Re Emerging Klpk 1
-
Upload
mustika-dwi-susilowati -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
description
Transcript of Re Emerging Klpk 1
EMERGING & RE-EMERGING DISEASE
Ravi Krista (110.2009.239)Lamia Adilia (110.2009.155)Mustika Dwi S. (110.2009.193)
Nopiyanti Handayani (110.2009.205)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIKEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
JUNI 2014
Penyakit menular tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia → 3 alasan: (1) munculnya penyakit infeksi baru
(emerging disease)(2) Munculnya kembali penyakit menular lama
(re-emerging disease)(3) Intractable infectious disease.
New emerging disease → penyakit infeksi yg kejadiannya meningkat dua tahun terakhir atau cenderung meningkat di masa yg akan datang.
Re-emerging disease → penyakit yg sebelumnya telah terkendali namun tiba – tiba muncul kembali → masalah kesehatan yg signifikan → penyakit yg sebelumnya ada di suatu wilayah geografik namun muncul di suatu wilayah geografis baru
Pembagian EID
Faktor Predisposisi Evolusi dari microbial agen Zoonotic encounter Perubahan iklim dan lingkungan Perubahan prilaku manusia Pekembangan industri dan ekonomi Travel diseases Ancaman penggunaan bioterorisme atau
senjata biologis.
Organisme patogen bagi manusia 1415 spesies organisme penyakit diketahui
bersifat patogen bagi manusia, meliputi :- 217 virus dan prion- 538 bakteri dan ricketsia- 307 fungi - 66 protozoa- 287 helminthes
872 (61,6%) agen patogen bersumber dari hewan 616 (70,6%) agen patogen berasal dari ternak 476 (77,3 %) dapat menyerang multispesies
Emerging zoonosis 175 agen patogen dianggap berkaitan dengan
penyakit yang baru muncul (emerging disease) → 132 agen (75%) adl zoonosis
Penyebaran di Indonesia
Emerging disease → meningkat cepat kejadian dan penyebarannya.
Terjadinya gangguan thdp ekosistem → perubahan komposisi ekosistem dan fungsinya → berubahnya keseimbangan alam (patogen dan vektornya)
Bbrp penyebab → perusakan ekosistem hutan, sistem pengairan, perkembangan pertanian, urbanisasi dan perubahan iklim.
Beberapa Contoh Penyakit dan Penyebaran Geografi West Nile Virus
Ebola dan Marburg Virus
Plague Yellow Fever Virus
Scr umum pengenalan penyakit baru pada populasi dpt disebabkan oleh faktor :
Transfer antar-spesies Difusi spasial Evolusi patogenik Deskripsi baru dari patogen yang telah ada
di manusia selama bertahun-tahun namun baru dikenali
Perubahan dalam hubungan manusia dg lingkungan
Pencegahan Cuci tangan sesering mungkin dengan
desinfektan (alkohol 70 %) APD (sarung tangan, kacamata, masker,
dll) Mereka yang rentan agar menghindari
tempat jangkitan (peternakan unggas, dll) Menggunakan masker
Pengendalian WHO telah merekomendasikan kepada
setiap negara dengan sebuah sistem peringatan dini untuk wabah penyakit menular dan sistem surveillance untuk emerging dan re-emerging disease khususnya untuk wabah penyakit pandemik.
Fungsi surveillance Menyediakan informasi seperti
pemantauan secara efektif terhadap distribusi dan angka prevalensi, deteksi kejadian luar biasa, pemantauan terhadap intervensi, dan memprediksi bahaya baru.
Melakukan tindakan dan intervensi
Pandemic preparedness
Perencanaan dan koordinasi antara sektor kesehatan, sektor nonkesehatan, dan komunitas
Pemantauan dan penilaian terhadap situasi dan kondisi secara berkelanjutan
Mengurangi penyebaran wabah penyakit baik dalam lingkup individu, komunitas dan internasional
Kesinambungan penyediaan upaya kesehatan melalui sistem kesehatan yang dirancang khusus untuk kejadian pandemik.
Komunikasi dengan adanya pertukaran informasi-informasi yang dinilai relevan.
Sektor yang bertanggung jawab Di negara Indonesia sistem rujukan kesehatan
telah dirumuskan dalam Permenkes No. 01 tahun 2012
Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan.
Contoh re-emerging disease
Permasalahan Chickungunya di Indonesia
Di Indonesia, KLB penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan dan tercatat pada tahun 1973 terjadi di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di DKI Jakarta, Tahun 1982 di Kuala Tungkal Provinsi Jambi dan tahun 1983 di Daerah Istimewa Yogyakarta.
epidemiologi Penyebaran penyakit Chikungunya
biasanya terjadi pada daerah endemis Demam Berdarah Dengue. Saat ini hampir seluruh provinsi di Indonesia potensial untuk terjadinya KLB Chikungunya
Etiologi dan vektor EtiologiVirus Chikungunya adalah Arthopod borne virus yang ditransmisikan oleh beberapa spesies nyamuk.
Vektor Penular ChikungunyaVektor utama penyakit ini sama dengan DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Habitat Perkembangbiakan Tempat penampungan air (TPA) untuk
keperluan sehari-hari Tempat penampungan air bukan untuk
keperluan sehari-hari Tempat penampungan air alamiah
Penyebaran Aedes spp tersebar luas di daerah tropis dan
sub-tropis, di Indonesia nyamuk ini tersebar luas baik di rumah maupun di tempat umum
Faktor resiko
Faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit Chikungunya, yaitu: manusia, virus dan vektor perantara.
Beberapa faktor penyebab timbulnya KLB demam Chikungunya adalah: 1. Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi 2. Sanitasi lingkungan yang buruk. 3. Berkembangnya penyebaran dan kepadatan
nyamuk (sanitasi lingkungan yang buruk)
New emerging disease
AVIAN INFLUENZA Avian influenza dilaporkan pertama kali pada
tahun 1997 (virus H5N1). Wabah 2001 terjadi di Korea, Jepang, China, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Indonesia. Pada Desember 2003-2004 terjadi lagi pandemi avian influenza.
Pada Tanggal 25 Januari 2004 pertama kali dinyatakan Indonesia telah tertular avian influenza pada unggas oleh Dirjen Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian.
Penularan Melalui sekresi, feces, leleran hidung
unggas sakit Telur pecah yang terkontaminasi pada
inkubator Pergerakan ayam tertular Peralatan terkontaminasi Kontak dengan unggas reservoir virus AI
alami (burung liar dan waterfowl) Air minum terkontaminasi feces yang
mengandung virus AI
Satu gram sisa feces mengandung virus HPAI (Highly pathogenic avian influenza) dapat menginfeksi satu juta unggas
Masa inkubasi 1-3 hari Masa infeksius pada manusia, 1 hari sebelum
sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala.
Kesimpulan New emerging disease → penyakit infeksi yg
kejadiannya meningkat dua tahun terakhir / cenderung meningkat di masa yg akan datang.
Re-emerging disease → penyakit yg sebelumnya telah terkendali namun tiba – tiba muncul kembali sehingga menjadi masalah kesehatan yang signifikan.
Pemantauan secara berkelanjutan dg memanfaatkan fungsi laboratorium klinis dan pathologis, pendekatan scr epidemiologi dan kesehatan masyarakat jg diperlukan dalam deteksi cepat terhadapat emerging dan re-emerging disease ini
Referensi Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP
dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2 – 5
Mayer, J.D. 2000. Geography, Ecology and Emerging Infectious Disease. Social Science and Medicine
R.G. Bengis et al., Rev.sci. tech. Off. Int. Epiz (2004)
Terima Kasih
Wassalamualaikum, wr.wb