Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
-
Upload
chepimanca -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
1/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 1
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKATPEMAHAMAN AKUNTANSI, KEPERCAYAAN DIRI SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI
RISSYO MELANDY RMNURNA AZIZA
Universitas Bengkulu
Abstract
This research aim to to test do emotional intellegence consisting of fivecomponent that is recognition self awareness, self regulation, motivation, empathy,and social skills have an effect on to storey level understanding of accountancy. Thisresearch also aim to know the existence of role self trust as moderating variable to
emotional intellegence influence to storey level understanding of accountancy. Besides also this research aim to see the existence of difference emotionalintellegence between student owning self trust of strong with student which isselftrust of weak. Measuring instrument to measure storey level understanding of accountancy is average point of accountancy that is PA1, PA2, AKM1, AKM2,
AKL1, AKL2, AU1, AU2 And TA. That Analyzer used is simple linear regression, MRA, and Independent Sample T-Test. Result of analysis express that recognitionself awareness, self regulation, motivation, social skill and empathy do not have aneffect on by signifikan and have role as quasi moderator variable. Self trust of weak and strong differ in the case of empathy and self regulation, and recognition ofself trust, social skill and motivation do not differ. Many other factor which influence
storey level understanding of accountancy like mental stress factor, and etc. Result of this research can give contribution to university in order to compiling curriculumand can give input to student in order to developing emotional intellegence and self trust.
Key words : self awareness, self regulation, motivation, empathy, social skills, self trust, level understanding of accountancy .
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
2/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memilikikecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar yang tinggi belum tentu sukses
berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang berpendidikan formal lebih
rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya
berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah
bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif,
optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru.
Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namunkarirnya terhambat atau lebih buruk lagi, tersingkir, akibat rendahnya kecerdasan
emosional mereka.
Hasil survey yang dilakukan di Amerika serikat tentang kecerdasan
emosional menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya
keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar
dalam pekerjaan yang bersangkutan. Di antaranya, adalah kemampuan
mendengarkan dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental
terhadap kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim dan keinginan
memberi kontribusi terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat
menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerjanya.
Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai
rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik
kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam
hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti
empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka
yang berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat mempengaruhi
keberhasilan orang dalam bekerja. Ia juga tidak mempertentangkan kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional, melainkan memperlihatkan adanya
kecerdasan yang bersifat emosional, ia berusaha menemukan keseimbangan cerdas
antara emosi dan akal. Kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang
menggunakan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
3/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 3
intelektual. Paradigma lama menganggap yang ideal adalah adanya nalar yang bebas
dari emosi, paradigma baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dan hati.
Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan dengan
kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih
kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya,
kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi
frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat,
mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama
dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa
dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
Penelitian terdahulu mengenai kecerdasan emosional dapat di lihat dalamTabel 1.1 dibawah ini :
TABEL 1.1Penelitian Terdahulu Mengenai Kecerdasan Emosional
No NamaPeneliti
JudulPenelitian
Sampel Penelitian AlatAnalisis
Hasil Penelitian
1 - SriSuryaningsum
- Eka IndahTrisniwati
(2003)
PengaruhKecerdasanEmosionalTerhadapTingkatPemahamanAkuntansi
Mahasiswa Akhir Akuntansi yang telahmenempuh 120 SKS padaSTIE YKPN, UniversitasPembangunan Nasionaldan Universitas IslamIndonesia
Regresilinier
berganda
Kecerdasanemosional tidak
berpengaruhsecara signifikanterhadap tingkat
pemahamanakuntansi
2 - SriSuryaningsum
- SucahyoHeriningsih
- Afifah
Afuwah(2004)
PengaruhPendidikanTinggiAkuntansiTerhadapKecerdasan
emosional
Mahasiswa akuntansi junior dan mahasiswaakuntansi akhir padaUniversitas Gajah Mada,Universitas Pembangunan
Nasional, Universitas Islam
Indonesia, STIE YKPN,dan UniversitasMuhammadyahYogyakarta serta karyawanmuda yang bekerja pada
perusahaan percetakan,foto copy, pramuniaga tokodan wartel.
Uji beda TingkatKecerdasanemosionalmahasiswa junior dan mahasiswatingkat akhir
jurusan akuntansi berbeda secarasignifikan, namun
perbedaan itulebih dipengaruhioleh faktor usiasemata.
Pada Penelitian ini akan menguji kembali pengaruh kecerdasan emosional
terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan variabel moderating yaitu
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
4/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 4
kepercayaan diri. Dalam kaitannya dengan variabel moderating, peneliti dalam hal
ini memilih kepercayaan diri sebagai pemoderasi hubungan antara kecerdasan
emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Peneliti memilih kepercayaan diri
sebagai variabel moderating karena secara teoritis kemampuan seseorang untuk
percaya akan kemampuan yang dimiliki dirinya akan mempengaruhi kecerdasan
emosional orang tersebut, sehingga kepercayaan diri akan menjadi variabel yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara kecerdasan emosional
dengan tingkat pemahaman akuntansi. Sebagai contoh seseorang yang memiliki
kepercayaan diri yang kuat akan cenderung lebih mampu mengenal dirinya,
mengendalikan dirinya, memotivasi diri, empati terhadap orang lain, dan lebih
mampu bersosialisasi pada lingkungannya dibandingkan dengan seseorang yangmemiliki kepercayaan diri lemah. Variabel dependen yang digunakan pada
penelitian ini yaitu tingkat pemahaman akuntansi yang diproksikan dengan rata-rata
nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi, yaitu mata kuliah pengantar
akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi
keuangan menengah 2, akuntansi lanjutan 1, akuntansi lanjutan 2, auditing 1,
auditing 2, dan teori akuntansi. Variabel independen pada penelitian ini adalah
kecerdasan emosional yang dikembangkan menjadi lima komponen yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi
tingkat akhir pada perguruan tinggi negeri yang ada di Propinsi Bengkulu, Sumatera
Barat, dan Sumatera Selatan (UNIB, UNAND dan UNSRI). Penentuan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan melihat kesamaan karakteristik sampel yang akan
diteliti yaitu sama-sama universitas negeri. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para
akuntan yang berkualitas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi tingkat
pemahaman akuntansi.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
5/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 5
2. Apakah kepercayaan diri mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh sebagai
variabel moderating yang mempengaruhi hubungan kecerdasan emosional
terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
3. Apakah ada perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri kuat dan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri
lemah.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1)
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, 2)
pengaruh kepercayaan diri sebagai variabel moderating yang mempengaruhi
hubungan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntans dan 3) perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri kuat dan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk menyusun
dan menyempurnakan sistem yang diterapkan dalam jurusan atau program studi
akuntansi tersebut dalam rangka menciptakan seorang akuntan yang berkualitas.
Bagi Mahasiswa penelitian ini memberikan masukan dalam rangka mengembangkan
kecerdasan emosional dan kepercayaan diri untuk memperoleh pemahamanakuntansi yang baik dan sempurna.
2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Kecerdasan Emosional
Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan
membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka
yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan
seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis. Tetapi definisi keberhasilan
hidup tidak hanya ini saja. Pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa
ada kecerdasan lain di luar kecerdasan intelektual (IQ), seperti bakat, ketajaman
pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dan lain-lain yang
harus juga dikembangkan.
Menurut Wibowo (2002) kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk
menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan
emosi sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
6/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 6
membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sedangkan menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional adalah kemampuan
merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Menurut
Salovey dan Mayer (dalam Stein, 2002), pencipta istilah kecerdasan emosional,
mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali
perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami
perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga
membantu perkembangan emosi dan intelektual.
Dari beberapa pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan
emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan dirisendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan
efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Menurut Mutadin
(2002) terdapat tiga unsur penting kecerdasan emosional yang terdiri dari:
kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu
hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang
dikehendaki pada orang lain).
2.2 Komponen Kecerdasan Emosional
Menurut Daniel Goleman (2003) terdapat lima dimensi atau komponen
kecerdasan emosional (EQ) yaitu:
1. Pengenalan diri ( Self awareness ),
2. Pengendalian diri ( self regulation ),
3. Motivasi ( motivation ),
4. Empati ( empathy ),
5. Keterampilan sosial ( social skills ),
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
7/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 7
Tabel 2.1Kerangka Kerja Kecakapan Emosi
Kecakapan pribadi menentukan bagaimana kita mengolah diri sendiri
Kecakapan Sosial menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan
Kesadaran Dirimengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan,
sumberdaya dan intuisi
Kesadaran emosi : mengenali emosi diri sendiridan efeknya
Penilaian diri secara teliti : mengetahuikekuatan dan batas-batas diri sendiri.
Percaya diri : keyakinan tentang harga diri dankemampuan sendiri.
Pengaturan dirimengelola kondisi, implus, dan sumberdaya dirisendiri.
Kendali diri : mengelola emosi dan desakanhati yang merusak.
Sifat dapat dipercaya : memelihara normakejujuran dan integritas
Kewaspadaan : bertanggung jawab atas kinerja pribadi
Adaptibilitas : keluwesan dalam menghadapi perubahan
Inovasi : mudah menerima dan terbukaterhadap gagasan, pendekatan dan informasi
baru
Motivasikecenderungan emosi yang mengantar atau
memudahkan peraihan sasaran.
Dorongan prestasi : dorongan untuk menjadilebih baik atau memnuhi standar keberhasilan
Komitmen : menyesuaikan diri dengan sasarankelompok atau perusahaan
Inisiatif : kesiapan untuk memanfaatkankesempatan
Optimisme : kegigihan dalam memperjuangkansasaran kendati ada halangan dan kegagalan.
Empatikesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan
orang lain
Memahami orang lain : mengindra perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
Orientasi pelayanan: mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan
Mengembangkan orang lain: merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan
kemampuan mereka. Mengatasi keseragaman : menumbuhkan peluang
melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang. Kesadaran politis : mampu membaca arus emosi
sebuah kelompok dan hubungannya dengankekuasaan.
Keterampilan sosialkepintaran dalam menggugah tanggapan yang
dikehendaki pada orang lain.
Pengaruh : memiliki taktik untuk melakukan persuasi Komunikasi : mengirimkan pesan yang jelas dan
meyakinkan Kepemimpinan : membangkitkan inspirasi dan
memandu kelompok dan orang lain Katalisator perubahan : memulai dan mengelola
perubahan Manajemen konflik : negosiasi dan pemecahan silang
pendapat Pengikat jaringan : menumbuhkan hubungan sebagai
alat Kolaborasi dan kooperasi : kerja sama dengan orang
lain demi tujuan bersama Kemampuan tim : menciptakan sinergi kelompok
dalam memperjuangkan tujuan bersama.
Sumber : Goleman (2003)
2.3 Pengertian Kepercayaan Diri
Menurut Golemen (2003), kepercayaan diri adalah kesadaran yang kuat
tentang harga dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kecakapan ini akan berani
tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaannya, berani
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
8/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 8
menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran
serta tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti
dan tertekan. Sedangkan menurut Rini (2002) kepercayaan diri adalah sikap positif
seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian
positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang
dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten
melakukan segala sesuatu seorang diri. Menurut Fereira (dalam Agustian, 2001),
seorang konsultan dari Deloitte and Touche Consulting mengatakan bahwa
seseorang yang memiliki kepercayaan diri, di samping mampu mengendalikan dan
menjaga keyakinan dirinya, juga akan mampu membuat perubahan di
lingkungannya, ini berarti bahwa kepercayaan diri akan mempengaruhi pengenalandiri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.
Menurut Lauster (2003), kepercayaan pada diri sendiri yang sangat
berlebihan tidak selalu berarti sifat yang positif. Ini umumnya dapat menjurus pada
usaha tak kenal lelah. Orang yang terlalu percaya pada diri sendiri sering tidak hati-
hati dan seenaknya. Tingkah laku mereka sering menyebabkan konflik dengan orang
lain. Seseorang yang bertindak dengan kepercayaan pada diri sendiri yang
berlebihan, sering memberikan kesan kejam dan lebih banyak punya lawan dari padateman. Rasa percaya diri yang kuat sebenarnya hanya merujuk pada adanya
beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki
kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa, karena didukung oleh
pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri
sendiri. Bagi mereka yang kurang percaya diri, setiap kegagalan mempertegas rasa
tidak mampu mereka. Tidak adanya percaya diri dapat mewujud dalam bentuk rasa
putus asa, rasa tidak berdaya, dan meningkatkan keraguan kepada diri sendiri. Di
pihak lain, percaya diri berlebihan dapat membuat orang tampak sombong, terutama
bila ia tidak mempunyai keterampilan sosial. Orang yang memiliki rasa percaya diri
umumnya memandang diri sendiri sebagai orang yang produktif, mampu
menghadapi tantangan dan mudah menguasai pekerjaan atau keterampilan baru.
Mereka mempercayai diri sendiri sebagai katalisator, penggerak, dan pelopor, serta
merasa bahwa kemampuan-kemampuan mereka lebih unggul disbanding
kebanyakan orang lain.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
9/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 9
2.5 Pemahaman Akuntansi
2.5.1 Pengertian akuntansi
Tidak ada definisi autoritatif yang cukup umum untuk dapat menjelaskan
apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu banyak definisi yang diajukan oleh
para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi. American Accounting
Association dalam Sumarso S.R (1999) mendefinisikan akuntansi sebagai proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Menurut Suwardjono (2005) pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari
dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yangdipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan
yang diajarkan di perguruan tinggi. Akuntansi sebagai objek pengetahuan di
perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian
yaitu bidang praktek dan teori. Bidang praktek berkepentingan dengan masalah
bagaimana praktek dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Bidang teori
berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap
melandasi praktek akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuanyang disebut teori akuntansi.
2.5.2 Pemahaman Akuntansi
Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau
mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki
pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi.
Dalam hal ini pemahaman akuntansi akan diukur dengan menggunakan nilai
mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2,
akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2,. Akuntansi
keuangan lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pengauditan 1, pengauditan
2 dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang
didalamnya terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara umum.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
10/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 10
2.6 Kerangka Analisis
Adapun Kerangka analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
GAMBAR 2.1Kerangka Analisis
Kecerdasan Emosional Pengenalan Diri Pengendalian Diri Tingkat Pemahaman
Akuntansi Motivasi (Rata-rata nilai mata kuliah akt) Empati Keterampilan Sosial
Kepercayaan diriKepercayaan diri kuat
Kepercayaan diri Lemah
2.7 Pengembangan Hipotesis
Menurut Goleman (1995) kecerdasan emosional memiliki peran lebih dari
80% dalam mencapai kesuksesan hidup, baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan professional. Untuk menjadi seorang lulusan akuntansi yang berkualitas
diperlukan waktu yang panjang dan usaha yang keras serta dukungan dari pihak lain
yang akan mempengaruhi pengalaman hidup lulusan tersebut. Ada berbagai faktor
yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional, salah satunya adalah kepercayaan
diri. Dalam hal tersebut peneliti menyusun hipotesis berdasarkan pengaruh
kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan memasukkan
kepercayaan diri sebagai variable moderatingnya.
1. Pengenalan Diri
Menurut Gea et al (2002), Mengenal diri berarti memahami kekhasan
fisiknya, kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat bakat alamiah
yang di milikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri
dengan segala kesulitan dan kelemahannya. Dengan mengenal diri, seseorang dapat
mengenal kenyataan dirinya, dan sekaligus kemungkinan-kemungkinannya, serta
(diharapkan) mengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
11/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 11
Gea et al . (2002) menyatakan ada beberapa cara untuk mengembangkan
kekuatan dan kelemahan dalam pengenalan diri yaitu intropeksi diri, mengendalikan
diri, membangun kepercayan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-
tokoh teladan, dan berfikir positif dan optimis tentang diri sendiri. Dari beberapa
cara untuk mengembangkan pengenalan diri diatas dapat diketahui bahwa
kepercayaan diri merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi bagaimana
mahasiswa mengenal dirinya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dengan ini
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
H2: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang
mempengaruhi hubungan pengenalan diri terhadap tingkat pemahamanakuntansi.
H3: Adanya perbedaan tingkat pengenalan diri antara mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.
2. Pengendalian Diri
Pengendalian diri merupakan pengelolaan emosi yang berarti menangani
perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan
yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelolaapabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu.
Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus
menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal
negatif yang merugikan dirinya sendiri.
Kepercayaan diri mahasiswa akan mempengaruhi kemampuan untuk
mengendalikan dirinya. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang kuat maka
akan cenderung lebih mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi
permasalahan yang terjadi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri lemah. Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
H5: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang
mempengaruhi hubungan pengendalian diri terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
12/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 12
H6: Adanya perbedaan tingkat pengendalian diri antara mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.
3. Motivasi
Menurut Terry (dalam Deliarnov, 1996), motivasi didefinisikan sebagai
keinginan (desire) dari dalam yang mendorong seseorang untuk bertindak. O`
Donnel (dalam Deliarnov,1996), menggambarkan motivasi sebagai dorongan dan
usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan (a want) atau suatu tujuan
(a goal).
Motivator yang paling berdaya guna adalah motivator dari dalam, bukan dari
luar. Keinginan untuk maju dari dalam diri mahasiswa akan menimbulkan semangat
dalam meningkatkan kualitas mereka. Para mahasiswa yang memiliki upaya untuk
meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi ke arah
penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk meraih prestasi.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seorang mahasiswa, salah
satunya adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat
cenderung lebih memiliki motivasi yang tinggi karena dia percaya akan kemampuan
dirinya sendiri dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri
lemah yang cenderung memiliki motivasi yang rendah pula. Berdasarkan uraian di
atas, maka dengan ini peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H7: Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
H8: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang
mempengaruhi hubungan motivasi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
H9: Adanya perbedaan tingkat motivasi antara mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.
4. EmpatiEmpati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada
kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan
bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Di kalangan mahasiswa yang
paling efektif dari empati adalah mempunyai kemampuan paling tinggi dalam
penolakan terhadap sinyal-sinyal emosi tubuh sendiri mulai dari mendengar,
memahami, dan bersosial dengan lingkungan kampus. Orang yang yang memiliki
empati yang tinggi akan lebih mampu membaca perasaan dirinya dan orang lain
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
13/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 13
yang akan berakibat pada peningkatan kualitas belajar sehingga akan tercipta suatu
pemahaman yang baik tentang akuntansi.
Kepercayaan diri akan mempengaruhi empati dari seorang mahasiswa.
Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat akan mudah untuk berempati
kepada dirinya dan orang lain dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri yang lemah. Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H10: Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
H11: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang
mempengaruhi hubungan empati terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
H12: Adanya perbedaan tingkat empati antara mahasiswa yang memilikikepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.
5. Keterampilan Sosial
Menurut Jones (1996), kemampuan membina hubungan dengan orang lain
adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu berkomunikasi
secara efektif dengan orang yang berhubungan dengan anda atau orang lain yang
ingin anda hubungi.
Dalam hubungannya dengan dunia kampus, keterampilan sosial dapat dilihatdari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh
hubungan yang mereka rasakan. Perasaan bersahabat antara dosen dan mahasiswa
akan menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam rangka pemahaman di
bidang akuntansi..
Kepercayaan diri sangat diperlukan dalam keterampilan sosial, karena
dengan kepercayaan diri yang kuat, mahasiswa akan mudah untuk terbuka dan
terampil dalam bersosialisasi bila dibandingkan dengan mahasiswa yang
kepercayaan dirinya lemah. Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H13: Keterampilan sosial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
H14: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang
mempengaruhi hubungan keterampilan sosial terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
H15: Adanya perbedaan tingkat keterampilan sosial antara mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
14/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 14
3. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini mengambil populasi mahasiswa akuntansi tingkat akhir
yang telah menempuh 120 Sistem Kredit Semester (SKS) karena peneliti asumsikan
bahwa mahasiswa tersebut telah mendapat manfaat maksimal dari pengajaran
akuntansi. Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa dari 3 perguruan tinggi
negeri yang ada di Sumatera yaitu Universitas Bengkulu, Universitas Andalas, dan
Universitas Sriwijaya..
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling .Metode ini berupa purposive sampling dan convenience sampling . Peneliti
menetapkan jumlah kuisioner yang disebarkan adalah sebanyak 130 eksemplar
dengan komposisi sebagai berikut:
Universitas Bengkulu : 25 eksemplar
Universitas Andalas : 80 eksemplar
Universitas Sriwijaya : 25 eksemplar
Komposisi tersebut ditetapkan oleh peneliti dengan mempertimbangkan jumlah mahasiswa masing-masing universitas yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Tingkat pengembalian kuisioner adalah sebesar 94,61%.
Tabel 3.1Deskripsi Kuisioner
Responden Kuisioner disebarkan
Kuisioner kembali
Kuisioner gugur
Kuisioner outlier
Kuisioner diolah
UNAND 80 75 10 3 62
UNSRI 25 23 5 - 18UNIB 25 25 8 - 17Total 130 123 23 3 97
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode survey yaitu melalui
kuisioner. Kuisioner disebarkan dengan mendatangi satu per satu calon responden,
melihat apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden, lalu
menanyakan kesediaan untuk mengisi kuisioner. Data sekunder diperoleh dengan
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
15/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 15
cara melihat transkrip nilai mata kuliah akuntansi responden tersebut dan data nilai
di bagian akademik masing-masing jurusan atau fakultas. Angkatan untuk kelompok
responden dibatasi dari angkatan 2000, 2001, dan angkatan 2002, hal ini untuk
menjaga kesetaraan responden yang hendak dibandingkan.
3.4 Operasional variabel
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel utama yaitu:
1. Variabel independen yaitu kecerdasan emosional yang dikembangkan menjadi
lima variabel yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan
keterampilan sosial.
2. Variabel moderating yaitu kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang digunakan
pada penelitian ini adalah kepercayaan diri kuat dan kepercayaan diri lemah.Yang termasuk dalam kategori memiliki kepercayaan diri kuat adalah seseorang
yang memiliki tingkat kepercayaan diri sangat kuat, kuat dan rata-rata kuat.
Sedangkan yang termasuk dalam kategori memiliki kepercayaan diri lemah
adalah seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan diri rata-rata lemah dan
lemah.
3. Variabel dependen yaitu tingkat pemahaman akuntansi yang menjadikan rata-
rata nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi sebagai pengukur tingkat pemahaman akuntansi.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kecerdasan emosional
adalah dengan menggunakan kuisioner yang diadopsi dari Trisnawati dan Sri (2003)
sedangkan alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang memiliki
kepercayaan diri kuat atau kepercayaan diri lemah adalah dengan menggunakan
kuisioner dengan 32 pertanyaan yang diciptakan Lauster (2003) yang dikembangkan
oleh peneliti menyesuaikan lingkungan yang menjadi objek penelitian peneliti.
TABEL 2Daftar Penilaian Tes Kepercayaan diri
14 16 th 17 22 th 22 30 th 30 th keatas Tingkat kepercayaanpada diri sendiri
0 8 0 20 0 12 0 15 Sangat kuat9 7 21 36 13 25 16 29 Kuat18 33 37 44 26 40 30 46 Rata-rata kuat34 54 45 69 41 59 17 66 Rata-rata lemah55 128 70 - 128 60 128 67 128 Lemah
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
16/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 16
Sumber: Lauster (2003)
3.5 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer
yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 12.0. Ada beberapa
tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.5.1 Uji Kualitas Data
3.5.1.1 Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah dengan menghitung
korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score
setiap konstruknya (Ghozali, 2001). Pengujian ini menggunakan metodePearson Correlation.
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini menggunakan reliabilitas konsistensi
internal yaitu tekhnik cronbach Alpha ( ). Apabila nilai cronbach alpha
dari hasil pengujian > 0,6 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau
variabel itu adalah reliabel (Nunnaly, 1969 dalam Ghozali, 2001)
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1 Uji Normalitas
Untuk menguji apakah distribusi data normal dilakukan
dengan cara analisis grafik.
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas maka
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya Variance
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1
maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya.
3.5.2.3 Uji Autokorelasi
Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model
regresi dilakukan melalui uji Durbin Watson. Jika dl > d > 4-du, maka
dikatakan tidak ada autokeralasi.
3.5.2.4 Uji Heterokedastisitas
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
17/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 17
Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan
dengan menggunakan analisis dengan grafik plots. Apabila titik-titik
menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka nol pada
sumbu y maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas.
3.5.3 Uji Hipotesis
Regresi linear sederhana digunakan untuk menguji hipotesis 1, 4, 7, 10 dan
13. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ha1 : Y = a + b 1X1 + e .....................................................(1)
Ha4 : Y = a + b 2X2 + e .....................................................(2)
Ha7 : Y = a + b 3X3 + e .....................................................(3)
Ha10 : Y = a + b 4X4 + e .....................................................(4)Ha13 : Y = a + b 5X5 + e .....................................................(5)
Jika koefisien regresi signifikan dan positif (b 1, b2, b3, b4, b5 > 0) maka kelima
komponen kecerdasan emosional tersebut memiliki pengaruh langsung dan positif
terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Moderating Regression Analysis (MRA) digunakan untuk menguji hipotesis 2,
5, 8, 11 dan 14. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Hipotesis 2 :
Y = a + b 1 X1 + e ...................................................................(1)
Y = a + b 1 X1 + b 6 X6 + e .......................................................(6)
Y = a + b 1 X1 + b 6 X6 + b 7 X1.X6 + e ..............................(11)
Hipotesis 5
Y = a + b 2 X2 + e ...................................................................(2)
Y = a + b 2 X2 + b 6 X6 + e .......................................................(7)
Y = a + b 2 X2 + b 6 X6 + b 8 X2.X6 + e ..............................(12)Hipotesis 8
Y = a + b 3 X3 + e ...................................................................(3)
Y = a + b 3 X3 + b 6 X6 + e .......................................................(8)
Y = a + b 3 X3 + b 6 X6 + b 9 X3.X6 + e ..............................(13)
Hipotesis 11
Y = a + b 4 X4 + e ...................................................................(4)
Y = a + b 4 X4 + b 6 X6 + e .......................................................(9)Y = a + b 4 X4 + b 6 X6 + b 10 X4.X6 + e ..............................(14)
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
18/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 18K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
19/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 19
Hipotesis 14
Y = a + b 5 X5 + e ...................................................................(5)
Y = a + b 5 X5 + b 6 X6 + e ......................................................(10)
Y = a + b 5 X5 + b 6 X6 + b 11 X5.X6 + e ..............................(15)
Keterangan:
Y : Rata-rata nilai
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
X1 : Pengenalan diri
X2 : Pengendalian diri
X3 : Motivasi
X4 : Empati
X5 : Keterampilan sosial
X6 : Kepercayaan diri
Uji beda (T-Test) digunakan untuk menguji hipotesis 3, 6, 9, 12 dan 15. Pada pengujian ini digunakan uji t untuk 2 sampel independent ( independent sample t test ).
Jika setiap pengujian Ha3, Ha6, Ha9, Ha12 dan Ha15 menunjukkan nilai
probabilitasnya < 0,05 maka Ha3, Ha6, Ha9, Ha12, Ha15 diterima, artinya ada
perbedaaan tingkat kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri,
motivasi, empati, dan keterampilan sosial) antara mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah. 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Responden
Dari 97 kuisioner yang dapat diolah, didapat gambaran umum responden yang
terinci pada lampiran 1 dan 2 dimana angkatan responden yang mendominasi adalah
angkatan 2002 dengan persentase 76,28 %. Untuk usia responden yang mendominasi
adalah usia 21-22, dan 22-23 yaitu sebesar 42, 3% dan 43,33%. Jenis kelamin yang
paling dominan adalah perempuan sebesar 75, 26%. Responden terbesar berada di
Universitas Andalas yaitu sebesar 63,91%. SKS yang telah diselesaikan responden
kebanyakan adalah 140-150 SKS atau sebesar 70,1%. IPK responden yang
mendominasi adalah IPK 2,75-3,00 dan 3,00-3,25 yaitu sebesar 34% dan 29,9%.
Berdasarkan nilai mata kuliah di bidang akuntansi didominasi oleh nial B,
dimana nilai PA1 (39 orang atau 40,2%), PA2 (43 orang atau 44,3%), AKM1 (41
orang atau 42,3%), AKM2 (36 orang atau 37,1%), AKL1 (56 orang atau 57,7%),
AKL2 (44 orang atau 45,4%), AU1 (58 orang atau 59,8%), AU2 (48 orang atau
60,8%), dan TA (43 orang atau 44,3%).untuk Unsri mata kuliah auditing 2 tidak ada
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
20/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 20
sehingga nilainya pun tidak ada akan tetapi responden dari Unsri tetap diambil dengan
rata-rata nilai yang lainnya selain auditing 2.
4.2 Deskripsi Variabel
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian
digunakan tabel statistik deskruptif yang menunjukkan angka total jumlah, minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar deviasi.
Tabel 4.1Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. DeviationPengenalan Diri 97 27 50 36,98 4,809
Pengendalian Diri 97 22 44 35,30 4,421Motivasi 97 25 49 37,75 4,706Empati 97 26 50 37,18 4,235
Keterampilan Sosial 97 26 48 36,84 4,356Kepercayaan Diri 97 19 94 55,70 14,019Valid N (listwise) 97
4.3 Uji Kualitas Data
Untuk menguji kualitas data dalam peneltian ini digunakan uji reliabilitasyaitu tekhnik Cronbach alpha dan uji Validitas yaitu dengan person Correlation.
Berikut hasil uji reliabilitas dan uji validitas.
Tabel 4.2Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas
Variabel Cronbach alpha Pearson CorrelationPengenalan Diri 0,723 0,357 0,752 **
Pengendalian Diri 0,626 0,155 0,617 **
Motivasi 0,760 0,427 0,673 **
Empati 0,704 0,355 0,627 **
Keterampilan Sosial 0,686 0,291 0,662 **
Kepercayaan Diri 0,871 0,182 0,662 **** Signifikan pada level 0,01
Sumber : Data primer diolah
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa data kuisioner adalah reliabel dan
valid. Pada cronbach alpha semua variabel berada pada tingkat yang dapat diterima
yaitu diatas 0,60 (Nunnally 1969, dalam Ghozali 2001). Demikian pula pengujian
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
21/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 21
validitas dimana skor masing-masing butir dengan skor total (Pearson Correlation)
menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan pada level 0,01.
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi tersebut
layak untuk digunakan atau tidak. Pada uji normalitas yang menggunakan analisis
grafik yaitu histogram dan probability plot, menunjukkan bahwa persamaan 1 sampai
dengan persamaan 15 adalah normal. Uji multikolinearitas menunjukkan tidak terjadi
multikolinearitas untuk persamaan 1 sampai persamaan 10, sedangkan untuk
persamaan 11 sampai dengan persamaan 15 terjadi multikolinearitas. Untuk
mengobati multikolinearitas maka dilakukan dengan menghilangkan variabel yangmemiliki korelasi tinggi (Ghozali, 2005), sehingga persamaan 11 sampai dengan
persamaan 15 menjadi :
Y = a + b 1 X1 + b 11 X1.X6 + e .................................................(11)
Y = a + b 2 X2 + b 12 X2.X6 + e ..................................................(12)
Y = a + b 3 X3 + b 13 X3.X6 + e ..................................................(13)
Y = a + b 4 X4 + b 14 X4.X6 + e ..................................................(14)
Y = a + b 5 X5 + b 15 X5.X6 + e ..................................................(15)Persamaan yang baru tersebut sebagai pengganti dari persamaan yang lama,
selanjutnya digunakan untuk pengujian-pengujian yang lainnya.
Dalam uji autokorelasi yang menggunakan uji Durbin Watson menunjukkan
nilai Dw adalah dibawah nilai dl, maka dikatakan terjadi autokorelasi positif, hal ini
terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Pada uji heterokedastisitas yang melihat grafik plot, titik-titik menyebar secara acak
baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y maka dinyatakan tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.5 Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan
Hipotesis 1,4,7,10 dan 13 diuji dengan menggunakan alat analisis berupa
regresi linear sederhana. Untuk hipotesis 2,5,8,11 dan 14 diuji dengan menggunakan
Moderating regression analysis, dan untuk menguji hipotesis 3,6,9,12 dan 15
menggunakan Independent Sample T-Test. Tampilan hasil output SPSS untuk analisis
regresi dapat dilihat pada tabel berikut:
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
22/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 22
Tabel 4.3Hasil Analisis Regresi
Hipo
tesis
Persamaan Regresi Nilai
F
Adjusted
R Square
Hasil Konfirmasi
hipotesis1 Y = 3,028 0,005 X 1 0,361 -0,007 X 1 tidak berpengaruh
signifikan
Di dukung
2 Y = 3,538 0,011 X 1 0,005 X 6
Y = 3,234 0,003 X 1 0,0001 X 1*X 6
1,417
1,367
0,009
0.008
X6 Sebagai quasimoderator
Di dukung
4 Y = 2,492 + 0,010 X 2 1,027 0,0003 X 2 tidak berpengaruh
signifikan
Di dukung
5 Y = 2,770 + 0,006 X 2 0,003 X 6
Y = 2,566 + 0,011 X 2 + 0,0005 X 2*X 6
0,887
0,695
-0,002
-0.006
X6 Sebagai quasimoderator
Di dukung
7 Y = 2,875 - 0,001 X 3 0,015 -0,010 X 3 tidak berpengaruh
signifikan
Di dukung
8 Y = 3,365 0,007 X 3 0,005 X 6 Y = 3,063 - 0,0002 X 3 + 0,0001 X 3*X 6
0,968
0,744
-0,001
-0,005
X6 Sebagai quasimoderator
Di dukung
10 Y = 3,357 - 0,014 X 4 2,028 0,011 X 4 tidak berpengaruh
signifikan
Di dukung
11 Y = 3,945 0,021 X 4 0,006 X 6
Y = 3,612 - 0,013 X 4 + 0,0001 X 4*X6
2,762
2,538
0,035
0,031
X6 Sebagai quasimoderator
Di dukung
13 Y = 2,713 - 0,003 X 5 0,113 -0,009 X 5 tidak berpengaruh
signifikan
Di dukung
14 Y = 3,135 0,002 X 5 0,004 X 6 Y = 2,902 - 0,004 X 5 + 0,0001 X 5*X6
0,725
0,690
-0,006
-0,007
X6 Sebagai quasimoderator
Di dukung
4.5.1 Hasil Uji Hipotesis 1,4,7,10 dan 13
Pengujian hipotesis 1,4,7,10 dan 13 dilakukan dengan analisis regresi linear
sederhana. Dari output analisis regresi pada tabel , untuk hipotesis pertama diperoleh
b1 sebesar -0,005 ini berarti setiap kenaikan variabel pengenalan diri sebesar 1 maka
tingkat pemahaman akuntansi akan turun sebesar 0,5% dengan asumsi variabel lain
tetap. Variabel pengenalan diri mempunyai nilai sig.t = 0,550. ini berarti bahwa
hubungan variabel pengenalan diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat pemahaman akuntansi pada level of significant 0,05, sehingga Ha1 tidak dapat
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
23/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 23
ditolak. Bila dilihat dari Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar -
0,007 yang berarti hanya 0,7% perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi
oleh pengenalan diri, sedangkan selebihnya 99,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa
jika pengenalan diri meningkat maka mahasiswa akan cenderung bersikap idealisme
sehingga akan sulit bagi mahasiswa tersebut untuk menerima pendapat yang berakibat
pada malas belajar dan tingkat pemahaman akuntansi yang menurun .
Untuk hipotesis keempat diperoleh nilai b 2 adalah sebesar 0,010, ini berarti
bahwa setiap kenaikan variabel pengendalian diri sebesar 1 maka tingkat pemahaman
akuntansi akan naik sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel
pengendalian diri mempunyai nilai sig.t = 0,313. ini berarti bahwa hubungan variabel pengendalian diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada level of significant 0,05, sehingga Ha4 tidak dapat ditolak. Bila dilihat
dari Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,0003 yang berarti
hanya 0,03% perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh pengendalian
diri, sedangkan selebihnya 99,97% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa
adanya faktor lingkungan yang akan mengurangi semangat belajar mahasiswa.Untuk hipotesis ketujuh diperoleh nilai b 3 adalah sebesar -0,001, ini berarti
bahwa setiap kenaikan variabel motivasi sebesar 1 maka tingkat pemahaman
akuntansi akan turun sebesar 0,1% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel
pengendalian diri mempunyai nilai sig.t = 0,902. ini berarti bahwa hubungan variabel
motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
pada level of significant 0,05, sehingga Ha7 tidak dapat ditolak. Bila dilihat dari
Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar -0,010 yang berarti hanya
1% perubahan tigkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh motivasi, sedangkan
selebihnya 99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa hal ini disebabkan oleh faktor
trauma yang akan menimbulkan kurang semangatnya mahasiswa untuk belajar dan
berprestasi.
Untuk hipotesis kesepuluh diperoleh nilai b 4 adalah sebesar -0,014, ini berarti
bahwa setiap kenaikan variabel empati sebesar 1 maka tingkat pemahaman akuntansi
akan turun sebesar 1,4% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel pengendalian diri
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
24/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 24
mempunyai nilai sig.t = 0,158. ini berarti bahwa hubungan variabel empati tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada level of
significant 0,05, sehingga Ha10 tidak dapat ditolak. Bila dilihat dari Koefisien
determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,011 yang berarti hanya 1,1%
perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh empati, sedangkan
selebihnya 81,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa adanya faktor masalah pribadi
yang mengakibatkan kurangnya konsentrasi dalam perkuliahan yang akan mengurangi
semangat belajarnya.
Untuk hipotesis ketiga belas diperoleh nilai b 5 adalah sebesar -0,003, ini
berarti bahwa setiap kenaikan variabel keterampilan sosial sebesar 1 maka tingkat pemahaman akuntansi akan turun sebesar 0,3% dengan asumsi variabel lain tetap.
Variabel pengendalian diri mempunyai nilai sig.t = 0,737. ini berarti bahwa hubungan
variabel keterampilan sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada level of significant 0,05, sehingga Ha13 tidak dapat
ditolak. Bila dilihat dari Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar -
0,009 yang berarti hanya 0,9% perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi
oleh keterampilan sosial, sedangkan selebihnya 99,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen
bahwa faktor kurang komunikasi antar mahasiswa dengan mahasiswa atau antar
mahasiswa dan dosen akan mempengaruhi pemahaman akuntansi mahasiswa.
4.5.2 Hasil Uji Hipotesis 2,5,8,11 dan 14
Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 2 menunjukkan nilai
Adjusted R Square sebesar 0,008, hal ini berarti 0,8% variasi pemahaman akuntansi
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel pengenalan diri dan interaksi antara
pengenalan diri dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,2% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung
sebesar 1,367 dengan tingkat signifikansi 0,260 menunjukkan probabilitas signifikansi
>0,05, maka dapat dikatakan bahwa pengenalan diri dan interaksi antara pengenalan
diri dan kepercayaan diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman
akuntansi. Persamaan 1, 6 dan 11 ternyata berbeda sehingga variabel kepercayaan diri
merupakan variabel quasi moderator.Temuan ini sesuai dengan hipotesis 2.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
25/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 25
Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 5 menunjukkan nilai
Adjusted R Square sebesar -0,006, hal ini berarti 0,6% variasi pemahaman akuntansi
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel pengendalian diri dan interaksi antara
pengendalian diri dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,4% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung
sebesar 0,695 dengan tingkat signifikansi 0,501 menunjukkan probabilitas signifikansi
>0,05, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian diri dan interaksi antara
pengendalian diri dan kepercayaan diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pemahaman akuntansi. Persamaan 2, 7 dan 12 ternyata berbeda sehingga variabel
kepercayaan diri merupakan variabel quasi moderator. Temuan ini sesuai dengan
hipotesis 5.Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 8 menunjukkan nilai
Adjusted R Square sebesar -0,005, hal ini berarti 0,5% variasi pemahaman akuntansi
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel motivasi dan interaksi antara motivasi
dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,5% dijelaskan oleh sebab-sebab lain
diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung sebesar 0,744
dengan tingkat signifikansi 0,478 menunjukkan probabilitas signifikansi >0,05, maka
dapat dikatakan bahwa motivasi dan interaksi antara motivasi dan kepercayaan diritidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Persamaan 3, 8
dan 13 ternyata berbeda sehingga variabel kepercayaan diri merupakan variabel quasi
moderator. Temuan ini sesuai dengan hipotesis 8
. Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 11 menunjukkan nilai
Adjusted R Square sebesar 0.031 hal ini berarti 3,1% variasi pemahaman akuntansi
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel empati dan interaksi antara empati dengan
kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 96,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar
model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung sebesar 2,538 dengan
tingkat signifikansi 0,084 menunjukkan probabilitas signifikansi >0,05, maka dapat
dikatakan bahwa empati dan interaksi antara empati dan kepercayaan diri tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Persamaan 4, 9 dan 14
ternyata berbeda sehingga variabel kepercayaan diri merupakan variabel quasi
moderator. Temuan ini sesuai dengan hipotesis 11.
Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 14 menunjukkan nilai
Adjusted R Square sebesar -0,007, hal ini berarti 0,7% variasi pemahaman akuntansi
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
26/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 26
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel keterampilan sosial dan interaksi antara
keterampilan sosial dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,3% dijelaskan
oleh sebab-sebab lain diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F
hitung sebesar 0,690 dengan tingkat signifikansi 0,504 menunjukkan probabilitas
signifikansi >0,05, maka dapat dikatakan bahwa keterampilan sosial dan interaksi
antara keterampilan sosial dan kepercayaan diri tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pemahaman akuntansi. Persamaan 4, 9 dan 14 ternyata berbeda sehingga
variabel kepercayaan diri merupakan variabel quasi moderator. Temuan ini sesuai
dengan hipotesis 14.
4.5.3 Hasil Uji Hipotesis 3,6,9,12 dan 15
Pada pengujian hipotesis 3 diperoleh rata-rata pengenalan diri untuk kepercayaan diri kuat adalah 39,61 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah
36,38. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan pengenalan diri
antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu
sebesar 1,202 dengan probabilitas 0,276, karena probabilitas > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance
assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah2,652 dengan signifikansi 0,009. Oleh karena tingkat signifikansinya < 0,05 maka Ho
ditolak yaitu bahwa ada perbedaan pengenalan diri antara mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah.
Pada pengujian hipotesis 6 diperoleh rata-rata pengendalian diri untuk
kepercayaan diri kuat adalah 36,94 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah
34,92. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan pengendalian diri
antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu
sebesar 0,692 dengan probabilitas 0,407, karena probabilitas > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance
assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah
1,769 dengan signifikansi 0,080. Oleh karena tingkat signifikansinya > 0,05 maka Ho
diterima yaitu bahwa tidak ada perbedaan pengendalian diri antara mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri
lemah.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
27/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 27
Pada pengujian hipotesis 9 diperoleh rata-rata pengendalian diri untuk
kepercayaan diri kuat adalah 39,89 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah
37,27. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan motivasi antara
mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu sebesar 0,050
dengan probabilitas 0,824, karena probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance assumed. Dari output
SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 2,175 dengan
signifikansi 0,032. Oleh karena tingkat signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak yaitu
bahwa ada perbedaan motivasi antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat
dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah. Pada pengujian hipotesis 12 diperoleh rata-rata pengendalian diri untuk
kepercayaan diri kuat adalah 38,33 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah
36,91. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan empati antara
mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu sebesar 1,028
dengan probabilitas 0,313, karena probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance assumed. Dari outputSPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 1,290 dengan
signifikansi 0,200. Oleh karena tingkat signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima yaitu
bahwa tidak ada perbedaan empati antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri
kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah.
Pada pengujian hipotesis 15 diperoleh rata-rata keterampilan sosial untuk
kepercayaan diri kuat adalah 38,56 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah
36,44. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan keterampilan sosial
antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu
sebesar 0,304 dengan probabilitas 0,583, karena probabilitas > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance
assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah
1,881 dengan signifikansi 0,063. Oleh karena tingkat signifikansinya > 0,05 maka Ho
diterima yaitu bahwa tidak ada perbedaan keterampilan sosial antara mahasiswa yang
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
28/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 28
memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri
lemah.
5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial dalam penelitian ini yang
memiliki pengaruh positif adalah pengendalian diri dan empati, sedangkan pengaruh
negatif yaitu pengenalan diri, motivasi dan keterampilan sosial. Pengaruh kepercayaan
diri terhadap kelima variabel independen tersebut adalah sebagai quasi moderator.
Pada penelitian ini pula terlihat adanya perbedaan tingkat pengenalan diri dan
motivasi antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswayang memiliki kepercayaan diri lemah, sedangkan untuk varibel pengendalian diri,
emapti, dan keterampilan sosial tidak terdapat perbedaan.
5.2 Keterbatasan
Tingkat pemahaman akuntansi pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan nilai rata-rata mata kuliah akuntansi yang masih memiliki kelemahan
dalam menilai pemahaman akuntansi karena terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi nilai masing-masing mahasiswa. Selain itu keterbatasan pada penelitian ini adalah adanya problem autokorelasi positif yang terjadi pada model
regresi.
5.3 Saran
Studi mendatang hendaknya alat ukur tingkat pemahaman akuntansi dapat
diukur dengan menggunakan alat ukur yang lebih objektif. Selain itu juga hendaknya
model regresi pada penelitian selanjutnya bebas dari problem autokorelasi. Masih
banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi, untuk
itu menarik untuk diteliti pada penelitian selanjutnya.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
29/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 29
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
30/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 30
Daftar Pustaka
Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Rahasia sukses Membangun Kecerdasan Emosional Dan Spiritual . Jakarta. Arga.
Agustian, Ari Ginanjar. 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual . Jakarta. Arga.
Anshari, A. 1996. Kamus Psichologi ; Usaha Nasional Surabaya. Cetakan Pertama.Surabaya
Deliarnov. 1996. Motivasi untuk Meraih Sukses . Pustaka Sinar Harapan. JakartaGea et al . 2002. Relasi Dengan Diri Sendiri . Alex Media Komputindo. JakartaGhozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS .
Semarang. Badan Penerbit Universitas DipenogoroGoleman, Daniel. 1995. Emotional Intelligence . Jakarta. PT Gramedia PustakaGoleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence . Jakarta. PT Gramedia
Pustaka UtamaHandoko Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku . Kanisius.
YogyakartaIndriantoro, Nur, Dr. M.sc.,Akuntan dan Bambang Supomo, Drs. M.si.,Akuntan.
2002. Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen . Edisi-1. Yogyakarta. BPFE.
Jones, R. N. 1996. Cara Membina Hubungan Baik dengan Orang Lain . BumiAksara. Jakarta
Kaemkael. 2005. http://e-psikologi.comLauster, Peter. 2003. Tes Kepercayaan diri . Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Lau, Elfreda Aplonia. 2003. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap KepuasanPemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Lima VariabelModerating.
Mutadin, Zainun. 2002. http://www.e-psikologi.com/remaja/250402.htm Nazir, Moh, Ph.D. 1996. Metode Penelitian . Jakarta. Ghalia.Patton, Patricia, Dr. 2002. EQ-Pengembangan Sukses Lebih Bermakna . Jakarta. PT.
Mitra Media Publisher.Rini, F, Jacinta. 2002. http://e-psikologi.comSadeli, L. M. 2002. Dasar Akuntansi . Bumi Aksara. JakartaSantoso, Singgih. 2005. Menguasai statistik di era informasi dengan SPSS 12 .
Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
Soemarso, SR. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar . Edisi Keempat. Jakarta. RinekaCipta.Stein, S. J. dan Howard. 2002. Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih
Sukses . Kaifa. BandungSujanto, Agus, Drs, Halem Lubis, dan Taufik Hadi. 1997. Psikologi Kepercayaan
diri . Jakarta. PT. Bumi Aksara.Sularso, Sri, Drs, M. Si.,Akt. 2003. Metode Penelitian Akuntansi; Sebuah Pendekatan
Replikasi . Yogyakarta. BPFE.Suryaningrum, Sri, Sucahyo Heriningsih, Afifah Afuwah. 2004. Pengaruh Pendidikan
Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional. Denpasar. Simposium Nasional akuntansi VII.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan keuangan . EdisiKetiga. Yogyakarta. BPFE.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
31/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 31
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia . PT.Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. Cetakan Ketiga. Jakarta
Trisnawati, Eka Indah dan Sri Suryaningrum. 2003. Pengaruh Kecerdasan EmosionalTerhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Surabaya. Simposium Nasional
akuntansi VI.Wibowo, B.S. 2002. Sharpehing Our Concept And Tools . Bandung. PT Syamil Cipta
Media.
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
32/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 32
Lampiran 1Karakteristik nilai responden
Mata Kuliah Nilai Jumlah Responden %A 26 26,8B 39 40,2C 28 28,9D 4 4,1E 0 0
Nilai mata kuliah PA 1
Total 97 100A 17 17,5B 43 44,3C 26 26,8D 11 11,4E 0 0
Nilai mata kuliah PA 2
Total 97 100A 16 16,5B 41 42,3
C 38 39,2D 1 1E 1 1
Nilai Mata Kuliah AKM 1
Total 97 100A 20 20,6B 36 37,1C 29 30D 11 11,3E 1 1
Nilai Mata Kuliah AKM 2
Total 97 100A 21 21,7B 56 57,7
C 16 16,5D 3 3,1E 1 1
Nilai Mata Kuliah AKL 1
Total 97 100A 26 26,8B 44 45,4C 21 21,7D 6 6,1E 0 0
Nilai Mata Kuliah AKL 2
Total 97 100A 25 25,8B 58 59,8C 14 14,4D 0 0E 0 0
Nilai Mata Kuliah AU 1
Total 97 100A 6 7,6B 48 60,8C 22 27,8D 3 3,8E 0 0
Nilai Mata Kuliah AU 2
Total 79 100A 11 11,4B 43 44,3C 39 40,2
D 3 3,1
Nilai Mata Kuliah TA
E 1 1
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
33/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 33
Total 97 100
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
34/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 34
Lampiran 2Karakteristik Responden
Karakteristik Kategori Jumlah %
2000 7 7,22 %2001 16 16,5 %2002 74 76,28 %
Angkatan
Total 97 100 %< 21 4 4,12 %21-22 42 43,3 %22-23 43 44,33 %> 23 8 8,25 %
Usia Responden
Total 97 100 %Laki-laki 24 24,74 %Perempuan 73 75,26 %
Jenis Kelamin
Total 97 100 %Unand 62 63,91 %Unsri 18 18,56 %Unib 17 17,53 %
Universitas
Total 97 100 %120 -130 0 0 %130 - 140 8 8,25 %140 - 150 68 70,1 %> 150 21 21,65 %
Total SKS
Total 97 100 %< 2,50 2 2,07 %2,50 2,75 7 7,22%2,75 3,00 33 34%3,00 3,25 29 29,9%3,25 3,50 19 19,59 %> 3,50 7 7,22 %
IPK
Total 97 100 %
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
35/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 35
Lampiran 3Hasil Uji Normalitas Grafik
Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + e)
Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + e)
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
14
F r e q u e n c y
Mean = 6.56E-16Std. Dev. = 0.995N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Motivasi (Y = a + b 3x3 + e)
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
F r e q u e n c y
Mean = 5.2E-16Std. Dev. = 0.995N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
14
F r e q u e n c y
Mean = 1.05E-15Std. Dev. = 0.995N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
36/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 36
Empati (Y = a + b 4x4 + e)
Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + e)
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
F r e q u e n c y
Mean = 1.43E-15Std. Dev. = 0.995N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + b 6x6 + e)
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
F r e q u e n c y
Mean = 1.26E-15Std. Dev. = 0.995N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u
m P
r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
5
10
15
20
F r e q u e n c y
Mean = 1.31E-15Std. Dev. = 0.99N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
37/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 37
Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + b 6x6 + e)
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
14
F r e q u e n c y
Mean = 2.81E-16Std. Dev. = 0.99N = 97
Dependent Variable: Y
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
No lrmal P-P Plot of Regression Standardized ResiduaHistogram
Motivasi (Y = a + b 3x3 + b 6x6 + e)
Empati (Y = a + b 4x4 + b 6x6 + e)
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
3
6
9
12
15
F r e q u e n c y
Mean = 1.45E-15Std. Dev. = 0.99
N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c
t e d C u m
P r o
b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
5
F r e q
10
15
20
u e n c y
Mean = 1.37E-15Std. Dev. = 0.99N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
E x p e c t
0.4
0.6
0.8
1.0
e d C u m P
r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
38/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 38
Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + b 6x6 + e)
Pengenalan diri (Y = a + b 1 X1 + b 6 X6 + b 7 X1.X 6 + e )
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
14
F r e q u e n c y
Mean = 1.18E-15Std. Dev. = 0.99N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
3
6
9
12
15
Pengendalian diri (Y = a + b 2 X2 + b 6 X6 + b 8 X2.X 6 + e )
F r e q u e n c y
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Mean = 5.66E-16Std. Dev. = 0.984N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
F r e q u e n c y
Mean = 2.14E-15Std. Dev. = 0.984N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
E
0.4
0.6
0.8
1.0
x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
39/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 39
Motivasi (Y = a + b 3 X3 + b 6 X6 + b 9 X3.X 6 + e )
Empati (Y = a + b 4 X4 + b 6 X6 + b 10 X4.X 6 + e )
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
14
F
r e q u e n c y
Mean = 5.9E-17Std. Dev. = 0.984N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Keterampilan sosial (Y = a + b 5 X5 + b 6 X6 + b 11 X5.X 6 + e )
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
0
3
6
9
12
15
F r e q u e n c y
Mean = 7.63E-17Std. Dev. = 0.984N = 97
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
E x p e c t e d C u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
0
2
4
6 F r e q u e 8
10
12
14
n c y
Mean = 7.04E-16Std. Dev. = 0.984
=
Dependent Variable: Y
Histogram
0.0
0.2
0.4
E x p e c t e d C
0.6
0.8
1.0
u m
P r o b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
40/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 40
Lampiran 4Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
Persamaan 1,4,7,10,13Pengenalan diri 1,000 1,000
Pengendalian diri 1,000 1,000Motivasi 1,000 1,000Empati 1,000 1,000
Keterampilan sosial 1,000 1,000Persamaan 2,5,8,11,14
Pengenalan diri 0,837 1,194Pengendalian diri 0,854 1,171
Motivasi 0,805 1,243Empati 0,870 1,150
Keterampilan sosial 0,802 1,247Persamaan 3,6,9,12,15 lama
Pengenalan diri 0,0700,0210,025
14,24047,70340,961
Pengendalian diri 0,0680,0210,024
14,72646,57941,006
Motivasi 0,0800,023
0,029
12,50442,707
34,618Empati 0,107
0,0230,026
9,31043,38237,994
Keterampilan sosial 0,0880,0230,029
11,35242,88334,471
Persamaan 3,6,9,12,15 baruPengenalan diri 0,982 1,019
Pengendalian diri 0,970 1,031Motivasi 0,993 1,008Empati 0,993 1,007
Keterampilan sosial 0,997 1,003
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
41/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 41
Lampiran 5Hasil Uji
Autokorelasi
Variabel Durbin WatsonPersamaan 1,4,7,10,13
Pengenalan diri 1,334Pengendalian diri 1,374Motivasi 1,360Empati 1,330
Keterampilan sosial 1,367Persamaan 2,5,8,11,14
Pengenalan diri 1,225Pengendalian diri 1,329
Motivasi 1,272Empati 1,232
Keterampilan sosial 1,305Persamaan 3,6,9,12,15 baru
Pengenalan diri 1,225Pengendalian diri 1,342
Motivasi 1,282Empati 1,240
Keterampilan sosial 1,309
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
42/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 42
Lampiran 6Hasil Uji Heterokedastisitas
Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + e) Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + e)
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
-4 -3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Scatterplot
R e s i d u a l
Motivasi (Y = a + b 3x3 + e) Empati (Y = a + b 4x4 + e)
Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + e) Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + b 6x6 + e)
Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + b 6x6 + e) Motivasi (Y = a + b 3x3 + b 6x6 + e)
Empati (Y = a + b 4x4 + b 6x6 + e) Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + b 6x6 + e)
R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Scatterplot
R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Scatterplot
d u a l
n t i z e d R e s i
o n
S t u d e
R e g r e s s i
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
Dependent Variable: Y
Scatterplot
a l
R e s i d
u
u d e n t i z e d
o n
S t
R e g r e s s i
Dependent Variable: Y
Scatterplot
-4
R e g r e s s i o
-2
0
2
4
n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
-4
R e g r e s s i o
-2
0
2
4
u a l
e d R e s i d
d e n t i z
n S t u
-2 -1 0 1 2 3 4
Regression Standardized Predicted Value-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted ValueK-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
43/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 43
Pengenalan diri (Y = a + b 1 X1 + b 11 X1.X 6 + e) Pengendalian diri (Y = a + b 2 X2 + b 12 X2.X 6 + e)
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Motivasi (Y = a + b 3 X3 + b 13 X3.X 6 + e) Empati (Y = a + b 4 X4 + b 14 X4.X 6 + e)
Keterampilan sosial (Y = a + b 5 X5 + b 15 X5.X 6 + e)
R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
Dependent Variable: Y
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Scatterplot
R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l
-2 -1 0 1 2 3 4
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
Dependent Variable: Y
Scatterplot
d u a
l
u d e n
t i z e
d R e s
i
o n
S t
R e g r e s s
i
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
44/49
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Padang, 23-26 Agustus 2006 44
Lampiran 7Hasil Uji Independent Sample T-Test
Variabel Rata-rata F Hitung Sig T
Hitung
Sig
Pengenalan diriPercaya Diri Kuat
Percaya Diri Lemah39,6136,38
1,202 0,276 2,652 0,009
Pengenalan diriPercaya Diri Kuat
Percaya Diri Lemah36,9434,92
0,692 0,407 1,769 0,080
Pengenalan diriPercaya Diri Kuat
Percaya Diri Lemah39,8937,27
0,050 0,824 2,175 0,032
Pengenalan diriPercaya Diri Kuat
Percaya Diri Lemah38,3336,91
1,028 0,313 1,290 0,200
Pengenalan diriPercaya Diri Kuat
Percaya Diri Lemah38,5636,44
0,304 0,583 1,881 0,063
K-PEAK 03
-
8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan
45/49
SIMPOSIUM