customers regarding
complaint settlements and coordinate with Network and Services
Division because it will affect the reporting of Commercial Banks
to Bank Indonesia regarding customer complaints prepared by
Network and Services Division on a quarterly basis.
We understand the importance of maintaining and protecting
customer privacy. Maintaining confidentiality of customer data is
unquestionably done in order to maintain the Bank’s reputation
and customer confidence. We prohibit anyone to disclose
customer data to outside parties, unless required by law. In 2013
there were no customer complaints related to the violation of
customers’ personal privacy and lost customer data. [PR8]
B. SERVICES CULTURE DEVELOPMENT Bank bjb has strong commitment to fulfill responsibilities to its
customers. Therefore, the Bank puts customer satisfaction as a
fundamental principle in its services.
To support efforts to improve customer satisfaction, Network
and Services Division evaluates the services through: [PR5]
a. BSEM (Bank Service Excellence Monitoring).
b. External mystery shopping to measure the service
performance and to get a picture of the customer experience
in receiving actual service delivery of bank bjb.
c. Self assessment.
d. Monitoring/mentoring.
e. Customer satisfaction Index.
Services culture development in 2013 was directed to creation
of services culture. This was done through Services Culture
Development implementation across bank bjb’s outlets,
implementation of standardized Premises in all bank bjb’s outlets
and implementation evaluation of services culture development.
The used measurement standard is assessment of Bank Service
Excellent Monitoring (BSEM) MRI (Marketing Research Indonesia)
version. [4.9] [PR6]
Bank bjb has prepared guidelines for service standards, road
map and blue print as reference in building services culture of
bank bjb. Road Map building services culture was prepared in
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
50
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
disusun berupa tahapan target yang harus dicapai selama tiga
tahun. Hal ini dijadikan pedoman dalam penyusunan inisiatif
strategis dan rencana kerja sebagai berikut:
a. Tahun 2012-2013 sebagai tahun “The Best Ten in Service”
dengan target menjadi 10 besar di antara bank umum
nasional di Indonesia dan 10 besar scoring index layanan
versi MRI.
b. Tahun 2013-2014 sebagai tahun “The Best Seven in Service”
dengan target menjadi 7 besar di antara bank umum
nasional di Indonesia dan 7 besar scoring index layanan versi
MRI.
c. Tahun 2014-2015 sebagai tahun “The Best Five in Service”
dengan target menjadi 5 besar di antara bank umum
nasional di Indonesia dan 5 besar scoring index layanan versi
MRI.
1. Penyempurnaan Buku dan Video Standar Layanan
2. Pembuatan System Aplikasi Service Measurement
3. Penyelesaian Buku Panduan Standarisasi Aspek Fisik (Aspek Premises)
4. Implementasi Pengembangan Budaya Layanan, termasuk aspek fisik pada 8 outlet pilot
5. Evaluasi Implementasi pada 8 outlet pilot
6. Program Quick Win Pencapaian 10 Besar MRI
1. Implementasi Pengembangan Budaya Layanan di seluruh outlet bank bjb
2. Implementasi standarisasi aspek fisik (premises) di seluruh outlet bank bjb
3. Evaluasi Implementasi Pengembangan Budaya Layanan diseluruh outlet bank bjb
4. Terciptanya service culture5. Program Quick Win
Pencapaian 7 Besar MRI
1. Sustainability Program Pengembangan Budaya Layanan
2. Sustainability Service Culture3. Perbaikan Business Process4. Program Quick Win
Pencapaian 5 Besar MRI
2012“The Best Ten In Service”
2013“The Best Ten In Service”
2014“The Best Ten In Service”
form of gradual targets to be achieved over the three years. It is
used as a guide in preparation of strategic initiatives and action
plans as follows:
a. 2012-2013 as “The Best Ten in Service” year with a target of
becoming among the top 10 national commercial banks in
Indonesia and top 10 service scoring index MRI version.
b. 2013-2014 as “The Best Seven in Service” year with a target
of becoming among the top 7 national commercial banks in
Indonesia and top 7 service scoring index MRI version.
c. 2014-2015 as “The Best Five in Service” year with a target
of becoming among the top 5 national commercial banks in
Indonesia and top 5 service scoring index MRI version.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
51
C. BBSEA (BANK BJB SERVICE EXCELLENCE AWARD)
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di seluruh outlet bank
bjb, Divisi Jaringan dan Layanan melakukan kegiatan apresiasi
atau penghargaan kepada pegawai, yaitu program BBSEA
(bank bjb Service Excellence Award). Kegiatan ini diadakan
rutin setiap tahun, sebagai bentuk penghargaan kepada para
frontliner (teller, customer service, satpam), dan supervisor.
Seleksi program BBSEA dilakukan mulai dari kantor cabang
masing-masing. Kemudian, seleksi tingkat wilayah yang
meliputi aspek soft competency (kemampuan berkomunikasi/
tes lisan dan kualitas data) dan hard competency (roleplay, tes
tulis, performance), dan seleksi tingkat nasional yang meliputi
pemberian training classical, table manner, tes roleplay, dan
persentase hasil benchmarking.
Pengumuman pemenang dilaksanakan pada acara
penganugerahan BBSEA. Selain penghargaan kategori frontliner
dan supervisor, juga diberikan penghargaan bagi back office
terbaik, cleaning service terbaik, cabang pelayanan terbaik
kategori Pemda dan Non-Pemda, serta KCP pelayanan terbaik.
4. Mitra Kerja Mitra kerja atau rekanan adalah salah satu pemangku
kepentingan dimana bank bjb ingin menjalin kerja sama saling
menguntungkan untuk tumbuh berkembang bersama. Untuk itu
kami ingin bekerja sama dengan mitra yang memiliki kredibilitas
dan kualitas kerja sesuai yang dipersyaratkan.
C. BBSEA (BANK BJB SERVICE EXCELLENCE AWARD)
To improve services quality in all bank bjb’s outlets, Network
and Services Division conducts appreciation or award activities
for employees, which is BBSEA (bank bjb Service Excellence
Award) program. This activity is held annually, as a form of
tribute to frontliners (teller, customer service, security guard) and
supervisors.
BBSEA selection program is conducted at each branch office.
Then, selection at regional level which includes soft competency
(ability to communicate/oral test and data quality) and hard
competency (roleplay, written test, performance) aspects, and
selection at national level which includes provisions of classical
training, table manner, roleplay test and benchmarking results
percentage.
Announcement of winners is held at BBSEA ceremony. In
addition to awards for frontliner and supervisor categories,
awards are also given to the best back office, the best cleaning
service, branch with the best service for Government and Non-
Government categories, as well as KCP with the best service.
4. Business Partners Business partners are stakeholders whom bank bjb would
like to establish mutually beneficial cooperation with to grow
together. Therefore we would like to work with partners who
have credibility and work quality as required.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
52
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
Jenis pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ketiga diantaranya
adalah bidang pekerjaan konstruksi seperti kontraktor dan
konsultan pembangunan gedung (sipil dan mekanikal elektrikal),
furnitur dan interior serta perawatan gedung, pengadaan
barang, jasa konsultansi dan jasa lainnya. kesempatan menjadi
rekanan diumumkan secara terbuka di website Bank: www.
bankbjb.co.id.
bank bjb memiliki kebijakan yang mengharuskan calon
penyedia barang/jasa untuk mengajukan permohonan menjadi
rekanan untuk mendapatkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
yang dikeluarkan oleh Divisi Umum. Untuk mendapatkan SKT,
calon rekanan harus memenuhi berbagai persyaratan teknis
dan dokumentasi, serta menjalani proses evaluasi dari berbagai
aspek seperti harga, kompetensi, fasilitas kerja, kemampuan
finansial, perijinan serta kepatuhan terhadap peraturan
ketenagakerjaan dan aturan hukum lainnya yang relevan. Calon
rekanan juga diwajibkan menandatangani Pakta Integritas yang
menyatakan tidak memiliki benturan kepentingan dan tidak
memiliki kepentingan ekonomi secara langsung, hubungan
asosiasi atau hubungan lainnya (baik pribadi ataupun keluarga)
dengan karyawan, Direksi, Komisaris maupun pemegang saham
pengendali.
Setiap permasalahan yang timbul dalam penyelesaian pekerjaan
didiskusikan, dikonsultasikan dan dituangkan dalam kesepakatan
kontraktual yang saling menghormati dan dijalankan
berdasarkan prinsip saling menguntungkan serta mendukung
kelancaran operasional. Bank berupaya memenuhi harapan
mitra kerja dengan menyelenggarakan proses pengadaan yang
adil dan transparan, pelaksanaan pembayaran tepat waktu, dan
proses evaluasi yang berdasarkan fakta dan data yang akurat.
Hingga akhir tahun 2013, Bank tidak pernah menerima sanksi
denda atas ketidakpatuhan hukum dan peraturan perundang-
undangan mengenai pengadaan barang dan jasa. [PR9]
Secara khusus kami tidak memiliki kebijakan untuk
mengutamakan rekanan lokal. Namun kami memiliki
pertimbangan untuk sedapat mungkin memanfaatkan potensi
lokal di mana kantor kami berada sepanjang memenuhi semua
persyaratan. Setiap rekanan akan melalui proses penilaian yang
sama termasuk evaluasi pelaksanaan pekerjaan (post review),
kunjungan ke tempat/domisili perusahaan rekanan dan evaluasi
berkala setiap tahunnya. [EC6]
Types of work assigned to third parties include construction
works such as building contractors and consultants (civil and
mechanical electrical), furniture and interior as well as building
maintenance, procurement, consulting services and other
services. Opportunity to become partner is publicly announced
on the Bank’s website: www.bankbjb.co.id.
Bank bjb has a policy that requires prospective goods/services
vendors to apply for partners to obtain Certificate of Registration
(SKT) issued by General Division. To obtain SKT, prospective
partners should fulfill various technical requirements and
documentation, as well as go through evaluation process on
various aspects such as price, competence, working facilities,
financial viability, licensing and compliance with labor laws and
other relevant laws. Prospective partners are also required to sign
Integrity Pact stating that they do not have conflict of interests
and do not have direct economic interest, associated relationship
or other relationships (either personal or family) with employees,
Directors, Commissioners or controlling shareholders.
Any problems that arise in work completion are discussed,
consulted and stated in the contractual agreement with mutual
respect which is performed based on mutual benefit principle and
support for smooth operation. The Bank seeks to meet business
partners’ expectations by organizing fair and transparent
procurement process, timely payment and evaluation process
based on accurate facts and data. By the end of 2013, there
were no financial penalties for non-compliance with laws and
regulations on procurement of goods and services imposed on
the Bank. [PR9]
In particular we do not have a policy to give priority to local
partners. However we have a consideration to the extent
possible utilize local potentials where our offices are located
as long as meeting all the requirements. Each partner is going
through the same assessment process including post review, visit
to the partner’s location/domicile and annual evaluation. [EC6]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
53
PENGHARGAAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIAKami sangat memperhatikan aspek kemanusiaan dan pengakuan
terhadap hak asasi manusia (HAM). Namun demikian kami tidak
menyajikan informasi khusus terkait indikator aspek-aspek HAM.
Kami belum mencantumkan klausula mengenai HAM dalam
perjanjian/kontrak kerja dengan rekanan atau pihak lainnya karena
belum merupakan kelaziman dalam kontrak kerja yang berlaku
umum di Indonesia. [HR1][HR2]
Kami sangat menyadari bahwa dimanapun bank bjb beroperasi selalu
berhubungan dengan masyarakat sekitar yang memiliki karakteristik
berbeda-beda. Oleh karena itu, kami senantiasa meningkatkan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat yang kami
terapkan melalui pendekatan-pendekatan berikut:
1. Beradaptasi dengan perkembangan nilai-nilai budaya masyarakat
sekitar.
2. Berpartisipasi aktif dalam membantu pengembangan masyarakat
melalui program-program tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan pendekatan tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013
tidak ada pengaduan keberatan dari masyarakat setempat terhadap
keberadaan bank bjb termasuk pelanggaran hak-hak masyarakat
asli. [HR9]
5. Kepatuhan terhadap Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Regulator
Hingga akhir tahun 2013, Bank Indonesia menjalankan
perannya untuk membina dan mengawasi perbankan di
Indonesia, baik dari sudut ekonomi perusahaan terutama
dengan jalan pengaturan dan penjagaan likuiditas dan
solvabilitas bank, maupun dari sudut moneter dengan jalan
pengaturan dan pengawasan terhadap pemberian kredit bank.
Selanjutnya, sesuai amanat Undang-undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, terhitung tanggal 31
Desember 2013 Bank Indonesia telah mengalihkan fungsi
pengaturan dan pengawasan bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan. Dengan demikian, pengawasan terhadap individual
bank (mikroprudensial) dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
namun, pengawasan terhadap makroprudential tetap dilakukan
oleh Bank Indonesia berkoordinasi dengan Otoritas Jasa
Keuangan.
Kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia serta peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku wajib dilaksanakan
oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh pegawai bank bjb.
Kepatuhan merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas
bisnis Bank, karena setiap kegagalan pelaksanaan kepatuhan
dapat menyebabkan risiko kepatuhan, risiko reputasi, dan risiko
lainnya. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/
RESPECT FOR HUMAN RIGHTSWe are very concerned about humanitarian aspects and recognition
of human rights (Human Rights). However, we do not present specific
information related to indicators of human rights aspects. We have
not included a clause on human rights in work agreement/contract
with partners or other parties because it has not been customary in
generally accepted work contract in Indonesia. [HR1] [HR2]
We are well aware that wherever bank bjb operates the Bank is
always connected with the surrounding communities that have
different characteristics. Therefore, we continuously improve
harmonious relations with the local communities that we apply
through the following approaches:
1. Adapt to cultural values development of the surrounding
community.
2. Actively participate in assisting community development through
corporate social responsibility programs.
With these approach, until the end of 2013 there were no objection
complaints filed by the local community against bank bjb’s presence
including violations of the natives’ rights. [HR9]
5. Compliance with Government and Financial Services Authority as Regulators
By the end of 2013, Bank Indonesia to performs its role to foster
and oversee banks in Indonesia, both from corporate economic
perspective especially with regulation and maintenance of banks’
liquidity and solvency, as well as from monetary perspective with
regulation and supervision on banks’ lending. Furthermore, as
mandated by Law No. 21 of 2011 concerning Financial Services
Authority, commencing on December 31, 2013 Bank Indonesia
has transferred its banking regulation and supervision functions
to Financial Services Authority. Hence, supervision of individual
banks (mikroprudential) conducted by Financial Services
Authority is still performed by Bank Indonesia in coordination
with Financial Services Authority.
Compliance with Bank Indonesia Regulations and other
applicable laws and regulations must be performed by Board of
Commissioners, Board of Directors and all employees of bank bjb.
Compliance is an integral part of the Bank’s business activities,
because every failure can lead to compliance risk, reputation risk
and other risks. In accordance with Bank Indonesia Regulation
No. 13/2/PBI/2011 dated January 20, 2011 concerning
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
54
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
PBI/2011 tanggal 20 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum, bank bjb melaksanakan budaya
kepatuhan dan memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan
bank.
INDIKATOR KEPATUHANDalam menjalankan usaha, bank bjb telah memenuhi ketentuan
Bank Indonesia yang terkait dengan aspek kecukupan modal,
pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas,
serta penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan
pendanaan terorisme sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Aspek KepatuhanPemenuhan
BankFulfillment Bank
Acuan
ReferenceCompliance Aspect
(Ketentuan) (provision)
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM)
16.78% ≥ 8% Capital Adequacy Ratio (KPMM)
Pelampauan / Pelanggaran Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK)
Tidak ada
None
Tidak
diperkenankan
Not allowed
Exceedances/violations Lending Limit (BMPK)
Rasio Non Performing Loan (NPL) 2.73% ≤ 5% Ratio Non Performing Loan (NPL)
Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer 8.00% ≥ 8% Ratio Statutory (GWM) Primer
Rasio GWM Sekunder 10.49% ≥ 2.5% Ratio GWM Secondary
Rasio GWM dalam Valuta Asing 8.41% ≥ 8% Ratio GWM in Foreign Exchange
Rasio Posisi Devisa Neto (PDN) 1.20% ≤ 20% Ratio Net Open Position (PDN)
PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME (PROGRAM APUPPT)Pelaksanaan Program Anti Pencucian uang dan Pencegahan
pendanaan Terorisme merupakan program yang dilaksanakan
secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012
tanggal 28 Desember 2012 Tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank
Umum.
Selama Tahun 2013, penerapan Program APUPPT di bank bjb
dilakukan dengan aktivitas sebagai berikut: [SO4]
1. Melaksanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem
aplikasi sebagai alat bantu penerapan program APUPPT yang
dapat digunakan untuk mendeteksi transaksi keuangan yang
memenuhi kriteria sebagai transaksi yang wajib dilaporkan
kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Implementation of Commercial Bank Compliance, bank bjb
implements compliance culture and ensures implementation of
bank compliance function.
COMPLIANCE INDICATORSIn running business, bank bjb has complied with Bank Indonesia
regulations related to aspects of capital adequacy, lending regulatory
compliance, liquidity maintenance, as well as implementation of
anti-money laundering and combating the financing of terrorism, as
shown in the following table:
IMPLEMENTATION OF ANTI-MONEY LAUNDERING AND FINANCING OF TERRORISM (APUPPT PROGRAM)Implementation of Anti Money Laundering and Financing of Terrorism
is a program implemented on an ongoing basis in order to meet
the obligations according to Bank Indonesia Regulation No. 14/27/
PBI/2012 dated December 28, 2012 concerning Implementation of
Anti-Money Laundering and Financing of Terrorism for Commercial
Banks.
During 2013, implementation of APUPPT program at bank bjb was
done with the following activities: [SO4]
1. Developed and refined application system as a tool for
implementation of APUPPT program that can be used to detect
financial transactions which are qualified as transactions that
must be reported to Indonesian Financial Transaction Reports and
Analysis Center (PPATK) and identify customer risk classification
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
55
dan mengidentifikasi pengelompokkan risiko nasabah dari sisi
APUPPT dan alat bantu dalam rangka pemantauan Pengkinian
Data Nasabah bank bjb.
2. Melaksanakan program pelatihan secara rutin baik pelatihan
secara regular yang diterapkan kepada calon pegawai baru
maupun pelatihan yang khusus kepada pegawai yang
berhubungan langsung dengan nasabah atau pegawai yang
posisisnya strategis dalam penerapan APUPPT. [SO4]
3. Melaporkan transaksi keuangan tunai yang nilainya masuk
kriteria APUPPT (5.133 laporan) dan transaksi keuangan
mencurigakan (49 laporan) kepada PPATK.
PERATURAN YANG MEMPUNYAI DAMPAK SIGNIFIKAN TERHADAP BANK TAHUN 2013Sepanjang tahun 2013, Bank Indonesia telah menerbitkan sejumlah
aturan perbankan yang mempengaruhi kinerja bank bjb secara
langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah:
1. Peraturan Bank Indonesia nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27
Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
Berdasarkan Modal Inti. Peraturan ini telah mendorong bank bjb
untuk memperkuat modal intinya dalam mendukung operasional
bank. Hal tersebut didukung penuh oleh seluruh pemegang
saham dengan kesepakatan menurunkan Dividen Payout Ratio
dari 62,5% menjadi 56% sehingga modal inti bank bjb tahun
2013 menjadi sebesar Rp 5,43 triliun dan masuk dalam kategori
BUKU 3.
2. Ketentuan baru mengenai Loan To Value (LTV)/Financing To
Value (FTV) untuk Kredit Pemilikan Properti dan Kredit Konsumsi
Beragun Properti yang tertuang dalam Surat Edaran Eksternal
Bank Indonesia No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013.
Ketentuan ini berlaku untuk Kredit/Pembiayaan Pemilikan
Properti (KPP/KPP iB), meliputi KPR/KPR iB, KPRS/KPRS iB,
KPRukan/KPRukan iB, dan KPRuko/KPRuko iB; dan Kredit/
Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti (KKBP/KKBP iB). Dengan
adanya ketentuan baru tentang LTV tersebut, bank bjb telah
melakukan penyesuaian/review terhadap ketentuan-ketentuan
internal terkait produk bjb KPR & Mortgage.
3. Surat Edaran Ekstern Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September
2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang
Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan
Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti,
dan Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor Berlaku: 30
September 2013. Dengan adanya surat edaran Bank Indonesia,
Bank wajib untuk melakukan penyesuaian ketentuan internal
bank dengan surat edaran Bank Indonesia. Surat edaran Bank
Indonesia ini juga berdampak pada penilaian risiko pemberian
pembiayaan kepemilikan properti oleh perusahaan.
from APUPPT perspective and tools to monitor bank bjb’s
Customer Data Updating.
2. Held routine training programs both regular training for
prospective new employees and special training for employees
who directly deal with customers or employees with strategic
positions in APUPPT implementation. [SO4]
3. Reported cash transactions with values regulated in APUPPT
criteria (5,133 reports) and suspicious financial transactions (49
reports) to PPATK.
REGULATIONS THAT HAVE A SIGNIFICANT IMPACT ON THE BANK IN 2013Throughout 2013, Bank Indonesia issued a number of banking
regulations that affected bank bjb’s performance directly or indirectly,
including:
1. Bank Indonesia Regulation No. 14/26/PBI/2012 dated December
27, 2012 on Banks’ Business Activities and Core Capital Based
Office Network. This regulation has encouraged bank bjb to
strengthen its core capital to support banking operations. This
was fully supported by all shareholders with agreement to lower
Dividend Payout Ratio from 62.5% to 56% so that bank bjb’s
core capital in 2013 was Rp 5.43 trillion and included in BOOK 3
category.
2. New regulation regarding Loan To Value (LTV)/Financing To Value
(FTV) for Property Loans and property-backed Consumer Loans
as contained in External Circular Letter of Bank Indonesia No.
15/40/DKMP dated September 24, 2013. This provision applies
to Property Loan/Financing (KPP/KPP iB), including KPR/KPR iB,
KPRS/KPRS iB, KPRukan/KPRukan iB and KPRuko/KPRuko iB;
and Property-Backed Consumer Loan/Financing (KKBP/KKBP
iB). With the new provisions of LTV, bank bjb had performed
adjustment/review of internal regulations related to bjb’s KPR &
Mortgage products.
3. External Circular Letter No. 15/40/DKMP dated September 24,
2013 concerning Application of Risk Management at Banks
that provide Property Credit or Financing, Property-Backed
Consumer Loans or Financing, as well as Automotive Loans
and Financing Effective: September 30, 2013. Given the Bank
Indonesia Circular Letter, the Bank should make adjustments to
its internal regulations according to the Bank Indonesia Circular
Letter. This Bank Indonesia Circular Letter also has an impact on
risk assessment of property financing provision by the Company.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
56
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement
4. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP
tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum, bank bjb telah melakukan self
assessment penerapan GCG selama tahun 2013. Berdasarkan
analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian, hasil
penilaian sendiri (self assessment) penerapan GCG bank bjb
tahun 2013 mendapat peringkat “Baik”.
SANKSI ADMINISTRATIF Hingga akhir tahun 2013, Bank tidak pernah menerima tindakan
hukum terhadap pelanggaran ketentuan anti-persaingan, anti-trust,
praktek monopoli. Bank juga tidak pernah menerima sanksi baik
berupa denda moneter maupun non-moneter terkait pelanggaran
hukum lainnya, peraturan dan prinsip kehati-hatian serta sanksi
terkait dengan kewajiban pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan
maupun Bank Indonesia. [SO7] [SO8]
Dalam skema hubungan industrial tripartit, pemerintah adalah salah
satu dari tiga pilar utama industri yakni pekerja, pengusaha sebagai
pemberi kerja, dan pemerintah sebagai regulator. Dalam skema
ini, pemerintah berkewajiban menjaga iklim usaha yang kondusif
dengan membuat peraturan ketenagakerjaan yang jelas dan adil
berdasarkan hukum dan perundang-undangan, yang menyerap
aspirasi dan melindungi kepentingan pekerja, pengusaha, dan
masyarakat.
Dukungan kebijakan pemerintah bagi terciptanya iklim usaha yang
kondusif akan memberikan benefit kepada pemerintah berupa
ketersediaan lapangan kerja, peningkatan pajak, serta meningkatnya
perekonomian makro.
6. Masyarakat Perkembangan usaha bank bjb menumbuhkan dampak
ekonomi di masyarakat secara luas. Bank secara aktif berupaya
mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat dengan
merancang dan merealisasikan program-program tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) yang diselaraskan dengan potensi
yang dimiliki masyarakat setempat.
Program CSR direncanakan dan dilaksanakan pada setiap tahun
anggaran. Adapun luas cakupan dan jenis program disesuaikan
dengan kemampuan Bank maupun kesiapan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, bank bjb dapat menjalin kerja sama dengan
mitra usaha, pemerintah, universitas, dan lembaga swasta
yang berkompeten untuk mengembangkan kegiatan CSR yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun saat kami belum
memiliki data mengenai jumlah organisasi yang telah bersinergi
dengan bank bjb dalam melaksanakan program-program CSR.
[FS10]
4. In accordance with Bank Indonesia Circular Letter No. 15/15/
DPNP dated April 29, 2013 concerning Implementation of Good
Corporate Governance for Banks, bank bjb has performed self
assessment of GCG implementation during 2013. Based on
analysis of all assessment criteria/indicators, self-assessment
results of GCG implementation at bank bjb in 2013 was rated as
“Good”.
ADMINISTRATIVE SANCTIONSBy the end of 2013, there were no legal actions against violations
of anti-competition, anti-trust, monopoly practices imposed on the
Bank. There were also no sanctions in form of monetary or non-
monetary penalties related to violations of other laws, regulations and
prudential principle and sanctions related to reporting requirements
to Financial Services Authority and Bank Indonesia. [SO7] [SO8]
In tripartite industrial relation scheme, the government is one of
the three main industrial pillars which are workers, employers and
government as regulator. In this scheme, the government is obliged
to maintain conducive business climate by establishing clear and fair
employment regulations based on the laws and regulations, which
absorb aspirations and protect interests of workers, employers and
the community.
Government policy support for creation of conducive business climate
will provide benefit to the government in form of jobs availability,
increased taxes and improved macro economy.
6. Community Bank bjb’s business development fosters economic impact on
the community at large. The Bank actively seeks to encourage
economic activities growth of the community by designing and
realizing corporate social responsibility (CSR) programs which are
aligned with potentials of the local community.
CSR programs are planned and implemented in each fiscal year.
The broad scope and types of programs are tailored to capability
of the Bank and readiness of the community. In practice, bank bjb
can collaborate with business partners, the government, universities
and private institutions that are competent to develop CSR activities
according to the needs of the community. However currently we do
not have data on the number of organizations which have synergized
with bank bjb in implementing CSR programs. [FS10]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
57
KEANGGOTAAN DALAM ASOSIASI INDUSTRI DAN ORGANISASI LAINNYA [4.13]bank bjb ikut aktif sebagai anggota beberapa asosiasi profesional
dan organisasi lainnya. Tujuannya untuk memperluas jaringan bisnis,
menjalin komunikasi dan bagian dari upaya pelibatan pemangku
kepentingan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi
dalam menjalankan kegiatan operasional.
OrganisasiOrganization
Fokus OrganisasiOrganization Focus
Tahun bergabungYear of Joining
Peran/KedudukanRole/Position
Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas)
Organisasi bank-bank nasional Indonesia
Indonesian National Banks Association
2011Anggota
Member
Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)
Wadah kerja sama antar bank pembangunan daerah seluruh Indonesia
Cooperation forum of Indonesia regional
development banks
1999
Anggota
Member
United Nations Environment Programme for Finance Intiative (UNEP FI)
Badan Internasional PBB untuk kerja sama sektor keuangan dan corporate sustainability
UN International Agency for the cooperation of
financial sector and corporate sustainability
2011
Anggota
Member
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) organisasi perusahaan publik (emiten) yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Indonesian Public Companies Association which listed
in Indonesia Stock Exchange (IDX)
2010
Anggota
Member
MEMBERSHIP IN INDUSTRIAL ASSOCIATION AND OTHER ORGANIZATIONS [4.13]Bank bjb actively participates as member of several professional
associations and other organizations. The objective is to expand
business network, establish communication and part of stakeholders
engagement efforts in resolving any encountered problems in
carrying out its operations.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
58
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
Dalam perjalanan usahanya, bank bjb telah melalui berbagai
tantangan tak mudah di tengah lingkungan bisnis yang dinamis
dan semakin kompetitif. Namun kami meyakini, dengan konsistensi
menjalankan praktik-paktik tata kelola terbaik, bank bjb akan
tetap tumbuh secara berkelanjutan dan mencapai visi dan tujuan
perusahaan telah ditetapkan. Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik (GCG) sesuai kebijakan dan peraturan perundang-
undangan harus melekat dalam sikap, perilaku, pola pikir, dan cara
kerja setiap pegawai bank bjb sebagaimana terangkum dalam nilai-
nilai utama perusahaan yaitu Service Excellence, Professionalism,
Integrity, Respect, Intelligence, Trust (SPIRIT). Tata kelola yang baik
akan menyelaraskan perilaku perusahaan dengan harapan seluruh
pemangku kepentingan, yaitu nasabah, investor, pemegang saham,
dan masyarakat umum, termasuk pegawai serta pihak lainnya.
Tujuan bank bjb menerapkan praktik terbaik GCG diantaranya
adalah:
• Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang
Saham, Dewan Komisaris,
• Direksi, pegawai, nasabah, masyarakat dan lingkungan.
• Mengelola sumber daya secara lebih efisien dan bertanggung
jawab.
• Mengelola risiko secara lebih baik.
• Meningkatkan pertanggungjawaban kepada pemangku
kepentingan.
• Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Bank.
• Memperbaiki budaya kerja Bank.
• Meningkatkan citra Bank (image) menjadi semakin baik.
In the course of its business, bank bjb has gone through various
challenges which were not easy in the middle of dynamic and
increasingly competitive business environment. However, we believe,
with consistency of the best governance practices, bank bjb will
continue to grow in a sustainable manner and achieve the Company’s
vision and goals that have been set. Good corporate governance
(GCG) practices which are aligned with policies and the applicable
laws and regulations should be inherent in attitude, behavior, point
of view and performance of each bank bjb’s employee as concluded
in the Company’s core values which are Service Excellence,
Professionalism, Integrity, Respect, Intelligence, Trust (SPIRIT). Good
governance will align corporate behavior with expectations of all
stakeholders, namely customers, investors, shareholders, and the
public, including employees and other parties.
Bank bjb’s purposes in implementing the best GCG practices among
others are:
• Control and direction of relationship between Shareholders,
Board of Commissioners, Board of Directors, employees,
customers, communities and the environment.
• More efficient and responsible resources management.
• Better risk management.
• Improved accountability to stakeholders.
• Prevention of of irregularities in the Bank’s management.
• The Bank’s work culture improvement.
• Better image of the Bank.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
59
STRUKTUR TATA KELOLAStruktur tata kelola bank bjb sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
secara garis besar terdiri dari tiga organ, yaitu Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) sebagai forum pengambil keputusan
tertinggi bagi pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi. [4.1]
Secara umum, kegiatan perbankan dilakukan oleh Komisaris dan
Direksi. Komisaris mengkaji kebijakan-kebijakan dan melaksanakan
pengawasan serta memberikan saran terhadap pengelolaan
Bank, sedangkan Direksi memimpin pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan Bank sehari-hari. Dewan Komisaris dan Direksi memiliki
wewenang, tanggung jawab dan independensi yang jelas sesuai
fungsinya masing-masing sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan. Tidak ada anggota
Dewan Komisaris yang juga merangkap sebagai anggota Direksi.
[4.2]
Bank telah melengkapi perangkat kerja dan sarana yang dibutuhkan
bagi setiap organ dengan membentuk komite-komite di bawah
Dewan Komisaris, komite-komite di bawah Direksi serta Corporate
Secretary yang bertugas membantu Dewan Komisaris dan Direksi
dalam menjalankan fungsinya dan memberi saran sesuai lingkup
tugas masing-masing. [4.1]
1. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) [4.4][4.7]
RUPS merupakan organ tertinggi di bank bjb, yang memegang
seluruh otoritas yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris
ataupun Direksi. Pelaksanaan RUPS dilakukan melalui Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Pada tahun 2013, bank
bjb telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPST pada tanggal 26
Maret 2013 dan tidak menyelenggarakan RUPSLB.
RUPS yang dilaksanakan setiap tahun mempunyai wewenang
untuk meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan
Direksi terkait dengan pengelolaan perusahaan, mengubah
anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan Dewan
Komisaris dan Direksi, memutuskan pembagian tugas dan
wewenang Direktur dan lainnya. Melalui RUPS, para pemegang
saham dapat melakukan evaluasi kinerja Direksi dan Dewan
Komisaris dengan melihat capaian Bank atas target-target
kinerja di bidang ekonomi, sosial, lingkungan, dan parameter-
parameter lain mencakup pelayanan kepada pelanggan, persepsi
terhadap Bank, kepatuhan terhadap peraturan perundangan
dan sebagainya. [4.10]
GOVERNANCE STRUCTUREGovernance structure of bank bjb refers to Law No. 40 of 2007
concerning Limited Liability Companies (Company Law) broadly
consists of three elements, namely General Meeting of Shareholders
(GMS) as the highest decision-making forum for shareholders, Board
of Commissioners and Board of Directors. [4.1]
In general, banking activities are performed by Board of Commissioners
and Board of Directors. Board of Commissioners reviews policies,
supervises and provides advices on management of the Bank, while
Board of Directors leads implementation of the Bank’s policies and
day-to-day management. Board of Commissioners and Board of
Directors have clear authorities and responsibilities according to their
respective functions as stipulated in the Articles of Association and
the laws and regulations. No member of Board of Commissioners
holds concurrent position as member of Board of Directors. [4.2]
The Bank has completed working structure required for each organ
by forming committees under Board of Commissioners, committees
under Board of Directors and Corporate Secretary that assist Board of
Commissioners and Board of Directors in carrying out their functions
and provide advices within their respective scopes of duties. [4.1]
1. GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (GMS) [4.4] [4.7]
GMS is the highest organ of bank bjb, which holds all authority
not delegated to Board of Commissioners or Board of Directors.
GMS is held in Annual General Meeting of Shareholders (AGMS)
and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS). In
2013, bank bjb held 1 (one) AGMS on March 26, 2013 and did
not hold EGMS.
AGMS is organized every year with authority to hold
accountability of Board of Commissioners and Board of Directors
related to management of the Company, amend the Articles of
Associations, appoint and terminate Board of Commissioners
and Board of Directors, determine allocation of duties and
authorities of Board of Directors and so forth. In AGMS,
shareholders can evaluate performance of Board of Directors
and Board of Commissioners by reviewing achievements of the
Bank’s performance targets in the areas of economic, social,
environmental and other parameters including customer services
to customers, the Bank’s image, compliance with the laws and
regulations and so on. [4.10]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
60
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
2. DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh pemegang
saham melalui RUPS. Proses pemilihan anggota Dewan
Komisaris melibatkan pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan
(fit and proper test), yang selain menguji aspek kompetensi
dan integritas, juga mencakup pengetahuan yang mendalam
terhadap masalah ekonomi, lingkungan dan sosial yang relevan.
[4.7]
Secara garis besar Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung
jawab secara kolegial untuk mengawasi jalannya usaha Bank,
memberikan nasihat kepada Direksi dan memastikan bahwa
Bank telah menerapkan GCG dalam operasinya pada seluruh
jenjang organisasi. Dewan Komisaris bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa manajemen telah memiliki dan
melaksanakan suatu sistem kontrol keuangan dan kepatuhan
yang memadai agar operasional Bank dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
KOMPOSISI DEWAN KOMISARISBerdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) pada 27 September 2012, susunan Dewan Komisaris bank
bjb periode 2011 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut:
JabatanNamaName
Position
Komisaris Utama* Agus Ruswendi *President Commissioner
Komisaris Muhadi Commissoner
Komisaris Independen Achmad Baraba Independent Commissioner
Komisaris Independen Klemi Subiyantoro Independent Commissioner
Komisaris Independen Yayat Sutaryat Independent Commissioner
Komisaris Independen Rudhyanto Mooduto Independent Commissioner
Keterangan:* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor
15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi Komisaris Utama.
bank bjb memiliki 4 (empat) orang Komisaris Independen atau lebih
dari 50% jumlah Komisaris. Keberadaan Komisaris Independen
selain untuk mewakili kepentingan pemegang saham minoritas,
juga sebagai upaya mencegah terjadinya pengambilan keputusan
yang mengandung benturan kepentingan. Terkait potensi benturan
kepentingan, Dewan Komisaris telah mengeluarkan Surat Keputusan
Dewan Komisaris Nomor 06/DK/2007 (syarat independensi angka
11), yaitu “Pengungkapan benturan kepentingan dicantumkan
dalam setiap risalah rapat Dewan Komisaris, paling kurang
mencakup nama anggota Dewan Komisaris yang memiliki benturan
kepentingan, masalah pokok benturan kepentingan dan dasar
pertimbangan pengambilan keputusan”. Demikian pula Direksi
telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 931/SK/DIR/2007, (Bab
3 perihal standar etika, prinsip umum etika Bank) tekait benturan
kepentingan. [4.6]
2. BOARD OF COMMISSIONERS Board of Commissioners are appointed and terminated by
shareholders in GMS. The selection process of Board of
Commissioners members involves fit and proper test, which in
addition to assessing competence and integrity aspects, also
including in-depth relevant knowledge of economy, environment
and social. [4.7]
Broadly speaking, Board of Commissioners collegially performs
and holds responsibility for overseeing the Bank’s business,
providing advice to Board of Directors and ensuring that the
Bank has implemented GCG in operations of all organization
levels. Board of Commissioners is responsible for ensuring that
management has and implements financial control system and
adequate compliance si that the Bank’s operations can be carried
out effectively and efficiently.
BOARD OF COMMISSIONERS’ COMPOSITIONBased on resolution of Extraordinary General Meeting of Shareholders
(EGMS) on September 27, 2012, Board of Commissioners of bank
bjb for the period from 2011 to 2015 is as follows:
Note:* Since the receipt of the Fit & Proper Test Decision Letter from Bank Indonesia no:
15/10/APBU/Bd/Rahasia dated 6 February 2013, no longer effectively served as President Commissioner.
Bank bjb has 4 (four) Independent Commissioners or more than
50% of total Board of Commissioners members. The existence of
Independent Commissioner in addition to representing the interests
of minority shareholders, is also an effort to prevent decision-making
with conflict of interests. Related to potential conflict of interests,
Board of Commissioners issued BOC Decree No. 06/DK/2007
(independence requirement point 11), mentioning “Disclosure
of conflict of interests is included in each minutes of meeting of
Board of Commissioners should at least state the name of Board
of Commissioners members with conflict of interests, core problem
related to conflict of interest and rationale of decision-making
consideration”. Similarly, Board of Directors issued Decree No. 931/
SK/DIR/2007, (Chapter 3 regarding ethical standards, the Bank’s
general principle of ethics) related to conflict of interests. [4.6]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
61
EVALUASI KINERJA DEWAN KOMISARIS [4.10]
Evaluasi kinerja anggota Dewan Komisaris difasilitasi oleh Komite
Nominasi dan Remunerasi dengan sistem self assessment atau
sistem lain yang ditetapkan oleh rapat Dewan Komisaris. Penilaian
kinerja Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan kriteria kehadiran
dalam rapat Dewan Komisaris, kehadiran dalam rapat Komite di
tingkat Dewan Komisaris, integritas serta hubungan anggota Dewan
Komisaris dengan sesama anggota Dewan Komisaris, dengan
Direksi dan pihak-pihak lain yang diatur dalam Anggaran Dasar dan
Peraturan Perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia
yang berlaku.
KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS [4.1][4.9]
Dewan Komisaris memiliki komite-komite untuk mendukung
pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Komisaris terhadap
pengelolaan Bank. Berikut uraian singkat mengenai komite-
komite Dewan Komisaris untuk memberikan gambaran mengenai
mekanisme pengawasan organisasi oleh Dewan Komisaris.
A. Komite Audit Komite Audit bertugas untuk menelaah laporan keuangan
dan informasi keuangan lainnya untuk kepentingan para
pemangku kepentingan, menelaah hasil pencapaian, efektivitas,
dan obyektivitas seluruh proses audit internal dan eksternal,
mengevaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, dan memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem
pengendalian internal Bank.
Ketua dan anggota Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) orang
Komisaris Independen dan 3 (tiga) orang anggota Independen.
Nominasi untuk calon anggota Komite Audit harus melalui
kajian dari Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN). Kualifikasi
penugasan dan fungsi dari Komite Audit mengacu pada
peraturan Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia serta Bank
Indonesia. Seluruh anggota komite audit bank bjb periode 2013
memiliki kedudukan yang independen terhadap bank bjb.
B. Komite Remunerasi dan Nominasi [4.7] Tugas Komite Nominasi dan Remunerasi adalah memastikan
dilaksanakannya prinsip-prinsip GCG dalam kebijakan
remunerasi dan nominasi Bank. Terkait kebijakan remunerasi,
Komite melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, mengenai
kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Komite
juga merumuskan kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif
dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada
Direksi.
BOARD OF COMMISSIONERS PERFORMANCE EVALUATION [4.10]Performance evaluation of Board of Commissioners members is
facilitated by Nomination and Remuneration Committee with self
assessment system or any other system established by Board of
Commissioners meeting. Board of Commissioners performance
assessment is done based on certain criteria including attendance
in Board of Commissioners meetings, attendance in Committee
Meeting at Board of Commissioners level, integrity and relationships
with fellow members of Board of Commissioners, Board of directors
and other parties set forth in the Articles of Association, the laws and
regulations and applicable Bank Indonesia Regulations.
COMMITTEES OF BOARD OF COMMISSIONERS [4.1] [4.9]Board of Commissioners has committees to support its supervisory
function on management of the Bank. The following is brief
description of committees of Board of Commissioners to provide
an overview of organizational control mechanisms by Board of
Commissioners.
A. Audit Committee Audit Committee is responsible to review financial statements
and other financial information for the benefit of stakeholders,
review achievement results, effectiveness and objectivity of
the entire process of internal and external audits, evaluate the
Bank’s policies related to compliance with the applicable laws
and regulations and provide recommendation on improvement
of the Bank’s internal control system.
Chairman and members of Audit Committee consist of 3
(three) Independent Commissioners and 3 (three) Independent
members. Nomination for candidates of Audit Committee
members should be reviewed by Remuneration and Nomination
Committee (KRN). Qualifications assignments and functions
of Audit Committee are based on regulations of Bapepam-LK,
Indonesia Stock Exchange and Bank Indonesia. All members of
bank bjb’s audit committee for 2013 period had independent
position towards bank bjb.
B. Remuneration and Nomination Committee [4.7] The task of Nomination and Remuneration Committee is
to ensure implementation of GCG principles in the Bank’s
remuneration and nomination policies. Related to remuneration
policy, the Committee evaluates remuneration policy and
provides recommendations to Board of Commissioners and
Board of Directors, regarding remuneration policy for Board of
Commissioners and Board of Directors to be submitted to General
Meeting of Shareholders. The Committee also formulates
remuneration policy for executive officers and employees to be
submitted to Board of Directors.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
62
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
Terkait dengan kebijakan nominasi, Komite bertugas menyusun
dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur
pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan
Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham. Komite juga memberikan
rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/
atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan memberikan
rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi
anggota Komite.
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak 5 (lima)
orang terdiri dari 3 (tiga) orang Komisaris Independen, 1 (dua)
orang komisaris, 1 (satu) orang pejabat ex officio dari Pemimpin
Divisi SDM.
C. Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko (KPR) bank bjb dibentuk untuk
mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris dalam mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan pengelolaan risiko, kecukupan infrastruktur dan
metodologi pengukuran risiko. Secara berkala, Komite
Manajemen Risiko melakukan penyempurnaan kebijakan dan
pedoman pengelolaan risiko agar dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan bisnis bank bjb. Ketua dan anggota
KPR terdiri dari 3 (tiga) orang Komisaris Independen, dan 2 (dua)
orang anggota independen.
3. DIREKSI Direksi diangkat dan diberhentikan oleh dan bertanggung
jawab kepada oleh pemegang saham melalui RUPS. Proses
pemilihan anggota Direksi melibatkan pelaksanaan uji kelayakan
dan kepatutan (fit and proper test), yang selain menguji aspek
kompetensi dan integritas, juga mencakup pengetahuan yang
mendalam terhadap masalah ekonomi, lingkungan dan sosial
yang relevan. [4.7]
Direksi sebagai organ Perseroan secara kolegial memiliki
wewenang serta bertugas dan bertanggung jawab untuk
mengelola Bank. Direksi harus memastikan bahwa manajemen
memiliki rencana kerja yang seimbang antara pertumbuhan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek dalam rangka
memberi nilai tambah bagi pemegang saham dan pihak-pihak
lain yang terkait dengan Bank. Fungsi pengelolaan perusahaan
oleh Direksi mencakup 5 (lima) tugas utama yaitu kepengurusan,
manajemen risiko, pengendalian intern, komunikasi, dan
tanggung jawab sosial. Masing-masing Direktur dapat
melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan
pembagian tugas dan wewenangnya.
Related to nomination policy, the Committee prepares and
provides recommendations on systems and procedures of
appointment and/or replacement of members of Board of
Commissioners and Board of Directors to Board of Commissioners
to be submitted to General Meeting of Shareholders. The
Committee also provides recommendations on candidates for
members of Board of Commissioners and/or Board of Directors
to Board of Commissioners to be submitted to General Meeting
of Shareholders and recommends independent parties who will
be members of the Committee.
Members of Remuneration and Nomination Committee are 5
(five) persons consisting of 3 (three) Independent Commissioners,
1 (one) commissioner, 1 (one) ex officio officer from Head of HR
Division.
C. Risk Monitoring CommitteeRisk Monitoring Committee (KPR) of bank bjb was established
to support effectiveness of Board of Commissioners’ duties and
responsibilities in evaluating implementation of risk management
policies, adequacy of infrastructure and risk measurement
methodologies. Periodically, Risk Management Committee
refines risk management policies and guidelines so that can
be used for basis of bank bjb’s business decision-making.
Chairman and members of KPR consist of 3 (three) Independent
Commissioners and 2 (two) independent members.
3. BOARD OF DIRECTORSBoard of Directors is appointed and terminated by and
responsible to shareholders in GMS. The selection process of
Board of Directors members involves fit and proper test, which
in addition to assessing competence and integrity aspects, also
including in-depth relevant knowledge of economy, environment
and social. [4.7]
Board of Directors as the Company’s organ collegial has
authorities, duties and responsibilities to manage the Bank.
Board of Directors should ensure that management has balanced
work plan between long-term growth and short-term goals in
order to provide value added to shareholders and other parties
related to the Bank. Board of Directors’ corporate management
functions include 5 (five) main duties namely management,
risk management, internal control, communication and
social responsibility. Each Director may carry out duties and
make decisions in accordance with allocation of duties and
responsibilities.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
63
KOMPOSISI DIREKSIBerdasarkan Akta Nomor 130 tanggal 27 September 2012 Berita
Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk menetapkan
Susunan Direksi per 31 Desember 2013 sebagai berikut:
JabatanNamaName
Position
Direktur Utama Bien Subiantoro President Director
Direktur Arie Yulianto Director
Direktur Entis Kushendar* Director
Direktur Zaenal Aripin Director
Direktur Acu Kusnandar** Director
Direktur Djamal Muslim*** Director
Keterangan:* Semenjak diterimanya surat Bank Indonesia nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada
tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi Direktur Perrseroan.** Semenjak diterimanya surat Bank Indonesia nomor 15/13/GBI/DPIP/Rahasia pada
tanggal 3 Juni 2013, tidak lagi efektif menjadi Direktur Perrseroan.*** Menunggu Fit & Proper Test Bank Indonesia.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Nomor 575/SK/DIR-CS/2012
tanggal 4 Oktober 2012 tentang Penetapan Susunan Direksi
mencabut Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk Nomor 530/SK/BOD-CS/2011 tanggal
26 September 2011 tentang Penetapan Susunan Board of Directors,
menetapkan susunan Direksi bank bjb sebagai berikut:
JabatanNamaName
Position
Direktur Utama Bien Subiantoro President Director
Direktur Tresuri dan Internasional Entis Kushendar* Treasury and International - Managing Director
Direktur Konsumer Arie Yulianto Consumer – Managing Director
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Zaenal AripinCompliance and Risk Management – Managing
Director
Direktur Komersial Acu Kusnandar** Commercial – Managing Director
Direktur Operasi Djamal Muslim*** Operation – Managing Director
Keterangan:* Semenjak diterimanya surat Bank Indonesia nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada
tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi Direktur Perrseroan.** Semenjak diterimanya surat Bank Indonesia nomor 15/13/GBI/DPIP/Rahasia pada
tanggal 3 Juni 2013, tidak lagi efektif menjadi Direktur Perrseroan.*** Menunggu Fit & Proper Test Bank Indonesia.
BOARD OF DIRECTORS’ COMPOSITIONBased on Deed No. 130 dated September 27, 2012 on Minutes
of Extraordinary General Meeting of Shareholders, PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat and Banten Tbk determined Board
of Directors per December 31, 2013 as follows:
Note:* Since the receipt of the letter from Bank Indonesia number: 15/10/APBU/Bd/Rahasia
dated February 6, 2013, no longer effectively served as Bank’s Director.** Since the receipt of the letter from Bank Indonesia number: 15/13/GBI/DPIP/Rahasia
dated June 3, 2013, no longer effectively served as Bank’s Director.*** Waiting for Fit & Proper Test conducted by Bank Indonesia.
Based on Decree of President Director of PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat and Banten Tbk No. 575/SK/DIR-CS/2012 dated
October 4, 2012 concerning Determination of Board of Directors
Structure which revoked Decree of Board of Directors of PT Bank
pembangunan Daerah Jawa Barat and Banten Tbk No. 530/SK/Bod-
CS/2011 dated September 26, 2011 concerning Determination of
Board of Directors Structure, stipulated structure of bank bjb;s Board
of Directors as follows:
Note:* Since the receipt of the letter from Bank Indonesia number: 15/10/APBU/Bd/Rahasia
dated February 6, 2013, no longer effectively served as Bank’s Director.** Since the receipt of the letter from Bank Indonesia number: 15/13/GBI/DPIP/Rahasia
dated June 3, 2013, no longer effectively served as Bank’s Director.*** Waiting for Fit & Proper Test conducted by Bank Indonesia.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
64
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
EVALUASI KINERJA DIREKSI
Evaluasi kinerja anggota Direksi dilakukan oleh Rapat Dewan
Komisaris dan/atau sistem lain yang ditetapkan oleh pemegang
saham. Penilaian kinerja Direksi dirumuskan oleh Komite Remunerasi
dan Nominasi serta ditetapkan oleh Dewan Komisaris setelah
didiskusikan dengan Direksi.
Aspek evaluasi diantaranya mencakup kinerja Direksi secara kolegial
terhadap pencapaian target Bank sesuai dengan Rencana Korporasi
dan Rencana Bisnis, pelaksanaan prinsip-prinsip GCG baik secara
individual maupun kolegial, pencapaian target dan anggaran
yang telah ditetapkan pada awal tahun anggaran, integritas serta
pengetahuan dan pemahaman anggota Direksi atas nilai-nilai, misi,
rencana strategis serta rencana usaha Bank, dan merefleksikan
pemahaman ini kepada isu-isu penting sepanjang tahun.
KOMITE-KOMITE DI BAWAH KOORDINASI DIREKSI [4.1]Dalam menjalankan tugasnya, Direksi bank bjb dibantu oleh
beberapa Komite Eksekutif yaitu:
A. Komite Manajemen Risiko [4.1] Tugas pokok Komite Manajemen Risiko diantaranya adalah
menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya,
termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan
pada saat terjadinya kondisi eksternal yang tidak normal.
Komite melakukan perbaikan dan penyempurnaan penerapan
Manajemen Risiko yang dilakukan secara berkala maupun
insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal
dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan
dan profil risiko Bank dan hasil evaluasi terhadap efektivitas
penerapan tersebut.
B. Komite Kebijakan Kredit Tugas pokok Komite Kebijakan Kredit diantaranya adalah
merumuskan dan menetapkan permasalahan yang bersifat
signifikan dan material, meliputi penyusunan kebijakan kredit
beserta perubahannya, perbaikan atau penyempurnaan
penerapan termasuk strategi kebijakan kredit serta contingency
plan apabila terdapat kondisi yang tidak normal. Komite
menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang
menyimpang dari prosedur normal di bidang kredit, antara
lain keputusan pelampauan ekspansi kredit yang signifikan
dibandingkan dengan rencana bisnis Bank yang telah ditetapkan
sebelumnya.
BOARD OF DIRECTORS PERFORMANCE EVALUATIONPerformance evaluation of Board of Directors members is performed
by Board of Commissioners and / or other system established by
shareholders. Assessment of Board of Directors’ performance is
formulated by Nomination and Remuneration Committee and
determined by Board of Commissioners after discussion with Board
of Directors.
Evaluated aspects include among others collegial performance
evaluation of Board of Directors towards the Bank’s targeted
achievements according to Corporate Plan and Business Plan,
implementation of GCG principles both individually and collegially,
achievements of targets and the budget that have been set at
the beginning of fiscal year, integrity as well as knowledge and
understanding of Board of Directors members on the Bank’s values,
missions, strategic plans and business plans and reflection of this
understanding on important issues throughout the year.
COMMITTEES UNDER COORDINATION OF BOARD OF DIRECTORS [4.1]In performing its duties, bank bjb’s Board of Directors is assisted by
several Executive Committee as follows:
A. Risk Management Committee [4.1] The key task of Risk Management Committee among others is to
develop risk management policies and necessary amendments,
including risk management strategies and contingency plans in
the event of abnormal external conditions. The Committee refines
and improves Risk Management implementation periodically
and incidentally as a result of changing external and internal
conditions affecting the Bank’s capital adequacy and risk profile
and effectiveness evaluation results of the implementation.
B. Credit Policy Committee The key task of Credit Policy Committee among others is
to formulate and define significant and material problems,
including credit policies and necessary amendments, refinement
or improvement of implementation including credit policies
strategy and contingency plans in the event of abnormal external
conditions. The Committee determines matters related to
business decisions that deviate from normal procedures in credit,
among others, credit expansion decision which is significant
compared to the Bank’s predetermined business plan.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
65
C. Komite Pengarah Teknologi Informasi Tugas pokok Komite Pengarah Teknologi Informasi diantaranya
adalah menyusun rencana strategis TI (Information Technology
Strategic Plan) yang sesuai dengan rencana strategis kegiatan usaha
Bank. Dalam memberikan rekomendasi, komite memperhatikan
rencana pelaksanaan (roadmap) untuk mencapai kebutuhan TI
yang mendukung strategi bisnis Bank. Roadmap terdiri dari kondisi
saat ini (current state), kondisi yang ingin dicapai (future state) serta
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai future state
seperti sumber daya yang dibutuhkan dan keuntungan/manfaat
yang akan diperoleh saat rencana diterapkan.
D. ALCO (Asset Liability Committee) ALCO (Asset Liability Committee) bertanggung jawab atas
pencapaian rentabilitas Bank sesuai dengan target keuntungan
(laba), pertumbuhan neraca dan beberapa ukuran rentabilitas
yang telah ditetapkan dalam anggaran. ALCO melakukan
rapat secara berkala minimum sebulan sekali untuk menilai,
merencanakan, dan mengambil langkah berupa kebijaksanaan
dan action plan untuk mengejar target rencana kerja dan
anggaran dengan realisasi yang terjadi serta usulan kemungkinan
perubahan anggaran.
E. Tim Peneliti dan Pertimbangan Masalah Kepegawaian (TPPMK)
TPPMK memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
penelitian terhadap hasil temuan pengawasan/audit baik
internal maupun eksternal yang memerlukan tindak lanjut dalam
penetapan hukuman disiplin berdasarkan instruksi dari Direksi.
Tim memberikan saran/pertimbangan kepada Direksi mengenai
tindak lanjut penetapan hukuman disiplin kepada pegawai yang
terbukti lalai dan atau melanggar ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
HUBUNGAN ANTARA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSISecara umum, hubungan kerja Direksi dengan Dewan Komisaris
diatur dalam Anggaran Dasar, Undang-Undang Perseroan Terbatas
(UUPT) serta peraturan Bank Indonesia (PBI) yang berlaku. Dewan
Komisaris dan Direksi memiliki mekanisme rapat gabungan untuk
membahas segala hal berkenaan dengan pelaksanaan pengelolaan
Bank termasuk kinerja manajemen dalam aspek ekonomi, lingkungan
dan sosial serta peluang pengembangan usaha dan risikonya. [4.9]
Sesuai dengan PBI, bank bjb telah sejak lama menerapkan pemisahan
tugas, fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris. Selain itu,
tidak terdapat hubungan keluarga baik horisontal maupun vertikal,
termasuk hubungan karena pernikahan, sampai derajat ketiga,
C. Information Technology Steering Committee The key task of Information Technology Steering Committee
is to develop Information Technology Strategic Plan in
accordance with the Bank’s strategic business plans. In providing
recommendation, the Committee refers to roadmap to achieve
IT requirements that support the Bank’s business strategy. The
roadmap consists of current state, future state and actions to be
taken to achieve the future state such as required resources and
advantages/benefits obtained upon implementation.
D. ALCO (Asset Liability Committee) ALCO (Asset Liability Committee) is responsible for the Bank’s
profitability achievement in accordance with the targeted profit,
balance sheets growth and several profitability measurements
that have been set in the budget. Periodic ALCO meeting is
conducted at least once a month to assess, plan and take action
in form of policies and action plans to achieve targets of work
plan and budget with actual realization and proposed possible
changes in the budget.
E. Personal Issues and Considerations Research Team (TPPMK)
TPPMK has duty and responsibility to perform research on
findings of internal and external monitoring/audit that require
follow-up on determination of disciplinary action based on Board
of Directors’ instructions. The Team provides advice/opinion to
Board of Directors regarding follow-up on determination of
disciplinary action imposed on employee who is proven to be
negligent or violate the applicable regulations.
RELATIONSHIP BETWEEN BOARDS
In general, working relationship of Board of Commissioners with
Board of Directors is stipulated in the Articles of Association, the
Company Law (UUPT) and applicable Bank Indonesia Regulations
(PBI). Board of Commissioners and Board of Directors have joint
meeting mechanism to discuss all matters related to management
of the Bank, including management performance in economic,
environmental and social aspects as well as business development
opportunities and risks. [4.9]
In accordance with PBI, bank bjb has long been implementing
segregation of duties, functions and responsibilities of Board of
Directors and Board of Commissioners. In addition, there are no
family relationships both horizontally and vertically, including
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
66
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
antara sesama anggota Direksi, atau antar anggota Direksi dengan
anggota Dewan Komisaris, atau sesama anggota Dewan Komisaris.
[4.2]
REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI [4.5]
Pemberian remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan
Direksi dihitung berdasarkan formula yang ditetapkan oleh RUPS.
Setiap anggota Komisaris dan Direksi berhak menerima sejumlah
kompensasi yang diberikan secara bulanan dan mendapatkan
tantiem tahunan berdasarkan kinerja dan pencapaian perusahaan
dengan besaran yang ditentukan dalam RUPS. Dewan Komisaris dan
Direksi juga berhak mendapatkan tunjangan pada saat mereka telah
tidak lagi menjabat sebagai Dewan Komisaris ataupun Direksi.
Prosedur standar penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan
Direksi ditetapkan sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris meminta Komite Nominasi dan Remunerasi
untuk menyusun rancangan usulan remunerasi.
b. Komite Nominasi dan Remunerasi dengan bantuan pihak
independen menyusun rancangan remunerasi berdasarkan
kondisi pasar pada industri sejenis dan kemampuan Bank.
c. Komite Nominasi dan Remunerasi mengusulkan kepada Dewan
Komisaris mengenai remunerasi.
d. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi bagi anggota Dewan
Komisaris dan Direksi kepada RUPS.
e. RUPS menetapkan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi.
Total remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisiaris pada tahun
2013 (gaji, THR, IPK dan tantiem) adalah sebesar Rp 18,65 miliar.
Sedangkan remunerasi Direksi pada tahun 2013 adalah sebesar
Rp 46,17 miliar ditambah fasilitas lain dalam bentuk natura senilai
Rp 740 juta.
Remunerasi Dewan KomisarisRemuneration of the Board of Commissioners
NoJenis Remunerasi dan Fasilitas LainRemuneration and Other Facilities
Jumlah Diterima dalam 1 TahunNumber of Received in 1 Year
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
Orang/People Jutaan/Million Rupiah
1 Remunerasi/Remuneration
a. Imbalan Kerja (Gaji) Tahun 2013/Benefits (Salary) Year 2013
Januari - Februari/January - February 6 800
Maret - Juni/Maret - June 5 3.425
b. THR 5 520
c. IPK 6 801
d. Tantiem (Dihitung dari laba yang diperoleh)/
Tantiem (Calculated from the profits derived)
6 12.967
relations by marriage, to the third degree, among fellow members of
Board of directors, or between members of Board of Directors with
members of Board of Commissioners, or fellow members of Board of
Commissioners. [4.2]
REMUNERATIONS FOR BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS [4.5]Remunerations for Board of Commissioners and Board of Directors
are calculated based on a formula set by GMS. Each member of
Board of Commissioners and Board of Directors is entitled to receive
monthly compensation and annual bonus based on performance
and the Company’s achievement with amounts determined in GMS.
Board of Commissioners and Board of Directors are also entitled to
receive allowances when they have no longer served as Board of
Commissioners or Board of Directors.
The standard procedures for determination of remunerations for
Board of Commissioners and Board of Directors are as follows:
a. Board of Commissioners requests Nomination and Remuneration
Committee to prepare draft remuneration proposal.
b. Nomination and Remuneration Committee assisted by
independent party prepares draft remuneration based on market
conditions of similar industry and the Bank’s capability.
c. Nomination and Remuneration Committee proposes draft
remuneration to Board Commissioners.
d. Board Commissioners proposes remunerations for members of
Board Commissioners and Board of Directors to GMS.
e. GMS determines remunerations for members of Board of
Commissioners and Board of Directors.
The total remuneration received by Board of Commissioners
in 2013 (salary, THR, IPK and bonus) was Rp 18.65 billion. While
remunerations for Board of Directors in 2013 was Rp 46.17 billion
plus other facilities in kind amounted to Rp 740 million.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
67
NoJenis Remunerasi dan Fasilitas LainRemuneration and Other Facilities
Jumlah Diterima dalam 1 TahunNumber of Received in 1 Year
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
Orang/People Jutaan/Million Rupiah
Total 18.513
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura/Other facilities in kind
a. Dapat dimiliki/Be owned
Pakaian Dinas/Clothing Department 5 137
Total 137
Jumlah/Total 18.650
Remunerasi DireksiRemuneration of Directors
No.Jenis Remunerasi dan Fasilitas LainType Remuneration and Other Facilities
Jumlah Diterima dalam 1 TahunNumber of Received in 1 Year
DireksiBoard of Directors
Orang/Person Jutaan/MiIlion Rupiah
1. Remunerasi/Remuneration
a. Imbalan Kerja (Gaji) Tahun 2013/2013 Employee Benefits (Salary)
Januari-Februari/January-February 6 1.832
Maret-Juni/March-June 5 3.146
Juli-Desember/July-December 4 3.973
b. THR 4 531
c. IPK 6 1.534
d. Tantiem/Tantiem (Dihitung dari laba yang diperoleh/Calculated
from the profits derived)
6 32.131
f. Penghargaan/Appreciation 1 2.378
g. Bekal Cuti/Leave Provisions 6 650
Total 46.175
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura/Other facilities in kind
a. Dapat dimiliki/Be Owned
Pakaian Dinas/Uniform 4 110
TBR 5 630
Total 740
Jumlah 46.915
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
68
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
UPAYA KAMI UNTUK TATA KELOLA YANG LEBIH BAIK [4.11]
CODE OF CONDUCTDalam mewujudkan komitmen untuk melaksanakan praktik-praktik
GCG maka corporate value bank bjb dijabarkan dalam bentuk code
of conduct (etika usaha dan tata perilaku) untuk menjadi acuan
perilaku bagi komisaris, direksi dan seluruh pegawai bank bjb
dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi, misi dan tujuan
perusahaan.
Salah satu etika perilaku yang terdapat pada code of conduct
yaitu standar etika untuk menghindari benturan kepentingan dan
penyalahgunaan jabatan serta etika untuk tidak menerima gratifikasi
dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan jabatan. Maka
untuk melaksanakan standar etika dalam hal benturan kepentingan
sebagai salah satu wujud penerapan GCG, bank bjb menerapkan
Program Pengendalian Gratifikasi dengan menjalin kesepakatan
kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. [4.6]
FUNGSI KEPATUHANKepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas bisnis Bank, karena
setiap kegagalan pelaksanaan kepatuhan dapat menyebabkan risiko
kepatuhan, risiko reputasi, dan risiko lainnya.
Fungsi Kepatuhan mencakup identifikasi tanggung jawab
kepatuhan, penilaian risiko kepatuhan, pengawasan, pemantauan,
dan pelaporan pelaksanaan kepatuhan Bank kepada Bank Indonesia
dan pihak terkait. Dalam melaksanakan fungsi kepatuhan tersebut,
bank bjb telah membentuk unit khusus, yaitu Divisi Kepatuhan dan
Hukum yang berada di bawah koordinasi Direktur Kepatuhan dan
Manajemen Risiko.
Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha bank bjb
hingga saat ini, kompleksitas kegiatan usaha Bank menjadi semakin
meningkat mengakibatkan tantangan dan eksposur risiko yang
dihadapi juga semakin besar. Maka diperlukan berbagai macam
upaya untuk memitigasi risiko tersebut. Pengelolaan risiko kepatuhan
yang baik dan tepat waktu diharapkan dapat meminimalisir dampak
risiko sedini mungkin. Dengan demikian peran dan Fungsi Kepatuhan
juga harus mampu mengelola Risiko Kepatuhan agar sejalan dengan
penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan di bank secara
keseluruhan. Untuk meningkatkan peran Fungsi Kepatuhan serta
Satuan Kerja Kepatuhan dalam pengelolaan risiko kepatuhan, pada
tanggal 29 Oktober 2013 telah dilakukan pemisahan antara Divisi
Kepatuhan dengan Divisi Hukum yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Direksi Nomor 667/SK/DIRPS/2013 Tanggal 29 Oktober
2013 Tentang Struktur Organisasi PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk.
OUR EFFORTS FOR BETTER GOVERNANCE [4.11]
CODE OF CONDUCTIn realizing the commitment to implement GCG practices, bank bjb’s
corporate value is elaborated in form of business ethics and code
of conduct as reference to behavior of Board of Commissioners,
Board of Directors and all employees of bank bjb in managing the
Company in order to achieve its vision, missions and objectives.
One of ethical conducts contained in the code of conduct is ethical
standard to avoid conflict of interests and abuse of position and ethics
to not accept gratuities of any kind related to position. Therefore
to implement ethical standards in terms of conflict of interests as
an implementation of GCG, bank bjb conducts Gratuities Control
Program by establishing cooperative agreement with Corruption
Eradication Commission. [4.6]
COMPLIANCE FUNCTIONCompliance with the applicable laws and regulations is an integral
part of the Bank’s business activities, because every compliance
failure can lead to compliance risk, reputation risk and other risks.
Compliance functions include identification of compliance
responsibilities, compliance risk assessment, supervision, monitoring
and reporting of the Bank’s compliance with Bank Indonesia and
other related parties. In performing the compliance function, bank
bjb formed a special unit, namely Compliance and Legal Division
under coordination of Compliance and Risk Management Director.
In line with bank bjb’s increasing activities bjb until now, the Bank’s
complexity of business activities increases and leads to higher
challenges and risks exposures. It would require a wide range of
efforts to mitigate these risks. Good and timely compliance risk
management is expected to minimize risk impact as early as possible.
Hence Compliance role and function should also be able to manage
Compliance Risk in line with current implementation of the Bank’s
overall Risk Management. To improve the role of Compliance Function
and Compliance Unit in compliance risk management, on October
29, 2013 Compliance Division and Legal Division were segregated as
stipulated in BOD Decree No. 667/SK/DIRPS/2013 dated October 29,
2013 concerning Organizational Structure of PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
69
KEGIATAN KEPATUHAN TAHUN 2013Kegiatan yang dilakukan Divisi Kepatuhan pada tahun 2013
diantaranya mencakup penyempurnaan Compliance Sheet bagi
bidang-bidang operasional dan non operasional, melakukan
pengkajian terhadap seluruh kebijakan dan prosedur terkait produk
dan jasa Bank, melakukan review atas ketentuan-ketentuan internal
yang telah diberlakukan, melakukan pelaksanaan pengelolaan
Gratifikasi dengan melakukan kordinasi dengan KPK dan memantau
pelaksanaan program pengendalian Gratifikasi dan Pelaporan/
Pengaduan Pelanggaran (WBS).
AUDIT INTERNALDivisi Audit Internal (DAI) merupakan bagian dari struktur
pengendalian internal dan merupakan segala bentuk kegiatan yang
berhubungan dengan audit dan pelaporan hasil audit mengenai
terselenggaranya struktur pengendalian secara terkoordinasi dalam
setiap tindakan manajemen Bank. Fungsi DAI adalah membantu
tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan
pengawasan/pengendalian intern serta berperan sebagai konsultan
bagi pihak-pihak intern yang membutuhkan, terutama yang
menyangkut ruang lingkup tugasnya.
Pelaksanaan fungsi audit intern bank yang efektif wajib memastikan
pemeriksaan dan penilaian atas kecukupan dan efektivitas struktur
pengendalian intern serta kualitas kinerja bank dalam rangka
menjaga dan mengamankan kegiatan usaha bank.
Sepanjang tahun 2013, Divisi Audit Internal (DAI) telah melakukan
pemeriksaan terhadap 31 Kantor Cabang, 1 Pemeriksaan Khusus
Kantor Cabang Pembantu, 3 proses Bisnis, 1 Divisi, 1 Kantor Wilayah
serta pemeriksaan terhadap 4 aplikasi teknologi informasi (Dana
Pensiun Lembaga Keuangan, Dana Pihak Ketiga, End User Computing
dan Security and Access) serta pemeriksaan khusus terhadap 1 Kantor
Cabang Pembantu dengan skala prioritas pemeriksaan pada unit
kerja yang memiliki profil risiko yang tinggi. Metodologi pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan risk based audit terutama kepada
area yang memiliki potensi risiko yang besar. [SO2]
Divisi Audit Internal didukung oleh 9 Pemimpin Grup yang telah
mimiliki pengalaman perbankan. Jumlah Pegawai Divisi Audit
Internal sampai dengan Desember 2013 sebanyak 41 orang. [SO3]
COMPLIANCE ACTIVITIES IN 2013Activities undertaken by Compliance Division in 2013 include
improvement of Compliance Sheet for operational and non-
operational areas, review of all policies and procedures related to the
Bank’s products and services, review of enacted internal provisions,
Gratification management by coordinating with Corruption
Eradication Commission and monitoring of Gratuities control
program and Whistle Blowing System (WBS).
INTERNAL AUDITInternal Audit Division (DAI) is part of internal control structure and
performs all kinds of activity related to audit and reporting of audit
results regarding control structure in a coordinated manner in each
management act of the Bank. DAI function is to assist President
Director and Board of Commissioners in monitoring/internal control
as well as serve as consultant to requesting internal parties, especially
those concerning the scope of their duties.
Effective mplementation of the Bank’s internal audit function should
ensure examination and assessment of adequacy and effectiveness
of internal control structure and quality of the Bank’s performance in
order to safeguard and secure its business activities.
Throughout 2013, Internal Audit Division (DAI) conducted
examination on 31 Branch Offices, 1 Special Investigation on 1 Sub-
Branch Office, 3 Business processes, 1 Division, 1 Regional Office
and examination on 4 information technology applications (Pension
Fund - Finance Institution, Third Party Fund, End User Computing
and Security and Access) as well as special investigation on one
Sub-Branch Office with examination priority scale on work unit that
has high risk profile. Examination methodology is risk based audit,
particularly on areas that have high risk potentials. [SO2]
Internal Audit Division is supported by 9 Group Leaders with banking
experience. The number of employees of Internal Audit Division until
December 2013 was 41 employees. [SO3]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
70
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME (PROGRAM APUPPT)Pelaksanaan Program Anti Pencucian uang dan Pencegahan
pendanaan Terorisme merupakan program yang dilaksanakan
secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012
tanggal 28 Desember 2012 Tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank
Umum.
Selama Tahun 2013, bank bjb telah melaksanakan pengembangan
dan penyempurnaan sistem aplikasi sebagai alat bantu penerapan
program APUPPT yang dapat digunakan untuk mendeteksi transaksi-
transaksi keuangan yang memenuhi kriteria sebagai transaksi yang
wajib dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan, mengidentifikasi pengelompokan risiko nasabah dari sisi
APUPPT dan alat bantu dalam rangka pemantauan Pengkinian Data
Nasabah bank bjb.
bank bjb melaksanakan kegiatan sosialisasi melalui pendidikan dan
pelatihan APUPPT untuk pegawai diantaranya pendidikan untuk
frontliner, calon pegawai, Manajer Operasional, Pemimpin KCP.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman atas penerapan
program APUPPT di unit kerja terkait, meningkatkan pemahaman
atas risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme. Program
pelatihan dilakukan secara rutin baik pelatihan secara regular yang
diterapkan kepada calon pegawai baru maupun pelatihan yang
khusus kepada pegawai yang berhubungan langsung dengan
nasabah atau pegawai yang posisisnya strategis dalam penerapan
APUPPT. [SO3]
Tabel: Pelatihan mengenai Anti Korupsi,Pencucian Uang dan Fraud
pada tahun 2013
Topik PelatihanTraining Topics
TanggalDate
Materi PelatihanTraining Material
TempatLocation
Fraud Detection Mind Mapping and Databse Management
2-4 Mei/May2013Pengertian tindak pidana perbankan, penanganan kasus tindak pidana perbankan
PublikPublic
APU-PPT 27-28 September 2013
Pengertian Tindak Pidana Pencucian UangUnderstanding the crime of Money Laundering
PublikPublic
Pengendalian GratifikasiGratification Control
Setiap Pelatihan Pengenalan Perbankan Calon Pegawai di tahun 2013
Integrated at Banking Introduction Training conducted for new employees in 2013
Pengertian pengendalian GratifikasiUnderstanding of gratification control
Inhouse
IMPLEMENTATION OF ANTI MONEY LAUNDERING AND FINANCING OF TERRORISM (APUPPT PROGRAM)Implementation of Anti Money Laundering and Financing of
Terrorism is a program implemented on an ongoing basis in order
to meet the obligations under Bank Indonesia Regulation No. 14/27/
PBI/2012 dated December 28, 2012 concerning Implementation of
Anti-Money Laundering and Financing of Terrorism for Commercial
Banks.
During 2013, bank bjb developed and refined application system as
a tool for implementation of APUPPT program that can be used to
detect financial transactions which are qualified as transactions that
must be reported to Indonesian Financial Transaction Reports and
Analysis Center (PPATK), identify customer risk classification from
APUPPT perspective and tools to monitor bank bjb’s Customer Data
Updating.
Bank bjb conducted socialization through APUPPT education and
training for employees including education for frontliner, prospective
employees, Operations Manager, KCP leader. The aim is to improve
understanding of APUPPT program implementation in related work
units, improve understanding of the risks of money laundering and
financing of terrorism. The training programs are routinely held both
regular training for prospective employees and special training for
employees who directly deal with customers or employees with
strategic positions in APUPPT implementation. [SO3]
Table: Training on Anti-Corruption, Money Laundering and Fraud in
2013.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
71
Statistik pelaksanaan program APUPPT selama tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Aktivitas Jumlah/Total Activities
Laporan Transaksi Keuangan Tunai 5.133 Laporan/Report Cash Financial Transaction Reports
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan 49 Laporan/Report Suspicious Transaction Reports
Korespondensi dengan pihak Berwenang 100 Korespondensi/Correspondency Correspondence with the authorities
Pengkajian APUPPT 9 Kajian/Study assessment APUPPT
Pengisian Kuisioner Cross Border Correspondent Banking+
28 Korespondensi/ Correspondency Completion of Questionnaires Cross BorderCorrespondent Banking+
ASESMEN GCGPada tahun 2013 Bank melaksanakan Self Assessment Pelaksanaan
GCG selama tahun 2013 berdasarkan analisis terhadap seluruh
kriteria/indikator penilaian mencakup: a) Governance Structure,
b) Governance Process, dan c) Governance Outcome. Hasil Self
Asseesment Pelaksanaan GCG bank bjb memperoleh peringkat
“Baik”.
WHISTLE BLOWING SYSTEM [4.4][SO4]bank bjb telah membentuk Sistem Pengaduan Pelanggaran
(whistleblowing system/WBS) bank bjb. WBS dikelola oleh Divisi
Audit Internal yang telah memiliki Standar Operasional Prosedur
(SOP) Strategi Anti Fraud, yang berisi mekanisme pengaduan/
pengungkapan/penyingkapan tindakan fraud dan/atau tindak
pidana di bidang perbankan. SOP Strategi Anti Fraud menjamin
kerahasiaan dan perlindungan pengungkapan/pelaporan tindakan
fraud. Identitas pelapor dan pelaporan Fraud yang disampaikan
dijamin kerahasiannya oleh Bank dan Bank melindungi pelaor
dari segala bentuk ancaman, intimidasi, penundaan kenaikan
pangkat, pemecatan, gugatan hukum, pengrusakan harta benda,
tindakan fisik, hukuman atau tindakan tidak menyenangkan lainnya
dari terlapor, bank atau dari pihak lain selama pelapor menjaga
kerahasiaan kasus yang diadukan kepada pihak manapun.
Setiap pegawai yang mengetahui terjadinya indikasi fraud wajib
melaporkan kepada divisi Audit Internal c.q Unit Kerja Anti Fraud
atau Pemimpin Satuan Kerja masing masing disertai dengan bukti
permulaan yang cukup. Laporan indikasi tindakan fraud yang
diterima oleh pemimpin Satuan Kerja wajib disampaikan kepada
Divisi Audit Internal selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah
laporan tersebut diterima.
Laporan pengaduan yang diterima sampai dengan Desember 2013
adalah sebanyak 21 (dua puluh satu) laporan. Jumlah laporan
yang ditindaklanjuti sebanyak 14 (empat belas) dan seluruhnya
telah memiliki keputusan tetap berupa sanksi. Bank menegaskan
pemberian sanksi tegas berupa pemberhentian pegawai diikuti
Statistics of APUPPT program implementation during 2013 are as
follows:
GCG ASSESSMENTIn 2013 the Bank conducted Self Assessment of GCG Implementation
for 2013 based on analysis of all assessment criteria/indicators
including: a) Governance Structure, b) Governance Process and c)
Governance Outcome. Self Asseesment Results of bank bjb’s GCG
Implementation obtained “Good” rating.
WHISTLE BLOWING SYSTEM [4.4] [SO4]Bank bjb established Whistle Blowing System (WBS) of bank bjb.
WBS is managed by Internal Audit Division which has Anti Fraud
Strategy Standard Operating Procedures, stipulating mechanisms of
complaints/admissions/disclosures of banking fraud and/or criminal
acts. Anti Fraud Strategy SOP ensures confidentiality and protection
of disclosure/reporting of fraud action. The identity of whistle blower
and reported fraud are secured by the Bank and the Bank protects
whistle blower from all forms of threats, intimidations, delayed
promotions, terminations, lawsuits, property destructions, physical
actions, penalties or other unpleasant acts by reported party, the Bank
or other parties as long as the whistle blower protects confidentiality
of the reported cases to any party.
Any employee knowing indications of fraud must report to Internal
Audit division c.q Anti Fraud Unit or the respective Work Unit Leaders
accompanied by sufficient preliminary evidence. Fraud indication
report received by Work Unit leaders must submit to Internal Audit
Division no later than 3 (three) working days after upon receipt of
the report.
There were 21 (twenty one) complaint reports received up to
December 2013. The number of followed-up reports was 14
(fourteen) reports and all of them had obtained final decision in form
of sanctions. The Bank affirms strict sanctions in form of employment
termination followed by legal actions on found corruption, including
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
72
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
dengan tindakan hukum memadai atas tindakan korupsi yang
ditemukan, termasuk proses hukum di pengadilan. Hal ini merupakan
bentuk komitmen Bank terhadap upaya pemberantasan tindak
pidana korupsi. [SO4]
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD) [SO4]Pengertian Fraud adalah mengacu kepada Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal
strategi anti fraud bagi Bank Umum. Jumlah penyimpangan internal
bank bjb yang terjadi selama tahun 2013 disajikan pada tabel
berikut:
Internal Fraud dalam 1 tahun Internal Fraud during 1 year
Jumlah kasus yang dilakukan oleh/Number of case committed by
Pengurus Management
Pegawai TetapPermanent Employee
Pegawai Tidak Tetap Non-Permanent Employee
Tahun Sebelumnya
Previous Year
Tahun BerjalanCurrent Year
Tahun Sebelumnya
Previous Year
Tahun Berjalan Current Year
Tahun Sebelumnya
Previous Year
Tahun Berjalan Current Year
Total Fraud - - 3 4 3*) -
Telah Diselesaikan Settled
- 3 - 3*) -
Dalam proses penyelesaiandi internal Bankin the process of settlement in the Bank’s internal
- - - 4 - -
Belum diupayakanPenyelesaian Settlement has not been pursued
- - - - - -
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukumHas been followed up through legal process
- - - - - -
PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI (PPG)PPG mencakup dari pembuatan perangkat aturan tentang
pengendalian gratifikasi, pembentukan organisasi yang mengelola
pengendalian gratifikasi, kegiatan sosialisasi/diseminasi tentang
aturan pengendalian gratifikasi dan peningkatan kesadaran individu
dan organisasi tentang gratifikasi serta implementasi pengelolaan
pelaporan penerimaan gratifikasi yang berkoordinasi dengan pihak
KPK.
Kegiatan sosialisasi/diseminasi PPG sebagai bagian dalam penerapan
GCG pada sepanjang tahun 2013 telah dilaksanakan kepada pihak
internal maupun pihak eksternal atas rekomendasi KPK. Dalam
kegiatan tersebut seluruh pegawai telah menandatangani kontrak
komitmen untuk tidak menerima atau memberikan gratifikasi dalam
bentuk apapun yang berhubungan kedudukan atau jabatannya.
legal proceedings in court. This is the Bank’s commitment to
corruption eradication. [SO4]
NUMBER OF INTERNAL FRAUD [SO4]Fraud definition refers to Bank Indonesia Circular Letter No. 13/28/
DPNP dated December 9, 2011 concerning anti-fraud strategy for
Commercial Banks. The number of bank bjb’s internal fraud that
occurred during 2013 is presented in the following table:
GRATIFICATION CONTROL PROGRAM (PPG)PPG covers preparation of regulatory tools for gratification control,
formation of organization that manages gratification control,
socialization/dissemination of gratification control rules and
awareness improvement of individuals and organizations about
gratification and reporting management of gratification receipt in
coordination with KPK.
PPG socialization/dissemination activities as part of GCG
implementation during 2013 were conducted to internal and external
parties based on KPK’s recommendation. In the event all employees
signed commitment contract to not accept or give gratification in
any form related to their titles or positions.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
73
Mekanisme Penanganan Pelaporan dan Pengendalian GratifikasiWhistleblowing Mechanism and Gratuity Control
PelaporWhistleblower
Review oleh Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)Review by UPG
Hadiah/FasilitasGratuity/Facility
AnalisaPenetapan Status
Status Determination
Data Base KPK
Rekapitulasilaporan GratifikasiRecap of Gratuity
Reports
Milik NegaraOwn by State
Milik PelaporOwn by Whistleblower
Analisa oleh KPKAnalyzed by KPK
Analisaoleh UPG
Analyzed by UPG
PenetapanKepemilikanOwnership
Determination
Milik InstansiOwn by Instance
Milik PelaporOwn by Whistleblower
Terkait JabatanPosition Related
Terkait Kedinasan Official Related
Sampai dengan Desember 2013 telah diterima sebanyak 815
laporan penerimaan gratifikasi yang nilainya setara dengan Rp 468
juta. Sebanyak 661 laporan setara Rp 357,5 juta dalam penanganan
UPG, sedangkan sebanyak 154 Laporan setara Rp 110,5 juta dalam
penanganan KPK.
Jumlah Pelaporan GratifikasiTotal Gratuities Reporting
Penanganan UPGHandled by UPG
Penanganan KPKHandled by KPK
661
154
815
Berdasarkan evaluasi dengan KPK, dalam penerapan PPG di
Lingkungan bank BUMN/D, pihak KPK akan melakukan koordinasi
dengan bank Indonesia dan menjadikan bank bjb sebagai contoh
penerapan PPG di sektor perbankan. Pada tahun 2013 KPK telah
memberikan penghargaan kepada bank bjb berupa penghargaan
Pelaporan Gratifikasi terbanyak tahun 2013 dan Pelaporan LHKPN
tahun 2013.
As of December 2013 there were 815 reports of gratification receipts
with total value of equivalent to Rp 468 million. A total of 661
reports worth equivalent to Rp 357.5 million were handled by UPG,
while 154 reports worth equivalent to Rp 110,5 million were handled
by KPK.
Based on evaluation with KPK, in PPG implementation in state-
owned/regionally-owned banks, KPK will coordinate with Bank
Indonesia and refer to bank bjb as an example of PPG implementation
in banking sector. In 2013 KPK awarded bank bjb with the most
Gratification Reports award in 2013 and LHKPN Reporting in 2013.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
74
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Governance
CHANGE AGENT [SO3]bank bjb telah membentuk Change Agent sebagai salah satu upaya
menyelaraskan pertumbuhan bisnis yang dinamis yang didukung
dengan penerapan budaya perusahaan yang terbaik. Tugas dan
tanggung jawab Change Agent diantaranya adalah bertanggung
jawab dalam proses implementasi, monitoring, dan evaluasi
perubahan budaya pada unit kerjanya masing-masing.
Untuk menjalankan tugasnya, para Change Agent bank bjb
melakukan; a) sosialisasi, menularkan, dan mendorong implementasi
perubahan budaya di masing-masing unit kerja; b) menegur pegawai
yang tidak menerapkan budaya perusahaan bank bjb (berperilaku
negatif); c) memonitor implementasi perubahan budaya di unit
kerja masing-masing dengan mengisi form monitoring implementasi
budaya perusahaan; d) mengevaluasi implementasi perubahan
budaya dalam masing-masing unit kerja secara berkala dan kontinu (3
bulan sekali) serta e) menyampaikan laporan implementasi perubahan
budaya (hasil isian form monitoring) kepada change leader untuk
kemudian diteruskan kepada Divisi Change Management Office.
Mengingat tugas-tugas Change Agent tersebut, maka seorang
change Agent harus memiliki karekteristik dasar seperti dapat
menjadi role model dan motivator untuk meningkatkan kinerja, bisa
beradaptasi dengan berbagai ragam budaya dalam bekerja, bersikap
tanggung jawab sosial (tidak individual), memiliki kreativitas yang
tinggi, sanggup berinovasi dengan menghasilkan berbagai hal-hal
baru dan bersikap tegas.
KONTRIBUSI KEPADA PARTAI POLITIKSebagai badan usaha yang mandiri dan profesional, bank bjb
tidak berafiliasi dengan kelompok atau kekuatan politik tertentu.
Sebagaimana diatur di dalam Standar Tata Perilaku (Code of
Conduct) bahwa insan bjb bersikap netral terhadap semua parta
politik dengan cara:
- Tidak menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan
golongan/partai politik tertentu.
- Tidak merangkap jabatan sebagai pengurus partai politik dan
atau anggota legislatif.
- Tidak membawa, memperlihatkan, memasang serta
mengedarkan simbol, gambar dan ornamen partai politik di
lingkungan perusahaan.
Selama tahun 2013, bank bjb tidak pernah memberikan dukungan
maupun sumbangan untuk partai politik manapun. [SO6]
CHANGE AGENT [SO3]Bank bjb has established Change Agent as an effort to harmonize
the growth of dynamic business supported by implementation of the
best corporate culture. Duties and responsibilities of Change Agent
include responsibility for implementation, monitoring and evaluation
of cultural change at each work unit.
To carry out their duties, bank bjb’s Change Agents perform; a)
socialization, transmission and encouragement of cultural change
in each work unit; b) warning employee who does not apply bank
bjb’s corporate culture (negative behavior); c) monitoring of cultural
change in each work unit by filling form monitoring of corporate
culture; d) evaluation of cultural change within each work unit
periodically and continuously (every 3 months) and e) submission of
cultural change report (form monitoring results) to change leader to
be forwarded to Change Management Office Division.
Considering the duties of Change Agent, a change agent should
have basic characteristics such as ability to become role model and
motivator to improve performance, adapt to a wide range of cultural
diversity in the work, be socially responsible (not individually), have
high creativity, innovate by producing various new things and be
firm.
CONTRIBUTIONS TO POLITICAL PARTIESAs an independent and professional business entity, bank bjb
is not affiliated with particular political group or power. As set forth
in Code of Conduct that bjb people are neutral toward all political
parties by:
- Not using the Company’s facilities for the benefit of particular
political group/party.
- Not holding concurrent position as officials of political party or
legislative member.
- Not carrying, exhibiting, installing and distributing symbols,
images and ornaments of political party in the Company’s
environment.
During 2013, bank bjb never gave support and donation to any
political party. [SO6]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
75
PERMASALAHAN HUKUMHingga 31 Desember 2013, terdapat 12 (dua belas) perkara hukum
yang dihadapi bank bjb. Proses hukum tersebut mayoritas berkaitan
dengan masalah perbankan dengan ex nasabah. Seluruh proses
hukum tersebut tidak berdampak terhadap kegiatan usaha dan
kondisi keuangan bank bjb. [SO8]
Bank bjb selalu menjunjung tinggi etika berbisnis dan selalu
mematuhi ketentuan hukum yang berlaku karena menyangkut
reputasi Bank dan kepercayaan masyarakat. Dengan komitmen
tersebut kami berharap dapat menjaga agar seluruh pegawai bank
bjb menghindari tindakan melanggar hukum dan terkena sanksi
hukum. Sepanjang tahun 2013 bank bjb tidak pernah menerima
sanksi, baik denda maupun hukuman lain sebagai akibat dari
ketidakpatuhan pada hukum. [PR9]
Uraian lebih lengkap mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik dapat diperoleh dalam buku Laporan Tahunan bank bjb
2013 yang juga dapat diunduh melalui website bank bjb.
LEGAL CASESAs of December 31, 2013, there were 12 (twelve) legal cases involving
bank bjb. The majority of those legal cases were related to banking
issues with ex customers. The entire legal process had no impact on
bank bjb’s business activities and financial condition. [SO8]
Bank bjb always upholds business ethics and complies with the
applicable laws because they are related to the Bank’s reputation and
public trust. With this commitment we hope to maintain that all bank
bjb’s employees avoid unlawful acts and legal sanctions. Throughout
2013 there were no sanctions, in terms of fines and other penalties
resulting from non-compliance with the laws imposed on bank bjb.
[PR9]
Further description of good corporate governance implementation
can be found in bank bjb’s Annual Report 2013 which can also be
downloaded via bank bjb’s website.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
76
Mengembangkan Manusia bjb Developing bjb People
bank bjb meyakini bahwa pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
dengan menerapkan praktik-praktik terbaik secara konsisten akan
menghasilkan SDM yang berkualitas yang mampu meningkatkan
keunggulan bank bjb dalam industri jasa keuangan yang dinamis
dan terus berkembang cepat. Kami sangat menyadari bahwa
layanan prima bagi nasabah membutuhkan SDM yang yang fokus
pada layanan terbaik untuk nasabah dan mampu menawarkan solusi
yang tepat kepada nasabah.
Prioritas bisnis bank bjb telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank
tahun 2013 dimana bank bjb diarahkan untuk menjadi bank nasional
yang tumbuh berkesinambungan dengan tingkat profitabilitas tinggi
dan unggul dalam bidang pelayanan. Dengan demikian, bank bjb
dapat tumbuh menjadi bank yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih
baik.
Rencana bisnis tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan SDM
yang berkualitas, berintegritas serta mampu mendorong akselerasi
pertumbuhan Bank dan menciptakan nilai yang terus meningkat
secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi
dan keterampilan pegawai merupakan suatu keharusan.
Pengelolaan dan pengembangan SDM dilakukan melalui beberapa
upaya, yaitu:
a. Peningkatan peran dan fungsi Assessment Center yang
terintegrasi dengan training program academy untuk
meningkatkan kompetensi pegawai baik di posisi manajerial
maupun supporting.
Bank bjb believes that management of Human Resources (HR) by
applying the best practices consistently will generate quality HR
who are capable of enhancing bank bjb’s excellence in dynamic
and rapidly growing financial services industry. We are well aware
that excellent service to customers requires HR focusing on the best
services and offering appropriate solutions for customers.
Bank bjb’s business priorities set out in Business Plan 2013 drive
bank bjb to become continuously growing national bank with high
profitability level and excel in services. Hence, bank bjb can grow into
a larger, stronger and better bank.
The business plan must be balanced with availability of HR with
quality, integrity and ability to accelerate the Bank’s growth and create
sustainably increasing values. Therefore, employees’ competence
and skills development is a must.
Management and development of HR are performed through several
efforts, including:
a. Increasing role and function of integrated Assessment Center
with training program academy to improve employees’
competence in both managerial and supporting positions.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
77
b. Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan perkembangan bisnis bank.
c. Pengembangan sistem informasi SDM (Human Resources
Information System – HRIS) yang komprehensif dan terintegrasi
sehingga dapat memberikan peta kondisi pegawai yang ada saat
ini dan arah pengembangan pegawai yang harus dilakukan.
REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI YANG ADIL DAN TRANSPARAN Selaras dengan visi bank bjb menjadi 10 Bank Terbesar dan Sehat
di Indonesia, bank bjb sedang melakukan berbagai perubahan
organisasi dengan memperkuat daya saing di semua lini bisnisnya
serta memperluas jaringan usaha tidak hanya di wilayah Jawa Barat,
Banten dan DKI Jakarta melainkan ke seluruh wilayah Indonesia.
Untuk menjamin kelangsungan usaha Bank dalam menghadapi
persaingan dengan bank-bank lain, maka pemenuhan kebutuhan
SDM harus dilaksanakan melalui proses penerimaan pegawai yang
baik, jelas dan terarah sesuai dengan pedoman dasar perusahaan.
Dua tujuan utama rekrutmen pegawai adalah untuk memperoleh
pegawai yang berkualitas dan tepat waktu sesuai tuntutan pekerjaan
serta untuk menjamin kelangsungan usaha Bank jangka panjang
dalam menghadapi persaingan.
Proses rekrutmen dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut:
1. Rekrutmen online, yaitu melalui website bank bjb:
www.bankbjb.co.id. Pada website tersebut tersedia informasi
penerimaan calon pegawai lengkap dengan fasilitas untuk
melakukan pengisian data identitas diri bagi pelamar yang
langsung tersimpan di database Divisi Sumber Daya Manusia.
2. Filling system, yaitu pencarian kandidat melalui database
lamaran yang masuk secara langsung ke Divisi Sumber Daya
Manusia maupun ke website bank bjb.
3. Campus Hiring, yaitu pencarian kandidat melalui universitas/
perguruan tinggi sub-bagian kemahasiswaan/hubungan alumni/
career development center.
4. Job Fair/Career Days, yaitu pencarian kandidat melalui pameran/
bursa tenaga kerja yang diselenggarakan oleh lembaga yang
kredibel.
5. Iklan, yaitu pencarian kandidat melalui media massa baik cetak
maupun elektronik yang diumumkan di surat kabar atau secara
online di media yang kredibel.
bank bjb membuka kesempatan seluas-luasnya bagi setiap orang
yang memenuhi persyaratan untuk menjadi pegawai sesuai kualitas
individunya tanpa melihat faktor SARA (suku, agama, ras dan antar
golongan), gender dan status sosial. Secara umum, kami tidak
menyebutkan persyaratan gender dalam setiap iklan rekrutmen.
Dengan demikian, kami tidak melakukan identifikasi pegawai
b. Develop education and training programs in accordance with the
Bank’s business development.
c. Development of comprehensive and integrated Human
Resources Information System (HRIS) so as to provide a map of
the existing employee condition and direction of development to
be done.
FAIR AND TRANSPARENT EMPLOYEE RECRUITMENT AND PLACEMENTAligned with bank bjb’s vision to become the top 10 Largest and
Healthy Banks in Indonesia, bank bjb is undertaking organizational
changes by strengthening competitiveness in all business lines and
expanding business networks not only in the region of West Java,
Banten and DKI Jakarta but to all parts of Indonesia.
To ensure the Bank’s business continuity in facing competition with
other banks, fulfillment of HR needs should be carried out through
fine, clear and focused hiring process in accordance with the
Company’s basic guidelines. Two main goals of employee recruitment
is to obtain qualified employees in a timely manner according to
work demands to ensure the Bank’s long term business continuity in
facing competition.
The recruitment process is carried out among others in the following
ways:
1. Online recruitment, through bank bjb’s website: www.bankbjb.
co.id. The website provides recruitment information complete
with facility to fill data entry for applicant’s identity which will be
stored directly in Human Resources Division’s database.
2. Filling system, which is candidates searching through application
database that goes directly to Human Resources Division and
bank bjb’s website.
3. Campus Hiring, which is candidates searching through
universities/colleges, students/alumni relations/career
development center sub-department.
4. Job Fair/Career Days, which is candidates searching through
exhibitions/job expo organized by credible institutions.
5. Advertising, which is candidates searching through mass media,
both print and electronic published in newspapers or online in
credible media.
Bank bjb opens the widest opportunity for every person who meets
the requirements to be employees according to the individual’s
quality regardless of ethnic, religious, racial and inter-group (SARA),
gender and social status factors. In general, we do not mention
gender requirements in any recruitment advertising. Hence, we
do not identify employees by ethnic group or region of origin. We
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
78
Mengembangkan Manusia bjb Developing bjb People
berdasarkan kelompok suku atau daerah asalnya. Kami memastikan
tidak melakukan praktik-praktik pembatasan ataupun diskriminasi
dalam bentuk apapun. [HR4]
Sejalan dengan prinsip kesetaraan dan anti diskriminasi, kami tidak
membuat kebijakan untuk mengutamakan calon pegawai dari
masyarakat lokal. bank bjb tidak memiliki ketentuan khusus yang
mengatur prioritas masyarakat lokal di sekitar kantor pusat dan
kantor cabang sebagai pegawai. Kebijakan penerimaan pegawai
menjadi wewenang kantor pusat dan jumlah pegawai baru yang
diterima bekerja disesuaikan dengan kebutuhan Perseroan. Namun
demikian, karena iklan pengumuman rekrutmen terutama dimuat
di media lokal dan kegiatan di kampus-kampus terutama di sekitar
lokasi operasi Bank, seringkali kesempatan pertama didapat oleh
masyarakat setempat. [EC7]
Sesuai dengan prosedur penerimaan pegawai, proses rekrutmen
karyawan selama tahun 2013 telah dilakukan di seluruh jaringan
Kantor bank bjb yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Program
rekrutmen yang dilaksanakan pada tahun 2013 adalah:
- Rekrutmen fresh graduate Bank menjaring lulusan baru perguruan tinggi (fresh graduate)
dengan status pegawai non-pendidikan. Secara keseluruhan,
selama tahun 2013 Divisi SDM telah mengadakan rekrutmen
tenaga fresh graduate dan menjaring 1.536 calon pegawai
termasuk termasuk di antaranya, 490 orang tenaga alih daya
yang diangkat menjadi calon pegawai tetap melalui jalur
rekrutmen internal.
- Rekrutmen Individual Hire Untuk mendapatkan tenaga berpengalaman pada bidang
pekerjaan tertentu yang diselaraskan dengan kebutuhan
pencapaian kinerja Bank, pada tahun 2013 bank bjb telah
menjaring 29 tenaga individual hire.
DEMOGRAFI PEGAWAIJumlah pegawai bank bjb pada tahun 2013 adalah 6.395 orang,
meningkat 31% dibandingkan 4.881 orang pada tahun 2012.
Sebanyak 76% pegawai bank berusia 30 tahun ke bawah, dan
69% pegawai dengan masa kerja 5 tahun ke bawah. Pegawai
dengan latar belakang pendidikan Diploma dan Sarjana meningkat
33% dari 4.596 orang pada tahun 2012 menjadi 6.111 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa bank bjb telah mempersiapkan
mekanisme suksesi kepemimpinan dengan baik. Bank melakukan
rekrutmen pegawai terutama fresh graduate untuk mengisi posisi
Junior Management yang disiapkan untuk menjadi ujung tombak
pertumbuhan bank bjb dan menjadi pemimpin Bank di masa depan.
ensure that we do not perform limitation or discrimination practices
of any kind. [HR4]
In line with equality and anti-discrimination principles, we do not
have policy for prioritizing prospective employees from the local
community. bjb bank has no specific provisions governing priorities
for the local communities around head office and branch offices as
employees. Recruitment policy is under authority of head office and
the number of new hired employees is adjusted to the Company’s
needs. However, since recruitment advertisement is published in local
media and campus activities especially in the Bank’s surrounding
areas of operation, it is often the first opportunity to come by the
local community. [EC7]
In accordance with the hiring procedures, employee recruitment
process in 2013 was carried out in the entire office network of bank
bjb spread across Indonesia. Recruitment programs conducted in
2013 are:
- Fresh graduates recruitment The Bank recruited fresh graduates with non-education employee
status. Overall, during 2013 Human Resources Division recruited
fresh graduates and 1,536 prospective employees including
among them, 490 outsourced employees who were hired as
permanent employees through internal recruitment.
- Individual Hire Recruitment To obtain experienced personnel in certain fields that are aligned
with the Bank’s needs for performance achievement, in 2013
bank bjb recruited 29 individual hires.
EMPLOYEE DEMOGRAPHICSThe number of bank bjb’s employees in 2013 was 6,395, an increase
of 31% compared to 4,881 employees in 2012. Approximately
76% of the Bank’s employees are aged under30 years and 69%
have service tenure of 5 years or less. Employees with education
background of Diploma and Bachelor increased 33% from 4,596
people in 2012 to 6,111 people. This indicates that bank bjb had
prepared leadership succession mechanism properly. The Bank
conducts employee recruitment, especially fresh graduates to fill
Junior Management positions that are prepared to become the
forefront of bank bjb’s growth and the Bank’s future leaders.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
79
Bidang usaha perbankan yang mensyaratkan jenjang pendidikan
minimal tertentu tidak membuka peluang terjadinya penggunaan
pekerja anak maupun pekerja di bawah umur. bank bjb tidak
mentolerir penggunaan pekerja anak dan pekerja di bawah umur,
termasuk pekerja outsourcing dan pekerja kontraktor/vendor sebagai
bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Namun demikian, kami belum melakukan audit khusus di
perusahaan mitra kerja terkait pekerja anak maupun kepatuhan mitra
kerja secara umum terhadap prinsip-prinsip perlindungan hak asasi
manusia (HAM) di perusahaannya. Saat ini proses seleksi mitra kerja/
pemasok/kontraktor dilakukan berdasarkan kriteria kemampuan dan
kondisi keuangan perusahaan yang sehat. [HR2][HR6]
REMUNERASI PEGAWAI Ketentuan remunerasi pegawai diatur melalui dalam Surat
Keputusan (SK) Direksi Nomor: 645/SK/DIR-SDM/2013 tanggal
8 Oktober 2013 tentang Perubahan Atas SK Direksi Nomor: 171/
SK/DIRSDM/2013 tentang Pedoman Pengelolaan Penghasilan dan
Fasilitas Kepegawaian, dan SK Direksi Nomor: 630/SK/DIR-SDM/2013
tanggal 10 Oktober 2013 tentang Pedoman Grading System dan
Single Salary. Secara keseluruhan besaran penghasilan yang diterima
pegawai bank bjb lebih besar dari upah minimum sektoral (UMS)
setempat. [EC5]
Remunerasi bagi pegawai terus ditingkatkan seiring dengan
pertumbuhan yang dicapai oleh Bank. Penetapan standar remunerasi
dilakukan berdasarkan analisa terhadap industri, tingkat inflasi serta
disesuaikan dengan tingkat kemampuan Bank. Besaran remunerasi
yang diterima masing-masing pegawai bisa berbeda disebabkan oleh
status kepegawaian, masa kerja dan juga adanya perbedaan jenis
tunjangan yang diterima oleh pegawai tetap dan calon (prospective).
Namun demikian, kami tidak mempunyai kebijakan membedakan
besaran gaji berdasarkan gender. [LA14]
Tabel berikut menyajikan rasio gaji tertinggi dan terendah untuk
pegawai dan Direksi serta Komisaris bank bjb: [4.5]
No.Keterangandalam juta Rupiah
TertinggiHighest
TerendahLower
Rasio/Ratio
Descriptionin million RupiahTertinggi
HighestTerendahLowest
1 Rasio Gaji Pegawai yang Tertinggi dan Terendah
50.000 2.800 17,857 1,00Employee Salary Ratio Highest
and Lowest
2 Rasio Gaji Direksi yang Tertinggi dan Terendah
130.000 104.000 1,25 1,00Salary ratio of Highest and
Lowest Directors
3 Rasio Gaji Komisaris yang Tertinggi dan Terendah
65.000 52.000 1,25 1,00Salary Ratio of Highest and
Lowest Commissioners
4 Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Pegawai Tertinggi
130.000 50.000 3,01 1,00Ratio Highest Directors and
Employees
Banking business sector that requires a certain minimum level of
education does not open possibility of the use of child labor or
under aged labor. Bank bjb does not tolerate the use of child labor
or under aged labor, including outsourced workers and employees
of contractors/vendors as a form of compliance with the applicable
laws and regulations. However, we have not conducted special audit
partner in partner companies related to child labor and partners’
compliance in general with protection of human rights (human
rights) in their companies. Currently the selection process of business
partners/suppliers/contractors is done based on capability criteria
and sound corporate financial condition. [HR2] [HR6]
EMPLOYEES REMUNERATIONProvisions of employee remuneration are regulated in BOD Decree
No: 645/SK/DIR-SDM/2013 dated October 8, 2013 concerning
Amendment to BOD Decree No: 171/SK/DIRSDM/2013 concerning
Guidelines for Income and Facility Management of Personnel and
BOD Decree No: 630/SK/DIR-SDM/2013 dated October 10, 2013
concerning Guidelines for Grading System and Single Salary. Overall
the amount of income received by bank bjb’s employee is larger than
the local sectoral minimum wage (UMS). [EC5]
Remuneration for employees is to be improved in line with the
growth achieved by the Bank. Determination of remuneration
standards is based on analysis of the industry, inflation rate and
adjusted to the Bank’s capability. The remuneration received by
each employee could be different due to employment status, service
tenure and also different types of benefits received by permanent
and prospective employees. However, we do not have a salary policy
that discriminates by gender. [LA14]
The following table presents ratio of the highest and the lowest
salaries of bank bjb’s employees and Directors and Commissioners:
[4.5]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
80
Mengembangkan Manusia bjb Developing bjb People
REWARD AND PUNISHMENT Reward & punishment diberikan berdasarkan penilaian kinerja
pegawai yang dilaksanakan oleh Bank pada setiap triwulan selama
1 tahun. Reward & punishment akan berpengaruh terhadap insentif
yang akan diterima oleh pegawai bersangkutan selama 1 tahun.
A. Reward [EC3] Bank memberikan reward sebagai bentuk penghargaan kepada
pegawai atas dedikasi yang diberikan kepada perusahaan. Sistem
reward disusun untuk memotivasi pegawai agar berkinerja lebih
baik lagi ke depannya. Diantara jenis reward yang diberikan
adalah:
]1. Penghargaan Masa Kerja bagi pegawai yang telah memiliki
masa kerja 15 tahun dan 25 tahun serta memenuhi kriteria
tertentu yang telah ditetapkan.
2. Jasa Produksi yang diberikan atas kinerja pegawai selama 1
(satu) tahun penuh atas laba perusahaan selama 1 tahun.
3. Indeks Prestasi Kinerja pegawai yang diberikan 3 (tiga) kali
dalam setahun berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan
pada triwulan tertentu.
Selain penghargaan yang dikaitkan dengan kinerja dan masa
kerja, Bank juga memberikan tunjangan/benefit di luar gaji
sebagai manfaat yang diterima pegawai tetap dan pegawai
tidak tetap/calon pegawai (Non-Permanent/prospective) yang
perinciannya sebagai berikut: [LA3]
Komponen
Status KepegawaianEmployee Status
ComponentPegawai Tetap
PermanentPegawai Tidak Tetap
Non-Permanent
Penghasilan √ √ Salary
Iuran DPLK √ x Premium for DPLK
Iuran DAPEN √ x Premium for DAPEN (Pension Fund)
JAMSOSTEK √ √ Labor Insurance
THT √ x Old Age Benefit
Asuransi Jiwa √ x Life Insurance
THR √ √ Holiday Allowance
Insentif √ √ Incentive
Jasa Produksi √ √ Bonus
Bekal Cuti √ x Leave Allowance
Biaya Pindah √ x Movement Cost Allowance
Fasilitas Olah Raga √ x Sport Facilities
Penghargaan Masa Kerja √ x Years of Service Award
Perjalanan Dinas √ √ Business Trip
Uang Duka √ √ Compassionate Allowance
Tunjangan Konjungtur/Uang Makan √ √ Conjuncture/Meal Allowance
Tunjangan Fungsional √ x functional Allowance
REWARD AND PUNISHMENTReward & punishment is given based on employee performance
assessment conducted by the Bank on a quarterly basis for 1 year.
Reward & punishment will affect incentives to be received by the
respective employee for 1 year.
A. Reward [EC3] The Banks provides reward as a token of appreciation to
employees for their dedication to the Company. Reward system
is structured to motivate employees to perform better in the
future. Among the types of given reward are:
1. Work Tenure Award, for employees with work period of 15
years and 25 years and meet certain criteria that have been
established.
2. Production Merit given to employees upon their 1 year
performance over the Company’s profit within 1 year.
3. Employee’s Performance Achievement Index given three (3)
times a year based on profits obtained by the Company in a
particular quarter.
In addition to rewards associated with performance and work
tenure, the Bank also provides allowances/benefits other than
salary as benefits received by permanent and Non-Permanent/
prospective employees with details as follows: [LA3]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
81
B. Punishment Punishment diberikan kepada para pegawai yang telah
melakukan fraud (kelalaian) dan penyimpangan aturan.
Berdasarkan tingkat pelanggaran dan tingkat kerugian yang
terjadi, Bank memberikan sanksi administratif berjenjang.
Perbuatan yang secara umum dikenakan sanksi administratif
adalah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
Peraturan dan ketentuan perundang-undangan, meninggalkan
tugas atau kewajiban atau tidak melakukan perintah dinas/
jabatan yang diberikan serta menjalankan tugas tanpa kejujuran,
kesungguhan hati, teliti atau tertib.
Perbuatan pegawai yang dikenakan tuntutan ganti kerugian
adalah perbuatan-perbuatan sebagai berikut: [SO4]
1. Perbuatan Pegawai yang mengakibatkan kerugian
Perseroan.
2. Pegawai bertanggung jawab atas kerugian Perseroan yang
disebabkan karena perbuatannya sebagaimana dimaksud.
Tingkatan sanksi administrasi diatur dalam Surat Keputusan
Direksi Nomor: 696/SK/DIR-SDM/2013 tanggal 7 Oktober 2013
tentang Pedoman Sanksi Kepegawaian. Tingkat dan jenis sanksi
adalah sebagai berikut: [LA5]
1. Tingkat Sanksi Administratif Ringan, terdiri dari:
a. Peringatan I.
b. Peringatan II.
c. Peringatan III.
d. Pernyataan tidak puas.
2. Tingkat Sanksi Administratif Sedang, terdiri dari:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu)
tahun.
b. Penundaan kenaikan pangkat/grade paling lama 1 (satu)
tahun. dan
c. Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala
untuk paling lama 1 (satu) tahun.
3. Tingkat Sanksi Administratif Berat, terdiri dari:
a. Penurunan pangkat/grade setingkat lebih rendah.
b. Penurunan Jabatan.
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai pegawai.
d. Pemberhentian tidak dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai pegawai.
B. Punishment Punishment is given to employees who have conducted fraud
(negligence) and violations towards the applicable rules. Based
on the levels of violation and losses incurred, the Bank imposed
layered administrative sanctions. Acts that are generally subject
to administrative sanctions are acts contrary to the laws and
regulations, leaving duty or obligation or do not obey given
official order/position as well as performing duty without
honesty, sincerity, diligence or order.
Acts of an employee subjected to the claim for damages are as
follows: [SO4]
1. Personnel actions resulting in losses of the Company.
2. Employees are responsible for bank bjb’s losses caused by
their actions as referred to number 1.
The level and type of penalties are regulated in BOD Decree
No: 696/SK/DIR-SDM/2013 dated October 7, 2013 concerning
Guidelines for Employment Sanctions. The level and type of
penalties are as follows: [LA5]
1. Light Administrative Sanctions, consisting of:
a. Warning I.
b. Warning II.
c. Warning III.
d. Unsatisfied Statement.
2. Medium Administrative Sanctions, consisting of:
a. Delay of periodic salary increase to a maximum of 1
(one) year.
b. Delay of promotion to a maximum of 1 (one) year. and
c. Decrease in salary of 1 (one) time of periodic salary
increase for a maximum of 1 (one) year.
3. Heavy Administrative Sanctions, consisting of:
a. Degradation to one level of lower grade/rank.
b. Degradation of Position.
c. Honorable discharge without employee’s own request.
d. Dishonorable discharge without employee’s own
request.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
82
Mengembangkan Manusia bjb Developing bjb People
KESEMPATAN YANG SAMA DALAM PENGEMBANGAN KARIRSetiap pegawai yang telah memenuhi persyaratan memiliki peluang
yang sama untuk mengembangkan karirnya yang diidentifikasi
menggunakan metode assessment dan metode pengukuran lainnya
terkait dengan Personal Strength (Potensi dan Bakat), Tingkat
Kecukupan Kompetensi (Competency Fit), Hasil Kinerja (Performance)
dan Pengalaman Kerja. Hasil identifikasi pegawai atas paramater
dan kriteria tersebut akan menjadi sumber data dalam pengelolaan
talent pool dan pengembangan karir masing-masing pegawai.
Pegawai yang dinilai memiliki kompetensi untuk menempati posisi
manajerial diusulkan untuk menempati jabatan yang sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Selama tahun 2013, Divisi SDM telah mengadakan 3 (tiga) kali
assessment untuk level officer, assistant, dan Officer Development
Program (ODP) yang diikuti oleh 547 pegawai atau 9% dari total
pegawai Bank. [LA12]
PENGEMBANGAN KOMPETENSIBank memberikan program-program pendidikan dan pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Divisi pendidikan dan
pelatihan telah menyusun program pelatihan dalam bentuk Training
Program Academy yang mengatur program pelatihan pegawai
bank bjb yang disesuaikan dengan ketentuan sistem grading yang
telah ditetapkan oleh Divisi SDM berdasarkan kompetensi jabatan
(competency based).
Terdapat tiga kategori program pelatihan, yaitu:
1. Pelatihan utama yang menjadi syarat kenaikan grade seorang
pegawai bank bjb.
2. Pelatihan teknikal berdasarkan kompetensi sesuai unit kerja yang
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi seorang pegawai
sesuai dengan job description pekerjaannya di lapangan.
3. Pelatihan soft skill yang diarahkan untuk pengembangan diri
pegawai.
Pada tahun 2013, Divisi Pendidikan dan Pelatihan telah
menyelenggarakan 948 program pendidikan dan pelatihan pegawai
yang diikuti oleh 19.529 peserta atau rata-rata setiap pegawai
menerima 3 (tiga) kali/jenis pelatihan. Peserta pelatihan terdiri dari
Direksi, pemimpin divisi, pemimpin cabang sampai dengan staf.
[LA10]
BIAYA PELATIHANAnggaran untuk pelatihan pegawai disesuaikan dengan program
perusahaan dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Jumlah anggaran dana pelatihan mengacu pada ketentuan Surat
Edaran Bank Indonesia No.31/24/UPPB perihal Penyediaan Dana
untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Bank Umum dan Surat
EQUAL OPPORTUNITIES IN CAREER DEVELOPMENT
Every employee who meets requirements has the same opportunity
to develop a career that is identified using assessment and other
measurement methods related to Personal Strength, Competency
Fit, Performance and Work Experience. The results of employee
identification using those parameters and criteria will be data
source in talent pool management and career development of each
employee. Employees who are considered to have the competence
to occupy managerial positions are proposed for in accordance with
their capabilities.
During 2013, Human Resources Division conducted 3 (three)
assessments for officer, assistant, and Officer Development Program
(ODP) levels, participated by 547 employees or 9% of the Bank’s total
employees. [LA12]
COMPETENCE DEVELOPMENTThe Bank provides educational and training programs to improve
employee competence. Education and training division prepared
training program in form of Training Program Academy governing
bank bjb’s employee training program that is adjusted to the
provisions of competence-based grading system established by HR
Division.
There are three categories of training programs, namely:
1. Core training which is a prerequisite for grade promotion of
bank bjb’s employees.
2. Competence-based technical training by work unit which is
expected to improve the competence of an employee according
to his/her job description on field.
3. Soft skills training for employees’ self-development.
In 2013, Education and Training Division organized 948 education
and training programs participated by 19,529 employee, or at
average every employee participated in 3 (three) times/types of
training. Training participants consist of Board of Directors, division
leaders, branch leaders and staff. [LA10]
TRAINING COSTThe budget for employee training is adjusted to the Company’s
programs by taking into account the applicable regulations. Total
training budget refers to provision of Bank Indonesia Circular Letter
No.31/24/UPPB concerning Provision of Fund for Human Resources
Development of Commercial Banks and Bank Indonesia Decree No.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
83
Keputusan Bank Indonesia nomor 31/310/KEP/DIR tanggal 31 Maret
1999 tentang Penyediaan Dana untuk Pengembangan Sumber
Daya Bank Umum bahwa penyediaan dana pendidikan sekurang-
kurangnya 5% dari anggaran pengeluaran SDM.
Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank, anggaran pendidikan dan
pelatihan pegawai di tahun 2013 adalah sebesar Rp37,49 miliar,
yaitu 5% dari biaya SDM tahun 2012 sesuai ketentuan Bank
Indonesia. Ditambah dengan akumulasi sisa anggaran tahun-tahun
sebelumnya, maka proyeksi biaya pendidikan dan pelatihan tahun
2013 adalah sebesar Rp 69 miliar (dibulatkan). Realisasi biaya
pendidikan dan pelatihan tahun 2013 adalah sebesar Ro 48,47 miliar
atau 70,2% dari anggaran tersedia.
Proyeksi Anggaran Biaya Pendidikan dan Latihan Tahun 20132013 Training Budget Projections
Nilai
Biaya SDM per September 2012 562.331.207.631,00 HR Costs per September 2012
Rata-rata per Bulan 62.481.245.292,33 Average per Month
Proyeksi biaya SDM tahun 2012 749.774.943.508,00 Projected Cost of HR 2012
Persentase 5% Percentage
Proyeksi biaya Diklat tahun 2013 37.488.747.175,40 Projected cost of Training in 2013
Sisa Tahun-tahun sebelumnya 30.778.368.920,00 The rest of the previous years
Proyeksi Sisa Anggaran Tahun 2012 642.116.889,95 Projected Budget Surplus In 2012
Biaya Diklat Tahun 2013 68.909.232.985,35 Cost of Training in 2013
Kami mengakui dan menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dan
berkomitmen untuk menerapkannya melalui nilai-nilai perusahaan,
standar tata perilaku (code of conduct) dan peraturan serta
kebijakan-kebijakan yang diberlakukan Bank. Pada tahun 2013
Bank menyelenggarakan beberapa pelatihan terkait aspek hak asasi
manusia (HAM) sebagai berikut: [HR3]
NONAMA PELATIHAN
TRAINING TITLE
TANGGAL PELAKSANAAN
DATE
MEKANISME PELATIHANMEKANISME PELATIHANTRAINING MECHANISM
BENTUK PELATIHAN
TRAINING TYPE
1 Seminar & Workshop Outsourcing 16 Oktober 201316 October 16,
2013
Menetapkan alur pekerjaan tenaga Alih DayaDefine the flowchart of outsourced worker
PublikPublic
2 Workshop kupas tuntas kemenakertrans No. 19 Tahun 2012 Tentang Syarat-Syarat Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan lain/OutsourcingWorkshop to examine thoroughly the Regulation of Ministry of Manpower and Transmigration No. 19/2012 on Conditions of Outsourcing the Implementation of Work to Other Companies
30-31 januari2013January 30-31,
2013
Kewajiban para pihak membuat perjanjian tertulis,Persyaratan mendirikan perusahaan jasa tenaga KerjaThe obligations of the parties involved in a written agreement, Terms to establish manpower agency
PublikPublic
3 Workshop Nasional Ketenagakerjaan 13-14 Nopember 2013
November 13-14, 2013
Membuat administrasi upah yang baku/standar, melaksanakan hasil negosiasi atas tuntutan upah oleh pekerja/buruh dan atau SP/SBCreating standard wage administration, implementing the negotiation result over wage demands by workers/laborers and or Union
PublikPublic
31/310/KEP/DIR dated March 31, 1999 concerning Provision of Fund
for Development of Human Resources of Commercial Banks where
education fund of at least 5% should be provided from Human
Resources expenditure budget.
In accordance with the Bank’s business plan, budget for education
and training of employees in 2013 amounted to Rp 37.49 billion,
which was 5% of HR expenditure in 2012 as required by Bank
Indonesia. Added by accumulation of remaining budget from
previous years, the projected education and training cost in 2013
was Rp 69 billion (rounded). The realization of education and training
cost in 2013 amounted to Rp 48.47 billion or 70.2% of the available
budget.
We acknowledge and uphold human rights values and are
committed to implement them through corporate values, code of
conduct, regulations and policies imposed by the Bank. In 2013 the
Bank organized several trainings related to human rights aspects as
follows: [HR3]
We have not held special training for members of Security Unit
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
84
Mengembangkan Manusia bjb Developing bjb People
Kami belum menyelenggarakan pelatihan khusus untuk anggota
Satuan Pengamanan (Satpam) mengenai kebijakan dan prosedur
terkait aspek hak asasi manusia (HAM). Sebagai salah satu unsur
frontliner yang bertemu langsung dengan nasabah, anggota Satpam
diberikan pelatihan tambahan mengenai cara melayani nasabah,
pengetahuan dasar mengenai produk, jenis transaksi dan formulir
transaksi yang dibutuhkan, agar dapat membantu dan menjawab
pertanyaan sederhana dari nasabah. [HR8]
PROGRAM MASA PERSIAPAN PENSIUN [LA11]Masa Persiapan Pensiun (MPP) pegawai bank bjb adalah masa 12
(dua belas) bulan sebelum jatuh waktu tanggal pensiun normal (55
tahun). Saat pegawai memasuki MPP, pegawai tersebut diijinkan
tidak melakukan aktivitas pekerjaan (tidak hadir/masuk kerja) kecuali
ditetapkan lain berdasarkan penugasan oleh Direksi. Pegawai yang
menjalani MPP masih mendapatkan penghasilan sesuai dengan
ketentuan pada Pedoman Penghasilan dan Fasilitas Kepegawaian
serta Pedoman Grading System dan Single Salary termasuk fasilitas
kesehatan yang ditanggung Bank sesuai dengan ketentuan. Fasilitas
iuran yang ditanggung kantor selama menjalani MPP adalah Iuran
Tunjangan Hari Tua (THT), Iuran Pensiun/DPLK, Iuran Jamsostek, Iuran
Asuransi Jiwa, Tunjangan Pajak, dan Tunjangan Zakat.
Pegawai dalam status MPP diberikan pelatihan yang disesuaikan
dengan minat pegawai bersangkutan agar saat pensiun normal
pegawai tersebut siap dan telah memiliki keahlian yang nantinya
dapat dikembangkan untuk berwirausaha atau aktivitas lainnya.
Pada tahun 2013 Bank menyelenggarakan pelatihan Dynamic
Entrepreneurship bagi para pegawai yang akan memasuki masa
pensiun. Materi pelatihan adalah mengenai pengelolaan keuangan
bagi wirausaha sebagai pembekalan berwirausaha setelah pensiun.
Pelatihan diselenggarakan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 26-
28 April dan 14-16 Juni 2013.
Hubungan IndustrialHak berserikat dan berkumpul disepakati dan dihormati bersama
dalam koridor hak dan kewajiban pegawai serta aturan perundang-
undangan yang berlaku. Sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan Nomor 13/2003 dan peraturan internasional, yaitu
ILO Convention 87 dan 98, pegawai bank bjb mempunyai kebebasan
untuk mendirikan organisasi sebagai wadah untuk menjembatani
hubungan industrial antara pegawai dan manajemen.
Pegawai bank bjb telah memiliki Serikat Pekerja dikenal dengan
Serikat Karyawan (Sekar) bank bjb. Sekar bank bjb telah terdaftar
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bandung
dengan nomor bukti pencatatan: 250/Sekar.BJ/2007-CTT.221-
Disnaker/2007. Keberadaan Sekar bank bjb menjadi mitra Bank
dalam membangun iklim kerja dan lingkungan kerja yang baik
regarding policies and procedures related to relevant human rights
aspects. As one element of front liners who meet directly with
customers, security guard members are given additional training on
how to serve customers, basic knowledge about products, types of
transactions and required transaction forms, in order to assist and
answer simple questions from customers. [HR8]
PENSION PREPARATION PERIOD PROGRAM [LA11]Pension Preparation Period (MPP) of bank bjb’s employees is 12
(twelve) months prior to normal pension date (55 years). When an
employee enters MPP, the employee is not permitted to perform work
activities (does not come to work) unless otherwise determined based
on assignment by Board of Directors. Employee who undergoes MPP
still earns income in accordance with the provisions of Guidelines
for Employee Income and Facility and Guidelines for Grading System
and Single Salary including health facilities covered by the Bank in
accordance with the provisions. Insurance facilities covered by the
office during MPP are Benefits for Employees Reaching Pension Age
(THT), Pension Contribution, Social Security Contribution, Insurance
Contribution, Tax Benefit and Zakat Allowance.
Employees with MPP status are provided with training according to
interests of the respective employees so that at normal pension date
the employees are ready and have expertise that will be developed
for entrepreneurship or other activities.
In 2013, the Bank held Dynamic Entrepreneurship training for
employees who would reach pension age. The training material was
about financial management for entrepreneurs after retirement. The
training was held twice, on April 26-28, and June 14-16, 2013.
Industrial RelationsThe rights of association and assembly are agreed and honored in
the corridor of employees’ rights and obligations and the applicable
laws. In accordance with Labor Law No. 13/2003 and international
regulations, ILO Convention 87 and 98, bank bjb’s employees have
the freedom to establish organization as a forum to bridge industrial
relations between employees and management.
Bank bjb’s employees have established Labors Union known as
Employees Union (Sekar) bank bjb. Sekar bank bjb is registered at
Department of Manpower and Transmigration of Bandung City
with record number: 250/Sekar.BJ/2007-CTT.221-Disnaker/2007.
The existence of Sekar bank bjb as the Bank’s partners in building
conducive work climate and environment with due regard to rights
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
85
dengan tetap memperhatikan hak dan kewajiban pegawai maupun
Bank sebagaimana diatur dalam Pejanjian Kerja Bersama (PKB).
PKB dengan segala ketentuan di dalamnya yang telah disusun dan
disahkan, secara langsung mengikat serta melindungi pegawai yang
menjadi anggota Serikat Karyawan. [LA4]
Selama periode pelaporan tidak ada kebijakan maupun tindakan
manajemen yang dapat mengancam keberadaan maupun kegiatan
Serikat Karyawan. Sebaliknya, bank bjb memberikan dukungan
dengan menyediakan fasilitas untuk segala kegiatan berorganisasi
Serikat Karyawan. [HR5]
WAKTU KERJAUntuk mencegah terjadinya praktik-praktik yang bisa digolongkan
sebagai bentuk pemaksaan bekerja, Perseroan telah memiliki
ketentuan tertulis yang mengatur waktu kerja, istirahat dan hari
libur. Waktu kerja normal ditetapkan lima hari kerja dalam seminggu
antara Senin sampai Jumat, dan waktu kerja lembur telah diatur
dalam ketentuan. Dalam keadaan tertentu, waktu kerja pegawai
dapat diatur menyimpang dari ketentuan tersebut. Namun hal
tersebut harus mendapat pengesahan pejabat yang berwenang
dan hanya diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan ketenagakerjaan. [HR7]
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)bank bjb menjamin terlaksananya berbagai aspek perlindungan
pegawai terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Secara umum kami telah menyiapkan aturan dan prosedur yang
harus dipatuhi bersama terkait K3 dan menunjuk dua orang pegawai
di setiap Unit Bisnis baik di kantor pusat maupun di kantor cabang
sebagai perwakilan dalam K3. [LA6]
Setiap unit bisnis telah memiliki contingency plan untuk mengantisipasi
bila terjadi sesuatu yangi tidak diinginkan, apa saja yangmungkin
terjadi dan respon apa yang bisa dilakukan bila hal tersebut terjadi.
Disamping itu, penyuluhan atau sosialisasi pencegahan bahaya
kebakaran rutin diberikan. Setiap awal tahun di triwulan pertama
bank bjb rutin melakukan simulasi kebakaran, ancaman bom
(keamanan), sosialisasi mengenai masalah keamanan oleh pihak
Kepolisian serta sosialisasi kebersihan. Sepanjang tahun 2013 tidak
ada laporan mengenai kecelakaan kerja fatal yang terjadi. [LA7]
Pada tahun 2013, Bank mengadakan pelatihan terkait K3 dengan
materi diantaranya: Pengenalan K3, Peraturan Perundang-undangan
K3, Keselamatan Kerja, Sistem Manajemen K3 Permenaker/OHSAS
18001.
Selain keselamatan kerja, bank bjb juga memberikan perhatian atas
kesehatan kerja para pegawai. Sesuai ketentuan perusahaan bank
bjb memberikan fasilitas pemeriksaan kesehatan berkala (medical
and obligations of employees and the Bank as set out in Collective
Labor Agreement (PKB). PKB with all the provisions in it was prepared
and validated, directly binds and protects employees who are
members of Employees Union. [LA4]
During the reporting period there were no policies or management
actions that could threaten the existence and activities of Employees
Union. Instead, bank bjb gave support by providing facilities for all
organizational activities of Employees Union. [HR5]
WORKING TIMETo prevent practices that could be classified as work intimidation,
the Company has written provisions governing working time, breaks
and holidays. Normal working time is stipulated for five working days
of the week between Monday to Friday, and overtime has been set
in the provisions. In certain circumstances, employee working time
can be set to deviate from these provisions. However, it must be
approved by the competent authority and only allowed to the extent
not in conflict with the labor law. [HR7]
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (K3)Bank bjb guarantees the implementation of various aspects of
employee protection against health and safety (K3) risks. In general,
we have set up rules and procedures that must be complied with
related to K3 and appointed two employees in each Business Unit at
head office and branch offices as representatives in K3. [LA6]
Each business unit has contingency plan to anticipate undesirable
matters, what might happen and what response can be done when
it happens. In addition, dissemination of fire prevention is routinely
provided. At the beginning of every year in the first quarter bank
bjb routinely performs simulations of fire, bomb (security) threat,
dissemination of safety issues by the police and dissemination of
hygiene. Throughout 2013 there were no reports of fatal accidents
that occured. [LA7]
In 2013, the Bank held training related to K3 with materials such
as: Introduction to K3, K3 Legislation, Occupational Safety, K3
Management System Permenaker/OHSAS 18001.
In addition to occupational safety, bank bjb banks also gives attention
to the health of employees. Pursuant to corporate regulation bank
bjb provides periodic medical check-up facility for employees aged
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
86
Mengembangkan Manusia bjb Developing bjb People
check-up) untuk para pegawai yang berusia 35 tahun ke atas. Selain
itu, bank bjb juga memberikan informasi mengenai kesehatan, pola
hidup, pola pikir dan pola makan sehat melalui berbagai media
internal. [LA8] [LA9]
35 years and above. Moreover, bank bjb also provides information on
health, lifestyle, mindset and healthy eating through various internal
media. [LA8] [LA9]
Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian [LA1]Employee by Employment Status [LA1]
No Status Kepegawaian/Employment Status Total
1 Pegawai Tetap/Permanent 3.086
2 Calon Pegawai/Prospective 3.309
Jumlah/Total 6.395
Jumlah Pegawai berdasarkan Jenjang Manajemen dan Gender [LA1][LA13]Employees by Position and Gender [LA1][LA13]
No Jenjang Manajemen/Management Level Pria/Male Wanita/Female Total
1 Manajemen Puncak/Top Management 28 7 35
2 Manajemen Madya/Senior Management 162 49 211
3 Manajemen Lini/Junior Management 829 619 1.448
4 Staf dan Lainnya/Staff and Others 2.122 2.579 4.701
Jumlah/Total 3.141 3.254 6.395
Jumlah Pegawai Berdasarkan Kelompok Usia dan Gender [LA13]Employee by Age and Gender [LA13]
No Jenjang Usia/Age Level Pria/Male Wanita/Female Total
1 18 – 30 tahun/year 2.100 2.709 4.838
2 31 – 40 tahun /year 673 378 1.026
3 41 – 50 tahun /year 291 153 447
4 >50 tahun /year 75 16 84
Jumlah/Total 3.139 3.256 6.395
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
87
Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan [LA13]Employee by Education Level [LA13]
No Jenjang Pendidikan/Education Total
1 S3/Doctoral 2
2 S2/Post Graduate 252
3 S1 dan Sederajat/Under Graduate 4.842
4 Diploma/Diploma 1.269
5 SMA dan Sederajat/High School 27
6 SMP/Junior High 1
7 SD/Elementary School 2
Jumlah/Total 6.395
Tingkat Turnover Pegawai 2012 - 2013 [LA2]Employee Turnover in 2012 – 2013 [LA2]
Alasan/Reason 2013 2012
Pensiun/Retiring 7 21
Meninggal Dunia/Pass Away 3 1
Mengundurkan Diri/Resign 138 70
Jumlah/Total 148 92
Persentase/Percentage 0,68% 1,9%
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
88
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
89
Laporan KeberlanjutanSustainability Report
Melalui Laporan Keberlanjutan, bank bjb ingin mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan mengenai apa yang telah kami lakukan sepanjang tahun 2013 dalam menyelaraskan kinerja aspek ekonomi, sosial dan lingkungan agar upaya menjaga keberlanjutan usaha bank bjb senantiasa sejalan dengan keberlanjutan kontribusi bagi masyarakat dan lingkungan hidup di sekitar kami.Through Sustainability Report, bank bjb would like to communicate to all stakeholders on what we have done throughout the year 2013 to harmonize economic, social and environmental performances so that bank bjb’s sustainability efforts are always in line with sustainable contribution to the community and environment around us.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
90
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
Meraih PertumbuhanBisnis Berkelanjutan
Reaching Sustainable Business Growth
Di tengah situasi ekonomi tahun 2013 yang masih berat, kinerja bank bjb tetap tumbuh positif yang menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank bjb semakin tinggi.
In the midst of economic situation in 2013 which was still difficult, bank bjb’s performance remained positive growth which indicates that the level of customer trust towards bank bjb became higher.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
91
Lebih dari 50 tahun bank bjb berada di tengah-tengah masyarakat,
melayani berbagai lapisan dengan produk jasa perbankan yang
sesuai dengan kebutuhan nasabah. Nasabah utama bank bjb terdiri
dari perorangan, karyawan, koperasi, BUMD, BUMN, beserta institusi
lainnya baik pemerintah maupun swasta.
Usaha bank bjb dimulai dengan mengoptimalkan potensi yang
ada di lingkungan terdekat, yakni wilayah Jawa Barat dan Banten,
kemudian sejalan dengan pengembangan usaha, Bank memperluas
cakupan wilayah operasi ke seluruh wilayah Indonesia. Kini bank bjb
memiliki 62 Kantor Cabang, 304 Kantor Cabang Pembantu, 266
Kantor Kas, 107 Payment Point, 11 mobil kas dan 1.139 ATM. [EC8]
Dengan berbagai produk untuk segmen-segmen consumer banking,
commercial banking dan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah
(UMKM), corporate, treasury and capital market, transaction
services dan perbankan syariah, kini bank bjb memiliki 5.425.354
nasabah simpanan yang terdiri dari 85,13% nasabah ritel, 7,04%
nasabah korporasi, 0,40% nasabah pemerintah dan 7,43% nasabah
institusional.
Hingga akhir tahun 2013 bank bjb telah menyalurkan dana pinjaman
kepada 781.636 debitur di seluruh daerah operasional bank bjb
yang terdiri dari 43,9% debitur kredit konsumer, 40,2% debitur
kredit guna bhakti (KGB), 3,7% debitur kredit pensiun dan 12,2%
debitur kredit mikro.
More than 50 years bank bjb exists in the midst of the society, serving
various levels of society with banking products and services to suit
customers’ needs. Main customers of bank bjb consist of individuals,
employees, cooperatives, Regency Owned Enterprises, State Owned
Enterprises, including other institutions both public and private.
bank bjb’s business started with optimizing potential that existed in
the immediate neighborhood, the region of West Java and Banten,
then in line with business development, the Bank expanded the
operational coverage areas throughout Indonesia. Bank bjb now has
62 Branch Offices, 304 Sub Branch Offices, 266 Cash Units, 107
Payment Points, 11 Mobile Cash Service and 1,139 ATMs. [EC8]
With a range of products for consumer banking, commercial banking
and Small and Medium Enterprises (SME), corporate, treasury and
capital market, transaction services and sharia banking segments,
bank bjb now has 5,425,354 deposit customers consisting of retail
customers 85.13%, corporate customers 7.04%, government
customers 0.40% and institutional funding 7.43%.
By the end of 2013 bank bjb had chanelled loans to 781,636
borrowers in all bank bjb’s operational areas consisting of consumer
loan debtors 43.9%, Kredit Guna Bhakti (KGB) debtors 40.2%,
pension loan debtors 3.7% and micro credit debtors 12.2%.
Pertumbuhan laba bersih dari Rp 1,19 triliun di 2012 menjadi Rp 1,38 triliun di 2013Net income growth from Rp 1.19 trillion in 1012 to Rp 1.38 trillion in 2013
+15,3% Kenaikan alokasi investasi komunitas (CSR) dari Rp 59,22 miliar di 2012 menjadi Rp 74,09 miliar di 2013Increase in community investment allocation (CSR) from Rp 59.22 billion in 2012 to Rp 74.09 billion in 2013
+25,1%
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
92
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
KINERJA YANG TERUS BERTUMBUH [2.8]Di tengah situasi ekonomi tahun 2013 yang masih berat, kinerja
bank bjb tetap tumbuh positif. Laba bersih setelah pajak meningkat
15,34% dari tahun sebelumnya atau 105,52% dari target yang
dicanangkan. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata
kinerja perbankan nasional yang sekitar 15%.
Aset tumbuh menjadi Rp 70,96 triliun, jumlah tabungan tumbuh
34,92% (YoY) atau 113,85% dari target yang sudah ditetapkan
dan giro yang dihimpun mengalami kenaikan 12,86% (YoY) atau
136% dari target. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan
nasabah terhadap bank bjb semakin tinggi. Porsi simpanan nasabah
ritel saat ini mencapai 85,13% dari komposisi total nasabah bank
bjb.
Sedangkan pertumbuhan kredit mencapai 28,1% (YoY),
menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata
pertumbuhan perbankan nasional yang hanya sebesar 21,80%.
Salah satu faktor Pendorong pertumbuhan kredit adalah kredit
konsumer yang kenaikannya mencapai 27,5% (YoY).
Rasio kecukupan modal (CAR) bank bjb masih berada jauh di atas
ketentuan regulator. Hingga akhir 2013, posisinya mencapai 16,58%
atau 0,7% di atas target. Sedangkan tingkat pengembalian modal
yang dihasilkan oleh Perseroan (ROE) pada tahun 2013 mencapai
26,7%. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan target dan realisasi
tahun sebelumnya. Untuk pendapatan bunga bersih (NIM), bank
bjb berhasil membukukannya sebesar 8%, di atas target yang telah
ditetapkan.
CONTINUOUSLY GROWING PERFORMANCE [2.8]In the midst of economic situation in 2013 which was still difficult,
bank bjb’s performance remained positive growth. Net income after
tax increased by 15.34% from the previous year, or 105.52% of the
target. This achievement is much higher than average performance
of the national banking industry of about 15%.
Assets grew to Rp 70.96 trillion, the amount of saving accounts
increased 34.92% (YoY) or 113.85% of the target and demand
deposits collected increased 12.86% (YoY) or 136% of the target.
This suggests that the level of customer trust towards bank bjb
became higher. Current portion of retail customers reached 85.13%
of total composition of bank bjb’s customers.
Meanwhile loans growth reached 28.1% (YoY), showing higher
performance than average growth of national banking industry
of only 21.80%. One of the driving factors of loans growth was
consumer loans that increased by 27.5% (YoY).
The capital adequacy ratio (CAR) of bank bjb remained to be above
the regulatory provisions. By the end of 2013, the position reached
16.58% or 0.7% above the target. While the rate of return generated
by the Company (ROE) in 2013 reached 26.7%. This realization was
higher than the target and the realization of the previous year. For
net interest income (NIM), bank bjb managed to record 8%, above
the target.
5.425.345Nasabah SimpananDeposit Customers
781.636Debitur
Borrower
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
93
DISTRIBUSI NILAI EKONOMISelama periode pelaporan, hasil kinerja ekonomi bank bjb yang
memberikan gambaran mengenai perolehan nilai ekonomi dan
pendistribusiannya kepada para pemangku kepentingan dapat
dilihat pada tabel berikut, yang disusun mengacu pada indikator
kinerja ekonomi berdasarkan pedoman pelaporan keberlanjutan
Global Reporting Initiative/GRI versi 3.1.
Distribusi Nilai Ekonomi [EC1]
Economic Value Distribution [EC1]
Nilai Ekonomi yang Dihasilkan/Direct Value Generated 2013 2012
a. Pendapatan/Revenues Pendapatan Bunga dan Syariah dan Pendapatan Operasional Lainnya Interest and Sharia Income and Other Operating Income
8.590.246 7.126.048
Nilai Ekonomi yang Didistribusikan/Economic Value Distributed
b. Biaya Operasi/Operating cost Beban Umum dan Administrasi/General and Administrative Expenses
1.256.991 986.237
c. Manfaat dan Gaji karyawan/ Employee wages and benefits Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan/Salaries and Employee Benefits
1.265.943 967.340
d. Pembayaran kepada penyandang dana/ Payments to providers of capital Dividen (tahun buku 2012 dan 2011) + Beban Bunga dan Bagi Hasil Syariah Dividend (fiscal year 2012 and 2011) + Interest Expense and Sharia Profit Sharing
4.014.689 3.732.484
e. Pembayaran untuk pemerintah (pajak)/Payments to Government (taxes) 376.536 319.195
f. Investasi Komunitas (CSR)/Community investments (CSR) 74.090 59.217
Jumlah Nilai Ekonomi yang Didistribusikan/Total Economic Value Distributed 6.988.249 6.064.473
Nilai Ekonomi yang Ditahan (a-b-c-d-e-f)/Economic Value Retained 1.601.997 1.061.575
Secara operasional, bank bjb membukukan nilai pendapatan sebesar
Rp 8,59 triliun yang berasal dari Pendapatan Bunga dan Syariah dan
Pendapatan Operasional Lainnya. Pencapaian ini 19,7% lebih tinggi
daripada pendapatan pada tahun 2012 sebesar Rp 7,13 triliun.
Bank mendistribusikan kembali perolehan nilai ekonomi hingga
sebesar Rp 6,99 triliun kepada para pemangku kepentingan.
Mayoritas (46,7%) didistribusikan kepada penyandang dana baik
sebagai dividen untuk pemegang saham maupun bunga dan bagi
hasil syariah bagi nasabah simpanan. Proporsi berikutnya adalah
pengeluaran pegawai (14,7%), biaya operasional (14,6%) pajak
(4,4%) dan investasi untuk masyarakat melalui CSR (0,9%).
Tabel distribusi nilai ekonomi di atas memberikan gambaran bahwa
kinerja Bank tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kekayaan
para pemegang saham, namun juga memberikan manfaat bagi
para pemangku kepentingan lainnya. Penjelasan lengkap mengenai
kinerja keuangan bank bjb dapat dilihat pada Laporan Tahunan bank
bjb 2013.
DISTRIBUTION OF ECONOMIC VALUEDuring the reporting period, the results of bank bjb’s economic
performance which gave an overview of acquisition and distribution
of economic value to stakeholders can be seen in the following
table, compiled referring to economic performance indicators of
sustainability reporting guidelines by Global Reporting Initiative/GRI
version 3.1.
Operationally, bank bjb recorded income of Rp 8.59 trillion from
Interest and Sharia Income and Other Operating Income. This
achievement was 19.7% higher than income in 2012 which
amounted to Rp 7.13 trillion.
The Bank redistributed the acquired economic values of up to Rp
6.99 trillion to stakeholders. The majority (46.7%) was distributed
to funding providers either as dividends to shareholders and interest
and sharia profit sharing for deposit customers. The next proportion
was employee expenses (14.7%), operating expenses (14.6%)
taxation (4.4%) and investment for community through CSR (0.9%).
Distribution of economic value in the table above illustrates that
the Bank’s performance was not only intended to increase
shareholders’ wealth, but also to provide benefits for other
stakeholders. A complete description of bank bjb’s financial
performance can be seen on bank bjb’s 2013 Annual Report.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
94
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
KONTRIBUSI UNTUK PEMERINTAHSetiap tahun bank bjb memberi kontribusi kepada negara berupa
pembayaran pajak. Pada tahun 2013, Bank membayar pajak sebesar
Rp 376,54 miliar sedangkan pada tahun 2012 pajak yang dibayarkan
sebesar Rp 319,19 miliar.
Struktur pemegang saham bank bjb terdiri pemegang saham seri A
yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten,
Pemerintah Kota/Kabupaten se-Jawa Barat, Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Banten, dan pemegang saham seri B yaitu saham
yang dilepas ke publik sebanyak 25% dari total saham. Komposisi
kepemilikan saham bank bjb pada 31 Desember 2013 digambarkan
dalam diagram berikut:
bank bjb
Pemerintah Provinsi Jawa
Barat
West JavaProvincial
Government
38,26%
Pemerintah Kota/Kabupaten se- Jawa Barat
City Government/District of West Java
23,61%
Pemerintah Provinsi Banten
BantenProvincial
Government
5,37%
Pemerintah Kota/Kabupaten
se- Banten
City Government/District of Banten
5,17%
Lokal Perorangan
IndividualsLocal
3,90%
Lokal Institusi
Institutions Local
6,06%
InstitusiAsing
Foreign Institutions
1,78%
PeroranganAsing
Foreign Individuals
0,01%
Dengan demikian, hubungan bank bjb dengan pemerintah daerah
di Jawa Barat dan Banten (Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan
Kota) adalah sebagai pemilik modal/pemegang saham di bank bjb.
Sebagai pemegang saham, pemerintah daerah tersebut berhak
atas dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham setiap
tahunnya. Selain hubungan tersebut, Bank tidak menerima bantuan
apapun dari pemerintah baik berupa pembebasan pajak, subsidi,
hibah, insentif finansial maupun manfaat keuangan lainnya. [EC4]
CONTRIBUTIONS TO THE GOVERNMENTEvery year bank bjb contributes to the country in form of tax
payments. In 2013, the Bank paid taxes of Rp 376.54 billion while in
2012 paid taxes amounted to Rp 319.19 billion.
Bank bjb’s shareholder structure consists of Class A shareholders
which are Provincial Government of West Java, Provincial Government
of Banten, Governments of Municipalities/Regencies in West Java
Province, Governments of Municipalities/Regencies in Banten, and
holders of Class B share that were released to public as much as 25%
of total shares. Shareholders composition of bank bjb on December
31, 2013 is illustrated in the following diagram:
Hence, bank bjb’s relationship with local governments in West Java
and Banten (Provincial, Municipal and Regent) is capital owners/
shareholders in bank bjb. As shareholders, the local governments
are entitled to dividends distributed to shareholders each year. In
addition to this relationships, the Bank does not receive any donation
from the government in form of tax exemptions, subsidies, grants,
financial incentives or other financial benefits. [EC4]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
95
KONTRIBUSI PADA PEMERINTAH DAERAHbank bjb memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) melalui pembayaran retribusi, pajak daerah dan pajak
iklan reklame, yang merupakan dampak tidak langsung dari kegiatan
usaha Bank. [EC9]
PERAN KAMI DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKATbank bjb mempunyai misi untuk menjadi penggerak dan pendorong
laju pembangunan daerah, melaksanakan penyimpanan uang
daerah, dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Untuk itu bank bjb memposisikan diri sebagai bank yang fokus
pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan perusahaan
yang mempekerjakan banyak karyawan. Dengan demikian, secara
langsung atau tidak langsung, bank bjb dapat memberikan
kontribusinya bagi masyarakat khususnya di Provinsi Jawa Barat dan
Banten.
Dukungan terhadap peningkatan ekonomi kerakyatan
diimplementasikan pada prioritas penyaluran dana kredit dan
pembiayaan ritel yang memberikan dampak multiplier kepada
seluruh sektor usaha kecil serta penyaluran kredit kepada debitur-
debitur binaan yang prospektif dengan tetap mengatur kesesuaian
penyaluran kredit konsumtif dan produktif secara bertahap.
Bagi bank bjb, segmen bisnis mikro merupakan salah satu andalan
dalam mengelola pertumbuhan kinerja. Segmen bisnis mikro selalu
mencapai performa positif, dengan total kredit mikro yang telah
disalurkan hingga akhir tahun 2013 mencapai Rp 5,35 triliun atau
8,25% dari total kredit yang disalurkan oleh bank bjb. Pertumbuhan
posisi kredit kelolaan Divisi Mikro dari Desember 2012 sampai
dengan Desember 2013 mencapai 17,77% atau sebesar Rp 808,78
miliar dari Rp 4,55 triliun menjadi Rp 5,35 triliun. Kontribusi terbesar
berasal dari skim Kredit Mikro Utama yang mencapai 26,19% atau
sebesar Rp 697,82 miliar. Sedangkan ekspansi kredit kelolaan Divisi
Mikro sepanjang tahun 2013 mencapai Rp 4,05 triliun dengan Run
Off Rp 3,24 Triliun. Sehingga, pertumbuhan netto tahunan (YoY)
mencapai Rp 808,86 miliar. Adapun pertumbuhan NoA (Number of
Account) Kelolaan Divisi Mikro dari Desember 2012 sampai dengan
Desember 2013 mencapai 13,91% atau sebesar 11.647 NoA. [2.8]
Untuk memperkuat pertumbuhan segmen bisnis mikro, bank bjb
terus memperbanyak keberadaan Waroeng bjb di berbagai titik
potensial sebagai outlet utama pemasaran. Keberadaan Waroeng
bjb di pusat usaha kecil diharapkan dapat menarik nasabah potensial
yang non bankable untuk mengembangkan usahanya melalui produk
kredit mikro bank bjb hingga menjadi wirausaha yang tangguh dan
meningkat skala usahanya.
CONTRIBUTIONS TO LOCAL GOVERNMENTSBank bjb contributes to increase in local revenue (PAD) through
payments of retributions, local taxes and billboard advertising taxes,
which are indirect impacts of the Bank’s business operations. [EC9]
OUR ROLE IN COMMUNITY DEVELOPMENT EFFORTSbjb bank has a mission to be initiator and accelerator of economy in
the region, conduct retention of regional money and become one of
the sources of local revenue. Therefore bank bjb positions itself as
a bank that focuses on micro, small and medium enterprises (SME)
and companies that employ many employees. Hence, directly or
indirectly, bank bjb can contribute to the community, especially in
West Java and Banten Provinces.
Support for improvement of people’s economy is implemented
in priority of loan disbursements and retail financing that have
multiplier impact on small business sector as well as lending to
prospective fostered debtors while keeping suitability of consumptive
and productive loans gradually.
For bank bjb, micro-business segment is one of the mainstays in
managing performance growth. Micro business segment always
achieves positive performance, with total micro-credit disbursed by
the end of 2013 reached Rp 5.35 trillion or 8.25% of total loans
channeled by banks bjb. Growth of loans position managed by Micro
Division from December 2012 to December 2013 reached 17.77% or
Rp 808.78 billion from Rp 4.55 trillion to Rp 5.35 trillion. The largest
contribution came from Main Micro Loan scheme which reached
26.19% or Rp 697.82 billion. While loans expansion managed by
Micro Division during 2013 reached Rp 4.05 trillion with Rp 3.24
trillion Run Off. Hence, the annual net growth (YoY) reached Rp
808.86 billion. The growth of NoA (Number of Accounts) managed
by Micro Division from December 2012 to December 2013 reached
13.91% or 11,647 NoA. [2.8]
To strengthen the growth of micro business segment, bank bjb
continues to expand the presence of Waroeng bjb at various potential
points as main marketing outlets. The existence of Waroeng bjb in
small business centers is expected to attract potential non-bankable
customers to develop their businesses with bank bjb’s microcredit
products to become robust entrepreneurs and increase the business
scales.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
96
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
Beberapa produk kredit mikro bank bjb yang merefleksikan
keberpihakan kami pada usaha kecil dan pengembangan masyarakat
adalah sebagai berikut: [FS7]
1. Kredit Mikro Utama Kredit Mikro Utama dirancang untuk mendorong laju
perkembangan usaha sektor usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) sehingga diharapkan wirausaha sektor mikro akan
dapat berkembang menjadi usaha kecil dan menengah. Sasaran
Kredit Mikro Utama adalah segmen pasar kredit skala mikro yang
masih memiliki potensi untuk dibiayai dengan kredit, seperti
perorangan yang memiliki usaha di dalam sektor ekonomi
produktif, dan para pelaku usaha (pedagang) pada lokasi pasar
yang potensial, baik dari sisi usaha, lokasi dan kondisi pasar.
2. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) KKPE adalah kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan
dalam rangka mendukung pelaksanaan program ketahanan
pangan dan program pengembangan tanaman bahan baku
bahan bakar nabati. Target nasabah adalah petani, peternak,
pekebun, nelayan, pembudidaya ikan yang tergabung dalam
suatu kelompok tani dan atau koperasi yang bergerak dalam
bidang pengadaan pangan.
3. Kredit Usaha Rakyat (KUR) KUR adalah Kredit/Pembiayaan yang diberikan kepada UMKM di
bidang usaha yang produktif untuk tujuan Modal Kerja dan/atau
Investasi.
4. Kredit Cinta Rakyat Jawa Barat (KCR) Kredit Cinta Rakyat adalah kredit yang diberikan kepada pelaku
usaha perorangan mikro dan kecil dalam sektor ekonomi
produktif yang ada di wilayah Provinsi Jawa Barat untuk tujuan
modal kerja dan/atau investasi yang mengikuti program dana
bergulir dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sasaran penyaluran
Kredit Cinta Rakyat oleh Bank Pelaksana adalah pelaku usaha
mikro yang bergerak di sektor produktif, meliputi pertanian
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan,
kehutanan, perindustrian, pertambangan rakyat dan sektor
lainnya.
Sampai saat ini kami belum memberlakukan persyaratan spesifik
pemberian pinjaman bagi debitur dan calon debitur yang dikaitkan
dengan aspek lingkungan dan sosial. Namun demikian, risiko
lingkungan dan sosial yang berpotensi muncul dari kegiatan
operasional debitur tercakup dalam proses identifikasi, analisa dan
evaluasi risiko kredit. [FS1][FS2][FS3]
Some of bank bjb’s micro-credit products that reflect our alignments
on small business and community development are as follows: [FS7]
1. Main Micro Loan Main Micro Loan is designed to encourage business growth of
micro, small and medium enterprises (SME) that are expected
for the micro entrepreneurs to be able to develop into small
and medium enterprises. The target of Main Micro Loan is loan
market segment with micro scale that still has potential to be
financed with loans, such as individuals who have businesses in
productive economic sectors, and business people (traders) on
potential market locations, both in terms of business, location
and market condition.
2. Food Security and Energy Loan (KKPE) KKPE is investment and/or working capital loan which is provided
in order to support implementation of food security and
development of biofuels crops programs. The target customers
are farmers, ranchers, gardeners, fishermen, fish farmers who
are members of farmer group or cooperative and engaged in
food procurement sector.
3. People’s Commerce Loan (KUR) KUR is Loan/Financing provided to SME in productive business
sectors for working capital and/or investment purposes.
4. West Java Cinta Rakyat Loan (KCR) Cinta Rakyat Loan is loan provided to individual micro and
small enterprises in productive economic sectors in West Java
Province for working capital and/or investment purposes who
engaged in revolving fund program of the Government of West
Java Province. The channeling target of Cinta Rakyat Loan by
the Executing Bank is micro entrepreneurs engaged in productive
sectors, including food crop, plantation, livestock, fishery,
forestry, industry, people mining and other sectors.
Until now we have not applied specific requirements for loan
channeling for debtors and potential debtors that are associated
with environmental and social aspects. However, environmental and
social risks that could potentially arise from debtors’ operations are
included in identification, analysis and evaluation processes of credit
risk. [FS1] [FS2] [FS3]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
97
KONTRIBUSI UNTUK MASYARAKATSejak tahun 2009, bank bjb mengalokasikan dana Tanggung Jawab
Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) yang berasal dari
penyisihan laba setelah pajak maksimal 5%. Jumlah dana CSR
ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.
Dana CSR dikelola oleh Divisi Corporate Secretary dan Grup
CSR yang bertanggung jawab merancang dan melaksanakan
program-program CSR secara transparan dan berkualitas. Dalam
pelaksanaannya, bank bjb bekerja sama dengan pemerintah daerah
maupun mitra-mitra seperti yayasan, lembaga, organisasi maupun
perguruan tinggi. Seluruh kegiatan CSR yang dilaksanakan bank
bjb harus memberikan nilai tambah bagi penerima manfaat serta
tersebar ke berbagai sektor dan wilayah. Melalui CSR, bank bjb
ingin berperan mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi
yang sehat dengan mempertimbangkan faktor lingkungan hidup.
[EC8]
Proporsi kegiatan CSR bank bjb setiap tahun adalah sebesar
75% untuk alokasi Pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten di
Jawa Barat dan banten, dan 25% untuk publik. Pada tahun 2013
ditetapkan anggaran CSR tahun berjalan sebesar 5% dari laba bersih
atau sebesar Rp 74,09 miliar. Alokasi Pemerintah Daerah tahun 2013
sebesar Rp 55,57 miliar dan alokasi publik sebesar Rp 18,52 miliar.
Realisasi penyaluran dana CSR tahun 2013 adalah sebesar Rp. 39,69
miliar yang terserap di Sektor Pendidikan (31%), Sektor Kesehatan
(18%) dan Sektor Lingkungan Hidup (51%). [EN30]
Penyaluran Dana CSR Per Sektor Tahun 2009
Tahun/YearPendidikanEducation
KesehatanHealth
Lingkungan HidupEnvironment
Total
2009 5.857.815.184 5.829.402.631 3.216.010.834 14.903.228.649
2010 11.980.253.749 6.452.183.490 10.603.352.328 29.035.789.567
2011 6.585.865.726 4.417.763.636 21.700.779.904 32.704.409.266
2012 29.973.970.400 4.092.376.748 17.885.825.899 51.952.173.047
2013 12.260.853.328 7.230.294.213 20.203.097.642 39.694.245.183
T O T A L 66.658.758.387 28.022.020.718 20.203.097.642 128.595.600.529
CONTRIBUTIONS TO COMMUNITYSince 2009, bank bjb allocates Corporate Social Responsibility (CSR)
which is derived from provision of income after tax for a maximum
of 5%. The amount of CSR fund is determined in Annual General
Meeting of Shareholders (GMS).
CSR fund is managed by Corporate Secretary Division and CSR
Group that are responsible to design and implement transparent
and quality CSR programs. In practice, banks bjb cooperates with
local governments and partners such as foundations, institutions,
organizations and universities. The entire CSR activities undertaken
by bank bjb should provide value added to beneficiaries and spread
to various sectors and regions. Through CSR, bank bjb would like
to participate in realizing social welfare, improving the community’s
quality of life and encouraging sound economic growth by taking
into account the environmental factor. [EC8]
The proportion of bank bjb’s CSR activities each year is 75%
allocated for the Provincial, Municipial and Regent Governments in
West Java and Banten and 25% for the public. In 2013 CSR budget
set for the year amounted to 5% of net income or Rp 74.09 billion.
Local Government allocation in 2013 amounted to Rp 55.57 billion
and public allocation of Rp 18.52 billion. CSR fund disbursement in
2013 was Rp 39.69 billion, which was absorbed in Education Sector
(31%), Health Sector (18%) and Environmental Sector (51%). [EN30]
Distribution of CSR Funds per Sector in 2009
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
98
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
MENDORONG KEMANDIRIAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAHUsaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sesuai Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar, dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam undang-undang tersebut. Secara nasional, pelaku usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki jumlah yang sangat
besar, sekitar 57,89 juta unit dan terus bertumbuh seiring dengan
kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.
Usaha mikro umumnya tidak memiliki ijin usaha dan legalitas lainnya
termasuk NPWP, belum mempunyai tempat usaha yang menetap,
belum menerapkan administrasi keuangan walaupun yang sederhana
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
serta dikelola tanpa keterampilan bisnis yang memadai. Akibatnya,
usaha mikro sulit mendapatan akses ke perbankan.
Untuk mendorong laju perkembangan usaha sektor UMKM serta
sejalan dengan program bank bjb dalam percepatan peningkatan
kredit produktif, bank bjb telah memberikan dukungannya melalui
pemberian fasilitas kredit dengan persyaratan yang dapat terjangkau
kepada para pelaku usaha UMKM. Dimulai dari usaha mikro,
diharapkan tumbuh pengusaha yang tangguh, mandiri dan terus
meningkat skala usahanya dari mikro menjadi usaha kecil kemudian
menengah dan besar yang bankable.
Berikut adalah profil beberapa UMKM nasabah kredit mikro bank
bjb:
Muhtar Sunarya – Warung SembakoSejak tahun 2010, Muhtar Sunarya (60 tahun)
membuka warung sembako di Kampung Selaawi,
Desa Warnasari Kecamatan/Kabupaten Sukabumi.
Selain sembako, ia menjual makanan ringan,
minuman, barang-barang rumah tangga dan gas
elpiji 3 kg.
Harapannya untuk menambah dagangan yang
dibutuhkan pelanggannya akhirnya dapat terpenuhi setelah bank
bjb memberikan kredit senilai Rp 5 juta. Muhtar tidak menyangka
usaha kecil seperti dia bisa juga mendapat pinjaman bank, bahkan
dengan bunga yang tidak memberatkan. Sebelumnya, beberapa
kali proposalnya ditolak bank lain atau diberikan persyaratan yang
memberatkan. Ke depan, Muhtar ingin terus bermitra dengan bank
bjb dalam mengembangkan usahanya.
ENCOURAGING INDEPENDENCE OF MICRO, SMALL AND MEDIUM ENTERPRISESMicro, small and medium enterprises (SME) in accordance with the
Law No. 20 of 2008 is a productive economic business that stand
alone, carried by the individual or business entity that is not a
subsidiary or branch company owned by, controlled by, or be part
of either directly or indirectly small or large business, with total net
assets or annual sales revenue as stipulated in the law. Nationally,
the micro, small and medium enterprises (SME) have a very large
number, approximately 57.89 million units and continues to grow as
the growing needs of the community.
Micro business generally does not have business license and other
legal documents including NPWP (Tax Number), does not have
settled business location, does not apply financial administration
even the simple one and does not separate family and business
finances and is managed without adequate business skills. As a
result, microenterprise is difficult to get access to banking.
To encourage business growth of the SME sector and in line with
bank bjb’s program in accelerating the increase of productive loans,
bank bjb has provided its support through loan facilities channeling
with accessible requirements to SME entrepreneurs. Starting from
micro business, it is expected to develop strong and independent
enterpreneurs who continue to increase their business scale from
micro to small business then to medium and large that are bankable.
The following are profiles of some bank bjb’s SME micro loan
customers:
Muhtar Sunarya – Grocery ShopSince 2010, Muhtar Sunarya (60 years) has a grocery shop
in Selaawi Village, Warnasari Subdistrict, Sukabumi District/
Regency. In addition to groceries, he sells snacks, beverages,
household items and 3 kg LPG.
His hope is to increase salable inventory needed by his
customers finally fulfilled after bank bjb provided loan worth
Rp 5 million. Muhtar did not expect that small business as his
could obtain bank loan, even with interest that was not burdensome.
Previously, several times his proposal was rejected by other banks or
with burdensome requirements. Going forward, Muhtar would like
to continue to partner with bank bjb in developing his business.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
99
Sulaeman Faruk – Pedagang Ikan AsinSulaeman Faruk (25 tahun) berdagang ikan asin di Blok D63, Pasar
Induk Cianjur sejak tahun 2000. Sulaeman menjalankan usaha
keluarga yang dirintis ayahnya. Pada pertengahan 2012, Sulaeman
mengajukan bantuan modal ke bank bjb dan mendapatkan dana
Rp 13 juta sesuai yang diajukan. Informasi mengenai layanan bank
bjb diperoleh Sulaeman dari petugas lapangan bank bjb yang
memberikan penjelasan secara rinci mengenai skema pinjaman yang
tersedia di bank bjb sehingga ia tertarik untuk memanfaatkannya.
Tambahan modal dari bank bjb digunakan untuk memperluas
kiosnya sehingga dapat menampung dagangan lebih banyak.
Sulaeman pun mencoba memperluas usahanya dengan berdagang
kue yang dijalankan oleh istrinya. Kini omset penjualannya naik
dari Rp 2 juta menjadi Rp 3 juta per hari. Pelanggannya terdiri dari
perorangan hingga pedagang eceran. Dengan dukungan bank bjb,
Sulaeman telah berencana untuk membuka kios tambahan di Pasar
Induk.
Elis Elviyani – Usaha Alat Tulis Kantor (ATK)Elis Elviyanti (23 tahun) mulai berjualan alat tulis kantor (ATK) lima
tahun lalu. Dengan bantuan modal dari orang tuanya, Elis memasok
dagangannya ke lembaga-lembaga pendidikan dan perusahaan
di sekitar Kabupaten Sukabumi. Gudang di rumah orang tuanya
di Kampung Gentong, Desa Pasir Halang Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi dijadikannya tempat penyimpanan stok
dagangan yang ia beli di Jakarta dan Bandung.
Memasuki tahun 2013, permintaan pelanggannya semakin
meningkat tetapi Elis tidak mampu memenuhinya karena terkendala
keterbatasan modal. Elis pun rajin mencari informasi mengenai
produk perbankan yang sesuai dengan skala usahanya. Pada
akhirnya, ia memutuskan untuk mendatangi kantor bank bjb
terdekat untuk mengajukan proposalnya. Dengan proses yang
mudah dan cepat, Elis mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 40
juta. Dana tersebut ia gunakan untuk membangun kios di sekitar
rumahnya dan menambah stok barang. Setelah memiliki kios, Elis
dapat memajang barang dagangannya di kios sehingga pelanggan
lebih nyaman berbelanja.
Sebelum tahun 2013 omset Elis sekitar Rp 30 juta per bulan. Kini
omsetnya mencapai Rp 100 juta per bulan. Pemasaran produk ATK
Elis juga semakin luas, mencakup sejumlah kecamatan di Kabupaten
Sukabumi mulai dari Pelabuhan Ratu, Cibadak hingga Cicurug, serta
merambah ke Kabupaten Cianjur. Produk Elis seperti tempat pensil,
serutan, ballpoint, kertas dan buku dipesan oleh banyak perusahaan.
Elis optimis pelanggannya akan terus bertambah, karena ia merasa
selalu didampingi oleh bank bjb dalam menjalankan usahanya.
Sulaiman Faruk - Salted Fish TraderSulaiman Faruk (25 years) trades salted fish in Block D63, Cianjur
Central Market since 2000. Sulaiman runs family business that his
father pioneered. In mid-2012, Sulaiman applied for capital support
to bank bjb and obtained Rp 13 million as he requested. Sulaiman
obtained information regarding bank bjb services from bank bjb
officer who provided detailed explanation of available loan scheme
in bank bjb so he was keen to make use of it.
Additional capital from bank bjb was used to expand his stall so that
he could contain more merchandise. Sulaiman also strived to expand
his business by selling cakes run by his wife. Now his sales turnover
rose from Rp 2 million to Rp 3 million per day. His customers consist
of individuals and retail traders. With the support of bank bjb,
Sulaiman has planned to open additional stalls in the Central Market.
Elis Elviyani – Stationery Office Business (ATK)Elis Elviyanti (23 years) began selling office stationery (ATK) five
years ago. With the capital support from her parents, Elis supplies
her merchandise to educational institutions and companies around
Sukabumi Regency. She uses a warehouse at her parents’ house in
Kampung Gentong, Pasir Halang Village Sukaraja District Sukabumi
Regency as merchandise storage area that she buys in Jakarta and
Bandung.
Entering 2013, her customers’ demand increased but Elis was not
able to meet due to limited capital constraint. Elis was diligently
searching for information about banking products that match her
business scale. Finally, she decided to go to the nearest bank bjb’s
office to submit her proposal. With easy and quick process, Elis
obtained capital injection of Rp 40 million. She used the fund to build
kiosk near her house and increase inventory. After having kiosk, Elis
can display her merchandise so that customers are more comfortable
to shop.
Before 2013 Elis’ turnover was about Rp 30 million per month. Now
her turnover reaches Rp 100 million per month. The marketing of
Elis’ ATK products also increasingly widespread, covering several
districts in Sukabumi Regency ranging from Pelabuhan Ratu, Cibadak
to Cicurug, as well as reaching Cianjur Regency. Elis’ products such as
pencil cases, sharpeners, ballpoints, papers and books are ordered by
many companies. Elis is optimistic that her customers will continue
to grow, because she is always supported by bank bjb in running
her business.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
100
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
Ai Sahipah – Pedagang SepatuAi Sahipah (41 tahun), sudah 25 tahun berdagang
sepatu di Pasar Ramayana, Cianjur. Semula ia bersama
suaminya, Iyan Sopian (49 tahun) hanya berdagang
kaki lima di emperan di kawasan pusat kota Cianjur.
Lokasi berdagangnya berpindah-pindah. Awal tahun
2000 Ai mendapat kesempatan membeli sebuah kios di
Pasar Ramayana. Di sana, usahanya terus berkembang
sehingga mampu menambah kiosnya hingga enam
unit. Seiring meningkatnya permintaan pelanggan, Ai mulai
membutuhkan tambahan modal. Pada tahun 2012 Ai mencoba
mengajukan kredit ke bank bjb dan tanpa kesulitan ia mendapatkan
bantuan modal senilai Rp 50 juta.
Ai mulai menambah varian produk dagangannya, tidak hanya sepatu
tetapi juga sandal dan tas. Volume barang dagangan Ai meningkat
hingga 25% dan omset penjualan rata-rata mencapai Rp 4 juta per
hari dari sebelumnya sekitar Rp 3 juta per hari dengan harga sepatu
berkisar dari Rp 35 ribu hingga Rp 250 ribu per pasang. Pembelinya
tidak hanya masyarakat Kota Cianjur saja, tetapi juga dari Cianjur
Selatan, Jakarta dan Cirebon. Kini Ai berencana menambah jumlah
kios sepatunya di jalan raya utama Cianjur. Dalam melebarkan
usahanya, Ai tetap memilih bank bjb sebagai mitra usahanya.
H. Wawan Ridwan – Pedagang Grosir DagingH. Wawan Ridwan adalah pedagang grosir daging
sapi di Pasar baru, Kota Bandung. Berawal dari profesi
sebagai tukang potong daging pada tahun 1976, sedikit
demi sedikit ia menabung sehingga dapat membuka
kios daging sendiri pada tahun 1978. Usahanya terus
berkembang bahkan sempat menguasai pasar daging
sapi di Kota Bandung di era 1990-an. Saat itu ia dapat
menjual daging sapi hingga 70 ekor sapi per hari.
Melalui kiosnya di lantai B-1 blok K-6 Pasar Baru, daging sapi H.
Wawan diambil oleh para pedagang eceran daging sapi di pasar-
pasar Kota Bandung.
Untuk menaungi usahanya, H. Wawan mendirikan CV Hegar Jaya
yang mencari pasokan sapi hingga ke Bali, Nusa Tenggara Timur
(NTT), bahkan hingga Australia melalui kerja sama dengan peternak
di sana. Impor daging sapi Australia tersebut sempat memberikan
pengalaman pahit bagi H. Wawan saat krisis moneter tahun 1997 –
1998 dimana kurs dollar melonjak dari Rp 2.500 mencapai Rp 7.500.
Saat itu H. Wawan menderita kerugian sampai Rp 3 miliar. Seluruh
harta bendanya habis dijual untuk menutup pembayaran kepada
peternak Australia dan usahanya terpuruk.
Ai Sahipah - Footwear TraderAi Sahipah (41 years), has been 25 years in footwear
trading in Ramayana Market, Cianjur. Initially she and her
husband, Iyan Sopian (49 years) only traded on sidewalk
in downtown area of Cianjur. Her trading location moved.
In early 2000 Ai got a chance to buy a kiosk in Ramayana
Market. There, her business grew so that she added six
kiosks. With the increasing demand of customers, Ai
needed additional capital. In 2012 Ai tried to apply for
loan to bank bjb and without difficulties she obtained capital support
worth Rp 50 million.
Ai began to add her merchandise variants, not only shoes but also
sandals and bags. Ai’s trading volume increased by 25% and the
average sales turnover reached Rp 4 million per day from the previous
Rp 3 million per day at shoes price ranging from Rp 35 thousand to
Rp 250 thousand per pair. The customers are not only the people of
Cianjur, but also from South Cianjur, Jakarta and Cirebon. Ai is now
planning to increase the number of her footwear kiosks on Cianjur
highway. In expanding her business, Ai still chooses bank bjb as her
business partner.
H. Wawan Ridwan – Wholesale Beef TraderH. Wawan Ridwan is a wholesale beef trader in New
Market, Bandung. Starting from his profession as a
butcher in 1976, little by little he saved so that he could
open his own beef kiosk in 1978. His business continued
to grow even had time to dominate the beef market in
Bandung in the 1990s. At that time he could sell up to
70 beef cattles per day. In his kiosk on B-1 floor block K-6
New Market, H. Wawan’s beef are ordered by beef retail
traders in Bandung markets.
To run his business, H. Wawan established CV Hegar Jaya seeking
cattle supplies from Bali, East Nusa Tenggara (NTT), even Australia
by cooperating with the breeders there. The Australian beef imports
gave bitter experience for H. Wawan during monetary crisis in 1997 -
1998 when dollar exchange rate soared from Rp 2,500 to Rp 7,500.
At that time H. Wawan suffered up to Rp 3 billion losses. His entire
property was sold to cover payments to Australian farmers and his
business slumped.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
101
Dengan modal seadanya dan semangat pantang menyerah, ia
mencoba bangkit dengan meminta dukungan bank bjb. bank bjb
yang menilai rekam jejak H. Wawan dan prospek usahanya yang
baik, tak ragu memberikan pinjaman modal usaha sehingga usaha H.
Wawan dapat kembali bangkit pada tahun 2000. Bertepatan dengan
pengembangan Pasar Baru menjadi pasar modern oleh Pemerintah
Kota Bandung, pendampingan dari bank bjb membuat CV Hegar
Jaya dapat kembali menjadi grosir dan pengecer daging besar.
Dengan dibantu 10 orang karyawan, omset CV Hegar Jaya mencapai
Rp 40 juta per hari dari penjualan daging tak kurang dari 5 ekor sapi
setiap harinya. Kesuksesan H. Wawan membuat ia dipercaya menjadi
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung (HP2B).
Menurut H. Wawan, berhubungan dengan bank bjb sangat mudah
karena petugas lapangan bank bjb selalu proaktif mendekati pedagan
dan siap memberi penjelasan yang mudah dipahami mengenai
layanan jasa bank bjb. “Pedagang kecil tidak lagi sungkan untuk
berurusan dengan bank karena bank bjb sangat aktif melakukan
pendekatan langsung ke sentra-sentra kegiatan ekonomi. Waroeng
bjb pun sudah ada di Pasar Baru ini...” kata H. Wawan.
Adhy Sunandar – Silver Rumah FotoBerani tampil beda, begitulah Adhy Sunandar (33 tahun)
dalam memulai usahanya. Berbekal pengalaman sebagai
pegawai studio foto dan percetakan pada tahun 2002,
dua tahun kemudian Adhy membuka kios percetakan
dan studio foto kecil di rumahnya di Cianjur. Tahun 2007
Adhy menyewa kios di dekat rumahnya yang dinamakan
“Silver Rumah Foto”. Adhy mulai mengembangkan
jasanya mulai dari cuci cetak foto, foto pernikahan, foto
keluarga dan pesta keluarga, termasuk juga menyediakan badut
sebagai layanan pelengkap jasa fotografinya.
Teknologi fotografi terus mengikuti perkembangan teknologi
yang berubah cepat yang berpengaruh pada kualitas foto. Untuk
memperbaharui peralatan, dibutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Padahal, konsumen juga menuntut kualitas foto yang terbaik.
Beruntung Adhy memperoleh informasi mengenai kredit mikro bank
bjb dari media massa. Ia pun mencoba mengajukan pinjaman dan
tanpa kesulitan mendapat bantuan modal kerja sebesar Rp 25 juta
dari bank bjb Cabang Cianjur. Dengan dana tersebut Adhy dapat
membeli berbagai peralatan terbaru yang dibutuhkannya dan
mempercantik interior studio fotonya.
Dengan peralatan baru dan tampilan studio yang lebih menarik,
Silver Rumah Foto berhasil menarik konsumen lebih banyak dan
meningkatkan omzet. Jika sebelumnya omset Silver Rumah Foto
berkisar Rp 20 juta per bulan, kini dapat menghasilkan hingga
Rp 50 juta per bulan. Silver Rumah Foto juga menambah karyawannya
menjadi 11 orang yang berasal dari warga sekitar.
With minimum capital and resilient spirit, he strived to get up by
asking for support from bank bjb. Bank bjb considered H. Wawan’s
track record and business prospect was good, without hesitation
provided working capital loan so that H. Wawan’s business could
rise again in 2000. Coinciding with development of New Market as
modern market by the Government of Bandung City, support from
bank bjb helped CV Hegar Jaya become a big beef wholesaler and
retailer. Assisted by 10 employees, CV Hegar Jaya’s turnover reached
Rp 40 million per day from beef sales with not less than 5 beef
cattles each day. H. Wawan’s success caused he was trusted to be
the Chairman of Bandung New Market Traders Association (HP2B).
According to H. Wawan, dealing with bank bjb is very easy because
bank bjb’s officers always proactively approach the traders and are
ready to provide explanation that is easy to understand regarding
bank bjb’s services. “Small traders no longer hesitate to deal with
banks because bank bjb is very active in directly approaching the
centers of economic activities. Waroeng bjb also exists in this New
Market ... “said H. Wawan.
Adhy Sunandar - Silver Photo HouseDare to be different, so Adhy Sunandar (33 years)
started his business. With experience as an employee in
photo studio and printing in 2002, two years later Adhy
opened printing kiosk and small photo studio in his home
in Cianjur. In 2007 Adhy rented kiosk near his home
called “Silver Photo House”. Adhy started to develop
his services ranging from photo prints, wedding photos,
family photos and a family party photos, including
clowns as complementary for his photography services.
Photography technology continues to keep abreast of rapidly
changing technology which affects quality of the photos. To
rejuvenate equipment, it takes no small investment. In fact, consumers
also demand the best photo quality. Adhy was fortunate to obtain
information on micro loan of bank bjb from mass media. He the tried
to apply for loan and without difficulty obtained working capital of
Rp 25 million from bank bjb Cianjur Branch. With that fund Adhy
could buy various latest equipment that he needed and decorated
interior of his photo studio.
With new equipment and more attractive look of his studio, Silver
Photo House managed to attract more customers and increase
turnover. If the previous turnover of Silver Photo House was around
Rp 20 million per month, now it can generate up to Rp 50 million per
month. Silver Photo House also added employees to 11 people from
the local community.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
102
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
Tak hanya memberikan modal kerja, bank bjb juga memberi
pendampingan berupa promosi bagi nasabah/mitra binaannya. Silver
Rumah Foto sering dilibatkan dalam berbagai acara yang diadakan
oleh bank bjb termasuk pameran. Kesempatan itu sangat efektif
mendatangkan pelanggan baru bagi Silver Rumah Foto dengan
cakupan lebih luas lagi. Tidak hanya berasal dari Cianjur saja, tetapi
juga dari Sukabumi, Jakarta hingga Bali.
Kini Adhy mulai melebarkan usahanya dengan membuka jasa event
organizer (EO). Ia juga sedang menyiapkan rencana bisnis yang lebih
besar dengan kebutuhan modal yang akan diajukan ke bank bjb.
“Dalam menjalankan usaha ini, saya akan terus bermitra dengan
bank bjb, tidak akan beralih ke bank lain...” kata Adhy. Komunikasi
dengan bank bjb terus dibina. Pegawai bank bjb kerap berkunjung
untuk memantau perkembangan usahanya dan bertukar pikiran
terkait bisnisnya. Pendekatan ini yang membuat Adhy terkesan.
“Sebagai pelaku usaha kecil, saya bangga bisa bermitra dengan
bank bjb”, kata Adhy.
Keberhasilan nasabah UMKM seperti Adhy Sunandar menjadi
motivasi bank bjb untuk terus mendorong penyaluran kredit mikro
secara tepat. Dari usaha skala mikro, dengan kredit modal usaha dan
pendampingan pemasaran dari bank bjb, nasabah mikro dapat terus
berkembang skala usahanya sehingga menjadi usaha yang layak
secara perbankan dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak
lagi.
Toto Ismawan – Budidaya Lobster HiasToto Ismawan (64 tahun) awalnya hanya mencari
aktivitas pengisi masa pensiunnya dari Kepolisian di
tahun 2010. Toto mantap memilih usaha budidaya
lobster hias di rumahnya di Kampung Babakan
Nanggeleng, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan
Citamiang, Kota Sukabumi. Kecintaannya pada lobster
sudah dimulai sejak tahun 2000, saat masih aktif
berdinas. Dimulai dari memelihara lobster sebanyak
lima betina dan tiga jantan, dalam satu tahun jumlah lobsternya
berkembang pesat. Bahkan pertambahannya bisa mencapai ribuan
ekor per bulan. Padahal kegiatan ini hanya sampingan di sela-sela
kesibukannya sebagai Polisi.
Setelah pensiun, Toto mulai fokus mengembangkan usahanya.
Namun ia membutuhkan dana yang cukup besar untuk menambah
jumlah kolam dan memperbaiki sejumlah peralatan kolam. Setelah
mencoba menjajaki beberapa bank, akhirnya Toto memutuskan
pilihannya untuk bermitra dengan bank bjb. Saat itu Toto
mendapatkan modal kerja sebesar Rp 20 juta yang langsung cair
dalam waktu kurang dari satu minggu tanpa persyaratan yang rumit.
Not only providing working capital, bank bjb also gave assistance
in form of promotion for customers/fostered partners. Silver Photo
House are frequently involved in various events held by bank bjb
including exhibitions. The opportunity was very effective to bring
new customers to Silver Photo House with wider coverage. Not only
from Cianjur, but also from Sukabumi, Jakarta and Bali.
Adhy now begins to expand his business by opening event organizer
(EO) service. He is also preparing a business plan with bigger capital
needs to be proposed to bank bjb. “In carrying out this business, I will
continue to partner with bank bjb, I will not switch to other bank...”
said Adhy. Communication with bank bjb is continuously built. Bank
bjb’s employees often visit to monitor his business development and
exchange ideas related to his business. This approach impressed
Adhy. “As a small enterpreneur, I am proud to be partnering with
bank bjb”, said Adhy.
The success of SME customers like Adhy Sunandar becomes bank
bjb’s motivation to continue encouraging channeling of micro loans
appropriately. From micro-scale enterprises, with working capital
loans and marketing assistance from bank bjb, the micro customers
can continue to grow their business scales to be bankable and can
absorb more labors.
Toto Ismawan –Ornamental Lobster BreedingToto Ismawan (64 years) initially only looked for activities
during his retirement of Police in 2010. Toto was
determined to choose ornamental lobster breeding at his
home in Kampung Babakan Nanggeleng, Nanggeleng
Village, Citamiang District, Sukabumi City. Her love for
lobster has been started since 2000, when he was still in
active duty. Starting from breeding five female and three
male lobsters, within one year the number of lobsters
rapidly grew. The growth even could reach thousands per month.
In fact this was just his sideline in between his busy activity as a
policeman.
After retirement, Toto began to focus on developing his business.
However, he required substantial fund to increase the number of
ponds and repair some pond equipment. After approaching a few
banks, Toto finally decided to partner with bank bjb. At that time Toto
obtained working capital of Rp 20 million which was immediately
disbursed in less than one week without complicated requirements.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
103
Usaha Toto mulai meningkat pesat. Saat ini ia mampu memproduksi
hingga 12 ribu ekor per bulan. Padahal sebelumnya hanya sekitar
2.000 ekor per bulan. Omsetnya kini mencapai Rp 10 juta per
bulan dengan harga jual lobster antara Rp 1.000 hingga Rp
5.000 per ekor tegantung variasi warnanya. Lobster produksi
Toto dikenal mempunyai keunggulan pada ukurannya yang lebih
besar dan warnanya yang lebih indah. Hal ini karena Toto sangat
memperhatikan kualitas air, pakan dan kesehatan lobsternya.
Beberapa eksportir sudah melakukan pendekatan untuk menjalin
kerja sama pemasaran. Melalui kerja sama dengan eksportir dari
Bogor, lobster Toto sudah menyebar ke negara-negara ASEAN.
Tempat budidaya Toto juga kerap menjadi rujukan bagi berbagai
kegiatan pelatihan budidaya lobster hias yang diadakan oleh
Kementerian Kelautan dan Perikatan (KKP). Toto juga membuka
diri untuk siswa SMK yang hendak melakukan Praktek Kerja
Lapangan (PLK) di tempatnya. “Kami sangat terbuka untuk berbagi
ilmu dan pengalaman agar semakin banyak yang tertarik untuk
berwirausaha...” kata Toto.
Dengan dukungan bank bjb, Toto tak ragu untuk merencanakan
pengembangan usaha lebih lanjut. Ia akan mencoba budidaya
ikan gurame dan lele. “Saya yakin selain dukungan modal kerja
dengan bunga yang tidak memberatkan, bank bjb juga akan terus
memberikan pendampingan dan konsultasi untuk mendapat solusi
setiap persoalan bisnisnya. Kami tidak akan dilepas begitu saja oleh
bank bjb...” kata Toto.
Ujang Sukarya – Mochi KaswariUjang Sukarya (51 tahun), adalah pengusaha makanan oleh-oleh
mochi bermerek “Kaswari Bakat Jaya” di Sukabumi. Usahanya dirintis
pada tahun 2006 karena ia melihat tingginya minat wisatawan yang
datang ke Sukabumi untuk membeli mochi sebagai oleh-oleh khas
Sukabumi.
Selama dua tahun berjalan, dengan dibantu 5 orang pekerja, usaha
Ujang relatif lambat berkembang dengan omset di bawah Rp 100
juta per bulan. Kebutuhan modal menjadi kendala utama. Beberapa
bank yang dijajakinya menawarkan pinjaman dengan tingkat suku
bunga yang memberatkan. Hingga akhirnya Ujang tertarik untuk
mengajukan proposal ke bank bjb. Dalam waktu singkat, proposal
Ujang telah disetujui dan bantuan modal sebesar Rp 100 juta
langsung diterima.
Dengan dukungan modal tersebut, Ujang dapat memperluas
usahanya dengan membuka dua pabrik mochi yang berlokasi di Kota
Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi. Salah satu lokasi penjualannya
di Kawasan Warungkuara, Kabupaten Sukabumi, merupakan jalur
Toto’s business began to improve rapidly. Currently he is able to
produce up to 12 thousand lobsters per month. Whereas previously
only about 2,000 lobsters per month. His turnover has now reached
Rp 10 million per month with lobster selling price between Rp 1,000
and Rp 5,000 each depending on color variation. Toto’s lobsters are
known to have larger size and more beautiful color. This is because
Toto is very concerned about the quality of water, food and health
of his lobsters.
Some exporters have approached him to build marketing
collaboration. Through marketing collaboration with exporters
from Bogor, Toto’s lobsters have spread to ASEAN countries. Toto’s
cultivation location also often becomes reference for various training
activities on ornamental lobster breeding held by the Ministry of
Maritime and Fisherics Affairs (KKP). Toto also opens up for vocational
students who want to do Job Training (PKL) in his location. “We are
open to share knowledge and experience so that more and more
interested in entrepreneurship ...” said Toto.
With bank bjb’s support, Toto does not hesitate to plan for further
business development. He will try carp and catfish breeding. “I
believe that in addition to working capital support with low interest,
bank bjb will also continue to provide assistance and consultation
to obtain solution for any business problem. We will not be simply
released by bank bjb ...” said Toto.
Ujang Sukarya - Mochi KaswariUjang Sukarya (51 years), is a mochi entrepreneur using the brand
“Kaswari Bakat Jaya” in Sukabumi. His business was initiated in 2006
because he saw the high interest of tourists who came to Sukabumi
to buy mochi as unique souvenirs of Sukabumi.
For two years, assisted with of 5 workers, Ujang’s business grew
relatively slowly with turnover below Rp 100 million per month.
Capital requirement was a major constraint. Some banks that he
approached offered loans with burdensome interest rate. Until finally
Ujang was interested in submitting proposal to bank bjb. In a short
time, Ujang’s proposal was approved and capital support of Rp 100
million was accepted.
With the capital support, Ujang could expand his business by
opening two mochi factories located in Sukabumi City and Sukabumi
Regency. One of the sales locations in Warungkuara Area, Sukabumi
Regency, is major crossing path towards Pelabuhan Ratu tourism
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
104
Economic PerformanceKinerja Ekonomi
perlintasan utama menuju tempat wisata Pelabuhan Ratu. Lokasi
lainnya yang berada di Kampung Kaswari dan Kenari merupakan
tempat yang sering dikunjungi wisatawan dari Jakarta dan Bandung.
Kini omset Ujang sudah mencapai Rp 250 juta per bulan.
Setelah pinjaman pertama dilunasi, pada tahun 2010 Ujang
mendapat pinjaman kedua sebesar Rp 100 juta. Dengan modal
tersebut usahanya menjadi lebih berkembang dan telah menyerap
tenaga kerja sebanyak 32 orang yang merupakan tetangganya.
Ayi Somantri – Budidaya Lele dan PatinAyi Somantri (42 tahun), warga Kampung Tanjungdsari Desa
Bojongsawah Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi. Ayi
memulai budadaya ikan patin dan lele kecil-kecilan sejak tahun
2006. Hasilnya hanya cukup untuk biaya hidup keluarga sehari-hari.
Dengan 12 kolam yang dimiliki, Ayi menghasilkan 2 ton ikan saat
panen.
Pada tahun 2012 Ayi mendapat bantuan kredit dari bank bjb sebesar
Rp 75 juta yang ia gunakan untuk memperluas area kolamnya menjadi
21 kolam lele dan patin. Produksinya meningkat menjadi 4 ton lele
dan patin setiap kali panen. Konsumennya berasal dari Sukabumi,
Bekasi dan Jakarta yang langsung mendatangi lokasi kolam Ayi. Kini
omsetnya mencapai Rp 20 juta per bulan dan ia optimis potensi
bisnisnya masih terbuka lebar. Ayi pun mulai merambah ke bisnis
pakan ikan yang sudah mempunyai pelanggan tetap yaitu warga
kampungnya yang tertarik terjun di usaha yang sama karena melihat
keberhasilan Ayi.
Ilham Cahya Lesmana – SHG FishingDi kalangan pehobi memancing ikan, Sohor Group (SHG) Fishing di
Sukabumi sudah dikenal sebagai produsen dan pemasok alat-alat
pancing berkualitas. Produknya sudah dipasarkan ke seluruh tanah
air. SHG Fishing didirikan pada tahun 1990 oleh empat bersaudara
yang dipimpin oleh Maman Kusmana di Desa Cibaraja, Kecamatan
Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Lokasi tersebut merupakan kawasan
pemasaran perikanan terbesar di Provinsi Jawa Barat.
Bisnis keluarga tersebut kini dijalankan oleh generasi kedua, yaitu
Ilham Cahya Lesmana (24 tahun). Dipimpin Ilham, SHG Fishing mulai
berkembang dengan strategi-strategi bisnis yang inovatif. Ilham
menerapkan sistem penjualan produk alat dan umpan pancingnya
secara online. Selain itu, Kualitas produk dan inovasi sistem
pengemasan juga mendorong meningkatkan penjualan SHG Fishing.
area. Other locations are in Kaswari and Kenari Villages which are
frequently visited by tourists from Jakarta and Bandung. Now Ujang’s
turnover has reached Rp 250 million per month.
After full repayment of the first loan, in 2010 Ujang obtained
the second loan of Rp 100 million. With the additional capital his
business is more developed and has absorbed 32 workers who are
his neighbors.
Ayi Somantri – Catfish BreedingAyi Somantri (42 years), is a resident of Kampung Tanjungsari
Bojongsawah Village Kebonpedes District, Sukabumi Regency. Ayi
started small catfish breeding in 2006. The result was just enough
for daily life cost of his family. With his 12 ponds, Ayi produces 2
tons of fish at harvest.
In 2012 Ayi obtained loan from bank bjb of Rp 75 million which he
used to expand the ponds area to 21 catfish ponds. His production
increased to 4 tons of catfish at each harvest. His customers come
from Sukabumi, Bekasi and Jakarta, who come directly to Ayi’s ponds
location. His turnover has now reached Rp 20 million per month
and he is optimistic that his business potential is still wide open. Ayi
began venturing into fish feed businesses that already has regular
customers who are his village residents interested in similar business
inspired by Ayi’s success.
Ilham Cahya Lesmana – SHG FishingAmong the fishing enthusiasts, Sohor Group (SHG) Fishing in
Sukabumi has been known as a manufacturer and supplier of quality
fishing equipment. Its products have been marketed throughout
the country. SHG Fishing was founded in 1990 by four brothers led
by Maman Kusmana in Cibaraja Village, Cisaat District, Sukabumi
Regency. The location is the largest marketing area of fisheries in
West Java Province.
The family business is now run by the second generation, namely
Ilham Cahya Lesmana (24 years). Led by Ilham, SHG Fishing began
to develop with innovative business strategies. Ilham implements
sales system of his fishing tool and bait products online. In addition,
product quality and innovative packaging system also encourage
increased sales of SHG Fishing.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
105
Improved quality and product packaging system certainly require
additional investment. In early 2012 SHG Fishing obtained capital
support from bank bjb of Rp 200 million with very competitive
interest rate. The capital was used to buy packaging machine for
fishing baits so that fishing baits are more durable. The result, if
previously SHG Fishing could only sell about 50 thousand of fishing
bait packs per month, after packaged by machine, the sales increased
to 100 thousand packs per month. His products are supplied
throuhout Indonesia supported by 74 semi franchise marketing
outlets. Turnover increased from Rp 100 million per month, to Rp
800 million – Rp 900 million per month. In addition to selling its
own-produced fishing equipment, SHG Fishing also sells imported
products with price ranging from Rp 5,000 to Rp 12 million per piece.
Bank bjb does not only provide capital, but also helps the marketing
by inviting SHG Fishing to participate in various SME exhibitions. By
doing so, SHG Fishing products are more widely known and its online
shop is visited by more prospective buyers. “The year 2012 was a
phenomenal year of SHG Fishing business journey. We successfully
achieved the highest sales after our business expansion plan obtained
support from bank bjb. Thank you for bank bjb’s caring to us and to
other small businesses ... “said Ilham.
Peningkatan kualitas dan sistem kemasan produk tentunya
membutuhkan tambahan investasi. Di awal tahun 2012 SHG Fishing
mendapat bantuan permodalan dari bank bjb sebesar Rp 200 juta
dengan bunga yang sangat kompetitif. Modal tersebut digunakan
untuk membeli mesin packaging untuk umpan pancing sehingga
umpan menjadi lebih tahan lama. Hasilnya, jika sebelumnya SHG
Fishing hanya dapat menjual sekitar 50 ribu bungkus umpan pancing
per bulan, setelah dikemas dengan mesin, penjualan meningkat
hingga 100 ribu bungkus per bulan. Produknya dipasok ke seluruh
wilayah Indonesia didukung oleh 74 jaringan pemasaran (outlet)
semi franchise. Omsetnya meningkat dari Rp 100 juta per bulan,
menjadi Rp 800 juta hingga Rp 900 juta per bulan. Selain menjual
alat pancing produksi sendiri, SHG Fishing juga menjual produk
impor dengan harga produk bervariasi dari Rp 5.000 hingga Rp 12
juta per buah.
bank bjb tidak hanya memberikan modal, tetapi juga ikut membantu
pemasaran dengan mengajak SHG Fishing mengikuti berbagai
pameran UMKM. Dengan begitu, produk SHG Fishing semakin
dikenal luas dan toko online-nya semakin banyak dikunjungi calon
pembeli. “Tahun 2012 merupakan tahun yang fenomenal dari
perjalanan usaha SHG Fishing. Kami mencapai sukses penjualan
tertinggi setelah rencana ekspansi bisnis kami mendapat dukungan
bank bjb. Terima kasih untuk kepedulian bank bjb kepada kami dan
kepada usaha kecil lainnya...” kata Ilham.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
106
Social PerformanceKinerja Sosial
Tumbuh Bersama Masyarakat
Growing With Community
Melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), bank bjb merancang program-program pengembangan sosial kemasyarakatan yang tidak hanya bersifat filantrofi, tetapi mempunyai dampak berkelanjutan sehingga kehadiran bank bjb dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat dan negeri ini.
Through implementation of corporate social responsibility (CSR) programs, bank bjb designed social community development programs that not only are philanthropic, but also have sustainable impact so that the presence of bank bjb can provide positive values to the community and the country.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
107
bank bjb tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat
khususnya masyarakat Jawa Barat dan Banten. Sudah sewajarnya
bila kemajuan dan keberhasilan yang telah diraih bank bjb memberi
dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kemandirian masyarakat. bank bjb memiliki keinginan yang tulus
untuk senantiasa dapat memberikan manfaat dan nilai tambah
dari apa yang kami peroleh untuk para pemangku kepentingan,
termasuk masyarakat luas. Melalui pelaksanaan program tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR), kami merancang program-program
pengembangan masyarakat yang tidak hanya bersifat filantrofi,
tetapi mempunyai dampak berkelanjutan. Dengan demikian,
kehadiran bank bjb dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat
dan negeri ini. [SO1]
Program CSR bank bjb dikelompokkan dalam tiga bidang, yaitu
pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Bidang lingkungan
mencakup pengembangan potensi masyarakat dan pelestarian
lingkungan. Tentu saja kami juga peduli dan tanggap terhadap
berbagai masalah kemanusiaan dan musibah bencana alam.
Anggaran CSR berasal dari penyisihan laba setelah pajak yang
besarannya ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Berdasarkan keputusan RUPS Tahunan tanggal 25 Maret
2013, anggaran CSR tahun 2013 maksimal 5% dari laba Bank atau
Rp 74.089.740.286. Selama tahun 2013 bank bjb telah menyalurkan
dana CSR sebesar Rp 39.694.245.183 untuk kegiatan-kegiatan yang
tersebar di berbagai wilayah. [EC9]
bank bjb grows and thrives in the midst of the community, especially
the people of West Java and Banten. Deservedly the progress and
success achieved by bank bjb provide positive impact on economic
growth and increased self-reliance of the community. Bank bjb
has genuine desire to always be able to provide benefits and
value added of what we receive to all stakeholders, including the
public community. Through implementation of corporate social
responsibility (CSR) programs, we design community development
programs that not only are philanthropic, but also have sustainable
impact. Therefore, the presence of bank bjb can provide positive
values to the community and the country. [SO1]
bank bjb’s CSR programs are grouped in three sectors, namely
education, health and environment. Environmental sector includes
development of the community’s potential and environmental
preservation. Of course we are also concerned and responsive to
various humanitarian issues and natural disasters.
CSR budget is derived from provision of net income after tax,
which amount is set forth in General Meeting of Shareholders
(GMS). Based on resolution of Annual GMS dated March 25, 2013,
CSR budget in 2013 was a maximum of 5% of the Bank’s net
income or Rp 74,089,740,286. During 2013 bank bjb disbursed
Rp 39,694,245,183 for CSR activities performed in many regions.
[EC9]
Total kredit mikro yang disalurkan hingga akhir 2013Total micro-credit disbursed by the end of 2013
Rp 5,35 triliun/trillion
Total dana CSR disalurkan sejak 2009 hingga 2013Total CSR fund disbursed since 2009 to 2013
Rp 168,29 triliun/trillion
2009
3,21
2010
10,60
2011
21,70
2012
17,89
2013
20,20
Sektor Lingkungan HidupEnvironment Sector
2009
5,85
2010
11,98
2011
6,58
2012
29,97
2013
12,26
Sektor PendidikanEducation Sector
2009
5,82
2010
6,45
2011
4,41
2012
4,09
2013
7,23
Sektor KesehatanHealth Sector
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
108
Social PerformanceKinerja Sosial
Penyaluran dana CSR bank bjb per bidang tahun 2013
bank bjb’s CSR fund distribution per sector in 2013
BidangSector
RealisasiRealization
(Rp)%
PendidikanEducation
12.260.853.328 31
KesehatanHealth
7.230.294.213 18
Lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakatEnvironment and community empowerment
20.203.097.642 51
TOTAL 39.694.245.183 100
BIDANG PENDIDIKAN [EC8]Kepedulian bank bjb pada masalah pendidikan berdasarkan
keyakinan bahwa anak-anak Indonesia punya potensi dan
kemampuan untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu
menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju.
Faktanya, masih banyak anak-anak yang putus sekolah dan tidak
dapat melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi
karena masalah finansial. Kami ingin membuka akses pendidikan
seluas-luasnya, khususnya bagi siswa berprestasi yang berasal dari
keluarga prasejahtera. Dengan begitu, kita dapat mencetak generasi
terbaik yang akan membawa kemajuan bagi negeri ini.
EDUCATION [EC8]Bank bjb’s concern on education issues is based on the belief that
Indonesian children have potential and ability to become future
leaders who are able to put Indonesia in line with the developed
countries. In fact, there are still many children who drop out
of school and can not continue their education to higher level
because of financial problems. We would like to open up the
widest access to education, especially for bright students who come
from underprivileged families. That way, we can develop the best
generation that will bring improvement to the country.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
109
Sasaran program CSR bidang pendidikan mulai dari pendidikan
anak usia dini (PAUD), sekolah kejuruan hingga perguruan tinggi.
Penyaluran terbesar diberikan kepada pelajar sekolah dasar, karena
kami meyakini bahwa pengetahuan dasar, kepribadian, akhlak, dan
keterampilan awal dimulai dari pendidikan dasar yang baik.
Pada tahun 2013, dari total dana CSR sebesar Rp 12,3 miliar yang
disalurkan di bidang pendidikan, hampir 85% atau sebesar Rp
10,4 miliar disalurkan untuk pembangunan dan rehabilitasi ruang
kelas, dan penyediaan alat dan materi penunjang belajar mengajar
di ratusan sekolah yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Banten
serta wilayah operasi bank bjb lainnya.
Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan diantaranya adalah
pembangunan dan perbaikan sekolah dan ruang kelas, ruang
guru, lapangan dan sarana olahraga, pembangunan child center,
pembangunan Kampung Belajar, serta fasilitas dan sarana sekolah
lainnya seperti meubelair, bantuan komputer, bantuan seragam
serta perlengkapan sekolah bagi anak yatim dan dhuafa maupun
mahasiswa kurang mampu. Selama bulan Ramadhan dan
menyambut tahun ajaran baru 2013/2014, bank bjb menyerahkan
bantuan seragam sekolah dan perlengkapan sekolah kepada 1.500
anak yatim dan dhuafa.
Selain penyediaan sarana dan prasarana, bank bjb berusaha
mengoptimalkan fungsi koperasi sekolah melalui edukasi budaya
menabung serta penanaman budaya kewirausahaan ke sekolah-
sekolah. Tujuan program ini adalah untuk membiasakan menabung
dan mengenalkan kewirausahaan sejak dini melalui koperasi sekolah.
Selama tahun 2013, bank bjb melaksanakan program CSR bank
bjb ke koperasi sekolah di 16 sekolah di Jawa Barat dan Banten.
Sebagian besar bantuan digunakan untuk tambahan modal koperasi
sebagai dana simpan pinjam maupun kelengkapan barang-barang/
peralatan koperasi.
bank bjb bekerja sama dengan Sahabat Edukasi memberikan motivasi
dan menjembatani para siswa yang akan melanjutkan sekolah ke
perguruan tinggi. Program ini yang bertujuan untuk meningkatkan
minat siswa lulusan SMA untuk dapat lanjut ke Perguruan Tinggi.
Kegiatan yang diberikan berupa kelas tambahan bagi siswa SMA
selama 2 (Dua) hari seminggu dengan materi edukasi dan kreativitas
bercita rasa lokal khas Jawa Barat.
Program-program di bidang pendidikan tidak hanya ditujukan
untuk pelajar dan mahasiswa, tetapi juga berbentuk pelatihan
dan beasiswa bagi para guru dan buruh migran. Program tersebut
diantaranya adalah:
CSR programs’ targets in education range from early childhood
education (ECD), vocational schools to universities. The largest
distribution was given to elementary school students, because we
believe that early basic knowledge, personality, character and skill
start from excellent basic education.
In 2013, of the total CSR fund of Rp 12.3 billion disbursed in
education sector, almost 85% or Rp 10.4 billion were distributed
to construction and rehabilitation of classrooms and provision of
supporting tools and materials for teaching and learning in hundreds
of schools in various regions of West Java and Banten and bank bjb’s
other operational areas.
Some activities that have been implemented include construction
and rehabilitation of schools and classrooms, teacher rooms, sports
fields and facilities, child center development, Learning Village
development, as well as other school facilities such as and furniture,
computer donation, uniforms donation and school supplies for
orphans and poor children and disadvantaged students. During the
month of Ramadan and celebrating new academic year 2013/2014,
bank bjb provided school uniforms and supplies to 1,500 orphans
and underprivileged children.
In addition to provision of facilities and infrastructure, bank bjb
seeks to optimize schools’ cooperative function through saving and
entrepreneurial culture education in schools. The purpose of this
program is to familiarize and introduce saving and entrepreneurship
through cooperatives at schools. During 2013, bank bjb conducted
CSR programs in cooperatives at 16 schools in West Java and Banten.
Most of the donations were used for cooperatives’ additional capital
and funding-lending funds as well as inventories/supplies.
Bank bjb cooperates with Education Friends to motivate and facilitate
students to continue their education to universities. This program is
aimed to increase high school graduates’ interest to continue to go
to universities. Conducted activities are in form of additional classes
for high school students for 2 (two) days a week with educational
materials and creativity according to typical local culture of West Java.
The programs in education sector are not only intended for students,
but also in form of trainings and scholarships for teachers and
migrant workers. The programs include:
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
110
Social PerformanceKinerja Sosial
a. Pelatihan Keterampilan Komputer, Character and Motivation
Building bekerja sama dengan Berkah Internasional Limited;
b. Beasiswa Dokter Yatim bekerja sama dengan Rumah Yatim;
c. Pelatihan bagi guru dan beasiswa bekerja sama dengan IBI
Darmajaya;
d. Beasiswa untuk 100 siswa SD dan 100 siswa SMP bekerja sama
dengan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Batam.
Sebagai bentuk kepedulian kami dalam melestarikan budaya, bank
bjb menyerahkan alat-alat kesenian seperti perangkat peralatan
gamelan dan dan angklung ke sekolah-sekolah, bekerja sama
dengan Saung Angklung Udjo. Dalam rangka pelestarian rumah
adat, Bank membantu pembangunan gapura di komplek rumah
adat Kabupaten Sumedang.
Perincian investasi bidang pendidikan tahun 2013 adalah sebagai
berikut:
Sub Bidang Total (Rp) Sub Sector
Pembangunan/rehabilitasi prasarana pendidikan 8.970.568.568 Development/rehabilitation of education infrastructures
Pengadaan sarana pendidikan 1.442.274.660 Procurement of education facilities/infrastructures
Penguatan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan
556.150.000 Strengthening community access to education
Pelestarian budaya daerah 1.291.860.100 Regional cultural preservation
TOTAL 12.260.853.328 TOTAL
4,54%
10,54%
11,76%
PendidikanEducation
73,16%
Pembangunan/rehabilitasi prasarana pendidikanConstruction/rehabilitation of educational infrastructure
Pengadaan sarana pendidikanProcurement of educational facilities
Penguatan akses masyarakat terhadap layanan pendidikanStrengthening community access to education
Pelestarian budaya daerahRegional Cultural Preservation
73,16%
Kampung Belajar bank bjbBekerja sama dengan Tepas Institute, bank bjb mengembangkan
“Kampung Belajar” yang merupakan program pemberdayaan
masyarakat di bidang pendidikan, dengan mengambil lokasi di
pedesaan dengan mengajak masyarakat menjalankan program ini
secara swadaya. Sesuai dengan tujuan program yaitu sebagai upaya
pemerataan pendidikan terutama bagi masyarakat yang tinggal di
perkampungan atau desa, maka program ini lebih diarahkan pada
pendidikan non-formal atau keterampilan agar masyarakat desa
termotivasi untuk lebih maju.
a. Computer Skills Training, Character and Motivation Building in
collaboration with Berkah Internasional Limited;
b. Orphan Doctors Scholarship in collaboration with Rumah Yatim;
c. Trainings and scholarships for teachers in collaboration with IBI
Darmajaya;
d. Scholarships for 100 elementary school students and 100 junior
high school students in collaboration with Education Department
of Batam City Government.
As part of our concern to preserve the culture, bank bjb provided
art tools such as gamelan and angklung devices to schools, in
collaboration with Saung Angklung Udjo. In order to conserve
traditional houses, the Bank helped to build gateway at traditional
houses complex in Sumedang Regency.
Details of investment in education in 2013 is as follows:
Bank bjb Learning Village
Collaborating with Tepas Institute, bank bjb developed “Learning
Village” which is community development program in education
sector, in rural locations by encouraging people to run this program
independently. In accordance with this program’s purpose as an effort
of educational equity especially for people who live in rural areas or
villages, this program is more focused on non-formal education or
skills for villagers to be more motivated to develop.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
111
Keberadaan Kampung belajar sangat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat setempat. Anak-anak usia sekolah dapat mengisi
waktunya dengan membaca dan belajar di tempat ini dan telah
terasa dampaknya dari perubahan perilaku masyarakat yang
awalnya sangat rendah minat bacanya, kini mulai gemar membaca
dan selalu ingin tahu. Program ini akan berjalan bertahap, mulai
pendirian perpustakaan masyarakat, kegiatan belajar non-formal
hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
BIDANG KESEHATAN [EC8]Kualitas kesehatan masyarakat adalah salah satu faktor utama
bagi meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya,
masih terdapat kelompok masyarakat yang belum memiliki akses
ke fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu,
bank bjb tergerak untuk berperan serta membantu menyediakan,
memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana dan kualitas
layanan kesehatan masyarakat.
Peningkatan, penyediaan, dan perbaikan fasilitas kesehatan
pada tahun 2013 antara lain melalui pembangunan puskesmas,
pembangunan posyandu, pembangunan MCK (Mandi Cuci Kakus),
pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah, bantuan
alat stereotactic kepada Yayasan Kanker Indonesia serta pengadaan
sarana air bersih. Pengadaan sarana air bersih dilakukan dengan
memperbaiki atau membangun saluran air bersih serta pengadaan
tangki air.
Bertepatan dengan ulang tahun yang ke-52, bank bjb secara serentak
menyelenggarakan kegiatan sosial di 64 puskesmas dan klinik yang
tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Kegiatan meliputi layanan
pemeriksaan kesehatan, perbaikan gizi anak dan bantuan kepada
puskesmas/klinik berupa peralatan maupun renovasi puskesmas.
Total dana yang disalurkan untuk kegiatan ini sebesar Rp 3,1 miliar.
Program lainnya adalah program rutin bank bjb yang dilakukan pada
masa liburan anak sekolah, yaitu kegiatan khitanan massal. Pada
tahun 2013 bank bjb telah melaksanakan khitanan massal di bulan
Juli dan bulan Desember dengan jumlah peserta khitan sebanyak
1.100 anak yang diadakan di lima kota besar, Bandung, Medan,
Surabaya, Semarang dan Makassar. Kegiatan khitanan massal
rutin diselenggarakan setiap tahun di kota-kota besar di Indonesia.
Khusus di Kota Surabaya dan Semarang bank bjb juga mengadakan
kegiatan operasi celah bibir dan langit-langit dan operasi katarak. Di
Kabupaten Indramayu diselenggarakan operasi kornea mata dan di
Kabupaten Ciamis diselenggarakan bantuan bagi pasien kanker dan
pemeriksaan pap smear.
The existence of Learning Village benefits the local community.
School-age children can spend their times by reading and learning in
this place and have felt the impact of changes in people’s behavior
who initially had very low interest in reading, now began to love
reading and always eager to learn. This program will run gradually,
starting from establishment of public libraries, non-formal learning
activities to community economic empowerment.
HEALTH SECTOR [EC8]The quality of public health is one of main factors for the community’s
improved welfare. In fact, there are groups of people who do not have
access to health facilities provided by the government. Therefore,
bank bjb is driven to participate in helping provide, renovate and
improve infrastructure and quality of public health services.
The improvement, provision and renovation of health facilities in
2013, among others, through construction of primary healthcare
centers, integrated health service, MCK (bathing washing and toilet
facilities), provision of medical equipment at Regional Public Hospital,
stereotactic aid for Yayasan Kanker Indonesia as well as clean water
facility. Clean water supply is provided by repairing or building clean
water facility and water tank.
Coinciding with its 52nd anniversary, bank bjb simultaneously held
social events in 64 primary healthcare centers and clinics spread in
various parts of Indonesia. The activities included health screening
service, child nutrition improvement and donations for primary
healthcare centers/clinics in form of equipment and renovation. Total
disbursed funds for these activities amounted to Rp 3.1 billion.
Another regular program that bank bjb conducts during school
holidays is mass circumcision activity. In 2013, bank bjb conducted
mass circumcision in July and December with 1,100 participating
children in five major cities, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang
and Makassar. Mass circumcision activity is regularly held every year
in major cities in Indonesia. Particularly in Surabaya and Semarang
bank bjb also conducted cleft lip and cataract surgeries. In Indramayu
Regency bank bjb held eye corneal surgery and in Ciamis Regency
bank bjb organized assistance for cancer patients and pap smears
treatment.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
112
Social PerformanceKinerja Sosial
To celebrate the National Health Day, bank bjb provided donation in
form of equipment for doctor rooms at 8 primary healthcare centers
with 24-hour service in Bandung city. Bank bjb also distributed
donation for construction and renovation of primary healthcare
centers and village health posts, provision of healthy MCK, clean
water facility, ambulance and blood donor vehicle to PMI in Bandung
City and Bogor City. Ambulance unit was also given to Yayasan Nurul
Islam.
To embed Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) behavior early on, bank
bjb provided donation to build Healthy MCK in elementary schools
through Healthy MCK Healthy School program. This program does
not only contribute adequate MCK facilities, but also provides
education to implement PHBS.
Similar activities were also conducted in Banjar City in form of
construction of hand-washing and toothbrush facilities in elementary
school.
Investment in health sector in 2013 amounted to Rp 7.23 billion
comprising details by sub-sector as follows:
Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, bank bjb memberikan
bantuan berupa perlengkapan ruang jaga dokter di 8 Puskesmas
dengan layanan 24 jam di kota Bandung. bank bjb juga
menyalurkan bantuan untuk pembangunan dan renovasi puskesmas
dan poskesdes, penyediaan MCK sehat dan sarana air bersih serta
menyerahkan unit ambulans dan mobil donor darah kepada PMI
Kota Bandung dan PMI Kota Bogor. Unit mobil ambulans juga
diberikan kepada Yayasan Nurul Islam.
Untuk menanamkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sejak dini, bank bjb memberikan bantuan pembangunan MCK
Sehat di sekolah dasar melalui program MCK Sehat Sekolah Sehat.
Program ini tidak hanya memberikan sumbangan fasilitas MCK yang
memadai, tetapi juga memberikan edukasi untuk menjalankan PHBS.
Kegiatan serupa juga dilakukan di Kota Banjar berupa pembuatan
sarana cuci tangan dan sikat gigi di sekolah dasar.
Investasi di bidang kesehatan pada tahun 2013 adalah sebesar
Rp 7,23 miliar dengan perincian per sub-bidang sebagai berikut:
Sub Bidang Total (Rp) Sub Sector
Pembangunan/rehabilitasi prasarana kesehatan 983.612.300 Development/rehabilitation of health infrastructures
Pengadaan sarana kesehatan 1.467.088.750 Procurement of health facilities/infrastructures
Penguatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan 4.779.593.163 Strengthening community access to health services
TOTAL 7.230.294.213 TOTAL
20,29%
13,60%
KesehatanHealth
66,11%
Pembangunan/rehabilitasi prasarana kesehatanConstruction / rehabilitation of health infrastructure
Pengadaan sarana kesehatanProcurement of health facilities/infrastructures
Penguatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatanProcurement of health facilities/infrastructures
66,11%
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
113
MCK Sehat Sekolah SehatSalah satu indikator sekolah yang sehat adalah kondisi MCK/
toiletnya. Kondisi toilet sekolah yang bersih dan sehat merupakan
hal penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Hal
ini juga dapat menunjang penerapan hidup sehat di sekolah.
Bekerja sama dengan CSRHUB Indonesia melaksanakan program
“Sekolah Sehat” dengan membangun MCK Sehat di sekolah-
sekolah. Diawali dengan pembangunan MCK Sehat di SDN
Cihaurgeulis 2 Bandung dan SDN Selaawi 1 Sukabumi. Dengan
desain yang menarik, MCK tersebut diharapkan mampu menjadi
pemicu siswa dan guru untuk tetap menjaga kebersihan di sekolah.
Kegiatan Sekolah Sehat juga berupa pemberian wawasan mengenai
cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta pengetahuan untuk
pola hidup bersih lainnya. Pelatihan ini diselenggarakan dengan
tujuan menumbuhkan kesadaran dan mengedukasi para siswa SD
agar dapat menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup
bersih dan bersih. Kesadaran untuk menjalankan pola hidup bersih
sangat perlu ditumbuhkan sejak usia dini.Program ini diharapkan
menjadi sebuah percontohan dan berlanjut untuk sekolah-sekolah
lainnya.
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT [EC8]Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari program CSR
bidang lingkungan yang juga mencakup kegiatan peningkatan
kualitas lingkungan hidup. Kegiatan CSR peningkatan kualitas
lingkungan hidup dilaporkan pada bagian lain dari Laporan
Keberlanjutan ini.
Program-program pemberdayaan masyarakat dan sosial
kemasyarakatan mencakup peningkatan taraf hidup melalui
pengembangan potensi masyarakat, penyediaan sarana, prasarana
dan fasilitas umum yang memadai serta peran serta masyarakat
dalam memelihara lingkungannya.
Salah satu program yang kami lakukan adalah bantuan bagi kelompok
usaha dan rehabilitasi rumah tidak layak huni. Program stimulan
ini bertujuan untuk memacu tumbuhnya kesadaran, kemauan,
dan kepedulian masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup.
Kegiatan rehabilitasi rumah tidak layak huni diadakan di Kabupaten
Sumedang, Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Banjar, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten
Garut, Kabupaten Cianjur, Kota dan Kabupaten Bandung, DKI
Jakarta dan Bali dengan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah
masing-masing, lembaga, atau masyarakat setempat. Rehabilitasi
rumah tidak layak huni juga dilakukan di rumah milik Bapak Nomas
yang berprofesi sebagai buruh sepatu. Rumahnya jauh di bawah
standar layak huni karena hanya berlantai semen, tidak memiliki
plafon, beratap asbes, dinding rumah memakai triplek bekas, seng
bekas, spanduk dan tidak memiliki kamar mandi.
Healthy MCK Healthy SchoolOne of indicators of healthy school is the condition of MCK /
toilet. Clean and healthy condition of school toilets is an important
matter in creating healthy school environment. It can also support
implementation of healthy life at school.
Collaborating with CSRHUB Indonesia, bank bjb held “Healthy
Schools” program by building healthy MCK at schools which began
with construction of Healthy MCK at SDN Cihaurgeulis 2 Bandung
and SDN Selaawi 1 Sukabumi. With attractive design, those MCK are
expected to trigger students and teachers to maintain cleanliness at
schools.
Healthy School activities were also in form of providing insight on how
to wash hands properly, as well as knowledge on other clean lifestyle.
The training was organized with the aim of raising awareness and
educating elementary school students in order to maintain health by
implementing clean lifestyle. Awareness to perform clean lifestyle is
necessary to be learnt since early age. This program is expected to
become a pilot and continued to other schools.
COMMUNITY EMPOWERMENT SECTOR [EC8]Community empowerment is part of CSR programs in environment
sector which also covers environmental quality improvement
activities. CSR activities for environmental quality improvement are
reported in other part of this Sustainability Report.
Community empowerment and social programs and include improved
life standard through the community’s potential development,
provision of facilities, infrastructure and adequate public facilities as
well as community participation in preserving the environment.
One of the programs that we perform is donations for business
groups and rehabilitation of uninhabitable houses. This stimulant
program aims to trigger growing public awareness, willingness
and concern in improving life quality. Rehabilitation activities for
uninhabitable houses were held in Sumedang Regency, Bogor City
and Regency, Banjar City, Kuningan Regency, Sukabumi Regency,
Tasikmalaya City, Garut Regency, Cianjur Regency, Bandung City and
Regency, DKI Jakarta and Bali in cooperation with the respective Local
Governments institutions or the local communities. Rehabilitation of
uninhabitable house was also done in house owned by Mr. Nomas
who works as a shoe labor. His house was far below habitable
standard with only cement floor, without ceiling, asbestos roof, walls
made of used plywood, used zinc, banners and no bathroom.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
114
Social PerformanceKinerja Sosial
Selain perbaikan rumah tidak layak huni, penataan lingkungan juga
dilakukan melalui penataan alun-alun dan Pedagang Kaki Lima yang
merupakan program Kabupaten Sumedang, Penataan kios pasar
buah di Kabupaten Purwakarta dan Pembangunan kios usaha di
kota Bogor.
Kegiatan lainnya yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat
dan mengembangkan potensi lokal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat adalah:
1. Program peningkatan ekonomi masyarakat desa melalui
penerapan teknologi tepat guna berbasis pangan lokal bekerja
sama dengan Universitas Pasundan sebagai pelaksana program.
Melalui program ini, masyarakat setempat diberi pelatihan
untuk mengolah potensi lokal menjadi produk yang memilki
nilai jual lebih tinggi. Pelatihan diadakan di Kampung Cibeleng
Kabupaten Cianjur untuk pengolahan jambu biji dan pelatihan
pengolahan stroberi sebagai produk lokal di Desa Barudua
Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut.
2. Pembangunan Rumah Tempe lengkap dengan peralatan
produksi sebagai proyek percontohan untuk produksi tempe
dengan memanfaatkan biogas sebagai sumber energinya.
3. Sebagai kegiatan bulan Ramadhan, bank bjb memberikan
bantuan kepada beberapa panti asuhan di wilayah sekitar
Bandung sesuai kebutuhan masing-masing panti dan bagi
anak-anak panti diberikan bantuan seragam dan perlengkapan
sekolah.
4. Dukungan untuk pengembangan usaha bagi kelompok tani
dan kelompok usaha lainnya berupa peralatan mesin pertanian,
pengadaan mesin giling padi dan mesin pengiris pisang untuk
kelompok tani Bima Sakti dan Mekar Jaya di Kabupaten Bandung
Barat, bantuan usaha produksi bata merah Yayasan Abdul Djalil
Assalafiyah, pengembangan usaha ternak domba kelompok
tani Sami Wargi serta pengembangan budidaya ternak domba
kelompok tani Harapan Muda Kabupaten Cianjur.
5. Pembangunan atau perbaikan prasarana umum seperti
pembangunan dan renovasi tempat ibadah termasuk melengkapi
fasilitas dan sarana ibadah yang tersebar di wilayah Jawa Barat
dan Banten serta wilayah operasional bank bjb lainnya seperti di
Kabupaten Bandung Barat dan Kota Palembang, pembangunan
infrastruktur seperti pembangunan bendungan di Desa Babakan
Kabupaten Bandung, pembangunan kirmir di Padalarang,
pengecatan kansteen di Kota Depok serta perbaikan dan
pembangunan jalan dan lingkungan di Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Kabupaten Indramayu.
In addition to rehabilitation of uninhabitable houses, environmental
organization was also conducted through arrangement of city
square and street traders which is a program of Sumedang Regency,
arrangement of fruit kiosks in Purwakarta Regency and Development
of business kiosks in Bogor City.
Other activities that aim to empower communities and develop local
potential to improve the community’s welfare were:
1. Villagers’ economy strengthening program with application of
appropriate local food-based technology in collaboration with
Universitas Pasundan as the program executor. Through this
program, local people were trained to process local potential into
products that have higher sales values. The training was held in
Cibeleng Village Cianjur Regency to process guavas and training
to process strawberries as local products in Barudua Village
Malangbong District Garut Regency.
2. Development of Rumah Tempe complete with production
equipment as a pilot project for tempe production by utilizing
biogas as energy source.
3. As part of Ramadan activities, bank bjb provided donations to
several children foster homes around Bandung area as required
by the respective foster homes and the orphanage children were
given donations in form of school uniforms and supplies.
4. Support for business development for farmer groups and other
business groups such as agricultural machinery, rice milling
machine and banana slicing machine for farmer groups Bima
Sakti and Mekar Jaya in West Bandung Regency, business
donation for bricks production Yayasan Abdul Djalil Assalafiyah,
development of sheep ranch for farmers group Sami Wangi
and development of sheep breeding for farmers group Harapan
Muda in Cianjur Regency.
5. Development or renovation of public infrastructure such as
development and renovation of places of worship including
completion of religious facilities spread in West Java and Banten
regions as well as bank bjb’s other operational areas such as
in West Bandung Regency and Palembang City, infrastructure
development such as construction of dam in Babakan Village
Bandung Regency, construction of kirmir in Padalarang, painting
kansteen in Depok City well as renovation and construction
of roads and environment in Sumedang Regency, Bandung
Regency, West Bandung and Indramayu Regency.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
115
Investasi di bidang pengembangan masyarakat (termasuk sub-
bidang lingkungan hidup) pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 20,20
miliar dengan perincian per sub-bidang sebagai berikut:
Sub Bidang Total (Rp) Sub Sector
Pembangunan/rehabilitasi prasarana umum 9.771.659.981 Development/rehabilitation of public infrastructures
Pemberdayaan masyarakat 1.514.673.650 Community empowerment
Pemulihan kondisi masyarakat 68.340.000 Restoring people’s conditions
Pengadaan sarana/fasilitas umum 1.758.905.000 Procurement of public facilities/infrastructures
Peningkatan taraf hidup masyarakat 299.201.500 Improvement of people’s living standard
Perbaikan/peningkatan kualitas lingkungan hidup 6.790.317.511 Environmental quality conservation/improvement
TOTAL 20.203.097.642 TOTAL
8,71%0,34%
1,48%
Lingkungan Hidup dan Sosial KemasyarakatanEnvironmental and Social Community
33,61%
7,50%
48,37%
Pembangunan/rehabilitasi prasarana umumDevelopment/rehabilitation of public infrastructures
Perbaikan/peningkatan kualitas hidupEnvironmental quality conservation/improvement
Peningkatan taraf hidup masyarakatImprovement of the people’s standard of living
Pengadaaan sarana/fasilitas umumProcurement of public facilities/infrastructures
Pemulihan kondisi masyarakatRestoring the People’s Conditions
Pemberdayaan MasyarakatCommunity Empowerment
48,37%
Investment in community development (including environment sub-
sector) in 2013 was Rp 20.20 billion comprising details by sub-sector
as follows:
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
116
Social PerformanceKinerja Sosial
PRODUCTS PORTFOLIO THAT PROVIDES SOCIAL BENEFITS [EC8] [FS1] [FS7]Basically every product of bank bjb is designed to provide benefits
in accordance with specific customers’ requirements. With products
segmentation according to business lines and needs of each
customer, we provide choices and convenience for customers to
adjust their transaction characteristics. In addition, every product
is also designed to have social impact that is packaged in form of
education, insurance or other benefits that represent our attention
to the customers.
TabunganKu ProgramTo increase saving interest at all levels of society, Bank Indonesia
encourages every bank to have low-cost saving products for the
unfortunate. As a form of our support and concern, bjb bank also
launched “TabunganKu” program which is primarily intended for
students who just begin to learn to have savings without burdensome
costs.
Various easy requirements are provided to TabunganKu customers
such as small initial deposit starting from Rp 20,000, savings deposit
suitable to students’ allowance and free monthly administration
fee. Other features of TabunganKu product are free of replacement
charge for lost or damaged books and earned interest on saving. By
paying additional administration fee of only Rp 1,000 per month,
TabunganKu cusomers can enjoy Automated Teller Machine (ATM)
facility, free cash withdrawals in all ATM Bersam and Prima networks,
print their own books with Self Service Passbook Printer (SSPP) and
various facilities as for other bank bjb’s deposit products.
We hope that these young customers will someday become
prospective loyal customers. Although in terms of business this
product does not generate fee-based income in form of monthly
administration fee, but we seriously manage this product portfolio as
our social responsibility to the community.
PORTOFOLIO PRODUK YANG MEMBERI MANFAAT SOSIAL [EC8][FS1][FS7]Pada dasarnya setiap produk bank bjb dirancang untuk memberi
manfaat spesifik sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dengan
segmentasi produk sesuai lini bisnis dan keperluan masing-masing
nasabah, kami memberikan pilihan dan kemudahan bagi nasabah
dalam menyesuaikan karakteristik transaksinya. Disamping itu,
setiap produk juga dirancang untuk mempunyai dampak sosial yang
dikemas dalam bentuk edukasi, manfaat perlindungan tambahan
(asuransi) ataupun manfaat lainnya yang merupakan bentuk
perhatian kami terhadap nasabah.
Program TabunganKuUntuk meningkatkan minat menabung di semua lapisan masyarakat,
Bank Indonesia mendorong setiap bank untuk memiliki produk
tabungan yang berbiaya murah bagi masyarakat yang kurang
mampu. Sebagai bentuk dukungan dan kepedulian kami, bank bjb
juga mengeluarkan produk “TabunganKu” yang terutama ditujukan
kepada para pelajar yang baru mulai belajar memiliki tabungan
tanpa dibebani biaya.
Berbagai kemudahan persyaratan diberikan untuk nasabah
TabunganKu seperti setoran awal yang ringan mulai dari
Rp 20.000, setoran tabungan sesuai uang saku pelajar dan bebas
biaya administrasi bulanan. Keistimewaan produk TabunganKu
lainnya adalah gratis biaya penggantian buku apabila hilang atau
rusak, dan mendapatkan bunga tabungan. Dengan hanya membayar
tambahan administrasi Rp 1.000 per bulan, pemilik rekening
TabunganKu sudah dapat menikmati fasilitas Anjungan Tunai
Mandiri (ATM), tarik tunai gratis di seluruh jaringan ATM Bersama
dan Prima, dapat mencetak sendiri buku TabunganKu melalui Self
Service Passbook Printer (SSPP) dan berbagai fasilitas sebagaimana
produk simpanan bank bjb lainnya.
Kami berharap, para nasabah muda ini suatu saat akan menjadi
nasabah prospektif yang loyal. Meskipun dari segi bisnis produk
ini tidak menghasilkan fee based income berupa biaya administrasi
bulanan, namun kami tetap secara serius mengelola portofolio
produk ini sebagai bentuk tanggung jawab sosial kami kepada
masyarakat.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
117
Program Mini BankingDalam rangkaian acara peringatan ulang tahun bank bjb tahun 2013,
bank bjb meluncurkan program “Mini Banking” sebagai bagian dari
gerakan kampanye gemar menambung di kalangan pelajar. Program
Mini Banking digelar di sejumlah SD, SMP dan SMA di Jawa Barat
untuk memperkenalkan produk-produk perbankan terutama produk
TabunganKu yang memang ditujukan untuk mereka. Selain itu,
diberikan juga wawasan mengenai dunia perbankan dengan cara
yang sederhana dan menyenangkan, misalnya mengajarkan cara
mengoperasikan ATM serta fitur-fiturnya dan memberikan edukasi
mengenai value uang. Program ini juga merupakan salah satu
aktivitas CSR yang dilakukan masing-masing kantor cabang bank
bjb ke sekolah-sekolah yang berada di lingkungannya.
Kredit Abdi BhaktiSalah satu produk layanan jasa sektor consumer banking ini khusus
disediakan untuk pegawai bank bjb sebagai penghargaan Bank
kepada para pegawainya. Kredit Abdi Bhakti diberikan dengan
tingkat bunga yang lebh rendah dibandingkan tingkat bunga
produk untuk debitur umum, yaitu rata-rata sebesar 6,50% dengan
jangka waktu berkisar antara 3 sampai dengan 20 tahun. Angsuran
pembayaran kredit ini dilakukan dengan cara pemotongan gaji
bulan.
Mini Banking ProgramIn a series of bank bjb’s anniversary events in 2013, bank bjb
launched “Mini Banking” program as part of saving campaign
among students. Mini Banking program was held at a number of
elementary, junior-high and high schools in West Java to introduce
banking products especially TabunganKu product which is intended
for them. In addition, insight on banking world was also given in a
simple and fun way, such as teaching how to operate ATM and its
features and provide education on the value of money. This program
is also one of CSR activities undertaken by each branch office of bank
bjb at schools in their environments.
Abdi Bhakti LoanThis product of consumer banking services is particularly provided to
bank bjb’s employees as the Bank’s rewards to its employees. Abdi
Bhakti loan is given with lower interest rate compared to general
debtors, which is an average of 6.50% with maturities ranging from
3 to 20 years. Loan repayment is made by way of monthly payroll
deduction.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
118
Environmental PerformanceKinerja Lingkungan
Memberikan Kontribusi Positif
Kepada LingkunganProviding Positive Contributions To the
Environment
Melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), bank bjb merancang program-program pengembangan sosial kemasyarakatan yang tidak hanya bersifat filantrofi, tetapi mempunyai dampak berkelanjutan sehingga kehadiran bank bjb dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat dan negeri ini.
Through implementation of corporate social responsibility (CSR) programs, bank bjb designed social community development programs that not only are philanthropic, but also have sustainable impact so that the presence of bank bjb can provide positive values to the community and the country.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
119
EFEK RUMAH KACA DAN FENOMENA PERUBAHAN IKLIMEfek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan
bumi yang disebabkan adanya konsentrasi lapisan gas karbon
dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang digolongkan sebagai Gas
Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Secara alamiah, efek rumah kaca
bermanfaat karena menjaga perbedaan suhu antara siang dan malam
di bumi menjadi tidak terlalu jauh berbeda. Namun akibat aktivitas
manusia yang berlebihan seperti dalam pembakaran bahan bakar
fosil (minyak, gas dan batubara) untuk mesin pembangkit listrik dan
kendaraan bermotor, penggunaan pendingin udara yang memakai
gas CFC, pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas
pertanian dan peternakan, terjadi peningkatan gas karbon dioksida,
metana, dan nitroksida yang signifikan di atmosfer. Berubahnya
komposisi GRK akibat kegiatan manusia memicu naiknya suhu rata-
rata di permukaan bumi sehingga terjadi pemanasan global. Karena
suhu adalah salah satu parameter dari iklim bumi, maka pemanasan
global memicu terjadinya perubahan iklim.
Dampak pemanasan global dan perubahan iklim sangat luas seperti
mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya
garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan dan musim
hujan yang semakin singkat namun semakin tinggi intensitasnya,
serta anomali-anomali iklim seperti badai El Nino dan La Nina.
Fenomena ini pada akhirnya akan mengancam kehidupan manusia
akibat krisis pangan, banjir dan wabah penyakit. Indonesia telah
mengalami dampak perubahan iklim ditandai dengan intensitas
cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Musim panas menjadi
semakin berkepanjangan dan musim hujan dengan intensitas tinggi
disertai angin kencang menyebabkan banjir besar dan berbagai
bencana di berbagai daerah.
GREENHOUSE EFFECT AND CLIMATE CHANGE PHENOMENAThe greenhouse effect is warming of the earth’s surface due to
concentration of carbon dioxide (CO2) and other gases that are
classified as greenhouse gases (GHGs) in the atmosphere. Naturally,
the greenhouse effect is beneficial as it keeps the temperature
difference between day and night on the earth so that they are
not too much different. However, due to excessive human activities
such as fossil fuels (oil, gas and coal) burning for power generation
and motor vehicles, the use of air conditioners that use CFC gases,
combustion and deforestation as well as agricultural and livestock
activities, the increase of carbon dioxide, methane and nitrous oxide
gases in the atmosphere is significant. The changing composition of
GHGs due to human activities triggers a rise in average temperature
at the earth’s surface, causing global warming. Because temperature
is one of the earth’s climate parameters, therefore global warming
triggers climate change.
The impact of global warming and climate change is very broad
such as melting of polar ice caps, rising sea levels, shifting coastline,
prolonged drought and rainy seasons that are getting shorter but
higher intensity, as well as climate anomalies such as El Nino and
La Nina storms. These phenomenons will ultimately threaten human
life as a result of food crisis, floods and disease outbreaks. Indonesia
has suffered the effects of climate change as characterized by more
frequent intensity of extreme weather. Increasingly prolonged
drought and rainy seasons with high intensity and strong winds
caused major flooding and other disasters in various regions.
Prosentase air didaur ulang dan digunakan kembali dari total pemakaian air Kantor Pusat tahun 2013Percentage of water recycled and reused from total water consumption at Head Office in 2013
40%Bibit pohon mangrove ditanam untuk rehabilitasi hutan bakau di Kepulauan SeribuMangrove seedlings planted to rehabilitate mangrove forest in Thousand Islands
8.000
2009
14,9
2010
29,04
2011
32,7
2012
51,95
2013
36,69
Penyaluran dana CSR 2009-2013CSR fund distribution 2009-2013
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
120
Environmental PerformanceKinerja Lingkungan
Perubahan iklim dalam skala tertentu berpotensi mempengaruhi
kegiatan operasional dan bisnis bank bjb baik secara langsung
maupun tidak langsung. Cuaca ekstrem dapat mengakibatkan
kerusakan atau gangguan pada berbagai perangkat jaringan
teknologi informasi dan telekomunikasi dan memperpendek masa
pakai. Kondisi ini akan mengurangi optimalisasi layanan perbankan
karena terganggunya kelancaran transaksi yang mempengaruhi
kepuasan nasabah sehingga dalam jangka panjang berpotensi
menurunkan jumlah nasabah dan berimplikasi pada pendapatan.
Secara tidak langsung, banjir besar yang melanda berbagai daerah
juga mempengaruhi kelancaran mobilitas Bank dalam aktivitas
operasional sehari-hari. [EC2]
RESPON TERHADAP PERUBAHAN IKLIMUpaya kesadaran lingkungan atau biasa dikenal sebagai gerakan Go
Green telah menyebar dalam berbagai kegiatan di masyarakat. Go
Green tidak sekadar gerakan peduli lingkungan secara seremonial
sesaat, tetapi juga bagaimana menjaga keberlanjutan perilaku sadar
lingkungan dalam setiap aspek kehidupan. Dalam aktivitas Go Green,
ada nilai bisnis yang memberikan keuntungan pada perusahaan
melalui penurunan biaya operasional sebagai dampak dari efisiensi
penggunaan energi, sumber daya dan peralatan kantor (listrik,
air, kertas, tinta printer, bahan bakar minyak/BBM), optimalisasi
pemanfaatan ruangan dan efisiensi biaya transportasi.
Climate change at certain scale has potential to affect bank bjb’s
operations and business either directly or indirectly. Extreme weather
may cause damage or disruption to various telecommunication and
information technology network devices and shorten their useful
lives. This condition will reduce optimization of banking services due
to disruption of smooth transactions affecting customer satisfaction
so in the long term could potentially decrease the number of
customers and the revenue implications. Indirectly, large floods that
hit many regions also affect the Bank’s smooth mobility in daily
operational activities. [EC2]
RESPONSE TO CLIMATE CHANGEEnvironmental awareness efforts, commonly known as the Go Green
movement has spread in various activities in the community. Go
Green environmental movement is not merely ceremonial moment,
but also how to maintain the sustainability of environmentally
aware behavior in every aspect of life. In Go Green activities, there
are business values that provide benefits to the Company through
reduction of operating expenses as a result of efficient use of energy,
resources and office equipment (electricity, water, paper, printer ink,
fuel oil), optimizing the use of space and efficiency in transportation
expenses.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
121
Selain itu, aplikasi berbasis teknologi informasi yang semakin
canggih dan handal telah membantu mengubah perilaku kehidupan
masyarakat dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Semakin banyak
pekerjaan dapat diselesaikan melalui komunikasi jarak jauh dengan
dukungan konferensi video melalui jaringan internet yang semakin
murah sehingga dapat mengurangi intensitas perjalanan bisnis dan
mobilitas fisik lainnya, yang diyakini berdampak besar dalam upaya
mengurangi laju perubahan iklim.
Sebagai respon dan bentuk partisipasi dalam menanggulangi
perubahan iklim berskala global yang dilakukan bersama masyarakat
dunia, bank bjb ikut berupaya menjaga lingkungan hidup di sekitar
kita dengan langkah-langkah kecil namun nyata. Dalam berbagai
kesempatan, kami mengajak keterlibatan semua pemangku
kepentingan termasuk mitra usaha, nasabah dan masyarakat, sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing. Kami percaya, sekecil apapun
usaha yang kita lakukan akan sangat berarti bagi terwujudnya bumi
yang layak bagi generasi mendatang. [4.12]
Bertepatan dengan ulang tahun emas bank bjb pada tahun 2011,
kami telah mencanangkan dimulainya Gerakan bjb Lestari Bumi
sebagai tema gerakan pelestarian alam dan lingkungan bank bjb
yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Salah satu aktivitasnya
adalah mengajak nasabah untuk turut berpartisipasi dalam gerakan
“One Customer One Tree” yang mulai dikampanyekan bersamaan
dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni,
sebagai wujud kepedulian para pemangku kepentingan bank bjb
dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Untuk berpartisipasi,
nasabah cukup menyumbangkan uang sebesar Rp 20.000 yang
senilai dengan satu batang pohon yang akan ditanam bank bjb di
lahan-lahan yang memerlukan penghijauan.
In addition, information technology-based applications that become
more sophisticated and reliable have helped change behavior of
the public life in interaction and socialization. The more work can
be done via remote communication with video conference support
through internet that is getting cheaper so as to reduce intensity of
business travel and other physical mobility, which is believed to have
major impact in reducing the rate of climate change.
As a response and participation in tackling global climate change
made with the world community, bank bjb seeks to participate
in keeping environment around us with small but real steps. On
many occasions, we invite involvement of all stakeholders including
business partners, customers and the community, according to their
respective capacities. We believe, no matter how small the efforts
that we do will be very meaningful to realize a decent earth for
future generations. [4.12]
Coincides with bank bjb’s golden jubilee in 2011, we have launched
commencement of bjb Movement for Sustainable Earth as the theme
of natural and environmental conservation movement of bank bjb
that will be implemented on an ongoing basis. One of the activities
is to encourage customers to participate in “One Customer One
Tree” movement which started the campaign in conjunction with
the World Environment Day on June 5, to realize the concern of bank
bjb’s stakeholders in protecting and preserving the environment. To
participate, customers only need to donate Rp 20,000 worth of a tree
to be planted by bank bjb on the land that requires reforestation.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
122
bank bjb berusaha meminimalisasi dampak lingkungan akibat
kegiatan operasional perusahaan. Untuk melakukan kegiatan
operasional berwawasan lingkungan, kami membuat kebijakan-
kebijakan bisnis yang memperhatikan aspek lingkungan. Kami
juga mendorong para mitra kerja/rekanan dan debitur untuk
memperhatikan aspek lingkungan. Dalam proses evaluasi calon
rekanan, kami mempertimbangkan kepatuhan calon rekanan atas
peraturan perundang-undangan terkait aspek ketenagakerjaan,
sosial dan lingkungan hidup. Kepatuhan dan ketaatan kami pada
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan
lingkungan hidup membuat kami tidak pernah mendapatkan sanksi
apapun atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan.
[FS2][EN28]
Secara khusus bank bjb belum mengadakan pelatihan Go Green
bagi pegawai. Namun demikian, berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan kesadaran pegawai agar senantiasa bertindak
dan berperilaku yang tidak merusak lingkungan dan sumber daya
alam. Kami memulai dari hal-hal kecil dan sederhana namun nyata.
Berbagai himbauan kami sebarkan di berbagai tempat seperti di toilet
dan mushola untuk menggunakan air dan kertas tisu secukupnya.
Himbauan untuk menggunakan kertas bekas secara optimal (bolak-
balik) untuk memo-memo internal dipasang di tempat printer. [FS4]
MENGGUNAKAN KERTAS DENGAN BIJAK [EN26]Setiap proses produksi kertas memerlukan bahan kimia, air dan
energi dalam jumlah besar dan tentu saja bahan baku utama yang
berasal dari kayu. Diperlukan satu batang pohon usia lima tahun
untuk memproduksi satu rim kertas. Limbah yang dihasilkan dari
proses produksi kertas juga sangat besar, baik secara kuantitatif
dalam bentuk cair, gas, dan padat, maupun secara kualitatif.
Dengan demikian, banyak sekali dampak penggunan kertas
terhadap lingkungan kita, baik dampak langsung maupun jangka
panjang yang berkontribusi pada pemanasan global dan kerusakan
lingkungan.
Upaya penghematan kertas telah dilakukan melalui aktivitas kantor
tanpa kertas (paperless office). Secara bertahap kami menerapkan
aplikasi online untuk slip gaji, buletin, form perjalanan dinas dan
nota dinas sehingga penggunaan kertas dapat dikurangi. Kami juga
mengoptimalkan penggunaan kertas bekas dokumen yang tidak
bersifat rahasia untuk digunakan kembali pada sisi lainnya yang
masih kosong untuk keperluan memo internal. Namun demikian
kami belum menghitung dampak penghematan dari penggunaan
kertas bekas terhadap kunsumsi kertas secara keseluruhan. Konsep
Paperless office terus disosialisasikan melalui penyuluhan-penyuluhan
bagi para pegawai agar program tersebut berjalan efektif dan
menghasilkan efisiensi. [EN2]
Bank bjb seeks to minimize the environmental impact of the
Company’s operations. To carry out environmentally sound
operations, we create business policies that take into account
environmental aspects. We also encourage business partners and
debtors to pay attention to environmental aspects. In evaluation
process of potential business partners, we consider their compliance
with laws and regulations related to employment, social and
environmental aspects. Our compliance and adherence to laws
and regulations related to environmental management makes us
never get any penalties for violations of environmental laws and
regulations. [FS2] [EN28]
In particular, bank bjb has not held Go Green training for employees.
Nevertheless, various attempts have been made to increase
employees’ awareness to always act and behave that do not damage
environment and natural resources. We start from small and simple
but real things. We spread various requests at various places such
as in toilets and praying rooms for efficient use of water and tissue
papers. Requests for optimal use of waste paper (back and forth) for
internal memos are placed at printer locations. [FS4]
WISE USE OF PAPER [EN26]Each process of paper production requires chemicals, water and
energy in large quantities and of course the main raw material
derived from wood. It requires a five-year old tree to produce a ream
of paper. Waste generated from paper production process is also
very large, both quantitatively in form of liquid, gas and solid, as
well as qualitatively. Hence, there are so many impacts of the use of
paper on our environment, both immediate and long-term effects
that contribute to global warming and environmental degradation.
Efforts have been made for paper savings through paperless office
activities. Gradually we apply online application for paychecks,
newsletters, business trip forms and official memos so that the use
of paper can be reduced. We also optimize the use of waste paper
from non-confidential documents to be reused on the other empty
side for internal memo purposes. However, we have not calculated
the savings impact of the use of waste paper to the overall paper
consumption. Paperless office concept continues to be disseminated
through counseling to employees so that the program is effective to
generate efficiency. [EN2]
Environmental PerformanceKinerja Lingkungan
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
123
Dalam kegiatan operasional perbankan, secara bertahap kami
mengarahkan para nasabah untuk mengoptimalkan penggunaan
internet banking dan mobile banking yang telah kami kembangkan
untuk mengurangi transaksi fisik yang menggunakan kertas.
Sebagian nasabah telah bersedia menerima rekening koran yang
kami kirim melalui e-mail setiap bulannya. Demikian pula nasabah
kartu kredit yang mengikuti program e-billing. Keuntungan dari
e-Billing adalah lebih tepat waktu, bebas sampah, dan aman dari
penyalahgunaan identitas nasabah. [FS1]
Tim Paperless bank bjb terus mencari inovasi dalam menyempurnakan
sistem paperless banking yang handal dan terpercaya. Walaupun
bank bjb masih tetap menyediakan proses perbankan konvensional,
kami terus melakukan edukasi bagi nasabah untuk memanfaatkan
berbagai pilihan cara transaksi yang telah kami sediakan demi
kemudahan dan kenyamanan nasabah.
Jumlah Pemakaian Kertas (Kantor Pusat) [EN1]
Total Usage of Paper (Head Office) [EN1]
Konsumsi Consuption 2012
(Rim/Ream)
KonsumsiConsuption
2013(Rim/Ream)
HVS A4 7.200 8.000 HVS A4
HVS F4 800 1.000 HVS F4
Totai 8.000 9.000 Totai
PENGGUNAAN ENERGI LANGSUNG [EN3][EN5]Penggunaan energi langsung dalam jumlah yang substansial dalam
aktivitas operasional bank bjb adalah penggunaan bahan bakar
minyak (BBM) untuk kendaraan operasional. Inisiatif penghematan
BBM dilakukan dengan melakukan penataaan penggunaan
kendaraan operasional secara lebih optimal dan tepat guna.
Kami menerapkan kebijakan Shuttle Car untuk mengatur
penggunaan kendaraan yang menghubungkan Kantor Pusat di
Bandung dengan Kantor Cabang di Jakarta atau di tempat lain secara
terjadwal. Kendaraan operasional diberangkatkan dengan jam-jam
keberangkatan yang sudah ditentukan. Dengan begitu, pegawai
menyesuaikan waktu keberangkatannya dengan jadwal shuttle car.
Kami juga menerapkan kebijakan Car Pooling, yaitu optimalisasi
penggunaan kendaraan operasional berdasarkan pemenuhan
kebutuhan mobilitas, bukan berdasarkan jatah kendaraan di tiap
Divisi. Kedua kebijakan ini mengurangi biaya konsumsi BBM dan
biaya transportasi secara signifikan disamping juga merupakan
upaya kami untuk ikut mengurangi pencemaran udara akibat emisi
gas buang kendaraan bermotor.
In operational banking activities, gradually we drive our customers
to optimize the use of internet banking and mobile banking that we
have developed to reduce physical transactions using paper. Some
customers have been willing to accept their bank statements that
we send via e-mail each month. Similarly, credit card customers also
participate in the e-billing program. Advantages of e-Billing are more
timely, waste-free and safe from abuse of the customer’s identity.
[FS1]
Bank bjb Paperless team continues to seek innovations in refining
reliable and trustworthy paperless banking system. Although bank
bjb still provides conventional banking process, we continue to
educate the customers to take advantage of various selections of
transaction means that we provide for the customers’ convenience
and comfort.
DIRECT ENERGY USE [EN3] [EN5]Direct energy use in substantial amount in bank bjb’s operational
activities is the use of fuel oil (BBM) for operational vehicles and
generators. Fuel saving initiatives carried out by organizing the use
of operational vehicles to be more optimal and effective.
We implemented Shuttle Car policy to regulate the use of vehicles
linking Headquarter in Bandung with Branch Office in Jakarta or
anywhere else as scheduled. Operational vehicles dispatched at
determined departure hours. That way, employees need to adjust
their travel times to the shuttle car schedule.
We also implement Car Pooling policy, which is optimization of the
use of operational vehicles based on fulfillment of mobility needs,
not based on vehicles quota in each division. Both of these policies
reduce the costs of fuel consumption and transportation significantly
while also are our efforts to help reduce air pollution caused by
motor vehicle exhaust emissions.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
124
Konsumsi BBM untuk Aktivitas Kantor Pusat
Fuel Consumption for Head Office Activities
2012 2013
Konsumsi BBM Kendaraan dan Genset (liter)
4.052.841.473 6.401.013.690 Fuel Consumption for vehicles and genset (litre)
KERJA SAMA HEMAT ENERGI PERTAMINA - BANK BJBPada bulan Oktober 2013, bank bjb dab PT Pertamina (Persero)
menandatangani nota kesepahaman (MoU) Kerja Sama Bisnis
Korporasi dan Jasa Layanan Perbankan serta penggunaan bahan
bakar non subsidi pada kendaraan dinas bank bjb. Kerja sama
tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama bank bjb dan Direktur
Pemasaran dan Niaga Pertamina di Jakarta.
Berdasarkan MoU ini, bank bjb akan mewajibkan seluruh kendaraan
dinasnya menggunakan BBM non subsidi yang dipasarkan Pertamina
melalui tidak kurang dari 82 unit SPBU Coco yang dikelola oleh
anak perusahaan, yaitu PT Pertamina Retail. Langkah ini merupakan
bentuk dukungan konkret terhadap implementasi dari Peraturan
Menteri ESDM Nomor 1/2013 tentang Pengendalian Pengunaan
BBM. Selain itu MoU juga meliputi penggunaan dan pemasaran
Kartu RFId, Co-Branding pada produk yang dikembangkan bersama,
kerja sama pembiayaan, sistem pembelian BBM via hos-to-host,
funding, lending, pemasangan dan penyediaan sarana ATM, EDC,
layanan cash management, payroll service, hingga jasa layanan
perbankan lainnya.
PENGGUNAAN ENERGI TIDAK LANGSUNG [EN4]Penggunaan energi tidak langsung adalah konsumsi daya listrik
untuk aktivitas operasional bank bjb yang dipasok dari PLN. Upaya
menekan konsumsi listrik yang dilakukan adalah program modifikasi
sistem penerangan dalam ruangan kantor dengan mengganti
lampu TL dengan LED bersertifikat dan bergaransi. Disamping
bertujuan untuk menekan konsumsi listrik, penggantian lampu
TL juga merupakan bentuk kesadaran kami terhadap kesehatan
dan perlindungan lingkungan. Seperti diketahui, limbah Lampu TL
mengandung Mercury (Hg) dalam bentuk uap atau bubuk yang
bila tercecer akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Oleh
karena itu limbah lampu TL tidak dapat dibuang sembarangan dan
harus diperlakukan sebagai limbah B3. [EN7][EN26]
Upaya lain untuk efisiensi daya listrik diantaranya dengan
menggunakan sistem sensor di tiap kamar kecil yang dapat
mendeteksi keberadaan seseorang. Bila sistem sensor tersebut tidak
mendeteksi keberadaan orang di kamar kecil lebih dari 5 menit
maka lampu penerangan akan padam secara otomatis. Selain itu,
pendingin udara (AC) secara otomatis akan mati pada pulul 17.00
dan hanya 1 lift yang beroperasi setelah pukul 19.00. [EN6]
COOPERATION FOR ENERGY EFFICIENCY PERTAMINA – BANK BJBIn October 2013, bank bjb and PT Pertamina (Persero) signed a
memorandum of understanding (MoU) on Corporate Business and
Banking Services Cooperation as well as the use of non-subsidized
fuel for bank bjb’s operational vehicles. This cooperation was signed
by President Director of bank bjb and Marketing and Commercial
Director of Pertamina in Jakarta.
Under this MoU, bank bjb will require all operational vehicles to
use non-subsidized fuel marketed by Pertamina through no less
than 82 units of SPBU Coco managed by a subsidiary, PT Pertamina
Retail. This step is a form of concrete support for implementation
of Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources No.
1/2013 concerning Control of Fuel Use. In addition the MoU also
covers the use and marketing of RFId card, Co-Branding on products
jointly developed, financing cooperation, fuel purchasing system via
host-to-host, funding, lending, installation and provision of ATM,
EDC, cash management, payroll service and other banking services.
INDIRECT ENERGY USE [EN4]Indirect energy use is power consumption for bank bjb’s operational
activities supplied by PLN. Effort to reduce power consumption that
has been done is modification program of indoor office lighting
system by replacing fluorescent lamps with certified and guaranteed
LED. Besides aiming to reduce power consumption, replacement
of fluorescent lamps is also a form of our awareness of health and
environmental protection. As widely known, fluorescent lamps waste
contains Mercury (Hg) in form of vapor or powder that when runoff
would be very dangerous for human health. Therefore fluorescent
lamps waste should not be disposed carelessly and should be treated
as B3 waste. [EN7] [EN26]
Another effort for power efficiency among others is by using sensor
system in each small room that can detect presence of a person.
If the sensor system does not detect presence of people in a small
room more than 5 minutes then the lights will turn off automatically.
In addition, the air conditioning (AC) is automatically turned off at
17:00 and only 1 elevator that operates after 19:00. [EN6]
Environmental PerformanceKinerja Lingkungan
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
125
Konsumsi Listrik PLN Kantor Pusat
Electricity (PLN) Consumption at Head Office
2012 2013
Konsumsi Energi Total (KWh) 2.095.213 kWh 2.537.704 kWh Total Energy Consumption (KWh)
EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR Sebagian besar air yang yang kami gunakan dipasok oleh perusahaan
air minum (PDAM) dan sebagian kecil bersumber dari air tanah yang
penggunaannya mematuhi peraturan daerah setempat mengenai
pengelolaan air tanah. Di kantor pusat kami melakukan daur ulang
air bekas pakai untuk digunakan kembali untuk keperluan-keperluan
tertentu seperti flushing toilet dan mencuci kendaraan. Dari total
pemakaian air di tahun 2013 sebanyak 47.913 m3, sebanyak
19.913 m3 atau 40% didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Pada
prinsipnya kami ingin menggunakan air secara bijaksana. Sebagai
upaya efisiensi, kami mengunakan kran sensor dan sistem tombol
ganda untuk alat penyiraman toilet.
Jumlah Pemakaian Air (Kantor Pusat) [EN2][EN8][EN10]
Total Usage of Water (Head Office) [EN2][EN8][EN10]
2012 2013
Volume air dari PDAM (m3) 27.239 47.913 Piped water (m3)
Volume air didaur ulang (m3) 4.903 19.165 Water recycled (m3)
Prosentase 18% 40% Percentage
PENGELOLAAN LIMBAHKegiatan operasional kantor sehari-hari tentu menghasilkan limbah
domestik. Di Kantor Pusat kami memiliki instalasi pengolahan air
limbah domestik sehingga air yang dibuang ke badan air sudah
memenuhi baku mutu sebagaimana yang dipersyaratkan. Kami tidak
menghitung secara pasti dan tidak memiliki data mengenai berapa
volume air limbah yang dibuang setiap harinya. [EN21][EN26]
Selama periode pelaporan tidak ada temuan/keluhan dari masyarakat
setempat terhadap keberadaan bank bjb terkait terganggunya
sumber air tanah, pencemaran akibat baku mutu air limbah
domestik, atau dugaan terpengaruhnya keanekaragaman hayati di
badan air/saluran air. [EN9][EN21][EN25]
KEANEKARAGAMAN HAYATIKami dapat memastikan bahwa seluruh kantor bank bjb berada
pada pusat bisnis atau daerah komersial untuk kemudahan akses
bagi para nasabah. Tidak ada lokasi kantor bank bjb yang terletak
berdekatan atau berbatasan langsung atau berada dalam kawasan
dilindungi maupun kawasan dengan keanekaragaman hayati tinggi.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa tidak ada spesies flora
maupun fauna yang berstatus dilindungi, yang terkena dampak
kegiatan operasional kami. [EN11] [EN15]
WATER RESOURCES USAGE EFFICIENCYMost of the water we use is supplied by the water company
(PDAM) and a small portion comes from ground water which is
used in compliance with local regulations regarding groundwater
management. At our headquarter we recycle used water to be reused
for specific purposes such as flushing toilets and washing vehicles.
of the total water consumption in 2013 of 47,913 m3, as much as
19,913 m3 or 40% was recycled and reused for non-consumption. In
principle we would like to use water wisely. In an effort for efficiency,
we use sensor faucets and dual key system for toilet flushing tools.
WASTE MANAGEMENTActivities of daily office operations would generate domestic waste.
At Headquarter we have domestic waste water treatment plant so
that water discharged into water bodies has met quality standards
as required. We have not calculated exactly and do not have data
on the volume of wastewater discharged every day. [EN21] [EN26]
During the reporting period there were no findings/complaints
from the local community to the existence of bank bjb related to
disruption of ground water sources, pollution due to domestic waste
water quality standard, or suspicion of its impact on biodiversity in
water bodies/water channel. [EN9] [EN21] [EN25]
BIODIVERSITYWe can ensure that the entire bank bjb’s offices are located on
business centers or commercial area for ease of access for customers.
There is no bank bjb’s office located near or directly adjacent to or
exactly in protected area or high biodiversity area. Hence, it is certain
that there are no species of flora and fauna which have protected
status, that are affected by our operations. [EN11] [EN15]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
126
PENGENDALIAN EMISIKami menyadari bahwa bagaimanapun kecilnya, kegiatan
operasional kami secara tidak langsung ikut menyumbangkan
emisi karbondioksida (CO2) terutama akibat penggunaan bahan
bakar minyak (BBM) kendaraan. Oleh karena itu, kami berupaya
mengurangi emisi CO2 melalui inisiatif-inisiatif yang secara langsung
berdampak pada pengurangan konsumsi BBM sebagaimana telah
dijelaskan di atas. Selain itu, secara berkala bank bjb mengadakan uji
emisi untuk kendaraan operasional dan melakukan perbaikan yang
diperlukan agar mesin kendaraan tetap bekerja dengan pembakaran
sempurna. Namun demikian kami tidak melakukan penghitungan
pengurangan emisi gas rumah kaca sebagai dampak dari inisatif
kami. [EN18]
PERSYARATAN LINGKUNGAN UNTUK ANALISIS KREDIT [FS2][FS3]Sebagai warga korporasi yang baik, bank bjb ingin menjalankan
bisnis yang menghargai nilai-nilai lingkungan dan sosial yang ada di
sekitar kami. Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) Divisi Korporasi dan
Komersial dengan tegas mengatur syarat penilaian debitur terkait
lingkungan hidup yang ringkasannya adalah sebagai berikut:
1. Salah satu kriteria dalam penilaian prospek usaha debitur adalah
upaya yang dilakukan debitur dalam mengelola lingkungan
hidup, khususnya debitur berskala besar yang memiliki dampak
penting terhadap lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan
Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998, yang menyatakan bahwa salah satu hal
yang perlu dipertimbangkan dalam penyaluran penyediaan dana
adalah hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
bagi perusahaan yang berskala besar dan atau berisiko tinggi.
Kewajiban AMDAL ini juga tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
AMDAL.
2. Hasil AMDAL diperlukan untuk memastikan kelayakan proyek
yang dibiayai dari aspek lingkungan. Kegiatan berdampak
penting yang dilakukan tanpa AMDAL dapat membawa
dampak yang merugikan Bank di kemudian hari karena tidak
adanya perencanaan pengelolaan lingkungan yang memadai
oleh debitur. Hal ini berisiko pada kelangsungan usaha dan
kemampuan debitur untuk mengembalikan pinjaman. Selain
itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999,
AMDAL merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan.
EMISSIONS CONTROLWe realize that to some degree, our operations indirectly contribute
to carbon dioxide (CO2) emission which is mainly due to the use
of fuel oil (BBM) for vehicles. Therefore, we seek to reduce CO2
emission through initiatives that directly impact on reduction of fuel
consumption as described above. In addition, bank bjb regularly
holds emission testing for operational vehicles and repairs as required
to keep the vehicle engines to work with complete combustion.
However, we have not calculated greenhouse gas emission reductions
as a result of our initiatives. [EN18]
ENVIRONMENTAL REQUIREMENTS FOR CREDIT ANALYSIS [FS2] [FS3]As a good corporate citizen, bank bjb would like to run a business
that respects environmental and social values that surround us.
Bank Lending Policy of Corporate and Commercial Divisions firmly
set the terms of debtor assessment related to the environment as
summarized below:
1. One of the criteria in assessment of debtor’s business prospect
is efforts taken by the debtor in environmental management,
especially large-scale debtors that have important impact on
environment. This is consistent with elucidation of Article 8 of
Law No. 7 of 1992 concerning Banking as amended by Law No.
10 of 1998, which states that one of the matters that need to
be considered in channeling funding provision is the result of
Environmental Impact Analysis (AMDAL) for large-scale and or
high risk companies. AMDAL requirement is also stated in Law
No. 23 of 1997 concerning Environmental Management and
Government Regulation No. 27 of 1999 concerning AMDAL.
2. The results of AMDAL are required to ensure feasibility of
projects financed from the environmental aspect. Activities with
significant impact that are performed without AMDAL may bring
detrimental impact on the Bank later in life because of the lack
of adequate environmental management planning of the debtor.
This issue may impose risk on the debtor’s business continuity
and ability to repay the loan. In addition, based on Government
Regulation No. 27 of 1999, AMDAL is one of the requirements
that must be met to obtain license to conduct business or activity.
Environmental PerformanceKinerja Lingkungan
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
127
3. Jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan
AMDAL.
4. Selain pada awal pelaksanaan kegiatan usaha, upaya
pengelolaan lingkungan hidup juga wajib dilakukan oleh debitur
secara terus-menerus. Untuk ini Kementerian Lingkungan Hidup
telah melakukan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Perusahaan
yang diikutsertakan dalam PROPER adalah:
a. Perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan.
b. Perusahaan yang mempunyai dampak pencemaran atau
kerusakan lingkungan sangat besar.
c. Perusahaan yang mencemari dan merusak lingkungan dan
atau berpotensi mencemari dan merusak lingkungan.
d. Perusahaan publik yang terdaftar pada pasar modal baik di
dalam maupun di luar negeri.
e. Perusahaan yang berorientasi ekspor.
AKTIVITAS CSR UNTUK LINGKUNGANProgram CSR bank bjb pada dasarnya difokuskan pada upaya
meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, bank bjb bekerja sama dengan pemerintah
daerah maupun mitra-mitra seperti yayasan, lembaga, organisasi
maupun perguruan tinggi. Kegiatan tanggung jawab sosial yang
dilaksanakan bank bjb selalu menerapkan prinsip keberlanjutan dan
kesinambungan dalam pelaksanannya. Dengan begitu, komitmen
untuk memberikan kontribusi bagi segenap pemangku kepentingan
dapat benar-benar terwujud. [FS5]
Program CSR yang dilakukan di sektor lingkungan mencakup sub
sektor pembangunan/rehabilitasi prasarana umum, pemberdayaan
masyarakat, pemulihan kondisi masyarakat, pengadaan sarana/
fasilitas umum, peningkatan taraf hidup masyarakat dan perbaikan/
peningkatan kualitas lingkungan hidup. Pada tahun 2013, bank
bjb telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 39,69 miliar dimana
sektor lingkungan menyerap dana CSR terbesar, yaitu sebesar Rp
20,2 miliar atau setara 50,9% dari total penyaluran. Meningkat
13% dibandingkan penyaluran sektor lingkungan pada tahun
2012. Khusus biaya yang dikeluarkan pada sub sektor perbaikan/
peningkatan kualitas lingkungan hidup adalah sebesar Rp 7,8 miliar
dengan kegiatan diantaranya adalah: [EN30]
1. kegiatan penanam pohon di daerah resapan air dan gerakan
penghijauan lingkungan kota di Kota Bandung, Kabupaten
Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cianjur dan Kota
Denpasar serta penanaman 8.000 bibit mangrove di Kepulauan
Seribu.
3. Type of business plans and or activities that must be completed
with AMDAL is set out in Regulation of the Minister of
Environment No. 11 of 2006 concerning Type of Business Plans
and/or Activities Requiring AMDAL.
4. In addition to the initial implementation of business activities,
environmental management efforts should also be performed by
the debtor continuously. Therefore the Ministry of Environment
conducts Environmental Management Performance Rating
Program (PROPER). Companies participating in PROPER are:
a. Companies that have significant impact on the environment.
b. Companies that have huge impact of pollution or
environmental degradation.
c. Companies that pollute and damage the environment or
potentially pollute and damage the environment.
d. Public companies which are listed on capital markets inside
or outside the country.
e. Export-oriented companies.
CSR ACTIVITIES FOR THE ENVIRONMENTBank bjb’s CSR program is basically focused on improving the
quality of education, health and environment. In practice, bank bjb
cooperates with local governments and partners such as foundations,
institutions, organizations and universities. Social responsibility
activity undertaken by bank bjb always applies the principles of
sustainability and continuity in its implementation. By doing so,
the commitment to contribute to all stakeholders can actually be
realized. [FS5]
CSR program performed in environmental sector includes sub-sectors
of construction/rehabilitation of public infrastructure, community
empowerment, community recovery, procurement of public facilities,
improvement of community’s life standard and improvement/
enhancement of the environment quality. In 2013, bank bjb
disbursed CSR fund of Rp 39.69 billion where the environmental
sector absorbed the largest CSR fund, amounted to Rp 20.2 billion
or 50.9% of the total disbursement, increased by 13% compared to
distribution of the environmental sector in 2012. In particular costs
incurred in recovery/improvement of environmental quality sub sector
was Rp 7.8 billion, with activities among others as follows: [EN30]
1. Trees planting activity in water catchment area and environmental
greening movement in Bandung City, Garut Regency, Kuningan
Regency, Cianjur Regency and Denpasar City as well as the
planting of 8,000 mangrove seedlings in the Thousand Islands.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
128
2. Kegiatan Hari Lingkungan Hidup berupa pengumpulan barang
yang sudah tidak terpakai, namun masih layak. Program ini
melibatkan partisipasi seluruh pegawai yang setiap bulan tanggal
20 (sesuai dengan hari ulang tahun bank bjb) membawa barang
bekas yang akan dikumpulkan, dipilah dan disumbangkan
kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
3. Mendukung kegiatan “Gerakan Sejuta Biopori” di Kota Bandung
sebagai salah satu solusi masalah banjir dan sampah karena
biopori berfungsi sebagai resapan air dan membantu pelapukan
sampah organik menjadi kompos, sehingga menghidupi fauna
tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam
tanah.
4. Penanggulangan sampah di Kota Bandung yang dilakukan
bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung
serta aparat pemerintahan di Kelurahan Maleer untuk mendirikan
tempat pengolahan sampah. Pengolahan sampah yang didirikan
masih dalam lingkungan kecil yaitu tingkat RW dengan kapasitas
daya tampung sampah 10 ton/hari. Sampah yang masuk ke
tempat pengolahan dibagi menjadi dua jenis sampah, yaitu
sampah organik dan sampah anorganik. Dari upaya pengolahan
sampah organik telah menghasilkan beberapa produk, seperti:
- Pupuk cair yang sudah bisa dipasarkan dengan harga
Rp20.000/liter.
- Gas metanol yang dapat dipergunakan oleh masyarakat
sekitar pengolahan sebagai bahan bakar dalam pengolahan
makanan untuk berjualan berupa gorengan. Tak lupa
juga, dari gas ini dapat diolah menjadi tenaga listrik yang
dipergunakan untuk penerangan di kantor atau tempat
pengolahan sampah ini.
2. Environment Day activity was in form of collection of used but
decent goods. This program involves participation of the entire
employees, every month on the 20th (as anniversary date of
bank bjb) bring used items to be collected, sorted and donated
to the local community in need.
3. Supporting “A Million Biopores Movement” activity in Bandung
City as one solution to the flood and garbage problems because
biopore serves as water catchment and helps weathering of
organic waste into compost, so that keeping soil fauna, which
then create pores in the ground.
4. Waste management in Bandung City, which was done in
collaboration with Environmental Department of Bandung City
and government officers in Maleer Village to establish waste
treatment facility. The established waste management was for
small neighborhood (RW) with a capacity of 10 tons / day. Waste
that goes into the treatment facility is shorted into two types of
waste, which are organic and inorganic waste. Organic waste
management efforts have produced several products, such as:
- Liquid fertilizer that could be marketed at Rp 20,000/liter.
- Methanol gas that can be used by surrounding community
as fuel for food processing to sell as fried snacks. Not to
forget, this gas can also be processed into electric power
used for lighting in office or this waste treatment facility.
Environmental PerformanceKinerja Lingkungan
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
129
Sedangkan pengolahan sampah anorganik telah menghasilkan
produk berupa plastik yang telah dicacah menjadi bahan baku untuk
pembuatan peralatan yang terbuat dari bahan baku plastik.
Kegiatan sub sektor sosial kemasyarakatan diuraikan pada bagian
lain dari laporan ini.
Rehabilitasi Mangrove di Kepulauan SeribuBerangkat dari keinginan untuk ikut menyelamatkan kawasan pesisir
pantai gugusan Kepulauan Seribu dan ekosistemnya dari serangan
abrasi, bank bjb bekerja sama dengan Kemangsteer Jakarta tergerak
untuk melakukan rehabilitasi hutan bakau (mangrove) di pesisir
pantai Pulau Harapan dan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu – Jakarta
dengan menanam 8.000 bibit pohon mangrove. Pohon bakau,
pohon api-api atau pohon tanjang yang merupakan vegetasi khas
hutan mangrove memiliki batang yang kokoh dan akar yang sangat
khas dengan susunan akar yang menonjol sebagai cara beradaptasi
terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen (anaerob).
Mangrove memiliki banyak fungsi, yaitu fungsi fisik, biologi, dan
ekonomi yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Secara
fungsi fisik, mangrove dapat melindungi pantai dari erosi dan abrasi,
melindungi pemukiman penduduk dari terpaan badai dan angin
dari laut, serta dapat menetralisir logam berat dari limbah industri.
Sedangkan fungsi biologi hutan mangrove adalah sebagai sumber
makanan, tempat hidup biota laut, dan tempat habitat berbagai
satwa, seperti burung sehingga memiliki potensi edukasi dan wisata
alam yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
Menyadari banyaknya potensi ekonomi yang muncul sebagai dampak
ikutan dari keberadaan hutan mangrove, bank bjb mengajak peran
serta masyarakat setempat melalui sosialisasi dan penyuluhan agar
ikut memelihara bibit mangrove yang sudah ditanam supaya dapat
tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi
masyarakat.
While inorganic waste management generates product in form of
chopped plastic used as raw material for manufacture of equipment
made of plastic.
Social activity sub-sector is described in other section of this report.
Mangrove Rehabilitation In The Thousand IslandsStarting from the desire to come save the coastal areas of the
Thousand Islands and ecosystems from abrasion, bank bjb cooperates
with Kemangsteer Jakarta to rehabilitate mangrove forest on the
coasts of Harapan Island and Coconut Island, the Thousand Islands –
Jakarta by planting 8,000 mangrove seedlings. Mangrove, Avicennia
or Bruguiera trees which are typical vegetation of mangrove forest
have sturdy stems and roots that are very distinctive with protruding
root arrangement as a way to adapt to the anaerobic ground state.
Mangroves have many functions, including physical, biological
and economical functions with benefits that can be utilized by the
community. In physical function, mangroves can protect the coast
from erosion and abrasion, protect residential areas from storms and
winds exposure from the sea, as well as neutralize heavy metals from
industrial waste. While the biological functions of mangrove forests
are as food source, marine life and habitat for many animals, such as
birds that have potential of education and natural tourism that can
be utilized by the community.
Recognizing the many economic potentials of mangrove forest, ban
bjb invites involvement of local communities through socialization
and education to participate in preserving mangrove seedlings that
have been planted in order to grow well and provide maximum
benefit to the community.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
130
PROFIL Halaman/Page PROFILE
1. Strategi dan Analisis Strategy and Analysis
1.1 Pernyataan dari pengambil keputusan tertinggi di organisasi terkait dengan hubungan Keberlanjutan kepada organisasi dan strateginya.
36 Statement from the most senior decision maker of the organization (e.g., CEO, chair, or equivalent senior position) about the relevance of sustainability to the organization and its strategy.
1.2 Deskripsi dampak kunci, risiko dan kesempatan. 36 Description of key impacts, risks, and opportunities.
2. PROFIL ORGANISASI 12 ORGANIZATIONAL PROFILE
2.1 Nama Organisasi 8 Name of the organization.
2.2 Merek utama, produk, dan/atau layanan AR, 22 Primary brands, products, and/or services.
2.3 Struktur operasional organisasi, perusahaan operasi, anak perusahaan, dan joint ventures.
AR, 18 Operational structure of the organization, including main divisions, operating companies, subsidiaries, and joint ventures.
2.4 Lokasi kantor pusat organisasi. AR, 8, 20 Location of organization’s headquarters.
2.5 Jumlah negara dimana organisasi beroperasi, dan nama-nama Negara dimana ada kaitannya dengan Keberlanjutan atau terkait dengan operasi utama atau yang khusus.
AR, 8, 20 Number of countries where the organization operates, and names of countries with either major operations or that are specifically relevant to the sustainability issues covered in the report.
2.6 Sifat kepemilikan dan badan hukum. AR, 8 Nature of ownership and legal form.
2.7 Pasar yang dilayani (termasuk rincian geografis, sektor yang dilayani, jenis pelanggan/penerima manfaat).
AR, 9, 20 Markets served (including geographic breakdown, sectors served, and types of customers/beneficiaries).
2.8 Ukuran organisasi yang melaporkan:• Jumlah karyawan;• Penjualan Bersih;• Total kapitalisasi dirinci dalam hutang dan ekuitas;• Kuantitas produk dan jasa yang diberikan.
AR, 9. 90, 93 Scale of the reporting organization, including:• Number of employees;• Net sales (for private sector organizations) or net revenues
(for public sector organizations);• Total capitalization broken down in terms of debt and
equity (for private sector organizations); and• Quantity of products or services provided.
2.9 Perubahan signifikan yang terjadi pada masa pelaporan terkait ukuran, struktur, atau kepemilikan
7 Significant changes during the reporting period regarding size, structure, or ownership
2.10 Penghargaan yang diterima selama masa pelaporan AR, 30 Awards received in the reporting period.
3. PARAMETER LAPORAN REPORT PARAMETERS
Profil Laporan Report Profile
3.1 Masa Pelaporan atas informasi yang disajikan. 4 Reporting period (e.g., fiscal/calendar year) for information provided.
3.2 Tanggal laporan paling akhir. 4 Date of most recent previous report.
3.3 Siklus pelaporan 4 Reporting cycle (annual, biennial, etc.)
3.4 Poin Kontak untuk pertanyaan terkait dengan laporan dan Isinya
4 Contact point for questions regarding the report or its contents.
Cakupan dan Batasan Laporan Report Scope And Boundary
3.5 Proses dalam menetapkan isi laporan, termasuk di dalamnya: • Menetapkan materialitas;• Topik prioritas dalam laporan; dan• Identifikasi pemangku kepentingan yang diharapkan
organisasi untuk menggunakan laporan.
5, 41 Process for defining report content, including: • Determining materiality; • Prioritizing topics within the report; and• Identifying stakeholders the organization expects to use the
report.
3.6 Batasan laporan (misalnya negara, divisi, perusahaan anak, fasilitas yang disewakan, usaha patungan, pemasok).
6 Boundary of the report (e.g., countries, divisions, subsidiaries, leased facilities, joint ventures, suppliers).
3.7 Nyatakan setiap keterbatasan ruang lingkup atau batasan laporan.
6 State any specific limitations on the scope or boundary of the report.
GRI Cross Reference [3.12]Referensi Silang GRI [3.12]
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
131
PROFIL Halaman/Page PROFILE
3.8 Dasar untuk melaporkan usaha patungan, perusahaan anak, fasilitas yang disewakan, operasi yang di-outsource serta entitas lainnya yang mempengaruhi secara signifikan, sehingga dapat diperbandingkan informasinya dari waktu ke waktu dan atau antara organisasi.
6 Basis for reporting on joint ventures, subsidiaries, leased facilities, outsourced operations, and other entities that can significantly affect comparability from period to period and/or between organizations.
3.9 Teknik pengukuran data dan dasar perhitungannya, termasuk di dalamnya asumsi dan teknik yang mendasari estimasi yang diterapkan dalam mengkompilasi Indikator dan informasi lainnya dalam laporan.
6 Data measurement techniques and the bases of calculations, including assumptions and techniques underlying estimations applied to the compilation of the Indicators and other information in the report.
3.10 Penjelasan dampak dari pernyataan ulang terhadap informasi yang disediakan dalam laporan sebelumnya, serta alas an untuk pembuatan pernyataan ulang tersebut (misalnya karena merger/akuisisi, perubahan dasar tahun/periode yang digunakan, sifat usaha, metode pengukuran).
7 Explanation of the effect of any re-statements of information provided in earlier reports, and the reasons for such restatement (e.g., mergers/acquisitions, change of base years/periods, nature of business, measurement methods).
3.11 Perubahan signifikan dari laporan periode sebelumnya terkait ruang lingkup, batasan, atau metode pengukuran yang digunakan dalam laporan.
7 Significant changes from previous reporting periods in the scope, boundary, or measurement methods applied in the report.
3.12 Tabel yang menunjukkan lokasi dari Standar Pengungkapan dalam laporan.
4, 7, 128 Table identifying the location of the Standard Disclosures in the report.
3.13 Kebijakan dan praktik saat ini yang ditujukan untuk mencari assurance eksternal untuk laporan. Jika tidak memasukkan laporan assurance, untuk mendampingi laporan keberlanjutan, jelaskan ruang lingkup dan dasar dari setiap assurance eksternal yang tersedia. Jelaskan juga hubungan antara organisasi dan penyedia assurance.
4, 7 Policy and current practice with regard to seeking external assurance for the report. If not included in the assurance report accompanying the sustainability report, explain the scope and basis of any external assurance provided. Also explain the relationship between the reporting organization and the assurance provider(s).
4. TATA KELOLA, KOMITMEN DAN KETERLIBATAN GOVERNANCE, COMMITMENTS, AND ENGAGEMENT
Tata Kelola Governance
4.1 Struktur tata kelola organisasi, termasuk komite di bawah badan pengelola tertinggi yang bertanggungjawab untuk tugas khusus, seperti dalam menetapkan strategi atau mekanisme pengawasan organisasi.
AR, 57, 59, 62 Governance structure of the organization, including committees under the highest governance body responsible for specific tasks, such as setting strategy or organizational oversight.
4.2 Tunjukkan apakah Ketua dari badan pengelola tertinggi juga merangkap pejabat eksekutif (dan jika ternyata iya, maka tunjukkan fungsi mereka dalam pengelolaan organisasi dan alasan mengapa terjadi kondisi semacam itu).
AR, 44, 57, 63 Indicate whether the Chair of the highest governance body is also an executive officer (and, if so, their function within the organization’s management and the reasons for this arrangement).
4.3 Untuk organisasi yang memiliki struktur satu dewan, nyatakan jumlah anggota dari badan pengelola tertinggi yang berasal dari kelompok independen dan atau anggota noneksekutif.
n.a. For organizations that have a unitary board structure, state the number of members of the highest governance body that are independent and/or non-executive members.
4.4 Mekanisme pemegang saham dan pegawai dalam menyampaikan rekomendasi atau arahan kepada badan pengelola tertinggi.
AR, 57, 68 Mechanisms for shareholders and employees to provide recommendations or direction to the highest governance body.
4.5 Hubungan antara kompensasi untuk anggota badan pengelola tertinggi, manajer senior, dan eksekutif (termasuk dalam hal pengaturan perjalanan) dengan kinerja organisasi (termasuk di dalamnya kinerja sosial dan ekonomi).
AR, 64, 77 Linkage between compensation for members of the highest governance body, senior managers, and executives (including departure arrangements), and the organization’s performance (including social and environmental performance).
4.6 Proses yang ada di dalam badan pengelola tertinggi untuk dalam menjamin terhindarnya konflik kepentingan.
AR, 58, 65 Processes in place for the highest governance body to ensure conflicts of interest are avoided.
4.7 Proses dalam menentukan kualifikasi dan keahlian dari anggota badan pengelola tertinggi dalam mengarahkan strategi organisasi terkait topik ekonomi, lingkungan, dan sosial.
AR, 57, 58, 59, 60 Process for determining the qualifications and expertise of the members of the highest governance body for guiding the organization’s strategy on economic, environmental, and social topics.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
132
GRI Cross Reference [3.12]Referensi Silang GRI [3.12]
PROFIL Halaman/Page PROFILE
4.8 Pengembangan secara internal pernyataan misi atau nilai, kode tingkah laku, dan prinsip yang relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial serta status dari implementasinya.
AR, 14, 15 Internally developed statements of mission or values, codes of conduct, and principles relevant to economic, environmental, and social performance and the status of their implementation.
4.9 Prosedur dalam badan pengelola tertinggi untuk mengawasi manajemen dan identifikasi organisasi terhadap kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, termasuk di dalamnya risiko dan peluang yang relevan, serta ketaatan atau kepatuhannya terhadap standar internasional yang telah disetujui, kode perbuatan, dan prinsip.
AR, 47, 59, 63 Procedures of the highest governance body for overseeing the organization’s identification and management of economic, environmental, and social performance, including relevant risks and opportunities, and adherence or compliance with internationally agreed standards, codes of conduct, and principles.
4.10 Proses dalam mengevaluasi kinerja dari badan pengelola tertinggi, khususnya yang terkait dengan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial.
AR, 57, 59 Processes for evaluating the highest governance body’s own performance, particularly with respect to economic, environmental, and social performance.
Komitmen terhadap Inisiatif Eksternal Commitments To External Initiatives
4.11 Penjelasan mengenai bagaimana pendekatan atau prinsip pencegahan digunakan oleh organisasi.
AR, 65 Explanation of whether and how the precautionary approach or principle is addressed by the rganization.
4.12 Piagam, prinsip, atau inisiatif lainnya yang dikembangkan secara eksternal terkait ekonomi, lingkungan, dan sosial yang turut didukung/diadopsi oleh organisasi.
119 Externally developed economic, environmental, and social charters, principles, or other initiatives to which the organization subscribes or endorses.
4.13 Keanggotaan dalam asosiasi (seperti asosiasi industri) dan atau organisasi advokasi nasional/internasional.
54 Memberships in associations (such as industry associations) and/or national/international advocacy organizations
Keterlibatan Pemangku Kepentingan Stakeholder Engagement
4.14 Daftar kelompok pemangku kepentingan yang dilibatkan oleh organisasi.
41 List of stakeholder groups engaged by the organization.
4.15 Dasar yang digunakan dalam mengidentifikasi dan memilih pemangku kepentingan yang akan dilibatkan.
41 Basis for identification and selection of stakeholders with whom to engage.
4.16 Pendekatan yang digunakan untuk melibatkan pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya frekuensi pelibatan berdasarkan jenis dan kelompok pemangku kepentingan.
41 Approaches to stakeholder engagement, including frequency of engagement by type and by stakeholder group.
4.17 Topik dan perhatian utama yang dimunculkan melalui pelibatan pemangku kepentingan, dan bagaimana organisasi merespons topik dan perhatian utama tersebut, termasuk melalui pelaporannya.
41 Key topics and concerns that have been raised through stakeholder engagement, and how the organization has responded to those key topics and concerns, including through its reporting.
INDIKATOR KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE INDICATORS
Kinerja Ekonomi Aspect: Economic Performance
EC1 Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan secara langsung, termasuk pendapatan, biaya operasi, kompensasi kepada karyawan, donasi dan investasi ke masyarakat, laba ditahan serta pembayaran ke penyedia modal dan pemerintah.
AR, 91 Direct economic value generated and distributed, including revenues, operating costs, employee compensation, donations and other community investments, retained earnings, and payments to capital providers and governments.
EC2 Implikasi keuangan dan berbagai risiko dan peluang untuk segala aktivitas perusahaan dalam menghadapi perubahan iklim.
118 Financial implications and other risks and opportunities for the organization’s activities due to climate change.
EC3 Daftar cakupan kewajiban perusahaan dalam perencanaan manfaat yang sudah ditetapkan.
AR, 78 Coverage of the organization’s defined benefit plan obligations.
EC4 Bantuan keuangan finansial signifikan yang diperoleh dari pemerintah.
92 Significant financial assistance received from government.
Keberadaan Pasar Aspect: Market Presence
EC5 Parameter standar upah karyawan di jenjang awal dibandingkan dengan upah karyawan minimum yang berlaku pada lokasi operasi tertentu.
77 Range of ratios of standard entry level wage compared to local minimum wage at significant locations of operation.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
133
PROFIL Halaman/Page PROFILE
EC6 Kebijakan, penerapan dan pembagian pembelanjaan pada subkontraktor (mitra kerja) setempat yang ada di berbagai lokasi operasi.
49 Policy, practices, and proportion of spending on locally-based suppliers at significant locations of operation.
EC7 Prosedur penerimaan tenaga kerja lokal dan beberapa orang di level manajemen senior yang diambil dari komunitas setempat di beberapa lokasi operasi.
76 Procedures for local hiring and proportion of senior management hired from the local community at locations of significant operation.
Dampak Ekonomi Tidak Langsung Aspect: Indirect Economic Impacts
EC8 Pengembangan dan dampak dari investasi infrastruktur dan pelayanan yang disediakan terutama bagi kepentingan publik melalui perdagangan, jasa dan pelayanan atau pun yang sifatnya pro-bono.
89, 95 106, 109, 112, 114
Development and impact of infrastructure investments and services provided primarily for public benefit through commercial, inkind, or pro bono engagement.
EC9 Pemahaman dan penjelasan atas dampak ekonomi secara tidak langsung, termasuk luasan dampak
92, 105 Understanding and describing significant indirect economic impacts, including the extent of impacts.
INDIKATOR KINERJA DI BIDANG LINGKUNGAN ENVIRONMENTAL PERFORMANCE INDICATORS
Material Aspect: Materials
EN1 Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume.
121 Materials used by weight or volume.
EN2 Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang. 121, 123 Percentage of materials used that are recycled input materials.
Aspek: Energi Aspect: Energy
EN3 Penggunaan Energi Langsung dari Sumber daya Energi Primer
121 Direct energy consumption by primary energy source.
EN4 Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer
122 Indirect energy consumption by primary source.
EN5 Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan Efisiensi.
121 Energy saved due to conservation and efficiency improvements.
EN6 Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat diperbarui,
123 Initiatives to provide energy-efficient or renewable energy based products and services, and reductions in energy requirements as a result of these initiatives.
EN7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai
122 Initiatives to reduce indirect energy consumption and reductions achieved.
Aspek: Air Aspect: Water
EN8 Total pengambilan air per sumber 123 Total water withdrawal by source.
EN9 Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air
123 Water sources significantly affected by withdrawal of water.
EN10 Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang
123 Percentage and total volume of water recycled and reused.
Aspek Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) Aspect: Biodiversity
EN11 Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang diproteksi (dilindungi?) atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi
124 Location and size of land owned, leased, managed in, or adjacent to, protected areas and areas of high biodiversity value outside protected areas.
EN12 Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi)
n.a. Description of significant impacts of activities, products, and services on biodiversity in protected areas and areas of high biodiversity value outside protected areas.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
134
GRI Cross Reference [3.12]Referensi Silang GRI [3.12]
PROFIL Halaman/Page PROFILE
EN13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat n.a. Habitats protected or restored.
EN14 Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati
n.a. Strategies, current actions, and future plans for managing impacts on biodiversity.
EN15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi
124 Number of IUCN Red List species and national conservation list species with habitats in areas affected by operations, by level of extinction risk.
Aspek: Emisi, Efluen dan Limbah Aspect: Emissions, Effluents, And Waste
EN16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat
n.a. Total direct and indirect greenhouse gas emissions by weight.
EN17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat
n.a. Other relevant indirect greenhouse gas emissions by weight.
EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan Pencapaiannya
124 Initiatives to reduce greenhouse gas emissions and reductions achieved.
EN19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone depleting substances/ODS) diperinci berdasarkan berat
n.a. Emissions of ozone-depleting substances by weight.
EN20 NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat
n.a. NO, SO, and other significant air emissions by type and weight.
EN21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan 123 Total water discharge by quality and destination.
EN22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan
n.a. Total weight of waste by type and disposal method.
EN23 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan. n.r. Total number and volume of significant spills.
EN24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut secara internasional.
n.a. Weight of transported, imported, exported, or treated waste deemed hazardous under the terms of the Basel Convention Annex I, II, III, and VIII, and percentage of transported waste shipped internationally.
EN25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor.
123 Identity, size, protected status, and biodiversity value of water bodies and related habitats significantly affected by the reporting organization’s discharges of water and run-off.
Aspek: Produk dan Jasa Aspect: Products And Services
EN26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut.
122 Initiatives to mitigate environmental impacts of products and services, and extent of impact mitigation.
EN27 Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori.
n.a. Percentage of products sold and their packaging materials that are reclaimed by category.
Aspek: Kepatuhan Aspect: Compliance
EN28 Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan.
120 Monetary value of significant fines and total number of nonmonetary sanctions for noncompliance with environmental laws and regulations.
Aspect: Transportation Aspect: Transport
EN29 Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan.
n.a. Significant environmental impacts of transporting products and other goods and materials used for the organization’s operations, and transporting members of the workforce.
Aspek: Menyeluruh Aspect: Overall
EN30 Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis.
95, 126 Total environmental protection expenditures and investments by type.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
135
PROFIL Halaman/Page PROFILE
INDIKATOR KINERJA SOSIAL SOCIAL PERFORMANCE INDICATORS
Praktik Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak Labor Practices and Decent Work
Aspek: Pekerjaan Aspect: Employment
LA1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah.
84 Total workforce by employment type, employment contract, and region.
LA2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
AR, 85 Total number and rate of employee turnover by age group, gender, and region.
LA3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya.
78 Benefits provided to full-time employees that are not provided to temporary or part-time employees, by major operations.
Aspek: Tenaga Kerja/Hubungan Manajemen Aspect: Labor/Management Relations
LA4 Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut.
83 Percentage of employees covered by collective bargaining agreements.
LA5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut.
79 Minimum notice period(s) regarding operational changes, including whether it is specified in collective agreements.
Aspek: Keselamatan dan Kesehatan Kerja Aspect: Occupational Health And Safety
LA6 Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan jabatan.
83 Percentage of total workforce represented in formal joint management–worker health and safety committees that help monitor and advise on occupational health and safety programs.
LA7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah.
83 Rates of injury, occupational diseases, lost days, and absenteeism, and number of work related fatalities by region.
LA8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/ bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya.
84 Education, training, counseling, prevention, and risk-control programs in place to assist workforce members, their families, or community members regarding serious diseases.
LA9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan.
84 Health and safety topics covered in formal agreements with trade unions.
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan Aspect: Training And Education
LA10 Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan.
80 Average hours of training per year per employee by employee category.
LA11 Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menunjang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier.
82 Programs for skills management and lifelong learning that support the continued employability of employees and assist them in managing career endings.
LA12 Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara teratur.
80 Percentage of employees receiving regular performance and career development reviews.
Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara Aspect: Diversity And Equal Opportunity
LA13 Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator lain.
84, 85 Composition of governance bodies and breakdown of employees per category according to gender, age group, minority group membership, and other indicators of diversity.
LA14 Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan.
77 Ratio of basic salary of men to women by employee category.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
136
GRI Cross Reference [3.12]Referensi Silang GRI [3.12]
PROFIL Halaman/Page PROFILE
HAK ASASI MANUSIA HUMAN RIGHTS PERFORMANCE INDICATORS
Aspek: Praktik Investasi dan Pengadaan Aspect: Investment and Procurement Practices
HR1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausula HAM atau telah menjalani proses skrining/filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.
50 Percentage and total number of significant investment agreements that include human rights clauses or that have undergone human rights screening.
HR2 Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/filtrasi atas aspek HAM
50, 77 Percentage of significant suppliers and contractors that have undergone screening on human rights and actions taken.
HR3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal kebijakan serta prosedur yang terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan.
81 Total hours of employee training on policies and procedures concerning aspects of human rights that are relevant to operations, including the percentage of employees trained.
Aspek: Non-diskriminasi Aspect: Non-Discrimination
HR4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan.
76 Total number of incidents of discrimination and actions taken.
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Bersama Aspect: Freedom of Association And Collective Bargaining
HR5 Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diidentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.
83 Operations identified in which the right to exercise freedom of association and collective bargaining may be at significant risk, and actions taken to support these rights.
Aspek: Pekerja Anak Aspect: Child Labor
HR6 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan timbulnya terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak.
77 Operations identified as having significant risk for incidents of child labor, and measures taken to contribute to the elimination of child labor.
Aspek: Kerja Paksa dan Kerja Wajib Aspect: Forced And Compulsory Labor
HR7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko signifikan yang dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib.
83 Operations identified as having significant risk for incidents of forced or compulsory labor, and measures to contribute to the elimination of forced or compulsory labor.
Aspek: Praktik Pengamanan Aspect: Security Practices
HR8 Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi
82 Percentage of security personnel trained in the organization’s policies or procedures concerning aspects of human rights that are relevant to operations.
Aspek: Hak Penduduk Asli Aspect: Indigenous Rights
HR9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil.
50 Total number of incidents of violations involving rights of indigenous people and actions taken.
MASYARAKAT SOCIETY PERFORMANCE INDICATORS
Aspek: Komunitas Aspect: Community
SO1 Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktik yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri.
105 Nature, scope, and effectiveness of any programs and practices that assess and manage the impacts of operations on communities, including entering, operating, and exiting.
Aspek: Korupsi Aspect: Corruption
SO2 Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi.
67 Percentage and total number of business units analyzed for risks related to corruption.
SO3 Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur anti korupsi.
67, 68, 71 Percentage of employees trained in organization’s anti corruption policies and procedures.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
137
PROFIL Halaman/Page PROFILE
SO4 Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi.
AR, 68, 69, 79 Actions taken in response to incidents of corruption.
Aspek: Kebijakan Publik Aspect: Public Policy
SO5 Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik.
n.r. Public policy positions and participation in public policy development and lobbying.
SO6 Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi.
AR, 72 Total value of financial and in-kind contributions to political parties, politicians, and related institutions by country.
Aspek: Perilaku Anti Kompetisi Aspect: Anti-Competitive Behaviour
SO7 Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan anti-persaingan, anti-trust, dan praktik monopoli serta sanksinya.
53 Total number of legal actions for anticompetitive behavior, anti-trust, and monopoly practices and their outcomes.
Aspek: Kepatuhan Aspect: Compliance
SO8 Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan.
53, 72 Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for noncompliance with laws and regulations.
TANGGUNG JAWAB PRODUK PRODUCT RESPONSIBILITY PERFORMANCE INDICATORS
Aspek: Kesehatan dan Keamanan Pelanggan Aspect: Customer Health And Safety
PR1 Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut.
n.a. Life cycle stages in which health and safety impacts of products and services are assessed for improvement, and percentage of significant products and services categories subject to such procedures.
PR2 Jumlah ketidakpatuhan (non-compliance) terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk.
n.a. Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning health and safety impacts of products and services during their life cycle, by type of outcomes.
Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa Aspect: Product And Service Labeling
PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut.
45 Type of product and service information required by procedures, and percentage of significant products and services subject to such information requirements.
PR4 Jumlah ketidakpatuhan (non-compliance) peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk.
45 Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning product and service information and labeling, by type of outcomes.
PR5 Praktik yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasan pelanggan.
AR, Practices related to customer satisfaction, including results of surveys measuring customer satisfaction.
Aspek: Komunikasi dan Pemasaran Aspect: Marketing Communications
PR6 Program-program untuk ketaatan kepada hukum, standar dan yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi dan sponsorship.
AR, 45, 47 Programs for adherence to laws, standards, and voluntary codes related to marketing communications, including advertising, promotion, and sponsorship.
PR7 Jumlah ketidakpatuhan (non-compliance) peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya.
45 Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning marketing communications, including advertising, promotion, and sponsorship by type of outcomes.
Aspek: Keleluasaan Pribadi (Privacy) Pelanggan Aspect: Customer Privacy
PR8 Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan
46 Total number of substantiated complaints regarding breaches of customer privacy and losses of customer data.
Aspek: Kepatuhan Aspect: Compliance
PR9 Nilai moneter dari denda ketidakpatuhan (non-compliance) hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
49, 72 Monetary value of significant fines for noncompliance with laws and regulations concerning the provision and use of products and services.
bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report
138
PROFIL Halaman/Page PROFILE
Dampak Terhadap Produk dan Jasa Product and Service Impact Section
Portofolio Produk Product Portfolio
FS1 Kebijakan yang berkaitan dengan aspek lingkungan dan sosial yang diterapkan pada lini bisnis.
94, 114, 121 Policies with specific environmental and social components applied to business lines
FS2 Prosedur untuk menilai dan melakukan penyaringan risiko lingkungan dan sosial pada lini bisnis.
94, 120, 124 Procedures for assessing and screening environmental and social risks in business lines.
FS3 Proses untuk memantau implementasi dan pemenuhan persyaratan lingkungan dan sosial oleh klien termasuk dalam perjanjian atau transaksi.
94, 124 Processes for monitoring clients’ implementation of and compliance with environmental and social requirements included in agreements or transactions.
FS4 Proses untuk meningkatkan kompetensi staf untuk melaksanakan kebijakan lingkungan dan sosial serta prosedur sebagaimana yang diterapkan pada lini bisnis.
120 Process(es) for improving staff competency to implement the environmental and social policies and procedures as applied to business lines.
FS5 Interaksi dengan klien/asosiasi/mitra bisnis tentang peluang dan risiko lingkungan dan sosial.
125 Interactions with clients/investees/business partners regarding environmental and social risks and opportunities.
FS6 Persentase portofolio untuk bidang usaha menurut wilayah tertentu, segmen bisnis (misalnya mikro/UKM/besar) dan juga berdasarkan sektor.
n.a. Percentage of the portfolio for business lines by specific region, size (e.g. micro/SME/large) and by sector.
FS7 Nilai moneter produk dan layanan yang dirancang untuk memberikan manfaat sosial yang spesifik untuk setiap lini bisnis yang dikelompokkan menurut tujuan.
93, 114 Monetary value of products and services designed to deliver a specific social benefit for each business line broken down by purpose.
FS8 Nilai moneter produk dan layanan yang dirancang untuk memberikan manfaat lingkungan yang spesifik untuk setiap lini bisnis yang dikelompokkan menurut tujuan.
n.a. Monetary value of products and services designed to deliver a specific environmental benefit for each business line broken down by purpose.
Audit Audit
FS9 Cakupan dan frekuensi audit untuk menilai pelaksanaan kebijakan lingkungan dan sosial serta prosedur dan risiko.
n.a. Coverage and frequency of audits to assess implementation of environmental and social policies and risk assessment procedures.
Kepemilikan Aktif Active Ownership
FS10 Persentase dan jumlah perusahaan yang ditempatkan dalam portofolio institusi dengan mana organisasi yang melaporkan SR berinteraksi mengenai isu-isu lingkungan atau sosial.
53 Percentage and number of companies held in the institution’s portfolio with which the reporting organization has interacted on environmental or social issues.
FS11 Persentase aset untuk melakukan penyaringan lingkungan atau sosial baik positif dan negatif.
n.a. Percentage of assets subject to positive and negative environmental or social screening.
FS12 Kebijakan voting yang diterapkan pada isu-isu lingkungan atau sosial yang berkaitan dengan saham dimana organisasi yang melaporkan SR memiliki hak voting terhadap saham atau memberikan saran untuk melakukan voting.
n.a. Voting polic(ies) applied to environmental or social issues for shares over which the reporting organization holds the right to vote shares or advises on voting.
n.a. : not applicablen.r. : not reportedAR : Annual Report
Kantor Pusat • Head Office
Menara bank bjb
Jl. Naripan No. 12-14
Bandung 40111
Telp. 022 423 4868
www.bankbjb.co.id
Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report