Silabus 21 November 20133333

51
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Modul 1.3. SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN NEUROVASKULAR TEPI 2013

description

Silabuuus

Transcript of Silabus 21 November 20133333

Page 1: Silabus 21 November 20133333

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Modul 1.3.

SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN

NEUROVASKULAR TEPI

2013

Page 2: Silabus 21 November 20133333

[ ][Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]

2

Page 3: Silabus 21 November 20133333

PENYUSUN MODUL 1.3

Konsultan : Prof. Dr. dr. Hardhono Susanto, PAK

Koordinator : dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp.KJ.

Sekretaris : dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si.Med.

Penyusun :

1. dr. Fanti Saktini, M.Si.Med.

2. dr. Soerjo Adji, PA, SpB

3. dr. Setya Rahardja, M.Si.Med.

4. dr. Gana Adyaksa, M.Si.Med.

5. Indah Saraswati, S.Si, M.Sc.

6. dr. A. Ari Adrianto, Sp.B, Sp.BD

:

3

Page 4: Silabus 21 November 20133333

PANDUAN BELAJAR

1. PendahuluanPermasalahan sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi merupakan kasus yang banyak dijumpai

dalam praktek klinik. Dalam praktek klinik, masalah sistem ini masuk dalam bidang ilmu bedah, neurologi, rheumatologi, rehabilitasi medik, dll.Cakupan masalah klinik dari sistem ini pun juga sangat luas, mulai dari masalah nyeri, disabilitas, hingga dapat mengakibatkan kecacatan. Oleh karenanya, dalam fase 1 ini, akan dilakukan pembelajaran tentang struktur dan fungsi normal dari sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi, disertai dengan keterampilan klinik dasar dalam bidang muskuloskelatal dan neurovaskular tepi ( dalam modul keterampilan klinik 1), sebagai dasar penting dalam mempelajari lebih lanjut mengenai patofisiologi dan penatalaksanaan kasus-kasus sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi pada tingkat pelayanan primer.

Modul Sistem Muskuloskeletal dan Neurovaskular Tepi ini merupakan implementasi Standar Kompetensi Dokter Indonesia pada area kompetensi 1-5 di mana level kompetensi yang diharapkan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa kedokteran semester 1. Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa semester 1 diharapkan dapat menjelaskan tentang sistem muskuloskeletal, vaskularisasi dan persarafannya (neurovaskular tepi) ditinjau dari struktur (makroskopis dan mikroskopis) dan fungsi (fisiologis, biokimiawi) normal. Pembelajaran dilaksanakan dengan kuliah tatap muka, PBL (Problem-Based Learning), Task based learning (Penugasan) dan praktikum untuk pendalaman pengetahuan.

Permasalahan yang digunakan sebagai trigger diambil dari keluhan yang tercantum pada buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia dengan mengutamakan kasus-kasus yang prevalen. Dalam modul ini juga akan membahas 4 masalah/kasus dengan tipe problem untuk dibahas dan dijelaskan.

Pembelajaran akan dilaksanakan dalam waktu 5 minggu, dengan ujian tengah modul pada minggu III, ujian akhir modul dan ujian praktikum pada minggu VI.

2. Daftar dosen pemateri ceramah/ narasumber

No Bahan Kajian/ Disiplin Ilmu

Nama Dosen Nomor telepon

1. Anatomi Prof. DR. Dr. Hardhono Susanto, PAKProf. dr. Amin Husni, PAK, Sp.S (K)dr. Soerjo Adji, PA, Sp.BDrs. Med. M. Wadjdi, PAK

081127224208122931600081390615886081325698434

2. Fisiologi dr. Gana Adyaksa,M.Si.Med.dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si. Med.dr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PD

085225813333085725372133085726970445

3. Histologi Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhDdr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kesdr. Ratna Damma P, M.Kesdr. Akhmad Ismail, M.Si.Meddr. Desy Armalina, M.Si. Meddr. Farmaditya EPM, PhDdr. Fanti Saktini, MSi.Med.

081648820660816424681308122920393081325871989085226139028081128866508122942077

4. Biokimia dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp KJdr. Kusmiyati DK, M.Kes.dr. Pudjadi, SUdr. Setia Rahardja, M.Si. MedDr. dr. Andrew Johan,dr. Dwi Ngestiningsih, M.Kes, SpPDdr. Santoso, M.Si.Meddr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med

024701514600816668042081566304270815751247560812250887008157702672082133010495081326294457

5. Fisika Kedokteran dr. Edwin Basyar, M.Kes, Sp B, SpBAdr. A. Ari Adrianto, Sp B, Sp BD

081845351808122824838

6. Kimia Kedokteran Dra. Murnah, M.Si. Med, AptDrs. Gunardi, MS, Aptdr. YL Aryoko, M.Si.MedIndah Saraswati, S.Si, MSc

0816424358908122567345081225366402087831151822

4

Page 5: Silabus 21 November 20133333

3. Daftar Tutor No Bahan Kajian/

Disiplin IlmuNama Dosen Nomor telepon

7. Anatomi Prof. DR. Dr. Hardhono Susanto, PAKdr. Erie B.P.S, Andar, SpBS, PAKdr. Boyanto, SpRaddr. Soerjo Adji, PA, Sp.BDrs. Med. M. Wadjdi, PAKDr. dr. Tri Indah Winarni, M.Si.Med, PAdr. M. Thohar Arifin, PhD, PA, SpBS(K)

0811272242

08122931600081325698434

8. Fisiologi dr. Hardiandr. Budi Laksonodr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PDdr. Yuriz Bakhtiar, PhDdr. Gana Adyaksa, M.Si.Med.dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si. Med.dr. Darmawati Ayu Indraswari

081215810105081229195290857269704450812287071008522581333308572537213308562789249

9. Histologi dr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kesdr. Ratna Damma P, M.Kesdr. Akhmad Ismail, M.Si.Meddr. Desy Armalina, M.Si. Meddr. Fanti Saktini, MSi.Med.dr. Farmaditya EPM, M.Si.Med.PhD

0816424681308122920393081325871989085226139028081229420770811288665

10. Biokimia dr. Innawati Jusup, M.Kes, Sp KJdr. Kusmiyati DK, M.Kes.dr. Pudjadi, SUdr. Setia Rahardja, M.Si. MedDr. dr. Andrew Johan,dr. Dwi Ngestiningsih, M.Kes, SpPDdr. Santoso, M.Si.Meddr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med

02470151460081666804208156630427081575124756

082133010495081326294457

11. Fisika Kedokteran dr. Edwin Basyar, M.Kes, Sp B, SpBAdr. A. Ari Adrianto, Sp B, Sp BD

081845351808122824838

12. Kimia Kedokteran Dra. Murnah, M.Si. Med, AptDrs. Gunardi, MS, Aptdr. YL Aryoko, M.Si.MedIndah Saraswati, S.Si, MSc

0816424358908122567345081225366402087831151822

4. Tahapan dan FaseMerupakan modul di semester ke 1 pada fase ke 1, yaitu mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur dan fungsi normal sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi.

5. Kompetensi yang diharapkan dari lulusan dokter yang diimplementasikan dalam modul No AREA KOMPETENSI METODA1 Profesionalitas yang Luhur.

1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa

2. Berperilaku profesional3. Bermoral, beretika dan disiplin

- PBL- Praktikum (dengan kadaver)

2 Mawas Diri dan Pengembangan Diri1. Menerapkan mawas diri2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

- PBL (belajar mandiri)- Kuliah

3 Komunikasi Efektif1. Berkomunikasi dengan teman

- PBL

5

Page 6: Silabus 21 November 20133333

4 Pengelolaan InformasiMengakses dan menilai (informasi) pengetahuan

- PBL (belajar mandiri, mencari referensi)- Kuliah

5 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

Menerapkan ilmu kedokteran dasar terkini dalam mengahadapi masalah kesehatan/klinik

- Kuliah- PBL

6. Tujuan Pembelajaran a. Tujuan Umum Pembelajaran:

Aspek Pengetahuan: Pada akhir pembelajaran modul ini mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi.

Aspek keterampilan (Transferable skills) Pada akhir pembelajaran Modul ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan klinik yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal dan neurovaskular tepi.

- Pemeriksan klinis ekstremitas dan trunkus- Pemeriksaan fisik refleks fisiologis di ekstremitas- Pemeriksaan tes fungsi ekstremitas

Aspek perilaku profesional Pada akhir pembelajaran modul ini, mampu mendemonstrasikan berbagai aspek perilaku profesional yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal

dan neurovaskular tepi.

b. Tujuan Khusus Pembelajaran

Setelah perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan tentang :

6

Page 7: Silabus 21 November 20133333

1. Struktur mikroskopis dan histofisiologi jaringan ikat, tulang rawan, tulang, sendi, jaringan otot polos, otot

lurik, saraf dan pembuluh darah tepi

2. Anatomi sistem muskuloskeletal dan neuroangiologi

3. Metabolisme otot, tulang dan saraf

4. Proses glikolisis, oksidasi dekarboksilasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis,

glukoneogenesis, asam lemak, asam amino, kreatin fosfat, oksidasi fosforilasi

5. Biokimia Enzim Otot dan Neurotransmiter Saraf Tepi

6. Fisiologi sel, otot dan saraf tepi,dan vaskular

7. Fisika bioelektrik dan biomekanik

8. Dasar-dasar reaksi yang terjadi di dalam tubuh

7. Revisi

Sebelum memulai belajar modul ini, disarankan untuk merevisi kembali pengetahuan yang berhubungan

dengan modul ini, misalnya:

Biologi (modul 1.2)

Biologi molekular (modul 1.2)

8. Penilaian

Penilaian didesain untuk memberikan umpan balik tentang kompetensi yang telah dicapai, agar dapat

mengidentifikasi kelemahan sehingga dapat segera meningkatkan kemampuan.

Penilaian terdiri dari berbagai metode, yaitu:

- Ujian tulis

- Ujian praktikum

- Penugasan dan Presentasi

- OSCE (pada modul keterampilan klinik 1)

Pembobotan nilai:

No Komponen Penilaian Bobot

1 Ujian teori (tertulis) 40 %

2 Ujian praktikum 20 %

3 Laporan praktikum / penugasan / pretest 20 %

4 Sikap, perilaku, ketrampilan berkomunikasi (BBDM) 20 %

Nilai Angka Nilai Mutu Angka Mutu Sebutan Mutu76 – 100 A 4 Sangat Baik

70 – 75,99 B 3 Baik60 – 69,99 C (lulus) 2 Cukup50 – 59,99 D 1 Tidak lulus0 – 49,99 E 0 Tidak lulus

7

Page 8: Silabus 21 November 20133333

KOMPONEN NILAI MODUL 1.3

1. Nilai ujian teori formatif 1 (NTF1)2. Nilai ujian teori formatif 2 (NTF2)3. Nilai ujian teori sumatif (NTS)4. Nilai BBDM (NBBDM)5. Nilai ujian teori sumatif (NUS)6. Nilai praktikum akhir (NPA)7. Nilai akhir modul (NAM)8. Nilai penugasan dan pretest (NPP)

NTA = NTF1 + NTF2 + (2 X NTS) 4

NPA = (NP Anatomi + NP Histologi + NP Fisiologi + NP Biokimia + NP Kimia) 5

NAM = ( 4 x NTA)+ (2xNPA)+ (2xNPP)+ (2xNBBDM ) 10

Keterangan :

1. Ujian Formatif 1

Ujian teori integrasi materi awal hingga tengah modul

2. Ujian Formatif 2

Ujian teori integrasi materi tengah hingga akhir modul

4. Ujian Praktikum Modul

Ujian praktikum integrasi materi praktikum tengah hingga akhir modul terdiri dari Anatomi,Histologi,

Fisiologi, Biokimia dan Kimia

5. Ujian Sumatif

Ujian teori integrasi dari awal hingga akhir modul

6. Ujian Teori Remidi

Ujian teori integrasi semua materi awal hingga akhir modul

DAFTAR MASALAH

1. Gangguan gerak

2. Gerakan terbatas

3. Kesemutan

4. Gangguan otot ( nyeri otot, kaku otot, otot mengecil)

5. Nyeri punggung

6. Gangguan sendi

7. Bengkak pada kaki dan tangan

8. Patah tulang*

9. Terkilir

8

Page 9: Silabus 21 November 20133333

DAFTAR PENYAKIT

1. Nyeri nosiseptif

2. Nyeri neuropatik

3. Osteoarthritis

4. Fraktur

5. Dislokasi pada sendi ekstremitas

6. Osteoporosis

7. Trauma sendi

8. Varices

9. Sindroma kompartement

DAFTAR KETERAMPILAN KLINIK

1. Ketrampilan Klinik : Ekstremitas

• Penilaian tonus dan kekuatan otot

• Pemeriksaan sendi ekstremitas

• Palpasi arteri ekstremitas

• Pemeriksaan Tes Allen

• Pemeriksaan capillary refill

• Pengukuran panjang klinis dan anatomis

2. Ketrampilan Klinik : Trunkus

• Inspeksi: postur, habitus

• Inspeksi tulang belakang

(vertebrae ) dalam berbagai posisi

3. Ketrampilan Klinik : Refleks Fisiologis

• Refleks fisiologis ekstremitas superior

• Refleks fisiologis ekstremitas inferior

4. Ketrampilan Klinik : Tes Fungsi

• Penilaian Range of Motion sendi ekstremitas superior dan inferior

9

Page 10: Silabus 21 November 20133333

DAFTAR KASUS BBDM

1. Seorang pasien perempuan ( 76 tahun ) mengalami kecelakaan dengan jatuh terpeleset saat dikamar

mandi. Akibatnya pasien merasakan nyeri yang menyiksa pada panggul kanannya terutama saat

menggerakkan tungkainya. Oleh keluarganya kemudian dibawa kedokter keluarga, dan selanjutnya

dirujuk kerumah sakit dengan diagnosa sementara; suspek fraktur collum femoris dextra.

Diumah sakit dilakukan anamnesa dan pemeriksaan lebih teliti, hidup sendirian dengan pola makan

tidak teratur sehingga status gizinya dikategorikan gizi kurang dan aktifitas fisiknya juga dinilai kurang.

Pada pemeriksaan klinis berat badan 41kg dengan tinggi sekitar 160 cm. pada status lokalis ditemukan

panjang klinisnya berkurang sedangkan panjang anatomisnya tetap. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan foto rontgen pelvis terlihat diskontinuitas pada collum femur dextra dan terkesan

kepadatan tulangnya berkurang akibat osteoporosis

2. Bramantyo umur 21 tahun mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor. Akibat yang

dirasakan adalah rasa amat nyeri pada lengan atas kanannya dan tangannya sulit digerakkan. Oleh

penolongnya diantarkan kerumah sakit ( UGD ) dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh dokter

jaga dengan teliti. Pemeriksaan meliputi anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang.

Pada anamnesa ditemukan saat menabrak mobil disebelah kanan kecepatan motornya mencapai 70

km/ jam. Dan pemeriksaan klinis oleh dokter jaga dilakukan perabaan nadi pada pergelangan tangan

dan diperintahkan menggerakan tangannya. Hasil dari pemeriksaan klinis tersebut ditemukan

kelumpuhan otot- otot extensor tangan dan otot abductor ibu jarinya. Selanjutnya pada pemeriksaan

foto rontgen brachium dextra ditemukan diskontinuitas tulang humerus bagian 1/3 medial.

3. Anto dan Ina melewatkan malam minggu dengan menonton bioskop. Film yang diputar adalah film

horor yang berdurasi cukup lama sekitar 3,5 jam. Ina karena ketakutan menyandarkan kepalanya di

lengan atas Toni selama film berlangsung. Setelah film selesai Toni merasakan lengan kirinya

kesemutan dan lemah bila digerakkan.

4. Nyonya Ani umur 57 tahun datang ke dokter internist dengan keluhan bengkak dan nyeri pada lutut

terutama saat berdiri, berjalan, dan naik tangga,. Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak sekitar 3

tahun yang lalu, dan selama ini menelan obat penghilang nyeri ditoko obat. Pada pemeriksaan yang

meliputi; anamnesa, pemeriksaan kilinis dan pemeriksaan penunjang disimpulkan sebagai penyakit

osteoarthritis pada sendi lututnya.

10

Page 11: Silabus 21 November 20133333

PANDUAN KULIAH

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Epitel Sel MembranBagian : HistologiDosen : Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhD

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. Menjelaskan susunan mikroskopik jaringan epitel secara umum.2. Menjelaskan asal jaringan epitel.3. Menjelaskan asal, susunan mikroskopik dan lokasi endotel dan mesotel.4. Menyebutkan 6 fungsi membran epitel secara umum.5. Menjelaskan lokasi, susunan mikroskopik, fungsi dan asal membran basalis.6. Menjelaskan cara membran epitel mendapatkan makanan.7. Membedakan susunan mikroskopik, lokasi dan fungsi bangunan di bagian bebas sel.8. Menyebutkan 4 macam hubungan antar sel.9. Menyebutkan 3 macam penggolongan jaringan epitel.10.Merinci susunan mikroskopik dari masing-masing epitel.

Jaringan epitel adalah jaringan yang disusun oleh kelompok sel-sel yang tersusun rapat, sebagian besar permukaannya saling kontak satu sama lain dengan sedikit zat interseluler. Jaringan ini menutup permukaan dalam dan luar dari tubuh dan kelenjar serta struktur lain yang merupakan derivatnya.

Epitel terutama berasal dari ektoderm dan entoderm.Fungsi epitel : proteksi; Absorbsi; Ekskresi; Sekresi; Alat indera/sensoris; dan

Kontraktil.Membran basalis yaitu suatu struktur ekstra sel yang terlihat pada dasar sel dari

membran epitel atau kelenjar, terletak di antara epitel dan jaringan ikat longgar.Nutrisi didapatkan dari jaringan ikat di bawahnya secara difusi.Epitel dapat memiliki mikrovili, brush border, striated border, steosilia, kinopsilia atau

flagela.Epitel dibedakan menurut bentuk dan susunan: Epitel selapis pipih, selapis kubis,

selapis silindris dan variasinya, berlapis pipih, berlapis kubis, berlapis silindris, berlapis semu dan variasinya, dan transisional.

1. Ham AW, Leeson TS. Histology, 7th. ed. Philadelphia, Toronto, JB Lippincott, 1974 pp 186 – 204.

2. Bloom W, Fawcett DW. A Textbook of Histology, 9 th. ed. Tokyo, Igaku Shoin Ltd, 1971 pp 77 – 110.

3. Janquiera LC. Histologi dasar, terjemahan Adji Darma, Jakarta EGC 1980 pp 62 – 88.4. Bevelander G. Ramaly JA. Dasar-dasar Histologi, terjemahan Wisnu Gunarso, Jakarta,

Erlangga 1988 pp 34 – 44.

11

Page 12: Silabus 21 November 20133333

BBDM Hyaline membran disease (epitel skuamus simpleks) Laserasi vagina (epitel skuamus kompleks non keratin) Laserasi kulit (epitel skuamus kompleks berkeratin) Hipertiroid (epitel kuboid simpleks) Diare (epitel kolumner simpleks) ISPA (epitel kolumner pseudokompleks bersilia bergoblet) Batu saluran kemih (epitel transisional)1. Epitel tersusun oleh:

a. Sedikit jaringan ikat dan banyak selb. Sel dan jaringan ikat sama banyakc. Sedikit sel dan banyak jaringan ikatd. Jaringan ikat dan sel tergantung organnya.e. Sel dan jaringan ikat tak jelas banyaknya.

2. Fungsi epitel pada glomerulus adalah:a. Sebagai pelapis selb. Sebagai pelindung selc. Untuk penyerapand. Untuk produksi darahe. Untuk filtrasi metabolit

3. Lapisan yang terdapat pada epitel skuamus kompleks non keratin:a. Germinativumb. Spinosumc. Lusidumd. A dan B benare. A, B dan C benar

EpitelMembran basalisMikrovili, brush border, striated border, steosilia, kinopsilia atau flagela.Epitel selapis pipih / skuamous simpleks,Epitel selapis kubis / kuboid simpleks,Epitel selapis silindris / kolumner simpleks,Epitel berlapis pipih / skuamus kompleks,Epitel berlapis kubis / kuboid kompleks,Epitel berlapis silindris semu / kolumner pseudokompleks,Epitel transisional.

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Epitel KelenjarBagian : HistologiDosen : Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhD

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. Menjelaskan urutan pembentukan kelenjar dan epitel.2. Menjelaskan dasar klasifikasi kelenjar eksokrin dan endokrin.3. Menjelaskan klasifikasi kelenjar eksokrin menurut 7 dasar klasifikasi.4. Membedakan susunan mikroskopik kelenjar eksokrin dan endokrin.5. Menjelaskan arti kelenjar campuran eksokrin dan endokrin.

Kelenjar berasal dari sel-sel epitel yang invaginasi ke dalam jaringan ikat di bawahnya. Kemudian mengalami proliferasi dan diferensiasi menjadi jaringan lain yang dapat bersekresi.

Berdasarkan duktusnya dibedakan menjadi: Kelenjar tunggal dan majemuk. Berdasarkan dari unit sekresinya dibedakan menjadi:Tubuler, Asiner, Alveoler, Tubulo–alveolar. Berdasarkan strukturnya dibedakan menjadi: Uniseluler dan Multiseluler. Berdasarkan letaknya dibedakan menjadi: Intra epithelial dan Sub epithelial. Berdasarkan

12

Page 13: Silabus 21 November 20133333

sifat hasil sekresi: sel hidup atau germ cell dan benda mati. Berdasarkan cara mensekresinya dibedakan menjadi: holokrin, merokrin, dan apokrin. Berdasarkan sifat kimiawi dan hasil sekresi: Serous, Mukus, dan campur (seromukous atau mukoserous).

1. Ham AW, Leeson TS. Histology, 7th. ed. Philadelphia, Toronto, JB Lippincott, 1974 pp 186 – 204.

2. Bloom W, Fawcett DW. A Textbook of Histology, 9 th. ed. Tokyo, Igaku Shoin Ltd, 1971 pp 77 – 110.

3. Janquiera LC. Histologi dasar, terjemahan Adji Darma, Jakarta EGC 1980 pp 62 – 88.

4. Bevelander G.Ramaly JA. Dasar-dasar Histologi, terjemahan Wisnu Gunarso, Jakarta, Erlangga 1988 pp 34 – 44

BBDM Parotitis (kelenjar serous murni) Diabetes mellitus (kelenjar endokrin sekaligus eksokrin) Diare (sel goblet)

1. Sel goblet terdapat di:a. Esofagusb. Mukosa ususc. Trakhead. Alveoli parue. Folikel tiroid

2. Kelenjar tiroid termasuk:a. Epitel skuamus simpleksb. Epitel skuamus kompleksc. Epitel kuboid simpleksd. Epitel kolumner simplekse. Epitel pseudokompleks bersilia+bergoblet

KelenjarKelenjar tunggal dan majemuk.Kelenjar tubuler, asiner, alveoler, tubulo–alveolar.Kelenjar Uniseluler dan Multiseluler.Kelenjar Intra-epithelial dan sub-epithelial.Kelenjar holokrin, merokrin, dan apokrin.Kelenjar serous, mukus, seromukous atau mukoserous.

Kuliah Mimbar (Ke-...) : TulangBagian : HistologiDosen : dr. Fanti Saktini, M.Si.Med

13

Page 14: Silabus 21 November 20133333

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk Mengenal dan menjelaskan struktur mikroskopis dan histofisiologis dari :

1. otot rangka/otot seran lintang.2. otot jantung.3. otot polos.

Jaringan otot ini tersusun dari sel-sel dengan nukleus yang jelas batasnya, sitoplasmanya berwarna merah dengan pengecatan eosin dan fibril-fibrilnya (miofibril) yang terdapat di dalam sitoplasma. Miofibril tersusun dari protein kontraktil dan terlihat jelas pada otot seran lintang dan otot jantung dengan mikroskop cahaya. Batas-batas selnya jelas terlihat karena terbungkus sarkolemma (suatu lapisan yang menyerupai membran yang merupakan bahan dasar amorf dan menempel pada membran plasma).Pertumbuhan dan regenerasi: Embrional berasal dari myoblast. Paska lahir dapat menjadi lebih panjang dan lebih lebar untuk mengimbangi pertumbuhan kerangka. Ukuran yang dicapai bergantung pada jumlah latihan yang dilakukan. Sesudah tahun pertama kehidupan, seluruh pertumbuhan otot rangka disebabkan pembesaran serat otot yang telah ada (hipertrofi) jadi tidak disebabkan bertambahnya serat otot (hiperplasia).Ciri-ciri otot seran lintang: Intinya banyak; bentuknya oval terletak di perifer sarkoplasma, pada penampang melintang pada sitoplasmanya tampak granula kasar (miofibril) yang merupakan bagian sel yang kontraktil, penampang memanjang terlihat garis melintang gelap dan terang secara bergantian.Ciri - ciri otot polos: Sel otot polos bentuk fusiformis, Inti satu, bentuk pipih terletak di tengah terdapat kromatin granuler dan berwarna pucat. Pada penampang lintang tampak diameternya tidak sama ukurannya dan intinya tidak selalu tampak. Sel-sel ini tersusun berlapis-lapis, serat ototnya terbungkus membran plasma yang penuh dengan gelembung-gelembung yang diduga berkaitan dengan aktivitas pinositosis. Di luar membran terdapat lapisan homogen yang serupa membran basal dan di luarnya lagi terdapat serat retikuler dan serat kolagen. Sedangkan pada otot lainnya jarang terdapat jaringan penyambungnya. Kontraksi otot polos relatif lambat dan kontraksinya lama tanpa merasa lelah. Otot polos dapat berkontraksi partial/seperti gelombang.Sel-sel otot jantung bercabang dan saling beranastomose sehingga berkas selnya bersatu dengan erat dan terjalin sedemikian rupa agar dapat menghasilkan gelombang kontraksi ritmis khas yang menyebabkan "pemerasan keluar" isi jantung oleh otot ventrikel jantung. Ciri-ciri otot jantung: Serat-seratnya bercabang dan bersinambungan secara luas sehingga batas sel tak jelas dan terdapat celah-celah sempit di antaranya. Terdapat garis melintang, identik OSL. Inti satu atau dua terletak di tengah dan lebih besar dari OSL.Sel otot dikelilingi endomisium dimana di sekitarnya terdapat banyak jala-jala kapiler, pembuluh limfe dan hanya sedikit jaringan ikatnya.Miofibrilnya saling beranastomose, diameternya bervariasi dan bentuknya silindris

Terdapat garis tranversal yang berwarna gelap yang melintasi rangkaian sel jantung berupa garis lurus/seperti tangga pada interval yang tak teratur disebut: Diskus interkalatus/diskus interkalaris.

Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991: 32-51.J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology 8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.

14

Page 15: Silabus 21 November 20133333

BBDM Pembentukan kalus Defisiensi kalsium Hiperparatiroid Osteoporosis

Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang diampu

MiositEpimysium, Perimysium, endomysium, sarcoplasma, sarcolemma

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Jaringan IkatBagian : HistologiDosen : dr. Akhmad Ismail, M.Si.Med

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. menjelaskan arti jaringan ikat dan klasifikasinya2. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologi jaringan ikat mesenkim dan

jaringan ikat gelatinosa3. menjelaskan susunan mikroskopis sel-sel pada jaringan ikat longgar4. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologi jaringan ikat padat5. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologi jaringan ikat lemak

Jaringan ikat merupakan jaringan yang bertanggung jawab memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh, yang terdiri dari suatu matriks yang berfungsi menghubungkan dan mengikat sel dan organ. Jaringan ikat berfungsi terutama dari komponen ekstraselnya. Matriks ekstraseleler ini terdiri dari serabut-serabut protein, suatu zat dasar amorf dan cairan jaringan. Cairan jaringan mengandung terutama air dan elektrolit. Dipandang dari komposisi struktural jarinagn ikat dapat dibagi dalam tiga komponen yaitu komponen sel, serabut protein dan zat dasar.Jaringan ikat berkembang dari suatu jaringan embrionik, mesenkim, menjadi asal semua jenis jaringan.Ada tiga jenis serabut jaringan penyambung yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan

15

Page 16: Silabus 21 November 20133333

serabut retikuler

5. Ham AW, Leeson TS. Histology, 7th. ed. Philadelphia, Toronto, JB Lippincott, 1974 pp 186 – 204.

6. Bloom W, Fawcett DW. A Textbook of Histology, 9 th. ed. Tokyo, Igaku Shoin Ltd, 1971 pp 77 – 110.

7. Janquiera LC. Histologi dasar, terjemahan Adji Darma, Jakarta EGC 1980 pp 62 – 88.8. Bevelander G. Ramaly JA. Dasar-dasar Histologi, terjemahan Wisnu Gunarso, Jakarta,

Erlangga 1988 pp 34 – 44.

BBDM Lipoma (jaringan ikat lemak) Aneurisma (jaringan ikat elastis) Marfan syndrome Tendinitis (jaringan ikat kolagen) Urtikaria/eosinofilia (jaringan ikat longgar)

4. Jaringan ikat :a. Sedikit jaringan ikat dan banyak selb. Sel dan jaringan ikat sama banyakc. Sedikit sel dan banyak jaringan ikatd. Jaringan ikat dan sel tergantung organnya.e. Sel dan jaringan ikat tak jelas banyaknya.

5. Termasuk jaringan ikat khusus:a. Jaringan ikat mesenkimb. Jaringan ikat gelatinosac. Jaringan ikat elastisd. Jaringan ikat retikulere. Jaringan ikat lemak

Jaringan ikatJaringan ikat embrionalJaringan ikat kolagenJaringan ikat elastisJaringan ikat retikulerJaringan ikat khusus

Kuliah Mimbar (Ke-...) : TulangBagian : HistologiDosen : dr. Fanti Saktini, M.Si.Med

16

Page 17: Silabus 21 November 20133333

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologis tulang.2. mengidentifikasi susunan mikroskopis tulang.3. menjelaskan proses pembentukan & pertumbuhan tulang.4. menjelaskan proses penyembuhan fraktur.

1. Tulang merupakan salah satu jaringan ikat khusus yang tersusun dari zat interseluler dengan 90% kolagen dan 10% bahan amorf berupa kondroitin sulfat dan asam hialuronat, yang mengalami kalsifikasi sebagai matriks tulang, serta sel-sel: osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

2. Secara histologis jaringan tulang terdiri dari 2 macam, yaitu: (1) tulang imatur/primer/ muda/woven dan (2) tulang matur/sekunder/ dewasa/ lamelar/kompakta.

3. Perkembangan jaringan tulang terjadi melalui 2 cara, yaitu: osifikasi intra membranosa, dan osifikasi endokondral.

4. Pada proses penyembuhan fraktur terjadi fagositosis bekuan darah, proliferasi fibroblas pada periosteum dan endosteum, membentuk jaringan seluler di sekitar fraktur dan menembus di antara ujung-ujung fragmen, Selanjutnya dibentuk tulang imatur dengan osifikasi endokondral dari fragmen kecil tulang rawan yang terdapat dalam jaringan penyambung, serta dibentuk tulang melalui osifikasi intramembranosa secara bersamaan. Trabekula yang dibentuk dengan tidak teratur oleh tulang imatur akan bersatu dengan ujung-ujung tulang yang patah membentuk kalus tulang yang berupa tulang rawan. Jaringan tulang primer dari kalus tersebut akan berangsur-angsur direabsorbsi oleh osteoklas dan digantikan oleh jaringan tulang lamelar yang dibentuk oleh osteoblas, sehingga menghasilkan struktur tulang seperti semula.

Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991: 32-51.J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology 8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.

17

Page 18: Silabus 21 November 20133333

BBDM Pembentukan kalus Defisiensi kalsium Hiperparatiroid Osteoporosis

Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang diampu

TulangPeriosteum, endosteumOsteoblas, osteosit, osteoklasSistema HaversiKalusOsifikasi intramembranosaOsifikasi endokondral

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Tulang Rawan dan SendiBagian : HistologiDosen : dr. Fanti Saktini, M.Si.Med

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologis tulang rawan.2. menjelaskan proses pembentukan dan pertumbuhan tulang rawan.3. Menjelaskan perubahan yang dapat terjadi pada tulang rawan.4. menjelaskan jenis tulang rawan sesuai dengan struktur penyusunnya.5. mengidentifikasi susunan mikroskopis tulang

Tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan ikat khusus yang berfungsi menahan beban mekanis, sehingga membantu gerak sendi dan tulang. Fungsi ini dimungkinkan karena matriks ekstraseluler diperkaya glikosami-noglikan dan proteoglikan, molekul makro yang berinteraksi dengan kolagen dan serabut elastis, sehingga membentuk konsistensi yang padat. Selain itu, tulang rawan juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang panjang, sebelum dan setelah lahir.

Tulang rawan berkembang dari mesenkim. Sel-sel mesenkim mengelompok, kemudian kehilangan prosesusnya selanjutnya berdeferensiasi menjadi kondroblas. Zat interseluler banyak berkumpul di sekeliling sel membentuk teritorial matriks, dan sel-sel ini sekarang disebut: kondrosit (berada di dalam lakuna). Terbentuknya matriks memisahkan kondroblas satu dengan yang lain. Arah diferensiasi kartilago dari pusat ke luar, sehingga makin ke tengah, sel makin menyerupai kondrosit.

Pertumbuhan kartilago terdiri dari pertumbuhan interstisial (mitosis kondrosit) dan aposisional (diferensiasi sel perikondrial).

Perubahan yang dapat terjadi pada tulang rawan : 1) Enchondral ossification, 2) Asbest faserung. 3) kondroitin sulfatnya berganti dengan zat albuminoid. 4) proses pengapuran pada susbstansia interseluler, akhirnya degenerasi.

Variasi dari komposisi matriks ekstraseluler menghasilkan tiga jenis tulang rawan, yaitu: tulang rawan hyalin, tulang elastis dan fibrokartilago.

18

Page 19: Silabus 21 November 20133333

Tulang rawan terdiri dari sel-sel yang disebut kondrosit (Latin: chondros, kartilago + kytos, sel) dan matriks interseluler yang terdiri dari serabut-serabut dan substansi dasar. Kondrosit mensintesis dan mensekresi matriks interseluler, sementara kondrosit sendiri terletak di rongga matriks (lakuna). Di dalam satu lakuna dapat terisi satu kondrosit atau lebih. Bila satu lakuna terisi beberapa kondrosit disebut: sel isogen atau isogen group.

Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991: 32-51.J. Charlos Junquiera, Jose Carneiro, Robert Okelley. Basic histology 8 ed. London: Prentice Hall International limited, 1995: 124-51.Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed Baltimore Maryland: Williams & Wilkins: 32-51Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jan Tambajong. Jakarta: Binarupa Aksara, 1987: 339-49,395-400.

BBDM Fraktur costa Dislokasi sendi HNP Simfisiolisis

Tuliskan soal-soal latihan berkaitan dengan pokok bahasan yang diampu

Tulang RawanTulang Rawan hyalinTulang Rawan elastisTulang Rawan fibrosaPerikondriumOsteoblas, osteositIsogen group

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Saraf TepiBagian : HistologiDosen : dr. R.B. Bambang Witjahjo, M.Kes

19

Page 20: Silabus 21 November 20133333

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk menjelaskan susunan mikroskopis dan histofisiologi :

1. neuron dan neuroglia2. saraf perifer3. akhiran saraf

Jaringan saraf terdiri neuron yang berasal dari neuroblas dan neuroglia yang berasal dari spongioblas. Antar neuron dihubungkan oleh sinaps.

Saraf perifer terdiri dari nervus, ganglion dan akhiran saraf.Akhiran saraf terdiri dari akhiran saraf afferen dan akhiran saraf efferen. Akhiran saraf

efferen terdiri dari akhiran saraf effektor somatis dan akhiran saraf effektor otonom. Akhiran saraf otonom terdiri dari akhiran saraf simpatis dan para simpatis. Sedangkan akhiran saraf afferen terdiri atas akhiran saraf afferen bebas dan akhiran saraf afferen bentuk khusus.

1. Johnson KE, Histology and cell biology 2 ed. London: NMS, 1991:52-9.2. J. charlos junquiera, Jose carneiro, Robert Okelley. Basic histology 8 ed. London:

Prentice Hall International limited, 1995:152-80.3. Ross Mh, Romrell LJ, Kaye GI. Histology a text and atlas. 3 ed Baltimore maryland:

Williams & wilkins: 94-1314. Cormarck DH, Ham Histologi, jilid 1,edisi 9, terjemahan Jam Tambojang. Jakarta:

Binarupa Aksara, 1987:435-95.

BBDM (sesuai SKD 2006) Carpal tunnel syndrome Neuropathy

Yang menyusun neuron, kecuali :a. Dendritb. Axonc. Somad. Selubung myeline. Sinaps

20

Page 21: Silabus 21 November 20133333

Jaringan sarafNeuron, neurogliaNervus, ganglion, akhiran sarafEferenAferen

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Fisiologi SelBagian : FisiologiDosen :dr. Gana Adyaksa, M.Si.Med./dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si.Med.

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk menjelaskan fisiologi sel pada manusia

Relevansi : Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi pada sel yang berhubungan dengan sistem konduksi dalam tubuh sebagai landasan pengetahuan dalam mengatasi permasalahan kesehatan sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer.

Sel tersusun dari karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen dan beberapa elemen lain. Semua sel tubuh juga mempunyai beberapa persamaan fungsi dasar. Sel tubuh manusia mempunyai 3 bagian utama : membran plasma, sitoplasma dan nukleus (inti sel). Membran plasma merupakan batas luar dari sel. Sitoplasma merupakan suatu cairan intrasel dan terdapat organela sel di dalamnya yaitu struktur-struktur sel yang mempunyai fungsi spesifik. Nukleus mengatur aktivitas sel dan terdapat pada pusat sel.

1. Sherwood, L. Introduction to Human Physiology. United States : Brooks/Cole Cengage Learning, 20122. Costanzo LS. Board Review Series Physiology. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins, 2011

3. Guyton CE, Hall JE. Text Book of Medical Physiology. International ed. 11th. Pennsylvania: Elsevier Inc, 2006.

21

Page 22: Silabus 21 November 20133333

-Lapisan ganda lipid-Protein-Hubungan interselular-Difusi sederhana-Transpor aktif primer dan sekunder-Saluran ion

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Fisiologi SarafBagian : FisiologiDosen : dr. Gana Adyaksa, M.Si.Med./ dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si.Med.

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk menjelaskan fisiologi syaraf tepi pada manusia

Relevansi : Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi pada syaraf tepi yang berhubungan dengan sistem konduksi dalam tubuh sebagai landasan pengetahuan dalam mengatasi permasalahan kesehatan sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer.

Saraf dan otot merupakan jaringan eksitabel / dapat dirangsang karena keduanya menghasilkan sinyal apabila mendapat stimulus. Neuron menggunakan sinyal elektrik untuk menerima, memproses, memulai dan meneruskan pesan. Pada sel otot, sinyal elektrik ini mengawali terjadinya kontraksi. Maka dari itu, sinyal elektrik berperan pada fungsi sistem saraf dan otot.

1. Sherwood, L. Introduction to Human Physiology. United States : Brooks/Cole Cengage Learning, 20122. Costanzo LS. Board Review Series Physiology. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins, 2011

3. Guyton CE, Hall JE. Text Book of Medical Physiology. International ed. 11th. Pennsylvania: Elsevier Inc, 2006.

22

Page 23: Silabus 21 November 20133333

1. Konduktivitas saraf2. Resting membran potential3. Gated channels4. Sinyal elektrik (potensial bertingkat dan potensial aksi)5. Sinaps6. Sumasi7. Neurotransmitter8. Reseptor sensorik9. Nyeri10. Refleks

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Fisiologi OtotBagian : FisiologiDosen : dr. Gana Adyaksa, M.Si.Med./ dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.Si.Med.

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk menjelaskan fisiologi otot pada manusia

Relevansi : Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi pada otot yang berhubungan dengan sistem lokomosi tubuh sebagai landasan pengetahuan dalam mengatasi permasalahan kesehatan sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer.

Fungsi lokomosi merupakan fungsi dasar dalam kehidupan manusia. Salah satu sistem yang berperan dalam menjalankan fungsi lokomosi adalah sistem muskuloskeletal. Otot rangka merupakan tipe otot yang berperan dalam sistem lokomosi tubuh mempunyai sifat antara lain eksitabilitas, kontraktilitas, ekstensibilitas, dan fleksibilitas.

1. Sherwood, L. Introduction to Human Physiology. United States : Brooks/Cole Cengage Learning, 20122. Costanzo LS. Board Review Series Physiology. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins, 20113. Guyton CE, Hall JE. Text Book of Medical Physiology. International ed. 11th. Pennsylvania: Elsevier Inc, 2006.

23

Page 24: Silabus 21 November 20133333

Otot Rangka :MorfologiPeristiwa listrik dan arus ionRespons kerutanMekanisme kontraksiMacam-macam kontraksiSumber energi dan metabolismeSifat-sifat otot dalam organisme yang utuh

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Kimia Mekanisme I dan IIBagian : KimiaDosen : Indah Saraswati, S. Si., M. Sc.

TIU : Mahasiswa setelah mengikuti kuliah Kimia Mekanisme I dan II akan dapat mengenal dan menjelaskan jenis-jenis reaksi senyawa organik dan mekanismenya.

TIK : Mahasiswa setelah mengikuti kuliah Kimia Mekanisme I dan II akan dapat menjelaskan karakteristik dan mekanisme yang dijalani beberapa gugus fungsi dalam tubuh manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Senyawa organik, atau yang sering disebut juga sebagai senyawa karbon, memegang peranan penting dalam berbagai proses yang terjadi di dalam tubuh manusia. Diantara sekian banyak senyawa organik, ada beberapa senyawa organik utama yang terlibat langsung dalam berbagai mekanisme reaksi yang terjadi di dalam tubuh.

Serangkaian proses ini melibatkan beberapa gugus fungsi penting yang terkait dengan 24

Page 25: Silabus 21 November 20133333

struktur kimia dari karbohidrat tersebut, antara lain gugus alkohol, aldehid, alkanon (keton), ester, dan asam karboksilat. Masing-masing gugus fungsi tersebut akan saling berinteraksi berdasarkan sifat yang khas dalam mengikat atom-atom yang ada di dekatnya ataupun justru mengikat atom-atom yang berjauhan. Hal ini dikarenakan pada masing-masing jenis reaksi dan masing-masing gugus fungsi memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan satu dengan lainnya.

1. Fessenden, Kimia Organik, Erlangga, 20092. Sumardjo, Damin, Pengantar Kimia Kedokteran, EGC, 2008

Mekanisme reaksi organik IMekanisme reaksi organik II

Seorang laki-laki mengalami kecelakan tunggal dengan menggunakan mobil. Dari hasil laboratorium, diperoleh bahwa kadar alkohol dalam darah dari laki-laki tersebut berada di atas ambang batas.

Sasaranpembelajaran:1. Karakteristik alkohol2. Senyawa organik yang memiliki gugus fungsi alkohol3. Pengaruh alkohol dalam tubuh manusia

1. Di dalam tubuh, asam sitrat terbentuk dengan adanya mekanisme reaksi :(A) Kondensasi dan hidrolisis(B) Kondensasi dan adisi(C) Adisi dan hidrolisis(D) Adisi dan eliminasi(E) Kondensasi dan eliminasi

2. Senyawa organik dengan gugus fungsi alkohol menjalani reaksi berikut ini(A) Adisi(B) Substitusi(C) Eliminasi – adisi(D) Dehidrasi(E) Reduksi

3. Salah satu mekanisme yang dijalani alkohol di dalam tubuh adalah esterifikasi. Jika dilihat dari klasifikasi alkohol, tipe alkohol yang paling reaktif menjalani reaksi tersebut adalah:(A) Alkohol primer bercabang(B) Alkohol sekunder(C) Alkohol tersier(D) CH3OH(E) Alkohol sekunder bercabang

25

Page 26: Silabus 21 November 20133333

Mekanisme reaksiStruktur senyawa kimiaReaksi yang menghasilkan energi bagi tubuhGugus fungsi yang terlibatReaksi yang melibatkan gugus fungsi

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Kimia Enzim dan MineralBagian : KimiaDosen : dr. Aryoko Widodo, M. Si. Med.

TIU : Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi menjelaskan klasifikasi, sifat-sifat, dan kegunaan dari enzim dan mineral.

TIK : Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. Menjelaskan karakteristik dan klasifikasi enzim.2. Menjelaskan mekanisme kerja enzim beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.3. Menjelaskan berbagai macam mineral yang diperlukan tubuh beserta fungsinya.

Enzim dapat didefinisikan sebagai suatu biokatalisator yang menjalankan dan mengatur perubahan-perubahan kimia dalam makhluk hidup. Kebanyakan enzim terdapat dalam alat-alat atau organ-organ yang hidup. Enzim atau fermen tersusun atas dua komponen, yaitu apoenzim (feron) atau koenzim (agon).

Cara kerja enzim sangat karakteristik dimana akan selalu berhubungan dengan energy aktivasi yang diperlukan dalam suatu reaksi. Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas kerja dari enzim. Diantara faktor-faktor yang penting adalah pengaruh pH, suhu, konsentrasi substrat, dan kosentrasi enzim.

Dalam tubuh dapat dijumpai 26 unsur kimia, yaitu oksigen, hidrogen, nitrogen, dan karbon, yang menempati 96% berat badan. Unsur ini merupakan unsur utama dalam bio molekul. Selain itu ada juga unsur-unsur mikro lain yang diperlukan oleh tubuh. Unsir-unsur ini dikatakan sebagai mineral.

Mineral-mineral esensial yang diperlukan tubuh namun tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh dinamakan biomineral. Di dalam tubuh, biomineral ini terdapat dalam bentuk senyawa anorganik, bentuk ion, bentuk terikat, atau komponen dari suatu senyawa organik.

1. Sumardjo, Damin, Pengantar Kimia Kedokteran, EGC, 2008

EnzimMineral

26

Page 27: Silabus 21 November 20133333

Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke dokter dan mengeluh sering pusing dan terkadang sampai seperti mau pingsan. Dari pemeriksaan tekanan darah, diperoleh hasil 90/60, padahal pasien tersebut menyatakan bahwa tensi nya biasanya pada kisaran 120/80. Oleh dokter disarankan untuk mengkonsumsi penambah darah dan makan-makanan yang kaya zat besi, seperti bayam dan daging ikan.

Sasaran Pembelajaran:1. Fungsi zat besi2. Klasifikasi zat besi dalam sistem biomineral3. Definisi biomineral dan fungsinya secara umum bagi tubuh manusia

Seorang perempuan berusia 25 tahun mengeluh sering mengalami rasa kembung setelah makan, padahal telah mengkonsumsi obat maag selama tiga hari berturut-turut, namun tidak ada perubahan. Dokter mendiagnosa bahwa pasien tersebut bermasalah pada enzim pencernaannya, dan menyarankan pasien tersebut untuk mengkonsumsi produk enzim pencernaan dan membiasakanj pola makan sehat.

Sasaran Pembelajaran:1. Definisi dan penyusun enzim2. Jenis-jenis enzim pencernaan dan cara kerja dalam sistem pencernaan

1. Pernyataan berikut yang benar adalah :(A) urease bekerja baik pada suhu 37 °C;(B) pepsin adalah enzim yang bekerja baik dalam suasana alkalis;(C) daerah pH optimum amilopsin adalah asam;(D) substrat dari amilopsin adalah protein;(E) semua enzim adalah protein

2. Berikut yang merupakan salah satu fungsi mineral Na di dalam tubuh, adalah :(A) mengatur keseimbangan asam-basa atau pH(B) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi(C) aktivator enzim fosfatase(D) merupakan kation utama dalam cairan intraseluler(E) berperan dalam proses pembekuan darah

3. Enzim diklasifikasikan menjadi 6 golongan sebagai berikut, kecuali:(A) Hidrolase(B) Transferase(C) Isomerase(D) Ligase(E) Esterase

Struktur dan klasifikasi enzimCara kerja enzimFaktor yang mempengaruhi cara kerja enzimMineral dan biomineralFungsi mineral

27

Page 28: Silabus 21 November 20133333

Kuliah Mimbar (Ke 1) : METABOLISME ENERGI (Bioenergetika)Bagian : BiokimiaDosen : dr. Setia Raharja M Kes, dr Pujadi SU, dr Kusmiyati DK, MKes

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berkaitan dengan metabolisme biokimia yang digunakan melakukan gerak pada sistem lokomotor antara lain: metabolisme karbohidrat, metabolime creatin fosfat, metabolime lemak, metabolisme asam amino, metabolisme purin.

Metabolisme energi (bioenergetika) merupakan perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. ATP sebagai sumber energi tinggi. Energi tinggi ATP didapatkan melalui:

metabolime karbohidrat meliputi glikolisis, glikogenesis, glukoneogenesis, siklus Krebs, fosforilasi oksidasi.

metabolisme cratin fosfat metabolisme lemak: asam lemak dan benda keton metabolisme asam amino metabolisme nukleotida : purin dan pirimidin

Murray RK, Ranner DK, Rodwell VW .Biokimia Harper. Ed 27. Alih bahasa.2009.EGC. Jakarta.

Koolman J, Klaus HR. Atlas berwarna & biokimia. Alih bahasa. Hipokrates. Jakarta.1995.

28

Page 29: Silabus 21 November 20133333

Diskusi kasus BBDM:PATAH TULANGARTRITIS

Enzim yang bersangkutan pada metabolisme energiMetabolisme glukosaMetabolisme lipidSiklus kreabs/TCAMetabolisme asam aminoMetabolisme nukleotida purin

Kuliah Mimbar (Ke-...) : Neurotransmiter Saraf TepiBagian : BiokimiaDosen : dr. Santoso, M.Si.Med

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. Menjelaskan definisi neurotransmiter beserta fungsinya2. Menjelaskan mekanisme biosíntesis asetilkolin3. Menjelaskan mekanisme sekresi asetilkolin4. Menjelaskan interaksi asetilkolin dengan reseptornya pada membran post sinaps.5. Menjelaskan degradasi asetilkolin6. Mengintegrasikan peran asetilkolin dengan kelainan klinik yang disajikan dalam kasus

kelumpuhan ototNeurotransmiter adalah zat yang dilepaskan dari akson terminal neuron pre sinaptik

saat eksitasi dan berpindah melewati celah sinaps baik pada saat eksitasi maupun inhibisi sel target. Sebuah zat dapat disebut sebagai neurotransmiter apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Senyawa disintesis dalam sel presinaptik2. Senyawa dilepaskan oleh sel presinaptik saat stimulasi3. Jika senyawa tersebut dilepaskan secara eksogen ke membran postsinaptik, respon

dari sel postsinaptik harus bersifat in vivoNeurotransmiter dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan struktur

kimiawinya yaitu berupa amina, asam amino dan polipeptida.Asetilkolin merupakan salah satu neurotransmiter yang bertanggungjawab dalam

proses kontraksi otot serán lintang. Neurotransmiter ini dibentuk melalui proses pemindahan gugus asetil dari asetil KoA ke kolin yang dikatalisis oleh enzim kolin asetiltransferase sehingga dihasilkan asetilkolin dan KoA.

Dalam menjalankan fungsinya, asetilkolin akan berikatan dengan reseptornya pada membran postsinaptik.

Setelah menjalankan fungsinya, kelebihan asetilkolin akan dihancurkan atau degradasi oleh enzim esetilkolin esterase menjadi kolin dan asetat.

Kelainan dalam biosíntesis, receptor maupun degradasi asetilkolin berakibat menimbulkan kelainan seperti miastenia gravis dan sebagainya.

29

Page 30: Silabus 21 November 20133333

1. Kandel ER., Schwartz JH., Jessell TM., Principles of Neural Science 4th Ed. McGraw-Hill: 2000

-Lapisan ganda lipid-Protein-Hubungan interselular-Difusi sederhana-Transpor aktif primer dan sekunder-Saluran ion

Bagian : BiokimiaMateri MineralDosen : dr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med

Setelah menyelesaikan subpokok bahasan mata kuliah Mineral (akhir modul 1.3) Anda diharapkan sudah mampu menjelaskan struktur, fungsi dan peran metabolit yang terlibat dalam siklus Krebs; berbagai proses, konsep serta prinsip biokimia produksi energi melalui respirasi aerobik, dengan kompetensi khusus adalah

1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai fungsi utama siklus Krebs2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai kepentingan piruvat pada siklus Krebs3. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pengaturan komplek piruvat

dehidrogenase4. Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan reaksi siklus Krebs

30

Page 31: Silabus 21 November 20133333

5. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai regulasi siklus Krebs6. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai sifat amfibolik siklus Krebs7. Mahasiswa dapat menjelaskan pintasan yang menggunakan senyawa intermidiete

siklus Krebs8. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai energetika siklus Krebs9. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai kepentingan asam amino ke dalam siklus

Krebs10. Mahasiswa dapat menjelaskan kepentingan reaksi anaplerotik dalam siklus Krebs11. Mahasiswa dapat menjelaskan kompartementalisasi mitokondria

Bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dpt memproduksi). Berdasar jumlah yang dibutuhkan tubuh: dibagi 2 : mikroelemen (<100mg) dan makroelemen (>100mg), Makro : sodium, potasium, klorida, magnesium, fosfor dan kalsium. ikro : besi, tembaga, zinc, iodium, dan fluoride

1. Setyawati AN. Buku Ajar Biokimia: Mineral.20132. Murray, Robert K. Harper’s Biochemistry. Harper’s Biochemistry 27th ed.3. Lehninger’s Biochemistry4. Montgomery, Conway, Spector. Biochemistry: A Case Oriented Approach 5th

ed.The CV Mosby Company 1992

Kreb’s Cycle Animation:http://www.youtube.com/watch?v=hw5nWB0xN0YKreb’s Cycle Mitochondria:http://www.youtube.com/watch?v=-_8aYKcQZ_Q

BBDM

1. Sebuah keluarga Kanada etnis India di mana teridentifikasi dengan anak-anak dengan mental terbelakang, dan mengalami kejang serta kelainan neurologis lainnya. Hipoglikemia muncul pada kondisi berpuasa pada dua anak. Pengobatan dengan pemberian farmakologi dari tiamin, asam lipoat, biotin, riboflavin tanpa efek. Satu anak meninggal di 3 ½ bulan dan satu lagi di 4 ½ bulan, ketiga masih hidup di usia 23 bulan usia. Pemeriksaan enzim menunjukkan rendahnya tingkat aktivitas baik piruvat dehidrogenase komplek dan alfa-ketoglutarat dalam fibroblas berbudaya dari salah satu saudara kandung. Pasien-pasien ini tampaknya memiliki cacat parsial dalam oksidasi piruvat, serta alfa-ketoglutarat dalam siklus Krebs.Mereka juga memiliki asidosis metabolik kronis dan diduga dijumpai dengan kenaikan metabolit, yaitu ...?

2. Laporan kasus inborn error siklus Krebs pada tiga saudara kandung dengan hipotonia, asidosis metabolik, hiperlaktatemia dan segera setelah lahir. Kerusakan neurologis mengakibatkan kematian pada usia sekitar 30 bulan. Nilai molar benda keton dalam plasma neonatus rendah dan asidosis laktat bawaan diidentifikasi sebagai indikasi disfungsi dari siklus asam trikarboksilat. Nilai glutamat dan glutamin secara konsisten mengalami peningkatan pada tiga bersaudara tersebut.Tampilan deskripsi tersebut, bersama dengan ekskresi asam alpha-ketoglutarat yang terekskresi pada urin menunjukkan defek pada...?

3. Kesalahan bawaan siklus Krebs, dalam dua saudara yang lahir dari orangtua yang

31

Page 32: Silabus 21 November 20133333

bersaudara sepupu. Mereka datang dengan ensefalopati progresif, distonia, leukopenia, dan neutropenia. Peningkatan laktat dalam cairan serebrospinal dan ekskresi fumarat tinggi dalam urin menunjukkan defek rantai pernapasan dan dari Krebs.

1. Berikut ini yang bisa dikategorikan bukan tahapan respirasi aerobik? A. Glikolisis B. Oksidasi piruvat C. Siklus Krebs D. Rantai transfer elektron

2. Berikut ini bukan reaksi yang dilakukan oleh piruvat dehidrogenase komplek...A. Reaksi dekarboksilasiB. Produksi ATPC. Produksi gugus asetil dari piruvatD. Kombinasi gugus asetil dengan kofaktor

3. The isomerization of citrate to isocitrate:A. is the only unnecessary step of the citric acid cycle.B. protects cells from the toxic effects of arsenite ion.C. converts a tertiary alcohol, which cannot easily be oxidized, to a secondary alcohol that can be oxidized.D. is a major regulatory step for the citric acid cycle.E. is an oxidation reaction.

4. Which of the following causes pyruvate dehydrogenase kinase to catalyze the phosphorylation and inactivation of E1 in the pyruvate dehydrogenase complex?

A. elevated concentrations of NADH and ATPB. elevated concentrations of NAD+ and ADPC. Ca2+D. insulinE. elevated concentrations of acetyl-CoA

5. The two main purposes of the citric acid cycle are:A. synthesis of citrate and gluconeogenesis.B. degradation of acetyl-CoA to produce energy and to supply precursors for anabolism.C. degradation of pyruvate to produce energy and to supply precursors for anabolism.D. degradation of glucose to produce energy and to supply precursors for anabolism.E. degradation of pyruvate to produce energy and to synthesize oxaloacetate for Gluconeogenesis

Krebs cycle, Intermediate metabolism, Mitokondria, Amfibolik, Anaplerotik

Bagian : BiokimiaMateri MineralDosen : dr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med

Setelah menyelesaikan subpokok bahasan mata kuliah Mineral (akhir modul 1.3) Anda diharapkan sudah memenuhi:Tinjauan Instruksional Umum (TIU)

1. Memahami senyawa mineral.2. Memahami pembentukan mineral3. Memahami dasar yang melandasi penyebab penyakit defisiensi mineral4. Mamahami proses katabolisme mineral5. Memahami penyakit-penyakit akibat terganggunya proses katabolisme mineral

32

Page 33: Silabus 21 November 20133333

Tinjauan instruksional Khusus (TIK)1. Menjelaskan mengenai definisi mineral2. Menjelaskan mengenai fungsi mineral3. Menjelaskan angka kecukupan mineral (Recommended Dietary Intake-RDI)4. Menjelaskan klasifikasi mineral5. Menjelaskan bioavailibilitas mineral6. Menjelaskan pengaturan dan regulasi mineral7. Menjelaskan jenis –jenis mikro dan makromineral8. Menjelaskan fungsi masing-masing makromineral dan mikromineral9. Menjeaskan faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi mineral

10. Menjelaskan regulasi keseimbangan mineral11. Menjelaskan akibat defisiensi mineral

Bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. - Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dpt memproduksi) Berdasar jumlah yang dibutuhkan tubuh: dibagi 2 : mikroelemen (<100mg) dan makroelemen (>100mg) Makro : sodium, potasium, klorida, magnesium, fosfor dan kalsium Mikro : besi, tembaga, zinc, iodium, dan fluoride

1. Setyawati AN. Buku Ajar Biokimia: Mineral.20132. Murray, Robert K. Harper’s Biochemistry. Harper’s Biochemistry 27th ed.3. Lehninger’s Biochemistry4. Montgomery, Conway, Spector. Biochemistry: A Case Oriented Approach 5th

ed.The CV Mosby Company 1992

Mineral 3D Animation:http://www.nebraskamed.com/health-library/3d-medical-atlas/141/vitamins-and-minerals

BBDM1. Bapak Budi datang ke praktek dokter umum dengan tujuan kontrol rutin pengobatan

tekanan darah tinggi. Dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah: 160/100, dokter kemudian memberikan obat anti hipertensi golongan CCB (Calcium channel blocker) dengan pertimbangan untuk mencegah mekanisme kerja kalsium secara biokimiawi..

2. Seorang laki-laki usia 47 tahun datang ke UGD RS, engan kejang >30 x, pekerjaan tukang bangunan dan didapatkan riwayat tertusuk paku seminggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal (DBN). Dokter pemeriksa menerapi pasien dengan dugaan tetanus..

1. Benar untuk mineralA. OrganikB. Terdegradasi oleh cahayaC. Terdegradasi oleh pencernaanD. ElemenE. A dan C benar

2. Meningkatkan absorbsi kalsiumA. Vitamin AB. Vitamin DC. Vitamin E

33

Page 34: Silabus 21 November 20133333

D. Vitamin KE. Vitamin C

3. Vitamin C membantu meningkatkan absorbsiA. FeB. IC. KD. ZnE. Ca

4. Inhibitor kompetitif CuA. FeB. IC. KD. ZnE. Ca

5. Intracelullar calcium binding protein which is required for calcium absorptionA. CalphytaseB. CalbindinC. CalmodulinD. CalcitoninE. Calsiquestrin

Makromineral, mikromineral, trace elements

Kuliah Mimbar (Ke 1) : Matriks ekstraselBagian : BiokimiaDosen : dr. Innawati Jusup, Mkes, SpKJ, dr Amallia Nuggetsiana, M.Si.Med.

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1.Mahasiswa mampu menjelaskan proses biokimia pada jaringan tubuhMahasiswa mampu memahami matrik ekstrasel

Matriks ekstrasel memiliki sejumlah fungsi yang penting terlepas dari fungsinya sebagai

jaringan penyangga bagi sel-sel yang dikelilinginya. Matriks ekstraseluler mengandung tiga

kelompok biomolekul utama :Komponen Matriks Ekstraseluler

1. Protein struktural

Kolagen, merupakan komponen utama pembentuk jaringan ikat membentuk ±

25% dari protein mamalia.

Elastin (memberi daya mulur dan mengerut yang elastis pada jaringan).

Fibrilin (terletak dalam mikrofibril yang berkaitan dengan elastin).

2. Protein khusus

Memiliki fungsi spesifik dalam matriks ekstrasel.

Fibrilin (glikoprotein ukuran besar yang merupakan komponen struktural

mikrofibril).

Fibronektin (glikoprotein yang penting dalam perlekatan dan migrasi sel).

Laminin (komponen penting lamina basalis seperti yang terdapat dalam

34

Page 35: Silabus 21 November 20133333

glomerulus renal).

3. Proteoglikan

Terdiri atas rantai panjang disakarida berulang glikosaminoglikan (GAG) atau

disebut mukopolisakarida yang terikat pada protein inti yang spesifik.

Penyakit genetik antara lain: osteogenesis imperfecta, sindroma marfan.

2. Murray RK, Ranner DK, Rodwell VW .Biokimia Harper. Ed 27. Alih bahasa.2009.EGC. Jakarta.h540-81

3. Koolman J, Klaus HR. Atlas berwarna & biokimia. Alih bahasa. Hipokrates. Jakarta.1995. h306-8

Animasi biosintesi kolagenPowerpoint diunduh di www.innabiochemistry.blogspot.com

Diskusi kasus BBDM:PATAH TULANGARTRITIS

Proses terjadinya kolagen fibriler intrasel:A. Pembentukan serat kolagen dalam susunan double helixB. Hidroksilasi residu prolil dan beberapa residu lisilC. Pemutusan propeptida terminal amino dan karboksil.D. Deaminasi oksidatif gugus aminoresidu lisisE. Pembentukan ikatan silang intra dan antar rantai dipeptida

Matriks ekstraselKolagen, elastin, fibrilin, laminin.Glukosaminoglikan, proteoglikanEnzim yang bersangkutan dengan sintesis kolagen

Kuliah Mimbar (Ke 1) : Metabolisme TulangBagian : BiokimiaDosen : dr. Amallia N. Setyawati, M.Si.Med

Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa berkompetensi untuk :1. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen biokimia pada tulang dan otot2. Mahasiswa mampu memahami proses biokimia pada tulang dan otot

35

Page 36: Silabus 21 November 20133333

BIOKIMIA TULANGTulang adalah jaringan ikat padat yang terdiri atas:

Zat anorganik (mineral), Zat organik (matriks tulang), Zat anorganik berupa kristal, Hidroksapatit yaiut Ca 10 (PO4)6(OH)2, Na +

, Mg 2+ Co3 2- (karbonat), F- (fluorida)

Hidroksiapatit merupakan faktor yang menentukan kekuatan tulang 99% Ca2+ dalam tubuh terhadap dalam tulang. Zat organik pada tulang berupa protein 90-96% adalah kolagen tipe T. Kolagen tipe T dan protein lainnya merupakan bagian kecil pada matriks. Tulang selalu berada dalam keadaan ‘ dinamic equilibrum” atau peristiwa tugor ganti. Peristiwa ini terlaksana karena ada 2 jenis sel, yaitu;

Ø Osteoklas: reabsorbsi tulang ( demineralisasi) dan menghancurkan matriks baruØ Osteoblas: deposisi tulang (mineralisasi) & sintesis matriks baru.

BIOKIMIA OTOTI. OTOT MENGUBAH ENERGI KIMIA MENJADI ENERGI MEKANIS

Otot adalah transducer (mesin) biokimia utama yang mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis). Otot, jaringan tunggal terbesar di tubuh manusia membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa muda dan sedikit lebih kecil 30% pada usia lanjut.

Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukleus yang di kelilingi oleh membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik,yaitu sarkolema. Sel serabut individual yang panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot, mengandung berkas banyakmiofibril yang tersusun sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel yang di sebutsarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen,senyawa berenergi tinggi, ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolilsis.

1. Murray RK, Ranner DK, Rodwell VW .Biokimia Harper. Ed 27. Alih bahasa.2009.EGC. Jakarta.h540-81

2. Koolman J, Klaus HR. Atlas berwarna & biokimia. Alih bahasa. Hipokrates. Jakarta.1995. h306-8

Animasi bone metabolism http://www.youtube.com/watch?v=0dV1Bwe2v6chttp://www.youtube.com/watch?v=78RBpWSOl08Muscle metabolism for energy contractionhttp://www.youtube.com/watch?v=ELyoJZom5N0

Diskusi kasus BBDM:Seorang wanita usia 57 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan keluhan nyeri pada tulang punggung,pada anamnesis didapatkan bahwa pasien sudah tidak mengalami menstruasi sejak 8 tahun yang lalu. Dokter menyarankan kepada pasien untuk dilakukan rontgen dan pemeriksaan BMD (Bone Metre Densitometry)...

36

Page 37: Silabus 21 November 20133333

Hidroksiapatit tersusun atas...A. Ca2+B. KolagenC. OH2_D. A, B benarE. A, B, C benar

Struktur membran plasma otor yang mudah tereksitasi...A. SarkoplasmaB. SarkolemaC. AktinD. MiosinE. Troponin

Hidroksiapatit, troponin, kalsium,Glukosaminoglikan, proteoglikanEnzim yang bersangkutan dengan sintesis kolagen

37