S2-2014-340915-chapter1

download S2-2014-340915-chapter1

of 9

Transcript of S2-2014-340915-chapter1

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    1/9

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang

     pertumbuhannya sangat pesat. Hal ini ditandai dengan bertambahnya pelanggan

    selular di setiap tahunnya. Pertumbuhan pelanggan telepon seluler yang pesat tidak

    hanya terjadi di kota-kota besar melainkan sudah sampai ke kota-kota kecil bahkan

     pedesaan. Hal ini tentu saja memerlukan tersedianya infrastuktur jaringan yang

    mampu melayani pelanggan dengan kualitas yang baik dan memuaskan. Salah satu

    infrastruktur yang terus dibangun guna mencukupi kebutuhan telekomunikasi adalah

    menara Base Transceiver Station (BTS).

    Pembangunan menara BTS memang diperlukan untuk melayani masyarakat

    dalam berkomunikasi dengan menggunakan  Mobile Station  (handphone). Tetapi,

    tidak sedikit masalah yang ditimbulkan oleh bangunan menara BTS tersebut.

    Permasalahan tersebut antara lain adalah lokasi menara BTS di Kota Yogyakarta

    tidak memperhatikan keindahan dan keserasian dengan lingkungan di sekitarnya

    sehingga mengakibatkan sampah visual kota.  Kota merupakan suatu kompleks

    lingkungan yang didalamnya mempunyai banyak arti yang salah satunya adalah

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    2/9

    2

    keindahan yang menjadi identitas dan citra sebuah kota. Keindahan visual kota

    terbentuk karena adanya elemen-elemen yang memberikan kualitas tertentu sehingga

    akan memunculkan suatu tanda-tanda pembeda yang menunjukkan karakter tertentu . 

    Kota Yogyakarta umumnya memiliki daerah yang luasnya terbatas hanya sekitar 1%

    dari total keseleruhan Daerah Istimewa Yogyakarta dan memiliki kepadatan

     bangunan yang tinggi sehingga permasalahan visual menjadi sangat penting karena

     baik atau buruknya visual kota sangat berpengaruh terhadap penilaian masyarakat

    maupun Negara lain terhadap kota tersebut. Bangunan menara BTS bisa menjadi

    salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kualitas visual di Kota Yogyakarta

    karena tidak ditatanya lokasi menara BTS mengakibatkan ketidakteraturan sebaran

    lokasi dan tidak sesuai dengan estetika kota.

    Permasalahan lain yang ditimbulkan oleh menara BTS adalah kurangnya jaminan

    keselamatan baik dari bangunan menara BTS maupun masyarakat yang berada di

    radius berdirinya bangunan menara BTS. Bangunan menara BTS merupakan

     bangunan rangkaian besi besar yang dirangkai sedemikian rupa sehingga berbentuk

    menjulang ke atas dan memiliki komponen berupa alat penunjang sarana

    telekomunikasi bagi para pengguna jasa telekomunikasi. Sehingga, dalam

     pembangunannya harus mengikuti standar yang ada. Namun dalam pembangunan

    menara BTS, masih banyak yang tidak mengikuti standar yang ada dan

    mengakibatkan bangunan menara BTS tersebut roboh dan mengancam keselamatan

    masyarakat disekitarnya. Terdapat beberapa kasus pembangunan menara BTS tidak

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    3/9

    3

    mengukuti standar yang ada sehingga bangunan tersebut roboh dan mengakibatkan

    timbulnya penolakan warga terhadap bangunan tersebut. Seperti yang dikutip dari

     berita antaranews.com “sebuah menara BTS roboh di daerah kawasan Jati, Kudus,

    Jawa Tengah, Jumat 21 Desember 2012. Dari hasil investigasi terjadi kesalahan

     pembangunan yang tidak memenuhi standar dan mengakibatkan 2 korban jiwa dalam

     peristiwa tersebut”.  (Atkomo, Fitri A. “Tower Bts Roboh.” Antaranews.com. 21

    Desember 2012 08:36 WIB. 10 Maret 2014

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    4/9

    4

    Kota di Indonesia belum menerapkan secara benar atau belum menerapkan sama

    sekali konsep zonasi dalam mengatur lokasi menara BTS. setiap kota pasti

    mempunyai daerah yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi dan rendah, sehingga

    memiliki tingkat kepekaan baik visual dan keamanan yang berbeda-beda sehingga,

     jika konsep zonasi bisa diterapkan secara benar dan optimal maka pihak  provider  

    selaku pemilik menara akan tidak sebebas sekarang dalam menentukan lokasi menara

    BTS karena harus menyesuaikan dengan peraturan dan konsep zonasi di suatu

    wilayah. Beberapa kota di luar negeri telah menerapkan peraturan khusus mengenai

     penataan menara telekomunikasi yang ada dalam peraturan zonasi. Di kota kota

    tersebut, setiap  provider   yang ingin mendirikan menara harus menentukan jenis

    menara dan desain sesuai zona masing-masing. Pengaturan menara ditujukan untuk

    menjaga kesehatan, keamanan, dan keselamatan lingkungan dan tempat tinggal,

    dengan berbagai syarat dan standar keamanan menara, perlindungan alam dan nilai

    estetika. Hal yang sama juga diterapkan di San Diego, dimana terdapat peraturan

    mengenai penataan dan pembagian zona menara telekomunikasi yang memperhatikan

     berbagai faktor pertimbangan seperti kawasan penerbangan, kepadatan bangunan dan

    kawasan-kawasan khusus serta jenis menara yang disesuaikan lingkungan.

    Dari beberapa permasalahan tentang bangunan menara BTS di atas, ada

    keterkaitan permasalahan yang menarik untuk diperhatikan lagi yaitu tidak ditatanya

     bangunan menara BTS dan diserasikan dengan lingkungan sekitarnya memicu

    ketidakteraturan sebaran menara BTS di perkotaan sehingga mengakibatkan sampah

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    5/9

    5

    visual kota dan belum optimalnya konsep zonasi di perkotaan menimbulkan banyak

     pelanggaran pembangunan menara BTS baik lokasi maupun bangunan menara yang

    mengancam keselamatan warga disekitarnya.

    Yogyakarta merupakan kota dengan perkembangan telekomunikasi yang

     pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari bertambahnya menara BTS tiap tahunnya. Dari

    data Dinas Perhubungan kota Yogyakarta, jumlah menara BTS yang sudah ada

    sebanyak 150 menara pada tahun 2013 dan beberapa lokasinya berada terlalu dekat

    dengan pemukiman dan jumlah tersebut termasuk menara BTS yang didirikan di atas

     bangunan. Selain itu Kota Yogyakarta merupakan kota pariwisata, pendidikan dan

     budaya yang dimana banyak wisatawan dalam negeri dan luar negeri yang datang ke

    Kota Yogyakarta untuk berwisata dikarenakan mempunyai keunikan budaya yang

     berbeda dibandingkan kota-kota lain di Indonesia sehingga wajar jika masyarakat

    memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap sampah visual dan keamanan di

    Kota Yogyakarta.

    Kota Yogyakarta mempunyai sejarah budaya yang kuat karena pada zaman

    dahulu terdapat kerajaan mataram tersebar di pulau jawa dan Madura yang sekarang

    lebih dikenal dengan nama keraton Yogyakarta dan karena keistimewaannya tersebut,

    Pemerintah Indonesia menjadikannya sebagai Daerah Istimewa yang dimana

    memberikan wewenang kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Puro

    Pakualaman oleh Sri Paduka Paku Alam IX. Keduanya memainkan peranan yang

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    6/9

    6

    sangat menentukan di dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat-istiadat Jawa dan

    merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.

    Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini

    dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di

    setiap jenjang pendidikan tersedia di Kota Yogyakarta, terdapat banyak mahasiswa

    dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila

    Kota Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia. Sedangkan sebutan Kota

    Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi kepariwisataan. Kota

    Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis

    obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah,

    wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam.

    Menurut (Wibawati, 2008) sebaran lokasi menara BTS dipengaruhi oleh

    kebutuhan dari masyarakat dan penyediaannya ( provider ). Kebutuhan yang besar

    akan jaringan telekomunikasi yang menyebabkan perusahaan  provider   jasa

    telekomunikasi bersaing untuk mendapatkan lahan membangun BTS untuk

    memperluas jaringan dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akan

    tetapi, menara BTS yang berfungsi sebagai alat penunjang sarana telekomunikasi

    tidak mempertimbangkan penataan lokasi menara BTS itu sendiri. 

    Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti topik pengaruh lokasi menara

    BTS terhadap visual dan keselamatan di perkotaan serta mengambil lokasi di Kota

    Yogyakarta karena banyaknya permasalahan yang ditimbulkan oleh bangunan

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    7/9

    7

    menara BTS tersebut dan masyarakatnya sangat sensitif jika terjadi permasalahan

    yang menyangkut tentang Kota Yogyakarta. Selain itu karena penelitian ini

    merupakan penelitian yang baru dan akan menghasilkan ilmu yang baru didalam ilmu

    keruangan yang berhubungan dengan teknologi telekomunikasi dan selain itu akan

     berguna bagi pihak-pihak terkait dalam penyusunan dan penataan lokasi bangunan

    menara BTS di Kota Yogyakarta maupun kota-kota lain di Indonesia.

    1.2 PERTANYAAN PENELITIAN

    Bedasarkan latar belakang di atas, diperoleh dua buah pertanyaan penelitian

    seperti di bawah ini:

    1)  Bagaimana prilaku  provider   dalam memilih lokasi menara BTS di Kota

    Yogyakarta?

    2)  Bagaimana kualitas visual dan keselamatan Kota Yogyakarta terhadap lokasi

    menara BTS saat ini?

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    Bedasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian di atas, tujuan dari

     penelitian ini adalah:

    1)  Mengetahui prilaku  provider   dalam memilih lokasi menara BTS di Kota

    Yogyakarta.

    2) 

    Menilai kualitas visual dan keselamatan Kota Yogyakarta terhadap lokasi menara

    BTS saat ini.

    1.4 MANFAAT PENELITIAN

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    8/9

    8

    Dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang dapat berguna bagi

     pihak-pihak terkait yaitu sebagai berikut:

    1)  Bagi akademisi hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

     perluasan wawasan dan mendorong penelitian lebih lanjut dengan melihatkan

    aspek-aspek lain yang berkaitan dengan lokasi menara BTS, visual dan

    keselamatan di perkotaan.

    2)  Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan dinas-

    dinas terkait sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan, mengontrol dan

    membuat kebijakan tentang lokasi menara BTS di perkotaan.

    3)  Menambah koleksi karya penelitian tentang pengaruh lokasi menara BTS

    terhadap visual dan keselamatan di perkotaan yang dapat digunakan sebagai dasar

     penelitian lanjutan ataupun sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang

    akan datang.

    1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

    Ruang lingkup dalam penelitian ini mempunyai dua ruang lingkup yaitu ruang

    lingkup substansial dan ruang lingkup spasial.

    1.  Ruang Lingkup Substansial

    a.  Pembahasan penelitian ini membatasi pada mencari prilaku  provider   dalam

    menentukan lokasi menara BTS, kecenderungan lokasi menara BTS dengan

     jaringan GSM dan CDMA serta proses penentuan lokasi menara BTS yang

  • 8/15/2019 S2-2014-340915-chapter1

    9/9

    9

    didapatkan dari wawancara dengan salah satu operator penyedia jasa

    telekomunikasi di Kota Yogyakarta dan literatur-literatur yang terkait.

     b.  Pembahasan penelitian ini juga membatasi pada penilaian kualitas visual dan

    keamanan Kota Yogyakarta pada tahun 2014 terhadap lokasi menara BTS

    yang dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan, wawancara dengan

    masyarakat di sekitar lokasi menara BTS dan pihak-pihak terkait serta

    literatur-literatur yang terkait penilaian kualitas visual dan keamanan

     perkotaan.

    2.  Ruang Lingkup Spasial

    Seluruh wilayah Kota Yogyakarta yang terdiri dari 14 kecamatan dan dibatasi

    oleh batas administrasi yang berdekatan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten

    Bantul.

    1.6 KEASLIAN PENELITIAN

    Karena penelitian tentang pengaruh lokasi menara BTS terhadap visual dan

    keselamatan di perkotaan belum pernah diteliti sehingga penelitian sebelumnya tidak

    ada.