SkenarioB5fix
-
Upload
dewi-putri-lenggo-geni -
Category
Documents
-
view
998 -
download
6
Transcript of SkenarioB5fix
Skenario B Blok 9
A 32 weeks pregnant woman, 22 yo, G1P0A0, came for prenatal care with complaint of palpitation.
The woman was very nervous andanxious. She also complaint profuse sweating and fatigue.
Additional information :
On examination, the woman had fine tremor, tachycardia, diffuse enlargement in her anterior
neck, and exopthalmos on her eye.
I.Klarifikasi istilah
G1P0A0 : gravitus 1 (hamil pertama), portus 0 (belum pernah melahirkan), abortus 0
(belum pernah keguguran)
Palpitasi : perasaan berdebar-debar atau denyut jantung yang tidak teratur yang
sifatnya subjektif 8
Anxious : perasaan keprihatinan, ketakpastian, dan ketakutan tanpa stimulus yang
jelas, dikaitkan dengan perubahan fisiologis (takikardi, berkeringat, tremor dll) 8
Nervous : 1. Berhubungan dengan saraf. 2. Terlalu terangsang 8
Fatigue : meningkatnya ketidaknyamanan dan menurunnya efisiensi akibat pekerjaan
yang berkepanjangan atau berlebihan; kehilangan tenaga atau kemampuan menjawab
rangsang 8
Fine Tremor : tremor halus
Diffuse Enlargment : pembesaran menyebar 8
Exopthalmus : protrusion (perluasan) bola mata yang abnormal 8
Prenatal Care : pelayanan kesehatan sebelum melahirkan
Profuse Sweating : pengeluaran keringat berlebih
II.Identifikasi Masalah
1. Wanita (22 th) hamil 32 bulan mengeluh palpitasi.
2. Ia merasa gugup dan cemas
3. Ia mengeluh keringat berlebih dan lelah
4. Pemeriksaan fisik :
Fine tremor
Takikardi
Diffuse enlargement in her anterior neck
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 1
Exopthalmus on her eyes
III.Analisis Masalah
1. Bagaimana patologi dan fisiologi palpitasi?
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 2
Kebutuhan oksigen >>
Vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh
Ekstabilitas jantung >>
Overaktivitas kelenjar tiroid
Metabolisme basal meningkat
Takikardia
Overworking jantung
Aliran darah meningkat
Frekuensi denyut jantung >>
Perasaan berdebar-debar (palpitasi)
Kehamilan
2. Apakah normal terjadi palpitasi pada wanita hamil 32 minggu?
Palpitasi pada kasus berhubungan dengan hormon tiroid. Selama kehamilan, kelenjar
tiroid dapat membesar hingga 50%. Namun, thyroxin binding globulin juga
meningkat. Akibatnya, kadar T4 bebas menurun. Hal ini merangsang sekresi TSH
sehingga terjadi hiperplasi kelenjar. Hiperplasi kelenjar membuat sekresi hormon
tiroid meningkat juga. Dengan melihat pengaruh hormon tiroid pada sistem
kardiovaskular, palpitasi bisa saja terjadi pada wanita hamil.
3. Apa perbedaan palpitasi dan takikardi?
Takikardia adalah suatu keadaan denyut jantung yang lebih cepat per menitnya.
Sedangkan palpitasi adalah perasaan tidak nyaman seperti berdebar-debar yang timbul
akibat perubahan denyut jantung.
4. Bagaimana cara memeriksa palpitasi?
Palpitasi ada;ah rasa tidak nyaman yang diakibatkan denyut jantung yang tidak teratur
atau lebih keras. Palpitasi dapat dirasakan akibat gangguan irama jantung (aritmia).
Aritmia cepat (>100 x per menit) disebut takikardi. Aritmia lambat (,60 x per menit)
disebut bradikardi. Irama jantung yang tidak teratur disebut fibrilasi
5. Bagaimana perubahan fisiologis pada wanita hamil? Sintesis
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 3
BERKERINGAT
PRODUKSI PANAS ↑
METABOLISME TUBUH↑
PALPITASI
DENYUT JANTUNG ↑
STIMULASI RESEPTOR β-
ADRENERGIK ↑
PRODUKSI ENERGI ↓
DEHIDRASI
Sumber energi terpakai dengan
cepat
SUMBER ENERGI ↓
SEKRESI HORMON TIROID ↑
FATIGUE
tirotoksikosis
Heat intolerance
Berkeringat banyak
Menurunkan suhuhipotalamus
Suhu tubuh ↑
Produksi panas ↑
Metabolism seluler >>..↑
6. Bagaimana fisiologi dan patofisiologi gugup dan cemas?
7. Bagaimana fisiologi dan patofisiologi keringat berlebih?
Hormone tiroid memiliki fungsi dalam meningkatkan metabolism tubuh disaat kita
membutuhkan banyak energi ataupun panas. Namun di saat kadar hormon ini tinggi
melampaui normalnya, proses yang tadinya sejalan dengan fisiologis tubuh dapat
berubah menjadi suatu keadaan patologis. Hormone tiroid yang tinggi akan
menyebabkan metabolisme seluler meningkat dimana sebagian besar hasil dari proses
ini adalah energi panas. Peningkatan produksi panas akan menyebabkan peningkatan
suhu tubuh pula. Hipotalamus sebagai termoregulator akan merespons peristiwa ini
dengan berusaha menurunkan suhu tubuh sampai batas setpoint-nya. Berikut
mekanismenya :
8. Bagaimana fisiologi dan patofisiologi lelah?
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 4
proliferasi reseptor spesifik katekolamin di sel sasaran
Sel sasaran sensitive terhadap
Komponen-komponen yang menciptakan kecemasan ↑
↑ simpatis
↑epinefrin, ↑kortisol
Aktivitas CNS
Nervous and anxious
Fatigue merupakan keadaan meningkatnya ketidaknyamanan dan menurunnya
efisiensi akibat pekerjaan yang berkepanjangan atau berlebihan8 atau disebut juga
dengan kelelahan. Secara fisiologis, kelelahan dapat terjadi setelah melakukan
aktivitas yang berat atau terus-menerus. Misalnya, pada saat kontraksi otot yang terus-
menerus.
Kelelahan menjadi patofisiologis jika tidak karena melakukan aktivitas berat atau
yang terus-menerus. Misalnya, kelelahan yang dialami penderita diabetes dan
hipertiroidisme. Faktor yang memengaruhi adalah asupan pembuat energi utama,
yaitu glukosa dan oksigen. Kekurangan kedua zat ini membuat ketersediaan energi
berkurang dan menjadi lelah.
Pada penderita hipertiroidisme, hormon tiroid memengaruhi sistem saraf pusat dan
otot. Sistem saraf pusat distimulasi untuk bekerja lebih sehingga pasien cemas dan
otot bereaksi dengan kuat. Hal ini yang membuat pasien hipertiroidisme sering
mengalami lelah terus-menerus6.
Hormon tiroid
Terganggunya konversi kreatin menjadi kreatinin
Pembentukan fosfokreatin terhambat
Kreatin banyak dikeluarkan melalui urin
Ekskresi kreatin terus menerus melalui urin
Kehilangan kreatin dan fosfokreatin dari otot-otot (kreatin dan fosfo kreatin merupakan sumber energi untuk kerja otot)
Lelah.
9. Bagaimana hubungan semua gejala?(LAMPIRAN)
10. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
a. Tanda vital (suhu, nadi, laju pernepasan, dan tekanan darah) takikardi
Dilihat apakah ada perbesaran kelenjar tiroid atau gondok
Terjadinya tremor : dapat diperiksa dengan melihat ada tidaknya
getaran pada kertas yang diletakkan pada tangan yang diangkat
setinggi bahu dalam keadaan extansi
b. Pemeriksaan bola mata (eksoftalmos)
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 5
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 6
11. Apa saja pemeriksaan fisik tambahan yang perlu dilakukan?
Pemeriksaan Fisik :
1. Keadaan Umum penderita, kesadaran dan status psikologisnya
2. Tekanan darah meningkat
3. Denyut jantung cepat dan tidak teratur oleh karena atrium fibrilasi
4. Adanya gambaran kolateral di daerah tiroid oleh karena hipervaskularisasi.
5. Pada palpasi tiroid didapatkan struma yang noduler, batasnya jelas, dan konsistensi kenyal. Cara melakukan pemeriksaan ini, penderita disuruh duduk dan pemeriksa memeriksa dari belakang pasien dengan menggunakan 3 jari, pasien disuruh menelan. Yang bergerak saat menelan adalah tiroid.
6. Pada auskultasi di daerah tiroid terdengar bising sistolik / vascular bruit.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 7
7. Hiperefleski pada pemeriksaan refleks APR (Ankle Patella Refleks) , KPR (Knee Patella Reflex), refleks biseps dan triseps.
8. Tremor halus pada tangan penderita. Cara melakukan pemeriksaan ini, penderita dalam keadaan duduk, tangan dan jari direntangkan (kira-kira tegak lurus pada posisi badan yang duduk) lalu lihat ada tremor atau tidak.
9. Palpasi untuk melihat apakah ada pembesaran hati
10. Refleks kulit abdomen meningkat sehingga terjadi retraksi kulit abdomen
11. Kulit teraba lembab karena peningkatan produksi kelenjar keringat.
12. Pada mata dapat terjadi morbus sign, juga dapat terjadi pembengkakan di belakang mata yang dikenal dengan istilah eksoftalamus/
13. Conjungtiva Chemosis.
14. Palpebra edema.
Pada kasus-kasus yang kurang jelas, digunakan indeks wayne. Skor dilihat dari :
Gejala Klinis :
- Sesak bila bekerja (Dispnoe d’effort) : +1
- Pasien berdebar-debar : +2
- Aesthenia (Pasien Mudah lelah) : +2
- Lebih menyukai udara dingin : +5
- Lebih menyukai udara panas : -5
- Banyak keringat : +3
- Mudah gugup, bingung, grogi : +2
- Nafsu makan bertambah tapi kurus : +3
- Nafsu makan berkurang : -3
- Berat badan turun : +3
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 8
- Berat badan naik : -3
Pemeriksaan Fisik :
- Perabaan kelenjar tiroid membesar : +3
- Perabaan kelenjar tiroid tidak membesar : -3
- Auskultasi kel. Tiroid ada bising sistolik : +2
- Auskultasi kel. Tiroid tidak ada bising sistolik : -2
- Ada eksophtalmus : +2
- Tidak ada eksophtalmus : 0
- Bila kelopak mata tertinggal saat bola mata digerakkan : +1
- Bila kelopak mata tidak tertinggal saat bola mata digerakkan : 0
- Ada hiperrefleksi, hiperkinetik : +4
- Tremor halus pada jari : +1
- Tidak ada tremor halus pada jari : 0
- Tangan panas oleh karena hipertermi : +2
- Tidak ada tangan panas : -2
- Ada hiperhidrosis : +1
- Tidak ada hiperhidrosis (tangan basah) : -1
- Ada atrium fibrilasi : +4
- Tidak ada atrium fibrilasi : 0
- Nadi teratur / reguler : >90x/mnt : +3
80-90x/mnt : -3
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 9
<80x/mnt : -3
Skor dari gejala klinis dan pemeriksaan fisik dijumlahkan, bila jumlah:- 10-14 : Normal
- >14 : Hipertiroid
- <10 : Hipotiroid
Pemeriksaan Lab :a. T4 dan T3 meningkat b. RAIU (Radioactive Iodine Uptake) tdk boleh pada ibu hamilc. FT4 (free T4) meningkatd. RT3 (Reverse T3) Uptakee. Pemeriksaan kadar TSH
Apabila TSH rendah, T4 rendah T3 normal: subklinik, atau T3 toxicosis
TSH rendah, T4 tinggi hipertiroid primer TSH tinggi kemungkinan mengalami secondary hiperthyroid
f. Antibody tiroid (antitiroid globulin dan antibody antimikrosomal), apabila meningkat Graves Disease
g. Pemeriksaan PBI (Plasma Bound Protein) dalam serum- Normal 4-8 µg/100ml- Pada hipertiroidisme PBI ↑- iii.
h. Kadar Kolesterol dalam serum- Pada hipertiroid kadar kolesterol dan ester↓
i. Pemeriksaan BMR- Normal -20 sampai +20%- Pada hipertiroid BMR ↑
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 10
12. Bagaimana patofisiologi fine tremor?
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 11
↑ pelepasan catecolamin
Fine tremor
↑ aktivitas medulla spinalis pengatur tonus
otot
Hormon tiroid ↑
↑ tonus otot
Aliran O2 ↑ ke otot
Sensitifitas β andrenergik reseptor ↑
Kadar catecolamin salam plasma ↑ (s.simpatis)
Dilatasi arteri ke otot skeletal
13. Bagaimana patofis Takikardi?
Hormon tiroid menyebabkan meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga
mempercepat pemakaian O2 dan meningkatnya pembentukan ATP dari metabolisme
jaringan. Akibatnya terjadi vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, aliran
darah meningkat, peningkatan curah jantung sampai 60% atau lebih diatas normal,
meningkatnya eksitabilitas jantung sehingga menyebabkan meningkatnya frekuensi
denyut jantung (takikardia).
Hormon tiroid
Metabolisme
Mempercepat pemakaian O2
dan meningkatnya pembentukan ATPdari metabolisme di jaringan
vasodilatasi pada sebagian besarjaringan tubuh
Aliran darah
Curah jantung sampai 60% atau lebihdiatas normal
meningkatnya eksitabilitas jantung
meningkatnya frekuensi denyut jantung takikardia
14. Bagaimana patofisiologi diffuse enlargement in her neck?
Berdasarkan reaksi sekresi tiroid, kelenjar akan mengalami hipertrofi terlebih dahulu,
kemudian, intake yodium ke sel meningkat. Pada kasus hipertiroid,
kelenjar ,mengalami hipertrofi berlebihan. Sehingga terjadilah pembesaran kelenjar.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 12
Mekanisme :
Pada awal kehamilan
GFR (Glomerular Filtration Rate)
Iodium yang keluar melalui ginjal
Iodium organik dalam plasma
Kompensasi dari kelenjar tiroid
Aktivitas meningkat untuk mencukupi kebutuhan Hormon Tiroid
Mempertahankan keadaan eutiroid
Kelenjar Tiroid membesar
15. Bagaimana patofisiologi exopthalmus on her eyes?
Hingga saat ini peneliti belum mengetahui secara pasti, tetapi menurut hipotesis
sementara:
Tersensitasinya Ab sitotoksik terhadap autoantigen TSH-R pada fibroblast orbita, otot
orbita, dan jaringan tiroid
Tc akan menghasilkan sitokin-sitokin yang menyebabkan: Inflamasi fibroblast orbita,
orbital myositis, diplopia, dan proptosis12
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 13
autoantibodi
eksoftalmus
Pembengkakan jaringan retro orbita
inflamasi
Infiltrasi limfosit, sel mast, sel plasma
Reaksi autoimun
Self antigen pada jar. orbita dan otot-otot orbita
16. Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada kasus ini?
Tremor :
Suruh pasien menengadahkan kedua tangan ke depan beri kertas di atasnya. Lihat ada
getaran atau tidak, bila ada maka tremor positif.
Denyut nadi
Normalnya denyut nadi : 60-100 kali per menit
Bila lebih dari 100 maka : takikardi
Bila kurang dari 60 maka : brakikardi
Caranya: raba arterinya (arteri radialis, arteri karotis, dll). Lalu denyutnya dihitung.
Eksoftalmus : Penonjolan abnormal bola mata dari orbita.
Bola mata dibatasi oleh tulang-tulang orbita. Ia dirangkul oleh otot-otot ekstraokuler
pada sisi-sisinya, n. optikus dan bantalan lemak di posterior, konjungtiva di bagian
anterior. Kelainan salah satu struktur ini dapat mengubah posisi bola mata di dalam
orbita. Posisi ini dapat diukur. Letakkan sebuah penggaris pada ujung lateral sudut
orbitae dan lihatlah dari sisi di seberang pinggir depan kornea. Pasien menderita
eksoftalmus jika jarak dari sudut tersebut ke pinggir anterior kornea melebihi 16 mm.
Pembesaran Kelenjar Tiroid
Periksalah kelenjar tiroid dari depan pasien dan rabalah dari depan dan belakang.
Pembesaran dapat bersifat difus/asimetis. Mula-mula, lakukan palpasi dengan jari
menyilang trakea, kemudian tentukanlah garis bentuk lobus lateral. Letakkan ujung
jari anda pada pinggir lateral m. sternodeidomastoideus dan ujung ibu jari anda pada
garis tengah tepat di atas insisura sternalis. Suruh pasein menelan. Bila kelenjar tiroid
membesar, waktu menelan ia akan teraba sebagai jaringan yang berjalan ke atas
dibawah jari anda. Tiroid normal tidak mudah teraba. Kelenjar yang teraba minimal
mungkin. Normal pada individu yang mempunyai leher tipis, wanita hamil, dan lain-
lain15
17. Apasaja diagnosis banding kasus ini?
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 14
18. Apa saja pemeriksaan penunjang kasus ini?
Pemeriksaan laboratorium
1. Kadar T4 meningkat, Kadar T3 meningkat (tirotoksikosis)
2. Tirotropin Reseptor Assay (TSIs) à berfungsi untuk menegakkan diagnosis Grave disease.
3. Tes faal hati à Monitoring kerusakan hati karena penggunaan obat antitiroid seperti thioamides.
4. Pemeriksaan Gula darah à Pada pasien diabetes, penyakit grave dapat memperberat diabetes, sebagai hasilnya dapat terlihat kadar A1C yang meningkat dalam darah
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 15
Graves
Disease
Struma
Multinodosa
Toksik
Adenoma Toksik Kasus
etiologi autoimun Autoimun dan
kehamilan
hormon
tiroksin
TSH
BMR
Palpitasi + + + +
Exopthalmus + - - +
Heat
intolerance+ + + +
Fatigue + + + +
Tremor + + + +
Usia 20-40 tahun >40 tahun >40 tahun 22 tahun
Takikardi + + + +
Struma difus + - + +
5. Kadar antibodi terhadap kolagen XIII menunjukan Grave Oftalmofati yang sedang aktif.
Pemeriksaan Radiologi
1. Foto Polos Leher --> Mendeteksi adanya kalsifikasi, adanya penekanan pada trakea, dan mendeteksi adanya destruksi tulang akibat penekanan kelenjar yang membesar.
2. Radio Active Iodine (RAI)--> scanning dan memperkirakan kadar uptake iodium berfungsi untuk menentukan diagnosis banding penyebab hipertiroid.
3. USG à Murah dan banyak digunakan sebagai pemeriksaan radiologi pertama pada pasien hipertiroid dan untuk mendukung hasil pemeriksaan laboratorium
4. CT Scan --> Evaluasi pembesaran difus maupun noduler, membedakan massa dari tiroid maupun organ di sekitar tiroid, evaluasi laring , trakea (apakah ada penyempitan, deviasi dan invasi).
5. MRI --> Evaluasi Tumor tiroid (menentukan diagnosis banding kasus hipertiroid)
6. Radiografi nuklir --> dapat digunakan untuk menunjang diagnosis juga sebagai terapi.
19. Apa working diagnosis kasus ini?
Hipertiroid, karena grave’s disease
20. Apa etiologi kasus ini? sintesis
21. Apa epidemiologi kasus ini? Sintesis
22. Bagaimana patofisiologi/patogenesis kasus ini? sintesis
23. Apa saja manifestasi klinis kasus ini? Sintesis
24. Bagaimana tatalaksana kasus ini? sintesis
25. Bagaimana prognosis kasus ini? Sintesis
26. Apa saja komplikasi yang mungkin timbul? Sintesis
27. Apa KDU kasus ini?
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 16
Untuk hipertiroid : 3AMampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus
gawat darurat).
IV.Hipotesis
“wanita (22 th) hamil 32 minggu menderita hipertiroid karena grave disease”
V.Kerangka Konsep
VI.Learning Issue
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 17
Wanita usia 22 tahun
Hamil 32 minggu, dengan status G1P0A0 autoimun
Peningkatan laju filtrasi glomerulus TBG
Konsentrasi HcG meningkat
peningkatan Sekresi iodide oleh ginjal
Kadar iodium organik plasma menurun
Merangsang TSH untuk menstimulasi kelenjar tiroid
peningkatan sekresi hormon tiroid
HIPERTIROIDISME
TSI berikatan dengan reseptor TSH
Pembesaran / struma / goiter
Hiperplasia kelenjar tiroid
Jumlah TSI meningkat
Cemas dan gugup Keringat berlebih Lelah Tremor Takikardia Diffuse enlargement Exopthalmos
Pokok BahasanWhat I
Know
What I don`t
Know
What I have to
prove
How I will
Learn
Anatomi fisiologi
hormone tiroid
Anatomi
hormone
tiroid
Fisiologi
hormone tiroid
Hubungan
hormone tiroid
dengan gejala-
gejala dan
kehamilan
Text book
dan
internet
Hipertiroidisme Definisis Patofisiologi, pathogenesis, tatalaksana, etiologi, epidemiologi, manifestasi klinis, prognosis, komplikasi
Hubungan
hipoertiroid
dengan gejala-
gejala dan
kehamilan
Grave disease Definisi Patofisiologi, pathogenesis, tatalaksana, etiologi, epidemiologi, manifestasi klinis, prognosis, komplikasi
Hubungan
grave’s disease
dengan gejala-
gejala dan
kehamilan
Kehamilan dan
persalinan dengan
hormone tiroid
-
Hubungan
keduanya
Terdapat
keterkaitan
antara keduanya
Dampak tatalaksana
dengan janin
- Dampak bagi
ibu dan janin
VII.Sintesis
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 18
1. Anatomi fisiologi hormone tiroid
Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher. Terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh
isthmus sehingga berbentuk seperti kupu-kupu yang menutupi cincin trakea 2 dan 3. Setiap
lobus berbentuk lonjong berukuran panjang 2,5-4cm, lebar 1.5-2cm, dan tebal 1-1,5cm.
Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar tiroid pada fasia pratrakea sehingga setiap gerakan
menelan selalu diikuti dengan terangkatnya kelenjar ke arah kranial. Berat kelenjar tiroid
bervariasi sesuai dengan berat badan dan masukan yodium. Rata-rata pada orang dewasa
beratnya berkisar 10-20 gram1.
Histologi kelenjar tiroid
menunjukkan adanya sel-sel
berbentuk sferis dilapisi oleh epitel yang berbentuk kolumner sampai kuboid rendah dan terisi
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 19
oleh koloid yang banyak mengandung tiroglobulin. Sel epitel folikel tiroid meminositosis
koloid dan mengubah tiroglobulin menjadi tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Keduanya
adalah hormon tiroid. Selain itu, kelenjar tiroid memiliki populasi sel parafolikel atau sel C
yang menyintesis dan menyekresikan hormon kalsitonin2.
Gambar 1. Anatomi Kelenjar Tiroid. Sumber: Tortora (2009:659)
Biosintesis Hormon Tiroid
Proses biosintesis hormon tiroid berlangsung dalam beberapa tahapan berikut (3).
1) Iodide trapping. Sel folikuler tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya
ke dalam koloid melalui pompa iodium yang sangat aktif. Proses ini memerlukan energi
dan memeelukan protein pembawa iodium di membran luar sel4.
2) Synthesis of Thyroglobulin. Selama proses pertama berlangsung, sel folikuler tiroid juga
menyintesis tiroglobulin (TGB) dan disekresikan ke lumen folikel.
3) Oxidation of iodide. Ion iodium tidak dapat bergabung dengan TGB bila belum
diioksidasi menjadi I2. Setelah ion iodium dioksidasi, iodium ini akan melewati membran
meuju folikel tiroid.
4) Iodination of tyrosine. Iodin sangat cepat bereaksi dengan TGB dan akan membentuk
monoiodotirosin (T1) dan jika kembali diiodinasi akan membentuk diiodotirosin (T2).
Molekul ini disimpan di lumen folikel.
5) Coupling of T1 and T2. Penggabungan dua molekul T2 akan membentuk T4 dan
penggabungan T1 dan T2 akan membentuk T3. Proses ini distimulasi oleh TSH(5).
6) Pnocytosis and digestion of coloid. Koloid akan dipinositosis kembali oleh sel folikel
tiroid dan bergabung dengan lisosom yang akan menghancurkan TGB dan memisahkan
T3 dan T4.
7) Secretion of Thyroid hormones. Karena T3 dan T4 larut dalam lipid, keduanya dapat
berdifusi melalui membran plasma menuju i=cairan interstisial dan mengikuti aliran
darah. Sekresi T4 biasanya lebih banyak dari T3 dengan perbandingan 20:1(5).
8) Transport in the blood. Hormon tiroid ada yang ditemukan bebas di dalam aliran darah
(sekitar 1% T3 dan kurang dari 0,1% T4) dan ada juga yang berikatan dengan protein
pembawa, yaitu Tyroxsin-binding globulin (TBG)4.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 20
Berikut skema biosintesis hormon tiroksin.
Fungsi Sekresi Hormon Tiroid
Hormon tiroid memengaruhi banyak fungsi tubuh dengan cara mengaktifkan transkripsi inti
sejumlah besar gen. Akibatnya, di seluruh sel tubuh sejumlah besar enzim protein, protein
struktural, protein transpor, dan zat lain disintesis sehingga terjadi peningkatan secara
menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh6. Berikut pengaruh hormon tiroksin pada
sistem di tubuh.
a. Meningkatkan aktivitas metabolik sel
Bila sekresi hormon ini banyak, kecepatan metabolisme basal akan meningkat 60-
100% di atas nilai normal (kalorigenik). Aktivitas mitokondria meningkat. Kecepatan
menggunakan makanan untuk menghasilkan energi juga meningkat sehingga terjadi
glikolisis, glikogenolisis, lipolisis, glukoneogenesis, peningkatan absorbsi glukosa
(diabeto-genik) dan konsumsi oksigen. Walaupun kecepatan sintesis protein juga
meningkat, pemecahan protein juga meningkat. Efek terlalu banyak hormon tiroid
juga bisa menyebabkan penurunan berat badan6.
b. Meningkatkan aktivitas kardiovaskular
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 21
Untuk menunjang kebutuhan peningkatan metabolisme tubuh, pemakaian oksigen,
glukosa, dan pembuangan zat sisa metabolisme meningkat. Efek ini menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran
darah di kulit juga meningkat untuk membuang panas tubuh. Akibatnya, curah
jantung meningkat diiringi dengan peningkatan frekuensi denyut jantung, peningkatan
pernapasan, peningkatan motilitas saluran cerna6.
c. Meningkatkan aktivitas sistem spesifik
Pengaruh di sistem saraf pusat, hormon tiroid dapat meningkatan kecepatan berpikir
atau malah membuat disosiasi pikiran. Pasien dengan hipertiroid cenderung menjadi
sangat cemas dan psikoneurotik. Pengaruh tiroid pada muskuloskeletal dapat
menyebabkan otot bereaksi dengan kuat, tetapi jika berlebih membuat otot lemah
karena banyak pemecahan protein sedangkan jika kekurangan hormon tiroid
menyebabkan gerakan otot yang lambat6.
d. Pertumbuhan
Efek hormon tiroid pada pertumbuhan terlihat jelas saat masa pertumbuhan anak-
anak, seerti pertumbuhan tulang. Saat masih janin, hormon tiroid berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak6.
Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid
Sekresi hormon tiroid sanagat menentukan keseimbangan metabolisme tubuh. Mekanisme
umpan balik spesifik yang bekerja melalui hipotalamus dan kelenjar hipofisi anterior
mengatur sekresi hormon ini. Berikut skema pengaturan feed back negatif penagturan sekresi
hormon tiroid.
Gamabr dari tortora hal 661.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 22
2. Hipertiroidisme
Definisi
Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif1
atau hiperfungsi. Tirotoksikosis merupakan keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh
meningkatnya kadar T3 dan T4 bebas dalam sirkulasi darah2. Namun, peningkatan tersebut
dapat juga terjadi karena pengeluaran hormon tiroid yang sudah jadi bukan karena
hiperfungsi kelenjar tiroid seperti pada tiroiditis. Oleh karena itu, hipertiroidisme merupakan
salah satu dari tirotoksikosis yang paling sering dijumpai.
Etiologi Tirotoksikosis
Penyebab tirotoksikosis bervariasi dan dapat dikelompokkan sebagai beikut.
Tabel hal 2003 ipd
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 23
Selain itu, semua penyebab lain tirotoksikosis berkaitan dengan penurunan hormon
perangsang tiroid2.
Gejala
Gejala yang timbul akibat tirotoksikosis berkaitan dengan aktivitas berlebihan sistem saraf
simpatis. Berikut beberapa gejala khas tirotoksikosis2.
a) Gejala konstitusi: kulit lunak, hangat, kemerahan; pasien tidak tahan panas, banyak
berkeringat, berat badan turun walaupun nafsu makan meningkat.
b) Saluran cerna: hipermotilitas, diare, malabsorbsi.
c) Jantung: palpitasi dan takikardi.
d) Neuromuskulus: kecemasan, tremor halus, iritabilitas, kelemahan otot.
e) Manifestasi mata: tatapan mata yang lebar, melotot, kelopak mata membuka,
proptosis (Grave’s disease).
f) Thyroid storm (Grave’s disease) dan hipertiroidisme apatetik (usia lanjut).
Diagnosis
Diagnosis dimulai dari kecurigaan klinis. Untuk itu telah dikenal indeks klinis Wayne dan
New Castle derdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik teliti. Kemudian diteruskan dengan
pemeriksaan penunjang untuk diagnosis anatomis, status tiroid, dan etiologi.
Status fungsional kelenajr tiroid dapat ditentukan dengan perantaraan tes kadar total T3 dan
T4, tiroksin bebas, kadar TSH serum, dan ambilan yodium radioisotop7.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 24
a) Kadar total T3 dan T4 diukur dengan radioligand assay termasuk pengukuran hormon
terikat dan hormon bebas. Kadar normal tiroksin adalah 4-11µg/dl; untuk triiodotironin
berkisar 80-180ng/dl.
b) Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin dalam sirkulasi darah yang secara
metabolik aktif.
c) Kadar TSH plasma dapat diukur dengan radioimunometrik. Nilai normal dengan assay
generasi ketiga berkisar sari 0,02-5µU/ml.
d) Tes ambilan yodium radioisotop (RAI) digunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar
tiroid utnuk menangkap dan mengubah yodida. Pasien menerima dosis RAI yang
ditangkap oleh tiroid dan dipekatkan selam 24 jam. Normalnya, jumlah radioaktif yang
diambil berkisar 10-35% dari dosis pemberian.
Tabel patofis
Pengobatan
Prinsip pengobatan bergantung etiologi tirotoksikosis, riwayat alami penyakit, modalitas
pengobatan, situasi pasien, dan risiko pengobatan. Pengobatan dapat dikelompokkan menjadi.
a) Tirostatika (obat anti tiroid / OAT)
Obat terpenting adalah kelompok derivat tioimidazol dan derivat tiourasil. Berikut
jenis OAT1.
Tabel ipd 2005!!!
Ada dua metode pemberian OAT. Pertama, diberikan dari dosis besar kemudian
berdasarkan klinis/laboratoris diturunkan sampai mencapai dosis terendah dan pasien
masih dalam keadaan eutiroidisme. Kedua, pasien diberi dosis besar terus-menerus
hingga hipotiroidisme kemudian diberi hormon tiroid agar mencapai eutiroidisme
(blok-substitusi).
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 25
b) Tiroidektomi
Prinsipnya, tiroidektomi dilakukan ketika pasien eutiroidisme, klinis maupun
biokimiawi. Operasi dilakukan dengan tiroidektomi subtotal dupleks menyisakan
jaringan sedikit, lobektomi total, atau tiroidektomi subtotal lobus lain. Setelah operasi,
perlu dipantau apakah terjadi remisi atau hipotiroidisme.
c) Yodium radioaktif
Pemberian yodida menggunakan radiasi.
3. Grave disease
Definisis
Grave disease merupakan suatu penyakit autoimun yang mengakibatkan hipertiroidisme
karena sirkulasi autoantibodi. Ciri khas dari penyakit ini ialah didapatkan pembesaran
kelenjar tiroid yang difus disertai keadaan tirotoksikosis. Di Amerika dan Eropa , Grave
disease merupakan penyebab terbanyak kasus hipertiroidsme.
Etiologi
Etiologi Grave disease disebabkan oleh autoimun.
Epidemiologi
- Sering terjadi pada wanita berumur 20-30an tahun9
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 26
- Terdapat 3 ciri yaitu: Hipertiroid, eksoftalmus, dan goiter10
- Penyebab kasus hipertiroid terbanyak di Amerika dan Eropa
- Di Seluruh dunia, grave disease menyumbang 60-90 % kasus penyebab tirotoksikosis
(terbanyak dari penyebab yang lain)
- Penyakit ini paling sering terjadi pada wanita (7:1 dibanding laki-laki).11
Patofisiologi
Pada awalnya terjadi peningkatan produksi TSH di adenohipofisis sehingga menstimulasi
T3 dan T4 yang beredar dalam darah. Jika sedah sangat meningkat maka TSH akan turun
sehingga ada gambaran klinik tirotoksikosis. Jadi terjadinya penyakit grave karena
gangguan kerja otonom di kelenjar tiroid dan efek umpan balik tidak berjalan lancar.
Hiperaktifitas ini terjadi karena di dalam darah timbul LATS (Long Acting Thyroid
Stimulators) sehingga terjadi reaksi autoimun. Dapat berbentuk IgG dan IgM yang akan
merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroid sebanyak-banyaknya tanpa
kontrol dari adenohipofisis. LATS diproduksi oelh jaringan limfoid.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 27
Penyakit Autoimun
Tubuh menghasilkan antibody terhadap reseptor
TSH (TSI)
Merangsang aktivitas tiroid (Stimulasi kronis) Sel folikel tiroid hirperplasi Kedua lobus kelenjar
tiroid membesar
Produksi H. Tiroid berlebih
Tiroksikosis
Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis
Gejala pada jantung
1. Takikardi
2. Takiaritmia. Yang sering dijumpai adalah atrial fibrilasi yang rapid respon (heart rate
yang lebih dari 100 x per menit yang cepat dan irreguler)
3. Hipertensi
4. Left ventricular Hipertrophy. Dilatasi Ventrikel Kiri oleh karena hipertensi pada tiroid
toksik.
5. Decompensatio cordis acuta. Biasa terjadi gagal jantung kiri yang diinduksi oleh
hipertensi. Pada hipertiroid, segala penyakit jantung yang terjadi disebut thyroid heart
disease. Aritmia dapat menyebabkan decompensatio cordis karena cardiac output pada
tiroid heart disease tidak sama volumenya satu sama lain sehingga pompa jantung
terganggu, menimbulkan dilatasi ventrikel kiri, akibatnya terjadi mitral insufisiensi.
6. Decompensatio cordis kronik. Biasa terjadi gagal jantung kanan.
Gejala pada saluran pencernaan
1. Adanya gangguan absorbsi yang cepat di usus halus
2. Hiperperistaltik
3. Dispepsia, Nausea, Meteorismus, Perut terasa penuh atau kembung
4. Pada keadaan yang lebih buruk terjadi emesis dan diare kronik sehingga terjadi
anoreksia yang menyebabkan keadaan umum menurun dan berat badan yang menurun
pula.
Gejala Neurologi
1. Hiperrefleksi saraf tepi oleh karena hiperaktifitas saraf dan pembuluh darah akibat
aktifitas T3 dan T4.
2. Gangguan sirkulasi serebral oleh karena hipervaskularisasi ke otak
3. Penderita mengalami vertigo, selfagia, sampai migrain
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 28
4. Mata mengalami diplopia oleh karena eksophtalmus
Gangguan Metabolisme
Adanya gangguan toleransi glukosa misalnya timbul hiperglikemia kronik yang
menyebabkan DM tipe 3 (DM tipe lain yang salah satunya diakibatkan karena struma
toksik)
Terhadap lingkungan
Penderita tidak tahan terhadap udara panas. Penderita banyak keringat , palpitasi,
kesadaran menurun, dan bingung.
Gejala psikologis
1. Iritatif, sensitif, dan anxiety
2. Psikoneurosis sampai psikotik
3. Depresi
4. Insomnia
5. Penderita sering merasa matanya membesar, juga sering kelopak matanya membesar.
Komplikasi
1. Gangguan pada Jantung seperti Hipertensi, gagal jantung, LVH, takikardi,
takiaritmia, dan lain-lain
2. Diabetes Melitus Tipe III
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum penderita, kesadaran dan status psikologisnya
2. Tekanan darah meningkat
3. Denyut jantung cepat dan tidak teratur oleh karena atrium fibrilasi
4. Adanya gambaran kolateral di daerah tiroid oleh karena hipervaskularisasi.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 29
5. Pada palpasi tiroid didapatkan struma yang noduler, batasnya jelas, dan konsistensi
kenyal. Cara melakukan pemeriksaan ini, penderita disuruh duduk dan pemeriksa
memeriksa dari belakang pasien dengan menggunakan 3 jari, pasien disuruh menelan.
Yang bergerak saat menelan adalah tiroid.
6. Pada auskultasi di daerah tiroid terdengar bising sistolik / vascular bruit.
7. Hiperefleski pada pemeriksaan refleks APR (Ankle Patella Refleks) , KPR (Knee
Patella Reflex), refleks biseps dan triseps.
8. Tremor halus pada tangan penderita. Cara melakukan pemeriksaan ini, penderita
dalam keadaan duduk, tangan dan jari direntangkan (kira-kira tegak lurus pada posisi
badan yang duduk) lalu lihat ada tremor atau tidak.
9. Palpasi untuk melihat apakah ada pembesaran hati
10. Refleks kulit abdomen meningkat sehingga terjadi retraksi kulit abdomen
11. Kulit teraba lembab karena peningkatan produksi kelenjar keringat.
12. Pada mata dapat terjadi morbus sign, juga dapat terjadi pembengkakan di belakang
mata yang dikenal dengan istilah eksoftalamus
13. Conjungtiva Chemosis.
14. Palpebra edema
Bagi ibu
a. Krisis tiroid (Thyroid storm)
Merupakan eksaserbasi akut dari semua gejala tirotoksikosis yang berat sehingga dapat
mengancam kehidupan penderita.
Faktor pencetus terjadinya krisis tiroid pada penderita tirotoksikosis antara lain :
- Tindakan operatif, baik tiroidektomi maupun operasi pada organ lain
- Terapi yodium radioaktif
- Persalinan pada penderita hamil dengan tirotoksikosis yang tidak diobati secara adekuat.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 30
- Stress yang berat akibat penyakit-penyakit seperti diabetes, trauma, infeksi akut, alergi obat
yang berat atau infark miokard.
Manifestasi klinis dari krisis tiroid dapat berupa tanda-tanda hipermetabolisme berat dan
respons adrenergik yang hebat, yaitu meliputi :
- Demam tinggi, dimana suhu meningkat dari 38°C sampai mencapai 41°C disertai dengan
flushing dan hiperhidrosis.
- Takhikardi hebat , atrial fibrilasi sampai payah jantung.
- Gejala-gejala neurologik seperti agitasi, gelisah, delirium sampai koma.
-Gejala-gejala saluran cerna berupa mual, muntah,diare dan ikterus.
Terjadinya krisis tiroid diduga akibat pelepasan yang akut dari simpanan hormon tiroid
didalam kelenjar tiroid. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar T4 dan T3
didalam serum penderita dengan krisis tiroid tidak lebih tinggi dibandingkan dengan
kadarnya pada penderita tirotoksikosis tanpa krisis tiroid.
Juga tidak ada bukti yang kuat bahwa krisis tiroid terjadi akibat peningkatan produksi
triiodothyronine yang hebat. Dari beberapa studi terbukti bahwa pada krisis tiroid terjadi
peningkatan jumlah reseptor terhadap katekolamin, sehingga jantung dan jaringan syaraf
lebih sensitif terhadap katekolamin yang ada didalam sirkulasi.
Hipertiroid dapat mengakibatkan komplikasi mencapai 0,2% dari seluruh kehamilan dan jika
tidak terkontrol dengan baik dapat memicu terjadinya krisis tirotoksikosis, kelahiran prematur
atau kematian intrauterin. Selain itu hipertiroidisme dapat juga menimbulkan preeklampsi
pada kehamilan, gagal tumbuh janin, kegagalan jantung kongestif, tirotoksikosis pada
neonatus dan bayi dengan berat badan lahir rendah serta peningkatan angka kematian
perinatal.
b. Preeklampsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan gejala hipertensi,
edema, dan/atau proteinuria.
c. Berakibat buruk selama periode post-partum (setelah persalinan)
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 31
Bagi janin:
a. Hipertiroidisme maternal takikardi fetal, lahir prematur, kelahitan mati, TSI
(Tiroid Stimulating Immunoglobulins) meningkat tinggi.
b. Dapat menyebabkan hipertiroidisme fetal atau neonatal.
c. Terapi obat yang dapat melintasi plasenta berpotensi mengganggu fungsi tiroid fetus
dan menyebabkan goiter fetal.
Penatalaksanaan
Konservatif
1. Menggunakan obat-obatan.
a. Obat Anti-Tiroid antara lain propiltiourasil dan metimazol, merupakan obat
yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroid. Obat ini
memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon
tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai
dengan dosis tinggi, selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah
terhadap hormon tiroid. Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari dan
Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari. Obat ini biasanya bisa mengendalikan fungsi tiroid dalam waktu 6
minggu sampai 3 bulan. Dosis yang lebih tinggi bisa mempercepat
pengendalian fungsi tiroid, tetapi resiko terjadinya efek samping juga
meningkat. Efek samping yang terjadi bisa berupa reaksi alergi (ruam kulit),
mual, hilang rasa dan penekanan sintesa sel darah merah di sumsum tulang
dan pasien dapat mengalami hipotiroid. Penekanan sumsum tulang bisa
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih, sehingga penderita sangat
peka terhadap infeksi. Pada wanita hamil, penggunaan propiltriurasil lebih
aman dibandingkan dengan metimazol karena lebih sedikit obat yang sampai
ke janin.
a. Obat-obat beta bloker (misalnya propanolol) membantu mengendalikan
beberapa gejala hipertiroid.
Indikasi :
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 32
-Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien
muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis.
-Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif.
-Persiapan tiroidektomi.
-Pasien hamil, usia lanjut.
-Krisis tiroid.
Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi
gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta bloker terutama bermanfaat
dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang memiliki gejala yang
mengganggu atau berbahaya, yang hipertiroidnya tidak dapat dikendalikan
oleh obat lain. Tetapi beta bloker tidak mengendalikan fungsi tiroid yang
abnormal.
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien
menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis
40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8
minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau
gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai
eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian
pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi
apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam
keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi
kolaps.
Surgical
b. Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.
Pembedahan merupakan terapi pilihan untuk penderita muda, penderita yang
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 33
gondoknya sangat besar, penderita yang alergi terhadap obat atau mengalami efek
samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroid.
Kepada penderita ini diberikan terapi sulih hormon sepanjang hidupnya.
Komplikasi lain dari pembedahan adalah kelumpuhan pita suara dan kerusakan
kelenjar paratiroid (kelenjar kecil di belakang kelenjar tiroid yang mengendalikan
kadar kalsium dalam darah).
c. Pemberian yodium radioaktif.
Hipertiroid juga bisa diobati dengan yodium radioaktif. Tindakan ini untuk
memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif. Yodium radioaktif per-oral
memberikan pengaruh yang sangat kecil terhadap tubuh, tetapi memberikan
pengaruh yang besar terhadap kelenjar tiroid. Karena itu dosisnya disesuaikan
sehingga hanya menghancurkan sejumlah kecil tiroid agar pembentukan hormon
kembali normal, tanpa terlalu banyak mengurangi fungsi tiroid. Sebagian besar
pemakaian yodium radioaktif pada akhirnya menyebakan hipotiroid. Sekitar 25%
penderita mengalami hipotiroid dalam waktu 1 tahun setelah pemberian yodium
radioaktif. Yodium radioaktif tidak diberikan kepada wanita hamil karena bisa
melewati sawar plasenta dan bisa merusak kelenjar tiroid janin.
Prognosis
Prognosis penyakit-penyakit yang berhubungan dengan keadaan hipertiroid tidak sebaik
keadaan hipotiroid. Kemampuan dan pengetahuan seorang pemeriksa sangat dibutuhkan
untuk menentukan prognosis penyakit ini. Kegagalan terapi memberikan prognosis yang
buruk terhadap penyakit hipertiroidism.
Diagnosis Banding:
1. TNG (Toxic Nodular Goiter)
TNG merupakan keadaan dimana kelenjar tiroid mengandung nodul tiroid yang
berfungsi secara otonom yang mengakibatkan hipertiroidisme atau dengan kata lain terjadi
hipersekresi hormon-hormon tiroid yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang
bernodul-nodul. TNG, atau penyakit Plummer, pertama kali dideskripsikan oleh Henry
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 34
Plummer pada tahun 1913. TNG adalah penyebab kedua paling umum yang menyebabkan
hipertiroid di Amerika dan Eropa setelah penyakit Graves.
2. Feokromositoma
Feokromositoma adalah suatu tumor yang berasal dari sel-sel kromafin kelenjar adrenal,
menyebabkan pembentukan katekolamin yang berlebihan. Katekolamin adalah hormon yang
menyebabkan tekanan darah tinggi dan gejala lainnya.
Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut sindroma endokrin multipel,
yang menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin (misalnya
kelenjar tiroid, paratiroid dan adrenal). Feokromositoma juga bisa terjadi pada penderita
penyakit von Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan
membentuk tumor jinak (hemangioma); dan pada penderita penyakit von Recklinghausen
(neurofibromatosis, pertumbuhan tumor berdaging pada saraf).
3. Thyroid Papillary Carcinoma
Bentuk ganas pada kelenjar tiroid. Sangat jarang terjadi, namun apabila terjadi dapat
menyebabkan hiperfungsi hormon-hormon tiroid sehingga sekresinya berlebihan di dalam
darah menyebabkan tirotoksikosis dan hipertiroid.
4. Macro and Micro Pituitary Adenoma
Tumor jinak pada hipofisis. Apabila tumor lebih dari 10 mm disebut sebagai makroadenoma ,
dan bila kurang dari 10mm disebut mikroadenoma. Epidemiologi adenoma hipofisis lebih
sering terjadi dibandingkan karsinoma hipofisis. Baik mikro maupun makro adenoma ,
keduanya sama-sama menyebabkan hiperfungsi kelenjar hipofisis, seperti :
a. Hipersekresi ACTH --> Cushing Syndrome
b. Hipersekresi GH --> Akromegali
c. Hipersekresi TSH --> yang menyebabkan hipertiroid (sebagai diagnosis
banding pada penyakit hipertiroid)
d. Ketidakseimbangan sekresi Gonadotropin dan Estrogen menyebabkan
amenorhea pada wanita.11
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 35
5. Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter
Kelenjar tiroid (seperti banyak area-area lain dari tubuh) menjadi lebih bergumpal-gumpal
ketika kita menua. Pada kebanyakan kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak memproduksi
hormon-hormon tiroid dan tidak memerlukan perawatan. Adakalanya, suatu benjolan
mungkin menjadi "otonomi", yang berarti bahwa ia tidak merespon pada pengaturan pituitari
via TSH dan memproduksi hormon-hormon tiroid dengan bebas. Ini menjadi lebih mungkin
jika benjolan lebih besar dari 3 cm. Ketika ada suatu benjolan (nodule) tunggal yang
memproduksi secara bebas hormon-hormon tiroid, itu disebut suatu functioning nodule. Jika
ada lebih dari satu functioning nodule, istilah toxic multinodular goiter (gondokan)
digunakan. Functioning nodules mungkin siap dideteksi dengan suatu thyroid scan.
6. Pemasukkan hormon-hormon tiroid yang berlebihan
Mengambil terlalu banyak obat hormon tiroid sebenarnya adalah sungguh umum. Dosis-dosis
hormon-hormon tiroid yang berlebihan seringkali tidak terdeteksi disebabkan kurangnya
follow-up dari pasien-pasien yang meminum obat tiroid mereka. Orang-orang lain mungkin
menyalahgunakan obat dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan lain seperti
menurunkan berat badan. Pasien-pasien ini dapat diidentifikasikan dengan mendapatkan
suatu pengambilan yodium berlabel radioaktif yang rendah (radioiodine) pada suatu thyroid
scan.
7. Pengeluaran abnormal dari TSH
Sebuah tumor didalam kelenjar pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH
(thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda yang
berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon tiroid. Kondisi ini
adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dari kelenjar pituitari.
Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang endocrinologist melakukan tes-tes terperinci
untuk menilai pelepasan dari TSH.
8. Tiroiditis (peradangan dari tiroid)
Peradangan dari kelenjar tiroid mungkin terjadi setelah suatu penyakit virus (subacute
thyroiditis). Kondisi ini berhubungan dengan suatu demam dan suatu sakit leher yang
seringkali sakit pada waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak jika disentuh. Mungkin ada
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 36
sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan. Peradangan kelenjar dengan suatu
akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagai lymphocytes (lymphocytic thyroiditis) mungkin
juga terjadi. Pada kedua kondisi-kondisi ini, peradangan meninggalkan kelenjar tiroid
"bocor", sehingga jumlah hormon tiroid yang masuk ke darah meningkat. Lymphocytic
thyroiditis adalah paling umum setelah suatu kehamilan dan dapat sebenarnya terjadi pada
sampai dengan 8 % dari wanita-wanita setelah melahirkan. Pada kasus-kasus ini,fase
hipertiroid dapat berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali diikuti oleh suatu fase
hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat berlangsung sampai 6 bulan. Mayoritas dari
wanita-wanita yang terpengaruh kembali ke suatu keadaan fungsi tiroid yang normal.
Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan.
9. Pemasukkan Yodium yang berlebihan
Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon-hormon tiroid. Suatu
kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid. Hipertiroid yang dipengaruhi/diinduksi
oleh yodium biasanya terlihat pada pasien-pasien yang telah mempunyai kelenjar tiroid
abnormal yang mendasarinya. Obat-obat tertentu, seperti amiodarone (Cordarone), yang
digunakan dalam perawatan persoalan-persoalan jantung, mengandung suatu jumlah yodium
yang besar dan mungkin berkaitan dengan kelainan-kelainan fungsi tiroid.
4. Kehamilan dan persalinan dengan hormone tiroid
FISIOLOGI TIROID DALAM KEHAMILAN
Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid terlihat dari peningkatan uptake radioiodine oleh
kelenjar tiroid selama kehamilan. Mulai trimester II kehamilan, kadar total triioditironin dan
tiroksin serum (T3 dan T4) meningkat dengan tajam. Peningkatan sekresi tiroksin tersebut
dihubungkan dengan meningkatnya degradasi plasenta.
0-10 minggu masa kehamilan, kelenjar tiroid belum berkembang
10-12 minggu masa kehamilan, kelenjar tiroid mulai berkembang dan fungsional
tapi masih bergantung pada ibu
Minggu selanjutnya, kelenjar tiroid telah fungsional sepenuhnya tanpa bergantung
pada ibu
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 37
Pada awal kehamilan terjadi peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerular sehingga
terjadi peningkatan bersih iodida dari plasma. Keadaan ini akan menimbulkan penurunan
konsentrasi plasma iodida dan memerlukan penambahan kebutuhan iodida dari makanan.
Pada wanita dengan kecukupan iodida, keadaan ini hanya akan menimbulkan sedikit
pengaruh terhadap fungsi tiroid karena penyimpanan iodida intratiroidal mencukupi sejak
mula konsepsi dan tidak berubah selama kehamilan. Juga terjadi peningkatan kebutuhan
iodine untuk keperluan sintesa iodothyronine janin melalui plasenta. Proses sintesa ini mulai
berfungsi secara progresif setelah trimester pertama.
Timbulnya struma tergantung pada kemampuan tiroid mengadakan kompensasi yang pada
gilirannya juga tergantung pada kadar iodium plasma. Salah satu upaya agar kadar iodium
tidak terlalu rendahiaalah dengan konsumsi yang cukup mengandung iodium. Kedua, BMR
(basal metabolic rate). Dahulu sebelum kadar hormone tiroid dapat di ukur, fungsi tiroid
selalu ipantau dengan BMR. Pada kehamilan BMR meningkat, mulai jelas pada bulan ke-4
yang terusmeningkat sampai ke bulan 8. Kenaikan ini sampai 70-80% karena konsumsi
oksigen oleh uterus dan isinya.
Metabolisme Hormon Tiroid di Plasenta
Plasenta mengandung enzim iodothyronine deiodinase dalam jumlah yang banyak. Deionisasi
T4 yang dikatalisir oleh enzim ini merupakan sumber reverse T3 yang ditemukan dalam
cairan ketuban. Kadar reverse T3 dalam ketuban ini sebanding dengan kadar T4 maternal.
Enzim ini berfungsi untuk menurunkan konsentrasi T3 dan T4 dalam sirkulasi janin.
Kadar T4 total pada hamil muda (antara 6-12 minggu),meskipun jumlahnya kecil secara
kualitatif, konsentrasi seperti ini menunjukkan betapa pentingnya hormon tiroid untuk
menjamin pertumbuhan yang adekuat dari unit fetomaternal.
Setelah terjadi konsepsi diikuti perubahan hormonal dan metabolik yang sangat berpengaruh
pada sistem endokrin ibu. Pada metabolisme tiroid, terjadi peningkatan TBG dan kadar
hormon tiroid serum, peningkatan ”renal clearence’ yodium, serta peningkatan produksi
tiroksin. Fisiologi tiroid ibu dan jannnya berbeda, tetapi ada interkasi melalui plasenta dan
cairan amnion, yang memodulasi transfer yodium dan hormon tiroid dari ibu ke fetus dalam
jumlah kecil tetapi sangat penting.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 38
Perkembangn bayi tergantung pada plasenta yang berfungsi mangatur bahan dari ibu ynga
masuk ke janin, sebagai alat ekskresi, sintesis polipeptida dan hormon steroid yang
mempengaruhi ibu dan metabolisme janin. Saat tiroid jann mulai berfungsi, maka plasdenta
relatif sebagai barrier antara sistem ibu dan janin.
Plasenta mamalia tidak permeable terhadap TSH dan relatif tidak permeabel terhadap hormon
tiroid. Pada janin manusia yang agenesis tiroid atau terdapat defek organifikasi total, rerata
kadar T4 total tali pusat ± 4µ (50 nm/L) sedangkan pada dewasa normal rerata kadar T4 ±11
µg/dl (140 nmol/L). Plasenta permeable terhadap TRH dan telah dibuktikan plasenta dapat
mensitesis TRH. Dengan adanya produksi TRH ekstra hipotalamus janin, menyebabkan
tingginya kadar TRH dalam serum janin. Tingginya kadar TRH serum janin ini
dipertahankan, karena aktivitas degradasi nya sangat rendah, bahkan relatif tidak ada. Kadar
TRH serum pada ibu rendah dan hanya sedikit sekali berpengaruh pada janin.
Plasenta juga memproduksi hormon polipeptida dengan bioaktivitas tinggi mirip TSH.
Sebagian bioaktivitas ini, merupakan sifat hCG, sebagian kecil mirip TRH. Bioaktivitas yang
mirip TSH mencapai kadar terttinggi pada trisemester pertama, yang secara transient
meningkatkan kadar hormon tiroid bebas serum ibu dan secara transient pula menekan
sekresi TSH ibu, tetapi hal ini hanya sedikit berpengaruh pada fungsi tiroid janin.
Efek hCG Terhadap Fungsi Tiroid
Human chorionic gonadothropin (hCG) adalah hormon peptida yang disusun oleh dua sub
unit disebut rantai alfa dan beta. Sub unit alfa identik dengan TSH, sementara rantai beta
berbeda dengan keduanya. Dengan demikian, hormon struktur parsial antara TSH dengan
hCG mengakibatkan hCG bisa bertindak sebagai hormon tirotropik.
Selama kehamilan normal, efek stimulasi langsung hCG menimbulkan peningkatan
sementara kadar tiroksin bebas hingga akhir trimester pertama (puncak sirkulasi hCG)
sehingga terjadi supresi parsial TSH. Pada mola hidatidosa dan khoriokarsinoma sering
timbul manifestasi hipertiroid secara klinis dan biokimia.
FISIOLOGI TIROID PADA JANIN
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 39
Sistem hipotalamus-hipofisis janin berkembang dan berfungsi secara lengkap bebas
dari fungsi ibu pada kehamilan 11 minggu, setelah sistem portal hipofiseal berkembang, akan
ditemukan adanya TSH dan TRH yang dapat diukur. Pada waktu yang bersamaan, tiroid
janin mulai menangkap iodine. Namun sekresi hormon tiroid kemungkinan dimulai pada
pertengahan kehamilan (18-20 minggu). TSH meningkat dengan cepat hingga kadar puncak
pada 24-28 minggu, dan kadar T4 memuncak pada 35-40 minggu. Kadar T3 tetap rendah
selama kehamilan, T4 diubah menjadi rT3 oleh deiodinase-5 tipe 3 selama perkembangan
janin. Pada saat lahir, terdapat peningkatan mendadak yang nyata dari TSH, suatu
peningkatan T4, suatu peningkatan T3 dan suatu penurunan rT3. parameter ini secara
berangsur-angsur kembali normal dalam bulan pertama kehidupan.
Ontogenesis Tiroid
Aktivitas tiroid janin dimulai pada usia kehamilan 8 minggu, saat dimulai sintesis
tirolobulin. Sekitar dua minggu kemudian, terjadi penangkapan yodium, yang diikuti dengan
yodinisasi tirosin. Pembentukan koloid pada minggu ke 12 kehidupan janin. Dan saat tersebut
hipofisis janin mulai mensekresi hormon tirotropin (TSH) yang menstimulasi kelenjar tiroid.
Pada pertengahan usia kehamilan aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid janin telah berfungsi dan
tidak tergantung pada aksis maternal. Plasenta dapat mentransfer levotiroksin (T4) ke janin
dalam jumlah kecil, tetapi jumlah tersebut tidak mencukupi untuk menghilangkan efek
hipotiroidisme pada janin.
Segera setelah persalinan terjadi peristiwa berikut ini (lihat gambar). TSH meningkat
dengan cepat, mencapai kadr 60-80µU/ml dalam 30 menit setelah persalinan, kemungkinan
karena rangsang dingin dan stress pada janin. Kemudian setelah beberapa hari berikutnya,
secara lambat menurun sampai mencapai kadar pada anak yang lebih tua (< 8µU/ml; <8
mU/L) pada hari ke 5-7. Kenaikan TSH diikuti denga kenaikan kadar T4 dan T3 sampai
”kadar tirotoksik” dalam 24 jam kehidupan. Kadar T4 alam kisaran 15-19µU/dl dan kadar T3
dalam kisaran 300 ng/dl. Fenomerna ini seringkali disebut hipertiroidisme fisiologis.
Perubahan konsentrasi hormon tiroid ini harus diingat saat mengevaluasi fungsi tiroid bayi
baru lahir.
Selama hamil, kelenjar tiroid berproduksi 50 persen lebih banyak dibanding saat tidak hamil.
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut Hipertiroidisme. Kondisi tersebut membuat
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 40
kebutuhan kelenjar ini akan yodium pun meningkat. Karena itu jika asupan yodium tidak
mencukupi, tiroid bisa membengkak, dan risiko hipertiroid pun meningkat.
Kondisi hipertiroid dapat memicu terjadinya:
1. Kelahiran prematur atau persalinan yang terpaksa harus dilakukan sebelum waktunya.
2. Preeklampsia yang disebabkan tekanan darah tinggi dan masalah dengan organ tubuh lain
termasuk ginjal.
3. Berat badan bayi yang rendah atau lahir dalam kondisi meninggal dunia.
4. Peningkatan detak jantung abnormal pada janin.
Pada bayi baru lahir, penyebab dari hipertiroidisme yang paling sering ditemukan adalah
penyakit Graves neonatorum. Penyakit ini bisa berakibat fatal dan bisa terjadi pada bayi yang
ibunya menderita atau pernah menderita penyakit Graves.
Penyakit Graves adalah suatu penyakit autoimun di mana tubuh menghasilkan antibodi yang
merangsang kelenjar tiroid. Mekanismenya, tubuh si ibu menghasilkan antibodi yang
merangsang kelenjar tiroid, antibodi ini kemudian sampai ke janin dan turut merangsang
kelenjar tiroid si janin. Ini harus dicegah dan diobati karena efek buruknya bisa saja terjadi
lahir mati, keguguran atau kelahiran prematur.13
5. Dampak tatalaksana dengan janin
Tujuan pengobatan adalah mengendalikan tirotoksikosis ibu tanpa gangguan fungsi tiroid
janin. Pengobatan yang dapat dilakukan pada tirotoksikosis kehamilan ada 2 macam yaitu :
OAT (obat anti tiroid) dan pembedahan. Kehamilan merupakan kontraindikasi untuk
pemberian iodium radioaktif.3,5,8
• Obat anti tiroidObat anti tiroid yang dianjurkan ialah golongan tionamid yaitu propilthiourasil (PTU) dan carbamizole (Neo Mercazole) . Yodida merupakan kontraindikasi untuk diberikan karena dapat langsung melewati sawar plasenta dan dengan demikian mudah menimbulkan keadaan hipotiroid janin. Wanita hamil dapat mentolerir keadaan hipertiroid yang tidak terlalu berat sehingga lebih baik memberikan dosis OAT yang kurang dari pada berlebih. Bioavilibilitas carbamizole pada janin ± 4 kali lebih tinggi dari pada PTU sehingga lebih mudah menyebabkan keadaan hipotiroid. Melihat hal-hal tersebut maka pada kehamilan PTU lebih terpilih. PTU mula-mula diberikan 100-150 mg tiap 8 jam. Setelah keadaan eutiroid tercapai (biasanya 4-6 minggu setelah pengobatan dimulai), diturunkan menjadi 50 mg tiap 6 jam dan bila masih tetap eutiroid dosisnya diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 kali 50 mg/hari. Idealnya hormon tiroid bebas dipantau setiap bulan. Kadar T4
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 41
dipertahankan pada batas normal dengan dosis PTU ≤ 100 mg/hari. Bila tirotoksikosis timbul lagi, biasanya pasca persalinan, PTU dinaikkan sampai 300 mg/hari. Efek OAT terhadap janin dapat menghambat sintesa hormon tiroid. Selanjutnya hal tersebut dapat menyebabkan hipotiroidisme sesaat dan struma pada bayi, walaupun hal ini jarang terjadi. Pada ibu yang menyusui yang mendapat OAT, OAT dapat keluar bersama ASI namun jumlah PTU kurang dibandingkan carbamizole dan bahaya pengaruhnya kepada bayi sangat kecil, meskipun demikian perlu dilakukan pemantauan pada bayi seketat mungkin.
• Golongan β-BlokerObat golongan ini tidak dianjurkan pada kehamilan karena berbagai penelitian menunjukan bahwa obat tersebut menyebabkan terjadinya plasenta yang kecil, pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat, tidak ada respon terhadap keadaan anoksia, dapat menimbulkan bradikardi dan hipoglikemia. Atas dasar ini maka golongan β- Bloker tidak dianjurkan sebagai obat pilihan pertama pada hipertiroid dengan kehamilan. Tetapi apabila sangat diperlukan umpama pada hipertiroid berat, krisis atau ancaman krisis tiroid, dapat diberikan seperti biasa.
• Tiroidektomi
Tiroidektomi secara umum sebenarnya tidak dianjurkan. Hanya perlu dilakukan bila
pasien hipersensitif terhadap obat anti tiroid (OAT) atau OAT sama sekali tidak efektif,
suatu hal yang sangat jarang atau pada mereka dengan gejala mekanik akibat penekanan
dari struma.
• Terapi Yodium Radioaktif
Pemberian terapi maupun pemeriksaan fungsi tiroid dengan iodida radioaktif merupakan
kontraindikasi pada hipertiroid dalam kehamilan, oleh karena yodida dan radiodida juga
dengan mudah melewati plasenta.
Hipertiroid-Grave’s Disease Page 42