Proposal Ptk Sejarah

31
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MODEL SCRAMBLE DALAM RANGKA PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA ABC PENDAHULUAN A. Latar belakang Di dalam dunia pendidikan, seorang pendidik senantiasa berhubungan dengan pengalaman belajar karena ia dapat berkembang dan kelak dapat hidup bermasyarakat. Di sisi lain seorang guru harus selalu mempertimbangkan bahwa seorang anak adalah makhluk yang berfikir, berperasaan dan berbuat (Natawijaya, 1978). Tugas dan tanggung jawab guru adalah menjembatani perbedaan-perbedaan siswa, karena yang dihadapinya senantiasa dinamik, sehingga seorang guru harus mampu untuk bijaksana dan kreatif. Dengan demikian peserta didik akan semakin siap untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan hidup yang diperlukan di lingkungan sosialnya. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar, perlu dikembangkan penyempurnaan-penyempurnaan strategi, teknik dan model pembelajaran yang tepat. Pranata pendidikan harus mampu memberikan kontribusi peningkatan pendidikan terutama (1) pengembangan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, (2) mengembangkan rancangan kurikulum yang disesuaikan dengan karakter pranata pendidikan

Transcript of Proposal Ptk Sejarah

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MODEL SCRAMBLE

DALAM RANGKA PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA ABC

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di dalam dunia pendidikan, seorang pendidik senantiasa berhubungan dengan

pengalaman belajar karena ia dapat berkembang dan kelak dapat hidup bermasyarakat.

Di sisi lain seorang guru harus selalu mempertimbangkan bahwa seorang anak adalah

makhluk yang berfikir, berperasaan dan berbuat (Natawijaya, 1978). Tugas dan tanggung

jawab guru adalah menjembatani perbedaan-perbedaan siswa, karena yang dihadapinya

senantiasa dinamik, sehingga seorang guru harus mampu untuk bijaksana dan kreatif.

Dengan demikian peserta didik akan semakin siap untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan hidup yang diperlukan di lingkungan sosialnya.

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar, perlu dikembangkan penyempurnaan-

penyempurnaan strategi, teknik dan model pembelajaran yang tepat. Pranata pendidikan

harus mampu memberikan kontribusi peningkatan pendidikan terutama (1) pengembangan

sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, (2)

mengembangkan rancangan kurikulum yang disesuaikan dengan karakter pranata

pendidikan yang ada, dan (3) mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien,

menarik dan tepat.

Apabila kita kaji lebih mendalam, kurikulum telah mengalami beberapa kali revisi

yaitu tahun 1975, 1984, 1994, suplemen 1999, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

2004 dan terakhir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). Setiap kurikulum

memiliki karakteristik, terutama KTSP 2006 sangat berat bagi guru mata pelajaran sejarah

karena substansi materi jauh lebih kompleks dengan tersedianya sedikit waktu tatap muka

per minggu. Walaupun demikian, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006)

memberikan kesempatan kepada guru bagaimana supaya siswa lebih giat memacu dirinya

lebih kreatif dan inovatif sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Pelajaran sejarah sebagai bagian integral kurikulum nasional dimana didalamnya

mempelajari masa lampau, maka sebagian siswa menganggap mata pelajaran sejarah

sebagai kelas dua setelah ilmu alam, karena siswa berasumsi bahwa untuk apa kita

mempelajari masa lampau yang telah usang, apa gunanya kita belajar sejarah, masa lampau

yang sudah lewat tidak perlu diteliti atau dipelajari.

Perkembangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial selalu dinamis karena objek

yang dipelajari adalah hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan fenomena alam

lingkungan sosial seperti juga pelajaran sejarah. Namun pada pelajaran sejarah, obyek yang

dipelajari adalah hubungan manusia dengan peristiwa masa lampau (Kartodirdjo, 1993),

jadi akan sulit bagi siswa untuk memahami sejarah secara utuh apabila guru tidak mampu

untuk menyusun strategi belajar dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Fenomena

pembelajaran sejarah menjadi sangat rumit dan ini sampai sekarang masih menjadi

permasalahan.

Permasalahan umum yang terjadi dalam proses belajar mengajar sejarah adalah: (1)

Konsep 4W+1H (why, where, when, who dan how) menjadi trend mark pembelajaran

sejarah, (2) substansi sejarah yang sangat luas meliputi berbagai aspek kehidupan manusia,

(3) metode ceramah masih menjadi idola guru-guru sejarah, (4) dinamika kurikulum yang

berubah-ubah, (5) tidak seimbang antara substansi dengan jumlah jam tatap muka, (6) siswa

kurang minat dalam membaca buku teks sejarah, (7) kurangnya sumber-sumber sejarah

primer maupun sekunder serta (8) sejarah sebagai integral IPS masih dipandang sebelah

mata sebagai mata pelajaran kelas kedua.

Kurang minat siswa terhadap pelajaran sejarah dalam hal ini siswa SMA ABCsalah

satunya dilatarbelakangi oleh faktor kurang kreatifnya guru dalam membangun model,

teknik serta startegi pembelajaran, selain itu kurang tersedianya sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran sejarah. Dari data evaluasi ulangan Blok II semester II tahun 2007

dengan Standar Ketuntaan Minimal (SKM) 70 diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut:

kelas X tidak tuntas ± 24,3% (∑: 226 siswa) kelas XI tidak tuntas ± 18,1% (∑: 230 siswa)

kelas XII tidak tuntas ± 25,7% (∑: 223 siswa) ini akan berdampak kepada kualitas belajar

siswa di SMA ABC

Dalam pembelajaran sejarah, siswa harus dapat membangun pemikiran kritis,

kreatif beranalisis, mencari interpretasi sendiri dalam mengungkapkan fakta masa lampau

sesuai dengan kebenaran fakta dan data (Panyarikan, 1998). Belajar sejarah bukan belajar

ingatan, tidak hanya bercerita, dan bukan melakukan narasi fiktif, namun juga mencari

kebenaran apa yang terjadi pada kehidupan manusia masa lampau. Banyak guru sejarah

mengidolakan metode ceramah bervariasi, karena kesulitan menemukan formula

pembelajaran yang tepat untuk kompetensi berbeda.

Menjadi tantangan tersendiri bagi guru sejarah untuk dapat menemukan metode

yang tepat pada kompetensi tertentu, alternatif pemecahan yang paling efektif dan efisien

dalam metode pembelajaran sejarah adalah membangun kreatifitas berfikir siswa dalam

menelaah masa lampau sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pendekatan yang

memungkinkan siswa untuk memperluas, menerapkan dan mengaplikasikan pengetahuan

dan keterampilan akademik dalam berbagai tatanan baik di sekolah maupun diluar sekolah.

Siswa dilatih untuk memecahkan masalah. Pada model scramble ini siswa dioptimalkan

untuk dapat membangun, menganalisis dan mengevaluasi pemikirannya dalam rangka

memecahkan masalah kehidupan masa lampau.

Contextual Teaching and Learning (CTL) dikembangkan dengan tujuan agar

pembelajaran berjalan produktif dan bermakna (Kasbollah, 2002). Selama proses

pembelajaran siswa diarahkan agar aktif berfikir dan berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. . Pendekatan CTL adalah pendekatan yang memiliki 7 (tujuh) komponen

meliputi : (1) Constructivism : membangun pemikirannya, menentukan serta merumuskan

jawaban dari permasalahan, (2) Questioning: membangun pertanyaan untuk mendorong

aktif dan kreatif, (3) Inquiry: mencari dan memahami kesimpulan dari rumusan jawaban

permasalahan, (4) Learning Community: kerjasama individu dalam kelompok, (5)

Modelling: mendemonstrasikan keahliannya dalam presentasi. (6) Reflection: motivasi

untuk perbaikan, dan (7) Authentic Assesment: evaluasi dan penilaian hasil belajar.

Pendekatan CTL membuat guru merasa tertantang untuk berkreasi, bebas dalam mengelola

kelas serta dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan kelas.

Dalam rangka peningkatan hasil belajar sejarah dengan pendekatan pembelajaran

yang efektif, efisien dan komprehensif, peneliti mencoba untuk melaksanakan model

pembelajaran scramble, dengan harapan siswa model ini dapat membangun secara kognitif

dan afektif dengan daya berfikir kreatif, kritis terhadap fenomena masa lampau serta

mampu menganalisis sekaligus menginterpretasikan fakta dan data.

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai

berikut :

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan model scramble dapat meningkatkan hasil pembelajaran sejarah

pada ranah kognitif?

2. Apakah penggunaan model scramble dapat meningkatkan hasil pembelajaran sejarah

pada ranah Afektif?

3. Bagaimanakah minat siswa terhadap model scramble pada pembelajaran sejarah?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan mencari gambaran

yang sekaligus menjawab permasalahan penelitian dengan paparan deskripsi tentang:

1. Peningkatan hasil pembelajaran sejarah ranah kognitif

2. Peningkatan hasil pembelajaran sejarah ranah Afektif

3. Minat siswa terhadap model scramble pada pembelajaran sejarah

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah:

1. Bagi siswa:

Membantu siswa mencapai kompentensi dalam mentuntaskan pembelajaran sejarah

Membantu siswa meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif dalam

pembelajaran sejarah

Membantu siswa memahami konsep, kejadian, peristiwa, fakta serta interpretasi

kebenaran sejarah melalui model pembelajaran scramble

Konstruktif dalam menelaah eksistensi masa lampau, menghargai perjuangan dan

hasil kebudayaan manusia.

Membangun keberanian mengungkapkan fakta sejarah serta kritis terhadap

fenomena masa lampau

Memotivasi siswa untuk selalu bekerja sama.

Memiliki minat belajar sejarah, serta menghargai nilai-nilai luhur sejarah

perjuangan bangsa

2. Bagi Guru

Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tindakan kelas

Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara komprehensif dengan

berbagai pendekatan dan sistem penilaian

Memotivasi untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran yang kreatif dalam

rangka meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

F. Prosedur dan Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research adalah penelitian

berbasis kelas atau sekolah, dimana dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat

tindakan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran maupun peningkatan mutu hasil belajar di

kelas. Dalam penelitian ini lingkup Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hanya dibatasi dengan

tindakan yang dilakukan pada kegiatan belajar mengajar di kelas XI Bahasa (jumlah 45

siswa) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru bidang studi yang merangkap

sebagai peneliti kemudian dibantu oleh guru lain pada rumpun yang sama.

Tindakan dibatasi pada strategi dan teknik pembelajaran melalui pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan model Scramble. Pendekatan CTL

adalah pendekatan yang memiliki 7 (tujuh) komponen meliputi : (1) Constructivism, (2)

Questioning, (3) Inquiry, (4) Learning Community, (5) Modelling, (6) Reflection dan (7)

Authentic Assesment.

Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Taggart (1989) yaitu (a)

perencanaan (b) tindakan (c) observasi dan (d) refleksi.

Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

Rencana Tindakan

Refleksi

Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Rencana Tindakan (revisi)

Refleksi

Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Diagram Alur Desain Penelitian Tindakan Kelas( Sumber : Kemmis dan Taggart, 1989)

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti telah melaksanakan pertemuan dengan

rumpun. Hasil yang dicapai adalah:

1. Menentukan kelas yang akan dipergunakan untuk penelitian

2. Menentukan dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Menyiapkan angket minat belajar bagi siswa

4. Menentukan konsep pembelajaran dan fokus kelas penelitian

5. Menyusun rancangan awal model pembelajaran scramble yang relevan dengan

tujuan pembelajaran ranah kognitif dan afektif

6. Menentukan guru observer dan instrumen observasi (lihat lampiran). Pada

penelitian ini, guru observasi keterlaksanaan proses belajar mengajar adalah Bapak

M.Teguh, S.Pd dan Ibu Wiwik Astuti, S.Pd

Siklus I

Rencana penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2007 minggu ke-4.

Tahap perencanaan meliputi :

a. Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP)

b. Kelas yang akan dipergunakan adalah XI Bahasa dengan jumlah 45 siswa

c. Pokok bahasan atau konsep adalah Kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia

dengan sub pokok bahasan ciri-ciri Hinduisme dan Budhisme dalam arsitektur

monumen keagamaan.

Pembelajaran dengan model scramble adalah mengoptimalkan peran siswa sebagai

individu dalam kelompok diskusi lewat media randoms sentences missing. Kegiatannya

adalah sebagai berikut:

a. Kelas XI Bahasa di bagi ke dalam enam (6) kelompok heterogen (setiap kelompok

terdiri atas 7-8 siswa) sub pokok bahasannya adalah ciri-ciri Hinduisme dan

Budhisme dalam arsitektur monumen keagamaan. Kelompok 1 : ciri-ciri arsitektur

kerajaan Hinduisme di Jawa barat, kelompok 2 ciri-ciri arsitektur kerajaan

Budhisme di Sumatera, kelompok 3 ciri-ciri arsitektur kerajaan Budhisme di Jawa

tengah, kelompok 4 ciri-ciri arsitektur kerajaan Hinduisme di Jawa timur, kelompok

5 persamaan dan perbandingan arsitektur Hinduisme dan Budhisme serta kelompok

6 : hubungan pengaruh India terhadap agama Hindu dan Budha di Indonesia.

b. Setiap kelompok menyusun huruf-huruf yang telah disediakan dengan pertanyaan

yang sesuai dengan deskripsi materi kelompok.

c. Pada saat pembelajaran, masing-masing anggota kelompok saling mempelajari

setiap pertanyaan berdasarkan referensi buku yang telah ditunjuk.

d. Random Sentences Missing tersebut diperjelas pada saat presentasi di depan kelas

dengan fakta visual Hinduisme dan Budhisme.

e. Peneliti memandu jalannya diskusi, sementara siswa lain dapat mengajukan

pertanyaan, atau mengomentari kelompok yang sedang presentasi (RPP lihat

lampiran).

Pada tahap evaluasi meliputi:

1. Mengevaluasi kognitif siswa dengan cara memberikan post test dalam bentuk

pertanyaan kuis.

2. Mengumpulkan Corrected Sentences Missing sebagai alat evaluasi untuk mengukur

peningkatan ranah kognitif siswa.

3. Pada saat pembelajaran, peneliti menggunakan penilaian individual dan kelompok

yang mengacu pada ranah kognitif dan afektif (penilaian lihat lampiran)

4. Memberikan angket minat siswa untuk mengetahui minat siswa dalam proses

belajar mengajar dengan model scramble.

5. Semua kegiatan PTK di kelas XI Bahasa diobservasi, dianalisis, dan direkam

peneliti sebagai tindak lanjut untuk mendapatkan gambaran hasil tindakan serta

sebagai bahan refleksi pada siklus 1.

Hasil refleksi siklus 1 dipergunakan untuk membuat perencanaan siklus 2.

Siklus 2 :

a. Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP)

b. Kelas yang akan dipergunakan adalah XI Bahasa dengan jumlah 45 siswa

c. Pokok bahasan atau konsep adalah perkembangan agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia di Indonesia dengan sub pokok bahasan hasil arsitektur, kesenian dan

kesusastraan pada kebudayaan Islam di Nusantara.

Kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Kelas XI Bahasa dibagi kedalam kelompok yang lebih kecil, namun tetap heterogen

(setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa) dengan sub pokok bahasan hasil arsitektur,

kesenian dan kesusastraan pada kebudayaan Islam di Nusantara.

b. Setiap kelompok akan diberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi, dimana

jawaban akan dirandom hurufnya. Setiap kelompok membuat deskripsi utuh

mengenai konsep sesuai petunjuk dengan media referensi atau buku paket.

c. Pada saat pembelajaran, masing-masing anggota kelompok saling mempelajari satu

rangkaian pertanyaan dan membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

berdasarkan hasil temuan jawaban scramble.

d. Scramble tersebut dibuat dan diperjelas dengan temuan fakta visual kebudayaan

Islam.

e. Peneliti memandu jalannya diskusi, sementara siswa lain dapat mengajukan

pertanyaan, atau mengomentari kelompok yang sedang presentasi dengan membuat

rekaan interpretasi permasalahan melalui analisisnya.

Pada tahap evaluasi meliputi:

1. Mengevaluasi kognitif siswa dengan cara memberikan post test dalam bentuk

pertanyaan kuis dan pertanyaan obyektif

2. Mengumpulkan Corrected Sentences Missing sebagai alat evaluasi untuk mengukur

peningkatan ranah kognitif siswa.

3. Pada saat pembelajaran, peneliti menggunakan penilaian individual dan kelompok

yang mengacu pada ranah kognitif dan afektif

4. Memberikan angket minat siswa yang kedua untuk mengetahui efektifitas selama

proses belajar mengajar dengan model scramble.

5. Semua kegiatan PTK di kelas XI Bahasa diobservasi, dianalisis, dan direkam

peneliti sebagai tindak lanjut untuk mendapatkan gambaran hasil tindakan serta

sebagai bahan refleksi pada siklus selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kemmis,S&MC Taggart R.1989. The Action Research Planner. Victoria : Deakin

University Press

Kartodirdjo.S.1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta :

PT.Gramedia

Kasbollah, Kasihani.1999. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Sains. Malang :

RUT VI LIPI.

Kasbollah, Kasihani.2002. Pembelajaran Berbasis CTL. Makalah disajikan dalam

kegiatan sosialisasi CTL bagi dosen UM tanggal 15 Pebruari 2002. Malang :

Universitas Negeri Malang.

Moleong, L,J.1994. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Notosusanto, N. 1985. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Natawijaya, 1978. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud

Panyarikan. 1998. Modul Sejarah Indonesia Baru 1950-1966. Malang: IKIP Malang

Suryabrata, S.1992. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV Rajawali

----------.1988. Garis-garis Besar Haluan Negara. Jakarta:Sekretaris Negara

----------.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebaran mata

pelajaran Sejarah, Sosiologi dan Antropologi. Jakarta: Depdiknas

LEMBAR KOREKSI

Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Pembelajaran Sejarah Dengan Model Scramble Dalam Rangka Peningkatan Ranah Kognitif Dan Afektif Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA ABC

Telah di koreksi Tim Pengembang SMA ABC

pada tanggal.....................................................200

Ketua Sekretaris

..... .....

i

LEMBAR PENGESAHAN

Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Pembelajaran Sejarah Dengan Model Scramble Dalam Rangka Peningkatan Ranah Kognitif Dan Afektif Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA ABC

Telah disahkan pada tanggal........................................20... oleh:

Kepala SMA ABC

.................

ii

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MODEL

SCRAMBLE DALAM RANGKA PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS XI

BAHASA SMA ABC

Proposal

Diajukan Dalam Rangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Oleh

ABC, S.Pd

YAYASAN PENDIDIKAN XYZSMA ABC

JUNI 20...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : SejarahKelas/Semester : XI BAHASA/SatuAlokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Standar KompetensiKemampuan memahami perjalanan bangsa Indonesia sejak masa Hindu Budha,

sampai dengan Islam

B. Kompetensi DasarKemampuan menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu

Budha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

C. Indikator1. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Hinduisme di Jawa barat2. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Budhisme di Sumatera3. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Budhisme di Jawa di Jawa tengah4. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Hinduisme di Jawa timur5. Menjelaskan persamaan dan perbandingan arsitektur Hinduisme dan Budhisme di

Indonesia6. Menjelaskan hubungan pengaruh India terhadap agama Hindu dan Budha di Indonesia

D. TujuanDengan menganalisis perkembangan agama dan kebudayaan Hindu Budha terhadap

masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, siswa dapat :1. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Hinduisme di Jawa barat2. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Budhisme di Sumatera3. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Budhisme di Jawa di Jawa tengah4. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur kerajaan Hinduisme di Jawa timur5. Menjelaskan persamaan dan perbandingan arsitektur Hinduisme dan Budhisme di

Indonesia6. Menjelaskan hubungan pengaruh India terhadap agama Hindu dan Budha di Indonesia

E. Media dan Sumber pembelajaran1. Buku Paket Sejarah kelas XI Program IPS/BAHASA (Piranti dan Yudhistira)2. Atlas Sejarah Nasional. 3. Peta Indonesia4. Laser Pointer

F. Materi Pembelajaranperkembangan agama dan kebudayaan Hindu Budha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

G. Metode PembelajaranModel Scramble

H. Kegiatan Pembelajaran

NoKEGIATAN

WAKTUPembukaanGURU SISWA 20 menit

1. Membuka pelajaran dengan salam kemudian menjelaskan secara global materi pokok pembelajaran

Meminta siswa bergabung dengan kelompoknya (7 – 8 orang) mempersiapkan referensi, dan Scramble pertanyaan, gambar arsitektur kerajaan Hindu Budha

Memberikan petunjuk tugas untuk siswa

Membalas salam guru dan menyimak penjelasan guru

Membuka paket dan referensi lain untuk persiapan menerima tugas scramble

Menyimak penjelasan guru

10 menit

5 menit

5 menit

2 INTI PEMBELAJARAN 60 menit Memonitor kegiatan

siswa dan memberikan petunjuk kepada siswa jika diperlukan

Meminta salah satu perwakilan kelompok presentasi hasil kegiantannya serta saling memberikan informasi kepada kelompok lain

siswa menjawab serta mendeskripsikan sub pokok bahasan berupa sentence missing kemudian mendeskripsikan dengan bimbingan guru

Saling memberikan informasi kepada kelompok lain.

50 menit

3 PENUTUP 10 menit Meminta dan

membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah

10 menit

dari kegiatan tersebut dilakukan dengan bimbingan guru

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : SejarahKelas/Semester : XI BAHASA/SatuAlokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Standar KompetensiKemampuan memahami perjalanan bangsa Indonesia sejak masa Hindu Budha,

sampai dengan Islam

B. Kompetansi DasarKemampuan mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia.

C. Indikator1. Menjelaskan bentuk-bentuk kesenian pada masa perkembangan kerajaan Islam di Pulau

Jawa 2. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur bangunan kebudayaan Islam3. Menjelaskan bentuk sastra masa perkembangan kerajaan Islam di Indonesia4. Menjelaskan bentuk-bentuk sarana penyebaran agama Islam di Indonesia5. Menjelaskan akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal6. Menjelaskan hubungan pengaruh budaya Indonesia dengan budaya timur tengah

D. TujuanDengan menganalisis perkembangan agama dan kebudayaan Islam di berbagai

daerah di Indonesia, siswa dapat :1. Menjelaskan bentuk-bentuk kesenian pada masa perkembangan kerajaan Islam di Pulau

Jawa 2. Menjelaskan ciri-ciri arsitektur bangunan kebudayaan Islam3. Menjelaskan bentuk sastra masa perkembangan kerajaan Islam di Indonesia4. Menjelaskan bentuk-bentuk sarana penyebaran agama Islam di Indonesia5. Menjelaskan akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal6. Menjelaskan hubungan pengaruh budaya Indonesia dengan budaya timur tengah

E. Media dan Sumber pembelajaran1. Buku Paket Sejarah kelas XI Program IPS/BAHASA (Piranti dan Yudhistira)2. Atlas Sejarah Nasional. 3. Peta Indonesia4. Laser Pointer

F. Materi Pembelajaran

perkembangan agama dan kebudayaan Islam di berbagai daerah di Indonesia

G. Metode PembelajaranModel Scramble

H. Kegiatan Pembelajaran

NoKEGIATAN

WAKTUPembukaanGURU SISWA 20 menit

1. Membuka pelajaran dengan salam kemudian menjelaskan secara global materi pokok pembelajaran

Meminta siswa bergabung dengan kelompoknya (4 – 5 orang) mempersiapkan referensi, dan Scramble pertanyaan, hasil kebudayaan dan kerajaan Islam

Membalas salam guru dan menyimak penjelasan guru

Membuka paket dan referensi lain untuk persiapan menerima tugas scramble

5 menit

15 menit

2 INTI PEMBELAJARAN 60 menit Memonitor kegiatan

siswa dan memberikan petunjuk kepada siswa jika diperlukan

Meminta salah satu perwakilan kelompok presentasi hasil kegiantannya serta saling memberikan informasi kepada kelompok lain

siswa menjawab serta mendeskripsikan sub pokok bahasan berupa sentence missing kemudian mendeskripsikan dengan bimbingan guru

Saling memberikan informasi kepada kelompok lain.

60 menit

3 PENUTUP 10 menit Meminta dan

membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari kegiatan tersebut

Membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan dengan bimbingan guru

10 menit

LEMBAR TUGAS SISWA

Petunjuk tugas kelompok Jaman :

1. Carilah referensi yang relevan dengan materi yang akan kamu bahas2. Persiapkan gambar arsitektur, contoh budaya Hindu Budha yang telah kamu cari

untuk dideskripsikan3. Susunlah huruf-huruf pada kolob B sehingga merupakan kata kunci (jawaban ) dari

pertanyaan kolom A4. Sesuaikanlah gambar di kolom A, kemudian buatlah deskripsi tentang ciri-ciri,

bentuk dan fungsi arsitektur tersebut di kolom B

No A B1.

TAMAISADTAGUAR/..................................

Ciri-ciri :Bentuk :Fungsi Arsitek :

IKLU DBUHA/...........................Ciri-ciri :Bentuk :Fungsi Arsitek :

LEMBAR TUGAS SISWA

Petunjuk tugas kelompok Jaman :

1. Carilah referensi yang relevan dengan materi yang akan kamu bahas2. Persiapkan gambar arsitektur, contoh hasil kebudayaan Islam yang telah kamu cari

untuk dideskripsikan3. Susunlah huruf-huruf pada kolob B sehingga merupakan kata kunci (jawaban ) dari

pertanyaan kolom A4. Sesuaikanlah gambar di kolom A, kemudian buatlah deskripsi tentang ciri-ciri,

bentuk dan fungsi arsitektur budaya Islam tersebut di kolom B

No A B1. MSEDJI

UTMNAGP /..................................

Ciri-ciri :Bentuk :Fungsi Arsitek :

EHMKA/...........................Ciri-ciri :Bentuk :Fungsi Arsitek :

FORMAT PENILAIAN KOGNITIF

No Nama Siswa UH Qz Tgs Dsk NA Afektif KET1234567891011121314151617181920

Keterangan :

UH : Ulangan HarianQz : QuizTgs : TugasDsk : DiskusiNA : Nilai Akhir

Nilai Standar Ketuntasan : 75 UH + Qz + Tsg + Dsk = NA4

FORMAT PENILAIAN AFEKTIF

No Deskriptor 1 2 3 4 Skor NA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Keterangan :

Deskriptor yang dinilai :

1 Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas2 Kerjasama3 Tanggung jawab4 Minat terhadap materi5 Keaktifan dalam diskusi6 Cara mengungkapkan pendapat7 Menghargai/menghormati pendapat orang lain8 Tata bahasa dalam menjawab pertanyaan9 Keseriusan dalam menelaah soal scramble10 Mampu mendeskripsikan materi yang dibahas

Σ skor yang perolehSkor = X100%

Σ skor maksimal

No Angka Abjad Keterangan1. 100 - 85 A Baik sekali2. 84 – 70 B Baik

3. 69 – 55 C Cukup4. 54 – 40 D Kurang5. 39 - 0 E Sangat kurang