Sinusitis Sari

download Sinusitis Sari

of 30

Transcript of Sinusitis Sari

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulitdideskripsikan karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal,sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang(Mangunkusumo et al, 2007 .

    Sinus paranasal terdiri dari empat pasang rongga bertulang yang dilapisi

    oleh mukosa hidung dan epitel kolumnar bertingkat semu yang bersilia. !onggaudara ini dihubungkan oleh serangkaian duktus yang mengalir ke dalam ronggahidung. ("runner # Suddarth, 200$ .

    Se%ara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa ronggahidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia &-' bulan, ke%uali sinussfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir,sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang

    berusia kurang lebih tahun. )neumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia -$0tahun dan berasal dari bagian posterosuperior rongga hidung. Sinus-sinus iniumumnya men%apai besar maksimal pada usia antara $*-$ tahun(Mangunkusumo et al, 2007 .

    Sebagian besar kasus sinusitis melibatkan lebih dari satu sinus paranasal danyang paling sering yaitu sinus maksilaris dan sinus etmoidalis. +al ini disebabkansinus maksila adalah sinus yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi daridasarnya, dimana dasarnya merupakan dasar akar gigi sehingga sinusitismaksilaris sering berasal dari infeksi gigi (Man oer, 2000 .

    nsiden sinusitis didapat antara $,& - $,* per $00 kasus orang de asa pertahun. )eneliti dari /or egia mengemukakan insiden sinusitis yaitu &,* per $00 kasus pada orang de asa dengan 7 pasien memiliki dua kali kun ungan dan0,* memiliki tiga kali atau lebih kun ungan selama periode $2 bulan (+i%kner,200* .

    1

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    2/30

    1ata dari 1 )3 S ! (200& menyebutkan bah a penyakit hidung dansinus berada pada urutan ke-2* dari *0 pola penyakit peringkat utama atau sekitar $02. $7 penderita ra at alan di rumah sakit (Mangunkusumo et al, 2007 .

    3omplikasi akibat sinus paranasal sangat bervariasi, baik lokal, intra orbitalmaupun intrakranial. Sinusitis dengan komplikasi intra orbita adalah penyakityang berpotensi fatal yang telah dikenal se ak 4aman +ippo%rates (Sobol et al,200*5 !ubin et al, 200* .

    1iperkirakan bah a $ dari * pasien mengalami komplikasi sinusitissebelum era antibiotik. )ada era antibiotik saat ini $7 dari penderita denganselulitis orbita meninggal karena meningitis dan 20 mengalami kebutaaan.

    3omplikasi intrakranial sinusitis arang ter adi pada era antibiotik dimana angkake adiannya sekitar ' pada pasien yang dira at dengan sinusitis akut ataukronik. Meskipun arang, komplikasi ini dapat mengan%am i a akibat komplikasidari meningitis, epidural empiema serta abses, trombosis sinus kavernosus, danabses serebri. (Mangunkusumo et al, 2007 .

    6leh sebab itu, penulis ingin memberikan tambahan informasi tentangsinusitis meliputi definisi, etiologi, patofisiologi hingga tatalaksana yang dapatdilakukan.

    BAB II

    2

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    3/30

    TINJAUAN PUSTAKA

    I. Anatomi dan Fisiologi Sinus Paranasal

    A. Anatomi

    Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulangkepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Ada empat pasangsinus paranasal, sinus frontalis, sinus etmoid, sinus maksila (yangterbesar disebut Antrum +ighmore dan sinus sfenoidalis. Semuarongga sinus ini dilapisi oleh mukosa yang merupakan lan utanmukosa hidung, berisi udara dan semua bermuara di rongga hidungmelalui ostium masing-masing (+igler, $ 75 Mangunkusumo et al,2007 . Se%ara klinis sinus paranasal dibagi men adi dua kelompok yaitu bagian anterior dan posterior. 3elompok anterior bermuara di ba ah konka media, pada atau di dekat infundibulum, terdiri darisinus frontal, sinus maksila, sinus etmoidalis anterior. 3elompok posterior bermuara di berbagai tempat di atas konka media terdiri darisinus etmoid posterior dan sinus sphenoid. 8aris perlekatan konkamedia pada dinding lateral hidung merupakan batas antara keduakelompok.

    1. Sinus Ma sila

    3

    8ambar 2.$. Sinus )aranasal

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    4/30

    Sinus maksila atau Antrum +ighmore, merupakan sinus paranasal yang terbesar. Merupakan sinus pertama yangterbentuk, diperkirakan pembentukan sinus tersebut ter adi padahari ke 70 masa kehamilan.

    )ada aktu lahir sinus maksila ini mulanya tampak sebagai %ekungan ektodermal yang terletak di ba ah penon olankonka inferior, yang terlihat berupa %elah ke%il di sebelah medialorbita. 9elah ini kemudian akan berkembang men adi tempatostium sinus maksila yaitu di meatus media. 1alam perkembangannya, %elah ini akan lebih kearah lateral sehingga

    terbentuk rongga yang berukuran 7 : ' : ' mm, yangmerupakan rongga sinus maksila. )erluasan rongga tersebutakan berlan ut setelah lahir, dan berkembang sebesar 2 mmverti%al, dan & mm anteroposterior tiap tahun. Mula-muladasarnya lebih tinggi dari pada dasar rongga hidung dan padausia $2 tahun, dasar sinus maksila ini akan turun, dan akansetinggi dasar hidung dan kemudian berlan ut meluas ke ba ah bersamaan dengan perluasan rongga. )erkembangan sinus iniakan berhenti saat erupsi gigi permanen. )erkembanganmaksimum ter%apai antara usia $* dan $ tahun.

    Sinus maksila berbentuk piramid ireguler dengan dasarnyamenghadap ke fosa nasalis dan pun%aknya ke arah apeks prosesus 4igomatikus os maksila. 1inding anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infra-temporal maksila, dinding

    medialnya ialah dinding lateral rongga hidung. 1inding medialatau dasar antrum dibentuk oleh lamina vertikalis os palatum, prosesus unsinatus os etmoid, prosesus maksilaris konkainferior, dan sebagaian ke%il os lakrimalis. 1inding superiornyaialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesusalveolaris dan palatum. 6stium sinus maksila berada di sebelahsuperior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus

    semilunaris melalui infundibulum etmoid.

    4

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    5/30

    1ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinusmaksila adalah ;

    a. 1asar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi

    rahang atas , yaitu premolar ()$ dan )2 , molar (M$ danM2 , kadang-kadang uga gigi taring (9 dan gigi molar (M&, bahkan akar-akar gigi tersebut tumbuh ke dalam ronggasinus, hanya tertutup oleh mukosa sa a. 8igi premolar keduadan gigi molar kesatu dan dua tumbuhnya dekat dengan dasar sinus. "ahkan kadang-kadang tumbuh ke dalam rongga sinus,hanya tertutup oleh mukosa sa a. )roses supuratif yang ter adi

    di sekitar gigi-gigi ini dapat men alar ke mukosa sinusmelalui pembuluh darah atau limfe, sedangkan pen%abutangigi ini dapat menimbulkan hubungan dengan rongga sinusyang akan mengakibatkan sinusitis.

    b. Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita.%. 6stium sinus maksila lebih tinggi letaknya dari dasar sinus,

    sehingga drainase hanya tergantung dari gerak silia, dandrainase harus melalui infundibulum yang sempit.

    nfundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah inidapat menghalangi drainase sinus maksila dan selan utnyamenyebabkan sinusitis.

    !. Sinus FrontalisSinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk

    se ak bulan ke-' fetus, berasal dari sel-sel resesus frontal ataudari sel-sel infundibulum etmoid. Sesudah lahir, sinus frontal

    mulai berkembang pada usia -$0 tahun dan akan men%apaiukuran maksimal sebelum usia 20 tahun.

    "entuk dan ukuran sinus frontal sangat bervariasi, danseringkali uga sangat berbeda bentuk dan ukurannya dari sinusdan pasangannya, kadang-kadang uga ada sinus yangrudimenter. "entuk sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari pada lainnya dan dipisahkan olehsekat yang terletak di garis tengah. 3urang lebih $* orang

    5

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    6/30

    de asa hanya mempunyai satu sinus frontal dan kurang lebih* sinus frontalnya tidak berkembang. idak adanya gambaran septum-septum ataulekuk-lekuk dinding sinus pada foto rontgen menun ukkanadanya infeksi sinus. Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yangrelatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksidari sinus frontal mudah men alar ke daerah ini. Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di ressus frontalyang berhubungan dengan infundibulum etmoid

    (Mangunkusumo et al, 2007 .". Sinus Et#miod

    1ari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan dianggap paling penting, karena dapat merupakanfokus infeksi bagi sinus-sinus lainnya. Sel-sel etmoid, mula-mula terbentuk pada anin berusia ' bulan, berasal dari meatussuperior dan suprema yang membentuk kelompok sel-sel etmoidanterior dan posterior. )ada orang de asa bentuk sinus etmoid

    seperti piramid dengan dasarnya di bagian posterior.

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    7/30

    )embengkakan atau peradangan di resesus frontal dapatmenyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan diinfundibulum dapat menyebabkan sinusitis maksila.

    Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribrosa. 1inding lateral sinus adalahlamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoiddari rongga orbita. 1i bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan sinus sphenoid (Mangunkusumo et al, 2007 ..

    $. Sinus S%#&noidSinus sfenoid terbentuk pada anin berumur & bulan

    sebagai pasangan evaginasi mukosa di bagian posterior superior

    kavum nasi. )erkembangannya ber alan lambat, sampai padaaktu lahir evaginasi mukosa ini belum tampak berhubungan

    dengan kartilago nasalis posterior maupun os sfenoid. Sebelumanak berusia & tahun sinus sfenoid masih ke%il, namun telah berkembang sempurna pada usia $2 sampai $* tahun. @etaknyadi dalam korpus os etmoid dan ukuran serta bentuknya bervariasi. Sepasang sinus ini dipisahkan satu sama lain oleh

    septum infrasfenoid yang tipis dan letakya arang tepat ditengah, sehingga salah satu sinus akan lebih besar daripada sisilainnya.

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    8/30

    Bungsi ini ber alan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada aktu bersin atau membuang ingus.

    &. Membantu produksi mukus.Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang

    umlahnya ke%il dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung,namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius,tempat yang paling strategis. (Mangunkusumo ., Soet ipto 1.2007

    II. SinusitisA. D&'inisi

    Sinusitis berasal dari bahasa latin sinus , akhiran umum dalamkedokteran -itis berarti peradangan. 6leh sebab itu sinusitisdidefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. )eradangan pada sinus dapat dipi%u oleh alergi, infeksi baik virus, bakteri maupun amur. Sinusitis bisa ter adi pada salah satu dari keempat sinus. /amun, dapat uga ter adi pada beberapa sinus yang disebutmultisinusitis sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. 1ari semua enis sinusitis, yang paling sering ditemukanadalah sinusitis maksilaris dan sinusitis ethmoidalis.

    B. Etiologi

    "erbagai faktor infeksius dan non-ifeksius dapat memberikankontribusi ter adinya obstruksi akut ostium sinus atau gangguan

    pengeluaran %airan oleh silia, yang akhirnya menyebabkan sinusitis.)enyebab non-ifeksius antara lain adalah rinitis alergika, deviasiseptum, barotrauma, atau iritan kimia. )enyakit seperti tumor nasalatau tumor sinus ( squamous cell carcinoma , dan uga penyakitgranulomatus (Wegener’s granulomatosis atau rhinoskleroma ugadapat menyebabkan obstruksi ostium sinus, sedangkan kondisi yangmenyebabkan perubahan kandungan sekret mukus (fibrosis kistik

    8

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    9/30

    dapat menyebabkan sinusitis dengan mengganggu pengeluaran mukus(+igler, $ 7 .

    1i rumah sakit, penggunaan pipa nasotrakeal adalah faktor resiko mayor untuk infeksi nosokomial di unit pera atan intensif.

    nfeksi sinusitis akut dapat disebabkan berbagai organisme, termasuk virus, bakteri, dan amur. irus yang sering ditemukan adalahrhinovirus, influenza A dan B, parainfluenza, respiratory syncytial virus, adenovirus danenterovirus . "akteri yang sering menyebabkansinusitis adalahStreptococcus pneumoniae , Haemophilus influenzae,dan moraxellacatarralis . "akteri anaerob uga terkadang ditemukan

    sebagai penyebab sinusitis maksilaris, terkait dengan infeksi pada gigi premolar. Sedangkan amur uga ditemukan sebagai penyebab sinusitis pada pasien dengan gangguan sistem imun, yang menun ukkan infeksiinvasif yang mengan%am i a. Camur yang menyebabkan infeksiantara lain adalah dari spesies hizopus, rhizomucor, !ucor, A"sidia,#unninghamella, Aspergillus, dan $usarium%

    (. Pato'isiologi

    3esehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium sinus danlan%arnya klirens mukosiliar (mucociliary clearance didalamkompleks osteo-meatal. Sinus dilapisi oleh sel epitel respiratorius.@apisan mukosa yang melapisi sinus dapat dibagi men adi dua yaitulapisan vis%ous superfi%ial dan lapisan serous profunda. 9airan mukusdilepaskan oleh sel epitel untuk membunuh bakteri maka bersifatsebagai antimikroba serta mengandungi 4at- 4at yang berfungsi

    sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. 9airan mukus se%ara alami menu u keostium untuk dikeluarkan ika umlahnya berlebihan.

    Sinus paranasal dalam kondisi normal mengalirkan sekresi darimukosa ke daerah yang berbeda dalam kavum nasi. Aliran sekresisinus sfenoid menu u resesus sfenoetmoid, sinus frontal menu uinfundibulum meatus media, sinus etmoid anterior menu u meatusmedia, sinus etmoid media menu u bulla etmoid dan sinus maksila

    9

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    10/30

    menu u meatus media. Struktur lain yang mengalirkan sekresi kekavum nasi adalah duktus nasolakrimalis yang berada kavum nasi bagian anterior.

    Cika ter adi obstruksi ostium sinus akan menyebabkan ter adinyahipooksigenasi yang menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitelsel mensekresikan %airan mukus dengan kualitas yang kurang baik.1isfungsi silia ini akan menyebabkan retensi mukus yang kurang baik pada sinus.

    1alam keadaan fisiologis, sinus adalah steril. Baktor yang paling penting yang mempengaruhi patogenesis ter adinya sinusitis yaitu

    obstruksi dari ostium. Cika ter adi obstruksi pada ostium sinus makaakan menyebabkan ter adinya hipooksigenasi yang mengakibatkanfungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan %airan mukusdengan kualitas yang kurang baik. 8angguan pada fungi silia inimengakibatkan ter adinya gangguan drainase sehingga ter adi retensisekret dalam %avum sinus. @ingkungan ini %o%ok untuk pertumbuhanorganisme patogen. Apabila ter adi infeksi karena virus, bakteri

    ataupun amur pada sinus yang berisi sekret ini, maka ter adilahsinusitis.

    )ada dasarnya patofisiologi dari sinusitis dipengaruhi oleh &faktor yaitu obstruksi drainase sinus, kerusakan pada silia, dankuantitas dan kualitas mukosa. Sebagian besar episode sinusitisdisebabkan oleh infeksi virus. Sekitar 0 pasien yang mengalami

    S)A akan memberikan bukti gambaran radiologis yang melibatkan

    sinus paranasal. nfeksi virus akan menyebabkan ter adinya oedem pada dinding hidung dan sinus sehingga menyebabkan ter adinya penyempitan atau obstruksi pada ostium sinus, dan berpengaruh padamekanisme drainase dalam sinus. Selain itu inflamasi, polips, tumor,trauma, scar , anatomic varian, dan nasal instrumentation ugamenyebabkan menurunya patensi ostium sinus.

    irus yang menginfeksi tersebut dapat memproduksi en4im danneuraminidase yang mengendurkan mukosa sinus dan memper%epat

    10

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    11/30

    difusi virus pada lapisan mukosilia. +al ini menyebabkan siliamen adi kurang aktif dan sekret yang diproduksi sinus men adi lebihkental, yang merupakan media yang sangat baik untuk berkembangnya bakteri patogen. Silia yang kurang aktif fungsinyatersebut terganggu oleh ter adinya akumulasi %airan pada sinus.>erganggunya fungsi silia tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapafaktor seperti kehilangan lapisan epitel bersilia, udara dingin, aliranudara yang %epat, virus, bakteri,environmental ciliotoxins , mediator inflamasi, kontak antara dua permukaan mukosa, parut, primarycilliary dyskinesia &'artagener syndrome( .

    Adanya bakteri dan lapisan mukosilia yang abnormalmeningkatkan kemungkinan ter adinya reinfeksi atau reinokulasi darivirus. 3onsumsi oksigen oleh bakteri akan menyebabkan keadaanhipoksia di dalam sinus dan akan memberikan media yangmenguntungkan untuk berkembangnya bakteri anaerob. )enurunan umlah oksigen uga akan mempengaruhi pergerakan silia danaktivitas leukosit. Sinusitis kronis dapat disebabkan oleh fungsi

    lapisan mukosilia yang tidak adekuat, obstruksi sehingga drainasesekret terganggu, dan terdapatnya beberapa bakteri patogen.

    3e adian sinusitis maksila akibat infeksi gigi rahang atas ter adikarena infeksi bakteri (anaerob menyebabkan ter adinya karies profunda sehingga aringan lunak gigi dan sekitarnya rusak. )ada pulpa yang terbuka, kuman akan masuk dan mengadakan pembusukan pada pulpa sehingga membentuk gangren pulpa. nfeksi ini meluas

    dan mengenai selaput periodontium menyebabkan periodontitis daniritasi akan berlangsung lama sehingga terbentuk pus. Abses periodontal ini kemudian dapat meluas dan men%apai tulang alveolar menyebabkan abses alveolar. >ulang alveolar membentuk dasar sinusmaksila sehingga memi%u inflamasi mukosa sinus. 1isfungsi silia,obstruksi ostium sinus serta abnormalitas sekresi mukus menyebabkanakumulasi %airan dalam sinus sehingga ter adinya sinusitis maksila.

    1engan ini dapat disimpulkan bah a patofisiologi sinusitis ini

    berhubungan dengan tiga faktor, yaitu patensi ostium, fungsi silia, dan

    11

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    12/30

    kualitas sekresi hidung. )erubahan salah satu dari faktor ini akanmerubah sistem fisiologis dan menyebabkan sinusitis.

    D. Klasi'i asi SinusitisSe%ara klinis sinusitis dibagi men adi &;

    $. !inosinusitis akut, bila infeksi ter adi sampai ' minggu2. !inosinusitis sub akut, bila infeksi berlangsung D ' minggu&. !inosinusitis kronis, bila infeksi ter adi D $2 minggu.Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis dibagi atas ;

    $. !hinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung , Segala

    sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapatmenyebabkan sinusitis. 9ontohnya rinitis akut (influen4a , polip,dan septum deviasi.

    2. 1entogenik E 6dontogenik (penyebabnya kelainan gigi , yangsering menyebabkan sinusitis infeksi adalah pada gigi geraham atas(pre molar dan molar . "akteri penyebabnya adalahStreptococcus

    pneumoniae, Hemophilus influenza, Steptococcus viridans,

    Staphylococcus aureus, Branchamella catarhatis%

    &. BungiE Camur. Sinusitis amur adalah infeksi amur pada sinus paranasal yang angka ke adiannya meningkat denganmeningkatnya pemakaian antibiotik, kortikosteroid, obat-obatimunosupresan dan radioterapi. Cenis amur yang paling seringmenyebabkan infeksi sinus paranasal ialah spesies Aspergillus dan#andida . Sinusitis amur dibagi men adi bentuk invasif dan non-invasif. Sinusitis amur invasif terbagi men adi invasif akutfulminan (invasi amur ke vaskuler, ter adi pada pasien 1M tidak terkontrol, leukemia, pemakaian steroid lama dan imunosupresandan invasif kronik indolen.

    (+igler, $ 75 Mangunkusumo et al 2007 .

    E. Diagnosis1. Anamn&sis

    3emungkinan ter adinya sinusitis ika ;

    12

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    13/30

    8e ala dan tanda ; 2 mayor, $ minor dan F 2 kriteria minoa. 3riteria Mayor ;

    − Sekret nasal yang purulen− )urulent )ost /asal drip− Sumbatan hidungEnasal o"struction− 8angguan penghiduEhiposmia− /yeri a ah− "atuk − Boto rontgen (GaterHsradiograph atau air fluid level ;

    )enebalan lebih *0 dari antrum− 9oronal 9> S%an ; )enebalan atau opaksifikasi dari mukosa

    sinusb. 3riteria Minor ;

    − Sakit kepala− Sakit gigi− /yeri telinga− Sakit tenggorok − "ersin-bersin bertambah sering− dem periorbital− 1emam− /afas berbau

    !. P&m&ri saan Fisi )emeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi

    a. nspeksi, b. )alpasi untuk menemukan nyeri tekan pada sinus yang terkena,%. !inoskopi anterior

    !inoskopi anterior dengan %ahaya lampu kepala yangadekuat dan kondisi rongga hidung yang lapang (sudah diberitopikal dekongestan sebelumnya . 1engan rinoskopi anterior

    dapat dilihat kelainan rongga hidung yang berkaitan denganrinosinusitis kronik seperti udem konka, hiperemi, deviasiseptum, tumor atau polip.

    d. !inoskopi posterior !inoskopi posterior bila diperlukan untuk melihat patologi

    di belakang rongga hidung.". P&m&ri saan P&nun)ang

    >erdapat beberapa pemeriksaan penun ang yang dapat dilakukanyakni;

    a. )emeriksaan transluminasi.

    13

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    14/30

    )ada pemeriksaan transluminasi, sinus yang sakit akantampak suram atau gelap. +al ini lebih mudah diamati bilasinusitis ter adi pada satu sisi a ah, karena akan nampak perbedaan antara sinus yang sehat dengan sinus yang sakit.

    b. /aso-endoskopi. /asoendoskopi ini akan mempermudah dan memper elas

    pemeriksaan karena dapat melihat bagian-bagian rongga hidungyang berhubungan dengan faktor lokal penyebab sinusitis.)emeriksaan nasoendoskopi dapat melihat adanya kelainanseptum nasi, meatus media, konka media dan inferior, uga dapat

    mengetahui adanya polip atau tumor.%. )en%itraan

    1engan foto kepala posisi GaterHs, )A, dan lateral, akanterlihat perselubungan atau penebalan mukosa atauair)fluid level pada sinus yang sakit. 9> S%an adalah pemeriksaan gold

    standar d dalam kasus sinusitis.d. 3ultur

    3arena pengobatan harus dilakukan dengan mengarahkepada organisme penyebab, maka pemeriksaan kultur sangatdian urkan. "ahan kultur dapat diambil dari meatus medius,meatus superior, atau aspirasi sinus.

    e. !ontgen gigi1ilakukan untuk mengetahui apakah keluhan sinusitis

    diakibatkan oleh infeksi pada gigi. )emeriksaan ini dilakukan

    ika di%urigai ter adi infeksi yang bersal dari dentogen.

    F. P&natala sanaan

    >u uan utama penatalaksanaan sinusitis adalah;− Memper%epat penyembuhan− Men%egah komplikasi− Men%egah perubahan men adi kronik.

    14

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    15/30

    1. Sinusitis a ut

    a. 1ekongestan untuk mengurangi penyumbatan. 1ekongestandalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama aktu yang terbatas (karena pemakaian angka pan ang bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung .

    b. Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri (terapi a alumumnya dengan amoksisilin atau kotrimoksa4ol . )adasinusitis akut, diberikan amoksisilin ('0 mgEkgbbEhari yangmerupakan first line drug, namun ika tidak ada perbaikan

    dalan ' -72 am, dapat diberikan amoksisilinEklavulanat.Sebaiknya antibiotik diberikan selama $0-$' hari.

    %. 6bat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.!. Sinusitis roni

    )ada kasus sinusitis kronis, antibiotik diberikan selama 2-'minggu sebelum diputuskan untuk pembedahan. 1osis amoksisilindapat ditingkatkan sampai 0 mgEkgbbEhari. )ada pasien dengange ala berat atau di%urigai adanya komplikasi diberikan antibiotik se%ara intravena. Sefotaksim atau seftriakson dengan klindamisindapat diberikan padaStreptococcuspneumoniae yang resisten.

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    16/30

    $ 8olongan beta la%tamP&nisilin* memiliki %in%in I-laktam yang diinaktifkan olehen4im I-laktam bakteri. Aktif terutama pada bakteri gram(J dan beberapa gram (- .9ontoh; amoksisilin (Sediaan; tab 2*0 mg, tab *00 mg, sir kering $2* mgE* ml, sir forte 2*0 mgE* ml dan ampisilin(Sediaan; serb in 2*0 mgEvial, serb in $000 mgEvial .

    2 8olongan sefalosforinSpektrum ker anya luas meliputi bakteri gram positif dannegatif.

    − Sefta4idim. Sediaan serbuk in eksi $000 mgEvial.Merupakan terapi lini ketiga sediaan in eksiEinfus,diberikan kepada pasien yang telah resisten denganantibiotika lain (dibuktikan dengan hasil resistensi .

    − Sefepim. Merupakan generasi ; sangat resistenterhadap laktamase.Sediaan serb in $000 mgEvial.

    − Sefotaksim. Merupakan generasi ; lebih aktif

    terhadap bakteri gram negatif, meliputi *% Aeruginosadan"acteroides . Sediaan; in *00 mgEvial dan serb in$000 mgEvial.

    & 8olongan kuinolon"ersifat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman

    dengan menghambat en4im 1/A gyrase bakteri sehinggamenghambat sintesa 1/A. 6bat golongan ini yang banyak

    digunakan adalah kuinolon generasi kedua. Spektrum ker alebih luas, meliputi gram positif, dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik.

    9ontoh; siprofloksasin (tidak digunakan untuk pasienusia K $ tahun, sediaan; tab scored *00 mg dan inf 2 mgEmldan ofloksasin (sediaan; tab 200 mg dan tab '00 mg .

    ' Makrolid ; eritromisin, klaritromisin, a4itromisin

    * 3lindamisin

    16

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    17/30

    b. 1ekongestan;1ekongestan topikal seperti oksimeta4olin, penileprin

    akan menguntungkan ika diberikan pada a al tata laksanasinusitis. Aktifitasnya akan mengurangi edem atau inflamasiyang mengakibatkan obstruksi ostium, meningkatkan drainasesekret dan memperbaiki ventilasi sinus. )emberian dekongestandibatasi sampai &-* hari untuk men%egah ketergantungan danre"ound nasal decongestan . )emberian dekongestan sistemik,seperti penilpropanolamin, pseudoefedrin dapat menormalkanventilasi sinus dan mengembalikan fungsi pembersih mukosilia.

    1ekongestan sistemik dapat diberikan sampai $0-$' hari.6bat paten; !hinofed tab (efedrin &0 mg, terfenadine '0

    mg , Afrin (6:ymeta4oline +9l tetes hidung de asa 0.0* :$0 ml, tetes hidung anak 0.02* : $0 ml, semprot hidungde asa 0.0* : $* ml.

    %. SteroidSteroid topikal dian urkan pada sinusitis kronis. Steroid

    akan mengurangi edema dan inflamasi hidung sehingga dapatmemperbaiki drainase sinus.

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    18/30

    >erdapat tiga pilihan operasi yang dapat dilakukan pada sinusitismaksilaris, yaitu unisinektomi endoskopik dengan atau tanpaantrostomi maksilaris, prosedur 9ald ell-@u%, dan antrostomiinferior. Saat ini, antrostomi unilateral dan unisinektomiendoskopik adalah pengobatan standar sinusitis maksilaris kronisrefrakter

    ,. P&n-&ga#an

    >idak ada %ara yang pasti untuk menghindari baik sinusitis yangakut atau kronis. >etapi di sini ada beberapa hal yang dapat

    membantu;− Menghindari kelembaban sinus− 8unakan saline sprays atau sering diirigasi.− +indari lingkungan indoor yang sangat kering.− +indari terpapar yang dapat menyebabkan iritasi, seperti asap

    rokok atau aroma bahan kimia yang keras (Sobol et al, 200* .

    H. Prognosis)rognosis untuk penderita sinusitis akut yaitu sekitar '0 akan

    sembuh se%ara spontan tanpa pemberian antibiotik. >erkadang uga penderita bisa mengalami relaps setelah pengobatan namun umlahnyasedikit yaitu kurang dari * . 3omplikasi dari penyakit ini bisa ter adiakibat tidak ada pengobatan yang adekuat yang nantinya akan dapatmenyebabkan sinusitis kronik, meningitis, abses otak atau komplikasie:tra sinus lainnya.

    Sedangkan prognosis untuk sinusitis kronik yaitu ika dilakukan pengobatan yang dini maka akan mendapatkan hasil yang baik.

    18

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    19/30

    BAB III

    LAP /AN KASUS

    I. ANAMNESIS

    A. IDENTITAS

    /ama ; /y. S

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    20/30

    serupa kira-kira = bulan yang lalu. )asien sudah berobat tetapi belumada perbaikan. 3eluhan di telinga dan tenggorokan disangkal.

    D. /I0A AT PEN AKIT DAHULU!i ayat keluhan serupa ; (J = bulan yang lalu!i ayat sakit gigi ; (J 2 tahun lalu!i ayat alergi dingin ; disangkal!i ayat alergi obat ; disangkal!i ayat asma ; disangkal!i ayat hipertensi ; disangkal

    !i ayat 1M ; disangkal!i ayat 3eganasan ; disangkal

    E. /I0A AT KELUA/,A

    !i ayat sakit serupa ; (-!i ayat asma ; (J ibu pasien!i ayat alergi makanan ; disangkal!i ayang keganasan ; disangkal

    II. PEME/IKSAAN FISIK

    A. Status ,&n&ralis

    $. 3eadaan umum ; %ompos mentis, tampak sakit sedang2. ital sign

    a. >ensi ; $&0E 0 mm+g b. !espirasi rate ; 22:Emenit%. /adi ; :E menit

    d. Suhu ; &=.=0

    9&. 3epala ; dalam batas normal'. Mata ; dalam batas normal*. >elinga ; dalam batas normal=. +idung ; lihat status lokalis7. >enggorokan ; dalam batas normal

    . Mulut ; gigi molar $ kiri atas sisa akar

    . @eher ; dalam batas normal, tidak ada pembesaran38"

    $0. >hora: posterior ; dalam batas normal$$. >hora: anterior ; dalam batas normal$2. Abdomen ; dalam batas normal

    20

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    21/30

    $&. kstermitas superior ; dalam batas normal$'. kstermitas inferior ; dalam batas normal

    B. Status lo alis1e:tra Sinistra

    9avum nasi1is%harge9on%a inferior Meatus nasi mediaMeatus nasi inferior Septum deviasi /yeri di daerah;

    − Sinus frontalis− Sinus tmoid− Sinus Maksilaris− Sinus Sphenoidalis

    6s /asal

    @apang(-utrofi

    @apang@apang

    (-

    (-(-(-(-

    1eformitas (-3repitasi (-

    Sempit(J mukopurulen

    +ipertrofiSempitSempit

    (-

    (-(-(J(-

    1eformitas (-3repitasi (-

    III. DIA,N SA BANDIN,!hinosinusitis kronis e% dentogen!hinosinusitis kronis e% rhinogen!hinosinusitis dengan polip hidung!hinitis alergika

    I2. USULAN PEME/IKSAAN

    - Boto S)/ & posisi ( ater, )A, dan lateral

    - 3onsul dokter gigi dan mulut.- 3ultur sekret hidungJu i sensitivitas A"

    2. DIA,N SIS KE/JA

    !hinosinusitis kronis e% dentogen

    2I. TE/API

    !E )seudoefedrin +9@ tab mg =0 /o. L

    21

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    22/30

    & dd tab

    !E Amo:i%illin tab mg *00 /o. LL & dd tab

    !E Metylprednisolon tab mg ' /o. L & dd tab

    )ro; /y. S (&7 tahun

    A. Ps&udo&'&drin ta+l&t mg 34

    $. Mekanisme 3er aMekanisme ker a pseudoefedrin adalah dengan %ara

    menstimulasi se%ara langsung reseptor N$ adrenergik yang terdapat pada pembuluh darah mukosa saluran pernapasan bagian atas yangmenyebabkan vasokonstriksi. )seudoefedrin uga menstimulasireseptor reseptor I adrenergik yang menyebabkan relaksasi bronkus dan peningkatan kontraksi dan la u antung. fek terapeutik dari pseudoefedrin adalah berkurangnya kongestihidung, hiperemia dan pembengkakan saluran hidung.

    2. Barmakokinetik a. Absorpsi

    )seudoefedrine diabsorpsi dengan baik setelah pemberianoral. 3adar maksimum pseudoephedrine dalam plasma sebesar 20= ngEm@, di%apai dalam aktu = am setelah pemberian oral.

    b. 1istribusi>ampak memasuki %airan serebrospinal dan kemungkinan

    menembus plasenta dan masuk dalam AS .

    %. Metabolisme dan kskresiSebagian dimetabolisme oleh hati. Gaktu paruh eliminasi

    pseudoephedrine adalah '-= am tergantung dari p+ urin. Gaktu paruh eliminasi akan menurun pada p+ urin K = dan dapatmeningkat pada p+ urin D . Sekitar **-7* dosis tunggal

    22

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    23/30

    pseudoephedrine +9l akan diekskresikan di dalam urin dalam bentuk utuh, sedangkan sisanya dimetabolisme di dalam hati.

    &. ndikasi)seudoefedrin sebagai penatalaksanaan ge ala kongesti yang

    berhubungan dengan infeksi virus akut pada saluran pernapasanatas. "anyak digunakan dalam kombinasi dengan antihistamindalam penatalaksanaan berbagai kondisi alergi. Selain itudigunakan untuk membuka sumbatan tuba usta%hius padainflamasi atau infeksi telinga kronik.

    '. 3ontraindikasi.

    )seudoefedrin tidak boleh diberikan pada orang denganhipersensitivitas terhadap amin simpatomimetik, orang denganhipertensi dan penyakit arteri koronaria yang parah. )enggunaan bersama terapi inhibitor MA6 dan diketahui intoleran terhadapalkohol (beberapa produk %air . )seudoefedrin digunakan se%arahati-hati pada penderita hipertiroidisme, diabetes mellitus,hipertrofi prostat, penyakit antung iskemik, kehamilan dan laktasi

    serta pada penderita glaukoma.*. fek samping

    a. Sistem Saraf )usat ; gugup, eksitasi, gelisah, kelemahan, pusing, insomnia, sakit kepala, mengantuk, ansietas, halusinasidan ke ang.

    b. 3ardiovaskular ; takikardia, palpitasi, dan hipertensi.%. 8astrointestinal ; anoreksia, dan mulut kering.

    d. 8enitourinaria ; disuriae. !espirasi ; kesulitan bernapas.

    =. 1osis dan Administrasi.a. 1osis de asa dan anak-anak D $2 tahun ; =0 mg tiap '-= am

    sesuai kebutuhan (tidak lebih dari 2'0 mgEhari . $20 mg untuk

    23

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    24/30

    preparat lepas lambat tiap $2 am atau 2'0 mg preparat lepaslambat tiap 2' am.

    +. 1osis anak-anak =-$2 tahun ; &0 mg tiap '-= am sesuaikeperluan (tidak lebih dari $20 mgEhari atau ' mgEkg""Ehariatau $2* mgEm2Ehari terbagi dalam ' dosis.

    -. 1osis anak-anak 2-= tahun ; $* mg tiap '-= am (tidak lebih dari=0 mgEhari atau ' mgEkg""Ehari atau $2* mgEm2Ehari terbagidalam ' dosis.

    d. 1osis anak-anak $-2 tahun ; 7 tetes 0,2 mlEkg"" tiap '-= am(tidak lebih dari ' dosisE2' am .

    &. 1osis anak-anak &-$2 bulan ; & tetesEkg"" tiap '-= am (tidak lebih dari ' dosisE2' am .

    B. Amo5i-illin ta+l&t mg 644

    $. Mekanisme 3er a8olongan pensilin menghambat pembentukan mukopeptida

    yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. )enisilin akanmenghasikan efek bakterisid.

    Mekanisme ker a antibiotik betalaktam dapat diringkasdengan urutan sebagai berikut; ($ obat bergabung dengan peni%ilin-binding protein pada kuman, (2 ter adi hambatan sintesisdinding sel kuman karena proses transpeptidase antar rantai peptidoglikan terganggu. (& 3emudian ter adi aktivitas en4im proteolitik pada dinding sel ( stiantoro et al, 2007 .

    2. ndikasi

    nfeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positip dangram negatip yang peka terhadap Amo:i%illin, seperti infeksi padasaluran pernapasan bagian atas, otitis media, bron%hitis akutdankronik, pneumonia %ystitis, urethris, pyelonephritis, gonorhea yangtidak terkomplikasi, infeksi kulit dan aringan lunak.

    &. 3ontraindikasi+ipersensitif terhadap golongan peni%illin'. fek samping

    24

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    25/30

    !eaksi hipersensitifitas termasuk urtikaria, angioedema,anafilaksis, reaksi menyerupai serum si%kness, anemia hemolitik,nefritis interstitialis5 mual, muntah, diare5 kemerahan atau respontoksik5 dapat berupa reaksi yang serius-hentikan pengobatan 5ke ang terkait dosis tinggi atau gangguan fungsi gin al.

    *. 1osis1osis de asa; oral 2*0-*00 mg & kaliEhari,1osis anak-anak; '0 mgEkg""Ehari dibagi dalam & dosis.=. nteraksi 6bat

    Allupurinol

    Meningkatkan risiko ruam saat amo:i%illin atau

    ampi%illin diberikan bersama allupurinol

    AntibakterialAbsorbsi pheno:ymetilpeni%ilin berkurang olehneomy%in

    Antikoagulan

    /! dapat terganggu dengan pemberian penisilinspe%trum luas seperti ampi%illin, meskipun studi gagalmenun ukkan interaksi dengan %oumarin atau phenindione

    Sitotoksik )enisilin mengurangi pengeluaran metotre:ate(meningkatkan risiko toksisitas

    )robenesid)engeluaranEekskresi penisilin dikurangi oleh probenesid (risiko ke%il

    strogen Mungkin mengurangi efek kontrasepsi dari estrogenSulfinpira4one

    )engeluaran penisilin dikurangi oleh sulfinpira4on

    (. M&t7l%r&dnisolon ta+l&t mg $

    $. Mekanisme 3er aMethylprednisolone adalah suatu glukokortikoid alamiah

    (memiliki sifat menahan garam ( salt retaining properties ,digunakan sebagai terapi pengganti pada defisiensi adrenokortikal.

    25

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    26/30

    Analog sintetisnya terutama digunakan sebagai anti-inflamasi padasistem organ yang mengalami gangguan. 8lukokortikoidmenimbulkan efek metabolisme yang besar dan bervariasi.8lukokortikoid merubah respon kekebalan tubuh terhadap berbagairangsangan.

    2. ndikasia. 3elainan endokrin; insufisiensi adrenokortikal (hydrocortisone

    atau cortisone merupakan pilihan pertama, kombinasimethylprednilosolone dengan mineralokortikoid dapatdigunakan 5 adrenal hiperplasia kongenital5 tiroid non-supuratif5

    hiperkalemia yang berhubungan dengan penyakit kanker. b. )enyakit rheumatik; sebagai terapi tambahan dengan pemberian

    angka pendek pada arthritis sporiatik, arthritis rheumatoid,ankylosing spondilitis, bursitis akut dan subakut, non spesifik tenosynovitis akut, gouty arthritis akut, osteoarthritis post-trauma, dan epikondilitis.

    %. )enyakit kolagen; systemik lupus eritematosus, karditis

    rheumatik akut, dan sistemik dermatomitosis&polymitosis .d. )enyakit kulit; pemphigus, bullous dermatitis herpetiformis,

    eritema multiforme yang berat (Stevens -ohnson sindrom ,eksfoliatif dermatitis, mikosis fungoides, psoriaris, dandermatitis seboroik .

    e. Alergi; seasonal atau perenial rhinitis alergi, penyakit serum,asma bronkhial, reaksi hipersensitif terhadap obat, dermatitis

    kontak dan dermatitis atopik.f. )enyakit mata; %orneal marginal alergi, herpes 4ooster opthalmikus, kon ungtivitis alergi, keratitis, %horioretinitis,neuritis optik, iritis, dan iridosiklitis.

    g. )enyakit pernafasan; sarkoidosis simptomatik, pulmonarytuberkulosis pulminan atau diseminasi.

    26

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    27/30

    h. 3elainan darah; idiopatik purpura trombositopenia,trombositopenia sekunder pada orang de asa, anemia hemolitik,eritoblastopenia, hipolastik anemia kongenital.

    i. )enyakit kanker ( .eoplastic disease ; untuk terapi paliatif padaleukemia dan lympoma pada orang de asa, dan leukemia akut pada anak.

    . dema; menginduksi diuresis atau remisi proteinuria padasyndrom nefrotik.

    k. 8angguan saluran pen%ernaan ; kolitis ulseratif dan regionalenteritis.

    l. Sistem syaraf; eksaserbasi akut pada mulitipel sklerosis.&. 3ontraindikasi

    a. nfeksi amur sistemik pada pasien hipersensitif.b. )emberian kortikosteroid yang lama merupakan kontraindikasi

    pada ulkus duodenum dan peptikum, osteoporosis berat, penderita dengan ri ayat penyakit i a, herpes.

    '. fek samping

    fek samping biasanya terlihat pada pemberian angka pan ang atau pemberian dalam dosis besar, misalnya gangguanelektrolit dan %airan tubuh, kelemahan otot, retensi terhadap infeksimenurun, gangguan penyembuhan luka, meningkatnya tekanandarah, katarak, gangguan pertumbuhan pada anak ? anak,insufisiensi adrenal,#ushing’s Syndrome , osteoporosis, tukak lambung.

    *. 1osis1osis a al dari metilprednisolon dapat berma%am ? ma%am

    dari ' mg ? ' mg per hari, dosis tunggal atau terbagi, tergantungkeadaan penyakit.

    =. nteraksi 6bat

    27

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    28/30

    a. )emberian methylprednisolone bersama siklosporinmeningkatkan efek penghambatan metabolisme dan ter adinyakonvulsi pernah dilaporkan.

    b. 6bat-obat yang menginduksi en4im hepatik seperti phenobarbital, phenytoin, rifampi%in, rifabutin, 3arbama4epin,)irimidon, dan aminogluthetimid dapat meningkatkan klirensmethylprednisolone sehingga untuk mendapatkan respon obatyang diharapkan diperlukan peningkatan dosis.

    %. >rolendomy%in dan ketokona4ole menghambat metabolismemethylprednisolone, sekaligus menghambat klirensnya, akan

    tetapi pengukuran terhadap dosis harus dilakukan untuk menghindari toksisitas steroid.

    d. Methylprednisolone dapat meningkatkan klirens kronik aspirindosis tinggi, sehingga menurunkan kadar serum salisat.

    e. )emberian aspirin bersama kortikosteroid harus dia asi pada pasien hipoprothrombin.

    f. fek methylprednisolone terhadap antikoagulan bervariasi,

    umumya dapat menurunkan efek dari antikoagulan.g. )ernah dilaporkan steroid berinteraksi dengan bloking agen

    neuromuskular seperti pankuronium dengan reversi parsial dari blok neuromuskular.

    h. Steroid dapat mengurangi efek antikolinesterase padamyasthenia gravis. fek yang diharapkan dari senya ahipoglikemik (termasuk insulin , anti hipertensi dan diuretik

    antagonis dengan kortikosteroid dan efek hipokalemia daria%eta4olamide, loop diureti%, thia4ide diureti% dan%arbeno:olone men adi meningkat.

    BAB I2

    KESIMPULAN

    $. Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang ter adi karena alergi atauinfeksi virus, bakteri maupun amur. Sinusitis bisa ter adi pada salah satu

    28

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    29/30

    dari keempat sinus yangada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atausfenoidalis . Sinusitis bisa bersifat akut(berlangsung selama & minggu ataukurang maupun kronis (berlangsung selama &- minggutetapi dapat berlan ut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun .

    2. 3eluhan utama sinusitis adalah hidung tersumbat disertai nyeri atau tekanan pada a ah dan sekret purulen, yang seringkali turun ke tenggorokan&post nasal drip( .

    &. 1iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun ang.

    '. )rinsip penatalaksanaan sinusitis adalah memper%epat penyembuhan,

    men%egah komplikasi dan men%egah perubahan men adi kronik.*. )rognosis untuk penderita sinusitis akut yaitu sekitar '0 akan sembuh

    se%ara spontan tanpa pemberian antibiotik. >erkadang uga penderita bisamengalami relaps setelah pengobatan namun umlahnya sedikit yaitu kurangdari * . 3omplikasi dari penyakit ini bisa ter adi akibat tidak ada pengobatan yang adekuat yang nantinya akan dapat menyebabkankomplikasi orbita atau intrakranial.

    DAFTA/ PUSTAKA

    "runner dan Suddarth. 200$. 3epera atan Medikal "edah disi olume 2.Cakarta ; )enerbit "uku 3edokteran 89.

    29

  • 8/18/2019 Sinusitis Sari

    30/30

    +i%kner @M. (200* . ar /ose and >hroat problems. n; Cones !, "ritten /9ulpepper @, grol !, Mant 1, Silagy 9, et al, editors. 6:ford te:tbook of primary medi%al %are. 2nd volume. /e Oork; 6:ford erapi, d *, Cakarta; B3 < .

    Mangunkusumo , Soet ipto 1, (2007 .Sinus *aranasal dan Sinusitis, dalam

    Buku A0ar 1lmu 'esehatan 2elinga Hidung 2enggorok 'epala dan 3eher

    disi ke-=. Cakarta; B3 < .Mans oer dkk. (2000 . 'apita Selekta 'edokteran . edisi ke-& Cilid , Media

    Aes%ulapius, Cakarta; B3< , hal5 $02.!ubin MA, 8on4ales !, Sande MA. (200* . 1nfections of the 4pper espiratory

    2ract% n; 3asper 1@, "raun ald , Bau%i AS, +auser S@, @ongo 1@,Cameson C@, editors. +arrisonHs )rin%iple of nternal Medi%ine. $=th ed. /e

    Oork, /O; M%8ra +ill5 p. $ *- &Sobol S , S%hloss M1, >e fik >@ (200* . Acute Sinusitis !edical 2reatment .

    Available from; http;EE .emedi%ine.%om. A%%essed 6ktober 20, 20$*.