STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT...

136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK KECAMATAN TAWANGSARI SUKOHARJO SKRIPSI Disusun oleh: Maylinda Ambarwati K 32068041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

Transcript of STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT...

Page 1: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR

SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK

KECAMATAN TAWANGSARI SUKOHARJO

SKRIPSI

Disusun oleh:

Maylinda Ambarwati

K 32068041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 2: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maylinda Ambarwati

NIM : K3208041

Jurusan/ Program Studi : PBS/ Pendidikan Seni Rupa

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “STUDI KERAJINAN TENUN IKAT

SARUNG GOYOR BAPAK SUDARTO DI DESA KENTENG

KELURAHAN POJOK KECAMATAN TAWANGSARI SUKOHARJO” ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 02 Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Maylinda Ambarwati

Page 3: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR

BAPAK SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN

POJOK KECAMATAN TAWANGSARI SUKOHARJO

Oleh:

Maylinda Ambarwati

K3208041

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa, jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 4: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 28 November 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembibing II,

Drs. Margana M.Sn Dr. Slamet Supriyadi, M.Si

19600612 199103 1 001 19621110 198903 1 003

Page 5: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 09 Januari 2013

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd

Sekretaris : Nanang Yulianto, S.Pd., M.Ds

Anggota I : Drs. Margana, M.Sn

Anggota II : Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 196007271987021001

Page 6: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

MAYLINDA AMBARWATI. STUDI KERAJINAN TENUN IKAT

SARUNG GOYOR BAPAK SUDARTO DI DESA KENTENG

KELURAHAN POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN

SUKOHARJO TAHUN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah berdirinya usaha

kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor. (2) Proses

pembuatan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor. (3)

Mengetahui bentuk motif atau ragam hias yang terdapat pada sarung goyor bapak

Sudarto di Desa Kenteng, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Maju yaitu kerajinan tenun ikat

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) pada bulan Juli sampai November 2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian adalah informan yang dipilih yaitu Sudarto

pemilik usaha kerajinan tenun ikat sarung goyor ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin), Joko pewaris tunggal usaha kerajinan, Tempat, Arsip atau dokumen.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi secara langsung, wawancara

dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi data dan review informan.

Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Latar belakang berdirinya

usaha kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor milik

bapak Sudarto yaitu merupakan kerajinan tenun ikat warisan nenek moyang yang

perlu dilestarikan. (2) Proses pembuatan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) sarung goyor meliputi tahap : memutihkan benang, pengekelosan,

penyekiran, pembuatan desain benang pada plangkan, proses mengikat benang,

pencelupan warna, membatil (membuka ikatan), proses bongkaran, pengekelosan

kembali dan menenun benang. (3) Bentuk motif tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin) sarung goyor bapak Sudarto yaitu: motif buketan (rangkaian yang

terdiri dari berbagai macam bunga), motif kepiting (ceplok yuyu), motif tirto (air),

dan motif ceplok tirto (perpaduan antara motif buketan, ceplokan (bunga) dan

tirto (air).

Kata Kunci: Kerajinan, tenun ikat, kriya tekstil

Page 7: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

MAYLINDA AMBARWATI. STUDY OF GOYOR SHEATH

BINDING WOVEN CRAFTS OF MR. SUDARTO KENTENG VILAGE

POJOK TAWANGSARI DISTRICT OF SUKOHARJO REGENCY. Thesis,

Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret

University of Surakarta, January 2013.

The purposes of this study are to determine about: (1) History of Alat

Tenun Bukan Mesin (ATBM) goyor sheath business establishment. (2) Process of

making Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) goyor sheath. (3) Knowing the form

of decorative motifs contained in the goyor sheath in Mr. Sudarto, Kenteng

Village, Tawangsari District, Sukoharjo Regency.

This research has conducted at the Perusahaan Maju that is binding

weaving craft of Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) from July to November

2012. Desing of this research is qualitative with descriptive approach. Reasearch

strategy is stuck single case study. Data sources used in the study are selected

informants, Mr. Sudarto, Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) goyor sheath craft

business owner, Joko, sole heir craft business. Site, archive or document.

Techniques of data collection using direct observation, interview and

documentation. The sampling technique used is purposive sampling. For data

validation techniques using triangulation of data and review of informants. Data

analysis techniques, namely data reduction, data presentation and conclusion or

verification.

From this study it can be concluded that: (1) Background of binding

woven craft business establishment ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) goyor

sheats of Mr. Sudarto is a heritage weaving craft from the ancestor that needs to

be preserved. (2) Process of making binding woven goyor sheath ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) includes the steps: yarn bleaching, clossing and scouring

process, making yarn designs on frame, tie the yarn, color dyeing, untied,

demolition process, closing back and yarn weaving. (3) Motifs design of binding

woven ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) goyor sheaths of Mr. Sudarto namely:

buketan motif (series consisting of various kinds of flowers), crab motif (celok

yuyu), Tirto motif (water), and ceplok Tirto (combination of buketan, ceplokan

(flowers) and Tirto (water) motifs.

Key words: Crafts, binding woven, textile crafts

Page 8: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Jangan pernah merasa kalah apabila kita belum mencobanya. Kegagalan adalah

salah satu proses menuju kesuksesan. Selalu belajar dari kesalahan dan jangan

pernah merasa puas dengan apa yang telah kita dapatkan. Selalu jadilah manusia

yang selalu ingin tahu akan ilmu apapun.

Page 9: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Allah SWT, atas segala karuni-Nya

Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa yang tiada terputus,

kerja keras tiada henti, dan pengorbanan yang tiada batas. Tiada kasih

sayang yang seindah dan seabadi sayangmu.

Adikku Dimas Kurniawan dan Denis Pandu Pamungkas tersayang

Mas Rhajid terimakasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan

perhatian, semangat, dan kasih sayang yang tak pernah putus dan

senantiasa selalu menemaniku selama empat tahun ini baik suka maupun

duka.

Sahabat baikku Khopsah, Devi, Nigi aku akan selalu merindukan kalian

Teman-teman angkatan 2008 yang paling kocak

Keluarga besar Bapak Sudarto (Kerajinan Tenun Ikat ATBM)

Almamater tercinta

Page 10: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Kerajinan Tenun Ikat Sarung

Goyor Sudarto Di Desa Kenteng Kelurahan Pojok Kecamatan Tawangari

Sukoharjo”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni.

3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni

Rupa, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Margana, M.Sn., selaku pembimbing I, dan Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd

selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan

pengarahan dalam menempuh dan menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang tulus dan

tidak henti-hentinya memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak Sudarto selaku pemilik usaha kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin) sarung goyor yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

7. Mas Joko selaku pewaris tunggal kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin) sarung goyor yang setia mendampingi penulis selama

penelitian.

Page 11: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Para pengrajin kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung

goyor yang bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Teman-teman Pagardipan angkatan 2008 dan keluarga besar Pendidikan Seni

Rupa.

10. Sahabat sahabatku Irma, Hanggita, Wahyu, Mas Rhajid, Mbak Een, Mas Heri,

Mas Wijang dan teman-teman seperjuangan Encus, Amel, Dese, Mbak Tia,

Eyah, Yani, Aslam, Sandi, Beni, Intan, dan Riko.

11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, 02 Januari 2013

Penulis

Page 12: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN MOTO.. ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

1. Manfaat Teoritis .................................................................... 5

2. Manfaat Praktis ..................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6

A. Pengertian Seni Kriya ................................................................ 6

B. Pengertian Tenun ...................................................................... 8

1. Fungsi Kain Tenun Di Dalam Aspek Kehidupan ............... 9

a. Aspek Sosial ................................................................. 9

b. Aspek Ekonomi ............................................................ 9

c. Aspek Religi ................................................................. 10

Page 13: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

d. Aspek Estetika .............................................................. 10

C. Pengertian Tenun Ikat ............................................................... 10

1. Macam-macam Tenun Ikat ................................................. 13

a. Tenun Ikat Lungsi ......................................................... 13

b. Tenun Ikat Pakan .......................................................... 14

c. Tenun Dobel Ikat .......................................................... 15

d. Tenun Khusus ............................................................... 15

D. Motif Kain Tenun Ikat Indonesia ............................................. 17

1. Pengertian Motif ................................................................. 17

1) Motif Pohon Hayat ....................................................... 18

2) Motif Fauna .................................................................. 28

a. Motif Kuda ............................................................. 18

b. Motif Naga .............................................................. 19

c. Motif Rusa .............................................................. 19

d. Motif Singa ............................................................. 20

e. Motif Udang ........................................................... 20

f. Motif Ular ............................................................... 20

g. Motif Bebek ............................................................ 21

3) Motif Flora .................................................................... 21

4) Motif Perahu ................................................................. 22

5) Motif Hias Belah Ketupat ............................................. 23

6) Motif Manusia .............................................................. 23

7) Motif Pohon Tengkorak ................................................ 24

8) Motif Pilin atau Spiral .................................................. 24

9) Motif Meander atau Swastika ....................................... 24

10) Motif Kait ..................................................................... 25

11) Motif Geometris ........................................................... 25

E. Pengertian Ragam Hias ............................................................ 26

F. Pengertian Sarung Goyor .......................................................... 26

1. Bahan .................................................................................. 27

2. Alat ..................................................................................... 29

Page 14: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

G. Kerangka Berfikir ..................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 37

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 37

C. Sumber Data ............................................................................. 38

1. Informan ............................................................................. 38

2. Tempat dan Peristiwa ......................................................... 38

3. Arsip atau Dokumen ........................................................... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 39

1. Observasi Langsung ............................................................ 39

2. Wawancara ......................................................................... 40

3. Analisis Dokumen atau Arsip .............................................. 40

E. Teknik Sampling ....................................................................... 41

F. Validitas Data ........................................................................... 41

1. Trianggulasi ........................................................................ 42

2. Review Informan ................................................................ 42

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 43

1. Reduksi Data ....................................................................... 43

2. Penyajian Data .................................................................... 43

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ................................ 44

H. Prosedur Penelitian ................................................................... 45

1. Tahap Persiapan .................................................................. 45

2. Tahap Kerja Lapangan ........................................................ 46

3. Tahap Analisa Data ............................................................. 46

4. Tahap Penyusunan Laporan ................................................ 46

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 47

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 47

B. Latar Belakang Awal Berdirinya Kerajinan Tenun Ikat

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Bapak Sudarto .................. 50

C. Proses Pembuatan Tenun Ikat ATBM (Alat Tenun Bukan

Page 15: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Mesin) Sarung Goyor Milik Bapak Sudarto ............................. 55

1. Bahan-bahan yang Digunakan untuk Membuat Tenun

Ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Sarung Goyor ....... 55

2. Alat-alat yang Digunakan untuk Membuat Tenun

Ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Sarung Goyor ....... 55

3. Proses-proses Dalam Pembuatan Tenun Ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin) .................................................. 66

a. Proses Pembuatan Benang Lungsi ................................ 74

b. Proses Pembuatan Benang Pakan ................................. 74

c. Proses Finishing ............................................................ 98

D. Macam-macam Motif Tenun Ikat Sarung Goyor Produksi

Bapak Sudarto ........................................................................... 104

1. Motif Buketan ..................................................................... 104

2. Motif Kepiting (Ceplok Yuyu) ............................................ 106

3. Motif Air (Tirto) ................................................................. 107

4. Motif Ceplok Tirto .............................................................. 107

5. Motif Ceplokan ................................................................... 108

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI ..................................... 110

A. Simpulan .................................................................................. 110

B. Implikasi .................................................................................. 112

C. Saran ........................................................................................ 112

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 114

LAMPIRAN .................................................................................................... 116

Page 16: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Teknik Mengikat Benang 12

Gambar 2.2. Proses atau Teknik mengikat benang sebelum proses pemberian

warna baik pada benang lungsi ataupun benang pakan 13

Gambar 2.3. Alat Tenun Ikat Tradisional 16

Gambar 2.4. Kain Tenun Ikat Motif Pohon Hayat 18

Gambar 2.5. Kain Tenun Ikat Motif Kuda 19

Gambar 2.6. Kain Tenun Ikat Motif Naga 19

Gambar 2.7. Kain Tenun Ikat Motif Rusa 19

Gambar 2.8. Kain Tenun Ikat Motif Singa 20

Gambar 2.9. Kain Tenun Ikat Motif Udang 20

Gambar 2.10. Kain Tenun Ikat Motif Ular 20

Gambar 2.11. Kain Tenun Ikat Motif Bebek 21

Gambar 2.12. Kain Tenun Ikat Motif Flora 22

Gambar 2.13. Kain Tenun Ikat Motif Perahu 22

Gambar 2.14. Kain Tenun Ikat Motif Perahu 22

Gambar 2.15. Kain Tenun Ikat Hias Belah Ketupan 23

Gambar 2.16. Kain Tenun Ikat Motif Manusia 23

Gambar 2.17. Kain Tenun Ikat Motif Pohon Tengkorak 24

Gambar 2.18. Kain Tenun Ikat Motif Pilin atau Spiral 24

Gambar 2.19. Kain Tenun Ikat Motif Meander atau Swastika 24

Gambar 2.20. Kain Tenun Ikat Motif Kait 25

Gambar 2.21. Kain Tenun Ikat Motif Geometris 25

Gambar 2.22. Naptol 28

Gambar 2.23. Kostik 28

Gambar 2.24. Benang 29

Gambar 2.25. Mesin Hang 29

Gambar 2.26. Kelos (klos) 30

Gambar 2.27. Kletek 30

Page 17: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Gambar 2.28. Malet 30

Gambar 2.29. Teropong (Tropong) 31

Gambar 2.30. Timbangan 32

Gambar 2.31. Sekir Bom 32

Gambar 2.32. Sekir Plangkan 33

Gambar 2.33. Mesin Tenun 34

Gambar Bagan 2 Kerangka Berfikir 35

Gambar Bagan 3 Model Analisis Interaktif 45

Gambar 4.1. Tugu Masuk Dukuh Kenteng 47

Gambar 4.2. Peta Desa Pojok 48

Gambar 4.3. Tempat Produksi Tenun Ikat Perusahaan Maju 54

Gambar 4.4. Benang dalam Hitungan Cones 55

Gambar 4.5. Benang dalam Hitungan Streng 56

Gambar 4.6. Bahan AS 57

Gambar 4.7. Bahan BS 57

Gambar 4.8. Kostik 58

Gambar 4.9. Bahan ASG 58

Gambar 4.10. Bahan AS 59

Gambar 4.11. Bahan Mr. B 59

Gambar 4.12. Bahan GP 60

Gambar 4.13. Bahan Br B 60

Gambar 4.14. Bahan Hidro 61

Gambar 4.15. Bahan Hijau Green 61

Gambar 4.16. Bahan SN 62

Gambar 4.17. BAhan Sliper 62

Gambar 4.18. Bahan Hacol 63

Gambar 4.19. Bahan Ramasit 63

Gambar 4.20. Bahan Tinta 64

Gambar 4.21. Bahan Tawas 65

Gambar 4.22. Minyak Goreng 65

Gambar 4.23. Minyak Tanah 66

Page 18: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Gambar 4.24. Mesin Hang 66

Gambar 4.25. Mesin Kelos atau Erek 67

Gambar 4.26. Kletek 67

Gambar 4.27. Malet 68

Gambar 4.28. Teropong 68

Gambar 4.29. Timbangan 69

Gambar 4.30. Sekir Plangkan 70

Gambar 4.31. Sekir Bom 70

Gambar 4.32. Penggaris (blak) ...................................................................... 71

Gambar 4.33. Plangkan ................................................................................. 71

Gambar 4.34. Mesin Cuci ............................................................................. 72

Gambar 4.35. Tali Rafia ................................................................................ 72

Gambar 4.36. Gawangan ............................................................................... 73

Gambar 4.37. Gunting untuk Merapihkan Benang ....................................... 73

Gambar 4.38. Mesin Tenun ............................................................................ 74

Gambar 4.39. Proses Pemintalan Benang ..................................................... 75

Gambar 4.40. Proses Pemutihkan Benang .................................................... 75

Gambar 4.41. Proses Penjemur Benang ........................................................ 76

Gambar 4.42. Proses Penimbangan Benang ................................................. 76

Gambar 4.43. Proses Pencelupan Warna Pada Benang Lungsi .................... 77

Gambar 4.44. Proses Penyekiran Mesin Bom ............................................... 79

Gambar 4.45. Pemintalan dengan Mesin Hang ............................................ 80

Gambar 4.46. Proses Penyekiran dengan Skir Plangkan .............................. 81

Gambar 4.47. Proses Pengekresan ................................................................ 82

Gambar 4.48. Desain Motif Ceplok Yuyu ..................................................... 83

Gambar 4.49. Desain Motif Buketan ............................................................. 83

Gambar 4.50. Desain Motif Ceplok Tirto ..................................................... 84

Gambar 4.51. Proses Pendesainan ................................................................ 84

Gambar 4.52. Proses Pencoletan ................................................................... 85

Gambar 4.53. Hasil Pencoletan Warna ......................................................... 86

Gambar 4.54. Pembongkaran Benang Pakan dari Plangkan ......................... 87

Page 19: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Gambar 4.55. Hasil Pembongkaran Benang Pakan dari Plangkan ............... 87

Gambar 4.56. Penimbangan Zat Pewarna ..................................................... 88

Gambar 4.57. Proses Pencampuran Warna ................................................... 89

Gambar 4.58. Proses Pencelupan Warna ...................................................... 90

Gambar 4.59. Hasil Pencelupan Warna ........................................................ 90

Gambar 4.60. Proses Proses Pemberian Zat Pengunci Warna ...................... 91

Gambar 4.61. Proses Pencelupan Zat Pembangkit Warna ............................ 92

Gambar 4.62. Proses Memilah-milah Benang Pakan ................................... 92

Gambar 4.63. Proses Pencelupan Naptol yang Berwarna Merah ................. 93

Gambar 4.64. Proses Pembilasan Benang ..................................................... 94

Gambar 4.65. Proses Pengeringan dengan Menggunakan Mesin Cuci ........ 95

Gambar 4.66. Proses Pengeringan Benang dengan Sinar Matahari .............. 95

Gambar 4.67. Pengoncean atau Oncean ........................................................ 96

Gambar 4.68. Proses Pembongkaran ............................................................ 97

Gambar 4.69. Pemaltan ................................................................................. 97

Gambar 4.70. Tahap Menenun Kain ............................................................ 98

Gambar 4.71. Penjahitan Kain ..................................................................... 98

Gambar 4.72. Label Sarung Goyor ............................................................... 99

Gambar 4.73. Pemasangan Label Sarung Goyor ......................................... 99

Gambar 4.74. Label Pada Sarung Goyor ..................................................... 100

Gambar 4.75. Proses Pembilasan atau Pencucian Sarung Goyor ................ 101

Gambar 4.76. Proses Pemerasan Sarung Goyor ........................................... 101

Gambar 4.77. Pengeringan Dibawah Sinar Matahari .................................... 102

Gambar 4.78. Pelipatan Sarung Goyor ......................................................... 102

Gambar 4.79. Pelipatan Sarung Goyor dengan Penggaris ............................ 103

Gambar 4.80. Pengepakan ............................................................................. 104

Gambar 4.81. Motif Buketan ........................................................................ 105

Gambar 4.82. Motif Kepiting (Ceplok Yuyu) ................................................ 106

Gambar 4.81. Motif Air (Tirto) ..................................................................... 107

Gambar 4.81. Motif Ceplok Tirto ................................................................. 108

Gambar 4.81. Motif Ceplokan ...................................................................... 108

Page 20: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Kependudukan Kelurahan Pojok Tahun 2011............. 49

Tabel 4.2 Data Kependudukan Kelurahan Pojok Menurut

Mata Pencarian 2011 ..................................................................... ...... 50

Page 21: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Foto Wawancara Bersama Bapak Sudarto dan Bapak Tukiman......... 116

Foto Wawancara Bersama Bapak Sunarno dan Mas Suranto.............. 117

Foto Wawancara Bersama Mas Joko dan Ibu Prapti........................... 118

Hasil Wawancara dengan Bapak Sudarto ........................................... 119

Hasil Wawancara dengan Mas Joko.................................................... 123

Hasil Wawancara dengan Mas Suranto................................................ 126

Hasil Wawancara dengan Ibu Prapti.................................................... 127

Surat Bukti Penelitian dari Kelurahan Desa Pojok............................... 129

Surat Bukti Penelitian dari Bapak Sudarto........................................... 130

Surat Ijin Penelitian Kepada Bapak Sudarto......................................... 131

Surat Ijin Penelitian Kepada Kepala Desa Pojok.................................. 132

Surat Permohonan Perijinan Penelitian Kepada Rektor....................... 133

Surat Permohonan Perijinan Menyusun Skripsi Kepada PD I FKIP

UNS......................................................................................................

134

Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi ........................................... 135

Peta Desa Pojok.................................................................................... 136

Page 22: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai warga Negara Indonesia kita harus bangga akan warisan budaya masa

lampau karena banyak sekali nilai-nilai tinggi yang terkandung didalamnya. Salah

satu warisan budaya itu sendiri adalah dengan adanya keberagaman kain tradisional

khususnya yaitu kain tenun ikat Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa tenun

ikat sebagai salah satu karya bangsa Indonesia yang tersebar luas di seluruh

kepulauan Indonesia.

Melalui kain tenun ikat tradisional kita dapat melihat keberagaman budaya

Nusantara. Kain tidak saja hanya dilihat dari ragam motifnya namun kita juga dapat

melihat jenis benang yang dipakai, teknik pembuatannya yang tradisional tetapi kita

juga dapat mengenal berbagai fungsi kegunaan dan arti kain tenun ikat dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari yang dimana semua itu mencerminkan adat istiadat

dan kebudayaan masing-masing daerah. Hal ini seperti dinyatakan oleh Suwati

Kartiwa (2007) sebagai berikut:

“Kreativitas bangsa Indonesia dalam membuat kain terjelma, melalui suatu

perjalanan panjang. Selama kurun waktu kurang lebih 1500 tahun, melalui

berbagai kegiatan tradisi budaya, suku-suku bangsa di Nusantara menciptakan

berbagai teknik pembuatan kain dan ragam hiasnya. Keunggulan didalam cita

rasa didalam membuat kain yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dikawasan

Nusantara ini, berkembang dalam berbagai wujud, sifat, bentuk, kegunaan,

ragam hias, serta mutu kain tradisional”

(h. 9)

Dari pernyataan diatas dapat kita ketahui bahwa seni kerajinan kain tenun

merupakan salah satu hasil karya nenek moyang yang sudah ada sejak lampau,

dimana kebudayaan tumbuh didalam masyarakat sesuai dengan daerah masing-

masing.

Persebaran kain tenun tradisional sendiri hampir tersebar luas di seluruh

kepulauan Indonesia dengan beranekaragam pembuatannya, motif serta fungsinya.

Page 23: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Kegiatan menenun dikerjakan secara turun menurun dan diwariskan dari satu

generasi ke generasi berikutnya dan berkembang dari kebiasaan masyarakat.

Masa lampau telah banyak memberikan gambaran yang jelas tentang apa dan

dimana karya-karya kain tenun tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk visual yang

proses penciptaannya tidak lepas dari pengaruh lingkungan seperti perbedaan

geografis yang mempengaruhi hasil akhir sehelai kain tenun. Keragaman kain-kain

tradisional dihasilkan oleh perbedaan geografis yang mempengaruhi corak hidup

setiap suku bangsa di Nusantara (Suwati Kartiwa, 2007: 9).

Banyak sebagian warga Negara Indonesia yang mengetahui bahwa kerajinan

kain tenun ikat tradisional ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) hanya terdapat di

daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Bali. Kerajinan tenun

ikat tradisional juga dapat kita jumpai dipulau Jawa khususnya daerah Jawa Tengah.

Seperti kerajinan tenun troso di Jepara namun selain kain tenun troso tenun ikat

tradisional juga dapat kita jumpai di Sukoharjo.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki karya tenun ikat tradisional

khas daerah adalah Sukoharjo, tepatnya di Kecamatan Tawangsari. Kecamatan

Tawangsari Kabupaten Sukoharjo ini sangat terkenal sekali akan kerajinan tenun

ikatnya, yang dimana kerajinan tenun ikat ini divisualisasikan tidak hanya berupa

kain tetapi dibuat dalam bentuk sarung yang disebut dengan sarung goyor.

Kerajinan tenun ikat tradisional desa Kenteng kecamatan Tawangsari

kabupaten Sukoharjo ini telah berkembang secara turun temurun. Hampir seluruh

penduduk desa bekerja sebagai pengrajin kain tenun ikat tradisional sarung goyor.

Hingga sekarang kerajinan tenun ikat tradisional atau ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) tetap dipertahankan dan dicari banyak pembeli baik dari dalam Negeri

maupun luar Negeri. Para pembeli sendiri justru banyak yang berasal dari luar Negeri

diantaranya yaitu daratan Timur Tengah, India dan Pakistan. Sedangkan pembeli

dalam Negeri sendiri yaitu Surakarta dan sekitarnya. Meskipun sarung goyor

merupakan sarung yang dibuat secara manual dan dengan menggunakan alat tenun

Page 24: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bukan mesin (ATBM), sarung ini sangat nyaman digunakan, hangat dikala cuaca

dingin dan dingin disaat cuaca sedang panas.

Salah satu tempat usaha yang mengenalkan kerajinan tenun ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) sarung goyor kepada masyarakat luas adalah milik Bapak

Sudarto yaitu yang terletak di Desa Kenteng. Dari sekian banyak pengrajin di Desa

Kenteng, bapak Sudarto merupakan salah satu pemilik usaha kerajinan tenun ikat

tradisional yang masih tetap bertahan hingga sekarang. Beliau merupakan seorang

pengrajin yang memiliki kelebihan di bidang produksi dan desain tenun ikat sarung

goyor. Usaha kerajinan tenun ini merupakan usaha industri rumahan.

Perkembangan kerajinan tenun ikat sarung goyor ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) bapak Sudarto di desa Kenteng Kecamatan Tawangsari ini sangat

berpengaruh besar terhadap masyarakat desa itu sendiri dan daerah sekitar Sukoharjo.

Karena hampir semua masyarakat desa berpenghasilan dari usaha kerajinan tenun ikat

sarung goyor tersebut. Dengan keadaan seperti itu industri kecil kerajinan tenun ikat

desa Kenteng Kecamatan Tawangsari membantu pemerintah dalam mengurangi

pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa khususnya.

Hasil kerajinan tenun ikat tradisional yang dihasilkan diamati maka akan terlihat

memiliki ciri khas yang dapat kita lihat dari jenis motif yang terdapat pada sarung

goyor.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan terdorong

untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penulisan ilmiah yang

berbentuk skripsi dengan judul “Studi Tentang Kerajinan Tenun Ikat Sarung Goyor

Bapak Sudarto Di Desa Kenteng, Kecamatan Tawangsari, Kabupatenn Sukoharjo”.

Dimana peneliti dapat mengetahui sejarah berdirinya kerajinan tenun ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor di Desa Kenteng, Kecamatam Tawangsari,

mengetahui bagaimana proses atau teknik pembuatan tenun ikat tradisional dan

mengetahui berbagai macam motif yang terdapat di sarung goyor, dan

memberitahukan kepada khalayak luas bahwa kerajinan tenun ikat tradisional tidak

hanya dijumpai di daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Bali.

Page 25: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Namun dapat juga kita jumpai di Desa Kenteng, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten

Sukoharjo, Jawa Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian yang akan dikaji

dapat dirumuskan ke dalam berbagai pertanyaan penelitian seperti berikut ini:

1. Bagaimana latar belakang awal berdirinya usaha kerajinan tenun ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor bapak Sudarto di Desa Kenteng,

Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo?

2. Bagaimana proses pembuatan tenun ikat ATBM

3. (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor bapak Sudarto di Desa Kenteng,

Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo?

4. Apa saja bentuk motif atau ragam hias yang terdapat pada tenun ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor bapak Sudarto di Desa Kenteng,

Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui awal berdirinya usaha kerajinan tenun ikat ATB (Alat

Tenun Bukan Mesin) sarung goyor bapak Sudarto di Desa Kenteng,

Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) sarung goyor bapak Sudarto di Desa Kenteng kecmatan Tawangsari

Kabupaten Sukoharjo.

3. Untuk mengetahui bentuk motif atau ragam hias yang terdapat pada sarung

goyor bapak Sudarto di Desa Kenteng, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten

Sukoharjo.

Page 26: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritik :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan keterangan atau informasi

yang jelas mengenai proses pembuatan kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin) sarung goyor kepada masyarakat luas.

b. Dapat dijadikan informasi atau bahan studi perbandingan bagi penelitian yang

mengkaji tentang kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

sarung goyor.

2. Manfaat Praktis :

a. Menambah referensi akan studi tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

b. Menjadi bahan evaluasi terhadap karya kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin).

Page 27: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Seni Kriya

Pada tahun sekitar 1930-an, ketika masa malaise melanda dunia kata kerajinan

memiliki makna yang berbeda yaitu, pada masa kolonial beranggapan apabila ada

kerajinan pasti ada kemalasan. Begitulah makna kerajinan pada masa penjanjahan

karena pada masa itu kata kerajinan diberikan agar “rajin kerja” karena pemerintahan

kolonial belanda tidak dapat lagi membiayai pemerintahan jajahannya. Kini kata

kerajinan itu sudah tidak digunakan lagi karena Indonesia telah terbebas dari masa

penjajahan. Kini kata kerajinan sudah diganti dan menjadi kata “kriya”, yang berakar

dari kata karya, kerja, yang dimana memiliki makna lebih luas.

Di seni rupa Barat, kriya lebih banyak dicirikan oleh ekspresi individu

senimannya. Sedangkan seni rupa di Timur banyak dicirikan oleh kelompok seniman

atau pekriya. Dari pernyataan tersebut dapat digambarkan pada keadaan dilapangan

dari hasil suatu pengamatan bahwa, kriya sekarang lebih berkembang kearah industri.

Menurut Tallcot Parsons, Kriya sebagai artefak adalah produk budaya, karena

kriya adalah terjemahan dalam bentuk fisikal dari ide-ide budaya dan aktifitas budaya

(Widagdo, 1999: 1). Pada dasarnya kria dan seni merupakan dua hal yang berbeda

karena kriya sendiri selalu diartikan dengan tujuan yang pragmatis, yaitu membuat

benda yang mempunyai manfaat praktis. Sedangkan seni sendiri diciptakan karena

keinginan mengekspresikan ide dengan tujuan yang non praktis.

Menurut Soedarso (2006: 102-113) dapat disimpulkan bahwa, pengertian

kriya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kriya adalah

pekerjaan atau kerajinan tangan, sedangkan Menurut Ralp Mayer menyatakan bahwa

crafts adalah “... the art of forming handmade articles which are usually decoratively

designed and often useful or purposeful”. Selanjutnya, Encylopedia of World Art

yang mendefinisikan, “The Word ‘handicrafts’ refers to usefulor decorative objects

Page 28: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

made by hand or with tools by a workman who has direct control over the product

during all stager of production”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

‘kriya’ atau ‘crafts’ atau ‘handicrafts’ adalah:

(1.) Sesuatu yang dibuat dengan tangan, dengan kekriyaan yang tinggi,

(2.) Dibuat dengan sangat dekoratif atau secara visual sangat indah,

(3.) Dijadikan barang guna.

Sedangkan menurut pendapat Susan K. Langer kriya adalah “The arts

objectify subjective reality”. Karya kriya dapat menjadi karya seni, namun tidak

untuk sebaliknya, karya seni tidak dapat menjadi karya kriya apabila ini terjadi maka

ini merupakan devaluasi karya seni (Widagdo, 1999: 1).

Maka dapat dikatakan pemahaman tentang kriya secara konvensional adalah

kriya merupakan produk hasil kreativitas yang ditunjang kemampuan tangan manusia

tumbuh dari lingkungan budaya tertentu dan biasanya bertumpu pada sebuah tradisi,

yang mempunyai sifat etnis. Sehingga dalam kriya selalu melibatkan unsur mulai dari

tempat asal, keterampilan tangan yang tinggi. lingkungan, tradisi dan kreatifitas

sehingga karya satu dengan karya yang lainnya memiliki perbedaan sehingga karya-

karya tidak mungkin sama dan akan selalu berbeda dalam bentuk garis, tekstur, dan

keunikannya.

Sebuah karya kriya memiliki daya tarik tersendiri, seperti pendapat Upjohn

dan Wengert (1969) (dalam J. Pamudji Suptandar, 1999: 6 ):

“Seni kerajinan memiliki daya tarik yang kuat kaerena berhasil memancarkan

kekaguman dari gambaran yang bersifat tradisional dengan sifat-sifat yang

fungsional sampai pada simbolosasi bentuk-bentuk yang abstrak. Proses

pembentukaannya ditentukan oleh daya imajinasinya yang kuat, diwujudkan

melalui keterampilan tangan dengan penggunaan alat yang terkendali dan sifat

bahan sebagai sesuatu yang tidak mungkin ditranformasikan dalam bentuk

mekanis” (h.6)

Maka setiap karya kriya memiliki sebuah nilai tersendiri yang dimana

merupakan hasil dari kerajinan tangan, keterampilan atau kreativitasan seseorang

dalam membuat suatu karya dan memiliki nilai fungsional dari sebuah pikirannya

Page 29: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

yang panjang. Seorang pengrajin atau pencipta sebuah karya kriya akan merasa

terpuaskan pikiran dan perasaannya karena fungsi yang dicapai mampu melahirkan

bentuk-bentuk karya yang sensasional dan impresif.

B. Pengertian Tenun

Tenun merupakan salah satu jenis seni kriya Nusantara yaitu kriya tekstil.

Tenun merupakan salah satu kerajinan seni yang patut dilestarikan. Seperti yang

dikatakan Joseph Fisher (dalam Suwati Kartiwa, 1986: 1) Indonesia adalah salah satu

Negara yang menghasilkan seni tenun yang terbesar terutama dalam hal

keanekaragaman hiasannya. Tenun sendiri dapat diartikan sebgai suatu hasil karya

berupa kain yang dibuat dengan benang dan dimasukan kedalam alat menenun.

Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam,

perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman kita cukup

melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu,

sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsi dan

pakan.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia tenun adalah kerajinan yang berupa

bahan (kain) yang dibuat dari benang (kapas dan sutera) dengan cara memasuk-

masukan pakan secara melintang pada lungsi.

Dalam Bahasa Prancis sendiri tenun adalah Textere, dalam bahasa Inggris

Textile, sedangkan dalam bahasa latin tekstil berasal dari kata Texele yang berarti

menenun atau kain tenun. Hal ini seperti dinyatakan Djumaeri (1974 ; 7) dijelaskan

bahwa :

“Suatu proses penganyaman antara benang lungsi dan pakan yang letaknya

tegak lurus satu sama lain yang kedua benang ini umumnya mengarah vertical

kearah horizontal, benang yang arahnya horizontal disebut benang pakan”.

Dari pengertian tersebut diatas dapatlah dikatakan bahwa tenun adalah teknik

pembuatan kain yang dibuat dengan cara yang sederhana yaitu dimana dengan

Page 30: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain

bersilangnya antara benang lungsi dan pakan secara bergantian. Proses tenun yang

demikian merupakan struktur dari dua benang yang saling menyilang.

Tenun merupakan karya tekstil. Karya tekstil adalah barang-barang yang

dihasilkan dari proses menenun. Seni kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar kain.

Barang-barang tekstil meliputi segala hal yang dibuat dengan cara ditenun dan dirajut

seperti kain, pakaian, perlengkapan rumah tangga dan lain-lain.

1. Fungsi Kain Tenun Di Dalam Aspek Kehidupan

Kain tenun merupakan salah satu kain yang menjadi perlengkapan hidup

manusia sehari-hari yang sudah dikenal sejak jaman prasejarah. Kain tenun ini

digunakan sebagai pakaian penutup badan setelah pakaian yang terbuat dari

rumput-rumputan dan kulit kayu.

Sebagai salah satu perlengkapan hidup manusia kain tenun juga

mempunyai fungsi di setiap aspek kehidupan. Baik dari segi sosial, ekonomi,

religi, estetika dan lain sebagainya. Maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Aspek Sosial

Dalam aspek sosial kain tenun banyak digunakan untuk upacara-upacara

adat seperti kelahiran, perkawinan, ataupun kematian. Bahkan lambang dan

warnanya pun telah disesuaikan. Seperti untuk upacara kematian warna kainnya

hitam atau biru tua, sedangkan untuk upacara perkawinan atau upacara yang

menunjukan suatu kemeriahan dipakai warna-warna yang cerah antara lain

warna merah, cokelat merah, dan lain sebagainya.

b. Aspek Ekonomi

Kain tenun dalam aspek ekonomi dipakai sebagai alat pertukaran.

Pertukaran dalam arti barang yang dipertukarkan dengan barang lainnya.

Contohnya di daerah Tenganan kain gringsing tidak langsung dipertukarkan

dengan benda lain atau dibeli dengan mata uang, melainkan yaitu setiap

pemesan membawa benang yang akan menghasilkan dua helai kain gringsing

Page 31: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dimana nantinya salah satu kain gringsing akan menjadi pemilik si penenun

sebagai upahnya.

c. Aspek Religi

Pada aspek religi terlihat bahwa ragam hias yang diterapkan

mengandung unsur perlambangan yang berhubungan dengan kepercayaan atau

agama tertentu. Dalam upacara keagamaan kain tenun khusus digunakan oleh

pemuka agama atau dukun.

d. Aspek Estetika

Aspek estetika terlihat pada keterampilan, ketekunan didalam

menciptakan suatu karya. Untuk membuat sebuah kain tenun dibutuhkan

kesabaran yang tinggi karena melihat proses pembuatannya yang lama dan

rumit. Proses pengerjaannya sendiri memakan waktu hingga berminggu-

minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sehingga menghasilkan kain

tenun yang indah dan mempesona. Baik dari segi garis, motif dan warnanya dan

menghasilkan suatu nilai estetika.

C. Pengertian Tenun Ikat

Tenun ikat atau kain tenun merupakan kriya tenun berupa kain yang ditenun

dari helaian benang pakan dan lungsi yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke

dalam pewarna . Yang dimaksud dengan pewarnaan ikat sendiri yaitu mewarnai

benang lungsi yang arahnya vertikal dan benang pakan yang arahnya horizontal dan

dalam proses ini bagian dari benang-benang yang diikat tersebut tidak akan terkena

oleh warna, sedangkan bagian benang yang tidak diikat akan terkena oleh celupan

warna.

Istilah ikat didalam menenun ini menurut Loeber dan Haddon (1936)

diperkenalkan di Eropa oleh A.R Hein pada tahun 1880 dan menjadi istilah dalam

Page 32: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bahasa Belanda yang disebut ikatten dan dalam bahasa Inggris kata ikat berarti hasil

selesai dari kain dengan tehnik ikat dan to ikat untuk arti proses dari tehniknya .

Menurut Warming dan Gaworski (1978: 114) tenunan dengan desain ikat

pakan dari kain dasar tenunannya sutera diterapkan di Indonesia khususnya oleh

mereka yang mendapat pengaruh Islam. Terutama daerah-daerah pantai yang ramai

disinggahi pendatang dan sering mengadakan kontak atau hubungan ke luar (dalam

Suwati Kartiwa, 1989: 5).

Banyak para ahli yang mengatakan bahwa tehnik menenun yang relatip baru,

dimana telah berpengaruh besar terhadap Kepuluan di Indonesia adalah tehnik ikat

pakan. Masuknya kain tenun dengan tehnik ikat pakan ini bersamaan dengan

dikenalkannya benang sutera dalam perdagangan pada abad sekitar empat belas dan

lima belas. Kemudian barang-barang import tersebut dibawa oleh para pedagang

Islam India dan Arab ke pulau Sumatera dan Jawa.

Tehnik tenun ikat ini terdapat diberbagai daerah di Kepulauan Indonesia.

Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain ikat diantaranya; Toraja,

Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores dan Timor. Salah satu kain

yang menggunakan tehnik ikat yaitu kain gringsing dari Tenganan, Karangasem, Bali.

Sedangkan pendapat Gittinger (1980: 114) dapat disimpulkan bahwa daerah yang

menghasilkan tenunan dengan desain benang emas ataupun benang perak terdapat

didaerah yang sama dengan daerah pembuat desain atau motif ikat pakan. Daerah itu

adalah Sumatera, termasuk Kepulauan Riau, Jawa dan Bali yang berada di wilayah

Indonesia bagian Barat. Dalam sejarah pertenunan di Indonesia telah dicatat bahwa

tenunan Negara kita diproduksi dengan menggunakan benang sutera (dalam Suwati

Kartiwa, 1989: 6).

Kemahiran masyarakat bangsa Indonesia dalam pembuatan kain tenun terlihat

pada keterampilan membuat ragam hias atau motif secara tradisional, yaitu

mengandalkan keterampilan tangan saat proses pembuatannya. Semua proses

pengerjaannya dilakukan secara tradisional. Tehnik ini dapat dikatakan tehnik yang

cukup rumit. Karena dalam tahap ini yang dilakukan adalah mengikat bagian-bagian

Page 33: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

benang yang dimana nantinya bagian benang yang dikat nantinya tidak akan terkena

pewarna dalam proses pencelupan warna. Dan kemahiran ini telah diturunkan dan

diwariskan sejak jaman nenek moyang kita.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa tenun ikat merupakan suatu

tehnik pengikatan bagian benang yang dimana tahap ini dilakukan sebelum sampai

pada tahap pencelupan warna secara tradisional. Dan tehnik ini dilakukan dengan

mengikat bagian benang dengan menggunakan tali atau rafia. Proses ini dilakukan

sebelum sampai pada tahap penenunan benang dan yang pada akhirnya akan menjadi

sebuah kain tenun .

Di bawah ini merupakan proses mengikat benang pada bagian yang diikat

benang lungsinya atau pakannya dalam bentuk ragam hias tertentu:

Gambar 2.1 Teknik Mengikat Benang

(Sumber: Suwati Kartiwa, 1989; 10)

Sedangkan gambar dibawah ini merupakan proses atau teknik mengikat

benang sebelum proses pemberian warna baik pada benang lungsi ataupun benang

pakan.

Page 34: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 2.2 Proses atau teknik mengikat benang sebelum proses pemberian warna

baik pada benang lungsi ataupun benang pakan.

(Sumber: Suwati Kartiwa, 1989; 10)

1. Macam-macam Tenun Ikat

Ada tiga jenis tenun ikat di Indonesia yaitu dapat dibagi menjadi beberapa

bagian, diantaranya:

a. Tenun Ikat Lungsi

Tenun ikat lungsi merupakan dimana bentuk ragam hias ikat pada kain

tenunnya terdapat pada bagian benang lungsinya. Tenun ikat lungsi ini

termasuk tenunan yang paling umum maka disebut teknik ikat lungsi. Sesusai

dengan namanya, teknik ini menciptakan ragam hias dengan menggunakan

teknik ikat dan pencelupan hanya pada benang lungsi atau benang vertikal.

Menurut pendapat R. Van Heine Geldern dapat disimpulkan bahwa,

teknik membuat corak ragam hias yang dibuat dengan cara diikat yang disebut

ikat lungsi telah dikenal sejak jaman kebudayaan Dongson prasejarah.

Sedangkan motif yang dibuat pada jaman itu terdapat penggambaran yang

berasal dari jaman Neolitikum yang diterapkan pada kain pakaian tersebut

sebagai corak. Corak tersebut diantaranya seperti; nenek moyang, pohon hayat,

perahu arwah dan sebagainya (dalam Suwati Kartiwa, 1989: 7-8).

Page 35: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sedangkan Suwati Kartiwa (2007: 15) menyatakan bahwa, sejarah

panjang tenun ikat lungsi sudah ada sejak jaman perunggu sekitar abad 8

sampai abad 2 sebelum Masehi. Tenun ikat lungsi sudah dikenal di daerah

pedalaman Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Derah-

daerah tersebut tercatat sebagai daerah yang paling awal mengembangkan tenun

ikat lungsi.

b. Tenun Ikat Pakan

Tenun ikat pakan adalah tenun ikat yang ragam hias ikatnya dibuat pada

benang pakan atau benang horizontal. Menurut para ahli tenun ikat pakan relatif

baru apabila dibandingkan dengan tenun ikat lungsi. Beberapa ciri tenun ikat

pakan ini dikenal sesudah periode jaman prasejarah, diantaranya dalam hal

penggunaan benang. Pada awalnya tenun ikat menggunakan bahan benang yang

pertama kali dikenal yaitu benang yang terbuat dari kapas. Sebab kapas sudah

lama ada di Indonesia, selain kapas juga menggunakan sutera alam.

Menurut Langewis (dalam Suwati Kartiwa, 1989: 10) kain tenun ikat

lungsi terdapat didaerah-daerah yang kurang atau sedikit mendapat pengaruh

Hindu, Budha dan Islam. Sedangkan daerah tenun ikat pakan terdapat didaerah-

daerah yang mendapat pengaruh Hindu, Budha dan Islam. Daerah persebaran

tenun ikat pakan antara lain Palembang, Pasemah, Bangka, Kepulauan Riau,

Sumatera, Pulau Jawa dan Bali.

Ciri yang didapati pada tenun ikat pakan ialah dilihat dari warna-

warnanya yang terang, mencolok dan meriah. Sedangkan didalam teknik

terdapat kombinasi dengan benang emas atau perak yang merupakan benang

impor. Karena tenun ikat pakan ini mendapat pengaruh dari pedagang-pedangan

dari India dan Cina yang singgah didaerah Aceh, Sumatera, Sulawesi, Jawa,

Nusa Tenggara Barat dan Bali. Pada kain tenun ikat pakan Donggala dan Bali

ada cara pemberian warna yang disebut dengan coletan atau coretan yaitu

dengan menggunakan alat yang berfungsi sebagai kuas dalam melukis.

Page 36: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Tenun Dobel Ikat

Tenun dobel ikat atau tenun ikat berganda untuk pola ragam hiasnya

dibuat pada kedua jenis benangnya yaitu benang lungsi dan benang pakan.

Keduanya membentuk sebuah pola ragam hias yang simetris. Kain tenun dobel

ikat yang berasal dari India disebut kain patola , kain impor ini dibawa oleh

pedagang-pedagang Gujarat. Yang menjadi ciri khas dari sebuah kain tenun

dobel ikat ini sendiri yaitu kombinasi dari beberapa bentuk garis geometris

belah ketupat, segitiga dan bunga bersudut delapan.

Menurut G.P Rouffaer dalam bukunya “Over Ikat’s. Tjinde’s Patola’s

en Chinde’s” menyatakan bahwa pengaruh patola dari Gujarat mudah diterima

karena di Indonesia sendiri telah mempunyai bentuk yang hampir sama dengan

garis-garis geometris dan warna yang ditiru dari bentuk serta warna kulit ular

patola yang telah ada di Indonesia. Corak ini sama dengan corak kain patola

(Suwati Kartiwa, 1989: 10). Bentuk motif patola ini terdapat juga pada kain

tenun dari Jawa dan motif ini terdapat pada kain batik yang disebut

jelamprang.

Menurut pendapat Suwati Kartiwa (2007: 21) Satu-satunya daerah di

Indonesia yang mengenal pembuatan tenun dobel ikat adalah Tenganan,

Karangasem dan Bali.

d. Tenun Ikat Khusus

Tenun ikat khusus yaitu merupakan tenun yang sudah punah

keberaadaanya. Seperti kain Kasang. Kain khusus ini biasanya dipakai sebagai

hiasan dinding yang panjangnya mencapai 20 meter. Di Jawa Tengah kain

kasang ini dibentangkan sebagai hiasan dinding dalam upacara-upacara di

Keraton. Selain itu juga ada kain Bentenan, disebut kain Bentenan karena kain

ini terdapat dipulau Bentenan, yaitu Minahasa.

Menurut Hetty Nooy Palm, dalam penelitiannya mengatakan bahwa di

Bentenan ada tenun ikat lungsi yang sudah punah. Sejak tahun 1880 kain

Page 37: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Bentenan ini sudah tidak dibuat lagi. (dalam Suwati Kartiwa, 1989: 13).

Sedangkan untuk motifnya didapati motif geometris yang menggambarkan

bentuk manusia dengan kedua tangan diangkat ke atas.

Dibawah ini merupakan alat tenun tradisional yang digunakan di wilayah

kalimantan sejak jaman nenek moyang hingga sekarang. Namun tidak semua daerah

penghasil tenun ikat sekarang menggunakan alat ini, banyak sebagian pengrajin yang

sudah menggunakan alat tenun yang dilengkapi dengan injakan kaki dan mereka tidak

perlu duduk dibawah lagi tanpa menggunakan kursi. Alat tenun ikat ini memang

sudah jarang sekali ditemukan.

Gambar 2.3 Alat Tenun Ikat Tradisional

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 2007; 45)

D. Motif Kain Tenun Ikat Indonesia

1. Pengertian Motif

Menurut W.J.S Poerwadarminta (1983: 655) dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia mengartikan motif adalah “suatu yang menjadi pokok”. Sedangkan

menurut Soedarso (1971: 3) motif atau pola secara umum adalah penyebaran garis

atau warna dalam bentuk ulangan tertentu, lebih lanjut pengertian pola menjadi

Page 38: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

sedikit komplek, antara lain dalam hubungannya dengan pengertian simetris. Dalam

hal ini desain tidak hanya diulang menurut garis pararel, melainkan dibalik sehingga

berhadap-hadapan.

Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam

garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-

bentuk stilasi alam benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri (Hery Suhersono,

2005: 13).

Yang dimaksud dengan desain tekstil sendiri ialah suatu kegiatan dari

perencanaan pembuatan kain-kain tekstil, oleh karenanya desain tekstil merupakan

faktor yang sangat penting didalam industri kecil (Gunadi, 1985: 8). Desain dalam

tekstil tidak hanya berarti gambar atau pola saja, tetapi dibidang tekstil memiliki arti

yang luas yaitu desain merupakan suatu petunjuk proses pembuatan kain-kain tekstil

dari mulai benang sam[pai terakhir menjadi pakaian atau barang jadi tekstil.

Di Indonesia khususnya Jawa, Madura dan Bali, pada bagian-bagian bentuk

dasar motif tersebut, masing-masing diberi nama ataupun ciri yang di ambil dai

istilah bahasa daerah (terutama dari Jawa) seperti istilah ikal (ulir, ukel,dan relung),

trubusan, angkup, cawen, benangan dan lain sebagainya.

Ada pula yang menggunakan motif yang biasa disebut dengan motif tumpal.

Pemakaian tumpal yang paling terkenal adalah terdapat pada tenun dan batik, maupun

pada sarong tenunan ataupun pada sarong batikan terdapat ladjur yang melintang kain

itu.

Menurut sejarah sendiri ragam hias atau motif tenunan jaman Neolitikum dan

Dongson mengandung unsur-unsur alam yang mempunyai kekuatan magis yaitu

konsepsi dari agama atau kepercayaan tradisional masyarakatnya. Unsur alam yang

mempunyai kekuatan magis itu antara lain beberapa jenis fauna dan flora tertentu,

gunung sungai matahari, bintang dan lain-lain. Dalam ragam hias unsur-unsur tadi

diwujudkan dalam bentuk-bentuk garis geometris yang berbentuk bintang-bintang.

Setiap motif dibuat dengan berbagai bentuk macam garis, misalnya garis

melingkar, berkelok-kelok, garis yang berpilin-pilin dan sebagainya.

Page 39: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Maka motif dapat dikatakan sebuah disain atau rancangan yang dibuat dari

bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis yang dipengaruhi dalam bentuk stilasi

atau penggayaan dan memiliki ciri tersendiri.

Di bawah ini merupakan beberapa jenis motif kain tenun ikat Nusantara di

antaranya:

1.) Motif Pohon Hayat

Gambar 2.4 Kain Tenun Ikat Motif Pohon Hayat

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)

2.) Motif Fauna

a. Motif Kuda

Gambar 2.5 Kain Tenun Ikat Motif Kuda

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 7)

Page 40: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Motif Naga

Gambar 2.6 Kain Tenun Ikat Motif Naga

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 7)

c. Motif Rusa

Gambar 2.7 Kain Tenun Ikat Motif Singa

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)

Page 41: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Motif Singa

Gambar 2.8 Kain Tenun Ikat Motif Singa

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)

e. Motif Udang

Gambar 2.9 Kain Tenun Ikat Motif Udang

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)

Page 42: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

f. Motif Ular

Gambar 2.10 Kain Tenun Ikat Motif Ular

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 71)

g. Motif Bebek

Gambar 2.11 Kain Tenun Ikat Motif Bebek

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 71)

Page 43: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3.) Motif Flora

Gambar 2.12 Kain Tenun Ikat Motif Flora

Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 65)

4.) Motif Perahu

Gambar 2.13 Kain Tenun Ikat Motif Perahu

(Dokumentasi: Skripsi Wiwik Palupi Sari, 2003; 15)

Page 44: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 2.14 Kain Tenun Ikat Motif Perahu

(Dokumentasi: Suwati Kartiwa, 1989: 21)

5.) Motif Hias Belah Ketupat

Gambar 2.15 Kain Tenun Ikat Motif Belah Ketupat

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 71)

6.) Motif Manusia

Gambar 2.16 Kain Tenun Ikat Motif Manusia

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 53)

Page 45: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

7.) Motif Pohon Tengkorak

Gambar 2.17 Kain Tenun Ikat Motif Pohon Tengkorak

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 69)

8.) Motif Pilin atau Spiral

Gambar 2.18 Kain Tenun Ikat Motif Pilin atau Spiral

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 57)

Page 46: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

9.) Motif Meander atau Swastika

Gambar 2.19 Kain Tenun Ikat Motif Meander atau Swastika

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 43)

10.) Motif Kait

Gambar 2.20 Kain Tenun Ikat Motif Kait

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 65)

Page 47: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

11.) Motif Geometris

Gambar 2.21 Kain Tenun Ikat Motif Geometris

(Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 69)

E. Pengertian Ragam Hias

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ragam adalah “macam” (1989:

719), sedangkan pengertian Hias adalah “berhias dengan, diperindah dengan”.Ragam

Hias adalah bermacam-macam hiasan, seperti yang dijelaskan oleh W.J.S

Poerwadarminta (1983: 1052) ragam hias adalah menurut arti katanya “ragam” dapat

berarti bermacam-macam. Maka dapat diartikan bahwa ragam hias adalah berbagai

macam kumpulan motif-motif dimana memiliki fungsi sebagai penghias sebuah kain

sebagai corak tertentu.

F. Pengertian Sarung Goyor

Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya

sehingga berbentuk seperti pipa atau tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang

berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana

Page 48: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya

dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah)

(id.wikipedia.org/wiki/Sarung).

Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan mulai dari katun, poliester,

atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah hingga pada

penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Pada umumnya

penggunaan kain sarung pada acara resmi terkait sebagai pelengkap baju daerah

tertentu. Sedangkan motif kain sarung sendiri pada umum adalah garis-garis yang

saling melintang. Namun demikian, sarung untuk pakaian daerah dapat pula dibuat

dari bahan tenun ikat, songket, serta tapis.

Jenis kain ini tentu sudah lekat dengan masyarakat di Indonesia. Kain panjang

yang dijahit sisi-sisinya sehingga membentuk tabung ini digunakan sebagai penutup

bagian perut sampai mata kaki, dengancara dililitkan. Sarung bisa digunakan baik

laki-laki maupun perempuan untuk kepentingan adat maupun keseharian. Pembuatan

kain sarung biasanya menggunakan mesin maupun alat tenun bukan mesin (ATBM).

Sarung Goyor adalah salah satu kain sarung yang dibuat menggunakan alat tenun

bukan mesin.

Sarung goyor sendiri dapat diartikan sebagai sarung yang lembek. Goyor

dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan kainnya jatuh, lembek tidak

kaku maka disebut Sarung Goyor. Adapula yang menyebut kain byur artinya pun

sama. Jenis kain yang adem ini tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada

di kawasan tropis yang bersuhu panas (http://sarung.net/tag/sarung-goyor/).

Pada setiap proses menenun perlu mempersiapkan alat dan bahan atau

perlengkapan untuk menenun khususnya tenun ikat tradisional. Pada umumnya setiap

daerah di Indonesia memiliki perlengkapan tenun yang sama. Diantaranya yaitu:

1. Bahan

a. Pewarna Naptol

Bahan pewarna yang digunakan untuk memberi warna pada kain tenun

ikat sarung goyor. Zat pewarna yang dipakai pada tenun ikat sarung goyor ini

Page 49: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

merupakan zat pewarna sintetis atau buatan. Naftol tergolong kedalam zat

pewarna reaktif yang banyak kita jumpai di pasaran. Penggunaan pewarnaan

naptol ini di pakai bapak Sudarto karena penggunaannya yang mudah dan

praktis tidak memakan banyak waktu. Selain itu juga daya tahan zat pewarna

ini cukup kuat.

Gambar 2.22 Naptol

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

b. Kostik

Kostik merupakan kristal campuran pewarna naptol

Gambar 2.23 Kostik

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

Page 50: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c. Benang

Benang merupakan bahan dasar dalam membuat kain tenun ikat. Seperti

yang dikatakan oleh Dahlan, 1982:

“Bahan baku dalam pembuatan kain adalah benang. Sesuai dengan maksud

proses dan tujuan akhirnya benang tersebut dapat dibedakan dalam benang

lungsi, pakan dan benang rajut. Sedangkan sesuai penggunaannya benang itu

masih dibedakan pula dalam jenis seratnya seperti kapas, sutera, dan benang

serap campuran, disamping macamnya yaitu benang-benang tunggal, rangkap

dan gintir”(h.9).

Gambar 2.24 Benang

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

2. Alat

a. Mesin Hang

Yaitu mesin atau alat yang digunakan untuk memintal benang sebelum

melakukan proses pewarnaan.

Page 51: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 2.25 Mesin Hang

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

b. Mesin Kelos (Klos)

Masyarakat Sukoharjo menyebut mesin ini dengan sebutan mesin klos-

klosan. Mesin ini digunakan untuk memintal benang ke sebuah benda yang

disebut kletek.

Gambar 2.26 Kelos (Klos)

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

Page 52: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c. Kletek

Alat yang terbuat dari bahan dasar kayu ini merupakan alat yang

digunakan untuk meletekan benang pakan maupun benang lungsi sehingga

menjadi sebuah gulungan-gulungan kecil.

Gambar 2.27 Kletek

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

d. Malet

Alat yang disebut malet ini digunakan untuk meletakan benang pakan

yang dimana nantinya akan diletakan didalam (tropong) atau Tereopong.

Gambar 2.28 Malet

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

Page 53: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

e. Teropong (Tropong)

Masyarakat desa biasanya menyebut alat ini dengan sebutan tropong.

Alat yang digunakan untuk meletakan benang pakan.

Gambar 2.29 Teropong

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

f. Timbangan

Digunakan untuk menimbang bahan pewarna dengan bahan campuran

seperti naptol dan kostik.

Gambar 2.30 Timbangan

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

g. Mesin Sekir

Mesin ini dibagi menjadi dua macam yaitu mesin sekir Bom (untuk

benang lungsi) dan sekir plangkan (untuk proses benang pakan).

Page 54: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2.31 Skir Bom

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

Gambar 2.32 Skir Plangkan

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

h. Mesin Tenun

Mesin tenun merupakan alat yang terdiri dari bagian-bagian pokok yaitu

seperti, rangka mesin, poros utama (berfungsi untuk menggerakan lade maju

atau mundur, dengan kata lain sebagai penggerak proses pengetekan dari pada

terjadinya pertenunan), poros pukulan (berfungsi untuk memukul teropong

Page 55: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

didalam laci sehingga teropong dapat meluncur dari laci kiri ke laci kanan),

lade (untuk tempat penyimpanan dan meluncurnya teropong dan merapatkan

benang pakan setiap proses pertenunan), gun dengan bagian-bagian pembentuk

mulut lungsi (untuk mengatur benang-benang lungsi helai per helai sesuai

dengan jumlah lungsi dan rencana tenunnya), rol penggulung lungsi dan

penggulung kain(berfungsi untuk menggulung lungsi dibuat dari kayu atau

logam (pipa) (Liek Soeparli,dkk., 1973: 5-9). Di bawah ini merupakan bagian-

bagian mesin tenun tradisional:

1. Bom lungsi

2. Bom Kain

3. Poros Utama

4. Rangka Gun

5. Rol Kerekan

6. Rol Injakan

7. Lade

8. Poros Lade

9. Benang Lungsi

10. Kain Tenunan

Gambar 2.33 Bagian-bagian Mesin Tenun

(Sumber: Liek Soeparli,dkk., 1973: 12)

Page 56: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Seni Kerajinan

H. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini kerangka pemikiran ditulis untuk mempermudah

dalam penalaran dan masalah yang didasarkan pada tema, yang digambarkan

sebagai berikut :

Gambar Bagan 2 Kerangka Berfikir

Keterangan :

Kerajinan terdiri dari beberapa macam, salah satunya adalah kerajinan kain

tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) atau yang biasa di sebut dengan kain

tenun ikat tradisional. Kerajinan tenun ikat ini termasuk ke dalam seni kriya tekstil.

Seni kerajinan tenun ikat ini sangatlah penting karena disamping sebagai salah satu

warisan budaya bangsa, tenun ikat juga mempunyai peran yang sangat penting dalam

Seni Kerajinan Tenun Ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin) Sarung

Goyor Bapak Sudarto

Latar Belakang Kerajinan Tenun Ikat

ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin)

Bapak Sudarto

Bentuk Motif Kerajinan Tenun Ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin)

Bapak Sudarto

Proses Pembuatan

Kain Tenun

Visualisasi Kerajinan Tenun Ikat ATBM

( Alat Tenun Bukan Mesin ) Bapak

Sudarto

Page 57: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

perekonomian bangsa. Untuk itu kita sebagai masyarakat bangsa perlu melestarikan

dan mengembangkan kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

Kerajinan tenun ikat bapak Sudarto merupakan salah satu tempat yang ikut

serta dalam melestarikan dan mengembangkan kerajinan tenun ikat ATBM Alat

Tenun Bukan Mesin) yang dapat dilihat dari sejarah yang melatarbelakangi

berdirinya usaha kerajinan tenun ikat sarung goyor, ide penciptaan sampai dengan

proses pembuatan tenun ikat dan visualisasi dari kerajinan tenun ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) yaitu sarung goyor.

Page 58: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian kerajinan tenun ikat ini dilaksanakan di Kelurahan Pojok,

Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, tepatnya di Desa Kenteng Rt.01/ Rw

05. Adapun alasan pengambilan lokasi penelitian didaerah tersebut adalah (1)

Kerajinan tenun ikat Bapak Darto merupakan salah satu indusrti yang ikut serta

dalam usaha mengembangkan dan melestarikan seni kerajinan tenun ikat di

Indonesia. (2) Selain sebagai tempat pembuatan tenun ikat, ditempat tersebut juga

sebagai tempat pengumpulan terakhir produk kerajinan tenun ikat dari setiap

cabangnya yang tersebar luas disekitar daerah Sukoharjo sebelum sampai pada proses

pengiriman (ekspor). Sehingga dari lokasi tersebut dapat dikumpulkan data secara

lengkap. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2012. Akan

tetapi apabila data-data dalam penelitian belum mencukupi, tidak menutup

kemungkinan pelaksanaan penelitian ini di perpanjang waktu penelitiannya hingga

kekurangan data-datanya menjadi lengkap.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dengan melihat permasalahan yang ada maka bentuk dan strategi penelitian

ini menggunakan deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J

Moleong, 1989: 3) mendefinisikan “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati”. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar

dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Berdasarkan masalah diatas strategi yang digunakan dalam penelitian

deskriptif ini adalah studi kasus tunggal terpancang. Disebut terpancang karena

dimana sebelum melakukan kegiatan penelitian sebelumnya sudah direncanakan

Page 59: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

untuk mengetahui latar belakang sejarah pembuatan tenun ikat, mengetahui alat dan

bahan pembuatan kain tenun ikat, dan proses pembuatan kain tenun ikat khususnya

dalam pembuatan kain tenun ikat sarung goyor yang menjadi ciri khas masyarakat

Sukoharjo khususnya. Sehingga studi kasus tunggal ini dimaksudkan bahwa

penelitian hanya mengadakan penelitian pada satu lokasi saja.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lainnya (Lexy J Moleong, 1989: 122). Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Informan, Tempat Peristiwa, dan Arsip atau Dokumen. Ketiga

sumber data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Informan

Informan merupakan orang yang memberikan informasi tentang situasi yang

diteliti, yaitu memberikan informasi tentang latar belakang berdirinya kerajinan tenun

ikat dan proses pembuatan kerajinan tenun ikat sarung goyor.

Dalam penelitian ini digunakan dua kategori informan, yaitu informan pokok

dan informan pelengkap. Informan pokok yang dimintai informasi mengenai masalah

yang terkait dengan penelitian ini adalah: Bapak Sudarto sebagai pemilik usaha

kerajinan tenun ikat. Sedangkan informan pelengkap yang digunakan untuk menggali

informasi adalah; Joko sebagai pewaris tunggal kerajinan tenun ikat, dan para

karyawan usaha kerajinan tenun ikat.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat yang dijadikan sebagai sumber data yang bersifat umum dalam

penelitian ini adalah mencakup seluruh lingkungan Desa Kenteng. Sedangkan tempat

Page 60: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

yang dijadikan sebagai sumber data yang bersifat khusus diarahkan pada berbagai

tempat yang digunakan untuk mengerjkan kerajinan tenun ikat di Desa Kenteng.

Peristiwa-peristiwa yang dikaji pada umumnya meliputi perilaku sehari-hari

pengrajin setempat yang berkaitan dengan kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin).

3. Arsip atau Dokumen

Menurut Nasution (1996: 85) data dalam penelitian naturalistik kebanyakan

diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan

wawancara. Arsip atau dokumen merupakan sumber data bukan manusia atau non

human resources, melainkan berupa benda di antaranya gambar atau foto dan

rekaman peristiwa.. Dalam penelitian ini dokumen yang diambil adalah kain tenun

ikat berupa sarung goyor dan buku-buku yang berhubungan dengan kain tenun ikat

tradisional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam

penelitian guna mendapatkan data-data yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan yang ada. Menurut Goetz dan LeCompete (dalam H.B Sutopo, 2002:

58) adapun strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat

dikelompokan kedalam dua cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang

bersifat interaktif dan non interaktif .

Maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi Langsung

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (H.B Sutopo,

2002: 64).

Page 61: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi langsung yaitu penulis

secara langsung terjun ke lokasi penelitian untuk mengamati kegiatan dengan

menggunakan situasi yang sebenarnya. Pada observasi langsung dapat dilakukan

dengan mengambil peran atau tak berperan. Menurut Spradley menjelaskan bahwa

pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi (1) Tak berperan sama

sekali. (2) Observasi berperan yaitu terdiri dari (1) Berperan pasif, (2) Berperan aktif

dan (3) Berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi warga (bagian) atau

anggota kelompok yang sedanh diamati (H.B Sutopo: 2002, 64-65).

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Lexy J Moleong, 1989: 148).

Wawancara didalam penelitian kualitatif pada umumnya tidak dilakukan

secara terstruktur ketat dan dengan pertanyaan tertutup seperti didalam penelitian

kuantitatif, tetapi dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut “wawancara

mendalam” (H.B Sutopo, 2002: 59).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur

tujuannya ialah memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai latar

belakang sejarah berdirinya dan proses pembuatan tenun ikat tradisional sarung

goyor. Wawancara ini akan ditujukan kepada para informan yaitu pemilik usaha

kerajinan tenun ikat tradisional yaitu bapak Darto, putra ketiga dari bapak Darto

sebagai pewaris dan penerus usaha kerajinan tenun ikat tradisional dan para pengrajin

kerajinan tenun ikat .

Page 62: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Analisis Dokumen atau Arsip

Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak

di persiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Guba dan Lincoln dalam

Lexy J Moleong, 1989: 176).

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki

posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah

pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang

berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti (H.B Sutopo,

2002: 69). Dalam penelitian ini dokumen yang dijadikan sumber informasi adalah

berbagai macam alat tenun, karya-karya kerajinan berupa kain tenun ikat sarung

goyor dan buku-buku yang memuat teori mengenai tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin).

E. Teknik Sampling

Teknik Sampling atau dapat disebut juga dengan teknik cuplikan merupakan

suatu bentuk kasus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang

mengarah pada seleksi (H.B Sutopo, 2002: 55)

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan purposive sampling

yaitu suatu teknik yang pengambilan sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan

tertentu. H.B Sutopo (2002: 56) menyatakan bahwa, dalam penelitian purposive

sampling cenderung peneliti memilih informan yang di anggap mengetahui informasi

dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data

yang mantap.

Menurut Patton (dalam H.B Sutopo, 2002; 56) didalam pelaksanaan

pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan

kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Dalam penelitian ini, sampel yang

diambil adalah pemilik usaha kerajinan dan para pengrajin tenun ikat yang

merupakan bagian dari usaha kerajinan bapak Sudarto. Adapun sampel kain tenun

ikat sarung goyor yang dianalisis berupa motif, dan proses pembuatannya.

Page 63: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

F. Validitas Data

Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan

apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan, dan apakah penjelasan yang

diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi.

Menurut H.B Sutopo (2002: 77) menyatakan valiliditas merupakan data yang telah

berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan

kemantapan dan kebenarannya. Untuk memperoleh keabsahan data informasi secara

lengkap dan terpercaya maka digunakan dua cara meliputi:

1. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan

validitas dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi merupakan teknik yang dicari pola

pikir fenomologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang

mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang (H.B Sutopo, 2002: 78).

Trianggulasi juga dapat diartikan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dimana

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding.

Sedangkan menurut patton (dalam H.B Sutopo, 2002: 78) menyatakan bahwa

ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu (1) trianggulasi data (data triangulation),

(2) trianggulasi peneliti (investigator triangulation), (3) trianggulasi metodologis

(methodological triangulation), (4) triangulation teoritis (theoretical triangulation).

Teknik triangulation untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik trianggulasi data atau yang biasa disebut dengan

trianggulasi sumber. Menurut patton trianggulasi data yaitu mengarah peneliti agar

dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang

tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila

digali dari beberapa sumber yang berbeda (H.B Sutopo, 2002: 79). Maka data yang

diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana

dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber yang berbeda.

Page 64: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Review Informan

Teknik ini juga merupakan salah satu usaha pengembangan validitas peneliti

yang sering digunakan oleh peneliti kualitatif. Review Informan yaitu pada waktu

peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian

data walaupun masih belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang

disusun perlu dikomunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang

sebagai informan pokok (key informan) (H.B Sutopo, 2002: 83 ). Maka data yang

telah disusun sementara, ditunjukkan kepada para informan untuk diperiksa apakah

ada kesalahan yang perlu direvisi sesuai dengan yang sebenarnya sehingga akan

didapat keabsahan data yang lengkap dan terpercaya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses analisis akhir yang perlu dilakukan yaitu perlunya

pengaturan data yang telah disesuaikan (H.B Sutopo, 2002: 87). Data yang berupa

deskripsi kalimat yang dikumpulkan lewat observasi dan wawancara, mencatat

dokumen, dan lain-lain.

Penelitian ini menggunakan model analisis jalinan atau mengalir (flow model

analysis). Proses analisis dengan tiga komponen analisisnya tersebut saling menjalin

dan dilakukan secara terus menerus didalam proses pelaksanaan pengumpulan data.

Didalam model analisis jalinan ini terdapat tiga komponen alur yang saling berkaitan

serta menentukan hasil akhir analisis yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan

proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan absraksi data (H.B Sutopo, 2002 :

91). Maka dapat dikatakan bahwa reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang

mempetegas, memperpendek, membuat focus, membuat hal-hal yang tidak penting

dan mengatur data sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.

Page 65: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Penyajian Data

Sebagai analisis kedua, sajian data merupakan suatu rakitan organisasi

informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian

dapat dilakukan. Menrut H.B Sutopo (2002: 92) ; menyatakan sajian data ini

merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila

dibaca, akan bisa mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan

peneliti berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahannya

tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam proses analisis data yaitu

simpulan akhir pada proses pengumpulan data. Simpulan perlu diverivikasi agar

cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggung jawabkan. Ketiga unsur tersebut

saling berkaitan dan berhubungan terus menerus selama penelitian berlangsung.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis model mengalir atau flow

model analysis dimana pada saat peneliti reduksi data, sajian data, dan penarikan

kesimpulan merupakan jalinan yang saling terkait sebelum, selama dan sesudah

pengumpulan data. Selain itu tiga komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat

dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses

pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus (H.B. Sutopo, 2002: 95).

Dalam bentuk ini seorang peneliti tetap bergerak diantara ketiga komponen tersebut

dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.

Apabila proses pengumpulan data sudah berakhir, peneliti tetap bergerak diantara tiga

komponen dengan menggunakan waktu yang masih tersisa. Untuk lebih jelasnya,

model analisis interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut

Page 66: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Pengumpulan Data

Reduksi

Data

Sajian Data

Penarikan

Simpulan/

Verivikasi

Gambar Bagan 3 Model Analisis Interaktif (Sumber: H.B Sutopo,

2002: 95)

H. Prosedur Penelitian

Pada tahap prosedur penelitian ini merupakan tahap yang harus dilakukan

oleh seorang peneliti, dimana dalam tahap ini penelitian akan memberikan suatu

gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis

data serta penafsiran terhadap data yang dikumpulkan sampai dengan penulisan

laporan penelitian. Tahap penelitian yang menggambarkan kegiatan sejak persiapan

awal sampai pembuatan laporan hasil penelitian, sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun rancangan berupa usulan penelitian atau proposal.

b. Memilih lapangan penelitian yaitu Desa Kenteng, Kecamatan Tawangsari,

Kabupaten Sukoharjo.

c. Mengurus perijinan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan perusahaan

atau pengrajin tenun ikat tradisional yang bersangkutan.

Page 67: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

d. Menjajaki keadaan lapangan yaitu peneliti mengenal segala unsur lingkungan

sosial dan fisik.

e. Memilih informan yaitu orang yang dipandang mengetahui permasalahan dalam

penelitian dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti.

f. Menyiapkan persiapan penelitian.

2. Tahap Kerja Lapangan

a. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri.

b. Mengumpulkan data melalui serangkaian observasi atau pengamatan secara

langsung mengenai tenun ikat tradisional.

c. Melanjutkan pengumpulan data yang lebih terfokus dan terinci.

3. Tahap Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan sudah terkumpul kemudian dilakukan

proses analis data. Pada tahap ini data yang terkumpul dari observasi berupa catatan

lapangan, data hasil wawancara, gambar, foto, dokumen dan sebagainya.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Bagian terakhir dari prosedur penelitian yaitu penyusunan hasil laporan dari

mulai pelaksanaan proses awal sampai dengan proses akhir penelitian, sampai pada

penyusunan skripsi secara lengkap diantaranya:

a. Menyusun kelengkapan data yang talah terkumpul.

b. Menyusun laporan awal secara lengkap.

c. Menyusun laporan perbaikan atau memeriksa laporan.

d. Menyusun laporan.

Page 68: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dukuh Kenteng merupakan salah satu daerah yang terdapat di Desa Pojok,

Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Daerah ini

merupakan salah satu daerah yang menghasilkan kerajinan tenun ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) yaitu sarung goyor.

Jarak tempuh desa ini dari ibu kota Provinsi Jawa Tengah (Semarang) sekitar

120 km. Sedangkan bila dari pusat kota Sukoharjo desa ini berjarak sekitar 7 km dan

apabila di tempuh dari pusat pemerintahan Kecamatan Tawangsari, desa ini berjarak

sekitar 3 km atau sekitar 10 menit perjalanan.

Gambar 4.1 Tugu Masuk Dukuh Kenteng

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Desa Pojok ini terletak didaerah dataran rendah, dengan ketinggian tanah dari

permukaan laut 101 m. Desa Pojok ini memiliki luas desa 256.7770 Ha yang dimana

Page 69: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

berbatasan dengan sebelah Utara ialah Bengawan Solo, sebelah Selatan Desa

Kateguhan, Sebelah Barat Desa Tangkisan dan sebelah Timur berbatasan dengan

Desa Delangan. Desa ini memiliki suhu udara rata-rata sekitar 32ºC.

Gambar 4.2 Peta Desa Pojok

(Sumber: Arsip Kepala Desa Kenteng, 2006)

Berdasarkan data monografi terakhir Desa Pojok pada tahun 2011 penduduk

desa berjumlah 4.994 orang dengan jumlah Kepala Keluarga 1322 orang. Penduduk

yang berjenis kelamin laki-laki 2510 orang dan yang berjenis kelamin perempuan

2484 orang.

Mayoritas penduduk Desa Pojok ini merupakan pemeluk Agama Islam.

Berdasarkan data yang ada, jumlah keseluruhan penduduk yang memeluk Agama

Page 70: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Islam mencapai 4969 orang. Selain Agama Islam di desa ini juga terdapat pemeluk

Agama Kristen yang berjumlah 12 orang dan pemeluk Agama Katholik berjumlah 13

orang.

Dibawah ini merupakan tabel data kependundudukan Kelurahan Pojok tahun

2011.

Tabel 4.1 Data Kependudukan Kelurahan Pojok Tahun 2011

1. Jumlah Kepala Keluarga : 1.322 KK

2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin

a. Laki-laki : 2.510 orang

b. Perempuan : 2.482 orang

Jumlah : 4.994 orang

3. Penduduk Menurut Kewarganegaraan

a. WNI : 4.994 orang

b. WNA : - orang

4. Penduduk Menurut Agama

a. Islam : 4.969 orang

b. Kristen : 12 orang

c. Katholik : 13 orang

d. Hindu : - orang

e. Budha : - orang

Jumlah : 4.994 orang

(Sumber: Data Monografi Kelurahan Pojok Tahun 2011)

Dalam kehidupannya, penduduk Desa Pojok memiliki berbagai macam jenis

mata pencarian yang beragam berdasarkan data di Kelurahan. Penduduk yang

bermata pencarian sebagai karyawan sebanyak 78 orang, 635 orang bermata

Page 71: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pencarian sebagai wiraswasta, Petani 902 orang, Pertukang atau Buruh Bangunan

sebanayak 287 orang, Buruh Tani 1.020 orang, bekerja dibidang Jasa 28 orang dan

Pensiunan sebanyak 13 orang.

Dibawah ini merupakan tabel data kependundudukan Kelurahan Pojok tahun

2011 menurut mata pencarian.

Tabel 4.2 Data Kependudukan Kelurahan Pojok Menurut Mata Pencarian

Tahun 2011

Mata Pencarian

1. Karyawan : 78 orang

2. Wiraswasta : 635 orang

3. Petani : 902 orang

4. Pertukangan atau Buruh Bangunan : 237 orang

5. Buruh Tani : 1.020 orang

6. Pensiunan : 13 orang

7. Nelayan : - orang

8. Pemulung : - orang

9. Jasa : 28 orang

(Sumber: Data Monografi Kelurahan Pojok Tahun 2011)

B. Latar Belakang Awal Berdirinya Kerajinan Tenun Ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) Bapak Sudarto

Usaha kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) atau biasa yang

disebut dengan tenun ikat tradisional milik bapak Sudarto ini merupakan industri

rumah tangga yang membuat kerajinan sarung goyor. Dimana kerajinan ini menjadi

ciri khas dari Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Tradisi

Page 72: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

tenun ikat ini sudah berkembang sejak tahun 1950 an yang diwarisi secara turun

temurun hingga sekarang.

Sejarah adanya kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) di

Dukuh Kenteng ini ialah bermula dari kampung sebelah, dimana kerajinan tenun ikat

ini sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka. Para buruh pengrajin tenun ikat

yang berasal dari Dukuh Kenteng mereka bekerja di tempat usaha kerajinan tenun

ikat di dukuh sebelah dan mereka selalu menyelesaikan pekerjaannya di rumah. Maka

dari itu kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) berkembang ke

Dukuh Kenteng.

Awal mula berdirinya kerajinan tenun ikat milik bapak Sudarto atau yang

biasa dipanggil dengan nama pak Darto ini ialah berawal dari usianya yang masih

sangat muda yaitu 18 tahun yaitu sekitar tahun 1972. Maka usaha kerajinan tenun ikat

ini sudah berjalan selama kurang lebih 40 tahun. Beliau lahir pada tahun 1953.

Dimana pada mulanya pak Darto di usia tersebut pak Darto hidup sebagai seorang

pedagang es cendol.

Kampung Arab merupakan salah satu daerah di kota Solo yang di jadikan

sebagai tempat berjualan es cendol. Penghasilannya dari berjualan es cendol tersebut

dikumpulkannya dan dibelikan 12 ekor kambing. Bapak Sudarto sempat berfikir

untuk membuka usaha lain yaitu dibidang pertenunan. Keahliannya di bidang tenun

ini di dadapatnya sewaktu beliau masih bekerja di tempat kerajinan tenun ikat milik

orang lain. Dari pengalamannya tersebutlah bapak Sudarto memberanikan diri

membuka usaha kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Namun niat

beliau itu sempat tertunda karena terkendalanya masalah biaya. Namun pada akhirnya

bapak Sudarto nekat menjual 12 ekor kambing tersebut sebagai modal usahanya

dalam mendirikan usaha tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan bapak

Sudarto pun memiliki satu buah mesin tenun tradisional. Pada waktu itu bapak

Sudarto belum memiliki seorang istri. Seiring dengan berjalannya waktu bapak

Sudarto memiliki tambahan mesin tenun sebanyak 24 buah mesin dan memiliki 67

orang karyawan.

Page 73: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Bapak Sudarto yang berpendidikan terakhir SR (Sekolah Rakyat) ini pada

akhirnya menikah dan memiliki tiga orang anak. Namun dalam perjalanan usahanya

tidak selancar dengan apa yang beliau pikirkan. Sekitar tahun 1975 usaha kerajinan

tenun ikat bapak Sudarto mengalami masa-masa kebangkrutan total. Kerajinan tenun

ikatnya berupa sarung goyor yang diperjual belikan di pasar lokal yaitu pasar Klewer

mengalami kendala yaitu, sarung goyor milik bapak sudarto tidak laku dipasaran

khususnya pasar lokal karena kurang berminatnya masyarakat lokal sekitar pada

sarung goyor. Bapak Sudarto sempat putus asa dan pada akhirnya menghentikan total

usahanya selama kurang lebih 5 tahun yaitu, sekitar tahun 1981. Rumah yang sempat

dijadikan sebagai tempat usahanya kerajinan tenun ikat tradisional tersebut pada

akhirnya harus di segel bank. Karena pada masa itu pak Darto sempat meminjam

uang kepada bank sebagai tambahan modal usahanya.

Bapak Sudarto pun sempat berganti-ganti profesi diantaranya yaitu, beliau

pernah menjadi seorang kernet bus, lalu beliau juga merantau ke Jakarta untuk

berjualan es potong beliau berjualan di sekitar jembatan besi (salah satu nama tempat

di daerah Jakarta) selama kurang lebih 6 bulan. Dan beliau juga sempat berganti

profesi lagi sebagai penjual bakso di Surabaya selama 5 bulan dan kembali pergi

merantau ke Medan untuk berjualan sebagai pedagang es cendol kurang lebih 1 tahun

2 bulan. Yang pada akhirnya uang hasil berdagang tersebut beliau gunakan untuk

membayar angsuran kepada bank. Maka dari itu putra pertama bapak Sudarto di beri

nama Selamet Prihatin karena kehidupan bapak Sudarto saat menjalani usaha tenun

ikatnya mengalami berbagai macam cobaan yang membuat kehidupan bapak menjadi

sangat prihatin.

Pada akhirnya bapak Sudarto kembali memiliki keyakinan untuk mendirikan

kembali usahanya di bidang kerajinan tenun ikat tersebut. Dan berkat dorongan sang

istri dan tekad bapak Sudarto yang begitu yakin, beliau berusaha mendirikan kembali

usaha kerajinan tenun ikatnya yang sempat bangkrut. Dengan modal perhiasan milik

sang istri seberat 3,5 gr emas atau seharga Rp. 16.700 Bapak Sudarto membelanjakan

uang tersebut untuk membelikan bahan baku pembuatan tenun ikat yaitu benang

Page 74: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

lungsi sebanyak seperempat pack dan setengah pack benang pakan, sisanya dibelikan

pewarna naptol sebanyak 25 gr.

Selama kurun waktu 7 bulan kerja menjalani usahanya tersebut bapak Sudarto

tidak tinggal diam beliau juga menjalani sebuah ritual. Ritual itu bapak Sudarto

lakukan untuk berdoa kepada Allah SWT memohon agar usahanya diberikan

kelancaran. Seperti yang diutarakan Bapak Sudarto pemilik kerajinan tenun ikat

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin):

“Aku mbak selama waktu tujuh bulan penuh, bapak ini menjalani sebuah

ritual. Ritual ini hampir setiap hari bapak jalani dan hampir setiap malam juga

tidak tidur. Yang pada akhirnya mata bapak ini sakit dan mengalami

pembengkakan selama satu minggu. Karena sakit mata tersebut akhirnya

bapak menyelesaikan ritual ini.”

Maka hasil dari menjalani ritual dan berkat tekatnya yang kuat tersebut usaha

beliau semakin hari mengalami kemajuan pesat. Dari mulai beliau hanya memiliki

satu buah mesin tenun sekarang beliau sudah memiliki 32 buah mesin tenun dan yang

tadinya hanya memiliki 63 karyawan sekarang bertambah menjadi 74 karyawan tetap.

Bapak Sudarto juga tidak pernah ketinggalan mengikuti berbagai macam pameran

industri. Maka Dari situlah bapak Sudarto dapat memasarkan dan memamerkan

kembali hasil kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) nya kepada

masyarakat luas. Hingga pada akhirnya tenun ikat yang berupa sarung goyor tersebut

sampai pada pasar internasional yaitu Pakistan, Libia, dan Hongkong.

Hingga pada suatu saat bapak Sudarto mengikuti sebuah pelatihan yang dibina

oleh bapak Tiyoso yang sewaktu itu masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Pelatihan ini diberikan kepada para pengusaha industri kecil untuk membantu para

pengrajin dalam memperdalam ilmunya di bidang kewirausahaan. Dari sanalah usaha

kerajinan bapak Sudarto diberi nama PERUSAHAAN MAJU oleh bapak Tiyoso,

karena pada waktu mengikuti pelatihan pak Darto belum mempunyai nama usaha

kerajinannya. Usaha beliau dapat berkembang dan bertahan hingga sekarang.

Page 75: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 4.3 Tempat Produksi Tenun Ikat Perusahaan Maju

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Berkat keuletannya sekarang bapak Sudarto sudah memiliki cabang di sekitar

daerah sukoharjo yaitu diantaranya Tawangsari, Weru dan Klaten. Cabang-cabang ini

beliau modali dan beliau bimbing sendiri. Dan cabang-cabang tersebut dijadikan

sebagai tempat proses menenun kain sarung goyor karena untuk dirumah hanya

dilakukan proses pencelupan warna. Kegiatan ini dilakaukan dikarenakan pesanan

bapak Sudarto yang semakin hari semakin bertambah. Cabang-cabang tersebut

diantaranya;

1. Desa Malangan terdapat lima usaha kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin) yang masing-masing dipimpin oleh bapak Tarno, Samsuri, pak

Bayan Sumanto, dan Bapak Widnyo.

2. Desa Gemethuk terdapat satu usaha kerajinan di pimpin oleh Pa Ji.

3. Desa Grogolan yaitu daerah Weru terdapat satu usaha kerajinan tenun yang

dipimpin oleh ibu Murtini.

4. Desa Tegal Rejo terdapat dua usaha kerajinan tenun yang di pimpin oleh bapak

Lurah Triyono dan ibu Sri (Klaten).

Page 76: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

5. Desa Gunung Gajah di pimpin oleh ibu Sari (Klaten).

6. Desa Gajal Rejo di pimpin oleh ibu Poniem (Klaten).

7. Desa Trucuk di pimpin oleh pak Sugimin (Klaten).

8. Desa Kalioso terdapat dua cabang kerajinan tenun yang di pimpin oleh Mas

Bambang dan pak Budi (Klaten).

9. Desa Cawas di pimpin oleh ibu Parini (Klaten).

Sedangkan untuk daerah Desa Tawangsari sendiri yaitu, dipimpin oleh ibu

Marni, ibu Jadi, ibu Hasri, dan mbak Ririn yang tidak lain ialah keponakan dari pak

Darto.

C. Proses Pembuatan Tenun Ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Sarung

Goyor Milik Bapak Sudarto

Dalam pembuatan sebuah kain tenun ikat diperlukan keterampilan tangan

manusia. Untuk proses benang pakan dan lungsi membutuhkan waktu yang cukup

lama. Dibawah ini merupakan tahap-tahap proses pembuatan tenun ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin):

1. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tenun ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) sarung goyor:

a. Benang

Benang merupakan salah satu bahan utama yang digunakan dalam

pembuatan tenun ikat. Biasanya bapak Sudarto selalu membeli benang di PT.

Agung Sejahtera yaitu yang terletak di daerah Palur, Karanganyar, Jawa tengah.

Dan tiap pembelian satu karung berisi 12 cones.

Page 77: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 4.4 Benang dalam Hitungan Cones

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Gambar 4.5 Benang dalam Hitungan Streng

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Dalam pembuatan tenun ikat untuk membedakan kain atau sarung goyor

itu lembut atau kasarnya dapat di lihat dari benangnya, apakah benang tersebut

dobel atau tidak. Seperti 20

/ S, S yang menandakan bahwa benang tersebut

singel atau tidak dobel mak kain atau sarung goyor tersebut akan terasa kasar

dan tipis. Sedangkan 20

/ 40 menandakan bahwa benang tersebut dobel. Semakin

besar ukuran benang berarti menandakan bahwa kain itu semakin halus dan

sebaliknya apabila ukuran benang semakin kecil maka kain semakin kasar tipis.

Page 78: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b. Pewarna (Naptol)

Untuk bahan pewarnaan yang digunakan oleh Perusahaan Maju milik

bapak Sudarto ialah pewarna kimia yang disebut dengan Naptol. Naptol

tergolong kedalam zat pewarna reaktif yang banyak kita jumpai di pasaran.

Menurut bapak Sudarto menggunakan warna kimia lebih mudah dibandingkan

dengan pewarna alami. Selain itu juga daya tahan zat pewarna inipun cukup

kuat. Bahan pewarna ini juga menggunakan pembangkit warna garam.

Karena sarung goyor milik bapak Sudarto ini merupakan pesanan dari

luar negeri maka warna sarung yang diminta haruslah serupa atau sama, apabila

menggunakan bahan pewarna alami warna sarung satu dengan yang lain akan

berbeda dan pemesanpun akan mengembalikan sarung goyor tersebut kepada

bapak Sudarto. Maka dari itu bapak Sudarto menggunakan bahan pewarna

kimia. Biasanya bapak Sudarto selalu membeli bahan pewarna tersebut di toko

Jaya Agung yaitu di pasar klewer, Solo.

Untuk membuat warna yang di inginkan pada benang adapun bahan

campuran seperti:

1.) Kostik Toletan:

a. Merah:

- AS 1/

2 Ons

Gambar 4.6 Bahan AS

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

- BS 1/

2 Ons

Page 79: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 4.7 Bahan BS

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

- Kostik 25 gr

Kostik merupakan bahan kristal campuran pewarna naptol.

Gambar 4.8 Kostik

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

b. Kuning:

- ASG 1/

2 Ons

Page 80: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 4.9 Bahan ASG

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

- BS 1/

2 Ons

- Kostik 25 gr

2.) Garam Plangkan:

a. Satu Plangkan:

- AS 25 gr

Gambar 4.10 Bahan AS

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

- BO 25 gr

- Kostik 15 gr

Page 81: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

3.) Naptol Plangkan:

a. Satu Plangkan Merah:

- Mr B 25 g

Gambar 4.11 Bahan Mr B

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

- Gp 25 gr

Gambar 4.12 Bahan GP

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

b. Satu Plangkan Biru:

- Br B 50 gr

Page 82: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 4.13 Bahan Br B

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

4.) Garam Benang Lungsi:

a. Satu Pres:

- AS 1 Ons

- BO 3 Ons

- Kostik 1,5 Ons

5.) Naptol Benang Lungsi:

a. Satu Pres:

- Gp 3 Ons

- Mr B 3 Ons

6.) Naptol Plangkan Hijau:

a. Satu Plangkan:

- Kostik 40 gr

- Hidro 150 gr

Page 83: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 4.14 Bahan Hidro

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

- Hijau green B 50 gr

Gambar 4.15 Hijau Green B

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

- Coloan RSN 5 gr (satu pucuk sendok)

7.) Naptol Lungsi Hitam:

a. SN 1/

2 Kg

Page 84: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Gambar 4.16 Bahan SN

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

b. Sliper 1/ 2 Kg

Gambar 4.17 Bahan Sliper

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012

c. Hakol

Hakol adalah bahan yang di gunakan untuk memutihkan benang. Pada

kain tenun ikat yang memiliki kualitas kain yang baik biasanya benang

diputihkan dengan menggunakan bahan yang disebut dengan Hakol. Dan

ukuran bahan Hakol yang di gunakan untuk memutihkan benang yaitu

sebanyak satu pres 1/

2 ons.

Page 85: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 4.18 Hacol

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

d. Ramasit

Ramasit merupakan bahan khusus yang digunakan oleh bapak Sudarto

untuk melembutkan kain tenun ikat setelah mengalami proses penenunan atau

setelah tenunan menjadi sarung goyor, agar kain tidak terasa kasar.

Gambar 4.19 Ramasit

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

e. Tinta

Tinta digunakan untuk membuat gambar atau mendesain motif tenun

ikat. Tinta yang digunakan berbeda dengan tinta pada umumnya. Tinta ini

dubuat sendiri oleh bapak Sudarto dan berasal dari bahan bekas yaitu arang

yang berasal dari batu baterai bekas yang dicampur dengan sedikit air.

Page 86: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 4.20 Tinta

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

f. Tepung Kanji

Tepung kanji merupakan bahan yang diperoleh dari umbi akar ketela

pohon atau dalam bahasa indonesia yaitu singkong. Tepung ini sering

digunakan untuk membuat makanan dan bahan perekat. Maka dari itu dalam

proses tenun ikat bahan tepung kanji ini digunakan sebagai perekat kain tenun

agar warnanya tidak mudah luntur.

g. Tawas

Garam rangkap sulfat dan aluminium sulfat, dipakai untuk

menjernihkan air atau campuran bahan celup. Tawas ini juga digunakan oleh

bapak Sudarto sebagai bahan campuran tenun ikat.

Gambar 4.21 Tawas

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 87: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

h. Minyak Goreng

Gambar 4.22Minyak Goreng

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

i. Minyak Tanah

Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan

merupakan bahan yang mudah terbakar. Bahan-bahan tersebut seperti minyak

sayur, minyak tanah, tawas dan tepung kanji digunakan oleh bapak Sudarto

biasanya digunakan untuk bahan campuran dalam proses pencelupan warna

benang lungsi, agar warna tidak mudah luntur dan warna menjadi tahan lama.

Gambar 4.23 Minyak Tanah

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 88: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2. Alat-alat yang digunakan untuk untuk membuat membuat tenun ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor:

a. Mesin Hang

Mesin hang merupakan mesin yang digunakan untuk memintal benang

sebelum benang menjadi gulungan-gulungan yang siap dicelup ke dalam

pewarna. Mesin hang ini terdiri dari beberapa gulungan-gulungan benang yang

dimana benang-benang tersebut biasa disebut dengan streng. Dan dalam setiap

5 streng berasal dari 1 cones gulungan benang.

Gambar 4.24 Mesin Hang

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

b. Mesin Kelos atau Erek

Mesin kelos atau erek ini digunakan untuk memintal benang ke kletek,

setelah benang mengalami proses pencelupan warna. Biasanya masyarakat desa

setempat menyebutnya dengan mesin klos-klosan.

Page 89: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 4.25 Mesin Kelos

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

c. Kletek

Merupakan sebuah alat yang terbuat dari kayu dan alat ini digunakan

untuk menggulung atau meletakkan benang pakan maupun benang lungsi

menjadi sebuah gulungan-gulungan kecil seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.26 Kletek

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

d. Malet

Alat yang disebut malet ini digunakan untuk meletakkan benang pakan

yang dimana nantinya akan diletakan di dalam tropong atau Teropong. Malet

ini digunakan untuk meletakkan gulungan benang yang digunakan sebagai

Page 90: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

bahan baku untuk benang yang membujur pada kain (lebar kain atau benang

pakan).

Gambar 4.27 Malet

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

e. Teropong

Bapak Sudarto biasanya menyebut alat ini dengan sebutan tropong.

Teropong merupakan alat yang digunakan untuk meletakkan benang pakan

didalammya terdapat malet.

Gambar 4.28 Teropong

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

f. Timbangan

Digunakan untuk menimbang bahan pewarna dengan bahan campuran

seperti naptol dan kostik. Penimbangan warna ini dilakukan agar takaran warna

sesuai dengan yang dibutuhkan.

Page 91: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar 4.29 Timbangan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

g. Mesin Sekir

Mesin sekir ini dibagi menjadi dua macam yaitu mesin sekir Bom

(untuk benang lungsi) dan sekir plangkan (untuk proses benang pakan).

1.) Sekir Plangkan

Sekir ini digunakan untuk menata benang-benang ke sebuah bidang yang

disebut dengan plangkan. Plangkan ini akan berputar dan benang akan

terisi memenuhi bidang plangkan.

Gambar 4.30 Sekir Plangkan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 92: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2.) Sekir Bom

Sekir bom ini digunakan dalam proses benang lungsi yang telah melalui

tahap pewarnaan benang lungsi.

Gambar 4.31 Sekir Bom

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

h. Penggaris

Penggaris ini digunakan untuk mengukur jarak motif pada sebuah

bidang yang akan dibuat pada plangkan. Bapak Sudarto biasa menyebutnya

dengan sebutan blak.

Gambar 4.32 Penggaris (blak)

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

i. Plangkan

Alat yang terbuat dari kayu berbentuk persegi empat yang digunakan

sebagai bidang benang untuk pembuatan motif atau desain tenun ikat.

Page 93: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 4.33 Plangkan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

j. Mesin Cuci

Mesin cuci ini digunakan bapak sudarto untuk mengeringkan benang

pakan ataupun benang lungsi. Karena dengan menggunakan mesin cuci ini

benang dapat kering dengan cepat dan lebih mempersingkat waktu, mengingat

pesanan bapak sudarto yang semakin banyak.

Gambar 4.34 Mesin Cuci

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 94: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

k. Tali Rafia

Tali rafia ini dipakai sebagai pengikat benang dalam membuat motif

tenunan. Motif yang di ikat tidak terkena pewarna.

Gambar 4.35 Tali Rafia

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

l. Gawangan

Gawangan merupakan alat yang terbuat dari kayu. Gawangan ini

digunakan sebagai sandaran plangkan pada saat dilakukan proses

penggambaran motif atau mendesain motif.

Gambar 4.36 Gawangan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 95: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

m. Gunting untuk Merapihkan Benang

Bapak Sudarto biasa menyebutnya dengan catut. Alat ini digunakan

untuk merapihkan sisa-sisa benang yang masih ada di sarung. Biasanya benang

tersebut menjadi serabut-serabut di pinggiran sarung goyor.

Gambar 4.37 Gunting untuk Merapihkan Benang (catut)

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

n. Mesin Tenun

Mesin yang terdiri dari beberapa bagian alat seperti tropong dan malet

yang digunakan untuk meletakan benang pakan. Alat ini digunakan untuk

proses menenun yaitu merangkai beberapa benang yang sudah melalui tahap

pewarnaan menjadi sebuah kain atau sarung. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

merupakan alat yang digunakan untuk melakukan penenunan yang digerakkan

oleh manusia. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) ini dapat dipergunakan sambil

duduk di lantai maupun di atas bangku (biasanya terdapat pada industri tekstil

kecil).

Page 96: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 4.38 Mesin Tenun

Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

3. Proses dalam Pembuatan Tenun Ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

sarung goyor :

Dalam tahap pembuatan sebuah kain atau sarung goyor tenun ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin) diperlukan keterampilan tangan manusia. Untuk proses

pembuatan benang lungsi dan benang pakan diperlukan waktu yang cukup lama.

Maka di bawah ini merupakan proses pembuatan tenun ikat sarung goyor ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin):

a. Proses Pembutan Benang Lungsi:

1.) Pemintalan Benang

Tahap pertama yang dilakukan dalam pembuatan benang pakan adalah

proses pemintalan benang menggunakan alat yang disebut dengan mesin

hang.

Page 97: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar 4.39 Proses Memintal Benang

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

2.) Pemutihan Benang

Tahap kedua yang dilakukan ialah proses memutihkan benang dengan

menggunakan hakol. Yaitu dengan cara hakol dilarutkan dengan menggunakan

air biasa. Untuk satu pres benang lungsi diperlukan ½ ons hakol, setelah itu

benang dikeringkan dan dijemur di bawah sinar matahari.

Gambar 4.40 Proses Pemutihan Benang

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 98: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Gambar 4.41 Proses Penjemuran Benang

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

3.) Penimbangan Bahan Pewarna

Tahap yang ke tiga setelah pemutihan benang ialah menimbang

banyaknya bahan pewarna yang akan digunakan pada setiap satu pres benang.

Gambar 4.42 Proses Penimbangan Bahan Pewarna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Adapun takaran bahan pewarna yang digunakan untuk mewarnai

benang lungsi pada perusahaan Maju milik bapak Sudarto yaitu:

Garam Benang Lungsi

Page 99: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Satu pres benang lungsi: GP 3 ons

Mr B 3 ons

Naptol Benang Lungsi

Satu pres benang lungsi: AS 1 ons

BO 3 ons

Kostik 1,5 ons

4.) Pencelupan Warna

Tahap yang selanjutnya ialah proses pemberian atau pencelupan warna

naptol pada benang yang masih putih ataupun benang yang sudah diputihkan

dengan bahan kimia yang disebut dengan hakol. Setelah itu benang lungsi

dicelupkan kedalam bahan pewarna. Bahan campuran pewarna tersebut

dilarutkan dengan air mendidih dan benang dimasak bersama pewarna selama

kurang lebih satu jam. Cara ini dilakukan agar bahan pewarna dapat meresap

dan merata keseluruh bagian benang (agar benang tidak belang).

Gambar 4.43 Proses Pewarnaan Benang Lungsi

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 100: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

5.) Pengkanjian (pemberian bahan campuran)

Setelah benang lungsi diberi pewarna naptol proses selanjutnya yaitu

pemberian bahan campuran yang terdiri dari minyak tanah, minyak goreng,

tepung kanji dan tawas secukupnya. Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi

satu dan dilarutkan dengan air mendidih. Pemberian bahan campuran ini

dimaksudkan agar warna pada benang tidak mudah luntur dan menjadi lebih

kuat.

6.) Pencucian

Tahap selanjutnya yaitu pembilasan. Pembilasan ialah mencuci benang

dengan menggunakan air bersih. Tahap ini dilakukan untuk membersihkan

benang dari zat pewarna naptol dan bahan campuran.

7.) Pengeringan

Setelah benang dicelupkan kedalam pewarna naptol dan diberikan

bahan campuran tahap yang sealanjutnya yaitu pengeringan. Pengeringan ini

dilakukan dengan menggunakan mesin cuci, cara ini dilakukan untuk

mempersingkat waktu dan agar benang dapat kering dengan cepat. Karena

pesanan sarung goyor milik pak darto semakin hari semakin bertambah.

8.) Penjemuran

Tahap selanjutnya yaitu penjemuran. Benang dikeringkan kembali

dibawah sinar matahari agar benang benar-benar kering dan siap dipintal

dengan mesin kelos. Apabila benang tidak benar-benar kering ini dapat

memperlambat proses pengeklosan. Karena pada saat dikelos benang dapat

putus dengan mudah.

9.) Pengeklosan

Page 101: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Setelah benang dirasa cukup kering tahap selanjutnya yaitu

pengekelosan. Pengekelosan dilakukan dengan menggunakan mesin yang

disebut dengan kelos. Benang lungsi di pasang di kelos, lalu benang ditarik

dan diletakan ke dalam alat yang bernama kletek. Mesin ini dikerjakan oleh

tangan manusia.

10.) Penyekiran dengan Mesin Bom

Penyekiran dilakukan dengan menggunakan mesin sekir yang khusus

digunakan untuk benang lungsi yaitu mesin sekir bom. Ini merupakan proses

menata benang yang telah dikelos ke bom. Bom ini merupakan bagian dari

mesin tenun dimana nantinya bom yang telah terisi oleh benang lungsi akan

diletakan ke mesin tenun.

Gambar 4.44 Proses Penyekiran Mesin Bom

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

11.) Proses Menenun Benang Lungsi

Setelah benang lungsi melalui tahap-tahap di atas tersebut, proses

selanjutnya ialah pemasangan atau biasa disebut dengan penyetelan benang

lungsi ke mesin tenun.

Page 102: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

b. Proses Pembuatan Benang Pakan:

1.) Pemintalan Benang

Dalam pembuatan benang pakan prosesnya tidak jauh berbeda dengan

proses pembuatan benang lungsi. Pertama benang harus di pintal dengan

menggunakan mesin hang terlebih dahulu. Proses ini sama dengan pembuatan

benang lungsi, hanya saja tahap-tahap pembuatan benang pakan lebih banyak

dan sedikit lebih rumit.

Gambar 4.45 Pemintalan dengan Mesin Hang

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

2.) Pemutihan Benang Pakan

Tahap yang kedua yaitu proses pemutihan benang. Proses ini sama

dengan proses memutihkan benang lungsi. Benang diputihkan agar kualitas

benang tidak terlihat kusam. Bahan yang digunakan untuk memutihkan

benang pakan ialah hacol.

3.) Pengekelosan

Proses selanjutnya yaitu pengekelosan benang pakan dengan

menggunakan mesin kelos. Benang yang telah di putihkan di pintal dan di

letakkan ke alat yang disebut dengan kletek.

Page 103: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

4.) Penyekiran Dengan Mesin Sekir Plangkan

Sebelum masuk pada tahap menggambar desain atau mengikat,

benang harus diatur dalam plangkan. Dalam proses ini penganyaman benang

di buat di dalam plangkan yang terbuat dari kayu. Jumlah benang pakan yang

akan diikat dibuat menurut perhitungan yang tepat. Biasanya plangkan

memiliki ukuran sekitar lebar 60 cm dengan panjang plangkan 150 cm. Untuk

satu putaran plangkan benang mencapai panjang 3 m. Lebar benang pada

plangkan adalah sebagian dari lebar kain yang ada.

Gambar 4.46 Proses Penyekiran dengan Sekir Plangkan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

5.) Pengekresan (membatasi)

Pengekresan ialah membatasi atau memisah-misahkan benang pakan

dengan tali rafia. Maksud dari ngekres ini ialah agar benang pakan tidak

tercampur satu dengan yang lainnya pada saat proses pencelupan dan

menenun, juga mempermudah dalam membuat motif .

Page 104: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 4.47 Proses Pengekresan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

6.) Pendesainan (menggambar diatas plangkan)

Mendesain yaitu menentukan jenis corak atau gambar yang akan

dibuat atau di inginkan. Dalam desain tenun pemakaian warna harus benar-

benar diperhitungkan, karena dalam membuatan perpaduan warna dalam

pencelupan harus diperhitungkan hasil pencampurannya. Dalam setiap satu

desain plangkan biasanya digunakan ukuran satu plangkan untuk satu desain

motif atau corak tenun ikat. Biasanya bapak Sudarto sendirilah yang selalu

membuat desain dengan ide pikirannya yang terinspirasi dari lingkungan

sekitar. Namun terkadang bapak sudarto menyuruh putranya yaitu joko untuk

mendesain. Mendesain ini dilakukan langsung diatas plangkan yang telah

terdapat susunan benang-benang.

Dalam pembuatan gambar atau corak jarak antara motif satu dengan

yang lainnya di ukur dengan menggunakan penggaris yang terbuat dari kayu

yang dimana bapak Sudarto biasa menyebutnya dengan blak. Adapun poses

dalam pembuatan desain sarung goyor ini diantaranya yaitu: (1) Menyiapkan

benang di atas plangkan, (2) Membuat sket motif dengan menggunakan

pensil, (3) Sket motif dipertebal dengan menggunakan tinta yang terbuat dari

bahan bekas batu batrai. Dibawah ini merupakan desain motif sarung goyor:

Page 105: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

a.) Motif Ceplok Yuyu

Gambar 4.48 Desain Motif Ceplok Yuyu

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

b.) Motif Buketan

Gambar 4.49 Desain Motif Buketan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 106: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

c.) Motif ceplok tirto

Gambar 4.50 Desain Motif Ceplok Tirto

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Gambar 4.51 Proses Pendesainan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 107: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

7.) Pengikatan

Di dalam mengikat disesuaikan dan diperhitungkan dengan jumlah

warna dalam suatu desain pada ikatan tersebut. Urutan mengikat tersebut adalah

mulai dari warna dasar kemudian warna pokok. Untuk mengikat benang pakan

menggunakan alat pengikat yaitu tali rafia. Benang-benang yang telah digambar

atau di buat motif tersebut kemudian diikat sesuai dengan warna motif atau pola

yang di inginkan.

8.) Pencoletan Warna (pemberian kombinasi warna)

Pencoletan dalam pertenunan ialah memberi kombinasi warna atau

campuran warna yang terdapat pada benang lebih dari satu warna. Benang yang

telah diikat tersebut di colet dan diberi warna sesuai selera. Sedangkan untuk

benang pakan yang diikat dengan menggunakan tali rafia hasil akhirnya benang

tidak akan terkena oleh pewarna.

Gambar 4.52 Proses Pencoletan Warna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 108: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Gambar 4.53 Hasil dari Pentoletan Warna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

9.) Pembatilan (Ikat tutupan)

Pembatilan sangat erat hubungannya dengan proses pewarna atau

pencelupan. Dengan kata lain diantara membatil atau ikat tutupan dan proses

pencelupan saling berkaitan satu sama lain. Dalam satu plangkan terdapat

sebuah desain dengan menggunakan tiga macam warna, maka pembatilan atau

ikat tutupan juga dilakukan sebanyak tiga kali.

Dalam proses membatil ini tergantung berapa banyaknya warna yang

akan digunakan. Dalam penelitian ini, urutan warna dibuat dan akan didapati

suatu bentuk motif yang tegas dalam suatu proses pencelupan atau lebih

singkatnya ikat tutupan yaitu pemberian warna pokok benang plangkan

dengan warna yang diinginkan setelah itu benang yang sudah di warna ditutup

kembali dengan tali rafia dan diberi warna dasar.

10.) Pembongkaran Benang Pakan

Setelah benang di tolet warna sesuai dengan selera, benang pakan ini

dibongkar atau dilepaskan dari plangkan. Cara ini dilakukan untuk

mempermudah proses pencelupan warna.

Page 109: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Gambar 4.54 Pembongkaran Benang Pakan dari Plangkan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Gambar 4.55 Hasil Pembongkaran Benang Pakan dari Plangkan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

11.) Penimbangan Bahan Pewarna

Sebelum masuk proses pencelupan warna yaitu menimbang

banyaknya warna garam dan naptol yang akan digunakan. Warna yang biasa

digunakan pak Darto dalam membuat tenun ikat sarung goyor nya ialah warna

hijau, merah dan hitam.

Page 110: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Gambar 4.56 Penimbangan Bahan Pewarna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

12.) Pencelupan Naptol (pencelupan warna dasar)

Proses pencelupan benang pakan ini berbeda dengan benang lungsi.

Bila benang lungsi hanya melalui satu tahap pencelupan warna sedangkan

untuk benang pakan proses pencelupan warna dilakukan sebanyak dua kali

yang pertama pencelupan kedalam garam yaitu merupakan zat pembangkit

warna dan yang kedua pencelupan ke warna naptol (khusus untuk warna

merah). Namun untuk warna hijau dan hitam hanya dilakukan satu kali

pencelupan. Benang-benang pakan yang telah dikat tersebut selanjutnya

dicelupkan kedalam pewarna. Dibawah ini merupakan proses pencelupan

warna hijau dan merah pada benang pakan:

Naptol warna hijau untuk benang pakan:

a.) Tahap yang pertama yaitu mencampurkan bahan pewarna dengan air

mendidih atau air panas. Apabila dalam pencampuran tidak

menggunakan air panas warna pada kain tidak akan jadi atau meresap

sesuai keinginan (warnanya tidak sempurna). Adapun dibawah ini

merupakan bahan campuran warna untuk satu plangkan benang yaitu:

- Kosti 40 gr

Page 111: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

- Hidro 150 gr

- Hijau Green B 50 gr

- Rsn 5 gr

Gambar 4.57 Proses Pencampuran Warna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

b.) Benang-benang yang masih putih dan sudah di gambar motif lalu

benang tersebut di celupkan ke bahan campuran pewarna tersebut.

Untuk pewarna yang dilarutkan pada setiap satu ember hanya digunakan

untuk satu kali pemakaian, karena apabila digunakan untuk berkali-kali

warna tidak akan dapat meresap ke benang dan tidak akan menghasilkan

warna yang sempurna.

Page 112: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Gambar 4.58 Proses Pencelupan Warna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Gambar 4.59 Hasil Pencelupan Warna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

c.) Tahap selanjutnya yaitu penguncian warna, dimana benang yang telah

dicelup ke warna hijau dan telah kering tersebut dicelupkan kembali ke

bahan pengguat agar wana tidak mudah luntur. Bahan pengunci warna

diantaranya yaitu:

- ASG 5 gr

- Mr B 10 gr

- Kostik Secukupnya

Page 113: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Gambar 4.60 Proses Pemberian Zat Pengunci Warna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Naptol warna merah untuk benang pakan:

Berbeda dengan warna hijau untuk pewarnaan warna merah

prosesnya dua kali pengerjaan dan membutuhkan waktu yang cukup

lama.

a.) Tahap yang pertama dilakukan adalah melarutkan bahan zat

pembangkit warna dengan air mendidih yang bahannya

diantaranya:

- AS 25 gr

- BO 25 gr

- Kostik 15 gr

b.) Setelah itu benang dicelupkan kedalam campuran zat

pembangkit warna dan direndam selama kurang lebih 30 menit

sebelum benang dicelupkan kedalam naptol warna merah.

Page 114: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Gambar 4.61 Proses Pencelupan Zat Pembangkit warna

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

c.) Untuk proses pengeringan benang pakan setelah dicelup ke

dalam zat pembangkit warna, benang cukup di angin-anginkan

saja dan ditutupi dengan karung. Cara ini dilakukan agar warna

dapat meresap kedalam benang. Kemudian bila benang dirasa

cukup kering bagian ujung benamg di pisah-pisahkan atau di

pilah-pilah agar warna pada benang tidak belang nantinya.

Gambar 4.62 Proses Memilah-milah Benang Pakan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 115: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

d.) Setelah itu benang yang sudah kering dicelupkan kembali ke

pewarna naptol yang berwrna merah, yang bahannya yaitu:

- Mr B 25 gr

- Gp 25 gr

Dalam tahap pencelupan warna kedua ini naptol cukup

dilarutkan dengan menggunakan air biasa (bukan air panas).

e.) Benang dicelupkan kembali ke zat pembangkit warna atau biasa

disebut dengan bahan garam dan dicelupkan kembali ke naptol

yang berwarna merah. Tahap ini dilakukan secara berulang-

ulang kurang lebih sebanyak tiga kali.

Gambar 4.63 Proses Pencelupan Naptol yang Berwarna Merah

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 116: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

13.) Pembilasan atau Pencucian

Apabila benang dirasa cukup kering proses selanjutnya yaitu

pembilasan. Pembilasan disini ialah mencuci atau membersihkan benang

pakan tersebut dari sisa-sisa pewarna naptol.

Gambar 4.64 Proses Pembilasan Benang

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

14.) Pengeringan

Kemudian pengeringan dilakukan dengan menggunakan menggunakan

mesin cuci. Cara ini dilakukan untuk mengurangi kadar air yang meresap

didalam benang. Setelah itu benang pakan dijemur di bawah sinar matahari.

Page 117: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Gambar 4.65 Proses Pengeringan dengan Menggunakan Mesin Cuci

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Gambar 4.66 Proses Pengeringan Benang dengan Sinar Matahari

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

15.) Pengoncean (membuka ikatan)

Pengoncean ialah membuka ikatan tali rafia pada benang pakan

setelah masuk tahap pencelupan warna. Biasanya karyawan bapak Sudarto

menyebut proses ini yaitu oncean. Tali dibuka satu persatu maka akan terlihat

Page 118: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

benang dengan warna yang berbeda satu dengan yang lain, kemudian benang

dikeringkan kembali dibawah sinar matahari agar benang benar-benar kering

dan pada saat mengkelos benang tidak mudah putus.

Gambar 4.67 Pengoncean atau Oncean

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

16.) Pembongkaran

Pembongkaran ialah memintal benang dengan menggunakan mesin

yang disebut dengan mesin bongkaran. Mesin ini terbuat dari kayu dan

memiliki lubang-lubang kecil berguna untuk meletakan benang pakan. Cara

kerjanyapun tidak jauh berbeda dengan mesin kelos. Benang pakan yang telah

dicelup ke dalam pewarna kemudian dimasukan ke dalam lubang-lubang yang

dimana terdapat kurang lebih 50 lubang. Lalu benang di putar sehingga hasil

akhirnya benang pakan berbentuk streng.

Page 119: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Gambar 4.68 Proses Pembongkaran

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

17.) Pemaltan

Tahap yang selanjutnya ialah pemaltan. Pemaltan yaitu dimana benang

pakan yang sudah dicelup pewarna dan masuk pada proses pembongkaran

(bongkaran) benang kemudian di klenting. Klenting merupakan pengekelosan

kembali benang namun benang bukan dipindahkan ke kletek tetapi benang

dipindahkan ke alat yang disebut dengan malet.

Gambar 4.69 Pemaltan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 120: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

18.) Proses Menenun Benang Pakan

Proses yang selanjutnya yaitu menenun benang pakan dengan benang

lungsi dengan menggunakan alat tenun tradisional yaitu yang disebut dengan

ATBM (alat tenun bukan mesin).

Gambar 4.70 Tahap Menenun Kain

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

c. Proses Finishing:

1.) Penjahitan kain

Setelah benang menjadi sebuah kain tenun tahap selanjutnya yaitu

penjahitan. Penjahitan disini ialah benang yang telah terangkai menjadi sebuah

kain di jahit antara satu sisi dengan sisi yang satunya, agar kain dapat menjadi

sebuah sarung.

Page 121: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 4.71 Penyambungan kain atau Penjahitan

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

2.) Pemberian Label

Pada tahap penyambungan kain sarung goyor ini tidak lupa juga

dipasangkan atau diberikan label pada sarung yang bertuliskan Sarung Goyor

Made In Indonesia. Untuk label bapak Sudarto biasa memesannya di pasar

kliwon. Setiap satu gulung label di belinya dengan harga Rp. 50.000, bapak

Darto membelinya sebanyak lima gulung seharga Rp.250.000.

Gambar 4.72 Label Sarung Goyor

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 122: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Gambar 4.73 Pemasangan Label Sarung Goyor

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Gambar 4.74 Label Pada Sarung Goyor

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 123: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

3.) Pemberian Ramasit

Tidak lupa pak Darto selalu mencelupkan sarung goyornya kedalam

bahan pelembut kain yang disebut dengan ramasit . Bahan ini merupakan bahan

khusus pelembut kain tenun ikat agar sarung goyor tidak terasa kasar.

4.) Pembilasan

Setelah sarung diberi bahan campuran tersebut, proses selanjutnya ialah

pembilasan dengan menggunakan air bersih agar sisa-sisa bahan campuran

yang melekat dapat hilang. Di bawah ini merupakan pemerasan kain setelah

proses pembilasan. Pak Darto menggunakan alat yang beliau buat sendiri dari

bambu. Sarung goyor diperas agar kadar air yang meresap pada sarung dapat

berkurang.

Gambar 4.75 Proses Pembilasan atau pencucian sarung goyor

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 124: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Gambar 4.76 Proses Pemerasan sarung goyor

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

5.) Pengeringan

Setelah sarung goyor diberi bahan penguat warna dan pelembut sarung

goyor kemudian di keringkan dibawah sinar matahari. Dalam penjemuran tidak

ditentukan berapa suhu panas yang diperlukan.

Gambar 4.77 Pengeringan Sarung di Bawah Sinar Matahari

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 125: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

6.) Pelipatan Sarung Goyor

Untuk melipat sarung goyor ini diperlukan keahlian khusus dan

dibutuhkan perhitungan yang tepat. Sarung dilipat dengan menggunakan

penggaris yang disebut dengan blak.

.

Gambar 4.78 Pelipatan Sarung Goyor

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Gambar 4.79 Melipat Sarung Goyor dengan Menggunakan Penggaris

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

Page 126: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Sarung goyor produksi bapak Sudarto yang telah kering kemudian

masuk pada tahap pelipatan. Dimana saat melipat menggunakan blak atau

penggaris. Pertama sarung dilipat menjadi menjadi empat bagian yang dimana

lebar tiap bagiannya memiliki ukuran 30 cm. Setelah sarung membentuk

persegi panjang seperti gambar di atas (4.80) kemudian sarung dilipat kembali

menjadi dua bagian yang dimana proses akhir dari pelipatan ini sarung akan

memiliki lebar 30 cm dan panjang 15 cm.

7.) Pengepakan

Proses yang terakhir ialah pengepakan yaitu menghitung jumlah Sarung

goyor yang akan dikirim ke Pakistan, India, Libia, Jerman, Hongkong dan

sekitarnya. Proses ini dilakukan oleh bapak Darto sendiri. Dalam pengepakan

sarung tidak dikemas ke dalam plastik atau pembungkus lainnya, melainkan

sarung hanya ditumpuk dan diikat dengan menggunakan tali rafia. Untuk proses

pengiriman pak Sudarto tidak turun tangan sendiri, beliau hanya mengirim

sarung-sarung goyor tersebut ke Surabaya dan diserahkan kepada Mr. Abu,

yang nantinya oleh Mr. Abu sarung-sarung tersebut dikirim ke Timur Tengah

seperti Pakistan dan India melewati jalur laut.

Sedangkan untuk pengiriman ke Jerman diserahkan kepada Prof. Dr.

Mr. Hang melewati jalur udara. Maka semua biaya pengiriman bukan menjadi

tangungan pak Darto melainkan Mr. Abu dan Prof. Dr. Mr. Hang.

Page 127: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Gambar 4.80 Pengepakan Sarung Goyor

(Dokumentasi: Maylinda Ambarwati, 2012)

D. Macam-macam Motif Tenun Ikat Sarung Goyor Produksi Sudarto

Banyak beragam jenis motif yang terdapat pada sarung goyor hasil produksi

bapak Sudarto ini. Ide penciptaan motif didapatnya dari lingkungan sekitr rumahnya.

Adapun beberapa macam motif sarung goyor yang sampai saat ini masih

dipertahankan oleh bapak Sudarto seperti, motif buketan dan ceplok yuyu. Namun

bapak Sudarto terkadang sering membuat motif-motif sarung goyor yang baru.

1. Motif Buketan

Motif buketan berasal dari kata buket yang berarti ialah rangkaian bunga

atau kumpulan dari beberapa jenis bunga dengan diberi daun dan ditata

sedemikian rupa sehingga komposisinya menjadi indah untuk dilihat.

Dalam motif buketan ini menggambarkan beberapa karakter bunga,

diantaranya bunga yang memiliki kelopak besar, bunga yang memiliki kelopak

kecil-kecil, dan bunga yang masih kuncup. Selain bunga juga diberi gambar

seperti beberapa jenis daun. Dalam motif buketan ini memilki makna filosofi yang

berhubungan dengan sistem kehidupan masyarakat setempat. Perajin melihat

bahwa suatu rangkain bunga atau buketan adalah sesuatu yang indah untuk dilihat

Page 128: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

dan bisa menyenangkan hati orang yang melihatnya. Karena pengalaman estetikya

tersebut maka perajin ingin menjadikan sarungnya seperti rangkaian bunga yang

pernah dilihatnya, yaitu menjadi sesuatu yang indah dan menyenangkan. Cara

yang dilakukan sangat sederhana, yaitu dengan menggambarkan motif pada sarung

dengan gambar rangkaian bunga atau buketan.

Komposisi motif buketan ini terdapat ditengah-tengah sarung goyor yang

dimana sisi kanan dan kirinya terdapat motif-motif lain seperti tirto (air). Dalam

pewarnaan sarung hasil produksi bapak Sudarto ini terdapat kurang lebih tiga

macam warna diantaranya, hijau, merah, hitam dan putih.

Gambar 4.81 Motif Buketan

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

2. Motif Kepiting (Ceplok Yuyu)

Motif ini disebut dengan motif ceplok yuyu. Seperti namanya, yuyu adalah

nama jawa dari hewan kepiting sawah. Dalam motif ini juga menggambarkan yuyu

atau kepiting sawah yang tertata berbentuk ceplok-ceplok. Sumber ide dari

pembuatan motif ceplok yuyu ini juga hapir sama dengan motif buketan. Karena

Page 129: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

latar belakang kehidupan para perajin sarung goyor adalah petani padi, maka

aktifitas kesehariannya juga sering di sawah. Dan di sawah inilah mereka hampir

setiap saat menjumpai kepiting. Karena bentuk hewan tersebut menarik bagi para

perajin, maka mereka mencoba menggambarkan hal tersebut kedalam bentuk

motif sarung goyor.

Motif ini dianggap motif hiasan yang paling gampang dibuat pada sebuah

kain tenun ikat karena bentuk motifnya yang mudah dibuat dan tidak memakan

waktu yang banyak. Didalam Sarung goyor komposisi motif ceplok yuyu didapati

diantara sela-sela motif lain seperti buketan atau tirto. Objek dalam motif ceplok

yuyu ini yaitu kepiting. Warna motif pada sarung goyor ini yaitu dominan merah,

putih dan hitam.

Gambar 4.82 Motif Kepiting (Ceplok Yuyu)

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

3. Motif Tirto

Tirto dalam bahasa jawa berarti ialah air. Desa Kenteng Kecamatan

Tawangsari ini dikelilingi beberapa sungai kecil yang mengitari persawahan

maupun rumah-rumah penduduk sekitar. Dalam motif tirto ini memilki makna

dimana perajin melihat bahwa aliran air di sungai memberikan suasana yang

Page 130: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

tenang untuk dilihat. Dari suara gemercik air tersebut menjadikan pengalaman

estetika tersendiri bagi perajin dalam menghadirkan motif tirto kedalam sarung

goyor ini.

Didalam sarung goyor ini hanya didapati satu objek motif saja yaitu tirto

(air) yang berbentuk seperti susunan garis-garis yang memanjang menyerupai air

yang mengalir. Warna motif pada sarung goyor ini yaitu dominan merah, putih dan

hitam.

Gambar 4.83 Motif Air (Tirto)

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

4. Motif Ceplok Tirto

Motif sarung ini merupakan motif campuran atau perpaduan dua motif

menjadi satu yaitu motif ceplokan (bunga) dan tirto (air). Warna motif pada sarung

goyor ini yaitu merah, putih dan hijau.

Page 131: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Gambar 4.84 Motif Ceplok Tirto

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

5. Motif Ceplokan

Motif ini merupakan salah satu motif kreasi terbaru dari hasil produksi

sarung goyor bapak Sudarto. Namun ini merupakan motif pesanan saja. Sarung

goyor ini dapat disebut dengan motif ceplokan karena hampir seluruh bagian

sarung terdapat objek bunga yang berbentuk celplok-ceplok. Warna pada sarung

goyor ini dominan warna kuning dengan garis-garis berbentuk wajik atau belah

ketupan yang dominan juga dengan warna hijau.

Gambar 4.85 Motif Ceplokan

(Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

Page 132: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Untuk sebuah motif pada tenun ikat sarung goyor hasil produksi bapak

Sudarto ini diberikan jenis kain yang berkualitas tinggi dan sarung yang berkualitas

rendah. Seperti motif tirto ini memiliki nama Braber Asli Super yang berarti kain ini

memiliki kualitas sarung nomor satu atau paling tinggi. Untuk biaya ongkos upah

pengrajinnya sendiri setiap satu sarung dihargai Rp. 40.000 dengan harga per satuan

sarung yaitu sekitar Rp. 250.000. Sedangkan untuk nama Botol Arab, Zafaran Super

dan Abuamin Super memiliki kualitas sarung nomor dua. Untuk upah pengrajinnya

sendiri yaitu Rp. 24.000 persarungnya yang di hargai Rp. 120.000. Dan Botol Arab

ialah digunakan untuk sebutan sarung goyor yang memiliki kualitas paling rendah

atau nomor tiga. Biasanya untuk motif Botol Arab ini disebut juga dengan motif

kasaran. Biaya tenaga untuk sarung ini per sarungnya di biayai sekitar Rp. 12.000 dan

memiliki harga jual bekisar Rp. 105.000.

Sebenarnya nama-nama atau sebutan ini berfungsi untuk menandai sarung

mana yang memiliki kualitas halus atau kasar. Nama-nama ini didapat bapak dari

permintaan konsumen yang berasal dari Pakistan dan sekitarnya.

Page 133: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian di lapangan tentang latar belakang sejarah

berdirinya kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor,

proses pembuatan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor, serta

motif atau ragam hias yang terdapat pada tenun ikat ATBM(Alat Tenun Bukan

Mesin) sarung goyor milik bapak Sudarto, maka dapat ditarik simpulan sebagai

berikut :

1. Kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor khususnya

muncul sebagai bagian dari salah satu peninggalan nenek moyang desa kenteng,

yang merupakan bagian dari pelestarian warisan kebudayaan Indonesia. Latar

belakang bapak Sudarto dalam mendirikan usaha kerajinan tenun ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) sarung goyor tidak lain adalah untuk melestarikan warisan

peninggalan nenek moyang. Karena tenun ikat ATBM atau biasa disebut dengan

tenun ikat tradisional ini merupakan kerajinan rumah tangga yang sangat penting

artinya bagi kepentingan masyarakat baik dalam aspek sosial, ekonomi, religi

maupun estetika. Kerajinan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung

goyor milik bapak Sudarto berdiri sejak tahun 1972 yang dimana kerajinan

merupakan kerajinan turun menurun sejak jaman nenek moyang yang sampai

sekarang masih tetap dipertahankan dan dilestarikan.

Adanya tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) ini pertama kali di

Indonesia berfungsi sebagai pakaian upacara adat setempat dan baik dalam segi

warna dan motifnya masih mengikuti ketentuan yang ada. Namun sesuai dengan

perkembangan jaman dan tuntutan masyarakat, maka kain tenun ikat ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin) mempunyai kegunaan dan bentuk yang semakin beragam.

2. Proses pembuatan tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Sarung goyor

adalah yang pertama mempersiapkan bahan. Bahan yang digunakan dalam

Page 134: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

membuat tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor yaitu

benang, selain itu juga diperlukannya bahan pewarna yaitu naptol dan kostik.

Sedangkan minyak tanah, minyak goreng dan tawas digunakan sebgai bahan

campuran agar warna pada kain tenun ikat tidak mudah luntur. Adapun alat-alat

yang digunakan untuk membuat membuat tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) sarung goyor adalah yang paling utama yaitu mesin tenun tradisional yang

masih terbuat dari kayu.

Adapun alat lainnya yang digunakan yaitu mesin hang dan mesin kelos

yang berfungsi sebagai alat pemintal benang. Kletek, malat dan teropong berfungsi

sebagai alat untuk menyimpan benang pakan maupun benang lungsi, timbangan

untuk mengukur banyaknya bahan pewarna naptol yang akan digunakan, mesin

sekir plangkan (untuk benang pakan) dan mesin sekir bom (untuk benang lungsi)

dan yang paling penting adalah tali rafia. Tali rafia ini berfungsi sebagai alat

mengikat benang. Tahap-tahap dalam pembuatan tenun ikat ATBM (Alat Tenun

Bukan Mesin) sarung goyor yang pertama adalah proses memintal dan

memutihkan benang, baik benang pakan maupun benang lungsi.

Sedangkan untuk benang lungsi setelah dipintal benang masuk pada tahap

pencelupan warna kemudian benang di sekir dengan menggunakan sekir bom.

Sedangkan untuk benang pakan setelah benang dipintal, benang pakan di sekir

dengan mesin sekir plangkan kemudian benang di desain atau di gambar motif

yang di inginkan, lalu benang diikat sesuai dengan motif yang ada kemudia

benang pakan dicelupkan kedalam pewarna dan dikelos kembali. Tahap yang

terakhir setelah semua benang di beri pewarna yaitu proses menenun kain. Proses

ini merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tahap-tahap pembuatan

tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor merupakan suatu

urutan yang pasti.

3. Bentuk motif hias yang terdapat pada tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin) sarung goyor milik bapak Sudarto yaitu :

Page 135: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

a. Motif Buketan atau motif yang terdiri dari berbagai macam rangkaian bunga

yang di beri daun dan ditata dengan sedemikian rupa.

b. Motif Kepiting (Ceplok Yuyu). Motif ini merupakan motif yang berbentuk

kepitimg sawah dan motif ini di gambarkan secara tertata sehingga berbentuk

ceplokan-ceplokan kepiting sawah. Dengan sumber ide yang berasal dari latar

belakang masyarakat setempat yang sebagian para pengrajinnya adalah seorang

petani yang aktivitas kesehariannya menjadi petani dan hampir setiap saat

menjumpai kepiting sawah.

c. Motif Tirto (Air). Motif ini terinspirasi dari desa Kenteng yang daerahnya

dikelilingi oleh sungai-sungai kecil yang mengitari persawahan maupun rumah-

rumah penduduk sekitar.

d. Motif Ceplok Tirto. Dimana motif ini merupakan perpaduan antara motif

buketan, ceplokan (bunga) dan tirto (air).

B. Implikasi

Penelitian ini diperoleh sebuah implikasi antara subyek penelitian dengan

peneliti, maupun dengan masyarakat luas. Pengetahuan akan ilmu kerajinan tenun

ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor milik bapak Sudarto dapat

dikembangkan oleh para generasi penerusnya. Bagi peneliti dapat mengambil

manfaat dari penelitian ini sebagai ilmu pengetahuan yang baru tentang kerajinan

tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) khususnya sarung goyor. Sehingga

dapat dijadikan referensi, sumber, acuan, wacana, tentang kerajinan tenun ikat ATBM

(Alat Tenun Bukan Mesin).

C. Saran

Berdasarkan implikasi diatas, maka dapat dikemukakan saran yang ditujukan

kepada bapak Sudarto sebagai berikut :

1. Bagi pengrajin tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor yaitu

bapak Sudarto, dalam proses pengepakan sebaiknya diberikan label yang di

Page 136: STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI …/Studi... · STUDI KERAJINAN TENUN IKAT SARUNG GOYOR SUDARTO DI DESA KENTENG KELURAHAN POJOK ... Kerajinan, tenun ikat, kriya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

lilitkan pada sarung goyor yang sudah di lipat dan siap di pasarkan, agar sarung

goyor dapat dengan mudah ditemukan dipasaran dan menjadi ciri khas dari usaha

pengrajin tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).