Sambiloto (KCKT-2005)

4

Click here to load reader

Transcript of Sambiloto (KCKT-2005)

Page 1: Sambiloto (KCKT-2005)

PENGUJIAN VALIDASI ANALISIS KADAR ANDROGRAFOLIDSECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

DENGAN ELUASI GRADIEN TERHADAP EKSTRAK HERBA SAMBILOTO(ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS)

Toetik AryaniBagian Ilmu Biomedik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

ABSTRACT

Andrographolide of Andrographis paniculata Nees have been isolated and determined Extraction was carried out by macerationwith ethanol as solvent. The concentration of Andrographolide was determined by HPLC method.The eluation was carried by outgradiently using methanol: water as an eluent and UV spectrophotometer at maks 228 as detector. The result of HPLC analysis areselectivity >1.2–1.5; r was 0.9937; precision was KV < 10%; accuracy > 90%; DL was 0.075; QL was 0.50 and PW < F table.Andrographolide content of Andrographis paniculata Nees from Banyuwangi was 6.25%, Kediri was 14.69% and Surabaya was 6.83%

Key words: andrographis paniculata Nees, andrographolide, HPLC

Berk. Penel. Hayati: 11 (73–76), 2005

PENDAHULUAN

Andrographis paniculata Nees. yang dikenal dengannama sambiloto pada umumnya digunakan untukpengobatan keracunan, obat tonsil, borok, thypus, demam.kencing manis, obat radang telinga, radang usus dan gigitanular berbisa (Heyne, 1987).

Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwaherba sambiloto mengandung senyawa kimia antara lain:Diterpen lakton yang terdiri andrographolida, neo-andrographolida, deoksi-andrographolida, dehidro-andrographolida, flavonoid, tanin, saponin (Madsuda et al.,1994).

Bioaktivitas tumbuhan ini antara lain bersifatimunostimulan pada tikus, efek penghancur batu empedudan mempunyai aktivitas hepatoprotektif terhadapgalaktosamin, parasetamol serta karbon tetraklorida yangbersifat toksis pada hepar tikus secara in vivo (Visen et al.,1993).

Studi klinis membuktikan bahwa andrografolidmempunyai aktivitas menginduksi diferensiasi sel myoloidleukemia dalam ekstrak metanol batang Andrographispaniculata Nees (Madsuda et al., 1994). dan mempunyaiaktivitas terhadap karsinoma dan melignan hidatifidormmole serta dengan kadar 5 ppm – 100 ppm mempunyai efekpada mutagenesis HCl.

Untuk mencapai keajegan khasiat, sediaan bahan alamhendaknya memenuhi kriteria kualitas mutu yang baik,aman, dan berkhasiat secara farmakologis. Untuk memenuhikriteria tersebut, maka dilakukan standardisasi bahan baku,proses pembuatan dan produk akhir sediaan fitofarmaka,sebagai salah satu upaya pemenuhan dari produk akhir

sediaan fitofarmaka, yang telah ditetapkan terlebih dahuludalam materia medika Indonesia (Djatmiko dan Santoso,1994)

Salah satu langkah awal untuk membuat suatu sediaanfitofarmaka yang memenuhi kriteria, berkualitas, aman, danberkhasiat secara farmokologis adalah standardisasi bahanbaku. Bahan baku tidak hanya berarti simplisia saja namunmencakup bahan dasar sediaan fitofarmaka yaitu ekstraktanaman yang memiliki kandungan zat aktif berkhasiatdengan kadar terapeutik.

Herba sambiloto mengandung metabolit sekundergolongan turunan lakton yaitu andrografolid sebagaikomponen utama dan turunannya sampai mencapai 18komponen, baik dalam senyawa bebas maupun senyawaglikosida. Andrografolid dengan BM 350 merupakankomponen utama. Untuk keperluan standardisasi deteksiadanya andrografolid sebagai komponen utama merupakanhal yang penting. Adanya kemiripan struktur andrografoliddan derivatnya menyebabkan kemiripan sifat fisika kimiasehingga untuk memisahkannya diperlukan metode analisisyang optimal dan mempunyai validitas tinggi untuk tujuanspesifikasi bahan, validasi internal dan penetapan kadar.Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salahsatu metode analisis yang memiliki sensitivitas yang relatiftinggi dibanding metode lain karena dilakukan pada kondisiyang mendekati ideal. Salah satu cara untuk mencapairesolusi tinggi dibutuhkan eluasi gradien, dengan programpengurangan efek polaritas.

Pembuatan “sidik jari“ kromatogram KCKT ditujukanuntuk menentukan golongan kandungan zat tertentumisalnya sidik jari andrograpkolida dan turunannya(Santosa. 1991)

Page 2: Sambiloto (KCKT-2005)

Pengujian Validasi Analisis Kadar Andrografolid74

Apabila komponen lakton dapat dipisahkan maka padapenelitian selanjutnya dapat dilakukan penentuan kadarmasing-masing komponen dengan menggunakan standarmasing-masing komponen tersebut.

Adapun tahapan penelitian yang akan dilaksanakanadalah pembuatan ekstrak herba sambiloto. Identifikasikomponen andrographolida dengan metode spektroskopiInfra merah, kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatograficair kinerja tinggi, validasi metode kromatografi cair kinerjatinggi dan menentukan kadar andrographolida dalam ekstrakherba sambiloto dari masing-masing sumber dengan metodeKCKT eluasi gradien.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskanpermasalahan sebagai berikut:

Apakah metode KCKT yang telah divalidasi (parameterlimit deteksi, kuantitas, linearitas serta akurasi dan presisi)dapat digunakan untuk penetapan kadar komponenAndrografolid dalam ekstrak etanol herba sambiloto(Andrographis paniculata Nees)

Tujuan umum penelitian ini adalah 1) mengembangkanmetode KCKT gradien dengan validitas optimal untukpenetapan kadar zat aktif andrografolid dalam ekstrak etanolherba sambiloto (Andrographis paniculata Ness);2) menentukan profil kromatogram ekstrak sambilotodengan metode KCKT

Tujuan khusus penelitian ini adalah 1) mengukurbeberapa parameter validasi KCKT antara lain: selektivitas,linieritas, akurasi, presisi LOD, LOQ, dalam rangkapenentuan kadar zat aktif andrografolid dalam ekstrak etanolherba sambiloto (Andrographis paniculata Nees);2) menghasilkan sidik jari kromatogram anrografolid.

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh metodeyang tervalidasi untuk menentukan kadar zat aktifandrografolid ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographispaniculata Nees) dengan metode KCKT sebagai syaratuntuk memperoleh bahan baku simplisia yang berkualitasaman, dan berkhasiat secara farmakologis.

BAHAN DAN CARA KERJA

Bahan: Herba sambiloto yang berasal dari Kediri,Banyuwangi dan Surabaya yang sudah dikeringkan dandijadikan serbuk. andrografolid, zat pembanding (ex.Sigma); Metanol pro HPLC (E. Merck); Aquabidestilata(ex); Asam Fosfat pa. (E.Merck).Alat: Seperangkat alat HPLC Perkin Elmer PE 2000 system;kolom HPLC ODS 25 cm × 0,5 cm, dengan prekolom5 cm × 0,5 cm; Injektor Rheodyne dengan sampel loop20 ml.

Preparasi sampel KCKT: Andrografolid pembandingdilarutkan dalam metanol pa; Herba sambiloto 0,5 gditambah 5,0 ml metanol pa, dikocok dengan penggetar“ultrasonic” selama 15 menit, saring dengan filter“Whatman” 0,2 mm.Kondisi Alat KCKT: Eluasi dilakukan gradien pada kondisiawal solvent A (As-fosfat 0,1 N dalam aquabidest): solvenB (Metanol pro HPLC) = 90 10; kemudian program gradienlinier selama 35 menit menuju 100% Metanol, dilanjutkan15 menit metanol 100%, kemudian diakhiri kembalikekondisi awal dalam 5 menit biarkan selama5 menit; kromatogram direkam selama total waktu 60 menit.Rancangan kerja validasi KCKT: Rancangan kerjavalidasi KCKT meliputi (i) pengujian selektivitas, dilakukandengan sampel ekstrak herba sambiloto berbagaikonsentrasi, dihitung linieritasnya dari puncakandrografolid; (ii) Penentuan Dl (limit deteksi), LK (limitkuantitasi) dan linieritas limit; (iii) Penentuan akurasi denganmetode adisi mulai dari prosedur ekstraksi herba sambiloto,dihitung beberapa recoverynya; (iv) Penentuan kadarandrografolid dalam sampel ekstrak herba sambiloto untukpenentuan presisi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkanbahwa panjang gelombang maksimum andrografolid228 nm. Pada penentuan selektivitas berdasarkan penelitianidentifikasi dengan KCKT gradien dengan pelarutpengembang 5 menit dengan komposisi awal sama(isokratik) dan langsung pelarut pengembang dengan caraeluasi gradien yaitu 10% metanol sampai 100% metanolmempunyai harga Rs yang berbeda. Di mana harga resolusidengan cara langsung lebih besar sehingga selanjutnyadipakai eluen tersebut di atas. Profil ekstrak pada maks228 nm mempunyai luas area lebih tinggi dari pada profilekstrak pada m maks 260 nm dan λ maks 275 nm selanjutnyaanalisis dengan KCKT dipakai λ maks 228 nm.

Pada penentuan linieritas 5 macam konsentrasi yaitukonsentrasi 12–100 ppm. Kelima konsentrasi di atas masing-masing dieluasi dengan eluen metanol: air (H2PO4) 0,15 Nsecara gradien dengan komposisi 10% metanol sampai100% metanol. Pengukuran dilakukan pada λ maks 228 nmdengan kecepatan alir 1 ml/menit. Dari perhitungankoefisien regresi diperoleh harga r 0,9937 > 0,99 sehinggagaris yang diperoleh linier dan valid.

Pada penentuan homogenitas menunjukkan data yangdiperoleh adalah homogen di mana nilai PW yang diperolehlebih dari F tabel yaitu 11,653 < 29,46. Pada penentuan

Page 3: Sambiloto (KCKT-2005)

Aryani 75

presisi atau derajat keterulangan di antara hasil uji individualjika prosedur diaplikasikan berulang-ulang terhadap sampelhomogen koefisien variasi rata-rata yang didapat adalah3,22%.

Pada penentuan akurasi dilakukan dengan caramenimbang 100 mg sampel dan selanjutnya diekstrakdengan 1 ml etanol, ekstrak ditampung, ekstraksi diulangsampai beberapa kali dimana setiap kali ekstrak ditampungdan dianalisis dengan cara KCKT sampai ekstrak bebasandrografolid, recovery yang didapat adalah 100%.

Kadar andrografolid yang didapat dari ekstrak etanol96% herba sambiloto yang berasal dari Banyuwangi 6,25%,dari Kediri 14,69%, dan Surabaya 6,83%.

Tabel 2. Hasil penentuan limit deteksi (LOD) dan limit kuantitasi(LOQ) standar andrografolid (sigma) secara KCKT

0,25 24

10.0,6 S

10.Sb LOQ

0,075 24

3.0,6 S

3.Sb LOD

0,5 0,75

912 x2x1y2y1 Slope

0,6 5

4,80 5

pNp Sb

===

===

=−

=−−

=

=−

=

Tabel 3. Area konsentrasi terkecil dan terbesar dari andrografolidstandar untuk perhitungan homogenitas

Gambar 1. Spektrum ekstrak sembiloto dengan metodeDensitometri

Gambar 2. Pofil standar andrografolid dan ekstrak herba sambilotopada λ 228 nm

Tabel 1. Linieritas kadar andrografolid vs. area

Gambar 3. Grafik hubungan antara kadar andrografolid standartdengan area

KURVA REGRESI

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000

1 2 3 4 5 6 Kadar

A r e a

Page 4: Sambiloto (KCKT-2005)

Pengujian Validasi Analisis Kadar Andrografolid76

Tabel 4. Hasil penentuan kadar andrografolid pada ekstrakmetanol herba sambiloto yang berasal dari Banyuwangi,Kediri dan Surabaya

PB PK PS 6,7186

6,2657 5,7516

14,8594 14,8405 14,3639

6,9232 6,7186 6,8563

Jumlah 18,736 44,0633 20,4981 MEAN 6,2453 14,6879 6,8327 % KV 5,63 0,67 1,53

Identifikasi ekstrak dengan kromatografi lapis tipismenghasilkan tiga noda masing masing memperolehpanjang gelombang λmaks228 nm λmaks 260nm dan λmaks 275.Noda yang mempunyai harga Rf sama dengan pembandingmempunyai λmaks 228 nm.

Validasi metode dalam penentuan kadar andrografolidpada ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographispaniculata Nees) menghasilkan data yang cukup tervalidasisesuai persyaratan dalam literatur yaitu nilai dalamselektivitas > 1,2–1,5 dalam homogenitas F hitung < F tabel;r hitung 0,9937 > r tabel 0,666 dalam linieritas; presisimenghasilkan KV < 10%; akurasi > 90%; limit deteksi danlimit kuantitasi yang diperoleh kecil sehingga cukup sensitifuntuk kadar yang kecil.

Kadar yang diperoleh dari beberapa tempat denganekstraksi etanol 96% yang berasal dari Banyuwangi 6,25%,dari kediri 14,69% dan Surabaya 6,83%.

KEPUSTAKAAN

Djatmiko W, Santoso MH. Strategi Pemanfaatan Sumber DayaAlam Tumbuhan Indonesia untuk PengembanganFitoterapeutik, Prosiding Pendidikan BerkelanjutanApoteker, Profesionalisme Farmasi Wiraswasta dalampengembangan Produk Filofarmaka, FFUA ISFI Surabaya,17–20.

Heyne K, 1987 Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. BadanPenelitian dan Pengembangan dan Kehutanan, DepartemenKehutanan, Jakarta, 1756.

Madsuda T, Kuroyanagi M, Sugiyama S, Umehara K, Ueno A,Nishi K, 1994. Cell Differentiation Inducing Diterpenesfrom Andrographis Paniculata Nees, in Chemical andPharmaceutical Bulletin, Pharmaceutical Society of Japan2(6):1216–1225.

Mulya M dan Suharman, 1995. Analisis Instrumental, AirlanggaUniversity Press, Surabaya, hal 236–267, 374–406.

Mulya HS, 1999. Ekstraksi dan Standardisasi dalamPengembangan Produk Obat Tradisional untuk TerapiHepatitis dari Tanaman Obat Sambiloto, Meniran, Daunurat.

Visen PK, Shukla B, Patnaik GK, Dhawan BN, 1993. Andro-grapholide Pritec rat Hepatocytes Againt Paracetamol-Induced Damage. Journal Ethnopharmacol 40(2):131–136.