POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

16
82 Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673 POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN KOMPAS Sholihul Abidin Staf Pengajar Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Putera Batam, email:[email protected] ABSTRAK The news which is presented variedly is a construction of a social reality. The society then interprets the news in societys point of view freely. Political cartoon in a column oom pasikom’ of daily news Kompasbrings out the idea to give a simultaneous interpretation to the conflict of Demokrat party. Known from the Charles Sanders Peirces semiotic theory and Lewis A Cosers conflict theory that happened to Demokrat party is an internal conflict. The Conflict was started from the uncovering of corruption which involved Anas Urbaningrum as one of the high-powered person in this party. He was suspected the case of corruption of Hambalang Sport Center project by KPK. Then Anas Urbaningrum was stood down from his function by Demokrat party on behalf of SBY. The culminating point of internal conflict is when Anas Urbaningrum and his endorsement fought back SBY. Visualized in caricature in column ‘oom pasikom’, published in March 2 nd , 2013, he revealed his anger by threatening to open up on a charge of his case. He threatened to divulge the bill out of Century Bank case which was under the KPK investigation. Based on the Lewis A Cosers opinion, the conflict between Anas Urbaningrum and SBY in Demokrat party was as a big bang from an internal conflict because in term of intimate relationship in Demokrat party was possible to their whole personality be seen. Keywords: semiotic, political cartoon

Transcript of POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

Page 1: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

82

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN KOMPAS

Sholihul Abidin

Staf Pengajar Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Putera Batam,

email:[email protected]

ABSTRAK

The news which is presented variedly is a construction of a social reality. The society then interprets the

news in society’ s point of view freely. Political cartoon in a column ‘ oom pasikom’ of daily news ‘ Kompas’

brings out the idea to give a simultaneous interpretation to the conflict of Demokrat party. Known from the

Charles Sanders Peirce’ s semiotic theory and Lewis A Coser’ s conflict theory that happened to Demokrat

party is an internal conflict. The Conflict was started from the uncovering of corruption which involved Anas

Urbaningrum as one of the high-powered person in this party. He was suspected the case of corruption of

Hambalang Sport Center project by KPK. Then Anas Urbaningrum was stood down from his function by

Demokrat party on behalf of SBY. The culminating point of internal conflict is when Anas Urbaningrum and

his endorsement fought back SBY. Visualized in caricature in column ‘oom pasikom’, published in March

2nd

, 2013, he revealed his anger by threatening to open up on a charge of his case. He threatened to divulge

the bill out of Century Bank case which was under the KPK investigation. Based on the Lewis A Coser’ s

opinion, the conflict between Anas Urbaningrum and SBY in Demokrat party was as a big bang from an

internal conflict because in term of intimate relationship in Demokrat party was possible to their whole

personality be seen.

Keywords: semiotic, political cartoon

Page 2: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

83

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan media massa memberikan

banyak dampak positif kepada publik dan juga

bagi disiplin jurnalistik sendiri. Publik

memiliki banyak pilihan dalam menentukan

kebutuhan informasi yang diinginkan. Disiplin

jurnalistikpun semakin berkembang dengan

banyaknya media massa yang bersaing dalam

menyediakan kebutuhan informasi kepada

publik. Sebuah tradisi yang hingga kini

mendominasi cara penyampaian informasi

berita adalah dengan menggunakan kalimat dan

dokumentasi foto. Kalimat berita dan

dokumentasi foto ini menjadi bagian

substansial dalam tradisi penyusunan dan

penyampaian berita media cetak. Bahkan jika

kita amati secara lebih dalam maka unsur

kalimatlah yang lebih banyak memenuhi

halaman-halaman koran, majalah maupun

media cetak yang lain. Hal ini menunjukkan

bahwa kemasan jurnalistik lebih banyak

disampaikan dalam bentuk bahasa verbal.

Sehingga akan jarang kita jumpai sebuah

laporan jurnalistik yang disampaikan dalam

bentuk lain seperti bentuk laporan berita yang

dikemas menjadi gag cartoon maupun strip

cartoon.

Bahasa verbal memang memiliki

kelebihan lebih mudah dipahami oleh

komunikan maupun lawan bicara. Orang

cenderung akan lebih cepat mengerti dan

memahami pesan komunikasi yang

disampaikan dengan menggunakan bahasa

verbal daripada bahasa non-verbal. Padahal

hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh

komunikasi non-verbal cukup besar terhadap

keberhasilan komunikasi, yaitu 65-70 %.

Bahkan dalam penelitian Ilmu manajemen bisa

berpengaruh lebih dari 93 %.1

Selain hanya sedikit media massa yang

memanfaatkan bahasa non-verbal, bahasa non-

verbal juga hanya menjadi unsur pelengkap

dalam media massa. Jika kita perhatikan lagi,

hanya beberapa media massa yang berskala

nasional maupun lokal yang memanfaatkan

bahasa non-verbal dalam penyampaian berita.

Media cetak biasanya menggunakan gambar

kartun atau karikatur sebagai gambaran dari

halaman editorial atau opini redaksi media.

Kemudian ada pula kartun yang disertakan

pada surat pembaca. Lazimnya kartun dan

karikatur ini ditempatkan pada rubrik opini

media cetak. Selain itu beberapa media massa

cetak juga memberikan ilustrasi gambar pada

berita-berita tertentu yang disertai ilustrasi

gambar sebagai kalimat pengantar untuk

menuntun pembaca mengetahui kejadian yang

diilustrsikan.

Meskipun sedikit, karikatur merupakan

unsur yang tak terpisahkan dalam penyajian

surat kabar. Peranan karikatur itu demikian

penting, manakala kita sudah sampai pada

bentuk yang sudah tidak bisa lagi digambarkan

dengan tulisan, hingga memerlukan sentuhan

1 Rochajat Harun & Elvinaro Ardianto, Komunikasi

Pembangunan & Perubahan Sosial, h.53

Page 3: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

84

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

“seni” yang menyangkut berbagai unsur.2

Karena seni mampu mengisi ruang-ruang

kosong dalam jiwa seseorang. Didalam dunia

surat kabar kita mengenal dua unsur utama

yaitu penyajian berita dan pendapat. Dalam

unsur pendapat inilah karikatur mengisi ruang

lingkupnya disamping Tajuk Rencana, pojok

dan lain-lain. Tetapi karikatur bukan sekedar

pendapat. Ia harus memenuhi syarat-syarat

lain, diantaranya harus cepat dimengerti

pembaca, ada unsur humor penggambaran

manusianya yang bersifat komis dan

sebagainya.3

Bertahun-tahun karikatur telah

mengembangkan kekuatannya dalam

membentuk opini publik. Benyamin Franklin,

seorang pembaharu jurnalistik, adalah orang

yang pertama menerbitkan sketsanya yang

termashur: “Kerjasama atau Mati”. Sketsa

tersebut menggambarkan ukiran kayu yang

berbentuk seekor ular yang dipotong menjadi

delapan bagian, dan tiap bagiannya melukiskan

kelompok masyarakat pesisir. Pennsylvania

Gazzete menyiarkan dalam tahun1754, dimana

akhirnya dapat menyatukan penduduk baru di

Perancis dan mengobarkan kampanye di

Amerika Serikat. Para redaktur penerusnya

menyiarkan kembali gambar reptile terpotong

delapan itu sebagai peopaganda revolusi

Amerika. Dalam happer’s Weekly, Thomas

Nast membuat karikatur seorang agen

2 Pramono, Karikatur-Karikatur, prakata.

3 ibid

pembaharu ditahun 1870-1871 dengan

menggambar bagian terpenting dari

pertandingan tinju saat kalahnya Tammany

Tweed Ring yang terkenal (buruk). Para

kartunis sezamannya seperti David Lowe di

Inggris dan Bill Mauldin di Amerika

menyatakan bahwa karikatur tetap menyimpan

kekuatan sebagai jenis tajuk yang efektif.4

Koran harian Kompas adalah salah satu

media massa nasional yang kontinyu dalam

pemuatan karikatur atau kartun. Political

Cartoon (interpretasi peristiwa politik yang

dikemas dalam bentuk gambar kartun) menjadi

salah satu bagian isi berita harian tersebut

selalu memiliki isu-isu menarik untuk kita kaji.

Contohnya adalah tentang polemik Partai

Demokrat. Kasus pencopotan Anas

Urbaningrum dari ketua umum Partai

Demokrat begitu banyak menyita perhatian

masyarakat. Harian Kompas ini secara intensif

memberitakan peristiwa tersebut dengan baik

dalam bentuk straight news maupun yang

lainnya seperti karikatur atau kartun. Koran

harian Kompas dengan skala distribusi nasional

akan bekontribusi besar dalam membentuk

opini publik mengenai polemik partai

Demokrat tersebut.

Pemberitaan media massa pada

dasarnya merupakan kontruksi realitas.

Pekerjaan media pada hakikatnya adalah

mengonstruksi realitas. Isi media adalah hasil

4 Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar

Organisasi, Produk dan Kode Etik, Bandung, 2010. hal.

159

Page 4: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

85

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

mengkonstruksi-kan berbagai realitas yang

dipilih oleh para pekerja media.5 Hasil

konstruksi inilah yang nantinya membentuk

opini publik. Karena media dapat

menggunakan fungsi dan peranannya dalam

mempengaruhi publiknya shingga dapat

berdampak pula pada perilaku seseorang

maupun masyarakat.

Disinilah letak kelebihan gambar kartun

yang digunakan media massa sebagai bentuk

penggambaran terhadap berbagai hal. Baik

sosial, ekonomi, politik dan bahkan perilaku

maupun perbuatan perorangan. Kartun ini

memberikan pengayaan imajinasi tak terbatas

pada pembacanya. Sindiran dengan

menggunakan gambar dan bahasa yang lugas

dan lucu merupakan gaya komunikasi yang

khas dari karikatur dan kartun.

Karikatur atau kartun yang dalam

media cetak sebagai unsur penyampaian

pendapat inilah yang akan disebut sebagai

sesuatu yang merujuk kepada sesuatu yang

lainnya. Seperti pada kasus pencopotan Anas

Urbaningrum dari Ketua Umum Partai

Demokrat. Karikatur dari koran harian Kompas

akan berperan aktif dalam menyampaikan

gagasan maupun pendapatnya sebagai bentuk

interpretasi media yang kemudian dikonsumsi

oleh publik dan tertu akan diinterpretasikan

kembali oleh publik tersebut. Salah satu sifat

tanda adalah sesuatu yang merujuk kepada

5 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Rosda Karya,

Bandung, 2001, hal 88

sesuatu yang lain. Dari sinilah dasar pemikiran

analisis tanda karikatur kolom oom pasikom

harian Kompas. Karikatur tersebut yang

menyampaikan gagasan dan pendapatnya

mengenai polemik di internal Partai Demokrat

pada awal tahun 2013 sebagai objek dasar dari

analisis teks media ini.

Political Cartoon

Kartun berasal dari bahasa Italia,

cartone, yang berarti kertas. Kartun pada

mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada

kertas a lot (stout paper) sebagai rancangan

atau desain untuk lukisan kanvas atau lukisan

dinding, gambar arsitektur, motif permadani,

atau untuk gambar pada mozaik dan kaca.

(Pramono 1996: 48-49).

Namun seiring perkembangan waktu,

pengertian kartun pada saat ini tidak hanya

sekedar sebagai sebuah gambar rancangan,

tetapi kemudian berkembang menjadi gambar

yang bersifat serta bertujuan humor dan satir

seperti pada political cartoon.6

The Ensyklopedia of Cartoon

membedakan secara lebih khusus terhadap

cartoon sesuai dengan kegiatan yang

ditandainya. Comic cartoon atau gag cartoon

untuk lelucon sehari-hari. Political cartoon

untuk gambar sindir politik. Animated cartoon

untuk film kartun dan editorial cartoon

digunakan khusus untuk kartun media pers

6 Jurnal Komunikasi Islam, Jurusan KPI Fakultas

Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, vol.2 No.1, h.113

Page 5: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

86

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

cetak (surat kabar, tabloid majalah) yang berisi

komentar dan sindiran terhadap peristiwa,

berita ataupun isu yang berisi hangat

dimasyarakat (Horn 1980: 15-24).

Silang pendapat dari pengertian

karikatur dan kartun. Noerhadi membedakan

dengan tegas bahwa tokoh dalam karton

bersifat fiktif yang dikreasikan untuk

menyajikan komedi-komedi sosial serta

visualisasi jenaka, berbeda dengan tokoh dalam

karikatur imitasi yang dipletot-pletotkan

(distortion) pada beberapa bagian wajah untuk

memberikan persepsi tertentu kepada pembaca

sehingga seringkali disebut portrait caricature.

(Wijana, 2004:7)

Perbedaan tegas tersebut dikuatkan oleh

Sudarta bahwa karikatur dan kartun itu seperti

binatang dan gajah (Sudarta 1987:51). Kartun

semua gambar humor, termasuk karikatur itu

sendiri. Sedangkan karikatur adalah deformasi

berlebihan atas wajah seseorang, biasanya

orang terkenal, dengan “mempercantiknya”

melalui penggambaran ciri khas lahiriahnya

untuk tujuan mengejek. Contohnya bisa kita

saksikan pada kartun-kartun yang mengandung

beban kritik sosial yang umumnya ada dikoran-

koran yang lazim disebut political catoon,

yakni bentuk lain dari penggambaran editorial

atau tajuk rencana dalam bentuk gambar

humor. Kartun jenis ini biasanya berbentuk

karikatur terkait dengan karakter tokoh

sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kartun adalah sebuah gambar yang

bersifat reprensentasi atau simbolik,

mengandung unsur sindiran, lelucon, atau

humor. Kartun biasanya muncul dalam

publikasi secara periodik, dan paling sering

menyoroti masalah politik atau masalah publik.

Sebuah gambar kartun yang mengandung

sebuah kritikan yang dimuat sebuah koran atau

majalah dan dimuat dirubrik opini adalah

kartun politik (political cartoon).7

Pengertian mengenai political cartoon

diatas sedikit banyak memberikan pemahaman

mengenai devinisi dari pada political cartoon

sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

political cartoon adalah sebuah gambar kartun

yang menunjuk dan mengandung beban

kritikan atau sindiran terhadap permasalahan-

permasalahan politik.

Semiotika Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce adalah seorang

filsuf Amerika (1839-1914). Ia menuturkan

tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi

seseorang, oleh karena itu tanda mempunyai

arti penting dalam komunikasi, tanda dapat

diwujutkan dalam simbol atau tanda. Charles

Sanders Pierce mengusulkan kata semiotik

sebagai sinonim kata logika. Menurut Peirce,

logika harus mempelajari bagaimana orang

bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori

Peirce yang mendasar dilakukan melalui tanda-

7 http://www.fsrd.itb.ac.id/wp content/uploads,

MAKNAKARTUN POLITIK, KARYA T.pdf diakses

25/6’13

Page 6: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

87

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

tanda. Tanda-tanda memungkinkan kita

berpikir, lalu berhubungan dengan orang lain,

dan memberi makna pada apa yang

ditampilkan oleh alam semesta. Peirce

memusatkan perhatian pada fungsi tanda pada

umumnya. Peirce menghendaki agar teorinya

yang bersifat umum ini dapat diterapkan pada

segala macam tanda. Dalam mencapai tujuan

tersebut, ia menciptakan kata-kata baru yang

ditemukannya sendiri yakni semiotik. Dengan

penggunaan kata-kata inilah ahli semiotik dan

kubu Peirce dapat dikenali.

Proses semiotik adalah suatu proses

pemaknaan tanda yang bermula dan persepsi

atas dasar, kemudian dasar merujuk pada

objek, akhirnya terjadi proses interpretan.8

Penerapan dari model trikotomis Pierce ini

dapat dilihat dalam contoh berikut: apabila

seseorang melihat sebuah bendera kuning (R)

yang membuatnya merujuk pada suatu O,

yakni dilekatkan pada sebuah kayu yang

dipegang oleh seorang pengendara motor.

Proses selanjutnya ialah saat menafsirkannnya,

misalnya, bahwa bendera itu menandakan

bahwa ada orang yang meniggal dan si

pemegang bendera hendak mengantar si

jenazah ke pekuburan (I). Pada suatu tanda

(bendera kuning) ini masih dalam tataran

antara R dan O, maka tanda itu masih

menunjukkan identitas (dasar: identitas). Inilah

8 Hoed, B.H., strukturalisme, Pragmatic, dan Semiotik

dalam kajian Budaya” dalam T.Cristomy

(penyunting), indonesia: Tanda yang Retak, Jakarta:

wedatama widya sastra, 2002. Hal. 28

nanti yang disebut dengan ikon. Selanjutnya,

bila dalam kognisi pemakai tanda itu, ia

menafsirkan bahwa bendera kuning adalah

simbol adanya kematian, maka tanda seperti itu

disebut lambang. Yaitu hubungan antara R dan

O bersifat konvensional (seseorang harus

memahami konvensi tentang hubungan antara

bendera berwana kuning dengan ‘’kematian” ).

Bagi Pierce, makna tanda yang

sebenarnya adalah mengemukakan sesuatu.

Jadi suatu tanda mengacu pada suatu acuan,

dan representasi seperti itu menjadi fungsi

utamanya. Kemudian representasi dapat

berfungsi apabila ada bantuan dari sesuatu

(ground). Sering kali ground suatu tanda

merupakan kode, namun ini tidak berlaku

mutlak. Kode sendiri merupakan suatu sistem

peraturan yang bersifat trans individual

(melampaui batas individu). Namun demikian,

banyak tanda yang bertitik tolak dari ground

yang bersifat sangat individual. Seperti yang

dikemukakan diatas, tanda juga

diintrepretasikan. Sehingga tanda selalu

dihubungkan dengan acuan, dari tanda yang

orisinil berkembang suatu tanda baru

(interpretan). Jadi, dalam tanda selalu terdapat

hubungan segitiga (ground, objek, interpertant)

yang satu sama lain saling terikat.

Semiotik menurut Pierce adalah suatu

hubungan di antara tanda, objek, dan makna.

Tanda (sign) adalah sesatu yang berbentuk

fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera

manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk

Page 7: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

88

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

(merepresentasikan) hal lain diluar tanda itu

sendiri. Acuan tanda ini disebut objek. Acuan

Tanda / objek (object) adalah konteks sosial

yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu

yang di rujuk tanda. Pengguna Tanda

(interpretant) Interpretan adalah konsep

pemikiran dari orang yang menggunakan tanda

dan menurunkanya ke suatu makna tertentu

atau makna yang ada dalam benak seseorang

tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.9

Hubungan trikotomi atau segitiga

makna Peirce lazimnya ditampilkan sebagai

berikut:10

objek

sign interpretan

Gambar.2.1

Teori Konflik Lewis A. Coser

Teori konflik merupakan sebuah teori

yang memandang bahwa perubahan sosial

tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-

nilai yang membawa perubahan namun terjadi

akibat adanya konflik yang menghasilkan

kompromi-kompromi yang berbeda dengan

kondisi semula. Teori ini didasarkan pada

pemilikan sarana-sarana produksi sebagai

unsur pokok pemisahan kelas dalam

9 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,

Jakarta, Prenada Media, 2006. h.265 10

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung, Remaja

Rosdakarya, 2006.hal.114-115

masyarakat. Konflik juga memiliki kaitan yang

erat dengan struktur dan juga konsensus.

Lewis A Coser adalah salah seorang

tokoh dari teori konflik. Pemikirannya banyak

dilatar belakangi tentang fungsi konflik sosial

yang dapat dijelaskan dengan melihat kondisi

intelektual, sosial dan politik pada saat itu.

Kondisi intelektual adalah respon Coser atas

dominasi pemikiran fungsionalisme yang

merupakan orientasi teoritis dominan dalam

sosiologi Amerika pada pertengahan tahun

1950. Coser mengemukakan bahwa proses

konflik dipandang dan diperlakukan sebagai

sesuatu yang mengacaukan atau disfungsional

terhadap keseimbangan sistem secara

keseluruhan. Sementar Coser sendiri

memandang bahwa konflik bukan serta-merta

merusakkan, berkonotasi disfungsional,

disintegrasi ataupun patologis untuk sistem

dimana konflik itu terjadi. Melainkan bahwa

konflik sendiri dapat mempunyai konsekuensi-

konsekuensi positif untuk menguntungkan

sebuah sistem.

Awalnya perhatian Coser dititik

beratkan pada pendekatan fungsionalisme

struktural dan mengabaikan konflik. Menurut

pendapatnya bahwa sebenarnya struktur-

struktur itu merupakan hasil kesepakatan, akan

tetapi di sisi lain ia juga menyatakan adanya

proses-proses yang tidak merupakan

kesepakatan, yaitu yang berupa konflik.

Konflik adalah perselisihan mengenai nilai-

nilai atau tuntutan-tuntutan yang berkenaan

Page 8: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

89

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

dengan status, kuasa dan sumber-sumber

kekayaan yang persediaannya tidak

mencukupi. Konflik dapat terjadi

antarindividu, antarkelompok dan

antarindividu dengan kelompok. Baginya

konflik dengan luar (out group) dapat

menyebabkan mantapnya batas-batas

struktural, akan tetapi di lain pihak konflik

dengan luar akan dapat memperkuat integrasi

dalam kelompok yang bersangkutan.

Konflik antara suatu kelompok dengan

kelompok lain dapat menyebabkan solidaritas

anggota kelompok dan integrasi meningkat,

dan berusaha agar anggota-anggota jangan

sampai pecah. Akan tetapi, tidaklah demikian

halnya apabila suatu kelompok tidak lagi

merasa terancam oleh kelompok lain maka

solidaritas kelompok akan mengendor, dan

gejala kemungkinan adanya perbedaan dalam

kelompok akan tampak. Disisi lain, apabila

suatu kelompok selalu mendapat ancaman dari

kelompok lain maka dapat menyebabkan

tumbuh dan meningkatnya solidaritas anggota-

anggota kelompok. Sedangkan konflik internal

dapat menguntungkan kelompok secara positif.

la menyadari bahwa dalam relasi-relasi sosial

terkandung antagonisme, ketegangan atau

perasaan-perasaan negatif termasuk untuk

relasi-relasi kelompok dalam (in group) yang

di dalamnya terkandung relasi-relasi intim

yang lebih bersifat parsial. Harus diketahui

bahwa semakin dekat hubungan akan semakin

sulit rasa permusuhan itu diungkapkan. Akan

tetapi semakin lama perasaan ditekan maka

mengungkapkannya untuk mempertahankan

hubungan itu sendiri. Mengapa demikian

karena dalam suatu hubungan yang intim

keseluruhan kepribadian sangat boleh jadi

terlihat sehingga pada saat konflik meledak,

mungkin akan sangat keras.

Konflik akan senantiasa ada sejauh

masyarakat itu masih mempunyai

dinamikanya. Adapun yang menyebabkan

timbulnya konflik, yaitu karena adanya

perbedaan-perbedaan, apakah itu perbedaan

kemampuan, tujuan, kepentingan, paham, nilai,

dan norma. Di samping itu, konflik juga akan

terjadi apabila para anggota kelompok dalam

(in group) terdapat perbedaan. Akan tetapi,

tidak demikian halnya apabila para anggota

kelompok dalam (in group) mempunyai

kesamaan-kesamaan.

Perbedaan-perbedaan antara para

anggota kelompok dalam (in group) tersebut

dapat pula disebabkan oleh adanya perbedaan

pengertian mengenai konflik karena konflik itu

bersifat negatif dan merusak integrasi. Akan

tetapi, ada pula pengertian dari anggota

kelompok dalam (in group) bahwa karena

adanya perbedaan-perbedaan kepentingan

maka konflik akan tetap ada. Perlu diketahui

bahwa suatu kelompok yang sering terlibat

dalam suatu konflik terbuka, hal tersebut

sesungguhnya memiliki solidaritas yang lebih

besar jika dibandingkan dengan kelompok

yang tidak terlibat konflik sama sekali.

Page 9: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

90

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

Memandang konflik sebagai suatu

fenomena kemasyarakatan maka konflik akan

selalu ada dalam lingkungan sosial.

Sebenarnya konflik tidak usah dilenyapkan,

akan tetapi perlu dikendalikan konflik akan

senantiasa ada di masyarakat, hal tersebut

karena dalam masyarakat itu terdapat otoritas.

Hal tersebut dikandung maksud bahwa apabila

di suatu pihak bertambah otoritasnya maka di

lain pihak akan berkurang otoritasnya. Selain

itu juga karena adanya perbedaan kepentingan

antara kelompok satu dengan kelompok yang

lain.

Konflik dapat dikendalikan apabila

kelompok yang terlibat dalam konflik dapat

menyadari adanya konflik, dan perlu

dilaksanakannya prinsip-prinsip keadilan. Di

samping itu juga harus terorganisasi secara

baik terutama yang menyangkut semua

kekuatan sosial yang bertentangan. Dalam hal

ini, apabila upaya pengendalian konflik itu

tidak dilakukan maka konflik yang tertekan

dan tidak tampak dipermukaan, dapat meledak

sewaktu-waktu. Konflik yang tertekan dapat

menyebabkan putusnya hubungan, dan apabila

emosionalnya meninggi maka putusnya

hubungan tersebut dapat meledak secara tiba-

tiba. Berkenaan dengan hal tersebut di atas

maka perlu dibentuk saluran alternatif sehingga

rasa dan sikap pertentangan dapat

dikemukakan dengan tidak merusak solidaritas.

2. METODE

Analisis teks pada karya tulis ini

menggunakan menggunakan teori analisis

semiotik jenis semiotik analitik yaitu semiotik

yang menganalisis sistem tanda. Didalam

tradisi ilmu komunikasi, semiotik yang

dikenalkan oleh Peirce mengatakan bahwa

semiotik berobjekkan tanda dan

menganalisisnya menjadi ide, obyek dan

makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang,

sedangkan makna adalah beban yang terdapat

dalam lambang yang mengacu pada obyek

tertentu. Karena pokok persoalan dalam tema

yang diangkat adalah tentang suatu konflik

maka hasil analisis tersebut kemudian dilihat

dengan menggunakan teori konflik yang

dikemukakan oleh Lewis A. Coser. Teori

konflik ini digunakan dalam melihat suatu

interpretasi yang nantinya muncul dari analisis

semiotic pada kolom oom pasikom harian

Kompas.

Data dalam analisis ini diambil dari koran

harian Kompas yang dikumpulkan selama dua

bulan. Yaitu Februari hingga Maret 2013. Dari

data yang terkumpul tersebut kemudian dipilihlah

kolom oom pasikom yang memuat tentang

gambar-gambar kartun yang bertema karikatural

untuk dianalisis menggunakan semiotika Charles

Sander Peirce. Selain karikatur dalam kolom oom

pasikom harian Kompas tersebut, data-data lain

seperti berita yang berhubungan dengan

perkembangan partai Demokrat juga menjadi

sumber referensi tambahan yang lain. Hal itu guna

Page 10: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

91

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

melihat perkembangan dari peristiwa yang

dialami oleh partai Demokrat beserta para

anggotanya yang terlibat permasalahan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kolom Oom Pasikom Harian Kompas edisi

Februari-Maret 2013

Selama edisi Februari hingga Maret, dalam

kolom oom pasikom harian Kompas ditemukan

sedikitnya 4 gambar karikatur (political cartun)

yang digunakan dalam menggambarkan

polemik Partai Demokrat. Berikut daftar

gambar political cartoon kolom oom pasikom

harian kompas edisi Februari-Maret.

Gambar. 4.1. Kolom oom pasikom harian

KOMPAS edisi 16 Februari

2013

Gambar. 4.2. Kolom oom pasikom harian

KOMPAS edisi 23

Februari 2013

Gambar. 3. Kolom oom pasikom harian

KOMPAS edisi 2 Maret 2013

Gambar. 4. Kolom oom pasikom harian

KOMPAS edisi 9 Maret 2013

Analisis Kolom oom Pasikom Harian

Kompas

1. Edisi 16 Februari 2013

Sign : kolom oom pasikom harian Kompas

edisi 16 Februari 2013

Objek : gambar pertunjukan wayang kulit

lengkap dengan dalang dan pemain gamelan.

Digambarkan tiga wayang sedang dimainkan

diatas panggung, dua gunungan dengan satu

gunungan bergambar seekor tikus dan satu

wayang kulit dalam kotak peti dengan wajah

yang mirip Anas Urbaningrum. Salah satu

wayang mirip dengan wajah SBY sedang

berdialog kepada wayang yang lain, yaitu

“….DEMI MENYELAMATKAN PARTAI”.

Page 11: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

92

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

Kemudian dibelakangnya satu tokoh wayang

lagi seperti menyela dialog Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY), wayang tersebut berkata “

LHA…. DEMI SAYA MANA PAK?”. Dalang

wayang kulit yang memakai seragam lengkap

dalang (baju hitam, blangkon, keris dan jarit)

pada punggungnya tertulis “POLITIK”.

Interpretan : pagelaran wayang kulit ini

menjadi idiom yang sangat tepat untuk

digunakan sebagai perumpamaan dalam drama

kehidupan manusia yang tidak lepas dari apa

adegan-adegan atau peristiwa-peristiwa dalam

rangkaian “pertunjukan” hidup sang aktor atau

dalam hal ini manusia. Inilah awal dari

permulaan konflik di internal partai Demokrat.

Anas Urbaningrum yang pada saat itu tengah

menjadi tersangka dugaan kasus korupsi dana

pembangunan sport centre Hambalang tidak

mendapatkan pembelaan dari partainya atas

kasus tersebut. Sebagai ketua umum partai

Anas dipaksakan untuk mundur dari jabatannya

lantaran Susilo Bambang Yudhoyono sebagai

top figur serta ketua Dewan Pembina Partai

Demokrat mengambil langkah penyelamatan

partai.11

Sebagai konsekuensi dari kasus

dugaan korupsi yang menyeret nama ketua

umum parta Demokrat, penyelamatan itu perlu

11

. Selama dua pekan terakhir, kita terpengangah oleh

kesibukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

mengurus kemelut internal Partai Demokrat, partai yang

mengantar beliau benjadi presiden untuk dua periode

pemerintahan. Adakah yang salah?. Syamsuddin Haris,

Profesor Riset LIPI dalam Negara dan Drama Partai,

Rubrik Opini, Kompas, 16/2/2013.

dilakukan dengan mengganti ketua umum

dengan sosok yang lebih bisa diterima publik.12

2. Edisi 23 Februari 2013

Sign : kolom oom pasikom harian Kompas

edisi 23 Februari 2012

Objek : SBY pada karikatur edisi ini di

gambarkan sedang berpidato dan disamping

kiri belakang berdiri Anas Urbaningrum

dengan menggunakan seragam Partai

Demokrat sedang memperhatikan pidato SBY.

Anas yang digambarkan dengan satu alisnya

terangkat ke atas semakin mempertegas

keseriusannya memperhatikan pidato SBY.

Kemudian disisi belakang kanan berdiri

Abraham Samad ketua KPK yang juga sedang

mendengarkan pidato Presiden SBY. Berbeda

dengan Anas, Abraham Samad (ketua KPK)

digambarkan dengan beberapa bentuk gambar

di atas kepalanya. Gambar - gambar di atas

kepala Abraham Samad merupakan simbol dari

macam-macam pemikirannya. Ketua KPK ini

seperti seseorang yang sedang meraba-raba

12

Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah kader

yang juga pengurus Dewan pimpinan Pusat (DPP) Partai

Demokrat dalam jumpa Pers di Jakarta, jumat (15/2).

Mereka antara lain Ketua Pusat Pengenbangan

Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat Ulil Abshar-

Abdalla, ketua Dep[artemen Pemberantasan Korupsi dan

Mafia Hukum Didi Irawadi Syamsuddin, dan Kepala

Biro Perimbangan Keuangan DPP Partai Demokrat M

Husni Thamrin, Sekretaris Departemen Pemajuan dan

Perlindungan HAM DPP Partai Demokrat Rachland

Nashidik.

“Publik sudah lama berharap demokrasi harus

diselamatkan dengan membersihkan partai dari praktik

korupsi . harapan ini menjadi motif munculnya kritik

terhadao partai Demokrat . partai pemenang pemilu

punya tanggung jawab paling besar untuk berlaku etis

dan akuntabel,”tutur rachland. Partai Demokrat Terus

Memanas, Kompas, 16/2/2013. Hal. 1 dan 15.

Page 12: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

93

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

atas isi dari pidato-pidato yang diucapkan oleh

Presiden SBY. Kemudian tokoh oom pasikom

di pojok kanan bawah sedang menirukan gaya

berpidato SBY. Dengan wajah tersenyum

tokoh tersebut mengatakan “ Nantikan Episode

Sinetron Selanjutnya”.

Interpretan : Majelis Tinggi Partai Demokrat

mengambil alih kendali partai seperti

diumumkan Susilo Bambang Yudhoyono di

Puri Cikeas pada 8 Februari 2013. Kemudian,

pada hari jumat, 22 februari 2013, Anas

Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka

oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi proyek

pembangunan sport centre Hambalang.13

Gambaran karikatur ini menunjukkan sebuah

alur drama pertunjukan dalam hal ini polemic

partai Demokrat atau dalam pandangan teori

konflik Lewis A Coser disebut sebagai konflik

internal. Lanjutan dari kasus Anas Urbaningrus

sebagai tersangka kasus korupsi dana

pembangunan sport centre Hambalang adalah

pengambil alihan kendali partai Demokrat oleh

13

”….Majelis Tinggi mengambila alih kendali partai

seperti diumumkan Susilo Bambang Yudhoyono di Puri

Cikeas, Bogor, 8 Februari lalu, setelah melihat

elektabilitas partai terus merosot. Di Majelis Tinggi,

Anas duduk sebagai wakil ketua. Namun, Anas diminta

focus pada dugaan kasus hokum yang menimpanya.”

“…. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat,

Syarifuddin Hasan, menegaskan,”penetapan tersangka

oleh KPK otomatis membuat Ketua Umum Partai

Demokrat Anas Urbaningrum harus mundur, sesuai

pakta integritas yang ditandatangani oleh semua kader

Partai Demokrat”.

Menurut Syarifuddin, pakta integritas sudah secara

secara eksplisit dinyatakan berbagai konsekuensiyang

harus dipatuhi semua kader Partai Demokrat. Semua

kader yang bermasalah dengan hukum harus

mengundurkan diri atau bersedia diberhentikan”.

Kompas dalam Anas Terancam Hukuman Seumur

Hidup, 23/2/2013. Hal. 15

Majelis Tinggi partai. Dan setelah itu barulah

kemudian Anas Urbaningrum ditetapkan

sebagai tersangka. Penetapan Anas inilah yang

nantinya mengakibatkan meledaknya konflik

internal Partai Demokrat menjadi tak terhindar.

Karena didalam sebuah hubungan yang intim

sebagai sesama anggota kelompok sangat boleh

jadi keseluruhan kepribadian akan terlihat.

3. Edisi 2 Maret 2013

Sign : kolom oom pasikom harian kompas

edisi 2 Maret 2013.

Objek : antra santai dan formal, Anas

Urbaningrum di gambarkan dengan pakaian jas

berdasi, namun dengan atasan resmi itu ia

hanya mengenakan celana pendek. Gambar

tersebut sangat terlihat kontras. Kostum atas

Anas Urbaningrum yang sangat formal dengan

bawahan celana pendek yang sangat santai.

Dengan kostum seperti itu, mata dan jari

telunjuknya mengaarah kepada sesuatu diluar

gambar (obyek yang ditunjuk dan dipandang

Anas Urbaningrum tidak terwakilkan pada

gambar karikatur). Anas Urbaningrum juga

mengucapkan sebuah kalimat “… Hayo…

Buka-bukaan !... Berani ?!“. Kalimat tersebut

seakan menegaskan bahwa Anas Urbaningrum

sedang marah. Kata “… Berani ?! “ yang

sebenarnya kata tanya namun di akhiri dengan

tanda seru. Bahasa tersebut menunjukkan

sebuah pertanyaan yang di ucapkan dengan

nada tinggi, sehingga terkesan sebagai gertakan

terhadap lawan bicara Anas Urbaningrum.

Page 13: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

94

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

Kedua kalimat yang di ucapkan oleh Anas

Urbaningrum dengan nada tinggi ini menjadi

sebuah gertakan pada lawannya, yaitu sesuatu

yang ditunjuk oleh Anas tersebut.14

Interpretan : inilah ledakan dari sebuah

konflik internal yang dimaksudkan dalam teori

Lewis A Coser. Kalimat yang diucapkan oleh

Anas Urbaningrum ini dapat menjadi sebuah

ekspresi kekecewaan dan bahkan kekesalah

atas penetapannya sebagai tersangka kasus

korupsi. Sehingga kalimat ucapannya tersebut

seakan menantang pihak-pihak yang tidak

berpihak kepadanya. Tindakan

pengambilalihan kendali partai pada beberapa

waktu sebelumnya memang seakan-akan

menunjukkan bahwa partai lepas tangan atas

kasus yang menjerat anggotanya. Dalam hal

lain, diinternal partai Demokrat sendiri

sebenarnya telah terjadi polemik atas respon

dari pencopotan ketua umum Partai yaitu Anas

Urbaningrum. Didalam sebuah relasi

sosialterkandung antagonism, perasaan negati,

termasuk untuk relasi kelompok dalam (in

group) yang didalamnya terkandung relasi-

relasi intim parsial. Begitu halnya yeng terjadi

dalam konflik internal Partai Demokrat ini.

14

. JAKARTA, KOMPAS- Mantan Ketua Umum Partai

Demokrat Anas Urbaningrum harus bijak menghadapi

tuntutan banyak pihak yang memintanya mengungkap

kasus korupsi yang ia ketahui. Situasi politik sekarang

harus dilihat sebelum mengambil langkah.

“Kalau memang yang akan diungkap Anas itu bisa

membuat situasi politik sangat panas dan bisa

mengganggu stabilitas nasional, dia harus benar-benar

mempertimbangkannya,” kata pengamat politik dari

Soegeng Sarjadi sindicate, Sukardi Rinakit, Jumat 1/3 di

Jakarta…, Perlawanan Anas Menjadi Alat Tawar

Politik, Kompas, 2/3/2013/.

Anas Urbaningrum beserta relasi kelompok

dalamnya atau dengan istilah lain Partai

Demokrat terbelah menjadi kubu yang loyal

terhadap Anas Urbaningrum serta kubu yang

masih loyal terhadap partai serta top figurpartai

yaitu SBY. Sebagian besar anggota muda

partai Demokrat berpihak kepada Anas dan

golongan tua serta sebagian golongan muda

tetap loyal kepada partai. Dari serentetan

konflik internal partai Demokrat, pada titik

inilah sebenarnya puncak ledakan dari konflik

internal tersebut. Dimana loyalitas dari para

anggota partai teruji disaat dua orang figur

partai tidak memiliki kesamaan misi dalam

menjalankan organisasi politik.

4. Edisi 9 Maret 2013

Sign : kolom oom pasikom harian Kompas

edisi 9 Maret

Objek : mengenakan tutup kepala berlogo

Partai Demokrat digambarkan sedang duduk di

atas puncak tugu monas dengan berkostum

seperti Aladin Anas Urbaningrum digambarkan

tengah memberikan ancaman dengan beraksi

akan mengusap lampu ajaib kasus Century

yang selama ini sulit terungkap.15

Gambar

ketua KPK pun dimunculkan dengan melihat

aksi Anas di atas tugu monas serta disamping

15

Tangerang Selatan, KOMPAS-Mantan Ketua Umum

Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengakui, ada

pembicaraan terkait kasus Century dalam

pertemuandengan sejumlah pihak dirumahnya seusai ia

ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang. Namun,

nama-nama itu tidak terkait dengan aliran dana talangan

Bank Century Rp. 6,7 triliiun yang diduga

diselewengkan. Kompas dalam Anas Akui Sebut Nama,

rubric Politik & Hukum, 9/3/2013.

Page 14: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

95

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

ketua KPK terdapat juga gambaran SBY

sedang menutup mata serta mengintip aksi

Anas dengan menggunakansalah satu matanya.

Kemudian dari samping SBY terdapat tokoh

oom pasikom dengan sebuah dialog yang

ditujukan kepada Presiden SBY”… Tenang

saja Pak… jinnya tidak akan keluar kok !!!”

Interpretan: puncak dari konflik internal

sebagai lanjutan dari karikatur ketiga diatas

adalah pada gambar karikatur keempat ini.

Anas Urbaningrum yang telah ditetapkan

sebagai tersangka korupsi mengaku

mengetahui data serta informasi terkait kasus

bill out Bank Century. Ancaman Anas pada

karikatur sebelumnya benar-benar dilanjutkan.

Pengakuannya dalam mengetahui kasus

Century tersebut adalah sebuah bentuk

pelemparan isu lama yang sangat mungkin

ditujukan kepada sesama anggota partai

demokrat lainyya. Seperti yang telah

dijelaskan diatas, dalam kondisi perasaan yang

ditekan maka akan mengungkapkan hubungan

itu sendiri. Karena dalam hubungan intim

anggota kelompok sangat mengkin seluruh

kepribadian dapat terlihat sehingga pada saat

konflik meledak akan terjadi sangat keras. Dan

pada karikatur terakhir dari interpretasi

simultan yang digambarkan tersebut, informasi

yang dimiliki oleh Anas Urbaningrum ini

dimiliki akibat hubungan intim keanggotaan

partai Demokrat tersebut. Sementara pada saat

konflik internal terjadi di dalam partai

Demokrat ancaman tersebutlah yang paling

keras dari serentetan kasus penetapan Anas

Urbaningrum seorang ketua umum partai

Demokrat sebagai tersangka korupsi dana

pembangunan sport centre Hambalang.

4.PENUTUP

Interpretasi secara simultan dari kolom

oom pasikom harian Kompas tentang polemik

partai Demokrat secara teori konflik yang

dikemukakan oleh Lewis A. Coser adalah

termasuk dalam kategori konflik internal.

Konflik internal partai Demokrat tersebut

bermula dari beberapa anggota petinggi partai

yang menjadi tersangka kasus korupsi

pembangunan Sport Centre Hambalang. Yaitu

Nasarudin bendahara Partai Demokrat

kemudian Anas Urbaningrum ketua umum

Partai Demokrat. Terseretnya nama Anas

Urbaningrum dalam kasus korupsi

pembangunan Sport Centre Hambalang inilah

yang kemudian menjadi pemicu konflik

internal partai Demokrat tersebut. Susilo

Bambang Yudhoyono yang pada saat itu

menjabat sebagai ketua dewan penasehat partai

serta pendiri partai sekaligus top figure partai

mewacanakan pencopotan jabatan Anas

Urbaningrum dari ketua Umum Partai. Inilah

bentuk riil dari konflik internal partai

Demokrat. Sikap yang diambil oleh top figur

tersebut berhasil melengserkan jabatan Anas

Urbaningrum dan tak lama kemudian Anas

Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka

dugaan kasus korupsi proyek pembangunan

sport centre hambalang oleh KPK. Pada saat

Page 15: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

96

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

inilah konflik internal partai Demokrat

memuncak dan merembet hingga persoalan-

persoalan lain yang di identikkan dengan

anggota partai yang lain. Relasi kelompok atau

sesama anggota kelompok didalamnya

terkandung relasi-relasi parsial. Sehingga Anas

Urbaningrum beserta relasi dalam (in group) di

dalam partai Dermokrat terlibat kontra dengan

SBY beserta relasi dalamnya. Partai Demokrat

seakan terbelah bersama kubu masing-masing

yang saling berlawanan. Puncak konflik partai

Demokrat sangat tergambar jelas dalam

karikatur ketiga edisi 2 Maret 2013. Anas

Urbaningrum digambarkan sedang sangat

marah serta mengeluarkan kalimat sarkasme

menantang untuk buka-bukaan kasus yang

secara tidak langsung ditujukan kepada

anggota partai Demokrat yang lain. Hal ini

dapat dikatakan sebagai ledakan konflik yang

sangat keras dari serangkaian polemik yang

terjadi di internal partai Demokrat. Meskipun

tidak sampai pada perpecahan partai secara

resmi, namun secara hubungan keanggotaan

partai Demokrat sudah terbagi menjadi dua

kubu. Hal tersebut dapat kita lihat pada

ekspresi karikatur keempat edisi 9 Maret 2013

dimana Anas Urbaningrum digambarkan lebih

percaya diri dengan mengetahui permasalahan

bill out Bank Century yang selama ini masih

dalam penyelidikan KPK. Selain digambarkan

SBY sedang khawatir, pada karikatur tersebut

juga tertulis kalimat “tenang saja pak… jin’nya

tidak akan keluar kok…”. Kalimat yang tertulis

dalam karikatur tersebutpun terbukti hingga

sekarang bahwa permasalahan bill out Bank

Century tidak pernah ia beberkan kepada

publik. Dan inilah akhir dari interpretasi

simultan kartun karikatur dalam kolom oom

pasikom koran harian Kompas edisi Februari–

Maret 2013 pada polemik partai Demokrat.

Sesuai hasil penelitian ini, beberapa hal

yang disarankan secara teoritis dan praktis

adalah agar penelitian ini dapat menjadi

rujukan bagi penelitian-penelitian sejenis

lainnya serta menjadi referensi para praktisi

media dan politik untuk mempelajari maupun

melihat fenomena-fenomena konflik dalam

internal sebuah partai politik.

DAFTAR PUSTAKA

Berger,Arthur Asa, Tanda-Tanda dalam

Kebudayaan Kontemporer, Tiara

Wacana, Yogyakarta, 2000.

Effendi, Onong Uchyana, ILMU

KOMUNIKASI Teori dan Praktek,

Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.

Hoed, B.H., strukturalisme, Pragmatic, dan

Semiotik dalam kajian Budaya”

dalam T.Cristomy (penyunting),

indonesia: Tanda yang Retak, Jakarta:

wedatama widya sastra, 2002.

Page 16: POLITICAL CARTOON PARTAI DEMOKRAT DALAM HARIAN …

97

Jurnal Commed Vol 1. No 1. Agustus 2016 ISSN. 2527-8673

Ida, Rachmah dan Henry S, Komunikasi

Politik, Media dan Demokrasi, Kencana,

Jakarta, 2012.

Jurusan KPI F. Dakwah IAIN Sunan Ampel,

Jurnal komunikasi Islam, volume 02, no.

1, 2012.

Kompas, Rubrik Opini, Jakarta, 2013.

……….., Partai Demokrat Terus Memanas,

Jakarta, 2013.

……….., Perlawanan Anas Menjadi Alat

Tawar Politik, Jakarta, 2013.

……….., Anas Akui Sebut Nama, Rubrik

Politik & Hukum, Jakarta 2013.

Kriyantono, Rahmat, Teknik Praktis Riset

Komunikasi, Jakarta, Prenada Media,

2006.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian

Kualitatif Edisi Revisi, Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2010.

Pramono, Karikatur-Karikatur, Jakarta, 1988.

Rakhmad, Jalaludin, Metodologi Penelitian

Kualitatif, Rosda Karya, Bandung.

Sobur, Alex, Analisis Teks Media, Rosda

Karya, Bandung, 2001.

Suhandang, Kustadi, Pengantar Jurnalistik:

Seputar Organisasi, Produk dan Kode

Etik, Bandung, 2010.

Sudjiman, Panuti dan Van ZOest aart, Serba-

serbi Semiotika, Gramedia pustaka

utama: Jakarta, 1992.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu, SEMIOTIKA

KOMUNIKASI-Aplikasi Praktis bagi

Penelitian dan Skripsi, Mitra Wacana

Media, Jakarta, 2011.

http://www.fsrd.itb.ac.id/wp content/uploads,

MAKNAKARTUN POLITIK. diakses

25/6’13.

http://www.demokrat.or.id/ diakses 16/7/2013