stabilitaskimiakuliahs1

65
  STABILITAS OBAT KULIAH PILIHAN S1  PHARM DR JOSHITA DJAJADISASTRA, MS, PhD 2008

description

mknli'jl

Transcript of stabilitaskimiakuliahs1

  • STABILITAS OBATKULIAH PILIHAN S1

    PHARM DR JOSHITA DJAJADISASTRA, MS, PhD2008

  • ACUAN YANG DIGUNAKAN FDA Guideline 1984, 1987 Drug Stability, Carstensen JT, 3rd ed,2000 Chemical Kinetics, Laidler KJ, 1980 Chemical Stability of Pharmaceuticals,

    Connors KA, Amidon GL, Stella VJ, 1986 IFSCC Monograph number 2, The

    Fundamentals of Stability Testing, 1992 Physical Pharmacy, Martin, 2006

  • STABILITAS KIMIA:MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN KIMIAWI DAN POTENSI

    ZAT AKTIF YANG TERTERA PADA ETIKET DALAM BATASAN SPESIFIKASI

    Laju Reaksi : dinyatakan dalam term pengurangan konsentrasi reaktan (- dc/dt) atau penambahan konsentrasi produk (+dx/dt) per satuan waktu. Dimensinya : mol liter-1 detik 1

    Orde Reaksi : jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi yang konsentrasinya menentukan laju reaksi. Molekularita : jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi elementer

    Orde 0-1-2 dan cara menentukan orde reaksi Kondisi Penyimpanan : Pengaruh suhu dan

    faktor lain thd laju reaksi Penguraian dan penstabilan obat Analisis kestabilan dipercepat

  • ZERO-ORDER REACTION:loss in color of a product, suspension

    - dA/dt = k0 re orde 0 ; - dA/dt = k[A] reaksi orde 1

    Integrated between initial absorbance A0 at t0 and At, the absorbance after t hours :

    Ao At dA = - k0 0t dt At A0 = - k0t At = A0 k0t A t1/2 = A0/k0 t

  • FIRST-ORDER REACTION 2 H2O2 = 2 H2O + O2 - dC/dt = kC Integrating between C0 at t0 and C at time t, giving : CoC dC/C = - k 0t dt ln C - ln C0 = - k(t-0) ln C = lnC0 kt log C = log C0 kt/2.303 k = 2.303/t log C0/C C = C0e-kt

    C = C0 10-kt/2.303

    k = 2.303/t log a/a-x ; k = det-1; t90 = 0,105/k t1/2=2,303/k log a/a-x = 2,303/k log 500/250=0,693/k

  • C0

    C0

    Ct

    t1/2

    -dC/dt

    Time

    Concentration

  • Log C

    t

    -k/2,303

  • SECOND-ORDER REACTION A + B produk a b -d[A]/dt = -d[B]/dt = k[A][B] dx/dt = k(a-x)(b-x) Jika (A) = (B) maka dx/dt = k(a-x)2

    ox dx/(a-x)2 = k 0t dt (1/a-x)-(1/a-0) = kt k = 1/at (x/a-x) k = l mol-1 det-1

    t1/2 = 1/a k; t90 = 1/9a k

  • x/a(a-x)

    t

    k

    Jika [A] = [B]

  • Jika [A] tidak sama dengan [B] Integrasi persamaan laju menghasilkan :

    2,303/a-b log b(a-x)/a(b-x) = k t k = 2,303/t(a-b) log b(a-x)/a(b-x)

    log b(a-x)/a(b-x)

    t

    (a-b)k/2,303

  • CARA MENENTUKAN ORDE REAKSI Dengan mensubstitusikan konsentrasi zat

    yang diperoleh ke dalam persamaan orde reaksi, bila diperoleh harga k yang relatif konstan berarti reaksi berjalan pada orde tersebut

    Dengan membuat grafik hubungan antara konsentrasi yang diperoleh terhadap t. Jika sesuai dengan salah satu grafik, maka reaksi berjalan pada orde tersebut

    - Grafik orde nol : c vs t - Grafik orde-satu : log c vs t - Grafik orde-dua : 1/c vs t

  • Lanjutan

    Dengan cara waktu paruh Secara umum : t1/2 = 1/Cn-1

    Dilakukan 2 percobaan dengan konsentrasi yang berbeda, maka

    (t1/2)1 /(t1/2)2 = [C2 /C1] (n-1)

    log (t1/2)1 /(t1/2)2 = (n-1) log C2 /C1 n = log (t1/2)1 /(t1/2)2 / log C2 /C1 + 1

  • KONDISI PENYIMPANAN Pengaruh suhu : persamaan Arrhenius Pengaruh kelembaban Pengaruh cahaya Teori Tabrakan Teori Keadaan Transisi Pengaruh pelarut Pengaruh kekuatan ion Pengaruh Tetapan Dielektrik Pengaruh katalitis :katalitis asam-basa

    spesifik,katalitis asam-basa umum Pengaruh zona iklim dunia

  • PENGARUH SUHU :PERSAMAAN ARRHENIUS

    k = A. e-E/RT\ log k = log A E/2,303R . 1/T k = tetapan laju reaksi E = energi aktifasi R = tetapan gas T = temperatur Laju reaksi akan naik 2-3 kali untuk setiap

    kenaikan suhu 10oC Dengan menentukan harga k pada berbagai

    suhu dan menggambarkan 1/T vs log k, diperoleh E dari kemiringan garis dan A dari intersep

    Persamaan Arrhenius tidak berlaku bagi reaksi eksplosif, reaksi enzimatis, reaksi peragian

    logk

    1/T

    - E/2,303R

  • PENGARUH KELEMBABAN : HIDROLISIS OBAT DAN USAHA

    PENCEGAHANNYAPenguraian obat : hidrolisis, oksidasi,

    isomerisasi, polimerisasi, dekarboksilasi, absorpsi CO2 dari udara dll

    Hidrolisis: sediaan larutan dalam air Ester:etilasetat; Amida: prokainamida

    hidrolisis molekuler Air+ion garam asam/basa lemah

    hidrolisis ionik Hidrolisis molekuler jauh lebih lambat dp

    hidrolisis ionik dan irreversibel pemutusan molekul obat: benzokain, sulfonilamida

  • LANJUTAN Hidrolisis dikatalisis ion H+ atau ion OH-

    katalisis asam basa spesifik: furosemid, prokain

    Hidrolisis dikatalisis spesies asam basa: katalisis asam basa umum

    Usaha penstabilan:1)menekan harga tetapan laju penguraian dan 2)konsentrasi obat yang akan terurai sampai sekecil mungkin

  • PERLINDUNGAN TERHADAP HIDROLISIS

    Menyesuaikan pH larutan/jenis dapar pada harga dimana tetapan laju reaksinya terkecil

    Metode kompleksasi shg laju reaksi turun

    Menekan kelarutan obat shg konsentrasi obat yang terpapar pada hidrolisis turun: suspensi/dispersi obat yang tidak larut

    Menghilangkan air:dry syrup Solubilisasi miselar dengan surfaktan

  • PENGARUH CAHAYA: OKSIDASI OBAT DAN USAHA

    PENSTABILANNYA Oksidasi: pelepasan suatu elektron dari

    molekul/lepasnya hidrogen(dehidrogenasi)

    Autooksidasi:minyak/lemak tak jenuh Radikal bebas reaksi berantai Oksidasi dalam fase gas:reaksi ledakan Reaksi oksidasi:laju reaksi bergantung

    pada konsentrasi molekul pengoksidasi tetapi tdk bergantung pada konsentrasi oksigen

  • PERLINDUNGAN TERHADAP OKSIDASI

    Thd lemak/minyak:1)hidrogenasi hasil reaksi 2)ganti udara dalam wadah dgn gas inert 3)penambahan antioksidan

    Thd obat2 yang mudah teroksidasi spt vit C, epinefrin: 1)mengganti udara dengan gas inert 2)larutan pada pH sesuai 3)pelarut bebas logam 4)antioksidan 5)menghindari cahaya 6)menyimpan pada suhu rendah

  • TEORI TABRAKAN Temperatur mempengaruhi reaksi uni/bi molekular Keadaan hipotetik : molekul bergerak pada arah dan

    kecepatan sama, jika menyimpang maka akan menabrak molekul lain sehingga molekul berhenti bergerak pada arah yang berlawanan, terjadi tabrakan berantai, sehingga akibatnya molekul bergerak acak

    Hanya sedikit fraksi molekul yang bergerak dengan kecepatan awal yang sama dari sistem yg teratur

    Untuk sejumlah tertentu molekul pd temperatur tertentu dan total energi tertentu distribusi kecepatan molekul bervariasi dari nol ke atas

    Energi kinetik sebanding dengan kecepatan molekul kuadrat, maka distribusi kecepatan molekul sebanding dengan distribusi energi molekul dan fraksi molekul yang mempunyai energi kinetik dinyatakan dalam hukum distribusi Nerntz :

    fi = Ni/Nt = e-Ei/RT

  • TEORI TABRAKAN TENTANG LAJU REAKSI : tabrakan antar molekul harus terjadi agar terjadi reaksi bagi molekul yang mempunyai energi tertentu. Jadi laju reaksi sebanding dgn jumlah mol reaktan yang mempunyai energi yg cukup utk berreaksi :

    Laju = P Z NiZ = jumlah tabrakan per detik per cm3P = faktor probability sterik untuk

    tabrakan yang menghasilkan reaksiSubstitusi : Rate = (PZ e-Ei/RT ) NtRate = k [konsentrasi]k = (PZ e-Ei/RT) Persamaan Arrhenius :k = A e-Ei/RTA = P Z ; Ea = Ei

  • (A)(B)*-B)---(A

    Prinsip : Terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul reaktan normal dan kompleks teraktivasinya.

    Penguraian dari kompleks teraktivasinya akan menghasilkan suatu produk.

    A + B (A----B)* PMolekul reaktan Kompleks teraktivasi Produk normal

    Laju pembentukan produk :

    Laju = v(A----B)* (1)v merupakan frekuensi perubahan kompleks teraktivasi menjadi produk

    Kesetimbangan antara reaktan dan komples teraktivasi :

    K* =

    Teori keadaan transisi

  • Sehingga :

    (A----B)* = K*(A)(B) (2)

    dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :

    Laju = (vK*)(A)(B) (3)

    Karena reaksi berjalan dengan orde dua maka :

    Laju = k(A)(B) (4)

    Berdasarkan persamaan (3) dan (4) maka didapat :

    k = vK* (5)

  • Hukum TermodinamikaGo = -RT ln Katau K = e -Go/RT (6) K* = e -G * /RT

    dan Go = Ho - T So (7)

    Dimana : Go adalah energi bebas standar Ho adalah entalpi standar So adalah entropi standar)

    dengan mengganti K dengan K* dan melakukan substitusi terhadap persamaan (5), diperoleh :

    k = ve -G*/RT (8) kemudian berdasarkan hasil substitusi dengan persamaan (7) diperoleh :

    k = ve (-H*+ T So) /RT k = (ve S*/R) e-H*/RT

  • Berdasarkan Hukum Arrhenius

    A = ve S*/R (9)

    Dan energi aktivasi Arrhenius dihubungkan dengan entalpi aktivasi keadaan transisi :

    Ea = H* = E* + P V*

    Dimana umumnya V* = 0; sehingga

    Ea = E*

    Pada dasarnya, teori keadaan transisi memberi pengaruh temperatur terhadap laju reaksi dengan persamaan umum :

    k = (ve S*/R) e-E*/RT (10)

  • Menurut Eyring : besaran v dapat dianggap memberikan pendekatan yang baik sebagai faktor umum untuk reaksi, hanya bergantung pada temperatur dan dapat ditulis :

    v = NhRT

    dimana R adalah konstanta molar gas, T adalah temperatur, N adalah bilangan Avogadro, dan h adalah konstanta Planck. Sehingga faktor mempunyai

    harga sekitar 1012 -1013 detik-1. Pada reaksi gas unimolekuler dimana S* = 0 maka e S*/R = 1. Sehingga :

    (11)

    NhRT

    NhRT

    e S*/R e -E*/RT

    k = 1013 e-Ea/RT

    k = R = 8,314x107erg/mol.der

    R = 1,987 cal/mol.der

    N = 6,023x1023 molekul/mol

    h = 6,62x10-27erg.detik/molekul

  • k = 1013 e-Ea/RT

    Jika laju menyimpang dari harga ini, dapatlah dianggap sebagai akibat faktor e S*/R

    Jika S* positif maka laju reaksi akan lebih besar dari biasanyaJika S* negatif maka laju reaksi akan lebih lambat dari biasanya

    Hubungan teori tabrakan dengan keadaan transisi :[persamaan (9) dan (11) dan A = PZ PZ = Nh

    RTe S*/R

    Z = jumlah tabrakan, diidentifikasikan dengan RT/Nh, maka

    P = e S*/R

  • PENGARUH PELARUT Reaksi nonelektrolit berhubungan dengan: 1. Tekanan dalam relatif 2. parameter kelarutan dari pelarut dan zat pelarut Larutan biasanya bersifat non-ideal jadi harus

    dikoreksi dengan memasukkan koefisien aktivita Reaksi bimolekular : A + B (AB)* Produk Konstanta kesetimbangan termodinamik ditulis

    dalam bentuk aktifita sebagai: K* = a* = C* * aAaB CACB AB dimana, a* = aktivita jenis dalam keadaan

    transisi aA dan aB = aktivita reaktan dalam keadaan normal

  • Laju = RT C* = RT K* CACB ABNh Nh *

    dan

    k = Laju = RT K* AB CACB Nh *

    Log k = log ko + log A + logB log*

  • atau k = k0 AB * dimana, k0 adalah konstanta laju dalam suatu larutan encer

    tidak terhingga, yaitu yang bersifat ideal. Koefisien aktifita () dapat menghubungkan sifat dari zat

    terlarut dalam larutan dengan mempertimbangkan zat terlarut dalam larutan encer tidak terhingga.

    Jika larutannya ideal, koefisien aktifita = 1 dan k0 = k

  • 2 koefisien aktivita suatu zat terlarut nonelektrolit polar yang

    tidak terlalu polar dalam suatu larutan encer log 2 = V2 ( 1 2 )2 2,303RT dimana, V2 = volume molar zat terlarut 1 dan 2 = parameter kelarutan untuk pelarut dan zat

    terlarut

    Log k = log ko + logA + log B - log *

  • log k = log k0 + VA (1 A)2

    2,303RT + VB (1 B)2

    2,303RT - V* (1 *)2

    2,303RT

    dimana, VA, VB dan V* dan A, B dan *volume molar dan parameter kelarutan reaktan A, B dan kompeks teraktivasi (AB)*

    Besaran 1 adalah parameter kelarutan pelarut

    Jadi, laju tergantung dari volume molar dan parameter kelarutan dari pelarut

  • Log k = log k0 + V (A + B - *)

    2,303RT1.Jika tekanan dalam atau polaritas produk sama dengan

    pelarutnya, maka * 02.Jika tekanan dalam reaktan tidak sama dengan pelarutnya,

    maka A dan B > 0, sehingga laju reaksi akan besar dalam pelarut dibandingkan laju dalam larutan ideal.

    Jika sebaliknya: Polaritas reaktan sama dengan pelarut, sehingga A dan

    B 0, sedangkan produk tidak sama dengan pelarut, yaitu * > 0, maka (A + B - *) akan mempunyai harga negatif yang cukup besar dan laju reaksi menjadi lebih kecil dalam pelarut ini.

  • Kesimpulan:1. Pelarut polar, yaitu yang mempunyai

    tekanan dalam yang tinggi, cenderung menghasilkan reaksi yang dipercepat membentuk produk yang mempunyai tekanan dalam yag lebih tinggi daripada reaktan.

    2. Jika sebaliknya produk kurang polar daripada reaktan, produk akan dipercepat oleh pelarut dengan polaritas rendah atau tekanan dalam rendah, dan diperlambat oleh pelarut yang tekanan dalamnya tinggi.

  • PENGARUH KEKUATAN IONReaksi antar ion :AZA + BZB (A.B)*(ZA+ZB) produkPersamaan Debye-Huckel : log i = - 0,51 zi2

    Ket : A dan B = reaktan

    Z = muatani = koefisien aktivita ( 0,01 M, 25C )

    = kekuatan ion

  • maka dapat ditulis : log A + B - AB*

    = - 0,51 zA2 - 0,51 zB2 + 0,51 (zA + zB)2

    = - 0,51 {zA2 + zB2 (zA2 + 2zAzB + zB2)}

    = 0,51 . 2 zAzB = 1,02 zAzB

    substitusi ke persamaan :log k = log k0 + log A + B - AB* maka ; log k = log k0 + 1,02 zAzB

  • pengecualian :1. jika salah satu reaktan netral (dalam larutan

    encer), maka zAzB = 0log k = log k0

    1. jika molekul yang bereaksi tidak bermuatan (pelarut dengan tertentu), makalog k = log k0 + bket ; b = tetapan yang diperoleh dari percobaan

  • PENGARUH TETAPAN DIELEKTRIK

    Efek konstanta dielektrik terhadap konstanta laju reaksi ionic yang diektrapolasikan sampai pengenceran tidak terbatas, yang pengaruh kekuatan ionnya adalah nol, sering menjadi informasi yang diperlukan dalam pengembangan obat baru. Salah satu persamaan yang menentukan efek ini adalah :

  • PENGARUH TETAPAN DIELEKTRIK

    Ln k = ln k = ~ - NZ AZ B e 2 1 RTr

    Dimana : k = konstanta laju reaksi dalam medium

    dengan konstanta dielektrik tidak terbatas N = bilangan avogadro ZAZB = muatan kedua ion e = satuan muatan listrik r= jarak antarion dalam kompleks teraktivasi

  • LANJUTAN

    Untuk reaksi antarion dengan muatan berlawanan , kenaikan konstanta dielektrik dari pelarut mengakibatkan penurunan konstanta laju reaksi. Sedangkan untuk ion-ion dengan muatan yang sama terjadi sebaliknya , kenaikan konstanta dielektrik mengakibatkan kenaikan laju reaksi

  • PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

    Laju reaksi sering dipengaruhi oleh adanya katalis Contoh : Hidrolisis sukrosa dalam air Suhu kamar lama (bisa beberapa bulan) Namun jika hidrolisis dilakukan dalam suasana

    asam (penaikkan konsentrasi ion hidrogen), reaksi akan berlangsung lebih cepat

    - Katalis : suatu zat yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi tanpa ikut berubah secara kimia pada akhir reaksi

    Katalis positip : mempercepat reaksiKatalis negatip : memperlambat reaksi

  • Mekanisme Kerja Katalis Katalis bergabung dengan substrat dan membentuk suatu zat

    antara [senyawa kompleks] Katalis + produk Jadi katalis menurunkan energi aktifasi dengan mengubah

    mekanisme proses dan kecepatannya bertambah Katalis juga dapat bekerja dg menghasilkan radikal bebas spt

    CH3, yang akan mengadakan reaksi rantai yang cepat Reaksi Rantai : proses serangkaian reaksi yang melibatkan

    atom bebas atau radikal sebagai zat antara Tahapan reaksi rantai :- tahap pendahuluan, berakhir dengan -

    pemutusan rantai atau tahap terminasi Katalis negatif / inhibitor berperan sebagai pemutus rantai

  • Katalis homogen : katalis dan pereaksi bekerja pada satu fase yang sama (gas atau cair, katalis asam basa : fase cair - homogen)

    Katalis heterogen : katalis dan pereaksi membentuk fase terpisah dalam campuran

    Katalis serbuk padat/ Katalis lapisan pada dinding wadah : platinaprosesnya disebut katalisis kontak: pereaksi teradsorpsi pada peermukaan kasar katalis yang dikenal sbg pusat aktif adsorpsi ini berakibat melemahnya ikatan molekul, menurunkan energi aktifasi. Molekul teraktifasi kemudian dapat berreaksi dan hasil reaksi melepaskan diri dari permukaan katalis

  • Katalis Asam Basa Spesifik

    Contoh : hidrolisis esrer dan inversi gula Ostwald&Arrhenius : kemampuan

    mengkatalisis dari katalis asam adalah karena kekuatan asam tsb atau konsentrasi hidrogennya

    Katalis basa : konsentrasi ion OH-

  • Hidrolisis Ester

    Dilakukan pada larutan asam yang cukup kuat : ion hidrogen adalah katalis efektif, ion hidroksil tidak memperlihatkan aktifitas bermakna

    Laju reaksi ; v = kH+ [H+] [S] kH+ : tetapan laju reaksi yang dikatalisis ion

    hidrogen. Orde keseluruhan reaksi terhadap konsentrasi

    = 2, tetapi terhadap waktu = 1, karena konsentrasi ion hidrogen tetap.

    Laju reaksi orde satu : v = kobs [S] kobs = kH+ [H+]

  • Utk reaksi yang dikatalisis ion hidroksil : kobs = kOH- [OH-]

    Jika reaksi dikatalisis ion ion hidrogen dan ion hidroksil serempak dan reaksi berlangsung spontan tanpa katalis, laju reaksi adalah : v = ko [S] + kH+ [H+] [S] + kOH- [OH-][S]

    k = v / [S] Maka k (tetapan laju orde 1) :

    k = ko + kH+ [H+] + kOH- [OH-] ko = tetapan laju reaksi spontan tanpa katalis kH+ dan kOH- tetapan laju teaksi yang masing2

    dikatalis oleh H+ dan OH- kW =[H+][OH-] k = ko + kH+ [H+] + kOH- Kw/[H+] k = ko + kH+ Kw/[0H-] + kOH- [0H-]

  • Reaksi hanya dikatalisis oleh asam (ion hidrogen) : kobs = k H+ [H+]

    log kobs = log [H+] + log k H+ log kobs = -(-log [H+]) + log k H+ log kobs = - pH + log k H+ y x intersep

    Sehingga kurva log kobs terhadap pH larutan memberikan garis lurus dengan kemiringan -1

    Katalisis Asam Basa Spesifik

  • Lihat garis a pada kurva Skrabal. Kurva yang paling umum adalah a yang memperlihatkan daerah kurva yang dikatalisis ion hidrogen (seb kiri) dan ion hidroksil (seb kanan) dan dipisahkan oleh daerah mendatar, dimana jumlah katalis tidak nermakna dibandingkan dengan reaksi spontan

    Untuk reaksi dengan KATALISIS ION HIDROKSIL SPESIFIK pada kurva sebelah kanan, kemiringannya adalah +1 dan kecepatan pada daerah tengah adalah ko[S], sehingga ko yaitu tetapan laju reaksi spontan tanpa katalis dapat ditentukan langsung dari laju pada daerah ini (biasanya lambat)

    Pada pH tertentu log kobs akan mempunyai harga paling kecil dan pada pH ini kestabilan obat adalah yang paling baik

    SKRABAL

  • Jika ko cukup kecil dibanding kH+ atau kOH-, maka bagian datar dari kurva tidak ada, kedua garis akan berpotongan dengan tajam (b).

    Jiksa reaksi berjalan spontan, diperoleh kurva c, sedang bila tidak spontan diperoleh kurva d

    Jika kOH- sangat kecil diperoleh kurva e dan f

  • Skrabal

    Menggambarkan log k terhadap pH larutan

    ac

    b

    d e

    f

  • Katalisis Asam Basa Umum

    Larutan dapar digunakan untuk mempertahankan larutan pada pH tertentu

    Reaksi katalisis terjadi karena salah satu komponen dapar yang dapat mempengaruhi laju reaksi, reaksi ini disebut KATALISIS ASAM BASA UMUM yang bergantung pada komponen katalitik asam atau basa

  • Profil laju-pH reaksi yang dipengaruhi katalisis asam basa umum memperlihatkan penyimpangan dari profil katalisis asam basa spesifik.

    Contoh hidrolisis streptozosin, laju reaksi dalam dapar fosfat > Laju reaksi dalam katalisis basa spesifik, karena adanya katalisis oleh anion fosfat. Kemirimgan garis profil laju-pH +1.

  • Kekuatan ion atau perbedaan pKa substrat dapat juga memperlihatkan penyimpangan profil laju-pH.

    Pembuktian katalisis Asam Basa Umum dibuktikan dengan : Menentukan laju degradasi obat dalam suatu rangkaian dapar dengan pH sama (perbandingan asam dengan basa tetap), yang dibuat dengan konsentrasi komponen dapar yang menaik

  • Tetapan Laju Orde Satu Keseluruhan :

    k = ko + ki ci ko = tetapan laju spesifik dalam air

    ci = konsentrasi katalitik Iki = koefisien katalitik

    Dalam reaksi yang hanya terjadi katalisis asam basa spesifik saja, persamaaan menjadi :

    k = ko + kH+ [H+] + kOH- [OH-]

  • CONTOH SOAL

    Suatu sampel glukosa terurai pada 140 oC dalam larutan yang mengandung 0,030 M HCl. Konstanta laju reaksi k = 0,0080 jam-1

    Jika konstanta laju reaksi spontan ko=0,0010, hitung koefisien katalitik kH . Katalisis yang disebabkan ion hidroksil dalam larutan asam ini dapat diabaikan.

    K = ko + kH[H+] + kOH [OH-]

  • KONDISI IKLIM DUNIA

    Zona Iklim Tempat Suhu rata2 tahunan

    Kelembaban udara

    Kondisi Penyimpanan

    I. Temperate climate/Sedang

    Eropa Utara, Kanada, Inggris,Rusia

    < atau = 15oC

    Tanpa batas

    21oC/45%RH

    II.Mediteranean dan subtropik

    Eropa Selatan, Jepang. Amerika Serikat

    15-22oC Tanpa batas

    25oC/60%RH

    III.Panas dan kering

    Sahara,Arab Saudi, Australia

    >22oC 22oC < atau = 60%

    30oC/70%RH

  • ANALISIS KESTABILAN YANG DIPERCEPAT

    Nilai tetapan laju dinaikkan dengan menaikan suhu, plot c vs waktu

    Plot log k vs 1/T, ekstrapolasi garis pada suhu ruang

    Harga k25o digunakan untuk memperoleh kestabilan obat pada suhu penyimpanan biasa

  • PENGURAIAN OBAT PADA SUHU YANG DINAIKKAN

    40O

    50O

    60O70O

    KONSENTRASI

    WAKTU

  • KURVA ARRHENIUS UNTUK MEMPERKIRAKAN KESTABILAN OBAT PADA SUHU KAMAR

    LOG K

    1/T X 1062900 3100 3300

    70oC

    60oC

    50oC

    40oC

    30oC25oC

    20oC

    3500

  • SOAL 1 Obat aspirin dalam sediaan cair mengandung

    325 mg/5 ml atau 6.5 g100 ml KELARUTAN ASPIRIN PD 25Oc 0.33 g/100 ML.

    pH 6 Laju reaksi dlm lar orde 1, k = 4.5 x 10 6 detik-1 Hitung k orde 0, t90 ko = k [aspirin dlm lar] Ko = 1.485 x 10 6 g/100 ml.detik-1 [A] = [Ao] kot 0.9[Ao] = [Ao] kot90 kot90 = 0,1[Ao] t90 = 0,1[Ao] / ko = 4.3 x 105 detik = ..hari

  • SOAL 2K1 orde 1= 2x10-7 det-1, ampisilin pada 35oC

    dan pH 5,8. Solubility ampisin 1,1g/100 ml.

    Dibuat suspensi mengandung 125 mg ampisilin/5 ml, atau 2,5 g/100 ml.

    a) ko=k [ampisilin]b) Waktu t90 (shelf life)pada 35oCc) Formulasi larutan, shelf life ?

  • Soal 3

    Penguraian katalitis orde 1 dari H2O2 dpt diikuti dengan mengukur volume oksigen yang dibebaskan. Konsentrasi H2O2 yang masih ada setelah 65 menit adalah 9,60 ml . Konsentrasi awal 57,90 ml. a) Hitung k b) Berapa H2O2 yang tinggal setelah 25 menit

    k = 2,303/t. log a / a-x

  • Soal 4

    Larutan obat mengandung 500 unit ketika dibuat. Setelah 40 hari, dilakukan analisis kadar ternyata konsentrasinya tinggal 300 unit. Bila reaksi penguraian berjalan pada orde 1, berapa lama obat akan terurai sampai konsentrasi tinggal setengah dari konsentrasi awal ?

    k = 2,303/t log a / a-x

  • Soal 5 Penyabunan etil asetat pada 25oC Etilasetat + NaOH Naasetat + alkohol Konsentrasi awal dari etil asetat dan NaOH

    sama2 0,01000 M. Perubahan konsentrasi alkali (x) setelah 20 menit adalah 0,000566 mol/liter. Hitung a) konstanta laju reaksi b) waktu paruh reaksi

    k = 1/at . [x/a-x] t1/2 = 1/ak

  • Soal 6 AB mengikuti orde 1. Uji kestabilan dipercepat pada

    50oC, 60oC dan 70oC, hitung t90, t1/2, E, A

    Waktu (jam) Konsentrasi pd 50oC

    Konsentr. Pd 60oC

    Konsent. Pd 70oC

    0 0,5 M -0,3010 0,5M 0,5M

    10 0,49 -0,3098 0,48 0,45

    30 0,47 -0,3279 0,46 0,43

    60 0,43 -0,3665 0,42 0,38

    90 0,40 -0,3979 0,37 0,30

    120 0,35 --0,4559 0,32 0,25

    STABILITAS OBAT KULIAH PILIHAN S1ACUAN YANG DIGUNAKANSTABILITAS KIMIA: MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN KIMIAWI DAN POTENSI ZAT AKTIF YANG TERTERA PADA ETIKET DALAM BATASAN SPESIFIKASIZERO-ORDER REACTION: loss in color of a product, suspensionFIRST-ORDER REACTIONSlide 6Slide 7SECOND-ORDER REACTIONSlide 9Jika [A] tidak sama dengan [B]CARA MENENTUKAN ORDE REAKSILanjutanKONDISI PENYIMPANANPENGARUH SUHU : PERSAMAAN ARRHENIUSPENGARUH KELEMBABAN : HIDROLISIS OBAT DAN USAHA PENCEGAHANNYALANJUTANPERLINDUNGAN TERHADAP HIDROLISISPENGARUH CAHAYA: OKSIDASI OBAT DAN USAHA PENSTABILANNYAPERLINDUNGAN TERHADAP OKSIDASITEORI TABRAKANSlide 21Slide 22Slide 23Slide 24Slide 25Slide 26Slide 27PENGARUH PELARUTSlide 29Slide 30Slide 31Slide 32Slide 33Slide 34PENGARUH KEKUATAN IONSlide 36Slide 37PENGARUH TETAPAN DIELEKTRIKSlide 39Slide 40PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJUMekanisme Kerja KatalisSlide 43Katalis Asam Basa SpesifikHidrolisis EsterSlide 46Slide 47Slide 48Slide 49SkrabalKatalisis Asam Basa UmumSlide 52Slide 53Slide 54CONTOH SOALKONDISI IKLIM DUNIAANALISIS KESTABILAN YANG DIPERCEPATPENGURAIAN OBAT PADA SUHU YANG DINAIKKANKURVA ARRHENIUS UNTUK MEMPERKIRAKAN KESTABILAN OBAT PADA SUHU KAMARSOAL 1SOAL 2Soal 3Soal 4Soal 5Soal 6