Risk Factors for Peripheral Neurovascular Dysfunction

download Risk Factors for Peripheral Neurovascular Dysfunction

If you can't read please download the document

Transcript of Risk Factors for Peripheral Neurovascular Dysfunction

RISK FACTORS DYSFUNCTION

FOR

PERIPHERAL

NEUROVASCULAR

Haryani, SKp, M.Kes 7 Oktober 2009

Sistem Saraf Tepi Sistem saraf tepi terbentuk dari saraf cranial dan spinal dengan cabang2nya dan ganglianya. Ada 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf cranial. Area spesifik tempat masing-masing saraf menginervasi disebut dermatome. Dermatome ekstremitas : C5,6,7,8,T1,2,L1,2,3,4,5, S1,2,3,4,5 ( C= cervical, T = Thorakal, L = lumbal, S = sacral) Saraf cranial tidak mempengaruhi ekstremitas.

Cedera pada Saraf Tepi Saraf tepi dapat mengalami cedera karena bermacam2 alasan : fraktur tulang, saraf yang meregang terlalu keras (misalnya karena mengangkat beban), saraf terkonstriksi oleh perban, tekanan, trauma yang berkaitan dengan luka yang berlubang atau injeksi obat.

Sistem Peredaran Darah Tepi Fungsi sistem peredaran darah : membawa darah dari jantung untuk menutrisi jaringan tubuh, untuk membawa sampah2 metabolisme ke organ eksresi ,untuk membawa kembali aliran limfatik ke sirkulasi dan untuk pengembalian darah menuju jantung. Macam2 pembuluh darah : arteri (membawa darah kaya oksigen ke seluruh jaringan tubuh), vena (membawa darah miskin oksigen dari seluruh tubuh ke jantung dan paru), kapiler (tempat pertukaran darah dari arteri dan vena).

Definisi Resiko PND (Peripheral Neurovascular Dysfunction) At risk for disruption in circulation, sensation, or motion of an extremity (NANDA, 2007-2008) beresiko untuk mengalami gangguan sirkulasi, sensasi atau pergerakan pada ekstremitas. Faktor Resiko(NANDA, 2007-2008) luka bakar pasien luka bakar biasanya mengalami gangguan Page 1 of 5

sirkulasi, karena pembuluh darahnya tidak intact / utuh. Kontraktur akibat luka bakar juga menyebabkan aliran darah tidak lancer. patah tulang imobilisasi Kompresi mekanikal (tourniquet, tongkat, pembalut, dressing, restraint/penahan) pada bagian2 yang tertekan biasanya mengalami gangguan aliran darah. Bedah orthopedi Trauma Penyumbatan vaskuler Pengkajian Sistem Peredaran Darah Tepi Penyakit peredarah darah tepi biasanya terjadi pada usila dank lien dengan DM. Penderita DM viskositas/kekentalan darahnya tinggi sehingga rentan terjadi obstruksi pembuluh darah. Karakteristiknya adalah adanya gangguan aliran darah yang melalui pembuluh darah tepi. Gangguan ini menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan pada ekstremitas dan organ2 lain, sebagai akibat dari :

1. Iskemia ketidakcukupan sirkulasi 2. Adanya penimbunan sampah dan cairan akibat stasis vena dan limfatik

5 P pengkajian system peredaran darah tepi : 1. Pain nyeri adalah tanda adanya kekurangan oksigen pada jaringan (sirkulasi tidak lancar). 2. Pulse nadi dikaji di titik yang terjauh dari jantung, misalnya di dorsalis pedis. Jika nadi teraba jelas, maka tidak ada gangguan dalam peredaran darah tepid an sebaliknya. 3. Pallor ekstremitas yang pucat menandakan adanya ketidak lancaran peredaran darah perifer/tepi. 4. Paresthesia sensasi kesemutan dan bahkan bisa sampai Page 2 of 5

ke tahap baal/mati rasa merupakan tanda adanya gangguan peredaran darah tepi. 5. Paralysis jika ektremitas tidak dapat digerakkan, berarti terjadi gangguan pada peredaran darah tepi.

Riwayat penyakit 1. Keluhan utama Perubahan vaskuler : ketidaknyamanan pada ekstremitas, sensasi terbakar dan sengatan, kram, mati rasa, intoleransi terhadapa panas dan dingin lokal, ketidakmampuan merasakan suhu, kurang peka terhadap sensasi sentuhan atau ketidakmampuan mengubah posisi ekstremitas. Adanya edema, perubahan warna pada ekstremitas (cyanosis, rubor/kemerahan jika terjai kerusakan yang parah pada arteri perifer sehingga arteri tetap dilatasi dan tidak dapat berkonstriksi) Gangguan arterial : rasa nyeri pada kaki saat berjalan (akibat iskemia saraf) seperti angina Gangguan vena : onsetnya lebih lambat dan tidak berhubungan dengan latihan atau istirahat.

2. Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat hipertensi, phlebitis, History hypertension, phlebitis (inflamasi pada vena),CVA (cerebral vascular accident = stroke ), leg cramps, luka stasis, dll. Test medis sebelumnya, operasi. Riwayat asupan nutrisi dan cairan jika konsumsi koleterol berlebih ada kemungkinan terjadi penyumbatan pembuluh darah. Konsumsi alcohol dan tembakau. Jumlah jam dalam berbagai posisi. Sejarah penyakit keluarga : DM, HT Faktor emosi.

Page 3 of 5

Pengkajian Fisik 1. Inspeksi Cermati ekstremitas bawah (warna warna pucat menandakan kurangnya aliran darah ke ekstremitas, pembengkakan, atrofi, distribusi rambut distribusi rambut yang kurang mendakan kurangnya asupan nutrisi dari darah) Kecepatan capillary refill : mengevaluasi perfusi perifer dan cardiac output / curah jantung. Jika normal : < 3 detik. Edema, skalanya ditentukan berdasarkan cepat lambatnya cekungan yang terbentuk kembali ke bentuk semula dan permukaan kulit kembali normal. 0 = tidak ada edema, 1+=ada cekungan sedikit dengan kontur kaki dan tungkai, 2+=cekungan lebih dalam (5-10mm), 4+= cekungan amat dalam >1 cm Derajat kepucatan ditentukan dengan mengelevas/menaikkan kaki >30-45 derajat dan mengamati kepucatan >60 detik. 0=tidak ada kepucatan 60, 1=pucat dalam waktu 60, 2=pucat dalam waktu 30,3= pucat dalam waktu 3 detik di kaki kiri dan