Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem di ...
Transcript of Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem di ...
305
Jurnal Biologi Indonesia 5 (3): 305-317 (2009)
Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem di Gunung Ciremai
Woro A. Noerdjito & Erniwati
Bidang Zoologi, Puslit Biologi, LIPIGedung Widyasatwaloka, Jl. Raya Jakarta-Bogor, Km. 46 Cibinong.
Email: [email protected]
ABSTRACT
Distribution Pattern of Butterflies on Various Ecosystem at Mt. Ciremai. To know the effectof ecosystem type on distribution pattern of butterflies in Ciremai mountain, we comparedbutterfly fauna between urban area (perkampungan), secondary and primary forest from 1000m asl to 1700 m asl., located in Apuy and Linggarjati tracks. During our study in Apuy (4 – 22April 2006) and Linggarjati (15 May– 4 June 2007) we recognized 66 species within 7 groups.Four groups distributed in specific habitats such as (1) perkampungan (Argomukti vilage,Apuy, 1000-1200 m.asl.), (2) secondary forest (Legok Pasang, Apuy, 1500-1600 m.asl.), (3)outsite forest Linggarjati, 800-1100 m.asl. (4) Linggarjati forest edge at 1100-1400 m asl. Theothers groups are butterflies that only distributed in Linggarjati or Apuy. Microclimate duringour study as well as weather condition at the time such as cloud, wind and rain impact theactivity of butterfly species and reflected to the species collected. Although the researchconducted in the same season (wet season) but Apuy and Linggarjati have differentmicrohabitats that caused some species are only found at Apuy or Linggarjati areas.
Key words: Ciremai, butterfly, distribution
PENDAHULUAN
Gunung Ciremai terletak pada106059’ Bujur Timur dan 6047’ LintangSelatan dengan ketinggan + 3,078 m.dpl.,dikelilingi oleh 3 Kabupaten yaituMajalengka, Cirebon dan Kuningan.Gunung Ciremai memiliki kawasanlindung seluas 22.600 ha, dan berdasar-kan SK Menteri Kehutanan no. SK.424/menhut-II/2004, seluas 15.500 ha.,ditetapkan sebagai Taman Nasional.Kondisi alam kawasan lindung GunungCiremai dapat dikatakan cukupmemprihatinkan karena perambahanhutan yang menjadi kebun masyarakatsampai ketinggian ±1500 m dpl. (Jalur
Apuy), ±1100 m.dpl.(Jalur Linggarjati)dan ±1600 m.dpl. (Jalur Palutungan).
Kupu-kupu diketahui merupakansalah satu kelompok serangga yang dapatdipakai sebagai indikator perubahanlingkungan. Kupu-kupu relatif mudahdiidentifikasi dan menunjukkan preferensihabitat yang tinggi dari daerah yangterbuka (dengan panas matahari yangkuat, seperti padang alang-alang), sampaidaerah yang gelap, teduh, atau terlindungseperti di kawasan hutan primer tua(hutan rimba). Secara garis besar dapatdikatakan bahwa preferensi habitat ataukarakter ekologi setiap jenis kupu-kupudapat mencerminkan keadaan habitatnya(Nakamuta et.al. 2008).
306
Woro A. Noerdjito & Erniwati
Kawasan Gunung Ciremai merupa-kan bagian dari kawasan hutan hujantropika, sehingga kekayaan dan endemi-sitas jenis kupu-kupu tersusun dalamasosiasinya dengan keadaan hutan yangada. Jenis-jenis bukan kupu-kupu hutanbanyak ditemukan pada daerah yangterbuka atau hutan yang rusak (peneba-ngan, perubahan fungsi kawasan dankebakaran). Ekosistem perkampunganpinggir hutan menjadi kawasan menarikkarena pengaruh aktivitas manusia dalammenciptakan lingkungan disekitarhuniannya. Kupu-kupu hutan yang akanmembentuk komunitas kawasanperkampungan disekitarnya adalah khas.
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian pola distribusi kupu-kupudi kawasan Gunung Ciremai dan
sekitarnya dilakukan dua kali yaitu di jalurpendakian Apuy (4 – 22 April 2006), yangmerupakan kawasan sisi barat dan dijalur pendakian Linggarjati (15 Mei – 4Juni 2007), yang merupakan kawasan sisitimur.
Di jalur pendakian Apuy, kupu-kupudikoleksi di (A) Arban merupakankawasan hutan primer dengan ketinggian1600-1700 m dpl. (B) Legok Pasangmerupakan kawasan hutan sekunderdengan ketinggian 1500-1600 m dpl. dan(C) Argomukti yang merupakanperkampungan pada ketinggian 1000-1200 m dpl. Di Jalur pendakianLinggarjati, kupu-kupu hanya dikoleksi di(E) di luar hutan pada ketinggian 800-1100 m dpl. yang merupakan kebun pinustua dengan tanaman campur sari buah-buahan (pisang, alpukat, jeruk), sayur-sayuran (buncis, kentang) dan umbi-
Gambar 1: Perangkap pisang untuk kupu yang berinteraksi dengan buah-buahan busuk
307
Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem
umbian (talas, ubi jalar dan ubi kayu),dan (F) di dalam hutan mulai padaketinggian 1100-1400 m dpl. Olehkarena itu analisa pola distribusi kupu-kupu akan dikelompokkan berdasarkantipe ekosistem yang diamati yaitu hutanprimer, sekunder, hutan pinus campurandan perkampungan serta waktu koleksiyaitu pagi (09-12.00) dan siang (13.00-16.00).
Selain koleksi aktif dengan jaringserangga, penggunaan perangkap pi-sang (trap pisang, Gambar 1) diharapkandapat menangkap kupu-kupu yangtertarik dengan buah-buahan busuk,terutama untuk kupu-kupu Nymphalidaeyang menyukai terbang diantarapepohonan atau semak belukar yangsulit untuk ditangkap dengan jaring. DiApuy, 3 perangkap di pasang di Arbandan 3 perangkap di Legok Pasang,sedang di Linggarjati 6 perangkap dipasang di dalam hutan pada ketinggian1100-1400 m dpl. dengan jarak antarperangkap sekitar 50 meter. Perangkapdipasang selama 1 minggu dan setiaphari kupu-kupu yang terperangkapdikoleksi.
HASIL
A. Koleksi aktifDari ketiga titik pengambilan contoh
di jalur Apuy (ABC), keseluruhantertangkap 171 individu (42 jenis) kupu-kupu, dengan jumlah jenis dan individutertinggi (27 jenis, 75 individu) di LegokPasang, yang merupakan hutan sekun-der muda (belukar) dengan ketinggian1500-1600 m dpl. (Tabel 1 dan Gambar2 ). Di Jalur Linggarjati, kupu-kupu
ditangkap di sepanjang jalur pendakianmulai pada ketinggian 800 m dpl. sampaidengan ketinggian 1400 m. dpl (EF),secara keseluruhan tertangkap 223 individu(37 jenis). Jumlah jenis dan individu yangtertangkap di luar hutan jalur Linggarjatipada ketinggian 800-1100 m.dpl., yangmerupakan kebun pinus tua dengantanaman campur sari buah-buahan (pi-sang, alpukat, jeruk), sayur-sayuran (bun-cis, kentang) dan umbi-umbian (talas, ubijalar dan ubi kayu), menunjukkan jumlahjenis dan individu lebih tinggi dibandingkandi dalam hutan pada ketinggian 1100-1400m dpl. (Tabel 1 dan Gambar 2).
Keseluruhan jumlah jenis dan individukupu-kupu yang terkoleksi dari 5 titikpengambilan contoh di kedua jalurpendakian Apuy dan Linggarjati adalah 66jenis, 394 individu. Dari 66 jenis tersebutdiatas diketahui bahwa di Apuy, 6 jenisyang hanya dapat ditangkap di ekosistemperkampungan dataran tinggi seperti didesa Argomukti, satu jenis yang hanyatertangkap di ekosistem hutan Arban dan11 jenis hanya tertangkap di hutansekunder Legok Pasang serta 12 jenisdapat tertangkap di kedua jalur pendakian(Tabel 1).
Tabel 2, menunjukkan sebaran dari 12jenis yang dapat ditemukan di kedua jalur(Apuy dan Linggarjati), sebarannya dapatdikelompokkan berdasarkan tipe ekosistemyaitu hutan primer (Arban Apuy, 1600-1700 m.dpl. dan Linggarjati, 1100-1400 m.dpl), hutan sekunder (Legok Pasang,1500-1600 m.dpl.), hutan pinus campuran(Linggarjati, 800-1100 m.dpl.) danperkampungan (Desa Argomukti, 1000-1200 m .dpl.). Beberapa jenis mempunyaidistribusi luas dari hutan primer, sekunder,
308
Woro A. Noerdjito & Erniwati
Tabel 1. Jenis dan jumlah individu kupu-kupu yang dikoleksi pada pagi dan siang hari diJalur Apuy dan Linggarjati Gunung Ciremai
A A’ B B’ C C’ APUY E E’ F F’ LINGGAR Acraea issoria 2 2 0 Ariadne ariadne 2 2 0 Athyma telenophora 1 1 0 Amathusia phidippus 0 1 1 Athyma nefte 0 1 1 2 Cepora aspasia 0 1 1 1 3 Cepora iudith 3 3 0 Cyrestis lutea 2 1 3 1 1 2 Darpa striata 0 1 1 Delias belisama 2 3 5 4 6 1 2 13 Delias crithoe 2 2 0 Elymnias casiphone 0 1 1 Elymnias hypermnestra 0 1 5 1 7 Elymnias nesaea 1 1 1 1 Euploea eunice 0 1 1 2 Euploea mulciber 0 4 5 4 13 Euploea leucostictos 2 2 0 Eurema beatrix 1 1 2 0 Eurema blanda 1 5 1 2 1 10 2 1 3 Eurema brigitta 2 2 0 Eurema hecabe 1 2 3 2 3 5 Euthalia sp. 0 1 1 Faunis canens 1 1 2 1 3 Graphium sarpedon 1 1 1 1 Heliophorus epicles 1 1 0 Hypolimnas anomala 2 2 0 Hipolimnas bolina 0 1 2 3 Jamides alecto 1 2 2 2 7 0 Jamides celeno 1 1 1 1 2 Junonia almana 2 2 0 Junonia iphita 0 5 7 4 2 18 Kaniska canace 1 1 0 Koruthaialos xanites 3 1 4 1 1 2 Leptosia nina 0 1 1 1 3 Lethe confusa 4 1 5 0 Lethe manthara 0 1 1 Melanitis leda 4 4 1 1 Melanitis phedima 0 1 1 Mycalesis janardana 0 2 5 26 17 50 Mycalesis horsfieldi 1 1 0 Mycalesis sudra 3 6 3 7 1 20 0 Nacaduba herunus 2 2 0 Nacaduba sp. 2 3 2 7 0 Neorina crishna 1 1 0 Neptis hylas 2 1 1 4 13 3 1 17 Notocrypta curvifascia 1 1 2 0
310
Woro A. Noerdjito & Erniwati
Hutan Primer Jenis Apuy Linggarjati
Hutan Sekunder
Hutan Pinus campuran
Perkampungan
Cyrestis lutea 1 3 1 Delias belisama 2 3 3 10 Elymnias nesaea 1 1 Eurema blanda 1 6 3 3 Faunis canens 3 1 Graphium sarpedon 1 1 Jamides celeno 1 1 1 1 Koruthailaos xanites 1 3 1 1 Melanitis leda 1 4 Neptis hylas 1 2 16 2 Papilio helenus 2 4 2 Papilio memnon 4 2 5 Jumlah jenis 3 9 5 9 9 Jumlah individu 4 16 18 46 30
Tabel 2. Jenis dan jumlah individu kupu-kupu yang dapat ditemukan baik di Apuy maupundi Linggarjati
57
37
118
53
81
52
129
115
143
95
9 719 14 16 12
21 2418 19
0
20
40
60
80
100
120
140
160
A A' B B' C C' D D' E E'
Jumlah individuJumlah jenis
Gambar 3. Jumlah individu dan jumlah jenis kupu-kupu yang dikoleksi pada pagi dan sianghari, di dua jalur pendakian (Apuy dan Linggarjati) Gunung Ciremai
Catatan : A. Arban, 1600-1700 m.dpl.(hutan primer) Pagi, A’ Siang, B: Legok Pasang,1500-1600m .dpl. (Hutan sekunder) Pagi, B’ Siang; C: Argomukti, 1000-1200 m.dpl. (perkampungan)Pagi, C’ Siang; D: Luar Hutan, 800-1000 m .dpl. (Linggarjati) Pagi, D’ Siang; E: DalamHutan, 1100-1400 m .dpl. (Linggarjati) Pagi, E’ Siang
311
Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem
tanaman dan perkampungan (Neptishylas dan Koruthailaos xanites),beberapa jenis mempunyai distribusi yangterbatas hanya di hutan primer (Fauniscanens dan Melanitis leda). Papiliohelenus yang diketahui sebagai kupu-kupu hutan dapat tertangkap di hutansekunder dan hutan tanaman, sedangPapilio memnon di Linggarjati yangdapat disebut sebagai kupu kampungkarena ulatnya dapat hidup di berbagaijenis tumbuhan jeruk (Citrus spp.) dapatditangkap di dalam hutan di Linggarjati.
Berdasarkan waktu penangkapandapat diketahui bahwa beberapa jeniskupu-kupu lebih aktif di pagi hari misalnya(Acraea, Ariadne dan Athyma), di siang/ sore hari (Eurema beatrix dan Junoniaalurana) dan aktif sepanjang hari(Eurema blanda dan Jamides alecto).Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlahjenis dan individu yang ditrangkap padapagi hari baik di jalur pendakian Apuymaupun Linggarjati tampak lebih tinggidibandingkan dengan yang tertangkappada siang hari. Di Jalur pendakian
Linggarjati walaupun jumlah individuyang tertangkap di pagi hari lebih tinggi,namun jumlah jenis tampak lebih rendah.
B. Perangkap pisangDi Apuy perangkap pisang (BT),
yang di pasang di Arban tidak ada kupu-kupu yang terperangkap, namun di Legokpasang diperoleh 15 individu 2 jenis. DiLinggarjati 6 perangkap yang di pasangpada jalur pendakian 1100-1400 m dpl.,diperoleh 7 jenis, 70 individu kupu-kupu.Dengan perangkap pisang ini jenis-jenisyang tertangkap di Legok Pasang (Apuy)berbeda dengan yang tertangkap diLinggarjati (Tabel 3).
PEMBAHASAN
Berdasarkan cara koleksi, analisaketidaksamaan Bray Curtis, menunjukkanbahwa jenis-jenis yang di koleksi denganjaring (Tabel 1) di Apuy (A, B dan C)menunjukkan kelompok yang terpisahdengan jenis-jenis yang ditemukan dilinggarjati (D dan E) pada titik koefisien
Jenis Apuy (Legok Pasang) Linggarjati Amathusia phidippus 2 Cynetia iapis 2 Dischophora sp.1 1 Elymnias casiphone 4 Elymnias hypermnestra Elymnias nesaea 4 Junonia iphita 2 Mycalesis janardana 43 Mycalesis sudra 14 Rohana parosates 1 Total Individu 15 70 Total jenis 2 7
Tabel 3. Kupu-kupu yang terkoleksi dengan perangkap pisang “banana trap” (BT)
312
Woro A. Noerdjito & Erniwati
0.73 (Gambar 3). Hal ini juga didukungoleh jenis-jenis yang tertangkap denganperangkap pisang (BT) (Tabel 3). Jenis-jenis yang tertangkap di Legok pasang(16 individu 2 jenis) berbeda dengan yangterperangkap di Linggarjati (7 jenis, 70individu). Hal ini disebabkan antara lainkarena perbedaan ketinggian danekosistem. Dari hasil koleksi perangkappisang ini didominasi oleh Mycalesis,namun yang ditemukan di Linggarjatiadalah Mycalesis janardana sedang diApuy Mycalesis sudra. Jenis-jenisMycalesis diketahui bahwa inang untukulatnya adalah tumbuhan Poaceae(Peggie & Amir, 2006), termasukrerumputan. Oleh karena itu kedua jeniskupu-kupu ini tampak menyukai terbangdiantara semak-semak yang terbukaterkena sinar mata hari, seperti di sekitarjalur pendakian.
1. Jalur pendakian ApuyDi hutan primer (Arban, pada
ketinggian 1600-1700 m dpl), dikoleksi 10jenis (40 individu), dengan 3 jenis (Deliasbelisama, Prioneris autothisbe danJamides alecto) hanya di koleksi padapagi hari (pukul 09.00-12.00) dan 1 jenisyaitu Eurema blanda hanya terkoleksipada siang hari (pukul 13.00-16.00),sedang 6 jenis lainnya merupakan jenis-jenis yang aktif sepanjang hari. Dari 10jenis kupu-kupu yang ditemukan di Arban(hutan primer 1600-1700 m dpl.),tersebut, hanya Notocrypta curvifas-ciata (Hesperidae) yang tidak ditemukanbaik di hutan sekunder (Legok Pasang)maupun di perkampungan Argomukti(Tabel 1). Sehingga Notocryptacurvifasciata (Hesperidae) dapat
dikatakan sebagai kupu-kupu hutandataran tinggi.
Di hutan sekunder (Legok Pasang),ternyata dikoleksi jenis dan jumlah individutertinggi (27 jenis, 75 individu)dibandingkan dengan hasil koleksi diArban dan Argomukti. Hutan sekunderdi Legok Pasang, berbatasan denganhutan pinus dengan kebun masyarakat,dan ada sumber air, sehingga kawasantersebut tampak lebih terbuka dan lebihbanyak bebungaan. Keadaan inimemungkinkan adanya aktifitas kupu-kupu untuk minum dan mengisap madu.Hal ini antara lain yang menyebabkan 9jenis dari 10 jenis kupu-kupu yangdikoleksi di Arban dapat dikoleksi diLegok Pasang. Di hutan sekunder kupu-kupu lebih banyak aktif di pagi hari,karena kawasan yang lebih terbukamengakibatkan cahaya matahari cepatmasuk dan menjadi hangat (biasanyakupu lebih menyukai keadaan yanghangat, tidak terlalu dingin dan tidakterlalu panas), sehingg tercatat 13 jenis(dari 19 jenis) yang dapat di koleksi hanyadi pagi hari (pukul 09.00-12.00), 8 jenisterkoleksi hanya pada siang hari (pukul13.00-16.00) dan 6 jenis yang aktifsepanjang hari (dapat dikoleksi pada pagidan siang hari).
Desa Argomukti, merupakanperkampungan pada ketinggian 1000-1200 m dpl, diperoleh 23 jenis, 56 individu.Dari 23 jenis yang terkoleksi, 11 jenishanya terkoleksi di pagi hari, 8 jenis hanyapada siang hari dan 4 jenis yang aktifsepanjang hari. Lima belas jenis kupu-kupu yang dikoleksi di desa Argomukti(Tabel 1), merupakan kelom-pok yangmenarik untuk diperhatikan karena tidak
313
Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem
dapat ditangkap baik di hutan primermaupun di hutan sekunder. Hal inikemungkinan besar bahwa kupu-kuputersebut lebih menyukai kawasan yanglebih terbuka. Namun bukan berartibahwa kupu-kupu tersebut tidakditemukan di hutan sekunder atau hutanprimer. Misalnya Faunis canens,diketahui inang ulatnya adalah tumbuhanArecaceae, Musaceae dan Smilacaceae(Peggie & Amir, 2006). Sehinggakemungkinan besar Faunis canens inidapat ditemukan juga di hutan. Namunseperti kupu-kupu Graphium sarpedondan Papilio memnon memang lebihdikenal sebagai kupu kampung karenasering ditemukan di kawasan pemuki-man. Tumbuhan inang ulat Graphiumsarpedon diketahui adalah tumbuhanAnonaceae (sirsat), Lauraceae (Alpukat)
dan Magnoliaceae (kenanga, cempaka)sering ditanam di halaman rumah.Demikian juga untuk inang ulat Papiliomemnon yaitu berbagai jenis Citrus(Rutaceae). Demikian juga jenis–jeniskupu-kupu Nymphalidae (Elymniasnesaea, Lethe confusa, Melanitis ledadan Mycalesis horsfieldi) ini ditemukandi tepi hutan atau perkampungan tepihutan karena inang untuk ulatnya yaitutumbuhan Arecaceae dan Poaceaeditemukan di pinggir jalan, di desaArgomukti.
2. Jalur pendakian Linggarjati
Di jalur pendakian Linggarjatitercatat 223 individu (37 jenis) kupu-kupu,dengan jumlah jenis dan individu lebihtinggi di kawasan luar hutan pada
Gambar 3. Analisa ketidaksamaan Bry Curtis berdasarkan jenis-jenis kupu-kupu yang dikoleksidi jalur pendakian Apuy (ABC) dan Linggarjati (DE) Gunung Ciremai dengan programNTSYSpc2.10p
314
Woro A. Noerdjito & Erniwati
ketinggian 800-1100 m.dpl. dibandingkandi dalam hutan pada ketinggian 1100-1400m.dpl. Di kawasan luar hutan meru-pakan perkebunan pinus tua dengantanaman tumpang sari permanen yangdominan adalah pisang, alpukat danjeruk.
Pada siang hari (pukul 13.00-16.00),jenis yang dikoleksi lebih tinggidibandingkan pada pagi hari (pukul09.00-12.00) baik di luar maupun didalam hutan. Namun sebaliknya jumlahindividu yang diperoleh pada pagi hari lebihtinggi (Tabel 2). Dari 37 jenis kupu-kupuyang ditemukan di jalur pendakianLinggarjati, ternyata 13 jenis hanyaditemukan di luar hutan, 6 jenis hanyaterdapat di dalam hutan dan 18 jenis dapatditemukan baik di dalam maupun di luarhutan. Kupu-kupu yang hanya terdapatdi dalam hutan nampaknya merupakanjenis-jenis kupu Nymphalidae yangbiasanya menyukai terbang di antarapepohonan, sehingga sulit di tangkap.Sehingga jenis-jenis yang ditemukan ataudikoleksi di dalam hutan sebagian besar(18 jenis) merupakan jenis-jenis yangmenyukai terbang di bagian hutan yangterbuka sehingga dapat ditemukan di luarhutan untuk mengunjungi bunga ataumengunjungi genangan air sehinggamudah ditangkap. Tiga belas jenis yanghanya ditemukan di luar hutan,nampaknya didominasi oleh jenis-jenisyang menyukai cahaya matahari sepertijenis-jenis Papilio, Graphium danEurema. Di samping itu juga untukGraphium sarpedon, Papilio memnondi luar hutan ada tanaman inang untukulatnya yaitu alpukat untuk Graphiumsarpedon dan jeruk untuk Papilio
memnon. Sedang jenis-jenis Elymnias,sebetulnya merupakan jenis-jenis yangkurang menyukai cahaya mataharibiasanya terbang di antara semak-semak.Jenis-jenis tersebut berada di luar hutankemungkinan besar karena adanyatumbuhan Arenga atau Cocos yangmerupakan tumbuhan inang untukElymnia nesaea (Peggie & Amir 2006).
3. Kupu-kupu Apuy dan LinggarjatiKupu-kupu yang dapat ditemukan
baik di Apuy dan Linggarjati merupakanjenis-jenis yang mempunyai toleransihabitat yang tinggi dan tumbuhaninangnya dapat ditemukan baik di dalamhutan (primer dan sekunder) dan di luarhutan sampai perkampungan. Dari 12jenis yang ditemukan baik di Apuymaupun Linggarjati ternyata hanya 2 jenisyang tidak ditemukan di perkampunganyaitu Delias belisama dan Papiliohelenus (Tabel 3). Delias belisamadiketahui merupakan penghuni perbukitanyang mungkin bisa hidup di desaArgomukti, namun tumbuhan inangnyayaitu Loranthaceae (benalu) (Peggie &Amir 2006) mungkin tidak ada, sehinggakupu ini tidak ditemukan atau teramatiselama penelitian. Papilio helenus, tidakditemukan di desa Argomukti, karenakupu ini menyukai terbang tinggi dancepat sehingga sulit ditangkap, apabilatidak sedang mengunjungi bunga ataugenangan air. Namun memang jenis initidak tampak teramati selama penelitian,padahal tumbuhan / tanaman inang untukulatnya di ketahui ada yaitu jeruk(Citrus). Hal ini kemungkinan besarkarena pada saat pengamatan masih
315
Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem
Gambar 4. Dendrogram pengelompokan jenis-jenis kupu-kupu yang ditemukan di jalurpendakian Apuy dan Linggarjati, Taman Nasional Gunung Ciremai, berdasarkan indeksketidaksamaan Bry Curtis dengan program NTSYSpc2.10p.
Koefi
sien
0.00
0.24
0.48
0.72
0.96
E_hy
perm
nestr
a
A_is
soria
A_a
riadn
e E
_brig
itta
M_h
orsfie
ldi
P_a
posta
ta L_
confus
a M
_leda
E
_blan
da
E_h
ecabe
J_ale
cto
Naca
duba
_sp
A_t
eleno
phora
K
_can
ace
V_c
ordui
Uda
ra_sp
C
_iudit
h D
_crit
hoe
U_t
enell
a C
_lutea
P
_hele
nus
K_x
anite
s M
_sud
ra S_
lilaea
U_d
electa
Y
_nigr
icens
E
_beat
rix
N_c
rishn
a H
_ano
mala
J_alu
rana
N_h
erunu
s N
_cur
vifasc
ia P
_pari
s P
_aut
othisb
e A
_phid
ippus
Y
_gau
game
la A
_neft
e C
_asp
asia
L_nin
a H
_boli
na
P_p
olytes
E
_casi
phon
e E
utha
lia_s
p P
_dem
oleus
R
_pari
sates
G_s
arped
on
E_n
esaea
J_cel
eno
D_s
triata
M
_phe
dima
E_e
unice
E
_hyp
ermne
stra
P_m
emno
n F_
canen
s S_
hyps
elis
T_p
algun
a D
_beli
sama
J_iph
ita
T_is
hmoid
es E
_mulc
iber
T_h
elena
Y
_pan
docu
s N
_hyla
s M
_jana
rdan
a L_
mant
hara
E_le
ucost
ictos
H_e
picles
316
Woro A. Noerdjito & Erniwati
berbentuk ulat atau kepompong, belumada yang dewasa.
Berdasarkan habitat dan ketinggiananalisa ketidaksamaan jenis-jenis kupu-kupu yang ditemukan menghasilkan 7kelompok pada titik 0.84 koefisien BrayCurtis (Gambar 5). Kelompok pertamaberanggotakan 11 jenis yang didominasioleh jenis-jenis yang hanya ataumenunjukkan jumlah tinggi dapat dikoleksidi Argomukti (C). Kelompok keduaberanggotakan 14 jenis, merupakan kupu-kupu yang menunjukkan jumlah yangtinggi dapat dikoleksi di hutan sekunderLegok Pasang jalur pendakian Apuy (B).Kelompok ketiga beranggotakan 8 jenismerupakan kupu-kupu yang hanyaditemukan di jalur hutan sekunder LegokPasang jalur pendakian Apuy (B).Kelompok keempat beranggotakan 14jenis yang merupakan kupu-kupu yangbanyak ditemukan di dalam hutan jalurLinggarjati (F). Kelompok kelimaberanggotakan 16 jenis merupakan jenis-jenis yang lebih banyak ditemukan di luarhutan jalur linggarjati. Kelompok keenamtampak hanya satu jenis dan satu individu(Lethe manthara) yang ditemukan di luarhutan jalur Linggarjati. Kelompok ketujuhterdiri dari 2 jenis yaitu Euphloealeucostictos dan Heliophorus epicles(Tabel 1) merupakan kupu-kupu yanghanya ditemukan di kawasan perkampu-ngan Argomukti, Jalur pendaian Apuy.
Menurut Tsukada (1985, 1991);Tsukada & Nishi-yama1(982); Otsuka etal. (1991) dari 66 jenis yang terkoleksi,diketahui 7 jenis mempunyai distribusihanya di Jawa. Ketujuh jenis kupu-kuputersebut adalah Cyrestris lutea,Elymnias casiphone, Lethe manthara,
Neorina crishna, Prioneris autothisbe,Ypthima nigricans dan Ypthimagaugamela.
KESIMPULAN
Berdasarkan cara koleksi, aktifdengan jaring dan perangkap pisang,jenis-jenis yang terkoleksi di Apuy (April2006) dan di Linggarjati (Mei-Juni 2007)menunjukkan kelompok yang terpisahyang berarti mempunyai strukturkomunitas dan keadaan populasi yangberbeda. Waktu koleksi, keadaan habitatdan ketinggian tampaknya merupakanfaktor utama yang memisahkannya.Walaupun demikian tercatat 12 jeniskupu-kupu yang dapat ditemukan baik dijalur pendakian Apuy maupun jalurpendakian Linggarjati.
Dari 66 jenis kupu-kupu yang dapatdikoleksi (Apuy dan Linggarjati),menghasilkan empat kelompok utamakupu-kupu yang mempunyai perilakukhas dalam suatu habitat. Kelompokpertama (1) menduduki habitat yang khasyaitu perkampungan, (2) hutan sekunder,(3) di luar hutan dan (4) di dalam hutanFaktor mikrohabitat (mendung, kabut,hujan) selama koleksi nampaknya jugasangat berpengaruh terhadap jenis-jeniskupu-kupu yang aktif dan dapat dikoleksi.Waktu koleksi yang dapat dikatakandalam musim yang sama (musim hujan),tetapi keadaan microhabitat di jalurpendakian Apuy dan Linggarjati berbeda.Sehingga sebagian besar jenis-jenis yangditemukan di Apuy tidak dapat ditemukandi jalur Linggarjati atau sebaliknya.Walaupun ada kemungkinan jenis-jenisyang terkoleksi di Apuy, di jalur pendakian
317
Pola sebaran kupu-kupu pada berbagai tipe ekosistem
Linggarjati masih dalam stadium larva(ulat) atau sebaliknya.
Tujuh jenis kupu-kupu yangberdasarkan literatur yang ada diketahuidistribusinya hanya di Jawa masih perludi kaji lebih lanjut. Sehingga statusnyasebagai satwa endemik Jawa lebih jelas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasihkepada seluruh anggota team KSK,Kajian Zonasi berdasarkan sebaransatwa di Taman Nasional GunungCeremai P2 Biologi – LIPI, khususnyakepada saudara Endang Cholik danSarino yang telah membantu penulisdalam melakukan koleksi dan prosesingspesimen. Sehingga spesimen yangterkumpul dapat diidentifikasi dandianalisis dengan baik. Kepada Sdr. Dr.Ibnu Maryanto dan Dr. Djunijanti Peggiepenulis mengucapkan terimakasih dalammembantu analisa statistik dan identifikasikupu-kupu sehingga tulisan ini menjadilebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Nakamuta, K., K. Matsumoto, W.A.Noerdjito 2008. Butterfly assembla-ges in plantation forest and degraded
land, and their importance to CleanDevelopment Mechanism-Affores-tratrion and Reforestration. Tropics17 (3): 237-250.
Otsuka, H., Y. Seki, dan Y. Takami 1991.Butterflies of Borneo. Lycaenidae.Vol. 2. No. 1. Tobishima co, Sanban-cho, Tokyo Japan. 113 hal.
Otsuka, H., Y. Seki, dan Y. Takami 1991.Butterflies of Borneo. HesperidaeVol. 2. No. 2. Tobishima co, Sanban-cho, Tokyo Japan. 83 hal.
Peggie, J. & M. Amir 2006. Panduanpraktis kupu-kupu di Kebun RayaBogor. Bidang Zoologi PuslitBiologi-LIPI dan Nagao NaturalEnvironmental Foundation Jepang.126 hal.
Tsukada, E. 1985. Butterflies of theSouth East Asian Islands. Vol IV.Nymphalidae (1). Tsukada, E. (ed.).Plapac Co., Ltd., Tokyo, 558 hal.
Tsukada, E. 1991. Butterflies of theSouth East Asian Islands. Vol IV.Nymphalidae (1I). Tsukada, E.(ed.). Plapac Co., Ltd., Tokyo, 576hal.
Tsukada, E. & Y. Nishiyama, 1982.Butterflies of the South East AsianIslands. Vol I. Papilionidae.Tsukada, E. (ed.). Plapac Co., Ltd.,Tokyo, 457 hal.