RENCANA STRATEGIS POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA …
Transcript of RENCANA STRATEGIS POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA …
RENCANA STRATEGIS
POLITEKNIK TEKNOLOGI
KIMIA INDUSTRI MEDAN
2020-2024
(Reviu I)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum ..................................................................... 1
1. Kondisi Internal ................................................................ 1
2. Kondisi Eksternal ............................................................. 14
B. Potensi dan Permasalahan ................................................... 16
1. Analisis SWOT .................................................................. 16
2. Potensi ............................................................................. 18
3. Permasalahan ................................................................. 19
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN TARGET KINERJA
A. Visi PTKI Medan ................................................................... 21
B. Misi PTKI Medan .................................................................. 21
C. Program PTKI Medan ............................................................ 22
D. Tujuan PTKI Medan .............................................................. 22
E. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja PTKI Medan ............ 22
F. Target Kinerja PTKI Medan ................................................. 29
G. Indikator Kinerja Utama PTKI Medan ................................. 32
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
KERANGKA KELEMBAGAAN
A. Arah Kebijakan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Industri 2020-2024 ............................................... 34
iii
B. Arah Kebijakan PTKI Medan 2020-2024 ............................... 42
C. Kerangka Regulasi ................................................................ 43
C. Kerangka Kelembagaan ........................................................ 44
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja ..................................................................... 48
1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis ................................ 48
2. Indikator Kinerja Program .............................................. 50
3. Indikator Kinerja Kegiatan .............................................. 50
B. Kerangka Pendanaan .......................................................... 50
BAB IV. PENUTUP
LAMPIRAN
Lampiran 1. POHON KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI
KIMIA INDUSTRI MEDAN 2020-2024
Lampiran 2. PEDOMAN KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI
KIMIA INDUSTRI MEDAN 2020-2024
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia ......................... 5
Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Program Studi Teknik Mekanika ................... 5
Tabel 3. Hasil Seleksi Mahasiswa Program Studi AKS ............................... 6
Tabel 4. Data Pegawai PNS dan Non PNS PTKI Medan ............................... 7
Tabel 5. Data Dosen .................................................................................. 7
Tabel 6. Komposisi Dosen PTKI Medan berdasarkan Kualifikasi
Akademik ........................................................................................... 8
Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Kampus PTKI Medan ............................ 9
Tabel 8. Sasaran Strategis PTKI Medan ................................................... 24
Tabel 9. Indikator Kinerja dan Target Kinerja dari Tiap
Sasaran Strategis ..................................................................................... 29
Tabel 10. Indikator Kinerja Utama PTKI Medan 2020-2024 ..................... 32
Tabel 11. Target Kinerja PTKI Medan 2020-2024 ..................................... 48
Tabel 12. Kebutuhan Pendanaan PTKI Medan ......................................... 51
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Proses Bisnis PTKI Medan ............................................... 2
Gambar 2. Konteks Organisasi PTKI Medan ............................................. 3
Gambar 3 Jumlah Pendaftar dan yang Diterima dalam Penerimaan
Mahasiswa Baru selama Empat Tahun Terakhir ...................................... 4
Gambar 4. Rasio Pendaftar dan yang Diterima selama Empat
Tahun Terakhir ........................................................................................ 4
Gambar 5. Profil Dosen Program Studi Berdasarkan Jabatan
Akademik .......................................................................................... 8
Gambar 6. Jumlah Peserta Sertifikasi Kompetensi ................................. 12
Gambar 7. Program Pengembangan Vokasi Industri ............................... 15
Gambar 8. Peta Strategi PTKI Medan 2020-2024 .................................... 28
Gambar 9. Struktur Organisasi PTKI Medan .......................................... 45
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. POHON KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA
INDUSTRI MEDAN 2020-2024 .................................................................. 54
Lampiran 2. PEDOMAN KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA
INDUSTRI MEDAN 2020-2024 .................................................................. 56
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
1. Kondisi Internal
Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan merupakan salah satu
Perguruan Tinggi Milik Pemerintah di bawah naungan Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia. PTKI Medan didirikan pada tahun 1983 dengan bantuan Grant
Aids dari Pemerintah Jepang (JICA). Dengan SK Menteri Perindustrian RI Nomor
467/M/SK/12/1986 tanggal 13 Desember 1986 dan Peraturan Menteri Perindustrian
RI Nomor: 151/M-IND/PER/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 dibentuklah Statuta
PTKI Medan dengan jurusan studi: Teknologi Kimia Industri (D3) dan Teknologi
Mekanik Industri (D3). Berdasarkan Persetujuan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 376/MPK.E/KL/2014 tanggal 23 April 2014 perihal Nomenklatur
Politeknik Teknologi Kimia Industri, maka PTKI Medan berubah nama menjadi
Politeknik Teknologi Kimia Industri dengan Program studi: Teknik Kimia (D3), Teknik
Mekanika (D3) dan Agribisnis Kelapa Sawit (D3).
PTKI Medan mempunyai tugas pokok menghasilkan tenaga kerja profesional
dan kompeten di bidang Teknik Kimia, Teknik Mekanika dan Agribisnis Kelapa Sawit.
Agar tugas pokok tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka PTKI Medan harus
mempunyai perencanaan strategis untuk pengembangan Sumber Daya Manusia yang
profesional dan kompeten, agar dapat bersaing di pasar tenaga kerja.
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan sebagai institusi penyelenggara
pendidikan tinggi memiliki proses bisnis seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini:
2
Gambar 1. Peta Proses Bisnis PTKI Medan
Mengacu pada proses bisnis di PTKI Medan, maka untuk mengetahui kondisi
PTKI, dilakukan analisa terhadap seluruh aspek terkait proses bisnis dan ditinjau dari
seluruh perspektif pemangku kepentingan yang termasuk ke dalam konteks
organisasi PTKI. Adapun konteks organisasi PTKI dapat dirangkum seperti gambar
berikut:
3
Gambar 2. Konteks Organisasi PTKI Medan
Dengan melihat konteks organisasi serta proses bisnis PTKI Medan, maka
berikut adalah analisis kondisi internal dan eksternal PTKI Medan.
• Mahasiswa
Sampai dengan tahun 2019, PTKI Medan menjaring calon mahasiswa melalui
dua jalur, yakni jalur bebas tes serta jalur tes. Jalur tes dilaksanakan dalam 2 (dua)
gelombang. Total pendaftar dan yang diterima selama 4 (empat) tahun terakhir
seperti disajikan pada Gambar 9 berikut:
BUSINESS PROCESS
PTKI
1. Industri (E)
2. Regulator
(E)
3. External Provider (E)
4. Dosen & Pegawai (I)
5. Orang Tua
Mahasiswa (E)
6. Customer/Ma
hasiswa (I)
7. Kemenperin(I)/BPSDMI
8. Masyarakat (E)
9. Alumni (E)
1. Kompetensi2. IPK
1. Kementerian Perindustrian/BPSDMI/PPVI2. DIKTI3. BNSP
1. Persyaratan2. Metode
1. Budaya Kerja2. Kompetensi3. Kesejahteraan
1. Masa study2. Masa Tunggu Kerja3. IPK
1. Kompetensi Dosen2. Kurikulum3. Metode Belajar4. Kelengkapan Fasilitas
1. Taat Peraturan2. Daya saing3. Serapan alumni
1. Lingkungan2. Sosial3. Ekonomi
1. Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat
4
Gambar 3. Jumlah Pendaftar dan yang Diterima dalam Penerimaan Mahasiswa Baru
selama Empat Tahun Terakhir
Dari Gambar 3 tersebut terlihat bahwa dari tahun 2018 ke 2019 terjadi peningkatan
animo pendaftar sebesar 6,73 %. Untuk empat tahun tersebut dapat dihitung rasio
pendaftar dengan yang diterima adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Rasio Pendaftar dan yang Diterima selama Empat Tahun Terakhir
Terdapat tiga program studi pada tingkat Diploma Tiga di PTKI Medan. Program
studi D3 Teknik Kimia bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi profil
kompetensi pekerja Operator pada Proses Produksi di Industri Kimia. Data
mahasiswa prodi Teknik Kimia disajikan pada Tabel 1.
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
Tahun2016
Tahun2017
Tahun2018
Tahun2019
16001526
11301206
445 450378 384
Total Pendaftar
Total Diterima
0 1 2 3 4
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
1:3,6
1:3,4
1:3,0
1:3,1
Rasio
5
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia
Tahun Akademik
Daya Tampung
Jumlah Calon Mahasiswa
Jumlah Mahasiswa Baru
Jumlah Mahasiswa Aktif
Pendaftar Lulus
Seleksi Reguler Transfer*) Reguler Transfer*)
1 2 3 4 5 6 7 8
2015/2016 150 609 196 162 0 583 0
2016/2017 150 673 208 169 0 537 0
2017/2018 150 696 187 171 0 483 0
2018/2019 150 492 146 142 0 480 0
2019/2020 150 489 156 142 0 433 0
Jumlah 2959 893 786 0 433
Dari tabel di atas terlihat bahwa rasio daya tampung dengan pendaftar pada
program studi Teknik Kimia tahun 2019 adalah 1 : 3,26.
Program studi D3 Teknik Mekanika berfokus untuk menghasilkan pekerja
kompeten di bidang pemeliharaan/Maintenance peralatan industri khususnya
industri kelapa sawit, oleochemical, dan proses kimia. Data mahasiswa prodi Teknik
Mekanika disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Program Studi Teknik Mekanika
Tahun
Akademik
Daya
Tampung
Jumlah Calon
Mahasiswa
Jumlah Mahasiswa
Baru
Jumlah Mahasiswa
Aktif
Pendaftar Lulus
Seleksi Reguler Transfer*) Reguler Transfer*)
1 2 3 4 5 6 7 8
2015/2016 150 319 202 155 0 495 0
2016/2017 180 426 195 168 0 494 0
2017/2018 180 400 180 169 0 470 0
2018/2019 150 295 152 139 0 470 0
2019/2020 150 366 156 142 0 422 0
Jumlah 1806 885 773 0 422
Dari tabel di atas terlihat bahwa animo terhadap prodi Teknik Mekanika
mengalami peningkatan dari tahun 2018 pendaftar sebesar 295 orang menjadi 366
6
orang tahun 2019 atau meningkat sebesar 24,07%. Sementara rasio daya tampung
dengan pendaftar pada program studi Teknik Mekanika naik dari tahun 2018 1:1,97
menjadi 1 : 2,44 pada tahun 2019.
Program studi Agribisnis Kelapa Sawit berfokus pada perpaduan manajemen,
ekonomi, dan proses produksi untuk industri kelapa sawit dan turunannya. Data
mahasiswa prodi Agribisnis Kelapa Sawit disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Seleksi Mahasiswa Program Studi AKS
Tahun
Akademik
Daya
Tampung
Jumlah Calon
Mahasiswa
Jumlah Mahasiswa
Baru
Jumlah Mahasiswa
Aktif Pendaftar Lulus
Seleksi
Reguler Transfer Reguler Transfer
1 2 3 4 5 6 7 8 2015/2016 150 484 168 137 - 195 - 2016/2017 150 501 173 138 - 290 - 2017/2018 150 430 125 110 - 359 - 2018/2019 150 343 106 97 - 339 - 2019/2020 100 352 100 100 - NRTS =
310
NTTS = 0 Jumlah 2110 672 580 ND = 0 NM = 310
Dari tabel di atas terlihat bahwa animo terhadap program studi AKS selama 5
(lima) tahun terakhir cukup tinggi dengan rasio pendaftar dengan yang diterima rata-
rata sebesar 3 : 1 . Dari tabel di atas terlihat bahwa animo terhadap prodi Agribisnis
Kelapa Sawit mengalami peningkatan dari tahun 2018 pendaftar sebesar 343 orang
menjadi 352 orang tahun 2019 atau meningkat sebesar 2,62 %. Sementara rasio daya
tampung dengan pendaftar pada program studi Agribisnis Kelapa Sawit naik dari
tahun 2018 1:2,29 menjadi 1 : 3,52 pada tahun 2019.
• Sumber Daya Manusia
PTKI Medan memiliki fungsi pokok menjalankan tridharma perguruan tinggi,
yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Terdapat beberapa
aspek yang perlu dianalisis terkait kondisi internal PTKI Medan. Aspek pertama
adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam penyelenggaraan tridharma perguruan
tinggi PTKI Medan didukung oleh Dosen dan Tenaga Kependidikan yang totalnya
7
berjumlah 110 (serratus sepuluh) orang, 56 (lima puluh enam) merupakan Dosen dan
sisanya sebanyak 54 (lima puluh empat) adalah Tenaga Kependidikan. Selain tenaga
Dosen, proses belajar mengajar didukung oleh SDM Tenaga Kependidikan
diantaranya fungsional PLP, laboran dan teknisi, serta SDM pendukung seperti tenaga
adminstrasi pendidikan dan umum.
Tabel 4. Data Pegawai PNS dan Non PNS PTKI Medan
Tingkat Pendidikan
Dosen PNS
Tenaga Kependidikan PNS
Dosen PPNPN
Tenaga Kependidikan PPNP
SMA/sederajat - - - DIII/S1 - - 13
S2 48 1 2 4 S3 6 - - -
Jumlah 54 37 2 17
Tabel 5. Data Dosen
Prodi T. Kimia Prodi T. Mekanika
Prodi Agribisnis K.S.
Jumlah
Lektor Kepala 9 7 2 18 Lektor 4 9 9 21 Asisten Ahli 6 5 5 16 Jumlah 19 21 16 56
Prodi T. Kimia Prodi T. Mekanika
Prodi Agribisnis K.S.
Jumlah
S2 16 19 15 49 S3 3 2 1 6 Jumlah 19 21 16 56
Prodi T. Kimia Prodi T. Mekanika
Prodi Agribisnis K.S.
Jumlah
Tersertifikasi Dosen
14 12 7 33
Belum Sertifikasi Dosen
5 9 9 22
Jumlah 19 21 16 56
Jumlah tenaga fungsional laboran (PLP) yang kompeten di bidangnya serta
fungsional umum bersertifikat keahlian ini masih kurang memadai. Meskipun dari
segi kuantitas telah memadai, untuk kompetensi keahlian Dosen sesuai bidang vokasi
(spesialisasi) PTKI yakni sawit dan turunannya masih belum mencukupi. Dilihat dari
8
kinerja Dosen, terkait tugas tridharma, kinerja Dosen dalam hal menghasilkan
penelitian dan publikasi ilmiah masih rendah. Khususnya publikasi dalam jurnal-
jurnal terakreditasi.
Tabel 6. Komposisi Dosen PTKI Medan berdasarkan Kualifikasi Akademik
Jabatan Akademik Jumlah (orang) Gelar S2 Gelar S3
Dosen Asisten Ahli 16 16 0
Dosen Lektor 22 18 4
Dosen Lektor Kepala 18 15 3
Total 56 49 7
Komposisi Dosen pada masing-masing jabatan akademik untuk tiap program studi
seperti ditunjukkan pada gambar 6 berikut:
Gambar 5. Profil Dosen Program Studi Berdasarkan Jabatan Akademik
Dari 56 (lima puluh enam) Dosen PTKI Medan tersebut terdapat 60,71 %
yang telah memiliki sertifikat pendidik, sementara sisanya 39,29% belum mengikuti
sertifikasi Dosen. Untuk Tenaga Kependidikan pada PTKI Medan terdiri dari SDM PNS
dan Non PNS.
0123456789
Asi
ste
n A
hli
Lekt
or
Lekt
or
Ke
pal
a
Asi
ste
n A
hli
Lekt
or
Lekt
or
Ke
pal
a
Asi
ste
n A
hli
Lekt
or
Lekt
or
Ke
pal
a
Teknik Kimia Teknik Mekanika AgribisnisKelapa Sawit
6
4
9
5
9
7
5
9
2
Jumlah Dosen Program Studi pada Jabatan Akademik
Jumlah Dosen denganJabatan Akademik
9
• Sarana dan Prasarana
Aspek kedua adalah Sarana Prasarana. Untuk saat ini pelaksanaan proses belajar
mengajar dilengkapi dengan sarana prasarana seperti ruangan kuliah dan
laboratorium yang mencukupi.
PTKI Medan dilengkapi dengan sarana prasarana seperti dirangkum dalam
Tabel 7.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Kampus PTKI Medan
NO Nama Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi 1 Ruang Kuliah 18 Dilengkapi kursi kuliah,
infocus, full AC 2 Gedung Perpustakaan 1 2 lantai, koleksi bacaan
memadai, full AC 3 Auditorium 1 Daya tamping 1000
orang 4 Sarana Olahraga tdd:
- Lapangan Bola - Lapangan Badminton
1 2
Baik
5 Areal Parkir Baik, mencukupi 6 Laboratorium
1. Lab. Kimia Dasar 2. Lab. Fisika 3. Lab. Bahasa Inggris 4. Lab. Komputer 5. Lab. Menggambar 6. Lab. Kimia Analisa 7. Lab. Kimia
Organik/Anorganik 8. Lab. Kimia Fisika 9. Lab. Teknologi
Bioproses 10. Lab. Operasi Teknik
Kimia/Satuan Operasi 11. Lab. Oleokimia
12. Lab. Material Test dan
Elektron Mikroskop 13. Lab. Instrumentasi dan
Pengendalian Proses 14. Lab. Teknik Tenaga Listrik 15. Lab. Elektronika 16. Lab. Otomatisasi Industri 17. Lab. Teknologi Pangan 18. Lab. Pengembangan dan
Instrumen Analitik 19. Lab. Pengolahan Limbah 20. Lab. Workshop 21. Lab. Miniplant
21 Memadai
7 Teaching Factory: Pabrik Kelapa Sawit Mini 1 Beroperasi dengan baik 8 Tempat Uji Kompetensi 1 Dilengkapi instrument
pengujian memadai
Tiap ruang kelas dilengkapi dengan infocus, kursi kuliah yang memadai serta
kondisi ruangan yang nyaman dan bersih. PTKI Medan memiliki 23 laboratorium, 1
Tempat Uji Kompetensi (TUK), Unit Teaching Factory berupa Pabrik Mini Kelapa
Sawit dan Mini Plant serta sarana-sarana lain seperti perpustakaan, ruang kegiatan
mahasiswa, kantin, sarana olahraga, dan ruang-ruang perkantoran lainnya. Namun
demikian masih perlu dilakukan peningkatan untuk dapat menyediakan
10
Workshop/laboratorium yang terintegrasi/terpadu dengan konsep ruang pendidikan
modern. Selain itu, PTKI Medan masih perlu menyiapkan laboratorium ataupun sarana
pembelajaran lainnya yang mendukung untuk pembelajaran Industri 4.0. Selama
tahun 2020, sebagai akibat dari kondisi pandemi Covid 19, PTKI Medan telah memiliki
sarana proses pembelajaran jarak jauh berupa dua ruang kelas yang telah dilengkapi
dengan fasilitas smart classroom untuk pembelajaran daring/online.
• Sistem Informasi
Sarana dan prasarana yang juga memegang peranan penting di PTKI Medan
adalah sistem teknologi informasi. Pada tahun 2020 telah berhasil dikembangkan
sistem informasi terintegrasi sebagai perbaikan/pengembangan sistem informasi
yang telah ada sebelumnya terutama layanan-layanan bidang akademik diantaranya
sistem monitoring perkuliahan, sistem penjadwalan perkuliahan, sistem e-learning,
sistem pengumuman kepada mahasiswa dan Dosen, sistem rekapitulasi perkuliahan,
sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem ujian online dalam PMB, sistem absensi
perkuliahan, sistem ujian kolektif untuk Ujian Tengah Semester maupun Ujian Akhir
Semester. Hal ini tentu saja sangat mendukung pelaksanaan aktivitas organisasi
terutama dalam menghadapi kedaruratan pandemic Covid 19, sekaligus juga
persiapan menghadapi era digitalisasi. Sistem informasi pada PTKI telah terbangun
dan terintegrasi dengan baik meskipun masih perlu terus ditingkatkan. Pengelolaan
website PTKI Medan juga masih memiliki potensi untuk dikembangkan agar menjadi
media komunikasi efektif bagi organisasi.
• LSP, Skema Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi
Sarana prasarana lainnya yang juga telah dimiliki PTKI Medan adalah Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP P1) dengan 3 (tiga) skema kompetensi yang diujikan yakni
yakni:
1. Skema kompetensi PENGOPERASIAN PERALATAN HEAT EXCHANGER
Terdiri dari 6 (enam) unit kompetensi:
1. KIM.KH01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan Kesehatan Kerja
2. KIM.KH01.004.01 Menyampaikan dan Menanggapi Informasi
11
3. C.201.100.006.01 Mengidentifikasi Alur Proses
4. C.201.100.007.01 Menghitung Neraca Bahan/Massa
5. C.201.100.008.01 Menghitung Neraca Energi
6. C.201.100.013.01 Mengoperasikan Peralatan Heat Exchanger (HE)
2. Skema kompetensi PENGGANTIAN KOMPONEN POMPA SENTRIFUGAL
Terdiri dari 6 (enam) unit kompetensi:
1. C.331221.017.01 Mengganti Poros (Shaft) pompa sentrifugal
2. C.331221.018.01 Mengganti Mekanikal Seal pada Pompa Sentrifugal
3. C.331221.019.01 Mengganti Gland Packing pada Pompa Sentrifugal
4. C.331221.020.01 Mengganti Bearing pada Pompa Sentrifugal
5. C.331221.021.01 Mengganti Impelar pada Pompa Sentrifugal
6. C.331221.022.01 Melakukan Uji Kerja pada Pompa Sentrifugal
3. Skema kompetensi PENGONTROLAN PROSES PRODUKSI
Terdiri dari 7 (tujuh) unit kompetensi:
1. KIM.KH01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan Kesehatan Kerja
2. KIM.KH01.004.01 Menyampaikan dan Menanggapi Informasi
3. C.100000.001.01 Menyusun Draft Estimasi Biaya Proses
4. C.100000.002.01 Menyusun Rencana Kerja di Pabrik
5. C.100000.020.01 Mengawasi Losses dan Mutu Produk
6. C.100000.021.01 Mengendalikan Biaya Produksi dan Biaya-biaya Lain yang
Berkaitan dengan Proses Produksi
7. C.100000.022.01 Melakukan Troubleshooting Atas Masalah yang
Mengganggu Kelancaran Proses
LSP P1 PTKI Medan telah melaksanakan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa
yang akan lulus sejak tahun 2018 dengan jumlah peserta yang menunjukkan kenaikan
seperti ditunjukkan pada Gambar berikut:
12
Gambar 6. Jumlah Peserta Sertifikasi Kompetensi
Untuk tiap skema kompetensi jumlah peserta uji kompetensi meningkat.
Pada skema pengoperasian peralatan heat exchanger tahun 2019 peserta uji naik
sebesar 83,33 %, pada skema penggantian komponen pompa sentrifugal naik sebesar
124,24 %, dan pada skema kompetensi pengontrolan proses produksi naik sebesar
104,17 %. Hal ini juga menunjukkan minat dan kesadaran mahasiswa terhadap
pentingnya pelaksanaan sertifikasi kompetensi telah meningkat.
Adanya LSP dan skema kompetensi ini sangat mendukung dalam hal
menghasilkan lulusan yang kompeten, karena dengan adanya LSP dan skema
kompetensi tersebut maka lulusan PTKI Medan dapat dibekali dengan sertifikat
kompetensi disamping ijazah. Skema kompetensi ini akan dikembangkan untuk
menghasilkan skema-skema kompetensi yang baru yang sesuai dengan kebutuhan di
industri tempat lulusan akan diserap.
• Manajemen Pengelolaan dan Penjaminan Mutu
Selain aspek SDM dan sarana prasarana, manajemen pengelolaan juga
merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan organisasi. Dalam pengelolaan
organisasi, sebelumnya sampai dengan tahun 2019 PTKI Medan telah menerapkan
sistem manajemen mutu yakni sejak tahun 2008 dan telah tersertifikasi ISO yang
terupdate yakni ISO 9001: 2015 di tahun 2017. Implementasi sistem manajemen
0
10
20
30
40
50
60
70
80
PENGOPERASIANPERALATAN HEAT
EXCHANGER
PENGGANTIANKOMPONEN POMPA
SENTRIFUGAL
PERENCANAAN DANPENGONTROLAN PROSES
PRODUKSI
12
33
2422
74
49
Tahun 2018
Tahun 2019
13
mutu ISO 9001: 2015 telah menjadi tools bagi organisasi untuk melakukan monitoring
juga evaluasi serta perbaikan berkelanjutan terhadap pengelolaan organisasi dan
untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan. Mulai tahun 2019 PTKI Medan telah
mulai mengaktifkan sistem penjaminan mutu internal melalui unit Sistem Penjamin
Mutu Internal (SPMI). Proses sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2015
tidak lagi dilanjutkan, akan tetapi PTKI Medan mengintegrasikan pelaksanaannya ke
dalam sistem penjaminan mutu internal (SPMI).
Sistem Penjaminan Mutu Internal merupakan kegiatan sistemik penjaminan
mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom atau mandiri
untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi
secara berencana dan berkelanjutan. SPMI direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi,
dikendalikan, dan dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi. Untuk mengetahui
pencapaian mutu institusi ataupun Program studi serta untuk mendapatkan
gambaran tentang kondisi riil institusi dalam hal pemenuhan terhadap seluruh
persyaratan yang ditetapkan maka dilaksanakan Audit Mutu Internal tahunan. Hasil
Audit Mutu Internal ini sebagai alat manajerial, untuk mengetahui dan juga menjaga
agar mutu dan kinerja institusi melalui program yang telah dicapai tetap terjaga
keberlangsungannya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai alat manajerial untuk
penyusunan rencana pengembangan institusi ataupun program studi di masa
mendatang.
Dari Audit Mutu Internal SPMI yang dilakukan pada tahun 2020 diperoleh
kesimpulan bahwa pemenuhan terhadap standar pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat yang dilaksanakan PTKI masih harus ditingkatkan untuk
memenuhi tiap kriteria dalam standar DIKTI dan BAN-PT berdasarkan Instrumen
Akreditasi Program Studi (IAPS) 4.0. PTKI Medan perlu meningkatkan penerapan
siklus dalam sistem penjaminan mutu internal yakni memperkuat perencanaan –
pelaksanaan – evaluasi – pengendalian – dan peningkatan atau perbaikan
berkelanjutan.
14
• Kerjasama
Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk mendukung pencapaian visi
PTKI Medan adalah perlunya meningkatkan kerjasama maupun kemitraan dengan
industri-industri maupun dengan institusi lain dalam berbagai kegiatan seperti
pengembangan kurikulum, Kerjasama/kolaborasi penelitian, magang Dosen dan
mahasiswa, program Kerjasama beasiswa Pendidikan, praktek kerja industri,
pelatihan dan sertifikasi, penyediaan tenaga kerja, penyerapan alumni, narasumber
maupun silver expert industri.
2. Kondisi Eksternal
Pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap PTKI diantaranya industri,
regulator (pemerintah), orangtua, mahasiswa, Kemenperin, BPSDMI, masyarakat, dan
alumni. Berdasarkan identifikasi dari pihak yang berkepentingan tersebut beberapa
kepentingan tersebut menjadi peluang pengembangan bagi PTKI dan sebagian lagi
menjadi ancaman.
Perkembangan perekonomian global menyebabkan persaingan antar Negara
semakin meningkat. Para pelaku industri di tiap negara berlomba-lomba untuk tetap
dapat mengikuti perkembangan teknologi maupun produksi sehingga dapat
memenangkan persaingan. Selain harus meningkatkan teknologi dan informasi, para
pelaku industry membutuhkan SDM yang terampil, yang kompeten. Institusi
pendidikan khususnya PTKI Medan yang merupakan pendidikan vokasi dituntut
untuk mampu menghasilkan SDM industri yang kompeten, lulusannya harus mampu
memenuhi kebutuhan industri.
Perkembangan industri tentunya tidak dapat terlepas dari perkembangan
teknologi. Kegiatan research and development sangat perlu digalakkan dengan tujuan
agar diperoleh hasil-hasil penelitian yang mampu menjawab permasalahan-
permasalahan pada industri di Indonesia. Agar industri di Indonesia memiliki daya
saing yang kuat di pasar global maka dibutuhkan hasil-hasil penelitian terapan yang
diperoleh dari perguruan tinggi. Hasil-hasil penelitian ataupun informasi dan
teknologi yang ada di perguruan tinggi tersebut juga dapat dimanfaatkan dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat atau lingkungan.
15
BPSDMI selaku stakeholder PTKI memiliki arah kebijakan salah satunya pada
pengembangan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi. Oleh karena itu,
PTKI mendapatkan dukungan penuh terhadap seluruh program yang mengarah pada
pengembangan sistem pendidikan vokasi.
Program Reposisi tahap 2 Kementerian Perindustrian memiliki indikator
pencapaian yang terbagi dalam 6 kelompok, seperti pada gambar tersebut:
Gambar 7. Program Pengembangan Vokasi Industri
Sesuai dengan misi BPSDMI yakni menjadi Penggerak Utama Pembangunan SDM
Industri Kompeten Berdaya Saing Global, maka arah pengembangan yang ditetapkan
BPSDMI bagi pengembangan pendidikan kejuruan dan vokasi industri – BPSDMI 2020
-2025 adalah “Menjadi Penyedia Tenaga Kerja Industri Kompeten melalui pendidikan
kejuruan dan vokasi industri dual system yang mengaplikasikan transformasi digital,
memiliki jaringan internasional dan masuk dalam top 100 Indonesia”. Untuk itu
menjadi 5 kegiatan utama pengembangan terdiri dari:
1. Pelaksanaan pendidikan dual system
2. Kegiatan pengabdian masyarakat
3. Pengembangan kerjasama
4. Penguatan institusi
5. Kegiatan penelitian dan inovasi
16
Arah pengembangan di PTKI Medan juga dituntut selaras dengan arah
pengembangan BPSDMI. Berdiri sejak tahun 1983, PTKI Medan telah menghasilkan
alumni sebanyak 7839. Alumni ini telah tersebar di berbagai industri dan sebagian
menempati posisi manajemen utama di industri. Hal ini menjadi peluang bagi PTKI
untuk menjalin kerjasama tidak hanya dalam hal penyerapan lulusan, tetapi juga
dalam hal penguatan institusi. Kolaborasi bersama industry dapat mendukung
percepatan pengembangan PTKI menjadi kampus politeknik yang bereputasi. Selama
bertahun-tahun, ketertarikan industri bekerjasama dengan PTKI menunjukkan trend
yang meningkat.
Fokus Pemerintah Indonesia dalam pengembangan SDM industri mendorong
perguruan tinggi untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini menjadi tantangan bagi
PTKI agar tetap mampu bersaing dengan perguruan tinggi sejenis (vokasi). Selaras
dengan tantangan tersebut, PTKI harus meningkatkan nilai-nilai pelaksanaan
tridharma yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Adanya standar
penilaian akreditasi yang baru yakni Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 4.0
menuntut PTKI untuk membenahi diri agar mampu memenuhi seluruh indikator
Sembilan kriteria penilaian menurut standar BAN-PT.
B. Potensi dan Permasalahan
1. Analisis SWOT
• Analisis Faktor Internal
Untuk mengetahui posisi PTKI Medan saat ini maka dilakukan analisis faktor-faktor
internal, yakni kekuatan dan kelemahan.
Kekuatan (Strength)
Adapun yang menjadi kekuatan PTKI adalah:
1. Jumlah Dosen dan Pegawai memadai.
2. Sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar mencukupi.
3. Jumlah peminat (calon mahasiswa) melebihi daya tampung.
4. Memiliki tenaga asesor kompetensi.
5. Memiliki LSP dan TUK.
17
6. Memiliki mitra industri tingkat nasional.
7. Sistem informasi terintegrasi mulai berkembang.
Kelemahan (Weakness)
Yang menjadi kelemahan PTKI adalah:
1. Kompetensi keahlian Dosen sesuai bidang vokasi (spesialisasi) PTKI yakni sawit
dan turunannya belum mencukupi.
2. Kompetensi Dosen dan Pegawai yang diperlukan untuk Industri 4.0 belum
memadai.
3. Jumlah dosen yang memiliki kualifikasi S3 kurang mencukupi pada setiap
program studi.
4. Kinerja Dosen dalam hal menghasilkan penelitian dan publikasi ilmiah masih
rendah.
5. Jumlah tenaga kependidikan bersertifikat kompetensi masih kurang.
6. Pemenuhan terhadap standar pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat yang ditetapkan dikti masih kurang memadai.
7. Workshop/laboratorium yang terintegrasi/terpadu serta teknologi yang
mendukung industri 4.0 masih belum memadai.
• Analisis Faktor Eksternal
Selain melakukan analisis faktor internal, dilakukan juga analisis factor-faktor
eksternal PTKI sebagai berikut:
Peluang (Opportunity)
1. Kebutuhan industri akan tenaga kerja yang kompeten semakin meningkat.
2. Industri sangat membutuhkan hasil penelitian terapan.
3. Arah kebijakan BPSDMI pada pengembangan pendidikan vokasi industri
berbasis kompetensi.
4. Para alumni telah tersebar di berbagai industri dan sebagian menempati posisi
manajemen utama di industri.
5. Ketertarikan industri bekerjasama dengan PTKI semakin meningkat.
18
6. Trend industri global 4.0.
7. Masyarakat membutuhkan pendidikan/pelatihan/konsultasi ataupun hasil
penelitian perguruan tinggi yang aplikatif untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi masyarakat/industri.
8. Industri membutuhkan jasa pengujian.
Ancaman (Threat)
1. Meningkatnya kinerja perguruan tinggi lain sebagai pesaing.
2. Standar penilaian akreditasi oleh DIKTI semakin meningkat.
3. Kebijakan ekonomi ASEAN (MEA) yang menerapkan pergerakan bebas tenaga
kerja terampil.
4. Tuntutan untuk tersertifikasi internasional.
5. Pemahaman masyarakat mengenai keunggulan pendidikan jalur vokasi
dibandingkan pendidikan jalur akademis masih rendah.
2. Potensi
Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas, beberapa hal yang menjadi potensi
adalah sebagai berikut:
1. Organisasi dan Kelembagaan
- Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri dibawah Kementerian
Perindustrian, PTKI telah terakreditasi dengan peringkat B dari BAN-PT. Dan
tiga program studi yang ada di PTKI memiliki kekhasan yakni bidang industri
kimia serta industri kelapa sawit dan turunannya.
- Didukung oleh tenaga dosen yang kompeten dengan kualifikasi akademik yang
memadai.
2. Hubungan dengan stakeholder (Dunia Usaha/Dunia Industri)
Berdiri sejak tahun 1983, alumni PTKI telah tersebar bekerja pada industri-
industri baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian dari mereka telah
menempati posisi kunci di industri. Kondisi ini merupakan potensi bagi PTKI
19
untuk bisa memanfaatkan hal ini dengan menjalin hubungan yang baik,
sehingga kerjasama untuk mengembangkan PTKI dapat ditingkatkan.
3. Sarana dan Prasarana
Sebagai institusi pendidikan tinggi, PTKI memiliki kampus permanen dengan
luas lahan sebesar 8 ha yang berlokasi di Jln. Medan Tenggara VII, Medan,
Sumatera Utara. Selain memiliki gedung pendidikan, PTKI juga memiliki 23
laboratorium, gedung perkantoran, gedung perpustakaan, dan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) mini. Sarana pendukung lainnya seperti: sistem informasi
terintegrasi, Lecture Hall, mushala, kantin, kantor BEM, lapangan parkir, dan
lapangan olahraga. PTKI memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 yang
dapat melakukan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa dan lulusannya.
Pengembangan terus dilakukan dengan penambahan asesor kompetensi serta
pengembangan skema-skema kompetensi baru yang dibutuhkan oleh industri
sebagai end user lulusan PTKI.
4. Animo Masyarakat
Lulusan SMA/SMK untuk menjadi mahasiswa PTKI yang terus meningkat dari
tahun ke tahun dan lulusan PTKI yang diminati oleh industri.
5. Komitmen Pimpinan
Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan sebagai
penanggung jawab organisasi. Saat ini PTKI Medan memiliki pemimpin yang
komit terhadap upaya mengembangkan dan memajukan PTKI.
3. Permasalahan
Dan hal-hal yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Meskipun dari segi kuantitas memadai akan tetapi SDM masih masih perlu
ditingkatkan dari segi kualitas. Hal ini terlihat dari masih kurangnya
kompetensi yang mendukung sesuai bidang vokasi PTKI Medan, disiplin, dan
etos kerja dari pegawai yang belum optimal, sehingga hal ini masih perlu
ditingkatkan untuk mendukung pencapaian visi PTKI.
2. Sarana dan Prasarana
20
Sarana prasarana terutama fasilitas laboratorium yang ada saat ini di PTKI
Medan sesungguhnya telah perlu direvitalisasi mengingat perkembangan
teknologi yang sudah sangat pesat di industry serta berkembangnya trend
industry 4.0. Sebagian besar teknologi laboratorium telah perlu diupdate. Selain
itu terkait sarana prasarana adalah sangat diperlukannya sistem teknologi
informasi yang terintegrasi untuk seluruh operasionalisasi di organisasi. Era
Internet of Things sangat mendesak penerapannya di dunia Pendidikan tinggi
agar PTKI mampu bersaing secara global. Sistem informasi terintegrasi sudah
menjadi kebutuhan primer demi efisiensi dan efektivitas pada organisasi,
menjadi media komunikasi yang efektif baik untuk internal maupun eksternal
organisasi.
21
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN TARGET KINERJA
Berdasarkan kondisi umum, potensi dan permasalahan yang dihadapi ke depan
sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka disusun visi dan misi PTKI Medan yang
akan dicapai melalui pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
A. Visi PTKI Medan
Dalam upaya memaksimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang telah
ditetapkan, maka visi dari PTKI adalah:
“Menjadi Politeknik unggul dalam menghasilkan SDM industri yang kompeten dan
mampu bersaing secara global tahun 2025.”
B. Misi PTKI Medan
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk
misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi industri berbasis Kompetensi;
2. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya Saing;
2015
Pemantapan Sistem Pendidikan Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi
2020
Menjadi role model pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang menghasilkan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing
2025
Menjadi kampus politeknik yang unggul, tangguh dan mandiri mampu menghasilkan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing global
22
3. Menyelenggarakan pembelajaran yang link and match dengan industri
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Melaksanakan penelitian dan publikasi ilmiah bagi Dosen;
5. Melaksanakan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
6. Menjalin kerjasama tingkat nasional dan internasional dengan perguruan
tinggi, dunia usaha dan industri;
7. Mengelola PTKI menjadi kampus politeknik bereputasi.
8. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung proses
pendidikan industri 4.0
C. Program PTKI Medan
Sebagai wujud dari Visi dan Misi di atas maka PTKI Medan memiliki program utama
yaitu “Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi Industri Berbasis
Kompetensi Menuju Dual System”.
D. Tujuan PTKI Medan
Program Utama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI)
yakni “Program Pengembangan SDM Industri” dengan tujuan “Menjadi role model
dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi industri berbasis
kompetensi yang menghasilkan SDM Industri kompeten berdaya saing global”.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi, PTKI Medan
menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan yang juga
selaras dengan tujuan BPSDMI, yakni: “Menyelenggarakan Pendidikan Vokasi
Industri Berbasis Kompetensi yang mampu menghasilkan SDM Industri
yang kompeten dan berdaya saing global”.
E. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja PTKI Medan
Sasaran strategis merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh PTKI Medan yang
merupakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam
5 (lima) tahun.
23
Peta strategi PTKI Medan seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:
Tersedianya SDM Industri yang
kompeten dan berdaya saing global
Terselenggaranya pendidikan
tinggi vokasi industri yang
berbasis kompetensi menuju
Dual System
Terwujudnya penguatan
kelembagaan Politeknik
berbasis kompetensi
Tersedianya Sarana dan
Prasarana pendidikan berbasis
Kompetensi
Tersedianya SDM Industri
yang kompeten menuju
industri 4.0
Terwujudnya penguatan
implementasi industri 4.0 pada
Pendidikan vokasi
Terwujudnya ASN profesional
dan berkepribadian
Terwujudnya pengembangan
sistem informasi yang
terintegrasi
Terwujudnya birokrasi yang
efektif, efisien, dan
berorientasi pada layanan
prima
Tersusunnya perencanaan
program, pengelolaan
keuangan serta pengendalian
yang berkualitas dan
akuntabel
STAKEHOLDER
PERSPECTIVE
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE
LERANING & GROWTH
PERSPECTIVE
Gambar 8. Peta Strategi PTKI Medan 2020-2024
PTKI Medan menjabarkan sasaran strategis yang merupakan indikator kinerja
tujuan dalam beberapa perspektif, yakni perspektif pemangku kepentingan (stakeholders
prespective), perspektif proses internal (internal process perspective), dan perspektif
pembelajaran organisasi (learning and growth perspective) seperti dirangkum dalam
tabel berikut.
24
Tabel 8. Sasaran Strategis PTKI Medan
TUJUAN SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN Menyelenggarakan Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi yang mampu menghasilkan SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
1.Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
1 Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten
2 Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten
3 Persentase lulusan program studi keteknikan industri
4 Persentase lulusan yang terserap oleh sektor industry (tracer study)
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL 1. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
1 Animo jumlah pendaftar mahasiswa baru 2 Jumlah program studi yang menerapkan
dual system 3 Persentase lulusan tepat waktu 4 Calon tenaga kerja program dual system
yang meningkat kompetensinya 2. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
1 Jumlah Program studi yang terakreditasi Unggul
2 Jumlah Penelitian yang didesiminasikan melalui seminar Nasional/Internasional
3 Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana yang menghasilkan teknologi tepat guna/produk/jasa yang diadopsi oleh masyarakat/industri
4 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya
5 Jumlah kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain
6 Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis
3. Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi
1 Persentase mahasiswa yang mengikuti sertifikasi kompetensi
2 Jumlah skema kompetensi yang dapat diujikan di LSP P1 PTKI
4. Tersedianya SDM Industri yang kompeten menuju industri 4.0
1 Jumlah SDM yang mengikuti pendidikan/pelatihan bidang industri 4.0
5. Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada Pendidikan vokasi
1 Jumlah program studi yang menerapkan kurikulum industri 4.0
2 Pilot project industry 4.0 yang terbentuk untuk implementasi pada proses pembelajaran
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI 1.Terwujudnya ASN profesional dan berkepribadian
1 Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Satuan Kerja unit pendidikan
2.Terwujudnya birokrasi yang efektif,
1 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
25
efisien, dan berorientasi pada layanan prima 3.Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal Pemerintah Satuan Kerja
4.Terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
1 Jumlah pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
2 Jumlah penerapan sistem informasi
Perspektif Pemangku kepentingan (Stakeholder Perspective)
1. Sasaran Strategis 1: Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya
saing global
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
1) Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten, merupakan lulusan
program ahli madya bidang teknik kimia, teknik mekanika, dan agribisnis
kelapa sawit
2) Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten, merupakan lulusan
program diploma satu yang diselenggarakan dengan bekerjasama dengan
industri
3) Persentase lulusan program studi keteknikan industri, merupakan lulusan di
bidang teknik yakni teknik kimia dan teknik mekanika industri
4) Persentase lulusan sekolah industri yang terserap oleh sektor industri,
menunjukkan tingkat serapan lulusan di dunia kerja (dunia usaha maupun
dunia industri)
Perspektif Proses Internal (Internal Process Perspective)
1. Sasaran Strategis 1 : Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang
berbasis kompetensi menuju Dual System
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
26
1) Animo jumlah pendaftar mahasiswa baru, menunjukkan besar rasio antara
jumlah pendaftar pada seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan jumlah
yang diterima.
2) Jumlah program studi yang menerapkan dual system, menunjukkan jumlah
program studi di PTKI yang telah melaksanakan proses pembelajaran dengan
sistem ganda (dual system) ataupun menerapkan pembelajaran dengan
sistem blok.
3) Persentase lulusan tepat waktu, menunjukkan banyaknya jumlah lulusan
yang kelulusannya kurang atau tepat 3 (tiga) tahun.
4) Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat kompetensinya,
menunjukkan jumlah mahasiswa program dual system yang aktif mengikuti
seluruh program pembelajaran dual system, baik pembelajaran di kampus,
praktek kerja industri, sampai pada uji kompetensi (sertifikasi kompetensi).
2. Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis
kompetensi
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
1) Jumlah Program studi yang terakreditasi Unggul, menunjukkan jumlah
program studi di PTKI yang berhasil menaikkan peringkat akreditasi menjadi
“Unggul” melalui proses reakreditasi.
2) Jumlah Penelitian yang didesiminasikan melalui seminar
Nasional/Internasional, mencakup penelitian dasar dan terapan bidang
Industri Kelapa Sawit dan Turunannya ataupun sesuai dengan kompetensi
program studi serta Industri 4.0.
3) Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana yang
menghasilkan teknologi tepat guna/produk/jasa yang diadopsi oleh
masyarakat/industry, menunjukkan jumlah kegiatan pelatihan, konsultasi
maupun pengembangan inkubator bisnis terkait bidang Industri Kelapa
Sawit dan Turunannya ataupun sesuai dengan kompetensi program studi
serta Industri 4.0 yang terlaksana tiap tahunnya.
27
4) Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya,
dilaksanakan melalui kegiatan workshop/pelatihan/bimbingan teknis di
bidang Industri Kelapa Sawit dan Turunannya ataupun sesuai dengan
kompetensi program studi.
5) Jumlah kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain,
merupakan jumlah kerjasama ataupun kemitraan yang berhasil dibina
dengan industri ataupun institusi lainnya dalam berbagai kegiatan misalnya
pengembangan kurikulum, penyediaan tenaga kerja, penyerapan lulusan,
program magang dosen dan mahasiswa, pelaksanaan praktek kerja industri,
kunjungan pabrik/plant visit, Praktek Kerja Lapangan, kerjasama penelitian
(kolaborasi), termasuk jasa konsultasi maupun jasa pengujian di PTKI Medan
yang dapat digunakan oleh pihak industry.
6) Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis,
menunjukkan banyaknya wirausahawan baru yang muncul dari masyarakat
sebagai hasil pelaksanaan kegiatan inkubator bisnis PTKI Medan maupun
dari pengembangan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh
PTKI.
3. Sasaran Strategis 3 : Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis
Kompetensi
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
1) Jumlah Persentase mahasiswa yang mengikuti sertifikasi kompetensi,
merupakan jumlah mahasiswa yang mengikuti uji kompetensi di LSP P1 PTKI
Medan.
2) Jumlah skema kompetensi yang dapat diujikan di LSP P1 PTKI, merupakan
skema-skema kompetensi yang berhasil dikembangkan dari jumlah skema
kompetensi yang telah ada sebelumnya di LSP P1 PTKI.
4. Sasaran Strategis 4 : Tersedianya SDM Industri yang kompeten menuju industri
4.0
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
28
1) Jumlah SDM yang mengikuti pendidikan/pelatihan bidang industri 4.0,
merupakan jumlah Dosen ataupun Pegawai yang mengikuti
pendidikan/workshop/pelatihan terkait pengetahuan, maupun keterampilan
bidang Industri 4.0. Hal ini ditujukan untuk peningkatan literasi SDM terkait
industry 4.0.
5. Sasaran Strategis 5 : Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada
Pendidikan vokasi
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
1) Jumlah program studi yang menerapkan kurikulum industri 4.0,
menunjukkan infrastruktur pembelajaran berupa penyesuaian kurikulum,
silabus dan modul pembelajaran industri 4.0 pada program studi.
2) Pilot project industry 4.0 yang terbentuk untuk implementasi pada proses
pembelajaran, berupa pembangunan Showcase Industri 4.0 yang sesuai
dengan bidang vokasi PTKI Medan yakni Industri Kelapa Sawit dan
Turunannya.
Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learning & Growth Perspective)
1. Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya ASN profesional dan berkepribadian
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
1) Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Satuan Kerja unit
Pendidikan
2. Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi
pada layanan prima
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
1) Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
3. Sasaran Strategis 3 : Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan
serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
29
1) Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal Pemerintah Satuan Kerja
4. Sasaran Strategis 4 : Terwujudnya pengembangan sistem informasi yang
terintegrasi
Dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yaitu :
1) Jumlah pengembangan sistem informasi yang terintegrasi, menunjukkan
jumlah sistem atau operasi maupun SOP yang telah diubah dari sistem
manual ke digital.
2) Jumlah penerapan sistem informasi, menunjukkan jumlah sistem atau operasi
maupun SOP yang telah diubah dari sistem manual ke digital dan diterapkan
di PTKI.
F. Target Kinerja PTKI Medan
Untuk tiap sasaran strategis ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang
akan dicapai seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 9. Indikator Kinerja dan Target Kinerja dari Tiap Sasaran Strategis
SASARAN STRATEGI
S
INDIKATOR KINERJA SATUAN
BASELINE
TARGET
2019 2020
2021
2022
2023
2024
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
1 Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten
orang
400 300 279 279 240 240
2 Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten
orang
- 30 30 30 30 30
3 Persentase lulusan program studi keteknikan industri
% 70 80 95 95 97 98
4 Persentase lulusan yang terserap oleh sektor industri (tracer study)
% 80
80 80 80 90 100
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
30
SS2. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
1 Animo jumlah pendaftar mahasiswa baru
rasio 1 : 3,0 1 : 3,1
1 : 3,2 1 : 3,3
1 : 3,4
1 : 3,5
2 Jumlah program studi yang menerapkan dual system
Program studi
1 1 2 3 3 3
3 Persentase lulusan tepat waktu
% 80 80
82
84
86
90
4 Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat kompetensinya
Orang
-
90
90
90
95
160
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
1 Jumlah Program studi yang terakreditasi Unggul
Program studi
- - - 1 2 3
2 Jumlah Penelitian yang didesiminasikan melalui seminar Nasional/Internasional
Penelitian
15
15
18
20
25
3 Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana yang menghasilkan teknologi tepat guna/produk/jasa yang diadopsi oleh masyarakat/industri
Kegiatan
8
10
10
10
12
14
4 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya
Orang
-
6 10
10
10
15
5 Jumlah kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain
Kerjasama
4
4 5 7 10
10
6 Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis
Wirausahawan
- - 1 1 1 1
SS4. Tersedianya Sarana
1 Persentase mahasiswa yang mengikuti
% 36 75
80
85
90
95
31
dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi
sertifikasi kompetensi
2 Jumlah skema kompetensi yang dapat diujikan di LSP P1 PTKI
Skema
3 3 6 6 7 7
SS5. Tersedianya SDM Industri yang kompeten menuju industri 4.0
1 Jumlah SDM yang mengikuti pendidikan/pelatihan bidang industri 4.0
Orang
3 3 4 5 6 7
SS6. Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada Pendidikan vokasi
1 Jumlah program studi yang menerapkan kurikulum industri 4.0
Program Studi
1 1 2 3 3 3
2 Pilot project industry 4.0 yang terbentuk untuk implementasi pada proses pembelajaran
Pilot Project
- - - 1 - 1
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI SS7. Terwujudnya ASN profesional dan berkepribadian
1 Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Satuan Kerja unit pendidikan
Indeks
-
70
70
72
74
76
SS8. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
1 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
Nilai -
70
70
74
76
78
SS9. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan
1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal Pemerintah Satuan Kerja
Nilai -
70
70
71
72
73
32
keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel SS10. Terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
1 Jumlah pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
Sistem
2 5 7 9 11
13
2 Jumlah penerapan sistem informasi
Sistem
2 4 6 7 9 11
G. Indikator Kinerja Utama PTKI Medan
Dari indikator-indikator kinerja yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan
adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Indikator Kinerja Utama PTKI Medan 2020-2024
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN
SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
1 Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten
orang
2 Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten
orang
3 Persentase lulusan program studi keteknikan industri
%
4 Persentase lulusan yang terserap oleh sektor industri (tracer study)
%
SS2. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
1 Animo jumlah pendaftar mahasiswa baru rasio 2 Jumlah program studi yang menerapkan
dual system Program studi
3 Persentase lulusan tepat waktu % 4 Calon tenaga kerja program dual system
yang meningkat kompetensinya Orang
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
1 Jumlah Program studi yang terakreditasi Unggul
Program studi
2 Jumlah Penelitian yang didesiminasikan melalui seminar Nasional/Internasional
Penelitian
3 Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana yang menghasilkan teknologi tepat
Kegiatan
33
guna/produk/jasa yang diadopsi oleh masyarakat/industri
4 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya
Orang
5 Jumlah kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain
Kerjasama
6 Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis
Wirausahawan
SS4. Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi
1 Persentase mahasiswa yang mengikuti sertifikasi kompetensi
%
2 Jumlah skema kompetensi yang dapat diujikan di LSP P1 PTKI
Skema
Salah satu tujuan pemilihan indikator kinerja utama tersebut adalah sebagai
pertimbangan yang akan dipergunakan dalam proses perencanaan/penyusunan anggaran
PTKI Medan.
34
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
A. Arah Kebijakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri 2020-
2024
Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan SDM industri, BPSDMI menetapkan
arah kebijakan yang menjadi fokus unit pendidikan vokasi industri dan balai diklat
industri dalam periode 2020-2024 sebagai berikut :
1. Memelopori dan menjadi rujukan Pendidikan Vokasi Industri dan Pelatihan
Industri berbasis Kompetensi, kriteria dan langkah pengembangan Pendidikan
Vokasi Industri berbasis Kompetensi
a. Kurikulum berbasis kompetensi mengacu kepada bidang industri
b. Link and Match dengan kebutuhan dunia usaha industri
c. Menggunakan modul pembelajaran berbasis kompetensi (setiap paket
modul terdiri dari : buku kerja, buku informasi, dan buku penilaian) serta
sistem pembelajaran CBT
d. Memiliki Teaching Factory, LSP dan TUK
e. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi terhadap siswa/mahasiswa dan
lulusan
f. Memiliki kerjasama dengan dunia usaha industri dalam rangka penyusunan
kurikulum, pemagangan industri, dan penempatan kerja lulusan
g. Lulusannya dapat berkiprah/bersaing secara nasional dan internasional
dengan kompetensi yang dimiliki
2. Mengembangan Spesialisasi sebagai Ikon Sekolah, setiap Politeknik/SMK dan
Balai Diklat Industri harus memiliki satu spesialisasi dari program studi yang
menjadi fokus (konsentrasi) pengembangan Politeknik/SMK dan menjadi
icon/brand Politeknik/SMK di masyarakat dan dunia usaha industri
3. Politeknik, SMK dan Balai Diklat Industri sebagai Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Industri yang Elite, harus mampu membangun persepsi dan
35
pandangan masyarakat bahwa pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang
elite dan menjadi pilihan utama.
Untuk menjadi Politeknik/SMK yang “elite” dalam pengertian Politeknik/SMK
yang “terkenal”, disegani dan dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia usaha
industri, harus didukung dengan adanya :
a. Tenaga Pengajar yang berkualitas, memiliki jenjang pendidikan minimal S2
dan diutamakan mayoritas S3 untuk Politeknik.
b. Memiliki karya-karya ilmiah (berupa penelitian terapan) yang terkenal dan
berskala internasional
c. Mahasiswa/siswa berprestasi dalam kejuaraan/lomba di tingkat nasional
maupun internasional sesuai dengan spesialisasi/skills yang dimiliki
d. Politeknik/SMK memiliki partner dengan sekolah vokasi di LN untuk
pengembangan kompetensinya,
e. Politeknik/SMK memiliki banyak kegiatan pertukaran mahasiswa/siswa
dan dosen/guru dengan universitas LN
4. Mengembangan Workshop/Laboratorium yang terintegrasi/terpadu, dengan
Konsep ruang pendidikan yang modern :
a. Flexible Concept, mengakomodasi kemudahan dalam pengaturan ulang
ruangan apabila diperlukan
b. Multifunctional Space, berfungsi sebagai ruang belajar teori, ruang praktek
sekaligus ruang diskusi.
c. Professional Look, Desain dan tampilan ruangan modern dan professional
d. Students take parts in preparation, Adanya keterlibatan mahasiswa/siswa
dalam persiapan pembelajaran dan praktek
5. Mengembangan Prodi dan meningkatan jenjang Program Pendidikan
Politeknik:
a. Pengembangan Prodi diarahkan untuk mendukung/memperkuat
(strengthening) terhadap icon Politeknik dan sesuai dengan kebutuhan
industri
b. Peningkatan jenjang Program pendidikan secara bertahap; yaitu : D-3
menjadi D-4; dan D4 menjadi S2 (magister) terapan,
36
c. Kuncinya adalah pada jumlah dosen, untuk Program S2 : minimal 6 dosen
tetap dengan kualifikasi S3 yang memenuhi syarat linearitas dan batas usia
minimum.
d. Membangun sistem pembelajaran menggunakan block system
e. Membangun kolaborasi antara Akademi Komunitas dengan Politeknik yang
memiliki kesamaam Prodi untuk melanjutkan jenjang pendidikan
6. Meningkatan jumlah Mahasiswa/Siswa, Jumlah Mahasiswa/Siswa
Politeknik/SMK minimal harus memenuhi kapasitas (daya tampung) optimal
sekolah yang dinilai yang layak dari sisi APBN, dengan tetap memperhatikan:
a. Kualitas calon siswa/mahasiswa : rasio penerimaan minimal 1:3
b. Kapasitas kelas 30-40 orang, untuk itu perlu dilengkapi sarana
pembelajaran, ruang kelas, workshop dan laboratorium sesuai target jumlah
siswa/mahasiswa
c. Jumlah guru/dosen terhadap jumlah siswa/mahasiswa memenuhi standar
rasio yang disyaratkan
d. Menjaga kualitas lulusan : “Seluruh lulusan harus terserap di Industri”
7. Mengembangan Inkubator Bisnis
8. Menyelenggarakan pelatihan industri dengan sistem 3 in 1
9. Mendirikan dan mengembangkan Pendidikan tinggi Vokasi industri disetiap
WPPI
Program Reposisi tahap 2 memiliki indikator pencapaian yang terbagi dalam 6
kelompok, yaitu:
Dalam pelaksanaannya, pembangunan tenaga kerja industri melalui 6 langkah
tersebut memerlukan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan, baik lembaga pendidikan dan pelatihan, pelaku usaha industri,
asosiasi industri, Kamar Dagang dan Industri, asosiasi profesi serta pemerintah
yaitu kementerian terkait dan lembaga pemerintah lainnya.
37
a. Pendidikan Vokasi Menuju Dual System Model Jerman
Pendidikan Tinggi Vokasi di Lingkungan Kementerian Perindustrian
menyelenggarakan pendidikan Diploma I hingga IV untuk menyediakan tenaga kerja
ahli madya.
Untuk mewujudkan pendidikan vokasi yang berkualitas dan berdaya saing, seluruh
Politeknik dan Akademi Komunitas Industri Kementerian Perindustrian dilengkapi
dengan workshop dan laboratorium yang dilengkapi dengan mesin dan peralatan
yang sesuai dengan standar industri, sehingga lulusan pendidikan tinggi vokasi
Kementerian Perindustrian adalah lulusan yang kompeten dan berdaya saing di
bidang inustri serta siap kerja.
a. 1. Pengembangan Politeknik untuk “Meraih 5 + 3 Keunggulan Kompetitif”
1. Pusat Penyedia tenaga kerja Industri yang kompeten
a) Pendidikan berbasis kompetensi yang link and match dengan industri
• Mengembangkan kurikulum dan modul bersama dengan industri;
• Mengembangkan model pembelajaran modular atau blok waktu;
• Magang industri bagi dosen untuk penguasaan kompetensi teknis; dan
• Melibatkan praktisi industri dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Pemagangan di Industri
• Magang mahasiswa di industri minimal 1 tahun untuk Diploma III dan 1,5
tahun untuk Diploma IV
c) Pengembangan brand image
• Meningkatkan promosi kepada masyarakat dan dunia usaha industri; dan
• Peningkatan peran alumni dalam membentuk brand image Politeknik di
kalangan industri.
d) Sertifikasi Kompetensi
38
• Menyusun SKKNI dan mengembangkan skema sertifikasi kompetensi, setiap
prodi minimal memiliki 1 skema kompetensi agar seluruh lulusan bisa
disertifikasi; dan
• Bekerjasama dengan lembaga sertifikasi internasional untuk sertifikasi profesi
tertentu.
2. Pusat R&D Produk dan Teknologi
a) Pengembangan Teaching Factory, Workshop dan Laboratorium
• Melengkapi workshop, laboratorium dan TF yang mendukung pengembangan
penelitian dan praktek
• Penataan dan pengelolaan Teaching Factory, Workshop dan Laboratorium
secara professional dan berstandar internasional
b) Pengembangan penelitian terapan
• Mengikuti perkembangan industri sesuai dengan bidang spesialisasinya, dan
mengembangkan penelitian terapan berorientasi industri
• Mengembangkan kerjasama dengan dunia industri untuk mengidentifikasi dan
memecahkan permasalahan di industri
• Bersama industri menggunakan fasilitas workshop dan laboratorium di kampus
untuk penelitian bersama
c) Pengembangan Paten
• Mendaftarkan hasil penelitian terapan yang telah teruji di industri untuk
mendapatkan paten
3. Pusat Pelayanan Industri
a) Pelayanan jasa pengujian
• Melengkapi fasilitas untuk pengujian sesuai dengan bidang industrinya
• Menyiapkan tenaga penguji/asesor yang tersertifikasi
• Memproses ijin pendirian LSPro di kampus
• Membuat standar prosedur pengujian dari industri di kampus
• Pengelolaan LSPro di kampus secara professional untuk pelayanan pengujian
b) Layanan jasa produksi bagi industri
39
• Mengembangkan kerjasama dengan perusahaan penyedia mesin dan peralatan
industri untuk menyediakan fasilitas praktek dan miniplant di kampus
• Mengembangkan kerjasama dengan industri untuk mengoptimalkan
pemanfaatan fasilitas praktek (workshop, laboratorium) di kampus bersama
dengan industry
4. Peningkatan Akreditasi
a) Pelaksanaan Asesmen Mandiri dan Re-Akreditasi
• Membentuk tim peningkatan akreditasi untuk setiap program studi yang
dikawal langsung oleh direktur Politeknik
• Mengadakan pelatihan pengisian borang akreditasi dan pelatihan pelaksanaan
asesmen akreditasi bekerjasama dengan BAN-PT
• Melengkapi seluruh komponen penilaian yang kurang
• Mengajukan Re-akreditasi program studi apabila hasil penilaian asesmen
mandiri sudah baik
b) Komponen Borang Akreditasi yang perlu diperhatikan
• Meningkatkan rasio pendaftar terhadap mahasiswa untuk mendapatkan calon
mahasiswa yang berkualitas
• Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan industri dan mengembangkan
career development center (CDC) untuk penempatan kerja lulusan 100% dengan
masa tunggu maksimal 6 bulan.
• Peningkatan jenjang pendidikan dosen S2 dan S3 yang linier dan sesuai
kompetensinya pada program studi
• Peningkatan jumlah dosen yang memiliki sertifikasi tenaga pendidik dan
sertifikasi profesi
• Melengkapi sarana prasarana pendidikan dan fasilitas praktek yang sesuai
dengan industri
• Pengembangan sistem informasi pendidikan yang terintegrasi dan memudahkan
pembelajaran
• Peningkatan karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal teridex scopus dan
jurnal internasional
40
5. Peningkatan Kerjasama dan Mutu Dosen
a) Kerjasama dengan unit pendidikan yang sesuai dengan spesialisasinya
terutama di Luar Negeri.
• Menidaklanjuti kunjungan ke luar negeri dengan membangun kerjasama dengan
Politeknik/universitas yang memiliki program studi sejenis
• Mengembangkan penelitian terapan bersama dengan Politeknik/universitas
yang memiliki program studi sejenis
• Mengembangkan kurikulum mengacu pada perkembangan kurikulum di
Politeknik/universitas di Luar Negeri yang memiliki program studi sejenis
• Mencari akses kerjasama dengan industri di luar negeri melalui
Politeknik/universitas yang memiliki mitra industri
b) Kerjasama dengan Industri dan asosiasi
• Menjalin kerjasama dengan industri dan asosiasi untuk pelaksanaan magang
mahasiswa dan dosen serta penempatan kerja lulusan
• Pemanfaatan praktisi industri sebagai tenaga pengajar dan instruktur di kampus
• Mengembangkan proyek kerjasama dengan industri, antara lain menerima
order untuk praktikum mahasiswa, pengembangan program pendidikan dan
pelatihan khusus, penelitian (R&D) untuk inovasi produk dan proses di industri.
c) Peningkatan Mutu Dosen
• Peningkatan jenjang pendidikan dosen S2 dan S3 yang linier dan sesuai
kompetensinya pada program studi
• Setiap dosen minimal memiliki 1 sertifikasi profesi di bidang teknis yang sesuai
6. Pengembangan Pilot Project Pendidikan Dual System
a. Pembelajaran menggunakan Blok Waktu; dan
b. Komitmen dan kerjasama industri.
7. Pengembangan Kompetensi Industri 4.0
a. Pengembangan kurikulum dan riset mendukung industri 4.0; dan
b. Pilot Project Implementasi Industri 4.0.
41
a.2. Pembangunan Politeknik WPPI
Pembangunan Politeknik WPPI diwujudkan dengan Penyelenggaran
Politeknik/Akademi Komunitas Di Kawasan Industri Menggunakan Konsep Dual
System yang terdiri atas:
i. Kemitraan dengan Industri
Diselenggarakan bersama antara sekolah dan Industri, meliputi kurikulum,
pengajar, rekrutmen siswa, prakerin, penempatan kerja
ii. Program Studi & Kurikulum
Disusun bersama industri mengacu pada standar kompetensi, dengan
komposisi praktek mencapai 70%
iii. Sistem Pembelajaran
Sistem modular dan blok waktu, secara terintegrasi di sekolah dan di tempat
kerja dengan komposisi mencapai 50:50
iv. Tenaga Pengajar
Guru memiliki kompetensi sesuai bidang yang diajarkan, dan instruktur
industri untuk praktek di industri
v. Sarana Praktikum
Dilengkapi laboratorium dan workshop dengan peralatan praktik yang
memadai
vi. Penyerapan Lulusan
Lulusan kompeten sesuai kebutuhan Industri dan langsung terserap di
Industri bahkan telah dipesan oleh Industri
Kemudian diikuti dengan 3 Model Perkuliahan :
1. Per Semester 2,5 bulan di Kampus dan 2,5 bulan di Industri;
2. Setiap akhir tahun 4 bulan di industri; dan
3. Model 3-2-1 : 3 Semester di kampus, 2 Semester di industri, 1 Semester proyek
akhir di Kampus.
42
B. Arah Kebijakan PTKI Medan 2020-2024
Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan SDM industri, PTKI Medan
menetapkan arah kebijakan yang menjadi fokus unit pendidikan vokasi industri
dalam periode 2020-2024 sebagai berikut :
1. Memelopori dan menjadi rujukan Pendidikan Vokasi Industri berbasis
Kompetensi, kriteria dan langkah pengembangan Pendidikan Vokasi Industri
berbasis Kompetensi
a. Kurikulum berbasis kompetensi mengacu kepada SKKNI bidang industri
b. Link and Match dengan kebutuhan dunia usaha industri
c. Menggunakan modul pembelajaran berbasis kompetensi (setiap paket
modul terdiri dari : buku kerja, buku informasi, dan buku penilaian)
d. Memiliki Teaching Factory, LSP dan TUK
e. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi terhadap mahasiswa dan
lulusan
f. Memiliki kerjasama dengan dunia usaha industri dalam rangka
penyusunan kurikulum, pemagangan industri, dan penempatan kerja
lulusan
g. Lulusannya dapat berkiprah/bersaing secara nasional dan internasional
dengan kompetensi yang dimiliki
2. Mengembangan Spesialisasi PTKI Medan pada Penyiapan Tenaga Kerja
Industri dibidang pengolahan CPO Kelapa Sawit dan Turunannya di
masyarakat dan dunia usaha industri
3. PTKI Medan sebagai Lembaga Pendidikan, harus mampu membangun
persepsi dan pandangan masyarakat bahwa pendidikan vokasi merupakan
pendidikan yang elite dan menjadi pilihan utama, sehingga didukung oleh:
a. Tenaga Pengajar yang berkualitas, memiliki jenjang pendidikan minimal
S2;
b. Memiliki karya-karya ilmiah (berupa penelitian terapan) yang terkenal
dan berskala internasional
c. Mahasiswa berprestasi dalam kejuaraan/lomba ditingkat nasional
maupun internasional sesuai dengan spesialisasi/skills yang dimiliki
43
d. Politeknik memiliki partner dengan sekolah vokasi di LN untuk
pengembangan kompetensinya,
4. Mengembangan Workshop/Laboratorium yang terintegrasi/terpadu, dengan
Konsep ruang pendidikan yang modern
5. Mengembangan Prodi dan meningkatan jenjang Program Pendidikan
Politeknik, seperti:
a. Persiapan jenjang pendidikan DIV
b. Persiapan Prodi/ jurusan baru
6. Meningkatan jumlah mahasiswa, Jumlah mahasiswa minimal harus
memenuhi kapasitas (daya tampung) optimal sekolah yang dinilai yang layak
dari sisi APBN, dengan tetap memperhatikan:
a. Kualitas calon mahasiswa : rasio penerimaan minimal 1:3
b. Kapasitas kelas 30-40 orang, untuk itu perlu dilengkapi sarana
pembelajaran, ruang kelas, workshop dan laboratorium sesuai target
jumlah siswa/mahasiswa
c. Jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa memenuhi standar rasio yang
disyaratkan
d. Menjaga kualitas lulusan : “Seluruh lulusan harus terserap di Industri”
C. Kerangka Regulasi
Sebagaimana diamanatkan pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor:
86/M-IND/PER/10/2014 tentang struktur organisasi dan tata kerja PTKI, peran
ini menunjukkan bahwa PTKI merupakan unit pendukung tugas fungsi
Kementerian Perindustrian sebagai salah satu stakeholder pengembangan
industri di Indonesia. Hal ini juga menegaskan bahwa PTKI berada diposisi entry
point proses pengembangan dan peningkatan kualitas SDM di bidang industri.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 75/M-IND/PER/9/ 2014 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di
lingkungan Kementerian Perindustrian, dan Peraturan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2020Rencana Strategis Kementerian
Perindustrian Tahun 2020-2024. Penyusunan Rencana Strategis ini juga mengacu
44
pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, serta tetap berpedoman pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Rencana Strategis
(RENSTRA) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Instansi Pemerintah.
D. Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 86/M-
IND/PER/10/2014 tentang Organisasi dan Tata kerja Politeknik Teknologi Kimia Industri
Medan, Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan merupakan perguruan tinggi di
lingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri.
Pada tahun 2018 terdapat perubahan pada Kementerian Perindustrian, termasuk
perubahan struktur organisasi seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian yang
ditetapkan pada tanggal 30 Oktober 2018. Sejak adanya perubahan tersebut, PTKI Medan
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Pusat Pengembangan Pendidikan
Kejuruan dan Vokasi Industri (PPKVI) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri
(BPSDMI).
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor 29/M-IND/PER/2/2015 tentang Statuta Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan, Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan adalah perguruan tinggi di
lingkungan Kementerian Perindustrian yang menyelenggarakan program pendidikan
vokasi dalam disiplin ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang terkait dengan sektor
industri. Peran strategis PTKI Medan melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi adalah
menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai
program sarjana terapan di bidang industri.
Sesuai perkembangan dalam program Reformasi Pembangunan Industri Nasional,
serta kebijakan Kementerian Perindustrian yaitu Pengembangan Usaha Kecil Menengah
Industri maupun tuntutan kebutuhan Dunia Kerja yang mengacu pada kurikulum berbasis
45
kompetensi, arah pembangunan PTKI-Medan diprioritaskan pada Peningkatan Komoditas
dan Sumber Daya Manusia Industrial.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 86/M-IND/PER/10/2014
tentang struktur organisasi dan tata kerja PTKI, maka peta struktur organisasi PTKI dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 9. Struktur Organisasi PTKI Medan
Pada struktur organisasi PTKI terdapat 2 (dua) jabatan struktural, yaitu Sub Bagian
Umum dan Keuangan; dan Sub Bagian Administrasi Akademik Kemahasiswaan &
Kerjasama.
Berdasarkan Keputusan Direktur tentang Pembentukan Struktur Organisasi PTKI,
struktur organisasi PTKI adalah sebagai berikut :
1. Organisasi Lini
PTKI adalah perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian dan
bertanggung jawab kepada Pusat Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Industri-
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, dipimpin oleh seorang direktur dan
dibantu oleh tiga orang pembantu direktur, senat akademik, satuan penjaminan mutu,
satuan pengawas internal, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dua
46
subbagian, tujuh unit penunjang, tiga jurusan, dua puluh tiga unit laboratorium pendidikan,
workshop, miniplant dan satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mini.
a. Majelis Wali Amanat terdiri atas :
Wakil menteri/pendiri, wakil senat, dan masyarakat yang mempunyai minat pada
bidang pendidikan.
b. Senat akademik terdiri atas :
➢ Direktur
➢ Para pembantu direktur sebagai anggota atas dasar jabatan
➢ Ketua Program Studi sebagai anggota atas dasar jabatan
➢ Satu Kepala Unit sebagai anggota atas dasar jabatan
➢ Ketua LPPM sebagai anggota atas dasar jabatan
➢ Wakil dosen yang dipilih diantara para dosen program studi
sebanyak 10 orang.
c. Direktur
d. Pembantu Direktur terdiri atas ;
➢ Pembantu Direktur I (bidang Akademik)
➢ Pembantu Direktur II (bidang Umum dan Keuangan)
➢ Pembantu Direktur III (bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama).
e. Satuan Penjamin Mutu
f. Satuan Pengawas Internal
g. Pelaksana Akademik, terdiri dari :
➢ Ketua Program Studi
➢ Sekretariat Program Studi
➢ Laboratorium Pendidikan
➢ Perpustakaan dan informasi (Unit Data)
h. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
i. Unit Inkubator Bisnis
j. Unit Teaching Factory
k. Pelaksana Administrasi, terdiri dari :
1. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama,
terdiri dari :
47
➢ Urusan Akademik
➢ Urusan Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni
2. Subbagian Umum dan Keuangan, terdiri dari :
➢ Urusan Keuangan
➢ Urusan Umum dan Rumah Tangga
➢ Urusan Kepegawaian
l. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari :
➢ Dosen
➢ Jabatan Fungsional Lainnya seperti PLP, Arsiparis.
2. Organisasi Staf
Dalam penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi PTKI Medan didukung oleh
Dosen dan Tenaga Kependidikan yang totalnya berjumlah 110 (sepuluh) orang baik PNS
maupun Non PNS, 56 (lima puluh enam) merupakan Dosen dan sisanya sebanyak 54 (lima
puluh empat) adalah Tenaga Kependidikan. Selain tenaga Dosen, proses belajar mengajar
didukung oleh SDM Tenaga Kependidikan diantaranya fungsional PLP, laboran dan teknisi,
serta SDM pendukung seperti tenaga adminstrasi pendidikan dan umum.
48
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. TARGET KINERJA
1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Agar dapat mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk periode lima
tahun yakni 2020-2024, maka PTKI Medan akan melaksanakan program dan kegiatan
sesuai dengan arah kebijakan dan strategi yang telah dijelaskan pada bab III.
Berdasarkan rencana strategis yang telah disusun maka PTKI Medan menetapkan
target kinerja sesuai sasaran strategis sebagaimana berikut ini:
Tabel 11. Target Kinerja PTKI Medan 2020-2024
PROGRAM/KEGIATA
N
SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM/SASARAN
KEGIATAN/IKU/IK
SATUAN
TARGET 202
0 202
1 202
2 202
3 2024
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN TUJUAN Menyelenggarakan Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi yang
mampu menghasilkan SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global”. SS1 Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
1 Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten
orang 300 279 279 240 240
2 Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten
orang 30 30 30 30 30
3 Persentase lulusan program studi keteknikan industri
% 80 95 95 97 98
4 Persentase lulusan yang terserap oleh sektor industri (tracer study)
% 80 80 80 90 100
SS2 Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
1 Animo jumlah pendaftar mahasiswa baru
rasio 1 : 3,1
1 : 3,2 1 : 3,3 1 : 3,4 1 : 3,5
2 Jumlah program studi yang menerapkan dual system
Program studi
1 2 3 3 3
3 Persentase lulusan tepat waktu
% 80
82
84
86
90
4 Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat kompetensinya
Orang 90
90
90
95
160
SS3 Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
1 Jumlah Program studi yang terakreditasi Unggul
Program studi
- - 1 2 3
2 Jumlah Penelitian yang didesiminasikan melalui
Penelitian 15
15
18
20
25
49
seminar Nasional/Internasional
3 Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana yang menghasilkan teknologi tepat guna/produk/jasa yang diadopsi oleh masyarakat/industri
Kegiatan
10
10
10
12
14
4 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya
Orang 6
10
10
10
15
5 Jumlah kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain
Kerjasama
4 5 7 10
10
6 Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis
Wirausahawan
- 1 1 1 1
SS4 Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi
1 Persentase mahasiswa yang mengikuti sertifikasi kompetensi
% 75
80
85
90
95
2 Jumlah skema kompetensi yang dapat diujikan di LSP P1 PTKI
Skema 3 6 6 7 7
SS5 Tersedianya SDM Industri yang kompeten menuju industri 4.0
1 Jumlah SDM yang mengikuti pendidikan/pelatihan bidang industri 4.0
Orang 3 4 5 6 7
SS6 Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada Pendidikan vokasi
1 Jumlah program studi yang menerapkan kurikulum industri 4.0
Program Studi
1 2 3 3 3
2 Pilot project industry 4.0 yang terbentuk untuk implementasi pada proses pembelajaran
Pilot Project
- - 1 - 1
SS7 Terwujudnya ASN profesional dan berkepribadian
1 Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Satuan Kerja unit pendidikan
Indeks 70
70
72
74
76
SS8 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
1 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
Nilai 70
70
74
76
78
SS9 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal Pemerintah Satuan Kerja
Nilai 70
70
71
72
73
50
SS10 Terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
1 Jumlah pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
Sistem 5 7 9 11
13
2 Jumlah penerapan sistem informasi
Sistem 4 6 7 9 11
2. Indikator Kinerja Program
Indikator kinerja program merupakan alat ukur yang mengindikasikan
keberhasilan pencapaian hasil dari suatu program. Indikator kinerja program
ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan
sasaran strategis yang mendukung pencapaian tujuan. Indikator kinerja program juga
merupakan kerangka akuntabilitas dalam mengukur pencapaian kinerja PTKI Medan
dalam mendukung kinerja BPSDMI secara langsung dan kinerja Kementerian
Perindustrian secara berkelanjutan.
Pada Renstra PTKI tahun 2020-2024 ini telah ditetapkan tujuan, sasaran
strategis, indikator kinerja serta target kinerja. Pohon kinerja keterkaitan antara
Renstra Kementerian Perindustrian, Renstra BPSDMI serta Renstra PTKI Medan
sebagaimana disajikan dalam Lampiran 1 dokumen Rencana Strategis ini.
3. Indikator Kinerja Kegiatan
Indikator kinerja kegiatan merupakan alat ukur yang mengindikasikan
keberhasilan pencapaian keluaran dari suatu kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan
ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja kegiatan berkaitan
dengan sasaran kegiatan. Pedoman kinerja PTKI Medan sebagaimana tercantum pada
Lampiran 2 dalam dokumen Rencana Strategis ini.
B. KERANGKA PENDANAAN
Dalam rangka mencapai sasaran PTKI Medan tahun 2020–2024, dibutuhkan
pendanaan bagi program dan kegiatan sebagaimana yang dijabarkan di atas.
kebutuhan pendanaan PTKI Medan untuk tahun 2020–2024 adalah sebagai berikut:
51
Tabel 12. Kebutuhan Pendanaan PTKI Medan Tahun 2020-2024
KODE PROGRAM TAHUN 2020 2021 2022 2023 2024
DL Program
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
6.261.587.000
DL 4958
Pendidikan Tinggi Vokasi Industri
6.261.587.000
WA Program Dukungan Manajemen
21.900.000.000
WA 6043
Pengelolaan Manajemen Kesekretariatan BIdang Pengembangan SDM Industri
21.900.000.000
TOTAL 24.691.895.000
28.161.587.000 35.000.000.000
38.000.000.000
32.000.000.000
52
BAB IV. PENUTUP
Rencana Strategis PTKI Medan tahun 2020 – 2024 merupakan rencana
kerja jangka menengah yang disusun dan berpedoman kepada eraturan
Presiden RI Nomor 8 Tahun 2020 tentang rencana pembangunan jangka
menengah nasional tahun 2020 – 2024 serta bersesuaian dengan Peraturan
Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 15 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024.
Penyusunan Renstra dilakukan secara sistematis, komprehensif,
integratif, dan sinergis dengan menggunakan alat bantu Peta Strategi dan Key
Performance Indicator (KPI) agar penggunaan sumber daya yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara lebih efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Rencana Strategis PTKI Medan akan direviuw secara berkala setiap
tahunnya dan dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan
kebijakan. Kegiatan-kegiatan tahunan telah disusun dan direncanakan
berdasarkan kondisi lingkungan saat ini. Oleh karena itu seiring dengan
berjalannya waktu pelaksanaan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat diperkaya
sesuai dengan perubahan lingkungan yang ada ketika menyusun Rencana Kerja
Tahunan (RKT).
Renstra ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan memberikan
kejelasan terhadap tahap-tahap pencapaian visi dan misi PTKI Medan secara
sistematis.
53
LAMPIRAN
Lampiran 1. POHON KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA
INDUSTRI MEDAN 2020-2024
Lampiran 2. PEDOMAN KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA
INDUSTRI MEDAN 2020-2024
54
LAMPIRAN 1. POHON KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN 2020-2024
REN
STR
A K
EMEN
PER
IN 2
02
0-
20
24
R
ENST
RA
BP
SDM
I 2
02
0-2
02
4
REN
STR
A P
TKI M
EDA
N
202
0-2
02
4
TJ. Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam Perekonomian Nasional
SS1. Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Non Migas
1.Persentase tenaga kerja di sektor industri nonmigas terhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri nonmigas
5. Persentase hasil riset lima tahun terakhir yang telah dimanfaatkan oleh industry
6. Persentase hasil riset lima tahun terakhir yang telah dimanfaatkan oleh industry
7. Lulusan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi
SS2. Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0
4. Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten
SS10. Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang Professional dan
Berkepribadian
1. Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kementerian Perindustrian
2. ASN yang meningkat kompetensinya
SS12. Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan
Prima
1. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN
SS13. Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta
Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel
2. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian
Perindustrian
Program: Pengembangan SDM Industri
K1. Meningkatkan Tenaga Kerja Industri yang kompeten
→ Pengembangan Pendidikan Vokasi industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual System
Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten, Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten,
Prosentase lulusan program studi keteknikan industry, Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat
kompetensinya, Prosentase lulusan sekolah industri yang terserap oleh sektor industry, Perusahaan yang
memanfaatkan layanan Industri, Nilai minimum akreditasi program studi di Politeknik, Penelitian yang
didesiminasikan melalui seminar Nasional dan Internasional, Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan
kompetensinya
→ Pengembangan SDM Industri menuju industri 4.0
Pilot Project industri 4.0 yang terbentuk, ASN dan tenaga kerja industri yang kompeten di bidang Industri 4.0
K3. Meningkatnya kualitas pelayanan Sekretariat
Badan Pengembangan
Tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan Sekretariat
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri
K4. Terwujudnya ASN Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri
Industri
K5. Terwujudnya birokrasi Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Industri yang efektif, efisien,
dan berorientasi pada layanan prima
1. Nilai Laporan Keuangan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Industri
2. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal
Pemerintah Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Industri
SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
SS2. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis
kompetensi menuju Dual System
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
SS5. Tersedianya SDM Industri yang kompeten menuju industri 4.0
SS6. Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada Pendidikan vokasi
SS7. Terwujudnya ASN profesional dan berkepribadian
Tujuan: Menyelenggarakan Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi
yang mampu menghasilkan SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing
global
SS8. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima SS4. Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi
SS9. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang
berkualitas dan akuntabel
SS10. Terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
55
LAMPIRAN 1. POHON KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI ………………………………… (LANJUTAN)
LAMPIRAN 2. PEDOMAN KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN 2020-2024
REN
STR
A B
PSD
MI
20
20
-20
24
R
ENST
RA
PTK
I MED
AN
202
0-2
024
Program: Pengembangan SDM Industri
K1. Meningkatkan Tenaga Kerja Industri yang kompeten
→ Pengembangan Pendidikan Vokasi industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual System
Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten, Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten,
Prosentase lulusan program studi keteknikan industry, Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat
kompetensinya, Prosentase lulusan sekolah industri yang terserap oleh sektor industry, Perusahaan yang
memanfaatkan layanan Industri, Nilai minimum akreditasi program studi di Politeknik, Penelitian yang
didesiminasikan melalui seminar Nasional dan Internasional, Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan
kompetensinya
→ Pengembangan SDM Industri menuju industri 4.0
Pilot Project industri 4.0 yang terbentuk, ASN dan tenaga kerja industri yang kompeten di bidang Industri 4.0
K3. Meningkatnya kualitas pelayanan Sekretariat
Badan Pengembangan
Tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan Sekretariat
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri
Sumber Daya Manusia Industri
K4. Terwujudnya ASN Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri
Industri
K5. Terwujudnya birokrasi Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Industri yang efektif, efisien,
dan berorientasi pada layanan prima
1. Nilai Laporan Keuangan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Industri
2. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal
Pemerintah Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Industri
SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global 1. Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten 2. Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten 3. Persentase lulusan program studi keteknikan industry 4. Persentase lulusan sekolah industri yang terserap oleh sektor industry
SS2. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System 1. Animo jumlah pendaftar mahasiswa baru 2. Jumlah program studi yang menerapkan dual system 3. Persentase lulusan tepat waktu 4. Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat kompetensinya
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
1. Jumlah Program studi yang terakreditasi Unggul
2. Jumlah Penelitian yang didesiminasikan melalui seminar Nasional/Internasional
3. Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana yang menghasilkan
teknologi tepat guna/produk/jasa yang diadopsi oleh masyarakat/industry
4. Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya
5. Jumlah kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain
6. Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis
SS4. Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi 1. Persentase mahasiswa yang mengikuti sertifikasi kompetensi 2. Jumlah skema kompetensi yang dapat diujikan di LSP P1 PTKI
SS6. Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada Pendidikan vokasi
1. Jumlah program studi yang menerapkan kurikulum industri 4.0
2. Pilot project industry 4.0 yang terbentuk untuk implementasi pada proses
pembelajaran
SS7. Terwujudnya ASN profesional dan berkepribadian
1.Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Satuan Kerja unit pendidikan
Program: Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi
Industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual System
SS8. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) SS5. Tersedianya SDM Industri yang kompeten menuju industri 4.0 1. Jumlah SDM yang mengikuti pendidikan/pelatihan bidang industri 4.0 SS9. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang
berkualitas dan akuntabel
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal Pemerintah Satuan Kerja
SS10. Terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi 1.Jumlah pengembangan sistem informasi yang terintegrasi 2. Jumlah penerapan sistem informasi
56
LAMPIRAN 2. PEDOMAN KINERJA RENSTRA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN 2020-2024
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
1. Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten
Orang 300 279 279 240 240
DEFINISI/DESKRIPSI
Untuk mendukung program Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian RI yakni “Program Pengembangan SDM Industri” maka PTKI telah menetapkan sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi Perspektif Pemangku kepentingan, Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi. Untuk mengakomodasi perspektif Pemangku kepentingan ditetapkan sasaran strategis yakni Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global dengan indikator kinerja sasarannya diantaranya adalah “Jumlah tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten”. Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten merupakan program ahli madya bidang teknik kimia, teknik mekanika, dan agribisnis kelapa sawit Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan yang telah dinyatakan lulus dalam sidang Karya Akhir serta telah mengikuti dan dinyatakan kompeten dalam uji kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP P1 PTKI Medan.
SUMBER DATA
Data Peserta Uji Kompetensi pada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 PTKI Medan
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Tenaga kerja industri tingkat ahli yang kompeten = Jumlah Lulusan yang dinyatakan kompeten dalam uji kompetensi
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
orang Maksimisasi Ketua LSP P1 PTKI Medan
SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
2.Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten
Orang 30
30
30
30
30
DEFINISI/DESKRIPSI
Program Pendidikan setara Diploma I merupakan program Pendidikan yang diselenggarakan oleh PTKI Medan bekerjasama dengan industri. Pembukaan program Kerjasama Diploma I dengan industry selain bertujuan untuk menyiapkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industry juga membantu mengembangkan kompetensi masyarakat sebagai tenaga kerja produktif yang siap kerja di industry. Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten, merupakan lulusan dari program diploma satu yang telah menyelesaikan seluruh program pendidikan yang diselenggarakan selama 2 (dua) semester.
57
SUMBER DATA
Data Mahasiswa Program Diploma I
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang kompeten = Jumlah lulusan program Diploma I
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
orang Maksimisasi Penanggung Jawab Program Diploma I
SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
3.Persentase lulusan program studi keteknikan industri
Persen 80 95 95 97 98
DEFINISI/DESKRIPSI
Dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maka yang menjadi tantangan perekonomian global tidak lagi hanya pada perdagangan komoditi tetapi juga pada pasar bebas tenaga kerja karena telah disepakati arus bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labor) diantara negara-negara ASEAN. Untuk itu, sangat penting untuk menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten agar mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Kebutuhan ini dapat dipenuhi diantaranya melalui Pendidikan vokasi yang berbasis kompetensi yang menghasilkan lulusan program studi keteknikan industri. Persentase lulusan program studi keteknikan industri merupakan lulusan PTKI di bidang teknik yakni teknik kimia dan teknik mekanika industri.
SUMBER DATA
Data lulusan Program Studi Teknik Kimia dan Teknik Mekanika
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Persentase lulusan program studi keteknikan industri =(Jumlah mahasiswa Teknik Kimia yang berhasil lulus + Jumlah mahasiswa Prodi Teknik Mekanika yang berhasil lulus)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ seluruh mahasiswa Teknik Kimia dan Teknik Mekanika yang mengikuti ujian kelulusan x 100%
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
persen Maksimisasi Ketua Program Studi
SS1. Tersedianya SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global
4.Persentase lulusan sekolah industri yang terserap oleh sektor industri
Persen 80 80 80 90 100
DEFINISI/DESKRIPSI
Tujuan penyelenggaraan PTKI adalah menghasilkan SDM industri yang kompeten dan mampu berdaya saing global. Lulusan PTKI diharapkan menjadi tenaga kerja yang benar-benar dibutuhkan oleh sektor industri di Indonesia. Seluruh lulusan dapat langsung diterima bekerja di industri menjadi target PTKI.
SUMBER DATA
Data lulusan PTKI yang telah bekerja setelah paling lama satu tahun setelah kelulusan
58
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Persentase lulusan sekolah industri yang terserap oleh sektor industri = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑋 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑋x 100%
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
persen Maksimisasi Pembantu Direktur III
SS2. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
1. Animo jumlah pendaftar mahasiswa baru
rasio 1 : 3,0 1 : 3,1 1 : 3,2 1 : 3,3 1 : 3,4
DEFINISI/DESKRIPSI
Sejak tahun 2020 sistem Penerimaan Mahasiswa Baru PTKI menerima calon mahasiswa melalui jalur JARVIS (Jalur Penerimaan Vokasi Industri) yang terdiri dari 3 (tiga) yaknik JARVIS Prestasi, JARVIS Bersama dan JARVIS Mandiri. Banyaknya jumlah pendaftar (animo) dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kualitas PTKI, karena dengan semakin banyaknya pendaftar menunjukkan bahwa PTKI semakin diminati masyarakat yang berarti juga bahwa PTKI semakin dipercaya oleh masyarakat mampu mencetak lulusan yang nantinya diminati oleh dunia kerja (industri).
SUMBER DATA
Data pendaftar dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru JARVIS Prestasi, JARVIS Bersama dan JARVIS Mandiri
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Animo = Jumlah Total Pendaftar : Jumlah Pendaftar yang Diterima SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
rasio maksimisasi Pembantu Direktur I
SS2. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
2. Jumlah program studi yang menerapkan dual system
Program Studi 1 2 3 3 3
DEFINISI/DESKRIPSI
59
Pendidikan sistem ganda (dual system) merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di kampus vokasi dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung pada pekerjaan sesungguhnya di institusi pasangan (industry), terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Saat ini penyelenggaraan Pendidikan di PTKI terdiri dari dua program yang masih berjalan yakni program regular dan program dual system. Belum semua program studi di PTKI telah menjalankan program dual system, akan tetapi ditargetkan ke depannya seluruh program regular akan beral ih ke program dual system.
SUMBER DATA
Data pelaksanaan program dual system pada program studi
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah program studi yang menerapkan dual system dari total program studi yang ada di PTKI SATUAN SATUAN PENANGGUNG JAWAB DATA
Program studi Maksimisasi Ketua Program Studi
SS2. Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
3. Persentase lulusan tepat waktu
persen 80 82 84 86 90
DEFINISI/DESKRIPSI
Untuk Pendidikan Diploma III masa studi normal adalah selama 3 (tiga) tahun yang terdiri dari 6 (enam) semester. Kelulusan yang tepat waktu adalah jika masa studi dari mahasiswa adalah kurang dari atau maksimum 3 tahun. Mahasiswa yang menyelesaikan studinya lebih dari tiga tahun sampai dengan maksimum lima tahun dikategorikan lulus tidak tepat waktu.
SUMBER DATA
Data masa studi dari lulusan (wisudawan)
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑋 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (𝑋 + 3)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑋
SATUAN SATUAN SATUAN
SS2. Terselenggaranya
4. Calon tenaga kerja program dual system
Orang 90 90 90 95 160
60
pendidikan tinggi vokasi industri yang berbasis kompetensi menuju Dual System
yang meningkat kompetensinya
DEFINISI/DESKRIPSI
Pendidikan sistem ganda (dual system) merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di kampus vokasi dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung pada pekerjaan sesungguhnya di institusi pasangan (industry), terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat kompetensinya, menunjukkan jumlah mahasiswa program dual system yang aktif mengikuti seluruh program pembelajaran dual system, baik pembelajaran di kampus, praktek kerja industri, sampai pada uji kompetensi (sertifikasi kompetensi).
SUMBER DATA
Data mahasiswa program dual system
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Calon tenaga kerja program dual system yang meningkat kompetensinya = jumlah mahasiswa program dual system yang aktif mengikuti seluruh program pembelajaran dual system, baik pembelajaran di kampus, praktek kerja industri, sampai pada uji kompetensi (sertifikasi kompetensi).
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
orang Maksimisasi Ketua Program Studi yang menjalankan sistem ganda (dual system)
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
1.Jumlah Program studi yang terakreditasi Unggul
Program studi - - 1 2 3
DEFINISI/DESKRIPSI
Akreditasi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi. BAN-PT telah mengembangkan instrument akreditasi yakni Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi 3.0 yang selanjutnya disebut IAPT 3.0 yang berlaku sejak tanggal 1 Oktober 2015 serta Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 yang selanjutnya disebut IAPS 4.0 adatah instrumen APS yang berlaku sejak langgal 1 April 2019. Status Akreditasi adalah hasil Akreditasi yang dilakukan oteh BAN-PT yang ditetapkan sebelum tanggal 28 Januari 2020, yang terdiri atas Terakreditasi dan Tidak Terakreditasi. Peringkat Akreditasi atau peringkat Terakreditasi adalah hasil Akreditasi yang dilakukan oteh BAN-PT yang terdiri atas: A, B, dan C, untuk Akreditasi yang dilakukan dengan mcnggunakan Instrumen Akreditasi 7 Standar; dan Unggul, Baik Sekali, dan Baik untuk Akreditasi yang dilakukan dengan IAPS 4.0 dan IAPT 3.0. Institusi PTKI serta ketiga program studi di PTKI telah terakreditas dan mendapat peringkat akreditasi B. Masa berlaku akreditasi program studi/institusi adalah 5 tahun sejak tanggal ditetapkan dan perpanjangan jangka waktu peringkat akreditasi tidak dilakukan jika ada laporan/pengaduan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran akademik atau adanya penurunan mutu program studi/perguruan tinggi. PTKI Medan perlu melakukan reakreditais untuk memperoleh peringkat akreditasi yang dilakukan dengan IAPS 4.0 dan IAPT 3.0 yakni Unggul, Baik Sekali, dan Baik.
61
SUMBER DATA
Hasil penilaian Laporan Kinerja Program Studi (LPKS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED) dalam pengajuan reakreditasi Program Studi
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Sesuai kriteria penilaian BAN-PT
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Program Studi Maksimisasi Unit Pengelola Program Studi (UPPS)
SS3. Terwujudnya penguatan
kelembagaan Politeknik berbasis
kompetensi
2.Penelitian yang didesiminasikan melalui seminar Nasional dan Internasional
Penelitian 15 15 18 20 25
DEFINISI/DESKRIPSI
Salah satu tridharma perguruan tinggi adalah melaksanakan penelitian. Hasil penelitian/riset/inovasi yang dihasilkan oleh Dosen maupun PLP wajib dipublikasikan baik dalam seminar nasional maupun internasional. Hasil penelitian juga diharapkan dapat dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada pada perusahaan industri/badan usaha ataupun masyarakat.
SUMBER DATA
Data penelitian Dosen/PLP yang didesiminasikan CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah Penelitian Dosen/PLP PTKI yang didesiminasikan melalui seminar Nasional/Internasional, mencakup penelitian dasar dan terapan bidang Industri Kelapa Sawit dan Turunannya ataupun sesuai dengan kompetensi program studi serta Industri 4.0.
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
penelitian Maksimisasi Ketua UPPM
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
3.Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana yang menghasilkan teknologi tepat guna/produk/jasa yang diadopsi oleh masyarakat/industri
Kegiatan 10 10 10 12 14
DEFINISI/DESKRIPSI
62
Setelah melaksanakan pengajaran (pendidikan) dan penelitian, tridharma perguruan tinggi yang ketiga adalah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa kegiatan pelatihan, konsultasi maupun pengembangan inkubator bisnis yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi kepada masyarakat sebagai penerima manfaat.
SUMBER DATA
Data kegiatan PKM yang dilaksanakan Dosen dan/atau PLP
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terlaksana dalam satu tahun yang menghasilkan teknologi tepat guna/produk/jasa yang diadopsi oleh masyarakat/industry, jumlah kegiatan pelatihan, konsultasi maupun pengembangan inkubator bisnis terkait bidang Industri Kelapa Sawit dan Turunannya ataupun sesuai dengan kompetensi program studi serta Industri 4.0 yang terlaksana tiap tahunnya.
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Kegiatan Maksimisasi Ketua UPPM
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
4.Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya
Orang 6 10 10 10 15
DEFINISI/DESKRIPSI
Peningkatan kemampuan dan kompetensi tenaga pengajar dilaksanakan melalui dilaksanakan melalui kegiatan workshop/pelatihan/bimbingan teknis di bidang Industri Kelapa Sawit dan Turunannya ataupun sesuai dengan kompetensi program studi.
SUMBER DATA
Data tenaga pengajar yang mengikuti kegiatan workshop/pelatihan/bimbingan teknis di bidang Industri Kelapa Sawit dan Turunannya ataupun sesuai dengan kompetensi program studi.
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah tenaga pengajar yang mengikuti kegiatan workshop/pelatihan/bimbingan teknis
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Orang Maksimisasi Pelaksana Kepegawaian/Ka. Sub. Bag. Umum & Keuangan
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
5. Jumlah kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain
Kerjasama 4 5 7 10 10
DEFINISI/DESKRIPSI
63
Kegiatan kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain, merupakan kerjasama ataupun kemitraan yang berhasil dibina PTKI dengan industri ataupun institusi lainnya dalam bentuk berbagai kegiatan misalnya pengembangan kurikulum, penyediaan tenaga kerja, penyerapan lulusan, program magang dosen dan mahasiswa, pelaksanaan praktek kerja industri, kunjungan pabrik/plant visit, Praktek Kerja Lapangan, kerjasama penelitian (kolaborasi), termasuk jasa konsultasi maupun jasa pengujian di PTKI Medan yang dapat digunakan oleh pihak industry.
SUMBER DATA
Data Kerjasama/kemitraan dengan industry/institusi lain dapat berupa MoU ataupun perjanjian Kerjasama lainnya
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah total kerjasama/kemitraan dengan industri ataupun institusi lain
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Kerjasama Maksimisasi Pembantu Direktur III
SS3. Terwujudnya penguatan kelembagaan Politeknik berbasis kompetensi
6. Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis
Wirausahawan - 1 1 1 1
DEFINISI/DESKRIPSI
Jumlah wirausahawan baru yang dibina sebagai hasil inkubator bisnis menunjukkan banyaknya wirausahawan baru yang muncul dari masyarakat sebagai hasil pelaksanaan kegiatan inkubator bisnis PTKI Medan maupun dari pengembangan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh PTKI
SUMBER DATA
Data masyarakat binaan Inkubator Bisnis PTKI Medan (atau bekerjasama dengan UPPM) yang berhasil menjadi wirausahawan
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah wirausahawan baru hasil binaan PTKI SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Wirausahawan Maksimisasi Ketua Inkubator Bisnis
SS4. Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi
1. Persentase mahasiswa yang mengikuti sertifikasi kompetensi
Persentase 75 80 85 90 95
DEFINISI/DESKRIPSI
64
Sertifikasi Kompetensi adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau regional atau internasional. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu. PTKI Medan memiliki sarana prasarana kompetensi yakni berupa LSP, TUK serta adanya skema kompetensi untuk diujikan. Pelaksanakan sertifikasi kompetensi dimaksudkan untuk menjamin lulusan PTKI kompeten di bidangnya. Sehingga lulusan PTKI tidak hanya memperoleh ijazah saat kelulusan akan tetapi juga memiliki sertifikat kompetensi pendamping ijazah (SKPI) berupa sertifikat kompetensi yang dapat dipergunakan saat akan bekerja.
SUMBER DATA
Data mahasiswa yang mengikuti sertifikasi kompetensi (uji kompetensi) di LSP P1 PTKI
CARA MENGHITUNG (FORMULA) Jumlah mahasiswa yang akan lulus yang mengikuti uji kompetensi di LSP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠x 100%
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Persentase Maksimisasi Ketua LSP P1 PTKI & Ketua Program Studi
SS4. Tersedianya Sarana dan Prasarana pendidikan berbasis Kompetensi
2. Jumlah skema kompetensi yang dapat diujikan di LSP P1 PTKI
Skema kompetensi 3 6 6 7 7
DEFINISI/DESKRIPSI
Skema sertifikasi profesi Klaster/paket, spesifik sesuai kebutuhan spesifik industry/organisasi. Skema ini merupakan sertifikasi berdasarkan suatu paket/klaster pekerjaan pada system industri yang ditetapkan secara spesifk untuk tujuan spesifik pula. Contoh dalam skema ini diantaranya supervisor, manajer, kepala gudang, kepala biro, kepala dinas spesifik industry/organisasi. Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional dikembangkan oleh Komite Skema dari LSP. Dalam skema ini dapat terdiri atas unit-unit kompetensi berbagai level sesuai dan persyaratan dasarnya dengan konsensus dalam komite skema. Skema Kualifikasi Okupasi Nasional dapat mempunyai level yang mampu telusur atau bersinergi dengan KKNI.
Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
SUMBER DATA
Data Skema Kompetensi LSP P1 PTKI
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah skema-skema kompetensi yang berhasil dikembangkan dari jumlah skema kompetensi yang telah ada sebelumnya di LSP P1 PTKI. SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Skema kompetensi Maksimisasi Ketua LSP P1 PTKI
SS5. Tersedianya SDM Industri yang
1. Jumlah SDM yang mengikuti
orang 3 4 5 6 7
65
kompeten menuju industri 4.0
pendidikan/pelatihan bidang industri 4.0
DEFINISI/DESKRIPSI
Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten merupakan ASN dan Tenaga Kerja Industri yang memiliki kompetensi dalam bidang industri 4.0. Peningkatan kompetensi di bidang industry 4.0. dapat dilakukan melalui pelaksaaan diklat yang terdiri atas diklat: Awareness Industry 4.0, Infografis, dan
Transformasi Industri 4.0. Hal ini ditujukan untuk peningkatan literasi SDM terkait industry 4.0. SUMBER DATA
Data SDM PTKI yang mengikuti Pendidikan/pelatihan Industri 4.0: Awareness Industry 4.0, Infografis, dan Transformasi Industri 4.0
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah Dosen/Pegawai yang mengikuti Pendidikan/pelatihan bidang Industri 4.0
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Orang Maksimisasi Pelaksana Kepegawaian/Ka. Sub. Bag. Umum dan Keuangan
SS6. Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada Pendidikan vokasi
1. Jumlah program studi yang menerapkan kurikulum industri 4.0
Program Studi 1 2 3 3 3
DEFINISI/DESKRIPSI
Menunjukkan infrastruktur pembelajaran berupa penyesuaian kurikulum, silabus dan modul pembelajaran industri 4.0 pada program studi. Mata kuliah industri 4.0 mencakup tiga area: Awareness Industry 4.0, Infografis, dan Transformasi Industri 4.0.
SUMBER DATA Data kurikulum program studi CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah program studi yang dalam kurikulum/silabusnya terdapat mata kuliah industri 4.0 SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Program Studi Maksimisasi Ketua Program Studi dan Pembantu Direktur I
SS6. Terwujudnya penguatan implementasi industri 4.0 pada Pendidikan vokasi
2. Pilot project industry 4.0 yang terbentuk untuk implementasi pada proses pembelajaran
Pilot Project - - 1 - 1
DEFINISI/DESKRIPSI
66
Pilot Project Implementasi Industri 4.0. berupa pembangunan Showcase Industri 4.0 yang sesuai dengan bidang vokasi PTKI Medan yakni Industri Kelapa Sawit dan Turunannya
SUMBER DATA
Data pilot project yang telah dibangun
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah pilot project industry 4.0.
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
SS7. Terwujudnya ASN profesional dan berkepribadian
1. Indeks kompetensi, professional, dan integritas pegawai Satuan Kerja unit pendidikan
Indeks 70 70 72 74 76
DEFINISI/DESKRIPSI
Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kementerian Perindustrian adalah tingkat kompetensi SDM Kementerian Perindustrian yang diukur dari kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien. Pengukuran dilakukan melalui agregat dari berberapa variabel antara lain presentase pemenuhan standar kompetensi yang diukur dengan asesmen; presentase nilai kinerja pegawai minimal baik; presentase tingkat kehadiran pegawai; persentase tingkat kepatuhan LHKASN/LHKPN; serta variabel-variabel lain sesuai dengan kebutuhan (penetapan variabel yang digunakan untuk penghitungan indikator kinerja dapat berubah yaitu bisa bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi)
SUMBER DATA
Data Penilaian Kinerja Individu, tingkat kehadiran (disiplin) CARA MENGHITUNG (FORMULA)
No Kegiatan Pengukuran Contoh Cara Pengukuran Hasil Hasil Total
Target Capaian
1 Penilaian Kinerja Individu Pegawai dengan nilai kinerja minimal baik 70% / jumlah pegawai
4000 pegawai / 5000 pegawai =
80%
77% 70% 110,48%
2 Disiplin Tingkat kehadiran pegawai dari sistem absensi per tahun
Kemenperin rata-rata = 84%
3 Disiplin Jumlah pegawai yang melaporkan LHKASN/LHKPN / jumlah pegawai
4500 pegawai / 5000 pegawai
90%
4 Variabel-variabel lain sesuai kebutuhan
Menyesuaikan Menyesuaikan
67
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Nilai Maksimisasi Pelaksana Kepegawaian, Ka. Sub. Bag. Umum dan Keuangan
SS8.Terwujudnya birokrasi Satuan Kerja yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
1.Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
Nilai 70 70 74 76 78
DEFINISI/DESKRIPSI Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi. Pengukuran kinerja pelaksanaan anggaran yang dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel yang terkait dengan pelaksanaan anggaran sebagai indikatornya, yaitu Penyerapan Anggaran (bobot 20%), Pengelolaan Uang Persediaan (10%) Penyelesaian Tagihan (20%) Deviasi Halaman III DIPA (11), Penyampaian Data Kontrak, Penyampaian LPJ Bendahara, Revisi DIPA, Pengembalian/Kesalahan SPM, Dispensasi SPM , Renkas/RPD Harian, Retur SP2D (masing-masing 5%).
SUMBER DATA
Nilai IKPA pada OMSPAN yang dirilis secara triwulanan. CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Bobot IKPA:
68
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
SS9. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
1.Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal Pemerintah Satuan Kerja
Nilai 70 70 71 72 73
DEFINISI/DESKRIPSI
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melaksanakan evaluasi terhadap sistem akuntabilitas kinerja pada setiap instansi pemerintah. Dalam evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilaksanakan oleh KemenPANRB, penilaian dilakukan terhadap 5 (lima) komponen, yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Penilaian SAKIP Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan dilakukan setelah tahun anggaran berakhir, sehingga nilai capaian indikator ini dapat terlihat pada pertengahan tahun anggaran setelahnya.
69
Perhitungan nilai SAKIP Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan menggunakan Lembar Kerja Evaluasi sesuai peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 12 tahun 2015 tentang pedoman evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dimana seluruh dokumen akuntabilitas kinerja dikumpulkan untuk dilakukan penilaian oleh tim Inspektorat Jenderal dari Kementerian Perindustrian.
SUMBER DATA
Data Nilai SAKIP Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan dari Inspektorat Jenderal
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Nilai SAKIP = [Perencanaan Kinerja] + [Pengukuran kinerja] + [Pelaporan Kinerja] + [Evaluasi Kinerja] + [Capaian Kinerja] Dari hasil nilai, akan dikategorikan pada Predikat Penilaian SAKIP:
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Nilai Maksimisasi Inspektorat Jenderal & Ka. Sub. Bag. Umum dan Keuangan
SS10. Terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
1.Jumlah pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
Sistem 5 7 9 11 13
DEFINISI/DESKRIPSI Sistem informasi yang terintegrasi di PTKI merujuk pada semua system yang telah berhasil dibangun yang mengubah system manual menjadi system digital.
SUMBER DATA Data system informasi digital di PTKI
CARA MENGHITUNG (FORMULA) Jumlah system informasi yang telah dibangun /dikembangkan
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA Sistem Maksimisasi Kepala Unit Data
SS10. Terwujudnya pengembangan
2.Jumlah penerapan sistem informasi
Sistem 4 6 7 9 11
70
sistem informasi yang terintegrasi
DEFINISI/DESKRIPSI
Jumlah sistem atau operasi maupun SOP yang telah diubah dari sistem manual ke digital dan diterapkan oleh penggunanya di PTKI. SUMBER DATA
Data system informasi digital di PTKI yang telah diterapkan oleh pengguna
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah system informasi yang telah dibangun dan telah diterapkan/dimanfaatkan
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Sistem Maksimisasi Kepala Unit Data