SOSIOLOGI 2.pdf

6
43 MAKNA SIMBOL KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PERKAWINAN ADAT SUKU KULISUSU DI KAB. BUTON UTARA Marsia Sumule Genggong Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Haluoleo e-mail: [email protected] Abstact In the traditional marriage rituals Kulisusu in North Buton through various stages in which these stages have meaning and use of symbols. These stages namely Lumanci (peek), komouni (deliver), nowawa katangka (bring the proposal). While the stage when it will solemnize the marriage Lumako mo'ia (go live), mebaho peronga (shared bath), metanda (mark on the forehead), meato (escort the bride). Stages of traditional marriage rituals Kulisusu society is to date still held. Keywords: Indigenous Kulisusu, symbols, rituals Abstrak Dalam ritual perkawinan adat masyarakat Kulisusu di Kabupaten Buton Utara melalui berbagai tahapan dimana dalam tahapan-tahapan tersebut memiliki makna dan menggunakan simbol- simbol .Tahapan-tahapan tersebut yakni Lumanci (mengintip), komouni (menyampaikan),nowawa katangka (membawa pinangan). Sedangkan tahapan ketika akan melangsungkan upacara perkawi- nan yakni Lumako mo’ia (pergi tinggal),mebaho peronga (mandi bersama), metanda (memberi tanda di dahi), meato (mengantar pengantin ). Tahapan ritual perkawinan adat masyarakat Kulisusu ini sampai saat ini tetap dilaksanakan. Kata kunci : Adat Kulisusu, simbol, ritual TOPIK UTAMA Pendahuluan Setiap unsur suatu kebudayaan juga disebut simbol, dan ada suatu di antara banyak unsur kebudayaan yang berfungsi sebagai pusat untuk mengintegrasikan unsur yakni unsur upacara symbol dimaksud adalah dapat berupa: benda,peristiwa,tingkah laku dan upacara-upacara(Geertz dalam tarimana,1993:36) Perkawinan dipandang dari sudut ke- budayaan merupakan pengatur kelakuan manu- sia yang bersangkut paut dengan kehidupan seks dalam masyarakat bahwa seorang laki- laki tidak dapat berhubungan intim dengan sembarang wanita tetapi hanya satu wanita yakni istrinya dalam bermasyarakat. Selain sebagai pengatur kelakuan seks perkawinanan mempunyai fungsi lain dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan. Pendapat di atas mengidentifikasikan bahwa dalam upacara perkawinan mengandung makna simbolik yang mementingkan pendukung-pendukung suatu kebudayaan. Hampir setiap suku bangsa dengan berbagai jenis upacara adat yang Pelaksanana upacara adat itu sudah mengalami berbagai pergeseran tetapi makna yang dikaandung tetap sama. Suku Kulisusu merupakan salah satu sub etnik yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdiam di daerah Kabupaten Buton tetapi bagian dari pemerintahan Kabupaten Muna kemudian mekar menjadi salah satu wilayah administrasi pemerintah dengan nama Kabupaten Buton Utara ( BUTUR). Suku Kulisusu sampai saat ini masih mempertahankan adat istiadatnya termasuk adat istiadat dalam perkawinan .Perkawinan pada suku Kulisusu memiliki tahapan tertentu yang harus dilalui dalam setiap tahapan ter- dapat makna simbolik Salah satu perilaku yang menarik dan unik dalam system perkawinan suku Kulisusu adalah kebiasaan atau adat yang mengharuskan seseorang calon mempelai laki-

Transcript of SOSIOLOGI 2.pdf

Page 1: SOSIOLOGI 2.pdf

43

MAKNA SIMBOL KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PERKAWINAN ADATSUKU KULISUSU DI KAB. BUTON UTARA

Marsia Sumule Genggong

Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Haluoleo

e-mail: [email protected]

AbstactIn the traditional marriage rituals Kulisusu in North Buton through various stages in which thesestages have meaning and use of symbols. These stages namely Lumanci (peek), komouni (deliver),nowawa katangka (bring the proposal). While the stage when it will solemnize the marriageLumako mo'ia (go live), mebaho peronga (shared bath), metanda (mark on the forehead), meato(escort the bride). Stages of traditional marriage rituals Kulisusu society is to date still held.

Keywords: Indigenous Kulisusu, symbols, rituals

AbstrakDalam ritual perkawinan adat masyarakat Kulisusu di Kabupaten Buton Utara melalui berbagaitahapan dimana dalam tahapan-tahapan tersebut memiliki makna dan menggunakan simbol-simbol .Tahapan-tahapan tersebut yakni Lumanci (mengintip), komouni (menyampaikan),nowawakatangka (membawa pinangan). Sedangkan tahapan ketika akan melangsungkan upacara perkawi-nan yakni Lumako mo’ia (pergi tinggal),mebaho peronga (mandi bersama), metanda (memberitanda di dahi), meato (mengantar pengantin ). Tahapan ritual perkawinan adat masyarakatKulisusu ini sampai saat ini tetap dilaksanakan.

Kata kunci : Adat Kulisusu, simbol, ritual

TOPIK UTAMA

PendahuluanSetiap unsur suatu kebudayaan juga

disebut simbol, dan ada suatu di antara banyakunsur kebudayaan yang berfungsi sebagaipusat untuk mengintegrasikan unsur yakniunsur upacara symbol dimaksud adalah dapatberupa: benda,peristiwa,tingkah laku danupacara-upacara(Geertz dalamtarimana,1993:36)

Perkawinan dipandang dari sudut ke-budayaan merupakan pengatur kelakuan manu-sia yang bersangkut paut dengan kehidupanseks dalam masyarakat bahwa seorang laki-laki tidak dapat berhubungan intim dengansembarang wanita tetapi hanya satu wanitayakni istrinya dalam bermasyarakat. Selainsebagai pengatur kelakuan seks perkawinananmempunyai fungsi lain dalam kehidupanmasyarakat dan kebudayaan.

Pendapat di atas mengidentifikasikanbahwa dalam upacara perkawinanmengandung makna simbolik yang

mementingkan pendukung-pendukung suatukebudayaan. Hampir setiap suku bangsadengan berbagai jenis upacara adat yangPelaksanana upacara adat itu sudah mengalamiberbagai pergeseran tetapi makna yangdikaandung tetap sama.

Suku Kulisusu merupakan salah satusub etnik yang ada di Provinsi SulawesiTenggara. Berdiam di daerah Kabupaten Butontetapi bagian dari pemerintahan KabupatenMuna kemudian mekar menjadi salah satuwilayah administrasi pemerintah dengan namaKabupaten Buton Utara ( BUTUR).

Suku Kulisusu sampai saat ini masihmempertahankan adat istiadatnya termasukadat istiadat dalam perkawinan .Perkawinanpada suku Kulisusu memiliki tahapan tertentuyang harus dilalui dalam setiap tahapan ter-dapat makna simbolik Salah satu perilaku yangmenarik dan unik dalam system perkawinansuku Kulisusu adalah kebiasaan atau adat yangmengharuskan seseorang calon mempelai laki-

Page 2: SOSIOLOGI 2.pdf

44 44

laki untuk duduk semalaman ( mompapoi:a)dirumah calon mempelai wanita sebelumdilaksanakanya upacara perkawinan padakeesokan harinya.

Sementara sahnya perkawinan menurutadat perkawinan masyarakat kulisusu disamping harus memenuhi ketentuan yang telahditetapkan dalam adat termasuk maharperkawinan, juga harus berdasarkan hukumdalam agama Islam, karena aturan agamamerupakan aturan yang paling hakiki yangharus dilaksanakan.

Kondisi inilah yang menjadi dasaruntuk mengkaji makna-makna yang terkan-dung dalam simbol ritual perkawinan adatmasyarakat Kulisusu. Pengumpulan data dalampenelitian ini yakni dengan melakukan Studikepustakaan ( library research), Wawancara(interview) dan Pengamatan ( observasi),pengamatan ini dimaksudkan untuk melihatsecara langsung obyek penelitian terhadapaktivitas masyarakat yang sedang melakukanritual perkawinan adat kulisusu. Data yang dikumpulkan baik data primer maupun datasekunder yang diperoleh dari hasil penelitiankemudian dirangkum dan dianalisis denganmenggunakan analisis deskriptif kualitatif,yaitu data yang diperoleh dijelaskan secaraterperinci.Hasil dan Pembahasan

Nikah/kawin dalam bahasa daerahKulisusu disebut “kawi;a”.bagi suku Kulisusumasa remaja seorang anak secara biologisditandai dengan apa yang disebut anantamabagi anak laki-laki yang telah memiliki dasar-dasar kemampuan jasmani berupa ketangkasandan randaa bagi anak perempuan ditandaidengan telah mengalami masa haid dan telahmemiliki kemampuan membantu ataumengurus rumah tangga.

Suku Kulisusu mengenal dua bentukperkawinan yakni perkawinan normal atauideal dan perkawinan tidak normal yaknidalam hal ini kawin lari. Namun yang dibahasdalam artikel ini adalah bentuk perkawinannormal. ada Beberapa tahapan Perkawinannormal suku kulisusu sebagai berikut:1. Lumanci ( mengintip)

Tahap lumanci adalah tahapan awal

yang harus dilalui dalam proses sistemperkawinan adat budaya suku kulisusu. Tahapawal ini dimulai jika ada orang tua ataukeluarga yang bermaksud ingin menikahkananak laki-lakinya dengan anak gadis tertentu.Hal pertama yang dilakukan oleh pihak darikeluarga laki-laki yaitu mencari informasimengenai keberadaan orang tua atau keluargadari pihak perempuan yang dituju denganmengutus calon atau anggota keluarga untukmelihat secara diam-diam keberdaan orang tuaatau keluarga si gadis.2. Kumouni ( menyampaikan )

Hasil dari lumanci (mengintip) yangdilakukan secara diam-diam itu, setelah infor-masinya dirasa sudah cukup, maka pihakkeluarga laki-laki kemudian mengutus dalambeberapa orang kerabat untuk mengunjungirumah orang tua si gadis, utusan itu kemudianakan berbicara dengan orang tua perempuandengan menggunakan bahasa-bahasa kiasan3. Mowawa Katangka ( Membawa Pinangan)

Setelah tahapan kumouni dilaksanakanmaka tahap selanjutnya adalah mowawakatangka atau membawa pinangan. Benda-benda yang dibawah dalam acara pinangan ituseperti cincin, sarung, pakaian perempuan darikaki sampai kepala dan alat-alat kecantikanserta uang secukupnya. Makna dari benda-benda ini adalah cincin sebagai bukti bahwa sigadis sudah ada yang miliki,sedangkan danalat-alat kecantikan bermakna bahwa silaki-laki yang meminang secara perlahan-lahanakan belajar untuk memberi nafkah kepadasigadis yang dilamar dan kelak akan menjadiistrinya. Sedangkan uang tadi yang seadanyaini bermakna apa bila dalam benda-benda yangdisiapkan untuk peminangan dinilai masihkurang maka uang tersebur sebagai gantinya.Ritual Upacara Perkawinan Adat SukuKulisusu

Mengawali penyelenggaraan perayaanatau ritual upacara perkawinan makakesibukan atau tahapan pertama adalah menga-dakan acara adat haroa. Acara adat haroa iniadalah acara pembacaan do’a kehadirat AllahSWT. Sebelum haroa dilaksanakan di sorehari, Pra haroa yang terdiri atas dua bagianyakni monahu dan moungka. Monahu adalah

MAKNA SIMBOL KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PERKAWINAN ADATSUKU KULISUSU DI KAB. BUTON UTARA

Acta diurnA │Vol 8 No . 2 │2012

Page 3: SOSIOLOGI 2.pdf

45 z

pekerjaan memasak untuk keperluanupacara,dalam hal ini adalah untuk kebutuhanharoa. Selanjutnya moungke,.memiliki maknayakni mengundang sejumlah orang yang telahdi tentukan untuk menghadiri pelaksanaansuatu upacara adat perkawinan. Pihak yangdiundang biasanya dengan memperhatikangolongan yakni lebe (imam,moji,umunyapegawai mesjid), miamocu’a (orang-orangyang telah di tuakan di dalam masyarakat),paratokoh agama,tokohadat,penghulu,pemerintah,keluarga ataukerabat dan tetangga.1. Lumako mo’ia (pergi tinggal)

Maksud dari kata pergi tinggal ini ada-lah pengantin laki-laki yang akan tinggal dirumah pengantin perempuan ini berlaku untukpihak laki-laki sementara untuk pihak per-empuan di istilahkan dengan kata lumeu mo’iayang artinya untuk tinggal. Dan jika laki-lakisebagai calon pengantin sudah berada danduduk di rumah pihak perempuan maka katalumako mo’ia iniakan berganti arti yaitu’anakyang nikah akan tinggal. Setelah calonpeengantin laki-laki tiba dirumah calonpengantin perempuan maka dia akan dudukbersila di atas tikar berlapiskan kain putih.

Tempat duduk calon pengantinlaki-laki disebut dengan totorokano‘ana.Totorokano ‘ana ini dibentangkanmengarah atau berhadapan langsung dengankamar calon penganin perempuan. Di atastikar tersebut itulah calon pengantin laki-lakiduduk bersila dari malam sejak dia memasukirumah calon pengantin wanita sampai padasiang harinya. Selama calon pengantin laki-laki duduk dia tetap ditemani atau di dampingioleh seorang tokoh adat.

Dihadapan calon pengantin laki-lakidimana dia duduk, dinyalakan lampu kecilyang disebut dengan badamara yang berbahanbakar minyak kelapa bersama dengan tempatsirih pinang yang disebut dengan pempanganadan tempat rokok. Lampu padamara yangdinyalakan ini tidak boleh padam hingga padapagi hari.

Minyak kelapa yang digunakan padalampu kecil,menurut ritual adat di daerah ini

bahwa sebelum adanya peralatan medismoderen seperti sekarang ini,kelapa dianggapsebagai teman manusia dimana pada saat lahirari-ari yang di potong dibungkuskan sabutkelapa secarah utuh yang disebut towuni.. Inimengandung makna bahwa kita tidak bolehbersikap mengganggu,tetapi harus ulet danterampil mempertahankan kehidupan.

Dipihak calon pengantin perempuan,juga berlaku hal yang sama dimana calonpengantin perempuan juga duduk bersila diatas tikar dengan peralatan yang sama danyang ada di hadapan calon pengantin laki-laki.Perbedaanya adalah,calon pengantinperempuan duduk di dalam kamar sedangkancalon pengantin laki-laki duduknya di luarkamar. Makna dari calon pengantin perempuanduduk bersila dikamarnya adalah bahwa diaakan menunggu dan siap dijemput oleh calonsuaminya.

Adapun makna duduk bersila secaraberhadapan selama semalam itu adalah untukmenguji kesabaran, ketaqwaan, keimanan,dan keuletan kedua calon pengantin. Ujian inidimaksudkan agar dalam menjalanikehidupan mereka kelak, akan memilikikesabaran,ketaqwan, keimanan,serta keuletanyang cukup dalam menghadapi berbagaitantangan dalam kehidupan.

Duduk bersila sampai siang dengankeris dipegang calon pengantin laki-lakibermakna bahwa dia siap menghadapi segalakemungkinan atau bahaya dan siap untukmembela calon istrinya. Duduk menghadapkekamar calon istrinya bermakna agar ia bisamelihat dan mengetahui langsung semua gejaladan kemungkinan gangguan yang dapatmenimpa istrinya dikemudian hari. Lampukecil yang tidak boleh padam membawa artibahwa ada yang menerangi pengawasannyaserta mendukung keamanan dan ketertibanpenjagaanya.Semua situasi ini memberi maknadan peringatan kepada kedua calon pengantinbahwa dideepan mereka terletak sesuatu bebandimana mereka tidak bleh lengah dan harusbertanggung jawab terutama calon pengantinlaki-laki untuk keselamatan jiwa kehidupanistri dan keturunannya.

MAKNA SIMBOL KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PERKAWINAN ADATSUKU KULISUSU DI KAB. BUTON UTARA

Acta diurnA │Vol 8 No 2 │2012

Page 4: SOSIOLOGI 2.pdf

46 46

2. Mebaho peronga ( mandi bersama)Yang dimaksud dengan mandi

bersama ini adalah merupakan suatu ritul adatuntuk memandikan calon pengantin pria danwanita secara bersamaan dengan menggunakanair sumur yang telah diberi berkah oleh orangtua.

Adapun makna dari ritual adatmandi bersama ini adalah bahwamelaksanakan akad nikah adalah jalan yang dianjurkan bagi kemuliaan harkat dan martabatmanusia. Oleh karena itu maka kebersihan ber-nilai sebagai kesempurnaan melakukan suatukewajiban. Selain itu, mandi bersama memilikimakna sebagai peringatan bahwa mandi ituwajib bagi suami istri yang telah melakukanhubungan badan.2.1. Metanda (memberikan tanda di atasdahi calon pengantin wanita)Metanda ini hanya berlaku untuk calonpengantin wanita hal ini merupakan pemberiantanda di dahi perempuan dengan menggunakankunyit yang ujungnya diiris halus dan di celupdi dalam kapur. Acara metanda dimulai dari,ditanda tiga kali,diteruskan kepipi kanan tigakali,terakhir pipi kiri tiga kali.Acara metandaterdiri dari dua bagian yakni mompajo/umajodan kamondono petanda.

Dalam uraian di atas merupakan acaraadat metanda yakni memberikan tanda padapengantin perempuan. Terlihat bahwa padasaat acara ritual ini, pengantin perempuan telahberpakaian lengkap untuk acara perkawinan.Makna acara adat metanda ini dijelaskan olehBpk.H.Suhuly yaitu:

Metanda itu sama kegadisan. Status inibisa kita lihat melalui penggunaan kunyitdan kapur yang di lekatkan tanda tadi padacalon pengantin perempuan. Kalau masihjelas warna lekatnya,ini memberikanketerangan bahwa tidak di sangsikan lagistatus keperawanannya. Tetapi bila warnayang di perlihatkan seperti layu mka jatidiri kegadisan di ragukan. Bahkan bagiyang mengetahui dan memahami rahasiaadat akan berkata dalam hati bahwa diatidak perawan lagi.(wawancara 25 april2012)

Mowiwiki adalah menghias wajah calonpengantin perempuan ataupun calon pengantinlaki-laki agar kelihatan lebih menarik, menjadilebih cantik atau menjadi lebih gagah.Mekanismenya adalah mencukur dan memo-tong rambut bagian depan. Ada dua bentukyang dinamakan dalam memotong rambut yai-tu gulu-gulu dan pacigo.

Mompakeaci adalah memasangkanpakaian calon pengantin. Pakaian yang dimak-sud adalah pakaian adat ritual perkawinan.Makna dari mowiwiki adalah sebagai pemberit-ahuan bahwa yang memiliki tanda ini barumenikah atau sedang berbulan madu.

Kamondono berarti perlengkapan danpetanda berarti melakukan tanda. Maksudnyaadalah peralatan atau perlengkapan dalammelaksanakan acara metanda.Adapun per-lengkapan yang dimaksud yakni pertama,mempangana yakni wadah menyimpansirih,pinang,kunyit,kapur dan gambir.Kedua,pelakoyakni wadah semacam piring tempatpa’ata dan pokoroso( yakni jenis tumbuhanyang subur dan tahan hidup meski musimpanas dan wita/ tanah), ketiga, dula ( dulang)berisi hidangan lengkap. Keempat ,soronga(peti) untuk tempat duduk metanda.(wawancara, 22 april 2012). Beberapa maknadari sebagai perlengkapan adat yang telahdisebutkan di atas seperti di jelaskan BapakH.Adam adalah sebagai berikut:

Pada penggunaan paata dan pokorosoagar dapat meniru sifatnya memilikikemampuan dan prakarsa yang kuat danruji.Pokoroso diidentikan “pengkeni moro-moroso” artinya “berpegang erat-erat”.Sasaranya agar memiliki prinsip keimanandan pedoman hidup yang kuat dan ko-koh,keana hidup dan kehidupan diarahkan,begitu juga rumah tangga ditegakan.Mengenal sifat suburnya kedua rumput ter-sebut mengandung nilai membawaharapan kehidupan rumah tanggamemproleh kebahagiaan,terbinakerukunan,cepat mengandung,sehat suamiistri dan begitu juga dengan keturunanya.(wawancara 22 april 2012).

Wita (tanah) dalam kamondon-

MAKNA SIMBOL KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PERKAWINAN ADATSUKU KULISUSU DI KAB. BUTON UTARA

Acta diurnA │Vol 8 No . 2 │2012

Page 5: SOSIOLOGI 2.pdf

47 z

opetanda memiliki syarat pengambilanya yak-ni harus tanah yang di ambil sekeliling pu’unopecumbu (tiang pertama atau tiang utama ru-mah).Yang mengambilnya harus kedua orangtuanya masih hidup.Maknanya yang pertamaadalah bahwa tanah adalah asal kejadianmanusia dan sebagai sumberpenghidupan. Kedua bahwa tumbuhan tidakakan hidup tanpa tanah. Begitu pula padamanusia diperingatkan untuk menghormatitanah kelahiran tempat yang memberi hidupdan kehidupan.Tanah yang di ambil sekitartiang utama rumah, bermakna berumah tanggadan bermarga.Pemaknaan ini bersumber daripengertian bahwa setelah pernikahan dan resmimenjadi suami istri kepada mereka diserahkanhak dan kewajiban rumah tangga, bangun danbinalah. Lalu dalam rumah tangga,suami-istrihendaknya mengingat bahwa merekabermarga, berketurunan dari satu leluhur.Mereka dikehendaki untuk mengangkat harkatdan martabatnya dan memiliki nama yangharum untuk diwariskan kepada anak cucumereka.

Peti tempat duduk pada acara adatmetanda mengandung makna bahwa pihak istriberhak dan berkewajiban, mengetahui,menjaga dan memelihara semua milik dan har-ta benda rumah tangganya. Pemaknaan ini jugamemberi arti bahwa tugas suami adalah untukmencari nafkah diluar,sedangkan di dalam ru-mah diserahkan kepada istri,selain itu peti jugadapat dilambangkan kasnya rumah tangga.3. Mo’ato

Mo’ato dalam rangkaian pelaksanaan akadnikah adalah memberangkatkan calon pengan-tin laki-laki dari rumahnya kerumah calonpengantin perempuan untuk melaksankan per-nikahan. Ini sama dengan mo’ato yang terjadisebelum akad nikah yakni pada saat membawacalon pengantin laki-laki kerumah calonpengantin perempuan untuk melaksanakan ke-tentuan adat ritual duduk semalaman.4. Membaso (mencuci kaki)

Setelah calon pengantin laki-laki tibadi rumah calon pengantin perempuan, makaacara selanjutnya adalah ritual acaramembaso.Membaso yakni membasuh ataumencuci kaki. Acara ini berlangsung dipintu

calon pengantin perempuan seperti yang dijelaskan oleh Bpk Saudi sebagai berikut:

Adat membaso adalah mencuci kakipengantin laki-laki dimuka pintu rumahperempuan. Jadi kaki pengantin laki-lakidicuci oleh orang tua perempuan atau bisa ju-ga diwakili sama orang lain yang hubungandaranya dekat (wawancara,22 april 2012)

Makna acara ritual adat membaso seper-ti adalah meminta / memohon kepada sangpencipta akan keselamatan, keimanan,kesehatan bagi calon pengantin laki-laki.5. Totoro kumawi (duduk kawin)

Totoro artinya duduk dan kumawiartinya melaksanakan akad nikah. Jadi totorokumawi berarti duduk untuk melaksanakanakad nikah atau ijab qabul. Dalam pelaksanaanakad nikah ini,calon pengantin laki-laki dudukdi atas tikar berlapiskan kain putih yang beradaditengah-tengah tempat akan berlangsungnyaacara ritual perkawinan ini. Kain putih simboldari kesucian,artinya bahwa pengantin laki-lakiini akan siap mengucapkan ijab qabul dalamkeadaan bersih dan suci.

Tradisi ritual ini yang menyertaipelaksanaan akad nikah yang berkenaandengan pengajian,mekanisme serta ungkapan-ungkapan bahasa dalam usaha mendapatkankerelaan wali, meminta izin calon isteri danteknis pengucapan lafal ijab qabul.6. Toba dan pakawi

Toba adalah nasehat menghilangkankesalahan sehubungan dengan pelaksanaanperkawinan. Sedangkan pakawi adalahpelaksanaan ijab qabul. Setelah selesainnyasyarat toba maka tahapan berikutnya acarapakawi. Pakawi ini adalah penghulumemberikan kursus kilat mengenai lafal danteknis dalam menyelesaikannya.

Makna dari syarat toba di atas adalahmerupakan petuah kepada rumah tangga ataupasangan suami istri yang baru untukmemperoleh dan melaksanakan kebijakandengan meninggalkan berbagai larangan,danbila telah terjadi pelanggaran maka ditempuhdengan cara bertobat dan kesalahan serta dosatidak menyertai rumah tangga mereka.Simpulan

MAKNA SIMBOL KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PERKAWINAN ADATSUKU KULISUSU DI KAB. BUTON UTARA

Acta diurnA │Vol 8 No 2 │2012

Page 6: SOSIOLOGI 2.pdf

48 48

Komunikasi antarbudaya adalah proseskomunikasi, dimana sumber dan penerimaanyaberasal dari budaya yang berbeda. Ciri inicukup untuk mengidentifikasi suatu bentukinteraksi komunikatif yang unik yang harusmemperhitungkan peranan dan fungsi budayadalam proses komunikasi.Selanjutnyakomunikasi antarbudaya masyarakat kulisusudilakukan. Dengan berbagai tahapan tertentuyang harus dilalui dalam setiap tahapan

terdapat makna simbolik baik benda-bendayang ikut hadir dalam upacara perkawinanmaupun makna simbolik yang beragam.

MAKNA SIMBOL KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PERKAWINAN ADATSUKU KULISUSU DI KAB. BUTON UTARA

DAFTAR PUSTAKA

.Alo Liliweri,M.S.2003,Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Pustaka Pelajar: Yogyakarta

.H.AhmadSihabudin,M.Si.2011,komunikasi antarbudaya, PT Bumi Aksara:JakartaHavilland,William,A,1985,Antropologi jilid 2,( Editor: Herman Sinaga Terjemahan

oleh:R.G.Soekadijo),Erlangga, JakartaIchan ,ahmad ,et.al.,1986. Hukum perkawinan bagi yang beragama islam, suatu tinjauan dari

ulasan secara sosiologi hukum. Jakarta: pradya paramitha.Jakarta.James Spradley.p,1997. Metode etnografi,Cet I,PT Tiara Wacana,YogyakartaKoentjaraningrat,1997. Kebudayaan mentalis dan pembangunan,PT.Gramedia,Utama_____________.,1979. Metode penelitian masyarakat.Jakarta :gramedia.______________.,1979.pengantar antropologi ( pokok-pokok antropologi II). Jakarta :universitas

Indonesia press____________.,1982. Manusia dan kebudayaan di Indonesia.Jakarta :rajawali press.Mulyana,Deddy.,dan Rakhmat, Jalaluddin. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi

dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosda karya.Mustika I Ketut,1991.azaz-azaz perkawinan di indonesia.Jakarta: Bina Aksara Kebudayaan

DaerahPrakoso ,djoko,et.al., 1981. Dasar-dasar perkawinan di Indonesia.Jakarta:Bina aksara.Roucek,S,Josep.Et.al.,1984.pengantar sosiologi. Jakarta: Rajawali.Rahman A, Bakri,et.al., 1987.hukum perkawinan menurut islam undang- undang perkawinan

dan hukum perdata ( BW ) Jakarta : Hilda karya agung.Rahman, Abdul,1978.kedudukan hukum adat dalam rangka pembangunan nasional,Alimi

Bandung.Soekanto Soerdjono,1983.kedudukan dan peranan hukum adat di indonesia, Kunia Esa,JakartaTeer ,Haar,1980.Asas-asas dan susunan hukum adat,, Paradnya Paramitha,JakartaYunus, Muhammad,1984. Hukum perkawinan dalam islam, PT. Hidakarya Agung, Jakarta.

Acta diurnA │Vol 8 No . 2 │2012