SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB...

86
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB (Skripsi) Oleh AGUNG PRASETYO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB

(Skripsi)

Oleh

AGUNG PRASETYO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

ABSTRACT

WEB-BASED EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSE COW DISEASE

USING DEMPSTER-SHAFER METHOD

By

AGUNG PRASETYO

The aim of this research is to develop an expert system that can help diagnose the

cow's disease based on their symptoms. The data used in this expert system

consisted of 21 data of cow's disease and 77 data of the symptoms. This research

used Dempster-Shafer method to diagnose and determine the degree of accuracy

diagnoses. Expert system built based on the web. Testing has been done in two

stages, they are internal testing and external testing. Internal testing consisted of

functional testing and expert testing. Functional testing using Black Box method

with Equivalence Partitioning (EP) technique showed that the system developed

functions as expected. Expertise testing was done by comparing the diagnosis

results of system with the diagnosis results by expert, used 10 cases and produced

an average accuracy of 87,2%. External testing was done by giving questionnaires

to 56 respondents who were divided into three groups to get an assessment of the

system. The results of the questionnaire got average value of 61.43% from

respondent group I (cow experts), average value of 82.7% from respondent group

II (cow farmers and students of Animal Husbandry Department), and average

value of 80.33% from respondent group III (students of Computer Science

Department).

Keyword : Expert System, Dempster-Shafer, Cow Disease.

Page 3: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

ABSTRAK

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB

Oleh

AGUNG PRASETYO

Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pakar yang dapat membantu

mendiagnosis penyakit sapi berdasarkan gejala yang ada. Data yang digunakan

pada sistem pakar ini terdiri dari 21 data penyakit sapi dan 77 data gejala penyakit

sapi. Penelitian ini menggunakan metode Dempster-Shafer untuk mendiagnosis

dan mengetahui derajat akurasi hasil diagnosis. Sistem pakar yang dibangun

berbasiskan web. Pengujian telah dilakukan dua tahap, yaitu pengujian internal

dan pengujian eksternal. Pengujian internal terdiri dari pengujian fungsional dan

pengujian kepakaran. Pengujian fusingsional menggunakan metode Black Box

dengan teknik Equivalence Partitioning (EP) menunjukkan bahwa sistem yang

dikembangkan berfungsi seperti yang diharapkan. Pengujian kepakaran dilakukan

dengan membandingkan hasil diagnosis oleh sistem dengan hasil diagnosis oleh

pakar, menggunakan 10 kasus dan menghasilkan nilai rata-rata akurasi sebesar

87,2%. Pengujian eksternal dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 56

responden yang dibagi ke dalam tiga kelompok untuk mendapat penilaian

terhadap sistem. Hasil kuesioner mendapatkan nilai rata-rata sebesar 61,43% dari

kelompok responden I (pakar sapi), nilai rata-rata sebesar 82,7% dari kelompok

responden II (peternak sapi dan mahasiswa Jurusan Peternakan), dan 80,33% dari

kelompok responden III (mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer).

Kata Kunci : Sistem Pakar, Dempster-Shafer, Penyakit Sapi.

Page 4: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB

Oleh

AGUNG PRASETYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KOMPUTER

Pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh
Page 6: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh
Page 7: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh
Page 8: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 4 Juli 1995 di Bandar Jaya, Kec.

Terbanggi Besar, Kab. Lampung Tengah, sebagai anak tunggal

dengan Ayah bernama Sutrisno dan Ibu bernama Sri Mardiyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)

di TK Dharma Wanita Bumi Dipasena Mulya pada tahun 2001, menyelesaikan

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Bumi Dipasena Mulya pada tahun 2007,

menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Rawajitu

Timur pada tahun 2010, kemudian melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Atas

(SMA) di SMA Negeri 1 Seputih Mataram dan lulus di tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Adapun

kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi mahasiswa antara lain:

1. Aktif sebagai Anggota Baru Computer Science (Abacus) pada tahun

2013/2014.

2. Pernah mengikuti Karya Wisata Ilmiah (KWI) di Desa Mulyo Sari, Kec.

Tanjung Bintang, Kab. Lampung Selatan pada Januari sampai Februari 2014.

3. Aktif sebagai Anggota Bidang (Abid) Kesekretariatan Himpunan Mahasiswa

Jurusan Ilmu Komputer (HIMAKOM) Universitas Lampung pada tahun

2014-2015.

Page 9: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

vi

4. Aktif sebagai Staf Ahli Administrasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas

Lampung pada tahun 2015.

5. Aktif sebagai Sekretaris Komisi B Advokasi Dewan Perwakilan Mahasiswa

(DPM) FMIPA Universitas Lampung pada tahun 2015-2016.

6. Melaksanakan kegiatan Kerja Praktik (KP) di Dinas Kesehatan Kota Bandar

Lampung di Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi Program pada Februari

2016.

7. Aktif sebagai Anggota Komisi III Kelembagaan Dewan Perwakilan

Mahasiswa (DPM) FMIPA Universitas Lampung pada tahun 2016.

8. Melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Joharan, Kec.

Putra Rumbia, Kab. Lampung Tengah pada Juli sampai September 2016.

Page 10: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

(Q.S. Al-Insyirah:6)

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. .”

(Q.S. Al-Mu’min:60)

“Jangan biarkan kenangan menjadikanmu berpuas diri. Apa yang engkau

temukan selama pencarian adalah hadiah-Nya bagimu. Tapi saat hadiah-Nya

engkau buka, jangan jadikan ia sebagai tujuan.”

(Da’ud ibn Ibrahim Al-Shawni)

“Kurus adalah identitas”

(Agung Prasetyo)

Page 11: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

PERSEMBAHAN

Segala puji syukur atas berkah dan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk Orang-Orang Yang Selalu Kuharapkan Cinta dan

Kasih Sayangnya…

Teruntuk Ayah dan ibuku yang ku sayangi, terimakasih untuk kasih sayang, perhatian,

pengorbanan, usaha, dukungan moril maupun materi, motivasi dan do’a yang tiada henti

untuk kesuksesanku....

Teruntuk adik-adikku yang sangat aku sayangi, serta keluarga besar tercinta. Terima kasih

atas semua dukungan yang telah diberikan.

Teruntuk Teman-teman dan Sahabatku, Terimakasih untuk canda tawa, tangis, waktu,

nasehat, pengalaman dan warna kehidupan, terimakasih sudah menjadi bagian cerita

indah dan berharga dalam hidupku....

Keluarga Besar Ilmu Komputer 2013, serta almamater tercinta,

UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 12: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

ix

SANWACANA

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Dengan

Menggunakan Metode Dempster-Shafer Berbasis Web” dengan baik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan

berperan besar dalam penyusunan skripsi ini, seperti antara lain:

1. Kedua orang tua yaitu Bapak dan Ibu, berserta adik-adik dan keluarga besar

yang selalu memberi do’a, kasih sayang dan motivasi.

2. Bapak Aristoteles, S.Si., M.Si. sebagai pembimbing utama dan yang telah

membimbing, memotivasi, memberikan ide, masukan dan saran selama

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Kusuma Adhianto, S.Pt., M.P. sebagai pembimbing kedua yang

telah membimbing dan memberikan bantuan, ide, masukan dan saran selama

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Rico Andrian, S.Si., M.Kom. sebagai pembahas, yang telah

memberikan komentar, masukan, dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D. selaku Dekan FMIPA Universitas

Lampung.

Page 13: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

x

6. Bapak Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer

FMIPA Universitas Lampung.

7. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Komputer FMIPA Universitas Lampung.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komputer yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman hidup selama penulis menjadi mahasiswa.

9. Sahabat-sahabatku Teguh, Faiq, Adib, Yeni, Annisa, dan Tazkiya Nurul.

Terimakasih untuk semua bantuan, nasehat, pengalaman, waktu dan sudah

menjadi tempat berbagi keluh kesah selama ini.

10. Teman-temanku Wibi, Vandu, Danzen, Rifal, Rico, Rifaldhi, Widi, Dini,

Eria, Fitria, Qory, Qisty, Irfani, Pupang, terimakasih banyak sudah mewarnai

hari-hari selama ini.

11. Teman-teman Ilmu Komputer 2013 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,

Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

12. Almamater Tercinta, Universitas Lampung yang telah memberikan penulis

kesempatan untuk menempuh pendidikan perkuliahan S1.

Akhir kata, penulis memohon maaf kepada semua pihak apabila skripsi ini masih

terdapat kesalahan dan kekeliruan, semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat sebagaimana mestinya, Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2018

Penulis

Agung Prasetyo

Page 14: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xix

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

2.1 Penyakit Sapi ................................................................................................ 6

2.1.1 Anthraks ............................................................................................ 6

2.1.2 Black Leg .......................................................................................... 8

2.1.3 Brucellosis ......................................................................................... 9

2.1.4 Dermatophilosis .............................................................................. 10

2.1.5 Leptospirosis ................................................................................... 10

2.1.6 Mastitis ............................................................................................ 12

Page 15: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xii

2.1.7 Paratuberkulosis .............................................................................. 13

2.1.8 Pink Eye .......................................................................................... 14

2.1.9 Salmonellosis .................................................................................. 15

2.1.10 Septicemia Epizootica ..................................................................... 16

2.1.11 Tetanus ............................................................................................ 17

2.1.12 Tuberkulosis .................................................................................... 18

2.1.13 Mastitis Mikotik .............................................................................. 19

2.1.14 Ringworm ........................................................................................ 21

2.1.15 Ascariasis ........................................................................................ 22

2.1.16 Babeosis .......................................................................................... 23

2.1.17 Demodecosis ................................................................................... 24

2.1.18 Fasciolosis ....................................................................................... 26

2.1.19 Kaskado ........................................................................................... 27

2.1.20 Myasis ............................................................................................. 28

2.1.21 Surra ................................................................................................ 29

2.2 Sistem Pakar ............................................................................................... 30

2.2.1 Definisi Sistem Pakar ........................................................................ 30

2.2.2 Tujuan Sistem Pakar ......................................................................... 31

2.2.3 Ciri-Ciri Pakar ................................................................................... 31

2.2.4 Manfaat Pakar ................................................................................... 32

2.2.5 Komponen Sistem Pakar ................................................................... 32

2.3 Metode Dempster-Shafer ........................................................................... 34

2.4. Pengujian .................................................................................................... 38

2.4..1 Black Box Testing ............................................................................. 38

Page 16: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xiii

2.4..2 Skala Likert ...................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 40

3.2 Alat Pendukung .......................................................................................... 40

3.3 Tahapan Penelitian ..................................................................................... 41

3.3.1 Studi Literatur ................................................................................... 41

3.3.2 Pengumpulan Data ............................................................................ 42

3.3.3 Perancangan Sistem .......................................................................... 42

3.3.3.1 Context Diagram ....................................................................... 42

3.3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) ........................................................ 43

3.3.3.3 Entity Relationship Diagram ..................................................... 46

3.3.3.4 Rancangan Antarmuka (Interface Design) ................................ 46

3.3.3.4.1 Pakar .................................................................................. 47

3.3.3.4.1.1 Halaman Login ........................................................... 47

3.3.3.4.1.2 Halaman Utama Pakar ............................................... 47

3.3.3.4.1.3 Halaman Penyakit ...................................................... 48

3.3.3.4.1.4 Halaman Tambah Penyakit ........................................ 49

3.3.3.4.1.5 Halaman Gejala .......................................................... 49

3.3.3.4.1.6 Halaman Tambah Gejala ............................................ 49

3.3.3.4.1.7 Halaman Gambar ....................................................... 50

3.3.3.4.1.8 Halaman Tambah Gambar ......................................... 51

3.3.3.4.1.9 Halaman Aturan ......................................................... 52

3.3.3.4.1.10 Halaman Ubah Aturan ............................................. 52

Page 17: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xiv

3.3.3.4.2 Pengguna............................................................................ 53

3.3.3.4.2.1 Halaman Beranda ....................................................... 53

3.3.3.4.2.2 Halaman Diagnosis .................................................... 53

3.3.3.4.2.3 Halaman Hasil Diagnosis ........................................... 53

3.3.3.4.2.4 Halaman Daftar Penyakit ........................................... 54

3.3.3.4.2.5 Halaman Detail Penyakit ........................................... 55

3.3.3.4.2.6 Halaman Bantuan ....................................................... 56

3.3.3.4.2.7 Halaman Tentang ....................................................... 56

3.3.4 Implementasi ..................................................................................... 57

3.3.5 Pengujian ........................................................................................... 57

3.3.5.1 Pengujian Internal ..................................................................... 57

3.3.3.4.1 Pengujian Fungsional ........................................................ 57

3.3.3.4.2 Pengujian Kepakaran ......................................................... 59

3.3.5.2 Pengujian Eksternal ................................................................... 59

3.3.6 Penyusunan Laporan ......................................................................... 59

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 60

4.1 Analisa Kebutuhan Data............................................................................. 60

4.2 Representasi Pengetahuan .......................................................................... 63

4.3 Implementasi Sistem ................................................................................. 71

4.3.1 Implementasi Metode Dempster-Shafer ........................................... 71

4.3.2 Tampilan Halaman Pakar .................................................................. 77

4.3.3 Tampilan Halaman Pengguna ........................................................... 80

4.4 Pengujian Sistem ....................................................................................... 84

Page 18: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xv

4.4.1 Pengujian Internal ............................................................................. 84

4.4.1.1 Pengujian Kepakaran ................................................................. 84

4.4.1.2 Pengujian Fungsional ................................................................ 87

4.4.2 Pengujian Eksternal ........................................................................... 92

4.4.3 Analisa Hasil Kuesioner .................................................................... 96

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 106

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 106

5.2 Saran ........................................................................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 108

LAMPIRAN PENGUJIAN .............................................................................. 111

Page 19: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bacillus Anthracis .......................................................................................... 7

2.2 Antraks pada hewan ....................................................................................... 7

2.3 Cl.chauvoei diidentifikasi dari otot jantung dan skeletal............................... 8

2.4 Pedet abortus .................................................................................................. 9

2.5 Abnormalitas plasenta ................................................................................... 9

2.6 Keropeng pada kulit bagian punggung sapi akibat Dermatophilosis .......... 10

2.7 Bakteri Leptospira interrogans ................................................................... 11

2.8 Interstisial nephritis pada sapi yang terinfeksi Leptospirosis ..................... 11

2.9 Gangren pada ambing sapi setelah menderita mastitis selama 10 hari ........ 12

2.10 Penebalan dan pengerutan usus terinfeksi paratubercullosis ....................... 13

2.11 Kerusakan kornea pada pink eye ................................................................. 14

2.12 Usus sapi yang terserang Salmonellosis ...................................................... 15

2.13 Kepala dan leher sapi mengalami edema subkutan ..................................... 16

2.14 Endospora bakteri Clostridium tetani .......................................................... 17

2.15 Paru Sapi, Parenkim paru hampir dipenuhi oleh nodul yang menyatu dengan

berbagai ukuran dan terlihat pucat ............................................................... 18

2.16 Gejala klinis ambing sapi yang menderita mastitis ..................................... 20

2.17 Kasus Ringworm disebabkan oleh Trychophyton verrucosum .................... 21

2.18 Telur cacing Toxocara ................................................................................. 22

2.19 Babesia bovis ............................................................................................... 23

Page 20: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xvii

2.20 Babesia bigemina......................................................................................... 23

2.21 Tungau Demodex sp .................................................................................... 25

2.22 Hati yang terinfeksi Fasciola gigantica ...................................................... 26

2.23 Lesi Stephanofilaria stilesi diwilayah perbatasan perut dan ambing ......... 27

2.24 Myiasis pada moncong sapi ......................................................................... 28

2.25 Parasit Trypanosoma evansi ........................................................................ 30

2.26 Arsitektur Sistem Pakar (Rachmawati dkk, 2012) ...................................... 33

3.1 Diagram Alir Tahapan Penelitian ................................................................ 41

3.2 Rancangan Context Diagram ....................................................................... 43

3.3 DFD Level 1 ................................................................................................ 44

3.4 ERD Sistem Pakar Penyakit Sapi ................................................................ 46

3.5 Rancangan Halaman Login Admin .............................................................. 47

3.6 Rancangan Halaman Utama Pakar .............................................................. 48

3.7 Rancangan Halaman Penyakit ..................................................................... 48

3. 8 Rancangan Halaman Tambah Penyakit ....................................................... 49

3.9 Rancangan Halaman Gejala ......................................................................... 50

3.10 Rancangan Halaman Tambah Gejala........................................................... 50

3.11 Rancangan Halaman Gambar ...................................................................... 51

3.12 Rancangan Halaman Tambah Gambar ........................................................ 51

3.13 Rancangan Halaman Aturan ........................................................................ 52

3.14 Rancangan Halaman Ubah Aturan .............................................................. 52

3.15 Halaman Beranda......................................................................................... 53

3.16 Halaman Diagnosa ....................................................................................... 54

3.17 Rancangan Halaman Hasil Diagnosa........................................................... 54

3.18 Rancangan Halaman Daftar Penyakit .......................................................... 55

3.19 Rancangan Halaman Detail Penyakit .......................................................... 55

Page 21: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

xviii

3.20 Rancangan Halaman Bantuan ...................................................................... 56

3.21 Rancangan Halaman Tentang ...................................................................... 56

4.1 Flowchart Sistem Pakar Penyakit Sapi Menggunakan Metode Dempster-

Shafer ........................................................................................................... 72

4.2 Tampilan Halaman Login ............................................................................ 77

4.3 Tampilan Halaman Utama Pakar ................................................................. 77

4.4 Halaman Tambah Penyakit .......................................................................... 78

4.5 Halaman Tambah Gejala ............................................................................. 79

4.6 Halaman Tambah Gambar ........................................................................... 80

4.7 Halaman Tambah Aturan ............................................................................. 80

4.8 Halaman Halaman Beranda ......................................................................... 81

4.9 Halaman Diagnosis ...................................................................................... 82

4.10 Halaman Hasil Diagnosis ............................................................................ 82

4.11 Halaman Detail Penyakit ............................................................................. 83

4.12 Grafik Hasil Pernyataan 1 ............................................................................ 97

4.13 Grafik Hasil Pernyataan 2 ............................................................................ 98

4.14 Grafik Hasil Pernyataan 3 ............................................................................ 99

4.15 Grafik Hasil Pernyataan 4 .......................................................................... 100

4.16 Grafik Hasil Pernyataan 5 .......................................................................... 101

4.17 Grafik Hasil Pernyataan 6 .......................................................................... 102

4.18 Grafik Hasil Pernyataan 7 .......................................................................... 103

4.19 Grafik Hasil Pernyataan 8 .......................................................................... 104

Page 22: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Contoh Rancangan Daftar pengujian black box untuk pengguna ............... 58

3.2 Contoh Rancangan Daftar pengujian black box untuk admin ..................... 58

4.1 Data Penyakit ............................................................................................... 60

4.2 Data Gejala Penyakit ................................................................................... 61

4.3 Tabel Keputusan .......................................................................................... 64

4.4 Aturan Hubungan Gejala Penyakit dengan Penyakit................................... 67

4.5 Aturan kombinasi m3 ................................................................................... 74

4.6 Aturan Kombinasi m5 .................................................................................. 74

4.7 Aturan Kombinasi m7 .................................................................................. 75

4.8 Hasil Akhir................................................................................................... 76

4.9 Hasil Pengujian Kepakaran Sistem. ............................................................. 84

4.10 Hasil pengujian fungsional sistem untuk pakar ........................................... 87

4.11 Hasil pengujian fungsional sistem untuk pengguna. ................................... 91

4.12 Hasil Penilaian Responden Pakar Penyakit Sapi Terhadap Kuesioner

Pengujian Sistem Pakar (Responden I) ................................................................. 93

4.13 Hasil Penilaian Responden Peternak Sapi dan Mahasiswa Peternakan

Terhadap Kuesioner Pengujian Sistem Pakar (Responden II) .............................. 94

4.14 Hasil Penilaian Responden Mahasiswa Ilmu Komputer Terhadap Kuesioner

Pengujian Sistem Pakar (Kelompok Responden III) ............................................ 95

4.15 Kriteria Penilaian Responden ...................................................................... 96

Page 23: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Budianto (2015) hewan ternak yang ada di Indonesia merupakan salah

satu aspek bisnis untuk para penduduk Indonesia demi kelangsungan hidup, dan

dimana hewan juga sangat bermanfaat bagi tumbuhan (kotorannya). Menurut

Tinaliah (2015) sapi merupakan hewan ternak yang memiliki potensi ekonomi

yang cukup tinggi, baik sebagai ternak bibit maupun sebagai produk hewani yang

dapat diambil daging, susu, dan lainnya. Menurut Statistik Peternakan dan

Kesehatan Hewan 2017, pada tahun 2016 secara nasional populasi sapi

mengalami peningkatan jumlah populasi bila dibandingkan dengan populasi pada

tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut: sapi potong 16,004 juta ekor

(peningkatan 3,79 persen) dan sapi perah 0,534 juta ekor (peningkatan 2,89

persen. Menurut Dewi et al (2015) salah satu faktor yang perlu diperhatikan

dalam pemeliharaan ternak sapi adalah kesehatan ternak itu sendiri. Menurut

Ardianto et al (2012) salah satu bagian yang paling penting dalam penanganan

kesehatan ternak adalah melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit

melalui pemeriksaan ternak yang diduga sakit. Namun sayangnya, para peternak

sapi memiliki pengetahuan yang rendah mengenai teknis pemeliharaan sapi

seperti mutu pakan, perkandangan, dan kesehatan atau penyakit sapi. Menurut

Page 24: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

2

Tyas et al (2015) para peternak sapi di Indonesia terkadang sulit menemukan

tenaga medis seperti dokter hewan ketika menemukan ternak sapi yang sakit.

Toko obat tidak sulit untuk dicari namun pengobatan yang tepat dapat

diidentifikasi dengan mengetahui penyakit yang dialami sapi. Menurut Listiana

(2011) keadaan tersebut mengakibatkan para peternak memiliki ketergantungan

yang tinggi terhadap pakar ternak sapi atau dokter hewan yang ahli dalam

menangani penyakit sapi. Akan tetapi, jumlah pakar ternak sapi atau dokter hewan

saat ini jumlahnya terbatas, terutama di pedesaan. Biaya yang harus dikeluarkan

juga tidak sedikit jumlahnya karena ternak sapi atau dokter hewan harus bekerja

secara on call.

Menurut Sibagariang (2015) sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar.

Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang

dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam.

Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis penyakit

yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan terhadap penyakit

tersebut. Menurut Candra dan Rahim (2014) sistem pakar dibuat agar dapat

menyelesaikan suatu permasalahan tertentu yang meniru kerja dari para ahli atau

dari para pakar dibidangnya, dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan

semua orang bisa menyelesaikan masalah yang hanya dapat diselesakan dengan

bantuan para ahli atau pakar. Menurut Istiqomah dan Fadlil (2013) kemampuan

sistem dalam mendiagnosa suatu gejala memanglah tidak sebaik seorang dokter

ahli, masih banyak hal yang tidak pasti atau tidak konsisten yang dapat

menyebabkan kemungkinan kesalahan diagnosa. Ketidak konsistenan ini dapat

Page 25: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

3

menyebabkan kekaburan hasil diagnosa sistem dan menjadi sebuah pertanyaan

baru tentang besarnya persentasi kepastian hasil tersebut. Perhitungan

ketidakpastian sangat diperlukan dalam sistem pakar, agar hasil diagnosa sistem

dapat meyakinkan seperti layaknya diagnosa seorang ahli pakar. Menurut

Rikhiana dan Fadlil (2013) perhitungan ketidakpastian dalam sistem pakar dapat

dilakukan dengan beberapa metode ketidakpastian. Salah satunya adalah dengan

menggunakan metode Dempster-Shafer. Metode ini dapat digunakan untuk

mencari persentase kemungkinan penyakit yang diderita pasien (user) dengan

mendiagnosa gejala yang dirasakan. Diharapkan dengan penggunaan metode ini

dapat meminimalisirkan ketidakpastian sehingga dapat menghasilkan diagnosa

yang valid.

Penelitian mengenai sistem pakar penyakit menggunakan metode Dempster-

Shafer pernah dilakukan oleh Istiqomah dan Fadlil (2013) dengan judul “Sistem

Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Saluran Pencernaan Menggunakan Metode

Dempster-Shafer”. Pada penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa

perangkat lunak yang dihasilkan mampu mendiagnosa penyakit saluran

pencernaan pada manusia berdasarkan gejala yang dimasukkan dan dapat

memberikan data mengenai penyakit yang diderita berupa nama dan definisi

penyakit, penyebab, solusi yang dilengkapi dengan nilai persentase dari penyakit

tersebut. Penelitian lain juga telah dilakukan Indraswari et al (2015) dengan judul

“Sistem Pendukung Keputusan Deteksi Dini Penyakit Stroke Menggunakan

Metode Dempster-Shafer”. Pada penelitian tersebut hasil pengujian akurasi SPK

deteksi dini penyakit stroke menggunakan metode Dempster-Shafer memiliki

Page 26: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

4

tingkat presentase sebesar 90%. Akurasi diperoleh dari keberhasilan sistem

mendiagnosa 27 kasus uji dengan benar dari 30 data uji yang ada.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, maka akan dibuat “Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Sapi Menggunakan Metode Dempster-Shafer Berbasis Web”.

Data-data yang dibutuhkan seperti nama penyakit, gejala penyakit, dan cara

penanganannya didapatkan langsung dari ahli/pakar yang memahami ilmu tentang

penyakit sapi serta buku dan jurnal yang mendukung.

1.2 Rumusan Masalah

Fokus masalah yang dihadapi penelitian ini adalah bagaimana membangun sebuah

sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit yang diderita oleh

sapi berdasarkan gejala-gejala yang muncul dengan akurasi yang tinggi.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem pakar yang dapat digunakan

untuk mendiagnosa penyakit pada sapi menggunakan metode Dempster-Shafer.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Sistem pakar yang dibangun berbasiskan web

2. Jumlah penyakit yang dapat di diagnose sebanyak 21 penyakit .

3. Jenis penyakit yang akan digunakan yaitu penyakit non-viral

Page 27: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

5

1.5 Manfaat

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah memberikan solusi terhadap

kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat umum khusunya peternak

dalam mendeteksi dan menangani penyakit pada sapi serta memberikan informasi

mengenai penyakit-penyakit yang dapat diderita oleh hewan sapi.

Page 28: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Sapi

Menurut buku Manual Kesehatan Hewan Mamalia (Subdit Pengamatan Penyakit

Hewan Direktorat Kesehatan Hewan, 2014), ada 21 penyakit yang dapat diderita

oleh hewan sapi. Berikut adalah penyakit sapi yang digunakan dalam penelitian

ini.

2.1.1 Penyakit Antraks

Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Bacillus anthracis,

biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak (pemamah biak,

kuda, babi dan sebagainya). Ditandai dengan demam tinggi yang disertai dengan

perubahan jaringan bersifat septisemia, infiltrasi, serohemoragi pada jaringan

subkutan dan subserosa, serta pembengkakan akut limpa. Berbagai jenis hewan

liar (rusa, kelinci, babi hutan dan sebagainya) dapat pula terserang. Gambar

Bakteri Bacillus anthracis dan Penyakit Antraks dapat dilihat pada Gambar 2.1

dan Gambar 2.2.

Gejala penyakit anthraks yaitu demam tinggi, gelisah pada saat mengunyah,

menanduk benda keras di sekitarnya, hewan menjadi lemah, panas tubuh tidak

merata, paha gemetar, nafsu makan hilang sama sekali, sekresi susu menurun atau

Page 29: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

7

terhenti, tidak ada ruminasi, perut nampak agak kembung, darah keluar melalui

dubur, mulut, lubang hidung, urin bercampur darah, terdapat bungkul-bungkul

keras berisi cairan, jernih atau nanah, pada mukosa mulut terdapat bercak –bercak,

lidah bengkak dan kebiruan dan lidah keluar dari mulut.

Gambar 2.1 Bacillus Anthracis Gambar 2.2 Antraks pada hewan

Cara pengendalian penyakit Antraks yaitu:

1. Sapi yang terkena Antraks tidak boleh dipotong apalagi dikonsumsi

dagingnya.

2. Sebaiknya sapi yang mati dibakar di lubang lalu ditimbun dengan tanah dan

diberi papan pemberitahuan bahwa timbunan tersebut adalah timbunan hewan

terkena penyakit Antraks.

3. Sapi yang terkena Antraks diberi suntikan antiserum dengan dosis 100-150 ml

untuk sapi besar dan 50-100 ml untuk sapi kecil.

4. Sapi yang masih sehat atau sekandang dengan Sapi yang terkena Antraks

diberi suntikan antiserum untuk pencegahan penyakit.

5. Pemberian antiserum dapat dikombinasikan dengan antibiotik.

6. Jika tidak ada antiserum dapat digunakan obat Penicillin, tetracycline atau

kombinasi Penicillin dan streptomycin.

Page 30: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

8

2.1.2 Penyakit Black Leg

Black Leg atau radang paha adalah penyakit infeksi, tidak menular secara kontak,

menyerang sapi dan domba ditandai oleh gangren otot dan miositis

emphysematosa terbatas, disebabkan oleh Clostridium chauvoei. Radang paha

ditemukan diberbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Clostridium chauvoei

bisa membentuk spora sehingga tahan terhadap pengaruh fisik maupun kimiawi.

Gambar Penyakit Black Leg pada sapi dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Cl.chauvoei diidentifikasi dari otot jantung dan skeletal.

Gejala penyakit Black Leg yaitu terjadi kelumpuhan, terjadi kebengkakan pada

otot gerak di daerah bahu dan paha, terlihat depresi (lesu), kenaikan suhu rectal,

palpasi pada bagian yang membengkak, terasa lunak, oedematos, panas dan

terdengar suara krepitasi.

Pengendalian dari penyakit Black Leg yaitu:

1. Untuk pencegahan pada umur 6 bulan ternak lakukan vaksinasi khususnya di

daerah endemik.

2. Berikan penicillin.

3. Bangkai hewan yang terkena Black Leg dikubur.

Page 31: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

9

2.1.3 Penyakit Brucellosis

Brucellosis adalah penyakit hewan menular yang secara primer menyerang sapi,

kambing, babi dan sekunder menyerang berbagai jenis hewan Iainnya serta

manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal pula sebagai penyakit keluron menular

atau Penyakit Bang. Bruce pada tahun 1887 mengisolasi jasad reniknya yang

disebut Micrococcus melitensis dan kemudian disebut Brucella melitensis.

Gambar anak sapi (pedet) yang keguguran dan janin yang abnormal karena

penyakit Brucellosis dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.

Gambar 2.4. Pedet abortus Gambar 2.5 Abnormalitas plasenta

Gejala penyakit Brucellosis yaitu keluron menular, kemajiran temporer atau

permanen, menurunnya produksi susu, gejala epididimitis dan orchitis dan

kebengkakan pada persendian lutut (karpal dan tarsal).

Cara pengendalian dari penyakit Brucellosis adalah:

1. Ternak yang terkena penyakit dipisahkan dari hewan ternak lainnya atau

diisolasi.

2. Dilakukan sterilisasi atau pembersihan kandang, lingkungan dan peralatan

yang berhubungan dengan ternak secara rutin.

3. Lakukan vaksinisasi pada sapi sebelum dikawinkan.

Page 32: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

10

2.1.4 Penyakit Dermathopilosis

Dermatophilosis adalah penyakit kulit yang ditandai dengan terjadinya

keradangan bereksudat pada jaringan epidermis kulit diikuti terbentuknya

keropeng- keropeng. Penyakit ini dapat bersifat akut maupun kronis dan dapat

menyerang sapi, kambing, domba, kuda dan juga manusia. Contoh sapi yang

terkena penyakit Dermatophilosis dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Keropeng pada kulit bagian punggung sapi akibat Dermatophilosis

Gejala penyakit Dermatophilosis yaitu terdapat kudis/keropeng, tampak depresi,

tidak ada nafsu makan, kehilangan berat badan, demam dan mengalami

lymphodenopathy.

Cara pengobatan penyakit Dermatophilosis yaitu dapat dilakukan dengan

pemberian preparat tetracycline atau kombinasi penicillin dengan streptomycine.

2.1.5 Penyakit Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit infeksi pada hewan mamalia dan juga dapat

menular pada manusia yang disebabkan Leptospira sp. Kasus Leptospirosis pada

hewan dan manusia telah banyak dilaporkan di berbagai negara. Gambar Bakteri

leptospira sp. dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Page 33: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

11

Gambar 2.7 Bakteri Leptospira interrogans

Dalam perkembangan penyakitnya, terdapat berbagai fase yang dapat saling

tumpang-tindih terjadi pada host-nya, yaitu fase leptospiremia, fase pembentukan

antibodi, dan fase leptospiruria. Contoh ginjal sapi yang terkena penyakit ini

dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gejala penyakit Leptospirosis yaitu terjadi demam, malaise, depresi, hilang nafsu

makan, kelemahan, peradangan selaput mata, anemis, hemoglobinuria, urin

menjadi merah gelap atau hampir hitam, ikterus dan ensefalitis dapat juga

teramati, air susu berwarna kuning dan menggumpal, agalaktia, encefalitis,

nefritis, hemoglobinuria atau hematuria.

Gambar 2.8 Interstisial nephritis pada sapi yang terinfeksi Leptospirosis.

Page 34: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

12

Cara pengendalian penyakit Leptospirosis yaitu:

1. Sapi yang terinfeksi dikarantina.

2. Dihidrostreptomisin dengan dosis 11mg/kg berat badan setiap 12 jam selama 3

hari atau 5 gram sehari dua kali selama 3 hari berturut-turut.

3. Berikan kombinasi antibiotic penicillin dan eritromisin.

4. Anak sapi yang berumur 4-6 bulan diberi vaksin.

5. Menjaga kebersihan minuman, makanan dan lingkungan agar tidak

terkontaminasi.

2.1.6 Penyakit Mastitis

Mastitis adalah suatu peradangan pada ambing yang bersifat akut, subakut atau

kronis/menahun dan terjadi pada semua jenis mamalia. Pada sapi penyakit ini

sering dijumpai pada sapi perah dan disebabkan oleh berbagai jenis bakteri atau

mikoplasma. Contoh kantung susu (ambing) sapi yang terkena penyakit Mastitis

dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Gangren pada ambing sapi setelah menderita mastitis selama 10 hari.

Gejala penyakit mastitis yaitu pembengkakan pada ambing dan puting, rasa sakit

timbul sewaktu diperah, penurunan produksi, tidak keluar susu, susu berubah

Page 35: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

13

warna menjadi merah, hilangnya kwartir (tidak berfungsi), perubahan bentuk

ambing.

Cara pengendalian untuk penyakit Masitis yaitu:

1. Berikan antibiotik.

2. Sapi yang terkena penyakit sebaiknya dipotong.

3. Jaringan ambing yang rusak karena infeksi dibakar lalu dikubur.

4. Menjaga kebersihan kandang dan sistem pemerahan.

2.1.7 Penyakit Paratuberkulosis

Paratuberkulosis dikenal pula dengan nama Johne’s Disease, adalah penyakit

hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium paratuberculosis.

Disebut sebagai Johne’s Disease karena penyakit ini ditemukan pertama kali oleh

Johne dan Frothingham pada sapi di Jerman pada tahun 1895. Ruminansia besar

dan kecil, baik yang jinak maupun yang liar, mudah terjangkit oleh penyakit ini.

Contoh usus penderita penyakit ini dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Penebalan dan pengerutan usus yang terinfeksi paratubercullosis

Gejala penyakit paratuberkulosis yaitu nafsu minumnya yang meningkat secara

berlebihan, kekurusan tubuh, terjadinya busung di bawah mandibula, terjadi

Page 36: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

14

penurunan produksi susu, feses berkonsistensi lunak dan encer seperti sup tanpa

bau menyengat, diare, terjadi kelemahan, busung dan hilang nafsu makan.

Cara pengendalian penyakit Paratuberkulosis yaitu:

1. Setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan feses.

2. Untuk sapi yang fesesnya positif terinfeksi bakteri dipotong bersama anak

sapinya.

3. Lakukan vaksinisasi pada sapi yang berumur 1 bulan.

2.1.8 Penyakit Pink Eye

Pink eye adalah penyakit mata menular pada ternak, terutama sapi, kerbau,

domba, dan kambing. Gejala klinis yang dapat dikenali berupa kemerahan dan

peradangan pada konjungtiva serta kekeruhan pada kornea. Penyakit ini

ditemukan hampir di seluruh dunia dan menimbulkan kerugian ekonomi yang

signifikan terutama pada industri peternakan sapi, yaitu berupa penurunan berat

badan, dibuangnya susu dari sapi yang terinfeksi, dan penurunan harga jual sapi,

serta pengeluaran biaya pengobatan. Contoh mata sapi yang rusak akibat penyakit

ini dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Kerusakan kornea pada Pink Eye

Page 37: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

15

Gejala penyakit Pink Eye yaitu mata lembab, adanya sedikit konstriksi pada pupil,

serta photophobi atau sensitif terhadap cahaya, matanya sering ditutup untuk

menghindari cahaya, keluar air mata, adanya penyempitan pupil secara jelas,

kekeruhan pada kornea, lakrimasi menjadi lebih jelas, timbul vesikel,

menimbulkan luka/ulcer, pembesaran pembuluh darah tampak pada daerah perifer

dari kornea, sekresi mata makin purulen, dan terjadi kebutaan.

Cara pengendalian penyakit Pink Eye adalah:

1. Hewan yang terserang diisolasi dan diobati.

2. Hindari dari sinar matahari langsung.

3. Berikan Benzathine cloxacillin.

2.1.9 Penyakit Salmonellosis

Salmonellosis adalah penyakit menular yang dapat menyerang hewan maupun

manusia. Bakteri penyebab penyakit dapat menimbulkan berbagai macam

manifestasi penyakit pada hewan dan demam enterik serta gastroenteritis pada

manusia. Contoh usus sapi yang terkena penyakit dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Usus sapi yang terserang Salmonellosis

Page 38: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

16

Gejala penyakit Salmonellosis yaitu demam, lesu, kurang nafsu makan, produksi

susu menurun, diare, feces encer mengandung darah dan lender, septikemi yang

akut, dehidrasi, kekurusan, arthritis.

Cara pengendalian penyakit Salmonellosis yaitu:

1. Pemberian Sulfonamida, Nitrofurans dan Antibiotika.

2. Lakukan vaksinasi.

3. Menjaga kebersihan kandang, peralatan dan lingkungan ternak.

4. Berikan pakan yang baik dengan menambahkan vitamin B atau Niacin.

2.1.10 Penyakit Septicemia Epizootica

Penyakit Septicemia epizootica (SE) atau ngorok adalah suatu penyakit infeksi

akut atau menahun pada sapi dan kerbau yang terjadi secara septikemik. Penyakit

ini terjadi juga pada jenis ternak yang lain seperti pada onta, kambing, domba,

babi dan kuda. Sesuai dengan namanya, pada kerbau dalam stadium terminal akan

menunjukkan gejala ngorok (mendengkur), disamping adanya kebengkakan

busung pada daerah-daerah submandibula dan leher bagian bawah. Contoh Kepala

dan leher sapi yang terkena penyakit ini dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Kepala dan leher sapi mengalami edema subkutan

Page 39: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

17

Gejala penyakit Septicemia Epizootica yaitu demam tinggi, tidak mau makan,

diare, feses berdarah, kebengkakan dan busung terlihat di kepala, bagian bawah

dada dan kaki atau pangkal ekor, sesak nafas, kesulitan menelan, tertekan dan

murung.

Cara pengendalian penyakit Septicemia Epizootica adalah:

1. Berikan suntikan streptomisin 10 mg atau kioromistin, terramisin dan

aureumisin sebanyak 4 mg.

2. Berikan sulfametasin 1 gram per 7,5 kg berat badan sapi untuk membantu

proses penyembuhan.

3. Suntikkan antiserum atau antibiotic atau kemoterapeutika untuk pencegahan.

4. Lakukan vaksinasi.

5. Sapi yang sakit bisa dipotong namun paru-paru dan karkas harus

dimusnahkan atau dibakar dan dikubur.

2.1.11 Tetanus

Tetanus adalah keracunan akibat neurotoksin yang disebabkan oleh Clostridium

tetani dengan gejala klinis spasmus otot dan mengakibatkan kematian pada hewan

mamalia serta manusia. Gambar bakteri ini dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Endospora bakteri Clostridium tetani

Page 40: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

18

Gejala penyakit tetanus yaitu sapi terlihat gelisah, sedikit kekakuan dan terjadi

kekejangan otot (spasmus).

Cara pengendalian penyakit Tetanus adalah:

1. Jaga kebersihan kandang dan jauhkan hewan ternak dari benda tajam.

2. Lakukan vaksinisasi aktif dengan formol vaksin.

3. Lakukan Vaksinisasi pasif dengan antitoksin.

4. Buang bagian jaringan yang rusak kemudian bersihkan luka dan obati dengan

antibiotika.

2.1.12 Penyakit Tuberkulosis Sapi

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari genus

Mycobacterium. Robert Koch, antara tahun 1882-1884 berhasil memperlihatkan

agen penyebab pada jaringan berpenyakit melalui pewarnaan, kemudian

menumbuhkannya secara murni pada medium dan membuktikan sifat kepenularan

penyakit ini pada hewan percobaan. Contoh paru sapi yang terinfeksi penyakit ini

dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Paru Sapi, Parenkim paru hampir dipenuhi oleh nodul yang

menyatu dengan berbagai ukuran dan terlihat pucat.

Page 41: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

19

Gejala penyakit Tuberkulosis yaitu kondisi badan menurun, terdengarnya batuk,

kesulitan bernapas (dyspnoea), membesarnya kelenjar limfa yang ada pada daerah

kepala dan leher, diare, terjadi konstipasi, pembesaran kelenjar limfa mediastinal,

kembung rumen, kekurusan tubuh, kesulitan bernapas.

Cara pengendalian penyakit Tuberkulosis Sapi yaitu:

1. Memisahkan atau mengisolasi ternak yang terkena penyakit atau dipotong.

2. Melakukan uji Tuberkulin bila jumlah reaktor tinggi makan lakukan setiap 2

bulan dan bila jumlahnya rendah lakukan setiap 3 bulan.

3. Menjaga kebersihan dan mensterilkan lingkungan ternak.

2.1.13 Penyakit Mastitis Mikotik

Mastitis merupakan peradangan/inflamasi pada jaringan internal ambing atau

kelenjar mammae yang disebabkan oleh mikroba (bakteri, virus, cendawan), zat

kimiawi, dan luka akibat mekanis. Mastitis biasanya diawali dengan

galactophoritis atau peradangan pada duktus/saluran mammae. Mastitits mikotik

adalah mastitis yang disebabkan oleh mikroba jenis cendawan (kapang dan

khamir). Meskipun mastitis mikotik prevalensinya tidak sebesar mastitis bakterial

namun perlu diwaspadai karena biasanya kasusnya subklinis dan kronis. Infeksi

yang terjadi tergantung dari jenis dan banyaknya jumlah cendawan yang

menginfeksi. Mastitis dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi karena dapat

menurunkan produksi, kualitas dan komposisi susu serta menyebabkan gangguan

kesehatan hewan. Contoh ambing yang terkena penyakit ini dapat dilihat pada

Gambar 2.16.

Page 42: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

20

Gambar 2.16 Gejala klinis ambing sapi yang menderita mastitis

Gejala penyakit mastitis mikotik yaitu peradangan parah pada ambing, air susu

berubah menjadi serous, terjadi perubahan dari komposisi penampilan air susu,

terjadi pecahnya permukaan susu, demam, lemah, sapi berdiri dengan jarak kedua

kaki, belakang melebar (karena membesarnya ukuran ambing), kehilangan berat

badan/kuru, produksi susu menurun, pada ambing terlihat bengkak, kemerahan

dan panas, serta keluar eksudat dari putting, susu yang dihasilkan menurun

kuantitas dan kualitasnya, susu berwarna putih keabuan hingga kekuningan,

buram dan mengental (mukoid).

Cara pengendalian penyakit Mastitis Mikotik yaitu:

1. Hewan yang terinfeksi penyakit diisolasi.

2. Berikan nistatin dengan dosis 10 gram per kuartir.

3. Berikan larutan desinfektan povidin iodine atau ketoconazole, miconazol,

polimixin.

4. Menjaga sanitasi lingkungan, kandang dan kebersihan hewan.

5. Memberikan antibiotic secukupnya dan jangan berkepanjangan.

6. Menyimpan pakan dan alat alat perah ditempat yang tidak lembab dan

terhindar dari jamur.

Page 43: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

21

2.1.14 Penyakit Ringworm

Penyakit kulit ini dinamakan Ringworm karena pernah diduga penyebabnya

adalah worm dan karena gejalanya dimulai dengan adanya peradangan pada

permukaan kulit yang bila dibiarkan akan meluas secara melingkar seperti cincin.

Contoh sapi yang terkena penyakit Ringworm dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Kasus Ringworm disebabkan oleh Trychophyton verrucosum

Gejala penyakit Ringworm yaitu erupsi kulit terjadi pada muka, leher, dengan

permukaan yang meninggi, berkeropeng, bersisik atau berbentuk bungkul terlihat

lesi tebal, bulat, menonjol dengan batas jelas, warna putih keabuan.

Cara pengendalian penyakit Ringworm yaitu:

1. Semprotkan Na-kaprilat 20%.

2. Menjaga kebersihan hewan terutama bagian kulit.

3. Menjauhi dan mendesinfeksi tempat yang diduga menjadi sumber spora.

4. Kurangi atau hindari kontak langsung hewan penderita dengan manusia dan

dengan hewan ternak yang lainnya.

5. Menjaga sanitasi lingkungan dan peralatan pakan penderita.

6. Kulit ternak yang terkena penyakit harus dimusnahkan.

Page 44: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

22

2.1.15 Penyakit Ascariasis

Ascariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh infeksi cacing nematoda

dari famili Ascaridae, genus Toxocara. Selama ini, terdapat 3 (tiga) spesies

Toxocara yang sangat penting, yaitu Toxocara canis yang menyerang anjing

(anak dan dewasa); T.cati yang menyerang kucing (anak dan dewasa); serta

T.vitulorum yang menyerang sapi dan kerbau (umur dibawah 6 bulan dan induk).

Masing-masing merupakan inang bagi ketiga spesies tersebut. Gambar telur

cacing Toxocara dapat dilihat pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Telur cacing Toxocara

Gejala dari penyakit ini yaitu diare, dehidrasi, bulu berdiri dan nampak kusam,

nafas berbau asam butirat, nafsu makan menurun, lesu, pertumbuhan pedet

terhambat, anemia, terjadinya penurunan berat badan, dan terdapat telur cacing di

feses.

Cara pengendalian penyakit Ascariasis adalah:

1. Untuk hewan yang terjangkit Ascariasis berikan obat berupa anthelmintika,

misalnya pyrantel dengan dosis 250 mg per pedet, febantel dengan dosis

Page 45: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

23

6mg/kg berat badan, levamisole dengan dosis 7,5 mg/kg berat badan,

piperazine citrate dengan dosis 200 mg/kg berat badan dan Eprinomectin

(Eprinex) dengan dosis 0,5 mg/kg.

2. Pengendalian parasit dilakukan dengan memberikan anthelmintika secara

periodik.

3. Pada daerah endemis, berikan anthelmintika pada pedet yang berusia 10-16

hari.

2.1.16 Penyakit Babesiosis

Babesiosis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Babesia sp dan

terdistribusi di dalam sirkulasi darah. Penyakit ini tersebar luas di seluruh dunia

dan menyerang binatang liar dan ternak, terutama ternak sapi yang dipelihara di

daerah tropis dan sub tropis. Morfologi Babesia sp sangat khas, yaitu berbentuk

seperti buah pear (the pear shaped form) yang berada didalam butir darah merah

(intraerythrocytic) inang yang terinfeski. Disamping itu, kasus Babesiosis juga

dilaporkan menyerang pada manusia sehingga dimasukkan ke dalam penyakit

zoonosis. Gambar 2.19 dan Gambar 2.20 merupakan morfologi dari B. Bovis dan

B. bigemina di dalam eritrosit sapi.

Gambar 2.19 Babesia bovis Gambar 2.20 Babesia bigemina

Page 46: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

24

Gejala penyakit Babesiosis yaitu demam, anemia, bulu kusam, lesu, ruminasinya

terhenti, pernafasan cepat dan sesak, kulit tipis dan iketrik (menguning), nafsu

makan menurun dan kencing berwarna merah darah.

Cara pengendalian penyakit Babesiosis yaitu:

1. Hewan yang menderita babesiosis dapat diobati dengan diminazene

diacturate, imidocarb, dan amicarbalide.

2. Menghindari kontak dengan hewan yang terjangkit penyakit.

3. Jaga kebersihan hewan ternak dan kandang dengan cara menyemprotkan

insektisida.

4. Berikan vaksinisasi pada sapi yang berumur 6-9 bulan.

2.1.17 Penyakit Demodecosis

Demodecosis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh sejumlah parasit

eksternak/tungau dari genus Demodex. Penyakit ini dapat menyerang berbagai

hewan antara lain anjing, kucing, sapi, kambing, domba, babi dan kuda, kecuali

unggas. Kasus Demodecosis juga dilaporkan pada menyerang manusia. Tungau

Demodex sp. hidup dalam folikel rambut dan kelenjar sebaseus dengan memakan

sebum, serta debris (runtuhan sel) epidermis. Demodekosis dikenal juga dengan

nama Red mange, Follicular mange, or Puppy mange sedangkan pada manusia

penyakit ini disebut sebagai “Black Heads”. Gambar tungau Demodex sp. dapat

dilihat pada Gambar 2.21.

Gejala penyakit Demodecosis yaitu terjadinya kebotakan di kulit, kulit kemerahan,

kulit berkerak, kulit terasa lebih berminyak, kelainan kulit moncong hidung dan

mulut, sekitar mata, telinga, bagian bawah badan, pangkal ekor, leher sepanjang

Page 47: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

25

pungung dan kaki, Hewan selalu menggaruk dan menggosok badannya pada

benda lain atau menggigit bagian tubuh yang gatal.

Gambar 2.21 Tungau Demodex sp.

Cara pengendalian Demodecosis yaitu:

1. Berikan salep yang mengandung 1% rotenone maupun gel benzoyl peroxide

5% sekali sehari selama 1-3 minggu.

2. Apabila Demodecosis sudah menyeluruh dan tidak disertai komplikasi maka

berikan amitraz yang diencerkan dengan konsentrasi 0,1% sehari sekali

selama 2 minggu.

3. Apabila Demodecosis disertai dengan komplikasi seperti pyoderma (kulit

bernanah), kulit bersisik, pengerasan kulit luar dan hipofungsi kelenjar tiroid.

Maka, obati dengan akarisida.

4. Untuk membunuh tungau dan mencegah terjadinya infeksi sekunder maka

mandikan sapi dengan amitraz dengan konsentrasi 0,025% dua kali

seminggu.

5. Hindari terjadinya kontak dengan hewan yang terkena penyakit dan jaga

kebersihan kandang dan lingkungan.

Page 48: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

26

2.1.18 Penyakit Fasciolosis

Fasciolosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit cacing

trematoda Fasciola gigantica maupun F.hepatica, termasuk kelas Trematoda,

filum Platyhelmintes dan genus Fasciola. Cacing tersebut bermigrasi dalam

parenkim hati, berkembang dan menetap dalam saluran empedu. Jenis cacing

Fasciola yang ada di Indonesia adalah Fasciola gigantica, dan siput yang

bertindak sebagai inang antara adalah Lymnaea rubiginosa. Gambar hati yang

terinfeksi cacing tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.22.

Gambar 2.22 Hati yang terinfeksi Fasciola gigantica

Gejala penyakit Fasciolosis yaitu nafas cepat dan pendek, perut membesar dan

rasa sakit, Lesu, lemah, nafsu makan menurun, cepat mengalami kelelahan,

membrane, mukosa pucat, diare, edema di antara sudut dagu dan bawah perut,

ikterus.

Cara pengendalian penyakit Fasciolosis yaitu:

1. Berikan Nitroxinil sebesar 10mg/kg dan Rafoxanide 10-15 mg/kg untuk

mengobati dan membunuh cacing.

2. Berikan obat cacing secara periodic.

Page 49: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

27

3. Untuk memberantas Fasciola terdapat 5 kelompok zat kimia yang dapat

digunakan yaitu fenol halogenasi, salicylanilides, benximidazoles,

sulphonamides dan phenoxyalkanes.

2.1.19 Penyakit Kaskado

Kaskado atau Stephanofi lariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh

cacing Filaria dari genus Stephanofi laria, menyebabkan lesi pada kulit yang

ditandai dengan alopecia dan dermatitis nodular ulseratif pada sapi, kerbau,

kambing, dan hewan mamalia lainnya. Dalam banyak kasus, luka dapat muncul

kembali karena obstruksi dari saluran getah bening. Penyakit ini bersifat zoonosis,

akan tetapi kejadian pada manusia masih jarang ditemukan. Gambar sapi yang

terkena penyakit ini dapat dilihat pada Gambar 2.23.

Gambar 2.23 Lesi Stephanofilaria stilesi diwilayah perbatasan perut dan ambing

Gejala penyakit Kaskado adalah luka pada kulit yang tertutup oleh keropeng dan

kelihatan tebal, kelainan kulit berupa lepuh kecil yang menjadi luka besar, luka

terdapat pada bagian leher atas, daerah punuk, gelambir, bahu, sekitar mata dan

kaki, penurunan produksi susu dan daging, hewan terlihat stress dan nafsu makan

berkurang.

Page 50: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

28

Cara pengendalian penyakit kaskado yaitu:

1. Berikan obat antiparasit berspektrum luas seperti Ivermectin dan Doramectin.

2. Hewan yang sakit harus diisolasi.

3. Untuk pengendalian populasi lalat lakukan penyemprotan insektisida seperti

coumaphos 0,05 – 0,1%, diazenon 0,5% dan malathion 0,02%.

4. Penyemprotan atau pemberian obat dilakukan langsung pada kulit yang

mengalami lesi atau luka.

2.1.20 Penyakit Myiasis

Kata Myasis berasal dari bahasa Yunani, yaitu “myia” yang berarti lalat. Adapun

definisi Myiasis adalah infestasi larva lalat (Diptera) ke dalam jaringan hidup

manusia atau hewan vertebrata lainnya dalam periode tertentu dengan memakan

jaringan inangnya termasuk cairan substansi tubuh. Masyarakat Indonesia lebih

mengenal penyakit ini dengan nama belatungan. Sampai saat ini, kasus myasis

masih banyak dijumpai tidak hanya pada daerah kantung ternak yang dipelihara

secara ekstensif (seperti di kawasan Indonesia Bagian Timur) tetapi juga pada

peternakan intensif atau semi intensif termasuk pada hewan kesayangan. Gambar

moncong sapi yang terkena penyakit ini dapat dilihat pada Gambar 2.24.

Gambar 2.24 Myiasis pada moncong sapi

Page 51: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

29

Gejala penyakit Myiasis yaitu demam, radang, peningkatan suhu tubuh, kurang

nafsu makan, tidak tenang, mengalami penurunan berat badan, produksi susu,

kerusakan, jaringan, infertilitas, hipereosinofilia.

Cara pengendalian penyakit Myiasis yaitu:

1. Gunakan insektisida sistemik seperti ivermectin pada dosis 200 mg/kg untuk

pengobatan.

2. Gunakan doramectin 200mg/kg pada luka agar mencegah serangan larva

lalat.

3. Gunakan spinosad dengan cara disemprot.

4. Pemasangan perangkap lalat untuk mengurangi populasi lalat.

2.1.21 Penyakit Surra

Surra merupakan penyakit parasit yang menular pada hewan dan disebabkan oleh

protozoa berflagella yang tersirkulasi dalam darah secara ekstraseluler yang

bernama Trypanosoma evansi. Penyakit ini dapat bersifat akut maupun kronis,

tergantung pada inangnya. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Griffith

Evans pada tahun 1880 di India, sehingga namanya diabadikan sebagai nama

spesies agen penyebab Surra, Trypanosoma evansi. Gambar parasit Trypanosoma

evansi dapat dilihat pada Gambar 2.25.

Gejala penyakit Surra adalah suhu tubuh naik, lesu, letih, nafsu makan terganggu,

anemia, semakin kurus, bulu rontok, keluar cairan dari hidung dan mata, hewan

berjalan tidak tegap (sempoyongan), berputar-putar, kejang, gerak paksa dan

kaku.

Page 52: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

30

Gambar 2.25 Parasit Trypanosoma evansi

Cara pengendalian penyakit Surra yaitu:

1. Berikan obat seperti suramin, isometamidium dan diminizena aceturate.

2. Lakukan pengeringan tanah dan pembuangan kotoran ternak secara tertib.

3. Penyemprotan hewan atau kandang dengan asuntol atau insektisida lainnya.

4. Hewan ternak yang terjangkit penyakit diisolasi.

5. Semua ternak yang mati akibat surra harus dibakar atau dikubur.

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Definisi Sistem Pakar

Menurut Sutojo dkk (2011) sistem pakar merupakan cabang dari Artificial

Intelligence (AI) yang dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar

berasal dari istilah knowledge-based expert system, yaitu sebuah sistem yang

menggunakan pengetahuan manusia dimana pengetahuan tersebut dimasukkan

kedalam komputer dan kemudian digunakan unruk menyelesaikan masalah-

masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia.

Page 53: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

31

2.2.2 Tujuan Sistem Pakar

Menurut Supartha dan Sari (2014) tujuan utama pengembangan sistem pakar

adalah mendistribusikan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar ke dalam

sistem komputer. Bentuk implemntasi sistem pakar banyak digunakan di bidang

kedokteran. Menurut Orisa dkk. (2014) pada dasarnya sistem pakar diterapkan

untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Sistem pakar juga berfungsi

sebagai asisten pandai dari seorang pakar yang dapat mewakili atau menggantikan

kehadiran pakar dalam memecahkan masalah.

2.2.3 Ciri-Ciri Sistem Pakar

Menurut Sutojo (2011), ciri-ciri sistem pakar adalah :

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Dapat memberikan penalaran-penalaran untuk data-data yang tidak lengkap

atau tidak pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara

yang dapat dipahami.

4. Berdasarkan pada kaidah/ketentuan/rule tertentu.

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.

6. Pengetahuan dan mekanisme penalaran (inference) jelas terpisah.

7. Keluarannya bersifat anjuran.

8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai dituntun oleh

dialog dengan user.

Page 54: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

32

2.2.4 Manfaat Sistem Pakar

Menurut Sutojo (2011) sistem pakar menjadi populer karena sangat banyak

kemampuan dan manfaat yang diberikannya, di antaranya :

1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat

daripada manusia.

2. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.

3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasihat yang konsisten dan

mengurangi kesalahan.

4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.

5. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.

6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

7. Handal, sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit.

8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan

sistem komputer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih

banyak aplikasi.

9. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

10. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemula

yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena

adanya fasilitas penjelas yang berfungsi sebagai guru.

2.2.4 Komponen Sistem Pakar

Menurut Siswanto (2010), sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu

bagian lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan

konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembang digunakan oleh

pembuat sistem pakar untuk membangun komponen-komponennya dan

Page 55: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

33

memperkenalkan pengetahuan ke dalam knowledge base (basis pengetahuan).

Sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi

sehingga pengguna mendapatkan pengetahuan dan nasihat dari sistem pakar

layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar. Komponen-komponen sistem pakar

(Rachmawati dkk, 2012) dapat dilihat pada Gambar 2.26.

Gambar 2.26 Arsitektur Sistem Pakar (Rachmawati dkk, 2012)

Gambar 2.26 menjelaskan bahwa secara umum sistem pakar terdiri dari

komponen penyusun sebagai berikut:

1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

Basis pengetahuan merupakan hasil akuisisi dan representasi pengetahuan dari

seorang pakar. Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam

penyelesaian masalah. Basis pengetahuan terdiri dari dua elemen dasar yaitu fakta

dan rule atau aturan.

Page 56: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

34

2. Inference Engine (Mesin Inferensi)

Mesin inferensi adalah sebuah program yang berisi metodologi yang digunakan

untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis

pengetahuan untuk memformulasikan konklusi.

3. User Interface (Antar Muka Pengguna)

User interface adalah penghubung antar program sistem pakar dengan pengguna

yang dapat dihubungkan via dekstop ataupun mobile. Antarmuka digunakan

sebagai media komunikasi antara pengguna dan sistem pakar.

2.3 Metode Dempster Shafer

Menurut Kusumadewi (2003) dalam menghadapi suatu permasalahan sering

ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini dapat

berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian.

Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang tidak pasti

dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh

sistem. Hal ini sangat mudah dilihat pada sistem diagnosis penyakit, dimana pakar

tidak dapat mendefinisikan hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara

pasti, dan pasien tidak dapat merasakan suatu gejala dengan pasti pula. Pada

akhirnya akan ditemukan banyak kemungkinan diagnosis.

Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah

ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya Probabilitas

klasik, Probabilitas Bayes, Teori Hartley berdasarkan himpunan klasik, Teori

Shannon berdasakan pada probabilitas, Teori Dempster-Shafer, Teori Fuzzy

Zadeh, dan Faktor Kepastian.

Page 57: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

35

Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut maka digunakan penalaran statistik, yang

salah satunya menggunakan penalaran dengan teori Dempster-Shafer. Teori

Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan

belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang

masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang

terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini

dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer.

Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:

(1)

Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan

proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan

jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Plausibility (Pls) akan mengurangi

tingkat kepastian dari evidence. Plausibility bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan

X’, maka dapat dikatakan bahwa Bel(X’) = 1, sehingga rumus di atas nilai dari

Pls(X) = 0. Menurut Giarratano dan Riley fungsi Belief dapat diformulasikan

sebagai:

(2)

Dan Plausibility dinotasikan sebagai :

(3)

Page 58: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

36

Dimana :

Bel (X) = Belief (X);

Pls (X) = Plausibility (X);

m(X) = Mass function dari (X);

m(Y) = Mass function dari (Y).

Teori Dempster-Shafer menyatakan adanya Frame of discrement yang dinotasikan

dengan simbol (Θ). Frame of discrement merupakan semesta pembicaraan dari

sekumpulan hipotesis sehingga sering disebut dengan environment :

(4)

Dimana :

Θ = Frame of discrement atau environment;

θ1, … ,θN = Elemen / unsur bagian dalam environment.

Environment mengandung elemen-elemen yang menggambarkan kemungkinan

sebagai jawaban, dan hanya ada satu yang akan sesuai dengan jawaban yang

dibutuhkan. Kemungkinan ini dalam teori Dempster-Shafer disebut dengan power

set dan dinotasikan dengan P(Θ), setiap elemen dalam power set ini memiliki nilai

interval antara 0 sampai 1, untuk m:P(Θ) [0,1], sehingga dapat dirumuskan :

(5)

Dengan :

P(Θ) = Power set ,

m(X) = Mass function (X)

Page 59: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

37

Mass function (m) dalam teori Dempster-shafer adalah tingkat kepercayaan dari

suatu evidence (gejala), sering disebut dengan evidence measure sehingga

dinotasikan dengan (m). Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan

elemen-elemen θ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap

elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak

hanya mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun juga semua subsetnya.

Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2n. Jumlah semua m dalam

subset θ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih

hipotesis, maka nilai : m{θ} = 1,0.

Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya,

dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka

dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu:

(6)

Dimana :

m3(Z) = Mass function dari evidence (Z),

m1(X) = Mass function dari evidence (X), yang diperoleh dari nilai

keyakinan suatu evidence dikalikan dengan nilai disbelief dari evidence tersebut,

m2(Y) = Mass function dari evidence (Y), yang diperoleh dari nilai

keyakinan suatu evidence dikalikan dengan nilai disbelief dari evidence tersebut,

m1(X ).m2(Y) = Merupakan nilai kekuatan dari evidence Z yang diperoleh dari

kombinasi nilai keyakinan sekumpulan evidence.

Page 60: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

38

2.4 Pengujian

Menurut Zulkifli (2013) Pengujian perangkat lunak merupakan proses eksekusi

suatu program atau sistem dengan tujuan menemukan ada atau tidaknya

kekurangan atau masalah pada sistem dengan melibatkan setiap aktivitas. Pada

pengujian sistem ini dilakukan evaluasi pada setiap atribut atau kemampuan suatu

sistem sehingga diketahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan

kebutuhan pengguna.

2.4.1 Black Box Testing

Menurut Nidhra dan Dondeti (2012) Black box testing merupakan salah satu

metode pengujian sistem yang dilakukan berdasarkan spesifikasi kebutuhan

sistem dan tidak perlu memeriksa coding. Dengan Black Box testing, pengujian

yang dilakukan hanya berdasarkan pandangan pengguna untuk mengetahui

apakah fungsi yang dibutuhkan berjalan sesuai harapan atau tidak. Keuntungan

penggunaan metode ini adalah penguji tidak memerlukan pengetahuan yang

spesifik mengenai bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan sistem

tersebut dan juga pengetahuan pada implementasinya.

Pada Black Box testing, ada beberapa teknik yang dapat digunakan, salah satunya

adalah Equivalence Class Partioning. Pengujian dengan Equivalence Class

Partioning didasarkan pada asumsi bahwa input dan output program dapat dibagi

menjadi kelas dengan jumlah terbatas (valid dan non-valid) sehingga semua kasus

yang sudah dipartisi ke dalam kelas-kelasnya akan diuji dengan perilaku yang

sama.

Page 61: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

39

2.4.2 Skala Likert

Menurut Djarwanto (1999) metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan

sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai

skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable

masing-masing, akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak

setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba

(Azwar, 2011).

Skala Likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan

pilihan sebagai berikut : 1= sangat setuju; 2 = tidak setuju; 3 = ragu-ragu atau

netral; 4 = setuju; 5 = sangat setuju. Persentase penilaian berdasarkan kriteria

skala likert akan diperoleh dengan rumus aritmatika mean, yaitu:

(7)

Keterangan :

P = Persentase pernyataan

Xi = Nilai kuantitatif total

n = Jumlah responden

N = Nilai kategori pernyataan terbaik

Selanjutnya, penentuan interval per kategori digunakan rumus sebagai berikut :

(8)

Keterangan :

I = Interval

K = Kategori interval

Page 62: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

40

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam dan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2017/2018.

3.2 Alat Pendukung

Alat pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Perangkat Keras

Perangkat Notebook Acer Aspire E14 dengan spesifikasi Processor Intel

Core I3-6100u 2,3 GHz, Harddisk 500 GB, RAM 2 GB.

Perangkat Smartphone Android Xiaomi Mi 4c

B. Perangkat Lunak

Sistem Operasi Microsoft Windows 10

Sublime Text 3 Build 3126

XAMPP 5.6.23-0

Chrome 5.4.0.2840.85

Microsoft Office Home and Student 2007 SP3

Microsoft Office Visio 2016

Page 63: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

41

3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yaitu langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam

melakukan penelitian. Beberapa tahapan yang akan dilakukan peneliti dalam

membangun sistem pakar diagnosa penyakit sapi dapat diliht pada Gambar 3.1.

MULAI

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA

PERANCANGAN SISTEM

SEMUA KEBUTUHAN

TERSEDIA

SEMUA FUNGSI

BERJALAN

IMPLEMENTASI SISTEM

PENGUJIAN

PENYUSUNAN

LAPORAN

SELESAI

TIDAK

YA

YA

TIDAK

Gambar 3.1. Diagram Alir Tahapan Penelitian

3.3.1 Studi Literatur

Studi literatur merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada

tahapan ini dilakukan pengumpulan data penelitian sebelumnya yang sejenis

dengan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini, dimana data tersebut

dijadikan acuan/literatur. Studi literatur bertujuan untuk melihat kelemahan-

kelemahan yang ada pada penelitian sebelumnya, lalu memperbaiki kelemahan

tersebut. Setelah dilakukan penelusuran dan analisis, terdapat 2 buah jurnal

Page 64: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

42

penelitia yang dapat dijadikan literatur. Yang pertama yaitu jurnal berjudul

“Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Saluran Penecernaan Menggunakan

Metode Demster-Shafer” (Istiqomah dan Fadlil, 2013) dan “Sistem Pendukung

Keputusan Deteksi Dini Penyakit Stroke Menggunakan Metode Demster-Shafer”

(Indraswari dkk., 2015).

3.3.2 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data merupakan tahapan kedua yang dilakukan pada

penelitian ini. Pada tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan dan

berkonsultasi dengan pakar sapi Bapak Dr. Kusuma Adhianto, S.Pt., M.P., Dosen

Jurusan Peternakan Universitas Lampung dan berdasarkan Buku Manual Penyakit

Kesehatan Hewan (Subdit Pengamatan Penyakit Hewan Direktorat Kesehatan

Hewan, 2014). Data yang dikumpulkan berupa 21 penyakit sapi dan dilengkapi

dengan deskripsi, gejala, penanganan, dan informasi lain terkait penyakit tersebut.

3.3.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan tahapan rencana pengembangan sistem ke dalam

bentuk desain yang digunakan untuk memudahkan pengguna melihat rancangan

sistem yang dibuat. Langkah-langkah yang digunakan untuk merancang sistem

yaitu merancang desain Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity

Relationship Diagram (ERD), dan antar muka (interface) sistem.

3.3.3.1. Context Diagram

Context diagram merupakan bentuk dari Data Flow Diagram (DFD) level 0 yang

menggambarkan ruang lingkup sistem secara keseluruhan. Context diagram

digunakan hanya untuk menampilkan pengguna utama dalam sistem dan

Page 65: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

43

informasi yang dipakai antara sistem dan pengguna tersebut. Dari hasil analisis

sistem, context diagram yang dirancang seperti Gambar 3.2 di bawah ini:

Gambar 3.2 Rancangan Context Diagram

3.3.3.2. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang menggambarkan aliran data

pada suatu sistem. DFD dapat dibagi menjadi beberapa level sesuai kebutuhan,

diantaranya level 0 (Context Diagram), level 1 yang menjelasakan aliran secara

lebih rinci dibandingkan level 0, level 2, level 3 dan seterusnya.

Rancangan DFD level 1 sistem pakar diagnosis penyakit sapi dapat dilihat pada

Gambar 3.3. Terdapat tujuh proses yang dapat dilakukan baik oleh pengguna

maupun pakar, yaitu :

1. Proses Login

Pada poses login, pakar harus mengisi username dan password agar dapat masuk

ke dalam halaman utama admin. Setelah mengisi password dan username, sistem

akan memvalidasi data tersebut apakah sesuai dengan data password dan

Page 66: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

44

username yang ada di database. Apabila username dan password valid maka,

sistem akan menampilkan halaman utama admin. Namun, apabila username dan

password tidak valid maka sistem akan memberikan pemberitahuan bahwa

username dan password tidak valid.

Gambar 3.3 DFD Level 1

Page 67: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

45

2. Proses Mengelola Data Penyakit

Proses ini menjabarkan proses pakar dalam mengelola data penyakit yang

tersimpan pada database tabel penyakit.

3. Proses Mengelola Data Gejala

Pada proses ini, pakar melakukan pengelolaan data gejala-gejala penyakit yang

tersimpan pada database tabel gejala.

4. Proses Mengelola Data Gambar

Pada proses ini, pakar melakukan pengelolaan data gambar-gambar penyakit yang

tersimpan pada database tabel gambar.

5. Proses Mengelola Data Aturan

Proses ini dilakukan oleh pakar dalam mengelola data aturan. Data aturan

merupakan data aturan yang berisi relasi antara data penyakit dan data gejala.

6. Proses Diagnosis

Proses identifikasi merupakan proses yang dilakukan oleh pengguna dalam

mendiagnosis penyakit sapi. Sistem akan menampilkan gejala-gejala penyakit sapi

yang ada di database, pengguna menandai gejala apa saja yang muncul pada sapi

yang dimiliki pengguna. Setelah menjawab menandai maka sistem akan

mengeluarkan hasil diagnosis berupa nama nama penyakit.

7. Proses Menampilkan Daftar Penyakit

Proses ini dilakukan oleh pengguna untuk menampilkan daftar dari penyakit yang

terdapat pada sistem.

Page 68: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

46

3.3.3.3. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan tahap mendesain rancangan basis

data yang digunakan pada pengembangan Sistem Pakar Penyakit Sapi.

Digambarkan pula relasi-relasi serta atribut setiap tabel data. Gambar 3.4

merupakan rancangan ERD untuk pengembangan Sistem Pakar Penyakit Sapi.

Gambar 3.4 ERD Sistem Pakar Penyakit Sapi

3.3.3.4 Rancangan Antar Muka (Interface Design)

Perancangan interface bertujuan agar mempermudah pengguna dalam memahami

sistem yang akan dibangun pada penelitian ini. Interface yang dirancang

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu interface pakar dan interface pengguna.

Page 69: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

47

3.3.3.4.1 Pakar

3.3.3.4.1.1 Halaman Login

Halaman login merupakan halaman yang paling pertama tampil apabila pakar

ingin mengakses atau mengelola data pada sistem. Perancangan halaman login

dapat dilihat pada Gambar 3.5. Apabila username dan password yang diinputkan

valid, maka sistem akan menampilkan halaman utama pakar. Namun, apabila

username dan password yang diinputkan tidak valid, maka sistem akan

menampilkan kotak dialog pesan kesalahan.

Gambar 3.5 Rancangan Halaman Login Admin

3.3.3.4.1.2 Halaman Utama Pakar

Halaman beranda merupakan halaman utama pakar setelah pakar melalui proses

login. Pada halaman utama, sistem akan menampilkan beberapa menu yang

berkaitan dengan pengelolaan data pada sistem. Rancangan beranda pakar dapat

dilihat pada Gambar 3.6.

Page 70: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

48

Gambar 3.6 Rancangan Halaman Utama Pakar

3.3.3.4.1.3 Halaman Penyakit

Halaman Penyakit berisikan daftar penyakit yang ada di database. Pada halaman

ini pakar dapat melihat seluruh data penyakit, menambah data baru, merubah data,

ataupun menghapus data. Tampilah halaman penyakit dapat dilihat pada Gambar

3.7.

Gambar 3.7 Rancangan Halaman Penyakit

Page 71: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

49

3.3.3.4.1.4 Halaman Tambah Penyakit

Halaman ini merupakan sebuah form isian untuk menambah data penyakit baru.

Pakar mengisi nama penyakit, penyebab penyakit, deskripsi penyakit, dan

pengobatan penyakit, lalu menekan tombol simpan untuk menyimpan data ke

database Tampilan rancangan halaman tambah penyakit dapat dilihat pada

Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Rancangan Halaman Tambah Penyakit

3.3.3.4.1.5 Halaman Gejala

Halaman Gejala berisikan seluruh data gejala penyakit yang ada di database. Pada

halaman ini pakar dapat menambahkan, merubah, ataupun menghapus gejala.

Rancangan halaman gejala dapat dilihat pada Gambar 3.9.

3.3.3.4.1.6 Halaman Tambah Gejala

Halaman ini merupakan sebuah form isian untuk menambah data gejala baru.

Pakar mengisi nama gejala dan nilai kepercayaan, yang akan digunakan untuk

melakukan diagnosis, lalu menekan tombol simpan untuk menyimpan data.

Tampilan rancangan halaman tambah gejala dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Page 72: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

50

Gambar 3.9 Rancangan Halaman Gejala

Gambar 3.10 Rancangan Halaman Tambah Gejala

3.3.3.4.1.7 Halaman Gambar

Halaman Gambar berisikan seluruh data gambar penyakit yang ada di database.

Pada halaman ini pakar dapat menambahkan, merubah, ataupun menghapus

gambar. Untuk menambahkan gambar ke suatu penyakit, pakar mengklik tombol

tambah pada penyakit yang dinginkan, lalu sistem akan berpindah ke halaman

tambah gambar. Rancangan halaman gambar dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Page 73: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

51

Gambar 3.11 Rancangan Halaman Gambar

3.3.3.4.1.8 Halaman Tambah Gambar

Halaman ini merupakan sebuah form isian untuk menambah data gambar baru.

Pakar mengisi deskripsi gambar dan memilih gambar yang akan di upload, lalu

menekan tombol simpan untuk menyimpan data ke database Tampilan rancangan

halaman tambah gambar dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Rancangan Halaman Tambah Gambar

Page 74: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

52

3.3.3.4.1.9 Halaman Aturan.

Pada halaman ini, berisikan aturan, yaitu relasi antara penyakit dan gejala. Pakar

dapat melihat gejala-gejala dari suatu penyakit dengan mengklik tombol lihat, atau

merubah aturan nya. Rancangan halaman aturan dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Rancangan Halaman Aturan

4 Halaman Ubah Aturan

Pada halaman ini pakar dapat merubah aturan gejala dari suatu penyakit. Pakar

menandai ataupun menghilangkan tanda pada gejala penyakit, lalu mengklik

tombol. Rancangan halaman ubah aturan dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Rancangan Halaman Ubah Aturan

Page 75: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

53

3.3.3.4.2 Pengguna

3.3.3.4.2.1 Halaman Beranda

Halaman beranda merupakan halaman awal ketika pengguna memasuki sistem ini.

Pada halaman ini terdapat menu diagnosis, daftar penyakit, bantuan, tentang, dan

tombol untuk merubah bahasa ke bahasa inggris. Rancangan halaman beranda

dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Halaman Beranda

3.3.3.4.2.2 Halaman Diagnosis

Halaman Diagnosis merupakan halaman untuk melakukan diagnosis penyakit sapi

Pada halaman ini pengguna dapat menandai gejala-gejala yang dialami oleh

sapinya. Setelah itu pengguna mengklik tombol Diagnosis untuk melakukan

diagnosis. Halaman Diagnosis dapat dilihat pada Gambar 3.16.

3.3.3.4.2.3 Halaman Hasil Diagnosis

Halaman Hasil Diagnosis merupakan halaman yang menampilkan hasil diagnosis

berdasarkan gejala-gejala yang telah dipilih sebelumnya. Halaman ini berisi nama

Page 76: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

54

penyakitdan persentase besar kemungkinan nya. Pengguna dapat mengklik nama

penyakit tersebut untuk melihat lebih detail informasi penyakit tersebut.

Rancangan Halaman Hasil Diagnosis dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.16 Halaman Diagnosa

Gambar 3.17 Rancangan Halaman Hasil Diagnosa

4. Halaman Daftar Penyakit

Halaman Daftar penyakit merupakan halaman yang berisi nama-nama penyakit

sapi yang ada di sistem ini. Nama-nama penyakit tersebut bisa di diklik untuk

Page 77: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

55

melihat data penyakit tersebut. Rancangan Halaman Daftar Penyakit dapat dilihat

pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Rancangan Halaman Daftar Penyakit

3.3.3.4.2.5. Halaman Detail Penyakit

Halaman data penyakit merupakan halaman lanjutan dari halaman daftar penyakit

dan halaman hasil diagnosa. Halaman ini berisi nama, deskripsi, gejala,

pengobatan, dan gambar penyakit yang dipilih. Rancangan Halaman Detail

Penyakit dapat dilihat pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19. Rancangan Halaman Detail Penyakit

Page 78: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

56

3.3.3.4.2.6. Halaman Bantuan

Halaman Bantuan berisi bantuan bagi pengguna untuk menggunakan sistem ini.

Rancangan Halaman Bantuan dapat dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20 Rancangan Halaman Bantuan

3.3.3.4.2.7. Halaman Tentang

Halaman Tentang berisi informasi mengenai sistem pakar ini dan juga

pengembang nya bagi pengguna untuk menggunakan sistem ini. Rancangan

halaman tentang dapat dilihat pada Gambar 3.21.

Gambar 3.21 Rancangan Halaman Tentang

Page 79: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

57

3.3.4 Implementasi

Tahapan selanjutnya setelah tahap perancangan selesai adalah tahap implementasi.

Pada tahap implementasi, sistem akan mulai dibangun dengan bahasa

pemrograman Php, Html dan database MariaDB.

3.3.5 Pengujian

Pada tahap sebelumnya yaitu tahap implementasi akan menghasilkan suatu sistem.

Sistem tersebut harus diuji terlebih dahulu sebelum digunakan oleh banyak orang.

Pada tahap pengujian akan dipastikan bahwa sistem akan menghasilkan suatu

informasi yang akurat. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu

pengujian internal dan eksternal.

3.3.5.1 Pengujian Internal

Pengujian internal akan dilakukan oleh peneliti untuk menguji fungsionalitas

sistem dan menguji kepakaran sistem (hasil identifikasi) sistem pakar berdasarkan

gejala-gejala yang diberikan.

3.3.5.1.1 Pengujian Fungsional

Pengujian fungsional yang dilakukan yaitu metode Black Box dengan teknik

Equivalence Partitioning (EP). EP akan membagi domain masukan dari program

ke dalam kelas-kelas sehingga test case dapat diperoleh. Pengujian EP dapat

digunakan untuk mencari kesalahan pada fungsi, dapat mengetahui kesalahan

pada interface dan kesalahan pada struktur data sehingga dapat mengurangi

masalah terhadap nilai masukan. Perancangan kasus uji EP berdasarkan evaluasi

kelas equivalence untuk kondisi input yang menggambarkan kumpulan keadaan

Page 80: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

58

yang valid atau tidak. Contoh Rancangan daftar pengujian dapat dilihat pada

Tabel 3.1 dan Tabel 3.2

Tabel 3.1. Contoh Rancangan Daftar pengujian black box untuk pengguna

No. Kelas Uji Daftar Pengujian Kasus Uji Hasil yang

Diharapkan

1. Fungsi pada

Halaman

Informasi

Penyakit

Daftar penyakit Pengguna

mengeklik

nama

penyakit

Tampil halaman

informasi detail

penyakit yang dipilih

2. Fungsi pada

Halaman

Diagnosa

Form gejala Pengguna

tidak memilih

satupun

gejala.

Sistem memunculkan

peringatan.

Hasil Diagnosa Pengguna

klik tombol

Diagnosa

Tampil halaman yang

menampilkan hasil

diagnosa berdasarkan

gejala yang dipilih.

3. Fungsi pada

halaman

bantuan

Pengujian

menampilkan

langkah-langkah

penggunaan sistem

Pengguna

memilih

menu tentang

Tampil halaman

tentang yang berisi

informasi tentang

petunjuk

menggunakan sistem.

Tabel 3.2. Contoh Rancangan Daftar pengujian black box untuk admin

No. Kelas Uji Daftar

Pengujian

Kasus Uji Hasil yang

Diharapkan

1. Fungsi pada

Halaman

Login

Login Admin memasukkan

username dan

password yang benar

Admin dapat login

kedalam sistem

2. Fungsi pada

Halaman

Tambah

Penyakit

Form tambah

penyakit

Admin tidak mengisi

Nama atau

Penanganan Penyakit

Sistem

memunculkan

peringatan.

3. Fungsi pada

Halaman Atur

Gejala

Penyakit

Form Atur

Gejala

Penyakit

Admin mengklik

tombol tambah atau

hapus gejala

Sistem dapat

menambah

ataupun

menghapus gejala

4. Fungsi pada

Halaman Edit

Gejala

Penyakit

Form Edit

Gejala

Penyakit

Admin merubah

bobot gejala menjadi

0

Sistem

memunculkan

peringatan

Page 81: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

59

3.3.5.1.2 Pengujian Kepakaran Sistem

Pengujian kepakaran sistem (hasil identifikasi) ini bertujuan untuk menguji

kemampuan sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit sapi berdasarkan gejala-

gejala yang diberikan. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil

diagnosa pakar dengan hasil diagnosa sistem.

3.3.5.2 Pengujian Eksternal

Pengujian eksternal yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan

metode kuisioner. Tujuan dari pengujian menggunakan kuisioner ini yaitu untuk

mengetahui penilaian pengguna / responden mengenai sistem pakar yang telah

dibangun.

3.3.6 Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan merupakan tahap akhir dalam penelitian ini.

Penyusunan laporan dapat dilakukan ketika beberapa proses sebelumnya telah

selesai, sistem telah selesai dan diuji, serta tidak terdapat kesalahan. Data hasil

pengujian sistem akan dianalisa dan ditarik kesimpulan. Selanjutnya, seluruh data

hasil penelitian akan disusun dan didokumentasikan dalam bentuk laporan.

Page 82: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

106

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Telah berhasil dibangun sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit

pada hewan sapi berbasis web, di mana sistem ini dapat membantu peternak

untuk mendiagnosis penyakit pada sapi mereka berdasarkan gejala-gejala yang

muncul.

2. Sistem ini dapat memberikan informasi mengenai penyakit sapi, gejalanya,

penyebab, deskripsi, cara pengobatan dan gambar penyakit tersebut.

3. Hasil diagnosis dan nilai persentase besar kemungkinan nya diperoleh dengan

menggunakan metode Dempster-Shafer, Berdasarkan pengujian yang telah

dilakukan, didapatkan rata-rata keakurasian sebesar 87,2% sehingga dapat

disimpulkan sistem dapat mengidentifikasi dengan cukup baik. Presentase

keakuratan dipengaruhi oleh jumlah fakta/gejala yang sesuai. Semakin banyak

fakta yang sesuai dengan data aturan pada sistem maka keakuratan akan lebih

tinggi dan sebaliknya.

4. Berdasarkan pengujian terhadap pengguna, dari 8 pernyataan yang dinilai oleh

3 kelompok responden dengan total 56 orang, diperoleh nilai kepuasan

Page 83: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

107

terhadap aplikasi yaitu 61,43% dari kelompok I (Pakar) artinya aplikasi

dikategorikan baik, 82,7% (Peternak Sapi dan Mahasiswa Jurusan Peternakan)

artinya aplikasi dikategorikan sangat baik, dan 80,33% dari kelompok III

artinya aplikasi dikategorikan sangat baik.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Penambahan bahasa daerah.

2. Penambahan data cara memberikan pertolongan pertama ketika sapi terserang

penyakit.

3. Menambahkan atau melengkapi data penyakit, gejala, dan gambar terkait

penyakit sapi.

4. Penyempurnaan tampilan antarmuka aplikasi agar lebih baik dan menarik.

5. Penyederhanaan bahasa pada deskripsi dan solusi penyakit agar lebih mudah

dimengerti.

Page 84: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

108

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Wahyu., Anggraeni, Wiwik., dan Mukhlason, Ahmad. 2012.

Pembuatan Sistem Pakar Untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Pada

Penyakit Sapi Berbasis Mobile Android Dengan Kajian Kinerja Teknik

Knowledge Representation. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, September

2012.

Azwar S. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar,

Jakarta.

Budianto, A.E. 2015. Aplikasi Sistem Pakar Menggunakan Metode Backward

Chaining Untuk Analisis Penyakit Hewan Ternak. SMARTICS Journal Vol.

1, No. 1, Oktober 2015.

Candra, R.M., dan Rahim, Weni. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Bibit Unggul Sapi

dan Kambing Dengan Metode Certainty Factor. Jurnal Ilmiah Komputer

dan Informatika (KOMPUTA) Vol. 3, No. 1, Maret 2014.

Dewi, I.C., Soebroto, A.A., dan Furqon, M.T. 2015. Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit Sapi Potong Dengan Metode Naive Bayes. Journal of

Environmental Engineering & Sustainable Technology (JEEST) Vol. 02,

No. 02, November 2015.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.

2017. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Jakarta.

Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan, Kementerian Pertanian RI. 2014. Manual Penyakit Hewan

Mamalia. Jakarta.

Page 85: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

109

Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Liberty,

Yogyakarta.

Indraswari, D.P., Soebroto, A.A., dan Marhaendraputro, E.A. 2015. Sistem

Pendukung Keputusan Deteksi Dini Penyakit Stroke Menggunakan Metode

Dempster Shafer. Journal of Environmental Engineering & Sustainable

Technology Vol. 02, No. 02, November 2015.

Istiqomah, Y.N., dan Fadlil, Abdul. 2013. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Penyakit Saluran Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer.

Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol. 1, No. 1, Juni 2013.

Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Listiana, N. 2011. Penerapan algoritma rough set untuk deteksi dan penanganan

dini penyakit sapi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya.

Nidhra, Srinivas dan Dondeti, Jagruthi. 2012. Black Box And White Box Testing

Techniques – A Literature Review,. International Journal of Embedded

Systems and Applications (IJESA) Vol.2, No.2, 8-9.

Orisa, Marisa., Santoso, Purnomo Budi dan Setyawati, Onny. 2014. Sistem Pakar

Diagnosos Penyakit Kambing Berbasis Web Menggunakan Metode

Certainty Factor. Jurnal EECCIS, Vol.8, No. 2:151-156.

Rachmawati., Damitri, D.J., dan Susanto, Ate. 2012. Aplikasi Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Asma. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Vol. 09, No. 08, 2012.

Rikhiana, E.D., dan Fadlil, Abdul. 2013. Implementasi Sistem Pakar Untuk

Mendiagnosa Penyakit Dalam Pada Manusia Menggunakan Metode

Dempster Shafer. Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol. 1, No. 1, Juni

2013.

Sibagariang, Swono. 2015. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Dengan Metode

Certainty Factor Berbasis Android. Jurnal TIMES Vol. IV, No 2, 2015.

Page 86: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/33109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · results of system with the diagnosis results by ... diagnosis oleh

110

Siswanto, 2010. Kecerdasan Tiruan Edisi 2. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Supartha, I Kadek Dwi Gandika dan Sari, Ida Nirmala. 2014. Sistem Pakar

Diagnosa Awal Penyakit Kulit Pada Sapi Bali dengan Menggunakan

Metode Forward Chaining dan Certainty Factor. JANAPATU, Vol. 3,

No.3: 110-117.

Sutojo, T., Edy M., dan Vincent S. 2011. Kecerdasan Buatan. ANDI, Yogyakarta.

Tinaliah. 2015. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Hewan Ternak

Sapi Dengan Bayesian Network. Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA Vol. 5, No.

1, Januari 2015.

Tyas, R.D.O., Soebroto, A.A., dan Furqon, M.T. 2015. Pengembangan Sistem

Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Potong Dengan Metode Fuzzy K-Nearest

Neighbour. Journal of Environmental Engineering & Sustainable

Technology Vol. 02, No. 01, Juli 2015.

Zulkifli, Amsyah. 2003. Manajemen Sistem Informasi. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.