Profit and Revenue

download Profit and Revenue

of 40

description

Profit dan revenue

Transcript of Profit and Revenue

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Kelompok V Kelas 7C

    Ahmad Sholihin (3)

    Faisal (11)

    Hadiyani Zahra (15)

    Nicko Yogha Marenta Utama (22)

    Vega Rosaria Dewi (31)

    Program Diploma IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

    TA 2014

    Profit and Revenue

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    PROFIT AND REVENUE

    CHAPTER 1: PROFIT

    Masalah-masalah yang akan dibahas pada bab ini adalah terutama berhubungan dengan perspektif

    yang diadopsi. Karena walaupun para ekonom dan akuntan memiliki pendapat yang sama mengenai

    konsep profit, namun mereka berbeda pendapat mengenai pendekatan yang digunakan untuk

    mengukur profit tersebut. Banyak perdebatan mengenai basis apa yang tepat digunakan untuk

    pengukuran profit sehingga isu ini menjadi cukup penting.

    Apakah yang dimaksud dengan Profit? Banyak orang sudah familiar dengan istilah profit (sebagian orang menyebutnya income).

    Dari perspektif yang lebih luas, profit adalah seberapa banyak seseorang atau suatu entitas menjadi

    lebih kaya dalam satu periode tertentu. Teori ekonomi berasumsi bahwa suatu individu memenuhi

    keinginannya dengan cara mengkonsumsi barang dan jasa. Memperoleh barang dan jasa untuk

    memenuhi keinginannya adalah alasan utama orang mengharapkan dapat memperoleh profit. John

    Hicks mengartikan profit sebagai nilai maksimum yang dapat orang konsumsi selama beberapa

    waktu dan masih mengharapkan untuk tetap baik di akhir waktu seperti saat di awal waktu.

    Barton mengadopsi sudut pandang ini dalam mendeskripsikan business profit (income) sebagaimana

    berikut:

    Setelah mengeluarkan efek dari kontribusi modal tambahan atau pengembalian

    kepada pemilik dari investasi modal awal, peningkatan dalam kekayaan bersih ini

    adalah income untuk periode tersebut.

    Profit direpresentasikan sebagai sekelompok aset atau hak untuk mengkonsumsi. Perubahan dalam

    nilai dari aset ini terjadi melalui penggunaan aset-aset ini dan melalui aktivitas yang dirancang untuk

    meningkatkan nilai aset. Perubahan positif nilai aset selama dua titik waktu disebut profit.

    Walaupun akuntansi tradisional menekankan profit, kerangka konseptual tidak mengenal

    istilah ini. Dalam kerangka konseptual, yang ditekankan justru istilah income dan expenses. Unsur

    laporan keuangan ini menjadi istilah dari efek inflows dan outflows dari aset dan kewajiban, yang

    berfokus pada efeknya terhadap kekayaan bersih, atau modal, yang diinvestasikan kepada

    perusahaan. Maka dari itu, diskusi mengenai istilah profit memerlukan pertimbangan dari faktor-

    faktor yang mendasari turunannya.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Business Profit

    Perusahaan bisnis, tentunya tidak dapat mengkonsumsi untuk memenuhi seluruh kebutuhan

    manusia. Justru, tugas mereka adalah memproduksi barang dan jasa yang diinginkan konsumen. Bagi

    sebuah perusahaan bisnis, profit adalah selisih lebih dari harga yang dibayar oleh orang dengan

    biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan outputnya. Selisih lebih ini

    merepresentasikan peningkatan dalam nilai bersih yang didapatkan perusahaan dalam periode

    tertentu. Seperti yang dijelaskan oleh Bedford:

    It is the reward paid by individuals to business entities for their productivity which represents

    business income and therefore it is the reward .... which acts as the motivating force in

    a free market economy.

    Keinginan untuk memperoleh profit merupakan motivasi untuk aktivitas bisnis. Tujuannya adalah

    untuk meyakinkan bahwa nilai dari asset awal tidak terkikis dan bahwa perusahaan dapat

    memberikan return yang sesuai pada setiap pencapaian yang diperoleh dalam setiap periode

    operasi. Hal ini berhubungan dengan konsep pemeliharaan modal dan memungkinkan basis

    referensi sederhana untuk mengukur penerapan aset oleh manajemen.

    Two Limiting Cases

    Untuk lebih memahami profit, akan dibahas dalam dua situasi ekstrim: situasi pertama, pada suatu

    perusahaan yang dihentikan operasinya; dan situasi kedua pada suatu perusahaan yang complete

    certainty.

    Terminal case

    Misalnya ada sebuah perusahaan kecil yang melakukan operasi bisnis dalam satu tahun. Pada awal

    tahun, pemiliknya menginvestasikan $1000. Furnitur dan perlengkapannya dibeli sebesar $1000 dan

    persediaan dibeli sebesar $2000. Namun kemudian perusahaan menjual persediaan dengan cost

    sebesar $1000 dengan harga $1500. Neracanya sebagai berikut:

    Piutang $1500 Hutang $2000

    Persediaan 1000 Modal (termasuk profit) 1500

    Furniture & fixtures 1000 $3500

    $3500

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Dianggap bahwa mulai dari saat ini sampai perusahaan tutup:

    1. piutang akan diubah menjadi kas

    2. Persediaan akan diubah menjadi piutang dan kemudian kas

    3. furniture & fixtures akan dijual sehingga menjadi kas di akhir operasi

    4. Hutang akan dibayar

    Berapapun nilai akun modal, yaitu jumlah aset dikurangi kewajiban dan profit, akan menjadi milik

    pemilik perusahaan. Akhirnya, semua aset akan menjadi kas dan semua kewajiban dibayar dengan

    kas.

    Asumsikan bahwa selama tahun berjalan persediaan dijual senilai $1500, semua piutang

    direalisasikan dan hutang dibayar. Di akhir tahun, furniture & fixtures dijual $900. Lalu apa yang

    menjadi profit perusahaan? Ketika suatu perusahaan dihentikan operasinya, lebih mudah untuk

    menentukan profit. Profit dalam hal ini adalah total penerimaan kas dikurangi total pengeluaran kas,

    tidak termasuk investasi oleh pemilik atau pembayaran kepada pemilik.

    Kas diterima:

    Penjualan persediaan $3000

    Penjualan furniture & fixtures 900

    Total $3900

    Kas yang dikeluarkan:

    Pembelian furniture & fixtures $1000

    Pembelian persediaan 2000

    Total $3000

    Profit $ 900

    Pada akhirnya, profit haruslah berbentuk kas. Ketika perusahaan tidak dapat melanjutkan

    operasinya, memungkinkan untuk menyamakan revenue dengan penerimaan kas dan expense

    dengan pengeluaran kas karena di akhir, seluruhnya mengurangi kas. Penyesuaian dari perubahan

    kekuatan membeli dapat dibuat.

    Cara lain untuk menghitung profit adalah membandingkan saldo modal akhir, setelah disesuaikan

    dengan pengembalian kepada pemilik, dengan saldo awal.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Modal (awal) Modal (akhir)

    Investasi oleh pemilik $1000 Penerimaan kas:

    Pengumpulan piutang dan

    Penjualan persediaan $3000

    Penjualan furniture & fixtures 900

    Total $3900

    Pengeluaran kas:

    Utang $2000

    Kas bersih $1900

    Capital, end of year $1900

    Capital, beginning of year 1000

    Profit $ 900

    Certainty of future case

    Contoh kedua, asumsikan bahwa kita benar-benar yakin akan kejadian di masa depan. Karena kita

    yakin akan penerimaan dan pengeluaran kas dan tingkat return terbaik untuk perusahaan, kita dapat

    menggunakan metode present value untuk menilai aset dan kewajiban.

    Berikut kemungkinan prospek yang dimiliki perusahaan pada 1 Januari Tahun 1:

    Tahun 1 Tahun 2

    Penerimaan kas yang diharapkan diterima di akhir tahun 10.000 12.000

    Pengeluaran kas yang diperkirakan dibayar di akhir tahun 6.000 7.000

    Asumsikan bahwa tingkat pengembalian yang tepat untuk perusahaan adalah 12%. Asumsikan juga

    bahwa seluruh saldo kas di akhir tahun menjadi pengembalian kepada pemilik.

    Karena penerimaan kas dari penggunaan semua aset lancar dan tidak lancar perusahaan diketahui

    akan menjadi piutang, maka penerimaan kas dianggap sebagai aset (piutang) pada 1 Januari Tahun

    1.

    Karena pengeluaran kas akan dibayar, maka terutang. Berapa nilai piutang dan utang? Bila dilihat

    dari ilustrasi di atas, nilainya adalah $22.000 dan $13.000, tapi nilai ini tidak memperhitungkan time

    value of money. Dengan menggunakan metode present value, maka nilai dan peningkatan nilai akan

    menjadi sebagai berikut:

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    First year

    Receivable

    or payable

    value on

    1/1/Y1

    12%

    increase

    Decrease

    in

    receivables

    or

    payables

    Receivable

    or payable

    value on

    31/12/Y1

    12%

    increase

    Decrease in

    receivables

    or payables

    Receivable

    or payable

    value on

    31/12/Y2

    Receivable year 1 $8929 $1071 $10000 $0

    Receivable year 2 9566 1148 10714 1286 12000 0

    18495 2219 10714

    Payable year 1 5357 643 6000 0

    Payable year 2 5580 670 6250 750 7000 0

    10937 1313 6250

    $7588 $906 4000 4464 536 5000 $0

    Seluruh nilai naik 12 %. Oleh karena itu revenue sebesar $2219 dapat diturunkan dengan

    mengalikan nilai aset awal tahun $18495 dengan 12%. Juga expense diturunkan dengan mengalikan

    liabilities $10.937 dengan 12 persen. Karena profit adalah perbedaan antara revenue dan expense,

    12 persen 7558 sama dengan $906.

    Informasi Jurnal sebagai berikut:

    Journal entries for Year 1 :

    1/1/Y1 :

    Receivables $18495

    Payables $10937

    Capital 7558

    31/12/Y1:

    Receivables $2219

    Revenue $2219

    Expense $1313

    Payables $1313

    Cash $10000

    Receivables $10000

    Payables $6000

    Cash $6000

    Revenue $2219

    Expense $1313

    Profit and Loss Summary $906

    Profit and Loss Summ $906

    Capital $906

    Capital $4000

    Cash $4000

    Simpulan saat masa depan diasumsikan dipastikan antara lain:

    1. Seluruh aset dan liabilities mengurangi harapan arus kas masa depan

    2. Kenaikan nilai total aset yang bersamaan meningkatkan modal selama periode tertentu

    merupakan pendapatan untuk periode

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    3. Kenaikan nilai total aset dan liabilities yang merupakan penurunan modal selama periode

    tertentu merupakan expense.

    4. Profit periode berjalan adalah sama dengan kenaikan nilai modal, seperti diukur pada

    periode awal dan akhir

    5. Semua kenaikan nilai pada rate yang ditentukan

    6. dasar akuntansi akrual yang strict terjadi. Tidak ada revenue recognition atau matching

    problem.

    Pada kondisi ideal, profit adalah peningkatan nilai ekonomi suatu kapital di antara dua titik waktu.

    Berbeda dengan perusahaan yang pada kondisi terminal, kekayaan perusahaan pada kondisi ideal ini

    tidak semuanya berbentuk kas.

    Profit Under Uncertainty

    Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, konsep profit ada di antara konsep

    akuntansi akrual penuh yang ideal dan konsep penerimaan dan pembayaran kas yang lebih pasti.

    Para pendukung konsep historical cost lebih menyukai konsep di mana jumlah kas yang dibayarkan

    dapat diketahui dengan pasti, sedangkan pendukung current cost lebih mendukung konsep dimana

    profit merupakan perubahan nilai yang dimiliki oleh suatu aset. Namun, keduanya sepakat bahwa

    profit menunjukkan perubahan kekayaan yang dimiliki entitas.

    Basis kas lebih tepat digunakan apabila ada asumsi bahwa umur perusahaan singkat dan

    dapat ditentukan kapan pembubarannya. Dengan demikian, konsep profit adalah selisih antara

    seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi selama umur perusahaan. Namun, dalam

    asumsi going concern yang selama ini digunakan, perusahaan dianggap memiliki umur yang panjang

    dan kapan pembubaran perusahaannya tidak diketahui. Oleh karena itu, digunakan konsep akrual

    sehingga kita dapat mengetahui berapa profit yang diperoleh perusahaan tanpa harus menunggu

    perusahaan dibubarkan.

    Secara umum, profit dianggap sebagai selisih dari pendapatan dan beban. Penentuan profit

    juga sering kali dikaitkan dengan konsep pemeliharaan modal (capital maintenance), di mana profit

    merupakan selisih lebih dari arus masuk aset dan jumlah aset yang dibutuhkan untuk

    mempertahankan modal (Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Australia, Paragraf 105).

    Sementara itu, FASB mendefinisikan profit sebagai berikut: Comprehensive Income is the

    change in equity (net assets) of an entity during a period from transactions and the following

    definiton.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    FASB berpendapat bahwa penggunaan istilah comprehensive income adalah untuk

    membedakannya dengan istilah earnings, di mana earnings merupakan salah satu komponen dari

    comprehensive income.

    Pada Pernyataan Konsep (Concept Statement) No. 5, FASB menjelaskan konsep profit

    sebagai berikut: Profit tidak termasuk efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi yang terjadi pada

    periode sebelumnya. Profit merupakan pengukuran kinerja entitas pada suatu periode, dan tidak

    termasuk item yang seharusnya dilaporkan pada periode lain.

    Berdasarkan beberapa definisi profit sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, Tim

    Penulis mendefinisikan profit sebagai berikut.

    Profit merupakan perubahan modal suatu entitas pada periode tertentu, tanpa

    mengikutsertakan perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi modal kepada pemilik, di

    mana modal dinyatakan dalam suatu nilai dan berdasarkan skala yang telah ditentukan.

    Untuk memahami definisi di atas, kita harus mengetahui empat konsep dasar yang berkaitan

    dengan definisi tersebut, yaitu:

    Apa itu nilai?

    Apa itu modal?

    Apa itu skala?

    Bagaimana perubahan nilai dapat diukur?

    Value (Nilai)

    Nilai yang dimaksud adalah nilai ekonomis. Nilai merupakan pilihan seseorang terhadap

    suatu benda karena adanya harapan terhadap manfaat di masa depan. Nilai bersifat subjektif di

    mana seseorang mungkin menganggap suatu benda bernilai, tetapi tidak bagi orang lain. Walaupun

    begitu, kita tidak dapat mengabaikan konsep nilai pasar. Nilai pasar menyediakan kerangka objektif

    untuk menilai suatu benda. Uang digunakan sebagai komoditas standar yang digunakan untuk

    menilai seluruh barang dan jasa.

    Nilai-nilai dalam terminologi akuntansi di beberapa struktur waktu:

    Masa lalu historical cost

    Masa sekarang replacement atau current cost, exit price, dan perhitungan present

    value

    Masa depan future replacement dan future exit price

    Para akuntan setuju bahwa nilai di masa depan tidak boleh dipergunakan dalam pelaporan

    keuangan karena tidak objektif. Nilai yang paling ideal adalah present value yang secara umum

    digunakan untuk item-item keuangan. Namun, untuk item jangka pendek, tingkat diskonto biasanya

    tidak dipergunakan.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Untuk item non-keuangan, terdapat tiga alternatif yang dapat digunakan, yaitu historical

    cost, current cost, dan exit price, atau kombinasi dari ketiganya. Pemilihan atas basis pengukuran dan

    konsep capital maintenance akan menenetukan model akuntansi yang akan digunakan perusahaan

    dalam melaporkan kondisi keuangannya. Praktek akuntansi secara umum menunjukkan bahwa

    historical cost merupakan alternatif yang paling sering digunakan. Namun, berbagai peraturan

    menentukan metode lain dalam penilaian suatu item. Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai

    berikut.

    AARF pada SAP 1 Current Cost Accounting: Setiap entitas sangat disarankan untuk

    menyediakan penjelasan tambahan pada laporan keuangan terkait metode current

    cost.

    AAS 25 Financial Reporting by Superannuation Plans dan AASB 1023 General Insurance

    Contracts: Aset contribution plan dan benefit plan diukur berdasarkan nilai pasar

    bersih.

    IAS 41/AASB 141 Agriculture: Hutan dan biological assets dinilai pada fair value.

    IAS 16/AASB 116 Property, Plant, and Equipment: Dapat menggunakan historical cost

    atau revaluation model. Penurunan nilai dianggap sebagai beban, sedangkan

    peningkatan nilai dianggap sebagai peningkatan modal di neraca. Aset tidak harus

    direvaluasi secara periodik, tetapi hanya ketika dianggap terdapat perubahan yang

    material pada fair value.

    IAS 36/AASB 136 Impairment of Assets: Jika ada indikasi terjadi penurunan nilai aset

    (impaired), maka perusahaan harus membandingkan recoverable amount aset

    tersebut dengan carrying value-nya. Kerugian penurunan aset merupakan pengurang

    profit dan pengurang nilai aset pada neraca. Recoverable amount merupakan nilai

    yang tertinggi antara fair value dan value in use. Perhitungan value in use merupakan

    present value dari future cash flows.

    Isu utama yang terdapat pada basis pengukuran merupakan pertentangan antara

    penggunaan historical cost dan current cost. Accounting Theory Monograph No. 10 Measurement in

    Financial Accounting menyediakan analisis mendalam mengenai berbagai model pengukuran

    akuntansi dan mendukung penggunaan Relative Current Value Accounting Model (RCVA). Model ini

    merupakan perbaikan atas model current value yang terdahulu. Pada model ini, aset dan kewajiban

    diukur kembali setiap tanggal pelaporan untuk mengetahui nilai mereka terhadap entitas (value to

    entity). Selain itu, entitas juga mengakui adanya perubahan yang terjadi dalam daya beli entitas.

    Konsep modal yang dijelaskan pada model ini adalah pelaporan profit, termasuk peningkatan atau

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    penurunan nilai aset dan kewajiban, relatif terhadap nilai yang dibutuhkan entitas untuk mengatasi

    perubahan harga-harga secara umum.

    Capital (Modal)

    Dalam akuntansi, modal adalah aset bersih, yang merupakan selisih antara jumlah dari

    jumlah aset dan jumlah kewajiban. Profit tidak akan diakui sebelum modal awal perusahaan pulih

    kembali (the beginning amount of capital is maintained); yaitu, sampai biayanya ditutupi.

    Financial Capital (Modal Keuangan)

    Pandangan modal keuangan menekankan pada nilai moneter dari aset, dikurangi nilai

    moneter dari kewajiban. Oleh karena itu berfokus pada kontribusi pemilik kepada entitas. Dari

    perspektif ini, modal merupakan kas diinvestasikan oleh pemilik ditambah profit yang

    ditanamkan kembali dengan retensi dalam bisnis. Kebanyakan orang mengadopsi pandangan

    modal keuangan.

    Bagi mereka yang meyakini pemeliharaan modal keuangan (financial capital

    maintenance), 'well-offness' (kemampuan) berkaitan dengan kemampuan untuk

    menginvestasikan jumlah uang yang sama di akhir seperti pada awal periode. Profit akuntansi

    yang didasarkan pada pandangan modal keuangan berkaitan dengan argumen bahwa

    keuntungan seharusnya adalah jumlah kas yang diterima oleh perusahaan atas investasi kas

    (atau setara kas) oleh pemilik ke dalam perusahaan.

    Physical Capital (Modal Fisik)

    Pandangan modal fisik berfokus pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

    barang atau jasa. Moonitz menjelaskan: bertentangan dengan gagasan tentang capital

    maintenance', mereka yang berpendapat bahwa modal tidak dapat dikatakan dipertahankan

    sampai aset yang digunakan dalam proses bisnis diganti. 'Siklus' dari kegiatan usaha versi

    mereka mengambil bentuk: barang untuk uang untuk barang.

    'Well-offness' terdiri dari kemampuan untuk mencapai tingkat fisik yang sama dari

    produksi pada akhir periode seperti di awal. Para pendukung pandangan ini setuju bahwa biaya

    yang akan dipulihkan adalah biaya aset saat ini yang memiliki kapasitas produksi yang sama

    dengan aset saat ini. Satu-satunya nilai yang relevan adalah biaya saat ini atau biaya

    penggantian, karena idenya adalah untuk mempertahankan (atau mengganti) kapasitas

    produktif sama seperti yang diberikan oleh aset ini.

    Pengertian kapasitas produktif ada tiga variasi:

    a. Kapasitas produktif mengacu pada aset fisik non-moneter yang sama yang dimiliki entitas

    pada awal periode. Melalui konsep ini, pemeliharaan modal termasuk menjaga kapasitas

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    perusahaan untuk mengganti aset yang dimiliki pada awal periode. Profit diperoleh hanya

    setelah kemampuan perusahaan untuk mengganti aset pembukaannya telah

    dipertahankan. Tapi penafsiran ini tidak memungkinkan untuk perbaikan teknologi dan

    dapat mengakibatkan pemeliharaan aset yang tidak diinginkan.

    b. Kapasitas produktif mengacu pada volume produksi. Pemeliharaan modal di bawah konsep

    ini mengharuskan perusahaan untuk mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan

    volume output yang sama yang bisa dihasilkan pada awal periode, menggunakan teknologi

    apa pun yang sesuai. Pada gilirannya, keuntungan diperoleh hanya setelah perusahaan telah

    mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan output yang bisa diproduksi pada

    awal periode. Makna ini memungkinkan untuk perbaikan teknologi, tetapi membuatnya sulit

    diterapkan dalam praktek.

    c. Kapasitas produktif berkaitan dengan volume penjualan. Pemeliharaan modal melibatkan

    perusahaan dalam mempertahankan kemampuan penjualan yang sama seperti pada awal

    periode. Profit diperoleh hanya setelah perusahaan telah mempertahankan kemampuan

    itu. Interpretasi ini memungkinkan untuk kemajuan teknologi mempengaruhi biaya

    pemeliharaan kapasitas penjualan, dan kemudian mempengaruhi keuntungan. Jika volume

    penjualan ditafsirkan sebagai nilai penjualan daripada kuantitas unit yang terjual,

    memungkinkan perubahan harga jual mempengaruhi pemeliharaan modal dan menentukan

    keuntungan.

    Praktik akuntansi biaya saat ini dan pernyataan di berbagai negara mengadopsi akuntansi

    konsep modal fisik. The UK Sandilands Report, Exposure Draft 18 dan 16 SSAP semua menganjurkan

    perspektif 'nilai bisnis' yang mirip dengan pandangan modal fisik. Di Amerika Serikat, dalam

    pernyataan 33 ayat 94b, FASB menyebutkan bahwa pengguna tertarik untuk menentukan apakah

    atau tidak 'suatu perusahaan telah mempertahankan kemampuan operasional. Pemeliharaan

    kemampuan operasi (kemampuan untuk menyediakan kuantitas tetap barang dan jasa) memerlukan

    dipertahankannya (holding) jumlah minimum persediaan dan properti, pabrik, dan peralatan ...

    'Komentar ini sesuai dengan pandangan modal fisik. Di Australia, SAP 1 ayat 49 mendefinisikan

    pemeliharaan modal dalam hal 'kemampuan operasi', yang konsisten dengan sudut pandang modal

    fisik. Ini menyatakan:

    'Kemampuan operasi' berarti kemampuan entitas, pada waktu tertentu, untuk melaksanakan

    kegiatan tersebut pada skala ditentukan oleh sumber daya yang kemudian-ada, baik moneter

    maupun non-moneter.

    Menurut laporan Steering Committee on National Performance Monitoring of Government

    Trading Enterprises (GTEs), Guidelines on Accounting Policy for Valuation of Assets of Government

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Trading Enterprises Using the Current Valuation Methods (Melbourne, 1994) semua aset non-

    keuangan GTEs akan diukur menggunakan konsep 'nilai deprival'. Di bawah konsep modal deprival,

    aset dinilai dalam jumlah yang mewakili kerugian yang diperkirakan mungkin akan dikeluarkan oleh

    suatu entitas jika entitas tidak diberi potensi layanan atau manfaat ekonomi masa depan aset

    tersebut pada tanggal pelaporan. Dengan demikian, nilai untuk entitas dalam banyak kasus akan

    diukur dengan biaya penggantian jasa atau manfaat saat ini yang diwujudkan dalam aset. Nilai

    deprival biasanya akan mewakili biaya yang dihindari sebagai akibat dari pengendalian aset dan

    biaya penggantian mewakili jumlah uang tunai yang diperlukan untuk memperoleh aset yang setara

    atau identik.

    Menurut paragraf 177 dari laporan tersebut, konsep nilai deprival seharusnya hanya

    diadopsi dalam kaitannya dengan pengukuran aset fisik non-moneter sesuai dengan persyaratan SAP

    1. Sudut pandang ini sejalan dengan sudut pandang modal fisik dan merupakan Innovasi yang radikal

    dari filosofi modal keuangan tradisional.

    Holding Gain or Capital Maintenance Adjustment

    Perbedaan utama antara posisi financial capital dan physical capital sehubungan dengan

    profit adalah untuk financial capital perubahan nilai moneter dari aset dan kewajiban

    diperhitungkan dalam penentuan profit, sedangkan untuk physical capital perubahan nilai moneter

    tidak diperhitungkan. Pendukung financial capital (juga pendukung current cost accounting)

    mengatakan bahwa perubahan nilai tersebut disebut dengan holding gains atau losses. Sedangkan

    pendukung physical capital (juga pendukung berpendapat bahwa perubahan tersebut bukan

    komponen dari profit, melainkan capital maintenance adjustement.

    Misalkan kita memiliki entitas kecil yang bisnisnya adalah membeli dan menjual satu set

    televisi per tahun. Diasumsikan bahwa dalam Tahun 1 pemilik membeli satu set seharga $ 300 dan

    menjualnya seharga $ 500, keuntungan tunai $ 200. Selama Tahun 1 biaya penggantian meningkat

    menjadi $ 350. Jika mereka menghitung keuntungan mereka pada konsep biaya perolehan, mereka

    akan menunjukkan keuntungan $ 200. Jika mereka menarik keuntungan, $ 300 yang tersisa di

    perusahaan tidak cukup bagi mereka untuk melanjutkan bisnis di Tahun 2. Mereka membutuhkan $

    350 untuk mempertahankan kemampuan mereka untuk membeli satu set televisi. Pada dasar biaya

    saat ini, mereka akan menghitung keuntungan sebagai berikut:

    Financial capital view

    Sales revenue $ 500

    Current cost of sales $ 350

    Operating profit $ 150

    Physical capital view

    Current cost of sales $ 350

    Current cost of sales $ 350

    Profit $ 150

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Holding gain $ 50

    Profit $ 200

    Capital Maintenance adj $ 50

    Pendukung financial capital berpendapat profit bisnis adalah jumlah yang dapat

    didistribusikan tanpa mengurangi modal dari jumlah uang yang diinvestasikan pada awal periode, $

    200. Para pendukung pandangan physical capital melihat profit $ 150 dan $ 50 yang dihasilkan dari

    peningkatan biaya sebagai penyesuaian pemeliharaan modal. Penyesuaian ini memungkinkan

    pemilik untuk mempertahankan posisi 'fisik' yang sama seperti sebelumnya, yaitu mereka mampu

    membeli dan menjual satu set televisi. Dalam pandangan ini, jika profit sebesar $ 150 yang ditarik,

    ada $ 350 tersisa untuk melanjutkan usaha.

    Kritik kedua pandangan

    Kritik pendukung physical capital terhadap financial capital

    Profit dalam konsep financial capital diungkapkan lebih tinggi dari seharusnya, karena selisih

    perubahan nilai tersebut seharusnya digunakan untuk memulihkan modal perusahaan (maintain

    the capital). Holding gains tidak dapat didistribusikan sebagai dividen sebelum perusahaan

    mampu memulihkan kemampuan perusahaan dalam beroperasi. Karena investor mengharapkan

    dividen yang akan dibayarkan perusahaan, profit yang diungkapkan dalam pandangan financial

    capital dapat memberikan pemahaman yang tidak tepat terhadap investor.

    Kritik pendukung financial capital terhadap physical capital

    Menurut pendukung financial capital, capital maintenance adjustment adalah profit. Bukan

    tugas seorang akuntan untuk memutuskan modal perusahaan yang perlu dipulihkan kembali. Itu

    adalah tugas manajemen perusahaan.

    Scale (Skala)

    Skala menunjukkan seberapa banyak informasi mewakili sebuah angka. Karena nilai-nilai

    dalam akuntansi disajikan dalam bentuk uang, maka digunakanlah skala rasio. Pada skala rasio,

    diasumsikan bahwa $ 2 adalah dua kali nilai $ 1, $ 3 adalah tiga kali nilai $ 1 dan 0 menunjukkan

    tidak ada nilai.

    Akuntansi konvensional mengasumsikan bahwa nilai dolar diungkapkan hanya dengan

    kuantitas, terlepas dari waktu yang terjadinya. Yang lain percaya bahwa nilai dolar adalah

    'kualitas'nya, yaitu daya belinya. Dalam menghitung keuntungan, semua dolar harus menunjukkan

    daya beli yang sama. Oleh karena itu, ada dua skala untuk memberikan makna terhadap pengukuran

    terhadap laporan keuangan:

    Nominal Dollar Scale (Skala Dolar Nominal)

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Dolar dari periode waktu yang berbeda semua sama. Kuantitas mereka, oleh karena itu,

    dapat ditambahkan bersama-sama atau dikurangkan dari satu sama lain. Kebermaknaan skala

    terletak dalam jumlah dolar. Meskipun ini adalah sebuah skala yang tidak rumit, jelas dan

    mudah, tapi mungkin terlalu sederhana. Alasannya didiskusikan di bawah ini.

    Rationale for Purchasing Power of Dollar Scale (Alasan untuk skala daya beli dolar)

    Seperti disebutkan sebelumnya, nilai-nilai dinyatakan dalam bentuk uang. Untuk tujuan

    ini, uang digunakan sebagai indikator nilai ekonomi dari segi daya beli. Uang adalah 'tongkat

    pengukur' nilai. Tapi uang juga merupakan komoditas, mirip dengan tanah dan mesin

    cuci. Dengan demikian, uang tunduk pada faktor permintaan dan penawaran. Melalui waktu,

    nilai uang berubah ketika fungsi permintaan dan penawaran berubah karena variasi dalam

    ekspektasi masyarakat dan penyebab lainnya.Karena nilai uang berubah, uang sebagai indikator

    nilai ekonomi komoditas lainnya juga berubah. Dengan kata lain, 'tongkat pengukur' nilai

    bervariasi melalui waktu; tidak konstan. Sebuah analogi menggunakan aturan meter untuk

    mengukur tinggi orang. Katakanlah aturan ini digunakan untuk mengukur ketinggian Mr A dan

    hasilnya 175 cm. Untuk beberapa alasan aturan diabaikan di mana unsur-unsur cuaca

    menyebabkannya menyusut. Aturan yang sama lagi digunakan seminggu kemudian untuk

    mengukur ketinggian Mr A dan kali ini ia ditemukan 190 cm! Meskipun hasilnya masih dalam hal

    cm, cm ini tidak setara dengan yang pertama kalinya. Masalahnya adalah bahwa tongkat

    pengukur tidak lagi sama seperti sebelumnya. Demikian juga, melalui waktu, meskipun

    berdasarkan skala rasio, nilai dolar tidak sama. Sebagai contoh, jika kita menggambar diagram

    skala rasio nilai dolar pada tahun 1990 dibandingkan dengan tahun 2005, maka akan muncul

    seperti pada gambar :

    1990

    0 $1 $2 $3

    2005

    0 $1 $2 $3

    Seperti dapat dilihat, meskipun interval jarak yang sama pada setiap skala, tetapi jarak

    (mewakili nilai daya beli) berbeda pada tahun 1990 jika dibandingkan dengan tahun 2005: $ 1 pada

    tahun 1990 tidak sama dalam hal daya beli sebagai $ 1 pada 2005, meskipun dalam jumlah itu

    adalah sama.

    Kembali ke analogi kita tentang aturan meter, jika kita tahu apa kesalahan di tongkat

    pengukur kita, kita dapat membuat penyesuaian yang diperlukan untuk hasil sehingga unsur 'fiksi'

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    dihilangkan. Ini adalah apa yang dilakukan skala daya beli dolar, sehingga dolar tahun yang berbeda

    semua dinyatakan dalam daya beli tahun berjalan, baik akhir tahun atau rata-rata setahun. Karena

    semua dolar mengekspresikan daya beli yang sama, skala ini sering disebut sebagai akuntansi 'dolar

    konstan'.

    Untuk skala ini, karena semua dolar menunjukkan daya beli yang sama, mereka dapat secara

    logis ditambahkan bersama-sama dan dikurangkan satu sama lain. Secara matematis, angka tidak

    dapat ditambahkan kecuali mereka dari domain yang sama. Sama seperti tidak masuk akal untuk

    menambahkan bersama-sama dolar Amerika Serikat dan dolar Hong Kong, atau dolar Kanada dan

    dolar Australia, sehingga sama-sama tidak logis untuk menambah dolar Australia 1990 dan dolar

    2005.

    Apa yang sering disebut sebagai masalah inflasi, dengan mengacu pada laporan keuangan,

    adalah masalah yang mempengaruhi skala. Ini adalah masalah matematika yang berkaitan dengan

    membuat penyesuaian yang tepat untuk hasil 'tongkat pengukur' sehingga pengukuran tahun yang

    berbeda sebanding. Ini bukan masalah yang sama seperti memutuskan apakah biaya historis, atau

    biaya saat ini, atau exit price yang harus digunakan.

    Confusion Between Price Level Adjustements and Current Cost

    Istilah current cost dan exit price tidak sama dengan inflation accounting systems. Inflasi

    adalah perubahan harga pada level yang umum, di mana current cost dan exit price adalah

    perubahan harga spesifik di aset perusahaan tersebut. Harga yang spesifik tersebut bisa bergerak

    searah dengan gerakan inflasi secara umum atau bisa juga tidak searah, juga belum tentu berubah

    pada tingkatan yang sama dengan inflasi. Penyesuaian nilai aset pada exit price dan current cost

    tidak berhubungan dengan skala pengukuran tetapi berhubungan dengan nilai ekonomis dari

    komoditas tertentu.

    Penyesuaian level harga secara umum tidak merubah harga yang digunakan untuk

    menggambarkan nilai ekonomis, seperti historical cost atau current cost, yang berubah hanya

    skalanya saja. Sebagai contoh, sebidang tanah dibeli pada tahun 2000 dengan harga $100.000 pada

    saat general price index adalah 100, dan dijual pada tahun 2012 dengan harga $220.000 pada saat

    general index adalah 150.

    Pada skala nominal dollar, perhitungan gain adalah sebagai berikut :

    Sales price in 2012 $220.000

    Cost in 2000 100.000

    Gain 120.000

    Pada skala kemampuan beli dollar, perhitungan gain adalah sebagai berikut :

    Sales price in 2012 $220.000

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Cost restated to 2012 dollars

    $100.000 x (150/100) 150.000

    Gain (real) 70.000

    Dari gain sebesar $120.000, didapati hanya $70.000 yang nyata dan $50.000 adalah fiksi

    akibat dari inflasi.

    Perlu dicatat bahwa $150.000 tetap menjadi historical cost, tetapi historical cost yang diukur

    berdasarkan skala kemampuan beli bukan pada skala nominal dollar.

    Profit muncul dikarenakan perubahan dari nilai, bukan skala dari aset atau kewajiban

    (liabilities). Tetapi muncul pertanyaan kenapa perubahan dari skala nominal dollar ke skala

    kemampuan beli dollar menciptakan kemampuan beli gain atau loss dan perbedaan pada profit,

    yang terkadang dari positif menjadi negatif. Alasannya adalah perubahan dari skala yang awal ke

    skala berikutnya menciptakan koreksi atas nilai dollar yang berubah.

    Harus selalu dipahami bahwa unit yang mengukur nilai ekonomis adalah kemampuan

    membeli. Sebuah buku text akuntansi yang dipublikasi pada tahun 1894 menyatakan bahwa nilai

    dari properti ditentukan dari kemampuan membelinya. Alasan untuk menggunakan skala nominal

    dollar dikarenakan kemudahannya dan kepercayaan bahwa kesalah yang disebabkan karena

    perbedaan kemampuan membeli dari dollar sepanjang tahun adalah minimal. Perubahan dari

    nominal dolar ke kemampuan membeli dari skala dollar membutuhkan koreksi dari unit

    pengukurnya, yaitu dollar, koreksi ini akan menciptakan efek profit.

    Pilihan Index

    Istilah Inflasi berkaitan dengan kenaikan tingkat harga secara umum. Inflasi hanya dapat

    diukur seara tidak langsung melalui index harga umum. The Australian Acoounting Profession

    menyarankan current cost accounting. Tidak terdapat perdebatan mengenai isu berkaitan dengan

    pemilihan index yang sesuai untuk penyesuaian harga, namun Barton menitikberatkan tiga alternatif

    umum yang biasa digunakan :

    - Gross Domestic Product (GDP) Implicit Deflator dikeluarkan oleh pemerintah federal dan

    merupakan index paling komprehensif yang tersedia karena sudah mencakup seluruh barang

    dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Akan tetapi, perubahan di kemampuan

    membeli yang sebenarnya tidak diukur dan merupakan hal yang sangat umum dalam

    praktik. Index ini dipublikasikan setiap tiga bulan oleh Australian Bureau of Statistics.

    - Consumer Price Index (CPI) index yang membatasi hanya pada barang konsumsi. Indeks ini

    mengecualikan barang investasi dan tidak termasuk di dalamnya barang yang secara umum

    dibeli oleh entitas bisnis. CPI dipublikasi setiap tiga bulan di Government Gazette.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    - Investment Prices Index merefleksikan bentuk tertentu dari perubahan padah harga

    barang investasi. Indeks ini mungkin sesuai untuk beberapa entitas tetapi mengalami

    kesulitan aplikatif sama seperti kedua indeks yang sebelumnya.

    Objections to Price Level Adjustments

    Dalam praktiknya terdapat sejumlah keberatan terhadap penggunaan daya beli skala dolar:

    1. Salah satu keberatan adalah kebingungan dan kesalahpahaman tentang makna hasil. Orang-

    orang, termasuk akuntan, tidak terbiasa berpikir dalam istilah tersebut. Pada tahun 1973, di

    Inggris, Standards Steering Committee (sekarang disebut Komite Standar Akuntansi)

    merekomendasikan dalam draft eksposur bahwa laporan keuangan biaya historis

    disesuaikan untuk perubahan dalam tingkat harga umum. Pada tahun 1974, Komite

    mengeluarkan pernyataan sementara yang berisi dasarnya ketentuan yang sama seperti

    draft. Itu tidak mengikat tetapi, pada tahun 1975, banyak perusahaan menerbitkan data

    tambahan yang direkomendasikan prosedur ini kemudian ditinggalkan untuk beberapa

    alasan, salah satunya adalah kebingungan yang ditimbulkannya.

    2. Keberatan lain adalah biaya pelaksanaan. Sejumlah tes bidang penerapan penyajian kembali

    tingkat harga yang telah dibuat yang menunjukkan bahwa pada awalnya ada beberapa biaya

    tambahan, tapi setelah itu biaya adalah minimal.

    3. Pertimbangan ketiga adalah masalah memilih indeks yang tepat. Dikatakan bahwa tidak ada

    indeks umum yang menjadi representasi sempurna yang dimaksudkan untuk mengukur

    perubahan harga semua barang dan jasa. Sampel indeks mungkin tidak dipilih dengan benar,

    atau mungkin tidak relevan bagi suatu perusahaan.

    4. Argumen keempat adalah bahwa informasi yang tidak berguna bagi pengguna.

    Whittington menguraikan dua kritik dasar penyesuaian tingkat harga:

    Two board lines of attack have been mounted against this case: firstly, that the general

    index adjustment of historical cost is an inappropriate method of valuing assets and

    liabilities and, secondly, that the general index adjustment does not reflect accurately the

    change in the cost of living of the individual shareholder, or the cost of the goods which the

    firm will need to buy in order to maintain its assets intact.

    Evidence on Usefulness of Price Level Adjusted Data

    Sebuah studi awal pada manfaat informasi dolar konstan dilakukan oleh Dyckman, Dia menggunakan

    analis keuangan untuk sebuah pertanyaan investasi tentang hipotetis dua perusahaan. Para analis

    diberi tiga jenis informasi:

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    - laporan konvensional (tidak disesuaikan)

    - laporan konvensional (tidak disesuaikan) ditambah laporan disesuaikan

    - Laporan disesuaikan saja.

    Dyckman menyimpulkan bahwa informasi inflasi disesuaikan dapat mempengaruhi evaluasi

    investasi, tapi tidak kuat. Namun, penelitian selanjutnya menggunakan siswa sebagai subyek telah

    gagal untuk menetapkan perbedaan-perbedaan tersebut.

    Studi-studi berikut menunjukkan respon negatif terhadap informasi dolar konstan.

    o Backer mewawancarai 72 analis keuangan, 74 bankir dan 109 eksekutif keuangan. Dia

    menemukan bahwa 71 dari 72 analis keuangan tidak mendukung untuk membuat penyesuaian

    untuk inflasi. Para bankir secara bulat menentang informasi dolar konstan dan semua kecuali 4

    dari 109 eksekutif keuangan memiliki pendapat yang sama.

    o Buzby mengirimkan kuesioner kepada para analis keuangan. Meminta mereka untuk memberi

    peringkat 38 item sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi tentang dampak perubahan

    harga peringkat dua puluh delapan. Chandra, dalam dua analisis yang berbeda, ditemukan hasil

    serupa. Stanga mengirimkan kuesioner untuk 800 analis keuangan dan meminta mereka untuk

    memberi peringkat 79 item dalam urutan kepentingan: Mereka memberikan peringkat terakhir

    untuk laporan keuangan disesuaikan dengan perubahan daya beli.

    o Benston dan Krasney memutuskan untuk mengukur pendapat mereka tentang nilai saat ini dan

    tingkat harga informasi disesuaikan. Para responden kuesioner tersebut dikategorikan sebagai

    petugas penempatan langsung (DP) atau investasi saham biasa (CSI). lima pilihan disajikan

    kepada para eksekutif yang informasi berdasarkan GAAP, biaya penggantian, dolar konstan, nilai

    sekarang dan harga keluaran. Sebagai dasar penilaian pilihan tunggal untuk semua laporan

    keuangan, persentase seleksi oleh petugas DP adalah: Tak seorang pun menginginkan nilai saat

    ini.

    o Sebaliknya, sebuah studi oleh Casey dan Sandretto menunjukkan reaksi yang relatif positif

    terhadap dengan penggunaan informasi data 25 dolar konstan untuk penyesuaian inflasi.

    o Dalam penelitian Pernyataan 33 FASB, Beaver dan Landsman menggambarkan hubungan antara

    pengembalian investasi sekuritas dan data disajikan kembali untuk efek inflasi dan perubahan

    harga lainnya. Mereka meneliti kemampuan Pernyataan 33 Data Tambahan untuk menjelaskan

    perubahan harga saham relatif terhadap keuntungan biaya historis. Mereka menyimpulkan

    bahwa keuntungan di bawah Pernyataan 33 tidak memberikan informasi tambahan dari yang

    sudah disediakan oleh keuntungan biaya historis. Berdasarkan sampel acak dari 267 petugas

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    pinjaman bank komersial, Maksy menemukan bahwa pengungkapan Pernyataan 33 tidak

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Proses keputusan pemberi pinjaman.

    o Dalam studi mereka, Bar-Yosef dan Lev mengajukan pertanyaan. Apakah perusahaan

    memperhitungkan efek inflasi pada pendapatan ketika membuat keputusan dividen mereka?

    "Jawabannya adalah tidak. Mereka menyimpulkan bahwa Pernyataan 33 Data percakapan

    informasi yang berguna sedikit tentang keputusan dividen perusahaan.

    o Kantor Akuntan Arthur Young melakukan survei analis keuangan untuk menentukan tingkat

    penggunaan data pernyataan 33. Hampir setengah dari 190 responden menunjukkan bahwa

    mereka menggunakan informasi tersebut dan sisanya mengatakan mereka tidak. Dari mereka

    yang tidak, yang paling banyak digunakan informasi hanya kadang-kadang. Survei ini

    menghasilkan beberapa bukti untuk mendukung anggapan bahwa analis yang melakukan

    menggunakan informasi tersebut menghabiskan banyak waktu mencoba untuk memahaminya.

    Alasan yang diberikan untuk tidak menggunakan Data Pernyataan 33 adalah:

    non-komparatif informasi antara perusahaan

    kurangnya relevansi dan keandalan

    ketersediaan informasi di tempat lain.

    Bertentangan dengan hasil peneliti dibahas, Hasil-nya menunjukkan peningkatan 34% pada kekuatan

    penjelas untuk data disesuaikan tingkat harga. Hal ini menunjukkan, ia menyatakan,: penyesuaian

    informasi dengan inflasi mungkin berguna dalam konteks penilaian risiko. Hasilnya juga konsisten, ia

    menunjukkan, dengan pandangan bahwa pasar membuat penyesuaian data historis untuk

    mencerminkan dampak inflasi.

    o Baran, Lakonishok dan Ofer melakukan penelitian serupa dari 242 perusahaan besar di atas 18

    tahun. Kriteria yang digunakan adalah tingkat relatif dari hubungan antara ukuran akuntansi

    alternatif dan perilaku harga sekuritas. Mereka sampai pada kesimpulan yang sama dengan

    singkat: bahwa tingkat harga data yang disajikan kembali berisi informasi yang tidak termasuk

    dalam laporan biaya historis yang disesuaikan. Mereka percaya investigasi mereka

    mengungkapkan bahwa 'investor berusaha untuk menyesuaikan data biaya historis untuk

    perubahan dalam daya beli uang dan mendasarkan keputusan investasi mereka pada data

    disajikan kembali' .

    o Bublitz, Frecka dan McKeown berpendapat bahwa studi Beaver dan Landsman mendapatkan

    temuan serius, mereka menyimpulkan bahwa Data Pernyataan 33 sangat signifikan sebagai

    penjelas tambahan. Ketika Murdock melakukan penelitian serupa dengan Beaver dan Landsman

    untuk periode 1980-1982, penelitiannya terkonsentrasi pada isi informasi Pernyataan 33

    pengembalian ekuitas relatif terhadap pengembalian biaya historis atas ekuitas. Dia

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    menyimpulkan bahwa pengembalian dolar konstan menambah kekuatan penjelas dari data

    historis.

    o Lobo dan Lagu melakukan penelitian untuk periode 3 tahun 1980-1982, di mana desain

    penelitian mereka mengambil keuntungan dari perbedaan waktu antara tanggal rilis dari sejarah

    pendapatan biaya dalam The Wall Street Journal dan tanggal rilis keuntungan dalam laporan

    Pernyataan 33. Mereka menyimpulkan bahwa konstanta "dollar Laba operasional memiliki

    informasi tambahan atas keuntungan biaya historis

    Salah satu alasan pengambilan keputusan secara cepat adalah intuitisi, berdasarkan pengalaman

    mereka, mereka tahu bahwa informasi dolar konstan tidak lebih berguna daripada data yang

    disesuaikan. Alasan lain, sebagaimana diisyaratkan oleh beberapa peneliti, adalah bahwa kurangnya

    keakraban dengan kompleksitas dan informasi tersebut telah membuat mereka menolak untuk itu.

    Meskipun sebagian besar dari bukti empiris menunjukkan bahwa pengguna tidak menemukan

    informasi dolar konstan lebih berguna daripada data biaya historis disesuaikan, masih diperdebatkan

    apakah ini karena kurangnya sebenarnya isi informasi tambahan dari bekas atau kurangnya

    pengguna dari keakraban dengan data tersebut.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    CHAPTER 2: REVENUE

    Nature Of Revenue

    Definisi Pendapatan

    IAS 18

    Pendapatan adalah arus masuk dalam bentuk manfaat ekonomi selama periode akuntansi, yang

    timbul dari kegiatan utama dari perusahaan, selain meningkat sehubungan dengan kontribusi

    dari pemilik ekuitas.

    Contoh: perusahaan mobil, pendapatan diperoleh dari penjualan mobil yang dapat meningkatkan

    aset, sehingga modal bertambah karena berasal dari laba.

    IASB

    Pendapatan adalah arus masuk dalam bentuk manfaat ekonomi selama periode akuntansi yang

    menyebabkan kenaikan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas,

    selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemilik ekuitas.

    Contoh: pendapatan ditangguhkan, sewa gedung 5 tahun dibayar tapi belum digunakan dinamakan

    utang, jika sudah dipakai 1tahun bisa mengakibatkan penurunan kewajiban.

    FASB

    Pendapatan adalah arus masuk yang menyebabkan peningkatan aset dari suatu entitas atau

    penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama periode akuntansi karena

    penyerahan atau produksi barang, memberikan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan

    kegiatan operasional utama dari perusahaan.

    Contoh: penjualan dengan menggunakan DP

    Perilaku Pendapatan

    Kegiatan operasional badan usaha

    Pendapatan bukan hanya sejumlah uang. Paton dan Littleton mengatakan, pendapatan

    menunjukkan prestasi dari perusahaan. Ini adalah ukuran kinerja kotor dari perusahaan sebagai

    entitas bisnis yang menghasilkan keuntungan. Ketika beban yang dilihat sebagai mewakili upaya

    perusahaan, maka hasil pendapatan dan beban disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan

    pencapaian bersih dari perusahaan ini adalah pandangan perilaku pendapatan, beban dan

    keuntungan. Pendapatan mewakili kenaikan total nilai aset (atau penurunan nilai kewajiban) dan

    modal selain tambahan investasi oleh pemilik. Pendapatan umumnya muncul karena entitas

    melakukan kegiatan operasional untuk mewujudkannya.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Bedford menekankan pandangan operasional pendapatan dan laba, dimana laba

    didefinisikan dalam hal operasi tertentu dilakukan oleh entitas bukannya hanya hasil penerapan

    metode akuntansi. Laba muncul hanya dari kegiatan yang ditujukan operasi bisnis. Jadi, kenaikan

    tertentu dan penurunan nilai dikeluarkan, seperti yang berasal dari transaksi obligasi pemerintah,

    hadiah dan sumbangan, karena mereka tidak dianggap sebagai kegiatan yang menghasilkan

    keuntungan bisnis. Operasi bisnis umum yang ditetapkan oleh Bedford adalah:

    - akuisisi sumber daya uang

    - akuisisi layanan

    - penggunaan layanan

    - rekombinasi jasa yang diperoleh

    - disposisi layanan

    - distribusi sumber daya uang

    contoh: jasa transportasi, harus menyiapkan modal (akuisisi uang dari investor atau pihak lain),

    rekrut karyawan, melakukan kombinasi, penyerahan produk, mengalokasikan sumberdaya yang

    diperlukan.

    Proses Pendapatan

    Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat keuntungan, secara keseluruhan, yang

    disebut proses produktif. Menurut Bedford, proses produksi terdiri dari:

    Pembelian input jasa produksi penyimpanan produk penjualan kredit penerimaan uang garansi.

    Recognition Of Revenue

    Perspektif Historis

    Selama abad ke-19, pendapatan (laba) bisnis diakui berdasarkan peningkatan nilai bersih.

    Chatfield menyatakan bahwa ini dilakukan baik dengan kebijakan akuntansi replacement atau

    dengan penilaian aset secara periodik. Saat ini, prinsip pengakuan atau realisasi tidak selalu menjadi

    standar praktik akuntansi.

    Pandangan peningkatan nilai bersih pelan-pelan tergantikan dengan ide bahwa pendapatan

    harus direalisasi. Pergantian ini muncul karena penggunaan aset tidak lancar terspesialisasi oleh

    perusahaan menjadi signifikan dalam periode antara Perang Dunia I dan tahun 1930an. Menentukan

    nilai aset tersebut adalah sulit, sehingga membuat perhitungan perubahan nilai aset lebih sulit untuk

    dipastikan.

    Pengertian pendapatan menurut Jordan CJ:

    Istilah pendapatan bukanlah istilah seni, dan apa bentuk penerimaan yang dipahami di

    dalamnya, dan apa prinsip yang digunakan untuk memastikan berapa banyak penerimaan yang

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    seharusnya diperlakukan sebagai pendapatan, harus ditentukan sejalan dengan konsep umum dan

    usages of mankind, kecuali selama peraturan menyatakan atau mengindikasikan keinginan bahwa

    penerimaan yang bukan pendapatan dalam keseharian diperlakukan sebagai pendapatan, atau

    bahwa peraturan khusus diberlakukan terhadap jumlah kena pajak dari penerimaan tersebut.

    Menurut Ryan, konsep umum manusia mencakup tiga jenis penerimaan:

    Remunerasi bagi layanan personal;

    Pendapatan dari properti;

    Pendapatan dari keberlangsungan bisnis.

    Ryan hendak menyatakan bahwa definisi ini akan mengecualikan penerimaan yang berasal

    dari modal.

    Penjelasan tentang pendapatan dan modal menurut Pitney J dari Mahkamah Agung AS:

    Hubungan dasar antara modal dan pendapatan telah banyak didiskusikan oleh ekonom, yang

    sebelumnya dihubungkan dengan pohon atau tanah, kemudian menjadi dengan buah atau hasil

    panen... untuk diukur dengan alirannya selama periode waktu.

    Mengenai masalah pengakuan pendapatan, Hughes menyatakan bahwa:

    Dari eksistensi-nya lah pendapatan seharusnya diakui. Potensial saja tidaklah cukup...

    Pendapatan memerlukan pemisahan dan realisasi. Peningkatan hutan bukanlah pendapatan

    hingga ditebang. Peningkatan nilai tanah akibat pertumbuhan dan kemakmuran komunitas

    bukanlah pendapatan hingga direalisasi. Ketika investasi dipertimbangkan, tidak ada pendapatan

    hingga ada keuntungan terpisah dan terealisasi.

    Di Australia ada dua kasus yang membantu menggambarkan pembedaan antara pendapatan

    dan modal, yang diringkas oleh Ryan. Keduanya terkait foreign exchange gains. Dalam kasus

    pertama, perusahaan meminjam dana dari AS sebagai penambah modal Dalam pembayaran

    berikutnya, perusahaan mengakui gain karena Dolar Australia menguat terhadap US Dolar. Dalam

    kasus ini, pengadilan menyatakan bahwa gain tersebut adalah modal, karena tujuan dasar dari

    pinjaman adalah untuk memperkuat entitas bisnis; bukan bagian proses operasi organisasi untuk

    menghasilkan imbal jasa reguler. Dalam kasus kedua exchange gains diakui sebagai penambah laba,

    karena gain merupakan konsekuensi dari pembelian barang dalam tahun-tahun sebelumnya. Hal ini

    mewakili imbal jasa dari kegiatan dagang perusahaan. Prinsip bahwa laba mensyaratkan

    pemutusan, pemisahan dari modal dalam transaksi pertukaran, semakin dominan dalam ranah

    hukum. Namun demikian, akuntan tidak ragu untuk mengakui foreign currency gain sebagai

    pendapatan. IAS 21/AASB 121 The Effect of Changes in Foreign Currency Rates (dan turunannya di

    Australia, AASB 1012 Foreign Currency Translation) mengatur bahwa kebanyakan exchange rates

    gains dari pinjaman jangka panjang (atau piutang) diakui sebagai laba atau rugi dalam periode

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    terjadinya (Paragraf 28). Sebelum 1987, ikatan profesi mengatur bahwa currency gains tersebut

    diakui sebagai pendapatan secara progresif selama masa item moneter terkait.

    Chatfield menunjukkan bahwa penggunaan resmi pertama kali kata realisasi terjadi tahun

    1932 dalam korespondensi antara komite khusus The American Institute dan The New York Stock

    Exchange. Komite khusus tersebut mendukung kriteria pengakuan dan menolak metode penilaian

    aset. Selanjutnya, revaluasi menaik atas aset non-lancar tidak dizinkan dalam US GAAP.

    Kriteria pengakuan pendapatan

    Peristiwa di atas membuat akuntan sadar akan perlunya bukti obyektif cukup untuk

    mendukung perubahan dalam nilai jika ingin dicatat sebagai pendapatan. Pertanyaannya adalah:

    Pada titik mana dalam proses earning pendapatan dapat dicatat sebesar yang dihasilkan karena

    adanya bukti cukup?

    Pengakuan pendapatan mungkin terjadi dalam beberapa tahap dalam siklus operasi

    (pendapatan) perusahaan, seperti dijelaskan dalam gambar 17.2. Hal ini dijelaskan oleh Coombes

    dan Martin sebagai berikut:

    1) Pada poin 5 dalam industri konstruksi untuk kontrak konstruksi jangka panjang;

    2) Pada poin 7 ketika ada kewajiban dari pembeli untuk mengambil barang;

    3) Pada poin 8 dalam banyak kasus;

    4) Pada poin 9 oleh beberapa praktik profesional dan untuk instalment credit sales.

    Selama bertahun-tahun, berdasarkan kebutuhan akan bukti obyektif, tiga kriteria

    dikembangkan untuk meyakinkan apakah pendapatan atau gain seharusnya diakui. Kriteria

    pengakuan didasarkan pada kebutuhan akan informasi akuntansi yang relevan dan handal, tetapi

    secara tradisional, penekanan lebih kepada yang terakhir. Tiga kriteria tersebut yaitu:

    Keterukuran nilai aset;

    Eksistensi transaksi;

    Penyelesaian subtansial atas proses pendapatan.

    Analisis Kriteria Pengakuan Pendapatan

    Keterukuran nilai aset

    Karena pendapatan utamanya adalah aliran masuk yang meningkatkan nilai total aset

    perusahaan, dengan peningkatan bersama dari ekuitas kriteria ini cukup beralasan. Jika tidak ada

    aliran masuk dari nilai aset yang dapat ditentukan secara obyektif, pendapatan tidak dapat dihitung

    secara obyektif. Penggunaan pengukuran nilai wajar dalam standar seperti IAS 39/AASB 139

    Financial Instruments: Recognition and Measurement, IAS 40/AASB 140 Investment Property dan IAS

    41/AASB 141 Agriculture juga fokus pada peningkatan aset, tanpa aliran masuk aktual atau fisik aset.

    Dalam kasus tersebut, kasus utama masih obyektivitas. Hal ini memerlukan basis valid untuk

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    mengukur peningkatan (kenaikan nilai) aset. Artinya validitas teknik pengukuran yang tepat yang

    menghasilkan lebih banyak pandangan konservatif di masa lalu. Pandangan ini mempertimbangkan

    peningkatan nilai aset seperti gains untuk dicatat ketika secara nyata terealisasi. Dalam akuntansi

    nilai wajar, perubahan dalam nilai aset dilaporkan sebagai beban atau pendapatan yang dihasilkan

    dari menahan aset. Hal ini sepenuhnya konsisten dengan pendekatan akuntansi akrual, namun tidak

    konsisten dengan konservatisme biaya historis dan konsep realisasi.

    Haruskah aset menjadi likuid?

    FASB menyatakan bahwa pendapatan dan gains secara umum tidak diakui hingga terealisasi

    atau dapat direalisasi. Sudut pandang ini didukung oleh AARF dalam Theory Monograph No.3. Istilah

    terealisasi berarti bahwa aset diterima berupa kas atau klaim atas kas dan dapat direalisasi

    berarti aset yang diterima siap untuk dikonversi ke dalam jumlah kas yang diketahui atau klaim atas

    kas.

    1. Merencanakan

    ide

    8. Mengantarkan

    barang kepada

    pelanggan

    2. Melakukan

    pembelian (misal

    persediaan)

    3. Menerima

    pesanan sebelum

    memulai produksi

    4. Memulai

    produksi

    5. Produksi

    progresif

    menyeluruh

    9. Menerima

    kas

    7. Menerima

    pesanan setelah

    produksi

    6. Menyelesaikan

    produksi

    Figure 17.2

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Haruskah aset yang diterima likuid sebelum pendapatan dapat dicatat? Bagaimana dengan

    transaksi barter? Pada satu waktu, pendapat dominan adalah bahwa aset yang diterima harus likuid.

    Paton dan Littleton menjelaskan masalah ini:

    Pendapatan direalisasi, menurut pandangan dominan, ketika dibuktikan dengan penerimaan kas

    atau piutang, atau aset likuid baru lainnya.

    Literatur The Theory Monograph telah membuat ambigu istilah realisasi dan pengakuan.

    Oleh karena itu, penulis literatur mengusulkan definisi realisasi sebagai:

    Realisasi sebaiknya diartikan secara langsung terkait penerimaan kas atau klaim legal atas kas dan

    sebaiknya tidak merujuk kepada masalah yang lebih luas tentang pengakuan pendapatan.

    Pendapat tersebut cukup dapat diterima, karena pengakuan dapat dilakukan perusahaan

    pada titik manapun yang dipertimbangkan untuk mengakomodasi kriteria pengakuan lebih komplek,

    sementara realisasi hanya dapat dilakukan ketika kas atau setara kas dalam aset secara aktual

    diterima bisnis.

    Menurut komite pelaporan The American Accounting Association, alasan posisi FASB yang

    mengatur pendapatan agar terealisasi atau dapat direalisasi sebelum diakui adalah untuk mencegah

    manajemen dari mengurangi modal kerja perusahaan dengan membagi dividen ketika perusahaan

    dalam kondisi kekurangan aset likuid, atau membagi dividen dari modal diinvestasikan. Alasan

    lainnya adalah ketentuan hukum bahwa dividen dibayarkan dari laba.

    Jika perusahaan berniat menjual kebanyakan output untuk aset non-lancar, sehingga

    membatasi posisi kas, maka itu adalah masalah entitas, bukan akuntan. Akuntansi dibutuhkan untuk

    membantu manajer membuat keputusan, bukan membuat keputusan bagi mereka.

    Pengakuan membutuhkan aliran masuk aset atau perubahan terukur nilai aset, sementara

    realisasi membutuhkan aliran masuk aset likuid.

    Ketertagihan

    Salah satu aspek kriteria keterukuran adalah apakah ketertagihan aset cukup meyakinkan.

    Keterukuran nilai aset berhubungan dengan ketertagihannya. Ketertagihan adalah masalah

    penilaian, biasanya berdasarkan pengalaman terdahulu perusahaan. Semakin lama periode

    penagihan, semakin tidak pasti apakah semua kas akan tertagih. Menentukan ketertagihan adalah

    tentang mengatasi ketidakpastian terkait realisasi pendapatan.

    Mengatasi ketidakpastian dengan demikian penting bagi pengakuan pendapatan. Coombes

    dan Martin menyatakan bahwa:

    Jika mengatasi ketidakpastian diterima sebagai kriteria penting pengakuan pendapatan, maka perlu

    untuk mengusahakan keterukuran dan ketetapan (permanence) sebagai kondisi yang harus

    diwujudkan sebelum ketidakpastian diatasi.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Dalam pengertian ini, keterukuran terkait dengan kemampuan obyektif untuk

    memberikan nilai pada penjualan. Istilah obyektif dapat secara luas diartikan sebagai ke-

    tidakbias-an, dan bergantung pada pemeriksaan oleh pemeriksa kompeten lainnya. Faktor kedua,

    ketetapan menekankan bahwa, sekali diakui, sebaiknya tidak ada alasan untuk setelahnya

    membalik pendapatan keluar dari akun.

    Eksistensi Transaksi

    Ketika pihak eksternal dalam transaksi arms-length mau membayar harga yang ditentukan

    untuk produk perusahaan, transaksi ini tentunya merupakan bukti obyektif peningkatan nilai

    perusahaan. Pihak eksternal memberikan bukti pendukung nilai output. Saat ini, kecuali dalam kasus

    tertentu, perusahaan merupakan peserta langsung transaksi. Perhatikan bahwa jika memaksa

    perusahaan menjadi bagian dari transaksi sebelum pendapatan dapat diakui, maka biaya historis

    menjadi basis yang paling mungkin untuk penilaian aset. Dengan demikian, tidak mengherankan jika

    pengkritik kriteria ini cenderung mendukung akuntansi current cost dan exit price. Mereka

    berpendapat bahwa perusahaan tidak perlu menjadi bagian dari transaksi, tetapi transaksi pasar

    secara umum saja sudah cukup. Jika ini dimungkinkan, maka aset dapat direvaluasi dan gain dicatat

    sebelum penjualan.

    Kita seharusnya tidak lupa dengan fakta bahwa keinginan bertransaksi adalah karena

    kebutuhan akan bukti obyektif. Apakah mungkin untuk mendapatkan bukti obyektif terkait harga

    output perusahaan tanpa mengharuskan transaksi eksternal melibatkan perusahaan? Banyak

    akuntan percaya bahwa transaksi pasar, bahkan tanpa keterlibatan langsung perusahaan,

    memberikan bukti cukup atas nilai persediaan perusahaan. Faktanya pada saat ini ada banyak

    contoh dimana nilai pasar digunakan sebagai nilai persediaan atau aset lain dan pendapatan atau

    gain dicatat. Contohnya, persediaan produk tertentu, seperti tepung dan gandum, dapat dinilai pada

    current market price.

    Mengapa kita mengizinkan perusahaan menjual salah satu produknya untuk mencatat

    pendapatan, meskipun tidak ada transaksi dimana perusahaan menjadi bagian langsung?

    Jawabannya adalah bahwa profesi mengakui bahwa bukti obyektif yang cukup ada sebelum saat

    penjualan. Output secara praktik dijamin untuk terjual. Kesimpulannya adalah bukti obyektif lah

    yang menjadi faktor penting, bukan transaksi itu sendiri.

    Banyak contoh penggunaan nilai pasar sebagai basis penilaian yang ada saat ini bagi orang

    yang mengatakan bahwa nilai pasar tidak mewakili bukti obyektif yang cukup. Benar bahwa dalam

    beberapa kasus nilai pasar tidak dapat diandalkan, namun kita tidak dapat meminta bahwa dalam

    semua kasus perusahaan harus menjadi bagian langsung dalam transaksi sebelum pendapatan atau

    gain dapat diakui.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Uji transaksi cocok dalam mayoritas kasus untuk memvalidasi pengakuan pendapatan.

    Namun demikian, penulis Theory Monograph No. 3 berpendapat bahwa ada masalah terkait

    kebiasan yang melekat pada kata transaksi. Akibatnya, uji transaksi sering digunakan bersamaan

    dengan tes terkait, seperti tes realisasi. Martin dan Coombes menyatakan bahwa:

    Dalam beberapa tahun terakhir, uji transaksi menjadi kurang persuasif, terutama di Australia. Aset

    mungkin direvaluasi atau didevaluasi dan seringkali valuation gain timbul sebagai pendapatan.

    Persyaratan terjadinya transaksi mungkin diperlukan namun bukan kondisi cukup untuk

    menghasilkan pendapatan.

    Penyelesaian Subtansial atas Proses Pendapatan

    Kriteria ini, tidak secara eksplisit dinyatakan dalam Framework, fokus kepada pernyataan

    bahwa pendapatan tidak dihasilkan (earned) hingga perusahaan telah melakukan sebagian besar

    aktivitas yang dengannya perusahaan menghasilkan pendapatan. Agar kriteria ini dapat digunakan,

    pendapatan tidak dipertimbangkan telah dihasilkan hingga perusahaan telah melakukan sesuatu.

    Contohnya, penandatanganan kontrak dalam banyak kasus tidak menghasilkan pendapatan karena

    tidak ada kinerja oleh penjual pada titik tersebut.

    Ketika sebagian besar operasi yang merupakan proses pendapatan telah dilakukan oleh

    perusahaan, maka biaya yang terkait dengan operasi tersebut juga dapat ditentukan. Total biaya

    dapat diketahui dengan sedikit ketidakpastian, karena apapun future cost yang mungkin ada dapat

    ditentukan dengan mudah. Bukti obyektif yang kita cari untuk mendukung peningkatan nilai

    berhubungan dengan penentuan obyektif atas biaya.

    Uji penyelesaian-proses-pendapatan mucul dari kesulitan subyektif terkait uji yang

    dijelaskan dalam pernyataan berikut:

    Kesulitannya adalah bahwa pendapatan mungkin dihasilkan dari beberapa aktivitas, dari produksi

    hingga penjualan sampai penerimaan pendapatan dan dalam kenyataan yang proses berkelanjutan.

    Masalah yang akan dihadapi oleh mereka yang akan menggunakan uji proses pendapatan adalah

    pemilihan titik dimana pendapatan mungkin dihasilkan.

    Myers mempertimbangkan masalah ini dengan menyarankan kriteria peristiwa penting:

    Laba dihasilkan pada saat membuat keputusan terpenting atau melakukan aktivitas tersulit dalam

    siklus transaksi lengkap.

    Tambahan Materi

    Secara definisi, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

    dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan

    ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

    Sesuatu dikatakan sebagai pendapatan jika berasal dari:

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Penjualan barang;

    Penjualan jasa;

    Penggunaan asset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden.

    Penjualan barang ini meliputi barang yang diproduksi (manufactured) atau barang yang

    dibeli dengan tujuan dijual kembali dalam suatu siklus operasi entitas. Untuk pendapatan yang

    dihasilkan dari aktivitas sewa menyewa tidak dijelaskan dalam pembahasan ini karena ada PSAK

    tersendiri yang membahas tentang hal tersebut.

    Permasalahan yang mungkin timbul dari pengakuan pendapatan adalah kapan pendapatan

    bisa diakui oleh suatu entitas?

    Menurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK 23, suatu entitas dapat

    mengakui pendapatan jika memenuhi kriteria di bawah ini:

    Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada

    pembeli.

    Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas

    barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

    Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.

    Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke

    entitas dan.

    Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut

    dapat diukur secara handal.

    Sedangkan menurut IAS 18, pendapatan dapat diakui oleh entitas ketika risiko yang melekat

    pada barang atau jasa telah berpindah ke pembeli atau pengguna jasa. Hal ini agaknya sedikit lebih

    longgar dibandingkan dengan ketentuan yang diterapkan oleh US-GAAP sebelumnya dimana

    pendapatan diakui ketika sudah memenuhi dua kriteria yaitu earned dan realized selama kedua

    kriteria tersebut belum terpenuhi maka entitas belum dapat mengakui pendapatan, tetapi tetap

    harus mengakui beban yang timbul dari usaha memperoleh pendapatan tersebut.

    IFRS dalam IAS 18 menyebutkan bahwa entitas harus memenuhi dua kriteria yang tidak

    boleh dipisahkan dalam mengakui pendapatan yaitu:

    a) Risiko yang melekat pada pada barang dan jasa (yang diperjualbelikan) berpindah ke pembeli

    b) Ketentuan a akan tidak berlaku jika barang atau jasa yang diserahkan secara penuh (dan risiko

    yang melekat pada barang/jasa tersebut berpindah ke pembeli) namun kepastian

    pembayaran dari pembeli tidak dapat di ukur secara handal, maka entitas belum dapat

    mengakuinya sebagai pendapatan.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Bagaimana dengan penjualan barang secara konsinyasi? Apakah pendapatan atas penjualan

    tersebut bisa kita akui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 23? Jawabannya adalah tidak bisa

    karena pada penjualan konsinyasi, tidak terdapat perpindahan risiko baik secara keseluruhan atau

    secara signifikan dibuktikan dengan masih diakuinya penjualan konsinyasi tersebut sebagai

    persediaan penjual, kemudian penjual juga belum bisa memastikan berapakah jumlah barang yang

    terjual.

    Pada kasus lain, biasanya ketika terjadi penjualan barang disertakan perjanjian mengenai

    retur karena barang rusak atau barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli,

    dalam hal ini menurut ketentuan PSAK 23 dan IAS 18, penjual bisa saja mengakui pendapatan atas

    penjualan barang tersebut selama:

    a) Penjual bisa mengestimasi berapakah jumlah retur secara handal

    b) Biaya yang menyertai penjualan dan retur tersebut bisa diestimasi

    Jika kedua kriteria diatas tidak bisa dipenuhi oleh penjual maka penjual belum bisa mengakui

    pendapatan, namun biaya yang timbul dalam rangka memperoleh pendapatan harus diakui sebagai

    beban berjalan.

    Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara

    signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian. Pada umumnya, pemindahan risiko dan manfaat

    kepemilikan terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas

    barang tersebut kepada pembeli. Seperti misalnya pada transaksi penjualan secara eceran, dalam

    kasus lain pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan

    pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut. Jika entitas menahan risiko signifikan

    dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas

    dapat menahan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara, diantaranya

    adalah:

    a) Jika entitas menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak

    memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal.

    b) Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli dari

    penjualan barang yang bersangkutan.

    c) Jika pengiriman barang bergantung pada instalasinya dan instalasi tersebut merupakan

    bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan entitas, dan

    d) Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam

    kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.

    Sebaliknya jika entitas yang menjual barang hanya menahan risiko tidak signifikan atas

    kepemilikan, maka transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan dapat diakui. Misalnya

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    entitas yang hanya menahan risiko yang tidak signifikan dari kepemilikan dalam hal penjualan eceran

    dengan syarat dapat dikembalikan jika pelanggan tidak puas dan penjual dapat mengestimasi secara

    handal berapakah jumlah penjualan yang kembali (jumlah retur) berdasarkan data historis yang ada.

    Jika dalam suatu transaksi penjual tidak dapat mengestimasi berapakah jumlah penjualan

    yang mungkin akan terjadi dan penjual juga tidak bisa mengestimasi berapakah biaya yang timbul

    setiap imbalan yang masuk atas penjualan tersebut tidak boleh diakui sebagai pendapatan tetapi

    diakui sebagai kewajiban (pendapatan diterima dimuka, dicatat disisi kewajiban).

    Pada penjualan jasa, kriteria yang ditentukan sama dengan penjualan barang yang telah

    dijelaskan di atas, namun untuk penjualan jasa konstruksi diatur tersendiri pada PSAK 34 Akuntansi

    Kontrak Konstruksi.

    Diatas disebutkan bahwa PSAK 23 ini juga mengatur pendapatan yang berupa bunga, royalti,

    dan dividen. Kriteria pengakuan pendapatan untuk ketiga hal ini secara garis besar masih sama

    dengan kriteria pengakuan pendapatan yang telah dijelaskan diatas, namun secara spesifik bunga,

    royalti dan dividen bisa diakui sebagai pendapatan jika kemungkinan besar manfaat ekonomi

    sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; dan jumlah pendapatan dapat

    diukur secara handal.

    Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:

    a) Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana dijelaskan dalam PSAK

    55 (revisi 2006). Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.

    b) Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;dan

    c) Dividen diakui jika pemegang hak saham pasti akan mendapatkan pembayaran yang telah

    ditetapkan sesuai dengan perjanjian.

    Ketentuan lain menyebutkan jika pendapatan bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum

    pembelian investasi yang berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode

    sebelum dan sesudah pembelian dan hanya bagian setelah pembelian yang diakui sebagai

    pendapatan. Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan pendapatan juga diakui

    umumnya dengan dasar tersebut kecuali dengan memperhatikan substansi perjanjian akan lebih

    sesuai untuk mengakui pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain.

    Guidance From Standard Setters

    Tiga kriteria umum untuk pengakuan pendapatan diatas telah dipertimbangkan oleh para

    penyusun standar untuk menentukan petunjuk yang tepat, The Framework, paragraf 83,

    menyediakan dua kriteria untuk pengakuan pendapatan:

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    1. It is probable that any future economic benefit associated with the item will flow to or from

    the entity; and

    2. The item has a cost or value that can be measured with reliability.

    Maka, The Framework menyediakan beberapa petunjuk yang berhubungan dengan

    pendapatan tetapi tidak meliputi pengukuran. AASB 118 tentang Revenue membahas lebih spesifik,

    pendapatan diukur sebesar nilai wajar dari yang diperkirakan diterima atau dapat diterima (paragraf

    9). Lebih jauh lagi, AASB 118 menyediakan aturan khusus untuk pengakuan dari macam-macam jenis

    pendapatan, yaitu (a) penjualan barang, (b) penyediaan jasa, dan (c) bunga, royalty, dan dividen.

    Penjualan Barang

    Dari perspektif teoritis, titik penjualan memenuhi ketiga kriteria pengakuan pendapatan

    (keterukuran nilai aset, ada transaksi, dan ada penyelesaian yang bersifat substansial dari proses

    perolehan penerimaan) yang dijelaskan di bagian sebelumnya. Maka titik penjualan dalam proses

    perolehan penerimaan dipilih sebagai waktu yang paling tepat untuk mencatat pendapatan karena

    memenuhi kriteria pengakuan. Pada titik penjualan, terdapat peristiwa transaksi, penjual menerima

    aset yang dapat diukur, dan proses perolehan secara substansi telah selesai.

    Penjelasan mengenai penjualan

    Dengan mengacu kepada hukum, maka kejadian yang biasanya diakui sebagai penjualan

    adalah produk dikirimkan oleh penjual kepada pelanggan, atau diberikan jasa. Menurut Martin:

    The verifiable evidence of revenue often consists of an external sale transaction, so that

    revenue cannot usually be recognized before the point of sale.

    Dalam sedikit kasus, penjual bisa saja melakukan pengiriman tanpa memindahkan barangnya

    tetapi mengirimkan dokumen kepemilikan.

    Apakah kepemilikan suatu barang yang berpindah kepada pelanggan atas transaksi dapat

    dikategorikan sebagai penjualan? Dalam banyak kasus, kepemilikan suatu barang pindah kepada

    pelanggan karena aturan hukum dari penjualan termasuk perubahan kepemilikan. Tetapi

    penekanannya adalah pada substansi ekonomi dari transaksi daripada hukum secara teknis.

    Perubahan kepemilikan adalah salah satu aspek dalam menentukan apakah penjualan telah

    dilakukan (IAS 18/AASB 118, paragraf 15), tetapi sebaiknya tidak ditekankan sebagai pertimbangan

    utama, setidaknya dari sudut pandang akuntansi. Contoh dimana sudut pandang akuntansi berbeda

    dari sudut pandang legal/hukum salah satunya adalah penjualan dengan leasing. Penyusun standar

    menyatakan bahwa lease yang memindahkan semua keuntungan dan risiko terkait dengan

    kepemilikan sebuah properti secara substansial harus dicatat sebagai akusisi aset oleh lessee dan

    dicatat sebagai penjualan oleh lessor. Walaupun kontrak menyatakan demikian, tetapi dari sudut

    pandang akuntansi transaksinya yang disebut sebagai penjualan. Jika lessor memindahkan salah satu

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    produknya kepada lessee, maka pendapatan dari penjualan dan biaya penjualan harus dicatat.

    Kriteria penentuan apakah sebuah lease itu adalah sales-type lease (finance lease)diatur dalam IAS

    17/AASB 117 tentang Leases. Pertimbangan utama apakah sebuah penjualan telah terjadi atau

    tidak, didasarkan pada substansi ekonomi dari peristiwa transaksi, bukan bentuknya secara legal.

    Kerumitan lain dari penjualan

    Aturan yang menyatakan penjualan terjadi ketika penjual mengantarkan barangnya kepada

    pembeli sudah cukup sederhana. Namun, transaksi bisnis dapat menjadi sangat bervariasi dan

    kompleks, serta menimbulkan pertanyaan seperti: Kapankah penjualan harus dicatat ketika

    pelanggan mengesampingkan pemindahan barang demi kenyamanan mereka? dalam kasus ini,

    pengantaran barang tidak ditekankan jadi penjualan dapat dicatat. Bagaimana jika barang

    diantarkan tetapi pelanggan memiliki hak untuk mengembalikannya? Hak Kepemilikan disediakan

    petunjuknya dalam IAS 18/AASB 118. Jika terdapat risiko kepemilikan yang signifikan, maka transaksi

    tersebut bukan penjualan dan pendapatan tidak diakui (paragraf 16).

    Pengecualian pada basis penjualan

    Terdapat beberapa situasi yang memungkinkan pendapatan boleh tidak dicatat pada titik

    penjualan. Ada tiga pengecualian yang dapat diterima dalam prinsip pengakuan penjualan.

    Pengecualian ini tentunya hanya berlaku pada kondisi tertentu, dan secara logis artinya terdapat

    cukup bukti untuk mengakuinya sebagai pendapatan pada poin kesatu dan kedua dibawah, dan

    kekurangan bukti untuk mengakui pendapatan pada poin ketiga. Pengecualian tersebut adalah:

    Pendapatan diakui pada masa produksi

    IAS 18/AASB 118 memperbolehkan pengakuan pendapatan pada masa produksi

    berdasarkan metode percentage of completion. IAS 11/AASB 111 tentang Construction

    Contracts menyediakan petunjuk untuk metode ini dalam kontrak konstruksi jangka panjang.

    Justifikasinya tidak didasarkan pada kriteria pengakuan, tetapi didasarkan pada argumen

    bahwa dalam siklus operasi terdapat pendapatan yang ditangguhkan. Pendapatan tidak

    langsung muncul ketika penjualan dilakukan, tetapi dihasilkan secara inkremental dalam

    proses yang berkelanjutan.

    Pengakuan pada masa produksi hanya bisa jika didukung oleh bukti yang cukup. IAS

    18/ AASB 118 menyatakan dengan jelas bahwa pendapatan hanya dapat diakui jika terdapat

    kemungkinan (probable) arus masuk keuntungan ekonomi kedalam entitas. Metode

    percentage of completion untuk kontrak konstruksi hanya tepat jika beralasan dapat

    diestimasikan yang andal sejauh mana persentase menuju penyelesaian, biaya dan

    pendapatan dari kontrak.

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    Penekanan dari pengecualian ini ada pada kriteria pertama dari pengakuan

    pendapatan, yaitu keterukuran yang andal. IAS 18/AASB 118 dalam paragraph 30

    memberikan tiga cara yang membantu untuk menentukan tingkat penyelesaian dalam

    metode percentage of completion:

    a. Proporsi dari biaya kontrak yang dibebankan pada pekerjaan yang dilakukan sampai

    periode tertentu dibandingkan dengan total estimasi biaya kontrak;

    b. Survey pada pekerjaan yang dilakukan; atau

    c. Penyelesaian fisiknya secara proporsional dibandingkan kontrak pekerjaan.

    Kriteria yang kedua, adanya transaksi dipenuhi dengan penandatanganan perjanjian

    kontrak dan kriteria yang ketiga yaitu penyelesaian substansial dipenuhi dengan

    mengasumsikan bahwa penyelesaian untuk proporsi tertentu telah dilakukan sehingga

    pendapatan dapat diakui (karena menggunakan metode percentage of completion).

    Pendapatan diakui di akhir masa produksi

    Pengakuan pendapatan di akhir produksi adalah sesuatu yang masuk akal jika

    peristiwa penting adalah saat produksinya dan penjualan setelahnya hanya sesuatu yang

    rutin sehingga bisa dianggap akan selalu tersedia. Situasi ini hanya terjadi ketika permintaan

    dari output telah terjamin. Sehingga, tentunya harus didukung cukup bukti yang menyatakan

    bahwa permintaan dari output ada sebelum penjualan.

    Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjualan dilakukan.

    Metode cicilan dan metode cost recovery adalah prosedur yang tepat dalam hal

    pengakuan pendapatan berdasarkan kas yang diterima setelah penjualan. Jumlah kas yang

    diterima adalah jumlah pendapatan. Dalam metode cicilan, biaya produksi dialokasikan

    berdasarkan rasio :

    Kas yang diterima selama periode

    Total biaya penjualan (kas yang diharapkan)

    Dengan metode cost recovery, maka biaya yang terjadi sebanding dengan

    pendapatan yang diakui hingga semua biaya aktual telah terpenuhi. Setelahnya, semua kas

    yang diterima dianggap sebagai keuntungan.

    Metode-metode diatas menunjukkan bentuk yang konservatif dari pengakuan pendapatan,

    karena penjualan barang tidak mempunyai pembuktian yang cukup bahwa kas telah diterima. Hanya

    kas yang diterima dari pelanggan yang akan memenuhi pembuktiannya. Metode-metode diatas

    perlu karena antara kriteria pertama dari pengakuan pendapatan, yaitu keterukuran, atau kriteria

    ketiga, penyelesaian substansial, tidak terpenuhi. Ketidakpastian yang signifikan atas kolektabilitas

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    penjualan menjadi dasar mengapa pengakuan pendapatan yang bersifat konservatif ini

    diperbolehkan.

    Penyediaan Jasa

    IAS 18/AASB 118 pada paragraph 20 mensyaratkan bahwa pengakuan pendapatan yang

    berasal dari jasa diakui berdasarkan tingkat penyelesaian dari transaksi di tanggal pelaporan. Maka,

    pendapatan diakui pada periode dimana jasa disediakan. Basis pengakuan seperti ini memberikan

    informasi yang berguna mengenai kegiatan jasa dan kinerja perusahaan pada periode tersebut, yang

    tidak dapat ditampilkan jika jasa harus selesai sebelum mengakui pendapatan. Paragraf 23

    menyatakan bahwa entitas harus mampu mengestimasi secara andal agar dapat mengakui

    pendapatan, ketika sudah melakukan persetujuan dengan pihak lain:

    Tiap pihak mematuhi hak terkait jasa agar disediakan dan diterima oleh kedua pihak,

    Pertimbangan untuk dapat diakui sebagai pertukaran, dan

    Bentuk dan kondisi penyelesaian perjanjian.

    Jasa dapat berupa satu tindakan di satu waktu maupun banyak tindakan pada berbagai

    waktu. Pengakuan pendapatan harus mempertimbangkan timing dan sifat tindakan tersebut. Jumlah

    pendapatan yang diakui harus mencerminkan jasa yang diberikan.

    Bunga, Royalti, dan Dividen

    Bunga, royalti, dan dividen dapat diakui pada saat diterima, sehingga memenuhi ketiga

    kriteria pengakuan pendapatan diatas. Namun untuk beberapa macam item, dengan berjalannya

    waktu terdapat pendapatan yang ditangguhkan. Contohnya adalah pendapatan bunga di akhir

    periode akuntansi. IAS 18/AASB 18 dalam paragraf 30 menyatakan bahwa bunga harus diakui

    dengan metode bunga efektif, royalti diakui sejalan dengan isi dari perjanjiannya secara relevan, dan

    dividen diakui ketika pemegang saham memiliki hak untuk menerima pembayaran.

    Revenue Recognition And Measurement Standar Setters Current Activities

    Pembuat standar, yaitu IASB dan FASB telah melaksanakan proyek-proyek baru terkait

    pengakuan dan pengukuran pendapatan karena literatur pedoman yang ada belum menyajikan

    dengan baik terkait transaksi pendapatan. Selain itu, saat ini transaksi pendapatan menjadi lebih

    kompleks, misalnya, adanya transaksi gabungan antara barang, jasa dan transaksi keuangan.

    Munculnya aset dengan karakteristik yang berbeda (seperti instrumen keuangan) dan penggunaan

    yang lebih besar dari pengukuran fair value dalam standar tertentu seperti IAS 39/AASB 139

    Financial Instrument: Recognition and Measurement, IAS 40/AASB 140 Property Investment dan IAS

    41/AASB 141 Agriculture telah menghasilkan bunga yang cukup besar dalam pengakuan pendapatan

  • PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C

    dan isu-isu terkait tentang kapan dan bagaimana perubahan nilai aktiva dan kewajiban harus diakui

    dan diukur.

    Joint revenue project dimulai pada tahun 2002 dan tujuan utama dari proyek ini adalah untuk:

    1. menghapus inkonsistensi dan kelemahan dalam ketentuan pendapatan yang ada;

    2. menyediakan kerangka kerja yang lebih kuat untuk mengatasi masalah pendapatan;

    3. meningkatkan komparabilitas praktik pengakuan pendapatan di seluruh entitas, yurisdiksi

    dan pasar modal;

    4. memberikan informasi yang lebih berguna bagi pengguna laporan keuangan melalui

    peningkatan persyaratan pengungkapan; dan

    5. menyederhanakan penyusunan laporan keuangan dengan mengurangi jumlah persyaratan

    dalam pelaporan keuangan.

    Para pembuat standar telah melihat bahwa terdapat inkonsistensi antara Framework dan

    beberapa standar. Misalnya, penerapan kriteria pengakuan dalam Framework dan IAS 18/AASB 118

    dapat menciptakan aktiva dan kewajiban tangguhan yang tidak sesuai dengan definisi Framework

    atas aset dan kewajiban. Selanjutnya, standar tidak berkaitan dengan baik dengan transaksi yang

    melibatkan komponen (pengaturan pendapatan multi-elemen). Sebagai contoh, bundling produk

    utama dengan produk tambahan dan jasa yang terus-menerus, seperti yang terjadi di sektor

    teknologi, membuat pengakuan pendapatan menjadi rumit. FASB telah menyatakan bahwa terdapat

    kekosongan dalam pedoman pengakuan pendapatan dan kurangnya dasar konseptual untuk

    menyelesaikan isu-isu yang relevan. Kebijakan pengak