STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (K UD) …digilib.unila.ac.id/55337/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (K UD) …digilib.unila.ac.id/55337/3/SKRIPSI TANPA BAB...
STRATEGI PENGEMBANGANKOPERASI UNIT DESA (KUD) MINA TELUK SEMANGKA
KECAMATAN KOTA AGUNG PUSAT KABUPATEN TANGGAMUSPROVINSI LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Anitha Andarrini T
JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
ABSTRACT
DEVELOPMENT STRATEGY OF KUD MINA TELUK SEMANGKA INKOTA AGUNG PUSAT SUBDISTRICT OF TANGGAMUS DISTRICT OF
LAMPUNG PROVINCE
By
Anitha Andarrini T
This research aims to analyze the internal and external environment, formulatedevelopment strategies, and determine the priority strategies of the villagecooperative (KUD) Mina Teluk Semangka. This research uses a case studymethod. Respondents involved 13 people consisting of administrators andmembers of cooperative, experts, and regulators. Data analysis methods used arequalitative descriptive analysis, SWOT analysis, and QSPM. The resultsindicated that internally, the cooperative has the main strength in the form ofbusiness units that complement each other and fulfill the needs of members,meanwhile the main weakness is the absence of product processing business unit.Externally, the cooperative faces great opportunity in the form of high level ofdemand of captured fish, whereas, the main threat is lack of public awareness inworking together. The priority strategies that can be used in developing thecooperative are to : 1) utilize and enhance the ability of members to diversify theirproducts using fishery product processing technology, 2) collaborate with thegovernment and other parties in creating business unit-based tourismdevelopment, 3) utilize trained human resources to overcome limitations inkeeping up with technological developments, and 4) increase awareness of thecommunity in cooperation and members in paying mandatory savings to increasethe capital of KUD Mina Teluk Semangka.
Key words: fishery cooperative, development strategy, QSPM
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) MINATELUK SEMANGKA DI KECAMATAN KOTA AGUNG PUSAT
KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
Oleh
Anitha Andarrini T
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal,menyusun strategi pengembangan, dan menentukan strategi prioritas KUD MinaTeluk Semangka. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Respondendalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari pengurus dan anggotakoperasi, ahli, dan regulator. Metode analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, analisis SWOT, dan QSPM.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara internal, koperasi memilikikekuatan utama berupa unit usaha yang saling melengkapi dan sesuai dengankebutuhan anggota serta kelemahan utama berupa belum adanya pengolahanproduk yang menghasilkan nilai tambah. Secara eksternal, koperasi menghadapipeluang utama berupa tingginya tingkat permintaan atau konsumsi perikanantangkap serta menghadapi ancaman utama berupa kurangnya kesadaranmasyarakat dalam berkoperasi. Strategi prioritas yang dapat digunakan dalampengembangan koperasi adalah : 1) mendayagunakan dan meningkatkankemampuan anggota dalam diversifikasi produk dengan menggunakan teknologipengolahan hasil perikanan tangkap, 2) kerjasama dengan pemerintah danpihak lain dalam menciptakan pengembangan unit usaha berbasis wisata, 3)memanfaatkan sumber daya manusia yang terlatih untuk mengatasi keterbatasandalam mengikuti perkembangan teknologi, serta 4) meningkatkan kesadaranmasyarakat dalam berkoperasi dan kesadaran anggota dalam melunasi simpananwajib untuk dapat meningkatkan modal KUD Mina Teluk Semangka.
Kata kunci : koperasi perikanan, strategi pengembangan, QSPM
STRATEGI PENGEMBANGAN
KOPERASI UNIT DESA (KUD) MINA TELUK SEMANGKA
KECAMATAN KOTA AGUNG PUSAT KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI
LAMPUNG
Oleh
ANITHA ANDARRINI T
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27
Agustus 1996, merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak
Tugiyo, S.T. dan Ibu Rodiyah. Penulis menyelesaikan studi
tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Al-Azhar 4 pada
tahun 2002, tingkat Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Perumnas Way Halim
Bandar Lampung pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP
Negeri 29 Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2014. Penulis diterima di
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014
melalui jalur seleksi Ujian Mandiri.
Pada masa berkuliah penulis melakukan kegiatan praktik pembelajaran luar
kampus berupa kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan kegiatan Praktik Umum
(PU). Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik selama 40 hari di
Desa Surabaya Ilir Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah
pada Bulan Januari hingga Februari 2015. Penulis melakukan kegiatan Praktik
Umum di PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Usaha Way Berulu pada
Bulan Juli hingga Agustus 2015 selama 30 hari kerja.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi
anggota Bidang III (Bidang Minat, Bakat dan Kreativitas) Himpunan Mahasiswa
Sosial Ekonomi Pertanian tahun 2014-2018. Penulis pernah menjadi asisten
dosen mata kuliah Pengembangan Masyarakat pada semester genap tahun ajaran
2016/2017, mata kuliah Komunikasi Bisnis pada semester genap tahun ajaran
2017/2018, dan mata kuliah Kewirausahaan pada semester genap tahun ajaran
2017/2018. Pada tahun ajaran 2017/2018, penulis mendapatkan beasiswa PPA
(Peningkatan Prestasi Akademik). Kegiatan eksternal penulis selama masa
perkuliahan adalah pernah menjadi surveyor dalam kegiatan survei konsumen
yang dilakukan oleh Bank Indonesia periode Juli- Desember 2018.
SANWACANA
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Koperasi Unit
Desa (KUD) Mina Teluk Semangka Kecamatan Kota Agung Pusat
Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam
penyelesaian skripsi ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya dukungan,
bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
dengan segala ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P. M.Si. selaku Ketua Jurusan Agribisnis
yang telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.
3. Ibu Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing
Pertama, atas ketulusan hati dan kesabaran dalam memberikan bimbingan,
motivasi, saran, dan nasihat selama proses penyelesaian skripsi.
4. Ibu Ir. Indah Nurmayasari, M.Sc, sebagai Dosen Pembimbing Kedua, atas
ketulusan hati dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi, saran,
dan nasihat selama proses penyelesaian skripsi.
5. Bapak Ir. Adia Nugraha, M.S., sebagai Dosen Pembahas, atas ketulusannya
memberikan masukan, arahan, motivasi, bimbingan, nasihat, saran dan ilmu
yang bermanfaat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas
saran dan motivasi yang telah diberikan.
7. Keluargaku tercinta, Ayahanda Tugiyo, S.T. dan Ibunda Rodiyah yang selalu
memberikan restu, kasih sayang, kebahagiaan, motivasi, nasihat, saran, serta
doa yang tak pernah terputus hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.
8. Teristimewa, Papa Ir. Shofwan, M.M dan Mama Jamila atas semua limpahan
kasih sayang, doa, dan perhatian yang tak pernah putus kepada penulis.
9. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu yang telah diberikan
selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.
10. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung,
Mas Bukhari, dan Mas Boim atas semua bantuan yang telah diberikan.
11. Bapak Joni Madasik, Bapak Budiman Nur, S.H dan Keluarga Besar KUD
Mina Teluk Semangka atas semua arahan, bantuan, dan izin yang diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Seseorang yang selalu menemani, Zudy Laksana atas doa, masukan, bantuan,
dukungan dan semangat yang telah diberikan.
13. Sahabat-sahabat penulis, Candra EP, Deta Pratiwi, Dita NS, Irna Kartika P,
Raesa Olta F, Rizky Mubarok, Septian Kurnia, Kak Nti, Kak Odik, Kak
Anang Bagus M, Tri Raharjo, dan Lomo Maykel P atas bantuan, dukungan
dan semangat yang selalu diberikan.
14. Teman-teman KKN-Tematik 2017 Desa Surabaya Illir, Raka Prayoga , Kak
bayu, Bang Young, Melinda Sopiani, Almira, Claudy Yudika, Kak Dytri,
Eka, Indah Caturini, Octhavna, Luthfah Q. Ani, Origo Hasiholan terimakasih
atas do’a, dukungan dan bantuannya sukses selalu untuk kita semua.
15. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Aurora, Adek, Arum, Cindy,
Dwi Novita, Dewi Irasanti, Dewi Lestari, Defline, Neni, Bartholomeus,
Danang, Bagoes, Abu, Aji, Ade dan teman-teman lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
16. Kakak-kakak Agribisnis angkatan 2012 dan 2013 serta adik-adik Agribisnis
angkatan 2015, 2016, dan 2017 atas bantuan dan saran yang telah diberikan.
17. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan masih jauh
dari kata sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak di masa yang akan datang. Penulis meminta maaf atas segala
kekurangan dan semoga Allah SWT membalas budi baik berbagai pihak atas
semua hal yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.
Bandar Lampung, 10 Desember 2018Penulis,
Anitha Andarrini T
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah..................................................... 1B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11C. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................... 12A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 12
1. Koperasi ............................................................................................. 122. Koperasi Perikanan ............................................................................ 183. Strategi Pengembangan...................................................................... 194. Lingkungan Internal Koperasi Perikanan .......................................... 225. Lingkungan Eksternal Koperasi Perikanan........................................ 256. Analisis SWOT .................................................................................. 307. Analisis Matriks QSP......................................................................... 34
B. Kajian Penelitian Terdahulu..................................................................... 36C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 45
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 49A. Metode Dasar ........................................................................................... 49B. Konsep Dasar dan Defini Operasional ..................................................... 49C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian............................... 56D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ...................................................... 57E. Metode Analisis Data ............................................................................... 58
1. Analisis Lingkungan Internal............................................................. 592. Analisis Lingkungan Eksternal .......................................................... 643. Analisis Matriks IE ............................................................................ 704. Analisis Matriks SWOT................................................................... 715. Analisis Matriks QSP....................................................................... 73
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN..................................... 76A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus.................................................. 76
1. Sejarah Kabupaten Tanggamus.......................................................... 762. Keadaan Geografis........................................................................... 78
3. Keadaan Topografi............................................................................. 794. Keadaan Demografi ........................................................................... 805. Potensi Wilayah ................................................................................. 81
B. Keadaan Umum Kecamatan Kota Agung Pusat..................................... 821. Keadaan Geografis............................................................................. 822. Keadaan Topografi............................................................................. 833. Keadaan Demografi ......................................................................... 844. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 845. Potensi Wilayah ................................................................................. 87
C. Keadaan Umum KUD Mina Teluk Semangka......................................... 891. Sejarah Berdirinya KUD Mina Teluk Semangka .............................. 892. Visi dan Misi KUD Mina Teluk Semangka..................................... 913. Struktur Organisasi KUD Mina Teluk Semangka ........................... 914. Sarana dan Prasarana KUD Mina Teluk Semangka ........................ 935. Unit Usaha KUD Mina Teluk Semangka .......................................... 94
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 103A. Karakteristik Responden ....................................................................... 103B. Analisis Lingkungan Internal ............................................................... 106
1. Manajemen....................................................................................... 1062. Permodalan dan Keuangan .............................................................. 1103. Sumberdaya Manusia....................................................................... 1184. Unit Usaha ....................................................................................... 1215. Sarana dan Prasarana ....................................................................... 1256. Tertib Administrasi .......................................................................... 126
C. Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................. 1311. Ekonomi, Sosial, dan Budaya .......................................................... 1312. Kebijakan Pemerintah ...................................................................... 1373. Teknologi ......................................................................................... 1394. Pemasok ........................................................................................... 1415. Pesaing ............................................................................................. 1426. Iklim dan Cuaca ............................................................................... 144
D. Analisis Strategi Pengembangan KUD Mina Teluk Semangka............ 1481. Matriks IE ........................................................................................ 1482. Matriks SWOT................................................................................. 1533. Matriks QSP..................................................................................... 154
VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 167A. Kesimpulan ........................................................................................... 167B. Saran....................................................................................................... 168
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkankabupaten dan kota tahun 2015...............................................................3
2 Sebaran koperasi menurut sektor di Kabupaten Tanggamustahun 2015...............................................................................................5
3 Penelitian terdahulu ............................................................................. 37
4 Daftar responden................................................................................... 57
5 Evaluasi pembobotan faktor internal .................................................... 62
6 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ............................................ 63
7 Evaluasi pembobotan faktor eksternal .................................................. 68
8 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)......................................... 69
9 Matriks SWOT...................................................................................... 72
10 Matriks QSP.......................................................................................... 75
11 Sarana dan prasarana di Kecamatan Kota Agung tahun 2016.............. 85
12 Karakteristik responden pengurus KUD Mina Teluk Semangka ......... 103
13 Karakteristik responden anggota KUD Mina Teluk Semangka ........... 104
14 Struktur permodalan KUD Mina Teluk Semangka .............................. 111
15 Struktur permodalan dan tingkat kesehatan kondisi keuanganKUD Mina Teluk Semangka ................................................................ 117
16 Karakteristik pengurus KUD Mina Teluk Semangka........................... 118
17 Kehadiran RAT KUD Mina Teluk Semangka...................................... 120
18 Daftar buku administrasi KUD Mina Teluk Semangka........................ 127
ii
19 Matriks IFE KUD Mina Teluk Semangka ............................................ 129
20 Produksi kelautan dan perikanan tangkapKabupaten Tanggamus tahun 2013-2017 ............................................. 132
21 Jumlah keanggotaan KUD Mina Teluk Semangkatahun 1995, 2013-2017 ......................................................................... 135
22 Matriks EFE KUD Mina Teluk Semangka........................................... 146
23 Total alternatif skor pada 15 alternatif strategi ..................................... 154
24 Strategi prioritas KUD Mina Teluk SemangkaKabupaten Tanggamus menurut QSPM ............................................... 155
25 Penilaian bobot faktor Internal KUD Mina Teluk Semangka .............. 174
26 Penilaian bobot faktor Eksternal KUD Mina Teluk Semangka............ 178
27 Rekapitulasi bobot faktor internal KUD Mina Teluk Semangka.......... 182
28 Rekapitulasi bobot faktor eksternal KUD Mina Teluk Semangka ....... 182
29 Rekapitulasi rating faktor internal KUD Mina Teluk Semangka ......... 183
30 Rekapitulasi rating faktor eksternal KUD Mina Teluk Semangka ....... 183
31 Kesimpulan faktor internal KUD Mina Teluk Semangka .................... 184
32 Kesimpulan faktor eksternal KUD Mina Teluk Semangka .................. 184
33 Matriks QSPM ...................................................................................... 185
34 Laporan laba rugi KUD Mina Teluk Semangka tahun 2017 ................ 188
35 Neraca KUD Mina Teluk Semangka .................................................... 189
36 Rasio keuangan KUD Mina Teluk Semangka ...................................... 190
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Struktur organisasi internal koperasi ......................................................17
2 Model komprehensif manajemen strategis .............................................20
3 Bentuk matriks SWOT............................................................................33
4 Bagan alir strategi pengembangan KUD Mina Teluk Semaka...............48
5 Matriks IE ...............................................................................................71
6 Peta Kabupaten Tanggamus....................................................................78
7 Peta Kecamatan Kota Agung Pusat ........................................................83
8 Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka ...................................92
9 Kantor sekretariat KUD Mina Teluk Semangka.....................................94
10 Petugas pelelangan ikan TPI KUD Mina Teluk Semangka....................96
11 Unit usaha TPI KUD Mina Teluk Semangka .........................................97
12 SPDN Mina Teluk Semangka...............................................................100
13 Unit usaha es balok KUD Mina Teluk Semangka ................................102
14 Matriks I-E KUD Mina Teluk Semangka.............................................149
15 Matriks SWOT KUD Mina Teluk SemangkaKabupaten Tanggamus..........................................................................153
4
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur perekonomian Indonesia membagi kegiatan ekonomi menjadi tiga
kelompok badan usaha, yaitu BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUMS
(Badan Usaha Milik Swasta) dan koperasi. Pemerintah mengharapkan
ketiga kekuatan ekonomi tersebut dapat dikembangkan menjadi komponen-
komponen yang saling mendukung di dalam sistem ekonomi sosial
khususnya koperasi. Berdasarkan UU No 25 tahun 1992, koperasi Indonesia
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Dalam koperasi, modal dan kegiatan usaha dilakukan secara
bersama-sama dan hasilnya juga untuk kesejahteraan anggotanya secara
bersama-sama. Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Koperasi merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Dalam
pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa “Perekonomian Indonesia disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Maksud dari
pasal 33 UUD 1945 ayat 1 adalah menjelaskan tentang perekonomian
2
Indonesia yang berdasarkan atas asas kekeluargaan, jadi perekonomian
Indonesia tidak berasaskan liberal maupun sosialis tetapi berdasarkan
kekeluargaan. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa badan usaha
yang sesuai dengan pasal tersebut adalah koperasi, sehingga koperasi
ditempatkan sebagai soko guru perekonomian Indonesia dan merupakan
bagian integral perekonomian Indonesia.
Koperasi adalah soko guru perekonomian Indonesia. Menurut Wojowasito
(1982), arti dari soko guru adalah pilar atau tiang. Makna dari istilah
koperasi sebagai soko guru perekonomian tersebut dapat diartikan bahwa
koperasi sebagai pilar atau “penyangga utama” atau “tulang punggung”
perekonomian. Dengan demikian, koperasi diperankan dan difungsikan
sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional. Keberadaan
koperasi diharapkan dapat banyak berperan aktif dalam mewujudkan
kesejahteraan dana kemakmuran rakyat.
Menurut Hendrojogi (2004), koperasi merupakan wadah organisasi sosial
yang mengutamakan kepentingan sosial dan ekonomi anggota dengan
melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota, yang bersifat
membina dan memperluas keterampilan mereka, yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota. Pada dasarnya koperasi sebagai bagian
integral dari tata perekonomian nasional memiliki potensi strategis untuk
berperan dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian rakyat. Koperasi
secara bersama-sama berdampingan dengan pelaku usaha lain tumbuh
3
menjadi badan usaha dan sebagai roda pergerakan perekonomian rakyat yang
memiliki potensi dan jaringan usaha serta daya saing yang tangguh.
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 koperasi merupakan suatu badan usaha,
sehingga koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan
prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku. Kebutuhan modal bagi sektor usaha
kecil dan perkembangan koperasi yang meningkat setiap tahunnya membuat
koperasi dituntut dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan
organisasi dan usahanya. Oleh karena itu, koperasi diharapkan dapat
berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Provinsi Lampung
merupakan salah satu provinsi yang menjadikan koperasi sebagai salah satu
sektor perekonomian. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung
berdasarkan kabupaten dan kota tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan statuskeaktifan per kabupaten dan kota tahun 2016
No. Kabupaten/KotaAktif Pasif
JumlahUnit % Unit %
1 Bandar Lampung 353 47,90 384 52,10 7372 Way Kanan 326 45,79 386 54,21 7123 Lampung Tengah 423 65,08 227 34,92 6504 Lampung Timur 397 66,28 202 33,72 5995 Lampung Selatan 228 52,17 209 47,83 4376 Lampung Utara 271 63,76 154 36,24 4257 Tanggamus 156 51,32 148 48,68 3048 Pesawaran 143 70,10 61 29,90 2049 Metro 98 48,04 106 51,96 204
10. Pringsewu 79 46,47 91 53,53 17011. Tulang Bawang 77 43,50 100 56,50 17712. Lampung Barat 49 33,79 96 66,21 14513. Mesuji 118 75,16 39 24,84 15714 Tulang Bawang Barat 98 79,03 26 20,97 12415 Pesisir Barat 48 66,67 24 33,33 7216 Provinsi 156 79,19 41 20,81 197
Jumlah 3020 56,83 2294 43,17 5314
Sumber :Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2016
4
Pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah koperasi secara keseluruhan di Provinsi
Lampung adalah 5314 unit. 3020 unit (56,83%) dinyatakan aktif dan 2994
unit (43,17%) dinyatakan pasif. Koperasi yang berstatus pasif tidak
menjalankan kinerjanya dengan baik atau biasa dikenal dengan istilah mati
suri. Menurut Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, koperasi aktif
didasarkan pada keaktivan koperasi dalam menjalankan RAT dan keaktivan
dalam hal bidang usaha. Sebaliknya, koperasi pasif didasarkan pada
ketidakaktivan koperasi dalam menjalankan RAT dan menjalankan bidang
usaha.
Berdasarkan Tabel 1 juga terlihat bahwa Kota Bandar Lampung merupakan
kabupaten/kota yang memiliki jumlah koperasi terbanyak di Provinsi
Lampung. Dari 737 unit koperasi, sebanyak 384 unit (52,10%) koperasi di
Kota Bandar Lampung masih berstatus pasif, sedangkan 353 unit (47,90%)
koperasi di Kota Bandar Lampung yang berstatus aktif. Jumlah koperasi
Kabupaten Tanggamus termasuk cukup banyak yaitu 304 koperasi, namun
koperasi yang aktif terbilang rendah yaitu hanya 156 unit (51,32%) serta
sisanya 148 unit (48,68%) dinyatakan pasif oleh Dinas Koperasi dan UKM
Provinsi Lampung. Rendahnya koperasi aktif di Kabupaten Tanggamus
antara lain disebabkan karena adanya keterbatasan anggaran untuk
memberikan pembinaan ataupun pelatihan perkoperasian. Rendahnya
koperasi aktif juga disebabkan oleh adanya masalah dalam usaha koperasi
dan sedikitnya strategi pengembangan dalam menjalankan usaha
perkoperasian (Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tanggamus 2016).
5
Koperasi yang ada di Kabupaten Tanggamus terdiri dari berbagai jenis
koperasi. Dalam praktiknya, usaha koperasi disesuaikan dengan kondisi
organisasi dan kepentingan anggotanya. Berdasarkan kondisi dan kepentingan
inilah muncul jenis-jenis koperasi. Koperasi yang ada di Kabupaten
Tanggamus terdiri dari berbagai jenis koperasi berdasarkan sektornya.
Sebaran koperasi menurut sektor di Kabupaten Tanggamus tahun 2016 dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sebaran koperasi menurut sektor di Kabupaten Tanggamus tahun2016
No. Sektor JumlahAktif Tidak Aktif
Unit % Unit %
1 Kop. Pertanian 67 38 56.72 29 43.28
2 Kop. Perkebunan 48 26 51.11 22 48.89
3 Kop. Peternakan 6 4 66.67 2 33.33
4 Kop. Perikanan/Nelayan 31 9 29.03 22 70.97
5 Kop. Kehutanan 2 2 100.00 - -
6 Kop. Pegawai (KPRI) 19 15 78.95 4 21.05
7 Kopkar 3 3 100.00 - -
8 Kop. Pasar 40 24 59.26 16 40.74
9 Kop. Serba Usaha 28 10 44.44 18 55.56
10 Kop. Simpan Pinjam 36 19 52.78 17 47.22
11 Lainnya 24 17 70.83 7 29.17
Rata-Rata 64.53 43.36
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tanggamus, 2016
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1959
tentang Perkembangan Gerakan Koperasi, koperasi dikelompokkan menjadi
beberapa jenis yaitu Koperasi Desa, Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan,
Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri, Koperasi Simpanan Pinjam
dan Koperasi Konsumsi. Koperasi Perikanan adalah koperasi yang anggotanya
terdiri dari nelayan, peternak ikan, pemilik kolam ikan, pemilik alat perikanan dan
6
sebagainya yang berkepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan
dengan usaha perikanan yang bersangkutan (Hadhikusuma 2002). Koperasi
perikanan menjalankan usaha–usaha yang ada hubungannya secara langsung
dengan usaha perikanan mulai dari produksi, pengolahan sampai pada
pembelian atau penjualan bersama hasil –hasil usaha perikanan yang
bersangkutan.
Berdasarkan Tabel 2, di Kabupaten Tanggamus terlihat bahwa persentase
rata-rata jumlah koperasi yang aktif jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah
koperasi yang tidak aktif. Koperasi pertanian merupakan jenis koperasi
terbanyak yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan jumlah 67 unit yang
terdiri dari 38 unit (56,72%) berstatus aktif dan 29 unit (43,28%) berstatus
tidak aktif. Pada Tabel 2 juga terlihat bahwa koperasi perikanan merupakan
salah satu jenis koperasi yang sedikit keberadaanya yaitu dengan jumlah 31
unit yang terdiri dari 9 unit (29,03%) berstatus aktif dan 22 unit (70,97%)
bersatus tidak aktif. Pertumbuhan koperasi perikanan sangat penting untuk
menunjang program pemerintah dalam meningkatkan produksi, produktivitas
dan kualitas perikanan. Salah satu koperasi perikanan di Kabupaten
Tanggamus yang berperan penting dalam perkembangan sektor perikanan
yaitu KUD Mina Teluk Semangka yang berkedudukan di pantai laut
kelurahan pasar Madang kabupaten Tanggamus.
KUD Mina Teluk Semangka mulai berdiri sejak tahun 1967 yang merupakan
gabungan dari beberapa kelompok nelayan di wilayah Pantai Laut Pasar
Madang. Gabungan dari kelompok nelayan ini pada awalnya bertujuan untuk
7
berkerjasama dalam memasarkan hasil tangkapan ikan melalui sebuah jasa
pelelangan ikan. Seiring berjalannya waktu, gabungan kelompok nelayan
tersebut terus berkembang dan tepatnya tanggal 10 Oktober 1995 resmi
menjadi sebuah koperasi dengan Nomor Badan Hukum: 16/PAD/KWK/1995.
Pada tanggal 24 November 2009, Nomor Badan Hukum diperbaharui menjadi
161/PAD/BH/X.6/X1/2009. KUD Mina Teluk Semangka bergerak dalam
beberapa jenis usaha yang meliputi Unit Usaha TPI (Tempat Pelelangan
Ikan), Unit Usaha Es Balok, Unit Usaha solar packed dealer Nelayan, Unit
Usaha Simpan Pinjam, dan Unit Usaha Waserda (Warung serba ada).
KUD Mina Teluk Semangka merupakan koperasi perikanan tertua yang
masih bertahan hingga saat ini untuk mengembangkan sektor perikanan di
Kabupaten Tanggamus. Koperasi ini bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta
ikut membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai suatu organisasi
ekonomi KUD Mina Teluk Semangka harus menjalankan prinsip ekonomi
yang sehat untuk mempertahankan hidup dan menciptakan kesejahteraan
serta tetap memiliki peran yang penting dalam kehidupan masyarakat
sekitarnya.
Koperasi perikanan mempunyai ciri-ciri keanggotaan yang sukarela, gotong
royong, mempunyai penghargaan sosial yang tinggi dan bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota. Dari berbagai ciri, konsep dan
dinamikanya, koperasi perikanan perlu didukung oleh manajemen yang baik.
Pelaksanaan manajemen yang baik berpengaruh pada tingkat keberhasilan
8
dari suatu koperasi dan mencapai tujuan dari koperasi itu sendiri. Selain itu
juga, dalam mewujudkan koperasi perikanan yang mampu menghantarkan
anggota atau masyarakat nelayan menjadi masyarakat yang makmur, mandiri
dan sejahtera maka koperasi harus melakukan introspeksi diri untuk
melakukan pembenahan agar keluar dari permasalahan. Permasalahan dan
kesulitan yang dihadapi koperasi diantaranya adalah dalam aspek usaha,
permodalan, organisasi, lingkungan dan manajemen.
KUD Mina Teluk Semangka merupakan salah satu koperasi perikanan yang
masih menghadapi permasalahan dalam hal permodalan, usaha, organisasi,
manajemen, dan lingkungan. Masalah yang dihadapi oleh KUD Mina Teluk
Semangka yaitu jumlah modal yang dimiliki masih kurang. Kurangnya
partisipasi anggota dalam mendukung koperasi melalui simpanan wajib dan
simpanan sukarela mengakibatkan modal sendiri yang dikumpulkan masih
rendah. Kurangnya inovasi atau pengembangan usaha juga terjadi di koperasi
ini. Ada beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi seperti Unit Usaha
Simpan Pinjam dan Unit Usaha Waserda. Unit-unit usaha tersebut belum
dikembangkan secara optimal, padahal kawasan Teluk Semangka merupakan
salah satu sentra perikanan di kabupaten Tanggamus yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan.
Masalah lain yang dihadapi adalah sarana fisik yang dimiliki saat ini belum
memadai, seperti gedung kantor koperasi yang sudah tua dan tidak dilengkapi
dengan aula untuk menunjang kegiatan koperasi misalnya kegiatan rapat
anggota maupun pengurus. Selain itu, di lingkungan KUD Mina Teluk
9
Semangka banyak masyarakat berprofesi sebagai nelayan yang dihadapkan
pada berbagai masalah dan kendala dalam melakukan aktivitas perikanan
yang merupakan kegiatan utama mereka. Para nelayan umumnya cukup
terampil menggunakan peralatan yang dimiliki dengan sarana penangkapan
ikan, tetapi seringkali sulit untuk ditingkatkan ke arah yang lebih moderen.
Posisi tawar nelayan sangat rendah, hal ini disebabkan oleh modal yang
terbatas, rendahnya produktivitas hasil tangkap yang tidak menentu akibat
pengaruh musim yang disebabkan oleh pemanasan global akhir-akhir ini, juga
dengan jaminan pemasaran ikan yang tidak menentu karena masih
terdapatnya berbagai kendala dalam penentuan harga jual. Dalam
membangun kemampuan nelayan untuk hal penyediaan sarana dan
permodalan serta meningkatkan nilai tawar/posisi ekonomi, maka keberadaan
koperasi perikanan sangat diperlukan oleh nelayan untuk mencapai taraf
kehidupan yang lebih baik.
Dalam kondisi saat ini penilaian terhadap strategi pengembangan KUD Mina
Teluk Semangka melalui analisis manajemen strategi perlu dilakukan
sehingga dapat diketahui keadaan KUD Mina Teluk Semangka dan
perkembangannya dalam menjalankan perekonomian di wilayah kerjanya
guna membangun tatanan perekonomian baik lokal, regional, dan nasional
serta agar peran dan manfaat koperasi bagi anggota bisa tercapai.
KUD Mina Teluk Semangka perlu merumuskan alternatif-alternatif strategi
apa yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan koperasi. Strategi
manajemen yang baik adalah strategi yang mampu mempertimbangkan dan
10
memanfaatkan kondisi internal koperasi untuk mengetahui apa yang menjadi
kekuatan koperasi sehingga diperoleh peluang yang ada serta mengetahui
kelemahan koperasi agar mampu mengantisipasi ancaman dari kondisi
eksternal koperasi.
Dalam memperoleh strategi pengembangan yang tepat bagi koperasi, maka
perlu diketahui faktor-faktor kesuksesan koperasi baik faktor lingkungan
internal maupun eksternal koperasi. Melalui analisis faktor internal dan
eksternal diharapkan koperasi mampu tumbuh sebagai organisasi yang
mampu mendayagunakan potensi yang ada yaitu mengelola semua unit usaha
yang ada sehingga dapat menghasilkan keuntungan. Selain itu koperasi
diharapkan mampu tumbuh sebagai organisasi yang dapat dilaksanakan
secara efisien dan efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka disusun beberapa pertanyaan
penelitian, yaitu :
1. Bagaimana lingkungan internal KUD Mina Teluk Semangka Kabupaten
Tanggamus?
2. Bagaimana lingkungan eksternal KUD Mina Teluk Semangka Kabupaten
Tanggamus?
3. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat dan upaya pembangunan
KUD Mina Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus?
11
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Menganalisis lingkungan internal KUD Mina Teluk Semangka
Kabupaten Tanggamus.
2. Menganalisis lingkungan eksternal KUD Mina Teluk Semangka
Kabupaten Tanggamus.
3. Menyusun strategi pengembangan yang tepat dan upaya pembangunan
KUD Mina Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1. Koperasi, sebagai informasi ilmiah dan masukan mengenai lingkungan
eksternal dan internal serta sebagai pertimbangan dalam penyusunan
strategi pengembangan KUD Mina Teluk Semangka pada periode yang
akan datang.
2. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap
penetapan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan
koperasi di Indonesia.
3. Peneliti lain, sebagai referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau
menyempurnakan penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Koperasi
koperasi yang akan dibahas antara lain yaitu definisi koperasi dan tujuan
koperasi, bentuk koperasi, struktur organisasi koperasi dan jenis-jenis
koperasi.
a. Definisi dan Tujuan Koperasi
Koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang penting dan
diperlukan. Secara harfiah kata “Koperasi” berasal dari Cooperation
(latin), atau cooperation (Inggris, atau Co-operatie) (Belanda ),
dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai: bekerja bersama, atau
bekerja sama, atau kerja sama. Dalam ilmu ekonomi, koperasi
adalah perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang atau badan
hukum bekerjasama atas dasar sukarela melaksanakan pekerjaan
untuk memperbaiki kehidupan anggotanya. Menurut Hatta dalam
Sumarsono (2003), koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum
yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai
13
keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah
yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian pasal 1, koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Koperasi juga berasaskan kekeluargaan yang
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Koperasi dalam
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya
berpegang pada azas dan prinsip-prinsip ideal tertentu, oleh sebab itu
kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih dari itu, karena
perjuangan koperasi biasanya terjalin dalam satu gerakan tertentu
yang bersifat nasional, tidak jarang keberadaan koperasi juga
dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan perekonomian
tertentu (Sumarsono, 2003).
14
Menurut UU No.25 Tahun 1993 pasal 3 tentang koperasi Indonesia,
tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan undang-undang tersebut
dapat diketahui secara jelas bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam
garis besarnya meliputi tiga hal utama yaitu memajukan
kesejahteraan anggotanya, memajukan kesejahteraan masyarakat dan
membangun tatanan perekonomian nasional.
Berdasarkan tujuannya tersebut, koperasi mendapatkan kedudukan
yang terhormat dalam perekonomian Indonesia. Koperasi tidak
hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara
konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang
hendak dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko
guru perekonomian nasional.
b. Bentuk Koperasi
Koperasi dapat berbentuk koperasi primer dan sekunder. Koperasi
primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang,
sekurang-kurangnya 20 orang. Koperasi sekunder adalah koperasi
yang beranggotakan sekurang10 kurangnya tiga koperasi primer.
Tingkat organisasi koperasi berdasarkan tingkat daerah administrasi
pemerintah terdiri dari : koperasi primer, pusat koperasi (tingkat
15
kabupaten/kota); koperasi gabungan (tingkat propinsi); dan induk
koperasi (tingkat nasional) (UU No. 22 Tahun 1992).
c. Struktur Organisasi Koperasi
Sumarsono (2003) menyatakan badan usaha koperasi di Indonesia
memiliki manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat
organisasi koperasi yang meliputi rapat anggota, pengurus dan
pengawas. Unsur lain yang melengkapi organisasi koperasi adalah
unsur penasehat, unsur pelaksana, manajer dan karyawan-karyawan
koperasi.
1) Alat kelengkapan atau perangkat organisasi koperasi
a) Rapat anggota
Rapat anggota atau RAT secara normal diselenggarakan satu
tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup
buku pada tahun yang bersangkutan. Rapat anggota
merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi.
Biasanya dalam rapat anggota, penyampaian laporan
pengurus serta disahkan laporan pertanggungjawaban
pengurus, penyampaian usul dan saran dari para anggota,
dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta badan
pengawas, diputuskan rencana-rencana kerja koperasi untuk
periode yang akan datang serta semua anggaran pendapatan
dan biaya yang telah disusun dimintakan juga persetujuan
dari para anggota.
16
b) Pengurus koperasi
Pengurus koperasi terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara serta anggota yang dipilih oleh rapat anggota
sesuai dengan anggaran dasar koperasi. Pengurus merupakan
wakil para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria
tertentu serta dipilih dan disahkan oleh rapat anggota.
Pengurus berhak mewakili organisasi di dalam dan di luar
pengadilan bila terjadi suatu masalah. Sebagai mandataris,
pengurus pada setiap akhir tahun pembukuan membacakan
laporan pertanggungjawaban kepada rapat anggota atas
tugas-tugas yang diembannya serta disaksikan oleh petugas
yang berwenang.
c) Pengawas
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh
anggota dalam rapat anggota. Pengawas bertugas melakukan
pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk
organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus.
Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, pengawas menyusun
laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan
disampaikan ke RAT.
2) Dewan penasehat dan badan pembina
Apabila dirasa perlu maka dapat diangkat seorang penasehat atau
pembina. Fungsi ini dijabat oleh personil dari kantor koperasi
dan pengusaha kecil atau dari pemda atau dari koperasi sekunder.
17
3) Manajer
Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki
oleh koperasi yang diserahi tugas dan tanggungjawab oleh
pengurus. Tugas manajer adalah mengelola dan menjalankan
usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi. Namun
kedudukannya hanyalah sebagai pelaksana dari kebijakan yang
ditetapkan oleh RAT, sehingga dia bertanggung jawab kepada
pengurus. Bagan struktur organisasi internal dari koperasi dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur organisasi internal koperasiSumber : Sitio dan Tamba, 2001
d. Jenis-Jenis Koperasi
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 16 jenis koperasi
didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Anoraga dan Widiyanti (2003) mengemukakan
Rapat Anggota
Pembina Pengurus Pengawas
Manajer
Unit Usaha Unit Usaha Unit Usaha
Anggota
18
beberapa jenis koperasi menurut ketentuan undang-undang, meliputi
koperasi simpan pinjam, koperasi konsumsi, koperasi produksi,
koperasi jasa, dan koperasi serba usaha. Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1959 tentang
Perkembangan Gerakan Koperasi, koperasi dikelompokkan menjadi
beberapa jenis yaitu Koperasi Desa, Koperasi Pertanian, Koperasi
Peternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri,
Koperasi Simpanan Pinjam dan Koperasi Konsumsi.
2. Koperasi Perikanan
Koperasi perikanan didirikan untuk menyatukan dan menggabungkan
usaha-usaha nelayan yang umumnya masih miskin dan belum begitu
maju tingkat pengetahuannya. Dengan bersatu dan bekerja sama dalam
sebuah koperasi perikanan, para nelayan dapat mengumpulkan modal dan
berusaha untuk memperbaiki usahanya dengan tidak menggantungkan
nasibnya pada tengkulak atau kaum pemodal (Muyasaroh, 2004).
Menurut Firdaus dan Agus (2002), koperasi perikanan adalah koperasi
yang anggota-anggotanya terdiri atas pengusaha, pemilik alat perikanan,
buruh/nelayan yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung
berhubungan dengan usaha perikanan. Jenis Koperasi Perikanan terbagi
atas dua, yaitu Koperasi Perikanan Darat dan Koperasi Perikanan
Laut/Nelayan. Koperasi Perikanan ini mempunyai lapangan usaha antara
lain mengusahakan pembelian alat-alat perikanan, mengusahakan
19
modernisasi teknik dan perluasan pemeliharaan dan penangkapan ikan,
mengusahakan pembuatan sendiri bahan-bahan atau alat-alat,
mengusahakan penjualan hasil dengan organisasi pelelangan ikan yang
baik, mengusahakan pengolahan dan pengawetan ikan dan menyediakan
kredit.
Koperasi perikanan atau koperasi mina berfungsi sebagai pusat
pelayanan berbagai kegiatan perekonomian nelayan di desa-desa pantai.
Usaha yang dilakukan didasarkan kepada sarana-sarana, jasa-jasa dan
kemudahan yang diperlukan untuk usaha perikanan para nelayan
anggotanya (Muyasaroh, 2004). Tujuan Koperasi Perikanan sama seperti
tujuan koperasi pada umumnya (Pasal 3 Undang-Undang No. 25 tahun
1992) adalah:
(1) Untuk memajukan kesejahteraan anggota
(2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
(3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional
3. Strategi Pengembangan
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk
memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David,
2009). Manajemen strategis memberikan berbagai manfaat bagi
organisasi, karena memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam
menentukan masa depannya; memungkinkan perusahaan untuk memulai
memengaruhi aktivitas organisasinya, sehingga memiliki kontrol
20
terhadap masa depan organisasinya. Secara historis, manfaat utama
manajemen strategis telah membantu organisasi memformulasikan
strategi pengembangan yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan
yang lebih sistematis, logis dan rasional untuk pilihan strategis.
Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan berkelanjutan. Adanya
suatu perubahan pada komponen utama dalam model, dapat
menyebabkan perubahan pada salah satu atau semua komponen lainnya.
Model manajemen strategis menggambarkan perubahan pendekatan yang
jelas dan praktis mengenai formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi.
Hubungan antar bagian utama dalam proses manajemen strategi
ditampilkan dalam model berikut.
MelakukanAudit
Eksternal
Mengembangkanpernyataan visi
dan Misi
MenetapkanTujuanJangkaPanjang
Merumuskanmengevaluasidan Memilih
Strategi
ImplementasiStrategi IsuManajemen
ImplementasiStrategi IsuPemasaran,Keuangan,Akuntansi,
Litbang,SIM
Mengukurdan
Mengevaluasi
Kinerja
MelakukanAudit
Internal
FormulasiStrategi
ImplementasiStrategi
EvaluasiStrategi
Gambar 2. Model komprehensif manajemen strategisSumber : David, 2009
Gambar 2 menunjukkan bahwa dalam proses manajemen strategi saling
memiliki interaksi dan timbal balik dari tahap pertama hingga akhir.
Manajemen Strategi ini dapat dilihat sebagai suatu proses yang meliputi
21
sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan (Kuncoro, 2006).
Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan merupakan sekumpulan
komitmen, keputusan, dan aksi yang diperlukan suatu koperasi atau
organisasi untuk mencapai strategic competitiveness dan menghasilkan
keuntungan diatas rata-rata. Dari tahapan proses manajemen strategi
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen strategik
merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dapat
menghasilkan strategi pengembangan dengan adanya perumusan dan
implementasi rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan.
Strategi pengembangan merupakan upaya untuk melakukan analisis
terhadap kondisi lingkungan kawasan baik internal yang meliputi
kelemahan dan kekuatan dan kondisi lingkungan eksternal yaitu peluang
dan ancaman yang akan dihadapi, kemudian diambil alternatif untuk
menentukan strategi yang harus dilakukan. Guna menganalisis
penentuan strategi menjadi jelas, ada sembilan macam matriks yang
dapat digunakan yakni Matriks External Factor Evaluation (EFE),
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), Matriks Competitive Profile
(CP), Matriks SWOT, Matriks Strategic Position and Action Evalution
(SPACE), Matriks Internal-External (IE), Matriks Boston Consulting
Group (BCG), Matriks Grand Strategy dan Matriks Quantitative
Strategies Planning (QSP) (David, 2009). Pada penelitian ini, dalam
menentukan strategi pengembangan yang tepat untuk KUD Mina Teluk
Semangka akan dilakukan proses manajemen strategis sampai tahap
22
formulasi atau perumusan strategi dengan menggunakan matriks EFE,
matriks IFE, matriks SWOT, matriks IE dan matriks QSP.
4. Lingkungan Internal Koperasi Perikanan
Menurut Rangkuti (2006), analisis lingkungan internal adalah lebih pada
analisis internal perusahaan dalam rangka menilai atau mengindentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi. Analisis lingkungan
internal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana
perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada secara efektif
sehingga perusahaan dapat menangani ancaman yang ada.
Menurut Kotler (2009), pengidentifikasian faktor internal dapat
memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan, yaitu faktor kekuatan
dan kelemahan. Perusahaan menghindari ancaman yang berasal dari
faktor eksternal melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor internal,
sedangkan kelemahan dari faktor internal dapat diminimalkan dengan
melihat peluang dan faktor eksternal.
Aspek lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel yang ada di
dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka
pendek dari manajemen puncak. Variabel tersebut membentuk suasana
dimana pekerjaan dilakukan. Aspek lingkungan internal yang dikaji
meliputi, sistem manajemen, keuangan dan permodalan, sumber daya
manusia, unit usaha, sarana prasarana serta administrasi. Menurut
23
Gaspersz (2012), kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh koperasi
adalah :
a. Manajemen
Koperasi dipengaruhi beberapa faktor yang dapat menghambat dan
mendukung perkembangan koperasi seperti manajemen pelaksanaan
rapat, dan tertib administrasi. Tertib administrasi berupa tertib
administrasi organisasi, usaha, dan keuangan. Keterampilan
manajerial di koperasi sangat penting karena organisasi yang baik
adalah organisasi yang memiliki manajemen yang baik koperasi tidak
akan berkembang tanpa fungsi pengaturan yang terarah. Dan dalam
perencanaan program kerja koperasi harus mampu diterjemahkan oleh
tim manajemen berdasarkan kesepakatan di dalam rapat anggota
tahunan (RAT).
b. Permodalan dan Keuangan
Kondisi keuangan koperasi menjadi ukuran dalam melihat posisi
bersaing dan kesehatan keuangan koperasi. Menentukan kekuatan dan
kelemahan dalam suatu organisasi sangat penting agar dapat
merumuskan strategi secara efektif. Pencapaian tujuan koperasi
didukung dengan adanya pendanaan yang terencana.
Pendanaan/modal yang terencana dengan baik dapat membantu
keberlangsungan koperasi karena dapat mengetahui kondisi usaha
tersebut. Perkembangan modal dalam koperasi sangat mempengaruhi
perkembangan usaha koperasi karena dengan modal yang cukup besar
24
koperasi dapat mengembangkan usahanya yang lebih banyak lagi.
Modal koperasi dapat berasal dari modal sendiri dan modal dari luar.
c. Sumber daya manusia
Masalah sumberdaya manusia sering menjadi fokus utama baik dalam
perusahaan maupun koperasi. Kegiatan mengelola orang-orang yang
merupakan unsur dasar organisasi seringkali menjadi masalah.
Keberhasilan pengelola organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan
pendayagunaan sumberdaya manusia. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam manajemen sumberdaya manusia adalah jumlah
tenaga kerja, tingkat pendidikan tenaga kerja, tingkat upah dan
produktivitas tenaga kerja. Kemajuan suatu perusahaan maupun
koperasi perlu didukung dengan adanya sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan yang berkualitas, bertanggung jawab dan
profesional.
d. Unit usaha
Menurut Undang-Undang No.25/1992 pasal 43 unit usaha koperasi
adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota
untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Koperasi harus
mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai
tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota dan tetap
mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar.
25
e. Sarana prasarana
Sarana prasarana berupa peralatan yang dapat menunjang kegiatan
operasional koperasi, seperti lokasi koperasi dengan anggota, kantor,
gudang, peralatan usaha, komputer, pelayanan koperasi terhadap
anggota, tempat duduk, tempat parkiran dan lain-lain.
f. Tertib Administrasi
Kelengkapan berkas-berkas koperasi seperti anggaran dasar, anggaran
rumah tangga, legalitas koperasi serta kelengkapan alat organisasi
koperasi seperti rapat angota, pengurus koperasi, pengawas koperasi
dan buku-buku perkoperasian.
5. Lingkungan Eksternal Koperasi Perikanan
Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada di luar
perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali
terhadapnya sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan
ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan di dalamnya
(Wahyudi,1996). Data dan informasi internal perusahaan dapat digali
dari fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan,
SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi. Data eksternal
dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan
ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintahan,
hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada
26
(David, 2009). Menurut Gaspersz (2012), ancaman dan peluang yang
dimiliki koperasi adalah :
a. Ekonomi, sosial dan budaya
Aspek lingkungan yang terdiri dari kondisi ekonomi, politik, sosial
dan budaya, tidak dapat dilepaskan dari proses pengembangan
koperasi. Di satu pihak kondisi tersebut dapat memberikan peluang,
di pihak lain dapat menimbulkan ancaman bagi perkembangan
koperasi.
Maju mundur koperasi harus didukung oleh lingkungan, baik
lingkungan ekonomi maupun sosial budaya. Kurangnya kesadaran
masyarakat perikanan akan arti pentingnya koperasi juga dapat
menjadi ancaman bagi koperasi. Jika ekonomi masyarakat atau
anggota koperasi di sekitar KUD Mina Teluk Semangka baik maka
koperasi tersebut telah berjalan dengan baik. Selain itu juga,
lingkungan sosial yang tidak mendukung seperti adanya kecemburuan
sosial dan ketidaksenangan dapat menjadi ancaman bagi koperasi.
Tingkat kecemburuan dan ketidaksenangan terhadap usaha koperasi
tersebut dapat memicu kesenjangan antara anggota dan masyarakat
sekitar.
b. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat memberikan ancaman dan peluang bagi
dunia usaha. Kebijakan pemerintah tersebut dapat berupa Undang-
Undang baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten yang
27
menentukan beroperasinya suatu perusahaan. Kebijakan pemerintah
merupakan pertimbangan penting bagi para pemimpin dalam
merumuskan strategi organisasi.
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi keadaan koperasi.
Belum optimalnya kinerja sebagian besar koperasi perikanan juga
diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang belum memihak kepada
koperasi. Dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada pada
koperasi perikanan di Indonesia sangat di butuhkan campur tangan
pemerintah dalam berbagai aspek.
Kebijakan pemerintah diharapkan dapat menggerakkan dan
mengarahkan koperasi menjadi lebih baik ditengah kehidupan
masyarakat terutama anggota dari koperasi perikanan. Kebijkan
pemerintah yang dapat mempengaruhi keberhasilan koperasi yaitu
adanya penyuluhan untuk menimbulkan pemahaman masyarakat
tentang manfaat berkoperasi dan pemberian bantuan modal serta
pengawasan terhadap pelaksanaan koperasi perikanan.
c. Teknologi
Perkembangan IPTEK yang berlangsung cepat dan telah merambah ke
dalam berbagai bidang tentu memberikan pengaruh dalam pemilihan
teknologi yang akan digunakan dalam kegiatan usaha koperasi.
Peralatan yang modern dapat mendukung dan mempermudah kegiatan
operasional koperasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang
28
dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan
strategi.
d. Pemasok
Pemasok adalah seseorang atau perusahaan yang menyediakan bahan
baku, tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi kepada koperasi
maupun perusahaan lain. Terdapat hubungan saling ketergantungan
antara pemasok dengan koperasi maupun perusahaan. Dalam
komponen pemasok dapat diteliti mengenai kekuatan tawar menawar
antara pemasok. Kekuatan menawar dari pemasok memengaruhi
intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama kalau jumlah
pemasok sedikit, pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain
(substitusi) untuk dijual kepada industri, produk kelompok pemasok
tidak standar, industri bukan merupakan pelanggan penting bagi
pemasok.
e. Pesaing
Pesaing merupakan lawan usaha yang bergerak pada sektor usaha
yang relative sama. Masuknya pesaing baru yang berkualitas dapat
menjadi ancaman bagi keberlangsungan usaha koperasi. Pesaing-
pesaing tersebut merupakan badan usaha non-koperasi. Pesaing-
pesaing dalam koperasi perikanan diantaranya tengkulak dan pemburu
rente.
Perilaku pengusaha menengah-atas, tengkulak, dan pemburu rente
yang ingin meraup untung sebesar-besarnya tanpa mengindahkan
29
nasib nelayan seringkali mematikan kinerja koperasi perikanan.
Dalam prakteknya, “pengusaha nakal” menjual seluruh kebutuhan
melaut para nelayan (alat tangkap, BBM, beras, rokok, dll) lebih
murah dari yang selama ini disediakan oleh koperasi perikanan. Pada
saat yang sama, pengusaha, tengkulak, dan pemburu rente ini membeli
ikan hasil tangkapan lebih mahal ketimbang yang selama ini dibeli
koperasi perikanan.
Praktek semacam ini dilakukan oleh para pengusaha nakal sampai
koperasi tidak mampu bersaing dan akhirnya gulung tikar. Setelah
koperasi perikanan bangkrut, baru kemudian para lintah darat,
tengkulak dan pemburu rente ini mencekik leher para nelayan, dengan
cara menaikkan semua bahan kebutuhan melaut lebih mahal
ketimbang harga pasar, dan sebaliknya membeli hasil tangkapan
nelayan dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga pasar.
Hal ini dapat menimbulkan ancaman bagi koperasi perikanan.
f. Iklim dan Cuaca
Keadaan cuaca sangat berpengaruh terhadap proses operasi
penangkapan ikan. Seringkali saat cuaca buruk nelayan tidak melaut
untuk menangkap ikan, hal ini tentunya menyebabkan nelayan tidak
mendapatkan penghasilan. Dengan cuaca yang berubah-ubah
tentunya menyulitkan nelayan yang akan melakukan operasi
penangkapan ikan. Ketika cuaca buruk, gelombang tinggi dan angin
kencang akan menghambat melaut apalagi dengan kapal perikanan
30
yang dimiliki nelayan Indonesia yang relatif berukuran kecil, sehingga
cuaca buruk sangat berpengaruh terhadap nelayan maupun anggota
koperasi karena mempersulit proses penangkapan ikan dan membuat
hasil tangkap ikan menurun serta menyebabkan pendapatan anggota
koperasi juga menurun. Hal ini dapat menyebabkan pembayaran
simpanan anggota menjadi tersendat.
6. Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Perencana strategis
(Strategic planner) harus menganalisis faktor faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini. Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu:
(1) Strength (S) adalah karakterisitik positif internal yang dapat
dieksploitasi organisasi untuk meraih sasaran kinerja stratgeis.
(2) Weakness (W) adalah karakteristik internal yang dapat menghalangi
atau melemahkan kinerja organisasi.
31
(3) Opportunity (O) adalah karakteristik dari lingkungan eksternal yang
memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau melampui
sasaran strategiknya.
(4) Threat (T) adalah adalah karakteristik dari lingkungan eksternal yang
dapat mencegah organisasi meraih sasaran strategis yang ditetapkan.
Analisis SWOT dapat mengidentifikasi secara sistematis faktor internal
dan eksternal dan menyusun strategi yang sesuai dan dimiliki dari tiap
aspek faktor. Sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kekuatan dan
peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman. Kinerja suatu
perusahaan dapat ditentukan dari kombinasi faktor internal dan faktor
eksternal yang kedua faktornya memerlukan pertimbangan dalam analisis
SWOT.
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor dari strategi
pengembangan perusahaan atau koperasi adalah dengan menggunakan
matriks SWOT. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), salah satu cara
untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah
mengkombinasikan faktor strategis eksternal dengan faktor strategis
internal ke dalam sebuah ringkasan analisis lingkungan internal dan
eksternal. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan matriks
IFAS dan EFAS. Matriks IFAS digunakan untuk menganalisis kondisi
perusahaan dalam menghadapi lingkungan internal perusahaan,
sedangkan matriks EFAS digunakan untuk menganalisis kondisi
perusahaan dalam menghadapi kondisi eksternal perusahaan. Berikut
32
adalah langkah dalam mengolah matriks EFAS dan matriks IFAS
menurut Rangkuti (2006) :
(1) Identifikasi faktor eksternal dan internal perusahaan Menganalisis
lingkungan internal perusahaan, yaitu dengan mendaftar kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kemudian menganalisis
lingkungan eksternal perusahaan dengan mendaftar peluang dan
ancaman bagi perusahaan.
(2) Penentuan bobot setiap peubah
Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal dan internal kepada
pihak yang memiliki pengetahuan yang kuat akan faktor internal dan
eksternal usahanya dengan menggunakan metode perbandingan
berpasangan (Paired Comparison).
(3) Penentuan peringkat (rating)
Hasil pembobotan dan rating dimasukkan dalam matriks IFAS dan
EFAS dan dikalikan dengan nilai rataan rating pada setiap faktor dan
semua hasil kali dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total
skor pembobotan. Skala nilai rating yang digunakan untuk matriks
IFAS, yaitu 1= kelemahan utama, 2= kelemahan kecil, 3= kekuatan
kecil, 4= kekuatan umum. Matriks EFAS memiliki rating nilai
sebagai berikut 1= ancama utama, 2= ancaman kecil, 3= peluang
kecil, 4= peluang utama.
Menurut David (2009), faktor-faktor kunci eksternal dan internal
merupakan pembentuk matriks SWOT yang menghasilkan empat
33
tipe strategi, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi
WT. Adapun bentuk matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 3.
SWOT Strengths (S) Weakness (W)Daftar Kekuatan Daftar Kelemahan(tentukan 5-10 faktor (tentukan 5-10 faktorpeluang internal) peluang internal)
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-ODaftar Peluang Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang(tentukan 5-10 faktor Menggunakan Meminimalkanpeluang eksternal) kekuatan untuk kelemahan untuk
Memanfaatkan MemanfaatkanPeluang Peluang
Threats (T) Staregi S-T Strategi W-TDaftar Ancaman Ciptakan startegi yang Ciptakan strategi yang(tentukan 5-10 faktor Menggunakan Meminimalkanpeluang eksternal) kekuatan untuk kelemahan untuk
mengatasi ancaman menghindari ancaman
Gambar 3. Bentuk matriks SWOT
Apabila strategi dalam Gambar 3 dikaitkan dengan strategi bisnis,
maka pilihan-pilihan strategi bisnis yang perlu dilakukan adalah :
(1) Strategi SO (Strenghts-Opportunities), dalam situasi ini
perusahaan perlu melakukan pengembangan bisnis yang agresif,
yaitu memanfaatkan kekuatan yang substansial untuk
menciptakan bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang ada.
Strategi dalam kuadran SO disebut sebagai strategi agresif.
(2) Strategi ST (Strengts-Threats), dalam situasi ini perusahaan
perlu melakukan diversifikasi produk atau bisnis, melalui
mengembangkan produk-produk unggul. Strategi dalam kuadran
ST disebut sebagai strategi diversifikasi.
34
(3) Srategi WO (Weaknesses-Opportunities), dalam situasi ini
manajemen harus melakukan analisis terhadap kelemahan
sehingga mampu menghilangkan kelemahan utama itu. Strategi
dalam kuadaran WO disebut sebagai strategi balik arah.
(4) Strategi WT (Weaknesses-Threats), dalam situasi ini manajemen
harus melakukan analisis terhadap kelemahan utama yang ada
sekaligus menghindari ancaman. Strategi pada kuadran WT
disebut sebagai strategi bertahan.
7. Analisis Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrik) adalah alat untuk
melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan
key success faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan dari
strategi-strategi bervariasi yang telah di rumuskan pada analisis SWOT.
Metode QSPM merupakan suatu alat untuk melakukan evaluasi pilihan
alternatif secara objektif, menetapkan daya tarik relatif dari tindakan
alternatif yang layak dan memutuskan strategi mana yang terbaik
(Siahaan, 2008), sedangkan analisis SWOT merupakan suatu alat anlisis
untuk memperoleh beberapa alternatif strategi yang saling memiliki
keterkaitan antar alternatif, namun alternatif yang diperoleh perlu
dibobotkan karena tingkat kepentingan dari tiap alternatif berbeda.
Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan suatu metode yang dapat
35
mengakomodasi terjadinya keterkaitan antar alternatif strategi yaitu
metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks). Alternatif
strategi yang memiliki nilai total terbesar pada matrik QSPM merupakan
strategi yang paling baik untuk dapat diterapkan pada organisasi atau
perusahaan
Keunggulan dari penggunaan metode QSPM yaitu rangkaian strategi
dalam metode QSPM dapat diamati secara berurutan dan bersamaan serta
memperkecil kemungkinan bahwa faktor-faktor utama akan terlewat
namun membutuhkan penilaian secara intuitif dan asumsi yang berdasar
(David, 2009). Enam langkah penyusunan matriks QSPM adalah sebagai
berikut :
(1) Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan
internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi
ini diperoleh dari matriks EFE dan IFE.
(2) Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan
eksternal (bobot yang diberikan sama dengan bobot pada matriks
EFE dan IFE).
(3) Mengevaluasi matriks tahap 2 (pencocokan) dan identifikasi
alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk
diimplementasikan.
36
(4) Menentukan nilai daya tarik (Attractive Scores-AS) didefinisikan
sebagai angka yang mengindetifikasikan daya tarik relatif masing-
masing strategi dalam setiap alternatif tertentu.
(5) Menghitung total daya tarik (Total Attractive Score-TAS) yang
diperoleh dengan mengalikan bobot dengan attratctive scores.
(6) Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Nilai TAS yang
tertinggi menunjukan bahwa strategi tersebut merupakan strategi
terbaik untuk diprioritaskan.
Analisis QSPM merupakan analisis tahap akhir yang digunakan dalam
menentukan pilihan prioritas strategi. Matriks QSPM adalah matriks
yang digunakan pada tahap decision stage untuk melihat tingkat relatif
dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan hasil dari the matching
stage. QSPM menggunakan input dari tahap pertama (input stage) dan
tahap kedua (the matching stage) yang memberikan informasi bagi tahap
ketiga (the decision stage) (David, 2009).
B. KAJIAN PENELITIAN DAHULU
Peneliti mempelajari penelitian sejenis di masa lalu untuk mendukung
penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
37
Tabel 3. Penelitian terdahulu
No Nama Judul Penelitian Metode Analisis Kesimpulan PenelitianPeneliti
1 Brikmar(2008)
StrategiPengembanganKoperasi PerikananMina Jaya MuaraAngke, Jakarta Utara
Analisis Rasio, analisismatriks IFE, analisismatriks EFE, analisismatriks SWOT dananalisis matriks QSP
Hasil analisis matriks IFE diperoleh nilai indeks kumulatif 2,4505,menggambarkan posisi internal koperasi lemah. Peluang yang palingdominan adalah pinjaman modal dari bank. Sedangkan ancamannyaadalah kurangnya kesadaran dalam berkoperasi. Berdasarkan hasilperhitungan matriks EFE diperoleh nilai indeks kumulatif 2,7753,menunjukkan posisi eksternal koperasi kuat. Berdasarkan hasil analisismatriks IE, Koperasi Perikanan Mina Jaya berada dalam sel V. Strategiyang dapat dilaksanakan adalah pertahankan dan pelihara. Hal yang palingtepat adalah melaksanakan strategi penetrasi pasar dan pengembanganproduk. Hasil perhitungan matriks QSP menunjukkan prioritas strategiadalah mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkanvolume produksi unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal.
2 Junarto(2008)
Manajemen StrategiPengembanganKoperasi PetaniOrganik Serikat PetaniIndonesia Di Bogor
Analisis matrik IFE-EFE, analisis matrikSWOT dan analisismatriks QSP
Kondisi internal koperasi diketahui bahwa keterbatasan sumberdayamanusia menjadi kelemahan utama dengan skor rata-rata matrik IFE0,0808. Kekuatan utamanya adalah kolektivitas kerja anggota dengan skorrata-rata matrik IFE 0,3897. Analisis dari faktor eksternal menunjukkanbahwa permintaan produk organik yang tinggi merupakan peluang utamakoperasi dengan skor rata-rata matrik EFE (0,0758). Ancaman utamaterletak pada fenomena pemanasan global yang sangat mempengaruhikondisi lingkungan pertanian dengan skor rata-rata matrik EFE 0,3466.Pada dasarnya, koperasi telah mampu memanfaatkan peluang untukmeminimalkan ancaman dengan baik, ditunjukkan oleh nilai indekskumulatif matrik EFE 2,8271. Koperasi berada pada sel V matrik IE, yangartinya posisi usaha koperasi harus dipertahankan dan dipelihara denganmenerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Prioritasstrategi yang dijalankan koperasi diperoleh setelah dilakukan evaluasidengan matrik SWOT dan analisis matrik QSP.
38
Tabel 3. (Lanjutan)
No Nama Judul Penelitian Metode Analisis Kesimpulan PenelitianPeneliti
3 Ramadhan(2009)
Analisis StrategiPengembangan KUD(Koperasi Unit Desa)Giri Tani
Analisis deskriptif dananalisis formulasistrategi
Hasil analisis dari matriks IE terungkap dari pencocokan antara nilaitertimbang matriks EFE dan matriks IFE dimana didapat total nilaitertimbang sebesar 3,460 dan 2,948. Dari hasil tersebut menempatkanKUD Giri Tani pada sel II dalam matriks IE. Strategi terbaik yang dapatditerapkan disebut tumbuh dan bangun (growth and build). Strategiintensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembanganproduk) atau integrative (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal)mungkin paling tepat untuk divisi ini.
4 Marta(2010)
StrategiPengembangan UsahaKoperasi SimpanPinjam Warga SepakatDi Ciampea BogorJawa Barat
Analisis matrik IFE-EFE, matriks IE,analisis matrik SWOTdan analisis matriksQSP.
Factor internal peluang yang paling utama adalah koperasi memiliki badanhukum dengan skor 0,45 dan kelemahan utamanya adalah modal yangterbatas dengan skor 0,50, sedangkan untuk peluang terbesar yang adapada koperasi simpan pinjam adalah adanya kebutuhan masyarakat yangtinggi akan lembaga keuangan dengan skor 0,50. Factor yang menjadiancaman adalah keadaan politik yang rawan 0,53. Dari factor IFE danEFE dihasilkan nilai rata rata IFE 3,79 dan EFE 3,02 sehinggamenempatksn koperasi simpan pinjam warga sepakat pada sel I. posisi iniberada pada tahap tumbuh dan kembangkan. Berdasarkan matriks SWOTkoperasi warga sepakat , terdapat lima alternative strategi yang bisadilaksanakan oleh koperasi. Lima yang dihasilkan ini kemudian dianalisisdengan QSP dan diperoleh prioritas strategi ysng disarankan berdasakanurutan pertama nilai STAS tertinggi sampai urutan terakhir.
39
Tabel 3. (Lanjutan)
No Nama Judul Penelitian Metode Analisis Kesimpulan PenelitianPeneliti
5 Sulistyo(2010)
Analisis KinerjaKeuangan DanStrategiPengembanganKoperasi PerikananMina Usaha (StudiKasus: KoperasiPerikanan Mina UsahaDesa Jetis, KecamatanNusawungu,Kabupaten Cilacap,Propinsi Jawa Tengah)
Analisis rasio, analisistrend dan analisisSWOT
Hasil penelitian terhadap kinerja keuangan menunjukkan bahwaberdasarkan hasil analisis rasio, untuk rasio likuiditas (rasio lancar) rata-rata adalah 3,2. Rata-rata rasio solvabilitas untuk total hutang dengantotal harta adalah 0,66. Rasio solvabilitas total hutang dengan modalsendiri rata-rata adalah 3,41. Nilai rasio rentabilitas untuk Return onInvestmet (ROI) rata-rata sebesar 6,01 persen. Perkembangan nilairentabilitas modal sendiri menunjukkan trend yang menurun. Sementarahasil analisis trend pada neraca menunjukkan hampir setiap posmengalami kenaikan kecuali pada pos kekayaan bersih. Trend pada rugilaba beberapa pendapatan mengalami penurunan meskipun pendapatansecara keseluruhan mengalami kenaikan terutama dari pendapatan jasasimpan pinjam (simpi). Hasil strategi melalui analisis SWOT denganmempertimbangkan kondisi keuangan sebagai salah satu faktor internalkoperasi beserta variabel internal dan eksternal lainnya.
6 Nurhidayati(2015)
StrategiPengembanganKoperasi Agro SigerMandiri Di KecamatanKalianda KabupatenLampung Selatan
Analisis deskriptif,FGD dan SWOT
Berdasarkan Pedoman Pemeringkatan Koperasi Kementerian NegaraKoperasi dan UKM Republik Indonesia (2007), penilaian kinerja usahaKoperasi Agro Siger Mandiri memiliki kualifikasi pemeringkatan koperasikurang berkualitas. Selain itu, penilaian kontribusi koperasi terhadappembangunan daerah memiliki kualifikasi tidak berkontribusi. Strategiprioritas yang dapat digunakan dalam pengembangan dan keberlanjutanKoperasi Agro Siger Mandiri yaitu: (a) membuat dan menata pembukuanyang jelas untuk mengetahui kondisi keuangan dan data-data KoperasiAgro Siger Mandiri, (b) memanfaatkan teknologi untuk meningkatkankualitas produk dan memperluas jaringan pemasaran, dan (c) mengadakanpelatihan-pelatihan tentang koperasi, budidaya tanaman hortikultura, danpengolahan produk untuk meningkatkan keterampilan pengurus dananggota koperasi.
40
Tabel 3. (Lanjutan)
No Nama Judul Penelitian Metode Analisis Kesimpulan PenelitianPeneliti
7 Sari(2015)
Analisis Finansial danStrategiPengembangan UsahaPerdagangan TelurEceran : Studi KasusDi Pasar TradisionalKota Bandar Lampung
Analisis SWOT Berdasarkan sepuluh strategi yang ada, direkomendasikan tiga strategiteratas. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa ketiga strategisesuai dengan kondisi usaha perdagangan telur eceran di pasar tradisionalKota Bandar Lampung. menjalin kerjasama yang baik dengan pemasokagar ketersediaan pasokan akan terus lancar, memanfaatkan lokasi tokoyang strategis dan ketersediaan pasokan untuk menarik pembeli, danmemanfaatkan pengetahuan yang baik mengenai kualitas telur gunamenarik para pembeli dan mempertahnkan kesetiaan pelanggan.
8 Ariesta(2016)
StrategiPengembangan UsahaAgroindustri BerasSiger (Studi KasusPada AgroindustriTunas Baru diKelurahan Pinang JayaKemiling Kota BandarLampung)
Analisis deskriptifkualitatif (SWOT,pengetahuan danproses pengambilankeputusan konsumen)serta analisis deskriptifkuantitatif (analisispendapatan)
(1)kekuatan utama agroindustri adalah kualitas beras siger yang baik dankelemahan utama agroindustri keterbatasan modal kerja, (2) pendapatanrata-rata usaha perbulan adalah sebesar Rp141.992,06 dengan nilai R/Clebih dari satu yang berarti agroindustri menguntungkan, (3)peluangutama agroindustri adalah kepemilikan alat mesin produksi sedangkanancaman utama agroindustri adalah kurangnya pengawasan danpembinaan dari pemerintah (4)konsumen sudah memiliki pengetahuan daninformasi mengenai karakteristik produk dan konsumen melakukan limatahap proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan kebutuhan,pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan evaluasipasca pembelian (5)strategi prioritas utama pengembangan agroindustriadalah meningkatkan modal kerja.
41
Tabel 3. (Lanjutan)
No Nama Judul Penelitian Metode Analisis Kesimpulan PenelitianPeneliti
9 Dewi(2017)
Kinerja, KesejahteraanAnggota, dan StrategiPengembangan KoperasiUnit Desa
Analisis deskriptifdan analisis SWOT
Berdasar Pedoman Pemeringkatan Koperasi Kementerian NegaraKoperasi dan UKM Republik Indonesia (2007), KUD MS memilikikualifikasi kinerja usaha berkualitas sedangkan KUD TTSW memilikikualifikasi cukup berkualitas. Berdasar Indikator GKM BPS (2012)KUD MS dan KUD TTSW masih tergolong tidak sejahtera, oleh karenaitu kedua KUD tersebut masih harus berupaya untuk meningkatkankesejahteraan anggotanya agar pengeluaran pangan anggotanya beradadi atas GKM. Secara keseluruhan, tingkat kesejahteraan anggota KUDMS lebih baik dibandingkan dengan anggota KUD TTSW. Strategiprioritas utama yang dapat digunakan dalam pengembangan KUDTTSW adalah menerapkan teknologi moderen seperti penggunaan aksesinternet guna meningkatkan pendapatan koperasi.
10 Ghaisani(2017)
Analisis Kinerja danStrategi PengembanganUsahatani SayuranOrganik Di Kota BandarLampung
Analisis deskriptifkuantitatif, analisisSWOT, QSPM danAHP .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) kinerja usahatani sayuranorganik di Kota Bandar Lampung memiliki kinerja yang baikberdasarkan aspek produktivitas, kapasitas, kualitas, dan kecepatanpengiriman. Hasil R/C ratio atas biaya total diperoleh sebesar 1,83 yangartinya bahwa sayuran organik di Kota Bandar Lampungmenguntungkan; (2) strategi yang digunakan untuk mengembangkanusahatani sayuran organik di Kota Bandar Lampung adalah denganmelakukan promosi guna memperkenalkan produk sayuran organik sertamembuka pasar sehingga dapat meningkatakan permintaan konsumen.Berdasarkan hasil tersebut maka kegiatan usahatani sayuran organikdapat dikembangkan di Kota Bandar Lampung.
42
Tabel 3. (Lanjutan)
No Nama Judul Penelitian Metode Analisis Kesimpulan PenelitianPeneliti
11 Putri(2017)
Kinerja Dan StrategiPengembanganPrimkopti KabupatenPesawaran ProvinsiLampung
Analisis deskriptifkuantitatif, analisisindeks kepuasanpelanggan dananalisis SWOT.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : kinerja Primkopti sebagaibadan usaha masuk dalam kategori kurang berkualitas. Primkoptikurang berkontribusi terhadap pembangunan. Tingkat kepuasananggota Primkopti adalah 70,57 persen. Faktor internal Primkoptiterdiri dari sumber daya manusia, manajemen, keuangan danpermodalan, unit usaha, dan tertib administrasi. Faktor lingkunganeksternal Primkopti terdiri dari ekonomi, kebijakan pemerintah,pesaing, pemasok, dan teknologi. Strategi prioritas Primkopti adalah(1) menggunakan keuangan dan permodalan Primkopti untukmemanfaatkan permintaan tahu dan tempe yang tinggi di masyarakat,(2) mengoptimalkan permintaan masyarakat terhadap produkPrimkopti yang tinggi untuk menambah pendapatan dan mengatasipenyaluran kedelai yang tidak kontinu, dan (3) memanfaatkan hargaproduk alat pemecah kedelai yang terjangkau untuk penguasaan pasardan bersaing dengan pesaing swasta.
43
Penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan tolak
ukur serta mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini. Penulis
telah menganalisis penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di
dalam penelitian ini. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan
perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai strategi
pengembangan. Berdasarkan Tabel 3, tinjauan penelitian terdahulu
memperlihatkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya dalam hal metode, waktu, dan tempat
penelitian.
Pada Tabel 3 terlihat perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah lokasi yang dijadikan tempat penelitian. Pada penelitian Junarto
(2008), Ramadhan (2009), Marta (2010), dan Putri (2017) berdasarkan jenis
koperasinya memilliki lokasi penelitian secara berturut-turut dilakukan di
koperasi pertanian, koperasi unit desa, koperasi simpan pinjam, dan
PRIMKOPTI. Sementara lokasi penelitian ini bertempat di KUD Mina Teluk
Semangka Kecamatan Kota Agung Pusat Kabupaten Tanggamus provinsi
Lampung dengan jenis koperasi adalah koperasi perikanan. Penelitian ini
memiliki kesamaan jenis koperasi yang diteliti dengan penelitian Brikmar
(2008) dan penelitian Sulistyo (2010) yaitu koperasi perikanan, namun
memiliki perbedaan tempat lokasi yaitu penelitian mereka dilakukan di
Koperasi Perikanan Mina Jaya Muara Angke, Jakarta Utara dan Koperasi
Perikanan Mina Usaha Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten
Cilacap, Propinsi Jawa Tengah.
44
Fokus penelitian ini adalah strategi pengembangan koperasi. Pada Tabel 3
terlihat bahwa peneliti terdahulu yang menganalisis strategi pengembangan
koperasi dan agroindustri yaitu, Nurhidayati (2015), Sari (2015), Ariesta
(2016), dan Dewi (2017). Metode analisis yang digunakan untuk
menganalisis strategi pengembangan koperasi dan agroindustri pada
penelitian terdahulu, yaitu analisis SWOT. Berdasarkan rujukan penelitian
terdahulu tersebut, perumusan strategi pengembangan pada penilitian ini
dilakukan dengan metode analisis SWOT. Beberapa hal umum yang dibahas
pada studi penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan antara lain
faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal perusahaan. Pada penelitian
ini terdapat perbedaan dari faktor eksternal dan internal yang akan diteliti
Faktor eskternal mencakup peluang yang dapat memberi manfaat dan
ancaman yang harus dihindari dan faktor internal mencakup kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh KUD Mina Teluk Semangka.
Dalam faktor internal koperasi yang akan dianalisis terdapat faktor keuangan,
dengan mengetahui jumlah semua kondisi keuangan yang ada, akan kita
hitung nantinya adalah aspek permodalan dan analisis rasio. Pada penelitian
terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Brikmar (2008), Marta (2010)
dan Sulistyo (2010) dalam menganalisis rasio keuangan digunakan metode
analisis rasio yang terdiri dari analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
Berdasarkan rujukan penelitian terdahulu tersebut, dalam menganalisis rasio
keuangan pada penilitian ini dilakukan dengan metode analisis likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas. Semua komponen ini dibutuhkan untuk
memberikan informasi dan keadaan keuangan kepada pihak-pihak yang
45
membutuhkan informasi dan bagi koperasi sendiri untuk melakukan upaya
pengambilan strategi kebijakan dalam pengambilan sebuah keputusan.
Setelah masing-masing faktor teridentifikasi baik faktor eksternal maupun
internal maka dirumuskanlah suatu strategi dalam kerangka Matriks SWOT.
Pada penelitian Ramadhan (2009) memiliki konsep yang sama dengan
penelitian ini namun alat analisis yang digunakan berbeda. Perbedaan alat
analisis yang digunakan terletak pada tahap akhir atau tahap keputusan yaitu,
penelitian Ramadhan (2009) menggunakan alat analisis arsitektur strategi
sedangkan penelitian ini menggunakan matriks QSPM. Penelitian ini
memiliki kesamaan dengan penelitian Ghaisani (2017) dan Brikmar (2008)
dalam alat analisis yang digunakan untuk menentukan strategi prioritas yaitu
QSPM. Dalam memperoleh strategi pengembangan yang tepat untuk KUD
Mina Teluk Semangka alat analisis yang digunakan tidak hanya
menggunakan matriks SWOT saja tetapi juga digunakan matriks QSPM.
Dimana alternatif strategi yang telah dianalisis dengan matriks SWOT,
kemudian diurutkan dengan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
berdasarkan angka prioritas yang paling besar sehingga diperoleh strategi
prioritas yang tepat.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Proses manajemen strategis diawali dari visi dan misi yang dibangun oleh
KUD Mina Teluk Semangka. Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang
koperasi, tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
46
tersebut. Pernyataan misi memberikan arah sekaligus batasan proses
pencapaian tujuan. KUD Mina Teluk Semangka mempunyai visi sebagai
wadah perekonomian yang dapat membantu kehidupan masyarakat nelayan
khususnya bagi para nelayan anggota. Dalam upaya pengembangan usaha
pada KUD Mina Teluk Semangka sesuai visi dan misinya saat ini mengalami
permasalahan yang ditunjukkan oleh hasil tangkapan yang berkurang yang
memengaruhi pendapatan jasa TPI, unit usaha SPDN dan Es balok nelayan
yang kurang aktif, unit usaha waserda dan unit usaha simpan pinjam yang
sudah tidak aktif, penurunan jumlah anggota dan penurunan SHU. Kondisi
tersebut dapat memengaruhi koperasi dalam melakukan pengembangan
usaha. Tindakan manajemen strategi perlu dilakukan untuk mempertahankan
dan mengembangkan usaha maupun organisasi KUD Mina Teluk Semangka.
Tahapan yang dilakukan adalah memformulasikan strategi melalui
pengembangan visi dan misi, identifikasi faktor internal dan eksternal serta
merumuskan alternatif strategi.
Dalam menetapkan strategi pengembangan KUD Mina Teluk Semangka
diperlukan analisis lingkungan internal dan eksternal yang tepat agar dapat
meningkatkan kinerja dan daya saing. Analisis lingkungan internal KUD
Mina Teluk Semangka berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki, yang meliputi: manajemen, permodalan dan
keuangan, sumberdaya manusia, unit usaha, sarana dan prasarana serta tertib
administrasi. Analisis lingkungan eksternal KUD Mina Teluk Semangka
berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi, yang
47
meliputi: ekonomi, sosial, dan budaya, kebijakan pemerintah, teknologi,
pemasok, pesaing, iklim dan cuaca.
Tahap selanjutnya dilakukan identifikasi faktor internal dan eksternal.
Identifikasi faktor internal koperasi dengan menggunakan matriks IFAS
sedangkan untuk faktor eksternal koperasi dengan matriks EFAS. Matriks
IFAS bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki KUD Mina
Teluk Semangka lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya. Matriks EFAS
bertujuan untuk mengetahui apakah KUD Mina Teluk Semangka mampu
memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman yang ada. Setelah
dilakukan identifikasi faktor internal dan eksternal, tahap berikutnya adalah
pemaduan data menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Matriks IE
diperoleh dari total skor pada matriks IFAS dan EFAS yang bertujuan untuk
melihat posisi KUD Mina Teluk Semangka berdasarkan tiga kelompok
strategi yaitu tumbuh dan bina, jaga dan pertahankan serta panen atau
divestasi. Kemudian memetakan hasil analisis lingkungan koperasi dalam
matriks SWOT dengan mengkombinasikan kekuatan dan kelemahan KUD
Mina Teluk Semangka untuk menghadapi ancaman dan memanfaatkan
peluang.
Matriks QSP digunakan dalam tahap pengambilan keputusan untuk
menentukan strategi yang paling tepat diantara alternatif strategi yang ada
sesuai dengan kondisi eksternal dan internal koperasi, sehingga menghasilkan
alternatif strategi yang diperlukan koperasi. Bagan alir strategi
pengembangan KUD Mina Teluk Semangka terlihat pada Gambar 4.
48
Gambar 4. Bagan alir strategi pengembangan KUD Mina Teluk Semangka
KUD Mina Teluk Semangka
Visi dan MisiKUD Mina Teluk Semangka
IdentifikasiFaktor Internal dan Eksternal
AnalisisLingkungan Internal
1. Manajemen2. Permodalan dan
Keuangan3. SDM4. Unit Usaha5. Sarana Prasarana6. Tertib Administrasi
AnalisisLingkungan Eksternal
1. Ekonomi, Sosial danBudaya
2. Kebijakan Pemerintah3. Teknologi4. Pemasok5. Pesaing6. Iklim dan Cuaca
IdentifikasiKekuatan dan Kelemahan
IdentifikasiPeluang dan Ancaman
Matriks IFAS Matriks EFAS
Matriks IE, Matriks SWOT
Matriks QSP
Strategi Prioritas
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus,
dengan satuan kasusnya adalah KUD Mina Teluk Semangka Kecamatan Kota
Agung Pusat Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Penelitian ini
dilakukan guna merumuskan strategi pengembangan yang dapat digunakan
bagi KUD Mina Teluk Semangka. Metode studi kasus, yaitu metode yang
bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat, maupun karakter, yang khas dari suatu kasus. Menurut
Suryabarata (2003), tujuan dari studi kasus adalah untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan,
individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan
untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis
sehubungan dengan tujuan penelitian.
50
Koperasi adalah badan usaha yang terdiri dari orang perseorangan atau badan
hukum koperasi yang umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, dijalankan
secara demokratis atas dasar asas kekeluargaan yang setiap anggota bersedia
menanggung risiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang
dilakukan.
Responden penelitian adalah pengurus KUD Mina Teluk Semangka, pengawas
KUD Mina Teluk Semangka, anggota koperasi, pakar dan lembaga regulator.
Responden penelitian digunakan untuk menjaring informasi terkait strategi
pengembangan koperasi.
Pengurus KUD Mina Teluk Semangka adalah anggota KUD Mina Teluk
Semangka yang aktif, yang ditunjuk berdasarkan musyawarah rapat anggota
yang berfungsi mengawasi aktifitas pengelolaan.
Pengawas KUD Mina Teluk Semangka adalah anggota KUD Mina Teluk
Semangka yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksana
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, serta membuat laporan tertulis
tentang hasil pengawasannya.
Anggota KUD Mina Teluk Semangka adalah masyarakat yang mendaftar
sebagai anggota koperasi dengan membayar simpanan pokok dan simpanan
wajib serta menggunakan jasa koperasi
Pakar adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman
spesifik dalam suatu bidang perkoperasian. Responden yang dijadikan pakar
51
dalam menentukan strategi pengembangan KUD Mina Teluk Semangka adalah
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lembaga regulator adalah lembaga yang berwenang menyusun kebijakan dan
peraturan. Responden yang dijadikan regulator dalam menentukan strategi
pengembangan KUD Mina Teluk Semangka adalah Dinas Koperasi, UMKM
dan Perindustrian Kabupaten Tanggamus serta Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Tanggamus
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu untuk mencapai misi dan tujuan jangka panjang yang
menghubungkan keunggulan strategi koperasi dengan aspek lingkungan baik
secara internal maupun eksternal.
Strategi pengembangan koperasi adalah cara untuk mencapai sasaran jangka
panjang koperasi dengan mengembangkan usaha yang sudah ada baik melalui
pengembangan produk maupun jasa.
Lingkungan internal KUD Mina Teluk Semangka merupakan sumberdaya dan
sarana yang ada dalam koperasi yang secara langsung dapat mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan usahanya. Lingkungan internal mencakup aspek
manajemen, permodalan dan keuangan , sumberdaya manusia, unit usaha,
sarana prasarana dan tertib administrasi.
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan
52
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
sebelumnya, diukur dengan melihat penerapan fungsi manajemen yang telah
berjalan pada KUD Mina Teluk Semangka.
Permodalan dan keuangan koperasi merupakan aktivitas untuk memperoleh
modal, baik yang berasal dari dalam maupun luar koperasi yang digunakan
untuk menjalankan unit usaha koperasi untuk mendaptkan keuntungan.
Keunganan dan permodalan diukur dengan struktur permodalan dan tingkat
kesehatan kondisi keuangan.
Sumber daya manusia adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota KUD
Mina Teluk Semangka yang berperan serta dalam setiap kegiatan operasional
yang dilaksanakan KUD Mina Teluk Semangka. Sumber daya manusia diukur
dengan melihat ketersediaan dan keterampilan sumberdaya manusia yang
berada di KUD Mina Teluk Semangka.
Unit usaha koperasi merupakan aktivitas usaha yang dijalankan koperasi untuk
memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta untuk mendapatkan keuntungan bagi koperasi itu sendiri, diukur dengan
melihat berapa jumlah unit usaha yang berjalan dan dimanfaatkan oleh anggota
koperasi.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan koperasi. Prasarana adalah segala sesuatu yang menjadi
penunjang utama terselenggaranya suatu proses koperasi. Sarana dan
53
prasarana diukur dengan melihat kondisi atau keadaan sarana dan prasarana
pada KUD Mina Teluk Semangka.
Tertib administrasi merupakan suatu kondisi bahwa koperasi telah melakukan
pengelolaan terhadap keberadaan administrasi, baik administrasi organisasi,
administrasi usaha, dan administrasi keuangan. Tertib administrasi diukur
berdasarkan keadaan dan kelengkapan buku administrasi KUD Mina Teluk
Semangka.
Lingkungan eksternal KUD Mina Teluk Semangka adalah sumberdaya dan
sarana yang berada di luar koperasi yang secara langsung dapat mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan usaha itu sendiri. Lingkungan eksternal yang
digunakan mencakup aspek ekonomi, sosial, dan budaya, kebijakan
pemerintah, teknologi, pemasok, pesaing, serta iklim dan cuaca.
Ekonomi, sosial dan budaya berkaitan dengan sistem ekonomi, lingkungan
sosial maupun budaya yang berpengaruh terhadap jalannya kegiatan koperasi,
seperti tingkat permintaan atau konsumsi perikanan tangkap, adanya
kecemburuan sosial dan ketidaksenangan dari pihak lain serta adanya
kebiasaan atau adat istiadat masyarakat sekitar KUD Mina Teluk Semangka,
diukur dengan cara melihat kondisi ekonomi, social, dan budaya terhadap
koperasi.
Kebijakan pemerintah adalah keputusan yang dibuat secara sistematik oleh
pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan
umum khususnya yang terkait dengan koperasi, diukur dengan melihat
54
berbagai kebijakan pemerintah yang berpengaruh baik secara langsung dan
tidak langsung terhadap kegiatan operasional bagi koperasi.
Teknologi adalah keseluruhan sarana yang digunakan dan berguna untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan operasional KUD Mina Teluk Semangka,
diukur dengan melihat penerapan teknologi dan pengaruhnya terhadap
koperasi.
Pemasok adalah pihak yang memberikan pasokan hasil perikanan tangkap
kepada KUD Mina Teluk Semangka, diukur dengan melihat daya tawar
pemasok dan pengaruhnya terhadap koperasi.
Pesaing adalah pelaku usaha sejenis yang melaksanakan kegiatan yang sama
dengan unit usaha KUD Mina Teluk Semangka. Diukur dengan melihat
keberadaan pesaing usaha sejenis dan pengaruhnya terhadap KUD Mina Teluk
Semangka.
Iklim dan cuaca adalah salah satu instrumen alam yang dapat mempengaruhi
kegiatan operasional nelayan atau anggota KUD Mina Teluk Semangka.
Diukur dengan melihat pengaruh perubahan iklim dan cuaca terhadap kegiatan
salah satu usaha KUD Mina Teluk Semangka.
Kekuatan (Strengths) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang
sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan KUD Mina Teluk
Semangka berjalan maksimal.
55
Kelemahan (Weaknesses) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal
organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan KUD Mina Teluk Semangka belum
maksimal terlaksana.
Peluang (Opportunities) situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan KUD Mina Teluk Semangka. Kecenderungan-kecenderungan
penting merupakan salah satu sumber peluang.
Ancaman (Threats) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu
menghambat pergerakan KUD Mina Teluk Semangka.
Matriks IFAS (Internal strategic factors analysis summary) adalah matriks
yang terdiri dari faktor-faktor strategis internal KUD Mina Teluk Semangka
yang berupa kekuatan dan kelemahan koperasi.
Matriks EFAS (Eksternal strategic factors analysis summary) merupakan
matriks yang terdiri dari faktor-faktor strategis eksternal KUD Mina Teluk
Semangka yang berupa peluang dan ancaman koperasi.
Matriks IE meliputi parameter kekuatan internal koperasi dan pengaruh
eksternal yang dihadapi KUD Mina Teluk Semangka. Tujuan penggunaan
model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang
lebih detail.
Analisis SWOT merupakan analisis yang digunakan untuk membandingkan
antara faktor eksternal, yaitu peluang dan ancaman dengan faktor internal,
yaitu kekuatan dan kelemahan.
56
QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrik) adalah alat untuk melakukan
evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success
faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan
QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan dari strategi-strategi bervariasi
yang telah di rumuskan pada analisis SWOT.
C. Lokasi penelitian, Responden dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di KUD Mina Teluk Semangka
Kecamatan Kota Agung Pusat Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa KUD Mina Teluk Semangka merupakan koperasi perikanan tertua di
Kabupaten Tanggamus dengan potensi yang cukup baik. Hal ini ditunjukan
oleh banyaknya masyarakat perikanan sekitar KUD Mina Teluk Semangka
yang bergabung menjadi anggota Koperasi Perikanan Mina Teluk Semangka.
Selain itu, strategi pengembangan untuk diterapkan pada KUD Mina Teluk
Semangka belum pernah diteliti.
Responden dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode non probability
sampling, yaitu pengambilan sampel non acak (disengaja) dengan cara
purposive sampling. Metode ini digunakan karena dapat memilih orang-orang
yang dinilai paling tepat dan mengetahui aktivitas yang dijalankan koperasi.
Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 13 orang yang terdiri dari praktisi,
pakar dan pengambil kebijakan yang berkompeten dalam bidang koperasi dan
57
kelautan di Kabupaten Tanggamus. Daftar responden dalam penelitian dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Daftar responden
No Kriteria Responden Jenis Responden Jumlah
1 PraktisiPengurus koperasiPengawas koperasiAnggota koperasi
3 orang1 orang6 orang
2 PakarDosen Fakultas PertanianUniversitas Lampung
1 orang
3 Lembaga regulator
Dinas Koperasi, UMKM danPerindustrian KabupatenTanggamusDinas Kelautan danPerikanan KabupatenTanggamus
1 orang
1 orang
Responden yang akan diteliti adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan
atau pengalaman mengenai objek penelitian yaitu, mengenai strategi
pengembangan KUD Mina Teluk Semangka. Responden penelitian digunakan
untuk menjaring informasi terkait strategi pengembangan koperasi. Waktu
pengumpulan data dilakukan pada Bulan Januari sampai dengan Februari 2018.
D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan sumbernya, jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
pengamatan/observasi langsung di lapang dan wawancara praktisi koperasi,
pakar dan pengambil kebijakan di Kabupaten Tanggamus. Wawancara
dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya dan dilakukan pengamatan serta pencatatan langsung
58
tentang keadaan di lapangan. Hasil dari wawancara digunakan untuk analisis
SWOT yang dihadapi KUD Mina Teluk Semangka dan analisis nilai daya tarik
alternative strategi dalam QSPM.
Data sekunder diperoleh dari studi literatur, laporan-laporan, dan pustaka
lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, serta lembaga/instansi yang
terkait dalam penelitian ini, seperti Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian
Kabupaten Tanggamus, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus,
Badan Pusat Statistik danlain sebagainya.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan ke
dua dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan
mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal
KUD Mina Teluk Semangka menggunakan matriks IFE (Internal Factor
Evaluation) dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation). Pada tahap
selanjutnya digunakan metode analisis data untuk menjawab tujuan ke tiga
dengan menggunakan analisis matriks IE dan analisis SWOT yang bertujuan
untuk merumuskan alternatif-alternatif strategi serta analisis matriks QSP
digunakan untuk mengetahui prioritas strategi dari hasil analisis SWOT.
1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis internal dilakukan untuk memperoleh faktor kekuatan yang dapat
dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang harus diatasi. Faktor tersebut
59
dievaluasi dengan menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation).
Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada
pengembangan KUD Mina Teluk Semangka meliputi manajemen,
permodalan dan keuangan, sumber daya manusia, unit usaha, sarana
prasarana dan tertib administrasi. Berikut ini penjelasan dari faktor
internal yang akan digunakan untuk menentukan strategi pengembangan
KUD Mina Teluk Semangka.
a. Manajemen
Manajemen tergolong dalam komponen internal yang digunakan untuk
melihat penerapan fungsi manajemen yang telah berlangsung di KUD
Mina Teluk Semangka yang hendak di teliti, meliputi tentang
wewenang dan tanggungjawab anggota koperasi dalam melaksanakan
proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya
yang dimiliki oleh KUD Mina Teluk Semangka.
b. Permodalan dan Keuangan
Permodalan dan keuangan tergolong dalam komponen internal
penelitian. Penentuan indikator kekuatan dan kelemahan dari aspek
permodalan dan keuangan yaitu dengan melihat kondisi keuangan
koperasi dan melihat pembukuan keuangan, serta menganalisis
permodalan koperasi yang diperoleh baik dari dalam maupun dari luar
KUD Mina Teluk Semangka.
60
c. SDM
Penggunaan komponen sumber daya manusia sebagai salah satu
komponen internal penelitian adalah untuk melihat apakah sumber daya
manusia yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka berkompeten dan
mengetahui apakah terdapat kegiatan berupa pelatihan-pelatihan untuk
menambah pengetahuan pengurus dan anggota koperasi.
d. Unit Usaha
Unit usaha tergolong dalam komponen internal penelitian yang dapat
menimbulkan kekuatan maupun kelemahan bagi KUD Mina Teluk
Semangka yaitu dengan melihat apakah kegiatan usaha yang dilakukan
koperasi dalam rangka mencapai tujuan koperasi telah berjalan dengan
baik. KUD Mina Teluk Semangka memiliki beberapa unit usaha yang
meliputi Unit Usaha TPI (Tempat Pelelangan Ikan), Unit Usaha Es
Balok, Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha SPD Nelayan dan Unit
Usaha Waserda (Warung serba ada). Semakin banyak unit usaha yang
dijalankan koperasi maka dapat dijadikan ukuran kesuksesan koperasi.
e. Sarana Prasarana
Sarana prasarana tergolong dalam komponen internal yang digunakan
untuk melihat adanya kekuatan dan kelemahan yang akan timbul dari
penggunaan sarana dan prasarana KUD Mina Teluk Semangka. Sarana
prasarana berupa peralatan yang dapat menunjang kegiatan operasional
koperasi, seperti lokasi koperasi dengan anggota, kantor, gudang,
61
peralatan usaha, komputer, pelayanan koperasi terhadap anggota,
tempat duduk, tempat parkiran dan lain-lain.
f. Tertib Administrasi
Penggunaan komponen tertib administrasi sebagai salah satu komponen
internal penelitian adalah untuk melihat kelengkapan berkas-berkas
koperasi seperti anggaran dasar, anggaran rumah tangga, legalitas
koperasi serta kelengkapan alat organisasi koperasi seperti rapat angota,
pengurus koperasi, pengawas koperasi dan buku-buku perkoperasian.
Menurut David (2009) tahap-tahap menentukan faktor-faktor lingkungan
dalam analisis matriks IFE sebagai berikut:
a. Menentukan faktor kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness)
dengan responden terbatas.
b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor internal (bobot)
dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan (Paired
Comparison). Penentuan bobot faktor internal dilakukan dengan
memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing
faktor. Penilaian skala atau angka pembobotan sebagai berikut.
0 = jika faktor vertikal kurang penting dari faktor horizontal
1 = jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal
2 = jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal
Evaluasi pembobotan faktor internal dapat dilihat pada Tabel 5.
62
Tabel 5. Evaluasi pembobotan faktor internal
A B C D E F Skor BobotABCDEF
Jumlah
Keterangan:A = ManajemenB = Permodalan dan KeuanganC = Sumber Daya ManusiaD = Unit UsahaE = Sarana PrasaranaF = Tertib Administrasi
c. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap keadaan koperasi. Pemberian nilai
rating untuk faktor kekuatan bersifat positif mulai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dan faktor kelemahan bersifat kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan KUD Mina Teluk Semangka besar sekali
nilainya 1, sedangkan jika kelemahan rendah nilainya adalah 4.
d. Mengalikan bobot dengan rating, untuk memperoleh faktor
pembobotan. Hasilnya berupan skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.
e. Menjumlahkan skor pembobotan, untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi koperasi yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana koperasi tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor internalnya. Total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu
63
organisasi adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang
dibobot adalah 2,5. Total rata-rata di bawah 2,5 menggambarkan
organisasi lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5
mengindikasikan posisi internal yang kuat (David, 2009). Adapun
matriks strategi analisis faktor internal pada penelitian ini sebagai
berikut.
Tabel 6. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor Internal Bobot Rating Skor(BxR)
Rangking
KekuatanABCD
Kelemahan
EFGH
Total Nilai IFESumber : Rangkuti (2006)
Keterangan pemberian rating kekuatan :4 = Kekuatan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat kuat3 = Kekuatan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka kuat2 = Kekuatan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka rendah1 = Kekuatan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat
rendah
Keterangan pemberian rating kelemahan:4 = Kelemahan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat
mudah dipecahkan3 = Kelemahan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka mudah
dipecahkan2 = Kelemahan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sulit
dipecahkan1 = Kelemahan yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat
sulit dipecahkan
64
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang
mempengaruhi KUD Mina Teluk Semangka. Analisis eksternal ini
menggunakan matriks EFE (External Factor Evaluation). Adapun faktor-
faktor eksternal yang mampu menjadi peluang dan ancaman bagi KUD
Mina Teluk Semangka meliputi ekonomi, sosial dan budaya, kebijakan
pemerintah, teknologi, pemasok, pesaing, serta iklim dan cuaca. Berikut
ini penjelasan dari faktor eksternal yang akan digunakan untuk
menentukan strategi pengembangan KUD Mina Teluk Semangka.
a. Ekonomi, Sosial dan Budaya
Komponen ekonomi, sosial, dan budaya merupakan salah satu
komponen eksternal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini. Di
satu pihak komponen ekonomi, sosial dan budaya dapat memberikan
peluang, di pihak lain dapat menimbulkan ancaman bagi perkembangan
koperasi. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem
ekonomi tempat KUD Mina Teluk Semangka beroperasi. Variabel
ekonomi seperti tingkat konsumsi masyarakat, daya beli masyarakat
dan permintaan terhadap komoditi perikanan akan memberikan
pengaruh bagi KUD Mina Teluk Semangka.
Kondisi sosial budaya masyarakat yang kondusif akan mendukung
kegiatan usaha yang ada. Apabila permasalahan banyak timbul dari segi
sosial budaya masyarakat, tentu hal ini akan menjadi permasalahan
dalam pengembangan KUD Mina Teluk Semangka. Ikatan sosial
65
budaya masyarakat yang kuat akan mendorong KUD Mina Teluk
Semangka lebih produktif. Nilai-nilai sosial budaya masyarakat bisa
juga dijadikan acuan oleh anggota masyarakatnya, dalam hal ini sebagai
modal sosial (social capital).
b. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah merupakan salah satu komponen eksternal yang
berperan secara khusus dalam mengatur segala sesuatu yang berkaitan
dengan KUD Mina Teluk Semangka dan berperan dalam memberikan
kebijakan koperasi yang berhubungan dengan peningkatan
kesejahteraan anggota koperasi. Selain itu juga, kebijakan pemerintah
dapat memberikan ancaman dan peluang bagi koperasi. Kebijakan
pemerintah tersebut dapat berupa Undang-Undang baik di tingkat pusat,
provinsi maupun kabupaten yang menentukan beroperasinya suatu
koperasi. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi keberhasilan
koperasi yaitu adanya penyuluhan untuk menimbulkan pemahaman
masyarakat tentang manfaat berkoperasi dan pemberian bantuan modal
serta pengawasan terhadap pelaksanaan koperasi perikanan.
c. Teknologi
Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi berkembang dengan
pesat dan menjadi semakin maju. Peralatan yang modern dapat
mendukung dan mempermudah kegiatan operasional koperasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga sangat
berpengaruh pada perkembangan koperasi. Teknologi informasi saat
66
ini menjadi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan untuk berbagai
kegiatan di koperasi. Nilai dan manfaat teknologi informasi pada
kegiatan perkoperasian menitikberatkan pada apakah fungsi sistem
yang digunakan telah cukup efektif memberikan nilai tambah dalam
prosedur pelayanan kepada anggota koperasi khususnya anggota KUD
Mina Teluk Semangka.
d. Pemasok
Pemasok KUD Mina Teluk Semangka merupakan pihak yang
memberikan pasokan hasil perikanan tangkap pada unit usaha tempat
pelelangan ikan KUD Mina Teluk Semangka serta melihat daya tawar
pemasok dan pengaruhnya terhadap koperasi.
e. Pesaing
Keadaan ekonomi yang semakin terbuka akan mendorong
terjadinya peningkatan jumlah pesaing usaha sejenis. Masuknya
pesaing baru dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan usaha
koperasi. Koperasi yang tidak dapat mengatasi hal tersebut dapat
mengalami kerugian dan bangkrut. Koperasi selalu dihadapkan
dengan berbagai pesaing. Pesaing-pesaing tersebut merupakan
badan usaha non-koperasi. Pesaing-pesaing koperasi perikanan
diantaranya tengkulak ikan dan pemburu rente.
f. Iklim dan Cuaca
Iklim dan cuaca merupakan salah satu komponen eksternal yang perlu
diperhatikan dalam menjalankan KUD Mina Teluk Semangka, karena
67
iklim dan cuaca sewaktu-waktu dapat memberikan peluang pada unit
usaha koperasi dalam memperoleh keuntungan optimal, tetapi di waktu
lain juga dapat memberikan ancaman bagi unit usaha koperasi yang
berakibat pada kerugian usaha. Faktor iklim dan cuaca merupakan hal
terpenting dalam aktifitas perikanan KUD Mina Teluk Semangka,
karena iklim dan cuaca dapat mempengaruhi hasil tangkap ikan nelayan
atau anggota koperasi serta mempengaruhi pendapatan anggota KUD
Mina Teluk Semangka.
Menurut David (2009) tahap-tahap menentukan faktor-faktor lingkungan
dalam analisis matriks EFE sebagai berikut:
a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman
koperasi pada kolom faktor strategi.
b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor eksternal (bobot)
dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan (Paired
Comparison). Penentuan bobot faktor eksternal dilakukan dengan
memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing
faktor. Penilaian skala atau angka pembobotan sebagai berikut.
0 = jika faktor vertikal kurang penting dari faktor horizontal
1 = jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal
2 = jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal
Evaluasi pembobotan faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 7.
68
Tabel 7. Evaluasi pembobotan faktor eksternal
A B C D E F Skor BobotABCDEF
Jumlah
Keterangan:A = Ekonomi, sosial dan budayaB = Kebijakan pemerintahC = TeknologiD = PemasokE = PesaingF = Iklim dan Cuaca
a. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap koperasi. Pemberian nilai rating
untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi
rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian
nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
b. Mengalikan bobot dengan rating, untuk memperoleh faktor
pembobotan. Hasilnya berupan skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.
c. Menjumlahkan skor pembobotan, untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi koperasi yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana koperasi tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor eksternalnya. Tanpa mempedulikan jumlah peluang dan
ancaman kunci yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai yang
69
dibobot tertinggi untuk organisasi adalah 4,0 dan yang terendah adalah
1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Total rata-rata di bawah 2,5
menggambarkan koperasi lemah secara eksternal, sementara total nilai
di atas 2,5 mengindikasikan posisi eksternal yang kuat. Adapun
matriks strategi analisis faktor eksternal pada penelitian ini sebagai
berikut.
Tabel 8. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor(BxR)
Rangking
PeluangABCD
Ancaman
EFGH
Total Nilai EFESumber : Rangkuti (2006)
Keterangan pemberian rating peluang:4 = Peluang yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat
mudah diraih3 = Peluang yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka mudah
diraih2 = Peluang yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sulit
diraih1 = Peluang yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat
sulit diraih
Keterangan pemberian rating ancaman:4 = Ancaman yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat
mudah untuk diatasi3 = Ancaman yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka mudah
untuk diatasi2 = Ancaman yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sulit
untuk diatasi1 = Ancaman yang dimiliki KUD Mina Teluk Semangka sangat sulit
untuk diatasi
70
3. Analisis Matriks IE
Matriks I-E menggunakan parameter kekuatan internal dan pengaruh
eksternal koperasi yang masing-masing diidentifikasi dalam elemen
eksternal dan internal melalui matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan
matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat koperasi
yang lebih detail.
Matriks I-E dapat mengidentifikasikan sembilan sel strategi koperasi,
tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi
tiga strategi utama yaitu :
a. Sel I, II, atau IV disebut tumbuh dan bangun (growth and build).
Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi
ke depan, dan integrasi horizontal)
b. Sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi
mempertahankan dan memelihara (hold and maintain)
c. Sel VI, VIII, atau IX adalah mengambil hasil atau melepaskan (harvest
and divest), yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha (David
2009).
Dalam matriks I-E, total skor bobot IFE pada sumbu x dan total skor bobot
EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks I-E, total skor bobot IFE
dikelompokkan ke dalam kuat (3,0-4,0), rata-rata (2,0-2,99) dan lemah
(1,00-1,99). Begitu pula dengan sumbu y, total skor bobot EFE
71
dikelompokkan dalam tinggi (3,0-4,0), menengah (2,0-2,99) dan rendah
(1,0-1,99). Matriks I-E dapat dilihat pada Gambar 5.
THEIFAS
TOTAL WEIGHTEDSCORES
THE EFAS Kuat3,0
Sedang2,0
Lemah1,0
TOTALWEIGHTEDSCORES
Tinggi3,0 I II III
Sedang2,0 IV V VI
Rendah1,0 VII VIII IX
Gambar 5. Matriks IE
4. Analisis Matriks SWOT
Analisis SWOT merupakan alat pencocokan (matching tool) yang
digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi koperasi. Matriks ini menggambarkan bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi koperasi dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT
memerlukan key success factor. Penentuan key success factor dilakukan
pada saat identifikasi faktor eksternal dan internal. Proses penetuan factor-
faktor tersebut untuk aspek lingkungan eksternal dan internal merupakan
bagian yang sulit sehingga dibutuhkan judgement yang baik.
Langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT adalah:
a. Hasil identifikasi peluang eksternal kunci koperasi, ancaman eksternal
kunci koperasi, kekuatan internal kunci koperasi, dan kelemahan
internal kunci koperasi.
72
b. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil
strategi SO dalam sel yang ditentukan.
c. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil
strategi WO dalam sel yang ditentukan.
d. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil
strategi ST dalam sel yang ditentukan.
e. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan. Model matriks SWOT
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Matriks SWOT
FaktorInternal Kekuatan-S
Tuliskan KekuatanKelemahan-W
Tuliskan KelemahanFaktorEksternal
Peluang–ODaftar Peluang
Strategi SO
Atasi kelemahandengan
memanfaatkanpeluang
Strategi WO
Gunakan kekuatanuntuk memanfaatkan
peluang
Ancaman-TDaftar Ancaman
Strategi ST
Gunakan kekuatanuntuk menghindari
ancaman
Strategi WT
Meminimalkankelemahan dan
menghindari ancaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan analisis SWOT antara lain adalah:
a. Analisis SWOT bisa sangat-sangat subyektif. Bisa saja terjadi dua
orang menganalisa satu koperasi yg sama menghasilkan SWOT yang
berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh
digunakan sebagai arahan dalam memecahkan masalah.
73
b. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan
kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau
kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi
tidak bisa digunakan.
c. Analisa harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan
situasi yang seharusnya terjadi.
d. Hindari ”grey areas” atau variabel yang kurang jelas untuk
memudahkan dalam membedakan antara kekuatan dan kelemahan.
e. Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisa yang berlebihan dengan
membuat analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin untuk
memperoleh rumusan strategi yang dapat diterapkan.
5. Analisis Matriks QSPM
Matriks QSPM (Quantitative Strategi Planning Matrix) merupakan suatu
teknik analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari
tindakan alternatif yang layak dengan membuat peringkat strategi untuk
memperoleh daftar prioritas. QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli
strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif, dan
penilaian intuitif yang baik berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk
sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya. Strategi alternatif
diperoleh dari analisis matriks I-E dan matriks SWOT. Adapun langkah-
langkah yang diperlukan untuk mengembangkan QSPM antara lain,
sebagai berikut (David, 2009) :
74
a. Mendaftar peluang dan ancaman kunci eksternal, serta kekuatan dan
kelemahan internal organisasi pada kolom kiri matriks QSPM, yang
informasinya diambil dari matriks EFE dan IFE.
b. Memberikan bobot untuk setiap faktor kritis eksternal dan internal,
yang datanya identik dengan yang digunakan dalam matriks EFE dan
IFE.
c. Memeriksa tahap pencocokan strategi dan mengidentifikasi strategi
alternatif yang harus dipertimbangkan oleh koperasi (organisasi) untuk
diterapkan atau dilaksanakan.
d. Menetapkan daya tarik (Attractiveness Score) yang menunjukkan daya
tarik relatif dari setiap strategi terhadap strategi yang lain
e. Menghitung nilai total daya tarik (Total Attractiveness Score), yang
merupakan hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik. Alternatif
pemberian nilai daya tarik terhadap faktor-faktor eksternal dan internal
yang mempengaruhi strategi terpilih dilakukan sebagai berikut; 1 =
tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat
menarik.
f. Menghitung jumlah nilai TAS (Total Attractiveness Score), yang
menunjukkan atau mengungkapkan strategi mana yang paling menarik
dari alternatif strategi yang ada atau ditawarkan. Semakin tinggi nilai
TAS, maka strategi tersebut semakin menarik untuk diimplementasikan.
Adapun matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10.
75
Tabel 10. Matriks QSP
Faktor-Faktor
Bobot
Alternatif StrategiStrategi 1 Strategi 2 Strategi ... Strategi 9AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Kelemahan
Total BobotPeluang
Ancaman
Total bobotJumlahtotal nilaidaya tarik
Sumber : David (2009)
Keterangan :
AS : Nilai Daya Tarik
1 = tidak menarik 3 = cukup menarik
2 = agak menarik 4 = amat menarik.
Jika faktor sukses kritis tidak memberikan pengaruh pada pilihan
spesifik yang akan dibuat, maka tidak perlu memberikan Nilai
Daya Tarik pada strategi dalam sel tersebut.
TAS : Total Nilai Daya Tarik
TAS merupakan hasil perkalian antara bobot dengan nilai daya
tarik dalam setiap baris. Jumlah Total Nilai Daya Tarik
merupakan penjumlahan Total Nilai Daya Tarik dalam setiap
kolom strategi QSPM.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus
1. Sejarah Kabupaten Tanggamus
Sejarah perkembangan daerah Kabupaten Tanggamus diawali pada tahun
1889. Belanda mulai masuk di daerah Kota Agung, yang pada saat itu
pemerintahannya dipimpin oleh seorang controller yang memerintah di
Kota Agung. Pemerintahan dilaksanakan oleh Pemerintah Adat yang
terdiri dari 5 (Lima) Marga : 1. Marga Gunung Alip (Talang Padang); 2.
Marga Benawang; 3. Marga Belungu; 4. Marga Pematang Sawah; 5.
Marga Ngarip. Masing-masing marga tersebut dipimpin oleh seorang
Pasirah.
Tahun 1944 berdiri Pemerintahan Kecamatan dan Kewedanaan, serta
tahun 1953 berdiri pula Pemerintahan Negeri yang juga sekaligus
menghapus Pemerintahan Adat. Pada masa Pemerintahan Kewedanaan
Kota Agung mengkoordinir 4 (empat) daerah Kecamatan yaitu Kecamatan
Kota Agung, Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Cukuh Balak, dan
Kecamatan Talang Padang yang mencakup Kecamatan Pulau Panggung.
77
Selanjutnya pada tahun 1964 Pemerintahan Kewedanaan di hapuskan dan
Tahun 1971 Pemerintahan Negeri juga dihapuskan. Berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114/1979 tanggal 30 juni 1979
dalam rangka mengatasi rentang kendali pelayanan kepada masyarakat dan
sekaligus merupakan persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung
Selatan daerah Kota Agung yang berkedudukan di Kota Agung yang
terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan dan 7 (tujuh) Perwakilan Kecamatan
dengan 300 (tiga ratus) desa dan 3 (tiga) Kelurahan serta 4 (empat) Desa
Persiapan.
Pada akhirnya dengan terbitnya Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1997
yang diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997 terbentuklah Kabupaten
Tanggamus yang diresmikan menjadi Kabupaten Tanggamus pada tanggal
21 maret 1997. Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat adat
di Kabupaten Tanggamus pada tanggal 12 Januari 2004 Kepala Adat
Saibatin Marga Benawang merestui tegak berdirinya Marga Negara Batin,
yang sebelumnya merupakan satu kesatuan Adat dengan Marga
Benawang, pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan
Kepala Adat Negara Batin dengan gelar Sutan Batin Kamarullah Pemuka
Raja Semangka V. Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut,
masyarakat adat yang pada tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini
menjadi 6 marga yaitu : 1. Marga Gunung Alip (Talang Padang); 2. Marga
Benawang; 3. Marga Belunguh; 4. Marga Pematang Sawah; 5. Marga
Ngarip; 6. Marga Negara Batin (LKJ Pemerintah Kabupaten Tanggamus,
2016).
78
2. Keadaan Geografis
Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari lima belas
kabupaten/kota yang ada pada Pemerintahan Provinsi Lampung. Secara
geografis, Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104°18’-105°12’
Bujur Timur dan antara 5°05’-5°56’ Lintang Selatan. Keempat koordinat
bujur dan lintang tersebut membatasi wilayah seluas 2.855,46km² untuk
luas daratan ditambah dengan luas wilayah laut 1.799,5 km² di sekitar
Teluk Semangka. Oleh karena itu, luas keseluruhan adalah 4.654,96 km²
(BPS Tanggamus Dalam Angka, 2016).
Gambar 6. Peta Kabupaten Tanggamus
Pada Gambar 6 terlihat peta Kabupaten Tanggamus, secara administratif
letak geografis Kabupaten Tanggamus dibatasi oleh tiga wilayah daratan
79
dan satu wilayah laut pada sisi-sisinya. Batas-batas wilayah administratif
Kabupaten Tanggamus sebagai berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan
Lampung Tengah.
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat.
d) Sebelah Timur wilayah Kabupaten Tanggamus berbatasan dengan
Kabupaten Pringsewu.
3. Keadaan Topografi
Kabupaten Tanggamus memiliki topografi wilayah darat bervariasi antara
dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah
berbukit sampai bergunung sekitar 40% dari seluruh wilayah. Kabupaten
Tanggamus memiliki 2 (dua) sungai utama yang melintasi daerah-daerah
tersebut, kedua sungai itu adalah Way Sekampung dan Way Semangka.
Selain kedua sungai utama terdapat juga beberapa sungai yang mengaliri
wilayah Kabupaten Tanggamus yaitu Sungai Way Pisang, Sungai Way
Gatal, Sungai Way Semah, Sungai Way Senguras, Sungai Way Bulok,
Sungai Way Semuong (BPS Tanggamus Dalam Angka, 2016).
Kabupaten Tanggamus merupakan daerah beriklim tropis, dengan curah
hujan rata-rata 161,7 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 hari per
bulan. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Tanggamus bersuhu sedang, hal
ini disebabkan karena dilihat berdasarkan ketinggian wilayah dari
permukaan laut, Kabupaten Tanggamus berada pada ketinggian 0 sampai
80
dengan 2.115 meter. Terdapat lima gunung yang berada di Wilayah
Kabupaten Tanggamus, yaitu Gunung Tanggamus (2.102m) di kecamatan
Kota Agung, Gunung Suak (414m) di Kecamatan Cukuh Balak, Gunung
Pematang halupan (1.646km) diKec.Wonosobo, Gunung Rindingan
(1.508m) di Kec. Pulau Panggung, Gunung Gisting (786 m) di Kecamatan
Gisting (BPS Tanggamus Dalam Angka, 2016).
4. Keadaan Demografi
Penduduk Kabupaten Tanggamus berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2015 mencapai 573.904 jiwa yang terdiri atas 299.214 jiwa penduduk laki-
laki dan 274.690 jiwa penduduk perempuan. Laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Tanggamus tahun 2010 – 2015 sebesar 1,34 persen, sedangkan
periode tahun 2014 – 2015 pertumbuhannya sekitar 1,19 persen.
Kecamatan Wonosobo merupakan kecamatan dengan pertumbuhan
penduduk terbesar yakni mencapai 3,16 persen, sedangkan kecamatan
dengan pertumbuhan terendah adalah Kecamatan Kelumbayan hanya 0,14
persen. Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanggamus tahun 2015
mencapai 201 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 20 kecamatan cukup
beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan
Gisting dengan kepadatan sebesar 1.195 jiwa/km2 dan terendah di
Kecamatan Limau sebesar 73 jiwa/km2 (LKJ Pemerintah Kabupaten
Tanggamus, 2016).
81
5. Potensi Wilayah
Kabupaten Tanggamus dengan luas 4.654,96 km2 memiliki potensi pada
bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan pariwisata yang
masih terbuka untuk dikembangkan. Sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan merupakan sektor terbesar penyumbang perekonomian di
Kabupaten Tanggamus. Selama periode tahun 2010 - 2015 distribusi
persentase ke tiga sektor ini mencapai rata-rata 47,48 persen pertahun
(LKJ Pemerintah Kabupaten Tanggamus, 2016).
Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Lampung yang terletak di bagian ujung selatan barat Pulau Sumatera yang
secara geografis sebagian wilayahnya dikelilingi oleh wilayah laut,
sehingga Kabupaten Tanggamus sangat berpotensi pada sentra perikanan.
Sektor perikanan di Kabupaten Tanggamus menjadi andalan untuk
meningkatkan kebutuhan ikan di pasaran. Komoditas ikan yang paling
terkenal dari perikanan laut di Kabupaten Tanggamus ialah ikan Blue
Marlin atau dalam bahasa daerah setempat disebut ikan Nibung, jenis ikan
ini banyak sekali terdapat di perairan Teluk Semangka.
Kabupaten Tanggamus dengan wilayah laut yang cukup luas membuat
sebagian masyarakat bekerja di sektor perikanan khususnya perikanan laut.
Jumlah rumah tangga atau perusahaan perikanan laut di Kabupaten
Tanggamus pada tahun 2015 sebanyak 5.604 rumah tangga. Kecamatan
Kota Agung merupakan salah satu kecamatan yang strategis dalam upaya
pengembangan sektor perikanan. Kecamatan Kota Agung berbatasan
82
langsung dengan Teluk Semangka sebagai daerah pelabuhan antar pulau
dan tempat pendaratan ikan, sehingga akses penduduk dalam melakukan
aktivitas di bidang perikanan menjadi lebih mudah. Tahun 2015
Kecamatan Kota Agung menjadi daerah dengan tingkat produksi
perikanan laut tertinggi di Kabupaten Tanggamus yaitu sebesar 5.634 ton
Selain Kota Agung yang menjadi sentra perikanan laut lainnya adalah
Kecamatan Wonosobo, Cukuh Balak, Semangka, Kelumbayan dan
Pematang Sawa dengan total hasil tangkapan sebesar 10.066,09 ton/tahun
(BPS Tanggamus Dalam Angka, 2016).
B. Keadaan Umum Kecamatan Kota Agung Pusat
1. Keadaan Geografis
Kota Agung Pusat adalah sebuah kecamatan sekaligus ibukota Kabupaten
Tanggamus, Lampung, Indonesia. Kota Agung Pusat terletak di dua jalan
utama Kota Agung yaitu Jl.Ir.Hi.Juanda dan Jl. Soekarno-Hatta, tepatnya
di bawah kaki Gunung Tanggamus dan di sisi pantai Teluk Semangka.
Secara geografis Kecamatan Kota Agung Pusat terletak pada posisi
104o18’-105o12’ Bujur Timur dan 5o05’-5o56’ Lintang Selatan.
Kecamatan Kota Agung Pusat dengan luas wilayah sebesar 10.130 ha
terbagi menjadi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Baros, Kelurahan Pasar
Madang, dan Kelurahan Kuripan. Kecamatan Kota Agung Pusat juga
terbagi menjadi sepuluh pekon yaitu Pekon Kedamaian, Pekon Kelungu,
83
Pekon Kota Agung, Pekon Kusa, Pekon Negri Ratu, Pekon Penanggungan,
Pekon Pardasuka, Pekon Teratas, Pekon Terbaya dan Pekon Terdana.
Gambar 7. Peta Kecamatan Kota Agung Pusat
Pada Gambar 7 terlihat peta Kecamatan Kota Agung Pusat, secara
administratif letak geografis Kecamatan Kota Agung Pusat dibatasi oleh
tiga wilayah daratan dan satu teluk. Batas-batas wilayah administratif
Kecamatan Kota Agung Pusat adalah sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Tanggamus.
b) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wonosobo.
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gisting.
d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Semangka.
(BPS Kecamatan Kota Agung Dalam Angka, 2017).
2. Keadaan Topografi
Kecamatan Kota Agung Pusat memiliki topografi wilayah darat bervariasi
yang terdiri atas wilayah perbukitan, dataran rendah dan pesisir pantai
84
dengan suhu rata-rata 28oC–30oC. Daerah Kecamatan Kota Agung rata-
rata memiliki tekanan udara minimal sebesar 980,64 Nbs dan tekanan
udara maksimal sebesar 1.023,26 Nbs dengan tingkat kelembapan 30
persen sampai dengan 80 persen. Kecamatan Kota Agung merupakan
daerah beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 160,08 sampai dengan
168,66 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 10 hari/bulan (LKJ
Pemerintah Kabupaten Tanggamus, 2016).
3. Keadaan Demografi
Penduduk Kecamatan Kota Agung terdiri dari penduduk asli (Lampung)
dan penduduk pendatang dari luar daerah seperti Sunda, Jawa, Bali,
Madura, Palembang, dan Bengkulu. Penduduk Kecamatan Kota Agung
Pusat berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2016 mencapai
42.339 jiwa yang terdiri atas 21.666 jiwa penduduk laki-laki dan 20.673
jiwa penduduk perempuan (BPS Kecamatan Kota Agung Dalam Angka,
2017).
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan pendukung kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat yang berlangsung setiap harinya. Sarana dan prasarana yang
terdapat di Kecamatan Kota Agung terdiri dari sarana dan prasarana
perhubungan, pemerintahan, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial.
Sarana dan prasarana pada Kecamatan Kota Agung dapat dilihat pada
Tabel 11.
85
Tabel 11. Sarana dan prasarana di Kecamatan Kota Agung tahun 2016
Sarana/Prasarana Jenis Jumlah (Unit)
Perhubungan Terminal 1Kantor Pos 1Kantor Telkom 1Kantor PLN 1
Pemerintahan Balai Pekon 22Kantor Kelurahan 3Kantor Kecamatan 1Kantor Polisi 1
Ekonomi Pasar 1Bank 2Koperasi 3
Pendidikan TK 8SD 25SMP 6SMA 3
Sosial Masjid 30Gereja 2Vihara 1
Kesehatan Puskesmas 3Poliklinik 5
Total 120
Sumber : Pemerintah Kabupaten Tanggamus, 2016
Berdasarkan jumlah sarana yang tertera pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa
sarana umum yang terdapat di Kecamatan Kota Agung sudah memadai
untuk melayani penduduknya, dengan total sarana perhubungan sebanyak
4 unit, sarana pemerintahan sebanyak 28 unit, sarana ekonomi sebanyak 6
unit, sarana pendidikan sebanyak 42 unit, sarana sosial sebanyak 33 unit,
dan sarana kesehatan sebanyak 8 unit. Penduduk di Kecamatan Kota
Agung dianggap sudah menerima fasilitas sarana pendidikan karena
Kecamatan Kota Agung sudah memiliki sarana di setiap jenjang
pendidikan. Sarana kesehatan yang dimiliki oleh Kecamatan Kota Agung
dianggap sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
86
sehingga masyarakat tidak perlu mencari ke tempat lain untuk memperoleh
sarana kesehatan. Sarana perhubungan yang dimiliki Kecamatan Kota
Agung juga sudah memadai, sehingga memudahkan masyarakat untuk
mengirim dan menerima barang atau beberapa hal lainnya terkait
kebutuhan masyarakat.
Kecamatan Kota Agung memiliki dua unit bank dan dua unit koperasi.
Sarana ekonomi tersebut digunakan masyarakat dalam hal simpan pinjam.
Masyarakat Kecamatan Kota Agung dapat dengan mudah melakukan
proses peminjaman modal jika masyarakat bergabung menjadi suatu
anggota dalam koperasi. Setiap anggota koperasi dapat melakukan
penyimpanan dengan bunga yang ditentukan oleh koperasi dan anggota
juga berhak untuk melakukan peminjaman dengan bunga yang lebih
rendah dibandingkan jika meminjam di bank. Di sisi lain, keberadaan
koperasi juga dapat membantu masyarakat untuk memperoleh kebutuhan
pokok melalui unit usaha warung serba ada (WASERDA) dengan harga
yang lebih murah dibandingkan di kios atau toko-toko lainnya.
Kecamatan Kota Agung juga memiliki satu unit pasar, yaitu Pasar Madang
Kota Agung, yang merupakan tempat penjualan hasil penangkapan ikan
oleh nelayan.Pasar Madang Kota Agung digunakan nelayan anggota
koperasi untuk memasarkan produknya melalui sistem lelang pada unit
usaha pelelangan ikan (TPI) yang dimiliki oleh Koperasi Unit Desa (KUD)
Mina Teluk Semangka. Ketersediaan pasar mempermudah nelayan dalam
memasarkan hasilnya karena mereka tidak perlu mencari tempat lain
87
dalam hal pemasaran hasil penangkapan ikan. Berdasarkan data jumlah
sarana umum yang terdapat di Kecamatan Kota Agung, penduduk di
Kecamatan Kota Agung tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh
pelayanan umum.
5. Potensi Wilayah
Kecamatan Kota Agung merupakan daerah dengan mayoritas mata
pencaharian penduduknya sebagai nelayan. Kecamatan Kota Agung
berbatasan langsung dengan Teluk Semangka, sehingga akses penduduk
dalam melakukan aktivitas di bidang perikanan menjadi lebih mudah.
Wilayah pesisir di Kecamatan Kota Agung memiliki potensi sumberdaya
perikanan yang tinggi, baik untuk pengembangan budidaya perikanan
maupun kegiatan penangkapan ikan. Berdasarkan analisis sumberdaya
ikan tingkat Potensi Ikan Lestari (MSY = Maximum Sustainable Yield) di
perairan laut bagian barat Propinsi Lampung mencapai 16.600 ton/tahun,
hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya kelautan dan perikanan di
Kabupaten Tanggamus memiliki potensi yang sangat besar dan sangat
prospektif untuk dikembangkan.
Terdapat berbagai jenis ikan ekonomis penting di sekitar wilayah perairan
Teluk Semangka, seperti Ikan Tuna (Thunnus albacares), Setuhuk (Sword
Fish), Ikan Simba/Kuwe (Carangidae), Tenggiri, Kakap Merah, serta
berbagai jenis Udang Penaid dan Lobster. Oleh karena itu, pengelolaan
sumberdaya hayati perikanan dan kelautan di Kabupaten Tanggamus ke
sangat memegang peranan penting. Saat ini, tingkat pemanfaatan
88
sumberdaya perikanan di Kecamatan Kota Agung masih belum optimal.
Sistem penangkapan ikan oleh nelayan di Kecamatan Kota Agung masih
bersifat terbatas pada perairan pantai. Menurut Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Tanggamus (2015), hal tersebut dikarenakan
kurangnya pembinaan dari pemerintah dan kurangnya program yang
dikhususkan untuk para nelayan serta belum dibangunnya sistem informasi
yang dapat diakses oleh nelayan dengan mudah dan cepat.
Teluk Semangka merupakan pelabuhan perikanan yang berada di ujung
Tenggara Pulau Sumatera. Masyarakat nelayan hanya mengandalkan
pengalaman dan kebiasaan dalam menangkap ikan, tanpa didukung oleh
data-data informasi yang akurat mengenai daerah penangkapan ikan yang
potensial. Selain itu, fasilitas armada penangkapan ikan juga masih
terbatas, baik dari ukuran, maupun jumlahnya, sehingga belum dapat
menjangkau daerah penangkapan ikan yang potensial. Hal ini menjadi
kendala bagi pengembangan usaha ikan tangkap karena armada
penangkapan yang digunakan memiliki kapasitas penangkapan yang kecil
dan daya jelajah perairan yang terbatas, sehingga tingkat pemanfaatan
sumberdaya perikanan menjadi terbatas. Untuk itu, dalam proses
pengembangannya dibutuhkan peran pemerintah setempat dan pihak lain
yang terkait, seperti koperasi yang berperan sebagi jasa layanan
pendukung pada pengembangan usaha ikan tangkap.
89
C. Keadaan Umum KUD Mina Teluk Semangka
1. Sejarah Berdirinya KUD Mina Teluk Semangka
Pembentukan dan pendirian Koperasi Unit Desa Mina Teluk Semangka
dipelopori oleh lima orang tokoh masyarakat yang diketuai oleh Bapak
Hadji Soffian dan membentuk suatu paguyuban atau kelompok nelayan
pada tanggal 16 Desember 1968 dengan nama Koperasi Persatuan Tenaga
Nelayan (KOPTN). Latar belakang berdirinya KOPTN didasari oleh
keinginan para nelayan yang bertempat di Kelurahan Pasar Madang untuk
memperoleh suatu wadah atau tempat pemasaran hasil produksi dan
penyediaan sarana produksi dengan harga yang lebih rendah, sehingga
memperoleh input produksi dengan harga yang maksimal. Harga ikan
yang sering mengalami fluktuasi, membuat para nelayan berfikir untuk
menciptakan suatu wadah pemasaran hasil produksi dan penyediaan sarana
produksi.
Seiring berjalannya waktu, KOPTN mengalami perkembangan yang baik
hingga akhirnya tepat pada tanggal 10 Oktober 1995 resmi menjadi sebuah
koperasi yang disahkan sebagai lembaga formal dengan nama Koperasi
Unit Desa Mina Teluk Semangka yang memiliki Nomor Badan Hukum:
16/PAD/KWK/1995 dan dibuktikan dengan surat pengesahan dari Dinas
Koperasi, UMK dan Perindustrian Kabupaten Tanggamus. Pada saat
pergantian nama KOPTN menjadi KUD Mina Teluk Semangka diketuai
oleh bapak Mansyur Karnawi. Pergantian nama dari KOPTN menjadi
KUD Mina Teluk Semangka dikarenakan sektor usaha yang dilakukan
90
tidak hanya pada sektor perikanan saja tetapi juga pada sektor perkebunan
dan kehutanan. Oleh karena itu, dipilih nama KUD Mina Teluk Semangka
untuk mewakili daerah kerja koperasi pada wilayah perikanan di Teluk
Semangka.
Awal berdirinya KUD Mina Teluk Semangka memiliki tiga unit usaha
yaitu Unit Usaha TPI (Tempat Pelelangan Ikan), Unit Usaha Simpan
Pinjam dan Unit Usaha Waserda (Warung serba ada). Tahun 2006 unit
usaha WASERDA dihapuskan oleh KUD Mina Teluk Semangka
dikarenakan unit usaha tersebut tidak mengalami perputaran modal,
sehingga koperasi mengalami kerugian yang cukup besar. Sejak tahun
2014 - 2016, KUD Mina Teluk Semangka telah memiliki empat unit usaha
yang aktif beroperasi dan menjadi sumber pendapatan bagi koperasi yaitu
unit usaha pelelangan ikan, unit usaha simpan pinjam, unit usaha pengisian
bahan bakar (SPDN), dan unit usaha es balok. Modal awal pendirian KUD
Mina Teluk Semangka sebesar Rp 8.145.000,00 yang berasal dari
simpanan pokok, simpanan wajib dan hibah dari para pendiri. Anggota
KUD Mina Teluk Semangka pada waktu didirikan berjumlah 263 orang.
KUD Mina Teluk Semangka pada tanggal 24 November 2009 mengalami
pembaharuan nomor badan hukum yaitu No. 161/PAD/BH/X.6/XI/2009
untuk melakukan pengajuan sertifikat nomor induk koperasi (NIK). KUD
Mina Teluk Semangka menjadi satu-satunya koperasi sektor perikanan
tertua di Kecamatan Kota Agung yang dinyatakan aktif secara
kelembagaan maupun usaha oleh Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan
91
Menengah Republik Indonesia melalui pemberian sertifikat NIK dengan
nomor 1802190020010 pada tanggal 26 Mei 2015.
2. Visi dan Misi KUD Mina Teluk Semangka
Visi dan Misi dalam suatu koperasi dijadikan pedoman dalam membangun
koperasi yang lebih baik dimasa depan. Saat ini KUD Mina Teluk
Semangka belum mempunyai visi dan misi yang jelas tercantum pada
struktur organisasi, tetapi pada dasarnya koperasi ini mempunyai tujuan
yang menggambarkan visi dan misi yang sama seperti koperasi perikanan
lain yang ada di Indonesia. Adapun tujuan dari berdirinya KUD Mina
Teluk Semangka yaitu sebagai wadah perekonomian yang dapat
membantu kehidupan masyarakat nelayan khususnya bagi para nelayan
anggota dan masyarakat pada umumnya dan mengembangkan kegiatan
usaha koperasi yang dapat memperkokoh tatanan ekonomi anggota.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan seluruh anggota
koperasi yang dipimpin oleh pengurus.
3. Struktur Organisasi KUD Mina Teluk Semangka
Struktur organisasi sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan
operasional suatu badan usaha. Struktur organisasi merupakan gambaran
mengenai suatu hubungan tanggung jawab dan wewenang yang dapat
dilihat dari adanya pembagian kerja yang jelas pada setiap individu.
Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka terdiri dari Rapat
Anggota, Pengurus, Badan Pengawas, BPP, dan Karyawan. Susunan
92
kepengurusan KUD Mina Teluk Semangka sudah pernah mengalami
perubahan sebanyak enam kali semenjak KUD Mina Teluk Semangka
didirikan. Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka berdasarkan
hasil rapat anggota tahunan (RAT) periode 2014 – 2019 dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8. Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka
Pada Gambar 8 dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi tertinggi pada
KUD Mina Teluk Semangka adalah Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang
merupakan sarana pengambilan keputusan untuk menentukan pengurus
beserta badan pengawas dari KUD Mina Teluk Semangka. Badan
pengawas mempunyai peranan sebagai pengarah, pembimbing, dan
Rapat Anggota Tahuan (RAT)
PengurusKetua : Joni MadasikWk. Ketua : Fadil .S.Sekretaris : Budiman Nur, S.HWk. Sekretaris : Rusli GaniBendahara : Hi.M. Husni .S.
Badan PengawasKetua : BuchoriAnggota I : M. NurAnggota II :IskandarBPP
KaryawanADM Umum : Eluta Ayu .L.Pembukuan : Linda LevinaKasir : Sunenah
Unit UsahaPelelanganIkan (TPI)
Unit UsahaBahan Bakar
(SPDN)
Unit UsahaSimpanPinjam
Unit UsahaPemasaranEs Balok
Anggota KUD Mina Teluk Semangka
93
pembina pada setiap kegiatan koperasi. Pengurus KUD Mina Teluk
Semangka terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris dan
bendahara. Pengurus dibantu oleh kepala unit usaha berperan sebagai
penggerak setiap unit kegiatan usaha koperasi yaitu unit usaha TPI
(Tempat Pelelangan Ikan), unit usaha SPB Nelayan, unit usaha simpan
pinjam dan unit usaha pemasaran es balok.
KUD Mina Teluk Semangka pada waktu didirikan memiliki jumlah
anggota sebanyak 263 orang, namun seiring berjalannya waktu jumlah
tersebut mengalami penurunan dikarenakan terjadi pergantian keanggotaan
pada golongan tua dan ada beberapa anggota yang berhenti menjadi
anggota koperasi. KUD Mina Teluk Semangka saat ini memiliki anggota
sebanyak 150 orang. Anggota KUD Mina Teluk Semangka saat mendaftar
untuk menjadi anggota, wajib membayar simpanan pokok sebesar Rp
10.000,00 dan simpanan wajib sebesar Rp 5.000,00 per bulan. Anggota
tetap KUD Mina Teluk Semangka terdiri dari nelayan, pedagang ikan dan
pengusaha ikan asin.
4. Sarana dan Prasarana KUD Mina Teluk Semangka
KUD Mina Teluk Semangka saat ini memiliki dua kantor yaitu kantor
sekretariat atau kantor pusat yang berada di dekat pintu masuk Pasar
Madang Kota Agung dan kantor pelelangan ikan (TPI) yang berada di
dalam Pasar Madang Kota Agung. Sarana dan prasarana kantor yang ada
saat ini antara lain meja, kursi, komputer, printer dan alat kebutuhan
administratif lainnya. Kantor sekretariat KUD Mina Teluk Semangka
94
terdiri dari beberapa bagian yaitu ruang kerja karyawan, ruang rapat, ruang
tunggu tamu dan kamar mandi. Pada kantor pelelangan ikan (TPI) terdiri
dari ruang kerja karyawan dan lapak pelelangan ikan. Kantor sekretariat
KUD Mina Teluk Semangka dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Kantor sekretariat KUD Mina Teluk Semangka
5. Unit Usaha KUD Mina Teluk Semangka
Pada dasarnya usaha koperasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para
anggota, khususnya kebutuhan yang berkaitan dengan mata pencaharian
anggota koperasi. KUD Mina Teluk Semangka telah memilih unit-unit
usaha yang didirikan sesuai dengan kondisi mata pencaharian anggota
yang umumnya masyarakat yang bergerak di bidang perikanan tangkap,
seperti nelayan, pengolah hasil perikanan, dan bakul atau pedagang ikan.
KUD Mina Teluk Semangka memiliki empat unit usaha, yaitu Unit Usaha
TPI (Tempat Pelelangan Ikan), Unit Usaha SPB Nelayan, Unit Usaha
Simpan Pinjam dan Unit Usaha Es Balok.
95
a. Unit Usaha TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
Unit usaha TPI (Tempat Pelelangan Ikan) KUD Mina Teluk
Semangka berlokasi di Pasar Madang Kota Agung. Unit usaha TPI
(Tempat Pelelangan Ikan) di KUD Mina Teluk Semangka merupakan
unit usaha yang menjadi tulang punggung KUD Mina Teluk
Semangka, karena unit usaha TPI memberikan kontribusi nilai yang
paling besar dibandingkan dengan unit usaha lain. Sejak tahun 1995
hingga sekarang, KUD Mina Teluk Semangka dipercaya oleh
Pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk menyelenggarakan unit
usaha pelelangan ikan. Unit usaha TPI ini sangat bermanfaat bagi
nelayan anggota koperasi, karena unit usaha TPI berperan sebagai
perantara antar nelayan dan bakul selaku pembeli hasil tangkapan
serta sebagai penetap harga melalui juru tawar, sehingga nelayan tidak
perlu mencari wadah atau tempat lain untuk memasarkan hasil
tangkapannya.
Adapun pengelolaan TPI KUD Mina Teluk Semangka sebagai
berikut, nelayan menyetorkan hasil tangkapan ikan ke Tempat
Pelelangan Ikan (TPI), Bakul membeli ikan di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) dengan sistem lelang dibantu oleh dua petugas TPI. Pada
Gambar 10 terlihat dua petugas duduk di atas bangku tinggi sebelah
kanan. Petugas pertama menyebutkan harga hasil perikanan tangkap,
mulai dari Rp 100.000,00 sampai Rp 850.000,00/keranjang. Terdapat
beberapa jenis ikan yang dilelang dengan harga yang berbeda-beda.
Pada kegiatan pelelangan ikan, harga sekeranjang ikan layang mulai
96
dari Rp 250.000,00 sampai Rp 350.000,00 untuk harga sekeranjang
ikan kembung mulai dari Rp 500.000,00 sampai dengan Rp
800.000,00, harga sekeranjang ikan teri kisaran Rp 150.000,00 sampai
dengan Rp 250.000,00, harga sekeranjang ikan campuran mulai dari
Rp 100.000,00 sampai Rp 150.000,00 dan untuk harga sekeranjang
ikan selar mulai dari Rp 500.000,00 sampai dengan Rp 750.000,00.
Apabila ada bakul yang menunjuk, maka petugas ke dua akan
mencatat ke buku pelelangan ikan dan ikan yang sudah terjual
diketepikan. Bakul membayar hasil lelang kepada kasir dan nelayan
menerima pembayaran hasil penjualan ikan dari kasir.
Gambar 10. Petugas pelelangan ikanTPI KUD Mina Teluk Semangka
Atas jasa pelelangan tersebut KUD Mina Teluk Semangka mendapat
pemasukan dari potongan atau retribusi pelelangan ikan sebesar 5%.
Retribusi tersebut mengacu sesuai dengan keputusan PERDA Provinsi
Lampung No. 32 Tahun 2014 dan hasil keputusan Rapat Anggota
Tahunan (RAT). Berdasarkan keputusan tersebut, untuk operasional
97
TPI KUD Mina Teluk Semangka setiap nelayan dan bakul dipungut
biaya administrasi lelang (BAL) sebesar 5% yang terdiri dari 2,5 %
volume penjualan ikan milik nelayan dan 2,5% volume pembelian
ikan milik bakul atau pembeli ikan. Kondisi Unit usaha TPI KUD
Mina Teluk Semangka dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Unit usaha TPI KUD Mina Teluk Semangka
Perkembangan perolehan hasil perikanan tangkap di TPI KUD Mina
Teluk Semangka pada tahun terakhir mengalami fluktuasi yang
berpengaruh pada pendapatan unit pelelangan ikan di tempat
pelelangan ikan (TPI). Pada tahun 2015, unit usaha pelelangan ikan
memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 12.000.000,00 per tahun
dan tahun 2016 TPI KUD Mina Teluk semangka memperoleh
pendapatan bersih sebesar Rp 17.250.000,00 per tahun. Perolehan
pendapatan bersih dari unit usaha pelelangan pada tahun 2017 sebesar
Rp 20.580.000,00. Perolehan pendapatan bersih TPI KUD Mina
Teluk Semangka tahun 2017 jika dibandingkan dengan tahun
98
sebelumnya hanya mengalami sedikit peningkatan. Sedikitnya
peningkatan pendapatan KUD Mina Teluk Semangka dari unit
pengelolaan TPI tahun 2017 ini diduga akibat faktor alam yang kurang
mendukung karena sering terjadi badai dan gelombang laut yang
tinggi sehingga frekuensi nelayan melaut mengalami penurunan.
Kondisi tersebut diduga pula karena terjadinya kelangkaan BBM dan
tingginya tingkat harga-harga umum yang mengakibatkan komponen
biaya operasional melaut meningkat tajam.
b. Unit Usaha Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN)
Unit usaha SPDN KUD Mina Teluk Semangka berlokasi di Pasar
Madang Tanggamus dengan nama SPDN Mina Teluk Semangka Kota
Agung. Unit SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan) KUD Mina Teluk
Semangka mulai dioperasikan pada tahun 2014. Tujuan dari pendirian
SPDN adalah :
1) Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya nelayan
dan berupaya tetap menjaga stabilitas harga solar yang murah dan
terjangkau.
2) Menyediakan solar yang berkualitas baik kepada nelayan sebagai
bahan bakar armadanya dalam kegiatan operasi penangkapan ikan.
3) Tempat penyediaan solar yang mudah dijangkau oleh nelayan.
SPDN Mina Teluk Semangka Kota Agung merupakan salah satu
bentuk unit usaha dari KUD Mina Teluk Semangka yang dikhususkan
untuk memenuhi kebutuhan solar nelayan pesisir pantai barat,
99
utamanya nelayan perairan Teluk Semangka Tanggamus. Pada tahun
2014, SPDN Mina Teluk Semangka beroperasi melayani kebutuhan
nelayan, namun karena perhitungan bisnis yang tidak menguntungkan
menyebabkan pihak pengelola SPDN Mina Teluk Semangka kesulitan
keuangan. Adapun kendala yang dihadapi SPDN Mina Teluk
Semangka adalah kurangnya konsumen, yaitu para nelayan yang
membeli solar ke SPDN. Hal ini disebabkan karena adanya surat izin
bagi nelayan untuk membeli solar di SPBU dan kebanyakan dari
nelayan telah terbiasa membeli solar di SPBU menggunakan derigen.
Selain itu juga, sebagian nelayan tidak membeli solar di SPDN Mina
Teluk Semangka dikarenakan akses insfrastruktur yang kurang
memadai seperti terdapat jalan yang rusak serta lokasi sangat jauh dari
SPDN, sehingga para nelayan memerlukan cost atau biaya tinggi
untuk menjangkau dan mendapatkan solar.
Adapun kuota SPDN Mina Teluk Semangka yaitu 6 tangki solar
perbulan, dengan kapasitas 16.000 liter per tangki. Adapun hitungan
bisnis untuk kebutuhan solar bagi nelayan Teluk Semangka sebanyak
3.000-4.000 liter perhari, sehingga akan tercapai target dari PT
Pertamina SPDN Mina Teluk Semangka menghabiskan 6 tangki solar
perbulan. Harga satu liter solar di SPDN Mina Teluk Semangka
adalah Rp 5.150,00. Berdasarkan Perpres nomor 191 tahun 2014,
SPDN Mina Teluk Semangka akan memperoleh keuntungan bersih
sebesar Rp180,00 setiap satu liter solar.
100
Saat ini pengelola SPDN Mina Teluk Semangka akan kembali
mengelola SPDN bersama-sama dengan KUD Mina Teluk Semangka.
Pada SPDN Mina Teluk Semangka masih dilakukan perbaikan atas
kerusakan fisik SPDN, pengecekan tehnik mesin dan tangki solar oleh
pihak vendor PT Pertamina dan sedang direkomendasikan kelayakan
beroperasi SPDN Mina Teluk Semangka. Pada Gambar 12 terlihat
kondisi SPDN Mina Teluk Semangka.
Gambar 12. SPDN Mina Teluk Semangka
c. Unit Usaha Simpan Pinjam
Unit Simpan Pinjam KUD Mina Teluk Semangka ditujukan untuk
melayani kegiatan penyimpanan dan peminjaman uang anggota
koperasi. Fasilitas kredit diberikan kepada anggota untuk membantu
pangadaan permodalan usaha mereka. Baik pedagang ikan, pengolah
ikan, nelayan pemilik, maupun pengurus KUD Mina Teluk Semangka
pernah meminjam uang sebagai modal usaha koperasi.
101
Unit usaha simpan pinjam melayani anggota KUD Mina Teluk
Semangka dengan bunga rendah yaitu 2 persen per tahun,
dibandingkan tingkat bunga di bank yaitu berkisar antara 8 persen
hingga 12 persen per tahun. Adapun batas pinjaman uang berkisar
Rp 1.000.000,00 sampai dengan Rp 1.500.000,00. KUD Mina Teluk
Semangka menggunakan sistem pinjaman bulanan. Hal ini bertujuan
memudahkan anggota dalam pembayaran pinjaman.
KUD Mina Teluk Semangka masih kesulitan dalam hal pengontrolan
usaha simpan pinjam karena sulitnya mengontrol anggota dalam hal
pengembalian pinjaman. Pada laporan keuangan tahun 2016 tercatat
bahwa KUD Mina Teluk Semangka memiliki jumlah piutang lewat
waktu sebesar Rp 13.694.740,00 yang artinya cukup banyak anggota
yang menunggak pembayaran pinjaman atau kredit macet. Belum
maksimalnya pemahaman dan ketaatan anggota mengenai tata cara
simpan pinjam di KUD Mina Teluk Semangka, terutama ketepatan
dalam meyelesaikan kewajibannya menjadi kendala yang dihadapi
pengurus sampai saat ini.
d. Unit Usaha Es Balok
KUD Mina Teluk Semangka memiliki pabrik es sebagai salah satu
unit usaha pemasaran es balok. Unit usaha es balok yang berdiri pada
tahun 2014 merupakan unit pelayanan yang memasok kebutuhan es
balok bagi anggota nelayan dan pedagang ikan. Anggota nelayan dan
pedagang ikan menggunakan es balok untuk mendukung rantai dingin
102
ikan. Kebutuhan es balok berguna bagi kapal perikanan (terutama
yang belum menggunakan freezer) dan juga bagi kegiatan pedagang
ikan untuk menyegarkan ikan. Unit usaha pemasaran es balok KUD
Mina Teluk Semangka dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Unit usaha es balok KUD Mina Teluk Semangka
Harga es balok KUD Mina Teluk Semangka yaitu Rp 18.000,00 per
balok. Tingkat harga es balok yang dijual KUD Mina Teluk
Semangka ini relatif lebih rendah dengan es balok yang dijual di
depot es, yaitu dengan selisih harga Rp 1.000,00 sampai Rp 2.000,00
per es balok. Hal ini dapat meringankan beban anggota KUD Mina
Teluk Semangka karena anggota tidak perlu mengeluarkan biaya
transportasi untuk memperoleh es balok.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan penelitian yaitu :
1. Secara internal, kekuatan utama yang dimiliki KUD Mina Teluk
Semangka adalah unit usaha saling melengkapi yang sesuai dengan
kebutuhan anggota dan kelemahan utamanya adalah belum adanya
pengolahan produk yang menghasilkan nilai tambah.
2. Secara eksternal, peluang utama yang dimiliki KUD Mina Teluk
Semangka adalah tingginya tingkat permintaan atau konsumsi perikanan
tangkap dan ancaman utamanya adalah kurangnya kesadaran masyarakat
dalam berkoperasi.
3. Strategi prioritas yang dapat digunakan untuk pengembangan dan
pembangunan KUD Mina Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus yaitu :
(a) mendayagunakan dan meningkatkan kemampuan anggota dalam
diversifikasi produk dengan menggunakan teknologi pengolahan hasil
perikanan tangkap, (b) kerja sama dengan pemerintah dan pihak lain dalam
menciptakan pengembangan unit usaha berbasis wisata, (c) memanfaatkan
sumberdaya manusia yang terlatih untuk mengatasi keterbatasan dalam
168
mengikuti perkembangan teknologi, dan (d) Meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam berkoperasi dan kesadaran anggota dalam melunasi
simpanan wajib untuk dapat meningkatkan modal KUD Mina Teluk
Semangka.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang diberikan adalah :
1. Guna mewujudkan partisipasi aktif anggota dalam pembayaran simpanan
wajib, perlu diupayakan peningkatan pendidikan maupun pelatihan dasar
yang diberikan secara menyeluruh kepada anggota KUD Mina Teluk
Semangka. Selain itu juga, dalam pengembangan KUD Mina Teluk
Semangka perlu dilakukan langkah operasional berupa penambahan unit
usaha pengolahan ikan untuk menghasilkan diversifikasi olahan ikan
seperti abon ikan, kerupuk ikan dan ikan asap serta melakukan penetrasi
pasar menggunakan aplikasi e-commerce untuk koperasi perikanan yaitu
PasarLaut.com. Hal ini dimaksudkan agar anggota ikut ambil bagian
dalam kegiatan unit usaha yang dijalankan koperasi. Dengan demikian
koperasi dapat memperoleh keuntungan dan memperkuat cadangan yang
menjadi sumber modal koperasi.
2. Pemerintah daerah sebaiknya mengarahkan pemberdayaan masyarakat
berbasis pariwisata bahari melalui KUD Mina Teluk Semangka dan
memberikan bantuan berupa teknologi pengolahan hasil perikanan tangkap
kepada KUD Mina Teluk Semangka, sehingga KUD Mina Teluk
169
Semangka dapat menambah dan menjalankan unit usaha wisata bahari dan
unit usaha pengolahan ikan.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai analisis
kesejahteraan anggota KUD Mina Teluk Semangka, untuk dapat melihat
perbedaan tingkat kesejahteraan antara nelayan anggota dengan non
anggota KUD Mina Teluk Semangka.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P dan N. Widiyanti. 2003. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.
Ariesta, W., D.A.H. Lestari, W.D. Sayekti. 2016. Perilaku Konsumen DanStrategi Pengembangan Agroindustri Beras Siger Tunas Baru DiKelurahan Pinang Jaya Kemiling Kota Bandar Lampung. JIIA. Vol 4(3). http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1508/1362.Diakses pada tanggal 25 Desember 2017.
Baswir, R. 2000. Koperasi Indonesia. Edisi Pertama. Yogakarta: BPFE UGM.
Brikmar, E. 2008. Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya MuaraAngke, Jakarta Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
David, F. R. 2006. Manajemen Strategi: Konsep, Buku satu. Edisi ke-10.Terjemahan Ichsan, Setyo Budi. Salemba Empat, Jakarta.
_________. 2009. Manajemen Strategi: Konsep, Buku satu. Edisi ke-12.Terjemahan Ichsan, Setyo Budi. Salemba Empat, Jakarta.
Dewi, VS, D.A.H. Lestari, dan R. Adawiyah. 2017. Kinerja, KesejahteraanAnggota, Dan Strategi Pengembangan Koperasi Unit Desa. JIIA. Vol 5(1). http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1677/1503.Diakses pada tanggal 25 Desember 2017.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus. 2018. Produksi kelautandan perikanan tangkap Kabupaten Tanggamus tahun 2013-2017. DinasKelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus. Kabupaten Tanggamus.
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung. 2016. Sebaran jumlah koperasidi Provinsi Lampung berdasarkan status keaktifan per kabupaten dankota tahun 2016. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung. BandarLampung.
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tanggamus. 2016. Sebaran koperasimenurut sektor di Kabupaten Tanggamus tahun 2016. Dinas Koperasidan UMKM Kabupaten Tanggamus. Kabupaten Tanggamus.
Firdaus M, Agus S. 2002. Perkoperasian, Sejarah, Teori dan Praktek. GhaliaIndonesia. Bogor.
Gaspersz, V. 2012. All In One Strategy Management. Terjemahan T.Herawati.Vinchirsto Publication. Bogor.
Ghaisani, AS. 2017. Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan Usaha TaniSayuran Organik di Kota Bandar Lampung. Skripsi. UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Hadhikusuma, SR. 2002. Hukum Koperasi Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.
Hendrojogi. 2004. Koperasi : Asas-Asas, Teori dan Praktik. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Hunger, JD dan Wheelen, TL. 2003. Manajemen Strategis. Andi. Yogyakarta.
Irawati, DA, M. Hubeis, dan Muksin. 2017. Strategi Pengembangan KoperasiPeternak Galur Murni Di Kabupaten Jember. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm/article/view/14879 Diakses pada tanggal 25 Desember2017.
Junarto, TA. 2008. Manajemen Strategi Pengembangan Koperasi Petani OrganikSerikat Petani Indonesia Di Bogor. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB.Bogor.
Kotler P, L. Kevin dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi BahasaIndonesia. Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhallindo.Jakarta.
Kuncoro, M. 2006. Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.Erlangga. Jakarta.
Marta, AT. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam WargaSepakat Di Ciampea Bogor Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi danManajemen. IPB. Bogor.
Muyasaroh S. 2004. Kajian Strategi Pengembangan KUD Mandiri Mina KaryaBhukti Desa Blanakan Kabupaten Subang. Skripsi. Bogor: DepartemenIlmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor.
Nurhidayati, E, D.A.H. Lestari, dan A. Nugraha. 2015. Strategi PengembanganKoperasi Agro Siger Mandiri Di Kecamatan Kalianda KabupatenLampung Selatan. JIIA. Vol 3 (1). http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/ article/view/1018/923. Diakses pada tanggal 25 Desember 2017.
Pratama, L, A.V.S Hubeis, dan N.H. Pandjaitan. 2017. Analisis Tingkat KepuasanAnggota dan Strategi Pengembangan Koperasi (Studi Kasus KoperasiKredit Sehati Jakarta). http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/article/view/17996. Diakses pada tanggal 25 Desember 2017.
Putri, RM, D.A.H. Lestari, dan W.S. Sayekti. 2017. Kinerja dan StrategiPengembangan PrimkoptiKabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.JIIA, Vol 5 (2). http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1657/1483. Diakses pada tanggal 25 Desember 2017.
Ramadhan, DA. 2009. Analisis Strategi Pengembangan KUD (Koperasi UnitDesa) Giri Tani. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT. GramediaPustaka Utama. Jakarta.
Sari, TY, A. Hudoyo, dan A. Nugraha. 2015. Analisis Finansial dan StrategiPengembangan Usaha Perdagangan Telur Eceran : Studi Kasus DiPasar Tradisional Kota Bandar Lampung. JIIA. Vol 3 (3). http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1048/953. Diakses pada tanggal25 Desember 2017.
Sitio, A. dan Halomoan, T. 2001.Koperasi Teori dan Praktek. Erlangga. Jakarta.
Sulistyo. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Strategi Pengembangan KoperasiPerikanan Mina Usaha. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Sumarsono, S. 2003. Manajemen Koperasi : Teori dan Praktek. EdisiPertama.Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Suryabarata, S. 2003. Metode Penelitian. Rajawali. Jakarta.
Wahyudi, AS. 1996. Manajemen Strategik. Jakarta. Binarupa Aksara.
Wojowasito, P.1982. Kamus Indonesia – Inggris. Hasta. Bandung.