Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Medik “Analisis ...
Transcript of Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Medik “Analisis ...
Halaman 1
Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Medik
“Analisis Nilai Equipment Management Untuk Menentukan
Jadwal Pemeliharaan”
Sri Handayani, Dra.Liliek Soetjiatie, M.Kes, Lamidi, S.ST, MT
Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jurusan Teknik Elektromedik, Jl. Pucang Jajar Timur 10, Surabaya 60282
Abstact
To provide maximum service, in the Hospital there is a need for medical equipment
management activities as one of the activities that handle medical equipment the start of receipt to
deletion. The system that is in RSUD Pariaman is still done manually, as a result, the medical
equipment data is not properly managed. Therefore the author will make an application that can
facilitate the IPSRS in managing medical equipment. The purpose of making a "Medical
Equipment Management Information System" (Equipment Management Value Analysis to
determine maintenance schedules) is to calculate function values, risks, maintenance, incidents, so
that the total score of Equipment Management can help IPSRS to schedule maintenance.
The type of research used was pre-experimental with the type of one group post design
research, in this case the author only made treatment in the form of software to calculate the value
of Equipment Management. From this study it can be seen that the average number of equipment
management values in the emergency room is highest in the frequency of 6 months, namely 15.7,
the highest ICU is at a frequency of 4 months, the average value is 20, OK is the highest frequency
of 4 months average value of 20.67.
The conclusion of this study is that the web-based Medical Equipment Management
Information System that has been produced can be used to manage medical equipment data,
starting from data on receipt, inventory, maintenance, calibration and deletion and equipment
management score can be a recommendation to determine and schedule maintenance.
Keywords: SIPPM, Equipment Management
I. PENDAHULUAN
RSUD Pariaman adalah Rumah
Sakit milik Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat Kelas B (Berdasar SK Gubernur
Provinsi Sumatera Barat Nomor 445-304
Tahun 2015) yang merupakan salah satu
Unit PPK-BLUD Provinsi Sumatera Barat
yang terletak di Kota Pariaman Sumatera
Barat. Pada tahun 2017 RSUD Pariaman
meraih akreditasi dengan peringkat
Paripurna dimana Program Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan
salah satu indikator dalam penilaian
tersebut (Komite Mutu Dan Keselamatan
Pasien RSUD Pariaman Tahun 2017).
Namun bila ditinjau dari segi pengelolaan
peralatan medik saat ini masih dikerjakan
secara manual. Untuk mempertahankan
peringkat akreditasi rumah sakit Pariaman
yang telah diperoleh pada posisi
Halaman 2
ALAT RUSAK
WORK ORDER STATUS
LAP.KOREKTIF/PEM.
PREVENTIF/
KALIBRASI
INVENTORYUSER ; Teknisi
LOGIN
USER ; Pengguna
LOGIN
USER ; ADMIN
LOGIN
FORM LAP.KERUSAKAN
(KOREKTIF)
PEM. PREVENTIF
KALIBRASI
INPUT JADWAL
INPUT JADWAL
MENERIMA/MENGAMBIL
BUTUH SUKU
CADANG?
SUKU CADANG
TERSEDIA?YA
PROSESTIDAK
SK. CADANG
YA
SC TERSEDIA
TIDAK
USULAN
Selesai?
YA
WO CLOSE SELESAI
PEM. KOREKTIF
PEM. PREVENTIF
PROSES
TIDAK
Perlu
Perbaikan
Selesai?
YA
WO CLOSE SELESAI
KALIBRASI
SK CADANG
DISCONTINUE
/ SISA USIA TEKNIS
TERCAPAI
TIDAK BS
DIPERBAIKI
PENGHAPUSANusulan
PERENCANAAN/PENGADAAN
PELAYANAN
BARU
PENERIMAAN
Kenapa?
PERBAIKAN
PIHAK IIISelesai?
UJI
FUNGSISelesai?
PROSES
KOREKTIF
BELUM
wo close
update
PROSES
USULAN KEBUTUHAN ALAT
Selesai?
YA
USER ;
Perenc/Pengadaan
LOGIN
USER ; Penerima
DO
WN
TIM
E
START
STOP
RE
SP
ON
TIM
E
START
STOP
Paripurna, maka pengelolaan peralatan
medik perlu ditingkatkan secara terus
menerus. Hal ini untuk menjaga agar
mutu pelayanan lebih optimal, mengingat
peralatan medik di rumah sakit
merupakan alat penunjang pelayanan
yang sangat penting.
Tabel 1.1 Capaian Pelayanan Pemeliharaan Sarana
Menurut Renstra RSUD Pariaman Tahun 2016
Pada bagian ini penulis mengkonsep suatu
sistem informasi untuk menghitung realisasi
pelaksanaan preventif ( terlaksana dan tidak
terlaksana ) dan beban kerja pemeliharaan
preventif berdasarkan waktu ECRI berbasis web
menggunakan bahasa pemrograman PHP
MySQL. Dengan sistem ini, diharapkan mampu
mengatasi berbagai kebutuhan dari IPSRS dan
pihak managemen RSUD untuk administrasi
pembuatan laporan.
Dari hasil data dan analisis yang telah
dilaksanakan penulis mengimplementasikan
hasilnya kedalam Sistem Informasi Pengelolaan
Peralatan Medik (SIPPM) Berbasis Web RSUD
Pariaman
II. METODOLOGI
Pada tahap ini analisis data beban kerja
SDM ( teknisi elektromedis ) dilakukan dengan
membandingkan total waktu pemeliharaan
preventif ( menit ) ditambah dengan waktu
allowance ( menit ) dibagi dengan total waktu
tersedia ECRI ( menit ) menurut Wakui (2000) dan KEP/75/M.PAN/7/2004 Analisis data
penelitian ini menggunakan rumus sebagai
berikut :
Beban kerja = Total waktu Pem. preventif + Allowance
Total Waktu Tersedia
a. Beban Kerja adalah seberapa besar dari
kapasitas pekerja yang jumlahnya
terbatas, yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan
b. Total Waktu pemeliharaan preventif
adalah waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pemeliharaan preventif
c. Allowance adalah waktu senggang yang
tidak bisa dihindari seperti buang air
kecil, buang air besar dan lain – lain
d. Total waktu tersedia adalah waktu kerja
pemeliharaan standar ECRI
Hasil dari pengolahan data tersebut
kemudian dianalisis yang nantinya akan menjadi
data dukung ke pihak manajemen untuk melihat
realisasi dari pelaksanaan pemeliharaan preventif
tersebut, dimana di dalam analisis tersebut dapat
dinilai beban kerja SDM untuk penambahan
tenaga dengan nilai < =1 tidak perlu perlu
penambahan tenaga SDM dan > 1 berat
diusulkan untuk penambahan tenaga (Wakui
2000 dan KEP/75/M.PAN/7/2004 ) dari SDM
teknisi Elektromedis di RSUD Pariaman. Dan realisasi pemeliharaan preventif 100% menurut
Permenkes nomor 128 Tahun 2008 standar
pelayanan minimum pemeliharaan tepat waktu
adalah 100%. Gambar II.1 Analisis Realisasi Pemeliharaan Preventif
Terhadap Beban Kerja SDM
Halaman 3
Gambar II.2 Diagram Alir Pemeliharaan
Admin/kepala IPS melakukan login pada
sistem informasi manajemen pengelolaan
peralatan medik dengan memasukkan ID dan
password. Admin/kepala IPS menginputkan
jadwal pemeliharaan dan memilih nama teknisi
pelaksana yang akan melakukan pemeliharaann
tersebut, kemudian admin/kepala IPS menekan
tombol kirim dan otomatis no SPK dan Form
SPK akan terkirim ke akun teknisi
Teknisi melakukan login pada sistem informasi
manajemen pengelolaan peralatan medik dengan
memasukkan ID dan password. Teknisi
mengklik notifikasi work order yang muncul
pada jendela akun dan memilih cetak Form SPK
untuk dasar pengerjaan pemeliharaan dan tombol
edit berfungsi untuk mengisi laporan perbaikan
pada lembar kerja perbaikan. Apabila
pemeliharaan selesai maka teknisi mengklik
tombol kirim dan otomatis list perbaikan akan
hilang di akun teknisi.
Pemeliharaan preventif tidak berhasil maka
diagram alirnya pindah ke diagram alir
pemeliharaan korektif.
III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Menurut Wakui (2000), aktivitas yang dilakukan
oleh tiap posisi atau jabatan dalam rangka untuk
melaksanakan tugasnya memberikan suatu beban
kerja pada posisi/jabatan tersebut, sehingga
perhitungan workload dapat diformulasikan: Beban kerja = Total waktu Pem. preventif + Allowance
Total Waktu Tersedia
Langkah – langkah dalam pengambilan data :
1. Melakukan pengumpulan data
pemeliharaan preventif ( IGD, ICU, OK,
Radiologi) di RSUD Pariaman tahun
2017
2. Melakukan input data pemeliharaan
preventif ke dalam software Sistem
Informasi Pengelolaan Pemeliharaan
Medik ( IGD, ICU, OK, Radiologi)
3. Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan
Medik ini berbasis WEB
Adapun data Analisis yang di dapat
sebagai berikut:
III.1 Ruangan Radiologi
Gambar III.1 Ruangan Radiologi
Berdasarkan perhitungan beban kerja
personal A untuk ruangan radiologi diperoleh
hasil bahwa jumlah teknisi elektromedis yang
optimal adalah 2 orang sedangkan untuk saat ini
jumlah teknisi elektromedis untuk ruangan
radiologi adalah 1 orang jadi menurut hasil
analisisnya masih diperlukan tenaga elektromedis
1 orang lagi untuk ruangan radiologi.
Berdasarkan grafik persentase perhitungan
realisasi kegiatan pemeliharaan preventif untuk
ruangan radiologi diperoleh hasil 83% yang
berarti hasil ini masuk dalam kategori tidak
optimal karena menurut Permenkes nomor 128
Tahun 2008 standar pelayanan minimum
pemeliharaan adalah 100%.
III.2 Ruangan ICU
Gambar III.2 Ruangan ICU
Berdasarkan perhitungan beban kerja
personal A untuk ruangan ICU diperoleh hasil
bahwa jumlah teknisi elektromedis yang optimal
adalah 2 orang sedangkan untuk saat ini jumlah
teknisi elektromedis untuk ruangan ICU adalah 1
orang jadi menurut hasil analisisnya masih
diperlukan tenaga elektromedis 1 orang lagi
untuk ruangan ICU.
Halaman 4
NO. Nama Ruangan Beban Kerja Realisasi Pemeliharaan Preventif
1 Laboratorium 1,1 88%
2 Radiologi 1,3 83%
3 R.Inap 1,1 58%
4 R.Jalan 1,1 72%
5 ICU 1,1 72%
NO. Nama Ruangan Beban Kerja Realisasi Pemeliharaan Preventif
1 IRM 0,9 64%
2 HD 0,8 64%
3 OK 1,2 95%
4 R. Inap 1,1 95%
5 IGD 1,2 100%
6 R. Jalan 1,1 87%
Berdasarkan grafik persentase
perhitungan realisasi kegiatan pemeliharaan
preventif untuk ruangan ICU diperoleh hasil
72% yang berarti hasil ini masuk dalam kategori
tidak optimal karena menurut Permenkes nomor
128 Tahun 2008 standar pelayanan minimum
pemeliharaan adalah 100%.
III.3 Ruangan OK
Gambar III.3 Ruangan OK
Berdasarkan perhitungan beban kerja
personal B untuk ruangan OK diperoleh hasil
bahwa jumlah teknisi elektromedis yang optimal
adalah 2 orang sedangkan untuk saat ini jumlah
teknisi elektromedis untuk ruangan OK adalah 1
orang jadi menurut hasil analisisnya masih
diperlukan tenaga elektromedis 1 orang lagi
untuk ruangan OK.
Berdasarkan grafik persentase perhitungan
realisasi kegiatan pemeliharaan preventif untuk
ruangan OK diperoleh hasil 95% yang berarti
hasil ini masuk dalam kategori tidak optimal
karena menurut Permenkes nomor 128 Tahun
2008 standar pelayanan minimum pemeliharaan
adalah 100%.
III.4 Ruangan IGD
Gambar III.4 Ruangan IGD
Berdasarkan perhitungan beban kerja
personal B untuk ruangan IGD diperoleh hasil
bahwa jumlah teknisi elektromedis yang optimal
adalah 2 orang sedangkan untuk saat ini jumlah
teknisi elektromedis untuk ruangan IGD adalah 1
orang jadi menurut hasil analisisnya masih
diperlukan tenaga elektromedis 1 orang lagi
untuk ruangan IGD.
Berdasarkan grafik persentase
perhitungan realisasi kegiatan pemeliharaan
preventif untuk ruangan IGD diperoleh hasil
100% yang berarti hasil ini masuk dalam
kategori optimal karena menurut Permenkes
nomor 128 Tahun 2008 standar pelayanan
minimum pemeliharaan adalah 100%.
Tabel III.1 Beban Kerja dan Realisasi Personal A
Tabel III.2 Beban Kerja dan Realisasi Personal B
III.5 Realisasi pemeliharaan
Gambar III.4 Realisasi Pemeliharaan
Halaman 5
III.5.1 .4.7 Hasil Korelasi data skor dan
frekuensi inspeksi pada ruang IGD
Di bawah ini adalah hasil korelasi yang
didapatkan dari nilai skor dan frekuensi inspeksi
Tabel 5.6 Korelasi data skor dan frekuensi pada ruang
IGD
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa
nilai sig adalah 0.00 lebih kecil dari alfa (0.05)
maka hubungan skor dengan frekuensi inspeksi
signifikan, pada koefisien korelasi berkisar antara
0 sampai 1, karena nilainya 0.947 mendekati 1
maka hubungannya sangat kuat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah lakukan,
dapat memberi kesimpulan :
6.1.1 Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan
Medik berbasis web yang telah dihasilkan
dapat digunakan untuk mengelola data
peralatan medik, mulai dari data
penerimaan, inventaris, pemeliharaan,
kalibrasi dan penghapusan.
6.1.2 Dari hasil statistik deskriptif Jumlah rata-
rata tertinggi skor Equipment
Management yaitu pada ruang ICU
dengan jumlah 14.51 artinya rata-rata
pemeliharaan pada ruang ICU sebagian
besar membutuhkan pemeliharaan 6 bulan
sekali
6.1.3 Pada ruang IGD nilai rata-rata EM
tertinggi yaitu 15,7 pada frekuensi
pemeliharaan 6 bulan sekali. Ruang ICU
nilai rata-rata EM tertinggi yaitu 20 pada
frekuensi pemeliharaan 4 bulan sekali,
dan pada ruang OK nilai rata-rata
tertinggi yaitu 20,67 pada frekuensi
pemeliharaan 4 bulan sekali.
6.1.4 Pada hasil korelasi pada ketiga ruangan
tersebut memiliki hubungan yang sangat
kuat karena mendekati angka 1, dimana
pada IGD 0.947, ICU 0.838, OK 0.952
6.1.5 Nilai equipment management dapat
digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan jadwal pemeliharaan
6.1.6 Hasil dari perhitungan nilai EM pada
Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan
Medik disajikan dalam bentuk tabel dan
rekomendasi jadwal pemeliharaan. Hal ini
dapat memudahkan IPSRS dalam
menentukan jadwal pemeliharaan di
RSUD Pariaman, Sumatera Barat.
Skor freq_inspeksi
Skor Pearson Correlation 1 .947**
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
freq_insp
eksi
Pearson Correlation .947** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Halaman 6
6.2 Saran
Dari hasil penelitian ini masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu
penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
6.2.1 Pada SIPPM ini nilai skor fungsi, resiko,
pemeliharaan dan insiden masih diinput
secara manual, untuk itu penulis
menyarankan apabila nama peralatan
medik diinput maka skor equipment
management bisa langsung terhitung
secara otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir (2013). Pengertian MySQL. Tersedia dalam :
Buku Pintar Programer Pemula PHP. Yogyakarta.
Mediakom.
Adrian, Payne, (2000), Pemasaran Jasa, The
Essence of Service Maerketing, Andi Yogyakarta.
Andri Kristanto (2008 : 1 ) Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya Gava Media,
Yogyakarta
Agungsr. (2011). Sistem informasi. Sistem
Informasi, 1–13. Retrieved August 6,
2015,from http://agungsr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/fil
es/3412/Konsep+SI.pdf
A.S, Rossa, M. Shalahuddin (2013). Rekayasa
Perangkat Lunak Terstruktur dan
berorientasi Objek, Bandung
Association, A. H. (1974 - 1996). American
Hospital Association guide to the
health care field. (Chicago, III.) : The
Association.
Barnes, James G. 2006. Secrets of Customer
Relationship Management. Rahasia
Manajemen Hubungan Pelanggan.
Yogyakarta: Andi
Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana
Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Direktorat 2015 “Pedoman
Pengelolaan peralatan kesehatan
difasilitas pelayanan kesehatan”,
Bronzuny 1992 dan Emergency Care Research
Institute ECRI 1996
Connolly, Thomas & Begg, Carolyn. (2002).
Database Systems :A Practical Approach
to Design, implementation and
management. Third Edition. Addision
Wesley, England.
Departemen Kesehatan & Sosial RI, 2001,
Pedoman Operasional dan Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan, Jakarta
Hakim, Lukmanul. 2010. Trik Rahasia Master
PHP Terbongkar Lagi. Yogyakarta :
Lokomedia.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem
Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem
Informasi. CV Andi Offset.
Yogyakarta
Kotler, Philip. 1997 Manajemen pemasaran Jilid
2, Yogyakarta : Andi Offset
Laudon, Kenneth C., & Jane, P. Laudon. (2010).
Manajemen Information System :Managing
the Digital Firm. New Jersey: Prentice-Hall
Life expectancy projection benchmarks”,
American Society for Healthcare
Engineering of the American Hospital
Association, Healthcare Facilities
Management Series, published in 1995.
RSUD Pariaman 2017. Data IPSRS
RSUD Pariaman 2018. Rencana Strategis
Sinambela, Lijan Poltak. 2010. Reformasi
Pelayanan Publik, Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Halaman 7
Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2011 .Reformasi
Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara
Sugeng, Winarno, 2010, Jaringan Komputer
dengan TCP/IP. Bandung: Penerbit Modula