ppt pertambangan by aulia salsabila

Click here to load reader

Transcript of ppt pertambangan by aulia salsabila

  • AuliaUlfah Salsabila

    12051407Teknik Pertambangan Mineral A

    Dosen : Sri Kuswayati, S.Si

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Freeport-McMoRan_Copper_&_Gold_Inc.http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mimikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Papuahttp://id.wikipedia.org/wiki/Freeport-McMoRan_Copper_&_Gold_Inc.http://id.wikipedia.org/wiki/Freeport-McMoRan_Copper_&_Gold_Inc.http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mimikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mimikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mimikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Papuahttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Papua

  • Umumnya Tembaga ditemukan di kerak bumi dalam bentuk mineral-

    mineral tembaga sulfida seperti chalcocite (Cu2S) dan bornite (Cu5FeS4) atau

    dalam bentuk mineral-mineral tembaga-besi-sulfida yaitu chalcopyrite (CuFeS2).

    Kandungan tembaga dalam bijih berkisar antara 0,4 persen hingga 2,0

    persen. Bijih dengan kadar tembaga sekitar 0,4 persen umumnya dieksploitasi

    dengan cara tambang terbuka, sedangkan bijih dengan kadar tembaga sekitar

    satu sampai dua persen dieksploitasi dengan cara tambang dalam.

    Selain bijih tembaga, tembaga murni juga diproduksi dari proses daur

    ulang atau recycling scrap tembaga murni dan paduan-paduan tembaga.

    Karakterisasi Bijih Tembaga

    Tahap Pengolahan Bijih Mineral Tembaga

  • Diagram Alur Proses Pengolahan Bijih Tembaga

    Mineral tembaga dalam bentuk

    sulfida umumnya diproduksi dengan jalur

    pirometalurgi yaitu peleburan dan pemurnian

    pada temperatur tinggi atau pyrorefining, dan

    dilanjutkan dengan electrorefining.

    Mineral tembaga dalam bentuk

    oksida, karbonat, silikat dan sulfat ditemukan

    di alam dalam jumlah kecil. Bijih tembaga ini

    umumnya diproduksi dengan jalur

    hidrometalurgi. Dalam Perkembangannya,

    jalur hidrometalurgi juga digunakan untuk

    mengolah sebagian bijih sulfida, khususnya

    Cu2S.

  • Tahap tahap Pengolahan

    1. Tahap Kominusi

    Tahap kominusi terdiri dari operasi peremukan

    dan penggerusan. Tujuan proses peremukan dan

    penggerusan adalah untuk membebaskan atau

    meliberasi mineral-mineral tembaga dari ikatan

    mineral-mineral pengotornya. Target ukuran dari

    tahap kominusi adalah ukuran partikel bijih yang

    dapat menghasilkan tingkat recoveri tembaga

    yang maksimal saat proses konsentrasi flotasi.

  • 2. Tahap Konsentrasi Flotasi

    Setelah mencapai ukuran yang cocok atau

    sesuai ukuran target, maka tahap selanjutnya

    adalah dilakukan dengan metoda flotasi.

    Pemisahan dengan cara flotasi merupakan

    metode yang cukup efektif. Tahap konsentrasi

    bijih tembaga dengan metoda flotasi dapat

    meningkatkan kadar tembaga di Konsentrat

    menjadi sekitar 30 persen.

    Tahap pemisahan mineral atau konsentrasi.

    Pemisahan mineral-mineral Cu-Fe-S dan Cu-S

    dari pengotornya

  • 3. Tahap Matte Smelting.

    Pada tahap ini konsentrat tembaga dilebur menjadi

    lelehan matte. Proses peleburan dilakukan dalam suasana

    yang oksidatif. Proses ini menghasilkan lelehan matte, lelehan

    slag dan gas buang.

    Matte merupakan lelehan sulfida yang kaya akan

    tembaga dengan mengandung sedikit besi, sedangkan slag

    adalah lelehan yang terdiri dari campuran oksida besi danoksida logam pengotor serta fluks (silika).

    Proses smelting ini menghasilkan matte dengan

    kandungan tembaga sekitar 45 75 persen.Suasana oksidatif

    dalam tanur peleburan diperoleh dengan menginjeksikan

    udara yang diperkaya oksigen atau oxygen-enriched air.

  • 4. Tahap Konversi Matte

    Pada tahap ini matte dikonversi menjadi

    tembaga blister atau blister copper. Pada tahap

    ini, matte dioksidasi menjadi tembaga blister,

    dan kandungan tembaga naik menjadi sekitar

    90 persen.

    Umumnya proses converting dilakukan

    dalam Peirce-Smith Converter. Ke dalam

    concerter dihembuskan udara melalui sejumlah

    tuyeres yang terendam dalam lelehan

    (submerged tuyeres). Pada Proses converting ini

    ditambahkan juga oksigen murni, silika sebagai

    fluks, revert dan scrap. Slag yang dihasilkan

    mengandung besi-silika.

  • 5. Tahap Fire refining

    Fire refining adalah proses pemurnian yang dilakukan

    terhadap tembaga blister. Proses fire refining dilakukan

    dalam rotary furnace, reverberatory furnace atau hearth

    furnace yang dapat ditilting.

    Tahapan ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap satu

    adalah oksidasi selektif terhadap sulfur dan elemen pengotor

    lainnya, dan tahap kedua adalah deoksidasi untuk

    penurunan kandungan oksigen dalam tembaga.

    Proses fire refining mampu menghasilkan logam

    tembaga yang memiliki kandungan tembaga sekitar 99

    persen.

  • 6. Tahap Electrorefining.

    Proses electrorefining merupakan pelarutan

    tembaga secara elektrokimia dari tembaga

    anoda dan mengendapkannya kembali di

    permukaan katoda. Elemen-elemen pengotor

    yang terkandung dalam tembaga anoda tidak

    ikut terendapkan.

    Dari proses Electrorefining ini dihasilkan logam

    tembaga dengan kandungan Cu > 99.99

    persen.

  • Dampak positif :

    Mempermudah

    dalam proses

    pengolahan.

    Produksi lebih

    cepat dan banyak.

    Memberikan

    keringanan pada

    pekerja.

    Dampak negatif :

    Pencemaran baik

    tanah, air maupun

    udara. Misalnya

    debu, gas beracun,

    bunyi dll.

  • REFERENSI

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bijih_besi

    Youtube

    http://ardra.biz/sain-

    teknologi/metalurgi/pengolahan-bijih-besi-

    dengan-blast-furnacetanur-tiup/

  • ^^Sekian dan Terima kasih, atasperhatian Semuanya^^

    Semoga bermanfaat.