Pneumoperitoneum Slide

18
PNEUMOPERITONEU M Pembimbing Residen: dr. Dewi Tantra Dosen Pembimbing: dr. Hj. Erlin Syahril, Sp.Rad

description

pneumoperitonium

Transcript of Pneumoperitoneum Slide

Page 1: Pneumoperitoneum Slide

PNEUMOPERITONEUMPembimbing Residen:

dr. Dewi Tantra

Dosen Pembimbing:

dr. Hj. Erlin Syahril, Sp.Rad

Page 2: Pneumoperitoneum Slide

Laporan kasus1. Identitas pasien

Nama : Hj. Banong

Umur : 58 tahun

No rekam medik : 668227

Alamat : Dusun teteh Kab. Polmas

Tanggal MRS : 16 juni 2014 / 20:45

Page 3: Pneumoperitoneum Slide

Anamnesis

Keluhan utama : nyeri perut (+), perut membesar (+)

Anamnesis : nyeri perut kanan bawah 2 hari yang lalu, mual (-), muntah (-), demam (+). Pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut cembung, defans (+).

Page 4: Pneumoperitoneum Slide

Pemeriksaan fisikKeadaan umum : tampak lemah

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD 140/70 mmhg; suhu 38,1oC; nadi 116 x/menit; RR 28 x/menit.

Abdomen :

Inspeksi : tampak cembung, ikut gerak napas

Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan menurun, metalic sound (+)

Palpasi : distended (+), nyeri tekan (+) lokasi inguinal dextra , massa tumor (-), hepar tidak teraba

Perkusi : timpani (+)

Rectal touche : spinchter tidak mencekik, ampulla kosong, feses (+), darah (-).

Lain-lain : massa (+) inguinal dextra diameter 7 cm batas tegas terfiksir dan shifting dullness (+)

Page 5: Pneumoperitoneum Slide

Test Result Unit Reference Range

WBC 4.0 [10^3/uL] 4.00-10.00

Mono# 6.14 [10^3/uL] 2.00-8.00

Eo# 1.0 [10^3/uL] 1.00-3.00

Baso# 0.16 [10^3/uL] 0.00-0.10

Neut# 18.70 [10^3/uL] 52.0-75.0

Lymph% 14.9 [%] 20.0-40.0

RBC 3.02 [10^6/uL] 4.00-6.00

HGB 9.00 [g/dL] 12.0-16.0

HCT 6.00 [%] 37.0-48.0

MCV 86 [fL] 80.0-97.0

MCH 30.0 [pg] 26.5-33.5

MCHC 35 [g/dL] 31.5-35.0

RDW-CV 13.5 [%] 10.0-15.0

PLT 90 [10^3] 150-400

Laboratorium

Page 6: Pneumoperitoneum Slide

Elektrolit

Parameter Hasil Rujukan Satuan

Natrium 144 130-145 mmol/L

Kalium 3.1 3.5-5.1 mmol/L

Chlorida 103 97-111 mmol/L

Page 7: Pneumoperitoneum Slide

Resume klinis Seorang pasien wanita 58 tahun datang dengan keluhan nyeri perut dan perut membesar

dialami sejak 2 hari yang lalu. Dari hasil anamnesis didapatkan mual (-), muntah (-), demam (+). Pada pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis, TD : 140/70, nadi : 116x/menit, RR : 28x/menit, suhu : 38,1oc. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan peristaltik usus menurun, ascites (+) dan pada pemeriksaan rectal touche spincter ani tidak mencekik.

Pasien ini didiagnosa susp appendisitis akut dd. Appendisitis perforasi.

Pasien ini tidak dioperasi karena pulang paksa.

Page 8: Pneumoperitoneum Slide

Resume radiologik

Pneumoperitoneum adalah adanya udara bebas dalam ruang peritoneum yang biasanya terkait dengan perforasi dari usus kecil. Pneumoperitoneum dideteksi dengan pemeriksaan radiologis foto polos abdomen, CT scan, MRI, dan ultrasonografi. Pada foto polos abdomen, pneumoperitoneum paling baik terlihat dengan posisi lateral dekubitus kiri yang menunjukkan gambaran radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan peritoneum. CT scan merupakan kriteria standar untuk mendeteksi pneumoperitoneum, namun tidak selalu dibutuhkan jika dicurigai pneumoperitoneum dan lebih mahal serta memiliki efek radiasi yang besar. Dengan MRI, pneumoperitoneum terlihat sebagai area dengan hipointens pada semua potongan.

Page 9: Pneumoperitoneum Slide

Pada pemeriksaan foto polos abdomen posisi erect ditemukan gambaran crescent sign.

Panah kuning : tampak

udara bebas subdiafragma

yang membentuk gambaran

crescent sign.

Page 10: Pneumoperitoneum Slide

Tanda pneumoperitoneum yang dapat ditemukan pada posisi left lateral decubitus.

Foto left lateral decubitus. Udara bebas yang banyak pada dinding lateral abdomen (udara bebas subdiafragma).

Page 11: Pneumoperitoneum Slide

Panah kuning : tampak gambaran

udara di antara loop-loop usus

menampakkan dinding dalam usus

“rigler’s sign”.

Page 12: Pneumoperitoneum Slide

Pada foto polos abdomen ini juga ditemukan tanda-tanda dari ileus obstruktif :

Panah biru : Tampak dilatasi loop -

loop usus yang memberikan

gambaran herring bone.

Page 13: Pneumoperitoneum Slide

Panah Kuning : Tampak air fluid level yang bertingkat -tingkat dan pendek pendek yang memberikan gambaran step ladder.

Page 14: Pneumoperitoneum Slide

Berdasarkan gambaran radiologik pasien, pasien didiagnosis sebagai pneumoperitoneum yang mungkin disebabkan oleh perforasi appendicitis. Pasien ini tidak dapat dievaluasi karena pasien tersebut pulang paksa.

Page 15: Pneumoperitoneum Slide

Diferensial diagnosis1. Syndrome chilaiditi

Interposisi dari usus (berhimpitnya usus dan hepar) antara hepar dan hemidiaphragm (kanan) hingga menyebabkan terlihat adanya udara yang berada di subphrenik, padahal itu adalah udara yang ada dalam usus besar , ditandai dengan terlihatnya haustra. Choliditis tidak memiliki makna diagnostik.

Page 16: Pneumoperitoneum Slide

2. Atelektasis linear di dasar paru

Atelektasis merupakan kehilangan volume di sebagian atau seluruh paru. Atelektasis disebut juga kolaps paru. Penyebab atelektasis dapat dibagi menjadi 4, yaitu sebagai berikut :

• Relaksasi/kompresi/pasif

Pengembangan paru dihambat oleh kondisi patologi seperti pneumothoraks atau efusi pleura.

• Absorbsi

Akibat oklusi lumen bronkus yang diikuti oleh absorbs udara di jaringan paru bagian distal dari obstruksi. Obstruksi dapat berupa benda asing, mucus, tumor. Proses peradangan ataupun proses intrinsik.

• Adhesi

Pada suatu kondisi dimana fungsi surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan alveoli terganggu sehingga terjadi kolaps alveoli.

• Sikatrik/kontraksi

Akibat proses fibrosis pada paru maupun pleura yang menganggu proses pengembangan paru.

Page 17: Pneumoperitoneum Slide

Atelektasis linear di dasar paru

Page 18: Pneumoperitoneum Slide