Resume Jurnal

download Resume Jurnal

of 3

Transcript of Resume Jurnal

RESUME JURNAL Nama No. Bp Kelompok Judul Jurnal : : : : Resya I. Noer 0910313196 21C A Comparison of Warfarin and Aspirin for the Prevention of Recurrent Ischemic Stroke Penulis : J.P. Mohr, M.D., J.L.P. Thompson, Ph.D., R.M. Lazar, Ph.D., B. Levin, M.D., R.L. Sacco, M.D., K.L. Furie, M.D.,J.P. Kistler, M.D., G.W. Albers, M.D., L.C. Pettigrew, M.D., H.P. Adams, Jr., M.D., C.M. Jackson, M.D.,And P. Pullicino, M.D., For The WarfarinAspirin Recurrent Stroke Study Group

Penelitian mengenai perbandingan antara warfarin dan aspirin dalam usaha pencegahan kekambuhan stroke iskemik ini sangat penting karena mengingat selama ini warfarin sering digunakan sebagai terapi preventif pada pasien stroke iskemik dengan infark miokard ataupun atrial fibrillation dibandingkan dengan penggunaan aspirin dan placebo sebagai terapi preventif. Ini terbukti dalam menurunnya angka kejadian serta angka kekambuhan stroke pada pasien atrial fibrillation yang menggunakan warfarin dibandingkan dengan pasien yang menggunakan terapi lain seperti placebo ataupun aspirin. Selain itu, dari uji klinis yang dilakukan bahwa terdapat tingkat kekambuhan mendekati 8 persen dalam penggunaan obat anti platetet, terutama aspirin. Para penelitu memercayai bahwa perbandingan penggunaan warfarin dan aspirin dalam pencegahan stroke iskemik berulang dibenarkan. Ini terbukti dari keberhasilan obat tersebut dalam mencegah kekambuhan pada pasien stroke dengan atrial fibrillation. Dalam penelitian, penulis membandingkan antara dua kelompok pasien dimana kelompok pertama terdiri dari pasien stroke iskemik yang mendapat terapi warfarin sebagai preventif dan kelompok dua menggunakan aspirin. Sebelum mendapat terapi, pasien menandatangani inform consent terlebih dahulu. Pendataan pasien dimulai dari Juni 1993 dan terus dilakukan follow-up selama 2 tahun setiap bulan. Follow-up dihentikan sesuai jadwal yaitu

pada Juni 2000. Pasien yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini berumur antara 30 sampai 85 tahun yang dipertimbangkan merupakan kandidat yang cocok mendapatkan terapi warfarin mempunyai riwayat stroke iskemik dalam 30 hari sebelumnya dan mempunyai nilai GCS (Glasgow Coma Scales) 3 atau lebih. Follow-up dilakukan lewat telpon atau meminta pasien untuk memeriksa INR (International Normalized Ratio). Stroke iskemik berulang ditentukan atau dideteksi melalui CT (Computed tomography) Scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan mayor atau perdarahan minor yang bisa menyebabkan kematian pada pasien stroke iskemik. Variabel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah a. Variabel bebas : Pasien yang mendapat terapi preventif berupa penggunaan Warfarin b. Variabel terikat : Pasien yang menderita stroke iskemik berulang Pasien yang mendapat terapi preventif berupa penggunaan Aspirin Hipotesis utama atas penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa tidak adanya perbedaan waktu dan tingkat keparahan atau tingkat kekambuhan antara pasien yang mendapat warfarin dan pasien yang mendapat aspirin. Selain itu, hipotesis sekunder dalam penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan dari setiap penyebab terjadinya perdarahan mayor atau kematian berdasarkan jenis kelamin, rasa tau etnik ataupun penyebab stroke sebelumnya. Temuan utama dalam penelitian ini adalah bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara pemberian terapi warfarin dan aspirin dalam mencegah kekambuhan stroke iskemik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tingkat rekuren atau kekambuhan stroke pada pasien yang mendapat terapi warfarin dan aspirin adalah sama. Namun, warfarin tidak lebih unggul dibandingkan dari aspirin. Berdasarkan penelitian, warfarin tidak menurunkan tingkat keparahan dari stroke yang berulang. Selain itu, tidak ada perbedaan terapi yang signifikan dalam frekuensi atau waktu timbulnya perdarahan mayor atau kematian berdasarkan penyebab awal dari stroke. Temuan utama dalam penelitian ini sejalan dengan kesimpulan penulis karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa efektifitas warfarin dalam mencegah kekambuhan stroke iskemik sama dengan aspirin. Hal ini dilihat dari hasil terapi yang dipantau kepada setiap pasien dan hanya sedikit terdapat perbedaan antara hasil terapi kedua obat tersebut dalam mencegah kejadian stroke iskemik berulang ataupun kematian ataupun

c. Variabel control :

pencegahan perdarahan mayor. Namun, penulis tetap menyarankan bahwa warfarin dan aspirin atau aspirin kombinasi dengan obat antiplatelet lainnya dapat digunakan sebagai alternatif terapeutik dalan usaha preventif.