PREFERENSI KONSUMEN DAN ANALISIS FINANSIAL PRODUK …digilib.unila.ac.id/57555/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PREFERENSI KONSUMEN DAN ANALISIS FINANSIAL PRODUK …digilib.unila.ac.id/57555/3/SKRIPSI TANPA BAB...
i
PREFERENSI KONSUMEN DAN ANALISIS FINANSIAL PRODUK
BANANA FLAKES
(Studi Kasus di Lingkungan Universitas Lampung)
(Skripsi)
Oleh
DWI NOVITA SARI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii
ABSTRACT
CONSUMER PREFERENCE AND FINANCIAL ANALYSIS OF BANANA
FLAKES PRODUCTS
(Case Study at the University of Lampung)
By
DWI NOVITA SARI
This study aims to determine consumer preferences of banana flakes products at
the University of Lampung and analyze the financial aspects of banana flakes
industry planning. In this study conducted consumer preferences through the
distribution of questionnaires, the data obtained were analyzed by analysis of
important performance and descriptive analysis. While financial analysis and
sensitivity analysis of banana flakes production is done by calculation through
eligibility criteria, such as: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Net Benefit Cost Ratio (B / C), Pay Back period (PBp) , and Break Event
Point (BEP). The results showed that respondents indicated that there were 43
respondents who liked it, 30 respondents liked it very much and 27 respondents
preferred rather banana flakes products. Banana flakes products do not have
attributes in quadrant I (top priority) and excessive (Quadrant IV). The attributes
included in the maintaining performance quadrant (Quadrant II) are product
iii
Dwi Novita Sari
prices, ease of consumption, product composition, product halalness, taste and
texture. Attributes with a low priority level (Quadrant III) are color, aroma,
product shape and size, and form of packaging and label. Financially, this industry
requires fixed capital about Rp 183.279.570 and working capital about Rp
110.320.823 with a Debt Equity Ratio 70:30, the interest rate for investment loans
of 10% is obtained that the project is worth investing with NPV about Rp
453.431.796, IRR about 20,17%, Net B/C about 1,38 and Pay Back Period about
3,45 years. Sensitivity analysis shows that the feasibility of the project to be
realized is at a level of decline in selling prices by 3,05% and an increase in prices
of raw materials and auxiliary materials by 5,25%.
Keywords : Consumer preference, banana flakes industry, financial analysis,
sensitivity analysis
iv
ABSTRAK
PREFERENSI KONSUMEN DAN ANALISIS FINANSIAL PRODUK
BANANA FLAKES
(Studi Kasus di Lingkungan Universitas Lampung)
Oleh
DWI NOVITA SARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk
banana flakes di Universitas Lampung dan menganalisa aspek finansial dalam
perencanaan industri banana flakes. Pada penelitian ini dilakukan preferensi
konsumen melalui penyebaran kuisioner, data yang diperoleh dianalisis dangan
important performance analysis dan analisis deskriptif. Sedangkan analisis
finansial dan sensitivitas produksi banana flakes dilakukan dengan perhitungan
melalui kriteria kelayakan, seperti: Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (B/C), Pay Back period (PBp), dan Break
Event Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menunjukkan
penilaian suka sebanyak 43 responden, sangat suka sebanyak 30 responden dan 27
responden memilih agak suka terhadap produk banana flakes. Produk banana
flakes tidak memiliki atribut pada kuadran I (prioritas utama) dan berlebihan
(Kuadran IV). Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran pertahankan prestasi
(Kuadran II) adalah harga produk,
v
Dwi Novita Sari
kemudahan mengkonsumsi, komposisi produk, kehalalan produk, rasa dan tekstur.
Atribut dengan tingkat prioritas rendah (Kuadran III) adalah warna, aroma,
bentuk dan ukuran produk, dan bentuk kemasan dan label. Secara finansial,
industri ini memerlukan modal tetap sebesar Rp 183.279.570 dan modal kerja
sebesar Rp 110.320.823 dengan Debt Equity Ratio 70:30, tingkat suku bunga
untuk kredit investasi sebesar 10% diperoleh bahwa proyek layak untuk
diinvestasikan dengan NPV sebesar Rp 453.431.796, IRR sebesar 20,17%, Net
B/C sebesar 1,38 dan Pay Back Period sebesar 3,45 tahun. Analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa kelayakan proyek untuk direalisasikan berada pada tingkat
penurunan harga jual sebesar 3,05% dan kenaikan harga bahan baku dan bahan
pembantu sebesar 5,25 %.
Kata Kunci : Preferensi konsumen, industri banana flakes, analisis finansial,
analisis sensitivitas
vi
PREFERENSI KONSUMEN DAN ANALISIS FINANSIAL PRODUK
BANANA FLAKES
(Studi Kasus di Lingkungan Universitas Lampung)
Oleh
Dwi Novita Sari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tambahrejo pada tanggal 03 November 1996, sebagai anak
kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Ratmin Saputra dan Ibu
Sukarsih. Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak
di TK Roudlatul Jannah Tambahrejo, kemudian melanjutkan pendidikan dasar di
SD Negeri 2 Tambahrejo dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama,
penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Gadingrejo,
kemudian pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1
Gadingrejo Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan lulus tahun 2015. Penulis
diterima sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada bulan Januari-Maret 2018, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Desa Mulya Sari, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat
dengan tema “Membangun dan Meningkatkan Kemandirian Desa”. Penulis juga
melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Great Giant Pineapple (GGP)
Terbanggi Besar Lampung Tengah, khususnya di Banana Plantation Group 3 yang
dilaksanakan mulai 09 Juli 2018 hingga tanggal 11 Agustus 2018, dan
menyelesaikan laporan PU yang berjudul “Manajemen Pemasaran Produk Banana
xi
Fresh Fruit di PT. Great Giant Pineapple Plantation Group 3”. Pengalaman
organisasi penulis yaitu sebagai anggota himpunan mahasiswa Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Univeritas Lampung dan selama menjadi
mahasiswa penulis juga pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Teknologi
Bahan Penyegar 2018/2019 serta berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan
pihak jurusan dan fakultas.
xii
SANWACANA
Bismillaahhirrahmaanirrahiim. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan,
dan dorongan baik itu langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3. Bapak Ir. Harun Al-Rasyid, M.T., selaku pembimbing pertama skripsi
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan perkuliahan,
saran, nasihat, motivasi dan kritikan dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Dewi Sartika, S.TP.,M.Si., selaku pembimbing kedua yang telah
banyak memberikan bimbingan, motivasi, pengarahan, saran, nasihat dan
kritikan dalam penyusunan skripsi.
xiii
5. Bapak Dr . Ir. Tanto Pratondo Utomo, M.Si., selaku penguji yang telah
memberikan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada
penulis selama kuliah.
7. Keluargaku tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan yang
selalu menyertai penulis dalam doanya untuk melaksanakan dan
menyelesaikan skripsi.
8. Keluargaku di kampus Seli, Cindy, dan Rafa terimakasih atas dukungan
yang diberikan untuk penulis semasa perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.
9. Teman-teman THP 2015, adik-adik serta kakak-kakak Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Terima kasih atas
bantuan dan kebersamaannya selama ini.
10. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala bantuan
dan dukungan selama penyelesaian skripsi ini.
Penulis sangat menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan dapat
memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan bagi para pembaca.
Bandar Lampung, 23 Mei 2019
Penulis
Dwi Novita Sari
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR. ................................................................................ xix
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang. .............................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.3. Kerangka Pemikiran. ...................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
2.1. Pisang. ............................................................................................ 7
2.2. Flakes ............................................................................................. 13
2.3. Proses Produksi Banana Flakes ..................................................... 15
2.3.1. Pencampuran (Mixing) ....................................................... 16
2.3.2. Pembentukan Adonan ....................................................... 16
2.3.3. Pencetakkan (Flaking) ....................................................... 16
2.3.4. Pemanggangan ................................................................... 16
2.4. Preferensi Konsumen ..................................................................... 18
2.5. Analisis Finansial ........................................................................... 19
2.6. Analisis Sensitivitas. ...................................................................... 20
III. METODE PENELITIAN ................................................................. 21
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21
3.2. Bahan dan Alat .............................................................................. 21
3.3. Metode Penelitian.......................................................................... 21
3.3.1. Survei Preferensi Konsumen .............................................. 22
3.3.2. Analisis Finansial ............................................................... 22
xv
3.3.3. Analisis Sensitivitas ........................................................... 22
3.4. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 23
3.4.1. Survei Preferensi Konsumen.............................................. 23
a. Metode Penentuan Responden ...................................... 23
b. Penyusunan Kuisioner .................................................. 25
c. Penyebaran Kuisioner ................................................... 26
d. Pengumpulan Data ........................................................ 26
3.4.2. Perhitungan Finansial......................................................... 26
a. Net Present Value (NPV). .............................................. 26
b. Internal Rate of Return (IRR) ........................................ 27
c. Net Benefit-Cost Ratio (net B/C) .................................. 28
d. Pay Back Periode (PBP) ............................................... 29
e. Break Event Point (BEP) .............................................. 30
f. Analisis Sensitivitas ....................................................... 30
3.4.3. Pembuatan Tepung Pisang ................................................. 32
3.4.4. Pembuatan Banana Flakes ................................................. 33
3.4.5. Material Balance ............................................................... 34
3.4.7. Analisis Data ...................................................................... 35
a. Preferensi Konsumen ..................................................... 35
b. Analisis Finansial ........................................................... 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 39
4.1. Preferensi Konsumen .................................................................... 39
4.1.1. Profil Responden ................................................................ 39
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 40
b. Responden Berdasarkan Usia ......................................... 40
c. Responden Berdasarkan Tempat Tinggal....................... 40
d. Responden Berdasarkan Sumber Keuangan .................. 40
4.1.2. Kinerja Atribut Produk ....................................................... 41
a. Manfaat Yang Diharapkan ............................................. 41
b. Pertimbangan Saat Mengkonsumsi ................................ 42
c. Bentuk Kemasan............................................................. 43
d. Label Kemasan ............................................................... 45
4.1.3. Tingkat Kesukaan Responden ........................................... 47
4.2. Important Performance Analysis (IPA) ........................................ 49
4.21. Kuadran I (Prioritas Utama)................................................ 52
4.2.2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) ..................................... 53
4.2.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) .......................................... 55
4.24. Kuadran IV (Berlebihan) .................................................... 56
4.3. Analisis Finansial .......................................................................... 56
4.3.1. Asumsi yang Digunakan .................................................... 56
4.3.2. Biaya Investasi ................................................................... 57
a. Modal Tetap ................................................................... 58
b. Modal Kerja ................................................................... 58
4.3.3. Sumber dan Struktur Pembiayaan ...................................... 60
4.3.4. Aliran Kas .......................................................................... 62
a. Prakiraan Pendapatan ..................................................... 62
xvi
b. Biaya Operasional .......................................................... 63
c. Proyeksi Rugi Laba ........................................................ 63
d. Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow) .................................. 64
4.3.5. Analisis Kelayakan Investasi ............................................. 65
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 73
5.1. Simpulan ....................................................................................... 73
5.2. Saran .............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75
LAMPIRAN ............................................................................................... 78
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sifat fisik dan kimia tepung pisang dari berbagai varietas pisang.. ...... 11
2. Perbandingan komposisi kimia tepung pisang dan produk lain.. .......... 11
3. Syarat mutu tepung pisang (SNI 01-3841-1995)). ................................ 13
4. Hasil proksimat flakes tepung pisang matang………………………… 17
5. Syarat mutu susu sereal ......................................................................... 18
6. Jumlah sampel setiap fakultas. ............................................................. 25
7. Data profil responden. ........................................................................... 39
8. Penilaian tingkat kesukaan responden terhadap produk banana flakes. 47
9. Tingkat kepentingan dan tingkat kinerja produk banana flakes.. ......... 50
10. Komposisi modal tetap pendirian usaha banana flakes ....................... 58
11. Komposisi modal kerja pendirian usaha banana flakes. ...................... 59
12. Struktur pembiayaan modal tetap dan modal kerja .............................. 60
13. Rencana pencairan pinjaman modal tetap dan modal kerja. ................ 61
14. Rencana pengembalian pinjaman modal tetap dan modal kerja .......... 61
15. Proyeksi pendapatan industri banana flakes ........................................ 62
xviii
16. Akumulasi laba bersih industri banana flakes. .................................... 64
17. Kriteria kelayakan investasi industri banana flakes............................. 66
18. Analisis Break Event Point (BEP) usaha industri banana flakes. ........ 68
19. Analisis sensitivitas pada penurunan harga jual produk 3,05% ............ 70
20. Analisis sensitivitas pada kenaikaan harga bahan baku dan bahan
tambahan sebesar 5,25 % ...................................................................... 71
21. Perincian biaya investasi modal tetap ................................................... 95
22. Perhitungan bunga selama masa konstruksi .......................................... 96
23. Penentuan modal kerja selama 2 bulan. ................................................ 97
24. Jadwal pengembalian kredit modal tetap .............................................. 98
25. Jadwal pengembalian kredit modal kerja .............................................. 99
26. Biaya penyusutan barang modal tetap................................................... 100
27. Biaya perbaikan dan pemeliharaan fasilitas produksi ........................... 101
28. Perincian biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas. ................... 102
29. Biaya operasional .................................................................................. 103
30. Proyeksi rugi laba .................................................................................. 104
31. Proyeksi arus kas. .................................................................................. 105
32. Kriteria kelayakan investasi. ................................................................. 106
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pemikiran. ............................................................................. 6
2. Pohon industri pisang. ........................................................................... 9
3. Diagram alir proses produksi tepung pisang ......................................... 12
4. Diagram alir proses pembuatan flakes .................................................. 15
5. Diagram alir pembuatan tepung pisang................................................. 32
6. Diagram alir pembuatan banana flakes................................................. 33
7. Material balance produksi banana flakes .............................................. 34
8. Bentuk matrik important performance analysis (IPA). ........................ 37
9. Persentase manfaat mengkonsumsi banana flakes ............................... 41
10. Persentase pertimbangan mengkonsumsi banana flakes. ................... 42
11. Persentase penilaian bentuk kemasan produk banana flakes ................ 43
12. Persentase penilaian desain dan label kemasan produk banana flakes . 45
13. Kemasan produk banana flakes ............................................................ 46
14. Desain dan label kemasan produk banana flakes ................................. 46
15. Matriks IPA untuk atribut-atribut yang harus diperbaiki dan atribut
yang dipertahankan ............................................................................... 51
xx
16. Proyeksi aliran kas masuk industri banana flakes. ............................... 65
17. Proses pembuatan tepung pisang .......................................................... 79
18. Proses pembuatan banana flakes .......................................................... 80
19. Survei penyebaran kuisioner di kantin fakultas pertanian .................... 80
20. Survei penyebaran kuisioner di kantin fakultas teknik ......................... 81
21. Survei penyebaran kuisioner di kantin FEB.......................................... 81
22. Survei penyebaran kuisioner di kantin FISIP........................................ 81
23. Survei penyebaran kuisioner di kantin FKIP ........................................ 82
24. Survei penyebaran kuisioner di kantin FMIPA ..................................... 82
25. Survei penyebaran kuisioner di kantin fakultas kedokteran ................. 82
26. Survei penyebaran kuisioner di kantin fakultas hukum ........................ 83
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pisang (Musa Spp) merupakan hasil pertanian di Indonesia yang cukup melimpah.
Pisang termasuk ke dalam buah unggulan yang terdapat di Indonesia dengan total
produksi pada tahun 2015 mencapai 7.299.275 ton. Provinsi Lampung menduduki
peringkat pertama produksi pisang dengan menyumbang 1.937.349 ton atau
26,54% dari total produksi pisang nasional (BPS, 2017).
Pisang di Indonesia umumnya dikonsumsi secara langsung (segar) atau
dikonsumsi dalam bentuk olahan. Perkembangan konsumsi pisang di Indonesia
selama kurun waktu 2011-2015 menunjukkan perkembangan yang berfluktuatif
namun cenderung menurun dengan rata-rata penurunan sebesar 1,80% per tahun
(Kementerian Pertanian, 2016).
Salah satu jenis pisang yang sering dikonsumsi adalah pisang ambon. Konsumsi
pisang ambon di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 2,190 kg/kapita/tahun dan
mengalami penurunan menjadi 1,251 kg/kapita/tahun pada tahun 2013. Turunnya
angka konsumsi pisang ambon di tahun 2013 tidak sebanding dengan total
produktifitasnya dengan jumlah penduduk sebesar 252 juta jiwa dan total
ketersediaan mencapai 32.020 ton /tahun.
2
Pemanfaatan pisang ambon diperlukan untuk mengoptimalkan ketersediaannya,
yaitu dengan diolah menjadi produk olahan. Pisang ambon merupakan buah yang
banyak mengandung gizi dan mempunyai rasa serta aroma yang khas, tetapi
pisang ambon mudah sekali rusak sehingga perlu diolah menjadi bahan yang awet,
mudah disimpan, dan penggunaanya instan. Salah satu cara agar pisang ambon
menjadi awet dan tidak mudah rusak dengan diolah menjadi tepung pisang.
Tepung dari pisang ambon dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
berbagai macam produk olahan. Salah satunya dalam pembuatan flakes yang
merupakan makanan sereal yang praktis dan memiliki waktu penyajian yang cepat
(ready to eat ) sebagai upaya dalam diversifikasi pangan.
Pemanfaatan tepung pisang sebagai substitusi tepung gandum dalam pengolahan
makanan sereal siap santap berbentuk flakes diharapkan dapat disukai oleh
konsumen. Menurut Central Data Mediatama Indonesia (2013), Indonesia adalah
salah satu negara pengimpor gandum terbesar kedua di dunia setelah Mesir
dengan rata-rata volume impor di atas 5 juta ton per tahun. Jumlah impor gandum
sampai tahun 2017 diperkirakan sebesar 8,79 juta ton yang setiap tahunnya
meningkat dan menjadi salah satu bentuk ketergantungan negara Indonesia
terhadap negara lain.
Menurut Papunas (2013), flakes dengan pencampuran tepung jagung 60%,
tepung pisang goroho 35%, tepung tapioka 5% merupakan formulasi yang terbaik
dari sifat fisikokimia serta sifat sensori yang menunjukkan tingkat kesukaan
panelis terhadap rasa, aroma, warna, dan kerenyahan berada pada kriteria suka.
Pada penelitian ini penulis akan melakukan substitusi tepung gandum dengan
3
tepung pisang ambon, tepung beras, dan tepung tapioka (2:1:1) dan diharapkan
flakes yang dihasilkan dapat memberikan penilaian lebih disukai oleh konsumen.
Preferensi konsumen dapat didefenisikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap suatu produk barang atau jasa yang dikonsumsi atau
menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada.
Preferensi yang bersifat positif berarti penerimaan terhadap pangan tersebut
positif. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan
dan nilai penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk. Atribut fisik
menjadi daya tarik pertama yang dapat mempengaruhi pilihan konsumen (Kotler,
2004).
Flakes pisang memiliki peluang untuk dijadikan usaha, namun diperlukan
adanya analisis terhadap proses produksi dan perencanaan usaha sehingga usaha
layak untuk dijalankan. Dalam perencanaan usaha terdiri dari beberapa aspek,
salah satunya yaitu aspek finansial yang berfungsi untuk mengambil keputusan
dalam melakukan investasi apakah akan mendapatkan keuntungan dalam jangka
panjang yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan.
Produk banana flakes tergolong produk baru, khususnya di lingkungan
Universitas Lampung. Dalam penelitian kali ini akan diproduksi produk banana
flakes kemudian penulis bermaksud untuk memperkenalkan produk banana flakes
kepada responden di Universitas Lampung dengan melakukan survei preferensi
konsumen serta mengkaji aspek finansial terhadap produk tersebut.
4
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui preferensi konsumen terhadap produk banana flakes di
Universitas Lampung.
2. Menganalisa aspek finansial dalam perencanaan industri banana flakes.
1.3. Kerangka Pemikiran
Menurut Badan Pusat Statistik (2017), produksi pisang di Provinsi Lampung
tahun 2015 adalah sebesar 1.937.349 ton, meningkat sebanyak 455.656 ton
dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 1.481.693 ton. Dalam kondisi produksi yang
terus meningkat tersebut dapat menjadikan pisang sebagai bahan pangan olahan
yang potensial, mengingat kandungan gizinya cukup tinggi. Usaha pengembangan
potensi dan pendayagunaan pisang agar dapat meningkatkan nilai ekonominya
salah satunya dengan diolah menjadi bahan baku dalam pembuatan produk
makanan sereal berbentuk flakes. Selain sebagai upaya dalam penganekaragaman
produk pangan, pemilihan pisang sebagai bahan utama flakes yaitu sebagai
subtitusi penggunaan gandum yang diperoleh dengan cara impor. Penggunaan
tepung gandum dapat disubstitusi dengan tepung dari bahan lain yang memiliki
kandungan pati tinggi dan kaya serat seperti yang terdapat dalam buah pisang.
Setiap individu memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk.
Preferensi terhadap suatu produk dapat dilihat dari persentase jumlah responden
yang memilih dan menyukai produk yang diminatinya. Produk flakes berbasis
pisang belum dinilai berdasarkan responden yang menyukainya. Menurut hasil
5
penelitian Setyadi (2016), berdasarkan hasil uji hedonik terhadap atribut sensori
dan penerimaan keseluruhan menunjukkan bahwa banana flakes dengan
menggunakan tepung pisang matang memiliki rasa yang lebih disukai. Hal ini
disebabkan karena penggunaan tepung pisang yang dibuat dari pisang matang
antara lain tingkat kemanisan dan kandungan energi yang tinggi. Namun tepung
pisang matang memiliki sifat fisik yang kurang baik seperti rendemen yang
rendah, sifat higroskopis, dan warna yang lebih coklat dibandingkan tepung
pisang mentah akibat pencoklatan enzimatis selama proses penggilingan. Pada
penelitian ini penulis akan menggunakan pisang sepertiga matang sehingga
diharapkan dapat menghasilkan flakes dengan hasil yang lebih disukai. Untuk
mengetahui bagaimana kesukaan responden terhadap produk, maka dilakukan
penelitian mengenai preferensi konsumen banana flakes.
Produk flakes pisang ambon memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
industri. Namun dibutuhkan analisa terhadap perencanaan usaha tersebut dan
salah satunya yaitu analisa secara finansial yang meliputi penggunaan biaya modal
tetap, penyusutan material, biaya operasional dan pemeliharaan, arus kas,
proyeksi rugi laba serta penetapan kriteria investasi untuk mengetahui apakah
proyek layak untuk dijalankan. Penentuan kriteria kelayakan diukur dengan
menggunakan dasar penilaian Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PbP), perhitungan
Break Event Point (BEP), serta analisis sensitivitas. Perencanaan usaha tersebut
dapat dikembangkan bila NPV bernilai lebih besar dari nol (NPV>0), IRR bernilai
lebih besar dari discount factor (IRR>i), Net B/C ratio bernilai lebih besar dari
satu, maka nilai payback period lebih pendek dari umur ekonomis proyek atau
6
investasi (Ibrahim, 2009). Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar
1 berikut.
Produksi Pisang Meningkat
Peluang Untuk
Meningkatkan Nilai Ekonomi
Diversifikasi/
Penganekaragaman Pangan
Berbentuk Flakes
Preferensi Konsumen
-Analisis Deskiptif
-Importance Performance
Analysis (IPA)
Aspek finansial :
-NPV
-Net B/C
-IRR
-Payback Periode
-BEP
-Sensitivitas
Feasible/Layak
Banana Flakes dapat Dikembangkan/Proyek dapat Dijalankan
Substitusi Gandum dalam
Pembuatan Flakes
Perencanaan Usaha
Intepretasi Hasil Analisa
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pisang
Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman hortikultura yang berasal dari
kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Pisang adalah nama umum
yang diberikan pada tumbuhan raksasa berdaun besar memanjang dari suku
Musaceae. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun
menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna
kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah,
hijau, ungu, atau hampir hitam.
Menurut Prabawati, et al (2008), berdasarkan penggunaannya pisang dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Pisang meja (banana) yang umumnya disajikan sebagai buah segar.
Contohnya: Pisang Ambon Kuning, Ambon Lumut, Barangan,
Emas, Lampung, Raja Bulu, Raja Sere, dan lain-lain.
2) Pisang untuk olahan (plantain) yang hanya enak dikonsumsi setelah
terlebih dahulu diolah menjadi berbagai produk makanan. Contohnya:
Pisang Kepok, Kapas, Nangka, Siem, Tanduk, dan Uli.
3) Pisang yang banyak dimanfaatkan daunnya, yaitu: Pisang Batu dan Klutuk.
4) Pisang yang diambil seratnya, yaitu: Pisang Manila dan Abaca.
8
Pisang tergolong buah yang mudah rusak (perishable), oleh karena itu perlu
dilakukan pengolahan buah pisang agar dapat mempertahankan masa
simpannya. Salah satu cara untuk mengawetkan buah pisang adalah dengan
mengolahnya menjadi berbagai jenis produk. Sebagai bahan untuk pengolahan,
buah pisang harus memenuhi syarat sudah tua dan tidak cacat, baik mekanis
maupun mikrobiologis.
Tanaman pisang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup manusia.
Seluruh bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, mulai dari bonggol, batang, daun, buah, dan bunga. Pisang dapat
dijadikan buah meja, sale, puree, dan tepung. Kulit pisang dapat dimanfaatkan
untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun
pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai macam makanan tradisional
Indonesia. Batang Pisang Abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas, dan
sebagainya. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat
dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing). Sedangkan air umbi
batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri, pendarahan usus besar
dan penawar racun. Pohon industri pisang dapat dilihat pada Gambar 2.
9
P
I
S
A
N
G
POHON
PISANG
DAUN
BATANG
BONGGOL
Batang Luar
-Pakan Ternak
-Pupuk Organik
-Serat Untuk
Pakaian
Empulur
-Tepung
-Acar
-Kertas
-Pembungkus
Tempe
-Kompos
-Pakan
Ternak
-Dendeng
-Obat
-Tepung
-Kertas
-Acar
BUNGA -Sayur
-Manisan
TANDAN
DAN
BUAH PISANG
LIMBAH
Jantung Pisang
Tandan
Kulit
-Sayuran
-Penyedap
Rasa
-Pupuk Organik
-Makanan Ternak
-Etil Alkohol
-Biogas
-Wax Lantai
OFF
GRADE
-Ketchu
-Vinegar
EDIBLE
PORTION
Segar
Teknologi
Packing House
Olahan
-Keripik
-Sale
-Tepung
-Flakes
-Jelly
-Puree -Selai
Gambar 2. Pohon Industri Pisang (Effendi, 2005)
10
Pisang mempunyai potensi besar diolah menjadi tepung sebagai substitusi tepung
terigu. Pada penelitian ini menggunakan jenis pisang ambon, pemilihan pisang
ambon sebagai bahan pembuatan tepung karena selain mudah didapatkan, pisang
ambon kaya akan vitamin A, dibandingkan jenis pisang lainnya. Kandungan
vitamin A dalam 100 gram pisang ambon yaitu 146 SI. Menurut Aroni (2012),
vitamin A mempunyai fungsi penting dalam sistem penglihatan, kekebalan tubuh
dan fungsi reproduksi. Penyerapan zat besi pada buah pisang hampir 100% dapat
diserap oleh tubuh, jika dibanding dengan makanan nabati lainnya. Konsumsi
pisang lainnya secara umum lebih tinggi dibandingkan konsumsi pisang ambon.
Tahun 2013 sebanyak 26,35% pisang tercecer dimana 73,65% buah banyak
dikonsumsi sedangkan sisanya dibuang karena mengalami kebusukan akibat
penyimpanan (Pusdatin Sekretariat Jendral Kementrian Pertanian RI, 2014).
Mengingat manfaat yang dapat diambil dari pisang maka perlu adanya upaya
diversifikasi pengolahan terhadap pisang agar potensi pisang dapat dimanfaatkan
secara optimal sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan pisang ambon sebagai
bahan baku lokal dan meningkatkan penggunaan tepung pisang ambon sebagai
bentuk diversifikasi produk olahan pangan berbahan baku pisang.
Hasil Penelitian Widowati, et al (2010) yaitu kadar tepung pisang sebesar 84,01%
dan mendekati kadar karbohidrat pada ubi kayu (87,87%) dan ubi jalar (86,95%).
Hal ini menunjukkan bahwa pisang berpeluang sebagai sumber kalori dan dapat
diolah menjadi tepung serta digunakan sebagai substitusi tepung terigu dalam
pembuatan berbagai produk olahan. Adapun manfaat pengolahan pisang menjadi
tepung antara lain dapat lebih tahan disimpan, lebih mudah dalam pengemasan
dan pengangkutan, lebih praktis untuk diversifikasi produk olahan, mampu
11
memberikan peningkatan nilai ekonomi buah pisang, dan mampu meningkatkan
nilai gizi buah melalaui proses fortifikasi selama pengolahan. Selain itu pisang
mengandung 120 kalori dan zat pati yang cukup tinggi 30mg/100g sehingga
cocok untuk dibuat menjadi tepung. Menurut penelitian Wahyudin (2011), dalam
teknologi pengolahan pisang untuk dijadikan tepung pisang, sebelumnya irisan
buah pisang dilakukan perendaman dalam larutan asam sitrat untuk mencegah
reaksi pencoklatan pada buah, sehingga dapat memperbaiki warna tepung pisang
yang dihasilkan. Sifat fisik dan kimia dari tepung pisang disajikan pada Tabel 1
dan 2.
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia tepung pisang dari berbagai varietas pisang.
Varietas Warna Kadar Air
(%)
Kadar Asam
(%)
Karbohidrat
(%)
Kepok Putih 6,08 1,85 76,47
Nangka Putih coklat 6,09 0,85 79,84
Ambon Putih abu-abu 6,26 1,04 78,99
Raja Bulu Putih coklat 6,24 0,84 76,47
Ketan Putih abu-abu 6,24 0,78 75,33
Lampung Putih 8,39 0,49 70,10
Siam Kuning coklat 7,62 1,00 77,13
Sumber : Ebook pangan, 2006
Tabel 2. Perbandingan komposisi kimia tepung pisang dan produk lain.
Komposisi Kimia Pisang
Segar
Tepung
Pisang
Beras Kentang
Air (%) 70 3 12 78
Karbohidrat (%) 27 88,6 80,2 19
Serat Kasar (%) 0,5 2 0,3 0,4
Protein (%) 1,2 4,4 6,7 2
Lemak (%) 0,3 0,8 4 0,1
Abu (%) 0,9 3,2 0,5 1
Karoten (ppm) 2,4 760 - 12
Kalori (kkal/100g) 104 340 363 82
Sumber : Ebook pangan, 2006
12
Prosedur Operasi Standar (POS) produksi tepung pisang disajikan pada Gambar
3. Sedangkan syarat mutu tepung pisang mengacu kepada SNI 01-3841-1995
disajikan pada Tabel 3.
Gambar 3. Diagram alir proses produksi tepung pisang (Abidin, 2007).
Pisang
Pengupasan
Pengirisan
Pengeringan
Penggilingan
Pengayakan
Tepung
Pisang
Pencucian
Penirisan
13
Tabel 3. Syarat Mutu Tepung Pisang (SNI 01-3841-1995)
Jenis Uji
Satuan Persyaratan Mutu
Aroma - Normal
Rasa - Normal
Warna - Normal
Benda asing - Tidak ada
Kehalusan lolos ayakan 60 mesh %b/b Min. 95
Air %b/b Maks. 5
Sulfit (SO2) mg/kg Negatif
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10,0
Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0
Raksa mg/kg Maks. 0,05
Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 0,5
Eschericia coli Koloni/g 0
Kapang dan khamir Koloni/g Maks. 102
Salmonella/25 gram - Negatif
Staphylococcus aureus Koloni/g Negatif
Sumber: Standar Nasional Indonesia (1995)
2.2. Flakes
Flakes merupakan sereal siap saji yang dapat memberikan kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan kalori dalam waktu yang relatif singkat serta tanpa perlu
repot-repot memasak, tetapi hanya perlu menambahkan susu sebagai
campurannya. Flakes juga merupakan produk pangan yang termasuk ke dalam
kategori makanan sereal siap saji atau RTE (ready to eat) yang telah dilakukan
pengolahan sesuai dengan jenis dan bentuknya. Bahan baku utama yang sering
digunakan pada flakes yang banyak beredar dipasaran adalah gandum atau biji
jagung. Bahan baku tersebut biasanya diolah secara utuh maupun ditepungkan
terlebih dahulu. Menurut Lawess (1990), flakes terbuat dari bahan pangan
serealia seperti beras, gandum, jagung, dan umbi- umbian.
14
Pengolahan flakes meliputi berbagai tahapan yang dimulai dengan persiapan,
pencampuran bahan, pengolahan, pengeringan, pendinginan suhu, dan flaking.
Proses pengolahan dilakukan dengan mengukus biji serealia yang sudah
dihancurkan pada kondisi bertekanan selama kurang lebih dua jam dan
selanjutnya dipipihkan di antara dua rol baja. Setelah itu dilakukan pengeringan
dan pemanggangan pada suhu tinggi. Produk flakes berbahan dasar serealia dapat
dilakukan dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan melewatkan adonan
diantara dua buah rol dengan jarak tertentu, kemudian dilakukan pengovenan
untuk mendapatkan kadar air produk akhir kurang lebih sebesar 6-8% (Lawes,
1990). Diagram alir pembuatan flakes dapat diilustrasikan pada Gambar 4.
15
Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan flakes
Sumber : Suarni (2009)
2.3. Proses Produksi Banana Flakes
Banana flakes merupakan pengembangan proses produksi flakes dengan
campuran tepung pisang serta bahan tambahan pembuat flakes lainnya. Menurut
penelitian Hanawati (2011), proses produksi banana flakes meliputi beberapa
tahapan seperti berikut :
Pengovenan (Pemanggangan)
Pencetakan (Pembentukan flakes)
Pemipihan
Pencampuran dan pembentukan adonan
Telur, gula, garam.
margarin
Bahan baku tepung
Flakes
16
2.3.1. Pencampuran (Mixing)
Pencampuran atau mixing berfungsi mencampur semua bahan sampai homogen.
Proses pencampuran awal dilakukan pada dua jenis bahan. Bahan baku tepung
diaduk terpisah dengan bahan tambahan, baru kemudian kedua bahan tersebut
dicampurkan secara perlahan. Proses pencampuran dilakukan menggunakan
tangan sampai adonan tercampur merata (homogen), selanjutnya adonan
siap untuk dicetak.
2.3.2. Pembentukan Adonan
Pembentukan adonan dibuat secara manual dengan tangan. Tujuan pembentukan
adonan adalah agar adonan mudah untuk dipipihkan dengan rol penggiling, dan
adonan yang telah pipih kemudian ditampung dalam loyang.
2.3.3. Pencetakan (Flaking)
Proses pencetakan atau flaking adalah proses pencetakan menjadi flakes. Proses
pencetakan ini harus dilakukan dengan cepat sehingga adonan tidak
mengering. Adonan dicetak berukuran ± 1,5cm dan ditata pada loyang untuk
masuk ke tahap berikutnya yaitu pemanggangan.
2.3.4. Pemanggangan
Pemanggangan merupakan suatu unit operasi yang menggunakan udara panas
dan bertujuan untuk mencapai kematangan optimum serta menurunkan aktivitas
17
kadar air flakes sehingga dapat menghasilkan tekstur yang renyah. Proses
pemanggangan pada pembuatan flakes juga bertujuan untuk
menyempurnakan gelatinisasi pati. Selama proses pemanggangan, air dalam
produk akan diuapkan sehingga terjadi penurunan rendemen yang cukup besar.
Pemanggangan merupakan aspek yang kritis dari urutan proses untuk
menghasilkan flakes yang berkualitas tinggi. Hasil proksimat banana flakes pada
penggunaan tepung pisang matang waktu pemanggangan 25 menit disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Hasil proksimat flakes tepung pisang matang
Zat Gizi
Kandungan (%)
Karbohidrat 73,23%
Protein 12,09%
Lemak 5,52%
Kadar Air 2,86%
Kadar Abu 3,72%
Serat Kasar 2,57%
Sumber : Setyadi (2016)
Flakes termasuk ke dalam kelompok makanan susu sereal. Menurut SNI nomor
01-4270-1996, definisi susu sereal adalah serbuk instan yang terbuat dari susu
bubuk dan sereal dengan penambahan makanan lain dan atau tanpa bahan
tambahan makanan yang diizinkan. Adapun syarat mutu susu sereal dapat dilihat
pada Tabel 5.
18
Tabel 5. Syarat Mutu Susu Sereal (SNI 01-4270-1996)
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan
1.1 Bau - Normal
1.2 Rasa - Normal
2 Air %b/b Maks. 3,0
3 Abu %b/b Maks. 4
4 Protein (N x 6,25) %b/b Min. 5
5 Lemak %b/b Min. 7,0
6 Karbohidrat %b/b Min. 60,0
7 Serat kasar %b/b Maks. 0,7
8 Bahan Tambahan Makanan
- -
8.1 Pemanis buatan (sakarin dan siklamat)
- Tidak boleh ada
8.2 Pewarna tambahan - Sesuai dengan SNI 01-0222-1987 9 Cemaran Logam - -
9.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0
9.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 30,0
9. 3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0
9.4 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0/250,0*
9.5 Raksa (mg) mg/kg Maks. 0,03
10 Cemaran Arsen (As)
mg/kg Maks. 1,0
11 Cemaran mikroba - -
11.1 Angka lempeng total
koloni/g Maks. 5 x 105
11.2 Coliform APM/g Maks. 102
11.3 Escherica coli APM/g < 3
11.4 Salmonella/25 g - Negatif
11.5 Staphylococcus aureus/g
- Negatif
11.6 Kapang koloni/g Maks. 102
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 1996
2.4. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap suatu produk barang atau jasa yang dikonsumsi. Menurut
Kotler (2000), preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat
kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk.
Atribut fisik yang ditampilkan pada suatu produk dapat menimbulkan daya tarik
pertama yang dapat mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk
19
menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat
mencerminkan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen
memiliki sikap berbeda-beda dalam menimbang atribut yang dianggap penting.
Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan
manfaat-manfaat yang dicarinya (Kotler, 2000).
2.5. Analisis Finansial
Analisis finansial digunakan dalam mengambil keputusan untuk melakukan
investasi dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang yang
berdampak pada kelangsungan hidup suatu perusahaan (Soeharto, 2002).
Pendekatan yang dilakukan dalam aspek finansial adalah menganalisis perkiraan
arus kas keluar dan masuk selama umur proyek atau investasi. Arus kas ini
meliputi perkiraan biaya awal, modal kerja, biaya operasi, biaya produksi, dan
pendapatan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), analisis terhadap aspek finansial
mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Sumber dana
Perolehan dana yang ada dapat dicari dari berbagai sumber dana, baik
itu dana sendiri atau modal pinjaman atau keduanya.
2. Kebutuhan biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan
proyek. Biaya investasi secara garis besar, terdiri dar biaya pra investasi,
biaya aktiva tetap, dan biaya operasional (modal kerja).
3. Arus kas (cash flow)
Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu
20
perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya
investasi tersebut.
4. Proyeksi laba – rugi
Pernyataan rugi laba suatu perusahaan menyatakan keadaan penerimaan
atau pemasukan, biaya dan rugi laba perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
5. Kriteria penilaian investasi.
Kriteria kelayakan investasi yang digunakan, antara lain: nilai sekarang atau
Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), periode
pengembalian / Pay Back Period (PBP), tingkat pengembalian investasi atau
Internal Rate of Return (IRR)., dan keadaan pulang pokok atau Break Event
Point (BEP).
2.6. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dapat dikatakan suatu kegiatan menganalisis kembali suatu
proyek untuk melihat apakah yang akan terjadi pada proyek tersebut bila suatu
proyek tidak berjalan sesuai rencana. Analisis sensitivitas ini mencoba melihat
suatu realitas proyek yang didasarkan pada kenyataan bahwa proyeksi dari suatu
rencana proyek sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur ketidakpastian mengenai apa
yang terjadi di masa mendatang . Biaya penerimaan dalam suatu proyek,
jumlahnya mempengaruhi besarnya Net B/C, NPV, IRR dan PP. Perubahan
kriteria-kriteria tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan dalam
dasar-dasar perhitungan biaya dan manfaat (Gittinger, 1986).
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung. Pengolahan Banana
Flakes dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan survey
preferensi konsumen dilakukan di kantin di lingkungan Universitas Lampung
pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2019.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan-bahan untuk
memproduksi flakes dan produk banana flakes. Sedangkan alat yang digunakan
adalah alat-alat untuk memproduksi flakes, software pengolah data Microsoft
Excel, kuisioner dan alat tulis.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa
langkah berikut.
22
3.3.1. Survei Preferensi Konsumen
Survei preferensi konsumen terhadap produk banana flakes dilakukan dengan
menyebar kuisioner dan memberikan sampel banana flakes kepada responden di
lingkungan Universitas Lampung. Kemudian data yang diperoleh ditabulasikan,
disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan menggunakan Importance
Performance Analysis (IPA) dan analisis deskriptif .
3.3.2. Analisis Finansial
Analisis finansial dalam perencanaan usaha banana flakes dilakukan dengan
perincian biaya-biaya seperti biaya sewa bangunan dan instalasi penunjang, mesin
dan bahan baku yang digunakan, kapasitas produksi, fasilitas dan sarana dan
prasarana, tenaga kerja yang diperlukan, serta sumber dana yang tersedia sebagai
biaya investasi kemudian dilanjutkan dengan perhitungan proyeksi laba rugi, arus
kas (cash flow) dan kriteria kelayakan investasi produksi banana flakes.
3.3.3. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan proyek
yang telah dilakukan. Teknik melakukan analisis sensitivitas dengan mengukur
ulang ukuran kemanfaatan rencana proyek menggunakan perkiraan baru dari satu
atau lebih komponen biaya terhadap asumsi-asumsi yang digunakan sehingga
dapat diketahui pengaruh perubahan tersebut terhadap proyek. Menurut Fatah
(1994), perubahan dapat terjadi akibat masalah utama diantaranya yaitu perubahan
23
harga produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan
volume produksi terhadap rencana suatu proyek.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua tahap, pertama preferensi konsumen
dengan menyebar kuisioner pada responden dengan jumlah yang sesuai dengan
metode penentuan responden yang digunakan dan selanjutnya dilakukan analisis.
penetapan kriteria investasi dengan menggunakan analisis finansial dan
sensitivitas
3.4.1. Survey Preferensi Konsumen
Metode survey Preferensi Konsumen dilakukan dalam beberapa tahapan
sebagai berikut:
a. Metode Penentuan Responden
Metode penentuan responden pada penelitian ini adalah metode purposive
sampling/judgement sampling yaitu merupakan metode penentuan responden
yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian
atau memilih responden secara sengaja. Penelitian ini dilakukan di kantin di
lingkungan universitas Lampung sehingga populasi yang diambil adalah
mahasiswa yang berada di areal tersebut. Berdasarkan data BAK Unila (2018)
jumlah total mahasiswa aktif Universitas Lampung sebanyak 30.551 orang.
Jumlah responden yang diperlukan untuk mewakili jumlah populasi tersebut
24
ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Prasetyo, 2010).
N
1 + N (e)2
30.551
1 + 30.551 (0,1) 2
= 99,67 ≈ 100
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e
= Nilai presisi (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini
adalah sebesar 10%)
Jumlah responden yang diambil berdasarkan rumus tersebut adalah 100
responden dari seluruh mahasiswa di Universitas Lampung. Adapun rumus
yang digunakan dalam menentukan sampel dari setiap lapisan atau kelompok
menurut Prasetyo (2010) sebagai berikut :
Populasi1
Total Populasi
Ukuran sampel dari setiap lapisan atau kelompok berdasarkan perhitungan
dengan menggunakan rumus tersebut disajikan pada Tabel 6.
n =
=
Sampel1 = x Total Sampel
25
Tabel 6. Jumlah Sampel Setiap Fakultas
No. Kantin Fakultas Jumlah Sampel
1 Pertanian 4854/30551 x 100 = 16
2 Teknik 3823/30551 x 100 = 12
3 FEB 3669/30551 x 100 = 12
4 FISIP 3948/30551 x 100 = 13
5 FKIP 7193/30551 x 100 = 24
6 FMIPA 3230/30551 x 100 = 11
7 Kedokteran 986/30551 x 100 = 3
8 Hukum 2848/30551 x 100 = 9
Penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan cara accidental sampling.
Accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara aksidental dengan
mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai
dengan konteks penelitian, sehingga dalam teknik sampling ini peneliti
mengambil responden pada saat itu juga secara sengaja dan responden akan
diberikan banana flakes sebagai sampel.
b. Penyusunan Kuisioner
Kuisioner merupakan data primer dalam melaksanakan penelitian ini. Kuisioner
adalah daftar pertanyaan yang tersusun rapi untuk diajukan kepada responden.
Kuisioner yang disusun terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai profil
responden dan preferensi konsumen terhadap atribut produk.
Kuisioner mengacu pada penelitian Rahmawati, (2004) dimana pertanyaan yang
terdapat pada kuisioner tersebut bersifat pertanyaan tertutup dan semi terbuka.
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang tidak memungkinkan responden
untuk memberikan jawaban selain yang telah disediakan. Sedangkan pertanyaan
semi terbuka adalah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya tetapi
26
memungkinkan responden untuk menambah jawaban yang sesuai.
c. Penyebaran Kuisioner
Setelah dilakukan pembagian produk banana flakes dilakukan penyebaran
kuisioner di tempat penjualan makanan di kantin di lingkungan Universitas
Lampung.
d. Pengumpulan Data
Penelitian ini diawali dengan proses pengumpulan data yang dilakukan dengan
kuisioner. Kuisioner berisi tentang identitas atau karakteristik panelis/responden
dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang preferensi konsumen yaitu
tentang atribut produk meliputi kesukaan konsumen terhadap produk banana
flakes secara fisik, sensori, dan manfaat yang diperoleh. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu teknik wawancara.
3.4.2. Perhitungan Finansial
Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan perhitungan finansial melalui
kriteria- kriteria kelayakan, seperti: Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (B/C), Pay Back period (PBp), dan Break
Event Point (BEP) (Ibrahim, 2009).
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan untuk
mengukur apakah suatu proyek layak atau tidak untuk dijalankan. Data tentang
27
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan akan diperlukan untuk
menghitung NPV, dengan rumus berikut ini:
n
NPV = ∑ NBi
(1 + i)n
i=1
keterangan:
NBt = Net Benefit = Benefit - Cost
n = tahun (waktu)
i = suku bunga (discount factor) yang berlaku
Jika NPV ≥ 0 maka proyek dapat dijalankan, jika NPV < 0 maka proyek ditolak.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return atau IRR adalah suatu tingkat discount rate yang
menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol). IRR dapat menggambarkan
berapa besar tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan yang nilainya
harus lebih besar dari SOCC atau social opportunity cost of capital agar rencana
usaha investasi layak untuk dilaksanakan, dengan formula yang dirumuskan
sebagai berikut:
NPV(1)
IRR = i + [ i(2) – i(1)] (1)
NPV(1) – NPV(2)
Keterangan:
i(1) = adalah tingkat suku bunga / dicount rate yang membuat NPV
positif
i(2) = adalah tingkat suku bunga / dicount rate yang membuat NPV
negatif
28
Jika IRR dari suatu proyek sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku, maka
NPV dari proyek itu sebesar 0. Jika IRR ≥ i, maka proyek layak untuk
dijalankan, begitupun sebaliknya.
c. Net Benefit-Cost Ratio (net B/C)
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah PV net benefit yang positif dengan
jumlah PV net benefit yang negatif. Jumlah present value positif sebagai
pembilang dan jumlah present value negatif sebagai penyebut. Net Benefit -
Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara manfaat dan biaya, pada
awalnya biaya lebih besar daripada benefit sehingga Bt- Ct negatif, kemudian
pada tahun-tahun berikutnya benefit lebih besar dari biaya sehingga Bt-Ct
positif, dengan formula sebagai berikut:
n
Net B/C = ∑ i=1
NBi (-)
keterangan:
NBi (+) = Net benefit yang telah di discount positif
NBi (-) = Net benefit yang telah di discount negatif
Suatu usaha dinyatakan layak secara finansial jika nilai net B/C lebih besar dari
1 (satu), jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak layak, dan untuk net B/C = 1
tercapai break even point.
NBi (+)
29
d. Pay Back Periode (PBP)
Pay Back Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
modal suatu investasi, yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in
flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present
value. Secara sederhana, PBP dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat
NPV sama dengan nol. Nilai NPV berbanding terbalik dengan PBP. Jika nilai
NPV semakin besar, maka nilai PBP semakin mengecil dan begitu pun
sebaliknya. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek,
semakin lancar perputaran modal maka semakin baik proyek tersebut. Rumus
yang digunakan untuk menghitung Pay Back Period (PBP) adalah sebagai
berikut:
n n
∑ Ii - ∑ Bicp-1 i=1 i=1
keterangan:
PBP = Pay back Period
Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
Ii = Jumlah investasi yang telah di discount Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah di discount sebelum Pay Back
Period Bp = Jumlah benefit pada Pay Back Period berada
Apabila payback period dari suatu investasi yang diusulkan lebih pendek dari
pada payback period maksimum, maka usul investasi tersebut dapat diterima.
Sebaliknya jika nilai payback period-nya lebih panjang dari pada maksimumnya
maka usul investasi seharusnya ditolak.
Bp
PBP = Tp-1 +
30
e. Break Event Point (BEP)
BEP digunakan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel di dalam
kegiatan perusahaan seperti, jumlah produksi atau tingkat produksi yang
dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan
dari kegiatannya. Keadaan pulang pokok merupakan keadaan dimana penerimaan
pendapatan (total revenue) adalah biaya yang ditanggungnya (total cost).
Penentuan break event didasarkan pada persamaan penjualan dengan total biaya.
Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan penelitian penetapan kriteria investasi meliputi penentuan layak
atau tidaknya produksi banana flakes. Proses Produksi Banana Flakes
disajikan dalam Gambar 5.
f. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan pada arus penerimaan (manfaat) dan pengeluaran
(biaya) pada analisis kelayakan usaha, yaitu perubahan biaya operasional,
perubahan biaya bahan baku dan perubahan penerimaan. Perubahan yang diamati
BEP Harga Jual =
Total Biaya Produksi
Total Produksi
BEP Volume Produksi =
Total Biaya Produksi
Harga Jual Produksi
31
adalah bagaimana nilai NPV, IRR, Net B/C, jika terjadi perubahan variabel pada
alat analisis. Variabel-variabel yang digunakan sebagai alat analisis sensitivitas
pada penelitian diantaranya adalah penurunan harga jual dan kenaikan bahan
baku yang ditentukan berdasarkan metode trial and error hingga diperoleh angka
yang memenuhi batas minimum kriteria kelayakan investasi.
32
3.4.3. Pembuatan Tepung Pisang
Pembuatan tepung pisang pada penelitian ini disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram alir pembuatan tepung pisang
Sumber : Setyadi (2016), yang dimodifikasi.
Pengupasan
Penirisan
Pengeringan 37 ˚C selama 48 jam
Penggilingan dan pengayakan 80 mesh
Pisang ambon
matang
Kulit pisang
Tepung pisang
Perendaman asam sitrat
5-10 menit
Pengirisan 0,75-1 cm
Pencucian
33
3.4.4. Pembuatan Banana Flakes
Pembuatan tepung pisang pada penelitian ini disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Diagram alir pembuatan banana flakes
Sumber : Pratiwi (2016), yang dimodifikasi.
Perencanaan usaha produk banana flakes dirancang dengan menetapkan asumsi-
asumsi perusahaan yang akan digunakan dalam perhitungan finansial sehingga
dapat diketahui bagaimana kriteria kelayakan produksi, berikut merupakan
material balance produksi banana flakes disajikan pada Gambar 7.
Pencampuran bahan
Pengadonan hingga kalis
Pemipihan adonan dengan
ketebalan ± 1 mm
Pemanggangan
(T=120˚C t= 10 menit)
Tepung pisang
Tepung beras
Tepung tapioka (2:1:1)
Banana Flakes
Garam 0,5%
Gula 10%
Margarin 10%
Air 30%
Pembentukan serpihan flakes
dengan ukuran ± 1-2 cm
34
3.4.5. Material Balance
Material balance pada produksi banana flakes disajikan pada Gambar 7 dengan
rincian asumsi (produksi/hari) sebagai berikut.
Kapasitas produksi : 500 Kg
1 hari operasi : 8 jam
Pisang
ambon
500 Kg
PENGUPASAN &
PEMOTONGAN
0,75-1 cm
Kulit & bonggol : 40% = 200 Kg
PERENDAMAN
PENIRISAN
PENGERINGAN
PENCAMPURAN
Tepung beras 53,42 Kg
Tepung tapioka 53,42 Kg
Garam 1,06 Kg
Gula 21,37 Kg
Margarin 21,37 Kg
Air 64,11 L
PENCETAKAN FLAKES
(ukuran ±1-2 cm)
PEMANGGANGAN
(t=120˚c t= 10 menit)
PACKING
214,40 Kg
=214400 gr
1pcs = 250 gr
= 858 pcs
PENCUCIAN
Banana
Flakes
Gambar 7. Material balance produksi banana flakes
Larutan asam sitrat 306,52 L
Air
275,86 L
Air
360 L
Air
324 L
Air
70%
PEMIPIHAN
(ketebalan ± 1 mm)
Air
40%
PENGGILINGAN
Tepung Pisang 106,85 Kg
43,99 Kg
Air
73,33 L
Air
360 L
35
3.4.6. Analisis Data
a. Preferensi Konsumen
Data-data yang telah diperoleh melalui penyebaran kuesioner dianalisis dangan
analisis Important Performance Analysis dan analisis deskriptif. Analisis
deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen dan
mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk banana flakes.
Metode Important Performance Analysis menggambarkan kinerja (performance)
sebuah merek dibandingkan dengan harapan atau tingkat pentingnya
(importance) yang dipersepsikan oleh konsumen dalam bentuk matriks IPA.
Apabila skor tingkat kinerja sesungguhnya lebih atau sama dengan harapan atau
tingkat kepentingan maka responden dikategorikan puas sedangkan bila tingkat
pelaksanaan sesungguhnya kurang dari harapan atau tingkat kepentingan
responden dikategorikan tidak puas.
Hasil perhitungan berupa rata-rata bobot (X) untuk kinerja perusahaan dan rata-
rata bobot (Y) untuk kepentingan, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
X : Skor rata-rata tingkat pelaksanaan dan kinerja
Y : Skor rata-rata tingkat kepentingan
Xi: Total skor tingkat kinerja dari seluruh responden
Yi : Total skor tingkat kepentingan dari seluruh responden
Y = Y i n
36
n : Jumlah responden
Matriks IPA yang terdiri dari sumbu X dan Y dibagian atas empat bagian yang
dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X.Y)
dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor kinerja perusahaan pada seluruh
atribut Y adalah rata-rata skor tingkat harapan seluruh atribut yang akan
mempengaruhi kepuasan konsumen. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
=
Dimana :
X : Rata-rata dari skor tingkat kinerja produk
Y : Rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kepentingan responden
X : Skor rata-rata tingkat kinerja produk
Y : Skor rata-rata tingkat kepentingan responden
n : Jumlah responden
K: Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan responden
Hasil perhitungan diatas akan dinyatakan dalam matriks IPA. Matriks IPA
diperlukan untuk penjabaran tingkat kinerja dan kepuasan konsumen. Kuadran
I merupakan daerah prioritas utama, kuadran II merupakan daerah yang
harus dipertahankan, kuadran III merupakan daerah prioritas rendah dan
kuadran IV merupakan daerah berlebihan yang ditampilkan pada Gambar 8.
Atribut yang digunakan pada metode IPA terdiri dari harga produk, kemudahan
mengkonsumsi, komposisi produk, kehalalan produk, rasa, warna, aroma,
37
tekstur/kerenyahan, bentuk dan ukuran produk, serta bentuk kemasan dan label
produk.
Gambar 8. Bentuk Matrik Importance Performance Analysis
(Rangkuti 2006)
Kuadran I : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
penting oleh konsumen tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini
belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang
diperoleh masih sangat rendah). Variabel-variabel yang masuk
dalam kuadran ini harus ditingkatkan.
Kuadran II : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
penting oleh konsumen dan faktor-faktor dianggap oleh konsumen
sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat
kepuasannya relatif tinggi. Kinerja suatu variabel dan harapan
konsumen berada pada tingkat tinggi sehingga perusahaan cukup
Kuadran I
(Prioritas Utama)
Kuadran II
(Pertahankan Prestasi)
Kuadran III
(Prioritas Rendah)
Kuadran IV
(Berlebihan)
Y (Tingkat Kepentingan)
Tinggi
Tinggi)
Rendah Tinggi
X (Tingkat Kinerja)
38
mempertahankan kinerjanya.
Kuadran III : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataanya kinerjanya
tidak terlalu istimewa. Kinerja suatu variabel dan harapan konsumen
berada pada tingkat rendah sehingga perusahaan belum perlu
melakukan perbaikan.
Kuadran IV : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebih-
lebihan. Kinerja perusahaan lebih tinggi daripada harapan
konsumen sehingga perlu menurunkan kinerja agar dapat
mengefisienkan sumberdaya.
b. Analisis Finansial
Data-data hasil perhitungan dalam perencanaan usaha banana flakes ditabulasikan
dan ditetapkan kelayakannya melalui kriteria investasi dengan menggunakan
rumus pada program pengolah data Microsoft Excel.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil simpulan bahwa :
1. Setelah responden mencoba produk dilakukan analisis preferensi konsumen.
Didapatkan hasil responden secara penerimaan keseluruhan terhadap atribut
produk menunjukkan penilaian suka sebanyak 43 responden, sangat suka
sebanyak 30 responden dan 27 responden memilih agak suka terhadap produk
banana flakes. Produk banana flakes tidak memiliki atribut pada kuadran I
(prioritas utama) dan berlebihan (Kuadran IV). Atribut-atribut yang termasuk
dalam kuadran pertahankan prestasi (Kuadran II) adalah harga produk,
kemudahan mengkonsumsi, komposisi produk, kehalalan produk, rasa dan
tekstur. Atribut dengan tingkat prioritas rendah (Kuadran III) adalah
warna, aroma, bentuk dan ukuran produk, dan bentuk kemasan dan label.
2. Secara finansial, industri produk banana flakes ini memerlukan modal tetap
sebesar Rp 183.279.570 dan modal kerja selama 2 bulan sebesar Rp
110.320.823 dengan Debt Equity Ratio 70:30, tingkat suku bunga untuk kredit
investasi sebesar 10% diperoleh bahwa proyek layak untuk diinvestasikan
dengan melihat beberapa kriteria kelayakan investasi yaitu NPV sebesar Rp
453.431.796, IRR sebesar 20.17%, Net B/C sebesar 1.38 dan Pay Back Period
sebesar 3,45 tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa kelayakan
74
proyek untuk direalisasikan berada pada tingkat penurunan harga jual sebesar
3,05 % dan kenaikan harga bahan baku dan bahan tambahan sebesar 5,25 %.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu diperlukan kajian lebih lanjut
mengenai segmentasi pasar, targeting, positioning dan bauran pemasaran terhadap
produk banana flakes yang berguna untuk meningkatkan produktifitas pemasaran
produk.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2014. Outlook Komoditi Pisang.
Pusdatin Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi Tanaman Buah-Buahan - Pisang.
https://bps.go.id/site/pilihdata. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2018.
Central Data Mediatama Indonesia. 2013. Studi Prospek dan Peluang Pasar
Industri Tepung Terigu (Gandum) di Indonesia 2013-2017.
https://www.cdmione.com. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018.
Christy, Priscilla dan Ellyawati, J. 2014. Pengaruh Desain Kemasan (Packaging)
Pada Impulsive Buying. Jurnal Ekonomi Manajemen. Vol. 2, No.3.
Ebook Pangan. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri
Pangan. http://www.tekpan.unimus.ac.id/Pengujian-Organoleptik-dalam-
Industri-Pangan.html. Diakses pada tanggal 1 November 2018.
Effendi. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis
www.litbang.pertanian.go.id/special/komoditas/files/0103-SOSEK.pdf.
Diakses tanggal 6 Mei 2019.
Febriyanti. 2016. Analisis Kinerja Agroindustri Keripik Pisang Skala Usaha
Mikro dan Kecil (UMK) Di Kota Metro. Skripsi. Program Studi Agribisnis.
Universitas Lampung.
Hanawati, R. F. 2011. Proses Produksi Flakes Kaya Antoiksidan Sebagai
Alternatif Diversifikasi Ubi Jalar Ungu. Laporan Tugas Akhir. Program
Studi Diploma III Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
76
Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta.
249 hlm.
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Prenada Media
Group, Jakarta. 262 hlm.
Kementrian Pertanian. 2016. Outlook Komoditi Pisang 2016. Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian.
Kotler, P. 2000. Marketing Management, Millenium Edition. North Western
University. New jersey, Prentice Hall Inc.
Kurniati, E., Silvia, E., dan Efendi, Z. 2016. Analisis Kepuasan Konsumen
Terhadap Kue Baytat Bengkulu. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia. Vol 8. N0.2
Lawes, M. J. 1990. Potato Based Textured Snacks. Avi Book. Van Nostrand
Reinhold Publisher. New York.
Oktaviana, A.S. 2017. Kadar Protein, Daya Kembang, dan Organoleptik
Cookies dengan Substitusi Tepung Mocaf dan Tepung Pisang Kepok.
Jurnal Pangan dan Gizi. Vol 2. 72-81.
Papunas, M.E., Djarkasi, G.S.S dan Moningka, J.S.C. 2013. Karakteristik
Fisikokimia dan Sensori Flakes Berbahan Baku Tepung Jagung (Zea
mays L), Tepung Pisang Goroho (Musa acuminate, sp) dan Tepung
Kacang Hijau (Phaseolus radiates). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
Unsrat. Vol 4. No 1.
Prabawati, S., Suyanti dan Setyabudi, D.A. 2008. Teknologi Pascapanen dan
Teknik Pengolahan Buah Pisang. Ebook Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
Prasetyo, B. dan Miftahul, J.L. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Hal 137.
Pratiwi, W.P. 2016. Formulasi Tepung Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea Batatas (L.)
Lam) dan Tepung Jagung (Zea Mays) Terfermentasi Terhadap Sifat Kimia
77
dan Sensori Flakes. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian.
Universitas Lampung.
Purnamasari, I. W. 2015. Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning dan
Natrium Bikarbonat Terhadap Karakteristik Flakes Talas. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. 3(4). 1375–1385.
Rahmawati, D. 2004. Analisa Preferensi dan Perilaku Konsumen Terhadap
Produk Chicken Nugget. Skripsi. Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rosalia, S. dan Rahardjo, S.T. 2016. Pengaruh Atribut Produk RotiBoy terhadap
Keputusan Konsumen di Mall Ciputra Semarang. Diponegoro. Journal of
Management. Vol. 5 No.1 : 1 – 9.
Setyadi. 2016. Pengaruh Jenis Tepung Pisang Ambon (Musa Paradisiaca) dan
Waktu Pemanggangan Terhadap Karakteristik Banana Flakes. Tugas
Akhir. Program Studi Teknologi Pangan. Universitas Pasundan. Bandung.
Standar Nasional Indonesia. 1995. Syarat Mutu Tepung Pisang (SNI 01-3841-
1995). Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia. 1996. Syarat Mutu Susu Sereal (SNI 01-4270-
1996). Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Suarni. 2009. Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Produk Makanan
Ringan (flakes) Berbasis Jagung dan Kacang Hijau. Jurnal Litbang
Pertanian. 28(2) : 63-71.
Wahyudin. 2011. Analisis Kajian Subtitusi Tepung Pisang Ambon dalam
Pembuatan Bolu Kering. Diakses dari laman web tanggal 12 November
2018 dari : http://repository.ipb.ac.id.
Wibowo, Y., Purnomo, H.B., Mufidah, L.I.2015. Analisis Finansial Ageoindustri
Berbasis Singkong di Kabupaten Jember. Jurnal Berkala Ilmiah Pertanian.
Vol 2. 88-94.