Produksi Benih Koi.doc

22
The Multi-varieties seed production of ornamental fish “Koi “ (Cyprinus carpio). ---------------------------------------------- --------------------------------- Sukmajaya, Y* and Mei Indra** Abstract Ornamental fish cultivation of the “Koi” (Cyprinus carpio) is not just for food production but also is to meet aesthetic needing. In 2007 the Main of Freshwater Aquaculture Development Centre (MFDC) carried out the breeding program to produce 250 selectively seed 100 gram Kohaku and Sanke varieties production. The methodology has been applied by means of mass artificial propagation 3 female with 10 male of each other and to be continued 4 time qualitatively mass selection. From about 30 000 progeny (0.3-0.5) gram of each varieties had been produced selective seed production resulted on 382 seed with 106+ 11.82 gram in size. The main problem is due to the high mortality in the first (52%) and second rearing activities (34%), the high mono-color production (42-51% white and red color) and low in shaping color on black and red patches (33-44)% and finely produced the outside color such as orange, brown and blue color. The Conclusion showed that the seed production achieved more than target (152.8%) and suggested that must be used as a youth brooder in the next programs.

description

produksi benih koi

Transcript of Produksi Benih Koi.doc

Page 1: Produksi Benih Koi.doc

The Multi-varieties seed production of ornamental fish“Koi “ (Cyprinus carpio).

-------------------------------------------------------------------------------Sukmajaya, Y* and Mei Indra**

AbstractOrnamental fish cultivation of the “Koi” (Cyprinus carpio) is not just for food production but alsois to meet aesthetic needing. In 2007 the Main of Freshwater Aquaculture Development Centre(MFDC) carried out the breeding program to produce 250 selectively seed 100 gram Kohakuand Sanke varieties production. The methodology has been applied by means of mass artificialpropagation 3 female with 10 male of each other and to be continued 4 time qualitatively massselection. From about 30 000 progeny (0.3-0.5) gram of each varieties had been producedselective seed production resulted on 382 seed with 106+ 11.82 gram in size. The mainproblem is due to the high mortality in the first (52%) and second rearing activities (34%), thehigh mono-color production (42-51% white and red color) and low in shaping color on black andred patches (33-44)% and finely produced the outside color such as orange, brown and bluecolor. The Conclusion showed that the seed production achieved more than target (152.8%)and suggested that must be used as a youth brooder in the next programs.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Makalah ini dipresntasikan dalamkegiatan Indo-Aqua 2007 yang dilaksanakan di Hotel Garuda,Jogjakarta pada Tanggal 17-20 Nopember 2007*) Perekayasa Madya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar**)Litkayasa Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar

Page 2: Produksi Benih Koi.doc

Produksi Benih Multi-varieties ikan hias “Koi “ (Cyprinus carpio).

------------------------------------------------------------------------------- Sukmajaya, Y dan Mei Indra

I. Pedahuluan

Karakteristik keragaman fenotipe baik kualitaif maupun kunatitatif yang diekspersikan

oleh satu individu merupakan hasil penjumlahan keragaman genotype yang terkandung dalam

tubuh ditambah oleh keragaman lingkungan dimana individu itu dipelihara serta tambahan dari

keterkaitan kergaman hasil interaksi antara keragamana genoipe dengan lingkungan yang

berjalan secara alamiah alam (Tave, 2005).

Ikan hias Koi (Cyprinus carpio) adalah kelompok dari ikan mas (Common carp) yang

secara visual memiliki keragaman fenotipe kualitatif warna tubuh yang tinggi. Oleh sebab itu,

berdasarkan fenotipe kualitatif warna yang ditampilkan oleh kelompok dalam satu sesies itu

dapat dikatakan memiliki varetas yang banyak.

Dewasa ini, pembudidaya ikan hias air tawar terus berkembang sejalan dengan

meningkatknya permintaan pasar dan salah satu kelompok ikan hias yang berkembang saat ini

adalah ikan hias Koi karena disamping memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan estetis,

banyak masyarakat yang mengkonsumsi

Pada Tahun 2002, permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya ikan hias Koi adalah

banyaknya kematian induk dan benih ikan hias Koi yang diakibatkan oleh serangan virus yang

dikenal dengan nama Koi Herpes Virus (KHV). Pada tahun 2005, secara alamiah serangan

virus terhadap Ikan hias dapat dirasakan baik oleh pembudidaya ataupun pecinta ikan hias

mengalami penurunan dan mulai awal tahun 2007 permintaan pasar ikan hias Koi mulai

kembali menggeliat yang diandai oleh peningkatan impor ikan hias Koi dari luar negeri terutama

Jepang.

Berkaitan dengan salah satu tugas dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar

(BBPBAT) Sukabumi adalah untuk menghasilkan induk dan benih unggulan, pada tahun 2007

kelompok perekayasaan telah melaksanakan kegiatan produksi benih berbagai varietas (Multi-

varietas) ungggulan ikan hias Koi.

Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran upaya perolehan 250 ekor

calon induk terseleksi berukuran 100 grm hasil perkawinan inter-varietas Kohaku dan Sangke

dengan sumber induk yang berbeda.

Page 3: Produksi Benih Koi.doc

Kerangka pikir dalam menghasilkan benih keturunan hasil produksi benih multi-varietas

ikan hias Koi unggulan, disajikan pada Skema 1.

Input Induk Koi

Jantan dan betina

Varietas unggulan terseleksi

Proses

Perkawinan intervarietas masal

Seleksi fenotipe bertahap

.

Bentuk

Pertumbuhan

Sintasan

Upaya pemuliaan varietas dalam pembudidaya ikan hias Koi merupakan aspek penting

didalam usaha penyedian calon induk, Oleh sebab itu, untuk memperoleh calon induk

unggulan tidak lepas dari tingginya keragaman yang menujang pada kualitas induk yang

didukung oleh aspek kuantitas melalui penerapan sistim perolehan keturunan dari satu varetas

dengan memperhatikan faktor linkungan mencakup kulitas dan kuantitas pakan serta

pengendalian parameter kualitas air.

II. Bahan dan metode

2.1. Induk

Induk betina yang digunakan sebanyak 3 ekor ikan hias Koi varietas Kohaku dan Sanke

dengan sumber asal masing-masing dari Koleksi BBPBAT, CV. Indo-Koi yang berlokasi di

Jakarta dan pembudidaya ikan hias Koi yang berlokasi di Kabupaten Blitar. Bobot badan induk

Pengendalian pakan

Pengendalian Kualitas air

Output

Produk Calon induk terseleksi

Warna

Page 4: Produksi Benih Koi.doc

betina yang digunaka berkisar 2.2- 2.6 kg. Sementara itu, induk jantan yang digunakan adalah

varietas Kohaku dan Sanke koleksi BBPBATS dengan jumlah masing-masing sebanyak 10

ekor dengan bobot badan berkisar 500-700 gram. Tampilan induk ikan hias koi varietas Kohaku

dan Sanke, disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. (A) contoh Induk ikan hias Koi varietas Kohaku dan (B) Induk ikan hias Koi vaitas Sanke yang dignakahan dalam kegiatan poduksi benih multi-varietas ikan hias Koi di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar tahun 2007

Standar fenotipe kualitatip induk ikan hias Koi varietas Kohaku dan Sanke yang

digunakan, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar fenotipe kualitatip warna pada induk ikan hias Koi (Cyprinus carpio) varietas Kohaku dan Sanke yang digunakan dalam kegiatan produksi benih multi-varietas tahun 2007.

Varietas Induk Warna Dasar Warna tambahan Sisik

Kohaku Putih susu Merah cabe Lengkap

Sanke Putih susu Merah cabe/hitam gelap Lengkap

2.2. Metode

Perolehan benih varietas Kohaku dan Sanke uggulan dilaksanakan selama 240 hari

kerja dengan menggunakan metode perolehan benih hasil perkawinan inter varietas dengan

sumber asal yang berbeda yang dilanjutkan dengan seleksi masa secara bertahap dari hasil

panenan pendederan. Gambaran pelaksanaan kegiatan perolehan calon induk terseleki akhir

berukuran minimal 100 gram , disajikan pada skema 2.

Page 5: Produksi Benih Koi.doc

Penetasan telur dalam akuarium dan bak permanen Pendederan benih hingga 21 hari

.

Mekanisme perolehan keturunan Multi-varietas Kohaku dan Sanke unggulan

dilaksanakan dengan menggunakan metode perkawinan inter-varietas secara buatan dengan

skema perolehan, disajikan pada Tabel 2.

Induk Induk betina Kohaku dan Sanke 3 sumber

asal

Induk Jantan Kohaku dan Sanke 1 sumber

Perkawinan inter-varieas butan

Perangsang ovulasi Fertilisasi

Pendederan benih hingga Usia 60 hari 30% Seleksi masa 2-3 Warna

30% Seleksi ukuran tubuh

Pendederan benih hingga usia 120 hari 30% Seleksi masa 2-3 Warna

30% seleksi ukuran tubuh

Pendederan benih hingga usia 180 hari 30% Seleksi masa 2-3 Warna posisi simetrik

30% seleksi ukuran tubuh

Pendederan benih hingga usia 240 hari 30% Seleksi masa 2-3 Warna tajam dan posisi

simetrik 30% seleksi ukuran tubuh

Pemelihaaan calin Betina

Pemeliaraan Calin jantan

Page 6: Produksi Benih Koi.doc

Tabel 2. Skema Perkawinan inter-varietas Kohaku dan Sanke dalam menghasikan benih multi-varietas ikan hias unggulan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar tahun 2007.

Betina/jantan Kohaku BBPBAT Sanke BBPBAT

Kohaku BBPBAT KK1 -

Kohaku JKT KK2 -

Kohaku Blitar KK3 -

Sanke BBPBAT - SS1

Sanke JKT - SS2

Sanke Blitar - SS3

Keterangan : BBPBAT : Sumber asal koleksi Balai besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi JKT : Sumber asal CV Indo-Koi Jakarta Blitar : Sumber asal pembudidaya ikan hias Koi di Kabupaten Blitar-Jatim

Prosedur kerja yang dilaksanakan dalam upaya perolehan benih keturunan multi-varietas

terseleksi mencakup pematangan gonad induk jantan dan betina, pemijahan buatan,

pendederan dan seleksi masa secara bertahap, pemeriksaan parameter kualitas air dan

pemeriksaaan parasit dan penyakit.

Pematangan induk jantan dan betina dipelihara secara terpisah dalam bak permanen

berukuran 4x2x1 m dengan menggunakan sumber air berasal dari sumur bor dan dilengkapai

sumber oksigen udara.

Lama Pemeliharan induk dilaksanakan salama 60 hari dan diberika perlakuan pemberian

pakan berupa pellet apung kandungan protein kasar 26% dengan sebanyak 4%/hari/biomasa

dengan frekuensi 3 kali/hari

Mekanisme dalam pelaksanaan pemijahan mencakup pemberokan induk selama 1 hari,

perangsangan ovulasi gonad induk betina melalui penyuntikan ovaprim dengan dosis 0.4 cc/kg,

pengeluaran dan penampungan telur dalam wadah steril dengan menggunakan metode

‘stripping kering, pengambilan 0.2 cc sperma dengan menggunakan ‘spuiting’, pengenceran

1000 kali sperma denga menggunakan larutan fisiologis 0.9% NaCl digunakan NaCl fisiologis

karena bersifat isotonik, memiliki ion-ion esensial dan system buffer. fertilisasi secara missal

kedalam 12 buah akuarium 60x40x30 cm dan 12 buh bak permanen berkuran 2x1x0.5 m dan

pemeliharaan larva hingga benih 21 hari.

Perolehan benih terseleksi hingga berumur 240 hari dilakukan melalui kegiatan

pendederan dalam kolam semi secara terkontrol. Sementara itu, prosedur pelaksanaan kerja

yang dilaksanakan meliputit tahapan persiapan kolam permanen dengan metode pengeringan,

Page 7: Produksi Benih Koi.doc

pengauran, pemupukan dan pendederan benih. Sementara itu, pemeliharaan dengan

Page 8: Produksi Benih Koi.doc

melakukan pengontrolan masukan air, pemberian pakan berupa hancuran pellet tenggelam

berkandungan protein kasar 26% dengan dosis 10%/hari/bobot biomasa. Frekuensi pemberian

pakan 3 kali/hari.

Data-data dasar yang diambil dalam pelaksanaan kegiatan mencakup pada data

populasi awal, data hasil selekesi 30% fenotipe tampilan warna tubu dan panjang total seleksi

kualitatip. Sementara itu, perolehan data pendukung berasal dari hasil pemeriksaan parasit dan

dan hasil-hasil pengukuran parameter kualitas air yang mencakup

pH, kandungan oksigen terlarut, kandungan Karbondioksida terlarut, Amonia, nitrit dan

nitrat.

Frekuensi pemeriksaan parasit dan penyakit dari ikan contoh dilaksanakan pada setiap

tahapan pelaksanaan pendederan. Sementara itu, frekuensi pengukuran parameter kualitas air

dilakukan setiap 15 hari pada masa pendederan

III. Hasil dan pembahasan

3.1. Perolehan benih keturunan inter-varietas

HasiL pelaksana kegitan penetasan telur hingga pemeliaraan benih berumur 21 hari

secara terkontrol dalam 12 buah akuarium 60x40x30 cm , disajikan pada Grafik 1.

80

70

60

50

40

30

20

10

0

KeteranganKK1 : Intervarietas Kohaku betina Koleksi BBPBAT dengan jantan BBPBATKK2 : Intervarietas Kohaku betina asal jakarta dengan jantan BBPBATKK3 : Intervarietas Kohaku betina asal Blitar dengan jantan BBPBATSS1 : Intervarietas Sanke betina Koleksi BBPBAT dengan jantan BBPBATSS2 : Intervarietas Sanke betina asal jakarta dengan jantan BBPBATSS3 : Intervarietas Sanke betina asal Blitar dengan jantan BBPBAT

penyakit dari ikan contoh

Suhu,

7165

585

66

KK1 KK2 KK3 SS1 SS2 SS3

Page 9: Produksi Benih Koi.doc

Grafik 1. Secara umum menunjukkan bahwa hasil fertilisasi buatan hingga pemelihrn

benih berumur 21 hari dalam akuarium memiliki nilai keberhasilan berkisar 52-71% yang terdiri

ari 64-71% diraih ole hasil perkawinan inter-varetas Kohaku dan 52-65% hasil perkawinan inter-

varietas Sanke.

3.2. Karakteristik fenotipe warna pada benih keturunan 60 hari yang dipelihra dalamkolam semi-permanen

HasiL pemeriksaan fenotipe warna pada benih keturunan intervarietas Kohaku dan

Sangke ikan hias koi berumur 60 hari dengan sumber induk asal yang berbeda , disajikan pada

Grafik 2.

61

52

3831

2417

8 8

Dwi-warna Tri-warna

Grafik 2, menunjukkan bahwa (1) baik hasil perkawinan inter-varietas Kohaku maupun

inter-varietas Sanke menghasilkan 100% benih keturunan yang memiliki variasi fenotipe 1-3

jenis warna yang tersebar dalam permukaan tubuh. (2) warna tunggal merupakan fenotipe

kualitatip yang memiliki nilai tertinggi 46-61% dibandingkan dengan fenotipe kualitatip dua

warna (23-38%) dan fenotipe kualitatip tiga warna (8-25%). (3) benih iner-varietas Kohaku lebih

banyak menghasilkan fenotipe dua warna (31-38%) dibandingkan dengaan benih keturunan

intervaietas Sanke (23-30%) sebaliknya fenotipe tiga warna banyak diperoleh dari benih inter-

varietas Sanke (17-25%) dibandingkan dengan populasi benih inter-varietas Kohaku (8-13%).

70

60

50

40

30

55 51

46

Mono-

23

1

2

363

025

KK1 KK2 KK3 SS1 SS2 SS3

Page 10: Produksi Benih Koi.doc

3.3. Perolehan calon induk benih tersleksi hingga usia 60-240 hari

Hasil perolehan benih keturunan inter-varietas Kohaku dan Sangke terseleksi, disajikan

pada Table 3, Sementara itu, hasil perolehan calon induk terseleksi berdasarkan penurunan

warna dan dikategorikan sebagi varietas, disajikan pada Tabel 4.

Tabel 3. Jumlah benih keturunan inter-varietas Kohaku dan Sanke hingga usia 240 hari yang dipeliharadalam kolam semi-permanen Balai Besar Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar Tahun2007.

Hasil seleksi individu (ekor) Bobot badanpada usia ke (hari) (gram)

60 120 180 240

1452 436 130 64 122.1+3.8

1428 426 128 64 120.8+3.3

1522 453 130 62 112.3+3.2

1241 372 110 63 101.8+3.6

1328 392 115 64 104.1+3.8

1422 427 130 65 119.8+3.3

382 113+ 3.5

Tabel 3, menunjukkan bahwa dari 30 000 ekor benih yang ditebarkan dalam kolam semi

permanen menhasilkan benh terseleksi pada usia 60 hari sebanyak 8303 ekor (27.6%) dan

pada akhir kegiatan dengan usia benih keturunan inter-varietas Kohak dan Sanke adalah

sebanyak 382 ekor (1.27%). Rendahnya prosentase perolehan calon induk terseleksi unggulan

sangat berkaitan dengan (1) pembuangan benih yang memiliki warna tunggal, (2) pembuangan

benih 2 atau 3 warna berdasarkan hasil seleksi individu 30% dan (3) pembuangan benih yang

memiliki ukuran dibawah nilai rataan hasil penimbangan. .

Tabel 3. Jumlah benih keturunan inter-varietas Kohaku dan Sanke hingga usia 240 hari yang dipeliharadalam kolam semi-permanen Balai Besar Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar Tahun2007.

Tampilan warna dn kategori varietas Puti/Merh Putih/ Hitam Putih/Coklat Putih/Merah/Hiam

Kohaku Beko Kojaku Sanke

48 9 4 3

45 8 6 5

44 10 3 5

12 11 10 28

14 13 9 28

12 14 11 28

175 65 43 97

Benih keturunan Populasi Inter-varietas Awal

(ekor)

KK1 5000

KK2 5000

KK3 5000

SS1 5000

SS2 5000

Jumlah dalampopulasi

(ekor) 64

64

62

63

64

65

382

Benih keturunan

Inter-varietas

KK1

KK2

KK3

SS1

SS2

SS3

Page 11: Produksi Benih Koi.doc

Tabel 4, menunjukan bahwa (1) dengan perkawinan baik inter-vaietas Kohaku maupun

Sanke dapat menghasilkan varietas keturunan Kohaku, Sanke, Beko dan Kojaku disamping

varietas lain yang memiliki warna tunggal, (2) hasil perkawinan inter-varietas Kohaku memiliki

karakter penurunan fenotipe warna yang sama dengan induk lebih tinggi (44-48%)

dibandingkan dengan varietas Sanke yang menghasilkan benih keturunan 28% pada varetas

yang sama dengan induknya.(3) munculnya varietas Kohaku, Sanke, Beko maupun Kojaku

sebagai hasil perkawinan inter-varietas kemungkinan besar diakibatkan oleh adanya

karakteristik fenotipe warna yang tersembunyi. Tave (1993) dan Purdom (1993) menyatakan

bahwa Keraagaman fenotipe pada satu individu merupakan penjumlahan antara keragaman

genotype yang terkanung dalam tubuh ditambah dengan keragaman lingkungan serta interaksi

antarakeragaman genotype dan lingkungan dimanaindividu itu hidup.

3.4. Perolehan data pendukung

Hasil pemerikasaan parasit terhadap 5 ekor benih ikan contoh yang diambil pada setiap

saat berumur 30—240 hari, disajikan pada tabel 5 sedangkan hasil pengukuran parameter

kualitas air yang diambil dari kolam pemeliharaan, disajikan pada tabel 6.

Tabel 5. Hasil pemeriksaan parasit pada setiap 5 ekor contoh benih keturunan inter-varietas Kohaku danSanke hingga usia 240 hari yang dipelihara dalam kolam semi-permanen Balai Besar Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar Tahun 2007.

Hasil pemeriksaan (%) dengan usia benih contoh ke (hari)

60 120 180 240

40 40 60 0

20 20 0 0

20 0 0 0

40 40 0 0

100 100 20 20

20 0 0 0

serangan parasit relatip banyak terjadi pada benih

itu, jenis parasit yang banyak ditemukan dalam permukaan

tubuh hingga permukaan insang benih berumur 30-240 hari adalah spesies Trchodina sp.

Jenis pasit yang memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup benih adalah

Ichtiophthyrius sp dan Myxobolus sp namun dalam kegiatan produksi benih multi-varietas tidk

memperlihtkan prosentese yang tinggi terutama pada usia 240 hari.

JenisParasit/

PenyakitDactilogyrius sp

Gyrodactylus sp

Argulus sp

Ichthyoptirius sp

Trichodina sp

30

40

60

20

20

100

20

bahwaTabel 5, menunjukkan

berumur 30-60 hari. Sementara

Page 12: Produksi Benih Koi.doc

Tabel 6. Hasil pemeriksaan parameter kualitas air pada setiap pemeiharaan benih keturunan inter-varietas Kohaku dan Sanke hingga usia 240 hari yang dipelihara dalam kolam semi-permanen Balai Besar Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar Tahun 2007.

Kisaran hasil pengukuran Ket Parameter pemeliharaan benih ke

(hari) 30 60 120 180 240

Oksigen terarut (ppm) 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 Karbondioksida (ppm) 22.5-27.4 22.5-27.4 20.1-23.4 20.5-22.1 22.3-29.6 pH 6.7-7.2 6.7-7.3 6.7-7.0 6.7-7.2 6.7-7.3 Suhu air (0C) 22-25 22-25 22-25 22-25 22-25 Amonia (ppm) 0.01-0.08 0.13-0.18 0.01-0.14 0.04-0.18 0.05-0.23 Alkalinitas (ppm CaCO3) 42.6-33-6 42.6-33-6 42.6-33-6 42.6-33-6 42.6-33-6 Kesadahan (ppm CaCO30 41.5-47.4 38.5-42.4 47.5-47.4 31.5-47.4 51.5-67.4

Tabel 6, menunjukkan bahwa kondisisi kalitas air pada kolam semi-permnen relatip

memberikan dukungn yang baik dengan ditunjukkanya kandungan oksigen terlarut air memiliki

kisaran 4-5 ppm dan suhu berkisar 22-25. Semetara itu, kisaran pH ia adalaha 6.7-73.

IV. Penutup

• Pelaksanaan kegiatan perekayasaan produksi benih Multi-varietas telah dilaksanakan

melalui perkawinan intervriets Kohaku dan Sanke dengan sumber induk betina berasal

dari Koleksi BBPBAt, Pengusaha di Jakarta dan Pembudidaya ikan hias Kaupaten Blitar.

• Jumlah calon induk yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan sebanyak 382 ekor

yang terdiri dari 175 ekor varietas Kohaku, 97 ekor varietas Sanke, 65 varietas Beko

dan 43 ekor varietas Kojaku.

Daftar Pustaka Purdom. E.C. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman and Hall. Fish and Fisheries

Series.277p Tave. D. 1993. Genetics For Fish Hatchery Managers. Second editition. AVI Book Van Nostrand

Reinhold, New York.415p.

Page 13: Produksi Benih Koi.doc