STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan...

15
JURNAL DINAMIKA AKUNTANSI DAN BISNIS JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015 184 STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS LABA Nadirsyah, Fadlan Nur Muharram Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah e-mail: [email protected] Abstract The objective of the study was to examine the effect of capital structure and good corporate governance (GCG) on the earnings quality. The GCG variable are proxied by audit committees, independent commissioners, managerial ownership, and institutional ownership. The earnings quality measured by using Capital Adequacy Ratio (CAR) indicator with Earning Response Coeficient (ERC). The data was collected from the financial statements of the manufacture companies that listed at Indonesia Stock Exchange in the period between 2009 and 2013. By using purposive sampling and balanced panel data, there are 22 companies were selected as the sample. Multiple linier regression model is used to test the hypothesis The results of this study are capital structure, independent commissioners, audit committees, managerial ownership, and institutional ownership affected on the earnings quality simultaneously. Capital structure partially affected on the earnings quality. The audit committees, independent commissioners, managerial ownership, and institutional ownership affected on the earnings quality partially have an effect on the earnings quality. Keywords: capital structure, good corporate governance, earnings quality, ERC PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan salah satu informasi kuantitatif yang dibuat oleh perusahaan. Bagian laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah laporan laba rugi yang dilihat dari jumlah laba. Informasi laba merupakan bagian yang penting bagi para penggunanya baik internal maupun eksternal perusahaan, sehingga setiap perusahaan berlomba- lomba meningkatkan jumlah laba. Laba juga merupakan salah satu indikator dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut mendorong manajemen melakukan cara yang tidak sehat dalam menyajikan informasi laba atau memanipulasi laba pada laporan keuangan, sehingga laba yang disajikan oleh manajemen menjadi tidak berkualitas. Kualitas laba adalah laba dalam laporan laba rugi yang mencerminkan kinerja perusahaan dalam bidang keuangan yang sebenarnya. Menurut Boediono (2005) laba yang berkualitas adalah laba yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya. Sedangkan Taruno (2013) menyatakan bahwa laba yang berkualitas merupakan laba yang disajikan sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya tanpa ada intervensi dari pihak-pihak berkepentingan dalam penyampaian laporan keuangan. Penelitian Irawati (2012) dan Novianti (2012) melakukan perhitungan terhadap kualitas laba diukur dengan ERC (Earning Response Coeficient) yang diproksikan menggunakan CAR (Cumulative Abnormal Return) dengan cara melakukan regresi terhadap nilai UE (Unexpected Earnings). Informasi laba dapat dikatakan berkualitas apabila reaksi pasar yang ditunjukkan dari nilai ERC tersebut adalah tinggi. Reaksi pasar dapat dilihat dari jendela waktu beberapa hari sebelum laporan keuangan dipublikasikan dan beberapa hari setelah dipublikasikan oleh BEI. Hal ini dikarenakan BEI merupakan lembaga resmi yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaan yang sudah go public termasuk perusahaan manufaktur didalamnya.

Transcript of STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan...

Page 1: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

JURNAL DINAMIKA AKUNTANSI DAN BISNISJDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

184

STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATEGOVERNANCE DAN KUALITAS LABA

Nadirsyah, Fadlan Nur MuharramProgram Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah

e-mail: [email protected]

AbstractThe objective of the study was to examine the effect of capital structure and good

corporate governance (GCG) on the earnings quality. The GCG variable are proxied by auditcommittees, independent commissioners, managerial ownership, and institutional ownership.The earnings quality measured by using Capital Adequacy Ratio (CAR) indicator with EarningResponse Coeficient (ERC). The data was collected from the financial statements of themanufacture companies that listed at Indonesia Stock Exchange in the period between 2009 and2013. By using purposive sampling and balanced panel data, there are 22 companies wereselected as the sample. Multiple linier regression model is used to test the hypothesis Theresults of this study are capital structure, independent commissioners, audit committees,managerial ownership, and institutional ownership affected on the earnings qualitysimultaneously. Capital structure partially affected on the earnings quality. The auditcommittees, independent commissioners, managerial ownership, and institutional ownershipaffected on the earnings quality partially have an effect on the earnings quality.

Keywords: capital structure, good corporate governance, earnings quality, ERC

PENDAHULUANLaporan keuangan merupakan salah

satu informasi kuantitatif yang dibuat olehperusahaan. Bagian laporan keuangan yangsering digunakan sebagai dasarpengambilan keputusan adalah laporan labarugi yang dilihat dari jumlah laba.Informasi laba merupakan bagian yangpenting bagi para penggunanya baikinternal maupun eksternal perusahaan,sehingga setiap perusahaan berlomba-lomba meningkatkan jumlah laba. Labajuga merupakan salah satu indikator dalammenilai kinerja keuangan perusahaan. Haltersebut mendorong manajemen melakukancara yang tidak sehat dalam menyajikaninformasi laba atau memanipulasi laba padalaporan keuangan, sehingga laba yangdisajikan oleh manajemen menjadi tidakberkualitas.

Kualitas laba adalah laba dalamlaporan laba rugi yang mencerminkankinerja perusahaan dalam bidang keuanganyang sebenarnya. Menurut Boediono (2005)laba yang berkualitas adalah laba yangmencerminkan kinerja keuangan

perusahaan yang sebenarnya. SedangkanTaruno (2013) menyatakan bahwa labayang berkualitas merupakan laba yangdisajikan sesuai dengan kondisi perusahaanyang sebenarnya tanpa ada intervensi daripihak-pihak berkepentingan dalampenyampaian laporan keuangan.

Penelitian Irawati (2012) danNovianti (2012) melakukan perhitunganterhadap kualitas laba diukur dengan ERC(Earning Response Coeficient) yangdiproksikan menggunakan CAR(Cumulative Abnormal Return) dengan caramelakukan regresi terhadap nilai UE(Unexpected Earnings). Informasi labadapat dikatakan berkualitas apabila reaksipasar yang ditunjukkan dari nilai ERCtersebut adalah tinggi. Reaksi pasar dapatdilihat dari jendela waktu beberapa harisebelum laporan keuangan dipublikasikandan beberapa hari setelah dipublikasikanoleh BEI. Hal ini dikarenakan BEImerupakan lembaga resmi yangmempublikasikan laporan keuanganperusahaan yang sudah go public termasukperusahaan manufaktur didalamnya.

Page 2: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

185

Kualitas laba itu sendiri bukan hanyaantara CAR dan UE perusahaan tersebut.Kualitas laba juga diduga dipengaruhi olehsumber modal yang diperoleh perusahaandan selanjutnya disebut struktur modal,serta tata kelola atau mekanismepengelolaan perusahaan yang sering disebutdengan GCG (Good CorporateGovernance), dalam hal ini mekanismetersebut adalah komite audit, komisarisindependen, kepemilikan manajerial, dankepemilikan institusional.

Menurut Novianti (2012), strukturmodal biasanya diukur dengan leverageperusahaan yang menyebabkan investormenjadi kurang percaya terhadap laba yangdipublikasikan oleh suatu perusahaan, yangpada akhirnya akan mengakibatkan responpasar menjadi relatif rendah. Strukturmodal yang diukur dengan leveragemenggambarkan bahwa seberapa besarhutang membiayai aset perusahaan.Struktur modal merupakan perpaduanantara total hutang dengan total aset yangdimiliki oleh perusahaan. Struktur modalmempunyai pengaruh terhadap kualitas labakarena jika aset perusahaan lebih besardibiayai oleh hutang daripada modalnyamaka peran daripada investor menjadimenurun (Irawati, 2012).

Laba yang kurang berkualitas bisaterjadi karena adanya pemisahan antarakepemilikan dan pengelolaan perusahaanyang dapat menimbulkan konflik yangdisebut dengan konflik keagenan. Konflikini disebabkan pihak-pihak yang terkaityaitu prinsipal (pemilik atau pemegangsaham) dan agen (manajemen) mempunyaikepentingan yang saling bertentangan.Konflik keagenan ini mengakibatkanadanya sifat manajemen melaporkan labasecara oportunis untuk memaksimalkankepentingan pribadinya. Jika hal ini terjadiakan mengakibatkan rendahnya kualitaslaba yang disajikan oleh perusahaan.

Dalam kondisi seperti ini diperlukansuatu mekanisme pengendalian yang dapatmensejajarkan perbedaan kepentinganantara kedua belah pihak. Mekanismecorporate governance memilikikemampuan dalam kaitannya menghasilkansuatu laporan keuangan yang memilikikandungan informasi laba (Boediono,

2005). GCG yang mengandung empatunsur penting yaitu keadilan, transparansi,pertanggungjawaban dan akuntabilitas,diharapkan dapat menjadi suatu jalan dalammengurangi konflik keagenan. Denganadanya tata kelola perusahaan yang baik,diharapkan nilai perusahaan akan dinilaidengan baik oleh investor.

Ada empat mekanisme GCG yangbertujuan untuk mengurangi konflikkeagenan, yaitu komite audit, komisarisindependen, kepemilikan institusional, dankepemilikan manajerial. Muid (2009)menggunakan empat mekanisme tersebut,Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud(2006) dan Yushita dkk. (2013) hanyamenggunakan tiga dari empat mekanismeGCG tersebut.

Komite audit mempunyai peran yangsangat penting dan strategis dalam halmemelihara kredibilitas proses penyusunanlaporan keuangan seperti halnya menjagaterciptanya sistem pengawasan perusahaanyang memadai serta dilaksanakannya GCG.Suaryana (2005) menambahkan bahwapasar menilai laba yang dilaporkan olehperusahaan yang membentuk komite auditmemiliki kualitas yang lebih baik daripadalaba yang dilaporkan oleh perusahaan yangtidak membentuk komite audit.

Menurut Taruno (2013), komisarisindependen merupakan posisi terbaik untukmelaksanakan fungsi monitoring agartercipta perusahaan yang good corporategovernance. Dewan komisaris berperansangat penting dalam fungsi pengawasanyang terdapat dalam perusahaan. Komposisidewan komisaris merupakan salah satukarakteristik dewan yang berhubungandengan kandungan informasi laba. Melaluiperannya dalam menjalankan fungsipengawasan, komposisi dewan dapatmempengaruhi pihak manajemen dalammenyusun laporan keuangan sehingga dapatdiperoleh suatu laporan laba yangberkualitas (Boediono, 2005).

Kepemilikan institusi memiliki peranyang tidak kalah penting denganmekanisme GCG lainnya. Dengan adanyakepemilikan instusional didalamkepemilikan sebuah perusahaan, makadapat dilakukan pengawasan lebih.Presentase saham tertentu yang dimiliki

Page 3: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

186

oleh institusi dapat mempengaruhi prosespenyusunan laporan keuangan yang tidakmenutup kemungkinan terdapat akrualisasisesuai kepentingan pihak manajemen(Boediono, 2005). Dapat disimpulkanbahwa, dengan adanya kepemilikan institusijuga akan meningkatkan pengungkapaninformasi laporan keuangan secara luas danmenggambarkan keadaan yang sebenarnyasehingga akan berpengaruh terhadapkualitas laba yang disajikan.

Pada penerapan GCG, kepemilikanmanajerial yang tinggi dapat membuatkualitas laba semakin baik. Hal inidikarenakan adanya kepemilikan dari pihakmanajemen yang langsung mengelolaperusahaan sehingga konflik keagenan yangterjadi dapat berkurang dengan informasiyang dihasilkan tidak mementingkankepentingan pribadi pihak manajemen saja,tetapi juga melihat kebutuhan informasiyang dibutuhkan oleh pihak pemilik saham,yaitu informasi yang menggambarkankondisi perusahaan yang sebenarnya.

KAJIAN PUSTAKA DANPENGEMBANGANHIPOTESIS

Pengaruh Struktur Modal terhadapKualitas Laba

Struktur modal merupakan halterpenting dalam perusahaan, hal inidikarenakan modal adalah awal darijalannya suatu bisnis. Modal yangdigunakan oleh perusahaan dalammenjalankan bisnis bisa diperoleh dariberbagai sumber, yaitu modal sendiri daripemilik perusahaan atau pemegang saham,atau juga bisa dari pinjaman atau utang.Jika aset perusahaan lebih besar dibiayaioleh hutang daripada modalnya maka perandaripada investor menjadi menurun.Perusahaan dinilai tidak dapat menjagakeseimbangan finansial dalam penggunaandana antara jumlah modal yang tersediadengan modal yang dibutuhkan.

Penelitian Irawati (2012), Tiolembadan Ekawati (2008), dan Paulina (2013)bahwa struktur modal berpengaruh terhadapkualitas laba. Semakin tinggi leverage suatuperusahaan mengakibatkan investor takutberinvestasi di perusahaan tersebut, karenainvestor tidak ingin mengambil resiko yang

besar. Menurut Novianti (2012), Sonya(2013) dan Dira (2014), secara parsialstruktur modal tidak berpengaruh terhadapkualitas laba. Hipotesis yang diajukanadalah sebagai berikut.Ha1: Struktur modal berpengaruh

terhadap kualitas laba.

Pengaruh Komite Audit terhadapKualitas Laba

Berdasarkan keputusan Ketua BadanPengawas Pasar Modal (BAPEPAM)nomor Kep-29/PM/2004, komite auditadalah komite yang dibentuk oleh dewankomisaris dalam rangka membantumelaksakan tugas dan fungsinya. Komiteaudit dalam sebuah perusahaan memilikiperan yang sangat penting dalammengawasi laporan keuangan, mengawasisystem pengendalian internal, danmengawasi audit eksternal. Keberadaankomite audit diharapkan dapat mengurangisifat manajemen yang ingin menampilkanlaba yang tidak berkualitas pada laporankeuangan. Laba yang berkualitas dalamlaporan keuangan adalah laba yangmenjelaskan keadaan kinerja keuanganyang sebenarnya. Suaryana (2005)menambahkan bahwa pasar menilai labayang dilaporkan oleh perusahaan yangmembentuk komite audit memiliki kualitasyang lebih baik daripada laba yangdilaporkan oleh perusahaan yang tidakmembentuk komite audit. Hasil penelitiantersebut sama dengan penelitian yangdilakukan oleh Siallagan (2006) komiteaudit berpengaruh terhadap kualitas laba.Pada penelitian selanjutnya yang dilakukanoleh Muid (2009) dan Yushita et al (2013),komite audit tidak memiliki pengaruhterhadap kualitas laba. Hipotesis yangdiajukan adalah sebagai berikut.

Ha2: Komite audit berpengaruhterhadap kualitas laba.

Pengaruh Komisaris Independenterhadap Kualitas Laba

Proporsi komisaris independen dapatmenambah pengawasan terhadapmanajemen agar tidak bertindakoportunistik yang hanya memetingkan

Page 4: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

187

kepentingan pihak manajemen saja. Denganadanya proporsi yang lebih besar terhadapkomisaris independen maka dapatmeningkatkan kualitas laba yang disajikanoleh perusahaan. Komposisi dewankomisaris yang terdiri dari anggota yangberasal dari luar perusahaan mempunyaikecenderungan mempengaruhi manajemenlaba (Taruno, 2013). Boediono (2005)menyatakan komposisi dewan komisarismerupakan salah satu karakteristik dewanyang berhubungan dengan kandunganinformasi laba. Melalui perannya dalammenjalankan fungsi pengawasan, komposisidewan dapat mempengaruhi pihakmanajemen dalam menyusun laporankeuangan sehingga dapat diperoleh suatulaporan laba yang berkualitas.

Penelitian yang dilakukan olehIndrawati (2010) bahwa komisarisindependen tidak berpengaruh terhadapkualitas laba, hal ini sejalan dengan hasilpenelitian Muid (2009). Berdasarkanpenelitian yang dilakukan oleh Yushita et al(2013), Boediono (2005) dan Siallagan(2006) menyakan bahwa hasil penelitiantentang komisaris independen memilikipengaruh terhadap kualitas laba yangdihasilkan oleh perusahaan. Hipotesis yangdiajukan adalah sebagai berikut.Ha3: Komisaris independen

berpengaruh terhadap kualitaslaba.

Pengaruh Kepemilikan Manajerialterhadap Kualitas Laba

Peningkatan kepemilikan sahamoleh manajer, diharapkan bahwa manajerakan bertindak sesuai dengan keinginanprinsipal karena manajer akan termotivasiuntuk meningkatkan kinerja. Hal inidisebabkan oleh karena adanya kontrolyang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri,2006).

Kepemilikan manajerial juga dapatdiartikan sebagai persentase saham yangdimiliki oleh manajer dan direkturperusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode pengamatan. Denganadanya partisipasi manajemen dalamproporsi kepemilikan perusahaan, makamanajer secara langsung ikut serta dalam

setiap pengambilan keputusan dan manajerperusahaan juga mementingkankepentingan perusahaan, sehingga nilaiperusahaan yang dihasilkan secaramaksimal dan kualitas laba yang disajikanberkualitas.

Muid (2009), menyatakan dalampenelitiannya bahwa kepemilikanmanajerial secara postif dan signifikanmempengaruhi kualitas laba sesuai denganpenelitian Boediono (2005), sehinggakepemilikan manajerial mampu menjadimekanisme good coroporate governanceagar kinerja perusahaan semakin baikkedepannya. Penelitian yang dilakukanYushita et al (2013), menyakan bahwa hasilpenelitiannya mengenai kepemilikanmanajerial terhadap kualitas laba tidakmemiliki pengaruh sama sekali. Hipotesisyang diajukan adalah sebagai berikut.Ha4: Kepemilikan manajerial

berpengaruh terhadap kualitaslaba.

Pengaruh Kepemilikan Institusionalterhadap Kualitas Laba

Kepemilikan institusional memilikikemampuan untuk mengendalikan pihakmanajemen melalui proses pengawasansecara efektif sehingga mengurangitindakan manajemen melakukanmanajemen laba. Investor institusionaldalam melakukan pengawasan lebih efektifdibandingkan investor individu, hal inidikarenakan investor institusional lebihberpengalaman dalam melakukanpengawasan dan melihat kesalahan yangdilakukan oleh manajemen.

Boediono (2005) menyatakan bahwa,melalui mekanisme kepemilikaninstitusional, efektivitas pengelolaansumber daya perusahaan oleh manajemendapat diketahui dari informasi yangdihasilkan melalui reaksi pasar ataspengumuman laba dengan hasil penelitianbahwa kepemilikan institusional memilikipengaruh terhadap kualitas laba. Hasilpenelitian tersebut juga terdapat padapenelitian selanjutnya yang dilakukan olehMuid (2009) dan Indrawati (2010),sedangkan hasil penelitian selanjutnyaberbeda yang didapat dari Rachmawaty

Page 5: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

188

(2007) dan Yushita et al (2013) yangmenyatakan bahwa kepemilikaninstitusional tidak memiliki pengaruhterhadap kualitas laba. Hipotesis yangdiajukan adaalah sebagai berikutHa5: Kepemilikan Institusional

berpengaruh terhadap kualitaslaba.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalahperusahaan manufaktur yang terdaftar diBEI (Bursa Efek Indonesia). Periodepengamatan penelitian dilakukan dari tahun2009-2013. Perusahan yang menjadi sampeldalam penelitian ini dipilih berdasarkankriteria-kriteria tertentu atau disebutpurposive sampling. Kriteria-kriteriatersebut:

Tabel 1Pengambilan Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak pernah de-list selama periode 2009-2013. 123

2. Perusahaan manufaktur yang mengalamai rugi atau laba negatifselama periode 2009-2013. (52)

3. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki semua data yangdibutuhkan untuk penelitian. (49)

Jumlah perusahaan 22Jumlah sampel perusahaan manufaktur tahun 2009-2013 22x5= 110

Operasionalisasi VariabelTabel 2

Pengukuran dan Skala Variabel

Metode Analisis dan RancanganPengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakanmetode analisis statistik deskriptif danregresi linier berganda, sebelumnya

dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas,uji multikolieritas, uji heterokedastisitas,dan uji autokorelasi.

No. Variabel Pengukuran Skala1. Kualitas Laba CARit = Rasio2. Struktur Modal Lit= Rasio

3. Komisaris Independen Rasio

4. Komite Audit 1 = komite audit >3 orang0 = komite audit < atau = 3 orang

Nominal

5. Kepemilikan Manajerial Rasio

6. Kepemilikan Institusional Rasio

Page 6: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

189

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASANUji Normalitas Data

Tabel 3Uji Normalitas Data

Sumber : Output SPSS (2015)

Selain menggunkan uji KolmogrovSmirnov, normalitas juga dapat dilihatmelalui normal probability plot. Hasilnormal probability plot untuk ujinormalitas data yang normal adalah

penyebaran titik-titik terlihat disekitar garisdiagonal. Hasil uji menggunakan normalprobability plot dapat dilihat padaGambar1.Sumber : Output SPSS (2015)

Gambar 1 Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized

ResidualN 110

Normal Parametersa,b Mean .0000000Std. Deviation .95326740

Most ExtremeDifferences

Absolute .128Positive .128Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z 1.347Asymp. Sig. (2-tailed) .053

Page 7: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

190

Uji MultikolinieritasTabel 4

Uji MultikolinieritasCoefficientsa

Model 95.0%Confidence

Interval for B

Correlations Collinearity Statistics

LowerBound

UpperBound

Zero-order

Partial Part Tolerance VIF

1

(Constant) -3.104 -1.050LEV -1.062 .573 -.100 -.058 -.047 .937 1.068KAUD .702 1.613 .375 .443 .397 .992 1.008KIND .098 2.720 .239 .205 .168 .909 1.101KMEN .030 .079 .335 .396 .346 .728 1.373KINS .006 .028 .086 .283 .237 .776 1.288

Sumber : Output SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihatbahwa nilai tolerance variabel secarakeseluruhan >0,10 dan nilai VIF <10. Halini menggmabarkan bahwa penelitian initidak terdapat multikolinieritas atau tidakterdapat korelasi setiap variabel bebas yangdigunakan.

Uji HeterokedastisitasBerdasarkan hasil pengujian pada

Gambar 4.2, terlihat bahwa polapenyebaran titik tersebar secara merata dantidak membentuk pola tertentu. Hal tersebutmenandakan bahwa sudah tidak terjadiheterokedastisitas.

Gambar 2 Uji Heterokedastisitas

Page 8: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

191

Uji AutokorelasiTabel 5

Uji AutokorelasiModel Summaryb

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error of theEstimate

DurbinWatson

1 .596a .355 .324 .97591 2.128a. Predictors: (Constant), KINS, KAUD, LEV, KIND, KMENb. Dependent Variable: ERCSumber : Output SPSS

Hasil uji autokorelasi dapat dilihatpada Tabel 5, bahwa nilai nilai DW Testsebesar 2,128. Dengan nilai DW Test yangdimiliki, berarti nilai tersebut berada

diantara dU < dhit < 4-dU atau 1,7851 <2,128 < 2,2149. Berdasarkan perhitungantersebut, maka dapat disimpulkan bahwapenelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Hasil Pengujian HipotesisTabel 6

a. Dependent Variable: ERCSumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 6 persamaanregresi yang dapat disusun adalah:

ERCit= -2,077 - 0,245LEV + 1,157KAUD+ 1,409KIND + 0,054KMEN +0,017KINS + e

Koefisien Determinasi (R2)Tabel 7

Nilai Koefisien DeterminasiModel Summaryb

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error of theEstimate

1 .596a .355 .324 .97591a. Predictors: (Constant), KINS, KAUD, LEV, KIND, KMENb. Dependent Variable: ERC

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan perhitungan pada Tabel7, diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,324

atau 32,4%. Hal tersebut menandakanbahwa perubahan kualitas laba dapat

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.077 .518 -4.010 .000LEV -.245 .412 -.048 -.593 .554KAUD 1.157 .230 .398 5.037 .000KIND 1.409 .661 .176 2.131 .035KMEN .054 .012 .406 4.398 .000KINS .017 .006 .268 3.005 .003

Page 9: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

192

dijelaskan variabel indpenden yangdigunakan sebesar 32,4%, sedangkanvariabel lain yang diluar penelitian ini dapatmenjelaskan kualitas laba sebesar 67,6%,seperti variabel ukuran perusahaan, rasiopembayaran dividen.

Uji Statistik t (t-test)Berdasarkan Tabel 4.5, dapat

disimpulkan bahwa pertama, variabelstruktur modal yang diukur dengan LEVmemiliki nilai signifikansi sebesar 0,554yang lebih besar dari 0,05 atau 0,554 >0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwastruktur modal tidak berpengaruh terhadapkualitas laba. Oleh karena itu, hipotesiskedua yang menyatakan bahwa strukturmodal berpengaruh terhadap kualitas labaditolak. Kedua, variabel komite auditmemiliki nilai signifikansi sebesar 0,000,yaitu lebih kecil dari 0,05 atau 0,00 < 0,05.Hal tersebut menunjukkan bahwa komiteaudit berpegaruh terhadap kualitas laba danhipotesis ketiga yang menyatakan bahwakomite audit berpengaruh terhadap kualitaslaba diterima.

Ketiga, variabel komisaris independenmemiliki nilai signifikansi sebesar 0,035yang lebih kecil dari 0,05 atau 0,035 < 0,05.Hal tersebut menunjukkan bahwa komisarisindependen memiliki pengaruh terhadapkualitas laba dan hipotesis keempatditerima. Keempat, variabel kepemilikanmanajerial sebagai variabel keempatmemiliki nilai signifikansi sebesar 0,00lebih kecil dari 0,05 atau 0,00 < 0,05. Haltersebut menunjukkan bahwa hipotesiskelima yang menyatakan kepemilikanmanajerial berpengaruh terhadap kualitaslaba diterima.

Kelima, variabel kepemilikaninstitusional sebagai variabel kelimamemiliki nilai signifikansi sebesar 0,003lebih kecil dari 0,05 atau 0,003 < 0,05. Haltersebut menunjukkan bahwa hipotesiskeenam yang menyatakan kepemilikaninstitusional berpengaruh terhadap kualitaslaba diterima.

PEMBAHASANPengaruh Struktur Modal terhadapKualitas Laba

Struktur modal dalam perusahaansangat terkait dengan kegiatan operasionaldan investasi perusahaan. Salah satu halyang menjadi perhatian khusus dalampengambilan keputusan adalah mengenaistruktur modal perusahaan, dikarenakanstruktur modal menjadi landasanperusahaan dalam melakukan pembelanjaanperusahaan, baik itu asset maupunoperasional perusahaan. Berdasarkan hasilpenelitian yang telah dilakukan, pengaruhstruktur modal terhadap kualitas laba adalahtidak signifikan yang diukur denganmenggunakan leverage. Leverage yangtinggi dapat menyebabkan nilai ERCrendah. Investor tidak menempatkanleverage sebagai indikator utama dalammemutuskan investasi pada perusahaantertentu. Dari 110 sampel yang digunakandalam penelitian, masih ada perusahaanyang memiliki leverage dibawah <0,40. Haltersebut menandakan bahwa perusahaandapat menambah tingkat utangnya untukmembiayai asetnya.

Rizky (2009) dan Irawati (2012)menyatakan bahwa perusahaan manufaktursebagian besar menggunakan sumberdananya secara seimbang dari hutang danmodal untuk pembiayaan aktivanya. Parainvestor memberikan respon yang berbedaterhadap besarnya leverage perusahaan,karena perusahaan yang memiliki leveragelebih tinggi cenderung membayarhutangnya kepada kreditor daripadamementingkan kepentingan investor.

Hasil penelitian menunjukan bahwastruktur modal tidak berpengaruh secaraparsial terhadap kualitas laba didukung olehpenelitian Irawati (2012), Novianti (2012),Amiri (2014) dan Dira (2014). Jika tingkatutang tinggi, maka kecendrunganperusahaan akan mementingkankepentingan kreditor terlebih dahulu,akibatnya kepentingan investor akan lebihkecil. Hal itu disebabkan kecendrunganperusahaan mengutamakan pembayaranutang daripada pembagian dividen kepadainvestor.

Page 10: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

193

Pengaruh Komite Audit terhadapKualitas Laba

Komite audit adalah komite yangbertugas membantu dewan komisarisdalam menjalankan fungsi pengawasankeuangan. Komite audit juga sangatberperan dalam menentukan kredibiltasatau keprcayaan perusahaan terhadaplaporan keuangan yang diterbitkan untukpihak internal maupun eksternalperusahaan. Sebagai pihak independen,komite audit akan mengurangi gangguandalam penyajian informasi laba melaluipengawasan.

Pengawasan terhadap manajemenperusahaan yang dilakukan oleh komiteaudit sangat mempengaruhi kualitas labayang dihasilkan dalam laporan keuanganyang diterbitkan oleh manajemen. Komiteaudit yang beranggotakan minimal tigaorang melalui SE-03/PM/2000 Bapepammenandakan bahwa komite audit yangberanggotakan lebih dari tiga orangmenjadikan investor lebih yakin untukmelakukan investasi pada perusahaantersebut dikarenakan komite audit akanmembantu dewan komisaris dalammengawasi penyajian laporan keuangan.

Hal tersebut menjadikan investorberanggapan bahwa komite audit sudahmampu dalam menjalankan tugasnyauntuk membatu dewan komisarismengawasi laporan keuangan, dan sistempengendalian internal, sehinggakeberadaan komite audit memilikipengaruh terhadap kualitas laba yangdisajikan oleh perusahaan. Oleh karenaitu, pasar akan bereaksi lebih kuat apailasebuah perusahaan memiliki komite auditdaripada perusahaan yang tidak memilikikomite audit.

Variabel komite audit (X2) yangdiukur menggunakan variabel dummymemiliki nilai signifikansi sebesar 0,000dibawah 0,05. Hal ini menjadi alasanditerimanya hipotesis ketiga, yaitu komiteaudit berpengaruh terhadap kualitas laba.

Hasil penelitian ini didukung olehSuaryana (2005), Siallagan (2006), danYushita et al (2013) yang menyatakanbahwa komite audit berpengaruh secaraparsial terhadap kualitas laba karenakomite audit yang bertanggung jawab atas

pengawasan terhadap laporan keuangan,audit eksternal, dan melaukan pengamatanterhadap sistem pengendalian internal(termasuk audit internal). Pada Muid(2009) komite audit tidak berpengaruhterhadap kualitas laba dikarenakanpengukuran yang digunakan hanyadengan satu karakteristik saja, yaitu adaatau tidaknya komite audit dalam suatuperusahaan, sehingga praktek corporategovernance masih rendah. Hasil tersebuttidak mendukung hasil penelitian ini.

Pengaruh Komisaris Independenterhadap Kualitas Laba

Dewan komisaris merupakanbagian puncak dalam sistem pengendalianperusahaan. Dewan komisaris berperandalam mengawasi perusahaan dengantujuan agar dapat memperkecil konflik yangterjadi antara manajemen dan pemilikperusahaan. Deviacita (2012) menyatakanjumlah komisaris yang sibutuhkan menjadipertanyaan penting seberapa banyak dewanyang dibutuhkan oleh perusahaan.Komposisi dewan komisaris merupakansalah satu karakteristik dewan yangberhubungan dengan kandungan informasilaba. Melalui perannya dalam menjalankanfungsi pengawasan, komposisi dewan dapatmempengaruhi pihak manajemen dalammenyusun laporan keuangan sehingga dapatdiperoleh suatu laporan laba yangberkualitas (Boediono, 2005). Konteksindependensi komisaris menjadi sangatkompleks agar perusahaan dapatmenyajikan laba yang berkualitas. Olehkarena itu, semakin tinggi proporsi tingkatindependensi maka akan terjadinyapeningkatan pengawasan terhadap kinerjamanajemen untuk menyajikan laba yangberkualitas.

Komisrais independen diukurdengan membandingkan jumlah komisarisindependen dengan jumlah dewankomisaris secara keseluruhan. Semakinbesar komisaris independen yang dimilikioleh perusahaan maka investor semakinpercaya bahwa laporan keuangan yangditerbitkan oleh manajemen memiliki labayang berkualitas.

Variabel komisaris independen(X3) dalam penelitian ini memiliki nilai

Page 11: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

194

signifikansi sebesar 0,035 dibawah 0,05.Hal tersebut mengambarkan bahwahipotesis keempat yang menyatakankomisaris independen berpengaruh secaraparsial terhadap kualitas laba diterima.

Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Boediono(2005), Siallagan (2006), Mashayekhi(2010), Taruno (2013), dan Yushita et al(2013) yang menyatakan bahwa komisarisindependen berpengaruh terhadap kualitaslaba, tetapi tidak sejalan dengan hasilpenelitian Muid (2009) dan Taruno (2013)yang menyatakan bahwa proporsi dewankomisaris independen tidak berpengaruhterhadap kualitas laba dikarenakan masihada kemungkinan keberadaan komisarisindependen dalam perusahaan hanya untukmentaati regulasi yang ditetapkan dan tidakmeningkatkan pengawasan yang efektif.

Pengaruh Kepemilikan Manajerialterhadap Kualitas Laba

Permasalahan keagenan seringterjadi dikarenakan adanya pemisahan antarpihak manajemen dengan pihak pemilikperusahaan, sehingga manajemencenderung bertindak menguntungkan pihakmanajemen saja dan informasi yangdiberikan kepada pihak pemilik perusahaanjuga tidak menggambarkan keadaan yangsebenarnya yang dialami oleh perusahaan.

Deviacita dan Tarmizi (2012), adabeberapa alternatif untuk mengurangiagency cost, salah satunya adalahmeningkatkan kepemilikan sahamperusahaan oleh manajer (managerialownership). Dengan meningkatnyakepemilikan oleh manajer, manajer dapatmerasakan langsung manfaat darikeputusan yang diambil dan juga apabilaada kerugian yang timbul sebagaikonsekuensi dari pengambilan keputusanyang salah. Dengan adanya kepemilikansaham oleh pihak manajemen diyakini akandapat mengurangi permasalahan keagenantersebut, sehingga manajemen bertindakmenguntungkan kedua pihak, danmenyajikan informasi yang disajikan akansesuai dengan keadaan sebenarnyaperusahaan.Menurut Boediono (2005), manajerialperusahaan akan ikut menentukan

kebijakan dan pengambilan keputusanpenggunaan metode akuntansi perusahaanyang dikelola. Dengan adanya presentasekepemilikan oleh manajerial dapatmempengaruhi kualitas laba perusahaanyang dihasilkan, karena semakin besarkepemilikan manajerial, maka manajemencenderung akan meningkatkan kinerjanya.

Variabel kepemilikan manajerial(X4) dalam penelitian ini diukur denganmembandingkan jumlah kepemilikan sahamoleh manajerial dengan jumlah saham yangberedar memiliki nilai signifikansi sebesar0,000 dibawah 0,05. Oleh karena itu,kepemilikan manajerial berpengaruh secaraparsial terhadap kualitas laba, denan katalain hipotesis kelima pada penelitian iniditerima.Hasil penelitian ini didukung dalampenelitian sebelumnya, yaitu Boediono(2005), Siallagan (2006), Muid (2009),Yonatan (2012), Ayadi (2014) menyatakanbahwa kepemilikan manajerial berpengaruhsecara parsial terhadap kualitas laba,sedangkan hasil penelitian ini tidak sesuaidengan penelitian Hashim (2008) danYushita et al (2013) yang menyatakanbahwa kepemilikan manajerial tidakberpengaruh signifikan terhadap kualitaslaba dikarenakan berbedanya penggunaanpopulasi dan sampel serta perbedaan waktuobservasi.

Pengaruh Kepemilikan Institusionalterhadap Kualitas Laba

Kepemilikan institusi lebih mampumengawasi tindakan-tindakan manajemendan mendeteksi kesalahan yang terjadi,sehingga semakin besar kepemilikan olehinstitusional maka akan semakin besarperan kepemilikan institusional tersebutdalam mekanisme corporate governancesehingga aspek pengawasan terhadapkinerja perusahaan akan semakinmeningkat. Dengan adanya kepemilikanperusahaan oleh institusi lain, makamanajemen tidak akan memainkan angka-angka yang terdapat dalam laporankeuangan. Investor institusi lebihmementingkan kinerja perusahaan jangkapanjang, sehingga kepemilikan saham olehinstitusi dapat menjadi kendala bagiperilaku opportunistik manajer, karena

Page 12: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

195

investor institusi melakukan pengawasanlebih terhadap perusahaan tersebut,sehingga laba yang disajikan olehperusahaan menjadi berkualitas.

Variabel kepemilikan institusionaldalam penelitian ini diukur denganmembandingkan jumlah kepemilikan sahamoleh institusi dengan jumlah saham yangberedar memiliki nilai signifikansi sebesar0,003 dibawah 0,05. Oleh karena itu,hipotesis keenam yang menyatakankepemilikan institusi berpengaruh secaraparsial terhadap kualitas laba dapatditerima.

Hasil penelitian ini sama denganpenelitian Boediono (2005), Hashim(2008), Moradi (2011), dan Taruno (2013)yang menyatakan bahwa kepemilikaninstitusional berpengaruh secara parsialterhadap kualitas laba. Tingginyakepemilikan saham institusi dapatmemberikan pengaruh terhadap prosespenyusunan laporan keuangan sehinggalaporan laba mempunyai kekuatanresponsive yang dapat meberikan reaksipositif bagi pihak-pihak yangperkepentingan seperti pemegang sahamdan pelaku pasar modal pada umumnya,tetapi hasil penelitian ini tidak sejalandengan hasil penelitian Yushita et al (2013)yang menyatakan bahwa kepemilikaninstitusional tidak berpengaruh terhadapkualitas laba dikarenakan berbedanyapenggunaan populasi dan sampel sertaperbedaan waktu observasi.

KESIMPULANHasil penelitian menunjukan bawa

struktur modal yang diukur dengan LEVtidak berpengaruh terhadap kualitas laba.Hal ini mengindikasikan bahwa investortidak menempatkan leverage sebagaiindikator utama dalam memutuskaninvestasi pada perusahaan tertentu. Hasilpenelitian selanjutnya menunjukkan bahwakomite audit, komisaris independen,kepemilikan manajerial dan kepemilikaninstitusional berpengaruh terhadap kualitaslaba.

Berpengaruhnya komite auditdalam perusahaan terhadap kualitas labamenunjukkan bahwa peran komite auditberfungsi efektif mengawasi laporan

keuangan, mengawasi sistem pengendalianinternal, dan mengawasi fungsi auditeksternal sehingga keberadaan komite auditmengurangi sifat manajemen yang inginmenampilkan laba yang tidak berkualitasatau laba yang tidak menjelaskan keadaankinerja keuangan yang sebenarnya.Berpengaruhnya komisaris independenterhadap kualitas laba menunjukkanpenelitian berhasil membuktikan komposisidewan dapat mempengaruhi pihakmanajemen dalam menyusun laporankeuangan untuk menunjukkan bahwa labayang laporan yang berkualitas.

Kepemilikan oleh manajerial dapatmempengaruhi kualitas laba karenasemakin besar kepemilikan manajerial,maka manajemen cenderung akanmeningkatkan kinerjanya sehingga kualitaslaba menjadi meningkat sedangkankepemilikan institusional menpengaruhikualitas laba karena kepemilikan sahaminstitusi yang tinggi dapat memberikanpengaruh terhadap proses penyusunanlaporan keuangan dengan demikian laporanlaba mempunyai kekuatan responsive yangdapat meberikan reaksi positif bagi pihak-pihak yang perkepentingan.

SARANBerdasarkan hasil, pembahasan,

kesimpulan dan keterbatasan padapenelitian ini, maka ada beberapa saranyang dapat diberikan agar penelitianselanjutnya memperoleh hasil yang lebihbaik, maka disarankan agar menggunakanperiode pengamatan yang lebih lamadilakukan pada sektor selain manufakturdan menggunakan pengukuran kualitaslaba selain ERC, seperti discretionaryaccruals, earnings persistence, earningspredictability, dan accrual quality danpenelitian selanjutnya disarankan untukmenambahkan variabel lain yang mampumenjelaskan kualitas laba lebih besar,seperti variabel ukuran perusahaan, rasiopembayaran dividen.

Page 13: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

196

DAFTAR PUSTAKAAbdelghany, K.E. 2005. Measuring the

Quality of Earnings. ManagerialAuditing Journal. 20 (9): 1001-1015.

Amiri, Esmaeil, Sadeghsayadizade. 2014.Study of The Relation BetweenEarnings Quality and OperatingLeverage (Evidence From TehranStock Excange). Indian J.Sci. Res. 4(6): 15-19.

Ayadi, Wafa Masmoudi, YounesBoujelbene. 2014. The RelationshipBetween Ownership Structure andEarnings Quality in the FrenchContext. International Journal ofAccounting and Economic Studies. 2(2): 80-87.

Balsam, S., Krsishnan, J., and Yang, J. S.2003. Auditor IndustrySpecialization and Earning Quality.Auditing: A Journal of Practice andTheory. 22 (2): 71-97.

Boediono, Gideon SB., 2005. Kualitas LabaStudi Pengaruh MekanismeCorporate Governance dan DampakManajemen Laba denganmenggunakan Analisis Jalur.Simposium Nasional Akuntansi 8.Solo.

Cho, L.Y. and K. Jung. 1991. EarningResponse Coeficients: A Synthesisof Theory and Empirical Evidence.Journal of Accounting Literature.10: 305-333.

Deviacita, Arieany Widya, TarmiziAchmad. 2012. Analisis Pengaruhmekanisme Corporate Governanceterhadap Financial Distress.Diponegoro Journal of Accounting.1 (1): 1-15.

Effendi, Muh. Arief. 2002. KomunikasiKomite Audit: Antara harapan danKenyataan. Media Akuntansi (Juli):65-68. Melalui

(http://muhariefeffendi.wordpress.com). Diakses 05 Desember 2014.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2014.Panduan Penulisan SkripsiProgram Studi S1. Banda Aceh:Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Syiah Kuala.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi AnalisisMultivariate dengan ProgramSPSS. Semarang: Badan PenerbitDiponegoro.

Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics.Fourth Edition. New York: McGraw Hill.

Harjito, Agus dan Martono. 2007.Manajemen Keuangan.Yogyakarta: Ekonisia.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofoliodan Analisis Investasi. Yogyakarta:BPFE.

Hasanzade, Mahboobe, Roya Darabi,Gholamreza Mahfoozi. 2013.Factors Affecting the EarningResponse Coefficient: AnEmpirical study for Iran. EuropeanOnline Journal of Natural andSocial Science. 2 (3): 2551-2560.

Hashim, Hafiza Aishah. 2004. CorporateGovernance, Ownership Structure,and Earnings Quality: MalaysianEvidence.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006.Dasar-Dasar ManajemenKeuangan. Yogyakarta: UPP STIMYKPN

Indrawati, Novita, Lilla Yulianti. 2010.Mekanisme Corporate Governancedan Kualitas Laba. Pekbis Jurnal. 2(2): 283-291

Irawati, Dhian Eka. 2012. PengaruhStruktur Modal, PertumbuhanLaba, ukuran Perusahaan,dan likuiditas terhadap Kualitas

Page 14: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

197

Laba. Accounting Analysis Journal1. 2: 1-6.

Komite Nasional Kebijakan CorporateGovernance (KNKG). 2006.Pedoman Corporate Governance diIndonesia. Melalui (www.fcgi.org).Diakses 10 Desember 2014.

Masayekhi dan Mohammad S. Bazaz. 2010.The Effects of CorporateGovernance on Earnings Quality:Evidence from Iran. Asian Journalof Business Accounting. 3 (2): 71-100.

Moradi, Mohammad Ali, Ahmad Nezami.2011. Influence of OwnershipStructure on Earning Quality in theListed Firms of Tehran StockExchange. International Journal OfBusiness Administrasion. 2 (4):146-154.

Muid, Dul. 2009. Pengaruh MekanismeCorporate Governance terhadapKualitas Laba. Fokus Ekonomi. 4(2): 94-108.

Novianti, Rizki. 2012. Kajian Kualitas Labapada Perushaan Manufaktur yangTerdaftar di BEI. AccountingAnalysis Journal 1. 2: 1-6.

Paramitha, Amalia Riyantini, Shiddiq NurRahardjo. 2013. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kualitas Audit.Diponegoro Journal of Accounting.2 (3): 1-11

Program Studi Magister Akuntansi. 2012.Panduan Umum Penulisan Tesis.Banda Aceh: PascasarjanaUniversitas Syiah Kuala

Rachmawati, Andri, dan HanungTriatmoko. 2007. Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiKualitas Laba dan NilaiPerusahaan. Simposium NasionalAkuntansi 9. Padang.

Rizky, Indah Pradita. 2009. PengaruhAlokasi Pajak antar Periode,Presistensi Laba, Struktur Modal,dan Ukuran Perusahaan terhadapKoefisien Respon Laba. Skripsi.Jakarta: STIE Perbananas.

Saham OK. Tanpa Tahun. DaftarPerusahaan Manufaktur di BursaEfek Indonesia. Melalui(www.sahamok.com). Diakses 10Desember 2014.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitianuntuk Bisnis. Buku 2. Edisi 4.Terjemahan Kwan Men Yon.Jakarta: Salemba Empat.

Shaw, John. C. 2003. CorporateGovernance and Risk: A systemApproach. New Jersey: John Wiley& Sons, Inc.

Siallagan dan Mas’ud. 2006. MekanismeCorporate Governance, KualitasLaba dan Nilai Perusahaan. Simpo-sium Nasional Akuntansi 9.Padang.

Siregar, Sylvia Veronica dan SiddhartaUtama. 2005. Pengaruh Strukturkepemilikan, Ukuran Perusahaan,dan Praktek Corporate Governanceterhadap Pengelolaan Laba.Proceeding Simposium NasionalAkuntansi 8. Solo.

Solomon, Jill. (2007). CorporateGovernance and Accountability.England: John Wiley & Sons, Ltd2nd Edition.

Romasari, Sonya. 2013. PengaruhPresistensi Laba, Struktur Modal,Ukuran Perusahaan, dan AlokasiPajak antar Periode terhadapKualitas Laba. Skripsi. Padang:Universitas Negeri Padang.

Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh KomiteAudit terhadap Kualitas Laba.Working Paper SimposiumNasional Akuntansi 8. Solo.

Page 15: STRUKTUR MODAL, GOOD CORPORATE GOVERNANCE … · Boediono (2005), Siallagan dan Mas’ud (2006) dan Yushita dkk. (2013) hanya menggunakan tiga dari empat mekanisme GCG tersebut. Komite

Nadirsyah dan Fadhlan Nur Muharram JDAB Vol. 2 (2), pp. 184-198, 2015

198

Sulistyanto, H. Sri. 2006. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris, Jakarta:Grasindo.

Sulistyanto, H. Sri dan Haris Wibisono.2003. Good Corporate Governance:Berhasilkah Diterapkan DiIndonesia?. Jurnal Widya Warta. 2,ISSN: 0854-1981.

Syakhroza, Akhmad. 2012. MekanismePengendalian Internal damMelakukan Assesment terhadapPelaksanaan Good CorporateGovernance. Usahawan. No.08/TH XXXI Agustus: 41-52.

Taruno, Singgih Aji. 2013. PengaruhCorporate Governance terhadapKualitas Laba: Manajemen Labasebagai Variabel Intervening.Accounting Analysis Journal 2. 3:323-329.

Tiolemba, Noviyanti dan Erni Ekawati.2008. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Koefisien ResponLaba pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar di BEJ. Jurnal RisetAkuntansi dan Keuangan. 4 (2): 100-115.

Wahyudi, U. dan H.P Pawesttri. 2006.Implikasi Struktur Kepemilikanterhadap Nilai Perusahaan: Dengankeputusan Keuangan sebagaiVariabel Intervening. SimposiumNasional Akuntansi 9. Padang.

Warianto, Paulina. 2013. Pengaruh UkuranPerusahaan, Struktur Modal,Likuiditas, dan InvestmentOpportunity Set terhadap KualitasLaba pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar di BEI. Skripsi.Akuntansi Universitas Atma JayaYogyakarta.

Wawo, Andi. 2010. Pengaruh CorporateGovernance dan KonsentrasiKepemilikan terhadap Daya

Informasi Akuntansi. SimposiumNasional Akuntansi 13. Yogyakarta.

Wild, J.J., K.R. Subramanyan and R.F.Hasley. 2008. Financial StatementAnalysis. Jakarta: Salemba Empat.

Yonatan, Yustina. 2012. Pengaruh MasaPenugasan Kantor Akuntan Publik,Kepemilikan Manajerial, dan UkuranKantor Akuntan Publik terhadapKualitas Laba. Jurnal IlmiahMahasiswa Akuntansi. 1 (4): 1-5.

Yushita, Amanita Novi., Rahmawati danHanung Triatmoko. 2013. PengaruhMekanisme Corporate Governance,Kualitas Auditor Eksternal, danLikuiditas terhadap Kualitas Laba.Jurnal Economia. 9 (2): 141-155.