proposal aku ^^

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman banyak faktor yang berubah, salah satunya yaitu paradigma kesetaraan gender. Paradigma kesetaraan gender sekarang menempatkan kaum wanita dalam kedudukan dan peran yang tidak kalah dengan kaum pria. Zaman sekarang ini, banyak sekali kaum wanita yang memiliki pekerjaan baik di sektor formal maupun informal. Pekerjaan yang dulu hanya dipegang oleh para pria, sekarang sudah banyak dilakukan oleh wanita. Selain menjadi pekerja atau karyawan. Ketika di rumah, wanita juga menjadi seorang ibu dan istri yang mengurus semua masalah sistem rumah tangga. Peran ibu terhadap bayinya yaitu sebagai “para genetik faktor” yang berarti sang ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau yang sering disebut periode menyusui merupakan periode ekstragestasi dengan payudara sebagai “plasenta eksternal”, karena disini peran plasenta digantikan oleh peran payudara untuk 1

description

TUGAS

Transcript of proposal aku ^^

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman banyak faktor yang berubah, salah satunya yaitu paradigma kesetaraan gender. Paradigma kesetaraan gender sekarang menempatkan kaum wanita dalam kedudukan dan peran yang tidak kalah dengan kaum pria. Zaman sekarang ini, banyak sekali kaum wanita yang memiliki pekerjaan baik di sektor formal maupun informal. Pekerjaan yang dulu hanya dipegang oleh para pria, sekarang sudah banyak dilakukan oleh wanita. Selain menjadi pekerja atau karyawan. Ketika di rumah, wanita juga menjadi seorang ibu dan istri yang mengurus semua masalah sistem rumah tangga.

Peran ibu terhadap bayinya yaitu sebagai para genetik faktor yang berarti sang ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau yang sering disebut periode menyusui merupakan periode ekstragestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, karena disini peran plasenta digantikan oleh peran payudara untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Menyusui juga mempunyai arti dalam perkembangan anak, karena dengan menyusui maka ibu akan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan anaknya (Soetjiningsih, 2012).

Air Susu Ibu (ASI) adalah yang paling cocok untuk bayi jika dibandingkan dengan susu yang tersedia di pasaran karena secara unik ASI disesuaikan untuk kebutuhan bayi (Arvin, 2012). Air Susu Ibu (ASI) merupakan salah satu faktor gizi untuk bayi. Faktor gizi ini sangat berperan penting dalam proses tumbuh kembang bayi (Hasyim, 2000).

Ketika seorang ibu yang memiliki pekerjaan yang menetap berada pada periode menyusui maka ibu akan kesulitan dalam membagi waktu khususnya untuk pemberian ASI. Akibatnya bayi akan kekurangan durasi menyusui dan dengan itu maka proses tumbuh kembang bayi akan terganggu. Tumbuh kembang bayi ini berhubungan dengan pertumbuhan fisik bayi. Pertumbuhan fisik bayi setelah lahir salah satu cirinya yaitu berat badan (Soetjiningsih, 2012).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukurannya objektif dan dapat diulangi (Soetjiningsih, 2012).

Perihal terganggunya tumbuh kembang bayi dengan pertumbuhan fisik dan berat badan serta hubungannya dengan ibu yang memiliki perkerjaan ini juga terjadi didaerah sekitar penulis yaitu kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu

Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti akan membuat penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif dengan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan pada Ibu yang Bekerja Studi Observasi di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2014

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan bayi usia 1-6 bulan pada ibu yang bekerja di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2014 ?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan bayi usia 1-6 bulan, dimana fokus penelitian diadakan pada masyarakat Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu.

1.4 Hipotesis

Pemberian ASI eksklusif berpengaruh terhadap penambahan berat badan bayi pada usia 1-6 bulan.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan bayi usia 1-6 bulan pada ibu yang bekerja di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2014.

1.5.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan pada bayi usia 1-6 bulan di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2014.

2. Mengetahui pengaruh ibu yang bekerja dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 1-6 bulan di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2014.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti serta dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.6.2 Manfaat Penelitian Bagi Ibu Menyusui yang Bekerja dan Pembaca

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Ibu menyusui yang bekerja tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 1-6 bulan.

1.6.3 Manfaat Penelitian Bagi FKIK

Dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi studi mengenai pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan bayi usia 1-6 bulan pada ibu yang bekerja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ibu yang Bekerja

Ibu yang bekerja atau sering disebut working mom merupakan ibu yang memilih untuk bekerja diluar rumah. Baik bekerja dibidang formal maupun nonformal. Mereka mempunyai beberapa alasan mengapa memilih untuk bekerja (Kartajaya, 2005).

Alasan pertama, karena adanya tuntutan ekonomi (economic neccesity), dalam hal ini dengan bekerja ibu berharap akan dapat memenuhi kebutuhn keluarga yang apabila hanya mengandalkan penghasilan suaminya saja tidak akan cukup (Kartajaya, 2005).

Alasan kedua, yaitu walaupun mereka sudah menjadi ibu tetapi mereka tetap mempunyai keinginan dan cita-cita untuk mempunyai rutinitas diluar tugasnya menjadi seorang ibu. Cita-cita itu bermacam-macam, salah satunya seperti bercita-cita bekerja dikantor (Kartajaya, 2005).

Jumlah pekerja perempuan di Indonesia, mencapai sekitar 40,74 juta jiwa, 25 juta jiwa diantaranya berada dalam usia reproduksi. Karena itu, dibutuhkan perhatian yang memadai agar status ibu bekerja tidak lagi menjadi alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2011).

Di Indonesia, setelah seorang ibu melahirkan, ia mendapatkan masa cuti. Berdasarkan Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menerangkan bahwa masa cuti setelah melahirkan yaitu 1,5 bulan. Waktu 1.5 bulan ini sangat jauh jika dibandingkan dengan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) tahun 2010 yang merekomendasikan masa cuti setelah hamil setidaknya 16 minggu.

Dengan ini, akibatnya durasi menyusui akan sangat berkurang, karena setelah cuti melahirkan ibu harus bekerja. Saat bekerja ibu akan menghabiskan waktu di kantor atau instansi tempatnya bekerja. Kembalinya bekerja setelah cuti melahirkan ini merupakan kendala suksesnya program pemberian ASI. Kembali bekerja dalam tiga bulan bahkan 1,5 bulan pertama sangat berhubungan dengan penurunan untuk memulai menyusui sebesar 16% - 18% dan pengurangan durasi menyusui sekitar 4 - 5 minggu (Chatterji dan Frick, 2005).

Terkadang wanita yang bekerja beralasan bahwa kembalinya bekerja setelah cuti melahirkan merupakan alasan utama untuk berhenti menyusui, 60% wanita berniat terus menyusui namun hanya 40 % dari jumlah tadi yang melakukannya (Weber, et al., 2011).

2.2 Air Susu Ibu (ASI)

2.2.1 Pengertian ASI

Air Susu Ibu (Asi) adalah emulsi lemak dalam beberapa larutan yaitu larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara sang ibu dan merupakan makanan yang paling baik bagi bayi (Bahiyatun, 2009).

Pemberian ASI eksklusif merupakan suatu cara pemberian ASI pada bayi dimana bayi hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan lainnya, baik berupa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, maupun air putih. Selain itu, bayi juga tidak diberikan tambahan berupa makanan padat, sepertin bubur, biskuit, nasi tim, dll. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan dalam jangka waktu minimal empat bulan dan akan lebih baik lagi jika diberikan dalam jangka waktu 6 bulan (Utami, 2008).

Ketika bayi mengonsumsi ASI, ASI akan diserap oleh tubuh didalam lambung selama 2 jam. Oleh karena itu, dianjurkan agar ibu memberikan ASI setelah 2 jam kemudian. Bayi yang sehat akan menyusu pada ibu dan mengosongkan payudara selama 5-7 menit. Komposisi ASI yang diproduksi ibu tidak teralu pekat sehingga bayi cepat merasa lapar dan segera menyusui. Keadaan ini sangat menguntungkan karena dengan seringnya diisap, maka produksi ASI akan tetap dipertahankan (Purwanti, 2003).

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, di Indonesia bayi yang menyusu eksklusif hanya 15,3%, Dengan persentase di perkotaan sebesar 25,2% dan dipedesaan sekitar 29,3%. Dari data ini sangat jelas bahwa kesadaran dari sang ibu di Indonesia untuk memberikan ASI eksklusif untuk bayinya masih sangat kurang.

2.2.2Manfaat ASI

2.2.2.1 Manfaat ASI Bagi Bayi

Pemberian ASI kepada bayi merupakan suatu cara memulai kehidupan yang baik bagi bayi. Kolostrum atau susu jolong atau sering disebut susu pertama mengandung antibodi yang kuat, antibodi ini berguna untuk mencegah infeksi dan membuat bayi lebih kuat (Bahiyatun, 2009).

Salah satunya yaitu protein laktoferin. Protein ini akan mengikat besi normalnya sekitar sepertiga, yang berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan Escherichi coli dalam usus. Sehingga tinja bayi yang mengonsumsi ASI memiliki pH lebih rendah daripada tinja bayi yang mengonsumsi susu sapi. Kemudian flora yang terdapat didalam usus bayi peminum ASI dapat melindungi terhadap infeksi yang disebabkan oleh beberapa spesies E.coli (Arvin, 2012).

2.2.2.2 Manfaat ASI Bagi Ibu

Pemberian ASI akan membantu ibu dalam memulihkan diri dari proses persalinan. Beberapa hari pemberian ASI pertama akan membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan karena pada setiap isapan puting susu akan merangsang dikeluarkannya oksitosin alami. Wanita yang menyusui akan lebih cepat mengembalikan berat badannya seperti semula sebelum melahirkan (Bahiyatun, 2009).

Manfaat ASI lainnya yaitu ASI merupakan Nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang sangat baik. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, ASI dapat meningkatkan kecerdasan, dan yang paling istimewa dengan pemberian ASI hubungan ibu dan bayi akan terjalin kasih sayang dan ikatan batin yang kuat (Priyono, 2010).

Keberhasilan dalam menyusui selama 6 bulan atau dikenal dengan ASI eksklusif merupakan pengalaman yang memuaskan baik bagi ibu maupun bayi disaat bayi tersebut sudah dewasa. Dengan menyusui ibu dan bayi diberikan hubungan fisik yang dekat (Arvin, 2012).

Ada beberapa ibu yang berhenti dan sama sekali tidak menyusui dan menggantinya dengan makanan tambahan. Ada juga ibu yang berhenti menyusui disaat waktu-waktu tertentu saja yaitu waktu mereka bekerja, selang waktu bekerja ini mereka menggantikan air susu ibu dengan makanan tambahan seperti susu formula, nasi tim, air putih dll. Sedangkan semua makanan tambahan itu tidak diperboehkan dalam masa pemberian ASI eksklusif. Makanan tambahan ini dipercaya dapat membantu memenuhi kebutuhan makanan dan minuman bayi. Sikap ini dapat dengan mudah melemahkan hubungan yang seharusnya terjalin antara ibu dan bayi dan bayi pun kekurangan nutrisi dan antibodi yang banyak terkandung didalam ASI (Depkes RI, 2005).

2.2.2.3 Mekanisme Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin. Dimana isapan bayi akan memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus laktiferus, rangsangan isapan tersebut akan merangsang produksi oksitosin oleh hipofise posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus atau disebut sel mioepitel yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus laktiferus. Kontraksi sel-sel ini mendorong ASI keluar dari alveolus melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus untuk disimpan. Saat bayi mengisap puting, ASI didalam sinus akan tertekan dan keluar ke mulut bayi. Gerakan ini disebut let down atau pelepasan (Bahiyatun, 2009).

2.3 Berat Badan Bayi

2.3.1 Pengertian Berat Badan

Berat badan adalah ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan akan dipakai sebagai indikator yang paling baik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran merupakan pengukuran objektif dan dapat diulangi (Soetjiningsih,2012).

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan

Ada beberapa faktor yang memepengaruhi berat badan, diantaranya :

1. Kelebihan makanan

Penambahan berat badan dapat terjadi karena kelebihan makanan dalam tubuh, terutama bahan makanan sebagai sumber energi. Dengan kata lain, jumlah makanan yang dimakan akan melebihi kebutuhan tubuh (Jaya, 2009).

2. Kekurangan aktifitas dan kemudahan hidup

Penambahan berat badan dapat terjadi bukan hanya karena makanan berlebih, tetapi juga karena aktifitas fisik berkurang, sehingga terjadi kelebihan energi. Ketika bayi yang memiliki aktifitas geraknya sedikit maka akan terjadi kelebihan energi. Sehingga berat badan bayipun bertambah (Jaya, 2009).

3. Faktor psikologis

Faktor psikologis sering juga disebut sebagai faktor yang mendorong terjadinya penambahan berat. Gangguan emosional akibat adanya tekanan psikologis atau lingkungan kehidupan masyarakat yang dirasakan tidak menguntungkan. Saat seseorang merasa cemas, sedih, kecewa, atau tertekan, biasanya cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasaan-perasaan tidak menyenangkan tersebut (Jaya, 2009).

4. Faktor genetik

Penambahan berat badan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya banyak menjumpai orangtua gemuk cenderung memiliki anak yang gemuk juga (Jaya, 2009).

5. Pola konsumsi makanan

Masyarakat diperkotaan cenderung sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan alasan lebih praktis. Sedangkan pola makanan pada bayi biasanya diatur oleh ibu. Contoh makanan yang dapat dikonsumsi oleh bayi yaitu seperti ASI, susu formula, bubur, nasi tim, madu, air putih, dll. Pola pemberian makanan ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi (Jaya, 2009).

6. Kebudayaan

Bayi-bayi yang gemuk biasanya dianggap bayi yang sehat. Banyak orang tua yang berusaha membuat bayinya sehat dengan cara memberikan terlalu banyak susu, yang biasa diberikan adalah susu botol atau formula. Bayi yang terlalu gemuk dalam usia enam minggu pertama akan cenderung tumbuh menjadi remaja yang gemuk (Jaya, 2009).

7. Faktor hormonal

Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makanan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan yaitu Hipotalamus Lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan) dan Hipotalamus Ventromedial (HVM) yang bertugas menggerakkan nafsu makan dalam hal pemberian pusat kenyang (Jaya, 2009).

8. Faktor lingkungan

Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut cenderung untuk menjadi gemuk (Jaya, 2009).

2.3.3 Pengukuran Berat Badan

Pengukuran berat badan merupakan cara yang digunakan digunakan untuk menilai hasil peningkatan maupun penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, organ tubuh, dan cairan tubuh. Sehingga dengan itu dapat diketahui status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan (Hidayat, 2008).

Dalam pengukuran berat badan dapat juga digunakan rumus untuk memperkirakan berat badan anak adalah sebagai berikut :

1. Saat lahir: 3,25 kg

2. Pada usia 3-12 bulan :

3. Pada usia 1-6 tahun:

4. Pada usi 6-12 tahun

(Soetjiningsih,2012)

2.3.4 Cara Penimbangan Berat Badan

Berat badan bayi dapat ditimbang dengan timbangan bayi. Bayi ditimbang dalam posisi berbaring terlentang atau duduk tanpa baju. Untuk bayi yang ditimbang dengan timbangan bayi diperhatikan agar pakaian bayi atau apapun yang dipakai oleh bayi diusahakan ringan. Sedangkan untuk anak-anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa sepatu dengan pakaian minimal ditimbang dengan timbangan bayi. Sebelum menimbang dengan timbangan berdiri , periksa lebih dahulu apakah alat sudah dalam keadaan seimbang yaitu keadaan dimana posisi jarum menunjukkan angka nol (Prasetyono, 2009).

Kerangka Konsep

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross sectional, yaitu penelitian observasional yang menelaah hubungan antara efek dari suatu penyakit atau kondisi kesehatan dengan faktor risiko tertentu (Sudigdo, 2011). Seperti pada penelitian ini , studi cross sectional digunakan untuk menelaah hubungan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 1-6 bulan dengan penambahan berat badan. Dimana penambahan berat badan merupakan salah satu ciri pertumbuhan fisik setelah kelahiran seperti dijelaskan dalam tinjauan pustaka.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal penelitian sampai tersusunannya hasil penelitian adalah selama 4 bulan yaitu dari bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Target

Bayi laki-laki dan perempuan berusia 1-6 bulan dari ibu yang bekerja.

3.3.2 Populasi Terjangkau

Bayi laki-laki dan perempuan berusia 1-6 bulan dari ibu yang bekerja di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu.

3.3.3 Sampel

Peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan jenis sampel non-probabilty sampling dan cara yang dipakai adalah consecutive sampling. Peneliti memilih jenis sampel ini karena pada penelitian menggunakan study cross sectional dimana data yang diambil dari kriteria sampel yaitu yang bayi yang berusia 1-6 bulan dan mendapatkan ASI eksklusif dari ibu yang bekerja. Disini peneliti mengamati pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan bayi.

3.3.4 Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian didapatkan dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z = Deviat baku (1,96 karena menggunakan uji satu arah)

P = Proporsi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yang akan diteliti diambil 5% = 0.05)\

Q= 1 - P

= 1 0,05 = 0,95

d = Tingkat ketepatan absulot (degree of reliability) = 10 % 0,1

n=

n =

n = 18 . Jadi, total keseluruhan sampel adalah 18 responden.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

Warga Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu

Bayi laki-laki dan perempuan .

Berusia 1-6 bulan.

Bayi yang diberikan ASI eksklusif.

Dari ibu yang memiliki pekerjaan menetap.

Ibu dari bayi mengizinkan bayinya untuk menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan penelitian.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Warga Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu

Bayi berusia 6 bulan

Dari ibu yang tida memiliki pekerjaan menetap.

Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.

Ibu dari bayi tidak mengizinkan bayinya untuk menjadi sampel penelitian. .

3.4.3 Kriteria Drop Out

Ibu dari subjek menolak melanjutkan penelitian.

Selama periode penelitian subjek mengalami sakit berat atau meninggal dunia.

Selama Periode penelitian subjek pindah ke luar kota Bengkulu.

3.5 Identifikasi Variabel

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau terikat pada penelitian ini adalah penambahan berat badan pada bayi usia 1-6 bulan.

3.5.2 Variabel Independen

Variabel independen atau bebas pada penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif

3.6 Rencana Manajemen dan Analisis Data

Adapun langkah dalam penelitian ini adalah:

1. Penyusunan proposal

2. Persiapan penelitian dengan menyiapkan lembar persetujuan dengan lembar keusioner.

3. Pemilahan sampel dengan mendata ibu dari bayi yang bekerja.

4. Pemilahan kelompok kasus dan kelompok ontrol dengan mendata bayi yang diberikan ASI ekskusif (kelompok kasus) dan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif (kelompok kontrol).

5. Pengumpulan data tentang berat badan bayi setiap bulannya dari posyandu disekitar tempat lokasi penelitian.

6. Membagikan kuesioner kepada ibu bayi yang menjadi subjek dalam penelitian.

7. Pengelompokan data mengolah data.

8. Menganalisis data.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dari 18 bayi berusia 1-6 bulan yang tinggal di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu yang diberikan ASI Eksklusif dari ibu yang bekerja. Penyebab dari gejala tersebut dianalisis melalui kuesioner yang diberikan pada ibu bayi yang menjadi subjek penelitian dan data dari posyandu.

3.8 Definisi Operasional

No

Variable

Definisi

Alat ukur

Jenis data

1.

Ibu yang bekerja

Ibu yang memilih untuk bekerja diluar rumah. Baik bekerja dibidang formal maupun nonformal.

Skala nominal

2.

Asi eksklusif

Suatu cara pemberian ASI pada bayi dimana bayi hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan lainnya.

Kuesioner

Skala ordinal

3.

Berat badan

Ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi dan balita.

Timbangan bayi

Skala nominal

4.

Jenis kelamin

Ibu yang memilih untuk bekerja diluar rumah. Baik bekerja dibidang formal maupun nonformal.

Skala nominal

5.

Usia

Lama waktu hidup sejak dilahirkan.

Tanggal lahir subjek

Skala numerik

3.9 Masalah Etik

Sebelum dilakukannya pengumpulan data, ibu dari subjek akan dimintai persetujuan untuk mengikuti penelitian secara sukarela hingga selesai. Kemudian peneliti memberikan informasi tentang Data yang diberikan oleh subjek penelitian akan dirahasiakan dan penelitian yang di dilakukan tidak menimbulkan risiko yang akan mengancam keselamatan subjek.

Daftar Pustaka

Arvin, B. K., 2012. Ilmu Kesehatan Anak. trans. S. Wahab Nelson. EGC, Jakarta.

Bahiyatun, 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC , Jakarta.

Chatterji, P. and Frick, K.D., 2005. Does Returning to Work After Childbirth Affect Breastfeeding Practices?. Review of Economics of the Household. 3: 315335.

Depkes RI., 2011. Ibu bekerja bukan alasan menghentikan pemberian ASI eksklusif. Available at: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1662-ibu-bekerja-bukan-alasan-menghentikan-pemberian-asi-eksklusif.html. Accessed at 11 Jan 2014.

Hasyim, M. A., 2000. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Wanita Pekerja Perusahaan Swasta Kota Palembang. Majalah Obstet Ginekologi Indonesia. 24: 10-12.

Hidayat, A.A., 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta.

Jaya, N., 2009. Analisis Faktor Resiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar Media Gizi Pangan . Journal of Information Technology and Knowledge Management. 7: 29-33.

Kartajaya, H., 2005. Winning The Mom Market in Indonesian. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Prasetyono, D.S., 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press, Yogyakarta.

Priyono, Y., 2010. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Buku Kita, Jakarta.

Purwanti, H. S., 2003. Konsep Penerapan Asi Eksklusif. EGC, Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar , 2010. Pola Pemberian Asi. Available at :http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf. Accessed at 11 Jan 2014.

Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.

Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.

Undang Undang No. 13 tahun 2003. Ketenagakerjaan. Available at: www.hukor.depkes.go.id. Accessed at 12 Jan 2014.

Utami, R., 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda, Jakarta.

Weber, D., Janson, A., Nolan M., Wen L.M. and Rissel, C., 2011. Female employees perceptions of organisational support for breastfeeding at work findings from an Australian health service workplace. International Breastfeeding Journal. 6:19.

World Health Organization, 2010. Infant nutrition. Available at: http://www.who.int/topics/infant_nutrition/en/. Accessed at 11 Jan 2014.

Lampiran

Lampiran 1: Perincian Dana

No

Uraian

Sebelum penelitian

Saat penelitian

Sesudah penelitian

Jumlah

1.

Biaya transport

Rp10.000

Rp20.000

Rp10.000

Rp40.000

2.

Foto copy

Rp20.000

Rp50.000

Rp50.000

Rp120.000

3.

Biaya tak terduga

Rp20.000

Rp50.000

Rp50.000

Rp120.000

4.

ATK

Rp35.000

Rp50.000

Rp40.000

Rp125.000

5.

Konsumsi

-

Rp500.000

-

Rp500.000

Total

Rp905.000

Dana diperoleh dari:

1. Pendidikan DIKTI Indonesia

2. Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu

Lampiran 2 : Jadwal Kegiatan

Jangka waktu penelitian : 4 bulan (Januari April 2014)

No

Rencana Kegiatan

Januari

Februari

Maret

April

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Penyusunan proposal

2

Persiapan penelitian

3

Penelitian dan Pengumpulan data

4

Analisis data

5

Laporan penelitian

Lampiran 3 : Formulir Seleksi Subjek Penelitian

*coret yang tidak perlu.

Formulir Seleksi Subyek Penelitian

Tanggal pemeriksaan:

NamaIbu:

Tanggal Lahir Ibu:

Nama Bayi:

Tanggal Lahir Bayi:

Alamat :

Jika kriteria sesuai dengan subjek maka beri tanda ( ) jika memenuhi kriteria dan beri tanda ( X ) jika tidak memenuhi kriteria pada tabel berikut.

No

Kriteria

1.

Warga Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu

Bayi laki-laki dan perempuan .

Berusia 1-6 bulan.

Bayi yang diberikan ASI eksklusif.

Dari ibu yang memiliki pekerjaan menetap.

Ibu dari bayi mengizinkan bayinya untuk menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan penelitian.

2.

Bukan warga Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu

Bayi berusia 6 bulan.

Dari ibu yang tidak memiliki pekerjaan menetap.

Ibu dari bayi tidak mengizinkan bayinya untuk menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan penelitian.

Kesimpulan: Terpilih / tidak terpilih menjadi subyek penelitian (*).

Keterangan: Bila ada 1 (satu) buah YA pada kriteria penolakan, maka calon subyek penelitian ditolak menjadi subyek penelitian.

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BENGKULU

Jalan Raya Kandang Limun Telp. 21170 Bengkulu

Lembar Persetujuan

Surat Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ..............................................................................................

Usia : ..............................................................................................

No. telepon : ..............................................................................................

Alamat lengkap : ..............................................................................................

Setelah mendapat keterangan secukupnya dan mengerti manfaat penelitian tersebut tentang penelitian yang berjudul :

Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif dengan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan pada Ibu Bekerja

( Studi Observasional di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2014 )

Saya menyatakan dengan sukarela menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian tersebut dengan catatan apabila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini.

Bengkulu, 2014

Mengetahui, Menyetujui,

Peneliti, Peserta penelitian,

Maghfira Yusta Oktania (.)

Saksi,

(..)

Lampiran 5 : Lembar Kuesioner

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BENGKULU

Jalan Raya Kandang Limun Telp. 21170 Bengkulu

Indentitas Ibu :

Nama : ..........................................................

Alamat: ..........................................................

Pekerjaan: ......

Identitas Bayi :

Nama : ..........................................................

Alamat: ..........................................................

Tanggal Lahir: ..........................................................

Pekerjaan: ......

I. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda ( ) pada tabel di bawah ini.

No.

Pertanyaan

Ya

Tidak

1.

Apakah anda memiliki pekerjaan menetap?

2.

Apakah anda mengerti tentang ASI eksklusif?

3.

Apakah anda memberikan ASI Ekskusif kepada bayi anda?

4.

Apakah anda menyimpan ASI anda ketika anda pergi bekerja?

5.

Apakah anda memberikan makanan tambahan kepada bayi anda selain ASI ?

6.

Apakah setiap bulannya anda membawa bayi anda ke posyandu?

7.

Apakah setiap bulannya berat badan bayi anda bertambah?

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu dari pilihan a, b, c, dan d. Jika diperlukan isilah jawaban anda pada tempat yang tersedia.

1. Berapa hari dalam seminggu Anda pergi bekerja?

a. 4 hari

b. 5 hari

c. 6 hari

d. Lainnya (..................................................................................................)

2. Berapa jam dalam sehari Anda pergi bekerja ?

a. 5 jam

b. 10 jam

c. 15 jam

d. Lainnya (..................................................................................................)

3. Berapa bulan anda akan memberikan ASI eksklusif kepada bayi anda?

a. 4 bulan

b. 5 bulan

c. 6 bulan

d. Lainnya (..................................................................................................)

4. Berapa penambahan berat badan bayi anda di pada bulan pertama ?

a. 5 gram

b. 10 gram

c. 15 gram

d. Lainnya (..................................................................................................)

5. Berapa penambahan berat badan bayi anda di pada bulan kedua ?

a. 5 gram

b. 10 gram

c. 15 gram

d. Lainnya (..................................................................................................)

6. Berapa penambahan berat badan bayi anda di pada bulan ketiga ?

a. 5 gram

b. 10 gram

c. 15 gram

7. Lainnya (..................................................................................................)

8. Berapa penambahan berat badan bayi anda di pada bulan keempat ?

a. 5 gram

b. 10 gram

c. 15 gram

d. Lainnya (..................................................................................................)

9. Berapa penambahan berat badan bayi anda di pada bulan kelima ?

a. 5 gram

b. 10 gram

c. 15 gram

d. Lainnya (..................................................................................................)

10. Berapa penambahan berat badan bayi anda di pada bulan keenam ?

a. 5 gram

b. 10 gram

c. 15 gram

d. Lainnya (..................................................................................................)

_Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya_

HOST

Bayi laki-laki, perempuan usia 1-6 bulan dari ibu :

Ibu yang bekerja.

Ibu yang tidak bekerja.

Berat Badan Bayi

AGENT

Pemberian Asi Eksklusif

Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan :

1. Kelebihan makanan.

2. Kekurangan aktifitas dan kemudahan hidup.

3. Faktor psikologis.

4. Faktor genetik.

5. Pola konsumsi makanan (konsumsi ASI eksklusif).

6. Kebudayaan.

7. Faktor hormonal.

8. Faktor lingkungan.

Keterangan :

Huruf yang berwarna merah merupakan variabel yang akan diteliti.

Huruf yang berwarna hitam merupakan variabel yang tidak diteliti

26