RKA 11-12

download RKA  11-12

If you can't read please download the document

description

arfanamrin

Transcript of RKA 11-12

NAMA: ARFAN AMRINNIM/PRODI: 372614/MSc AkuntansiMK: ETIKA BISNIS DAN PROFESIPertemuan: XI (Sebelas)Tugas: RKA 11&12

Artikel 11

The Impact of Moral Reasoningand Retaliation on Whistle-Blowing:New Zealand EvidenceGregory Liyanarachchi dan Chris NewdickJournal of Business Ethics (2009) 89:3757

Isu PenelitianKasus-kasus besar seperti Enron, Worldcom, dan KPMG dalam dunia akuntan publik mempengaruhi persepsi pengguna laporan keuangan terhadap reliabilitas laporan keuangan. Dengan adanya kasus-kasus besar tersebut, para regulator berusaha mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntansi.

Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalahmenguji pengaruhretaliation strengthdan tingkat nalar moral mahasiswa akuntansi terhadap kecenderungan melakukanwhistle-blowingketika dihadapkan dalam kesalahan yang serius.

Pertanyaan PenelitianApakahretaliation strengthdan tingkat nalar moral mahasiswa akuntansi terhadap kecenderungan melakukanwhistle-blowingketika dihadapkan dalam kesalahan yang serius.

Kontribusi PenelitianMenambah perhatian pihak pengajar terhadap pentingnya penanaman kesadaran mengenai profesi akuntan kepada mahasiswanya sejak dini. Dan diharapkan dapat memberi kontribusi dalam perkembangan literatur penelitian akuntansi, pentingnya penanaman komitmen terhadap etika profesi pada mahasiswa selama belajar di perguruan tinggi, serta dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang.Dasar TeoriTeoritindakan beralasan muncul karena kurang berhasilnya penelitian yang menguji teori sikap, yaitu penelitian yang membahas hubungan antara sikap dan perilaku.(Tambahan).Whistleblowingakan muncul saat terjadi konflik antara loyalitas karyawan dan perlindungan kepentingan publik.whistleblowersseharusnya memiliki kinerja yang baik, beredukasi tinggi, berkedudukan sebagai pengawas, danmoralreasoningyang lebih tinggi dibandingkan seorang pengawasfraudyang tidak aktif.

Hipotesis PenelitianH1:Individuals with higher levels of moral reasoning are more likely to blow the whistle than
are individuals with lower levels of moral reasoning.H2:Individuals facing a weak retaliation are more likely to blow the whistle than are individuals facing a strong retaliation.H3:The strength of retaliation does not significantly influence the relationship between moral reasoning and an individuals propensity to blow the whistle.

Metodologi PenelitianPenelitian inimerupakan penelitian dengantreatmenn 2 x 2. Metode pengambilan sampel dilakukan denganrandom sampling.Pengujian dilakukan dengan alat analisis statistik Anova dua Jalur.

Hasil Penelitian

Tabel di atas menunjukkan bahwa H1, H2, dan H2 tidak dapat ditolak (terdukung)

KesimpulanRetaliation strengthdan tingkat nalar moral mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan melakukanwhistle-blowingketika dihadapkan dalam kesalahan yang serius. Selain itu perlu dilakukan pengembangan akan kesadaran mengenai pentingnya pemahaman tentangwhistle-blowingdan etika dalam berperilaku.

ImplikasiDengan demikian, hasil yang dilaporkan dalam penelitian ini memiliki implikasi penting bagi profesi akuntansi , organisasi, dan kebijakan yang bertujuan untuk mendorong whistle-blowing, dan akuntansi pendidik yang mengembangkan keterampilan penalaran etis dan kesadaran lulusan untuk memastikan etika perilaku.

Limitation & AchievementObjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang berada dalam tahap akhir dalam menyelesaikan program studi mereka.

Ukuran sampel yang digunakan dalam peneltian ini sangat kecil (mengacu) pada penelitian terdahulu dengan maksud ingin membandingkan hasilnya.

Sampelnya hanya fokus pada mahasiswa akuntansi.

Dengan adanya keterbatasan tersebut, maka beberapa pengembangan untuk penelitian selanjutnya adalah:Memperluas sampel penelitian dengan menambah sampel yang diteliti;

Dilakukan penelitian yang meneliti hingga sejauh mana dan apa yang menyebabkan adanya perbedaan tingkat sosialisasi antisipatif dan komitmen professional dalam hubungannya denganwhistleblowingpada kedua kelompok mahasiswa tersebut.

Artikel 12

The Influence of Organizational Justice on Accountant WhistleblowingDeborah L. Seifert , John T. Sweeney, Jeff Joireman dan John M. ThorntonAccounting, Organizations and Society 35 (2010) 707717

IsuPenelitianKasus-kasus besar seperti Enron, Worldcom, danSOXdalam dunia akuntan publik mempengaruhi persepsi pengguna laporan keuangan terhadap reliabilitas laporan keuangan.Para regulator berusaha mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntansi.Sehingga sangat penting adanyawhistleblowerdalam mendeteksi adanya kecurangan.

Pertanyaan PenelitianApakahkeadilan organisasi berpengaruh terhadapwhistleblowing?

Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah mengujipengaruh keadilan organisasi terhadapwhistleblowing.

Dasar TeoriTeoritindakan beralasan muncul karena kurang berhasilnya penelitian yang menguji teori sikap, yaitu penelitian yang membahas hubungan antara sikap dan perilaku.Whistleblowingakan muncul saat terjadi konflik antara loyalitas karyawan dan perlindungan kepentingan publik.whistleblowersseharusnya memiliki kinerja yang baik, beredukasi tinggi, berkedudukan sebagai pengawas, danmoralreasoningyang lebih tinggi dibandingkan seorang pengawasfraudyang tidak aktif.

Pengembangan HipotesisH1:Fair outcomes will be positively related to the perceived likelihood of internal whistleblowingH2:Fair reporting procedures will be positively related to the perceived likelihood of internal whistleblowingH3:Fair interactions with management will be positively related to the perceived likelihood of internal whistleblowing.Metodologi PenelitianMenggunakan prosedur eksperimen dengan analisis percobaan factorial 2 x 2x 2.Pemanipulasian faktorial dalam penelitian ini untuk adil dan tidak adilnyawhistleblowingadalah meliputi tiga berikut:(1) procedures, (2) interactions with management, and (3) outcomes, producing eight vignettes.Subyek dalam penelitian ini adalah akuntan manajemen dan auditor internal masing-masing berjumlah 1365 dan 1311 dengan total sample observasi adalah berjumlah 447 masing masing adalah 232 untuk auditor internal dan 215 untuk akuntan manajemen. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner skala 7 point. Uji hipotesis dilakukan dengan Anova

Hasil PenelitianHipotesis 1terdukung; hipotesis 2, danhipotesis 3 terdukungBerikut adalahhasil rangkumannya:

KesimpulanHasil penelitian menunjukkan bahwa ketika kebijakan organisasi dan prosedur didesain antar perusahaan dalam dimensi kejujuran atau keadilan, maka penerimaan akuntan organisasi akan kecurangan akan diungkapkan olehwhistleblower.Penelitian ini menunjukkan bahwa level tertinggiprocedural justice,interactional justice, dandistributive justicemasing-masing signifikan dalam meningkatkanperceived likelihood of whistleblowing.

ImplikasiKecenderungan manajemen dalam mendesain mekanisme struktural yang efektif dalam mempromosikan akan pentingnya pemahaman tentangwhistleblowing.Sehingga akan berusaha mengungkapkan adanya kecurangan dan mengedapkan kejujuran dan keadilan dalam suaru organisasi.Limitation & AchievementDalam riset ini, subyek penelitian hanya menggunakan auditor internal dan akuntan manajemen. Untuk pengembangan selanjutnya mungkin lebih baik dengan memperluas sampel yang digunakan. Selain itu dalam penelitian ini fokus variabel adalah keadilan organisasi. Untuk pengembangan di penelitian selanjutnya mungkin bisa ditambah instrumen yang terkait sepertitingkat sosialisasi antisipatif dan komitmen professional, dll.