Plagiarism Checker X - Report - STTIND

29
Plagiarism Checker X - Report Originality Assessment Overall Similarity: 7% Date: Jan 30, 2021 Statistics: 580 words Plagiarized / 7984 Total words Remarks: Low similarity detected, check your supervisor if changes are required.

Transcript of Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Page 1: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Plagiarism Checker X - ReportOriginality Assessment

Overall Similarity: 7%Date: Jan 30, 2021

Statistics: 580 words Plagiarized / 7984 Total wordsRemarks: Low similarity detected, check your supervisor if changes are required.

Page 2: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

TUGAS AKHIR EFEKTIVITAS PEMANFAATAN ARANG LIDI AIR (Typha angustifolia) DALAM

MENURUNKAN KADAR TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH CAIR BENGKEL Diajukan Kepada

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Disusun Oleh: ZUHAIRA 1910024428018 YAYASAN

MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI

TEKNIK LINGKUNGAN 2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah bagian

dari kehidupan dipermukaan bumi, baik itu air tanah maupun air permukaan. Air tanah

dapat diperoleh dari upaya pengeboran seperti sumur, sementara air permukaan dapat

diperoleh dari danau, waduk, dan sungai. Sungai menjadi sumber daya alam yang memiliki

peranan penting seperti bagi manusia. (Bebi, 2019) Hal inilah yang menyebabkan kita harus

menjaga agar air dipermukaan bumi tidak tercemar. Meningkatnya kegiatan masyarakat

mengakibatkan semakin bertambahnya kebutuhan terhadap kendaraan bermotor.

Kebutuhan terhadap kendaraan bermotor mengakibatkan bertambahnya bengkel sebagai

tempat untuk perbaikan serta perawatan kendaraan bermotor tersebut.Bengkel sangat

identik dengan kotor dan kumuh, karena setiap hari menghasilkan limbah yang

mengganggu kesehatan, dan masih saja dibuang tidak berdasarkan ketentuannya. (Erpina,

2015) Pada kegiatan perbengkelan, terdapat dua jenis yaitu limbah padat dan limbah cair,

dimana limbah bengkel ini dikelompokkan sebagai limbah beracun dan berbahaya. Limbah

beracun dan berbahaya yang padat dihasikan dari kegiatan usaha perbengkelan ini seperti

skrup, potongan logam, lap kain yang terkontaminasi oleh pelumas bekas maupun pelarut

bekas, sementara untuk limbah beracun dan berbahaya yang cair dihasilkan dari oli bekas,

pelarut atau pembersih, H2SO4 dari aki bekas menyebabkan terjadinya pencemaran

lingkungan karena mengandung kadar timbal yang tinggi (Mukhlishoh, 2012) Timbal telah

digunakan sebagai bahan aktif dalam bensin. Untuk meningkatkan nilai oktan pada bensin

serta dimanfaatkan untuk pelumas dudukan katup kendaraan bermotor, dimana timbal

yang digunakan ini adalah dalam bentuk Tetra Etil Lead (TEL). Dampak timbal ini bagi

kesehatan sangat berbahaya karena lama-kelamaan akan terkumpul dan menumpuk pada

tubuh dan dapat meracuni jaringan syaraf. Keracunan dapat melalui jalur oral, melalui

Page 3: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

makanan, minuman, pernafasan, lewat kulit, serta lewat mata. (Erpina, 2015) Salah satu

bengkel “X” di Payakumbuh telah dilakukan pengujian terhadap limbah cair bengkel

tersebut dan ternyata memiliki kandungan timbal sebesar 0.80 mg/L (UPTD Laboratorium

Padang Panjang, 2021). Apabila limbah tersebut langsung dibuang ke badan air, maka akan

dapat mencemari badan perairan, karena melampaui nilai ambang batas baku mutu sesuai

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 yaitu logam timbal yang diizinkan

hanya sebesar 0.1 mg/L. Hal ini begitu dicemaskan masyarakat sekitar, karena bengkel

tersebut berada pada lingkungan padat penduduk. Masyarakat memikirkan efek jangka

panjang yang disebabkan oleh limbah yang dibuang langsung ke lingkungan sehingga

membuat pengaduan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh. Efek yang sudah

dirasakan langsung oleh pemilik bengkel ini adalah bau yang cukup menyengat dari sisa

buangan yang mereka hasilkan, sakit kepala, serta gatal-gatal (iritasi kulit) yang begitu

mengganggu aktifitas. Banyak metode yang dilakukan untuk penurunan logam berat dari

sisa hasil buangan kegiatan bengkel ini. Baik secara kimia maupun biologi telah dilakukan

untuk menurunkan kandungan logam berat yang ada di dalam limbah diantaranya dengan

metode adsorpsi, pertukaran ion (ion exchange), pemisahan dengan membran, maupun

reduksi elektrolitik. Metode adsorpsi lebih dipilih untuk digunakan dalam industri karena

memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih efektif, ekonomis dan juga tidak mengakibatkan

efek samping yang beracun. (Wardalia, 2016) Adsorpsi merupakan suatu metode yang

hanya terjadi pada permukaan saja dengan mempergunakan kemampuan zat padat untuk

meyerap suatu zat. Adsorpsi ini memiliki adsorben (zat penyerap) dan adsorbat (zat

terserap). Sementara itu, untuk adsorben sendiri ada beberapa yang telah banyak

digunakan diantaranya silica gel, karbon aktif, molecular sieve zeolites, alumina teraktivasi,

dan polimer sintetis atau resin. Kemampuan permukaan dari adsorben tersebut dapat

ditingkatkan dengan melakukan proses aktivasi. (Tandjaya dkk, 2006) Alternatif

penggunaan adsorben yang bersumber dari alam telah banyak dilakukan.Telah dilakukan

penelitian oleh Chungfang, dkk (2017) terhadap kelebihan dari tanaman typha angustifolia,

bahwa tanaman ini mudah untuk didapatkan apalagi di daerah tropis, tidak membutuhkan

Page 4: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

biaya yang tinggi, pertumbuhan tanamannya cepat, memiliki biomassa yang cukup tinggi,

serta memiliki struktur pori sehingga membuat tanaman ini baik digunakan sebagai karbon

aktif serta ramah lingkungan. Selain itu typha angustifolia memiliki struktur asam amino

yang tinggi dan senyawa asam amino yang banyak, serta juga dapat mengadsorpsi logam

timbal dari suatu larutan atau limbah. Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas,

maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul“Efektivitas Pemanfaatan Arang

Lidi Air (Typha angustifolia) dalam Menurunkan Kadar Timbal (Pb) pada Limbah Cair

Bengkel” 1.2 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kegiatan perbengkelan menghasilkan limbah cair yang mengandung timbal sehingga

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. 2. Hasil analisa limbah cair bengkel yang

melebihi nilai baku mutu. 3. Masalah kesehatan terhadap masyarakat yang ditimbulkan

oleh limbah cair bengkel “X”. 1.3 Batasan Masalah Berikut merupakan batasan masalah

yang dapat diambil, yaitu: 1. Pengolahan sampel yang mengandung timbal limbah cair

bengkel skala laboratorium menggunakan proses adsorpsi arang typha angustifolia untuk

menurunkan kandungan logam timbal. 2. Parameter pengujian hanya sebatas pengukuran

kadar timbal sebelum dan sesudah perlakuan. 3. Variasi penelitian hanya pada berat arang

dan waktu pengadukan arang typha angustifoliauntuk mendapatkan hasil penurunan kadar

timbal yang efektif. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah arang

typha angustifolia dapat menurunkan kadar timbal sesuai dengan baku mutu Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014? 2. Berapa berat

arang dan waktu kontak efektif arang typha angustifolia untuk menurunkan kadar timbal

agar memenuhi baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2014? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah: 1.

Menganalisis tingkat efektifitas arang typha angustifolia untuk menurunkan kadar timbal. 2.

Mengetahui berat dan waktu pengadukan efektif arang typha angustifolia agar dapat

menurunkan kadar timbal yang akan dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Repuplik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. 1.6 Manfaat Penelitian Berikut

Page 5: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

merupakan manfaat yang di dapat dari penelitian yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini

dapat bermanfaat untuk memperkaya teori yang berkaitan tentang pengolahan limbah

bengkel secara adsorbsi menggunakan arang typha angustifolia untuk menurunkan kadar

timbal. 2. Manfaat Akademis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman

bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian khususnya dibidang pengelolaan limbah

cair bengkel menggunakan proses adsorpsi. 3. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi

bahan pertimbangan bagi pengusaha bengkel dalam melakukan pengolahan limbah cair

bengkel. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Teori 2.1.1 Pencemaran Air Menurut

Undang – Undang Lingkungan Hidup No 32 tahun 2009 pencemaran air merupakan masuk

atau dimasukkannya makhluk hidup, energi, zat, dan/atau komposisi lain ke dalam airbaik

yang sengaja tidak sengaja oleh kegiatan manusia, sehingga kualitasnya menurun sampai

ketingkat tertentudan mengakibatkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya.Tidak dilakukannya pengolahan terhadap limbah yang akan dibuang ke

lingkungan, maka hal inilah yang menyebabkan pencemaran lingkungan tersebut.

Pencemar air bisa diklasifikasikan seperti: a. Infectious Agents Mikroorganisme patogen

merupakan bahan pencemar yang sering mengakibatkan kesehatan manusia

terganggu.Kotoran 3manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik merupakan

sumber dari mikroorganisme patogen tersebut. b. Zat –zat pengikat oksigen Indikator yang

menentukan kualitas air dan kehidupan di dalam air baik adalah jumlah oksigen terlarut

dalam air. Jika kandungan oksigen dalam air lebih besar dari 6 ppm maka akan mendukung

kehidupan ikan, dan kehidupan makhluk air lainnya. Sedangkan jika kandungan oksigen

dalam air lebih kecil dari 2 ppm maka hanya mampu mendukung kehidupan cacing, jamur,

bakteri,dan mikroorganisme pengurai lainnya. c. Sedimen Erosi atau banjirdisebabkan

karena sedimen yang berupa tanah dan pasir masuk ke badan air. Kekeruhan air tersebut

terjadi karena adanya sedimen di dalam air tersebut. Hal ini dapat menghalangimasuknya

oksigen dari atmosfir ke air. d. Nutrisi / unsur hara Penyebab penigkatan produktivitas

primer perairan adalah nutrisi/unsure hara, khususnyafosfat dan nitrat. Eutrofikasi

merupakan proses peningkatan nutrisi dan bahan organik secara berlebihan, sehingga

Page 6: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

mengakibatkan badan air menjadi keruh dan bau. e. Pencemar anorganik Unsur logam,

garam, asam dan basa merupakan pencemar anorganik,yangdapat 3masuk ke badan air

melalui proses alam ataupun sebagai akibat aktivitas manusia. Beberapa logam seperti

merkuri, timbal, kadmium dan nikel, dalam konsentrasi relatif kecil dapat membahayakan

makhluk hidup. Logam merupakan zat yang sangat persisten sehingga dapat berakumulasi

pada rantai makanan dan berdampak pada kesehatan manusia. f. Zat kimia organik Sangat

banyak dimanfaatkan di dunia industri kimia baik sebagaibahan membuat pestisida,

produk farmasi, pigmen, plastik, serta produk lain yang kita pakai setiap harinya.

Kebanyakan dari zat kimia organik ini memiliki tingkat toksik yang tinggi. Kontaminasi pada

air permukaaan 23dan air tanah dengan zat kimia organik dapat membahayakan kesehatan

makhluk hidup. g. Energi panas Hal yang dapat menurunkan kualitas air dan kehidupan

didalamnya salah satunya adalah kenaiakan atau penurunan temperature dari kondisi

normal air tersebut. Pembuangan air limbah yang mengandung panas merupakan

penyebab dari kenaikan temperature, hal ini juaga mengakibatkan pmenurunnyakadar

oksigen terlarut di air. h. Zat radioaktif Dampak zat radioaktif bersifat akut atau kronis. Pada

konsentrasi tinggi, dampak radioaktif terhadap makhluk hidup memiliki sifat akut. Oleh

karena itu mengakibatkan gangguan pada proses pembelahan sel dan menyebabkan

rusaknya kromosom. Efek kronis yang timbul dalam jangka waktu panjang dapat terjadi

pada genetik (sistem reproduksi) dan somatik (sel tubuh). (Ni, 2016) 2.1.2 Indikator

Pencemaran Air Menurut Wardana (2001), pencemaran air terjadi karena limbah yang

langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Limbah

padat maupun limbah cair yang masuk ke air lingkungan akan mengakibatkan terjadinya

penyimpangan dari keadaan normal air dan ini merupakan suatu pencemaran. Indikator

atau tanda kalau air lingkungan yang 18telah tercemar adalah adanya perubahan atau

tanda yang dapat dilihat seperti: 1. Suhu air berubah 2. pH air berubah. 3. Bau, warna, dan

rasa air mengalami perubahan. 4. Timbul endapan, koloidal, bahan terlarut. 5. Ada

mikroorganisme. Peraturan pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengklasifikasikan 26kualitas air

menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Berdasarkan peruntukannya, air

Page 7: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

dapat dibagi atas beberapa golongan yaitu. a. Golongan A, yaitu air yang tanpa

pengolahan terlebih dahuluyang dapat dipergunakan langsung sebagai air minum. b.

Golongan B, yaitu air yang diperuntukkan sebagai air baku air minum c. Golongan C, yaitu

air yang dapat dipakai untuk 13keperluan perikanan dan peternakan. d. Golongan D, yaitu

air yang dapat digunakan sebagai keperluan pertanian, usaha di perkotaan, PLTA dan

industri. 2.1.3 Limbah Menurut peraturan pemerintah No. 101 tahun 2014, limbah

merupakan sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan.Berdasarkan wujud dari limbah yang

dihasilkan, limbah tersebut terbagi 3 yaitu : 1. Limbah padat Merupakan limbah yang

berwujud padat, bersifat kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Sumber

limbah padat dapat dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan

lain-lain. 2. Limbah cair Merupakan limbah yang mempunyai wujud cair, selalu larut dalam

air dan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah (kecuali diletakkan pada

wadah/bak). Beberapa sumberlimbah ini adalah air sisa cuci pakaian dan piring, mandi,

limbah dari industri, dan lain sebagainya. 3. Limbah gas Merupakan limbah dengan wujud

24gas. Limbah gas bisa dilihat dalam bentuk asap serta selalu bergerak hingga menyebar

dengan luas. Sumber dari limbah gas ini contohnyabuangan gas dari hasil industri,dan gas

buangan kendaraan bermotor. (Indah,2019) 2.1.4 Klasifikasi Limbah Cair Limbah cair

merupakan bahan-bahan pencemar yang tergabung dengan atau bercampur dengan air,

baik yang terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber-sumber tertentu seperti

perkantoran, perumahan, 9dan perdagangan, sumber industri, dan pada saat tertentu

tercampur dengan air tanah, air permukaan, ataupun air hujan (Vera, 2011). Klasifikasi

limbah berdasarkan wujudnya dapat dikelompokkan menjadi empat 4yaitu: limbah cair,

limbah padat, limbah gas dan limbah suara. Limbah cair diklasifikasikan dalam empat

kelompok diantaranya yaitu: 1. Limbah cair domestik (domestic wastewater), merupakan

limbah cair yang berasal dari buangan perumahan (rumah tangga), bangunan,

perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air detergen sisa cucian, air sabun, dan air

tinja. 2. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair sisa hasil kegiatan

industri. Contohnya yaitu: air sisa pencucian kedelai pada pabrik tahu, air bekas cucian

Page 8: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

singkong pada pembuatan kerupuk singkong. 3. Rembesan dan luapan (infiltration and

inflow), yaitu limbah cair yang dihasilkan dari beberapa sumber dan memasuki saluran

pembuangan limbah cair melalui rembesan yang menuju ke dalam tanah atau melalui

luapan permukaan. Air limbah dapat meresap masuk saluran pembuangan melalui pipa

yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang

membuka atau yang tersambung ke permukaan. Contohnya yaitu: bangunan perdagangan,

bangunan industri. 194. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang bersumber dari

aliran air hujan yang memiliki kadar pH asam atau basa yang berada di atas permukaan

tanah. Aliran air hujan ini di atas permukaan 4tanah dapat melewati dan membawa partikel-

partikel buangan padat atau cair dan memiliki kadar pH yang berbahaya bagi lingkungan

sehingga dapat disebut limbah cair (Victor dkk. 2020). 2.1.5 Parameter Kualitas Limbah Cair

Ada beberapa parameter kualitas limbah cair, diantaranya : 1. Timbal (Pb) Timbal pada

tabel periodik merupakan kelompok logam yang berada pada golongan IV A dengan

nomor atom 82 dan berat atom 207,2. Timbal juga dikenal dengan sebutan timah atau

plumbum. Karakteristik logam timbal berupa logam lunak berwarna abu-abu atau putih

kebiruan menyerupai perak, jika baru dipotong dia mengkilat dan jika apabila terkena

udara akan menjadi kusam. Unsur Pb apabila melebihi ambang batasnya maka akan

membahayakan metabolisme makhluk hidup. 2. Potential Hydrogen (pH) pH disebut juga

derajat keasaman. pH merupakan indikator tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki

oleh suatu larutan. Skala pH bukanlah skala absolut. Nilai pH adalah ukuran untuk

konsentrasi ion hidrogen dalam larutan akuatik. Nilai pH menentukan sifat dari suatu

larutan yaitu bersifat asam, netral atau basa. Dikatakan asam jika pH 1 sampai 6, pH

dinyatakan netral dianka 7, dan pH 8 sampai 14 dinyatakan sebagai basa. Nilai pH dapat

ditentukan dengan elektrometrik atau dengan indikator warna seperti kertas lakmus dan

pH universal. (Susi, 2019) 3. 6Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan Oksigen

Kimia (KOK) Merupakan jumlah oksigen (mg O2) yang diperlukan untuk mengoksidasi zat

organik dalam satu liter limbah cair, pengoksidasi yang digunakan adalah K2Cr2O7sebagai

sumber 5oksigen (oxidizing agent). Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air

Page 9: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis,

dan menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Susi,2019) 4. Biological

8Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) Angka BOD adalah jumlah

oksigen yang diperlukan oleh bakteri (aerobik) untuk menguraikan hampir keseluruhan zat

organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi diair. Parameter BOD

adalah parameter yang paling banyak dimanfaatkan dalam pengujian air limbah dan air

permukaan. Penentuan ini melibatkan pengukuran oksigen terlarut yang digunakan oleh

mikro-organisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (Susi,2019). 5. Total Suspended

Solids (TSS) Merupakan residu yang halus di dalam air yang mengandung lumpur, bahan

organik, mikroorganisme, sisa hasil industri dan sisa hasil rumah tangga yang dapat

diketahui beratnya setelah disaring dengan kertas filter ukuran 0.042 mm. Peningkatan nilai

konsentrasi TSS mengakibatkan turunnya aktivitas fotosintesis serta peningkatan panas di

permukaan air menyebabkan oksigen yang dilepaskan tumbuhan air menjadi berkurang

dan kematian pada ikan-ikan (Susi, 2019). 6. Minyak dan Lemak Secara fisik, minyak dan

lemak merupakan senyawa yang tidak larut dalam air tapi mampu larut dalam pelarut yang

kepolarannya lemah atau pelarut non-polar. Berat jenis minyak lebih berat dari pada berat

jenis air sehingga dapat membentuk lapisan tipis di permukaan air. Keadaan ini

menyebabkan menurunnya konsentrasi oksigen dalam air karena perkembangan oksigen

bebas yang terhambat. Minyak dan lemak dapat menjadi pengganggu dalam proses

pengolahan biologis juga dapat membuat pipa tersumbat atau media filter yang kita pakai.

Oleh karena itu sebelum masuk kedalam pengolahan, limbah tersebut harus dipisahkan

terlebih dahulu. 2.1.6 Metode Pengolahan Air Limbah Teknik pengolahan air limbah secara

umum terbagi menjadi 2 metode pengolahan yaitu: a. Pengolahan secara fisika Secara

umum, akan dilakukanperlakuan awal yaitu berupa penyaringan (screening) dimana

langkah ini merupakan cara untuk memisahkan bahan tersuspensi yang berukuran besar.

Beberapa contoh pengolahan secara fisika : 1. 12Pemisahan cair - padatan 2. Penapisan 3.

Presipitasi 4. Filtrasi 5. Flotasi 6. Filter membran 7. Tipe bertekanan 8. Tipe gravitasi 9. Mikro

filter 10. Ultra filter 11. Reverse osmosis b. Pengolahan secara kimia Pengolahan yang

Page 10: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

dilakukan dengan melakukan penambahan bahan kimia tertentu untuk dapat

menghilangkan partikel yang tidak dapat mengendap dengan mudah, seperti 27logam-

logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun.Pada prinsipnya proses ini terjadi

melalui perubahan sifat dari bahan-bahan tersebut, seperti dari yang awal tidak dapat

diendapkan menjadi bisa atau mudah untuk diendapkan. Baik itu denganterjadinya reaksi

oksidasi-reduksi atau tidak, dan itu berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. Beberapa

contoh pengolahan kimia – fisik : 1. Netralisasi 2. Penukar ion 3. Koagulasi & Flokulasi 4.

Adsorbsi 5. Oksidasi dan/atau Reduksi 6. Aerasi 7. Ozonisasi 8. Elektrolisis 9. UV c.

Pengolahan secara biologi Pengolahan yang memanfaatkan mikroorganisme (bakteri) yang

memiliki kemampuan dalam menguraikan senyawa-senyawa polutan tertentu dalam suatu

reaktor biologis yang dikondisikan untuk dapat menjadi tempat pertumbuhan bagi

mikroorganisme (bakteri) yang digunakan. Beberapa contoh pengolahan biologi : 1. Proses

secara aerobik 2. Proses anoxic 3. Proses anaerobik 4. Kombinasi proses aerobik, anoxix,

dan anaerobik 5. Proses dengan lagoon atau kolam 2.1.7 Media Pengolahan Air Ada

beberapa proses yang dipakai untuk mengelola limbah cair bengkel untuk tidak mencemari

lingkungan, antara lain proses menggunakan reaktor aerobanaerob, biofilter aerob,

fitoremediasi, dan adsorpsi.Media yang dipakai untuk pengolahan air sangat banyak,

diantaranya: arang aktif , alumina aktif, silika gel, dan zeolit (molecular sieves)menggunakan

zeolit, arang tempurung, pasir atau kerikil, tanaman air. Sedangkan, diantara beberapa jenis

adsorben ini arang aktif paling mudah ditemukan dan mempunyai 14luas permukaan paling

besar, sehingga kemampuan untuk menyerap juga paling besar (Harimbi dkk. 2015). Pada

penelitian ini, media yang digunakan dalam pembuatan adsorben untuk pengolahan air

limbah, yaitu: 2.1.7.1 Lidi Air (Typha Angustifolia) Tumbuhan air atau hidrofit adalah

tumbuhan yang struktur tubuhnya termodifikasi untuk hidup dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan perairan. Tumbuhan yang hidup di air ini menyesuaikan diri dengan

cara membenamkan tubuhnya baik sebagian atau seluruhnya di dalam air. Sebagian besar

tumbuhan yang hidup di alam liar ini, seiring berjalannya waktu menjadi perhatian bagi

manusia. Pasalnya, beberapa tumbuhan air memiliki keunikan dan keindahannya tersendiri.

Page 11: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Hal tersebut dapat terlihat pada bagian daunnya, batangnya, atau bahkan bunganya.

Sehingga biasanya tumbuhan air ini dijadikan tumbuhan penghias ruangan, kolam ataupun

aquarium. Klasifikasi tanaman typha angustifolia Jenis : Tanaman air Kingdom : Plantae Sub

Kingdom : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : liliopsida Subkelas : Commelinidae

Ordo : Typhales Family : Typhaceae Genus : Typha Species : Typha angustifolia

Hemiselulosa, selulosa and lignin adalah kandungan yang dimiliki oleh daun typha

angustifolia. Karakteristik tanaman typha angustifoliaini dapat dilihat dengan

menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy analysis (FTIR) dengan range

panjang gelombang 650-4000 cm-1. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 2 1 Panjang gelombang (cm-1) untuk puncak dominan dari FTIR Spektral analisis

Functional Group Unloaded typha angustifolia. typha angustifolia leaves loaded with lead -

OH 3402.14 3359.52 Aliphatic C-H stretching 2918.95 2850.44 2919.38 2850.80 Carbonyl

stretch of unionized carboxylate 1732.68 1731.99 C=O stretching 1654.94 1612.04

Symmetric bending of CH3 1463.57 1463.08 -C-O- stretching 1300.37 1248.09 Menurut

Yen, dkk (2016) terdapat pergeseran panjang gelombang dari puncak yang dominan antara

yang belum ditambahkan sorben dengan yang ditambahkan sorben. Pergeseran panjang

gelombang dan penurunan intensitas puncak menunjukkan proses pengikatan logam yang

terjadi pada permukaan daun. Puncak melebar dari 3402,14 cm-1 menandakan kelompok

–OH dan setelah bergeser menjadi 3359,52 sedangkan pada ikatan 2918,95 dan 2850,44

mewakili peregangan kelompok alifatik –CH. Pergeseran yang signifikan terjadi pada

panjang gelombang untuk C=O dimana dari 1654,95 ke 1612,04 cm-1Ikatan

dari1300.37cm-1 melambangkan kelompok peregangan –C-O yang bergesermenjadi

1248,09 cm-1 setelah adsorpsi. Pergeseran pada panjang gelombang dari ikatan untuk

masing-masinggugus fungsi dapat dikaitkan dengan adsorpsiion timbal di permukaan

daun melalui pertukaran ion atau ikatan hidrogen. Mekanismenyaterlibat ditunjukkan di

bawah ini. 2(-ROH) + M2+ 2 (RO)M + 2H+ -ROH + M(OH)+ (-RO)M(OH) + H+ H-ikatan 2(-

ROH) + M(OH)2 (-RO)2 + M(OH)2 Dimana M merupakan ion timbal dan R merupakan

typha angustifolia. 2.1.7.2 Arang Aktif Arang aktif merupakan salah satu padatan berpori

Page 12: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

yang memiliki kandungan 2085-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang

mengandung karbon dengan proses pemanasan pada suhu tinggi. Untuk menghindari

terjadinya bahan yang mengandung karbon hanya mengalami karbonasi dan tidak

mengalami oksidasi, maka pada saat pemanasan berlangsung agar diperhatikan tidak

adanya kebocoran udara didalam ruangan pemanas. Arang aktif 25adalah arang yang telah

diaktifkan sehingga mempunyai daya adsorbs yang tinggi terhadap zat warna, gas, zat-zat

tertentu yang toksik dan senyawa-senyawa kimia lainnya, berbentuk amorf dan memiliki

luas permukaan yang besar yaitu berkisar 300-2500 m2 /g (Harimbi, 2015). Kualitas arang

yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah bahanmentah yang

dipakai, suhu karbonisasi, bahan aktivasi dan cara mengaktivasinya. Proses karbonisasi

terjadi didalam ruang tertutup dengan udara yang maksimal, proses ini berasal dari bahan

baku asal menjadi arang berwarna hitam setelah melalui proses pembakaran pada suhu

lebih dari 150oC.Selama saat pengarangan jika asap yang ditimbulkan tebal dan bewarna

putih berarti bahan sedang mengering. Jika asap semakin menipis dan bewarna biru berarti

pengarangan hampir selesai (Fitri, 2017). Arang aktif ini merupakan salah satu adsorben

yang paling banyak digunakan saat proses adsorbsi, karena luas permukaannya lebih luas

dibandingkan dengan adsorben lain sehingga dapat lebih banyak mengadsorbsi molekul.

Semakin hari selalu terjadi peningkatan untuk konsumsi karbon aktif dunia. Tahapan

Pembuatan Arang Aktif sebagai berikut. 1. Bahan dipanaskan tidak lebih boleh melebihi

suhu 170ºC atau di terik matahari jemur sampai beberapa lama ini dilakukan untuk

menghilangkan semua kandungan air (dehidrasi); 2. Perubahan bahan organik menjadi

elemen karbon (karbonisasi/setelah arang dihilangkan airnya, lalu bahan tersebut

dipanaskan lagi sampai suhu diatas 170ºC bertujuan untuk mengeluarkan gas-gas CO2,CO

serta uap asam asetat; pengarangan bermanfaat untuk mengubah bahan-bahan organik

jadi elemen karbon. 3. Aktivasi merupakan proses hidrokarbon dan tar yang melekat

terlepas dari arang tersebut sehingga daya serapnya bertambah besar hal ini bertujuan

untuk 28memperbesar luas permukaan dalam karbon hasil karbonisasi. 4. Pada temperatur

750ºC-900ºC lakukan aktivasi bahkan bisa sampaisuhu 1000ºC. Semua proses ini

Page 13: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

membakar semua pengotor dari bahan mentah dan menyisakan residu berpori yang

memiliki luas permukaan cukup besar per unit volum. (Putri. 2014) 2.1.8 Pengolahan Air

Secara Adsorpsi Adsoprsi merupakan proses terkumpulnya partikel pada permukaan zat.

Adsorbat merupakan partikel yang terkumpul dan diserap oleh permukaan,

sementaraadsorben merupakan material tempat terjadinya proses adsorpsi. Ada 2 tipe

proses adsorpsi, yaitu: 1. Adsorpsi kimia merupakanjenis adsorpsi yang terjadi dengan cara

suatu molekul melekat kepada permukaan zat melalui pembentukan suatu ikatan kimia.

Ciri-ciri adsorpsi kimia yaitu: a. Terjadi ketikatemperatur tinggi; b. Jenis interaksi

adsorpsinya kuat; c. Ada ikatan kovalen antara permukaan adsorben dengan adsorbat; d.

Jumlah panasnya tinggi (ΔH 400 kJ/mol); e. Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan atas

(monolayer); f. Energi aktivasi yang tinggi. 2. Adsorpsi fisika merupakan jenis adsorpsi

dengan cara melalui permukaan terjadi interaksi intermolekuler yang lemah menempel

adsorbat. Ciri-ciri dari adsorpsi fisika yaitu. a. Terjadi pada saat temperatur rendah, b.

Interaksiyang terjadi adalah intermolekuler, c. Jumlah panasnya rendah (ΔH <20 kJ/mol)

Adsorpsi merupakan reaksi eksoterm. Menurunnya suhu mengakibatkan adsorpsi

meningkat Semakin lama waktu interaksi menunjukkan berlangsung baik molekul zat

terlarut yang teradsorpsi (Ari dkk. 2018). Akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada

permukaan, maka permukaan padatan yang kontak dengan suatu larutan cenderung untuk

menggabungkan lapisan dari molekul-molekul zat terlarut pada permukaannya. Karbon

memiliki kapasitas adsorpsi terhadap suatu zat terlarut tergantung pada karbon dan zat

terlarutnya. Untuk kemampuan adsopsi dari campuran-campuran yang adakebanyakan

limbah cair adalah bersifat kompleks dan bervariasi. Kemampuan adsorpsi terpengaruh dari

beberapa faktor seperti kelarutan, struktur molekul, dan sebagainya. Adsorpsi akan terjadi

dan menghasilkan hubungan kesetimbangan berkorelasi menurut hubungan empiris dari

Freundlich, dan turunan Langmuirberdasarkan kemungkinan derajat I(Syauqiah dkk. 2011).

Menurut Ari dkk (2011), Secara umum, faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi yaitu: 1.

Luas permukaan, dimanasemakin banyak zat yang teradsorpsi apabila luas permukaan

absorban semakin luas. 2. Jenis dari adsorbat, terjadinya peningkatan kemampuan adsorbsi

Page 14: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

molekul yang memiliki polarisabilitas yang tinggi (polar) dan mempunyai kemampuan tarik

menarik terhadap molekul lain karena meningkatnya polarisabilitas adsorbat.

Meningkatkan kemampuan adsorpsi disebabkan karena peningkatan berat molekul

adsorbat. Rantai lurus yang dimiliki adsorbatbiasanya lebih susahdiadsorbsi dibanding

dengan rantai yang bercabang. 3. Struktur dari molekul adsorbat. Kemampuan untuk

meningkatkan menyisihkan dimiliki oleh Nitrogen sedangkan mengurangi kemampuan

pemisahan dimiliki oleh hidroksil dan amino. 4. Konsentrasi dari adsorbat.Besarnya

konsentrasi adsorbat didalam larutan, disebabkan karena 21semakin banyak jumlah

substansi yang terkumpul pada permukaan adsorben. 5. Temperatur saat pemanasan atau

pengaktifan adsorben mengakibatkan meningkatnya daya serap adsorben terhadap

adsorbat sehingga menyebabkan pori-pori adsorben lebih terbuka sementara itu suhuyang

terlalu tinggi dapat merusak adsorben sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan

penyerapan. 6. Waktu kontak, kapasitas adsorpsi maksimum terjadi pada waktu

kesetimbangan. Adsorben adalah zat padat yang mampu menyerap komponen tertentu

pada suatu fase fluida. Pada Adsorben biasa digunakan bahan-bahan yang memiliki pori-

pori karena proses adsorpsi akanterjadi di pori-pori tersebut atau terjadi pada tempat-

tempat tertentu di dalampartikel tersebut. Pori-pori yang ada pada adsorbensecara umum

sangat kecil, sehingga luas permukaan di dalam menjadi lebih besar dari pada permukaan

luar. Pemisahan terjadi karena perbedaan polaritas sehingga menyebabkan sebagian

molekul melekat pada permukaan menjadi lebih erat dari pada molekul lainnya atau karena

perbedaan berat molekul (Saragih, 2008). Proses adsopsi akan terjadi bila dikontakkannya

padatan atau molekul cair atau gas dengan molekul-molekul adsorbat, maka akan terjadi

gaya kohesif atau gaya hidrostatik serta gaya ikatan hidrogen yang dapat bekerja di antara

molekul dalam seluruh material. Gaya-gaya yang tidak seimbang akan mengakibatkan

perubahan konsentrasi molekul pada interface solid/fluida. Molekul fluida yang diserap

tetapi tidakmelekat pada permukaan adsorben disebut dengan adsorptif, sedangkan

molekul fluida yang melekat pada permukaan adsorben disebut dengan adsorbat (Ginting,

2008). Proses adsopsi menunjukan reaksi fisika dan reaksi kimia akibatnya molekul akan

Page 15: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

meninggalkan larutan dan melekat pada permukaan zat adsorben. Proses adsorbsi sangat

bergantung kepada sifat dari zat padat yang mengadsorpsi, sifat antara molekul yang

diserap, kosentrasi, temperatur, dan lain-lain (Khairunisa, 2008) Isoterm adsorpsi

merupakan hubungan antara jumlah adsorbat yang terjerap dengan konsentrasi adsorbat

dalam larutan pada keadaan kesetimbangan dan suhu tetap. 1Ada beberapa tipe isoterm

adsorpsi yang dikembangkan untuk mendeskripsikan interaksi antara adsorben dan

adsorbat antara lain: 1. Isoterm Adsorpsi Freundlich merupakan gambaran adsorpsi jenis

fisika dimana adsorpsi terjadi pada beberapa lapis dan ikatannya tidak kuat. Isoterm

freundlich juga mengasumsikan bahwa tempat adsorpsi bersifat heterogen. Cara

konvensional untuk menyatakan isoterm freundlich diberikan persamaan sebagai berikut,

(Sawyer dkk, 1994): 𝑄𝑒 = 𝐾𝑓. 𝐶𝑒1/𝑛 Dimana: Qe = jumlah adsorbat pada permukaan (mg/

g) Ce = konsentrasi equilibrium (mg/l) 𝐾𝑓 dan n = konstanta freundlich menunjukkan

ikatan antara adsorbat dengan adsorben dan diperoleh dengan cara eksperimen. Untuk

mendapatkan konstanta 𝐾𝑓 dan 1/n, maka perlu dilakukan linerisasi terhadap persamaan

sebagai berikut: Ln (Qe) = ln 𝐾𝑓 + 1/n ln Ce Dari data percobaan laboratorium yang

diperoleh diplot dengan ln (Qe) sebagai sumbu y dan ln C sebagai sumbu 1x. Grafik yang

diperoleh adalah garis linear dengan slope = 1/n dan intercept = ln 𝐾𝑓 (Sawyer dkk, 1994).

2. Isoterm Langmuir Isoterm langmuir menggambarkan bahwa kapasitas adsorben

maksimum terjadi akibat adanya lapisan tunggal (monolayer) adsorbat pada permukaan

adsorben. Ada empat asumsi dalam isoterm jenis ini, yaitu (Ruthven, 1984): a. Molekul

diadsorpsi oleh site (tempat terjadinya reaksi di permukaan adsorben) yang tetap. b. Setiap

site dapat “memegang” satu molekul adsorbat. c. Semua site mempunyai energi yang

sama. d. Tidak ada interaksi antara molekul yang teradsorpsi dengan site sekitarnya. Dalam

bentuk yang umum, persamaan isoterm langmuir adalah sebagai berikut (Siswoyo, 2014):

Dimana: Ce = konsentrasi equilibrium (mg/ l) Qe = adsorbat yang terserap pada saat

equilibrium (mg/g) KL = konstanta Langmuir (l/mg) Qm = kapasitas adsorpsi Pada grafik

isotherm langmuir dengan 1/Qe sebagai sumbu y dan 1/Ce sebagai sumbu x akan

diperoleh persamaan garis (y = bx+a) yang akan menentukan nilai Qm dan KL, dimana Qm

Page 16: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

adalah 1/a sedangkan KL adalah nilai b. 2.1.9 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual

pada penelitian ini terdiri dari input, proses, dan output yang merupakan data-data

kebutuhan penelitian dan proses pengumpulan data lapangan yang dikerjakan pada saat

penelitian serta hasil analisi data.Input, proses, dan output pada penelitian ini dapat dilihat

pada gambar di bawah ini: Input Proses Output 2.2 Penelitian yang Relevan Penelitian ini

mengenai pemanfaatan arang typha angustifolia dalam menurunkan kandungan logam

timbal pada limbah cair bengkel, ditemukan beberapa penelitian yang dapat dilihat pada

tabel 2.2 Tabel 2 2 Penelitian Relevan No Nama Penelitian Judul Penelitian Latar Belakang

Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Julhim S. Tangio 17Adsorpsi Logam Timbal (Pb)

Dengan Menggunakan Biomassa Enceng Gondok (Eichhorniacrassipes) Banyaknya kegiatan

manusia yang menghasilkan salah satunya limbah yang mengandung logam timbal.

Dimana keberadaan logam timbal ini menyebabkan terjadinya masalah karena berdampak

buruk terhadap organisme yang ada di perairan dan dapat terakumulasi dalam rantai

makanan. Eceng gondok dapat digunakan untuk menghilangkan logam-logam berat,

dengan menggunakan metode adsorpsi. Eksperimen Terjadi peningkatan konsentrasi Pb2+

yang teradsorbsi yaitu padapH 3, 4 dan 5.Hal ini terjadi karena pH makin besargugus-

gugus asam amino mengalami deprotonasi dan memiliki muatan negatif yaitu ion OHyang

sangat reaktif terhadap logam, sehingga logam yang teradsorpsi makin besar.Tapi terjadi

penurunan konsentrasi Pb2+ yang teradsorbsi pada pH 6, 7 dan 8.Hal ini disebabkan

karena konsentrasi pada keadaan ini terjadi kesetimbangan situs aktif biomassa dengan ion

logam dan pada kondisi ini pH mulai mengendap. Jadi pH optimum berada pada kisaran

5-6. 2 Otong Nurhilal, Sri Suryaningsih, Ferry Faizal, Renaldy Sharin Lesmana Pemanfaatan

Eceng Gondok Sebagai Adsorben Pb Asetat Logam timbal merupakan logam yang bersifat

neurotoxin (racun pada sistem saraf) dan berbahaya bagi lingkungan, jika yang dibuang ke

lingkungan melebihi dari nilai ambang batas yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dapat

dilakukan pencegahan pencemaran terhadap limbah logam timbal ini dengan

menggunakan arang aktif yang berasal dari eceng gondok sebagai adsorbennya.

Eksperimen Hasil yang diperoleh menunjukkan kalau waktu kontak dan banyaknya massa

Page 17: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

arang aktif berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi larutan Pb asetat, dimana

semakin lama waktu kontak dan semakin banyak arang aktif yang digunakan sebagai

adsorben maka semakin besar penururnan konsentrasi larutan Pb asetat artinya semakin

besar persentase penyerapan pada larutan Pb asetat. 3 Vivi Dia A. Sangkota, Supriadi,

Idanrwan Said 11Pengaruh Aktivasi Kimia Arang Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia

crassipes) Terhadap Adsorpsi Logam Timbal (Pb) Seiring berkembangnya industri di negeri

ini, tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi masyarakat, melainkan juga

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu semakin meningkatnya logam

berat. Logam 22timbal (Pb) merupakan logam berat yang bersifat toksik yang dapat

menyebabkan gangguan pada organ tubuh makhluk hidup Eksperimen pH 5,0; berat

logam timbal yang terserap yaitu 17,61 mg/g, dan persentase logam timbal yang terserap

yaitu 98,67%. Adapun berat optimum yang diperlukan arang aktif eceng gondok untuk

menyerap logam timbal adalah sebesar 100 mg, berat logam timbal yang terserap yaitu

17,58 mg/g, dan persentase logam timbal yang terserap yaitu 98,44% dengan kapasitas

maksimum serapan maksimum arang aktif eceng gondok terhadap ion timbal yaitu 0,70

mg Pb/mg arang aktif. 4 Yen Ling Sharain-Liew, Collin G. Joseph, siew-Eng How

10Equilibrium Studies on the Biosorption of Lead (Pb2+) Contaminated Wastewater Using

Cattails Leaves (Typha Angustifolia) Badan air yang terkontaminasi logam berat berupa

kadmium, kromium, serta timbal, yang menyebabkan tercemarnya badan air. Akumulasi

dari efek timbal tersebut dapat menyebabkan infertilitas, dan memperlambat

perkembangan pada anak dan bayi. Sumber dari limbah logam berat ini diantaranya

pertambangan, penyamakan kulit, kimia, metalurgi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu

dicari metode yang efektif dan efisien yaitu dengan menggunakan adsorben typha

angustifolia, dimana tanaman ini sangat banyak, dan mampu menjadi biosorben utnuk

menghilangkan timbal pada limbah. Eksperimen Terjadi penurunan pada gugus fungsi

tanaman dari sebelum dan sesudah ditambahkan limbah yang mengandung timbal.

Dimana terlihat penurunan tersebut karna logam timbal tersebut terserap pada tanaman

typha angustifolia ini. Jadi adsorpsi yang dilakukan oleh daun typha angustifoliauntuk

Page 18: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

mehilangkan kandungan timbal bisa mencapai kapasitas maksimum 51,02 mg/g. ini

mebuktikan bahwa tanaman typha angustifoliaini mampu menghilangkan logam timbal. 5.

Chunfang Tang, Yan Shu, Riqing Zhang, Xin Li, Jinfeng Song, Bing Li, Yuting Zhanga and

Danling Ou Comparison of the Removal and Adsorption Mechanisms of Cadmium and

Lead from Aqueous Solution by Activated Carbons Prepared from Typha Angustifolia and

Salix Masudana Masalah lingkungan yang disebabkan oleh kadmium dan timbal yang

sangat mengkhawatirkan karena bersifat karsinogenik dan harus sangat diperhatiakan.

Metode adsorbsi merupakan metode yang tidsk membutuhkan biaya yang tinggi,

sederhana dalam pengoperasian, serta dapat digunkan untuk menghilangkan polutan

logam dengan sangat efektif. Tanaman typha angustifoliakarena memiliki kemampuan

untuk mengadsorpsi, banyak ditemukan, dan gampang tumbuh maka tanaman ini

digunakan untuk metode adsorbsi ini. Eksperimen Efisiensi adsorpsi bergantung secara

positif pada pH dan asam humat. Kemampuan adsorpsi maksimum dari Cddan Pb adalah

48,08 dan 61,73 mg g-1pada tanaman typha angustifolia dan 40,98 dan58,82 mg g-1 pada

Salix masudana. Keduanya karbon aktifyang berasal dari tanaman ini, memberikan sifat

regenerasi dan penggunaan kembali yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa TC dan SC

merupakan adsorben yang bagus dan efektif untuk menghilangkan kandungan logam Cd

dan Pb dari suatu larutan. 15BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan dalam skala

laboratorium dengan analisis kuantitatif, untuk menganalisis penurunan konsentrasi timbal

berdasarkan berat optimum dan waktu kontak limbah cair bengkel “X” sebelum dan

sesudah perlakuan dengan menggunakan arang typha angustifolia. Kemudian

membandingkan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

5 16Tahun 2014 Tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum

memiliki baku mutu air limbah yang ditetapkan. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2.1

Waktu Penelitian Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober

sampai dengan 30 Januari 2020. Berikut rencana penelitian yang akan dilaksanakan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 1 Waktu Penelitian No Kegiatan Oktober 2020

Page 19: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

November 2020 Desember 2020 Januari 2021 Februari 2021 I II III IV I II III IV I II III IV I II III

IV I II 1 Studi literatur 2 Penyusunan proposal 3 Percobaan penelitian: - Pengambilan

sampel limbah cair bengkel - Perlakuan percobaan dan pengamatan - Pengujian sampel. 5

Pengolahan data dan analisis data 6 Penjilidan Tugas Akhir 3.2.2 Lokasi Penelitian Lokasi

pengujian sampel dilakukan di UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup dinas perumahan

Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kota Padang Panjang. Sampel yang

digunakan untuk penelitian ini bersumber dari limbah cair bengkel “X” di Kota

Payakumbuh. Adapun titik pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3 1 Lokasi Pengambilan Sampel 3.3 Persiapan Penelitian 3.3.1 Persiapan Alat

Peralatan yang digunakan meliputi: 1. Seperangkat peralatan gelas (IWAKI, Pyrex), 2.

Neraca Analitik (Ohaus), 3. Oven (Memmert), 4. Pengayak 100 mesh, 5. Lumpang alu, 6.

Furnace, 7. Magnetic Stirer, 8. Cawan porselen, 9. Desikator, 10. Buret Mikro 5 mL, 11. AAS.

3.3.2 Persiapan Bahan Bahan-bahan yang digunakan meliputi: 1. Sampel limbah cair

bengkel cucian tangan 500 mL, 2. Tanaman typha angustifolia, 3. Asam Nitrat 10%, 4.

Aquadest, 3.4 Karakteristik Awal Sampel Dilakukan pengambilan sampel limbah cair pada

salah satu bengkel“X”. Sebelum dilakukan pengolahan dengan menggunakan arang typha

angustifolia, maka dilakukan analisis parameter timbal terlebih dahulu di UPTD

Laboratorium Lingkungan Hidup dinas perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan

Hidup Kota Padang Panjang. 3.4.1 Pengukuran Timbal Berdasarkan pada SNI-6989-8-2009

Disiapkan contoh uji yang telah disaring dengan saringan membran berpori 0,45 um dan

diawetkan. Contoh uji siap diukur. Masukkan contoh uji ke dalam SSA-nyala lalu ukur

serapan pada panjang gelombang 248,3 nm, bila diperlukan lakukan pengenceran. Catat

hasil pengukuran. 3.5 Penelitian Menggunakan Arang Aktif Pada penelitian ini, dilakukan

adalah pembuatan arang dari typha angustifolia yang akan digunakan sebagai adsorban

pada saat pengolahan limbah cair bengkel “X”. Percobaan akan dilakukan dengan

memvariasikan berat arang dan waktu kontak hingga mencapai titik optimum. 3.5.1

Pembuatan arang aktif typha angustifolia Berikut merupakan tahapan percobaan arang

typha angustifolia, yaitu: 1. Ambil sampel typha angustifoli untuk aktivasi arang. Gambar 3

Page 20: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

2 Proses Pengambilan Sampel Tanaman Typha Angustifolia 2. Tanaman typha angustifolia

dibersihkan dari sisa-sisa kotoran kemudian daun, batang dan akar dipisahkan dan dicuci

menggunakan air bersih. 3. Lalu dengan sinar matahari membantu proses pengeringan

dalam waktu 2 hari. Gambar 3 3 Proses Pengeringan Typha Angustifolia 4. Kemudian typha

angustifolia dikeringkan kembali dengan oven diatur pada suhu 60oC selama 24 jam dan

didiamkan disuhu kamar. 5. Typha angustifolia yang kering lalu dibakar (karbonisasi)

menggunakan tanur pada suhu 500oC dengan kadar oksigen yang rendah sampai

terbentuk arang dan didinginkan hingga mencapai suhu kamar. 6. Haluskan arang yang

telah terbentuk dengan lumpang dan alu, lalu dicuci kembali dengan aquades. 7. Lalu

arang dikeringkan dengan menggunakan oven diatur suhu 105oC selama 60 menit

kemudian diayak menggunakan ayakan ukuran 100 mesh. 8. Timbang 50 gram arang yang

terbentuk dan dimasukkan pada erlenmeyer. Arang yang didalamerlemneyer diaktivasi

dengan ditambahkan 500 mL larutan HNO310% selama 24 jam. 9. Kemudian diletakkan

Erlenmeyer untuk di stirer selama 10 menit dan diamkan selama 1 hari. 10. Saring arang

aktif dengan menggunakan kertas saring Whatman 41. Gambar 3 4 Proses Penyaringan

Arang Aktif 11. Menggunakan aquades arang aktif dicuci sampai mencapai pH netral. 12.

Arang aktif yang berada diwadah dikeringkan dengan oven selama 60 menit dan diatur

suhu 105 0C . 13. Selanjutnya arang ditimbang menggunakan neraca digital dan di simpan

ditempat yang kering dan tertutup. 14. Arang aktif sudah dapat dipakai untuk penelitian.

Gambar 3 5 Arang Hasil Karbonasi 3.5.2 Prosedur Percobaan Variasi Berat Arang Aktif

Berdasarkan penelitian Yen, dkk (2016) menyatakan bahwa berat optimum arangtypha

angustifolia sehingga dapat menghilangkan timbal sampai 90% yaitu sebesar 0.5 g dengan

banyak sampel 100 mL. Sedangkan pada penelitian ini, penulis akan mencoba untuk

memvariasikan berat dengan perbandingan di bawah ini, dimana diharapkan mendapatkan

berat efektif optimum dalam menurunkan kadar timbal. 1. Sediakan 4 buah erlemeyer 100

mL 2. Masukkan sampel limbah cair bengkel “X” sebanyak 100 mL pada masing-masing

erlemeyer. 3. Lalu tambahkan arang typha angustifolia dengan berat masing-masing 0.25 g,

0.5 g, 0.75 g, dan 1 g. Gambar 3 6 Proses Penambahan Variasi Berat Arang ke dalam

Page 21: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Sampel Limbah 4. Kemudian aduk. 5. Tunggu sampai arang didalam limbah tadi

mengendap ± 30 menit 6. Sampel dapat disaring dan diambil untuk dilakukan pengujian

terhadap parameter timbal menggunakan AAS. 3.5.3 Prosedur Variasi Waktu Kontak

Pengadukan Pada penelitian waktu kontak pengadukan dilakukan dengan menggunakan

magnetic stirrer. Berdasarkan penelitian Yen, dkk (2016) bahwa waktu kontak berpengaruh

terhadap penyerapan kandungan timbal dimana penyerapan optimum didapatkan pada

waktu kontak 8 jam. Maka pada penelitian ini penulis akan membuat variasi waktu kontak 7

jam, 8 jam, 9 jam, 10 jam. Setelah didapatkan berat arang optimum, maka sediakan 1 buah

erlemeyer 500 mL. 1. Masukkan sampel limbah cair bengkel “X” sebanyak 400 mL. 2. Lalu

tambahkan arang typha angustifolia dengan berat arang efektif yang diperoleh dari variasi

awal, kemudian aduk dengan shaker. 3. Ambil sampel setiap variasi 7 jam, 8 jam, 9 jam, 10

jam kemudian lakukan pengujian terhadap parameter timbal. 3.6 Data dan Sumber Data

3.6.1 Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Pengumpulan data

primer dapat dilakukan dengan pengamatan langsung hasil pemeriksaan laboratorium,

data hasil pengujian laboratorium uji yaitu diperoleh dari UPTD Laboratorium Lingkungan

Hidup dinas perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kota Padang

Panjang. Data sekunder diperoleh dari mempelajari studi literatur yang berkaitan dengan

penelitian serta semua informasi yang bermanfaat pada waktu penyusunan laporan. 3.6.2

Sumber Data Sumber data primer diperoleh dengan melakukan metode observasi, dan

metode dokumentasi. Dimana metode observasi adalah metode yang dipakai untuk

mendapatkan data secara langsung pada percobaan yang diamati. Metode dokumentasi

adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat keterangan yang telah

didokumentasikan dan mengambil dokumentasi penelitian dengan menggunakan kamera

atau dengan media lainnya guna memperoleh gambaran yang terjadi selama penelitian.

Sumber data sekunder didapatkandengan metode studi pustaka. Metode studi pustaka

merupakan suatu metode untuk mencari materi dan buku-buku atau sumber lain yang

dikutip secara langsung maupun tidak langsung sebagai dasarpada saat melakukan

penelitian. 3.7 Teknik pengambilan dan Analisis Data 3.7.1 Teknik Pengambilan Data

Page 22: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Pengambilan data dilakukan selama proses penelitian yang meliputi waktu kontak dan

waktu penyerapan. Pada saat proses pengujian telah selesai dilakukan, maka dilakukan

pengukuran pada kandungan timbal. 3.7.2 Analisis Data 3.7.2.1 Analisis kadar timbal, pada

sampel yang telah diuji dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Kosentrasi logam

Timbal (mg/L) = C x fp Keterangan: C adalah konsentrasi yang didapat hasil pengukuran

(mg/L) fp adalah faktor pengenceran 3.7.2.2 Persentase efektifitas dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus dibawah ini. 3.7.2.3 Persamaan Isoterm adsorpsi a. Persamaan

isoterm langmuir Keterangan: Ce = konsentrasi equilibrium (mg/ l) Qe = adsorbat yang

terserap pada saat equilibrium (mg/g) KL = konstanta Langmuir (l/mg) Qm = kapasitas

adsorpsi b. Persamaan isoterm Freundlich 𝑄𝑒 = 𝐾𝑓. 𝐶𝑒1/𝑛 Keterangan: Qe = jumlah

adsorbat pada permukaan (mg/ g) Ce = konsentrasi equilibrium (mg/l) 𝐾𝑓 dan n =

konstanta freundlich menunjukkan ikatan antara adsorbat dengan adsorben dan diperoleh

dengan cara eksperimen. 3.8 Kerangka Metodologi Adapun langkah-langkah penelitian

yang dilakukan penulis dapat dilihat pada gambar dibawah ini. BAB IV HASIL DAN

PEMBAHASAN 4.1 Umum Bab ini menjelaskan mengenai data yang telah diperoleh dari

hasil penelitian yang telah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan. Prinsip

dari penurunan kandungan timbal dalam penelitian ini yaitu dengan memanfaatkan

metode adsorbsi agar 6memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Proses

adsorbsi dilakukan dengan cara mengkarbonasi tanaman typha angustifolia pada suhu

5000C dan mengaktivasi secara kimia dengan menggunakan larutan HNO3 10%. Setelah

diaktivasi, dilanjutkan dengan proses pengadukan menggunakan magnetic strirrer dengan

variasi berat dan variasi waktu kontak yang telah ditetapkan sampai didapatkan titik

optimum, serta dilanjutkan dengan mengukur kadar timbal. 4.2 Hasil 4.2.1 Pengujian

Sampel Limbah Cair Bengkel Analisis dilakukan di UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup

dinas perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kota Padang Panjang.

Parameter yang diuji yaitu logam timbal. Hasil pengujian sampel limbah cair bengkel “X”

dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4 1 Data Sebelum Pengujian Hasil Pengujian Timbal

(mg/L) Keterangan 0,6623 Sebelum Pengujian 0,1 Standar Baku Mutu *) : Peraturan Menteri

Page 23: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Sumber : hasil Pengujian di

UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup dinas perumahan Kawasan Pemukiman dan

Lingkungan Hidup Kota Padang Panjang 4.2.2 Pengujian Variasi Berat OptimumArang aktif

Variasi berat arang aktif typha angustifolia pada penelitian ini yaitu (VB-1) 0,25 g, (VB-2) 0,5

g, (VB-3) 0,75 g, (VB-4) 1 g. Volume sampel limbah cair bengkel yang digunakan sebanyak

100 mL, dilakukan pengadukan dengan magnetic strirrer untuk masing-masing

perbandingan. Hasil dari variasi berat arang aktif typha angustifolia terhadap parameter

timbal dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4 2 Variasi Berat (VB) Optimum Arang Aktif

Terhadap Parameter Timbal Hasil Pengujian Timbal (mg/L) Keterangan 0,6623 Sebelum

Pengujian 0,0641 0,25 g 0,0463 0,50 g 0,0517 0,75 g 0,0769 1 g 0,1 Standar Baku Mutu *) :

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Sumber:

Data hasil Pengujian UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup dinas perumahan Kawasan

Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kota Padang Panjang 4.2.3 Pengujian Variasi Waktu

Kontak Optimum Berdasarkan hasil data variasi berat arang typha angustifolia, didapatkan

berat arang optimum pada variasi berat arang ke-2 yaitu 0,5 g dengan volume sebanyak

100 mL. setelah didapatkan berat arang optimum, maka dilanjutkan dengan variasi waktu

kontak optimum dengan menggunakan magnetic strirrer. Adapun variasi waktu kontak

(VWK-1) 7 jam, (VWK-2) 8 jam, (VWK-3) 9 jam, (VWK-4) 10 jam. Hasil variasi waktu kontak

terhadap parameter timbal dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4 3 Variasi Waktu Kontak

(VWK) Optimum Terhadap Parameter Timbal Hasil Pengujian Timbal (mg/L) Keterangan

0,6623 Sebelum Pengujian 0,0412 7 jam 0,0324 8 jam 0,0385 9 jam 0,0437 10 jam 0,1

Standar Baku Mutu *) : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2014 Sumber: Data hasil Pengujian UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup dinas

perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kota Padang Panjang 4.2.4

Persentase Efektivitas Dari variasi berat arang dan variasi waktu kontak yang telah

dilakukan, maka didapatkan persentase efektivitas dari penurunan parameter timbal,

dimana dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4 4 %Efektivitas Variasi Berat Arang

dan Variasi Waktu Kontak Terhadap Penurunan Parameter Timbal Variasi Berat Arang

Page 24: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Variasi Waktu Kontak Efektivitas (%) Keterangan Efektivitas (%) Keterangan 90,32 0,25 g

93,78 7 jam 93,01 0,50 g 95,11 8 jam 92,19 0,75 g 94,19 9 jam 88,39 1 g 93,40 10 jam 4.2.5

Persamaan Isoterm Adsorpsi Penentuan tipe isoterm adsorpsi ion logam timbal pada

limbah cair bengkel dilakukan uji secara regresi linear sederhana dengan menggunakan

persamaan Langmuir dan Freundlich dengan menghubungkan antara nilai konsentrasi

adsorbat saat kesetimbangan (Ce) serta konsentrasi adsorbat saat kesetimbangan per

banyaknya zat yang terjerap per satuan adsorben. Dimana dari penelitian yang dilakukan,

didapatkan perhitungan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dilihat pada Tabel

4.5. Tabel 4 5 Perhitungan Isoterm Adsorpsi Langmuir pada Adsorben Arang Typha

Angustifolia Massa (gram) Konsentrasi awal (C0) Konsentrasi akhir (Ce) %Removal Selisih

(Qe) Log Qe Log Ce 0,25 0,6623 0,0641 90,32 0,5982 -0,223 -1,19 0,5 0,6623 0,0463 93,01

0,616 -0,210 -1,33 0,75 0,6623 0,0517 92,19 0,6106 -0,214 -1,29 1 0,6623 0,0769 88,39

0,5854 -0,233 -1,11 Sementara untuk perhitungan persamaan isoterm adsorpsi Freundlich

dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4 6 Perhitungan Isoterm Adsorpsi Freundlich pada

Adsorben Arang Typha Angustifolia Massa (gram) Konsentrasi awal (C0) Konsentrasi akhir

(Ce) %Removal Selisih (Qe) Log Qe Log Ce 0,25 0,6623 0,0641 90,32 0,5982 -0,223 -1,19 0,5

0,6623 0,0463 93,01 0,616 -0,210 -1,33 0,75 0,6623 0,0517 92,19 0,6106 -0,214 -1,29 1

0,6623 0,0769 88,39 0,5854 -0,233 -1,11 4.3 Pembahasan Pengujian awal dilakukan untuk

mengetahui kadar parameter timbal yang terkandung didalam limbah cair bengkel, dimana

hasil awal dapat dilihat pada tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa hasil pengujian parameter

timbal yaitu 0,6623 mg/L tidak memenuhi baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. 4.3.1 Analisis Timbal Variasi berat arang typha

angustifolia dengan volume sampel limbah cair 100 mL diaduk menggunakan magnetic

strirrer terhadap parameter timbal dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4 1 Analisis

Variasi Berat Arang Aktif typha angustifolia Terhadap Penurunan Timbal Berdasarkan

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penurunan kadar timbal optimal terjadi pada Variasi Berat

ke-2 dengan berat arang yaitu 0,5 g dan penurunan kadar timbal dari 0,6623 mg/L menjadi

0, 0463 mg/L. Besar penurunan yang diperoleh yaitu 0,616 mg/L. Sementara penurunan

Page 25: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

kadar timbal terendah terjadi pada variasi yang ke-4 dengan berat arang 1 g dan

penurunan dari 0,6623 mg/L menjadi 0,0769 mg/L, dengan selisih penurunan yaitu sebesar

0,5854 mg/L. Penelitian ini membuktikan jika penambahan berat arang akan menyebabkan

besarnya penurunan kadar timbal dan penurunan kadar timbal agak berkurang apabila

penambahan berat arang sudah semakin banyak (Chungfang, 2017). Variasi Waktu Kontak

(VWK) dilakukan dengan pengadukan berat arang yang optimal, hasil analisis kadar timbal

dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4 2 Analisis Variasi Waktu Kontak (VWK) Terhadap

Penurunan Timbal Gambar 4.2 menunjukkan penurunan kadar timbal semakin besar

dengan pengaruh waktu kontak. Waktu kontak tertinggi terjadi selama 8 jam dari 0,6623

mg/L menjadi 0,0324 mg/L. dimana besar penurunan yang terjadi yaitu 0,6229 mg/L.

Kemampuan adsorpsi akan terus bertambah dengan peningkatan waktu kontak adsorpsi

dengan adsorben hingga mencapai waktu kontak optimum. Proses adsorbsi mencapai

waktu kontak optimum pada waktu 8 jam, sehingga tidak akan terjadi lagi penurunan yang

tinggi meskipun waktu kontak ditambahkan lagi. (Yen, 2011) Persentase Efektivitas dari

berat arang dapat dilihat pada Gambar 4.3 Gambar 4 3 Persentase Efektivitas Berat Arang

terhadap Penurunan Kadar Timbal Dimana persentase tertinggi diperoleh pada berat arang

0,5 g yaitu sebesar 93,01%. Pada berat arang 0,5 g kondisi optimum untuk penurunan

parameter timbal ini. Sementara itu persentase efektivitas dari waktu kontak dapat dilihat

pada Gambar 4.4 Gambar 4 4 Persentase Efektivitas Berat Arang terhadap Penurunan Kadar

Timbal Sementara untuk waktu kontak persentase efektivitas tertinggi diperoleh pada

waktu kontak 8 jam yaitu sebesar 95,11%. Pada waktu kontak selama 8 jam kondisi

optimum untuk penurunan parameter timbal ini. Persamaan Isoterm Adsorpsi Langmuir

dan Freundlich Isoterm 29Langmuir menggambarkan bahwa pada permukaan adsorben

terdapat sejumlah situs aktif yang sebanding dengan luas permukaan dan setiap situs aktif

hanya dapat mengadsorp satu molekul (Siti Sulasridkk., 2014). Sementara itu isoterm

Freundlich merupakan proses adsorpsi yang terjadi pada permukaan adsorben yang

heterogen. Berikut adalah Kurva Isoterm Langmuir dan Isoterm Freundlich berdasarkan

data pada Tabel 4.5 dan 4.6 Gambar 4 5 Kurva Isoterm Langmuir Sementara itu isoterm

Page 26: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Freundlich merupakan proses adsorpsi yang terjadi pada permukaan adsorben yang

heterogen. Gambar 4 6 Kurva Isoterm Langmuir Dari Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 bahwa

penentuan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich dapat diketahui dengan

cara melihat nilai R2 yang mendekati 1. Hasil perbandingan nilai R2 dari persamaan isoterm

adsorpsi langmuir dan freundlich menunjukkan bahwa persamaan isoterm freundlich

memiliki nilai R2 mendekati 1 yaitu sebesar 0,9834, sedangkan nilai R2 isoterm adsorpsi

langmuir hanya 0,9373. Adsorpsi pada timbal ini mengikuti tipe isoterm Freundlich,

sehingga tipe ini lebih tepat untuk mencirikan mekanisme adsorpsi ion logam timbal oleh

arang typha angustifolia. Apabila mengikuti isoterm Freundlich maka adsorpsi terjadi

secara fisisorpsi multilayer. Mekanisme fisisorpsi dapat membentuk ikatan antar ion logam

yang terdapat dalam limbah, selain ikatannya dengan adsorben. Kedua ikatan tersebut

hanya terikat oleh gaya Van Der Waals sehingga ikatan antara adsorbat dan adsorben

bersifat lemah. Hal ini dapat menyebabkan adsorbat leluasa bergerak hingga akhirnya

terjadi proses adsorpsi banyak lapisan. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan

penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa : 1. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan,

arang aktif Typha Angustifolia efektif dalam menurunakan kadar timbal pada limbah cair

bengkel. 2. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan berat dan waktu

pengadukan efektif arang typha angustifolia yaitu 0,5 g dengan waktu kontak optimum

selama 8 jam. 5.2. Saran Diharapkam agar hasil penelitian ini dapat dilanjutkan dan

dikembangkan misalnya menambahkan parameter kimia lainnya untuk dilakukan

pemeriksaan, atau melakukan analisis pencemar pada sumber air pada pemukiman

disekitar bengkel. 53 53 17 53 53 53 53

Page 27: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

Sources

1 https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1266/05.2%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllowed=yINTERNET

2%

2 https://bukanarjuna.com/tumbuhan-yang-hidup-di-air/INTERNET

1%

3 https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1292061006-3-BAB%20II.pdfINTERNET

1%

4 https://ilmulingkungan.com/pengelompokan-limbah-berdasarkan-bentuk-atau-wujudnya/INTERNET

<1%

5 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45290/Chapter%20II.pdf;sequence=5INTERNET

<1%

6 https://ilmualambercak.blogspot.com/2013/04/pengertian-chemical-oxygen-demand-cod.htmlINTERNET

<1%

7 https://nanaaykac.blogspot.com/2017/03/penanganan-limbah-cair-primer-skunder.htmlINTERNET

<1%

8 https://dyahdwip.blogspot.com/2014/01/pengujian-bod-biochemical-oxygen-demand.htmlINTERNET

<1%

9 https://www.coursehero.com/file/62470701/Tugas-1-Kelompok-1docx/INTERNET

<1%

10https://www.researchgate.net/publication/323158175_Biosorption_of_lead_II_from_an_aqueous_solution_using_biosorbents_prepared_from_water_plantsINTERNET

<1%

11https://core.ac.uk/download/pdf/208844037.pdfINTERNET

<1%

12https://www.academia.edu/33561621/TUGAS_MAKALAH_LIMBAH_CAIR_pdfINTERNET

<1%

13https://123dok.com/document/nq7j83vq-penentuan-kromium-selenium-sungai-metode-inductively-couple-plasma.htmlINTERNET

<1%

14https://www.academia.edu/37512585/UPAYA_MENURUNKAN_KADAR_LOGAM_TEMBAGA_Cu_PADA_LIMBAH_KERAJINAN_PERAK_DI_LOMBOK_TENGAH_DENGAN_MEMANFAATKAN_KARBON_BAGGASE_TERAKTIVASIINTERNET

<1%

Page 28: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

15http://etheses.uin-malang.ac.id/843/7/11510078%20Bab%203.pdfINTERNET

<1%

16https://environmentalchemistry.files.wordpress.com/2018/02/permenlhk-no-68-tahun-2016-baku-mutu-air-limbah-domestik1.pdfINTERNET

<1%

17http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JE/article/download/1158/944INTERNET

<1%

18https://virochemist.blogspot.com/2010/12/indikator-pencemaran-air.htmlINTERNET

<1%

19https://baksampahlucu.wordpress.com/2015/06/04/macam-macam-limbah-atau-sampah/INTERNET

<1%

20http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17350/Chapter%20II.pdf;sequence=4INTERNET

<1%

21http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43741/Chapter%20II.pdf;sequence=4INTERNET

<1%

22https://www.researchgate.net/publication/318342414_ANALISA_KADAR_LOGAM_TIMBAL_Pb_DALAM_TANAMAN_LIDAH_MERTUA_SANSIVIERA_Sp_DI_KOTA_TEGAL_DENGAN_METODE_SPEKTROFOTOMETER_SERAPAN_ATOM_SSAINTERNET

<1%

23https://www.papermakalah.com/2017/09/makalah-pencemaran-air.htmlINTERNET

<1%

24https://summer-absolutely.icu/blog/9-sifat-limbah-b3-dan-perbedaannya-yang-penting-diketahuinhfbk2976uq0nINTERNET

<1%

25https://radiks.files.wordpress.com/2010/09/7796686-penentuan-daya-serap-arang-aktif-teknis-terhadap-iodium.pdfINTERNET

<1%

26http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34245/Chapter%20II.pdf;sequence=4INTERNET

<1%

27https://www.academia.edu/4978824/PENGOLAHAN_DAN_PEMANFAATAN_LIMBAH_TEKSTIL_APAKAH_LIMBAH_TEKSTIL_ITU_INTERNET

<1%

28https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi/article/download/1098/1005INTERNET

<1%

29http://ejournalunb.ac.id/index.php/JSN/article/download/31/30INTERNET

<1%

Page 29: Plagiarism Checker X - Report - STTIND

30https://pubs.rsc.org/en/content/articlelanding/2017/ra/c6ra28035h#!INTERNET

<1%