Review Koentjaraningrat

35
TUGAS REVIEW BUKU ILMU PENGANTAR ANTROPOLOGI (PROF. DR. KOENTJARANINGRAT) OLEH : TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ARSITEKTUR PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK

description

Pengantar Ilmu Antropologi

Transcript of Review Koentjaraningrat

TUGAS REVIEW BUKUILMU PENGANTAR ANTROPOLOGI(PROF. DR. KOENTJARANINGRAT)

OLEH :TRI HESTI MILANINGRUM14/372838/PTK/9890

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ARSITEKTURPROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA2014

Judul Buku : Pengantar Ilmu AnthropologiPenulis : Prof. Dr. Koentjaraningrat Penerbit : Rineka Cipta, 2009Tebal : 338 halaman ; 23,5 cmISBN : 978 979 518 966 4

BAB I : Asas asas dan Ruang Lingkup Ilmu AnthropologiA. Fase fase Perkembangan Ilmu Antropologi1. Fase Pertama (Sebelum 1800)Diawali dengan kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 abad yang membawa pengaruh sehingga muncul berbagai tulisan mengenai adat istiadat, susunan masyarakat, dan ciri ciri fisik dari bergama suku yang dibuat oleh para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama Nasrani, penerjemah Kitab Injil, dan pegawai pemerintah jajahan. Bahan deskripsi itu disebut etnografi dari kata ethos = bangsa. Beberapa pandangan orang Eropa Barat mengenai pribumi, yaitu (Koentjaraningrat, 2009:hal 1) : a. Ada yang berpendapat bahwa bangsa bangsa itu bukan manusia, melainkan manusia liar, keturunan iblis, dan sebagainya sehingga timbul sebutan savages, primitive,b. Ada yang berpandangan bahwa masyarakat tersebut masih murni, belum mengenal kejahatan, dan keburukan,c. Ada yang tertarik dengan adat istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan benda benda yang berasal dari daerah masyarakat pribumi yang kemudian dikumpulkan dan dipamerkan ke museum.

2. Fase Kedua (Pertengahan Abad 19)Integrasi yang sesungguhnya muncul di pertengahan abad ke 19 yang menghasilkan susunan rumusan karangan etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Masyarakat Eropa Berpikir bahwa masyarakat dan kebudayaan berevolusi sangat lambat hingga beribu tahun lamanya, dan menganggap masyarakat Eropa Barat berada di tingkat tertinggi, dan masyarakat di luar Eropa berada di tingkat rendah (primitif). Dengan adanya beberapa karangan yang mengklasifikasikan tentang beragam kebudayaan di seluruh dunia ke dalam tingkat tingkat evolusi tertentu, maka muncullah ilmu antropologi yang kemudian disusul karangan karangan yang berisi tentang penyebaran kebudayaan bangsa di seluruh muka bumi. Dalam karangan itu masih menyebutkan bahwa kebudayaan di luar Eropa Barat adalah hal sia sia dan kuno sehingga untuk mempelajarinya dapat menambah pengetahuan mengenai penyebaran kebudayaan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan ilmu antropologi memiliki tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat satu pengertian tentang tingkat tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia. (Koentjaraningrat, 2009:hal 3)3. Fase Ketiga (Permulaan Abad 20)Pada masa itu negara negara penjajah negara Eropa mulai menguasai daerah jajahan di luar Eropa. Ilmu Antropologi menjadi penting dalam mempelajari bangsa bangsa lain di luar Eropa karena bangsa bangsa itu belum kompleks (tidak mempunyai tujuan langsung, bersifat praktis, dan hanya dilakukan oleh kalangan akademi). Dalam fase ini ilmu antropologi menjadi ilmu praktis yang bertujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat satu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks. (Koentjaraningrat, 2009:hal 4)

4. Fase Keempat (Sesudah 1930)Dalam fase ini ilmu antropologi berkembang sangat luas dibarengi dengan 2 perubahan di dunia :a. Timbulnya antipati terhadap kolonialisme pasca Perang Dunia II.b. Hilangnya bangsa bangsa primitif dari pengaruh Eropa Amerika yang dimulai dari tahun 1930, dan benar benar menghilang pasca Perang Dunia II.Peristiwa itu mengakibatkan ilmu antropologi kehilangan lapangan penelitian sehingga terdorong untuk mencari lapangan dan tujuan yang baru. Fase pertama, kedua, dan ketiga dijadikan bahan etnografi dan metode ilmiah, yang kemudian dijadikan landasan. 60 orang tokoh ahli antropologi dari berbagai negara di Amerika Serikat dan Eropa mengadakan simposium internasional untuk merumuskan pokok tujuan dan ruang lingkup baru ilmu antropologi, yang menghasilkan sasaran kepada suku suku bangsa pedesaan Eropa dan penduduk di kota kota kecil Amerika Serikat.Tujuan baru ilmu antropologi fase ini dibagi dua, yaitu tujuan akademisi yang bertujuan mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya. Sedangkan tujuan praktisnya mempelajari manusia dalam keragaman masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu. (Koentjaraningrat, 2009:hal 5)B. Antropologi Masa Kini1. Perbedaan perbedaan di Berbagai Pusat IlmiahUraian mengenai 4 fase bertujuan untuk menentukan tujuan dan ruang lingkupnya. Ilmu antropologi masih tergolong muda yang masih sering terjadi perbedaan paham antar kalangannya sendiri.Di Amerika Serikat, ilmu antropologi memakai 4 fase ditambah dengan berbagai spesialisasi yang dikembangkan khusus untuk mencapai pemahaman tentang dasar dasar dari keragaman bentuk masyarakat dan kebudayaan manusia masa kini. Fase keempat di Amerika Serikat telah berkembang dengan seluas luasnya.Di Inggris dam negara negara di bawah pengaruhnya seperti Australia, fase ketiga ilmu antropologi masih dikembangkan dan mempelajari suku suku bangsa asli Papua Nugini dan Kepulauan Melanesia untuk keperluan pemerintah pemerintah jajahannya, yang mengakibatkan daerah jajahan menjadi merdeka. Setelah itu Inggris memperluas penelitiannya dan metode antropologinya mulai dipengaruhi oleh Amerika Serikat.Eropa Tengah seperti Jerman, Austria dan Swiss hingga kira- kira awal tahun 1970an ilmu antropologinya masih pada fase kedua, yang mempelajari bangsa bangsa di luar Eropa dan sejarah sebaran kebudayaan umat manusia di muka bumi. Eropa Utara dan negara negara Skandinavia, ilmu antropologi bersifat akademikal seperti Jerman dan Austria. Mereka mempelajari benua di luar Eropa terutama suku bangsa Eskimo, dan menggunakan banyak metode antropologi yang dikembangkan Amerika Serikat.Perkembangan ilmu antropologi di Uni Soviet tidak banyak di kenal karena sekitar tahun 1960 seolah mengisolasi diri dari dunia lainnya. Namun ilmu antropologi di Uni Soviet menunjukkan bidang praktis yaitu mengumpulkan bahan tentang keragaman bentuk masyarakat dan kebudayaan bangsa- bangsa yang merupakan penduduk wilayah Uni Soviet yang luas dan mengembangkan saling pengertian antara suku bangsa. Selain itu para sarjana Uni Soviet menyusun buku ikhtisar tentang kebudayaan suku bangsa di benua- benua lainnya di muka bumi dengan judul Narody Mira (bangsa- bangsa di dunia) dan juga buku buku mengenai suku bangsa lain dalam bahasa Rusia.Negara bekas jajahan Inggris, terutama India, metode antropologi mendapat pengaruh besar dari Inggris yang menjadikan ilmu tersebut berfungsi secara praktis mengenai keragaman kehidupan masyarakat India dari golongan golongan penduduk sehingga sosiologi dan antropologi menjadi ilmu sosial yang baru karena negara seperti India masalah nasional dan masalah kota erat kaitannya dengan masalah pedesaan.Di Indonesia baru dikembangkan ilmu antropologi sehingga masih belum terikat tradisi untuk memilih aliran antropologi yang paling cocok untuk diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan Indonesia. Ilmu antropologi dan metodenya masih banyak mencontoh negara negara lain seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, dan India.2. Perbedaan perbedaan IstilahIstilah istilah lazim dalam ilmu antropologi yang dipakai di berbagai negara (Koentjaraningrat, 2009:hal 9) :a. Ethnography, yang berarti pelukisan tentang bangsa bangsa. Dipakai di Eropa Barat untuk menyebut bahan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan serta metodenya yang bersifat deskriptif.b. Etnologi, yang berarti ilmu bangsa bangsa. Hanya Amerika dan Inggris yang masih menggunakan istilah ini yang mempelajari sejarah perkembangan kebudayaan manusia. c. Volkerkunde adalah ilmu bangsa-bangsa. Digunakan di Eropa Tengah sampai sekarang.d. Kulturkunde, adalah ilmu kebudayaan.e. Anthropologi, adalah ilmu tentang manusia mempelajari ras manusia dan ciri fisiknya.f. Cultural anthropology, ilmu antropologi yang tidak mempelajari manusia dari fisik, sekarang lebih dikenal dengan ilmu kebudayaan.g. Social anthropology, merupakan sebutan fase ketiga dari antropologi, yang berkebalikan dengan ethnology.C. Ilmu ilmu Bagian dari Antropologi1. Lima Ilmu Bagian dari AntropologiUniversitas universitas Amerika Serikat meneliti lima masalah penelitian khusus dalam bidang antropologi (Koentjaraningrat, 2009:hal 10) :a. Evolusi manusia secara biologi;b. Sejarah terjadinya beragam manusia dari ciri ciri tubuh;c. Masalah asal, perkembangan, penyebaran bahasa manusia di dunia;d. Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya budaya manusia di dunia;e. Mengenai asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku di dunia.Berkaitan dengan kelima masalah tersebut, maka ilmu antropologi mengenal ilmu ilmu bagian, yaitu (Koentjaraningrat, 2009:hal 11) :1. Paleo antropologi, meneliti asal usul dan evolusi manusia2. Antropologi fisik, mempelajari beragam manusia dari ciri ciri tubuh3. Etnolinguistik, mempelajari perkembangan bahasa4. Prehistori, mempelajari sejarah manusia mengenal huruf5. Etnologi, mempelajari kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari berbagai suku di seluruh dunia. Etnologi memiliki dua aliran :a. Descriptive integration, untuk penelitian diakronis;b. Generalizing approach, untuk penelitian sinkronis.2. Spesialisasi Antropologi (Koentjaraningrat, 2009; hlm.17)a. Antropologi ekonomib. Antropologi pembangunanc. Antropologi pendidikand. Antropologi kesehatane. Antropologi pendudukf. Antropologi politik g. Antropologi psikiatriD. Hubungan antara Antropologi Sosial dan Sosiologi1. Persamaan dan Perbedaan Kedua IlmuPersamaan antara antropologi sosial dan sosiologi terdapat pada tujuan yang sama yaitu mencari unsur unsur keberagaman masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan untuk perbedaan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.20) :a. Mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda;b. Asal mula sejarah yang berbeda mengakibatkan pokok dan bahan penelitian yang berbeda;c. Asal mula sejarah yang berbeda mengakibatkan perbedaan beberapa metode dan masalah.2. Sejarah Perkembangan SosiologiPada mulanya ilmu sosiologi merupakan bagi dari ilmu filsafat yaitu filsafat sosial, kemudian menjadi ilmu khusus, karena bangsa Eropa memerlukan ilmu yang lebih mendalam mengenai asas masyarakat dan kebudayaannya.3. Pokok Ilmiah dari Antropologi Sosial dan SosiologiPada awalnya ilmu antropologi sosial hanya meneliti masyarakat di luar Eropa, sedangkan ilmu sosiologi memiliki sasaran pada masyarakat pribumi Eropa. Namun pada fase keempat ilmu antropologi mulai tertuju ke pribumi.4. Metode Ilmiah dari Antropologi Sosial dan SosiologiAntropologi meneliti kebudayaan suku bangsa pribumi di Amerika, Asia, Afrika, dan Oseania yang biasanya hidup dalam masyarakat pedesaan yang kecil, yang dapat diteliti keseluruhan sebagai kebulatan. Sebaliknya, ilmu sosiologi lebih memusatkan perhatian pada gejala khusus dalam masyarakat dengan menganalisis kelompok sosial khusus, hubungan antar kelompok / individu, atau proses kehidupan masyarakat. Dengan hal ini para ahli antropologi mengembangkan metode penelitian bersifat intensif misal dengan wawancara. Sedangkan ahli sosiologi meneliti secara kompleks, misal dengan angket.E. Hubungan antara Antropologi dan Ilmu ilmu LainIlmu antropologi memiliki hubungan timbal balik dengan ilmu lain kecuali sosiologi dan psikologi, di antaranya adalah (Koentjaraningrat, 2009; hlm.26) : [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGIProf. Dr. Koentjaraningrat]1.

1. Ilmu geologi2. Ilmu paleontologi3. Ilmu anatomi4. Ilmu kesehatan masyarakat5. Ilmu psikiatri6. Ilmu linguistik7. Ilmu arkeologi 8. Ilmu sejarah9. Ilmu geografi10. Ilmu ekonomi11. Ilmu hukum adat

12. Ilmu administrasi13. Ilmu politik

F. Metode Ilmiah dari Antropologi1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan FaktaUntuk metode ilmiah dari antropologi budaya adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Cara pengumpulan data terdiri dari observasi, mencatat, mengolah, dan mendeskripsikan fakta fakta yang terjadi di masyarakat.2. Penentuan Ciri ciri Umum dan SistemYaitu dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan menentukan ciri ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam penelitian.3. VerifikasiMenguji rumusan kaidah kaidah atau memperkuat pengertian yang telah dicapai.

BAB II : MAKHLUK MANUSIAA. Makhluk Manusia di antara Makhluk makhluk LainDilihat dari sudut biologi, manusia hanya merupakan salah satu jenis makhluk hidup di antara lebih dari sejuta jenis makhluk lain yang bertahan hingga saat ini. Untuk mengetahui ragam jenis makhluk hidup, para ahli biologi telah membuat sistem klasifikasi semua makhluk berdasarkan berdasarkan morfologi dan organismenya. B. Evolusi Ciri ciri Biologis1. Sumber Ciri ciri Organisme FisikDalam proses evolusi, bentuk makhluk yang baru timbul sebagai proses percabangan dari bentuk makhluk makhluk yang lebih tua. Menurut para ahli, ciri- ciri biologi itu termaktub di dalam gen. Ciri- ciri lahir (fenotipe) yang terlihat dari luar bisa tidak sama dengan susunan ciri-ciri pada gen- gennya (genotipe). 2. Perubahan dalam Proses KeturunanMutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisme . Suatu gen yang telah lama diturunkan dari generasi ke generasi beribu ribu tahun lamanya, saat terbentuk adanyazyogteyang baru dapat berubah sedikit sifatnya.C. Evolusi Primata dan ManusiaManusia merupakan salah satu jenis makhluk primata yang telah melalui proses evolusi. Ilmu yang mempelajari adalah paleo antropologi. Makhluk pertama dari suku primata muncul di muka bumi sebagai suatu cabang dari makhluk mamalia (binatang menyusui) sekitar 70 juta tahun yang lalu (Kala Paleosen tua). Kemudian bercabang lebih lanjut paling sedikit lima proses percabangan, yang tertua pada Kala Eosen Akhir (30 juta tahun yang lalu) yang mengevolusikan kera Gibbon (hylobatidae). Cabang yang timbul kemudian, pada Kala Miosen (20 juta tahun yang lalu) adalah kera pongopygmeus atau orang utan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.57).Cabang ketiga adalah jenis makhluk yang menurut para ahli adalah nenek moyang manusia (10 juta tahun yang lalu). Cabang keempat adalah kera pongid, yaitu semacam simpanse dan gorilla (12 juta tahun yang lalu) di akhir Kala Miosen. Percabangan berikutnya terjadi di Afrika timur dari evolusi giganthropus. Cabang inilah menurut para ahli yang akan berevolusi Menurunkan cabang manusia (Koentjaraningrat,2009; hlm.59).Seabad yang lalu para ahli mencari makhluk penghubung yang hilang (missing link) dari kera ke manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu paleoantropologi dan geologi, konsep tersebut berubah yaitu para ahli menganggap makhluk tersebut sebagai pendahuluan (precussor) yang mendahului baik kera besar (pongid) maupun manusia.

D. Aneka Ragam ManusiaDalam sejarah bangsa-bangsa, terdapat banyak kesalahpahaman konsepsi mengenai keragaman ciri fisik manusia yang tampak nyata seperti warna kulit, rambut dan bentuk wajah sehingga menyebabkan timbulnya pengertian ras.Ciri- ciri lahir morfologi tubuh individu (Koentjaraningrat, 2009; hlm.75) :1. Ciri ciri kualitatif (warna kulit, bentuk rambut, dan sebagainya)2. Ciri ciri kuantitatif (berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebagainya)Berdasar klasifikasi A.L Kroeber, garis- garis besar penggolongan ras terpenting di dunia, adalah sebagai berikut (Kroeber, 1948; hlm.140):1. Australoid2. Mongoloid3. Caucasoid4. Negroid5. Ras- ras khususE. Organ ManusiaManusia adalah makhluk hidup yang berkelompok dan mempunyai organ yang secara biologis kalah kemampuan fisiknya dari binatang berkelompok lain. Akan tetapi otak manusia telah berkembang dengan adanya bahasa sehingga kemampuan akal manusia semakin tajam. Dengan adanya akal manusia menciptakan kebudayaan yang membantu kehidupannya, yaitu: a) sistem perlambangan vokal dan bahasa; b) sistem pengetahuan; c) organisasi sosial; d) sistem peralatan hidup dan teknologi; e) sistem mata pencarian hidup; f) sistem religi; dan g) kesenian (Koentjaraningrat, 2009; hlm.81).

BAB III : KESENIANA. Definisi KepribadianCiri atau watak dari seseorang yang menunjukkan secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu lainnya (Koentjaraningrat, 2009; hlm.83).B. Unsur unsur KepribadianPembentuk kepribadian terdiri dari (Koentjaraningrat, 2009; hlm.82-83) :1. Pengetahuan : persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi2. Perasaan : satu keadaan dalam kesadaran manusia karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif3. Dorongan naluri : dorongan mempertahankan hidup, dorongan seks, dorongan mencari makan, dorongan untuk bergaul, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, dorongan untuk berbakti, dorongan akan keindahan.C. Materi dari Unsur unsur KepribadianSeorang ahli etnopsikologi bernama A.F.C. Wallace membuat kerangka mengenai unsur unsur kepribadian manusia secara sistematis (Koentjaraningrat, 2009; hlm.90) : 1. Beragam kebutuhan individua. Kebutuhan biologis b. Kebutuhan psikologis2. Beragam hal dalam lingkungan individua. Identitas aku yang bersifat fisikb. Identitas aku yang bersifat psikologisc. Kesadaran individu mengenai lingkungan sekitarnyad. Kesadaran individu mengenai alam fauna dan florae. Kesadaran individu mengenai berbagai macam benda serta gejala alam di sekitarnya3. Beragam cara memperlakukan hal dalam lingkungan diri sendiri guna memenuhi kebutuhan diria. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memenuhi kebutuhan biologis maupun psikologisb. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk menghindari, menolak atau meniadakan kebutuhan biologis maupun psikologisc. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memperkuat identitas Aku.d. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk berinteraksi dengan manusia dalam lingkungane. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mempergunakan binatang dan tumbuhan untuk keperluan individuf. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mendapatkan, dan menggunakan berbagai macam benda serta gejala alam di sekitarnya.D. Macam macam Kepribadian1. Kepribadian IndividuSetiap unsur kepribadian menyebabkan satu tingkah laku yang berpola, yaitu kebiasaan (habit) dan berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian (personality) , serta segala macam tingkah laku berpola dari individu bersangkutan.2. Kepribadian UmumDalam proyek bersama antara Linton dan Kardiner, menimbulkan konsep kepribadian dasar (basic personality) yaitu kepribadian yang dimiliki bersama oleh satu bagian besar dari warga masyarakat itu.3. Kepribadian Barat dan Kepribadian TimurAdanya kontradiksi antara kepribadian Barat dan Timur dilihat dari kolektivisme - individualisme yang menghasilkan kesimpulan relatif.

BAB IV : MASYARAKATA. Kehidupan Berkelompok dan Definisi Masyarakat1. Kehidupan Berkelompok dalam Alam BinatangCiri khas dari kehidupan berkelompok : 1) pembagian kerja yang tetap; 2) ketergantungan antar individu; 3) kerja sama antar individu; 4) komunikasi antar individu; dan 5) diskriminasi antara individu- individu warga dan individu- individu dari luarnya (Koentjaraningrat, 2009; hlm.109).2. Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia Sistem pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan berkelompok binatang bersifat naluri, sedangkan pada kelompok manusia tidak. Hal ini dikarenakan manusia memiliki akal. Perilaku manusia prosesnya tidak terencana dalam gennya, tetapi merupakan hasil dari belajar, yang disebut dengan tindakan (qction). (Koentjaraningrat, 2009; hlm.111).B. Berbagai Wujud Kelompok ManusiaRagam tingkah laku manusia tidak disebabkan oleh beragam ciri ras, melainkan karena kelompok kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi (Koentjaraningrat, 2009; hlm.113).C. Unsur unsur Masyarakat1. MasyarakatMasyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sedang komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat dan yang terikat oleh rasa identitas bahwa mereka memang merupakan kesatuan khusus (Koentjaraningrat, 2009; hlm.118).2. Kategori SosialKesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu. Penilaian secara objektif ini berasal dari pihak luar . Maka dari itu berarti kategori sosial terbentuk karena adanya penilaian dari orang lain mengenai ciri yang dikenakan manusia. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.120).3. Golongan SosialPerbedaan antara kategori dengan golongan adalah jika golongan sosial memiliki kesadaran identitas yang tumbuh dan menjadi bentuk respon atau reaksi terhadap sesuatu. Dibuat oleh orang yang bersangkutan serta dihadapkan oleh struktur sosial namun hirarkinya tidak sejelas kategori.4. Kelompok dan PerkumpulanKelompok (Group) merupakan satu masyarakat karena memiliki adat dan sistem norma yang mengatur interaksi itu.Menurut Tonnies yang membedakan dua masyarakat yaituGemeinschaftdan Gesellschaf. Tabel perbedaan antara kelompok dengan perkumpulan:KelompokPerkumpulan

Primary GroupAssociation

GemeinschaftGesellschaft

Solidarite mechaniqueSolidariteorganique

HubunganFamilisticHubungancontractual

Dasar organisasi adatDasar organisasi buatan

Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan karismaPimpinan berdasarkan wewenang dan hukum

Hubungan berazas peroranganHubungan anonim & per azas guna

5. Beragam Kelompok dan PerkumpulanPerkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluan atau fungsinya. Dapat juga berfungsi untuk keperluan mencari nafkah.6. Ikhtisar mengenai Beragam Wujud Kesatuan ManusiaTiga wujud kesatuan manusia (kerumunan, kategori sosial, golongan sosial) tidak dapat disebut masyarakat karena tidak memenuhi konsep dari masyarakat.D. Pranata SosialPranata adalah sistem norma khusus mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus. Macam macam pranata (Koentjaraningrat, 2009; hlm.135) :1. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan;2. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan mata pencarian hidup;3. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan pendidikan;4. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia;5. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan menghayati keindahan dan untuk rekreasi;6. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan berbakti kepada Tuhan;7. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan mengelola kekuasaan dalam masyarakat;8. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup.E. Integrasi MasyarakatStruktur sosial dalam hal menganalisa masyarakat, seorang peneliti memerinci kehidupan masyarakat itu ke dalam unsur-unsurnya yaitu pranata, kedudukan sosial dan peranan sosial. Fungsi dari struktur sosial adalah sebagai pengendali di dalam masyarakat yang memiliki batasan-batasan tertentu di dalam bermasyarakat.

BAB V : KEBUDAYAANA. Definisi menurut Ilmu AntropologiKebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya kehidupan manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan dapat diartikan sebagai hal hal yang bersangkutan dengan akal. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.144-145)B. Tiga Wujud Kebudayaan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.150)1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya;2. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat;3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia.

C. Adat IstiadatBerdasarkan perbandingan secara cross cultural dalam 32 kbudayaan lain dan berbagai daerah di dunia menghasilkan teori tentang batas antara adat dan hukum adat (Koentjaraningrat, 2009; hlm.163) :1. Hukum adalah satu aktivitas di dalam rangka kebudayaan yang berfungsi pengawasan sosial;2. Attribute of Authority3. Attribute of Intention of Universal Application;4. Attribute of Obligation;5. Attribute of Sanction.D. Unsur unsur Kebudayaan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.165)1. Bahasa2. Sistem pengetahuan3. Organisasi sosial4. Sistem peralatan hidup dan teknologi5. Sistem mata pencaharian6. Sistem religi7. KesenianE. Integrasi KebudayaanBeberapa konsep untuk menganalisis masalah integrasi kebudayaan yaitu pikiran kolektif, fungsi unsur kebudayaan, fokus kebudayaan, etos kebudayaan, dan kepribadian umum

BAB VI : DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAANA. Konsepsi Khusus Mengenai Pergeseran Masyarakat dan KebudayaanSemua konsep yang diperlukan apabila ingin menganalisis proses proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi disebut dinamika sosial (social dynamics) (Koentjaraningrat, 2009; hlm.184).

B. Proses Belajar Kebudayaan SendiriBelajar kebudayaan sendiri melalui berbagai proses seperti (Koentjaraningrat, 2009; hlm.185 191):1. Internalisasi, proses sejak individu dilahirkan sampai meninggal;2. Sosialisasi, proses belajar kebudayaan dalam hubungan sosial;3. Enkulturasi, proses mempelajari alam pikiran serta sikap dengan adat, sistem norma dan peraturan hidup dalam kebudayaan.C. Proses Evolusi SosialProses Evolusi budaya melalui :1. Difusi : Penyebaran budaya2. Akulturasi : Pencampuran budaya3. Asimilasi : Proses yang timbul bila ada latar belakang masyarakat yang berbeda-beda , berinteraksi dalam jangka waktu yang lama dan intensif, unsur-unsur kebudayaan campuran.4. Inovasi dan Evolusi : Suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam , energi, teknologi dan lain lain hal ini yang menyebabkan adanya pembaruan kebudayaan.5. Discovery : Penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru., baik berupa suatu alat baru , suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu , atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.

BAB VII : ANEKA RAGAM KEBUDAYAAN DAN MASYARAKATA. Konsep Suku BangsaKonsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Kesadaran dan identitas tadi sering kali dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.215)Kesatuan masyarakat suku-suku bangsa di dunia berdasarkan kriteria mata pencarian dan sistem ekonomi, ada enam macam yaitu :

1. Masyarakat pemburu dan peramu2. Masyarakat peternak3. Masyarakat peladang4. Masyarakat nelayan5. Masyarakat petani pedesaan6. Masyarakat perkotaan kompleksB. Konsep Daerah KebudayaanSuatu daerah kebudayaan merupakan suatu penggolongan atau penggabungan yang dilakukan oleh ahli- ahli antropologi dari suku bangsa yang beragam kebudayaannya, namun mempunyai beberapa unsur dan ciri mencolok yang serupa. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.221)C. Daerah- Daerah Kebudayaan Di Amerika UtaraDaerah kebudayaan di Amerika Utara menurut Clark Wissler adalah:1. 2. Daerah kebudayaan Eskimo3. Daerah kebudayaan Yukon Mackenzie4. Daerah kebudayaan Pantai barat laut5. Daerah kebudayaan Dataran tinggi6. Daerah kebudayaan Plains7. Daerah kebudayaan Hutan timur8. Daerah kebudayaan California9. Daerah kebudayaan Barat daya10. Daerah kebudayaan Tenggara11. Daerah kebudayaan MeksikoD. E. Daerah- Daerah Kebudayaan Di Amerika Latin1. Daerah kebudayaan Cacique2. Daerah kebudayaan Andes3. Daerah kebudayaan Andes selatan4. Daerah kebudayaan Rimba Tropik5. Daerah kebudayaan Berburu dan meramuF. Sub- Sub Kawasan Geografi Di OseaniaEmpat sub kawasan geografi di dunia yaitu: kebudayaan kebudayaan penduduk asli Australia, kebudayaan kebudayaan penduduk Irian dan Melanesia, dan kebudayaan- kebudayaan penduduk Polinesia (Koentjaraningrat, 2009; hlm.230).G. Daerah- Daerah Kebudayaan Di Afrika1. 2. Daerah kebudayaan Afrika Utara3. Daerah kebudayaan Hilir Nil4. Daerah kebudayaan Sahara5. Daerah kebudayaan Sudan Barat6. Daerah kebudayaan Sudan timur7. Daerah kebudayaan Hulu tengah Nil8. Daerah kebudayaan Afrika tengah9. Daerah kebudayaan Hulu selatan Nil10. Daerah kebudayaan Tanduk Afrika11. Daerah kebudayaan Pantai Guinea12. Daerah kebudayaan Bantu Khatulistiwa13. Daerah kebudayaan Bantu Danau-danau14. Daerah kebudayaan Bantu timur15. Daerah kebudayaan Bantu Tengah16. Daerah kebudayaan Bantu barat daya17. Daerah kebudayaan Bantu tenggara18. Daerah kebudayaan Choisan19. Daerah kebudayaan Madagaskar

H. Daerah- Daerah Kebudayaan di Asia1. Daerah kebudayaan Asia tenggara2. Daerah kebudayaan Asia selatan3. Daerah kebudayaan Asia barat daya4. Daerah kebudayaan Cina5. Daerah kebudayaan Steppa Asia tengah6. Daerah kebudayaan Siberia7. Daerah kebudayaan Asia Timur lautI. Suku- Suku Bangsa Di IndonesiaKlasifikasi dari beragam suku bangsa di wilayah Indonesia biasanya masih berdasarkan sistem lingkaran- lingkaran hukum adat yang di susun oleh Van Vollenhoven, yaitu:1. Aceh13. Toraja2. Gayo alas dan batak14. Sulawesi Selatan3. Nias batu15. Ternate4. Minangkabau16. Ambon Maluku5. Mentawai17. Kepulauan barat daya6. Sumatera selatan18. Irian 7. Enggano19. Timor 8. Melayu20. Bali dan Lombok 9. Bangka Belitung21. Jawa tengah dan Timur10. Kalimantan22. Surakarta dan Yogyakarta11. Sangir talaud23. Jawa Barat.12. Gorontalo

BAB VIII : ETNOGRAFIA. Kesatuan Sosial Dalam EtnografiAhli antropologi Amerika, R. Narrol menyusun prinsip prinsip batas batas dari masyarakat, bagian suku bangsa yang menjadi pokok nyata dari deskripsi etnografi yang kemudian di modifikasi oleh J.A Clifton dalam buku Introduction to Cultural Anthropology (Koentjaraningrat, 2009; hlm.253) :1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa maupun lebih;2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa;3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politis administratif;4. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri;5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan kesatuan daerah fisik;6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi;7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama;8. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan lain tingginya sama;9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.B. Kerangka EtnografiSub subbab mengenai karangan kebudayaan yang disusun menurut kerangka etnografi :1. Lokasi, lingkungan alam, dan demografi2. Asal mula dan sejarah suku bangsa3. Bahasa4. Sistem teknologi5. Sistem mata pencarian6. Organisasi sosial7. Sistem pengetahuan8. Kesenian9. Sistem religiC. Lokasi, Lingkungan Alam, dan DemografiDalam menguraikan lokasi dan tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa, ilmu etnografi perlu diberi penjelasan ciri ciri geografi (iklim), sifat daerah (pegunungan, dataran tinggi/rendah, kepulauan, dll), suhu, curah hujan, ciri ciri geologi, geomorfologi, ciri flora dan fauna di daerah tersebut. Etnografi juga harus dilengkapi oleh data demografi, yaitu data mengenai jumlah penduduk yang diperinci dalam jumlah wanita dan pria, umur dengan interval lima tahun, laju kelahiran, laju kematian, dan data orang yang keluar masuk desa.D. Asal Mula dan Sejarah Suku BangsaEtnografi juga sebaiknya dilengkapi dengan keterangan tentang asal mula dan sejarah suku bangsa yang menjadi pokok deskripsinya dengan mempergunakan tulisan para ahli prehistori atau arkeolog yang pernah melakukan penggalian dan analisis benda benda kebudayaan yang ditemukan di daerah sekitar lokasi penelitian ahli arkeolog.

E. BahasaDalam karangan etnografi, bahasa adalah deskripsi tentang ciri ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan serta variasi dari bahasa itu. Perlu juga dilengkapi bab mengenai bahasa berupa lampiran yang berisi daftar kata kata dasar dari bahasa suku bangsanya. F. Sistem TeknologiTentang teknologi, etnografi cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional, yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau hanya secara terbatas dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan Eropa atau kebudayaan Barat.Teknologi tradisional mengenal paling sedikit delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang dipakai manusia nomaden tua masyarakat pedesaan yang hidup bertani (Koentjaraningrat, 2009; hlm.264 275) :1. Alat alat produksiBerupa teknik pemukulan (percussion flaking), teknik penekanan (pressure flaking), teknik pemecahan (chipping), teknik penggilingan (grindding) (Oakley, 1950).2. Alat membuat api3. SenjataMenurut fungsinya berupa senjata potong, senjata tusuk, senjata lempar, senjata penolak. Sedangkan menurut lapangan pemakaiannya, ada senjata untuk berburu, menangkap ikan, untuk berkelahi, dan berperang 4. WadahBerdasarkan bahan mentahnya, yaitu kayu, bambu, kulit kayu, tempurung, serat sersan, tanah liat.5. MakananDipandang dari tujuan konsumsinya, yaitu makanan dalam arti khusus (food), minuman (beverages), bumbu bumbuan (spices), dan bahan yang dipakai untuk kenikmatan saja seperti tembakau, madat (stimulans).

6. Pakaian7. Tempat berlindung dan perumahan8. Alat alat transportasiG. Sistem Mata Pencarian1. Sistem Mata Pencarian TradisionalTerdiri dari : (a) berburu dan meramu; (b) beternak; (c) bercocok tanam di ladang; (d) menangkap ikan; (e) bercocok tanam menetap dengan irigasi.2. Berburu dan Meramu3. Beternak4. Bercocok Tanam di Ladang5. Menangkap Ikan6. Bercocok Tanam Menetap dengan IrigasiH. Organisasi SosialKesatuan sosial yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan kekerabatannya yaitu keluarga inti yang dekat dan kaum kerabat lain. I. Sistem PengetahuanDalam etnologi, pengetahuan meliputi pengetahuan teknologi, sering kali duga ada keterangan mengenai pengetahuan yang mencolok dan dianggap aneh oleh pengarangnya. Dalam bab pengetahuan perlu juga dibicarakan mengenai tulisan, karena huruf mengabstraksikan dan mencakup satu konsep, satu suara, atau satu kompleks suara suara. J. Sistem ReligiDalam pokok antropologi tentang religi, dibagi menjadi dua pokok khusus, yaitu sistem religi, dan sistem ilmu gaib.K. KesenianDalam etnologi memiliki pedoman kerangka baku mengenai lapangan khusus mengenai kesenian, yaitu (Koentjaraningrat, 2009; hlm.298 299) :1. Seni Rupa : Seni patung, seni relief, seni lukis dan gambar, seni rias2. Seni Suara : Seni vokal, seni instrumental, seni sastra.

TANGGAPAN MENGENAI BUKU PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI1. Prof. Koenjaraningrat mendeskripsikan secara detail dan sistematis sehingga pembaca dapat mengikuti alur bacaan dengan mudah2. Penyampaian deskripsi kurang to the point, tidak langsung mengarah ke pokok pembahasan3. Kata kata yang digunakan kurang efisien sehingga terkesan berbelit belit dan hiperbola4. Untuk saya yang sebelumnya menjadi mahasiswa desain, merasa kurang total dalam pendeskripsian karena terlalu banyak tulisan, perlu diseimbangkan dengan gambar, grafik, atau skema pendukung yang lebih banyak.5. Pemberian contoh penelitian dan teori teori lain membuat isi buku semakin menarik