Sectio Caesarea Pada Pasien Obesitas (3)

download Sectio Caesarea Pada Pasien Obesitas (3)

of 8

Transcript of Sectio Caesarea Pada Pasien Obesitas (3)

SECTIO CAESAREA PADA PASIEN OBESITASEko Ivan Harjono*, Purwito Nugroho**

AbstractSectio Caesarea is an artificial labor, in which the fetus is born through an incision in the abdominal wall and the wall of the uterus with the requirements intact uterus and fetal weight above 500 g 1). While obesity is a situation where someone excess> 20% of ideal body weight 2), which caused problems kardiorespirasi limited. So sectio caesarea action in obese patients is an act of artificial birth in patients who are overweight > 20% and can cause more serious risk than in normal patients.AbstrakSectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram 1) . Sedangkan obesitas adalah keadaan dimana seseorang kelebihan >20 % dari berat badan ideal 2) , yang menimbulkan problema kardiorespirasi terbatas. Jadi tindakan seksio sesarea pada pasien obesitas adalah tindakan persalinan buatan pada pasien yang mengalami kelebihan berat badan >20 % dan dapat menimbulkan resiko yang lebih berat daripada seksio sesarea pada pasien normal.Kata Kunci: SECTIO CAESAREA PADA PASIEN OBESITAS

1. PENDAHULUAN

Obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat seluruh dunia, hampir mencapai tingkat pandemi. Menurut survey seluruh penduduk Eropa dan Amerika 20 25 % nya mengalami obesitas, hal ini berkaitan dengan tingkat status sosial ekonomi nya. Bagi obstetric obesitas merupakan salah satu factor yang beresiko tinggi dan merupakan masalah tersering yang dialami para ahli anestesi. Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat obesitas seseorang. Salah satunya adalah BMI ( Body Mass Index ) (tabel 1.1) 3) Tabel 1.1 : Tabel BMIWeightBMI

Normal18,5 24,9

Overweight25,00 29,9

Obesity I30,00 34,9

Obesity II35,00 39,9

Obesity III> 40

Weight ( Kg )BMI ( Body Mass Index ) = -------------------------Height ( m ) 2

1.1 Pada pasien obesitas terjadi problema kardiorespirasi terbatas artinya 2):1.1.1 Kardiovaskuler : Blood volume meningkat cardiac work meningkat, tendensi hipertensi, tidak toleran terhadap dehidrasi, serta resiko thrombosis meningkat1.1.2 Respirasi : Vital capacity menurun, kebutuhan O2 meningkat, sebagian paru ventilasi berkurang shunting, hipoksemia, hiperkarbia; insidens komplikasi paru paska operasi meningkat

1.2 Perubahan patofisiologi yang berkaitan dengan obesitas 3) : 1.2.1 Peningkatan keperluan energy1.2.2 Peningkatan O2 konsumsi1.2.3 Peningkatan CO2 produksi1.2.4 Penurunan FRC1.2.5 V/Q mismatch1.2.6 Kronis hipoksemia1.2.7 Peningkatan Cardiac output1.2.8 Hipertensi pulmonal1.2.9 Hipertensi kronis1.2.10 Hiatus hernia1.2.11 Pengosongan lambung yang tertunda.1.2.12 Diabetes Melitus

1.3 Komplikasi kebidanan yang terkait dengan obesitas 3)1.3.1 Hipertensi1.3.2 Pre eklampsia1.3.3 Diabetes gestasional1.3.4 Gagal lahir spontan1.3.5 Gagal lahir dengan induksi1.3.6 instrumental delivery1.3.7 bedah caesar1.3.8 Operasi dengan waktu yang lama1.3.9 kehilangan darah1.3.10 Perdarahan post partum1.3.11 Trombophlebitis1.3.12 Pulmonary embolus1.3.13 Pneumonia1.3.14 Infeksi saluran kencing1.3.15 Luka infeksi1.3.16 Luka dehiscence1.3.17 Rumah sakit yang berkepanjngan1.3.18 biaya perawatan medic1.3.19 kematian mendadak

1.4 Komplikasi janin terkait dengan obesitas 3):1.4.1 Makrosomia1.4.2 Kehamilan multiple1.4.3 Sungsang1.4.4 Shoulder dystocia1.4.5 Birth asphyxia1.4.6 Birth trauma1.4.7 Neonatal Hypoglycemia1.4.8 NICU admission

2. PEMBAHASAN Selama operasi Caesar, obesitas meningkatkam resiko kematian ibu.Kebanyakan kematian itu terjadi karena jalan napas biasanya hal ini terjadi karena General anestesi ( anestesi umum ). Oleh karena itu anestesi umum sebisa mungkin dihindari.Anestesi yang di gunakan untuk sectio caesarea pada paien obesitas :2.1 Epidural anesthesia.Epidural anestesi merupakan pilihan yang tepat pada pasien obesitas.baik melalui operasi saesar elektif maupun pada kamar persalinan ( jika sudah terpasang epidural kateter). Teknik ini merupakan pilihan terbaik saat ini karena dengan menggunakan teknik ini keluhan pasien terhadap sakit berkurang, penurunan hemodinamik juga lebih dapat terkontrol / lebih stabil dibandingkan menggunakan teknik spinal anestesi, serta dapat juga digunakan untuk management nyeri pada post operasi.Teknik analgesia Epidural 4) : 2.1.1 Pengenalan ruang epidural lebih sulit dibandingkan dengan ruang subaraknoid2.1.1.1 Setelah di monitor pasien didudukan dengan posisi kepala menunduk maksimal agar prosesus spinosus teraba2.1.1.2 Tusukan jarum epidural pada ketinggian L3-4, karena jarak ligamentum flavum durameter pada ketinggian ini adalah yang terlebar.2.1.1.3 Jarum yang digunakan ada 2 macam :2.1.1.3.1 Jarum ujung tajam ( Crawford ) untuk dosis tunggal2.1.1.3.2 Jarun ujung khusus ( Tuohy ) untuk pemandu memasukkan kateter ke ruang epidural. Biasanya jarum ini ditandai setiap cm.2.1.1.4 Untuk mengenal ruang epidural digunakan banyak teknik, tetapi yang paling popular ialah teknik hilangnya resistensi ( loss of resistance ) dan teknik tetes bergantung ( hanging drop ).2.1.1.5 Uji dosis ( test dose )Uji dosis anestetik local untuk epidural dosis tunggal dilakukan setelah ujung jarum diyakini berada di dalam ruang epidural dan untuk dosis berulang ( kontinyu ) melalui kateter.2.1.1.6 Cara Penyuntikan Setelah diyakini posisi jarum atau kateter benar , suntikan anestesi local secara bertahap setiap 3-5 menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis total. Suntikan yang terlalu cepat menyebabkan peninggian tekanan intracranial,nyeri kepala dan gangguan sirkulasi pembuluh darah epidural2.1.1.7 Dosis maksimal perlu di perhatikan, pada wanita hamil dikurangi sampai 30 %2.1.1.8 Uji keberhasilan blok epidural dengan uji blok simpatis,uji blok sensorik dan uji blok motorik menggunakan skala Bromage.2.1.2 Anestesi local yang digunakan untuk epidural :2.1.2.1 Lidokain ( Xylocain, Lidonest )2.1.2.2 Bupivakain ( Markain )2.1.3 Komplikasi2.1.3.1 Blok tidak merata2.1.3.2 Depresi kardiovaskuler ( hipotensi )2.1.3.3 Hipoventilasi ( hati-hati keracunan obat )2.1.3.4 Mual muntah

2.2 Spinal anesthesia Teknik ini merupakan teknik yang biasa digunakan untuk operasi saesar tetapi bukan pilihan untuk pasien obesitas karena pada pasien obesitas sulit untuk mengetahui puncak iliaka superior yang dapat menyebabkan spinal letak tinggi yang bisa mencederai medulla spinalis. Pada pasien obesitas juga terkadi penurunan cairan otak dan tulang belakang,serta kolom vertebral dalam posisi Trendelenburg.

2.3 General anesthesiaPada kasus pasien obesitas sebaiknya teknik ini dihindari karena resiko pernapasan menjadi sangat besar. Selain itu pada pasien obesitas juga sulit untuk di lakukan intubasi karena berbagai macam factor. Jika memang harus dilakukan general anestesi ini maka harus dilakukan oleh beberapa ahli anestesi yang handal serta harus dilengkapi alat yang benar benar lengkap, jika kedua hal ini tidak ada maka sebaiknya general anestesi jangan dilakukan pada pasien obesitas karena meningkatkan bahaya kematian.

3. KESIMPULANPada pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sectio caesarea pada pasien obesitas sangat beresiko sehingga harus dilakukan dengan teknik yang benar dan tepat. Untuk bidang anestesi teknik yang terbaik yang dapat dilakukan untuk pasien obesitas adalah dengan epidural anestesi. Pada prakteknya pasien obesitas dapat pula dilakukan dengan spinal anestesi dengan pengawasan. Selama penulis menyaksikan pasien obesitas yang di kerjakan dengan spinal anestesi, tidak ada kendala yang berat. Sedangkan sectio caesarea menggunakan general anestesi pada pasien obesitas memang jarang dilakukan bahkan penulis belum pernah menyaksikan.Ini dikarenakan resiko yang sangat besar jika pasien obesitas dilakukan general anesthesia.

DAFTAR PUSTAKA1. Hanifa Wiknjosastro, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi. Ilmu Bedah Kebidanan Edisi Pertama Cetakan kelima. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2000 . Bab 14 ; 1332. Ery Leksana . Belajar Ilmu Anestesi . Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Bab 18 ; 563. C.M.Palmer, R.Dangelo, M.J.Paech . Handbook of Obstetric anesthesia . BIOS Scientific Publishers 2002. Bab 11 ; 154 162 4. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Tatalaksana Nyeri dalam PETUNJUK PRAKTIS Anestesiologi EDISI KEDUA. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta 2007. Bab 3 ; 112

*Co assisten FK Universitas Tarumanagara**Dokter Spesialis Anestesiologi BLU RSUD Kota Semarang2