RELATIONS ORGANIZATIONAL CULTURAL AND JOB …
Transcript of RELATIONS ORGANIZATIONAL CULTURAL AND JOB …
39MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah PurwokertoARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
RELATIONS ORGANIZATIONAL CULTURAL AND JOB SATISFACTION WITH ORGANIZATIONS COMMITMENT IN HOSPITAL NURSES IN dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DISTRICT
PURBALINGGA
Mei Olani Eka Purnomo¹, Jebul Suroso², Imron Rosyadi³
ABSTRACT
Background: nurse organization commitmen is the attitude or loyalty to the hospital nurses indicated a desire to remain / serve in hospitals and loves his job. When a nurse has had a high commitment to the organization will foster a professional work situation. Steeper low levels of organizational commitment can be influenced by nurses personal factors, and hospital management systems.
Objective: To determine the relationship of organizational culture and job satisfaction with organizational commitment on hospital nurses dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Methods: Description of correlation with cross sectional approach. Samples were taken from rooms nurse in the district general hospital dr. R. Goeteng Taroenadibrata who already have at least 1 year working period. With a total population of 111 and samples used 87 nurses. Sampling techniques using sampling proportions.
Results: The results showed that organizational culture and job satisfaction have a significant relationship with organizational commitment of nurses.
Conclusion: There is a relationship between organizational culture and job satisfaction with organizational commitment nurses at the hospital dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Keywords: Organizational Culture, Job Satisfaction, and Organizational Commitment Nurses.
PENDAHULUAN
Menurut undang-undang Republik Indonesia
No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, bahwa rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi dan kemajuan sosial ekonomi
masyarakat yang harus mampu meningkatkan
pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat, agar terwujud derajat kesehatan
yang baik. Peran rumah sakit sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dituntut untuk bisa optimal
tanpa memandang status ekonomi seorang pasien.
Pelayanan yang berkualitas baik dari segi pelayanan,
fasilitas yang diberikan maupun perawatan akan
mendapatkan kepercayaan dari pasien/keluarga
pasien untuk melakukan perawatan kembali setelah
mendapatkan pelayanan perawatan dari rumah sakit.
Kepercayaan dari pasien diperlukan oleh
rumah sakit seiring dengan bertambahnya rumah
sakit di setiap daerah. Sehingga akan mendorong
setiap rumah sakit untuk saling bersaing satu dengan
yang lain dalam hal pemberian pelayanan kesehatan
yang sebaik-baiknya demi mencapai kepuasan
pasien. Baik atau tidaknya sebuah pelayanan rumah
sakit dipengaruhi oleh tingkat kinerja sumber daya
manusia yang ada di rumah sakit.
Dalam melakukan pekerjaanya, seorang
perawat memerlukan komitmen untuk dapat
melakukan pekerjaan dengan keterlibatan dan ikatan
emosional yang positif. Menurut Mayer & Allen
(1997) dalam Dirani (2009) komitmen organisasi
merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan dan indikator kinerja
yang penting bagi organisasi. Sedangkan Luthans
(2006) menambahkan bawhaw komitmen organisasi
adalah keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota
organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras
40 MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu dan
penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Ketika seorang perawat memiliki tingkat
komitmen organisasi yang tinggi terhadap
organisasinya, maka seorang perawat tersebut
akan memaksimalkan kinerjanya demi mencapai
tujuan dari organisasi dan mencintai pekerjaan yang
sedang dilakukanya, walaupun sebenarya pekerjaan
tersebut merugikan dirinya sendiri. Menurut Luthans
(2006) komitmen organisasi memiliki hasil yang
positif terhadap organisasi, yaitu kinerja tinggi,
tingkat pergantian perawat yang rendah, tingkat
ketidak hadiran rendah, persepsi iklim organisasi
yang hangat dan mendukung.
Menurut Seniati (2006) kepuasan kerja
memiliki pengaruh langsung terhadap komitmen
organisasi, sedangkan iklim psikologis memberikan
pengaruh tidak langsung melalui kepuasan kerja.
Kepuasan kerja karyawan memainkan peran penting
dalam keberhasilan suatu organisasi, sehingga
organisasi perawatan kesehatan harus menyadari
pentingnya kepuasan kerja karyawan (Lorber dan
Skela, 2012).
Kunci keberhasilan suatu organisasi adalah
pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi
memerlukan sumber daya manusia yang mau bekerja
keras, berpikir secara kreatif dan berkinerja unggul.
Memberi penghargaan, semangat dan memelihara
sumber daya manusia secara berkala dan berarti
adalah sesuatu yang penting. Perilaku karyawan
merupakan kunci dalam mencapai efektivitas. Orang
berperilaku dengan cara-cara yang dapat maupun
yang tidak dapat diramalakan. Setiap orang memiliki
perilaku yang unik. Manajer harus mengamati,
merespon dan menghadapi serangkaian pola
perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan (Ivancevich,
Konopaske dan Matteson, 2007).
Jika sebuah rumah sakit atau institusi
kesehatan lainnya mempunyai perawat yang
mempunyai komitmen tinggi maka kualitas rumah
sakit akan semakin tinggi, karena perawat tidak
hanya sebatas pekerja namun merupakan bagian
dari rumah sakit itu sendiri. Apabila hal ini sudah bisa
dikondisikan maka perawat akan memiliki tanggung
jawab yang tinggi terhadap kelangsungan rumah
sakit yang nantinya juga dapat mempengaruhi
kesejahteraan hidup perawat tersebut.
Tapi Pada kenyataanya dalam kehidupan
sehari-hari, perawat yang bekerja di rumah sakit
tidak memiliki keterlibatan yang kuat terhadap rumah
sakit tempat ia bekerja. Hal ini juga terjadi di rumah
sakit Goeteng Taroendadibrata, kinerja dari seorang
perawat kurang maksimal. Hal ini terlihat dari hasil
observasi dan wawancara peneliti pada beberapa
perawat yang ada di beberapa ruangan irna rumah
sakit Goeteng Taroenadibrata.
Berdasarkan hasil observasi pada 20 orang
perawat yang ada diruangan, didapatkan bahwa ada
4 orang (20%) perawat yang datang tidak tepat waktu
pada saat jam kerja, 2 orang (10%) perawat yang
meninggalkan ruangan saat jam kerja dan 2 orang
(10%) yang pulang lebih dahulu sebelum jam kerja
selesai. Hal ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur
bagi rumah sakit terhadap komitmen perawat.
Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian agar diperoleh hasil yang akurat
dan nyata tentang “Hubungan Budaya Organisasi
dan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi
Perawat Pada Rumah Sakit di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga.”
41MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah PurwokertoARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian deskripsi
korelasi dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
berjumlah sebanyak 197 perawat ruangan Irna di
Rumah Sakit Goeteng Taroenadibrata. Karakteristik
populasi yang diteliti adalah perawat tetap yang
sudah mempunyai masa kerja minimal 1 tahun.
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode
sampling proporsi sejumlah 87 sampel. Penelitian
dilaksanakan dari bulan Desember 2012-Januari 2013
di Rumah Sakit Goeteng Taroenadibrata Kabupaten
Purbalingga. Anlisi data menggunakan analisis chi
Square dan analisis regresi logistik ganda.
HASIL PENELITIAN
a) Budaya Organisasi
Tabel 4.1 Deskripsi Budaya Organisasi
Variable Frekuensi Persentase (%)
Budayaorganisasi
Kuat
Lemah
72
15
82,8
17,2
87 100
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa dari 87
responden, sebagian besar responden menilai
budaya organisasi rumah sakit kuat sebanyak
72 (82,2%) responden dan sisanya sebanyak
15 (17,8%) menilai budaya organisasi rumah
sakit lemah.
b) Kepuasan Kerja
Tabel 4.2 Deskripsi Kepuasan Kerja
Variabel Frekuensi Peresentase (%)
Kepuasan kerja
Puas
Tidak Puas
69
18
79,3
20,7
Jumlah 87 100
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa dari 87
responden, mayoritas kepuasan kerja
responden merasa puas yaitu sebanyak 69
(79,3%) responden dan sisanya 18 (20,7%)
responden yang merasa tidak puas.
c) Komitmen Organisasi Perawat
Tabel 4.3 Deskripsi Komitmen Organisasi Perawat
Variabel Frekuensi Presentase (%)
Komitmen organisasi
Tinggi
Rendah
70
17
80,5
19,5
Jumlah 87 100
42 MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa dari 87
responden, rata-rata responden memiliki
komitmen organisasi yang tinggi yaitu
sebanyak 70 (80,5%) responden dan 17
(19,5%) responden yang memiliki komitmen
organisasi yang rendah.
d) Hubungan Budaya Organisasi dengan
Komitmen Organisasi PerawatTabel 4.4 Distribusi Hasil Uji Che Square Hubungan Budaya Organisasi dengan Komitmen Organisasi
Perawat
Budaya Organisasi
Komitmen Organisasi Total Nila OR (95% CI)
Asymp. Sig (2-sided)Tinggi Rendah
N % n % N % 8,000
(CI:2,335-27.413)
0,01Kuat
Lemah
63
7
87,5
46,7
9
8
12,5
53,3
72
15
100
100
Jumlah 70 80,5 17 19,5 87 100
Tabel 4.4 menunjukan hasil analisa data
dengan menggunakan uji chi square diperoleh
nilai p value = 0,01, artinya ada hubungan
yang signifikan antara budaya organisasi
dengan komitmen organisasi perawat. Dari
hasil analisis juga telah diperoleh nilai odds
ratio yaitu 8,000.
e) Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen
Organisasi Perawat
Tabel 4.6 Distribusi Hasil Uji Che Square Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi Perawat
Kepuasan Kerja
Komitmen Organisasi Total Nila OR (95% CI)
Asymp. Sig
(2-sided)Tinggi Rendah
N % n % n % 7,625
(CI:2,339-24.861)
0,01Puas
Tidak puas
61
9
88,4
50,0
8
9
11,6
50,0
69
18
100
100
Jumlah 70 80,5 17 19,5 87 100
Tabel 4.6 menunjukan hasil analisa data
dengan menggunakan uji chi square diperoleh
nilai p value= 0,01, artinya ada hubungan yang
signifikan antara budaya organisasi dengan
komitmen organisasi. Dari hasil analisis juga
telah diperoleh nilai odds ratio yaitu 7,625.
f) Faktor yang Paling Berhubungan dengan
Komitmen Organisasi PerawatTabel 4.7 Hasil Regresi Logistik Ganda Atas Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi
B S.E. Wald Sig. Exp(B)
95,0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Kepuasankerja 2.060 .668 9.522 .002 7.849 2.121 29.053
Budayaorganisasi 2.111 .700 9.082 .003 8.254 2.092 32.574
Constant -6.752 1.457 21.482 .000 .001
Tabel 4.7 menujukan hasil akhir uji
regresi logistik ganda dengan menggunakan
metode enter menghasilkan nilai odds ratio
dari variabel budaya organisasi 8,254, dan
variabel kepuasan kerja 7,849 sehingga faktor
yang paling dominan terhadap komitmen
organisasi perawat adalah budaya organisasi
hal ini dikarenakan memiliki nilai odds ratio
yang lebih besar.
43MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah PurwokertoARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
PEMBASAN PENELITIAN
1. Budaya Organisasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukan bahwa sebagaian besar
responden menilai budaya organisasi rumah sakit
umum daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata
terbilang kuat dengan nilai presentase 82,2% dan
sisanya menilai lemah dengan nilai presentase
17,8%. Sebagian besar perawat menyatakan
bahwa rumah sakit dimana mereka sekarang
bekerja selalu menuntut bahwa setiap perawat
untuk dapat bekerja secara disiplin dan rumah
sakit juga mengharapkan untuk setiap perawat
yang memberikan pelayanan keperawatan harus
mengutamakan pencapaian kepuasaan pasien
karena pasien adalah pelanggan nomor satu
yang perlu diperlakukan baik. Hal ini menunjukan
bahwa perawat mempunyai persepsi yang positif
terhadap budaya organisasi rumah sakit dan
nilai-nilai inti perusahaan betul-betul menjadi
ideologi, yang dipatuhi dan dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bekerja.
Menurut Wibowo (2010) menyatakan
bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi
kinerja sumber daya manusia ke arah lebih baik
atau buruk. Oleh karena itu budaya organisasi
adalah komponen yang sangat penting di
sebuah rumah sakit dalam meningkatkan
kinerja perawat, namun demikian supaya kinerja
seorang perawat dapat meningkat maka harus
ditingkatkan pula motivasi kinerjanya..
2. Kepuasan Kerja
Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan untuk kepuasan kerja perawat rumah
sakit umum daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrta
menjelaskan bahwa kepuasan kerja seorang
perawat dalam kategori puas, artinya perawat
rumah sakit daerah Goeteng Taroenadibrata
merasa puas pada pekerjaanya. Hal ini
didukung oleh hasil perhitungan statistik yang
menunjukan bahwa dari 87 responden yang ada
pada kategori puas ada 69 (79,3%) responden
dan sisanya dalam kategori tidak puas ada 18
(20,7) responden. Sebagian besar dari perawat
menyatakan bahwa mereka menyukai pekerjaan
yang mereka lakukan sekarang ini dan mereka
juga merasa nyaman dan senang bisa
bekerja sama dalam memberikan pelayanan
keperawatan dengan rekan-rekan perawat yang
ada diruangan bersama mereka.
Menurut Lorber & Skela (2012)
kepuasan kerja karyawan memainkan peran
penting dalam keberhasilan suatu organisasi,
sehingga organisasi perawatan kesehatan
harus menyadari pentingnya kepuasan kerja
karyawan. Seorang perawat dengan tingkat
kepuasan yang tinggi / merasa puas atas
pekerjaanya akan memiliki perasaan-perasaan
yang positif terhadap pekerjaanya, sementara
seorang perawat yang tidak merasa puas
memiliki perasaan-perasaan yang negatif
terhadap pekerjaanya.
3. Komitmen Organisasi Perawat
Berdasarkan hasil penelitian untuk
komitmen organisasi perawat rumah sakit
umum daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata
menunjukan bahwa komitmen organisasi dalam
kategori tinggi, artinya perawat rumah sakit
umum daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata
memilki komitmen yang tinggi. Hal ini dengan
didukung oleh hasil perhitungan statistik yang
44 MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
menunjukan bahwa dari 87 responden yang
memiliki komitmen organisasi tinggi sebesar 70
(79,3%) dan sisanya ada 17 (20,7%) memiliki
komitmen organisasi yang rendah. Komitmen
organisasi timbul ketika seseorang perawat
mulai untuk bekerja dan masa kerja yang lama
dapat mempengaruhi tingkat tinggi rendahnya
komitmen organisasi seorang perawat terhadap
rumah sakit.
Menurut Porter, dkk, (1974) dalam
Sheik & Anies (2012) menjelasakan bahawa
komitmen organisasi mencerminkan identifikasi
karyawan dengan tujuan organisasi dan nilai-
nilai, kesedian mereka untuk mengerahkan
upaya besar atas nama organisasi dan niat untuk
tinggal dengan organisasi. Setiap perawat yang
bekerja di rumah sakit memiliki sifat dasar dan
tingkah laku yang berbeda-beda berdasarkan
komitmen organisasi yang dimilikinya.
4. Hubungan antara Budaya Organisasi dengan
Komitmen Organisasi Perawat
Berdasarkan hasil analisa hubungan
antara budaya organisasi dengan komitmen
organisasi perawat menjelaskan bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara budaya
organisasi dengan komitmen organisasi
perawat. Pernyataan ini didukung dengan hasil
statistik dengan tingkat signifikan 0,04 dan nilai
odds ratio yaitu 5,425. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Simosi dan Xenikou (2010)
dan juga dengan penelitian oleh Su dan Blair
(2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara budaya organisasi dengan
tingkat komitmen organisasi.
Menurut Su dan Blair (2009) ada dua
faktor budaya organisai yaitu orientasi dan
stabilitas yang diidentifikasikan sebagai penentu
dari tingkat komitmen karyawan pada suatu
organinasi. Budaya organisasi rumah sakit yang
kuat akan memberikan para perawat suatu
pemahaman yang jelas dari tugas-tugas yang
diberikan oleh rumah sakit, memiliki dampak
yang besar terhadap perilaku bekerja perawat,
dikarenakan adanya tingkat kebersamaan yang
tinggi. Kuatnya budaya organisasi juga dapat
membuat seorang perawat menjadi setia kepada
rumah sakit dan meningkatkan komitmen
organisasi perawat terhadap rumah sakit.
5. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen
Organisasi Perawat
Berdasarkan hasil analisis antara
kepuasan kerja dengan komitmen organisasi
perawat menjelaskan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara kepuasan kerja dengan
komitmen organisasi.Pernyataan ini didukung
dengan hasil statistik dengan tingkat signifikan
0,03 dan dengan nilai odds ratio yaitu 5,333.
Hal ini serupa dengan penelitian Seniati (2006)
yang menyatakan bahwa kepuasan kerja
memiliki pengaruh langsung terhadap komitmen
organisasi, sedangkan iklim psikologis
memberikan pengaruh tidak langsung melalui
kepuasan kerja.
Seorang perawat yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi terhadap
rumah sakit akan memberikan loyalitasnya
secara maksimal demi tercapainya tujuan
dari rumah sakit, bersedia untuk berkorban
demi kepentingan rumah sakit, dan memiliki
keinginan yang kuat untuk tinggal dan menetap
45MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah PurwokertoARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
didalam rumah sakit. Menurut Arishanti (2009)
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tingi rendahnya komitmen organisasi adalah
kepuasan kerja.
6. Faktor yang Paling Berhubungan Terhadap
Komitmen Orgnisasi Perawat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
4.7 menujukan bahwa variabel yang paling
berpengaruh pada komitmen organisasi perawat
adalah variable budaya organisasi. Pernyataan
ini didukung oleh nilai odds ratio yaitu 8,254 yang
memiliki nilai lebih besar dari kepuasan kerja
yaitu 8496. Dalam hal ini berarti dengan cara
meningkatkan persepsi perawat tentang budaya
organisasi rumah sakit dapat menimbulkan
tingkat komitmen organisasi perawat yang tinggi
dan secara tidak disadari kinerja dari perawat itu
sendiri ikut meningkat.
Budaya organisasi yang baik dan kuat
akan memunculkan lingkungan yang hangat
atau kenyamanan dalam lingungan pekerjaan
atau antar rekan kerja di organisasi itu sendiri.
Hal ini dapat menimbulkan kepuasan pada
seorang perawat dalam melakukan pekerjaanya
dan nantinya produktivitas seorang perawat pun
ikut meningkat. Pernyataan ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Arishanti (2009)
yang menyatakan bahwa “adanya hubungan
yang signifikan antara budaya organisasi
dengan kepuasan kerja”.
KESIMPULAN
1. Sebagian besar responden menilai budaya
organisasi rumah sakit umum daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata kuat sebanyak 72
(82,2%) responden
2. Mayoritas kepuasan kerja responden di rumah
sakit umum daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata
dalam kategori puas yaitu sebanyak 69 (79,3%)
responden.
3. Rata-rata responden memiliki komitmen organisasi
yang tinggi yaitu sebanyak 70 (80,5%) responden.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya
organisasi dengan komitmen organisasi perawat
dengan nilai p value = 0,01..
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya
organisasi dengan komitmen organisasi dengan
nilai p value= 0,01.
6. Variabel yang paling berhubungan dengan
komitmen organisasi perawat adalah variable
budaya organisasi dengan nilai ods ratio 8,254.
SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan untuk pihak manajemen rumah sakit
untuk mepertahankan dan meningkatkan kembali
budaya organisasi rumah sakit dan kepuasan
kerja seorang perawat guna dapat tercapainya
tingkat komitmen organisasi perawat yang tinggi,
sehingga produktivitas kinerja perawat pada
pekerjaanya lebih tinggi yang pada akhirnya
kepuasan perawat dan keluarga pun dapat
tercapai dengan mudah. Hal ini dikarenakan
variable budaya organisasi dan kepuasan kerja
memilki hubungan yang signifikan dengan
komitmen organisasi perawat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang
ingin melakukan penelitian yang sama
dengan peneliti ini untuk megembangkan
46 MEDISAINSJurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol. XIII No. 1 APRIL 2013
ARTIKEL PENELITIAN FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
dan memperluas jumlah sampel penelitian
serta dengan menggunakan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi komitmen kerja
perawat (pengalaman kerja, fakor personal,
karakteriktik pekerjaan dll.)
b. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat
melakukan penelitian tentang komitmen
organisasi perawat kepada seluruh perawat
yang masih honorer/kontrak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. dinkes.jogjaprov.go.id/files/UU-No-44-Tahun-2009-Rumah-Sakit.pdf diaskses pada 29 Oktober 2012.
Arishanti K. I.. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organnisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 3, 1858-2559.
Bow M. 2009. Komitmen Organisasi. dihttp://www.masbow. com/2009/08/komitmen-organisasi.html diaskes pada 6 Febuari 2013.
Davis, Keith, & Newstrom, John W. n. d.. 2004.Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Dirani, Khalil M.. 2009. Measuring the Learning Organization Culture, Organizational Commitment and Job Satisfaction in the Lebanese Banking Sector.Human Resource Development International, 12 (2), 189–208. doi: 10.1080/13678860902764118.
Djati, S. Pantja,& Khusaini M.. 2003. Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi, dan Prestasi Kerja. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 5 (1), 25 – 41.
Hastono, Sutanto Priyo (2007). Ananlisi Data Kesehatan. Depok
Ivancevich, John M., Konopaske, Robert,& Matesson, Michael T.. 2007. Budaya Organisasi. In Hardiano, Hardani, & Yoso, Bimo AdiI (eds.), Perilaku dan Manajemen Organisasi (Terjemahan Gina Gania). Jakarta: Erlangga.
Imron,& Munif, Amrul. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Bahan Ajar Untuk Mahasiswa. Jakarta: CV Sagung Seto.
Johan, Rita. 2002. Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur , 01.
Lamidi. 2009. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen Organisasional dengan Variabel Moderating Kepuasan Kerja Pegawai Rumah Sakit Swasta di PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 9 (1), 12 –22.